bias gender dlm pendidikan ppt
TRANSCRIPT
2
KONDISI & POSISIPEREMPUAN INDONESIA
KONDISI & POSISIPEREMPUAN INDONESIA
1. Ranking HDI & GDI 1995 1998 2001 2004 * Human Development Index 96 109 (174) 102 (162) 111(173) * Gender Development Index 88 90 (174) 92 (162) * Gender Empowerment Measure - - -2. PENDIDIKAN & KESEHATAN * Pendidikan a. SD/SLTP L : P (seimbang) b. SLTA L > P (Namun perempuan DO meningkat) c. AK/PT L> P (Namun perempuan DO tinggi) d. Buta Huruf L < P ( 1 laki : 2 -3 perempuan) * Kesehatan a. AKI 390/100.000 (SDKI ‘94), 373/100.000 (SKRT’98), 357 (2002)
b. Berat badan bayi lahir rendah masih tinggi c. Lahir dibantu dukun bayi > 54 %
d. Peserta KB perempuan >98 % e. Kekerasan, perkosaan, eksploitasi perempuan tinggi. f. Kesehatan reproduksi (HIV/AIDS, aborsi, narkoba).
1. Ranking HDI & GDI 1995 1998 2001 2004 * Human Development Index 96 109 (174) 102 (162) 111(173) * Gender Development Index 88 90 (174) 92 (162) * Gender Empowerment Measure - - -2. PENDIDIKAN & KESEHATAN * Pendidikan a. SD/SLTP L : P (seimbang) b. SLTA L > P (Namun perempuan DO meningkat) c. AK/PT L> P (Namun perempuan DO tinggi) d. Buta Huruf L < P ( 1 laki : 2 -3 perempuan) * Kesehatan a. AKI 390/100.000 (SDKI ‘94), 373/100.000 (SKRT’98), 357 (2002)
b. Berat badan bayi lahir rendah masih tinggi c. Lahir dibantu dukun bayi > 54 %
d. Peserta KB perempuan >98 % e. Kekerasan, perkosaan, eksploitasi perempuan tinggi. f. Kesehatan reproduksi (HIV/AIDS, aborsi, narkoba).
3
Human Development Indexin ASEAN + 3 Countries
Country
Life expectancy (years)
Adult literacy rate (%)
Gross enrolment ratio (%)
GDP Per capita
(PPP US$)HDI Rank
SINGAPORE 78.7 92.5 87 24,481 25
BRUNEI DARUSSALAM
76.4 92.7 74 19,210 33
MALAYSIA 73.2 88.7 71 9,512 61
THAILAND 70.0 92.6 73 7,595 73
PHILIPPINES 70.4 92.6 82 4,321 84
VIETNAM 70.5 90.3 64 2,490 108
INDONESIA 66.8 87.9 66 3,361 110
MYANMAR 60.2 89.7 48 1,027 129
CAMBODIA 56.2 73.6 59 2,078 130
LAO PDR 54.7 68.7 61 1,759 133
JAPAN 82.0 - 84 27,967 11
KOREA, REP. OF 77.0 97.9 93 17,971 28
CHINA 71.6 90.9 69 5,003 85Source: UNDP - Human Development Report 2005
4
“Papan bawah”
(Peringkat 111 dari 129 negara)
Berdasarkan Survey Bank Dunia (1995) – kriteria: Human Development Index (HDI)
5
• Kendala kesertaan perempuan dalam pendidikan (sosialisasi gender dan konsep sosial budaya)
• Kesenjangan rekruitmen guru, pejabat struktural, dan eselon
• Stereotip pekerjaan dan pemilihan jurusan
6
• Guru cenderung menaruh harapan dan perhatian lebih besar kepada murid laki-laki dibandingkan dengan murid perempuan. Hasil penelitian di beberapa negara menunjukkan bahwa murid laki-laki di sekolah dasar dan lanjutan ditanyai gurunya 3 hingga 8 kali lebih banyak daripada murid perempuan. Kemampuan dan minat murid laki-laki (terutama terhadap science) terus didorong dan dibina, sementara pengembangan kemampuan dan minat murid perempuan terabaikan.
7
• Meski, belakangan ini fenomena pelajar teladan, mahasiswa teladan lebih didominasi kaum peremuan, namun ternyata belum cukup kuat untuk meneguhkan pengakuan masyarakat terhadap kemampuan perempuan, bahwa memang perempuan tersebut pintar dan layak menyandang gelar teladan. Yang terjadi justru, peneguhan image stereotip gender, bahwa, perempuan layak menyandang gelar teladan karena perempuan lebih tekun, lebih rajin, tidak neko-neko, dan menurut serta patuh pada guru dan peraturan sekolah.
8
• Anggapan bahwa science dan tehnologi lebih cocok untuk murid laki-laki secara lambat laun mengikis minat serta perhatian murid perempuan terhadap subyek tersebut
• Selain itu role model perempuan yang berkarier dalam bidang science dan teknologi masih sangat kurang. Ilustrasi buku pelajaran dan bacaan lain menampilkan figur laki-laki sebagai pemegang stetoskop, tabung reaksi, dan komputer. Sementara figur perempuan sebagai pemegang alat-lat penunjang kehidupan domestik
9
• Banyak sekali buku-buku pelajaran kita yang masih menggunakan kalimat dan ilustrasi klasik seperti: Ibu memasak di dapur, Ibu menyapu lantai sedangkan Ayah membaca Koran, Ayah pergi ke kantor. Demikian juga peran gender diberikan apada siswa melalui buku pelajaran: Ani membantu Ibu di dapur, Tono bermain bola. Hal inilah yang menyebabkan konstruksi yang ada di benak siswa bahwa ia diajarkan untuk bereperan seperti itu
17
Jumlah Kepala Sekolah SMA Menurut Jenis Kelamin
0 200 400 600 800 1000 1200
DKI JakartaJaw a Barat
BantenJaw a TengahDI Yogyakarta
Jaw a TimurNA DarussalamSumatera UtaraSumatera Barat
RiauJambi
Sumatera SelatanBangka Belitung
BengkuluLampung
Kalimantan BaratKalimantan TengahKalimantan Selatan
Kalimantan TimurSulaw esi Utara
GorontaloSulaw esi TengahSulaw esi Selatan
Sulaw esi TenggaraMaluku
Maluku UtaraBali
Nusa Tenggara BaratNusa Tenggara Timur
Papua
Laki-laki Perempuan
18
• Perlunya sosialisasi gender pada guru-guru mulai dari tingkat TK sampai SMU, Pengarang buku ajar, dan penerbit.
• Perlunya sosialisasi gender di masyarakat bahwa pendidikan adalah adil dan setara untuk laki-laki dan perempuan.
• Anggaran pendidikan dan kurikulum yang sensitiv gender.