“bias gender dalam film wadjda karya haifaa al...

101
i “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL MANSOUR (2012)” (Kritik Sastra Feminis) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum) Oleh Ulin Nida 53040160003 PROGAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

Upload: others

Post on 19-Jan-2021

1 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

i

“BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA

KARYA HAIFAA AL MANSOUR (2012)”

(Kritik Sastra Feminis)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Humaniora (S. Hum)

Oleh

Ulin Nida

53040160003

PROGAM STUDI BAHASA DAN SASTRA ARAB

FAKULTAS USHULUDDIN, ADAB DAN HUMANIORA

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

2020

Page 2: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

ii

Page 3: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

iii

Page 4: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

iv

Page 5: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

v

MOTTO

“Orang-orang yang dapat menaklukan dunia adalah orang yang sabar menghadapi caci-

maki orang lain”

(Begawan Wiyasa)

"Baik itu baik. Tapi, lebih baik jauh lebih baik dari baik”

(Ulin Nida)

“Setiap manusia pasti mempunyai masalah. Itu merupkan hal wajar, yang tidak wajar

adalah ketika kita membuat masalah”

(Zaenal Arifin)

PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk kedua orang tua saya,

Bapak Zaenal Arifin dan Ibu Yuni Susilowati yang tanpa kenal lelah dengan penuh kasih

sayang memanjatkan doa yang luar biasa untuk anaknya di malam-malam yang sunyi serta

senantiasa memberikan dukungan baik moril maupun materil. Terima kasih atas

pengorbanan dan kerja keras dalam mendidik saya.

Semoga apa yang diusahakan mendapat pahala dari Sang Pencipta.

Ini adalah bagian sejarah hidup saya dan semoga dapat bermanfaat bagi nusa, bangsa,

agama dan negara, Aamiin...

Page 6: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

vi

ABSTRAK

Ulin Nida. Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

Kritik Sastra Feminis. Skripsi. Salatiga: Program Studi Bahasa dan Sastra

Arab, Fakultas Ushuluddin, Adab dan Humaniora, IAIN Salatiga.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui bentuk bias gender dalam

film Wadjda karya Haifaa Al Mansour. Film Wadjda merupakan film Arab yang

mengangkat tentang realitas perempuan Arab Saudi dalam ruang lingkup struktur sosial

yang didominasi dengan budaya Patriarki. Teori yang digunakan dalam penelitian ini

adalah teori kritik sastra feminis, sedangkan untuk pendekatanya menggunakan

pendekatan kualitatif sastra dengan lebih mementingkan interes pribadi dan nilai-nilai

tertentu. Untuk mencapainya peneliti menggunakan metode analisis eksperimental.

Temuan penelitian ini sebagai berikut: 1) Adanya pembatasan mobilitas

terhadap perempuan Arab Saudi. 2) Subordinasi dan beban kerja ganda yang dialami

perempuan-perempuan Arab Saudi dan 3) Pernikahan dan Perceraian. Selain ketiga

bentuk bias gender tersebut, hasil dari analisis kritik sastra feminis terhadap film ini

adalah: 1) Adanya sistem patiarki yang menyebabkan tertindasnya tokoh perempuan

khususnya Ummu Wadjda dan Wadjda dan 2) Adanya marginalisasi dan subordinasi

yang diakibatkan dari sistem patriarki.

Kata Kunci : Film, Bias Gender, Feminisme

Page 7: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

vii

PEDOMAN TRANSLITERASI

Pedoman Transliterasi huruf (pengalihan huruf) dari huruf Arab ke huruf latin

yang digunakan adalah hasil Keputusan Bersama Menteri Agama RI dan Menteri

Pendidikan dan Kebudayaan RI Nomor 158 Tahun 1987 atau Nomor 0543 b/u 1987,

tanggal 22 Januari 1988, dengan melakukan sedikit modifikasi untuk membedakan

adanya kemiripan dalam penulisan.

A. Penulisan huruf :

No Huruf Arab Nama Huruf Latin

Alif Tidak dilambangkan ا 1

Ba’ B ب 2

Ta T ت 3

Sa ṡ ث 4

Jim J ج 5

Ha ḥ ح 6

Kha Kh خ 7

Dal D د 8

Zal Ż ذ 9

Ra R ر 10

Za Z ز 11

Sin S س 12

Syin Sy ش 13

Syad ṣ ص 14

Dad ḍ ض 15

Ta’ ṭ ط 16

Za ẓ ظ 17

ain ‘ (koma terbalik di atas)‘ ع 18

Gain G غ 19

Fa’ F ف 20

Qaf Q ق 21

Kaf K ك 22

Page 8: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

viii

Lam L ل 23

Mim M م 24

Nun N ن 25

Wawu W و 26

Ha’ H ه 27

Hamzah ‘ (apostrof) ء 28

Ya’ Y ي 29

B. Vokal :

Fathah Ditulis ‘a’

Kasrah Ditulis ‘i’

Dlammah Ditulis ‘u’

C. Vokal Panjang

+ ا Fathah+alif Ditulis ā جاهلية Jāhiliyyah

+ى Fathah+alif layyin Ditulis ā تنسى Tansā

+ي Kasrah+ya’ mati Ditulis ī حكيم Ḥakīm

+و Dlammah+wawu mati Ditulis ū فروض furūḍ

D. Vokal Rangkap

+ي Fathah + ya’ mati Ditulis ai بينكم Bainakum

+و Fathah + wawu mati Ditulis au قول Qaul

E. Huruf Rangkap karena tasydid ) ) ditulis rangkap :

ة Ditulis dd د Iddah‘ عد

Minna من ا Ditulis nn ن

F. Ta’ Marbuthah:

1. bila dimatikan ditulis dengan h :

Hikmah حكمة

Page 9: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

ix

Jizyah جزية

(ketentuan ini tidak berlaku untuk kata-kata bahasa Arab yang sudah diserap ke dalam

bahasa Indonesia)

2. bila hidup atau berharakat ditulis t :

Zakāt al-fitr زكاة الفطر

Ḥayāt al-insān حياة الإنسان

G. Vokal pendek berurutan dalam satu kata dipisahkan dengan apostrof (‘) :

A’antum أأنتم

U’iddat أعد د

La’in syakartum لئن شكرتم

H. Kata sandang alif+lam

Al-qamariyah القرأن Al-Qur’ān

Al-syamsiyah السماء Al-Samā’

I. Penulisan Kata-kata dalam rangkaian kalimat :

Ditulis menurut bunyi atau pengucapannya

żawi al-furūd ذوي الفروض

Ahl al-sunnah اهل السنة

Page 10: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

x

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur penulis panjatkan kehadiran Allah SWT yang

telah memberi rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini dengan judul “Bias Gender Dalam Film Wadjda Karya Haifaa Al Mansour

(2012)”. Sholawat serta salam senantiasa terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

keluarga serta sahabat-sahabatnya serta para pengikutnya yang telah membawa umat

Islam dari zaman kegelapan menuju ke zaman yang lebih berperadaban.

Skripsi ini merupakan hasil penelitian singkat mengenai Bias Gender dalam

Film Wadjda Karya Haifaa Al Mansour (2012). Penulis menyadari bahwa tanpa bantuan

bimbingan dan dorongan dari berbagai pihak, mungkin penulis tidak dapat

menyelesaikan penelitian ini. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan kali penulis mengucapkan rasa terima kasih kepada :

1. Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. , selaku Rektor Institut Agama Islam Negeri

Salatiga

2. Kedua orang tua dan keluarga penulis, Bapak Zaenal Arifin dan Ibu Yuni

Susilowati, karena selalu memberikan dorongan semangat serta doa yang tulus

kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Matur Nuwun

sanget Buk, Pak.

3. Dr. Benny Ridwan, M.Hum, selaku Dekan Fakultas Ushuluddin, Adab dan

Humaniora, IAIN Salatiga.

4. Dr. Agus Ahmad Suaidi, Lc. M.A, selaku Ketua Prodi Bahasa dan Sastra Arab.

5. Rina Susanti, M.A selaku Dosen Pembimbing Skripsi yang telah memberikan

bimbingan, saran dan arahan dalam penyusunan skripsi. Semoga Allah SWT

senantiasa memberikan kesehatan dan keberkahan dalam hidup.

6. Muhamad Hanif M.Hum selaku Dosen Pembimbing Akademik yang selalu

memberikan pengarahan dalam perkuliahan.

7. Jajaran dosen homebase Bahasa dan Sastra Arab yang telah memberikan ilmu,

pengalaman bersejarah di bangku kuliah dari awal perkuliahan hingga sekarang.

8. Segenap Pejabat, Dosen, dan Karyawan Fakultas Ushuluddin, Adab dan

Humaniora yang telah meluangkan waktu dan tenaganya untuk melayani

administrasi dan kelengkapan penelitian.

Page 11: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xi

9. Muhammad Hafidz dan Muhammad Hadhiq selaku Paman penulis yang

senantiasa memberikan support baik moril mau pun materil sehingga penulis

semangat dan mampu menyelesaikan perkuliahan ini.

10. Seluruh teman-teman BSA 2016 yang menemani proses belajar di kampus.

11. Indah, Aan yang menjadi sahabat penulis sejak awal perkuliahan, terima kasih

telah melebarkan telinga di tengah kesibukan-kesibukan yang ada.

12. Kak Wella, Dina, Sanah, Fatim, Azka, Fahmi, Makmun, Apan, Mas Walid, dan

Rosyid yang telah menjadi bagian keluarga di perantauan, sahabat se perjuangan

dan se pergerakan, terima kasih telah memberi dukungan, semangat dan

pengalaman hidup yang tidak akan terlupakan.

13. Sahabat-sahabat PMII 2016 Rayon Sutawijaya yang menjadi sahabat

seperjuangan dalam pergerakan.

14. Sahabat PMII Rayon Sutawijaya yang telah memberikan dukungan dan doa

kepada penulis

15. Orang-orang terdekat penulis yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu,

terima kasih atas kekuatan yang kalian berikan, kalian mengagumkan.

16. Seluruh pihak yang terkait dalam penulisan penulis yang tidak dapat penulis

tuliskan. Terima kasih atas bantuan, dan doa kalian.

Semoga Allah SWT memberikan balasan kebaikan di dunia dan di akhirat

kepada semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Harapan dari penulis adalah dengan adanya tulisan ini dapat bermanfaat bagi penyusun

dan khususnya bagi pembaca.

Salatiga, 17 September 2020

Penulis

Ulin Nida

NIM 53040160003

Page 12: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ........................................................................................ i

Pernyataan Keaslian Tulisan dan Pernyataan Publikasi Ilmiah.............. ii

Persetujuan Pembimbing ........................................................................ iii

Pengesahan kelulusan ............................................................................ iv

Motto dan Persembahan ......................................................................... v

Abstrak.................................................................................................... vi

Pedoman Transliterasi ............................................................................ vii

Kata Pengantar ........................................................................................ x

Daftar Isi ................................................................................................. xii

Daftar Tabel ............................................................................................ xv

Daftar Gambar ........................................................................................ xvi

Daftar Lampiran ..................................................................................... xviii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................... 1

B. Rumusan Masalah.......................................................... 5

C. Tujuan Penelitian ........................................................... 5

D. Manfaat Penelitian ......................................................... 6

E. Tinjauan Pustaka............................................................ 7

F. Penegasan Istilah ........................................................... 9

G. Landasan Teori .............................................................. 10

H. Metode Penelitian .......................................................... 11

I. Sistematika Penulisan .................................................... 12

BAB II LANDASAN TEORI ......................................................... 14

A. Tinjauan Tentang Perempuan ........................................ 14

Page 13: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xiii

1. Perempuan Secara Umum ....................................... 14

2. Status Perempuan dalam Pandangan Islam ............. 14

B. Gender ........................................................................... 17

1. Pengertian gender .................................................... 17

2. Gender dan Sastra .................................................... 19

3. Bias Gender ............................................................. 20

C. Feminisme ..................................................................... 22

1. Feminisme ............................................................... 22

2. Kritik Sastra Feminis ............................................... 24

BAB III GAMBARAN UMUM ARAB SAUDI DAN FILM WADJDA

................................................................................................................ 26

A. Negara Arab Saudi......................................................... 26

1. Letak Geografis ....................................................... 26

2. Kondisi Sosial dan Budaya Arab Saudi ................... 27

3. Kondisi Perempuan Arab Saudi .............................. 36

B. Latar Belakang Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour 2012

....................................................................................... 41

1. Sinopsis Film ........................................................... 42

2. Profil Film, Sutradara, dan Pemain ......................... 44

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 52

A. Bentuk Bias Gender ....................................................... 52

1. Pembatasan Mobilitas .............................................. 52

2. Subordinasi dan Beban Kerja Ganda ....................... 60

3. Pernikahan dan Perceraian....................................... 63

B. Kritik Sastra Feminis dalam Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour

....................................................................................... 66

1. Kisah Ummu yang diceraikan karena tidak sanggup memberikan

keturunan laki-laki ................................................... 66

Page 14: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xiv

2. Kekerasan Psikis akibat sistem Patriarki dalam keluarga

................................................................................. 66

3. Marginalisasi terhadap kaum perempuan………. 68

BAB V PENUTUP .......................................................................... 69

A. Kesimpulan .................................................................... 69

B. Saran ............................................................................. 69

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................... 71

LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................... 76

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................. 84

Page 15: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perbedaan Gender dan Seks, 18-19

Page 16: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xvi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tokoh Wadjda, 4

Gambar 3.1 Peta Arab Saudi, 26

Gambar 3.2 Poster Film Wadjda, 45

Gambar 3.3 Haifaa Al Mansour, 47

Gambar 3.4 Waad Mohammad (Wadjda), 49

Gambar 3.5 Reem Abdullah (Ummu/Ibu), 49

Gambar 3.6 Abdulrahman Al Ghoani (Abdullah), 50

Gambar 3.7 Sultan Al Assaf (Abu Wadjda), 51

Gambar 4.1 Sekelompok Perempuan dalam Mobil, 52

Gambar 4.2 Wadjda Merayu Ummunya, 53

Gambar 4.3 Ummu Merespon Wadjda, 53

Gambar 4.4 Ummu Wadjda Menelfon Supirnya Iqbal, 55

Gambar 4.5 Ummu Wadjda Meminta Izin untuk Tidak Masuk Kerja, 54

Gambar 4.6 Wadjda Masih Merayu Ummunya untuk Membelikan Sepeda, 55

Gambar 4.7 Ummu Wadjda Kaget Melihat Darah Wadjda, 56

Gambar 4.8 Ummu Menolong Wadjda yang Terjatuh. 57

Gambar 4.9 Miss Hussa dan Wadja, 57

Gambar 4.10 Miss Hussa Memberikan Keputusan Hasil Lomba, 59

Gambar 4.11 Teman-Teman Wadjda Sedang Menertawakan Wadjda, 59

Gambar 4.12 Ummu Menyiapkan Makan Siang, 59

Gambar 4.13 Ummu Menyiapkan Makanan untuk Keluarganya, 61

Gambar 4.14 Abu Wadjda Sedang Bermain Game, 61

Gambar 4.15 Wadjda Membantu Ummunya Menyiapkan Hidangan, 61

Gambar 4.16 Ummu Wadjda Membersihkan Alat-Alat Makan, 62

Gambar 4.17 Guru Sedang Melihat Foto Pernikahan Salma, 62

Gambar 4.18 Salma, 63

Gambar 4.19 Pertengkaran Ummu dengan Suaminya, 64

Gambar 4.20 Wadjda Melihat Gambar Pohon Nasab, 65

Gambar 4.21 Wadjda Menempelkan Namanya, 67

Gambar 4.22 Nama Wadjda yang Sengaja ia Tempelkan, 68

Page 17: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Poster Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour, 76

Lampiran II Transkrip Percakapan, 77

Page 18: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Media merupakan sarana komunikasi bagi masyarakat, yang terletak di

antara dua pihak sebagai perantara atau penghubung.1 McLuhan bersama

Quentin Fiore dalam buku The Medium is The Massage, menyatakan bahwa

“media setiap zamannya menjadi esensi masyarakat” hal ini menunjukkan

bahwasanya masyarakat dan media selalu berkaitan dan media menjadi bagian

yang penting dalam kehidupan masyarakat, sadar atau tidak sadar bahwa media

memiliki pengaruh yang berdampak positif maupun negatif dalam pola dan

tingkah laku masyarakat.2

Dalam perkembangannya, media massa dijadikan sebagai pusat

informasi oleh masyarakat. Media massa meliputi media cetak, media

elektronik dan media online. Media cetak terbagi menjadi beberapa macam

diantaranya seperti koran, majalah, buku, dan sebagainya, begitupula dengan

media elektronik terbagi menjadi dua macam, di antaranya radio dan televisi,

sedangkan media online meliputi media internet seperti website, dan lainnya.3.

Media mampu menjadi sarana yang cukup menjanjikan untuk menjadi sumber

informasi berbagai macam realitas sosial dalam kehidupan dengan nyata.

1 Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( Surabaya: Serba Jaya, 2011), hlm 413.

2 McLuhan M & Quentin Fiore, The Medium is The Massage (New York: Bantam Books,

1967), hlm 464 3 Syarifuddin Yunus, Jurnalistik Terapan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), 27

Page 19: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

2

Salah satu media massa lainnya adalah Film. Film merupakan alat

untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak melalui sebuah media

cerita. Film juga merupakan medium ekspresi artistik sebagai suatu alat para

seniman dan insan perfilman dalam rangka mengungkapkan gagasan-gagasan

dan ide cerita. Secara esensial dan subtansial film memiliki power yang akan

berimplikasi terhadap komunikan masyarakat.4

Pada awalnya, di abad ke-20 sulit memungkiri keberadaan film sebagai

bagian dari jenis sastra yang memiliki genre semi tekstual, baik mengilhami

maupun mempengaruhi ilmu sastra dan kritik sastra.5 Film secara tidak sadar

sering membuat relasi-relasi tertentu yang bias gender, seperti menempatkan

perempuan pada posisi lemah dengan memerankan sebagai perempuan

murahan, cengeng, dan lain lain.

Berbeda dengan media massa lainnya, film merupakan institusi sosial

penting. Isi film tidak saja merefleksikan tetapi juga menciptakan realitas.6

Realitas tersebut seperti feminisme. Feminisme merupakan suatu gerakan yang

memperjuangkan hak-hak kesetaraan antara perempuan dan laki-laki. Dalam

kalangan masyarakat, perempuan menyandang stereotip negatif. Dengan

anggapan lemah, emosional, hanya bisa menjadi ibu rumah tangga, dan bahkan

perempuan hanya dianggap sebagai alat seksualitas dalam sebuah hubungan.

Hal ini mengakibatkan munculnya gerakan-gerakan feminisme tersebut tanpa

4 Fred Wibowo, Teknik Program Televisi (Yogyakarta: Pinus Book Publisher, 2006), 196.

5 Wisma Yunita dan Nurhasanah, “Teks dan Genre Sastra(puisi, fiksi, drama, dan film),” dalam

Tentang Sastra Orientas Teori dan Pembelajarannya. Ed. Emzir,dkk (Yogyakarta: Penerbit

Garudhawaca,2018), 49. 6 Jowett, 181, hlm 67 dalam Oni Sutanto, Representasi Feminisme dalam Film “SPY”, Jurnal E-

Komunikasi, (Surabaya: Universitas Kristen Petra)

Page 20: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

3

terkecuali lahirnya juga film-film beraliran feminis terlebih di negara Arab

Saudi di mana daerah tersebut terdapat suatu fenomena bias gender atau

ketimpangan gender. Selain realitas feminis dalam film, terdapat juga berbagai

realitas yang lain seperti realitas sosial, realitas rasisme dan lain-lain.

Arab Saudi merupakan salah satu negara yang menganut sistem

kerajaan atau monarki. Negara ini sangat menjunjung ajaran-ajaran islam

dengan berpedoman Al-Qur’an dan Hadist sebagai pedomannya. Di sisi lain,

Arab Saudi merupakan penganut budaya patriarki. Budaya partiarki adalah

budaya yang selalu mengutamakan dan mengandalkan kemenangan laki-

laki. Budaya serba laki-laki, segala kebaikan dan kepatuhan diukur oleh laki-

laki dan tidak sebaliknya.

Dalam budaya Arab Saudi, seorang perempuan diwajibkan

mendapatkan perizinan dari wali laki-laki sah mereka dalam berbagai hal,

terutama dalam mengambil keputusan. Perwalian laki-laki berhubungan

dengan Namus(kehormatan). Namus adalah fitur umum dari masyarakat

patriakal. Jika seseorang pria kehilangan Namus karena seorang dari

keluarganya, ia mungkin mencoba untuk membersihkan kehormatannya

dengan cara menghukumnya.7 Sebelum tahun 2017 Arab Saudi merupakan

satu-satunya negara di dunia yang melarang perempuan untuk mengemudi.

Pelarangan mengemudi ini diupayakan untuk perempuan agar tidak sering

meninggalkan rumah. Sebagian besar ulama Saudi dan otoritas keagamaan

telah menyatakan bahwa mengemudi adalah suatu yang diharamkan bagi

7https://www.google.com/search?q=analisis+film+wadjda&oq=analisis+film+wadjda&aqs=chro

me..69i57j33.7376j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

Page 21: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

4

perempuan. Namun pada September 2017 Pangeran Mohammad mengeluarkan

sebuah dekrit bahwa kaum perempuan Arab Saudi diperbolehkan mengendarai

kendaraan tanpa ijin walinya.8

Berbicara tentang realitas perempuan Arab, penulis tertarik untuk

mengangkat isu tersebut dalam film yang berjudul Wadjda karya Haifaa Al

Mansour yang rilis pada tahun 2012. Film ini mencoba menggambarkan

realitas perempuan Arab Saudi dalam ruang lingkup struktur sosial yang

didominasi dengan budaya Patriarki.

Gambar 1.1: Tokoh Wadjda

Diceritakan tentang seorang gadis tomboy berusia 12 tahun bernama

Wadjda yang sangat menginginkan sepeda untuk beradu balap dengan sahabat

laki-lakinya. Namun disisi lain keinginan Wadjda sangat ditentang oleh

keluarganya karena menganggap seorang gadis tidak pantas menaiki sepeda

dan dapat merusak sistem reproduksi mereka. Dalam film ini terdapat

kegigihan seorang anak perempuan yang memperjungkan keinginannya yaitu

keinginan untuk sebanding dengan teman laki-lakinya. Selain itu sang ibu

8https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur-tengah/p7fs07382/era-kebebasan-

perempuan-arab-saudi diakses Minggu, 14 juni 2020, 11.12 wib

Page 22: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

5

dihadapkan dengan keputusan sang suaminya untuk dimadu karena tidak bisa

memberikan keturunan laki-laki, dimana anak laki-laki bagaikan emas dalam

garis keturunan. Film ini dibuat oleh Sutradara perempuan pertama di Arab

Saudi yaitu Haifaa Al-Mansour. Ia mampu menggebrak dunia perfilman Arab

saudi dengan mengusung isu sosial bagaimana perempuan di sana mendapatan

ketimpangan gender dengan mengemas film sesederhana mungkin namun

sangat mengena. Terbukti karya film ini mampu menyandang berbagai

penghargaan festival film dunia seperti penghargaan Film Berbahasa Asing

Terbaik di Academy Awards ke-86.9 Dari sini lah penulis tertarik

menggunakan film ini untuk menjadi objek penulisan dengan mengangkat

judul “Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour”. Dalam

penulisan ini, penulis menggunakan teori kritik sastra feminis. Kritik sastra

feminis adalah teori di mana pengkritik memandang sastra dengan kesadaran

khusus, kesadaran bahwa ada jenis kelamin yang banyak berhubumgan dengan

budaya, sastra dan kehidupan.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah di atas, maka dalam penelitian ini penulis

merumuskan pokok permasalahannya, yaitu :

1. Apa bentuk bias gender dalam film Wadjda karya Haifa Al Mansour tahun

2012?

2. Bagaimana penerapan teori kritik sastra feminis dalam film Wadjda karya

Haifaa Al Mansour tahun 2012?

9 https://id.wikipedia.org/wiki/Wadjda diakses Jumat, 12 Juni 2020 08.48 WIB

Page 23: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

6

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui bentuk bias gender dalam film Wadjda karya Haifa

Al Mansour tahun 2012

2. Untuk memahami hasil dari penerapan tori kritik sastra feminis dalam karya

sastra, khususnya pada film Wadja karya Haifaa Al Mansour tahun 2012

D. Manfaat penelitian

Sebuah penelitian selain mempunyai tujuan penelitian juga diharapkan

memberikan manfaat sebagai berikut:

1. Manfaat Praktis

a. Penelitian ini diharapkan mampu memberikan motivasi dan konstribusi

bagi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab itu sendiri.

b. Untuk memberikan bahan masukan sumber informasi dan gagasan

pemikiran bagi penelitian yang selanjutnya.

c. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai referensi bagi

pengajaran sastra terutama film sebagai jenis karya sastra genre

semitekstual.

2. Manfaat Teoritis

a. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan ilmu sastra,

khususnya bagi mahasiswa Program Studi Bahasa dan Sastra Arab dan

khalayak pembaca pada umumnya.

b. Diharapkan mampu memberikan jawaban terhadap permasalahan yang

sedang diteliti.

Page 24: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

7

E. Tinjauan pustaka

Berdasarkan penelusuran yang telah penulis lakukan sejauh ini, ada

beberapa karya ilmiah yang dalam bentuk skripsi maupun yang terkait dengan

kaijan yang penulis lakukan, di ataranya;

Penelitian pertama dilakukan oleh Fitri Maulida Rachmawati mahasiswi

jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu

Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah dengan judul skripsi “Analisis Wacana

tentang Diskriminasi Gender dalam film Wadjda” tahun 2018. Skripsi ini

menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis wacana Teun A Van

Dijk yang membagi analisis menjadi tiga bagian, yaitu level teks, kognisi sosia,

dan konteks sosial. Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah

peneliti menggunakan teori kritik sastra feminis.

Penelitian ke dua adalah penelitian yang dilakkan oleh Gita Murniasih,

dkk tahun 2018 dengan judul jurnal “Proses Domestikasi Perempuan dalam

Budaya Arab” (Analisis Framing Model Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki

Dalam Film Wadjda). Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam STAIN Kediri ini menggunakan pendekatan analisis gender Dr. Mansour

Fakih tentang manifestasi ketidakadilan gender dan analisis framing model

Zongdang Pan dan Gerald M. Kosicki dalam penelitiannya. Hasil penelitian

menunjukkan terjadinya proses domestifikasi perempuan Arab Saudi yang

merujuk pada tindakan marginalisasi, stereotype, sub-ordinasi, double burden

Page 25: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

8

dan poligami.10

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah

peneliiti menggunkan teori kritik sastra feminis.

Penelitian ke tiga dilakukan oleh mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi

Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya tahun 2016, Nindya Prasasti

dengan judul skripsi “Penggambaran Perempuan Arab dalam film Wadjda”.

Penelitian ini menggunakan teori “Perempuan Arab dalam film” dan wacana

“Orientalisme” yang kemudian dibedah menggunakan metode analisis semiotika

milik Roland Barthes dengan dua tahapnya yakni denotasi dan konotasi.

Sedangkan jenis penelitian yang akan digunakan ialah deskriptif kualitatif.

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini adalah peneliiti

menggunkan teori kritik sastra feminis

Penelitian selanjutnya dilakukan Sylvania Nurjannah mahasiswi

Pendidikan Bahasa Arab Fakultas bahasa dan Seni Univesitas Negeri Jakarta

tahun 2016 dalam Skripsinya yang berjudul Motivasi Intrinsik Tokoh-Tokoh

Utama Dalam Film " Wadjda " Karya Haifaa Al-Mansour. Dari hasil penelitian

dalam film “Wadjda” karya Haifaa al-Mansour diketahui bahwa terdapat 3 unsur

motivasi intrinsic yang terdiri dari 12 kebutuhan bertahan hidup, 13 kebutuhan

sosial, dan 20 kebutuhan perkembangan diri. Metode yang digunakan dalam

penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif dengan analisis isi. Penelitian

ini difokuskan pada motivasi intrinsik yang terdapat dalam film “Wadjda” karya

10

Gita Murniasih dkk, Proses Domestikasi Perempuan dalam Budaya Arab (Analisis Framing

Model Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki Dalam Film Wadjda) (Kediri: Jurnal Mediakita: Program

Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam STAIN Kediri) Vol. 2 No. 1 2018 | 1-15

Page 26: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

9

Haifaa al-Mansour.11

Perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan ini

adalah peneliiti menggunkan teori kritik sastra feminis.

Penelitian ke lima dilakukan oleh Nina Kusuma Dewi mahasiswa

Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret, Surakarta, tahun 2010

dalam Skripsi berjudul Tinjauan Kritik Sastra Feminis dalam Novel “Mini Lan

Mintuno” karya Remy Sylado. Metode yang digunakan dalam penelitian tersebu

adalah Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Data

penelitian ini merupakan data deskriptif yang berupa kata-kata, frase, klausa,

ataupun kalimat, dalam bentuk pikiran, ungkapan, dan dialog antar tokoh. Data

diperoleh dengan menggunakan teknik studi pustaka. Teknik analisis dilakukan

melalui beberapa tahap, yaitu reduksi data, penyajian data dan penarikan

kesimpulan. Yang menjadikan berbeda dari penelitian ini dengan penelitian yang

akan penulis lakukan adalah obejek dari penelitiannya yaitu Novel dan Film.

F. Penegasan Istilah

Untuk memudahkan pembahasan mengenai judul penelitian ini, terlebih

dahulu penulis akan mengemukakan arti istilah yang terkandung dalam judul

tersebut.

1. Bias Gender

Bias gender adalah isu kesetaraan anatara laki-laki dan perempuan

11

Sylvania Nurjannah mahasiswi Pendidikan Bahasa Arab Fakultas bahasa dan Seni Univesitas

Negeri Jakarta tahun 2016 dalam Skripsinya yang berjudul Motivasi Intrinsik Tokoh-Tokoh Utama Dalam

Film " Wadjda " Karya Haifaa Al-Mansour.

http://lib.unj.ac.id/tugasakhir/index.php?p=show_detail&id=44617&keywords= diakses Senin, 29 Juli

2020, 11.08 wib

Page 27: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

10

2. Film

Film merupakan alat untuk menyampaikan berbagai pesan kepada khalayak

melalui sebuah media cerita.12

3. Feminisme

Gerakan untuk memperjuangkan persamaan hak antara perempuan dan laki-

laki dalam segala bidang.13

G. Landasan Teori

Feminisme menurut para pakar berbeda-beda. Akan tetapi, jika

diperhatikan betul, intinya sama, yakni gerakan untuk memperjuangkan

persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam segala bidang. Secara

etimologis, feminisme berasal dari kata femme (women), berarti perempuan

(tunggal) yang berjuang untu memperjuangkan hak-hak kaum perempuan

(jamak), sebagai kelas sosial, masculine dan feminine (sebagai aspek perbedaan

psikologis dan kurtural).14

Dalam penelitian ini menggunakan Kritik sastra feminis menurut

Sugihastuti, bertolak dari permasalahan pokok, yaitu anggapan perbedan seksual

dalam intepretasi dan perbuatan makna karya sastra15

. Kritik sastra feminis

dianggap sebagai kehidupan baru dalam kritik berdasarkan perasaan, pirikan,

dan tanggapan yang keluar dari para “pembaca sebagai perempuan” berdasarkan

12

Wibowo, 2006: 196 dikutip Dini Zelviana, Representasi feminisme dalam film The

Huntsman:winter’s War,skripsi, Lampung, 2017, hlm.14

13

Ibid hlm 192 14

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 2012), hlm 184

15 Sugihastuti, suharto, Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2016), hlm 8

Page 28: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

11

pengelihatannya terhadap peran dan kedudukan perempuan dalam dunia sastra.

Dalam kaitanya dengan sastra, feminis dianggap bukan teori yang

sesungguhnya, tetapi ilmu dan toeri yang marginal. Dengan artian, feminisme

adalah salah satu fokus dalam postrukturalisme.16

Sedangkan dasar pemikiran

dalam penelitian sastra berprespektif feminis adalah upaya pemahaman

kedudukan dan peran perempuan seperti tercermin dalam karya sastra, tidak

terkecuali dalam Film Wadjda.

H. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Penelitian sastra feminis ini menggunakan metode penelitian kualitatif sastra

dengan lebih mementingkan interes pribadi dan nilai-nilai tertentu. Untuk

mencapainya, peneliti menggunakan analisis eksperimental dengan

mengutamakan komponen-komponen diantaranya adalah:

a. Asumsi

Pendekatan subjektif yang sangat mirip dengan hal umum sehari-hari17

b. Persiapan pribadi

Dokumentasi perasaan dan ide peneliti.

c. Formulasi masalah

Merupakan rumusan masalah

d. Pengumpulan data

16

Defina, “Feminisme dan Gender sebagai Teori Sastra,” dalam Tentang Sastra Orientas Teori

dan Pembelajarannya. Ed. Emzir,dkk (Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca,2018), hlm 196 17

Sugihastuti, suharto, Kritik Sastra Feminis,...hlm 25

Page 29: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

12

Teknik dalam pengumpulan data dalam penelitian ini dengan cara

menyimak film dan mencatat point-point penting dialog pendukung

dalam teori kritik sastra feminis.

e. Pengolahan data dengan menggunakan analisis eksperimental

f. Presentasi

2. Objek penelitian

Objek penelitian ini adalah film “Wadjda” karya Haifaa al-Mansour 2012

3. Sumber data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sumber data yaitu

berupa film, buku, jurnal skripsi dan penelitian.

I. Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan dibuat untuk dapat dapat memperoleh gambaran yang

jelas dan menyuluruh. Adapun sistematika penulisan ini sebagai berikut.

Bab I, pendahuluan memuat latar belakang masalah, manfaat penelitian,

penegasan istilah, tinjauan pustaka, landasan teori, metode penelitian, dan

sistematika penulisan.

Bab II, landasan teoi berupa pemaparan mengenai Perempuan, Gender, dan

Feminisme

Bab III, terdiri dari pemaparan latar belakang negara Arab Saudi baik secara

geografis, sosisal budaya, dan kondisi perempuan Arab Saudi. Selain itu juga

terdapat profil dan sinopsis Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour (2012)

Page 30: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

13

Bab IV, Hasil dan pembahasan yang memuat apa saja bentuk-bentuk bias gender

dalam Film Wadjda dan hasil kritik sastra feminis terhadap Film Wadjda karya

Haifaa Al Mansour

Bab V, merupakan bab penutup yang memuat kesimpulan dan saran, dan bagian

terakhir skripsi terdapat lampiran serta daftar pustaka.

`

Page 31: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

14

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan tentang perempuan

1. Perempuan secara umum

Perempuan menurut Kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) disebutkan

bahawa perempuan merupakan orang (manusia) yang mempunyai puki, dapat

menstruasi, hamil, melahirkan anak, dan menyusui.18

Menurut Zoetmulder (dalam Pudjiastuti, 2009: 5) bahwa kata perempuan

berasal dari kata mpu, empu, ampu artinya orang yang terhormat; tuan; atau

yang mulia.19

2. Status Perempuan dalam pandangan islam

Dalam buku Membela perempuan (menakar feminisme dengan nalar

agama) karya Ali Husain Al-Hakim, status perempuan dalam pandangan islam

dibagi menjadi lima prinsip, yaitu:

a. Prinsip kesetaraan pria dan perempuan dihadapan tuhan

Semua manusia setara di hadapan Allah Swt dan tak ada

pembedaan yang dibuat antara pria dan perempuan. Manusia karena

fitrahnya mampu mendaki rangkaian gradasi (tingkat-tingkat)

kesempurnaan spiritual, yang berpuncak pada kedekatan maksimum

18

https://kbbi.web.id/perempuan diakses Selasa, 14 Juli 2020 pukul 09.12 WIB 19

Dipa Nugraha, 2015, Zoetmulder (dalam Pudjiastuti, 2009: 5) dalam Perempuan, Wanita, atau

Betina?

https://www.researchgate.net/publication/275034845_Perempuan_Wanita_atau_Betina/link/553023580cf

27acb0de85478/download diakses Selasa, 14 Juli 2020 pukul 09.25

Page 32: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

15

di hadapan kehadiran Ilahi. Proses ini ditentukan oleh kesalehan.

Tentunya, kesalehan ini dapat ditemukan, baik pada pria maupun

perempuan, dalam kapasitas yang sama.20

Pria dan perempuan dapat meraih sebuah status yang

denganya keridhaan dan kebahagiaan mereka adalah keridhaan Tuhan

serta kemurkaan mereka adalah kemurkaan Allah.21

b. Hak-hak yang sama dalam hubunganya dengan alam

Dalam Al-Qur’an, Allah Swt menegaskan suatu fakta bahwa

penguasaan dan pemanfaatan alam haruslah disandingkan dengan

rasa tanggungjawab terhadap lingkungan fisik seseorang. Seorang

manusia memiliki hak untuk memanfaatkan alam tetapi juga harus

bertanggung jawab atas keberlangsungan dan perkembangannya.

Alam memang bertugas melayani manusia. Namun, manusia juga

bertanggungjawab atas pemeliharaanya.22

Allah Swt berfirman dalam surah Al Hud ayat 61 yang Artinya:

“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan

kamu pemakmurnya... (QS. Hud: 61)

Dari ayat tersebut dapat diartikan bahwa jika kemakmuran

alam merupakan misi manusia di dunia ini maka tidak ada

20

Ali Husain Al-Hakim, Membela Perempuan, menkakar feminisme dengan nalar agama

(Jakarta: Al-Huda, 2005), hlm. 39-40 (penerjemah: A.H. Jemala Gembala) 21

Ibid hlm 141 22

Ibid hlm 42

Page 33: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

16

pengecualian gender untuk melaksanakannya sehingga baik pria

maupun perempuan harus memainkan peran yang sama.

c. Tempat perempuan dalam struktur sosial

Baik perempuan maupun pria memiliki sebuah

tanggungjawab terhadap masyarakat, tempat mereka hidup.

Keduanya memiliki tugas yang sama untuk melindungi masyarakat

dari polusi dan kontaminasi. Sebagaimana pria mengambil peran akif

dan menikmati hak-hak sosialnya, perempuan juga memiliki hak dan

tanggungjawab yang sama.23

Manusia seuruhnya berasal dari sumber yang sama dan

dengan demikian tidak seorang pun baik pria maupun perempuan

dapat mengklaim superioritas atas yang lain di alam ini. Pria tidaklah

lebih superior ketimbang perempuan dalam hal tanggungjawab dan

hak-hak sosial. Tugas-tugas kemasyarakatan haruslah dialokasikan di

antara semua jenis seks sesuai kapabilitas dan kapasitas masing-

masing.24

d. Keberagaman dan kesatuan

Tuhan telah menciptakan manusia beragam, pria dan

perempuan dengan berbagai warna yang berbeda. Perempuan dan

23

Ibid hlm 42 24

Ibid hlm 43

Page 34: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

17

pria masing-masing merupakan salah satu spesies Tuhan lainnya.

Namun demikian, keduanya berasal dari sumber yang sama.25

e. Dunia penciptaan bersifat permanen dan sempurna meski beragam

Pria dan perempuan masing-masing memiliki kesempurnaan

terentu, yang unik bagi tiap-tiap gendernya. Dengan demikian,

berdasarkan tujuan pada kesempurnaan, harmoni, dan

kesinambungan, keduanya harus menciptakan sebuah masyarakat

yang harmonis. Hubungan perempuan dan pria didefinisikan dalam

bentuk atas prinsip ini. Perempuan memiliki kemampuan dan

kesempurnaan yang khusus. Tentu saja, seseorang tidak dapat

berpikir bahwa seharusnya tak ada perbedaan di antara mereka. Suatu

fakta, tak terbantahkan bahwa pria dan perempuan masing-masing

berbeda. Apabila semakin identik,mereka tak akan mampu saling

melengkapi dan kehidupan keluarga akan tak bermakna dalam

terminologi-terminologi telos dunia eksistensial.26

B. Gender

1. Pengertian Gender

Gender berbeda dengan jenis kelmin, mesikipun dalam Kamus Besar

Bahasa Indonesia (KBBI) ata gender diartikan jenis kelamin. Istilah gender

diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan

perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan

25

Ibid hlm 44 26

Ibid hlm 45

Page 35: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

18

yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak

kecil hingga meninggal.27

Menurut Mulia dan Mirzani (2001: xii), jenis kelamin (sex) adalah

perbedaan biologis hormonal dan patalogis antara perempuan dan laki-laki,

misalnya laki-laki memiliki penis, tetis, dan sperma, sedangkan perempuan

memiliki rahim dan indung telur. Sebaliknya, gender adalah seperangkat sikap,

peran, tanggungjawab, fungsi, hak, dan perilaku yang melekat pada diri laki-laki

dan perempuan akibat bentuka budaya atau lingungan masyarakat tempat manusia

itu tumbuh dan besar.28

Dengan arti lain, bahwa sex atau jenis kelamin merupakan

kodrat (ciptaan Tuhan) dan bersifat universal sedangkan gender tidak, gender

berbeda di setiap daerah dan di setiap waktu.

TABEL 2.1: PERBEDAAN GENDER DAN SEKS

Gender Seks/Jenis Kelamin

Bukan kodrat

(diciptakan masyarakat)

Kodrat

(ciptaan Tuhan)

Seperti: menstruasi, hamil,

melahirkan, menyusui.

Bisa berubah Tidak bisa berubah

Tergantung budaya masing- Berlaku di mana saja

27

https://www.kompasiana.com/yuliana95/58e745e2c223bdcf1ea98efc/gender-dipengaruhi-oleh-

kebudayaan; diakses Jum’at, 8 Mei 2020 pukul 19.15 WIB

28 Defina, Feminisme dan Gender..., hlm 191-192

Page 36: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

19

masing

Tergantung musim Berlaku sepanjang masa

2. Gender dan Sastra

Keterkaitan sastra dengan gender adalah penelitian dengan menerapkan

analisis gender. Konsep analisis gender ini menurut Ansori, dkk. (dalam Emzir

dan Rohman, 2015: 136-137), Sugihastuti dan Suharto (2013:22-24)29

sebagai

berikut:

a. Perbedaan gender (gender difference): perbedaan dari atribut-atribut

sosial, karakteristik, perilaku, penampilan, cara berpakaian, harapan,

peranan, dan sebagainya.

b. Kesenjangan gender (gender gap): perbedaan dalam hak politik,

memberikan suara, dan bersikap antara laki-laki dan perempuan .

c. Genderzation: pengacauan konsep pada upaya menempatkan jenis

kelamin pada pusat perhatian identitas diri dan pandangan dari dan

terhadap orang lain, mislanya, pelacur, gigolo.

d. Identitas gender (gender identity), gambaran tentang jenis kelamin

yang seharusnya dimiliki dan ditampilkan oleh tokoh yang

bersangkutan.

e. Gender role: peranan laki-laki dan perempuan yang diaplikasikan

secara nyata.

3. Bias gender

29

Ibid hlm 199

Page 37: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

20

Perbedaan gender sesungguhnya tidaklah menjadi masalah sepanjang

tidak melahirkan ketidakadilan gender. Namun, yang menjadi persoalannya

adalah ketika perbedaan gender melahirkan ketimpangan gender atau bias

gender. Berikut ini merupakan manifestasi ketidakadilan gender atau bias

gender:

a. Gender dan marginalisasi perempuan

Proses marginalisasi,yang mengakibatkan kemiskinan, sesungguhnya

banyak sekali terjadi dalam masyarakat dan negara yang menimpa

kaum laki-laki dan perempuan, yang disebabkan olehberbagai

kejadian, misalnya penggususran, bencana alam atau proses

eksploitasi. Namun, ada salah satu bentuk pemiskinan atas satu jenis

kelamin tertentu, dalam hal ini perempuan, disebabkan gender. Ada

beberapa perbedaan jenis dan bentuk, tempat dan waktu serta

mekanisme proses marginalisasi kaum perempuan karena perbedaan

gender tersebut. Dari segi sumbernya bisa berasal dari kebijakan

pemerintah, keyakinan, agama, keyakinan tradisi dan kebiasaan atau

bahkan asumsi ilmu pengetahuan.30

b. Gender dan subordinasi

Surbordinasi karena Gender bisa terjadi dalam segala macam bentuk

yang berbeda dari tempat ke tempat yang lain, dari waktu ke waktu

yang lain. Anggapan bahwa perempuan itu irrasional sehingga

30

Mansour Fakih, Analisis Gender dan Trnsformasi Sosial (Yogyakarta: PUSTAKA PELAJAR,

2013), hlm. 14

Page 38: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

21

perempuan tidak bisa tampil memimpin, berakibat munculnya sikap

yang menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting.31

c. Gender dan stereotipe

Secara umum stereotipe adalah pelabelan atau penandaan terhadap

suatu kelompok tertentu.32

Namun, stereotipe ini mengakibatkan

kerugian dan juga menimbulkan ketidakadilan. Contoh ketidakadilan

salah satunya adalah, pelabelan atau anggapan seorang wanita yang

bersolek sedemikian rupa bertujuan untuk menarik lawan jenis,

sehingga setiap kali ada kasus pelecehan seksual atau kasus

kekerasan selalu saja perempuan dikaitkan dengan stereotipe

tersebut.

d. Gender dan kekerasan

Kekerasan (violence) adalah serangan atau invasi (assault)

terhadap fisik maupun integritas mental psikologis seseorang.

Pada dasarnya, kekerasan gender disebabkan oleh ketidaksetaraan

kekuatan yang ada dalam masyarakat.33

e. Gender dan beban kerja

Adanya anggapan bahwa kaum perempuan memilikisifat

memelihara dan rajin, serta tidak cocok untuk menjadi kepala

rumah tangga atau menjadi pemimpin mengakibatkan semua

pekerjaan domestik rumah tangga menjadi tanggungjawab kaum

31

Ibid hlm15 32

Ibid hlm 16 33

Ibid hlm 17

Page 39: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

22

perempuan. Konsekuensinya, segala pekerjaan rumah tangga

dilakukan oleh perempuan. Bias gender yang mengakibatkan

beban kerja tersebut seringkali diperkuat dan disebabkan oleh

adanya pandangan atau keyakinan di masyarakat bahwa

pekerjaan yang dianggap masyarakat sebagai jenis “pekerjaan

perempuan”, seperti semua pekerjaan domestik dianggap dan

dinilai lebih rendah dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang

dianggap sebagai “pekerjaan laki-laki”, serta dikategorikan

sebagai “bukan produktif” sehingga tidak diperhitungkan dalam

statistik ekonomi negara. Sementara itu, kaum perempuan karena

anggapan gender ini sejak dini telah disosialisasikan untuk

menekuni gender mereka.34

C. Feminisme

1. Feminisme

Feminisme menurut para pakar berbeda-beda. Akan tetapi, jika

diperhatikan betul, intinya sama, yakni gerakan untuk memperjuangkan

persamaan hak antara perempuan dan laki-laki dalam segala bidang. Secara

etimologis, feminisme berasa dari kata femme (women), berarti perempuan

(tunggal) yang berjuang untu memperjuangkan hak-hak kaum perempuan

(jamak), sebagai kelas sosial, mascuine dan feminine (sebagai aspek perbedaan

psikologis dan kurtural).35

34

Ibid hlm 21 35

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra (Yogyakarta: Pustaka

pelajar, 2012), hlm 184

Page 40: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

23

Paham feminisme menurut Weedon (1987) adalah politik; sebuah politik

yang langsung mengubah hubungan kekuatan kehidupan antara perepuan dan

laki-laki dalam sebuah masyarakat. Kekuatan ini mencakup semua struktur

kehidupan, segi-segi kehidupan, keluarga, pendidikan, kebudayaan, dan

kekuasaaan.36

Sedangkan itu, Ratna (2012) mengungkapkan bahwa dalam arti

paling luas feminis adalah gerakan kaum wanita untuk menolak segala sesuatu

yang dimarginalisasikan, disurbodinasikan, dan direndahkan oleh kebudayaan

dominan, baik dalam bidang politik dan ekonomi maupun dalam kehidupan

sosialpada umumnya.37

Dari uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa feminisme bukanlah upaya

pemberontakan terhadap laki-laki dan juga bukan penolakan terhadap laki-laki,

namun sebuah gerakan yang memperjuangkan persamaan hak-hak laki-laki dan

perempuan. Sasaran feminisme bukan hanya sekadar masalah gender, namun

juga memperjuangkan masalah kemanusiaan. Gerakan feminisme muncul akibat

adanya prasangka gender yang menomorduakan perempuan. Perempuan

memiliki hak yang sama dalam bidang pendidikan, ekonomi, sosial, dan

politik.38

Dalam perkembangannya, pergerkan feminisme ini tidak hanya sebatas

pada satu bentuk perjuangan melainkan banyak hal, sehingga memunculkan

berbagai aliran yang bertitik tolak pada pemcapaian tujuan yang diperjuangkan.

2. Kritik Sastra Feminis

36

Defina, Feminisme..., 193 37

Nyoman Kutha Ratna, Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra..., 184 38

Sujarwa, Model&Pradigma Teori Sosiologi Sastra, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2019), hlm

190

Page 41: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

24

Kritik sastra feminis merupakan salah satu disiplin ilmu kritik sastra

yang lahir sebagai respons atas berkembang luasnya feminisme di berbagai

penjuru dunia. Sugihastuti, menyatakan bahwa kritik sastra feminis adalah

pengkritik memandang sastra dengan kesadaran khusus, kesadaran bahwa ada

jenis kelamin yang banyak berhubumgan dengan budaya, sastra dan kehidupan

kita39

. Jenis kelamin inilah yang membuat perbedaan di antara semuanya yang

juga membuat perbedaan pada diri pengarang, pembaca, perwatakan, dan para

faktor luar yang mempengaruhi situasi karang-mengarang. Kritik sastra feminis

bukan berarti pengkritik perempuan, atau kritik tentang perempuan, juga

bukanlah kritik tentang pengarang perempuan. Dasar pemikiran dalam penelitian

sastra berprespektif feminis adalah upaya pemahaman kedudukan dan peran

perempuan seperti tercermin dalam karya sastra. Peran dan kedudukan

perempuan tersebut akan menjadi sentral pembahsan penelitian sastra. Peneliti

akan memprlihatkan dominasi laki-lak atau gerakan perempuan. Melalui studi

dominasi tersebut, peneliti dapat memfokuskan kajian pada:

a. Kedudukan dan peran tokoh perempuan dalam sastra.

b. Ketertinggalan kaum perempuan dalam segala aspek kehidupan,

termasuk pendidikan dan aktivitas kemasyarakatan.

c. Memperhatikan faktor pembaca sastra, khususnya, tanggapan

pembaca terhadap emansipasi wanita dalam sastra.40

Dari pendapat di atas, dapat diketahui bahwa kritik sastra feminis bukan

hanya memfokuskan perhatian kepada perempuan sebagai objek atau tokoh

39

Sugihastuti, Suharto, Kritik Sastra Feminis,...hlm 5 40

Suwardi Endraswara, Metodologi,... hlm 146

Page 42: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

25

dalam karya sastra, tapi juga perempuan sebagai pengarang dan perempuan

sebagai pembaca.

Page 43: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

26

BAB III

GAMBARAN UMUM ARAB SAUDI DAN FILM WADJDA

A. Negara Arab Saudi

1. Letak Geografis

Arab Saudi merupakan negara yang berbentuk monarki

dengan sistem pemerintahan yang berdasarkan atas Al-Quran dan

Sunah. Terletak di semenanjung Arab, di apit oleh Laut Merah di

sebelah barat dan Teluk Arab di sebelah timur. Negara ini berbatasan

dengan Yordania (Barat Laut), Irak dan Kuwait (Utara), Bahrain,

Qatar, Uni Emirat Arab dan Oman (Timur), serta Yaman (Selatan)

(KBRI Riyadh, 2015). Berikut terdapat peta yang menggambarkan

letak negara Arab Saudi.

Gambar 3.1: Peta Arab Saudi

Selain itu sumber daya alam yang dimiliki oleh Arab Saudi

terdiri dari minyak (25% cadangan minyak dunia), gas (40%

Page 44: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

27

cadangan gas dunia), mineral (emas, perak, tembaga), mineral non-

metal, dan air (84% air bawah tanah, 10% air permukaan, 5% air

desalinasi air laut, 1% air daur ulang) (KBRI Riyadh, 2015).

2. Kondisi Sosial dan Budaya Arab Saudi

Pemerintah Saudi Arabia baru-baru ini melakukan sejumlah

kebijakan yang mengubah kondisi sosial secara mendasar.

Perempuan yang sebelumnya dilarang menyetir mobil sendirian, kini

diizinkan untuk menyetir sendiri. Ini merupakan kebijakan yang

menimbulkan kontroversi di kalangan masyarakat Saudi. Di seluruh

dunia, hanya di negeri itulah wanita dilarang menyetir mobil

sendirian. Perempuan juga sudah mulai diizinkan masuk stadion

olahraga dengan menempati sebuah area khusus. Hal lainnya adalah,

mulai adanya perempuan yang menjadi deputi wali kota. Perubahan

kebijakan di negeri yang sebelumnya sangat konservatif dalam

memaknai ajaran Islam ini akan berdampak pada mobilitas sosial

kaum perempuan. Kaum hawa akan memiliki ruang lebih besar untuk

berekspresi di ranah publik dan meningkatkan partisipasinya dalam

sejumlah peran-peran yang sebelumnya tertutup. Di masa yang akan

datang, mungkin saja diluncurkan kebijakan yang lebih memberi

ruang bagi perempuan untuk mengaktualisasikan kapasitasnya atau

reformasi lainnya yang mengarah pada pemaknaan ajaran Islam yang

lebih moderat.

Page 45: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

28

Kelahiran kerajaan Arab Saudi merupakan hasil persekutuan

antara ulama konservatif Abdul Wahab dengan klan Ibnu Saud. Tak

heran, ulama memiliki peran penting dalam penentuan sejumlah

kebijakan di negeri kaya minyak ini. Tapi dengan sejumlah

perubahan dunia seperti penurunan harga minyak yang merupakan

tulang punggung perekonomian Saudi, tak ada pilihan bagi Saudi

untuk bisa terus berkembang atau bahkan sekedar bertahan, kecuali

dengan melakukan sejumlah perubahan kebijakan yang pada

akhirnya harus menyentuh aspek sosial negeri tersebut agar reformasi

tersebut bisa berjalan dengan lancar. Kebijakan tersebut adalah Visi

2030. Apa yang terjadi di Arab Saudi juga mempengaruhi dinamika

pergerakan Islam di kawasan lain, termasuk di Indonesia mengingat

Saudi merupakan salah satu sumber rujukan ajaran Islam.

Berkembangnya wajah Islam konservatif yang beberapa tahun

belakangan ini terjadi di Indonesia salah satunya merupakan hasil

dari perluasan wahabisme melalui alumni Saudi yang kembali ke

Indonesia. Mereka mendirikan pesantren dan lembaga-lembaga

pendidikan, serta rajin menyampaikan gagasannya melalui ceramah d

muka publik, di internet, juga merambah media sosial. Wacana yang

mengemuka terhadap sejumlah masalah agama seperti isbal, maulid

nabi, sampai dengan jenggot, yang sebelumnya sudah meredup itu

merupakan akibat dari pertarungan ide tersebut. Jika Saudi lebih

moderat dalam penafsiran terhadap ajaran-ajaran agama, maka para

Page 46: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

29

pengikut wahabisme di sejumlah negara kemungkinan juga akan

menyesuaikan pendapatanya. Jika Saudi melihat Islam dalam

perspektif ke depan, bukan tekstual dan berorientasi masa lalu, maka

akan lebih mudah bagi dunia Islam untuk mengarahkan tujuan

besarnya guna mencapai kemajuan-kemajuan dalam bidang ilmu

pengetahuan dan teknologi. Perdebatan sejumlah persoalan

khilafiyah yang sudah berlangsung berabad-abad telah menguras

energi lebih mudah untuk dicarikan titik temu. Sesungguhnya umat

Islam memiliki sumberdaya yang luar biasa yang bisa digunakan

menjadi modal untuk kemajuan dan kesejahteran umat. Sayangnya,

modal yang sangat berguna tersebut dihabiskan untuk hal-hal yang

kurang substansial. Gaya hidup para pengeran yang berfoya-foya

dengan limpahan alam yang diberikan menyebabkan tak banyak

capaian yang diraih dibandingkan dengan potensi yang dimiliki.

Penyelesaian masalah dengan pendekatan militer yang terjadi di

negera-negara kaya minyak di Timur Tengah bukan hanya menyia-

nyiakan potensi yang dimiliki, bahkan merusak peradaban yang

sudah ada. Perilaku yang lebih rasional dalam mengelola kekayaan

negara di Timur Tengah yang mulai terlihat seperti di Qatar dan Uni

Emirat Arab (UEA). Mereka melakukan investasi hasil kekayaan

minyaknya pada hal-hal yang lebih produktif agar saat minyak sudah

berkurang atau habis, mereka bisa tetap bertahan. Kebijakan ini

mulai dicontoh oleh negara-negara teluk lainnya. Ini akan berdampak

Page 47: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

30

baik bagi kehidupan umat Islam secara umum. Semoga saja,

reformasi ekonomi dan sosial yang kini berlangsung di Arab Saudi

tersebut bisa berjalan dengan lancar. Jangan sampai pengalaman

reformasi politik dalam Musim Semi Arab yang ternyata gagal

bahkan menimbulkan permasalahan serius yang hingga kini belum

terselesaikan. Umat Islam seluruh dunia berkepentingan akan

stabilitas Saudi Arabia mengingat negera tersebut menjadi pelindung

dari dua kota suci umat Islam, Makkah dan Madinah.41

Pangeran Muhammad bin Salman, yang digadang-gadang

meneruskan estafet kepemimpinan Kerajaan Arab Saudi, percaya

bahwa pertumbuhan ekonomi hanya akan terjadi jika ada reformasi

sosial di negaranya. Ia pun berjanji untuk mengembalikan Saudi ke

jalur "Islam moderat" dan meminta dukungan global untuk

mewujudkan masyarakat Saudi yang lebih terbuka. Cita-cita

akhirnya: investor juga lebih tertarik datang ke monarki Saudi.

Dalam wawancaranya dengan The Guardian, pewaris takhta

Saudi itu paham bahwa ultra-konservatisme Saudi adalah penghalang

utama visi negara padang pasir yang modern dari segala segi—

ditunjang dengan masyarakatnya yang terbuka. Tak malu-malu juga

sang pangeran untuk menyindir kondisi negaranya yang dinilai “tak

41

(Ahmad Mukafi Niam), Memaknai Reformasi Soisal Arab Saudi, Sumber:

https://www.nu.or.id/post/read/81849/memaknai-reformasi-sosial-arab-saudi diakses Rabu, 29 Juli 2020

09.10 WIB

Page 48: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

31

normal”. Ia juga menyindir orang-orang Saudi terdahulu yang terlalu

terpengaruh dengan Revolusi Iran yang kaku, dan masyarakat di

bawah tanggung jawabnya kini yang harus menerima akibatnya."Apa

yang terjadi dalam 30 tahun terakhir ini bukan Arab Saudi. Apa yang

terjadi di wilayah ini dalam 30 tahun terakhir bukanlah Timur

Tengah. Setelah Revolusi Iran pada tahun 1979, orang ingin

menyalin model [negara ultrakonservatif] ini ke berbagai negara,

salah satunya Arab Saudi. Kami tidak tahu bagaimana mengatasinya.

Dan masalahnya tersebar di seluruh dunia. Sekarang saatnya untuk

menyingkirkannya,” jelas pangeran berusia 32 tahun tersebut.

Pernyataan Pangeran Muhammad ini merupakan yang paling

tegas dalam beberapa bulan terakhir. Gol besarnya adalah ekonomi

Saudi yang tetap tumbuh meski lepas dari ketergantungan minyak.

Perusahaan minyak negara, Saudi Arabian American Oil Company

(Aramco) sudah mulai dijajakan sahamnya oleh ayah Muhammad,

Raja Salman bin Abdulaziz Al-Saud, sejak awal tahun ini. Namun

setelah lepas dari minyak pun, beragam proyek investasi Saudi tak

akan jalan jika negara tersebut masih punya perkara laten terkait

konservatisme dan ekstremisme. Saudi, kata Muhammad, perlu

kestabilan politik layaknya negara mayoritas Muslim moderat lain.

Muhammad sedang menyiapkan NEOM, mega-proyek senilai $500

miliar berupa kota metropolis yang merentang hingga ke Yordania

dan Mesir. Investor tak akan tertarik jika Saudi masih ditempeli

Page 49: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

32

rekam jejak pengekspor ekstremis yang mengacaukan negara-negara

tetangga, juga hingga ke kawasan strategis lain seperti Asia

Tenggara.

Upaya penanggulangan ekstremisme sesungguhnya telah

dimulai Saudi sejak beberapa tahun terakhir. Yang cukup terbaru

dikabarkan oleh Arab News awal September 2017. Kala itu Menteri

Luar Negeri Arab Saudi, Adel Al-Jubeir, menyampaikan bahwa

otoritas negara tersebut telah memecat ribuan imam masjid yang

diduga menyebarkan paham ekstremis. Ia mengatakannya di sela-sela

kunjungannya ke Moscow, Rusia, di mana kedua negara telah

bersepakat memulai kerja sama dalam program perang melawan

terorisme. “Kami tidak akan membiarkan siapapun menyebarkan

ideologi yang dipenuhi kebencian, atau mendanai ideologi atau

terorisme yang semacam itu,” tegasnya.

Tak sekadar menanggulangi, otoritas Saudi juga

mengupayakan pencegahan lewat institusi pendidikan. Al-Jubeir

mendekati masalah penyebaran ideologi ekstremis dengan sangat

ketat. Saudi memodernisasi sistem pendidikan di berbagai madrasah

dan institusi pendidikan di negaranya agar para murid terhindar dari

kemungkinan salah menafsirkan teks Al Qur'an. Penyalahartian ini

kerap dipakai oleh para ekstremis dalam merekrut calon-calon teroris

muda di seantero Saudi dan negara-negara Timur Tengah.

Page 50: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

33

Delapan tahun yang lalu muncul sebuah laporan dari

pemerintah Amerika Serikat yang memuat manuver pemecatan

kurang lebih 3.500 ulama Arab Saudi yang dianggap membawa

ideologi ekstremisme dan radikalisme. Angka pemecatan tersebut

adalah total dari kebijakan yang sudah dilakukan sejak 2003,

demikian menurut laporan Al Arabiya.

Kementerian Urusan Islam, Dakwah, dan Tuntutan Agama

(MOIA), menurut laporan tersebut, membawahi, mengawasi, dan

menggaji para ulama Saudi. Serupa dengan pernyataan Al-Jubeir,

MOIA menolak untuk menghidupi ulama garis keras yang akan

menciptakan ketidakstabilan politik dan hukum di dalam maupun di

luar negeri. Raja Saudi kala itu, Abdullah bin Abdul Aziz, mengkritik

para ulama yang dipecat karena sering membuat fatwa dan dekrit

yang “absurd” serta kerapkali melanggar aturan administrasi. Raja

Abdullah menegaskan bahwa hanya anggota Dewan Ulama Senior

yang punya izin untuk mengeluarkan fatwa. Kualitas ulama-ulama

tersebut dipertanyakan sebab mereka rupanya punya kemampuan

membaca dan menghafal Al Quran yang buruk, di samping juga

kerap sembrono menafsirkan Islam secara praktis. Laporan tersebut

juga mengungkapkan ikhtiar anti-ekstremis lain dari pemerintah Arab

Saudi, yakni memantau berbagai situs maupun forum-forum di dunia

maya yang disusupi oleh kelompok ekstremis. Kementerian MOIA

juga punya tanggung jawab mengawasi pengisian materi untuk calon

Page 51: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

34

pendidik bidang keagamaan agar tidak disusupi ideologi ekstremis

yang dikhawatirkan akan menyebar di kalangan generasi muda.

Ulama konservatif adalah kendala terbesar upaya reformasi

sosial Saudi. Pangeran Muhammad sudah punya “musuh” sejak

memulainya. Ia yang jadi calon terkuat mewarisi takhta Raja Salman

pun mulai mengonsolidasikan kekuatannya sebab ditinggalkan oleh

barisan ulama konservatif yang tak sejalan dengan ide reformasi

sosial Muhammad. Sebagaimana diberitakan The Guardian,

Muhammad kemudian menuntut kesetiaan dari para pejabat senior

untuk tetap di belakangnya dalam mendukung proses reformasi yang

sudah berjalan sejak 15 tahun terakhir.

House of Saud, istilah resmi untuk Wangsa Saud yang sudah

menguasai Monarki Arab Saudi sejak 1744, pun terbelah. Ulama

garis keras merapatkan barisan, sementara yang moderat kian

mendukung kebijakan sang pangeran. Pangeran Muhammad

menerima mandat untuk meneruskan kepemimpinan ayahnya—yang

menjadi proses penyerahan kekuasaan ayah ke anak pertama sejak

1953—pada Juni 2017. Sejumlah analis politik waktu itu sudah

memprediksikan ulama konservatif Saudi sebagai tantangan terberat

Muhammad.42

42

Akhmad Muawal Hasan, Membaca Arah Revormasi Sosial Arab Saudi,

https://tirto.id/membaca-arah-reformasi-sosial-di-arab-saudi-czos diakses Rabu, 29 Juli 2020 09.21 WIB

Page 52: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

35

Berbicara mengenai Budaya Arab Saudi tidak terlepas dari

tiga aspek yang mempengaruhi kesatuan pola pikir dan rasa dalam

masyarakat Arab. Di antaranya adalah:

a. Bahasa

Bahasa Arab merupakan alat komunikasi antar individu

bangsa Arab. Bahasa Arablah yang menghubungkan bangsa Arab

dengan pusaka dan sejarahnya dan yang menghubungkan putra-

putri bangsa Arab di berbagai negara pada masa yang sama.

Karena itu, bahasa dapat menerobos batas jarak dan masa untuk

mewujudkan kesatuan budaya dan pikir bangsa Arab. Bahasa

Arab telah berkembang sesuai dengan lajunya masa. Akan tetapi,

meskipun demikian bahasa itu masih memelihara ciri-cirinya

yang orisinil. 43

b. Agama

Secara umum, agama dianggap penopang terpenting yang

menjadi dasar kehidupan masyarakat. Kesadaran beragama

sangat berpengaruh dalam mengaitkan anggota-anggota

masyarakat dengan ikatan yang kokoh, karena ikatan itu

memperkokoh homogenitas jiwa dan ruhani di kalangan anggota-

angggota masyarakat; di mana minat, pencampuran, dan ukuran

mereka dalam kehidupan serta penilaian mereka terhadap sesuatu

43

Hasan Mustafa dkk, Masyarakat Arab dan Budaya Islam, (Bandung: Yayasan P3I Husnuk

Chotimah, 2007), hlm 2

Page 53: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

36

saling berdekatan. Dengan demikan, terwujudlah kesatuan rasa

dan pembentukan jiwa bangsa.44

Secara umum, apabila ini merupakan urusan agama di

masyarakat, maka secara khusus Islam berperan lebih besar

daripada itu kebanyakan bangsa Arab dan memberikan

keleluasaan kepadanya, seperti yang kita lihat sekarang; risalah

Islamiah yang membentuk keberadaannya berdasar pada akidah.

Di samping itu, risalah Islamiyah yang memberikan warna

budaya tersendiri, baik dalam bahasa, kebiasaan, tradisi maupun

sistem sosialnya.45

c. Kebiasaan dan Tradisi

Sesungguhnya masyarakat Arab didominasi oleh satu

kebiasaan dan tradisi. Apabila ada ciri-ciri daerah lingkungan

yang dapat membentuk masyarakat Arab, maka ini tidak

meniadakan ciri kebersamaan dan menjadikan mereka sebagai

umat satu. Selain itu, apabila perasaan emosional dan sikap

bernalar bangsa Arab betul-betul telah dipengaruhi oleh agama

islam, maka pola-pola perilaku yang dominan di masyarakat Arab

tidak kurang dari pengaruhnya dari itu.46

44

Ibid hlm 7 45

Ibid hlm 7-8 46

Ibid hlm 19

Page 54: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

37

3. Kondisi Perempuan Arab Saudi

Arab Saudi merupakan negara yang konservatif baik secara

sosial maupun keagamaan,47

memiliki homogenitas budaya yang

tinggi berdasarkan kesukuan dan berbagai afiliasi dalam Islam

sehingga negara ini memiliki budaya yang unik dan kompleks.

Akibatnya, sulit membedakan antara mana yang prinsip atau ajaran

Islam dan mana yang budaya dan norma tradisional Arab.48

Peran

perempuan cenderung terbatas di ranah publik yang disebabkan oleh

dominasi laki-laki dalam membuat aturan dan kesepakatan bersama

dalam masyarakat.

Berbagai gerakan yang dilakukan perempuan untuk

mengemansipasi diri mereka sendiri banyak terinspirasi dari gerakan

dan nilai yang berasal dari luar kawasan mereka dan hal tersebut

tidak terlepas dari tingginya arus informasi yang datang akibat

adanya teknologi internet dan peran sosial media seperti Facebook,

Youtube dan Twitter.49

Selain itu, mereka juga menggunakan media

sosial untuk menghimpun informasi dan aspirasi dari dan untuk

komunitas mereka. Dengan adanya media sosial, perempuan bisa

lebih mudah melakukan gerakan ‘empowerment’ untuk mengangkat

47

H.C. Metz., Saudi Arabia: A Country Study, (Washington: GPO for the Library of Congress

1992) http://countrystudies.us/saudi-arabia/ (diakses tanggal 18 Juni 2020, 10.46 WIB) 48

A. E. Al Lily, “Online And Under Veil: Technology-Facilitated Communication And Saudi

Female Experience Within Academia,” Technology in Society 33 (2011), no. 1-2: 119-121 49

Maurice Odine, “Arab Women Use Media to Address Inequality,” Routledge 19 (April 2015),

no. 2: 168

Page 55: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

38

status mereka di tengah masyarakat yang masih memegang teguh

budaya patriarki sebagai tradisi mereka sejak zaman dahulu.

Larangan perempuan untuk mengemudi di Arab Saudi

berawal dari norma tradisional masyarakat mengenai male-

guardianship dimana perempuan tidak semestinya bepergian,

menikah, sekolah dll tanpa izin atau harus didampingi oleh suaminya

atau anggota keluarga yang laki-laki yang paling dekat. Mengendarai

kendaraan pribadi sendiri dapat memungkinkan perempuan untuk

bepergian sendiri dan membawa pada percampuran antara laki-laki

dan perempuan yang sangat bertentangan dengan norma dan aturan

Islam. Kampanye mengemudi sudah dilakukan sejak tahun 1990-an,

tepatnya tanggal 6 November 1990, dimana sekelompok perempuan

memberanikan diri untuk mengendarai mobil mereka di Jalan King

Abdul Aziz. Mereka diteriaki ‘jalang’, dilempari batu, kaca mobil

mereka dipukul oleh masyarakat sekitar dan ditangkap oleh Muttawa,

polisi keagamaan Saudi.50

Akibatnya, mereka dipenjara dan didenda,

dipaksa bersumpah tidak akan mengulangi hal yang sama. Setelah

mereka dilepas, mereka kehilangan status mereka di masyarakat,

dilarang bepergian, dilabeli ‘tidak bermoral’, dan dikucilkan.51

Sehari

setelah kejadian tersebut, Imam Besar Syekh Abdul Aziz bin

Abdullah bin Baz mengeluarkan fatwa bahwa aktivitas mengemudi

50

Anders Jerichow, Saudi Arabia: Outside Global Law and Order : A Discussion Paper. (Surrey,

England: Curzon, 1997), 76 51

Hope Grigsby, “Women2Drive Movement Contemporary Saudi Consciousness on Women’s

Position in Society”, (January 2015) : https://www.researchgate.net/publication/313030929 (diakses 25

Agustus 2018)

Page 56: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

39

bagi perempuan dilarang karena hal tersebut akan menyebabkan

gender mixing yang diyakini dapat menyebabkan polemiksosial,

ekonomi dan politik, karena perempuan dianggap memiliki fungsi

dasar untuk memelihara rumah dan anak- anak anak, sehingga jika

hal ini terjadi akan membuat pelencengan dari nilai-nilai tradisional

tersebut.52

Kelompok perempuan Saudi kemudian melakukan

serangkaian kampanye untuk mewujudkan perubahan sosial melawan

norma yang begitu kuat dalam sejarah monarki ini agar mereka

mendapatkan legitimasi untuk mengendarai kendaraan mereka

sendiri di kota-kota Saudi. Setelah gerakan ini mengalami beberapa

kali kegagalan, akhirnyapada tanggal 24 Juni 2018 Pangeran

Muhammad bin Salman mengeluarkan kebijakan yang mengizinkan

perempuan mengemudi dan memberikan surat izin mengemudi untuk

perempuan untuk pertama kalinya,53

sehingga lebih dari 120.000

perempuan mendaftar untuk mendapatkan surat izin mengemudi.54

Berbagai sekolah mengemudi di berbagai kota juga sudah membuka

pendaftaran untuk perempuan yang ingin belajar mengemudi.

Dilansir dari BBC News, Minggu (29/10/2017), Arab Saudi

mengizinkan perempuan menghadiri acara olahraga di stadion untuk

52

6Viet Tran. "The Wrong Turn: Saudi Arabian Women Banned from Driving." Prospect Journal

(2014) http://prospectjournal.org/2014/04/08/the-wrong-turn-saudiarabian-women-banned-from-driving/.

(diakses 25 Agustus 2018), 2 53

Jamal Khashoggi, “Saudi Arabia’s Women Can Finally Drive. But The Crown Prince Needs

To Do Much More”, The Washington Post, 25 Juni 2018 54

Ibid

Page 57: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

40

pertama kalinya mulai tahun 2018. Setiap keluarga akan dapat

memasuki stadion di tiga kota besar: Riyadh, Jeddah, dan Dammam.

Kebijakan ini dimaksudkan untuk memberi kebebasan lebih kepada

para perempuan Saudi yang menghadapi peraturan segregasi gender

yang ketat sejak usia dini.

Kemajuan kecil lain muncul pada akhir September 2017

ketika Raja Salman mengumumkan perubahan sebuah dekrit kerajaan

yang isinya membolehkan perempuan Saudi untuk memiliki lisensi

mengemudi tanpa perlu izin dari wali sahnya. Perempuan kini juga

diperbolehkan menyetir mobilnya sendiri. "Saya pikir para pemimpin

kita paham jika masyarakat sudah siap," kata Salman seperti dilansir

The Guardian.

Departemen Luar Negeri AS menyambut baik kebijakan

tersebut sebagai "langkah besar ke arah yang benar." Ulama

konservatif lagi-lagi sempat jadi ganjalan. Awal bulan lalu seorang

ulama Saudi mengatakan bahwa perempuan seharusnya tidak

diizinkan mengemudi karena otak mereka menyusut sampai

seperempat seukuran pria saat mereka berbelanja. Sang ulama pun

dilarang berkhotbah lagi oleh otoritas Saudi.

Kampanye untuk mengizinkan perempuan mengemudi

dimulai di Arab Saudi sekitar 10 tahun lalu. Isu ini mencapai

puncaknya pada 2013, ketika beberapa perempuan yang duduk di

belakang kemudi sempat ditangkap oleh polisi. Kabar penangkapan

Page 58: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

41

ini menimbulkan kecaman dari dunia internasional dan warganet

yang meminta otoritas Saudi untuk mengambil tindakan.

Pangeran Muhammad melihat bahwa kebijakan perempuan

mengemudi dapat menjadi kunci reformasi sosial. Ia pun menegaskan

bahwa langkah tersebut akan meningkatkan partisipasi perempuan

dalam angkatan kerja dan menghapus peran gender yang membatasi

interaksi sosial antara pria dan wanita di luar lingkungan keluarga.

Sayangnya, sejumlah pengamat menilai jalan menuju

perbaikan nasib perempuan Saudi masih panjang. Satu kali Raja

Salman ditanya wartawan apakah Arab Saudi berencana

melonggarkan undang-undang perwalian—bahwa suami atau ayah

dapat mencegah istri atau anak perempuan mereka meninggalkan

rumah—atau kebijakan lain yang bisa memperluas hak-hak

perempuan, sang raja tidak berkomentar.

Perubahan yang begitu signifikan dimana Arab Saudi tidak

lagi menjadi satu-satunya negara di era kontemporer ini yang

melarang perempuan mengemudi di negaranya,55

tidak terlepas dari

perjuangan kelompok pergerakan perempuan Saudi yang berjuang

dalam tiga dekade terakhir untuk mendapatkan hak izin mengemudi.

Kampanye yang mereka lakukan dikenal melalui tagar

Women2Drive.

B. Latar belakang Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour 2012

55

Jehan Almahmoud, “Framing On Twitter: How Saudi Arabians Intertextually Frame The

Women2drive Campaign” (Tesis, Georgetown University: 2015), 3

Page 59: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

42

Nama Haifaa Al-Mansour sebagai ikon perfilman Arab Saudi melejit

sejak perhelatan Academy Awards ke-86 tahun 2014. Saat itu, film panjang

pertamanya, Wadjda meraih Piala Oscar sebagai film berbahasa asing terbaik.

Wadjda adalah film berkisah tentang seorang gadis berusia sebelas tahun yang

tumbuh di pinggiran Kota Riyadh. Mimpi gadis itu sederhana, yakni memiliki

sepeda hijau yang disebut Wadjda. Film itu didukung Rotana, perusahaan film

milik Pangeran Al-Waleed bin Talal dan ditayangkan perdana di Festival Film

Venesia 2012. Film ini juga menjadi film pertama yang difilmkan seluruhnya

di Arab Saudi dan film panjang pertama yang disutradarai oleh perempuan

Saudi.

Wadjda merupakan sejarah bagi perfilman di Arab Saudi. Film ini juga

menjadi nominasi untuk film asing terbaik di BAFTA 2014 dan mendapatkan

Arab Award untuk film panjang terbaik di Festival Film Internasional Dubai

pada 2012.

1. Sinopsis Film.

Berkisah tentang seorang anak perempuan bernama Wadjda yang berusia

12 tahun. Wadjda tinggal di pinggiran kota Riyadh ibu kota Arab Saudi. Wadjda

merupakan sosok anak perempuan yang periang, ia juga memiliki sifat gigih dan

berani melakukan hal apa pun yang ia inginkan meskipun ia tinggal di daerah

yang cukup konservatif. Suatu ketika, Wadjda bertengkar dengan tetangga

sekaligus teman laki-lakinya yang bernama Abdullah. Kontur budaya

masyarakat Arab tidak memperbolehkan perempuan dan laki-laki untuk bermain

bersama, namun karena sifat Wadjda yang keras kepala, ia kekeh melakukannya.

Page 60: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

43

Karena Wadjda merasa kesal saat bertengkar, Abdullah ditantang untuk beradu

balap sepeda dengannya. Dari sinilah muncul sifat pemberani, gigih dan uletnya

Wadjda. Ia menginginka sepeda.

Wadjda bersekolah dengan berpenampilan agak tomboy, ia sering

menggunakan sepatu seperti anak laki-laki jilbabnya pun kadang hanya ia

sampirkan berbeda dengan teman-teman perempuannya bahkan ia sempat

mendapat teguran dari kepala sekolahnya. Suatu saat sepulang sekolah Wadjda

melihat sepeda berwarna hijau terpajang di depan sebuah toko. Wadjda tertarik

dengan sepeda berwarna hijau yang dipajang, ia berniat membelinya untuk

beradu balap dengan Abdullah. Sesampainya di rumah, ia merayu sang ibu

untuk membelikan sepeda itu. Tapi sang ibu menolak dengan alasan bahwa

sepeda tidak diperuntukan untuk perempuan karena dengan mengendarai sepeda

bisa merusak sistem reproduksi perempuan.

Semenjak mendapatkan penolakan dari ibunya, Wadjda memutar otak

bagimana ia bisa mendapatkan sepeda itu sendiri? Ia akhirnya membuat gelang

untuk dijual kepada teman-teman dan kakak kelasnya. Dari hasil menjual gelang

ini lah Wadjda menabung untuk membeli sepeda itu. Pada suatu kesempatan, ia

mengunjungi toko sepeda itu dan ia bahkan meminta kepada penjualnya untuk

tidak menjual sepeda itu kepada siapa pun karena ia akan membelinya, ia pun

memberikan kaset Medley secara cuma-cuma agar sang penjual mengabulkan

permintaannya.

Tidak hanya menjual aksesosoris gelang, Wadjda juga menjadi kurir

surat cinta kakak kelasnya demi mendapatkan tambahan uang. Namun, tidak

Page 61: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

44

lama kemudian ia ketahuan oleh kepala sekolahnya sehingga orangtuanya

mendapatkan panggilan. Ummu Wadjda selama ini kurang memperhatikan

Wadjda karena ia tengah fokus mencari perhatian sang suami karena sang suami

berencana akan menikah lagi. Mengetahui kelakuan Wadjda dalam ini

membuatnya kecewa dan malu, apalagi mengetahui tujuan Wadjda melakukan

hal-hal itu hanya untuk membeli sepeda.

Setelah perjuangannya menabung untuk membeli sepeda tersendat, ia

mendengar kabar bahwa akan ada lomba menghafal Al-Qur’an dengan hadiah

yang cukup besar. Wadjda mulai belajar menghafal Al-Qur’an dan ia berhasil

mengambil hati guru-gurunya. Dengan kegigihannya ia akhirnya memenangkan

perlombaan tersebut. Namun, hadiah yang semestinya ia dapatkan dialihkan

untuk didonasikan ke Palestina. Keputusan ini dilakukan oleh kepala sekolahnya

Miss Hussa setelah mendengar niat Wadjda untuk membelanjakan uang

hadiahnya untuk membeli sepeda. Di akhir cerita Wadjda mendapatkan hadiah

sepeda dari Ummu karena kegigihannya. Wadjda pun bisa beradu balap sepeda

dengan Abdullah.

2. Profil Film, Sutradara, dan Pemain

a. Profil Film

Wadjda merupakan film berkisah tentang seorang gadis berusia sebelas

tahun yang tumbuh di pinggiran Kota Riyadh. Mimpi gadis itu sederhana, yakni

memiliki sepeda hijau yang diinginkannya. Film ini didukung Rotana,

perusahaan film milik Pangeran Al-Waleed bin Talal dan ditayangkan perdana

di Festival Film Venesia 2012. Film ini juga menjadi film pertama yang

Page 62: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

45

difilmkan seluruhnya di Arab Saudi dan film panjang pertama yang disutradarai

oleh perempuan Saudi.

Wadjda merupakan sejarah bagi perfilman di Arab Saudi. Film ini juga

menjadi nominasi untuk film asing terbaik di BAFTA 2014 dan mendapatkan

Arab Award untuk film panjang terbaik di Festival Film Internasional Dubai

pada 2012.

Gambar 3.2: Poster Film Wadjda

Sutradara: Haifaa al-Mansour

Produser: Gerhard Meixner

Roman Paul

Skenario: Haifaa al-Mansour

Pemeran: Waad Mohammed

Reem Abdullah

Abdulrahman al-Ghoani

Sultan Al Assaf

Musik: Max Richter

Sinematografi: De [Lutz Reitemeier]

Page 63: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

46

Penyunting: Andreas Wodraschke

Perusahaan produksi: Razor Film Produktion GmbH

Norddeutscher Rundfunk

Bayerischer Rundfunk

Rotana TV

Highlook Communications Group

Distributor: Koch Media (Jerman, seluruh media)

Tanggal rilis: 31 Agustus 2012 (Festival Film Venesia)

Durasi: 98 menit

Box Office: $14.5 Milion

Negara: Arab Saudi

Jerman

Bahasa: Bahasa Arab

Penghargaan: The Year’s Outstanding Achivement by Woman in The

Film Industry – Alliance of Woman Film Journalist (2013)

Muhr Arab Award – Dubai International Film Festival (2013)

Sudwind Filmpreis – International Film Festival (2013)

NBR Freedom of Expression – National Board of Review (2013)

Director to Watch – Palm Springs International Film Festival (2014)

Dioraphte Award – Rotterdam International Film Festival (2014)

Most Popular International First Feature Award – Vancouver

International Film Festival (2013)

CinemAavernire Award – Venice Film Festival (2012)

Page 64: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

47

C.I.A.E Award – Venice Film Festival (2012)

Interfilm Award – Venice Film Festival (2012)

b. Sutradara

Gambar 3.3: Haifaa Al Mansour

Adalah seorang sutradara perempuan pertama di Arab Saudi. Nama

Haifaa Al-Mansour pada tahun 2014 melejit di kancah perfilman Arab Saudi.

Perhelatan Academy Awards ke-86 tahun 2014 tersebut menjadikannya sebagai

ikon kebangkitan perfilman di sana. Saat itu, film panjang pertamanya, Wadjda

meraih Piala Oscar sebagai film berbahasa asing terbaik.

Haifaa Al Mansour, lahir di Al Zulfi, 10 Agustus 1974. Bakat Haifaa

nyatanya tidak begitu saja muncul. Di darah Haifaa, mengalir darah seorang

penyair ternama Arab Saudi, Abdul Rahman Mansour. Melalui Abdul Rahman

lah Haifaa mengenal dunia seni, termasuk film. Ayahnya juga menjadi sosok

yang membuat Haifa kemudian belajar perbandingan sastra Universitas Amerika

di Kairo setelah menamatkan studinya di Universitas Amerika kemudian ia

mengambil gelar masternya dalam penyutradaraan dan studi film di Universitas

Sydney, Australia.

Page 65: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

48

Karya-karya awal Haiffa sebagai movie maker adalah penggarapan tiga

film pendek, salah satunya, The Only Way Out yang meraih penghargaan di Uni

Emirat Arab dan Belanda. Kemudian, kesuksesan itu disusul oleh film

dokumenter Women Without Shadow yang bercerita tentang kehidupan

tersembunyi wanita di negara Arab. Film itu kemudian dipertontonkan di 17

festival berbeda antar bangsa dan menerima Golden Dagger sebagai film

dokumenter terbaik di Festival Film Muscat. Selain karya-karya tersebut Haifaa

juga menggarap beberapa film lainnya, diantaranya film berjudul “Who?”, “The

Bitter Journey”, dan “ A Strom in The Star”. Banyak penghargaan yang ia

dapatkan, diantaranya adalah

a. The Year’s Outstanding Achivement by Woman in The Film Industry –

Alliance of Woman Film Journalist (2013)

b. Sudwind Filmpreis – International Film Festival (2013)

c. NBR Freedom of Expression – National Board of Review (2013)

d. Director to Watch – Palm Springs International Film Festival (2014)

e. Dioraphte Award – Rotterdam International Film Festival (2014)

f. Special Mention at Tallin Black Night Film Festival from Don Quixote

Award and Netpack Award Categories

g. Most Popular International First Feature Award – Vancouver International

Film Festival (2013)

h. CinemAavernire Award – Venice Film Festival (2012)

i. C.I.A.E Award – Venice Film Festival (2012)

j. Interfilm Award – Venice Film Festival (2012)

Page 66: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

49

c. Pemain

1) Waad Mohammad

Gambar 3.4: Waad Mohammad (Wadjda)

Wadjda diperankan oleh Waad Mohammad begitu apik. Karakter

Wadjda yang tomboi sangat melekat pada dirinya. Sifat keras kepala,

bersungguh-sungguh terlihat natural dan apa adanya. Dalam film ini ia

digambarkan menjadi anak perempuan yang terlihat cuek, namun dalam sisi lain

ia merupakan anak yang gigih terlebih ketika ia menginginkan sesuatu.

2) Reem Abdullah

Page 67: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

50

Gambar 3.5: Reem Abdullah (Ummu/Ibu)

Tokoh ummu diperankan oleh Reem Abdullah. Ia dikisahkan menjadi

seorang perempuan yang berprofesi sebagai seorang pengajar berparas cantik.

Dengan penuh kasih sayang ia memerankan ummu Wadjda dengan baik.

Namun, dengan berwajah cantik, pandai memasak dan memiliki suara yang

bagus tidak menjamin kebahagiaan nya dalam berkeluarga. Ia terpaksa

menerima poligami suaminya karena ia tidak bisa memberikan anak laki-laki

untuk meneruskan nasab keluarganya.

3) Abdulrahman Al Ghoani

Gambar 3.6: Abdulrahman Al Ghoani (Abdullah)

Tokoh Abdulrahman Al Ghoani memerankan sebagai Abdullah. Ia

merupakan tetangga Wadjda yang sering bermain dengan Wadjda. Ia juga yang

memiliki sepeda yang membuat teman perempuannya itu ingin memiliki hal

serupa. Ia juga yang diajak beradu balap dengan Wadjda. Dibalik keusilannya, ia

sangat giat sekali mempromosikan pamannya. Ia bersedia memberikan uang

sebesar 5 Riyal kepada Wadjda dan bersedia mengajari bersepeda jika ia

diizinkan untuk memasang lampu hias di loteng rumah Wadjda.

Page 68: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

51

Selain itu, tokoh Abdullah digambarkan sebagai anak laki-laki baik.

Terbukti ketika ia mengetahui Wadjda memenangkan lomba hafalan Al Qur’an

tanpa mendapatkan hadiah, ia bersedia memberikan sepedanya untuk menghibur

Wadjda.

4) Sultan Al Assaf

Gambar 3.7: Sultan Al Assaf (Abu Wadjda)

Sultan Al Assaf, memerankan tokoh sebagi ayah Wadjda atau Abu

Wadjda. Ia merupakan seorang ayah yang menyayangi Wadjda selain itu mereka

terlihat akrab apalagi saat mereka bermain game. Dalam film ini, ia diceritakan

mendapatkan tekanan dari keluarganya untuk menikah lagi agar mendapakan

keturunan laki-laki guna meneruskan nasabnya.

Page 69: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

52

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Bentuk Bias Gender

Setelah mengkaji film Wadjda karya Haifaa Al Mansour ini, peneliti

menemukan bentuk bias gender:

1. Pembatasan Mobilitas

Pembatasan mobilitas dalam film ini terjadi dalam berbagai

adegan. Peneliti melihat berbagai realitas pembatasan mobilitas yang

begitu kental disampaikan. Beberapa adegan yang menunjukan adanya

pembatasan mobilitas dalam film ini di antaranya:

a. Terlihat ada sekelompok perempuan berada dalam sebuah mobil

yang disupiri seorang laki-laki (04:57)

Gambar 4.1: Sekelompok Perempuan dalam Mobil

Mereka yang ruang geraknya dibatasi, mau tidak mau harus

menyewa supir pribadi yang biayanya tidaklah murah

b. Adegan di mana Wadjda yang menginginkan sepeda namun tidak

ditanggapi dengan baik oleh Ummu (13:49-14:14)

أخر دنييا الله! ثلا ث ساعة أت رك أسيردومك كيف تبحنل اسور

Page 70: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

53

- 44:31:00بالسيارة في سيارة بدون مكيف! ة! ثلاث ساعاللهيا

00:13:53 هذه الرحلة إلى نهاية العالم تقتلني

ن بيسكل مع عبد اللهمحبا نظر, أسرف رس؟ أز

اريد دراجة يركبها مع -لا أحب هذا الوجه. ماذا تفعل؟ -، 00:13:57-00:14:03

عبدالله

بيسكل هل سبق لك أن رأيت امرأة تقود

هل رأيت فتاة على دراجة من قبل؟ أفضل 00:14:03-00:14:07

ونلل

ود إلى المنزل وتقول ، ثم أع ,أمام المستشفى بدلا من المشيأمهات أفضل يبيعن الفاكهة

بيسكلأريد

، 44:30:32 - 44:30:40بيع الفاكهة في المستشفى على تحمل هذه الرحلة مرة أخرى.

وعندما أعود ، أسمع "أريد دراجة -

Gambar 4.2: Wadjda Merayu Ummunya

Page 71: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

54

Gambar 4.3: Ummu Merespon Wadjda

c. Ummu/Ibu Wadjda bertengkar melalui telfon dengan sopirnya yang

berniat untuk berhenti dari pekerjaannya (37:37-37:59)

اول اول انا في مشوار ولا ما تروح عندي شغل راتب هذه ما تستحي ليش انا بكره ان "

"شاء الله احسن منك

إقبال -كيف لي أن أعرف؟ - 00:37:37 !

00:37:37- 00:37:44 ك كل شهر ، سواء كنت تقودني أم لنحن ندفع ل

00:37:45-00:37:50 لماذا تتحدث معي هكذا؟ ألا تشعر بالخجل؟

44:13:04-44:13:00؟ كيف ذلك؟ هل تعتقد أنك السائق الوحيد هنا

44:13:00-44:13:00 سأحضر سائقا آخر غدا

Gambar 4.4: Ummu Wadjda Menelfon Supirnya, Iqbal

Page 72: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

55

d. Ummu terpaksa harus meminta izin darurat untuk tidak berangkat ke

sekolah dan tidak bisa ke mana-mana karena supirnya yang

mengundurkan diri dari pekerjaannya. (39:09-39:32)

من وبتغيري ماقصرتي بس المواصلات صعب اليوم بالنسبه لي ان شاء الله اكيد اخذ "

"مشكوره مع السلامه

"لا يمكنني ترتيب المواصلات اليوم. هل يمكنني أخذ إجازة؟" 00:39:14 - 00:39:09

لا يزال لدي بعض الإجازة القادمة إلي 00:39:17 -00:39:14

00:39:18 - 00:39:24 بالتأكيد. الشهر المقبل يمكنني الاستعانة بآخرين

Gambar 4.5 Ummu Wadjda Meminta Izin Tidak Masuk Kerja

e. Wadjda yang masih terus merayu Ummu untuk membelikan sepeda.

Hal ini dilakukannya setelah ia melihat seorang perempuan yang

menaiki sepeda di Tv. Namun Wadjda masih mendapatkan

penolakan, Ummu menolak keras dan beralasan bahwa bersepeda

dapat menyebabkan kerusakan organ reproduksi sehingga berpotensi

tidak akan mempunyai anak (54:45-55:07)

Page 73: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

56

. لقد طلبت المال لشراء واحدةبيسكليت على شاشة التلفزيون امرأة تررأ

لماذا لا تعطيني المال رأيت فتيات يركبن دراجات على التلفاز. 00:54:45 - 00:54:41

لشراء دراجة؟

أعرف أن أمي لديها مال أراه في الدرج

أعلم أن لديك المال. رأيته في الدرج 00:54:49 - 00:54:45

ميجز تركب بيسكل, ودوت بيسكل مزينة جبير إيه

الفتيات لا يركبن الدراجات. لن تتمكن من إنجاب الأطفال إذا 00:54:56 - 00:54:49

ركبت

ذ عمي مبيسكل مذا طفل إيه ما

أنت لا تركب الدراجة ومع ذلك لا يمكنك إنجاب أبناء 00:55:01 - 00:54:56

سكلل إمم أن أجلل سدع, طرب سلم

كيف يمكنك قول ذلك؟ كدت أموت عندما كنت أملك 00:55:07 - 00:55:02

Gambar 4.6: Wadjda Masih Merayu Ummunya untuk Membelikan

Sepeda

f. Adegan Wadjda yang ketahuan menaiki sepeda di loteng bersama

Abdullah oleh Ummu sehingga Wadjda kaget dan terjatuh

mengeluarkan darah. Ummu yang shock melihat Wadjda berdarah

langsung menutup matanya dan bertanya dengan Wadjda dari

Page 74: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

57

manakah darah itu keluar? Wadjda menjawab dari dengkulnya lah

darah itu keluar. Ummu sangat ketakutan dan berpikir darah itu

keluar dari kemaluan Wadjda. (1:01:41-1:01:48)

اتول تحتم دم؟ اتول أدم دم, من أي

أين تأذيت؟ -أنا أنزف. - 01:01:40 - 01:01:35

دور بوزي

أنا أنزف من الركبة 01:01:45 - 01:01:41

اتمربيسكل مسحلة

كم مرة يجب أن أقول إن الدراجات ليست للفتيات 01:01:48 - 01:01:45

Gambar 4.7: Ummu Wadjda Kaget Melihat Darah Wadjda

Gambar 4.8: Ummu Menolong Wadjda yang Terjatuh

Page 75: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

58

g. Pembatasan yang dilakukan oleh Miss Hussa (kepala sekolah) ketika

Wadjda memenangkan perlombaan hafalan Al-Qur’an. Hadiah yang

seharusnya milik Wadjda terpaksa dibatalkan secara sepihak oleh

Miss Hussa ketika mengetahui niatan Wadjda akan menggunakan

sejumlah uang hadiah tersebut untuk membeli sepeda. Mendengar

alasan tersebut, hadiah Wadjda dialihkan untuk didonasikan ke

Palestina. Miss Hussa berpendapat bahwa sepeda tidak baik apalagi

untuk anak baik seperti Wadjda yang senantiasa menjaga

kehormatanya. Respons teman-teman Wadjda yang menertawakan

keinginan Wadjda menandakan betapa tabunya bersepeda bagi

kalangan masyarakat sana. (1:22:57-1:23:36)

المحل اللي جنبنا محل جنب بيتنا بس من دون كفرات اللي ورا اني اعرف اسوق يعني مو

اللي يخافون من المبلغ الجائزه مثلا اخواننا في فلسطين البنات البنات المؤدبات المؤمنات

على روحوا على شرف خلاص احنا اللي برع بالجائزه تحت اسمك وبعون الله انا لين

الدوام

ولماذا تنوي استخدام أموال الجائزة؟ 01:22:57 - 01:22:52

أريد شراء دراجة من المتجر أسفل الشارع 01:23:02- 01:22:57

ماذا قلت؟ 01:23:04 - 01:23:02

أريد شراء دراجة ، لكن بدون عجلات تدريب لأنني أستطيع 01:23:04-01:23:12

ركوب الدراجة

ألن يكون الأفضل التبرع بالمال لإخواننا في فلسطين؟ 01:23:30 -01:23:23

الدراجة ليست للبنات 01:23:36 -01:23:33

Page 76: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

59

.

Gambar 4.9: Miss Hussa dan Wadjda

Gambar 4.10: Miss Hussa Memberikan Keputusan Hasil Lomba

Gambar 4.11: Teman-teman Wadjda Sedang Menertawakan Wadjda

Page 77: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

60

2. Subordinasi dan Beban Kerja Ganda

Melihat gambaran realitas perempuan Arab dalam film Wadjda,

terlihat bagaimana tersubordinasinya perempuan-perempuan ini.

Meskipun perempuan Arab Saudi mendapatkan pendidikan yang layak,

namun surbordinasi masih erat adanya terutama dalam urusan mengurus

rumah tangga. Hal ini lah yang menjadikan beban kerja ganda bagi

mereka ketika sudah berada di rumah sepulang bekerja di luar. Realitas

seperti ini menimbulkan anggapan bahwa pekerjaan domestik merupakan

pekerjaan mutlak untuk kaum perempuan.

a. Subordinasi dan Beban Kerja Ganda Ummu Wadjda

Dalam film ini Ummu mewakilkan realitas subordinasi

perempuan Arab. Ia merupakan seorang guru di luar rumah. Namun,

apabila ia sudah berada di dalam rumah maka ia bertanggungjawab

mengurus pekerjaan rumah tangga dan anak, dan suami meskipun

dalam perjalanannya tidak cukup mengenakan. Sementara itu, Abu

atau ayah Wadjda yang bekerja dan pulang dalam kurun waktu

tertentu apabila ia berada di rumah hanya bersantai dan bermain

game.

Page 78: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

61

Gambar 4.12 Ummu Menyiapkan Makan Siang (13:51)

Gambar 4.13: Ummu Menyiapkan Makan untuk

Keluarganya (23:16)

Gambar 4.14 Abu Wadjda Sedang Bermain Game (24:54)

Page 79: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

62

b. Subordinasi perempuan sejak dini

Adegan di mana Ummu dan Wadjda sibuk menyiapkan jamuan

makanan untuk Abu dan teman-temannya. Selepas jamuan berakhir

nampak Ummu dan Wadjda lah yang membereskan semua dengan

baik. (01:00:01-03:47)

Gambar 4.15: Wadjda Membantu Ummu nya Menyiapkan

Hidangan

Gambar 4.16: Ummu Wadjda Membersihkan Alat-Alat

Makan

Page 80: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

63

3. Pernikahan dan Perceraian

a. Pernikahan

Pada film Wadjda realitas pernikahan dini digambarkan

pada kisah Salma, teman Wadjda yang dinikahkan

orangtuanya. Ia dinikahkan dengan seorang laki-laki berusia

20 tahun sementara Salma berusia 10 tahun. Pernikahan ini

diketahui setelah Salma kedapatan membawa foto

pernikahannya di sekolahan. (1:05:16-1:05:48)

.أعطني الصور 01:05:16

"قلت "أعطها هنا 01:05:19 -01:05:17

توقف. ما الذي يحدث هنا؟ 01:05:23 -01:05:19

تهانينا. هل لي أن -سلمى لديها صور زفافها. - 01:05:30 -01:05:23

أراهم؟

هذه من زفافك؟هل 01:05:35- 01:05:32

هل هذا زوجك؟ 01:05:41 -01:05:39

عشرون -كم عمره؟ - 01:05:45 -01:05:42

الهدوء ، الفتيات. لا تضحك 01:05:48 -01:05:45

Gambar 4.17: Guru Sedang Melihat Foto Pernikahan Salma

Page 81: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

64

Gambar 4.18: Salma

b. Perceraian

Pada film ini diceritakan bagaiamana Ummu Wadjda

dihadapkan dengan poligami dan perceraian yang dilakukan

oleh suaminya. Ia terpaksa dipoligami dan juga diceraikan

atas permintaan ibu mertuanya. Sang ibu menginginkan cucu

laki-laki untuk meneruskan nasab keluarganya. Namun,

Ummu tidak bisa memberikannya. Tak banyak hal yang dapat

ia lakukan selain berdandan semenarik mungkin agar

suaminya tetap membersamainya dan tidak menuruti

kemauan ibunya. Namun, hal itu tidak merubah keadaannya.

Ia tetap dipoligami dan diceraikan. (29:49-30:32)

هل يجب علي الدفع؟ ألا يمكنك أن تدفع لنفسك 00:29:54 -00:29:49

لمرة واحدة؟

لقد دفعت بالفعل مقابل سائقك. أموالك في 00:29:58- 54370 :29 :00

المدخرات

Page 82: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

65

00:29:59- 00:30:04 كيف ستدفع مهر العروس الجديد؟ نوع من

العريس أنت

00:30:04 - 00:30:09 إلى إعالة أسرتين؟هل تعتقد أنني أتوق

00:30:09- 00:30:13 أعطني ابنا وسيكون كل شيء على ما يرام مرة

أخرى

لكن كلانا يعلم أن هذا لن يحدث00:30:13-00:30:18

00:30:18- 00:30:24 انس الأمر ، لكن لا تعتمد علي الأسبوع المقبل

00:30:25- 00:30:32 ك واستمر في لا تعد! اذهب إلى المنزل مع والدت

البحث عن عروس

Gambar 4.19: Pertengkaran Ummu dengan

Suaminya

Dalam wawancaranya bersama Andrew Lapin dari The

Dissolve, sang sutradara Haifaa Al Mansour menggambarkan

pola peceraian yang dipengaruhi budaya patriarki melalui tokoh

kedua orangtua Wadjda.

“Meski mereka masih saling mencintai, tetapi tekanan dan

budaya itu sendiri tidak memungkinkan cinta semacam itu

Page 83: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

66

tumbuh. Karena itu memungkinkan poligami dan memungkinkan

pria untuk mengabil istri kedua. Mendapat tekanan dari pihak

keluarganya agar sang pria segera memiliki seorang putra. Jika

dia tidak memiliki seorang putra, maka akan dianggap kurang

lengkap. Mau tidak mau ia harus melakukan perceraian meskipun

harus menghancurkan hati seorang yang ia cintai”.56

B. Kritik Sastra Feminis dalam Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour

tahun 2012

1. Kisah Ummu yang diceraikan karena tidak sanggup memberikan

keturunan laki-laki.

Diceritakan bahwa Ummu dan suaminya masih saling mencintai,

namun adanya sistem patriarki yang ditunjukkan dengan keinginan dari

pihak keluarga sang suami yang menginginkan keturunan laki-laki

sehingga perceraian pun terjadi. Ini sangat merugikan bagi Ummu dan

perempuan-perempuan lain dalam realitanya. Secara tidak langsung

sitem patriarki ini menimbulkan sebuah bias gender berupa kekerasan

psikis.

2. Kekerasan psikis akibat sistem Patriarki dalam keluarga

Kekerasan ini dialami Wadjda ketika ia melihat gambar pohon

nasab di ruang tamunya. Di dalam gambar tersebut terdapat nama laki-

laki dari keluarganya. Tidak ada satu pun nama perempuan di gambar

itu. Pergolakan hati Wadjda muncul ketika Ummu mengatakan pohon

56

https://thedissolve.com/features/interview/168-wadjda-director-haifaa-al-mansour/ diakses

pada Senin, 03 Agustus 2020 pukul 20.59 WIB

Page 84: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

67

nasab itu hanya untuk laki-laki, tidak guntuk perempuan. Ia berfikir

mengapa hanya nama laki-laki saja? Bukankah ia juga merupakan anak

dari sang ayah juga? Pemberontakan Wadjda akan ketidakadilan ini ia

ungkapkan dengan adegan ia menulis namanya sendiri dan

menempelkannya di gambar tersebut. Anggapan anak laki-laki jauh lebih

berharga dibandingkan perempuan juga merupakan bentuk bias gender

subordinasi terhadap kaum perempuan. Anak perempuan yang dianggap

irrasional atau emosional, tidak bisa diandalkan, dan tidak mampu

memimpin menempatkan perempuan pada posisi yang tidak penting

baik dalam keluarga atau pun masyarakat.(1:04:06-1:04:16)

Gambar 4.20: Wadjda Melihat Gambar Pohon Nasab

Page 85: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

68

Gambar 4.21: Wadjda Menempelkan Namanya

Gambar 4.22: Nama Wadjda yang Sengaja Ia Tempelkan

3. Marginalisasi terhadap kaum perempuan

Adanya sisitem patriarki dalam film ini juga menimbulkan

marginalisasi terhadap kaum perempuan. Mereka yang diceraikan akan

mendapatkan status rendah atau direndahkan terlebih perceraian terjadi

dengan alasan tidak mampu memberikan keturunan laki-laki.

Page 86: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

69

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian bias gender yang penulis lakukan terhadap Film

Wadjda karya Haifaa Al Mansour, maka menghasilkan kesimpulan sebagai

berikut:

1. Terdapat beberapa bentuk bias gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al

Mansour, di antaranya:

a. Pembatasan mobilitas terhadap kaum perempuan.

b. Subordinasi dan beban kerja terhadap kaum perempuan.

c. Pernikahan dan perceraian.

2. Penerapan kritik sastra feminis dalam Film Wadjda karya Haifaa Al

Mansour di antaranya adalah:

a. Adanya sistem patriarki yang menyebabkan tertindasnya tokoh

perempuan khususnya Ummu Wadjda dan Wadjda.

b. Adanya marginalisasi dan subordinasi yang diakibatkan dari sistem

patriarki.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang penulis lakukan terhadap Film Wadjda

karya Haifaa Al Mansour semoga dapat berguna bagi masyarakat secara luas.

Kemudian saran untuk penulis-penulis yang akan meneliti Film Wadjda ini

alangkah baiknya untuk mencoba meneliti dengan sudut pandang dan teori lain

Page 87: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

70

yang lebih menarik sehingga akan lebih beragam hasil penelitian dari Film

Wadjda ini.

Page 88: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

71

DAFTAR PUSTAKA

1. Buku:

Defina, “Feminisme dan Gender sebagai Teori Sastra,” dalam Tentang Sastra Orientas

Teori dan Pembelajarannya. Ed. Emzir,dkk., 191-197. Yogyakarta: Penerbit

Garudhawaca,2018.

Endraswara, Suwardi. 2011. Metodologi Penelitian Sastra Epistemologi, Model, Teori,

dan Aplikasi. Jakarta: CAPS.

Ed. Emzir,dkk. 2018. Tentang Sastra Orkrestasi Teori dan Pembelajarannya.

Yogyakarta: Penerbit Garudhawaca

Fakih, Mansour. 2013. Analisis Gender dan Trnsformasi Sosial. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Husain, Al-Hakim Ali. 2005. Membela Perempuan Menakar Feminisme dengan Nalar

Agama. Jakarta: Al-Huda.

Mustafa, Hasan dkk.. 2007. Masyarakat Arab dan Budaya Islam. Bandung: Yayasan

P3I Husnul Chotimah.

Ratna, Nyoman Kutha. 2017. Teori, Metode, dan Teknik penelitian Sastra. Yogyakarta:

Pustaka pelajar

Suharto, Sugihastuti. 2016. Kritik Sastra Feminis Teori dan Aplikasinya. Yogyakarta:

Pustaka Pelajar.

Sujarwa. 2019. Model&Pradigma Teori Sosiologi Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Wibowo, Fred. 2006. Teknik Program Televisi. Yogyakarta: Pinus Book Publisher.

Page 89: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

72

2. Film:

Film Wadjda karya Haifaa Al Mansour 2012

3. Journal:

Jowett, 181, hlm 67 dalam Oni Sutanto, Representasi Feminisme dalam Film “SPY”,

Jurnal E-Komunikasi, (Surabaya: Universitas Kristen Petra)

Murniasih Gita, dkk. 2018. Proses Domestikasi Perempuan dalam Budaya Arab

(Analisis Framing Model Zhongdang Pan Dan Gerald M. Kosicki Dalam Film

Wadjda). Kediri: Jurnal Mediakita: Program Studi Komunikasi dan Penyiaran

Islam STAIN Kediri. Vol. 2 No. 1 2018 | 1-15

Mualim Amir, dan Yusdani Konfigurasi Pemikiran Hukum Islam, (UII Press,

Yogyakarta, 2001), h. 8. Dalam Agustina Nurhayati, Politik Hukum

(Legalisasi)Hukum Keluarga di Arabia, jurnal vol

Viet Tran. "The Wrong Turn: Saudi Arabian Women Banned from Driving." Prospect

Journal (2014) http://prospectjournal.org/2014/04/08/the-wrong-turn-

saudiarabian-women-banned-from-driving/. (diakses 25 Agustus 2018)

4. Karya Ilmiah tidak terbit

Kusuma Dewi Nina. 2010. Tinjauan Kritik Sastra Feminis dalam Novel “Mini Lan

Mintuno” karya Remy Sylado. Skripsi. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Sylvania Nurjannah. 2016. Motivasi Intrinsik Tokoh-Tokoh Utama Dalam Film "

Wadjda " Karya Haifaa Al-Mansour. Skripsi. Jakarta: Universitas Negeri

Jakarta http://lib.unj.ac.id/tugasakhir/index.php?p=show_detail&id=44617&keywords=

diakses Senin, 29 Juli 2020, 11.08 wib

Page 90: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

73

Wibowo, 2006: 196 dikutip Dini Zelviana, “Representasi feminisme dalam film The

Huntsman:winter’s War”. Skripsi. Lampung, 2017.

5. Artikel Internet

A. E. Al Lily, “Online And Under Veil: Technology-Facilitated Communication And

Saudi Female Experience Within Academia,” Technology in Society 33

(2011), no. 1-2: 119-121

Ahmad Mukafi Niam, Memaknai Reformasi Soisal Arab Saudi, Sumber:

https://www.nu.or.id/post/read/81849/memaknai-reformasi-sosial-arab-saudi

diakses Rabu, 29 Juli 2020 09.10 WIB

Akhmad Muawal Hasan, Membaca Arah Revormasi Sosial Arab Saudi,

https://tirto.id/membaca-arah-reformasi-sosial-di-arab-saudi-czos diakses

Rabu, 29 Juli 2020 09.21 WIB

Damanhuri Zuhri, https://www.republika.co.id/berita/dunia-

islam/fatwa/13/11/23/mwplcw-kenapa-muslimah-arab-saudi-dilarang-menyetir

diakses Rabu, 22 Juli 2020 pukul 11.08

H.C. Metz., Saudi Arabia: A Country Study, (Washington: GPO for the Library of

Congress 1992) http://countrystudies.us/saudi-arabia/ (diakses tanggal 18 Juni

2020, 10.46 WIB)

Hope Grigsby, “Women2Drive Movement Contemporary Saudi Consciousness on

Women’s Position in Society”, (January 2015) :

https://www.researchgate.net/publication/313030929 (diakses 25 Agustus

2018)

https://id.wikipedia.org/wiki/Wadjda diakses Jumat, 12 Juni 2020 08.48 WIB

Page 91: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

74

https://internasional.republika.co.id/berita/internasional/timur tengah/p7fs07382/era-

kebebasan-perempuan-arab-saudi diakses Minggu, 14 juni 2020, 11.12 wib

https://kbbi.web.id/perempuan diakses Selasa, 14 Juli 2020 pukul 09.12 WIB

https://thedissolve.com/features/interview/168-wadjda-director-haifaa-al-mansour/

diakses pada Senin, 03 Agustus 2020 pukul 20.59 WIB

https://www.dosenpendidikan.co.id/pengertian-feminisme/ diakses pada 25 Juni 2020,

14.16 wib

https://www.google.com/search?q=analisis+film+wadjda&oq=analisis+film+wadjda&aqs=chrome..69i57

j33.7376j0j4&sourceid=chrome&ie=UTF-8

https://www.kompasiana.com/yuliana95/58e745e2c223bdcf1ea98efc/gender-dipengaruhi-oleh-

kebudayaan; diakses Jum’at, 8 Mei 2020 pukul 19.15 WIB

Jamal Khashoggi, “Saudi Arabia’s Women Can Finally Drive. But The Crown Prince

Needs To Do Much More”, The Washington Post, 25 Juni 2018

Jehan Almahmoud, “Framing On Twitter: How Saudi Arabians Intertextually Frame

The Women2drive Campaign” (Tesis, Georgetown University: 2015)

Jerichow Anders, Saudi Arabia: Outside Global Law and Order : A Discussion Paper.

(Surrey, England: Curzon, 1997)

Maulida, Rachmawati Fitri. 2018. Analisis Wacana tentang Diskriminasi Gender dalam

Fim Wadjda, Skripsi. Jakarta: UIN Syarif Hidayatullah.

Maurice Odine, “Arab Women Use Media to Address Inequality,” Routledge 19 (April

2015), no. 2: 168

McLuhan M & Quentin Fiore, The Medium is The Massage (New York: Bantam

Books, 1967),

Page 92: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

75

Nugraha Dipa, 2015, Zoetmulder (dalam Pudjiastuti, 2009: 5) dalam Perempuan,

Wanita, atau Betina?

https://www.researchgate.net/publication/275034845_Perempuan_Wanita_atau

_Betina/link/553023580cf27acb0de85478/download diakses Selasa, 14 Juli

2020 pukul 09.25

Risa Agustin, Kamus Lengkap Bahasa Indonesia ( Surabaya: Serba Jaya, 2011)

Syarifuddin Yunus, Jurnalistik Terapan (Bogor: Ghalia Indonesia, 2010)

Page 93: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

76

Lampiran I

Poster Film Wadjda

Page 94: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

77

Lampiran II

Transkrip Percakapan

1. Pembatasan Mobilitas

a. Adegan di mana Wadjda yang menginginkan sepeda namun tidak ditanggapi

dengan baik oleh Ummu (13:49-14:14)

يا الله! ثلا ث ساعة أت رك أسيردومك كيف تبحنل اسورأخر دني

44:31:00بالسيارة في سيارة بدون مكيف! ة! ثلاث ساعاللهيا

00:13:53 هذه الرحلة إلى نهاية العالم تقتلني

Ya Allah, sudah tiga jam kita berada di dalam mobil yang tidak ber

AC, perjalanan tadi membuatku ingin mati

محبا نظر, أسرف رس؟ أزن بيسكل مع عبد الله

اريد دراجة يركبها مع -لا أحب هذا الوجه. ماذا تفعل؟ -، 00:13:57-00:14:03

عبدالله

Ibu tidak suka tatapanmu, apa yang kamu inginkan? Aku ingin

sepeda agar bisa beradu balap dengan Abdullah

بيسكل هل سبق لك أن رأيت امرأة تقود

هل رأيت فتاة على دراجة من قبل؟ أفضل 00:14:03-00:14:07

ونلل

Pernahkah kamu melihat perempuan bersepeda?

ود إلى المنزل وتقول ، ثم أع ,أمهات أفضل يبيعن الفاكهة أمام المستشفى بدلا من المشي

بيسكلأريد

، 44:30:32 - 44:30:40بيع الفاكهة في المستشفى على تحمل هذه الرحلة مرة أخرى.

وعندما أعود ، أسمع "أريد دراجة -

Page 95: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

78

Mending ibu berjualan buah di depan Rumah sakit daripada pulang

lalu kamu mengatakan “aku ingin sepeda”

b. Ummu/Ibu Wadjda bertengkar melalui telfon dengan sopirnya yang berniat

untuk berhenti dari pekerjaannya (37:37-37:59)

اول اول انا في مشوار ولا ما تروح عندي شغل راتب هذه ما تستحي ليش انا بكره ان "

"شاء الله احسن منك

إقبال -كيف لي أن أعرف؟ - 00:37:37 !

00:37:37- 00:37:44 ك كل شهر ، سواء كنت تقودني أم لنحن ندفع ل

Kamu akan mendapatkan gaji walau mengantarkanku atau tidak

00:37:45-00:37:50 لماذا تتحدث معي هكذا؟ ألا تشعر بالخجل؟

Mengapa bicara seperti ini kepadaku? Tidakkah kau malu?

44:13:04-44:13:00؟ قد أنك السائق الوحيد هناكيف ذلك؟ هل تعت

Mengapa? Kau pikir hanya kau yang bisa menyetir?

44:13:00-44:13:00 سأحضر سائقا آخر غدا

Besok aku akan mencari supir yang lebih baik

c. Ummu terpaksa harus meminta izin darurat untuk tidak berangkat ke sekolah

dan tidak bisa ke mana-mana karena supirnya yang mengundurkan diri dari

pekerjaannya. (39:09-39:32)

بس المواصلات صعب اليوم بالنسبه لي ان شاء الله اكيد اخذ من وبتغيري ماقصرتي "

"مشكوره مع السلامه

00:39:09 - 00:39:14 " لمواصلات اليوم. هل يمكنني أخذ إجازة؟لا يمكنني ترتيب ا "

Page 96: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

79

Aku tidak bisa mengatuur perjalanan, anggap saja ini sesuatu yang

darurat

لا يزال لدي بعض الإجازة القادمة إلي 00:39:17 -00:39:14

Aku kehilangan supirku

00:39:18 - 00:39:24 بالتأكيد. الشهر المقبل يمكنني الاستعانة بآخرين

Kalau perlu kubuka sekolah sebulan penuh

d. Wadjda yang masih terus merayu Ummu untuk membelikan sepeda. (54:45-

55:07)

. لقد طلبت المال لشراء واحدةبيسكليت على شاشة التلفزيون امرأة تررأ

فتيات يركبن دراجات على التلفاز. لماذا لا تعطيني المال رأيت 00:54:45 - 00:54:41

لشراء دراجة؟

Aku melihat di TV ada perempuan yang menaiki sepeda, aku minta

uang untuk membeli satu.

أعرف أن أمي لديها مال أراه في الدرج

أعلم أن لديك المال. رأيته في الدرج 00:54:49 - 00:54:45

Aku tau ibu mempunyai uang, di laci

ميجز تركب بيسكل, ودوت بيسكل مزينة جبير إيه

الفتيات لا يركبن الدراجات. لن تتمكن من إنجاب الأطفال إذا 00:54:56 - 00:54:49

ركبت

Kamu tidak akan bisa mempunyai keturunan kalau bersepeda

ما ذ عمي مبيسكل مذا طفل إيه

أنت لا تركب الدراجة ومع ذلك لا يمكنك إنجاب أبناء 00:55:01 - 00:54:56

Ibu tidak bersepeda, namun mengapa ibu tidak mempunyai anak?

Page 97: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

80

سكلل إمم أن أجلل سدع, طرب سلم

كيف يمكنك قول ذلك؟ كدت أموت عندما كنت أملك 00:55:07 - 00:55:02

Bisa-bisanya mengatakan seperti itu? Membuatku tambah pusing saja

e. Adegan Wadjda yang ketahuan menaiki sepeda di loteng bersama Abdullah

oleh Ummu sehingga Wadjda kaget dan terjatuh mengeluarkan darah.

(1:01:41-1:01:48)

أدم دم, من أي اتول دم؟ اتول تحتم

ذيت؟أين تأ -أنا أنزف. - 01:01:40 - 01:01:35

Aku berdarah, darah dari mana? Datang bulan?

دور بوزي

أنا أنزف من الركبة 01:01:45 - 01:01:41

Dari dengkulku

اتمربيسكل مسحلة

كم مرة يجب أن أقول إن الدراجات ليست للفتيات 01:01:48 - 01:01:45

Dengkulmu? Sepeda berbahaya bagi perempuan

f. Pembatasan yang dilakukan oleh Miss Hussa (kepala sekolah) ketika Wadjda

memenangkan perlombaan hafalan Al-Qur’an. (1:22:57-1:23:36)

المحل اللي جنبنا محل جنب بيتنا بس من دون كفرات اللي ورا اني اعرف اسوق يعني مو

بات المؤمنات اللي يخافون من المبلغ الجائزه مثلا اخواننا في فلسطين البنات البنات المؤد

على روحوا على شرف خلاص احنا اللي برع بالجائزه تحت اسمك وبعون الله انا لين

الدوام

ولماذا تنوي استخدام أموال الجائزة؟ 01:22:57 - 01:22:52

Page 98: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

81

Apa rencanamu dengan hadiah uang ini?

أريد شراء دراجة من المتجر أسفل الشارع 01:23:02- 01:22:57

Aku mau beli sepeda di ujung jalan

ماذا قلت؟ 01:23:04 - 01:23:02

Apa?

أريد شراء دراجة ، لكن بدون عجلات تدريب لأنني أستطيع 01:23:04-01:23:12

ركوب الدراجة

Akan ku belikan sepeda, tanpa roda bantu karena aku sudah bisa

mengendarainya

يكون الأفضل التبرع بالمال لإخواننا في فلسطين؟ ألن 01:23:30 -01:23:23

Bukankah lebih baik kita sumbangkan ke saudara kita di Palestina?

الدراجة ليست للبنات 01:23:36 -01:23:33

Kau tahu? Sepeda tidak cocok untuk perempuan

2. Pernikahan dan Perceraian

a. Pernikahan

Pada film Wadjda realitas pernikahan dini digambarkan pada kisah Salma,

teman Wadjda yang dinikahkan orangtuanya. Ia dinikahkan dengan seorang

laki-laki berusia 20 tahun (1:05:16-1:05:48)

أعطني الصور 01:05:16

Berikan fotonya

"قلت "أعطها هنا 01:05:19 -01:05:17

Sini berikan padaku

توقف. ما الذي يحدث هنا؟ 01:05:23 -01:05:19

Page 99: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

82

Ada apa?

تهانينا. هل لي أن -سلمى لديها صور زفافها. - 01:05:30 -01:05:23

أراهم؟

Salama baru saja menikah dan membawa foto pernikahannya

هل هذه من زفافك؟ 01:05:35- 01:05:32

Selamat, bisa aku melihatnya?

هل هذا زوجك؟ 01:05:41 -01:05:39

Ini suamimu?

عشرون -كم عمره؟ - 01:05:45 -01:05:42

Berapa usianya? 20 tahun

الهدوء ، الفتيات. لا تضحك 01:05:48 -01:05:45

Dilarang membawa foto di seklah

b. Perceraian

Perceraian Ummu dan Suaminya (29:49-30:32)

هل يجب علي الدفع؟ ألا يمكنك أن تدفع لنفسك 00:29:54 -00:29:49

لمرة واحدة؟

Itu dibayar juga? Mengapa tidak sekalian membayarnya?

لقد دفعت بالفعل مقابل سائقك. أموالك في 00:29:58- 54 :29 :00

المدخرات

Aku membayar supirmu, semua uang ada di dalam tabunganmu

00:29:59- 00:30:04 كيف ستدفع مهر العروس الجديد؟ نوع من

العريس أنت

Bagaimana maskawinnya?

Page 100: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

83

هل تعتقد أنني أتوق إلى إعالة أسرتين؟00:30:09 - 00:30:04

Kau pikir aku akan menikahi dua keluarga?

00:30:09- 00:30:13 أعطني ابنا وسيكون كل شيء على ما يرام مرة

أخرى

Aku mau anak laki-laki maka semua akan baik-baik saja

لكن كلانا يعلم أن هذا لن يحدث00:30:13-00:30:18

Tapi kita tahu, itu tidak akan terjadi

00:30:18- 00:30:24 انس الأمر ، لكن لا تعتمد علي الأسبوع المقبل

Lupakan! Jangan harap aku akan datang minggu depan

00:30:25- 00:30:32 لا تعد! اذهب إلى المنزل مع والدتك واستمر في

البحث عن عروس

Jangan kembali! Pulanglah ke rumah ibumu dan bicarakan

mengenai perempuan itu

Page 101: “BIAS GENDER DALAM FILM WADJDA KARYA HAIFAA AL …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9843/1/SKRIPSI ULIN NIDA... · Bias Gender dalam Film Wadjda karya Haifaa Al-Mansour (2012)

84

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Ulin Nida

Tempat Tanggal Lahir: Magelang, 4 Juni 1997

Alamat : Tegalrandu, RT 03/RW 01, Grabag, Kec.

Grabag, Kab. Magelang

Tinggi/Berat Badan : 155 cm/54 kg

Jenis Kelamin : Perempuan

Ayah : Zaenal Arifin

Ibu : Yuni Susilowati

E-mail : [email protected]

Pendidikan :

1. RA Perwanida Grabag

2. SDN 4 Grabag

3. MTsN Grabag

4. SMK Syubbanul Wathon Tegalrejo

5. IAIN Salatiga

Pengalaman Organisasi:

1. OSIS MTsN Grabag 2011-2012

2. Sekretaris HMJ BSA IAIN Salatiga 2017-2018

3. Pengurus DEMA FUADAH IAIN Salatiga 2018-2019

4. Pengurus DEMA IAIN Salatiga 2019-2020

5. PMII Rayon Sutawijaya

6. Pengurus Rayon Sutawijaya 2018-2019

7. Pengurus ORDA FKWAMA (Forum Komunikasi Mahasiswa Magelang) 2018-

2019

8. Pengurus ASWA Salatiga 2016-2017, 2017-2018