“tandeg”abstrak firda hasanah (42150810) sebagai produser, fiki asari (42150942) sebagai...
TRANSCRIPT
PROGRAM DOKUMENTER TELEVISI
“TANDEG”
TUGAS AKHIR
Diajukan untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan Program Diploma III
Firda Hasanah 42150810
Fiki Asari 42150942
Dilla Permata Sari 42150997
Aldino Novian 42150996
Program Studi Penyiaran
Akademi Komunikasi BSI Jakarta
Jakarta 2018
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, dengan mengucapkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang
telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga pada akhirnya penulis dapat
menyelesaikan tugas ini dengan baik. Dimana tugas akhir ini penulis sajikan dalam
bentuk buku yang sederhana. Adapun judul tugas akhir, yang penulis ambil sebagai
berikut “TANDEG”
Tujuan penulisan tugas akhir ini dibuat sebagai salah satu syarat kelulusan
program Diploma III Akademi Komunikasi BSI Jakarta. Sebagai bahan penulisan,
penulis telah melakukan riset dan praktek langsung. Penulis menyadari bahwa tanpa
bimbingan dan dorongan dari semua pihak, penulisan Tugas Akhir ini tidak akan
lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini, izinkan lah penulis menyampaikan
ucapan terima kasih kepada :
1. Direktur Akademi Komunikasi BSI Jakarta.
2. Ketua Jurusan Penyiaran AKOM BSI.
3. Jaka Atmaja S.Ikom, M.M
4. Nicko Ardiwibowo S.Ikom
5. Orang Tua tercinta memberikan dukungan moral maupun materi.
6. Keluarga besar kami yang telah memberikan bantuan dengan tenaga dan
masukan – masukan yang bermanfaat untuk kami.
Serta semua pihak yang membantu terwujudnya penulisan ini. Penulis
menyadari bahwa penulisan Tugas Akhir ini masih jauh sekali dari sempurna, untuk
itu penulis mohon kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan
yang penulisan dimasa yang akan datang.
Akhir kata semoga tugas akhir ini dapat berguna bagi penulis khusunya dan
bagi para pembaca yang berminat pada umumnya.
Jakarta, 20 Juli 2018
Firda Hasanah
Penulis
ABSTRAK
Firda Hasanah (42150810) sebagai Produser, Fiki Asari (42150942) sebagai
Sutradara, Dilla Permata Sari (42150997) sebagai Penulis Naskah dan sebagai
Penata Kamera, Aldino Novianto (42150996) sebagai Editor, “TANDEG”.
Penulis pada kesempatan ini membuat karya dalam bentuk program dokumenter
televisi. Program dokumenter televisi ini terinspirasi dari seorang nelayan yang
bertempat tinggal di eretan wetan, kabupaten indramayu. Nelayan tersbut berjuang
dari nol dan sampai sekarang memiliki satu buah kapal yang di kasih untuk dirinya.
Dengan melakukan riset dan observasi penulis memberikan judul program
dokumenter televisi “TANDEG” Program dokumenter televisi dianggap sebagai
rekaman dalam waktu kejadian sebenarnya, kehidupan nyata seperti apa adanya,
spontan tanpa adanya drama. Adapun materi dalam proses pembuatan film
Dokumenter yaitu harus diatur, diolah kembali dan dirancang sturkturny. Pada proses
penciptaan karya di mana penulis harus melakukan tiga tahap yaitu pra produksi,
produksi, dan pasca produksi. Penulis mengharapkan film ini dapat memberikan
insprasi untuk para penonton mengenai seorang nelayan yang jujur sehingga
mendapatkan bonus sebuah kapal. Penulis mengharapkan semoga film dokumenter
ini dapat menginspirasi para penonton dan nelayan indonesia.
KATA KUNCI : DOKUMENTER, TANDEG
ABSTRACT
Firda Hasanah (42150810) sebagai Produser, Fiki Asari (42150942) sebagai
Sutradara, Dilla Permata Sari (42150997) sebagai Penulis Naskah dan sebagai
Penata Kamera, Aldino Novianto (42150996) sebagai Editor, “TANDEG”.
The author on this occasion made the work in the form of a television documentary
program. This television documentary program is inspired by a fisherman who lives
in setan wetan, indramayu district. The fisherman struggled from scratch and has a
ship in love for him. By doing research and observation the author gives the title of
television documentary program "TANDEG" Television documentary programs are
regarded as recording in real time, real life as it is, spontaneously in the absence of
drama. The material in the process of filming a documentary that must be arranged,
processed again and designed sturkturny. In the process of creating works in which
the author must perform three phases namely pre production, production, and post
production. The author hopes this film can provide an inspiration to the audience
about an honest fisherman so get a bonus ship. The authors hope that this
documentary can inspire the audiences and Indonesian fishermen.
KEY WORDS: DOCUMENTER, TANDEG
Daftar Isi
Lembar Judul Tugas Akhir……………………………………………. i
Lembar pernyataan Keaslian Tugas Akhir ……………………………. ii
Lembar pernyataan Persetujuan Publikasi Karya Ilmiah ……………… iii
Lembar persetujuan dan pengesahan Tugas Akhir ……………………. iv
Lembar konsultasi Tugas Akhir ……………………………………….. v
Kata Pengantar ………………………………………………………….. ix
Abstrak ………………………………………………………………….. x
Abstract …………………………………………………………………. xi
Daftar Isi ……………………………………………………………....... xiv
Daftar Gambar………………………………………………………...... xvii
Daftar Table …………………………………………………………..... xviii
Daftar Lampiran ………………………………………………………… xviii
BAB I PENDAHULUAN ……………………………………… 1
1.1. Latar Belakang Program ……………………………
1
1.2. Kegunaan Program ……………………………….....
2
1.2.1. Kegunaan Khalayak ……………………….....
4
1.2.2. Kegunaan Praktis ……………………………..
4
1.2.3. Kegunaan Akademis ……………………….....
5
1.3. Referensi Audio Visual ……………………………..
5
BAB II KAJIAN PROGRAM ………………………………....... 7
2.1. Kategori Program …………………………………… 7
2.2. Format Program …………………………………….. 9
2.3. Judul Program ………………………………………. 11
2.4. Target Audience …………………………………..... 11
2.5. Karakteristik Program ………………………………. 14
BAB III LAPORAN PRODUKSI ……………………………….. 16
3.1. Proses Kerja Produser ……………………………….
16
3.1.1. Pra Produksi …………………………………..
18
3.1.2. Produksi ……………………………………….
21
3.1.3. Pasca Produksi ………………………………..
22
3.1.4. Lembar dan Tanggung Jawab Produser ………
23
3.1.5. Proses Penciptaan Karya ………………………
24
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya ………….......
26
3.1.7. Lembar Kerja Produser ……………………….
28
3.2. Proses Kerja Sutradara ……………………………….
49
3.2.1. Pra Produksi……………………………….......
50
3.2.2. Produksi……………………………………….
52
3.2.3. Pasca Produksi…………………………………
54
3.2.4. Lembar dan Tanggung Jawab Sutradara ………
55
3.2.5. Proses Penciptaan Karya………………………
56
3.2.6. Kendala Produksi dan Solusinya ………………
57
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara…………...…………….. 59
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah ………………………….
69
3.3.1. Pra Produksi……………………………………
70
3.3.2. Produksi………………………………………..
72
3.3.3. Pasca Produksi…………………………………
73
3.3.4. Lembar dan Tanggung Jawab Penulis Naskah…
73
3.3.5. Proses Penciptaan Karya……………………….
76
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya ……………….
77
3.3.7. Lembar Kerja Penulis Naskah ………………….
79
3.4. Proses Kerja Camera Person …………………………. 97
3.4.1. Pra Produksi ……………………………………
100
3.4.2. Produksi ………………………………………
101
3.4.3. Pasca Produksi ………………………………….
102
3.4.4. Lembar dan Tanggung Jawab Camera Person ….
103
3.4.5. Proses Penciptaan Karya ………………………..
104
3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya ………………..
107
3.4.7. Lembar Kerja Camera Person ……………………
108
3.5. Proses Kerja Editor …………………………………….. 126
3.5.1. Pra Produksi …………………………………... 127
3.5.2. Produksi …………………………………………
128
3.5.3. Pasca Produksi …………………………………
129
3.5.4. Lembar dan Tanggung Jawab Editor …………. 132
3.5.5. Proses Penciptaan Karya ………………………. 133
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusinya ………………
135
3.5.7. Lembar Kerja Editor ………………………….
136
BAB IV PENUTUP ………………………………………………… 170
4.1. Kesimpulan …………………………………………… 170
4.2. Saran …………………………………………………. 171
DAFTAR PUSAKA ……………………………………………………… 172
DAFTAR RIWAYAT HIDUP …………………………………………… 173
SURAT KETERANGAN PKL/RISET …………………………………. 177
LAMPIRAN ……………………………………………………………… 178
Daftar Gambar
I.1. Referensi Audio Visual …………..……………………………… 5
I.2. Referensi Audio Visual ………………………………………………
6
I.3. Referensi Audio Visual ………………………………………………
6
III.4.Spesifikasi Kamera VG Nex 30 ……………………………………..
123
Daftar Table
III.1. Working Schedule ……………………………………………... 30
III.2. Breakdown Budgeting …………………………………………. 34
III.3. Shoting Schedule ………………………………………………. 38
III.4. Equipment List Harian ………………………………………… 42
III.10. Outline Naskah ................................................................. 60
III.11. Transkip Wawancara .......................................................... 83
III.12. Naskah VO ....................................................................... 95
III.13. Kamera Report .................................................................. 109
III.14. Spesifikasi Kamera ............................................................ 123
III.15. Laporan Editing ................................................................ 137
III.16. Logging Pcture ................................................................. 157
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Program
Media adalah alat yang digunakan dalam menyampaikan pesan – pesan
dari sumber kepada khalayak dengan menggunakan alat – alat komunikasi
mekanis seperti surat kabar, film, radio, dan televisi.
Kemajuan media massa saat ini sangat pesat dari mulai koran, televisi, sampai
yang terbaru yaitu media internet. Perkembangan media massa tidak lepas dari
kebutuhan akan media yang tepat untuk memenuhi rasa keingintahuan masyarakat.
Media massa seperti koran, sekarang ini mengedepankan informasi lokal sehingga
tiap warga mempunyai kedekatan dengan daerah dimana mereka tinggal. Media
massa lain yaitu televisi, juga telah mempunyai jaringan untuk konten lokal.
Program-program televisi yang di tampilkan dalam sejarah televisi pada
umum nya memiliki berbagai macam karakteristik, di antaranya program pendidikan,
program informasi, program berita, program budaya, dan program hiburan. Ada
beberapa kategori yang mengarah pada program berita, dokumenter, program drama,
program magazine show, program musik, dan lain-lain.
Televisi merupakan suatu media komunikasi massa yang dapat
menyampaikan pesan jarak jauh pesan yang di sampaikan berupa audio dan visual.
Khalayak sebagai komunikan atau orang yang menerima pesan akan memperoleh
informasi dari televisi lewat indera penglihatan dan pendengaran.
Secara definitif, televisi siaran dapat dimaknai sebagai suatu media massa
elektronik periodik dengan penyelanggaraan penyiarannya melalui teknik audio
visual yang berbentuk program.
Dokumenter merupakan program yang tepat untuk menjadi wadah
pengangkatan tema yang di pilih oleh penulis, karena dokumenter program yang di
hasilkan dari sebuah rekaman langsung kejadian nyata yang sedang berlangsung.
Menurut Irwanto dkk (2014:49) menyatakan bahwa :
“Program Dokumenter adalah suatu program televisi yang memuat unsur –
unsur peristiwa sejarah yang penting dan perlu diketahui khalayak yang dapat
disajikan secara naratif, wawancara narasumber kompoten, maupun deskriptif
melalui proses proses perekaman kamera”.
Indonesia merupakan negara maritim. Negara maritim adalah negara yang
sebagian besar wilayahnya merupakan perairan yaitu lebih kecil daripada luas
lautanya, bahkan Indonesia termasuk negara dengan laut terluas di dunia. Maka tak
heran jika Indonesia disebut negara maritim karena memang di Indonesia terpampang
luas lautan kurang lebih 3.273.810 km2
atau sebagian besar wilayah Indonesia
merupakan wilayah perairan.
Indramayu adalah salah satu kabupaten di Provinsi Jawa Barat, Indonesia.
Kabupaten Indramayu terdiri atas 33 kecamatan, yang di bagi lagi atas sejumlah 315
desa dan kelurahan.
Desa Eretan Wetan Kecamatan Kandanghaur Kabupaten Indramayu adalah
salah satu desa yang terletak di wilayah pesisir Pantura. Nama Eretan Wetan sendiri
berasal dari kata Eret, yaitu aktifitas menarik rakit atau getek dengan tambang yang
saat itu merupakan media transportasi satu-satu nya yang menghubungkan dua desa.
Mayoritas penduduk Eretan Wetan terdorong menjadi masyarakat nelayan dan
menggantungkan hidupnya dari hasil laut, baik sebagai nelayan tangkap, pengusaha
atau bakul ikan, buruh pengelolah atau jasa lainnya.
Gambaran jika mendengar kata “Nelayan” adalah suatu profesi yang
pendapatannya hanya dapat memenuhi kebutuhan satu hari yang terbatas. Dengan
pekerjaan inilah nelayan menyambung hidup keluarga seorang nelayan. Biasanya
nelayan sangat bergantung pada musim, pada akhirnya permasalahan yang timbul
yakni ketika sedang musim panceklik menyebabkan menurunnya hasil tangkapan,
dan akan berpengaruh pada pendapatan nelayan. Modal melaut merupakan
permasalahan yang di hadapi nelayan ketika panceklik karena modal yang
dikeluarkan lebih besar di bandingkan dengan pendapatan.
Dari beberapa fakta penulis berkeinginan membuat film dokumenter bertema
tentang Seorang Nelayan di Eretan Wetan yang merujuk kepada fakta kehidupan
seorang nelayan. Karena kerja keras dan memiliki kepribadian yang jujur membuat
diri nya menjadi kepercayaan orang dan sukses. Meski sepanjang hari mencari ikan di
tengah laut kadang hasil yang di dapat tidak seberapa, beberapa kendala tentu nya
tidak membuat narasumber berkecil hati, tetap semangat berapa pun ikan yang di
dapat.
Dalam pemilihan program dokumenter ini penulis berharap program ini dapat
memberikan pencerahan, informasi, inspirasi, pengetahuan yang di suguhkan dari apa
yang kita buat dalam program dokumenter.
1.2. Kegunaan Program
Dalam penyusunan tugas akhir ini, akan di jelaskan kegunaan dari penulis
desain produksi, yaitu agar dapat menerapkan dan mengembangkan ilmu
pengetahuan yang di dapat selama kuliah di Akademi Bina Sarana Informatika
kepada khalayak. Maksud pembuatan program dokumenter “TANDEG”, penulis
ingin menginformasikan kepada khalayak bagai mana seorang nelayan biasa sukses
karena kerja keras dan kejujuran nya.
Sedangkan tujuannya terbagi menjadi tiga, di antaranya :
1.2.1. Kegunaan Khalayak
Kegunaan bagi khalayak yaitu penulis memberikan suatu program film
dokumenter yang disajikan kepada masyarakat dengan memberikan sedikit hiburan
serta banyak informasi dan meberikan motifasi. Dan juga agar masyarakat tahu
bahwa dokumenter juga menarik untuk di tonton.
1.2.2. Kegunaan Praktisi
Mengaplikasikan ilmu yang penulis dapat selama kuliah menuangkannya
dalam sebuah karya. Merealisasikan ilmu – ilmu yang di pelajari baik teori maupun
praktek selama menimba ilmu di akademi Bina Sarana Informatika. Dalam membuat
karya dokumenter televisi. Selain itu untuk memajukan dunia pertelevisian dalam hal
penayangan program acara televisi khususnya acara dokumenter. Dimana produser
sangat berperan dalam membuat suatu program yang bervariasi sehingga karyanya
layak di jual.
1.2.3. Kegunaan Akademis
Kegunaan dari karya yang di buat ini sebagai salah satu persya ratan kelulusan
Tugas Akhir (TA) program Diploma Tiga (D III) Jurusan Broadcasting Akademi
Komunikasi (AKOM) Bina Sarana Informatika (BSI). Selain itu juga sebagai
motivator dan meningkatkan kreatifitas untuk memperbanyak produksi dokumenter.
1.3. Referensi Audio Visual
Audio visual yang di gunakan di sini hasil karya sendiri dari soundman.
Membuat sendiri beberapa backsound yang di butuhkan untuk melengkapi setiap
segmen. Yang di antaranya penulis memiliki beberapa refrensi acara yaitu :
• Indonesia Bagus episode Jepara Kota dan Desa Tiada Dua
Gambar I.1
Pada episode ini visual yang di tampilkan sangat menarik perhatian peenonton
dari segi pengambilan gambar yang menampilkan keindahan alam Kota
Jepara dan memiliki backsound yang tidak monoton.
• Kompas Ekspedisi Cincin Api, Eps Tambora
Gambar I.2
Pada episode ini jauh berbeda dengan Eagle MetroTV episode Saleko,
Pusaka Tana Taroja, episode ini menceritakan tentang sejarah gunung
tambora yang berada di Nusa Tenggara Barat.
• Eagle MetroTV episode Saleko, Pusaka Tana Toraja
Gambar I.3
Pada episode ini tidak jauh berbeda dengan Indonesia Bagus episode
Jepara Kota dan Desa Tiada Dua, hanya saja program dokumenter ini
lebih banyak menampilkan kebudayaan.
BAB II
KAJIAN PROGRAM
2.1. Kategori Program
Informasi adalah suatu data, data yang berupa fakta kenyataan yang
menggambarkan suatu kejadian dan kesatuan nyata. Yang kemudian data tersebut
diolah melalui suatu metode untuk menghasilkan suatu informasi, kemudian
penerima menerima informasi tersebut.
Pendidikan adalah tindakan atau proses menyampaikan atau memperoleh
pengetahuan, mengemnangkan kekuatan penalaran dan penilaian, dan umumnya
mempersiapkan diri sendiri atau orang lain secara intelektual untuk kehidupan.
Hiburan adalah segala sesuatu baik yang berbentuk kata-kata. Pada umumnya
hiburan dapat berupa musik dan film.
Berdasarkan pengertian di atas maka program dokumenter yang akan kami
buat terdapat unsur informasi, edukasi, dan hiburan hal ini tidak lepas bahwa kami
ingin dokumenter yang akan di buat bukan sekedar menjadi tontonan saja akan tetapi
dapat bermanfaat kepada masyarakat yang menonton program dokumenter kami. Hal
ini dapat di lihat dari tema dokumenter yang kami ambil yaitu dokumenter profail.
Dalam menentukan suatu program harus di pikirkan terlebih dahulu apa jenis
program yang akan di buat, baik dari segi pemilihan tema maupun judul program. Hal
ini sangat penting agar program yang akan di buat menjadi layak
untuk di tonton serta jelas kemana arah sasaran program tersebut. Agar
program yang akan di buat menjadi lebih mudah di pahami oleh khalayak umum.
Dokumenter merupakan satu bentuk audio visual yang menceritakan tentang
sebuah fenomena sebuah tempat, seseorang yang memberikan sebuah inspirasi.
Kunci dari sebuah pembuatan dokumenter adalah fakta. Terlebih dahulu pembuatan
dokumenter harus melakukan riset.
Menurut Fachruddin (2012:218) menyimpulkan bahwa :
Dokumenter merupakan film yang menceritakan sebuah kejadian nyata
dengan kekuatan ide kreatornya dalam merangkai gambar-gambar menarik
menjadi istimewa secara keseluruhan. film dokumenter adalah upaya
menceritakan kembali sebuah kejadian atau realitas menggunakan fakta dan
data.
Menurut Fachruddin (2012:335) menyimpulkan bahwa
Film dokumenter yang di produksi untuk kepentingan televisi hakikatnya
berbeda dengan membuat film dokumenter independen. Karena proses riset
sangat singkat, waktu penggarapan yang terkesan dikejar tayang atau
pendekatan produksi yang sederhana. Adapun dokumenter independen lebih
leuasa memakan waktu untuk riset dengan penggarapannya.
Berdasarkan kutipan diatas, penulis menyimpulkan bahwa film dokumenter
adalah film yang dibuat berdasarkan sebuah kejadian atau peristiwa yang benar
terjadi dan nyata adanya. Film dokumenter harus secara jelas menceritakan apa yang
terjadi nyata dan seakurat mungkin, baik itu mengenai tempat atau subyek yang akan
di dokumentasikan, tanpa mengurangi atau menambahkan inti dari subyek yang akan
disajikan dalam film tersebut, karena film dokumenter merupakan film yang
subyektif serta harus menyampaikan sesuatu peristiwa yang nyata.
Hanya saja untuk membuat karya dokumenter yang baik butuh proses yang
tidak sederhana apa lagi gampang, butuh wawasan yang luas, agar karya yang lahir
tidak hanya menarik secara sinematik, namun butuh sebagai sebuah cerita dan sarat
akan pesan moral hingga mampu untuk memberi dampak positif bagi penontonnya.
Membuat dokumenter seharusnya juga mampu untuk memberikan pelajaran
bagi pebuatnya tentang bagaimana seharusnya memaknai hidup dan kehidupan,
bahwa hidup tidak semudah namun juga tidak sesulit yang kita bayangkan, bahwa
keterbatasan bukan halangan untuk berprestasi.
2.2. Format Program
Format program terdiri dari program drama dan non drama.
Pengertian dari program drama adalah sebuah format acara televisi yang
diproduksi dengan kreatifitas imajinasi dari kisah drama atau fiksi yang direkayasa
dan dikreasikan ulang. Format tersebut merupakan interpretasi kisah kehidupan yang
diwujudkan dalam suatu runtutan cerita dalam sebuah adegan.
Sementara program non drama adalah program yang dimana langkah awalnya
adalah melakukan panggilan idea tau gagasan kreatif dengan merancang konsep
program. Tentunya ide-ide yang dilahirkan juga harus mempertimbangkan berbagai
hal.
Dokumenter adalah suatu karya film atau video berdasarkan realita serta fakta
peristiwa. Dokumenter pada awalnya merupakan film non cerita
Menurut Fachruddin (2012 : 324) menyatakan bahwa :
Dalam film dokumenter, mengkutip dari buku yang berjudul Dokumenter
Dari Ide Sampai Produksi, Gerzon R. Ayawaila membagi genre menjadi 12
jenis. Akan tetapi menurut penulis beberapa jenis film dokumenter yang ada
di dalam buku tersebut sebenarnya bisa dikelompokan lagi antara lain.
1) Dokumenter laporan perjalanan
Jenis ini awalnya adalah dokumentasi antropologi dari para ahli etnolog
atau etnografi. Namun dalam perkembangannya bisa membahas banyak
hal dari yang paling penting hingga yang ringan, sesuai dengan pesan
dan gaya yang dibuat. Istilah lain yang sering digunakan untuk jenis
dokumenter ini adalah travelogue, travel film, travel documentary dan
adventures film. Tayangan ini pun saat ini menjadi ajang promosi suatu
tempat yang sangat populer karena kemasan acaranya yang sesuai
dengan gaya hidup orang masa kini.
2) Dokumenter sejarah
Dalam film dokumenter, genre sejarah menjadi salah satu yang sangat
kental aspek referential meaning-nya (makna yang sangat bergantung
pada referensi peristiwanya) sebab keakuratan data sangat dijaga dan
hampir tidak boleh ada yang salah baik pemaparan datanya maupun
penafsirannya. Film dokumenter jenis ini biasanya menjadi acuan
tambahan untuk anak-anak sekolah yang kurang berminat membaca
ulang buku sejarah.
3) Dokumenter potret/ biografi
Sesuai dengan namanya, jenis ini lebih berkaitan dengan sosok
seseorang. Mereka yang diangkat menjadi tema utama biasanya
seseorang yang dikenal luas di dunia atau masyarakat tertentu atau
seseorang yang biasa namun me-miliki kehebatan, keunikan ataupun
aspek lain yang menarik. Contohnya, po-tret yaitu film dokumenter yang
mengupas aspek human interest dari seseo-rang.
4) Dokumenter perbandingan/kontradiksi
Jenis dokumenter ini memediasi sebuah perbandingan tentang seseorang
atau sesuatu yang bersifat budaya, prilaku dan peradaban suatu bangsa.
5) Dokumenter ilmu pengetahuan
Film ini dirancang khusus untuk mengajari audience bagaimana
mempelajari dan melakukan berbagai macam hal mereka inginkan,
mulai dari bermain gi-tar akustik atau gitar blues pada tingkat awal,
memasang instalasi listrik, pe-nanaman bungan yang dijamin tumbuh,
menari perut untuk menurunkan berat badan, bermain rafting untuk
mengarungi arung jeram dan sebagainya. Dalam film ilmu pengetahuan
juga dibuat film tentang ilmu alam yang mendekatkan kita kepada
kehidupan hewan liar, tumbuhan dan tempat-tempat tak terjamah
lainnya.
6) Dokumenter nostalgia
Jenis dokumenter ini serupa dengan jenis sejarah, hanya saja banyak
sekali kilas balik dari kejadian tentang seseorang atau suatu kelompok di
masa lampau lalu dibandingkan dengan keadaan pada masa sekarang.
7) Dokumenter rekontraksi
Jenis dokumenter ini mencoba memberi gambaran ulang terhadap
perisiwa yang sudah terjadi dan membutuhkan penjelasan lebih tentang
kronologi sehingga harus dibangun secara urut tentang peristiwa tersebut
agar mudah dimengerti.
8) Dokumenter investigasi
Jenis dokumenter ini berasal dari investigasi jurnalistik yang dikemas
untuk mengungkap sebuah peristiwa yang belum atau tidak pernah
terungkap, biasanya aspek visual-nya tetap ditonjolkan. Peristiwa yang
diangkat merupakan peristiwa yang sangat ingin diketahui oleh
masyarakat secara detail.
9) Dokumenter eksperimen/ seni (Association Picture Story)
Jenis dokumenter ini menggabungkan gambar, suara dan musik secara
artistik.
10) Dokumenter buku harian (Diary Film)
Jenis dokumenter ini sama seperti halnya buku harian, mengacu pada
catatan perjalanan hidup seseorang lengkap dengan tanggal dan lokasi.
Sudut pandang yang dimiiki sangatlah subjektif karena berkaitan
langsung dengan apa yang dirasakan.
11) Dokumenter drama (Dokudrama)
Film jenis ini merupakan penafsiran ulang terhadap kejadian nyata,
bahkan selain peristiwanya hampir seluruh aspek filmnya (tokoh, ruang
dan waktu) cenderung direkonstruksi ulang.
Jenis film dokumenter biografi bercerita tentang seseorang yang dikenal oleh
masyarakat luas, yang memiliki keunikan, kehebatan, atau aspek lainnya. Biografi
yang cenderung mengupas secara kronologi dari yang secara garis penceritaan bisa
dari awal tokoh dilahirkan hingga saat tertentu ( masa sekarang, saat meninggal atau
saat kesuksesan sang tokoh) yang diinginkan oleh pembuat filmnya
Dalam hal ini penulis akan mengambil jenis dokumenter tentang
potret/biografi, karena berisi tentang keseharian dan kisah seorang nelayan. Program
dokumenter yang berjudul “Tandeg” yaitu tentang seorang nelayan yang sukses
karena kerja keras dan memiliki keprobadian yang jujur, selain itu karena lokasi di
sebut sebagai kampung nelayan.
2.3. Judul Program
Program yang bertemakan “Seorang Nelayan di Desa Eretan Wetan” nelayan
yang berjuang hinggan menjadi Nakoda dan memiliki kapal karena kerja keras dan
kejujurannya.
Menurut Fachruddin (2012:329) menyatakan bahwa
“Dokumenter ini mengetengahkan sebuah perbandingan, bisa dari seseorang
atau yang bersifat budaya, perilaku, dan peradaban suatu bangsa.Cerita
mengemukakan peradaban suatu situasi atau kondisi dari suatu objek/subjek
dengan yang lainnya”.
Oleh sebab itu penulis bermaksud untuk memberikan informasi tentang kisah
nelayan yang tidak pernah menyerah untuk menggapai impian dan harapan. Dalam
sebuah film dokumenter ini mempunyai judul agar khalayak yang menonton film
dokumenter ini tahu, penulis memberi judul “TANDEG” alasan pemilihan judul
tersebut diambil dari nama asli beliau, karena nama beliau disebut nama yang unik
bagi warga tersebut, karena keunikan nama beliau penulis tertarik untuk mengangkat
nama beliau menjadi judul program dokumenter.
2.4. Target Program
Pertelevisian memiliki target audience, untuk meningkatkan sebuah rating.
Semakin ketatnya industri pertelevisian stasiun televisi membutuhkan sebuah strategi
untuk merebut hati para penonton, jam tayang pada suatu program harus di sesuaikan
dengan para penonton di rumah.
Menurut Andi Fachruddin (2012:337) menyimpulkan bahwa :
Dokumenter di televisi harus memperhitungkan karakter audiensinya yang
cenderung pasif tetapi cerdas ( dapat mengganti-ganti saluran untuk mencari
program yang terbaik). Memproduksi dokumenter televisi harus tetap
mengikuti prinsip kerja jurnalistik, yang harus mengikuti keakuratan fakta,
kompetensi narasumber, dan prinsip keseimbangan sehingga hredibel ( A + B
+ C = C ). Hal inilah yang membedakan bagi para kreator dokumenter televisi
agar memiliki karakteristik yang berbeda dengan dokumenter idependen.
Dengan demikian untuk mendapatkan target audiens harus mementingkan
faktor segmentasi diantaranya :
1. Segmentasi Geografis :
Pembagian berdasarkan wilayah : Kota, Negara, Provinsi, Desa, dll.
2. Segmentasi Demografis :
Di bagi menjadi beberapa kelompok variabel demografis, di
antaranya adalah usia, jenis kelamin, pekerjaan, pendidikan, status
sosial.
3. Segmentasi Geodemografi :
Gabungan dari segmentasi geografis dengansegmentasu demografis,
harus menempati geografis yang sama cenderung memiliki karakter-
karakter demografis yang sama pula. Namun wilayah mereka harus
sesempit mungkin.
4. Segmentasi Psikolografis :
Lebih di kaitkan pada gaya hidup (Life Style).
Dalam pembuatan dokumenter sejak awal telah di pikirkan akan di
sajikan untuk siapakah audiencenya. Ada dokumenter bertujuan untuk
propaganda, membangkitkan nasionalisme dan mempengaruhi ideologi politik,
memberikan manfaat ilmu pengetahuan pengenalan tokoh bersejarah, promosi
perusahaan dan lain sebagainya. Adapun target pemirsanya berpariasi mulai dari
masyarakat umum, kelompok tertentu, atau memiliki segmentasi pasar spesial.
Berikut target Audience yang di pilih :
1. Kategori Program : Dokumenter
2. Media : Televisi
3. Format Program : Dokumenter Televisi
4. Durasi Program : 18 Menit
5. Target Audience :
Usia : Dewasa : (18 – 35 Tahun)
Orang Tua : (36 Tahun Keatas)
Jenis Kelamin : Laki-laki – Wanita
Alasan : Program dokumenter yang di buat ini di
tayangkan untuk umum mulai dari remaja
sampai dewasa unsur pengetahuan. Serta
memberi informasi yang bermanfaat
tentang seseorang yang memberikan
motivasi.Program dokumenter ini juga
dapat memberikan tayangan yang
menghibur, baik dari segi isi konten,
gambar, dan juga tema dokumenter yang
di buat.
Status Ekonomi Sosial : B (Menengah Ke Atas)
C (Menengah Ke Bawah)
6. Waktu Tayang : 20.00 WIB
Alasan Jam Tayang : Karena jam tersebut keluarga sedang
berada di rumah dan menonton televisi
untuk menghabiskan waktu bersama
keluarga.
7. Karakteristik Produksi : Record (Single Camera)
2.5. Karakteristik Produksi
Dalam memproduksi sebuah program acara yang akan ditayangkan memiliki
karakteristik produksi, seperti pada dokumenter televisi ini berupa tapping dan
menggunakan single camera.
1. Taping
Menurut Latief dan Utud (2015:152) “Taping merupakan kegiatan
merekam adegan dari naskah menjadi bentuk audio video (av)”.
Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa taping merupakan
kegiatan perekaman adegan dalam audio visual yang pada tahapannya
memerlukan proses editing yang cukup lama untuk mendapatkan hasil
yang maksimal sesuai konsep naskah yang di buat oleh tim.
Alasan penulis mengambil taping karena dalam produksi program
dokumenter televisi, gambar tidak dapat langsung di sajikan tetapi harus
melalui proses editing.
2. Single camera
Menurut Latief dan Utud ( 2015:153) “Produksi rekaman dengan satu
kamera”.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa, single kamera itu
merupakan rekaman video yang dilakukan dengan hanya menggunakan
satu kamera saja. Mengambil gambar yang diperlukan dalam waktu
yang telah di tentukan.
Alasan penulis mengambil single camera untuk program dokumenter ini
karena penulis menyadari bahwa dalam produksi film dokumenter
memerlukan banyak tempat dan shot yang tidak ada batasan. Pada saat
produksi di pastikan akan ada moment yang pas untuk diambil. Maka
dari itu single camera menjadi untuk digunakan pada saat produksi dan
memudahkan proses editing pada pasca produksi.
Menurut Fachruddin (2012 : 321) menyatakan bahwa:
“Produksi film apa yang akan di buat berdasarkan sesuatu yang nyata,
terlewatkan atau enggan dilihat orang umumnya. Lalu membuatnya tidak
melibatkan orang banyak, peralatan sederhana, waktu penayangan fleksibel
serta mandiri tanpa perlu mengatasnamakan rumah produksi ataupun sebuah
stasiun televisi”.
Karakteristik produksi dalam program dokumenter televisi yang penulis buat
merupakan program tapping (rekaman). Penulis memilih taping karena program
dokumenter televisi merupakan program yang harus melalui proses rekaman terlebih
dahulu, dan menggunakan single camera. Gambar diambil dengan teliti dan
membutuhkan waktu berhari-hari untuk disusun melalui proses editing hingga
menjadi tayangan yang utuh.
BAB III
LAPORAN PRODUKSI
3.1. Proses Kerja Produser
Produser adalah seorang yang bertugas bertanggung jawab dalam sebuah produksi.
Produser menjadi sebuah penggerak awal dalam sebuah produksi. Sebagaimana tercantum
dalam open credit title. Produser tidak hanya sebuah kata, tetapi dalam dunia broadcasting
dan film kata produser terkandung makna kuat, daya tarik, dan pengaruhnya pada
pengembangan karier dan nasib pekerja dan pelaku seni.
Pada produksi program televisi, begitu banyak jabatan atau posisi, atau jenjang
karier yang menggunakan kata produser yang ditambahkan kata keterangan. Setiap
tambahan kata produser, akan memberkan satu tanggung jawab tersendiri untuk setiap
stasiun televisi.
Produser mengepalai departemen yang biasa jadi penggerak awal sebuah produksi
film sebagaimana tercantum dalam opening creditittle. Ada lebih dari satu orang yang
menyandang predikat serta produser dalam produksi film.
Menurut Latif dan Utud (2017 : 7) menyatakan bahwa:
Produser Penanggung jawab atas keseluruhan pelaksannan kegiatan prooduksi.
Melakukan kordinasi pelaksanaan pra produksi, produksi, dan pasca produksi.
Dalam menjalankan tugasnya produser diawasi oleh produser executive. Program
yang tidak melibati banyak crew, menggunakan teknik produksi single camera dan
recording in segment (film style) misalnya program documenter atau feature yang
tayang weekly atau hanya event sepesial sekali tayang, produser kadang juga
sebagai penulis naskah, cameramen, dan editor.
Proses kerja yang di lakukan produser adalah salah satu cara yang di tempuh untuk
mengatur sebuah pekerjaan agar terlaksana dengan baik dan efesien, dengan cara
menentukan point-point yang penting dan membuat sebuah jadwal yang sudah di
musyawarahkan dan dalam kesepakatan bersama. Pembuatanjadwal sangat penting untuk
melakukan suatu pekerjaan agar berjalan dengan baik dan melewati beberapa tahap yang
memang harus di jalankan secara berurutan dari awal sampai akhir.
Dalam buku an introduction to television studies ditulis Jonathan Bignell (2004:99)
dalam Latief dan Utud (2017:4) menyatakan bahwa :
Producer the person working for a television institution who is responsible for the
budget, planning and making of a television programme or a television programme
of series of programmes ( produser adalah orang untuk lembaga televisi yang
bertanggung jawab atas anggaran, perencanaan, dan pembuatan program televisi
atau serangkaian program).
Berdasarkan pernyataan di atas penulis dapat menyimpilkan, produser adalah orang
yang bertanggung jawab atas suatu program yang di buatnya. Produser harus memfasilitasi
segala keperluan yang di perlukan dalam sebuah pembuatan program dari mulai
praproduksi, produksi, sampai pasca produksi. Pengelola keuangan dalam produksi di kelola
seorang produser.Dalam hal ini proses kerja produser mencakup manajemen produksi,
seperti perencanaan, pengorganisasian, penyusun (pra produksi), penggarapan (produksi),
review (pasca produksi).
Dalam membuat program dokumenter ini, awalnya produser dan tim mengadakan
rapat untuk penentuan tema setelah melakukan riset ke beberapa tempat. Akhirnya penulis
dan tim sepakat untuk membuat dokumenter profail “Tandeg” yang menjabarkan tentang
seorang nelayan. Nelayan yang kita ambil adalah nelayan yang berada di daerah Indramayu,
Desa Eretan Wetan, alasan kami mengambil nelayan tersebut karena terdapat nelayan yang
sukses berkat kerja keras dan kejujurannya, selain itu karena di daerah tersebut adalah
kampung nelayan dimana sebagian besar warga tersebut berprofesi sebagai nelayan.
3.1.1. Pra Produksi
Pra Produksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap
produksi program dokumenter, juga televisi, baik fiksi maupun dokumenter. Produksi
mampu berjalan lancar dan sukses karena berkat dari persiapan produksi yang mantap.
Setiap permasalahan harus lebih dahulu diselesaikan pada tahap pra produksi. Idealnya
pelaksanaan praproduksi minimal membutuhkan waktu satu bulan. Dalam tahap ini segala
kebutuhan dan persoalan administrasi maupun kreatif disiapkan.
Untuk produksi dokumenter, tahap pra produksi lebih banyak menyita waktu untuk
riset. Rangkaian kegiatan sistematis yang dilakukan untuk memahami sebuah fenomena,
baik fenomena alam maupun fenomena sosial-budaya. Bahkan ada riset yang butuh waktu
hingga lebih satu tahun. Setelah selesai proses riset yang dilakukan adalah menganalisa data
riset. Penulis menimbang dan memilih hal mana yang akan di lakukan terlebih dulu pada
tahap ini karena penetuan kematangan konsep. Hal tersebut sangatlah perlu agar tahu pada
saat produksi, tidak di peruntukan untuk produser saja melainkan semua crew yang
bertugas pada produksi ini.
Penulis sebagai produser juga harus membuat breakdown pembiayaan dokumenter,
perincian dibuat dari mulai pra produksi, produksi, paska produksi yakni pembiayaan riset
hingga editing. Seringkali riset memerlukan data – data yang mesti dibeli apalagi data
tersebut berupa footageyang nantinya diperlukan untuk menunjang dokumenter tersebut.
Demikian juga untuk pembiayaan riset di lapangan penulis mengestimasi dengan
baik, berapa lama riset dilakukan. Penulis sudah harus menyusun equipment apa saja yang
diperlukan untuk kepentingan shoting nantinya. Penulis bisa mendiskusikannya dengan
penata kamera, kamera jenis apa saja yang akan digunakan nantinya. Demikian juga dengan
peralatan lain untuk keperluan audio.
Pada tahap pra produksi ini, penulis melakukan beberapa sikap. Tahap pra produksi
meliputi tiga bagian, tahap ini sangat penting sebab jika tahap ini dilaksanakan dengan rinci
dan baik, sebagian pekerjaan dari produksi yang direncanakan sudah beres, diantaranya:
1. Penemuan ide
Tahap ini dimulai ketika seorang produser menemukan ide atau gagasan,
melakukan riset dan menulis naskah atau meminta penulis naskah untuk
mengembangkan gagasan menjadi naskah sesudah riset. Membuat
gambaran jelas secara sederhana tentang urutan cerita dalam naskah.Ide
– ide tersebut berasal dari para personal atau tim produksi yang
sebelumnya telah diseleksi bersama tim, lalu diwujudkan menjadi sebuah
program dokumenter televisi.
2. Perencanaan
Tahap ini meliputi persiapan jangka waktu kerja (time schedule),
penyempurnaan naskah bersama penulis naskah dan pemilihan lokasi
pengambilan gambar. Selain estimasi biaya, penyediaan biaya, dan
rencana alokasi merupakan bagiaan dari perencanaan yang perlu dibuat
secara hati-hati dan teliti. Dapat dipastikan, secara umum setiap produksi
memerlukan sebuah perencanaan untuk disusun sedemikian rupa,
sehinggaa menghasilkan sesuatu yang memuaskan sesuai tujuan dan
harapan.
3. Persiapan
Tahap ini meliputi melakukan perizinan dan surat menyurat, meneliti dan
melengkapi peralatan syuting yang diperlukan. Semua persiapan ini paling
baik diselesaikan menurut jangka waktu kerja (time scedule) yang sudah
ditetapkan bersama tim.
Dapat disimpulkan bahwa pra produksi merupakan proses yang sangat penting
dalam menetukan keberhasilan sebuah program dokumenter oleh karena itu, dalam proses
pra produksi dibutuhkan persiapan yang matang serta kerjasama yang kompak antar tim
agar saat produksi berlangsung nanti segala kendala yang terjadi dapat diatasi dengan baik
demi kelancaran dalam melakukan produksi program dokumenter.
3.1.2.Produksi
Pada tahap produksi produser bertanggung jawab untuk mengawasi peralatan yang
di butuhkan sekecil apapun itu. Produser juga harus mencatat semua barang yang di sewa
pada saat produksi, agar seluruh keuangan dapat di rekap dengan baik pada saat selesai
produksi. Di dalam dokumenter persiapan merupakan limapuluh persen pekerjaan itu
sendiri, dengan demikian shooting tinggal mengikuti dari apa yang telah dipersiapkan.
Namun demikian seringkali di lapangan ada saja hal yang terjadi di luar perencanaan
maka produser dan sutradara harus pandai mengantisipasinya, kalau perlu dibutuhkan plan
B seperti penggantian hari jika terjadi kendala serta plan C jika perencanaan awal ada
kemungkinan terkendala.
Menurut Latif dan Utud (2017:17) menyatakan bahwa:
“Pada tahap produksi, produser nondramatetap terlibat sebagai leader. Meskipun
ada pengarah acara program director (pd) atau sutradara yang bertugas
menerjemahkan naskah dalam perspekif pemikirannya“.
Berdasarkan pengertiandi atas pada masa produksi produser membantu dan
mengontrol jalannya produksi, produser juga tidak segan menegur sutradara dan
kameramen jika terjadi kesalahan. Produser juga ikut serta memberikan pendapat kepada
sutradara dan kameramen dalam pengambilan gambar agar stock gambar yang crew
memiliki lebih banyak karena nantinya akan mempermudah dalam proses penyuntingan
gambar. Dalam proses produksi juga dibutuhkan kerjasama yang kompak antar tim, serta
setiap tim juga harus memahami tanggung jawabnya masing – masing.
Dalam proses produksi, produser memiliki banyak peran dan produser bertindak
sebagai pengawas untuk memastikan agar proses produksi berjalan dengan lancar sesuai
dengan jadwal yang sudah dibuat dan membantu saat proses syuting berlangsung.
Disaat melaksanakan produksi pasti ada kendala, yang paling penting adalah
bagaimana agar produser setiap saat bisa mengantisipasi segala kondisi, sampai kondisi
ekstrim sekalipun. Yang dilakukan oleh penulis ialah persiapan yang matang, persiapan jauh
sebelum pergi kelapangan. Hasil riset sebelumnya baiknya dievaluasi dulu, dibuat check
listsegala kebutuhan yang diperlukan.
Selalu berkomunikasi dengan sutradara, jangan sampai ada salah paham antara
produser dengan sutradara. Diskusi sebagiknya dilakukan, pada saat sebelum shooting dan
pada saat setelah shooting, untuk evaluasi. Karena kekompakan tim sangat penting dan
tugas penulis harus dapat menyatukan beberapa pendapat menjadi satu pikiran.
3.1.3.Pasca Produksi
Ketika proses shooting selesai, maka tahap selanjutnya yakni editing sebagai bagian
dari proses paska produksi, merupakan tahapan yang sangat menarik dalam pembuatan
dokumenter. Penulis berperan penting dalam tahap ini karena produser memiliki hak untuk
memilih gambar yang akan di masukan dalam program dokumenter.
Menurut Latief dan Utud (2017:155) menyatakan bahwa:
Pasca produksi adalah tahapan terakhir dari proses program sebelum on air. Pada
saat proses pasca produksi atau editing , penulis sebagai produser hanya
memonitoring proses editing agar tidak keluar dari desain atau konsep produksi
yang telah ditetapkan. Pasca produksi adalah tahap akhir dari suatu proses
penciptaan karya tim, sebagai seorang produser selain memonitoring kerja editor
tapi juga menyiapkan kebutuhan – kebutuhan yang diperlukan pada saat proses
editing.
Selama masa produksi selesai produser juga harus membantu proses editing, ikut
serba dalam evaluasi produksi menetukan gambar hasil shoting yang layak dari segi
komposisi dan kualitas gambar, dan menentukan wawancara yang sesuai dengan tema
seorang nelayan.Selama proses kerja pengeditan, produser juga menyelesaikan proposal
dalam bentuk laporan. Produser juga harus membantu laporan produksi per-jobdesk,
membantu merapihkan laporan.
3.1.4.Peran dan Tanggung Jawab Produser
Produser, seorang yang membuat film dan bertanggung jawab atas filmnya secara
langsung dan melaksanakannya secara sadar. Produser bertanggung jawab dalam
melakukan koordinasi dalam pembuatan dan pengembangan ide – ide program hingga
proses produksi dari suatu program agar berjalan lancar. Adapun tugas dan tanggung jawab
seorang Produser adalah :
1. Mencari dan mendapatkan ide cerita untuk produksi
2. Membuat proposal produksi berdasarkan ide atau skenario film/program
televisi
3. Menyusun rencana produksi
4. Menyusun rencana pemasaran
5. Mengupayakan anggaran dana untuk produksi
6. Mengawasi pelaksana produksi melalui laporan yang diterima dari semua
departemen
7. Produser bertanggung jawab atas kontrak kerja secara hukum dengan berbagai
pihak dalam produksi yang dikelola
Berdasarkan tugas dan tanggung jawab diatas, penulis menyimpulkan
memang segala sesuatunya dipersiapkan secara terperinci. Selain itu diharuskan
memiliki kerjasama yang baik antara produser dengan tim, agar semuanya berjalan
dengan lancar dan jika ada kendala bisa diatasi dengan baik secara bersama- sama
karena kekompakan tim adalah kunci dari kesukesan sebuah program.
3.1.5. Proses Penciptaan Karya
Setiap program memiliki proses agar program yang dibuat memiliki tayangan yang
menarik dan bermanfaat, maka produser memiliki tiga panduan dalam proses penciptaan
karya yaitu :
a. Konsep Kreatif
Dalam dokumenter yang akan di buat, kami mencoba menjadi salah
satu pembuat karya yang tidak hanya mementingkan kepentingan nilai etika
dan pribadi saja. Namun juga untuk kepentingan penonton dengan
menyisipkan pesan moral, ilmu pengetahuan, perkembangan dari kehidupan
seorang nelayan di Eretan Wetan yang memiliki kepribadian jujur, tekat, dan
harapan yang tinggi.
b. Konsep Produksi
Konsep produksi penulis dibantu crew lain dalam pembuatan ide,
pemilihan judul dan akan disajikan seperti apa program tersebut dengan
menyajikan veriasi angel. Program Dokumenter ini akan memberikan bukan
hanya sekedar Informasi namun juga keindahan bagi mata para penonton,
karna informativ dan interesting hal yang tidak dapat dipisahkan dari tayangan
program audio visual atau televisi. Dengan menyajikan kualitas tayangan yang
menarik.
c. Konsep Teknis
Konsep Teknis selaku produser saat shooting memutuskan untuk
mengambil gambar menggunakan kamera Sony VG Nex 3.0.Adapun pemilihan
kamera tersebut karena menghasilkan gambar dengan kualitas baik, serta
mudah dalam penggunaannya dan mudah dibawa selama produksi. Dalam
penyuntingan gambar akan menggunakan Software Adobe Premiere.
Berdasarkan ketiga konsep diatas bahwa pemikiran atas konsep – konsep dari mulai
konsep kreatif, konsep produksi, konsep teknis harus dibicarakan dan di bahas secara
bersama- sama oleh tim. Agar dalam program yang di buat memiliki isi yang selaras dengan
konsep dari masing – masing tim.
3.1.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Pada setiap produksi film pasti ada kendala produksi yang muncul dilapangan, dan
produser harus bisa memikirkan solusi dari kendala dengan dispakati bersama, agar setiap
kendala dapat terselesaikan bersama tim :
1. Mengurus perijinan lokasi jadwal keberangkatan dan produksi shooting yang harus
dispakati bersama oleh tim, karena jadwal produksi harus menyesuaikan dengan
semua pihak yang terlibat terutama tim.
Solusinya, dalam mengatasi jadwal shooting, solusinya produser lakukan yaitu
mengambil hari di mana semua tim tidak ada yang keberatan atas jadwal yang
telah di spakati untuk perijinan lokasi serta keberangkatan produksi, karena
untuk keberangkatan harus menunggu kabar dari narasumber.
2. Sulit menghubungi narasumber karena sering berada di laut
Solusinya, sebagai produser harus memiliki kontak narasumber atau keluarga
terdekat, saat narasumber tidak dapat dihubungin, produser segera
menghubungi istri dari narasumber.
3. Mengambil alat dan menjemput pilot drone yang lokasinya jauh.
Solusinya, mengambil alat lebih awal jam 02.30 WIB sehingga menjemput pilot
drone lebih cepat dan sampai dipenjemputan setelah sahur dan menuju Eretan
Wetan tepat waktu dan tidak terjebak macet saat menuju lokasi.
4. Cuaca buruk saat ingin berangkat melaut hingga gelombang 3 meter.
Solusinya, produser dan semua yang bersangkutan, seperti polisi air, dinas
perikanan dan bapak Tandeg, memutuskan mengganti jadwal keberangkatan
menjadi keesokan hari karena tidak ingin melawan arus gelombang yang tinggi.
3.1.6. Lembar Kerja Produser
Ptoduction company : BSI Produser : Firda Hasanah
Project Title : Tandeg Sutradara : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Penulis : Dilla Permata Sari
KONSEP PRODUSER
Konsep kerja yang akan diterapkan pada pembuatan karya ini penulis menginginkan
kekompakan crew. Kekompakan crew menjadi hal yang sangat vital dalam proses
pembuatan karya. Ada beberapa hal yang penulis lakukan ketika ingin memulai pembuatan
karya ini.
Pertama dengan menyusun crew setelah crew berbentuk barulah tahap pembuatan
ide cerita sesuai karya yang ingin dibuat, jika ide sudah mengerucut pada satu titik sudah
bisa dilakukan riset untuk melihat kondisi lapangan lalu menyiapkan dan menyusun budged
agar terkonsep dengan rapih jika tahap tersebut sudah dilewati lalu menyusun jadwal
kegiatan selama produksi sampai pasca.
Dalam pengerjaan program dokumenter “TANDEG” Bertema Seorang nelayan yang
memiliki kepribadian jujur dan pantang menyerah, penulis sebagai produser mencoba
melakukan survei mengenai kehidupan keseharian seorang nelayan, dari awal ia ingin ke
pelabuhan, persiapan berlayar, menjaring ikan hinggan di tempat pelelangan ikan dan
kembali pulang.
Disini kami ingin menunjukan bagaimana narasumber sukses karena kujujuran dan
perjuangan tanpa henti menjaring dan terus mencari, dengan resiko yang sangat tinggi akan
tetap narasumber tempu demi mencari nafkah, dan butuh berhari hari untuk berlayar
mencari ikan.
Penulis melakukan observasi wawancara langsung dengan narasumber dan saksi
kesuksesan narasumber yang dibuat secara ringan dan menarik.Sehingga penonton tertarik
dan tidak mudah bosan dengan program dokumenter ini.Kami berusaha menyajikan audio
visual yang nyata sesuai dengan keadaan sekitar.
34
WORKING SCHEDULE
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit
Tabel III.I.
Working Schedule
No
Tahap
Aktifitas
Target Per - Minggu
MARET APRIL MEI JUNI JULI
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
3.
Pra
Pro
duksi
Penemuan Ide X
4. Menentukan Detail
Konep
x
35
5. Melakukan Riset x x x
6. Menentukan
Narasumber
x
7. Menentukan Tor
dan List Pertanyaan
x
8. Bimbingan 1 x
9. Bimbingan 2 x
10. Bimbingan 3 x
11. Bimbingan 4 x
36
12.
Pro
duksi
Wawancara Kang
Tandeg
x
13 Wawancara Bapak
Casita
x
14 Evaluasi produksi x
15. Wawancara Bapak
Sukma
16. Evaluasi Produksi x
17.
Pas
ca P
roduksi
Editing x
18. Priview Karya x
19. Bimbingan 5 x
37
20. Priview Editing x
21. Bimbingan 6 x
22. Bimbingan 7 x
23. Evaluasi Program
Produksi
x
38
BREAKDOWN BUDGET
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit
Table III. 2.
Breakdown Budget
No
Item
Unit
Rate
Amount
Notes
Pra Produksi
1 Print+Fotocopy
Naskah
Rp.50.000
2 Print Surat Rp.10.000
4. Print Dispro
bimbingan
Rp. 40.000
6. Perizinan
Tempat
Rp50.000 Lokasi :
Pelabuhan
7. Total =
Rp 150.000
39
Produksi (Teknik)
Hari 1 – 5
8. Kamera Sony
Nex vg 30
1 @ 175.000 x 4
= Rp 700.000
Kamera Sony
Nex vg 30
1 Rp 350.000 Beda tempat sewa
9. DJI Mavic Pro 1 Rp 400.000
10. Canon Lens EF
16-35mm f/2.8
L II USM
1 @75.000 x 4 =
Rp 300.000
11. Commlite 1 @ 25.000 x 4
= Rp 100.000
12. Led portable 1 @ 30.000 x 4
= Rp 120.000
13. Stedicam 1 @ 40.000 x 5
= Rp 160.000
14. Rode @ 30.000 x 5
= Rp 150.000
15. Monopod 1 @ 25.000 x 4
= Rp 100.000
40
16. Total : Rp
2.380.000
Produksi (Unit)
42
Narasumber
3 orang
- Kang
Tandeg = Rp
300.000
- Bapak Casita
= Rp 100.000
-Bapak Sukma
= Rp 100.000
43
Transport
Rp 645.000 Penginapan
Rp 950.000 Bensin
Rp 200.000 e-tol
Rp 47.000 Penitipan Mobil
Rp 1.000.000 Kapal
44 Konsumsi Crew 4 orang Rp 500.000
45 Pilot Drone 1 orang Rp 350.000
46 Steam Mobil Rp 45.000
41
Total : Rp
4.237.000
Pasca Produksi
VO Rp 50.000
46 Konsumsi
editing
Rp 100.000
CD Cover + CD
RW + Lebel
Rp 50.000
47 Poster Rp 20.000
Print Dispro Rp 200.000
48 Jilid Hardcover 2 Rp 100.000
49 Matrai @ 7000x 4 =
Rp 28.000
= Rp 548.000
Pra Produksi = Rp 150.000
Produksi = Rp 6.617.000
Pasca Produksi = Rp 548.000
Total = Rp 7.315.000
42
SHOTING SCHEDULE
Ptoduction company : BSI Produser : Firda Hasanah
Project Title : Tandeg Sutradara : Fiki Asari
Durasi : 18 menit Penulis : Dilla Permata Sari
Table III. 3
Shoting Schedule
No
Hari dan Tanggal
Waktu Pelakanaan
Keterangan
1.
Senin, 21 Mei 2018
02.30-03.00 Mengambil Alat
2. 03.00-04.30 Sahur & Menjemput Pilot Drone
3. 04.30-07.30 Menuju Desa Eretan Wetan
4. 07.30-08.00 Istirahat
5. 08.00-09.30 Menuju Tugu Mangga
6. 09.30-10.30 Mengambil Gambar Tugu
Mangga
7. 10.30-11.30 Menuju Desa Eretan Weran
8. 11.30-12.30 Istirahat Sholat
9. 12.30-13.30 Mengambil Gambar Plang
Eretan Wetan
10. 13.30-14.30 Mengambil Gambar Pelabuhan
43
11.
14.30-15.00 Mengambil Gambar Warga
Sekitar
12.
Selasa,22 Mei 2018
03.30-05.30 Sahur Sholat
13. 05.30-06.30 Persiapan Alat, Breafing
14. 06.30-07.00 Menuju Rumah Kang Tandeg
15. 07.00-11.30 Mengambil Gambar Kegiatan
Kang Tandeg
16. 11.30-12.30 Istirahat, Sholat
17. 12.30-13.30 Mengambil Gambar Kantor
Diregtorat Perikanan
18. 13.30-17.00 Mengambil Gambar Kegiatan
Kang Tandeg Di Rumah
19. 17.00-18.00 Menuju Penginapan
20.
Rabu, 23 Mei 2018
03.30-05.30 Sahur, Sholat
21. 05.30-06.30 Persiapan Alat, Breafing
22. 06.30-07.00 Menuju Rumah Kang Tandeg
23. 07.00-12.00 Mengambil Gambar Kegiatan
Kang Tandeg Sebelum Berlayar
24. 12.00-13.30 Istirahat, Sholat
44
25. 13.30-16.00 Mengambill Gambar Kegiatan
Kang Tandeg Membersihkan
Kapal
26. 16.00-17.00 Menuju Penginapan, Buka
Puasa, Istirahat
27.
Kamis, 24 Mei
2018
03.30-05.30 Sahur, Sholat
28. 05.30-06.30 Persiapan Perlengkapan Alat
29. 06.30-07.00 Menuju Pelabuhan
30. 07.00-10.00 Mengambil Gambar Kang
Tandeg Sebelum Berlayar
31. 10.00-11.30 Mengambil Gambar Kegiatan
Kang Tandeg memberikan surat
izin berlayar
32. 11.30-12.30 Istirahat Sholat
34. 12.30-13.00 Persiapan Berlayar
35. 13.00-23.00 Mengaambil gambar saat
berlayar
36.
23.00-01.00 Menebar jala
37. 01.00-02.00 Mengambil Ikan
38. 02.00-06.00 Menuju Pelelangan Ikan
45
39.
Jumat, 25 Mei 2018
06.00-08.00 Mengambil Gambar di
Pelelangan Ikan
40. 08.00-11.00 Istirahat
41. 11.00-15.00 Menuju Jakarta
42. 15.00-17.00 Mengembalikan Alat
43.
Jumat, 29 Juni
2018
08.00-09.00 Mengambil Alat
44. 09.00-10.00 Menuju Muara Angke
45. 11.00-11.30 Breafing
46. 11.30-13.00 Sholat
47. 13.00-15.00 Wawancara Bapak Sukma
48. 15.00-16.00 Menuju Jakarta
49 16.00-17.00 Mengembalikan Alat
46
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Senin, 21 Mei 2018
Table III. 4.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
3. Drone DJI Mavic Pro 1 Sewa
4. Monopod Excell Mono 008 1 Sewa
5. Rode Mic Mic Go 1 Sewa
6. Steadicam 1 Sewa
7. LED HD-160 1 Sewa
8. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
9. Laptop Acer Aspire S 3 1 Milik Sendiri
47
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Selasa, 22 Mei 2018
Table III. 5.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
4. Monopod Excell Mono 008 1 Sewa
5. Rode Mic Mic Go 1 Sewa
6. Steadicam 1 Sewa
7. LED HD-160 1 Sewa
8. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
9. Laptop Acer Aspire S 3 1 Milik Sendiri
48
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Rabu, 23 Mei 2018
Table III. 6.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
4. Monopod Excell Mono 008 1 Sewa
5. Rode Mic Mic Go 1 Sewa
6. Steadicam 1 Sewa
7. LED HD-160 1 Sewa
8. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
9. Laptop Acer Aspire S 3 1 Milik Sendiri
49
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Kamis, 24 Mei 2018
Table III. 7.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
4. Monopod Excell Mono 008 1 Sewa
7. LED HD-160 1 Sewa
8. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
50
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Jumat, 25 Mei 2018
Table III. 8.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
3. Monopod Excell Mono 008 1 Sewa
4. LED HD-160 1 Sewa
5. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
51
EQUIPMENT LIST (CHECK LIDT HARIAN)
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Jumat, 29 Juni 2018
Table III. 9.
Equipment List
NO NAMA SERI JUMLAH KETERANGAN
1. Kamera Sony NEX VG-30 1 Sewa
2. Lensa Canon lens of 16-35mm 1 Sewa
4. LED HD-160 1 Sewa
5. Rode Mic Mic Go 1 Sewa
6. Tripod Bowl 50mm 1 Sewa
52
SURAT IZIN RISET DAN LIPUTAN
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Hari/Tanggal : Jumat, 29 Juni 2018
Surat Izin Riset dan Liputan
Gambar III.4
53
3.2. Proses Kerja Sutradara
Menurut Naratama (2013:20) “Sutradara televisi adalah seorang yang
mampu mengarahkan dan menciptakan sebuah karya seni audio-visual dalam
bentuk format acara televisi drama atau non drama dengan menggunakan sistem
rekaman gambar elektronik, baik single kamera maupun untuk multi kamera”.
Menurut Haqi Achmad My Life As Film Director (2012:37) “Menjadi
sutradara berarti menjadi seorang kapten, karena ada banyak hal yang diperlukan
untuk menjadi sutradara, ada banyak kepentingan yang harus diurus sutradara dan
ada banyak kepala yang harus disatukan sutradara”.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa seorang sutradara
adalah seorang yang bertugas menyutradarai dan memimpin jalannya suatu
produksi mulai dari pra hingga pasca produksi dan juga sutradara dokumenter
harus memiliki ide dan konsep yang jelas mengenai apa yang akan disampaikan
dan bagaimana menyampaikannya secara logis dan mampu memberi emosi
dramatik.
Sutradara dokumenter juga harus memiliki sudut pandang dan pengamatan
yang kuat tehadap objek dan subjeknya. Adanya sudut pandang dan pengamatan
yang kuat inilah penafsiran atau interprestasi sutradara tidak akan mengubah
konstruksi fakta yang ada. Disamping itu, sutradara harus mampu menjadi leader
untuk crew yang lainnya. Sutradara harus mampu menterjemahkan gagasannya,
agar tujuan atau pesan yang ingin disampaikan dapat dipahami oleh penonton.
Pada kesempatan kali ini program dokumenter yang kami buat adalah
program dokumenter yang berjudul “TANDEG”. Penulis yang sebagai sutradara
mencoba menghasilkan sebuah karya yang tentunya akan mampu memberikan
54
interesting atau daya tarik, dalam hal ini bisa disebut sebagai hiburan, namun tak
lupa juga informative atau informasi.
Program dokumenter ini daya tariknya adalah video, dan informasi serta
harapan adalah audio, sehingga jika dalam pembuatan program dokumeter ini
keduanya di gabungkan, maka bisa dipastikan akan menghasilkan sebuah karya
yang mampu memberikan kemudahan bagi penonton, untuk menyerap semua
informasi yang berkaitan dengan persoalan yang di angkat.
3.2.1. Pra Produksi
Menurut Ayawaila (2008:85) menyimpulkan bahwa :
“praproduksi merupakan tahapan kerja terpenting atau utama dalam setiap
produksi film, juga televisi, baik fisik maupun dokumenter”.
Di tahap pra produksi, sutradara harus mampu memimpin semua kru untuk
dapat mempersiapkan „amunisi perang‟ dengan maksimal. Di tahap ini sutradara
harus benar-benar bisa membangun kerangka yang kokoh agar tahapan berikutnya
dapat berjalan dengan baik.
Pada tahap ini membuat film dokumenter diawali dengan menentukan ide
dasar. Ide bisa didapat dari berbagai informasi yang kita miliki baik dari
pengalaman hidup maupun pengetahuan yang kita miliki.
Ketika ide yang sudah dirapatkan oleh penulis dan tim sudah sepakat,
penulis dan tim mulai membuat TOR (term of reference), penulisan treatment,
dan penulisan naskah itu sendiri. TOR dan treatment merupakan pengembangan
55
dari sinopsis, dengan membaca saja kita bisa mengetahui gagasan serta dengan
cara apa program dokumenter tersebut akan dibuat.
Pada tahap ini penulis beserta tim harus melakukan riset yang
mendalam terhadap konsep cerita yang telah diambil, karna dengan riset
penulis bisa mendapatkan banyak fakta dan data narasumber yang akan di
angkat ceritanya. Selama riset penulis dan narasumber sebaiknya melakukan
pendektan agar narasumber terbiasa dengan penulis dan kamera.
Tujuan riset adalah untuk mendapatkan wawasan tentang suatu
fenomena yang teliti agar film maker mendapat pengetahuan yang
mempermudah dan memperlancar riset. Setelah cukup informasi yang
menjadi subjek film didapat dari riset. Riset lokasi dilakukan dengan
mengelilingi desa, kota, atau daerah dimana penulis dan tim kunjungi .
Pada tahap ini skenario yang telah ditulis penulis, sutradara akan
membuat director treatment. Director treatment adalah konsep visual yang
dibuat sutradara berdasarkan apa yang telah tertulis di skenario. Setelah
director treatment dibuat, sutradara harus membagikan treatment tersebut ke
setiap tim. Treatment tersebut harus dijelaskan dengan sejelas-jelasnya agar
visi dan misi sutradara dapat diwujudkan secara maksimal.
Di tahap pra produksi ini ketika semua inti masalah sudah tersusun rapih
dan menemukan ide cerita yang menarik, melakukan riset, dan membuat director
treatment, tim yang bertugas menyiapkan peralata untuk melakukan proses
produksi film tersebut. Seperti kamera, rode mic, tripod, ketika semua tahapan pra
produksi sudah tersusun rapih baru lah memasuki tahapan produksi.
56
3.2.2. Produksi
Menurut Javandalasta (2011:23) menyipulkan bahwa :
“Produksi adalah proses pengambilan gambar, disini semua unsur teknis dan
kreatif (naskah, aktor, sinematografi, suara, dan lain-lainnya) bergabung dibawah
pengawasan kreatif sang sutradara”.
Menurut Ayawaila (2008:98) “Untuk memberi sentuhan estetika pada
film, ada empat topik utama yang menjadi konsentrasi sutradara, yakni :
pendekatan, gaya, bentuk, dan struktur. Ini merupakan teori dasar yang dijadikan
bahan ramuan sutradara dalam menggarap filmdengan baik”.
Pada tahap ini dimana director (sutradara) memimpin jalanya produksi
berdasarkan konsep yang sudah ada, baik dari shooting script maupun breakdown
shooting yang telah dibuat dan sedapat mungkin sesuai jadwal yang sudah
ditentukan oleh produser dan pimpinan produksi.
Penulis sebagai director (sutradara) menggerakan seluruh kerabat kerja
sesuai tanggung jawabnya masing – masing, serta kameraman harus jeli cepat
tanggap dalam pengambilan gambar, memilih angel dan stock shot dengan kreatif
agar tidak terlihat monoton, selain mengarahkan cameraman untuk pengambilan
gambar, penulis sebagai director (sutradara) juga menampilkan kegiatan yang
dilakukan narasumber untuk mendukung membangunnya emosi penonton.
Penulis sebagai director (sutradara) juga harus mempunyai managerial
yang baik, dikarenakan dengan mempunyai kemampuan tersebut dapat membantu
sutradara untuk mengarahka semua tim dengan baik. Ketika melakukan
wawancara dengan narasumber, demi kelancran produksi sutradara harus bisa
57
membawa suasana dan mampu mengarahkan narasumber. Tetapi bukan berarti
merintah agar bisa bebas di depan kamera dan bersikap sewajarnya, ini karna
program dokumenter tidak sama dengan penggarapan film fiksi, sutradara di
tuntut untuk berhadapan langsung dengan subjek yang memberikan informasi
bukan memberikan kinerja.
Setelah melakukan riset dimana dilakukan di tahap pra produksi, tim
melakukan riset kurang lebih 1 bulan. Penulis beserta tim bergegas melakukan
shootingan di hari pertama. Alat yang sudah di siapkan oleh tim yaitu kamera
VG30, tripod, rode mic, lensa wide, dan drone.
Hari pertama penulis beserta tim dan pilot drone melakukan pengambilan
gambar establish tugu mangga kota indramayu dan establish pelabuhan.
Hari kedua dimana penulis dan tim melakukan aktifitas kembali untuk
melanjutkan berjalannya shooting, kameraman melakukan pengambilan stok shot
gambar kegiatan para penduduk sekitar dan kegiatan nelayan, dan mewawancarai
narasumber utama yaitu kang tandeg, dan mengikuti keseharian dia ketika tidak
sedang berlayar.
Di hari ketiga ini penulis dan tim ingin mengikuti kang tandeg berlayar
mencari ikan di tengah laut, tetapi cuaca buruk gelombang sedang naik. Akhirnya
shot mengikuti kang tandeg berlayar di undur ke esokan harinya. Tetapi di hari
ketiga ini kita mengambil gambar dan memperbanyak stok shot agar ketika masuk
meja editing tidak kekurangan stok shot.
Hari ke empat dimana penulis dan tim bergegas untuk mengikuti kang
tandeg berlayar untuk mencari ikan dilaut dan mengambil shot kegiatan para anak
58
buah kapal ketika sedang berlayar, di hari ke empat ini dimana kameraman harus
menstabilakan kamera karena kalo tidak stabil gambar menjadi goyang. Ketika
sampai di pelabuhan penulis dan tim siap-siap untuk mewawancarai salah satu
anak buah kapal.
Hari ke lima dimana ini adalah hari terakhir shooting kita melakukan
evaluasi gambar yang sudah diambil, ternyata ketika di pindahkan data-datanya ke
laptop ada shot wawancara yang kontras warnamya putih. Pada hari itu juga kita
melakukan retake ulang wawancara sehingga menghasilkan gambar dan warna
kontras yang stabil. Setelah shooting berakhir penulis dan tim tidak lupa
melakukan evaluasi kembali gambar yang sudah diambil, agar nanti tidak ada
kekurangan shot ketika masuk tahap pasca produksi.
3.2.3. Pasca Produksi
Menurut Latief (2015:155) “ pasca produksi adalah tahap akhir dari proses
sebelum onair. Dalam tahapan pasca produksi program yang sudah direkam harus
melalui bebrapa proses, editing ogglien, onlien, insert graphic, narasi, effect
visual, atau audio serta mixing”
Pasca produksi merupakan tahapan paling akhir pada penyutingan sebuah
film atau program televisi, dimana sebelumnya sudah memasuki tahap pra
produksi dan produksi. Setelah proses shooting selesai, sutradara, penulis naskah,
dan penyunting gambar. Pada tahap pasca produksi ini, sutradara berdiskusi
bersama dengan penyunting gambar untuk memilih video yang tepat untuk
dimasukan kedalam editing sutradara juga harus memiliki konsep agar penyunting
gambar tidak bingung dalam memasukan urutan gamabar kedalam editing.
59
Pada tahap pasca produksi ini dimana proses penyatuan gambar per
gambar video hasil penyutingan dari tahap produksi di meja kerja editing,
sehingga menghasilkan gambar per gambar, penulis sebagai director (sutradara)
membantu editor memilih gambar yang layak dan memotong gambar menjadi
jalan cerita yang di mengerti oleh penonton dan pesan dari film ini bisa
tersampaikan.
Setelah gambar selesai di satukan, maka semua gambar masuk ketahap
color grading agar menyamakan look film yang sudah dipikirkan dari awal.
Antara satu shot dengan shot lainnya akan dikoreksi warnanya, hal ini karena shot
satu dengan shot lainnya memiliki komposisi warna berbeda yang mungkin
diakibatkan oleh proses pengambilan gambar dengan intensitas cahaya yang
berbeda.
Setelah selesai di tahap color grading penulis sebagai director (sutradara)
melakukan pememilihan musik atau instrument yang tepat untuk penguat gambar
serta menabah emosional penonton.
Sebelum karya dokumenter dirender untuk disiarkan/di presentasikan,
maka dilakukan preview oleh penulis, tim dan dosen pembimbing untuk
memastikan program sudah benar-benar fix.
Dari konsep inilah editor akan mampu membaca gambar per gambar agar
dapat disatukan menjadi cerita utuh sehingga pesan yang di sampaikan mampu
tersampaikan dari pembuat kepada penerima dalam hal ini adalah penonton.
3.2.4. Peran dan Tanggung Jawab Sutradara
60
Dalam proses produksi, sutradara mempunyai peranan tanggung jawab
yang cukup besar dalam tahapan demi tahapan, baik dalam proses pra produksi,
produksi, dan pasca produksi.
Karena tugasnya menciptakan sesuatu dari konsep tulisan hingga menjadi
bentuk visual, sutradara harus mempunyai daya imajinasi yang kuat sehingga
seiring dalam perjalanannya konsep yang di tulis sudah terbyang dan terangkai
dalam pikiran seorang sutradara sebelum dituangkan dalam bentuk visual, karena
membuat program dokumenter adalah mempresentasikan kehidupan semuah
mahkluk hidup : manusia, hewan , tumbuh-tumbuhan, dan lingkungan hidup.
Menurut Sarumpaet (2008:3) “Sutradara disebut sebagai pencipta karena
ia menciptakan sebuah ide dalam bentuk tulisan menjadi bentuk gambar atau
visual”
Pada karya dokumenter ini penulis sebagai director (sutradara) banyak
menerapkan kerjasama antara tim dikarenakan dalam proses produksi
ketergantungan antara crew satu dengan crew lainnya sangat mungkin terjadi
sehingga dibutuhkan kerjasama tim yang baik, adapun peran dan tanggung jawab
penulis sebagai sutradara menurut Iwang Sadewa (2015):
a. Ikut membantu menemukan ide cerita.
b. Bertanggung jawab ketika produksi.
c. Mengarahkan crew.
d. Menentukan cakupan kamera.
e. Menjaga nama baik narasumber.
f. Bekerjasama dengan penyunting/penulis naskah untuk
menyelesaikan produksi.
61
g. Bersama editor menentukan gambar yang ingin di edit agar
menjadi visual.
Dari penjabaran diatas penulis menyimpulkan sutradara mempunyai tugas yang
sangat penting dalam proses produksi sebuah karya, karena sutradara harus
bertanggung jawab mulai dari pra produksi hingga pasca produksi.
3.2.5. Proses Penciptaan Karya
Menurut supriyadi dkk (2014:9) menyimpulkan bahwa “Dokumenter
adalah suatu format program televisi yang menyajikan suatu peristiwa, kejadian,
obyek menarik, serta peristiwa sejarah, yang dikemas sebagaimana adanya, yang
bisa disampaikan secara naratif maupun deskriptif dengan memuat unsur-unsur
keunikan darisuatu yang perlu diketahui khalayak”.
a. Konsep Kreatif
Dalam konsep kreatif yang penulis sebagai sutradara dan bersama tim
produksi berdiskusi untuk menentukan sebuah ide film. Sutradara juga
mencari dan mengumpulkan data-data dari internet untuk dikembangkan
lebih dalam lagi kedalam sebuah konsep cerita. Sutradara membuat konsep
yang menceritakan kehidupan seorang nelayan yang pergi berlayar untuk
mencari ikan. Serta beberapa pertanyaan yang diberikan oleh tim untuk
narasumber.
b. Konsep Produksi
Selama kegiatan produksi berlangsung semua tim harus bekerja sesuai
dengan jobdesknya masing-masing, dengan kekompakan yang telah kami buat
sebelum produksian. Pengambilan gambar sebaik mungkin, mulai dengan
62
mengikuti keseharian saat tidak berlayar dan nelayan berlayar untuk mencari
ikan, dan mewawancarai narasumber, dan stock shot gambar agar memudahkan
saat masuk ke proses editing dengan tim editor.
c. Konsep Teknis
Saat produksian berlangsung alat yang di gunakan adalah Sony VG 30
untuk pengambilan gambar pada saat produksian berlangsung, Alasan
menggunakan kamera tersebut karena mempunyai kualitas gambar yang cukup
baik dan mudah di bawa-bawa. Menggunakan rode untuk selama wawancara
berlangsung agar suara narasumber terdengar jelas dan tidak kalah dengan
suara-suara yang ada di sekelilingnya. Teknis pengambilan gambar kita
menggunakan angel kamera dengan medium close up (MCU), long shoot (LS),
medium shoot (MS), dan pengambilan estabilish, pengambilan gambar dengan
teknik tersebut agar penonton tidak bosan dengan film yang kami buat.
3.2.6. Kendala Produksi Dan Solusinya
1. Kendala, yang penulis alami ketika ingin riset ke lokasi yang ingin tim
telusuri tapi ternyata yang di datangi oleh penulis dan tim salah desa.
Solusinya, yaitu tim bertanya kepada penduduk sekitar, kemudian
penduduk memberi tau dimana letak desa tersebut.
2. Kendala, yang penulis alami yaitu ketika ingin menggunakan drone untuk
pengambilan stock shot, drone yang ingin di gunakan mengalami trouble
pada baling-balingnya, sehingga menjadi kendala untuk melakukan
pengambilan stock shot.
63
Solusi yang penulis ambil yaitu menghubungi rental atau tempat sewa
drone tersebut, dan setelah kita menghubungi rental drone, mereka
memberi petunjuk agar dipaksa saja untuk membuka baling-balingnya.
Dan pada akhirnya proses produksi dapat di lanjutkan.
3. Kendala, yang dialami yaitu ketika selesai mewawancarai narasumber
data wawancara tersebut di pindahkan ke laptop, dan ternyata kontras
warna pada gambar terlalu putih.
Solusinya, kami meretake ulang wawancara sehingga kontras warna
menjadi stabil kembali.
4. Kendala yang dialami yaitu pada saat cuaca buruk, dan gelombang di laut
sangat tinggi sehingga membuat nelayan tidak bisa berlayar untuk
mencari ikan, dan menjadi kendala untuk tim yang bertugas.
Solusinya, kami mengganti hari produksian.
64
3.2.7. Lembar Kerja Sutradara
Ptoduction company : BSI Produser : Firda Hasanah
Project Title : Tandeg Sutradara : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Penulis : Dilla Permata Sari
Dalam Pengerjaan Program Dokumenter profil seorang nelayan, yang
betema kampung nelayan yang terletak di eretan wetan kabupaten indramayu.
Pekerjaan sebagai nelayan yang sudah dilakukan mereka hingga turun menurun,
pekerjaan ini mereka lakukan untuk membantu kelangsungan hidup keluarga
mereka. Banyak persyaratan untuk para nelayan berlayar menangkap ikan, yaitu
dengan persiapan surat izin mengemudi kapal yang sudah di resmikan dari dinas
perhubungan laut, perlengkapan mesin dan bahan bakar solar, dan persedian
logistik/makanan untuk selama berada di atas kapal. Setelah pulang 2 hari
berlayar atau lebih, mereka menjual ikan ketempat pelelangan ikan. Banyak
pedagang pasar yang berdatangan untuk membeli ikan dengan harga murah.
Dengan saya ambil konsep yang telah saya riset dengan tim di desa eretan
wetan kabupaten indramayu, dimana ada seorang nelayan yang berjuang hidup
melawan derasnya ombak untuk menafkahi keluarganya, dengan cacat fisik di
bola mata kanannya. TANDEG adalah seorang nelayan eretan wetan yang
berjuang dari nol, dengan tidak mempunyai kapal, bekerja dengan orang, dan
sampai ketika tandeg mempunyai kapal sendiri dengan hanya modal kepribadian
yang jujur dan ingin bekerja keras.
65
OUTLINE NASKAH
Production company : Bsi Produser : Firda Hasanah
Project title : Tandeg Sutradara : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Penulis : Dilla Permata Sari
Outline Naskah
Table III. 10
No Video Audio
1 Bars and tone
2 Logo Bina Sarana Informatika
3 Program id : Dokumenter
Sutradara : Fiki asari
Durasi : 17 menit
4 Counting Leader
5 Establish tugu mangga indramayu Instrument
6 Peta jakarta-eretan wetan, indramayu (V.O) Desa eretan wetan adalah
salah satu desa yang terletak di
provinsi jawa barat kecamatan
66
kandanghaur kabupaten indramayu.
7 Establish plang selamat datang desa
eretan wetan
(V.O) Eretan wetan disebut juga
sebagai kampung nelyan. Yang
dimana sebagian besar
penduduknya berprofesi sebagai
seorang nelayan.
8 Kegiatan warga sekitar menjemur
ikan
Instrument
9 Kegiatan kang tandeg di pelabuhan (V.O) tandeg adalah salah satu
nelayan yang bekerja keras
menerjang ombak itu semua di
lakukan untuk menghidupi keluarga
10 Kegiatan anak buah kapal di
pelabuhan
Instrument
11 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
12 Gambar aktifitas kang tandeg Statement kang tandeg
13 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
14 Gambar bendera di kapal Statement kang tandeg
15 Gambar kegiatan para pembeli ikan
di tempat pelelangan ikan
Suara atmosfer sekitar
16 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
17 Gambar foto pernikahan kang tandeg Statement kang tandeg
18 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
19 Gambar foto anak-anak kang tandeg Statement kang tandeg
67
20 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
21 Gambar kegiatan kang tandeg di
pelabuhan
Natural
22 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
23 Gambar kang tandeg dan kegiatannya Statement bpk Sukma Atmaja
24 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
25 Gambar kang tandeg di pelabuhan Statement bpk Sukma Atmaja
26 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
27 Gambar kang tandeg mengendarai
kapal
Statement bpk Sukma Atmaja
28 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
29 Gambar kegiatan kang tandeg Statement bpk Sukma Atmaja
30 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
31 Gambar perahu Instrument
32 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
33 Gambar kang tandeg memasang
bendera
Statement kang tandeg
34 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
35 Gambar perahu berjalan Statement kang tandeg
36 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
37 Gambar kegiatan kang tandeg di
perahu
Statement kang tandeg
38 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
68
39 Gambar perahu parkir Statement bpk Sukma Atmaja
40 Wawancara bpk sukma atmaja Statement bpk Sukma Atmaja
41 Gambar gps dan alat pendektesi ikan Statement kang tandeg
42 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
43 Gambar kegiatan para nelayan di
pelabuhan
Natural
44 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
45 Gambar kang tandeg membersihkan
mesin kapal
Natural
46 Establish matahari terbit Natural
47 Gambar kegiatan kang tandeg sedang
masak
Natural
48 Gambar kang tandeg sedang berjalan
menuju kantor dinas perhubungan
Instrument
49 Gambar surat izin berlayar Instrument
50 Establish pelabuhan (V.O) jarak dari pelabuhan hingga
ketitik pencarian ikan
menghabiskan waktu selama 4 jam,
dengan jarak tempuh kurang lebih
90 mil dari daratan, untuk sampai ke
titik pencarian ikan nakoda
menggunakan GPS sebagai alat
bantu untuk pentunjuk arah.
51 Gambar para anak buah kapal (abk) Natural.
69
52 Gambar anak buah kapal sedang
memasak
(V.O) selama 4 jam perjalanan
nelaan membawa beberapa
perbeklanan seperti bera, ikan, lauk
pauk, rokok, kopi dan teh. Saat
lapar melanda para anak buah kapal
dapat memasak dikapal dengan alat
seadanya.
53 Establish matahari terbenam Natural.
54 Wawancara bpk casita (anak buah
kapal)
Statement bpk casita (anak buah
kapal)
55 Gambar kegiatan bpk casita di perahu Statement bpk casita (anak buah
kapal)
56 Wawancara bpk casita (anak buah
kapal)
Statement bpk casita (anak buah
kapal)
57 Gambar kegiatan kang tandeg di
kapal
Natural
58 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
59 Gambar kegiatan kang tandeg di
kapal
Statement kang tandeg
60 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
61 Gambar para anak buah kapal
menarik jala
Natural
62 Gambar ikan hasil tangkapan Natural
63 Establish matahari terbit Natural
70
64 Gambar kapal ingin parkir Natural
65 Gambar ikan hasil tangkapan Natural
66 Establish pelabuhan Statement kang tandeg
67 Gambar kegiatan di tempat
pelelangan ikan (TPI)
Statement kang tandeg
68 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
69 Gambar para pembeli ikan di tempat
pelelangan ikan (TPI)
Statement kang tandeg
70 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
71 Gambar para pembeli ikan di tempat
pelelangan ikan (TPI)
Natural
72 Wawancara kang tandeg Statement kang tandeg
73 Establish kapal-kapal lewat Instrument
74 Kata-kata mutiara Intrument
75 Credit title Intrument
76 Copy right Intrument
77 Bts Intrument
71
TREATMENT
Ptoduction company : BSI Produser : Firda Hasanah
Project Title : Tandeg Sutradara : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Penulis : Dilla Permata Sari
Segment 1
Establsih tugu selamat datang kota indramayu
Establish plang selamat datang desa eretan wetan
V.O desa eretan wetan
Suasana desa eretan wetan
V.O menceritakan desa eretan wetan
Kegiatan warga desa eretan wetan yang sedang menjemur ikan
Kegiatan kang tandeg di pelabuhan
Wawancara kang Tandeg
Gambar foto pernikahan kang tandeg
Bpk Sukma Atmaja sedang wawancara
Kegiatan para nelayan di pelabuhan
Bpk Sukma Atmaja sedang wawancara
72
Gambar kang tandeg memasang bendera
Segment 2
Establish matahari teribit
Kegiatan kang tandeg dirumah
Kang tandeg menyerahkan surat keberangkatan berlayar
Surat keberangkatan
Establish pelabuhan
V.O keberangkatan kang tandeg berlayar
Establish laut
Kegiatan para anak buah kapal menyiapkan makan
Para anak buah kapal mempersiapkan alat pancing
Segment 3
Establish matahari terbenam
ABK menyalahkan lampu kapal
Wawancara bpk casita (anak buah kapal)
Gambar kegiatan bpk casita di perahu
Wawancara bpk casita (anak buah kapal)
Wawancara kang Tandeg
Gambar kegiatan kang tandeg di kapal
Establish plang TPI (Tempat Pelelangan Ikan)
Menimbang ikan
Timbangan ikan
Suasana TPI
73
Ikan yang sudah di timbang
Wawancara kang Tandeg
Establish Para pembeli ikan di tempat pelelangan (TPI)
74
3.3. Proses Kerja Penulis Naskah
Dalam produksi dokumenter televisi, penulis naskah cukup berperan penting
baik pra hingga pasca produksi, karena dalam suatu produksi dokumenter televisi
seorang penulis naskah harus dapat membuat sebuah naskah atau konsep yang
nantinya menjadi acuan para kru dalam proses produksi hingga pasca produksi.
Menurut Supriyadi dkk, (2014:49). “Penulis Naskah adalah orang yang
bertanggung jawab pada pembuatan naskah, data riset, dan sekaligus berperan
sebagai reporter juga.”
Sedangkan menurut Fachruddin (2012:62) “Penulis Naskah adalah
seseorang yang bekerja membuat naskah untuk bahan siaran, ia memiliki
kemampuan merubah ide ke dalam bentuk naskah yang merupakan hasil imajinasi
dari sebuah proses penginderaan terhadap stimuli menjadi suatu bentuk tulisan
yang menarik dan memiliki pesan baik bagi pemirsa.”
Penulis dapat menyimpulkan pengertian di atas bahwa penulis naskah
adalah seseorang yang bekerja dan bertanggung jawab membuat sebuah naskah
yang di rubah dari sebuah ide dan hasil riset penulis naskah menjadi hal yang
menarik dan memiliki sebuah pesan yang akan di sampaikan kepada penonton,
selain itu penulis naskah juga bekerja dan bertanggung jawab dalam
mengumpulkan data riset.
Seorang penulis naskah adalah seorang yang harus bisa mengubah
sebuah ide ke dalam sebuah naskah yang akan di visualisasikan secara menarik
dan memiliki pesan bagi penonton. Selain itu penulis naskah juga harus bisa
75
membuat pertanyaan kepada narasumber agar pada saat proses wawancara
jawaban yang di berikan sesuai dengan apa yang di butuhkan sutradara.
Seorang penulis naskah harus bisa menulis secara visual. Artinya
penulis naskah harus mampu menerjemahkan visual ke dalam bentuk lisan.
Penulis naskah dalam program dokumenter yang berjudul
“TANDEG” ini adalah seorang penulis naskah yang bertanggung jawab dalam
menentukan ide, membuat sebuah naskah yang dapat memberikan sebuah pesan,
melakukan riset, mengumpulkan data – data pada saat riset dan bertanggung
jawab dalam pekerjaannya seperti dalam pembuatan konsep penulisan naskah,
TOR (Term of reference), Transkip wawancara, dan Naskah voice over(VO) yang
di koordinasikan dengan tim lainnya.Penyusunan data bisa di lakukan dengan
mengumpulkan data, foto – foto dan footage audio video
Proses kerja penulisan naskah di bagi menjadi tiga bagian tahapan.
Tahapan tersebut terdiri atas : pra produksi, produksi, dan pasca produksi. Dalam
pra produksi pembuatan dokumenter termasuk di dalamnya, pemilihan subyek
atau tema, dan melakukan riset.
3.3.1. Pra Produksi
Pra Produksi merupakan tahapan awal dalam pnciptaan suatu karya baik
itu karya drama atau pun non drama. Dalam tahapan ini penulis menentukan ide
dan tema bersama tim. Dalam persiapan awal, penulis naskah memiliki jangka
waku yang cukup pendek. Penulis juga harus membuat konsep agar dokumenter
76
yang di ambil pun lebih menarik, yang tentunya harus melakukan riset terlebih
dahulu ataupun mencari referensi.
Sebelum melaksanakan riset penulis membuat TOR (Term Of Reference)
sebelum produksi karena ini sangat penting untuk memudahkan masalah
kemudian permasalahan melalui data – data yang telah di kumpulkan atau
mencari informasi dan referensi melalui browsing maupun narasumber.
Setelah selesai proses riset yang penulis lakukan adalah menganalisa data
riset. Diantaranya mengidentifikasi data – data penting dan memisahkan data –
data yang tidak penting dalam karya program dokumenter. Karena tidak semua
data akan terpakai dalam pengemasan karya.
Setelah mendalami riset dan mengolah data, penulis membuat SINOPSIS,
Sinopsis adalah ringkasan naskah yang menggambarkan isi dari suatu film yang
dilakukan secara konkrit atau pun abstrak.
Penulis naskah terlebih dahulu menulis ringkasan awal suatu proyek
produksi yang di sebut dengan treatment yang menjadi dasar penulisan skrip,
treatment adalah sebuah alur skenario yang sudah matang yang berisi tatanan
adegan. Treatment berisi deksripsi yang memudahkan sutradara untuk
menuangkan alur cerita pada produksi dokumenter yang nantinya akan di
gabungkan dengan gambar realshot (tanpa rekayasa). Suatu skrip memberikan
penjelasan mengenai lokasi, gerakan (action), dan dialog secara detail (adegan
demi adegan).
Penulis naskah bertindak menentukan struktur untuk keseluruhan
produksi, struktur di buat secara kronologis, tematis, dan dialektikal. Selain
77
struktur yang jelas penulis harus memikirkan ploting. Naskah produksi yang
awalnya di tulis dalam bentuk naskah kasar di bentuk menjadi traetment, dan
dapat di tulis ulang ke dalam bentuk skenario. Tahap pertama yang di lakukan
adalah penentuan ide, pada tahap penentuan ide ini penulis naskah berunding
dengan Produser dan Sutradara untuk menentukan konsep yang akan di buat.
3.3.2. Produksi
Memasuki tahap produksi, penulis sebagai penulis naskah ikut serta
membantu mendampingi produser, sutradara, dan penata kamera dalam
menvisualisasikan sebuah naskah sehingga menjad sebuah tontonan yang
menarik. Penulis pun terjun secara langsung ke lokasi untuk mengamati
bagaimana naskah hasil kerjanya di kerjakan oleh sutradara dan tim produksi.
Selama proses produksi, penulis naskah di bantu oleh sutradara untuk
wawancara, karena penulis naskah sekaligus berperan sebagai penata kamera.
Selain itu penulis naskah juga memberi pengarahan alur cerita dan tetap
berpedoman pada naskah dan treatment yang telah di susun dan di sepakati
bersama pada tema dan tujuan program.
Pada tahap produksi, penulis naskah telah mempersiapkan apa saja yang
akan di butuhkan pada proses produksi berlangsung di tempat yang telah di
tentukan, serta mempersiapkan pertanyaan terhadap tema dan konsep, yang
nantinya akan d ajukan ke narasumber yang bersangkutan. Dan sebelum produksi
78
berlangsung penulis naskah sudah bertanya – tanya terlebih dahulu kepada
narasumber agar pada saat produksi pun berjalan dengan lancar.
Menurut supriyadi dkk (2014b:59) mengatakan bahwa “Wawancara yang
baik harusnya di lakukan persiapan yang matang, di antaranya menginisiasi calon
narasumber kita.”
Dapat di simpulkan bahwa, pada saat proses wawancara baik itu persiapan
atau pada saat produksi berlangsung penulis harus mempunyai persiapan yang
sudah matang dengan menggali terus informasi yang di dapat dari narasumber.
3.3.3. Pasca Produksi
Setelah melewati tahap pra produksi dan tahap produksi, maka tahap yang
harus di lakukan setelahnya adalah pasca produksi. Pada tahap pasca produksi ini,
penulis terlibat langsung dalam proses editing. Penulis memiliki peran untuk
menemani editor dan sutradara terutama dalam memberikan pengarahan terhadap
shot yang telah di ambil dan menuntun agar kerja editor tidak jauh berbeda dari
naskah yang di tentukan.
Menurut Achlina dan Suwardi (2011c:133) mengatakan bahwa “Pasca
produksi tahap penyelesaian atau tahap akhir penyempurnaan materi program
untuk siaram yang proses produksinya di lapangan atau di studio telah selesai,
biasanya mencakup kegiatan pengeditan gambar, pengisian grafik, narasi, efek,
dan ilustrasi musik.”
79
Dapat di simpulkan bahwa, di tahap pasca produksi ini merupakan tahap
akhir pada pembuatan karya. Ketika tahap produksi selesai penulis naskah dan
anggotan tim kembali me-review hasil dari rekaman yang telah di ambil oleh
penata kamera. Dan penulis naskah pun membuat transkp wawancara serta
membuat naskah VO yang akan di gabungkan pada saat proses editing.
3.3.4. Peran dan Tanggung Jawab Penulis Naskah
Menjadi seorang penulis naskah, penulis di tuntut untuk menguasai konsep
cerita yang telah di tentukan dan sesuai kesepakatan bersama. Dalam produksi
dokumenter televisi ini, rancangan naskah mulai di kerjakan pada tahap pra
produksi dan matang pada tahap pasca produksi yang kemudian masih harus
melalui tahap editing sebagai penyempurna. Peran penulis naskah pun ada pada
tahap Pra Produksi, Produksi, dan Pasca Produksi. Dan memang peran penulis
naskah lebih besar pada tahap Pra Produksi.
Menurut Supriyadi dkk (2014c:49) mengatakan bahwa “Penulis naskah
adalah seorang yang bertanggung jawab pada pembuatan naskah, data riset dan
sekaligus berperan sebagai reporter juga.”
Menurut kesimpulan penulis, penulis naskah sebagai akar dari sebuah
program dan yang mengembangkan ide yang telah di ambil menjadi naskah.
Peran dan tanggung jawab penulis naskah dalam produksiadalah
sebagai berikut :
80
a. Penulis naskah bekerja sama dengan tim mengenai ide apa yang akan di
angkat ke dalam dokuementer televisi dan selebihnya penulis naskah lah
yang lebih mengembangkan ide yang telah di ambil.
b. Mencari referensi melalui internet terlebih dahulu agar bisa melanjutkan ke
tahap pembuatan TOR (Term Of Reference).
c. Membuat TOR (Term Of Reference) dan penyiapkna pertanyaan untuk di
ajukan kepada narasumber yang bersangkutan.
d. Membuat struktur cerita
e. Saat produksi, penulis naskah briefing dengan anggota tim sebelum
melakukan produksi.
f. Membuat naskah voice over
g. Review kembali hasil produksi sutradara dan penata kamera yang telah
selesai.
Tugas dan peranan seorang penulis naskah dalam produksi program
dokumenter televisi yang berjudul “TANDEG” memiliki tugas dan tanggung
jawab dari pra produksi hingga pasca produksi di mana pada saat proses produksi
penulis naskah adalah seorang yang bertanggung jawab dalam mengembangkan
ide cerita kemudian melakukan riset ke lokasi atau mengikuti kegiatan – kegiatan
yang dilakukan, penulis naskah juga memiliki tugas menentukan narasumber,
membuat sebuah naskah yaitu konsep penulisan dari ide dan tema yang sudah di
sepakati bersama tim berupa TOR, lembar daftar pertanyaan dan treatment yang
akan di gunakan untuk wawancara narasumber.
81
Sedangkan pada saat proses produksi penulis naskah tetap berkomunikasi
dengan sutradara agar sesuai dengan naskah yabg telah di buat. Penulis naskah
bertanggung jawab untuk mendapatkan jawaban yang di inginkan oleh sutradara
untuk materi yang di butuhkan sutradara. dalam proses pasca produksi penulis
naskah bertanggung jawab dalam pembuatan naskah voice over(VO) dan juga
trasnkrip wawancara agar proses editing sesuai treatment dan sesuai dengan alur
yang telah di tetapkan.
82
3.3.5. Proses Penciptaan Karya
Terdapat tiga proses penciptaan karya dari penulis naskah, di antaranya
ialah :
a. Konsep Kreatif
Dalam merancang konsep dan tema dari program dokumenter yang di
angakat ini, penulis memberikan pemikiran berbentuk usul dan anjuran tentang
tema biografi. Dalam proses pengumpulan data program dokumenter ini bisa
dijadikan keaslian dan objektifnya.Dokumenter ini juga menggunakan narasi agar
penonton bisa tahu alur cerita dokumenter. Tidak hanya informasi saja yang
didapat tetapi di tambah dengan music instrument supaya penonton tidak bosan
dengan film dokumenter televisi ini.
b. Konsep Produksi
Penulis naskah merangkap sebagai Penata kamera, sehingga naskah
yang sudah ada dan sudah siap, tim mempercayakan jalannya produksi kepada
sutradara. Penulis naskah harus tetap mendampingi sutrada selama produksi
berjalan agar berjalan sesuai dengan naskah yang sudah di sediakan. Penulis
naskah juga melakukan penyesuaian terhadap daftar pertanyaan dan
mengkondisikan jawaban dari narasumber. Penulis naskah beserta anggota tim
melakukan brifieng terlebih dahulu agar pada saat produksi bisa berjalan dengan
lancar sesuai treatment yang telah di tentukan.
83
c. Konsep Teknis
Di dalam konsep teknis ini, penuls naskah dan tim terlebih dahulu
mempersiapkan peralatan apa saja yang akan di pakai pada saat produksi
berlangsung dan mengecek peralatan bila sewaktu – waktu terjadi kesalahan
teknis pada saat produksi. Pada saat melakukan pelaksaan produksi sutradara
memberikan pertanyaan pada saat wawancara berlangsung kepada narasumber di
tengah berjalannya produksi.
3.3.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam sebuah produksi pasti ada sebuah kendala di mana hal tersebut di
rasakan oleh penulis dan tim. Dalam sebuah kendala tersebut penulis dan tim juga
harus mempunyai solusi agar produksi tetap berjalan dengan baik
1. Pra Produksi
1. Pada saat pembuatan TOR ada beberapa bagian yang harus di rubah
dan treatment banyak ikut berubah
Solusi :
Penulis langsung merapihkan beberapa yang akan di rubah dengan cara
mencari informasi sebanyak mungkin.
2. Produksi
1. Pada saat produksi penulis mengalami kendala seperti perubahan
jadwal shooting karena cuaca buruk
84
Solusi :
Sehingga penulis dan tim memutuskan untuk mengganti hari.
2. Pada saat wawancara Anak Buah Kapal (ABK) narasumber gugup
karena lingkungan sekitar ramai.
Solusi:
penulis memilih tempat yang sepi agar narasumber tidak gugup.
85
KONSEP PENULIS NASKAH
Sebuah naskah yang di buat oleh seorang penulis naskah bisa digunakan
dan membantu semua jobdesk di dalam suatu produksi. Sebelum membuat naskah
terlebih dahulu harus menemukan ide. Dalam program dokumenter yang berjudul
“TANDEG“ ini penulis mendapatkan ide dari produser pada saat proses
pengumpulan ide. Kemudain penulis sebagai penulis naskah dalam program
dokumenter yang berjudul “TANDEG” ini merasa tertarik dengan cerita yang
disampaikan dari produser yang menceritakan biografi seorang laki-laki yang
berprofesi sebagai nelayan yang memulai dari nol hingga memiliki perahu sendiri
dengan tekad dan keberaniannya melawan terjangan ombak.
Berawal dari ketertarikan tersebut akhirnya penulis mencari beberapa
referensi dokumenter dan melakukan riset dengan melakukan wawancara dan
mengikuti segala aktifitasnya, penulis ingin membuat program dokumenter yang
biografi namun ringan di tonton sehingga penulis ingin menambahkan seperti
aktifitas mencari ikan dan memberikan V.O. Setelah menetukan ide, mencari
referensi dan melakukan riset, penulis mulai membuat naskah seperti TOR (Term
Of Reference), Treatmentdan menentukan siapa saja yang menjadi narasumber
agar sesuai tema dan alur yang di buat. Pada saat produksi sebagai penulis naskah
dalam program dokumenter yang berjudul “TANDEG“ini ikut
86
TOR (Term Of Reference)
“TANDEG”
Prduction Company : BSI Producer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Script Writer : Dilla Permata S
Masalah
Memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi menjadi tantangan baginya,
walaupun dengan keadaan fisik yang tidak sempurna karena cacat di bola mata
kanan demi membari nafkah dan membiayai pendidikan anaknya agar menjadi
orang sukses. Dengan memiliki kapal cukup besar tetapi tidak cukup karena
sebagai orang nelayan yang bergantung dengan cuaca dan alat tangkap seadanya.
Jika cuaca sedang buruk bisa sebulan lebih tidak mencari ikan di laut , membuat
istri dan anaknya makan seadanya. Masalah tiba - tiba muncul jika terjadi bocoran
di kapal, Tandeg beserta anak buah kabar bergegas menambel kapal yang bocor
karena jika tidak segera diatasi akan terjadi kebocoran dikapal. Jika ikan yang
didapat sedikit maka untuk narasumber mengalami kerugian dari perbekalan
karena harus menggaji para anak buah kapal yang bekerja.
87
Focus
Kehidupan seorang Nelayan bernama Tandeg yang menceritakan
kehidupannya dan bagaimana kegiatannya saat mencari ikan.
Angle
Tandeg sebagai orang yang pekerja keras yang melawan terjangan ombak
untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
SUMBER PERTANYAAN
1. Tandeg
1. Dari tahun berapa bapak Tandeg menjadi nelayan?
2. Ada gak pengalaman bapak saat berada di laut?
3. Tahun berapa bapak menikah?
4. Bapak memiliki berapa anak?
5. Program apa yang digunakan untuk petunjuk arah dan pendeteksi ikan?
6. Kegiatan apa saja kalau sedang tidak berlayar?
88
7. Bagaimana untuk pembagian lelang ikan?
8. Harapan bapak untuk kedepannya?
2. Casita (ABK)
1. Umur bapak berapa tahun?
2. Apa saja tugas bapak menjadi ABK?
3. Pengahsilan ABK?
3. Sukma Atmaja
1. Sejak tahun berapa Tandeg bekerja dengan anda?
2. Selam berapa tahun Tandeg bekerja dengan anda?
3. Sosok Tandeg di mata anda?
4. Harapan untuk Tandeg kedepannya?
38
TRANSKIP WAWANCARA
“TANDEG“
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration :18 Menit Script Writer : Dilla Permata S
Transkip Wawancara
Table III. 11.
NO RECORD TIME
LOGING
STEATMENT KET
1
TANDEG
01:36 – 02:
00
TAHUN 1996, DARI UMUR PERKIRAAN 13
TAHUN SAYA UDAH IKUT SAMA ABANG SAYA
39
MASIH SEPUPUH SAMA SAYA, SAYA IKUT
SAMA DIA NGELAUT TERUS, GA TAU
PENGENNYA NGELAUT TERUS.
2 02:09 –
02:38
WAKTU MENIKAH ITU TAHUN 2000 SAMPE
SEKARANG SUDAH 17 TAHUN, PUNYA ANAK 3.
DULU PUNYA ANAK 1 SEMPET SUDAH PUNYA
PERAHU SENDIRI. PAS PUNYA ANAK KE 2
PERAHU SAYA JUAL GARA-GARA KENA
KECELAKAAN MATA SAYA.
40
3
SUKMA
ATMAJA
02:41 –
03:40
KENAL TANDEG KIRA-KIRA SEKITAR TAHUN
1995 YA KURANG LEBIH 2 TAHUN YA SEMPAT
TINGGAL DISINI, YA KEBETULAN KITA
SEBAGAI PEDAGANG IKAN DI PASAR, DIA
BISA MEMBANTU KITA DI PASAR JUGA WAKTU
BELANJA DIA BISA IKUT. YA KEBETULAN
DIA ORANG LAUT JADI KENAL IKAN. KALO
SOSOK KEPRIBADIAN UNTUK ANAK SEUMURAN
DIA WAKTU ITU CUKUP BAIK ANAKNYA
JUJUR, MAU KERJA KERAS DAN KREATIF.
SALAH SATUNYA TANDEG ITU KITA PAKAI
KARENA DIA ANAKNYA RAJIN JUGA MAU
BEKERJA KERAS DAN KEBENERAN DIA ORANG
ERETAN NAH ORANG SANA UMUNYA KENAL
JENIS IKAN LAUT DAN KITA JUAL IKAN
41
LAUT, JADI PAS APA YANG KITA BUTUH KAN
ADA DALAM DIRI DIA KE AHLIANNYA.
KEBETULAN YA TADI KALO KITA SIAPA PUN
YANG MAU IKUT SAMA KITA, KITA BINA
UNTUK MENJADI ORANG YANG BENAR, KARENA
SYARAT IKUT KITA CUMA SATU BENAR DAN
JUJUR CUMA ITU KALO TIDAK JUJUR
KELUAR.
42
4 03:41 –
04:11
SERING BERAPA KALI KITA SURUH BELANJA
KE MUARA BARU, KE ANGKE DIA BELANJA YA
TAPI NYATANYA BEGITU ADA KEMBALIAN DI
KEMBALIKAN KEPADA SAYA JADI ANAKNYA
BENAR-BENAR JUJUR, JADI BISA DI
PERCAYA UNTUK BELANJA SENDIRI UNTUK
MEWAKILKAN SAYA, KARENA SAYA SENDIRI
GA ADA WAKRTU UNTUK KEPRIUK ATAU KE
ANGKE , KE MUARA BARU JADI KALO GA ADA
WAKTU SAYA BISA MINTA BANTU SAMA DIA.
43
5
TANDEG
04:23 –
05:03
PERAHU ABIS DIJUAL, MOTOR 2 DIJUAL
SAYA SENDIRI HABIS-HABISAN. AKHIRNYA
BERJUANG IKUT SAMA ORANG NELAYAN SINI
TERUS SAMPE IKUT SAMA ORANG CINA KITA
IKUT 2 TAHUN SAYA DI MUARA ANGEKE,
AKHIRNYA DI PERCAYA SAMA ORANG CINA
JUGA ALHAMDULILLAH SAMPE SEKARANG KAN
YA DIKASIH PERMODALAN SEBUAH PERAHU
SEGINI BESARNYA TANPA SEPESER PUN KITA
ENGGA MENGASIHKAN DP DIA PERCAYA
BANGET SAMA SAYA.
6 05:05 –
06:14
PENGALAMAN DI TENGAH LAUT KITA KADANG
KALA TUH PALING BERAT KALO ADA BOCORAN
DARI KAPAL, ITU ADUH SANGAT RESIKO
SEKALI UNTUK BAGI KITA YANG NELAYAN,
44
KALO ADA KAPAL BOCOR, KAPAL BOCOR ITU
BISA-BISA TENGGELAM KITA, MESTI CEPET-
CEPET KITA GIMANA CARANYA KITA MENAHAN
DARI BOCORAN UNTUK SEMENTARA, MAKANNYA
UDAH SIAP KITA ADA DEMPUL, DEMPUL LEM
UNTUK KAPAL SUDAH DIPERSIAPKAN, TERUS
KAPASITAS KAPAL USIANYA UDAH TUA APA
MASIH MUDA, SAYA JUGA DULU PERNAH
NOLONGIN ORANG TAPI GA ADA BOCORAN
TAPI DIA TENGGELAM KENA CUACA BURUK.
JUMLAHNYA SEKITAR 22 ORANG SUDAH SAYA
TOLONGIN ALHAMDULILLAH DIA SAMPE
SEKARANG ANGGEP KITA SUDAH KAYA
SAUDARA SENDIRI.
7 SUKMA 06:16 – YA KITA BANGGA YA BOLEH DIBILANG DIA
45
ATMAJA 06:27 SUDAH BERHASIL DIA SUDAH BISA MAJU
DARI DULU DIA SUDAH BEKERJA SAMA KITA,
SEKARANG DIA SUDAH PUNYA PERAHU
SENDIRI YA BOLEH DI BILANG MUNGKIN
KITA KETINGGALAN.
8 06:28 –
06:33
MASIH SUKA HUBUNGAN DIA SUKA KEMARI
JUGA KALO KITA ADA PERLU YA DIA
DATENG.
9 TANDEG 06:34 –
06:51
DARI PROGRAM DETEKSI GPS UNTUK DARI
ARAH, KITA PETUNJUK ARAH ITU KAN
ADANYA DI GPS. DI GPS, UNTUK DETEKSI
IKAN TUH ADA LAGI NAMYA FISHPANDER,
SONAR YA SAMA.
10 07:16 – YA KADANG-KADANG BERES –BERES KAPAL
46
07:24 PALING KALO UDAH BERES KITA ISTIRAHAT
DIRUMAH.
11 CASITA 11:12 –
11:31
NAMA SAYA CASITA UMUR 60 TAHUN KERJA
SAYA TUH NARIK JANGKAR, SILEM KIPAS
NGAMBIL RUNTAH-RUNTAH TUH SAYA YANG
SILEM. PILIH IKAN, AMBIL ES.
12 11:32 –
11:39
KALO DAPET IKANNYA BANYAK YA 300 RIBU,
200 RIBU, 100 RIBU JUGA KADANG-KADANG.
13 TANDEG 11:55 –
12:45
DARI CANTRANG TERUS ARAD ITU KAN
MERUSAK TERUMBU KARANG, SAYA JUGA
PERNAH DAPET SEGEROMBOLAN IKAN KAKAP
MERAH, DI BELAKANG KITA ADA CANTRANG
47
TERUS KITA PULANG APET BANYAK SEKITAR
1 KWINTAL LEBIH, PAS KITA BALIK LAGI
KE LOKASI SITU AKHIRNYA GA ADA ILANG
SEMUA ABIS DI SAPU, DIAKAN SEPERTI
SAPU DI DALEM AIRNYA ITU, TERUMBU
KARANGNYA ANCUR SEMUA.
14 15:21 –
15:56
PERKIRAAN KITA LELANGNYA SEUMPAMA
10JUTA, ITU DI BAGI 6, 4. 60% 40%.
DIBAGI 60 % SAMA KAPAL BESAR, KAPAL
INDUKNYA 40% PERSEN PUNYA KITA. KALO
SEUMPANYA KITA DAPET 4JUTA PERBEKALAN
KITA POTONG 2JUTA TINGGAL SISA 2JUTA,
NAH SISA 2 JUTA ITU DIBAGI 2 YANG
PUNYA KAPAL KITA, 1 JUTA BUAT ABK
48
(ANAK BUAH KAPAL).
16:08 –
17:10
YA HARAPAN KEDEPAN SI SAYA MAH,
MENGHARAPKAN ANAK-ANAK SAYA SEKOLAHNYA
PADA PINTER-PINTER, BIAR PADA SUKSES
SEMUANYA GITU. KITA MENGHARAPKAN ORANG
NELAYAN BEGINI KADANG BERANGKAT KADANG
ENGGA, ADA CUACA BURUK, KADANG BAIK
KADANG BURUK BEGITULAH. GA SEPERTI
KITA KERJA DI KANTOR, KALO DI KANTOR
KITA UDAH MENETAP GAJI SEKIAN KALO
KITA DI LAUT GA MUNGKIN. JANGANKAN
1BULAN PUN 2BULAN PUN GA MUNGKIN KITA
MENETAP DAPAT SEKIAN JUTA GA DI
TENTUKAN. JADI HAL BEGINI SUDAH
TERBIASA ISTRI SAYA YA ORANG-ORANG
49
BAGI NELAYAN SUDAH MEMAHAMI. JADI
RESIKO ADA WAKTU MAKAN YANG ENAK ADA
KITA MAKAN BIASA-BIASA ADA.
NASKAH V.O.
“TANDEG“
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
50
Duration : 18 Menit Script Writer : Dilla Permata S
Table III. 12.
NO PART OF VIDEO VOICE OVER
1 MAPS PERJALANAN DARI
JAKARTA MENUJU KE
ERETAN WETAN DAN
GAPURA ERETAN WETAN
DESA ERETAN WETAN ADALAH SALAH SATU DESA YANG TERLETAK DI
PROVINSI JAWA BARAT, KECAMATAN KANDANGHAUR, KABUPATEN
INDRAMAYU.
2 SUASANA DESA ERETAN
WETAN
ERETAN WETAN DISEBUT JUGA SEBAGAI KAMPUNG NELYAN. YANG
DIMANA SEBAGIAN BESAR PENDUDUKNYA BERPROFESI SEBAGAI
SEORANG NELAYAN.
3 KANG TANDEG SEDANG
MERAPIHKAN JALA
TANDEG ADALAH SALAH SATU NELAYAN YANG BEKERJA KERAS
MENERJANG OMBAK ITU SEMUA DI LAKUKAN UNTUK MENGHIDUPI
KELUARGA.
4 SUASANA PELABUHAN DAN
PERJALANAN MENUJU KE
LAUT
JARAK DARI PELABUHAN HINGGA KETITIK PENCARIAN IKAN
51
MENGHABISKAN WAKTU SELAMA 4 JAM, DENGAN JARAK TEMPUH KURANG
LEBIH 90 MIL DARI DARATAN, UNTUK SAMPAI KE TITIK PENCARIAN
IKAN NAKODA MENGGUNAKAN GPS SEBAGAI ALAT BANTU UNTUK
PENTUNJUK ARAH.
5 ABK MEMPERSIAPKAN ALAT
UNTUK MEMASAK
SELAMA 4 JAM PERJALANAN NELAYAN MEMBAWA BEBERAPA
PERBEKLANAN SEPERTI BERA, IKAN, LAUK PAUK, ROKOK, KOPI DAN
TEH. SAAT LAPAR MELANDA PARA ANAK BUAH KAPAL DAPAT MEMASAK
DIKAPAL DENGAN ALAT SEADANYA.
38
3.4. Proses Kerja Camera Person
Penata kamera orang yang memiliki kemampuan teknik dalam
mengoperasikan kamera untuk memvisualisasikan objek yang tersedia.
Menurut Kusumawati dkk (2017:68) “Penata gambar adalah seseorang
yang bertugas merekam gambar dengan menggunakan perangkat keras kamera
vide yang di rekam melalui pita video, memory hardisk atau media penyimpanan
lainnya.”
Menurut kesimpulan penulis, penata kamera harus memiliki kemampuan
teknik dalam mengoprasikan kamera untuk memvisualisasikan sebuah gambar.
Menurut Supriyadi dkk (2014:48) “Penata Kamera atau sinematografer
adalah orang yang melaksanakan aspek teknis dalam pengambilan gambar, dia
juga membantu sutradara dalam memilih sudut, penyusunan dan rasa dari
pencahayaan dan kamera”.
Dapat di simpulkan bahwa, cameraman atau penata kamera memiliki
peran penting dalam sebuah pembuatan karya audio visual, karena seorang
cameraman bertugas mengambil seluruh kebutuhan gambar berdasarkan naskah
yang telah di buat. Setiap cameraman harus bisa dan familiar dengan komposisi,
serta semua aspek teknik berikut dari segi sudut pengambilan gambar, pergerakan
gambar dan ukuran gambar. Cameraman juga harus bisa menyelesaikan
permasalahan teknis dan berkordinasi deangan sutradara selama perekaman
gambar berlangsung.
39
1. Sudut Pengambilan Gambar
2. Eye LevelTeknik pengambilan gambar dengan sudut pandang yang normal
atau sejajar dengan mata.
3. High Angle Teknik pengambilan gambar pada sudut pandang yang tinggi,
sehingga objek jadi mengecil.
4. Low Angle Pengambilan gambar pada sudut pandangan yang rendah atau
dari arah bahwa objek, sehingga objek jadi membesar
5. Bird Eye Teknik pengambilan gambar pada sudut pandang yang sangat
tinggi dan jauh, sehingga memperlihatkan lingkungan yang luas dengan
benda – benda dyang tampak di bawah demikian kecil. Seperti halnya
burung melihat kebawah.
6. Frog Eye Teknik pengambilan gambar pada sudut pandang yang sangat
rendah dan dekat dengan objek.
2. Ukuran Gambar
Setelah di lihat dari aspek Sudut pengambilan gambar, berikutnya adalah
ukuran gambar atau shot size. Beberapa jenis teknik pengambilan gambar
berdasarkan ukuran gambar antara lain :
1. Extreme Close Up (ECU) Pengambilan gambar secara detail atau sangat
dekat. Misalnya mata, hidung atau telinga.
40
2. Big Close Up (BCU) Pengambilan gambar dari atas kepala hingga dagu
objek. Menonjolkan objek untuk ekpresi tetentu
3. Close Up (CU) Pengambilan gambar dari batas bahu sampai ke atas
kepala.
4. Medium Close Up (MCU) Ukuran gambar sebatas kepala hingga dada
untuk menegaskan profile seseorang.
5. Medium Shot (MS) Ukuran gambar yang manampilkan sebatas pinggang
sampai atas kepala,
6. Full Shot (FS) Pengambilan gambar penuh dari atas kepala hingga kaki.
Memperlihatkan objek secara keseluruhan.
7. Long Shot (LS) Pengambilan gambar melebihi full shot. Menunjukan
objek dengan latar belakangnya.
8. Establish Shot (ES) Shot yang menampilkam keseluruhan pemandangan
atau suatu tempat untuk memberi orientasi tempat di mana peristiwa atau
adegan itu terjadi.
9. Two Shot (TS) Shot yang menampilakn dua orang.
10. Over Shoulder Shot (OSS) Pengambilan gambar di mana kamera berada
di belakang bahu salah satu pelaku, dan bahu si pelaku tampak atau
kelihatan dalam frame. Objek utama tampak menghadap kamera dengan
latas depan bahu lawan main.
41
3.4.1. Pra Produksi
Tahap pra produksi merupakan tahap yang paling menentukan hasil
gambar yang baik. Pada tahap ini, penata kamera akan melakukan beberapa
pekerjaan yang bersifat teknis maupun nonteknis meliputi
a. Mempersiapkan fasilitas yang akan mendukung jalannya proses produksi
(pemilihan kamera, peralatan penunjang, memilih lensa)
b. Membuat desain kreatif meliputi Riset, merancang storyboard dan floor
plan.
c. Membuat shot list.
d. Mempelajari naskah yang akan diproduksi
e. Mempelajari teknis produksi khususnya teknis kamera
f. Diskusi dengan sutradara atau pengarah acara untuk mencapai visi dan
misi produksi yang sama.
Menurut kusumawati dkk (2017:68)
Penulis memberikan sebuah ide gambaran dan penulis berdiskusi dengan
sutradara untuk menentukan shot listdan treatment yang telah di buat oleh
sutradara untuk di pecah kembali menjadi beberapa shot yang ingin di tuangkan
ke dalam program dokumenter televisi“TANDEG” agar program ini bisa
mneghasilkan gambar yang menarik.
42
Menurut Rahmawati dan Rusnandi dama buku Berkarir Di Dunia
Broadcasting (2011:83). Tahap Pra Produksi ialah tahap planning yang amat
penting, dan sebaikanya kita sepakati saja ungkapan bahwa. “ Gagal
merencanakan sama artinya dengan merencanakan kegagalan.”
Dapat di simpulkan bahwa, dalam tahap pra produksi, penata gambar
berdiskusi dengan sutradara mengenai shot yang akan di ambil, agar nantinya
tidak kekurangan stock shot pada saat penyuntingan gambar. Karena pada tahap
Produksi nanti, cameraman berpegang teguh pada treatment dan shot list
3.4.2. Produksi
Segala perencanaan yang telah dipersiapkan dalam tahap pra produksi,
akan direalisasikan pada tahap produksi. Seorang penata kamera akan membantu
seorang sutradara. Setiap gambar yang dihasilkan sangat penting ter-hadap
pesan dan informasi apa yang akan disampaikan kepada penonton.
Menurut Kusumawati dkk (2017:76) “Peran penata kamera alam tahap
produksi biasanya dibantu dengan asisten kamera. Tugas asisten kamera berbeda-
beda tergantung kebutuhan dan jenis produksinya”
Beberapa tugas penting penata kamera pada tahap produksi adalah :
a. Mengoprasikan kamera dan merekam gambar untuk produksi yang bersifat
live (siarang langsung) atau taping (rekaman).
b. Bekerjasama dengan sutradara pada saat pengambilan gambar.
43
c. Memberikan masukan kepada sutradara untuk menghasilkan gambar yang
baik.
d. Selalu menjaga kontinuitas gambar.
e. Bertanggung jawab untuk menjaga kamera selama proses produksi agar
kamera tetap pada kondisi normal dan siap di gunakan
f. Selalu bekerja sama dengan semua tim produksi untuk mencapai hasil
yang terbaik.
Pada saat tahap produksi program dokumenter televisi “TANDEG”
penulis kembali memeriksa semua kebutuhan untuk produksi, mulai dari alat dan
juga shot listsebelum melakukan pengambilan gambar. Pada tahap produksi
penulis menggunakan alat bantu tripod, monopod, lighting dan juga supporting
camera. Sebuah tripod sangat membantu dalam pengambilan gambar agar gambar
yang di hasilkan balance dan tidak terjadi shaking, tetapi ada juga beberapa lokasi
dimana penulis harus menggunakan monopod serta handheld karena ada sebuah
moment dimana penulis tidak bisa menggunakan tripod dalam program
dokumenter televisi “TANDEG”.
3.4.3. Pasca Produksi
Penata kamera pada tahap ini juga bertugas untuk menyusun Camera Report
untuk mempermudah pekerjaan editor. Informasi selama proses produksi berjalan
di laporkan secara lengkap dengan keterangan hasil produksi.
44
Menurut Kusumawati dkk (2017:77). “Untuk produksi drama, penata
kamera biasanya membantu sutradara dan editor untuk menjelaskan hal –hal
yang kurang di mengerti”
Dapat di simpulakan bahwa, Penata Kamera juga mensupport dan
membantu seorang editor serta sutradara dalam proses editing, karena ini
berhubungan dengan kualitas yang di ambil oleh penata kamera dengan arahan
sutradara pada saat Produksi. Untuk memudahkan kerja editor maka penata
gambar membuat camera report.
Menurut Rahmawati dan Rusnandi dalam buku Berkarir Di Dunia
Broadcasting (2011:103). “Tahap Pasca Produksi ini ada tiga langkah yaitu,
editing off line, editing online & mixing. Proses editing ada dua macam
sesuai peralatannya yaitu editing analog dan digital atau non linier dengn
perangkat komputer editing.”
3.4.4. Peran dan Tanggung Jawab Penata Kamera
Seorang penata kamera memiliki peran dan tanggung jawab yang besar
dalam pengambilan gambar. Karena di dalam dokumenter, gambar merupakan
bentuk penciptaan gambaran dapat tersampaikan kepada audience.
Menurut Umbara (2010:85) “Kameraman sebagai bagian dalam kru flm
dan televisi mempunyai tugas dan tanggung jawab yang spesifik. Pada
umumnya seorang kameraman tidak bekerja sendiri (kecuali untuk
45
tertentu), dan secara umum tugas dan tanggung jawab kameraman
meliputi:
1. Berdiskusi dengan produser dan sutradara, membahas tentang rencana
produksi.
2. Mempelajari naskah.
3. Menginterprestasikan bagaimana sebuah adegan / scene bisa
diinterprestasikan
4. Dalam proses ini penulis sebagai penata kamera mempersiapkan apa
saja yang harus di persiapkan untuk mendukung apa yang sutradara
inginkan dan masukan sedikit memberi masukan bagaimana agar bisa
mandapatkan gambar yang baik.
5. Memilih peralatan kamera serta penunjang nya.
6. Bekerjasama dengan sutradara.
7. Melakukan pengambilan gambar atau shooting.
Penulis sebagai penata kamera bekerjasama dengan sutradara untuk
mencari angle – angle yang terbaik dalam pengambilan gambar. Penata kamera di
tuntut untuk bekerja secara profesional pada saat menentukan angle – angle dari
karya dokumenter yang kreatif dan mempunyai nilai kreatifitas yang tinggi dari
komposisi gambar dan framing yang mendukung.
Mulai dari pra produksi penata kamera sudah di libatkan dalam membuat
breakdown script dan outlinenaskah. Peralatan yang di butuhkan, termasuk juga
hunting lokasi. Selain itu juga pada saat produksi penata kamera sangan berperan
penting dalam pengambilan komposisi frame. Penulis sebaga penata kamera
mempunyai camera report sebagai bahan acuan di lapangan dengan framing yang
di inginkan dan di setujui oleh sutradara.
Dalam tiga tahapan produksi, cameraman mempunyai peran dan tanggung
jawab sebagai berikut :
a. Mendampingi sutradara melakukan riset sekaligus melihat lokasi pengambilan
gambar.
46
b. Berkonsultasi dengan sutradara tentang gambar – gambar yang baik untuk di
ambil.
c. Menyiapkan alat – alat apa saja yang di butuhkan pada saat proses produksi.
d. Membuat konsep kamera bersama sutradara.
e. Merekam gambar sesuai konsep yang telah di sepakati pada waktu pra
produksi.
f. Menjaga keselamat aspek kamera dan berbagai aspek yang berhubungan
dengan perekaman gambar.
g. Mengambil gambar sesuai dengan director treatment
h. Menemani proses editing untuk melihat hasil gambar yang telah di ambil
bersama sutradara.
3.4.5. Proses Penciptaan Karya
Penata gambar ingin memberikan sebuah gambar yang indah dan menarik
untuk di lihat. Hal itu merupakan tantangan bagi penata gambar untuk
menghasilkan sebuah karya dokumenter yang menarik di lihat oleh audience.
Penata kamera juga ingin menerapkan ilmu yang sudah di berikan oleh dosen
pengajar di kampus dan mencari referensi dari buku – buku tentang ilmu kamera
tentang bagaimana cara pengambilan gambar yang baik, walaupun hanya
beberapa buku yang penulis baca tetapi banyak pengetahuan yang di dapat,
sehingga penulis dapat menerapkan ilmu tersebut di dalam karya dokumenter ini.
47
a. Konsep Kreatif
Ketikan membicarakan konsep kreatif penulis sebagai penata kamera
bertugas merekam gambar dan seorang penata kamera juga harus mempunyai
rasa fotografi dan kreatifitas dalam menciptakan sebuah gambar. Dalam
komposisi frame di butuhkan untuk membangun “mood” suatu visual dengan
keseimbangan objek untuk menghasilkan karya dengan baik dan bagus. Dalam
pembuatan karya perlu adanya persiapan yang matang. Suatu konsep kreatif
dalam sebuah produksi dokumenter sangat di perlukan. Maka penulis harus
sudah mempunyai konsep kreatif.
b. Konsep Produksi
Tahap Pra Produksi, penata kamera membuat shot size / shot listdengan
melihat director treatment yang telah di buat oleh sutradara. tujuan dari
pembuatan shot size / shot list tersebut agar penata kamera lebih mudah dalam
pengambilan shot tersebut. Penata kamera juga harus menyiapkan bahan –
bahan yang di gunakan pada saat produksi nanti. Penata kamera juga harus ikut
serta dalam riiset lokasi agar mengtahui lokasi yang akan di pakai dan
menentukan letak kamera sesuai shot list / shot size yang telah di buat.
Pada saat produksi, penulis sebagai penata kamera mulai mendengar arahan –
arahan dari sutradara di lapangan, angle apa yang di inginkan sutradara.
Terkadang pada saat di lapangan perubahan angle atau shot sering terjadi
sehingga tidak terlalu sama seperti shot size / shot list yang telah di buat.
Pada tahap proses kerja pasca produksi dalam pembuatan karya tugas akhir ini,
penata kamera kembali menyerahkan semua hasil pengambilan gambar kepada
48
editor untuk di edit menjadi sebuah karya visual yang sudah di tetapkan
berdasarkan director treatment yang telah di buat oleh sutradara. selain itu
penulis juga memberikan masukan – masukan gambar mana saja yang di
gunakan untuk bahan editing.
c. Konsep Teknis
Penulis untuk memberikan suatu konsep kreatif yang telah di buat, maka
alat yang di gunakan saat produksi meliputi :
a. 1 set kamera Sony NEX VG 3.0 Handheld video Camcorder (tripod,
battery, charge).
b. 1 Unitmemory Sandisk32GB
c. 1 Unit Rode Mic
d. 1 Unit steadycam
e. 1 Unit monopod
f. 1 Unit lampu LED .
3.4.6. Kendala Produksi dan Solusinya
Dalam penciptaan karya apa pun dapat di katakan tidak ada yang
swmpurna atau berjalan lancar. Terkadang apa yang kita rencanakan secara
matang sebelumnya, belum tentu sesuai kondisi dengan kenyataan yang ada,
setiap kendala atau masalah yang datang saat proses penciptaan karya haru dapat
di hadapi karena hal itu tidak dapat terelakan lagi. Setiap proses produksi pasti
49
memiliki kendala masing – masing. Dalam karya tugas akhir ini. Sebagai penata
kamera akan menjabarkan sebagian kendala yang ada, baik secama tim maupun
individual sebagai penata kamera dan solusi penjelasannya.
Kendala pada saat Pra Produksi saling ada nya masukan antar crew yang
berbeda pendapat karena di sini setiap crew mempunyai masukan soal ide dan
konsep kepada sutradara tentang konsep yang akan di ambil untuk program
dokumenter ini. Tetapi akhirnya semua crew dapat menyikapi dengan ada nya
masukan yang baik untuk jalannya pada saat Produksi nanti di sesuaikan secara
baik – baik.
Kendala pada saat Produksi, di atas perahu penulis ingin mengambil
gambar dan terjadi shaking karena gelombang air laut sangat besar. Akhirnya
penulis memutuskan untuk memakai monopod dengan alasan alat ini kecil dan
tidak memakan tempat saat di perahu. Pada saat ingin mengambil gambar dengan
drone, drone tidak bisa atau mau untuk terbang karena lokasi dekat dengan kabel
listrik. Penulis mengganti lokasi lain yang akan di shot.
KONSEP PENATA KAMERA
Konsep penulis sebagai penata kamera mengambil stok gambar dengan
teknik pengambilan gambar yang beragam. Penata kamera bekerja sama dengan
tim untuk menyiapkan pengaturan komposisi kamera, terutama dengan sutradara
39
dan penulis naskah agar konsep pengambilan gambar yang akan di ambil tidak
menimbulkan kesan yang membosankan.
Menurut Ayawaila dkk (2017:83) “Kreativitas gambar menjadi hal yang
mutlak, untuk menunjang kwalitas dan gambar yang variatif, baik dari angle, Tipe
Shot dan Camera Movement.”
Untuk pengambilan gambar penulis menggunakan teknik dari berbagai
macam segi shot size, yaitu establish shot, medium shot, long shot, full shot,
medium close up, bird eye view, tracking, panning, still, high angle dan eye level.
Untuk kesempurnaan gambar di butuhkan angle dan moving kamera. Penulis akan
memadukan semua ini dalam karya program dokumenter televisi ini dan
mendapatkan kualitas gambar yang baik.
109
CAMERA REPORT
“TANDEG”
Production Company : BSI Poducer : Firda Hasanah
Project Title : TANDEG Director : Fiki Asari
Duration : 18 Menit Cameraman : Dilla Permata S
Table III.13.
NO SHOT ANGLE MOVING
CAMERA
VIDEO NOTES
1 Long Shot Bird Eye View Zoom In Est. Tugu mangga OK
2 Long Shot Bird Eye View Zoom Out Est. Tugu mangga dan masjid OK
3 Long Shot Low Angle Tilt Down Gapura desa eretan wetan OK
4 Full Shot Eye Level Still Aktifitas warga desa OK
5 Long Shot Eye Level Still Suasana desa eretan wetan OK
6 Medium Shot High Angle Still Warga merapihkan ikan OK
110
7 Full Shot High Angle Still Warga merapihkan ikan OK
8 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg dan ABK menjahit jala OK
9 Medium Close
Up
High Angle Still Tangan Kang Tandeg manjahit jala OK
10 Medium Shot Eye Level Still Nelayan menjahit jala OK
Medium Close
Up
Eye Level Still ABK menjahit jala OK
11 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
12 Medium Shot Eye Level Still Ekspresi Kang Tandeg OK
13 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
14 Long Shot Eye Level Still Perahu nelayan lewat OK
15 Medium Shot Low Angle Still Bendera merah putih berkibar OK
16 Full Shot High Angle Still Warga memilih ikan OK
17 Knee Shot Eye Level Still Tukang becak merapihkan ikan OK
18 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
19 Close Up Eye Level Still Foto pernikahan Kang Tandeg OK
20 Medium Shot Eye Level Stil Wawancara Kang Tandeg OK
21 Full Shot Eye Level Pen Left Lukisan perahu dan nama – nama anak OK
22 Close Up Eye Level Still Lukisan perahu “Bahari Jaya” OK
23 Medium Shot Eye Level Still Perahu “Bahari Jaya” OK
111
24 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
25 Medium Close
Up
Eye Level Still Kang Tandeg sedang berbicara dengan
Nelayan
OK
26 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Suma Atmaja OK
27 Full Shot High Angle Pan Right Kang Tandeg dan para nelayan menjahit
jala
OK
28 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Sukma Atmaja OK
29 Two Shot Eye Level Still Kang Tandeg sedang berbicara dengan
nelayan
OK
30 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Suma Atmaja OK
31 Medium Close
Up
Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
32 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Suma Atmaja OK
33 Medium Shot Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
34 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Sukma Atmaja OK
112
35 Medium Shot High Angle Tracking Nelayan menarik ikan OK
36 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Sukma Atmaja OK
37 Full Shot Eye Level Pan Right Perahu berdandar di pinggir pelabuhan OK
38 Full Shot High Angle Tracking Ikan di tempat pelelangan OK
39 Full Shot Eye Level Follow Kang Tandeg sedang berjalan membawa
map
OK
40 Medium Close
Up
Eye Level Still Kang Tandeg sedang berbicara dengan
Dinas
OK
41 Medium Close
Up
Eye Level Till Down Kang Tandeg sedang membetulkan
selang gas
OK
42 Full Shot Eye Level Pan Right Perahu bersandar di pinggir pelabuhan OK
43 Full Shot Eye Level Pan Left Perahu bersandar di pinggir pelabuhan OK
44 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
45 Full Shot Low Angle Still Kang Tandeg memasang bendera OK
46 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
47 Full Shot Eye Level Still Kang Tandeg sedang berkumpul dengan
nelayan
OK
48 Medium Shot Eye Level Still Perahu nelayan OK
49 Long Shot Eye Level Still Perahu nelayan lewat OK
113
50 Medium Shot Eye Level Tracking Wawancara Kang Tandeg OK
51 Medium Shot Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
52 Medium Shot Eye Level Tracking Kang Tandeg memotong dempul OK
53 Full Shot High Angle Still Kang Tandeg menyemplung ke laut OK
54 Medium Shot Eye Level Tracking Tali perahu sedang di gulung OK
55 Medium Shot Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
56 Medium Close
Up
Eye Level Still Kang Tandeg berbicara dengan nelayan OK
57 Medium Close
UP
Eye Level Still Wawancara Sukma Atmaja OK
58 Full Shot Eye Level Pan Left Kapal Polisi Air OK
59 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Sukma Atmaja OK
60 Long Shot Eye Level Still Perahu nelayan di pinggir pelabuhan OK
61 Medium Close
Up
Eye Level Still Wawancara Suma Atmaja OK
62 Medium Close
Up
Eye Level Still Kang Tandeg mengendarai kapal OK
63 Close Up Eye Level Still GPS perahu OK
64 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
114
65 Close Up Eye Level Still Fish Finder (alat penditeksi ikan) OK
66 Medium Close
Up
Eye Level Still Nelayan manjahit jala OK
67 Full Shot Eye Level Still Nelayan memotong jala OK
68 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg mempersiapkan alat
pembersih mesin perahu
OK
69 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
70 Full Shot High Angle Still Kang Tandeg membersihkan mesin
perahu
OK
71 Close Up High Angle Still Kang Tandeg menuangkan bensin ke
mesin perahu
OK
72 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg mengelap mesin OK
73 Long Shot Eye Level Still Matahari pagi hari OK
74 Medium Shot Eye Level Still Mempersiapkan alat masak OK
75 Medium Close
Up
Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
76 Close Up High Angle Still Ikan OK
77 Medium Shot High Angle Still Tangan kang tandek memasak ikan OK
78 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg dan keluarga makan
bersama
OK
115
79 Medium Close
Up
Eye Level Pan Right Ekspresi wajah istri kang tandeg OK
80 Medium Shot Eye Level Still Tangan kang Tandeg memegang tasbih OK
81 Medium Close
Up
Eye Level Follow Kang Tandeg berjalan menuju dinas
perikanan
OK
82 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg meminta izin ke dinas
perikanan
OK
83 Medium Shot High Angle Still Surat persetujuan berlayar OK
84 Medium Shot High Angle Till Down Surat izin menangkap ikan OK
85 Medium Close
Up
Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg
mengendarai kapal
OK
86 Long Shot Bird Eye View Zoom Out Pelabuhan OK
87 Medium Shot Eye Level Still Gelombang air laut OK
88 Close Up Eye Level Still Tangan kang Tandeg mengendarai kapal OK
89 Medium Shot Eye Level Still Ekspresi wajah ABK (casita) OK
90 Medium Close
Up
Eye Level Still Ekspresi wajah ABK OK
91 Close Up Eye Level Still GPS OK
92 Full Shot Eye Level Still Para ABK merapihkan tali kapal OK
93 Medium Shot Eye Level Still ABK mempersiapkan alat pancing cumi OK
116
94 Close Up High Angle Still Alat pancing cumi OK
95 Medium Shot Eye Level Still ABK memasang gas OK
96 Long Shot Eye Level Still Laut OK
97 Two Shot High Angle Still Kang Tandeg dan ABK sedang bicara OK
98 Medium Shot Eye Level Still ABK mencuci beras OK
99 Medium Shot High Angle Still Kang Tandeg sedang makan OK
100 Long Shot Eye Level Zoom In Laut OK
101 Full Shot Eye Level Still ABK menyiapkan kail cumi OK
102 Medium Shot Eye Level Still Wawancara ABK (Casita) OK
103 Full Shot Eye Level Still ABK menggulung tali OK
104 Medium Shot Eye Level Still Wawancara ABK (Casita) OK
105 Medium Shot High Angle Tracking Nelayan dan ABK merapihkan ikan OK
106 Medium Shot High Angle Tracking Ikan di pindahkan OK
107 Medium Shot Eye Level Still Memisahkan ikan OK
108 Medium Shot High Angle Still Ekspresi wajah Kang Tandeg OK
109 Close Up High Angle Still Fish finder (alat penditeksi ikan) OK
110 Medium Shot High Angle Still ABK memancing cumi OK
111 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg memgang tasbih OK
112 Medium Shot Eye Level Still ABK mendapatkan cumi OK
113 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
117
114 Full Shot High Angle Tracking Manikan ikan OK
115 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
116 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg memancing cumi OK
117 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
118 Medium Shot Eye Level Still Kang Tandeg memegang HT OK
119 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
120 Full Shot Eye Level Still Kapal induk melempar tali OK
121 Full Shot High Angle Still ABK loncat ke laut OK
122 Full Shot Eye Level Still Kang Tandeg meloncat ke kapal induk OK
123 Full Shot Eye Level Still ABK menarik jala OK
124 Full Shot High Angle ABK merapihkan ikan OK
125 Medium Shot Eye Level Tracking ABK memotong es batu OK
126 Medium Shot Eye Level Still Memindahkan ikan ke dalam gentong OK
127 Long Shot Eye Level Still Matahari pagi hari OK
128 Medium Close
Up
Eye Level Still Ekspresi wajah Kang Tandeg
mengendarai kapal
OK
129 Full Shot Eye Level Still Kapal menepi OK
130 Medium Shot High Angle Pan Left Ikan – ikan OK
131 Medium Shoot High Angle Still ABK memisahkan jenis – jenis ikan OK
132 Medium Shot Eye Level Follow Kang Tandeg membawa keranjang ikan OK
118
133 Long Shot Bird Eye View Still Suasana pelabuhan OK
134 Long Shot Eye Level Still Plang TPI Eretan Wetan OK
135 Full Shot Eye Level Still Suasana pembeli di TPI OK
136 Full Shot High Angle Still Suasana TPI OK
137 Medium Shot High Angle Still Ikan di timbang OK
138 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
139 Medium Shot Eye Level Still Pembeli ikan OK
140 Close Up Eye Level Still Calculator pembeli OK
141 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
142 Medium Shot Eye Level Still Pelelang ikan OK
143 Full Shot Eye Level Still Suasana TPI OK
144 Medium Shot Eye Level Still Wawancara Kang Tandeg OK
145 Long Shot Eye Level Still Perahu nelayan lewat OK
119
SPESIFIKASI CAMERA
Gambar III.5.
Table III.14.
Merk Sony
Model NEX VG.30
HD Video Codec HD:MPEG4-AVCH .246 AVCHDTM
2.0 format
compatible
STD Video Codec STD:MPEG2-PS
Media Storage Type Memory Stick PRO DuoTM
(Mark 2) Memory
Stick PRO-HG DuoTM
Memory Stick XC-HG
DuoTM
SD/SDHC/SDXC Memory Card class 4
or higher
120
Image Sensor Exmor APS HD CMOS sensor (23,5 x 15,6mm)
Image Processor BIONS image processor
Lens / Filter Diameter Sony E-Mount lens
Optical / Digital
Zoom
X2.0, with power zoom control and zoom lever
(variable / fixed max 32 steps)
Audio Format DolbyR
Digital 5.Ich, DolbyR
Digital 5.Icreator
DolbyR Digital 2ch stereo
Zoom Mic Built-in Microphone
Maximum Still Image
Resolution (Photo
Mode)
16.0 megapixels 3:2 (4912 x 3264) 13.6
megapixels 16.9 (4912 x 2760) 8.4 megapixels
3.2 (3568 x 2368) 7.1 megapixels 16:9 (3568 x
2000) 4.0 megapixels 3.2 (2448 x 1624) 3.4
megapixels 16.9 (2448 x 1376)
Image Stabilisation Optical Steady Shot (with Active mode)
LCD Screen Size &
Type
3,0 Xtra Fine LCDTM
270 degree swivel display
Direct Copy Yes
HDMI Terminal Yes (min)
USB Terminal Mini –AB/USB2.0 Hi-speed (mass-stronge MTP
Read Only)
Active Interface Shoe Yes (Multi Interface Shoe)
Dimensions (W x H x
D)
Approx. 91 x 130 x 223mm
121
Mass (w/o Tape,
Battery, etc.)
Approx. 650g
Mass (w/ Lens Hood
With Lens Cover)
Approx 1520gr (NP-FV)(with SELP1,8200
LENS)
3.5.1. Proses Kerja Editor
Penulis sebagai seorang editor bekerja sama dengan penulis naskah,
sutradara, dan penata kamera. Cerita mulai disusun sesuai dengan alur dan konsep
yang telah dibuat sebelumnya. Mulai dari pengenalan, konflik, hingga ending
(akhir). Sebelum memasuki tahap editing dengan menggunakan software yang
sudah disiapkan. Ada baiknya hasil gambar yang sudah di sortir di preview
kembali agar mendapatkan gambar yang sesuai untuk menyusun alur ceritanya.
Penting untuk seorang editor mencari referensi editing dari berbagai macam
program terutama Dokumenter.
Menurut Supriyadi, dkk (2014:148) “ Editor adalah orang yang paling
berperan pada saat pelaksanaan editing. Karena seorang editor tidak hanya
mengerti tentang permasalahan teknis tetapi juga harus mempunyai sisi
kreatifitas yang tinggi.
Menurut Zoebazary (2010:93) “ Editor yaitu sebutan bagi seseorang yang
berprofesi sebagai ahli penataan (pemotongan, penyambungan) gambar
video dan audio. Editor bertugas menyusun akhir shooting hingga
membentuk satu kesatuan cerita dan menciptakan waktu filmis.
Sedangkan Menurut Irwanto, dkk (2014:184) “ Editor adalah Seorang
yang bertanggung jawab dan bertugas menyunting gambar bergerak
melalui proses seleksi, memilih, memilah, untuk dijadikan sebagai
rangkaian kesatuan film yang utuh.
122
Berdasarkan pernyataan di atas, penulis menyimpukan bahwa Tugas
utama seorang editor adalah menciptakan dan menggabungkan setiap
perpindahan scene/ Segment yang sudah masuk pada proses editing menjadi
kesatuan yang utuh. Penulis sebagai editor tidak hanya mengikuti arahan dari
sutradara saja, tetapi seorang editor harus memberikan ide-ide kreatif, dan juga
harus mampu memberikan saran ataupun solusi jika ada kendala sinkron atau
tidaknya suatu gambar dan audio saat ditampilkan. Penulis sebagai editor bekerja
sama saat melakukan penyuntingan gambar dengan seorang sutradara agar hasil
yang di peroleh maksimal dan sesuai dengan apa yang di harapkan sebelumnya.
3.5.2. Pra Produksi
Tahapan pra produksi adalah tahapan awal dalam melakukan proses
pembuatan karya Dokumenter Televisi. Dalam tahap Pra produksi treatment dan
naskah harus di sesuaikan bersama-sama terlebih dahulu, Naskah yang nantinya
dapat memberikan ide-ide kreatif kepada penulis. Dalam pembuatan film
dokumenter televisi di butuhkan riset,guna untuk mengumpulkan data-data dari
berbagai macam kejadian, peristiwa atau permasalahan yang ada di lokasi yang
akan di jadikan tempat untuk melakukan proses pembuatan film dokumenter ini.
di Pra produksi adalah tahapan yang baik untuk mematangkan segala konsep
yang sudah di rencanakan sebelumnya , mulai dari jadwal shooting, masalah
teknis, dan alat yang akan digunakan. Dari masalah teknis, penulis juga berdiskusi
dengan sutradara dan penata kamera tentang konsep awal yang akan di buat,untuk
memudahkan penulis pada saat melakukan penyuntingan gambar nantinya. Demi
123
kelancaran produksi setiap masalah yang mengganggu konsep produksi alangkah
baiknya di selesaikan pada saat pra produksi.
Menurut Tanzil (2010:106) “Maka editing script akan menjadi penting
dalam tahapan ini, editing script adalah upaya penulisan kembali tentang
materi apapun yang sudah kita peroleh dari lapangan.
Menurut Supriyadi, dkk (2014:166) “Setelah menerima naskah kemudian
editor merencanakan konsep editing seperti apa yang akan dipakai
kemudian melihat dan mengingatkan sutradara, shot, apa yang penting dan
yang tidak boleh dihilangkan”.
Keberhasilan tahapan produksi dan pasca produksi tergantung pada
kematangan pra produksi. Guna memberikan masukan pendapat kepada sutradara
dalam pengemasan karya dokumenter televisi yang akan di buat.
Pada akhir riset dengan menyatukan ide-ide yang tertuang, penulis berserta
tim yang lain sepakat untuk memilih treatment yang telah di buat oleh sutradara.
Dokumenter film berjudul “ Tandeg”, telah di setujui oleh penulis dan tim.
Treatment mulai di pelajari dan di pahami. Setelah seluruh tim memahami
treatment yang di buat, penulis beserta Tim berkumpul untuk membahas konsep
yang diinginkan oleh sutradara, baik dari struktur cerita, penataan kamera, sampai
proses editing. Pada tahap ini, seorang editor sudah merencanakan sistem kerja
seperti apa yang akan diterapkan pada proses pembuatan karya dokumenter
televisi “ Tandeg”
3.5.2. Produksi
124
Dalam tahap ini Penulis sebagai editor, sejak awal produksi editor
dilibatkan dari awal perumusan ide, perumusan konsep saat riset, penulisan
naskah, hingga perekaman gambar. Dengan demikian editor dapat memahami
gambaran keseluruhan dalam tahap produksi film dokumenter televisi yang
berjudul “ Tandeg”.
Menurut Widjaja (2010:17) “Dalam tahap ini seorang editor tidak
memiliki tugas dan kewajiban khusus. Namun dalam proses produksi ini
seorang editor dapat membantu mengawasi pendistribusian dan kondisi
materi mulai dari laboratorium sampai materi tersebut berada di meja
editing.”
Dari pengertian maupun definisi produksi diatas maka dapat disimpulkan
bahwa, Seorang editor berperan dalam produksi untuk mengingatkan sutradara
apabila ada shot yang terlewatkan pada saat pengambilan gambar dan
memberikan saran kepada sutradara untuk membuat shot tambahan jika materi
yang telah ada masih di nilai kurang baik. Pada tahap ini editor membuat laporan
time code pada proses shooting, untuk mempermudah dalam penyuntingan
gambar. Pada saat produksi tak lupa seorang editor untuk mengingat moment
yang menarik untuk di tonjolkan. Bekerja sama juga dengan penata kamera untuk
mengambil stock shot yang tidak kasar pada saat cut. Untuk memudahkan editor
mengambil audio suasana sekitar saat di perlukan.
3.5.3. Pasca Produksi
Pasca produksi merupakan proses akhir dengan melakukan proses editing
oleh editor. Dalam kegiatan ini seorang editor akan menyambungkan potongan-
potongan gambar yang telah diambil oleh penata kamera. Kemudian menyiapkan
125
bahan gambar dan menyusun daftar gambar yang memerlukan efek suara. Dalam
proses editing film dokumenter yang berjudul “Tandeg”. Editor bersama
sutradara bersama-sama memberikan saran dalam proses editing agar hasil yang
diinginkan sesuai dengan ide awal. Beberapa proses dan kegiatan dilakukan
dalam tahapan pasca produksi film dokumenter “Tandeg” .
Menurut Supriyadi, dkk (2014:148) “ Editor bertanggung jawab untuk
menghubungkan shot yang telah diambil kemudian menjadi suatu
peristiwa yang utuh dalam rangkaian scene atau sequence agar mempunyai
makna dan pesan yang dapat ditangkap oleh audiencenya.”
Menurut Diana Sari (2012:138-139) “ Pasca produksi yaitu tahap
mengedit, memoles dan rendering animasi yang telah dibuat sehingga
menghasilkan master film yang siap di kemas pada tahap selanjutnya.
1. Offline Editing
Menurut Supriyadi, Dkk (2014:150). “Offline editing merupakan sebuah proses
menata gambar digitized sesuai dengan skenario dan urutan shot yang telah di
tentukan oleh sutradara.
Capture
Menurut Fachruddin (2012: 15) “ proses capture gambar terjadi pada editing non
linier, yaitu mentransfer audio visual dari kaset digital kedalam hardisk komputer.
Logging
126
Menurut Fachruddin (2012:16) “ Logging gambar adalah membuat susunan daftar
gambar dari kaset hasil shooting secara detail disertai dengan mencatat
timecodenya serta dikaset berapa atau apa nama file gambar itu berada.
Assembling
Menurut Achlina (2011:10) “ Metode penyuntingan gambar secara linier pada pita
kosong dimana timecode video dan audio.
Rough Cut
Menurut achlina (2011:148) “ Proses yang dilakukan editor dengan hasil
pekerjaan pertama, dalam hal ini visual hasil liputan telah disusun menjadi
kesatuan yang utuh.
Fine Cut
Menurut achlina (2011:72) “ Proses hasil penyusunan film atau penyuntingan
visual secara definitive telah selesai.
Di dalam proses editing film dokumenter “Tandeg“ penulis menggunakan
beberapa software editing, untuk mengedit hasil take video / menggabungkan
video. Proses editing menggunakan software Adobe Premiere Pro CC 2017,
Adobe After Effect CC 2017. Proses ini dilakukan untuk memotong beberapa klip
video yang tidak terpakai. Langkah menambahkan insert video dilakukan agar
tidak terlihat membosankan, karena orang cenderung akan bosan jika melihat
video yang sama dalam waktu yang lama.
2. Online Editing
127
Menurut Supriyadi, dkk (2014:150) Proses editing ketika seorang editor mulai
memperhalus hasil offline editing, memperbaiki kualitas hasil dan memberikan
tambahan transisi atau efek khusus yang dibutuhkan.
Dalam proses ini editor menggabungkan Suara V.O yang telah dibuat menjadi
sebuah kesatuan audio visual. Tujuan menggunakan voice over untuk
memperjelas pesan yang ingin disampaikan.
Colouring, Pada saat pengambilan video ada beberapa gambar yang di
ambil penata kamera memiliki warna yang kurang cocok , maka dari itu editor
menggunakan tools Color Correction (Lumetri Color), agar perbedaan warna dari
setiap gambar bisa di minimalisir dan lebih di sesuaikan pada gambar dan
suasana.
Fades and cuts , Pergantian antara gambar yang satu dengan yang lainnya
dengan melalui blank, fade dibagi menjadi dua bagian, yaitu Fade in dan Fade out.
Fade in adalah suatu shot atau visual yang bermula dari keadaan gelap kemudian
secara perlahan muncul gambar hingga normal. Sedangkan Fade out adalah dari
gambar terang (Normal) berangsur secara perlahan menjadi gelap.
Proses Noise Reduction, Dalam prakteknya tak jarang video yang penulis
ambil memiliki noise / suara asli dari lingkungan sekitar dan kadang noise ini
mengganggu video maka diperlukan noise reduction. Proses noise reduction
adalah proses yang dilakukan untuk meminimalisir adanya noise gambar atau
suara tidak diinginkan yang masuk pada saat pengambilan video.
128
3. Mixing
Menurut Warsihna (2010:42) “ Mixing merupakan kegiatan
memadukan gambar dan suara agar menjadi satu kesatuan program
yang enak di lihat dan didengar.
Dalam proses ini editor menggabungkan Suara V.O yang telah dibuat menjadi
sebuah kesatuan audio visual. Tujuan menggunakan voice over untuk
memperjelas pesan yang ingin disampaikan.
Setelah semua komponen gambar dan suara selesai disusun selanjutnya adalah
melakukan mixing audio sesuai standar penyiaran. Di tahap ini suara diatur mana
suara yang dominan dan mana suara yang hanya dijadikan untuk backsound .
jangan sampai suara saling menggangu. Seperti contoh suara wawancara
narasumber, Voice Over yang menjadi dominan. Semua harus diatur semaksimal
mungkin.
4. Final Rendering
Yaitu proses yang dilakukan setelah editing (offline/online) selesai dilakukan.
Video ini akan di pindah keluar (Export) kedalam bentuk DVD . Namun
sebelumnya perlu dilakukan proses finalisasi tampilan agar dapat di baca
sempurna pada semua player. Anggota IKAPI (2010:13).
Setelah semua file video, foto, backsound dan sound effect selesai di edit, penulis
dan editor melakukan proses terakhir yaitu manggabungkan semua menjadi
sebuah film utuh lalu mengeksport file tersebut dengan format MP4 FULL HD
dengan resolusi 1920 x 1080p.
129
3.5.4 Peran dan Tanggung Jawab Editor
Editor bertanggung jawab dalam menentukan sistem kerja yang akan di
terapkan selama proses paska produksi berlangsung. Menentukan susunan shot
yang akan digunakan dengan mendiskusikannya kepada sutradara. Dan editor juga
bertanggung jawab penuh atas penyelesaian suatu karya audio visual.
Editor menganalisa treatment agar bisa memahami alur cerita yang akan
di buat. Mengembangkan ide dalam perencanaan paska produksi, sesuai dengan
isi karya dokumenter atau pesan yang akan disampaikan kepada penonton, agar
khalayak dapat memahami dan menyerap isi dari dokumenter tersebut.
1. Pada saat produksi editor mencatat timecode untuk memudahkan editor
pada saat proses editing.
2. Memberikan saran kepada sutradara dan penata kamera, bila ada shot yang
pengambilannya kurang baik seperti komposisi gambar, angle atau pada
saat cut video yang kurang tepat.
3. Menyiapkan software editing pada Laptop/PC untuk melakukan proses
editing.
4. Memilih shot- shot yang baik untuk di diskusikan kepada sutradara dan
tim.
5. Mengembangkan ide kreatif dalam pemilihan Font untuk judul atau
template.
6. Berusaha untuk meminimalisir kekurangan yang terjadi pada saat
produksi, seperti gambar dan audio yang noise.
7. Bertanggung jawab penuh atas penyelesaian hasil akhir karya audio visual.
130
3.5.5. Proses Penciptaan Karya
a. Konsep Kreatif.
Dari awal proses pembuatan ide dan konsep apa yang akan di buat, editor
mulai menganalisa berbagai sudut pandang permasalahan, motivasi, pesan-pesan
apa yang ingin lebih di tonjolkan di film dokumenter ini. editor memikirkan
bagaimana mengemas cerita ini agar terlihat menarik dari segi shot yang di
tampilkan. Dalam proses untuk mendapatkan referensi editing yang bagus melihat
berbagai tayangan-tayangan berupa film dokumenter di televisi. Didalam
pengemasan berbagai shot yang diterima, penulis menggunakan beberapa
software seperti Adobe Premiere Pro CC 2017,Adobe After Effects. Didalam
pembuatannya penulis memasukkan animasi yang berupa maps letak wilayah desa
eretan wetan, dengan di isi Voice Over dan backsound Instrument untuk
mendukung visual tersebut.
Pada karya dokumenter televisi Tandeg , penulis lebih menonjolkan
kegiatan seorang nelayan, dari sebelum melaut, hingga pada saat mencari ikan di
laut. Dengan alat apa saja yang di gunakan nelayan untuk mencari ikan pada
malam hari. Dan juga menampilkan hasil dari tangkapan nelayan. Hingga proses
pelelangan ikan yang di dapat. Tak lupa juga dengan melakukan cut to cut dan
131
memasukkan shot-shot yang mendukung pada saat wawancara, Agar tidak terlihat
monoton.
b. Konsep Produksi
Pada saat produksi penulis juga turut memperhatikan saat gambar di ambil
oleh penata kamera, memberikan saran mengenai sudut pandang dan motivasi dari
gambar yang akan di ambil. Penulis melakukan berbagai macam pencatatan
timecode, Nomor gambar yang telah di anggap bagus. Ini memudahkan editor
pada saat melakukan proses editing.
c. Konsep Teknis
Proses teknis disini berupa rangkaian kerja dari mulai pemakaian alat
produksi, produksi, editing, mulai dari proses capturing, cutting, rendering, hingga
proses akhir finishing hasil kerja, bersama dengan sutradara.
Menurut Supriyadi, dkk (2014-157) “Gambar-gambar yang dipilih oleh
seorang editor harus memberikan suatu maksud dan menginformasikan
sesuatu dimana shot tambahan yang lebih detil harus ditambahkan untuk
memperkuat info.
Dalam teknis editing itu sendiri penulis melakukan Cut to cut dalam berbagai
macam video yang telah di ambil. Seperti saat wawancara narasumber (Tandeg),
disisipkan gambar atau aktivitasnya yang sesuai dengan percakapan. Alasanya
untuk mendukung gambar dan pernyataan dari narasumber. Penulis membuat
132
konsep teknis seperti menampilkan grafis gambar berupa maps animasi desa
eretan wetan, Indramayu yang dibuat pada software Adobe After Effects. Tujuan
dari membuat grafis maps lokasi shooting tersebut adalah untuk memberikan
informasi kepada penonton bahwa letak desa tersebut di provinsi apa. Dan apabila
di tempuh dari Jakarta memerlukan waktu berapa lama. Editor juga memasukkan
beberapa transisi berupa fade in, fade out, cross dissolve. Untuk memberikan
kesan dramatis pada setiap pergantian waktu dari hari ke hari.
3.5.6. Kendala Produksi dan Solusi Produksi
Pada saat produksi berlangsung, penulis sebagai editor mengalami kendala
seperti
1. Memindahkan file dari memori ke laptop dikarenakan memori yang penuh
karena menyimpan file video yang begitu banyak. Itu menjadi terus menerus
sehingga membuat hardisk di laptop penuh dan harus menghapus beberapa file di
laptop yang cukup menghabiskan waktu.
- Mengontrol gambar yang diambil pada saat di kapal karena guncangan ombak
yang cukup besar, untuk menghindari shaking maka penulis membantu penata
kamera menahan kamera dengan tangan.
2. Pada Pasca Produksi adapun kendala yang dialami penulis :
- Mulai dari tempat untuk melakukan editing, sampai proses berjalannya editing.
Sulit mencari tempat editing yang benar- benar nyaman. Karena dibutuhkan
ketenangan dalam mengedit.
133
- Memperbaiki gambar dan audio yang sedikit noise. Kendala ini terjadi karena
gambar yang di ambil pada saat itu cukup gelap. Dan banyak suara kapal nelayan
yang terdengar sekali.
Solusi yang penulis lakukan adalah memperbaiki gambar dan audio yang sedikit
noise dengan memberikan efek- efek khusus seperti noise reduction, agar gambar
dan audio menjadi tidak noise lagi.
- Karena keterbatasan spesifikasi yang dimiliki untuk editing maka membutuhkan
waktu yang cukup lama dalam setiap preview yang dilakukan. Begitu juga pada
saat Exporting .
Maka penulis melakukan rendering pada setiap video yang terlihat lama
pada saat di putar. Meski menghabiskan waktu yang cukup lama dalam rendering
tetapi membuat laptop lebih ringan dalam melihat preview audio visual. Dan lebih
memudahkan editor untuk melihat hasil-hasil editan.
134
Konsep Editor
Didalam pra produksi seorang editor bekerja untuk membantu penulis naskah dan
sutradara dalam melakukan riset menentukan konsep apa yang akan dibuat. Pada s
pada saat produksi editor membantu memilih stock shot yang baik agar pada
saat memasuki tahap editing sudah terkonsep dan mempermudah editor dalam
memilih gambar atau stock shot yang akan di masukkan. Pada konsep editor kali
ini penulis menginginkan film dokumenter “ Tandeg “ menjadi sebuah film
profile dokumenter yang bisa menyerap perhatian penonton dengan menampilkan
aktivitas kehidupan seorang nelayan yang tinggal di daerah pesisir eretan wetan,
indramayu.
Selain menampilkan ke eksistensiannya, penulis juga ingin menampilkan
dari pengalaman baik atau buruk seorang nelayan pada saat mencari ikan di laut.
Kendala-kendala apa saja yang biasa di alami. Dan sisi perekonomian dari
seorang nelayan. Pasca produksi penulis akan memasukkan gambar- gambar inti
dari alat yang di gunakan nelayan, kegiatan pada saat di kapal, hasil tangkapan,
proses pelelangan ikannya. Hingga pada proses editingnya penulis menggunakan
software seperti Adobe Premiere Pro, Adobe After Effects, Adobe Photoshop.
Dari berbagai software tersebut editor ingin membuat maps animasi dalam bentuk
grafis dengan Adobe After Effets CC 2017. Maps animasi dibuat semenarik
mungkin guna untuk memberitahukan letak daerah desa eretan wetan. Maps
animasi tersebut diletakkan pada awal mulainya film Dokumenter “Tandeg“..
135
Editor memasukkan beberapa instrument-instrument musik yang sesuai dengan
shot yang di tampilkan.
Mulai dari konsep teknis editor seperti melakukan cut to cut pada saat wawancara
dengan audio wawancara narasumber yang terus berjalan, dan gambar wawancara
yang di ganti dengan stock shot yang mendukung isi wawancara tersebut. Editor
menambahkan beberapa transisi yang dibutuhkan seperti fade in, guna untuk
menampilkan kesan dramatis pada setiap pergantian shot yang di tampilkan.
Dalam konsep teknis pewarnaan ada beberapa shot yang di perlu di berikan warna
yang sesuai dengan situasi seperti pada saat narasumber sedang berkumpul
dengan keluarganya,tujuannya agar bisa memberikan kesan yang lebih dramatis
pada penonton.
Dalam pembuatan poster Film dokumenter Tandeg , penulis menggunakan
software Adobe Photoshop. Dalam poster tersebut terdapat gambar narasumber
yang dikelilingi oleh laut dan kapal-kapal nelayan. Ditambah dengan penjelasan
nama narasumber sebagai judul film dokumenter ini. Mengenai judul Tandeg
Konsep ini dibuat untuk memberitahukan bahwa narasumber memiliki peran
penting dalam pembuatan film profile dokumenter ini.
136
LAPORAN EDITING
Production Company : BSI Produser : Firda
Hasanah
Project Title : Tandeg Director : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Editor : Aldino
Novian
Laporan Editing
Table III.
NO EXT/INT Keterangan
Visual Audio SFX Transisi Video
Effect
Time Durasi
137
1 Bars and Tone - - - 00:00:05:00 5 detik
2 Logo BSI - - - 00:00:10:00 5 detik
3 Program ID - - - 00:00:15:00 5 detik
4
Universal Counting
Leader
- - - 00:00:20:00 5 detik
5 EXT
(Tracking-Full Shot-
Drone)Tugu Mangga
Indramayu
Instrument Music - - 00:00:32:24 12 detik
6 -
Animasi (Maps letak
desa eretan wetan)
V.O
Instrument Music
Cinematic
- - 00:00:37:00 5 detik
7 EXT
(Tracking-Medium Shot)
Gapura selamat datang di
desa eretan wetan
V.O
Natural
sound+Instrument
Music Cinematic
Cut to
RGB
Curves
00:00:42:20 5 detik
8 EXT
(Still-Fullshot) Aktivitas
warga desa eretan wetan
V.O
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:00:47:15 5 detik
138
Music Cinematic
9 EXT
(Still-Medium Shot) anak
sekolah smp sedang
berjalan kaki
V.O
Natural
sound+Instrument
Music Cinematic
Cut to
RGB
Curves
00:00:52:00 5 detik
10 EXT
(Still- Full Shot)
perbaikan jalan di desa
eretan wetan
V.O
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:00:54:00 2 detik
11 EXT
(Still-Two Shot) ibu-ibu
menyusun ikan asin
V.O
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:00::57:00 3 detik
12 EXT
(Still-MCU Shot)
seorang ibu menyusun
ikan asin
V.O
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:01:00:23 4 detik
13 EXT
(Still-MCU Shot) kang
tandeng jahit jaring
V.O
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00.01:12:05 12 detik
14 EXT (Still-Close up) kang V.O Natural Cut to RGB 00:01:18:27 6 detik
139
tandeng jahit jaring sound+Instrument Curves
15 EXT
(Still-MCU) Seorang
Nelayan jahit jaring
-
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:01:27:21 9 detik
16 EXT
(Still-MCU) Nelayan
sedang jahit jaring
-
Natural
sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:01:35:12 8 detik
17 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:01:42:04 7 detik
18 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:01:47:27 5 detik
19 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:01:50:14 3 detik
20 EXT
(Still-Long Shot)
Establish Pelabuhan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:01:53:03 3 detik
21 EXT
(Still- Full Shot) Bendera
Merah Putih
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:01:59:25 6 detik
22 EXT (Still-Two Shot) ibu dan - Natural Sound Cut to RGB 00:02:04:20 6 detik
140
anak kecil membereskan
ikan
Curves
23 EXT
(Tracking-Medium Shot)
Becak di pelelangan
- Natural sound Cut to
RGB
Curves
00:02:08:23 4 Detik
24 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural sound Cut to - 00:02:11:24 3 detik
25 INT
(Still- Close up) Foto
kang Tandeg & Istri
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:02:16:08 5 detik
26 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:18:00 2 detik
27 INT
(Tracking- Close up)
Bingkai Nama Anaknya
kang Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:27:10 9 detik
28 INT
(Still-Close up) Bingki
foto kapal bahari jaya
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:31:14 4 detik
29 EXT
(Still-Medium Shot)
Kapal Bahari Jaya
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:02:35:11 4 detik
141
30 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:37:13 2 detik
31 EXT (Still-Group Shot) - Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:02:40:14 3 detik
32 INT
(Still- Medium Shot)
Wawancara Pak Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:43:24 3 detik
33 EXT (Tracking- Group Shot) Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:02:51:27 8 detik
34 INT
(Still- Medium Shot)
Wawancara Pak Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:02:57:29 6 detik
35 EXT
(Still-Full Shot) Kang
Tandeg ngobrol di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:03:04:08 7 detik
36 INT
(Still- Medium Shot)
Wawancara Pak Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:03:06:11 2 detik
37 INT
(Still- Close Up) Kang
tandeg didalam ruang
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:03:10:14 4 detik
142
kapal
38 INT
(Still-Medium Shot) Pak
Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:03:13:19 3 detik
39 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:03:19:03 6 detik
40 INT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Pak Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:03:22:20 3 detik
41 EXT
(Tacking-Close Up)
Nelayan memindahkan
ikan
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:03:32:19 10 detik
42 EXT
(Still-Medium Shot) Pak
Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:03:39:26 7 detik
43 EXT
(Tracking-Full Shot)
Kapal-kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:03:43:17 4 detik
44 EXT (Tracking-Close Up) Wawancara Natural Sound Cut to RGB 00:03:53:16 10 detik
143
ikan ikan di TPI Curves
45 EXT
(Follow-Full Shot) Kang
tandeg di jalan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:03:58:16 5 detik
46 INT
(Still- Medium Shot)
Kang tandeg di ruangan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:04:12 6 detik
47 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:09:23 5 detik
48 EXT
(Tracking- Full
Shot)kapal kapal di
pelabuhan
-
Natural
Sound+Instrument
Cut to
RGB
Curves
00:04:22:16 13 detik
49 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:26:05 4 detik
50 EXT
(Still-Full Shot) kang
tandeg pasang bendera
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:32:60 6 detik
144
51 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:36:05 4 detik
52 EXT (Still-Group Shot) Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:04:43:49 7 detik
53 EXT (Still-Long Shot) Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:05:00:18 17 detik
54 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:05:03:21 3 detik
55 EXT
(Still-Medium Shot)
kang tandeg di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:05:10:10 7 detik
56 EXT
(Still-Medium Shot)
kang tandeg di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:05:26:13 16 detik
57 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:05:28:29 2 detik
145
kang tandeg berenang di
laut
58 EXT (Still-Medium Shot) Wawancara Natural Sound Cut to - 00:05:48:25 20 detik
59 EXT
(Still-Medium Shot)
kang tandeg di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:10:15 22 detik
60 EXT
(Still-Two Shot) kang
tandeg di kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:15:11 5 detik
61 INT
(Still-Medium Shot) Pak
Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:06:20:24 5 detik
62 EXT (Tracking-Full Shot) Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:25:03 5 detik
63 EXT
(Tracking-Full Shot)
pantai sekitar
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:31:02 6 detik
64 INT
(Still-Medium Shot) Pak
Sukma
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:06:33:28 2 detik
146
65 INT
(Still-Medium Shot)
diruang kendali kapal
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:37:06 4 detik
66 INT (Still-Close Up) alat GPS Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:43:21 6 detik
67 INT
(Still-Close Up) Sonar
Fish Finder
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:06:51:15 8 detik
68 EXT
(Still-MCU) nelayan
menjahit jaring
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:07:02:05 11 detik
69 EXT
(Still-Full Shot) nelayan
menjahit jaring
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:07:05:18 3 detik
70 EXT
(Still-Medium Shot)
kang tandeg mengambil
solar
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:07:15:27 10 detik
71 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:07:18:21 3 detik
147
Tandeg
72 INT
(Still-Medium Shot)
kang tandeg beres-beres
kapal
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:07:24:22 6 detik
73 INT
(Still-Close Up) kang
tandeg beres-beres kapal
- Natural Sound Cut to - 00:07:47:12 23 detik
74 EXT
(Still-Establish) Matahari
terbenam
-
Suara Desiran
angin laut
Cross
Dissolve
- 00:07:56:06 9 detik
75 INT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg memasak
- Suara jangkrik Cut to - 00:08:13:07 18 detik
76 INT (Still-Close Up) ikan - Suara jangkrik Cut to - 00:08:15:01 2 detik
77 INT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg memasak
- Suara jangkrik Cut to - 00:08:33:21 18 detik
78 INT
(Still-Medium Shot)
Kang bersama keluarga
- Suara jangkrik Cut to - 00:08:50:08 17 detik
148
sedang makan
79 INT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg selesai
sholat
- Suara jangkrik
Dip to
black
- 00:08:53:25 3 detik
80 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg berjalan
-
Natural
Sound+Instrument
Music
Cross
Dissolve
RGB
Curves
00:09:18:11 25 detik
81 INT
(Still- Two Shot)
Memberikan surat
persetujuan berlayar
-
Natural
Sound+Instrument
Music
Cut to
RGB
Curves
00:09:24:18 6 detik
82 INT
(Still-Close UP) Surat
Persetujuan berlayar
- Instrument Music Cut to
RGB
Curves
00:09:36:00 12 detik
83 INT
(Still- MCU)Kang tandeg
di dalam ruang kendali
kapal
- Instrument Music Cut to
RGB
Curves
00:09:41:22 5 detik
149
84 EXT
(Still-Medium Shot)
kapal
- Instrument Music Cut to
RGB
Curves
00:09:44:10 3 detik
85 EXT
(Tracking-Full Shot
Drone)
V.O Instrument Music Cut to
RGB
Curves
00:09:56:20 12 detik
86 EXT
(Still-Full Shot) Establish
laut sekitar
V.O Instrument Music Cut to
RGB
Curves
00:10:02:06 6 detik
87 EXT
(Still-Close Up) Ombak
laut
V.O
Natural Sound+
Instrument music
Cut to
RGB
Curves
00:10:09:08 7 detik
88 EXT (Still-Medium Shot) - Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:20:00 11 detik
89 EXT
(Still- Medium Shot)
Anak buah kapal
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:22:16 2 detik
90 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg di ruang
kendali kapal
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:25:09 3 detik
150
91 EXT (Still-Close Up) GPS - Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:32:09 7 detik
92 EXT
(Still-Medium Shot)
ABK Sedang
mempersiapkan alat
masak
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:47:17 15 detik
93 EXT
(Still-Medium Shot)
ABK mempersiapkan gas
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:50:13 3 detik
94 EXT
(Still-Medium Shot)
Ombak laut
V.O Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:10:53:24 3 detik
95 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg dan ABK
mencuci beras
V.O Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:00:09 7 detik
96 EXT (Still-Close Up) Beras V.O Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:02:14 2 detik
151
97 EXT
(Still-Medium Shot)
Menyiapkan makanan
V.O Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:06:09 4 detik
98 EXT
(Still-Long Shot)Ombak
laut matahari terbenam
V.O Natural Sound
Cross
Dissolve
RGB
Curves
00:11:07:23 1 detik
99 EXT
(Still-Long Shot) Ombak
laut
V.O Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:11:19 4 detik
100 EXT
(Still-Full Shot) Pak
Casita
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:15:28 4 detik
101 EXT
(Still-Full Shot)
Wawancara Pak Casita
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:27:03 12 detik
102 EXT
(Still-Medium Shot) Pak
Casita sedang memilih
ikan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:33:05 5 detik
103 EXT
(Still-Full Shot)
Wawancara Pak Casita
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:39:14 6 detik
152
104 INT
(Still-Medium Shot)
Kang Tandeg di ruang
kendali kapal
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:42:16 3 detik
105 EXT
(Still-Close Up) Sonar
Fish Finder
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:48:22 6 detik
106 EXT
(Still-Medium Shot)
Abk memancing cumi
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:11:54:14 6 detik
107 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:12:09:24 15 detik
108 EXT
(Still-Medium Shot)
Menangkap ikan di
jaring kecil
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:12:27:28 18 detik
109 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:12:44:19 17 detik
153
Tandeg
110 EXT
(Still-Medium Shot)
Kang tandeg sedang
mengabari lewat HT
- Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:12:49:03 5 detik
111 EXT
(Still-Long Shot) Kapal
Induk datang
- Natural Sound Cut to - 00:13:10:00 21 detik
112 EXT
(Still-Full Shot) Kang
tandeg ke kapal induk
- Natural Sound Cut to - 00:13:13:12 3 detik
113 EXT
(Still-Full Shot) Menarik
jala yang telah di
lemparkan
- Natural Sound Cut to - 00:13:26:05 13 detik
114 EXT
(Still-Full Shot)
Memindahkan ikan dari
jala ke box ikan.
- Natural Sound Cut to - 00:13:54:13 28 detik
115 EXT (Still-Close up) - Natural Sound Cut to - 00:14:04:25 10 detik
154
Memindahkan ikan ke
box ikan
116 EXT
(Tracking-Full Shot) 3
box berisi ikan dan cumi
- Natural Sound Cut to - 00:14:11:00 7 detik
117 EXT
(Still-Medium Shot)
memecahkan batu es
- Natural Sound Cut to - 00:14:19:11 8 detik
118 EXT
(Still-Medium Shot)
Memindahkan ikan ke
drum
- Natural Sound Cut to - 00:14:38:22 19 detik
119 EXT (Still-MCU) drum ikan - Natural Sound
Dip to
black
- 00:14:42:25 4 detik
120 EXT
(Still-Long Shot)
Establish matahari terbit
- Natural Sound Cut to - 00:14:48:14 6 detik
121 EXT
(Still-Medium Shot)
kapal sampai di tempat
- Natural Sound Cut to - 00:14:57:12 9 detik
155
pelelangan ikan
122 EXT
(Still-Close Up) ikan-
ikan
- Natural Sound Cut to - 00:15:02:08 5 detik
123 EXT
(Still-Full Shot) ikan-
ikan
- Natural Sound Cut to - 00:15:07:04 5 detik
124 EXT
(Still-Medium Shot)
mengangkat bakul ikan
- Natural Sound Cut to - 00:15:12:14 5 detik
125 EXT
(Still-Medium Shot)
mengangkat bakul
- Natural Sound Cut to - 00:15:19:29 7 detik
126 EXT
(Tracking-Full Shot-
Drone)
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:15:22:15 3 detik
127 INT (Still-Two Shot) ibu-ibu Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:15:25:24 3 detik
128 INT
(Still-Full Shot)
Pelelangan ikan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:15:31:04 6 detik
156
129 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:15:45:29 14 detik
130 INT
(Still-Close Up)
kalkulator ditangan
Wawancara Natural Sound Cut to
RGB
Curves
00:15:50:03 5 detik
131 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:15:55:25 5 detik
132 INT
(Still-Medium Shot)
Pelelang ikan
- Natural Sound Cut to - 00:16:01:26 6 detik
133 EXT
(Still-Full Shot) Suasana
tempat pelelangan ikan
Wawancara Natural Sound Cut to - 00:16:09:26 8 detik
134 EXT
(Still-Medium Shot)
Wawancara Kang
Tandeg
Wawancara
Natural
Sound+Instrument
Cut to - 00:17:09:17 60 detik
157
135 EXT (Still-Full Shot) Establish -
Natural
Sound+Instrument
Cut to - 00:17:14:23 5 detik
136 - Caption - Instrument Cut to - 00:17:19:22 5 detik
137 - Credit Title - Instrument Cut to - 00:17:49:29 30 detik
138 - Copyright - Instrument Cut to - 00:17:53:01 4 detik
106
LOGGING PICTURE
Production Company : BSI Produser : Firda Hasanah
Project Title : Tandeg Director : Fiki Asari
Durasi : 18 Menit Editor : Aldino Novian
NO Logging Time Video Audio Remark
1 00:00:00:00 - 00:00:05:00 Colour Bar
Natural
Sound -
2 00:00:05:00 - 00:00:10:00 Logo BSI
Natural
Sound -
3 00:00:10:00 - 00:00:15:00 Program ID
Natural
Sound -
4 00:00:15:00 - 00:00:20:00 Universal Counting Leader
Natural
Sound -
5 00:00:20:00 - 00:00:32:24 Establish Tugu indramayu.
Natural
Sound -
6 00:00:32:24 - 00:00:37:00 (Maps letak desa eretan wetan) V.O -
7 00:00:37:00 - 00:00:42:20 Gapura selamat datang di desa
eretan wetan V.O -
8 00:00:42:20 - 00:00:47:15 Aktivitas warga desa eretan wetan V.O -
9 00:00:47:15 - 00:00:52:00 anak sekolah smp sedang berjalan
kaki V.O -
10 00:00:52:00 - 00:00:54:00 perbaikan jalan di desa eretan
wetan V.O -
11 00:00:54:00 - 00:00:57:00 ibu-ibu menyusun ikan asin V.O -
12 00:00:57:00 - 00:01:00:23 seorang ibu menyusun ikan asin V.O -
13 00:00:01:23 - 00.01:12:05 kang tandeng jahit jaring V.O -
14 00:01:12:05 - 00:01:18:27 kang tandeng jahit jaring V.O -
107
15 00:01:18:27 - 00:01:27:21 Seorang Nelayan jahit jaring Natural
Sound -
16 00:01:27:21 - 00:01:35:12 Nelayan sedang jahit jaring Natural
Sound -
17 00:01:35:12 - 00:01:42:04 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
18 00:01:42:04 - 00:01:47:27 Stock Shot Wawancara -
19 00:01:47:27 - 00:01:50:14 Stock Shot Wawancara -
20 00:01:50:14 - 00:01:53:03 Establish Pelabuhan Wawancara -
21 00:01:53:03 - 00:01:59:25 Bendera Merah Putih Wawancara -
22 00:01:59:25 - 00:02:04:20 ibu dan anak kecil membereskan
ikan
Natural
Sound -
23 00:02:04:20 - 00:02:08:23 Becak di pelelangan Natural
Sound -
24 00:02:08:23 - 00:02:11:24 Stock Shot Wawancara -
25 00:02:11:24 - 00:02:16:08 Foto kang Tandeg & Istri Wawancara -
26 00:02:16:08 - 00:02:18:00 Stock Shot Wawancara -
27 00:02:18:00 - 00:02:27:10 Bingkai Nama Anaknya kang
Tandeg Wawancara -
28 00:02:27:10 - 00:02:31:14 Bingkai foto kapal bahari jaya Wawancara -
29 00:02:31:14 - 00:02:35:11 Kapal Bahari Jaya Wawancara -
30 00:02:35:11 - 00:02:37:13 Stock Shot Wawancara -
31 00:02:37:13 - 00:02:40:14 Stock Shot Natural
Sound -
32 00:02:40:14 - 00:02:43:24 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
33 00:02:43:24 - 00:02:51:27 Stock Shot Wawancara -
34 00:02:51:27 - 00:02:57:29 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
35 00:02:57:29 - 00:03:04:08 Kang Tandeg ngobrol di kapal Wawancara -
36 00:03:04:08 - 00:03:06:11 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
37 00:03:06:11 - 00:03:10:14 Kang tandeg didalam ruang kapal Wawancara -
38 00:03:10:14 - 00:03:13:19 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
39 00:03:13:19 - 00:03:19:03 Kang tandeg Wawancara -
108
40 00:03:19:03 - 00:03:22:20 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
41 00:03:22:20 - 00:03:32:19 Nelayan memindahkan ikan Wawancara -
42 00:03:32:19 - 00:03:39:26 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
43 00:03:39:26 - 00:03:43:17 Kapal-kapal Wawancara -
44 00:03:43:17 - 00:03:53:16 ikan ikan di TPI Wawancara -
45 00:03:53:16 - 00:03:58:16 Kang tandeg di jalan Wawancara -
46 00:03:58:16 - 00:04:04:12 Kang tandeg di ruangan Wawancara -
47 00:04:04:12 - 00:04:09:23 Kang tandeg di kapal Wawancara -
48 00:04:09:23 - 00:04:22:16 Kapal- Kapal di pelabuhan Natural
Sound -
49 00:04:22:16 - 00:04:26:05 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
50 00:04:26:05 - 00:04:32:60 kang tandeg pasang bendera Wawancara -
51 00:04:32:60 - 00:04:36:05 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
52 00:04:36:05 - 00:04:43:49 Stock Shot Wawancara -
53 00:04:43:49 - 00:05:00:18 Stock shot Wawancara -
54 00:05:00:18 - 00:05:03:21 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
55 00:05:03:21 - 00:05:10:10 Kang Tandeg di kapal Wawancara -
56 00:05:10:10 - 00:05:26:13 Kang Tandeg di kapal Wawancara -
57 00:05:26:13 - 00:05:28:29 Kang Tandeg berenang di laut Wawancara -
58 00:05:28:29 - 00:05:48:25 Stock Shot Wawancara -
59 00:05:48:25 - 00:06:10:15 Kang Tandeg di kapal Wawancara -
60 00:06:10:15 - 00:06:15:11 Kang Tandeg di kapal Wawancara -
61 00:06:15:11 - 00:06:20:24 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
62 00:06:20:24 - 00:06:25:03 Stock Shot Wawancara -
63 00:06:25:03 - 00:06:31:02 Pantai sekitar Wawancara -
64 00:06:31:02 - 00:06:33:28 Wawancara Pak Sukma Wawancara -
65 00:06:33:28 - 00:06:37:06 Kang Tandeg diruang kendali
kapal Wawancara -
66 00:06:37:06 - 00:06:43:21 Alat GPS Wawancara -
67 00:06:43:21 - 00:06:51:15 Sonar Fish Finder Wawancara -
68 00:06:51:15 - 00:07:02:05 Nelayan menjahit jaring Natural -
109
Sound
69 00:07:02:05 - 00:07:05:18 Nelayan menjahit jaring Natural
Sound -
70 00:07:05:18 - 00:07:15:27 Kang Tandeg mengambil solar Natural
Sound -
71 00:07:15:27 - 00:07:18:21 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
72 00:07:18:21 - 00:07:24:22 Kang Tandeg beres-beres kapal Wawancara -
73 00:07:24:22 - 00:07:47:12 Kang Tandeg beres-beres kapal Natural
Sound -
74 00:07:47:12 - 00:07:56:06 Matahari terbenam Natural
Sound -
75 00:07:56:06 - 00:08:13:07 Kang tandeg memasak Natural
Sound -
76 00:08:13:07 - 00:08:15:01 Potongan Ikan Natural
Sound -
77 00:08:15:01 - 00:08:33:21 Kang Tandeg memasak Natural
Sound -
78 00:08:33:21 - 00:08:50:08 Kang bersama keluarga sedang
makan
Natural
Sound -
79 00:08:50:08 - 00:08:53:25 Kang Tandeg selesai sholat Natural
Sound -
80 00:08:53:25 - 00:09:18:11 Kang Tandeg berjalan Natural
Sound -
81 00:09:18:11 - 00:09:24:18 Kang tandeg Memberikan surat
persetujuan berlayar
Natural
Sound -
82 00:09:24:18 - 00:09:36:00 Surat Persetujuan berlayar Natural
Sound -
83 00:09:36:00 - 00:09:41:22 Kang tandeg di dalam ruang
kendali kapal
Natural
Sound -
84 00:09:41:22 - 00:09:44:10 Kapal Nelayan Natural
Sound -
85 00:09:44:10 - 00:09:56:20 Drone V.O -
110
86 00:09:56:20 - 00:10:02:06 Establish laut sekitar V.O -
87 00:10:02:06 - 00:10:09:08 Ombak laut V.O -
88 00:10:09:08 - 00:10:20:00 Stock Shot Natural
Sound -
89 00:10:20:00 - 00:10:22:16 Anak buah kapal Natural
Sound -
90 00:10:22:16 - 00:10:25:09 Kang tandeg di ruang kendali
kapal
Natural
Sound -
91 00:10:25:09 - 00:10:32:09 GPS Natural
Sound -
92 00:10:32:09 - 00:10:47:17 ABK Sedang mempersiapkan alat
masak
Natural
Sound -
93 00:10:47:17 - 00:10:50:13 ABK mempersiapkan gas Natural
Sound -
94 00:10:50:13 - 00:10:53:24 Ombak laut V.O -
95 00:10:53:24 - 00:11:00:09 Kang tandeg dan ABK mencuci
beras V.O -
96 00:11:00:09 - 00:11:02:14 Beras V.O -
97 00:11:02:14 - 00:11:06:09 Menyiapkan makanan V.O -
98 00:11:06:09 - 00:11:07:23 Ombak laut matahari terbenam V.O -
99 00:11:07:23 - 00:11:11:19 Ombak laut V.O -
100 00:11:11:19 - 00:11:15:28 Pak Casita Wawancara -
101 00:11:15:28 - 00:11:27:03 Wawancara Pak Casita Wawancara -
102 00:11:27:03 - 00:11:33:05 Pak Casita sedang memilih ikan Wawancara -
103 00:11:33:05 - 00:11:39:14 Wawancara Pak Casita Wawancara -
104 00:11:39:14 - 00:11:42:16 Kang Tandeg di ruang kendali
kapal
Natural
Sound -
105 00:11:42:16 - 00:11:48:22 Sonar Fish Finder Natural
Sound -
106 00:11:48:22 - 00:11:54:14 ABK memancing cumi Natural
Sound -
111
107 00:11:54:14 - 00:12:09:24 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
108 00:12:09:24 - 00:12:27:28 Menangkap ikan di jaring kecil Wawancara -
109 00:12:27:28 - 00:12:44:19 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
110 00:12:44:19 - 00:12:49:03 Kang tandeg sedang mengabari
lewat HT
Natural
Sound -
111 00:12:49:03 - 00:13:10:00 Kapal Induk datang Natural
Sound -
112 00:13:10:00 - 00:13:13:12 Kang tandeg ke kapal induk Natural
Sound -
113 00:13:13:12 - 00:13:26:05 Menarik jala yang telah di
lemparkan
Natural
Sound -
114 00:13:26:05 - 00:13:54:13 Memindahkan ikan dari jala ke
box ikan.
Natural
Sound -
115 00:13:54:13 - 00:14:04:25 Memindahkan ikan ke box ikan Natural
Sound -
116 00:14:04:25 - 00:14:11:00 3 box berisi ikan dan cumi Natural
Sound -
117 00:14:11:00 - 00:14:19:11 Memecahkan batu es Natural
Sound -
118 00:14:19:11 - 00:14:38:22 Memindahkan ikan ke drum Natural
Sound -
119 00:14:38:22 - 00:14:42:25 Drum ikan Natural
Sound -
120 00:14:42:25 - 00:14:48:14 Establish matahari terbit Natural
Sound -
121 00:14:48:14 - 00:14:57:12 kapal sampai di tempat pelelangan
ikan
Natural
Sound -
122 00:14:57:12 - 00:15:02:08 ikan-ikan Natural
Sound -
123 00:15:02:08 - 00:15:07:04 ikan-ikan Natural
Sound -
124 00:15:07:04 - 00:15:12:14 Kang Tandeg Mengangkat bakul Natural -
112
ikan Sound
125 00:15:12:14 - 00:15:19:29 Kang Tandeg mengangkat bakul Natural
Sound -
126 00:15:19:29 - 00:15:22:15 Drone Wawancara -
127 00:15:22:15 - 00:15:25:24 ibu-ibu Wawancara -
128 00:15:25:24 - 00:15:31:04 Pelelangan ikan Wawancara -
129 00:15:31:04 - 00:15:45:29 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
130 00:15:45:29 - 00:15:50:03 kalkulator ditangan Wawancara -
131 00:15:50:03 - 00:15:55:25 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
132 00:15:55:25 - 00:16:01:26 Pelelang ikan Natural
Sound -
133 00:16:01:26 - 00:16:09:26 Suasana tempat pelelangan ikan Wawancara -
134 00:16:09:26 - 00:17:09:17 Wawancara Kang Tandeg Wawancara -
135 00:17:09:17 - 00:17:14:23 Establish Kapal-Kapal nelayan Natural
Sound -
136 00:17:14:23 - 00:17:19:22 Caption Natural
Sound -
137 00:17:19:22 - 00:17:49:29 Credit Title Natural
Sound -
138 00:17:49:29 - 00:17:53:01 Copyright Natural
Sound -
113
Proses Pembuatan ID Program
1. Bars and Tone
2. Logo BSI
114
3. Program ID
4. Universal Counting Leader
115
5. Isi Program
116
6. Kerabat Kerja
7. Ucapan Terimakasih
117
8. Copyright
118
SPESIFIKASI EDITING
HARDWARE
LAPTOP ACER ASPIRE S3
1. Prosesor : Intel Core I3- 2367
2. RAM : 4GB DDR3
3. HARDISK : 282 GB
4. VGA : Intel (R) HD Graphics
ACCESSORIS
1. HEADPHONE : SONY MDR-XB450
2. MOUSE : LOGITECH
SOFTWARE EDITING
1. ADOBE PREMIERE PRO CC 2017
2. 3. ADOBE PHOTOSHOP CS6
119
3. ADOBE AFTER EFFECTS CC 2017
120
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Karya film dokumenter televisi “TANDEG”tentang Seorang Nelayan di
Eretan Wetan yang merujuk kepada fakta kehidupan seorang nelayan. Dimana
kegiatan narasumber sehari hari dihabiskan untuk melaut, dan perjuangan untuk
memenuhi harapannya. Meski sepanjang hari mencari ikan di tengah laut kadang
hasil yang di dapat tidak seberapa, beberapa kendala tentu nya tidak membuat
narasumber berkecil hati, tetap semangat berapa pun ikan yang didapat.
Memiliki pekerjaan yang beresiko tinggi menjadi tantangan baginya,
walaupun dengan keadaan fisik yang tidak sempurna karena cacat di bola mata
kanan demi membari nafkah dan membiayai pendidikan anaknya agar menjadi
orang sukses. Dengan memiliki kapal cukup besar tetapi tidak cukup karena
sebagai orang nelayan yang bergantung dengan cuaca dan alat tangkap seadanya.
Dalam pembuatan desain produksi dari karya film dokumenter ini
memang ada kendala yang terjadi, namun hal yang harus di persiapkan dalam
pembuatan sebuah karya memang konsep yang matang serta disertakan semangat
yang pantang menyerah, untuk demi mendapat hasil yang maksimal. Kami
berharap bisa mendapatkan kritik dan saran yang baik dalam hal produksi maupun
karya yang telah di hasilkan.
121
4.2. Saran
122
CV CREW
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
Nim : 42150810
Nama lengkap : Firda Hasanah
Jabatan : Produser
Tempat & Tanggal Lahir : Jakarta, 03 Agustus 1996
Alamat Lengkap : Kmp. Rawadas Rt 10/Rw 03
kelurahan Pondok Kopi Kecamatan
Duren Sawit Kota Jakarta Timur
No. Telp : 089513000540
B. Riwayat Pendidikan Formal dan Non Formal
1. SD Negeri 01 Pagi Jakarta Timur
2. SMP BPS&K 2 Jakarta Timur
3. SMK BPS&K 1 Jakarta Timur
4. Akademi Bina Sarana Informatika
C. Riwayat Produksi
1. Sutradara Film Pendek “Kasih Sayang Ibu”
2. Sutradara Videoclip “ LDR”
3. Wadrobe Drama “Gembel”
4. Surtadara Kuliner “Icip – Icip”
5. Produser Dokumenter “Teras Baja Panjang”
6. Wadrobe “Gitar KeDua” di MIC TV
123
CV CREW
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
Nim : 42150942
Nama lengkap : Fiki Asari
Jabatan : sutradara
Tempat & tanggal lahir : bekasi, 22 oktober 1996
Alamat lengkap : Jln Raya Hankam Gang Rambutan
No 55 Rt.04/Rw.05
Kelurahan Jatimurni Kecamatan
Pondok Melati
Kota Bekasi
No. Telp : 089512282720
B. Riwayat Pendidikan Formal Dan Non Formal
1. SD Negeri Jatimurni 2
2. SMP Negeri 15 Bekasi
3. SMA Negeri 7 Bekasi
4. Akademi bina sarana informatika
C. Riwayat Produksi
1. Cameraman video clip “ldr”
2. Penulis naskah film animasi
3. Lighthing film drama
4. Produser berita tv
5. Artistik film drama “dear gebetan”
124
CV CREW
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
D. Biodata Mahasiswa
Nim : 42150997
Nama lengkap : Dilla Permata Sari
Jabatan : Penilis & Penata Kamera
Tempat & Tanggal Lahir : Bekasi, 21 November 1997
Alamat Lengkap : JL. H. Jalih Cempaka Bulak No. 18
Rt 005/Rw 004 Kelurahan Jaticempaka
Kecamatan Pondok Gede Kota Bekasi
No. Telp : 089699897133
E. Riwayat Pendidikan Formal dan Non Formal
5. SDN 04 Jatiwaringin
6. SMPN 17 Bekasi
7. Smk bpsk & 2 Jakarta
8. Akademi Bina Sarana Informatika
F. Riwayat Produksi
7. Kamera Film Pendek “Kasih Sayang Ibu”
8. Kamera Videoclip “ LDR”
9. Wadrobe Drama “Gembel”
10. Surtadara Kuliner “Icip – Icip”
11. Penulis Dokumenter “Teras Baja Panjang”
12. Artistik film drama “dear gebetan”
125
CV CREW
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Biodata Mahasiswa
Nim : 42150996
Nama lengkap : Aldino. Novian
Jabatan : Editor
Tempat & Tanggal Lahir : Bekasi, 09 November 1994
Alamat Lengkap : Jl. Swakarsa V. Komplek bina marga
II.
RT013/03. Kelurahan Pondok Kelapa.
Kecamatan Duren Sawit. Kota Jakarta
Timur
No. Telp : 087875550457
G. Riwayat Pendidikan Formal dan Non Formal
9. SD Negeri 012 Jakarta Timur
10. SMP Assadah Jakarta Timur
11. SMA Budi Mulia Utama Jakarta Timur
12. Akademi Bina Sarana Informatika
H. Riwayat Produksi
13. Sutradara, Film Pendek “Too Quick Too Judges”
14. Kameraman, Dokumenter “ The Oranges Forces”
15. Kameraman, Liputan Berita TV ” Jendela Berita”
16. Penulis Naskah, Video Klip “ Diatas Awan”
17. Editor ,Simulasi Televisi News “Jendela Berita”
18. Clipperman, Broadcasting Award “Gembel”
19. Audioman, Sitkom “Primadona Kampus”
126
127
LAMPIRAN
128