antropometri

23
ANTROPOMETRI FORENSIK PENDAHULUAN Pada beberapa kasus yang diantarkan oleh pihak penyidik ke Laboratorium Kedokteran Kehakiman untuk kepentingan pembuatan Visum et Repertum jenazah, ada yang didapati tidak utuh lagi. Ada yang terpotong potong oleh tindak pidana kekerasan atau oleh kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kereta api, atau tinggal tulang-belulang. Bila identitas korban telah diketahui, maka pemeriksaan yang dilakukan dokter tertuju untuk menentukan sebab kematian korban. Namun bila identitas korban tidak diketahui maka pemeriksaan dokter selain menentukan sebab kematian, juga menentukan identitas korban. Keadaan yang serupa juga dihadapi oleh dokter di lain tempat. Dalam media massa beberapa bulan yang lalu kita baca ada wanita di Jakarta terpotong-potong menjadi beberapa bagian , diduga dibunuh oleh suaminya. Kasus lain juga seorang wanita di Sukabumi dipotong menjadi tujuh bagian dalam usaha pembunuh untuk menghilangkan identitas korban. Pada kecelakaan masal seperti kecelakaan pesawat udara yang umumnya menyebabkan tubuh penumpang dan awak pesawat terbakar hangus atau terpotong-potong, pemeriksaan utama KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & Riski Fakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU 1

Upload: dantevermillion

Post on 13-Dec-2014

130 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

An Tropo Metri

TRANSCRIPT

Page 1: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

PENDAHULUAN

Pada beberapa kasus yang diantarkan oleh pihak penyidik ke Laboratorium

Kedokteran Kehakiman untuk kepentingan pembuatan Visum et Repertum jenazah,

ada yang didapati tidak utuh lagi. Ada yang terpotong potong oleh tindak pidana

kekerasan atau oleh kecelakaan lalu lintas dan kecelakaan kereta api, atau tinggal

tulang-belulang. Bila identitas korban telah diketahui, maka pemeriksaan yang

dilakukan dokter tertuju untuk menentukan sebab kematian korban. Namun bila

identitas korban tidak diketahui maka pemeriksaan dokter selain menentukan sebab

kematian, juga menentukan identitas korban.

Keadaan yang serupa juga dihadapi oleh dokter di lain tempat. Dalam media massa

beberapa bulan yang lalu kita baca ada wanita di Jakarta terpotong-potong menjadi

beberapa bagian , diduga dibunuh oleh suaminya.

Kasus lain juga seorang wanita di Sukabumi dipotong menjadi tujuh bagian dalam

usaha pembunuh untuk menghilangkan identitas korban.

Pada kecelakaan masal seperti kecelakaan pesawat udara yang umumnya

menyebabkan tubuh penumpang dan awak pesawat terbakar hangus atau terpotong-

potong, pemeriksaan utama yang dilakukan dokter, penyidik dan badan-badan yang

berkepentingan seperti asuransi adalah menentukan kembali identitas para korban.

Salah satu usaha untuk menentukan identitas korban adalah menentukan tinggi badan

korban. Pada jenazah yang tidak utuh, tinggi badan masih dapat ditaksir dari panjang

beberapa tulang panjang seperti tulang Femur, Tibia, Fibula, Radius, Ulna, dan

Humerus, dan dapat pula dari pengukuran beberapa bagian tubuh, seperti ukuran

rentangan tangan antara ujung jari tengah kanan dan jari tengah kiri ukuran lengan

lengan sampai ujung jari tengah, panjang lengan bawah sampai ke ujung jari tengah,

panjang Clavicula, jarak antara simphisis pubis ke tumit, dan jaurak dari dagu sampai

ke vertex.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

1

Page 2: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

Beberapa penelitian telah menemukan formula untuk menentukan tinggi badan dari

beberapa tulang panjang, antara lain : Formula Trotter dan Glesser, Formula Pearson

dan Formula Stevenson. Ke tiga Formula ini tentu didapat dari mengukur tulang

panjang bukan orang Indonesia.

Bertitik tolak dari kenyataan ini perlu diadakan penelitian untuk mencari hubungan

antara tinggi badan dengan panjang beberapa tulang panjang dan pengukuran panjang

beberapa bagian tubuh pada orang Indonesia.

PENELAAHAN/TINJAUAN PUSTAKA

(1)

1. Umumnya tinggi badan sama dengan panjang kedua ujung jari tangan bila.

kedua tangan direntangkan maksimal.

2. Bila hanya didapati sepotong lengan maka tinggi badan sama dengan panjang

lengan tersebut x 2 + 30 cm (panjang kedua Clavicula) + 4 cm (lebar caput

sterm).

3. Panjang dari lengan bawah yang diukur dari Olecranon sampai ke ujung jari

tengah = 5/19 tinggi badan.

4. Tinggi = 8 x tinggi kepala.

5. Jarak dari Symphisis pubis sampai ke lantai x 2 = tinggi badan atau sebaliknya

dari runcak kepala ke Symphsis pubis x 2 = tinggi badan.

6. Dari pemeriksaan 50 orang dewasa oleh Singh dan Sohal di daerah Punjab

Timur di tentukan tinggi badan = 11.1 x panjang Clavicula dengan error

kesalahan 1,5 inci.

7. Tabel menentukan tinggi badan dari berbagai penelitian di India.

Faktor Perkalian Untuk Menentukan Tinggi Pada Orang Dibeberapa Negara Bagian

India Oleh Beberapa Peneliti.

Tulang Hindus, Bihardan Orisa

Uttar Pradesh

SindiquiPunjab

Punjab Mysoreans

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

2

Page 3: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

Lk PR LK LK LK LK PR

1. Humerus 5.31 5.31 5.8 5.0 4.97 5.06 5.31

2. Radius 6.78 6.7 6.9 6.8 4.03 6.01 6.21

3. Ulna 6.0 6.0 6.3 6.0 5.93 6.4 6.85

4. Femur 3.32 3.8 3.7 3.6 3.57 3.6 3.75

5.Tibia 4.49 4.46 4.48 4.2 4.18 4.2 4.39

6. Fibula 4.46 4.43 4.48 4.4 4.35 4.4 4.55

8. Tabel penentuan tinggi badan dari Trotter.

Rumus Penentuan Tinggi dengan Standart Error Dari Tulang Panjang Orang Kulit

Putih dan Negro Laki-Laki Dan Perempuan berumur antara 18 - 30 tahun. Untuk yang

Berumur Diatas 30 Tahun ditambah 0.06 Cm dan Untuk Mayat Ditambah 2.5 Cm

Laki-laki kulit putih Laki-laki kulit hitam

3.08 Hum + 70.45 + 4.05

3.78 Rad + 79.01 + 4.32

3.70 Uln + 74.05 + 4.32

2.38 fem + 61.41 + 3.27

2.52 Tib + 78.62 + 8.37

2.68 Fib + 71.78 + 8.29

1.30 (Fem + Tib) + 68.29 + 2.00

3.28 Hum + 62.10 + 4.48

3.42 Rad + 81.56 + 4.80

3.26 Uln + 79.29 + 4.42

2.11 Fem + 70.35 + 3.94

2.19 Tib + 86.02 + 3.78

2.19 Fib + 85.65 + 4.08

1.15 (Fem + Tib) + 71.04 + 3.55

Perempuan kulit putih Perempuan kulit hitam

3.86 Hum + 57.97 + 4.45

4.74 Rad + 54.93 + 4.24

4.27 Uln + 57.76 + 4.30

2.47 Fem + 54.10 + 3.72

2.90 Tib + 61.53 + 3.06

2.93 Fib + 59.61 + 3.57

1.30 (Fem + Tib) + 58.29 + 3.55

3.08 Hum + 64.67 + 4.25

2.75 Rad + 94.51 + 5.05

3.31 Uln + 75.38 + 4.83

2.28 Fem + 59.76 + 3.41

2.45 Tib + 72.65 + 3.70

2.49 Fib + 79.65 + 3.70

1.26 (Fem + Tib) + 59.72 + 3.28

(2)

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

3

Page 4: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

1. Penentuan tinggi badan merupakan usaha yang penting dilakukan oleh dokter,

bila yang diperiksa bahagian dari tubuh yang tidak lengkap atau yang

diperiksa hanya tulang belulang. Walau pun tidak tepat sekali, namun tinggi

badan masih dapat ditentukan dari mengukur berapa tulang panjang. Misalnya

o Humerus merupakan 20% dari tinggi badan.

o Femur merupakan 27% dari tinggi badan.

o Tibia merupakan 22% dari tinggi badan.

o Tulang belakang merupakan 35% dari tinggi badan.

2. Bila yang diperiksa tulang-tulang panjang, maka pengukuran harus dilakukan

secara standard dengan menggunakan meja Osteometri. Pengukuran dengan

rol panjang atau kaliper sebetulnya tidak bermanfaat.

3. Pengukuran tinggi badan dengan menggunakan berbagai formula ternyata

berbeda-beda seperti digambarkan oleh Harris tahun 1953.

Subjek 1 2 3 4 5

Tinggi sebenarnya atau dugaan

172.7 157.5 160.5 1152.4 161.1

Rata-rata menurut Formula Pearson

165.3 153.4 156.8 149.9 156.6 1

Rata-rata menurut Dupertuis dan Hadden

171.3 161.2 157.1 153.1 160.9

Rata-rata menurut Trootter dan Gleser

172.7 156.1 160.7 253.0 161.0

(3)

Jika hanya bagian-bagian badan yang tertinggal yang diperiksa maka penentuan tinggi

badan masih memungkinkan yaitu dengan mengukur beberapa tulang panjang.

Namun harus diingat bahwa pengukuran ini tidak tepat betul, banyak peneliti telah

menggunakan berbagai Formula untuk menentukan tinggi badan dari tulang panjang.

1. Di bawah ini dikemukakan salah satu Formula menentukan tinggi badan

dalam cm.

Laki-laki Perempuan

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

4

Page 5: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

81.231 +1.880 Femur 73.163 + 1.945. Femur

70.714 + 2.894 Humerus 72.046 + 2.754 Humerus

78.807 + 2.376 Tibia 75.369 + 2.352 Tibia

86.165 + 3.271 Radius 83.189 + 3.343 Radius

2. Tinggi = jumlah antara kedua ujung jari tengah kanan ke kiri pada lengan yang

direntangkan horizontal.

3. 3.Tinggi badan = 2 x panjang tangan + 12 inci untuk Clavicula + 1,5 inci

untuk Sternum

4. Jarak antara vertex sampai permukaan atas Sympisis pubis sama dengan 1/2

dari tinggi badan.

5. Jarak dari tulang Sternum sampai Symphisis kira-kira sama dengan 1/3 tinggi

badan.

(4)

Perkiraan tinggi badan akan mudah dikerjakan bila tulang yang diperiksa adalah

tulang-tulang panjang, yaitu dengan mengukur panjang tulang kering (dry bone) dan

kemudian dihitung dengan Formula Stevenson atau formula dari Trotter dan Glieser,

yang merupakan formula-formula untuk manusia, termasuk Ras Mongoloid.

1.Formula Stevenson

T.B = 61,7207 + 2,4378 x (F) ± 2,1756 Femur

T.B = 81,5115 + 2,8131 x (H) ± 2,8903 Humerus

T.B = 59,2256 + 3,0263 x (T) ± 1,8916 Tibia

T.B = 80,0276 + 3,7384 x (R)± 2,6791 Radius.

2. Formula Trotter dan Gleser

T.B. = 70,37 + 1,22 (F + T) ± 3,24

Keterangan :

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

5

Page 6: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

T.B = tinggi badan dalam centimeter.

F = Femur (tulang paha)

H = Humerus (tu]ang lengan atas)

T = Tibia (tulang kering)

R = Radius (tulang hasta)

TUJUAN PENELITIAN

Untuk mendapatkan formula empiris yang dapat digunakan untuk mengetahui tinggi

seseorang dari panjang tulang-panjang dan ukuran beberapa bagian tubuh.

MANFAAT HASIL PENELITIAN

Hasil perelitian akan bermanfaat untuk, menentukan tinggi badan pada kasus-kasus

yang tidak utuh atau terpotong-potong yang dikirim penegak hukum ke Laboratoriun

Kedokteran Kehakiman Fakultas Kedokteran USU/RS. Dr. Pirngadi Medan dan di

Indonesia pada umunya.

METODE PENELITIAN

I. Penentuan sampel

Penelitian dilakukan pada laki-laki dan wanita dewasa muda. Pada

penelitian ini diperiksa 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita.

II. Penentuan tempat-tempat pengukuran pada tulang atau bagian tubuh.

1. Tinggi badan di ukur dari vertex sampai ke tumit.

2. Panjang tulang humerus di ukur dari tuberculum mayor sampai ke

epicondilus lateralis humeri.

3. Panjang tulang radius di ukur dari circumferentia articularis radii

sampai ke processus styloideus radii.

4. Panjang tulang ulna di ukur dari olecranon sampai ke processus

styloideus ulna.

5. Panjang tulang femur di ukur dari trochanter major sampai ke

epicondilus lateralis femoris.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

6

Page 7: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

6. Panjang tulang tibia di ukur dari epicondilus medialis tibia sampai ke

maleolus medialis.

7. Panjang tulang fibula di ukur dari capitulum fibulae sampai ke

maleclus lateralis.

8. Panjang rentang tangan didapat dari pengukuran jarak kedua jari

tengah pada objek yang disandarkan ke dinding

9. Panjang lengan yaitu jarak tubercullum mayor humeri sampai ke ujung

jari tengah lengan kanan.

10. 10.Panjang lengan bawah yaitu jarak olecranon sampai ke ujung jari

tengah lengan kanan.

11. Panjang clavicula yaitu jarak antra tonjolan tulang clavicula medialis

dan lateralis.

12. 12.Jarak symphysis ke tumit di ukur dari tulang sympisis bagian atas

sampai ke lantai.

13. 13.Jarak dagu vertex di ukur dari ujung dagu sampai ke puucak kepala.

(lihat diagram pada iampiran I. halaman 14 s/d15 )

III. Alat yang digunakan.

Alat pengukur meteran dari kain, ukuran tinggi pada timbangan dan plat

pengukur pelvimetri untuk ukuran jarak dagu vertex.

IV. Cara pengukuran.

Pada setiap orang dilakukan pengukuran :

1. Tinggi badan.

2. Jarak kedua ujung jari tengah pada lengan direntang mahsimal dengan

objek bersandar ke dinding.

3. Panjang tulang humerus

4. Panjang tulang radius.

5. Panjang tulang ulna

6. Panjang tulang femur

7. Panjang tulang tibia

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

7

Page 8: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

8. Panjang tulang fibula

9. Panjang lengan kanan

10. Panjang lengan bawah

11. Panjang clavicula

12. Jarak tulang symphisis sampai lantai.

13. Untuk no.2 sampai dengan no.12 digunakan meteran dari bahan kain.

14. Jarak dagu vertex dipakai alat pelvimetri.

HASIL

Dibawah ini dikemukakan angka regresi dan r2 untuk masing-masing tulang dan

ukuran beberapa bagian tubuh.

TABEL I

ANGKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN TULANG PANJANG PADA

LAKI-LAKI DENGAN NILAI r2 UNTUK MASING-MASING TULANG

No T u l.a n g Rumus Regresi r2

1 Humerus 1,34 x H +123,43 0,22

2 Radius 3,13 x Ra + 87,91 0,45

3 Ulna 2,86 x U + 91,27 0,43

4 Femur 1,42 x Fe + 109,26 0,30

5 Tibia 1.12 x T + 124,88 0,23

6 Fibula 1,35 x Fi + 117,20 9,29

TABEL II

ANCKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN UKURAN BEBERAPA

BAGIAN TUBUH PADA LAKI-LAKI DAN NILAI R2 UNTUK MASING-

MASING BAGIAN TUBUHKKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

8

Page 9: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

No Bagian Tubuh Rumus Regresi r2

1 Rentang tangan 0,64 x RT + 56,98 0.62

2 Lengan 3,13 x Ra + 87,91 0,46

3 Lengan bawah 1,81 x LB + 83,65 0,52

4 Symphisis kaki 1,09 x SK + 71,59 0,62

5 Dagu Vertex 2,47 x D7 + 104,53 0,14

6 Clavicula 2,27 x C + 130,30 0,14

TABEL III

ANGKA REGRESi HUBUNGAN TINGGI DENGAN TULANG PANJANG PADA

WANITA DAN NILAI R2 UNTUK MASING-MASING TULANG

No T u l.a n g Rumus Regresi r2

1 Humerus 1,46 x H + 111,33 0,32

2 Radius 1,50 x Ra + 119,58 0,30

3 Ulna 2,83 x U + 86,75 0,46

4 Femur 0,79 x Fe + 124,67 0,17

5 Tibia 1,33 x T + 110,70 0,26

6 Fibula 1,71 x Fi +99,20 0,36

ANGKA REGRESI HUBUNGAN TINGGI DENGAN UKURAN BEBERAPA

BAGIAN TUBUH PADA WANITA DAN NILAI R2 UNTUK MASING-MASING

UKURAN

No Bagian Tubuh Rumus Regresi r2

1 Rentang tangan 0,64 x RT + 53,64 0,69

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

9

Page 10: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

2 Lengan 0,87 x LB + 92,65 0,39

3 Lengan bawah 1,83 x LB + 78,36 0,44

4 Symphisis kaki 0,98 x SK + 76,92 0,62

5 Dagu Vertex 0,49 x DV + 143,30 0,02

6 Clavicula 2,15 x C + 124,58 0,27

PEMBAHASAN

Angka regresi di atas didapat dari nilai hubungan antara dua variabel, dalam hal ini

tinggi badan dengan panjang tulang-panjang atau cengan ukuran beberapa bagian

tubuh.

Korelasi antara kedua nilai di atas atau kekuatan hubungan antara variabel ini

ditunjukkan oleh nilai r2. Makin tinggi nilai makin kuat korelasi yang didapat. (5)

Dari Tabel 5 sampai tabel 28 untuk masing-masing tulang dan ukuran bagian tubuh

telah dibuat taksiran tinggi berdasarkan angka regresi yang didapat pada semua objek.

Terlihat bahwa pada beberapa tulang dan ukuran bagian tubuh didapati taksiran tinggi

hampir samadengan tinggi objek yang sebenarnya.

Bila di pedoman nilai r2 untuk masiag-masing tulang dan ukuran beberapa bagian

tubuh, maka berturut-turut didapati nilai r2 yang paling besar sampai ke nilai yang

paling kecil sebagai berikut. :

Pada laki-laki : jarak kedua jari tengah pada tangan direntang, jarak tulang

symphisis sampai ke tumit, panjang lengan bawah, panjang sebuah lengan,

panjang tulang radius, ulna, femur, fibula, tibia, humerus, clavicula dan jarak dagu

sampai ke vertex.

Untuk wanita : jarak kedua jari tangan direntang, jarak tulang sympnisis sampai ke

tumit, panjang tulang ulna, panjang lengan bawah, panjang sebuah lengan,

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

10

Page 11: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

panjang tulang fibula, humerus, radius, clavicula, panjang femur dan jarak dagu

sampai vertex.

Pada penelitian ini panjang tulang tidak didapat dari mengukur jarak kedua ujung

tulang, tetapi dari dua tempat atau titik pada kedua ujung tulang yang telah ditentukan

terlebih dahulu. Titik atau tempat ini biasanya berupa bonjolan atau batas yang mudah

didapat atau dikenal. Pemilihan ukuran panjang tulang cara ini ditempuh berdasarkan

pemikiran bahwa bahan yang diperiksa atau bagian-bagian tubuh yang diperiksa tidak

selamanya berbentuk tulang keying (dry bone). Dan lagi pula untuk mengukur tulang

haring tersebut harus secara standar dan menggunakan papan osteometri. Alat ini

tidak dipunyai oleh dokter maupun oleh kebanyakan Laboratorium Ilmu Kedokteran

Kehakiman di Indonesia.

Namun kelemahan dari cara menentukan dua tempat atau titik pada kedua ujung

tulang adalah tidak didapatnya titik yang pasti untuk itu. Nilai r2 yang kecil pada

tulang panjang atau bagian tubuh mungkin berasal dari kesalahan pengukuran tulang

cara ini.

Untuk itu masih diperlukan penelitian lanjutan untuk menetapkan kriteria titik dan

tempat yang lebih tepat dari kedua ujung tulang, sehingga akan dapat rumus penertuan

tinggi badan dari tulang panjang atau beberapa bagian tubuh yang lebih baik.

Dan diperlukan pula penelitian lebih lanjut dengan memperhitungkan suku bangsa

dan daerah dari penduduk Indonesia.

KESIMPULAN DAN SARAN

Telah dilakukan penelitian untuk menentukan tinggi dari beberapa tulang panjang dan

beberapa ukuran bagian-bagian tubuh.

Dari pengumpulan data yang didapat dari 50 orang laki-laki dan 50 orang wanita

dewasa muda didapat suatu rumus regresi untuk tulang panjang humerus, radius, ulna,

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

11

Page 12: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

femur, tibia dan fibula serta untuk beberapa bagian tubuh : panjang rentang tangan,

panjang sebuah lengan, panjang lengan bawah, jarak symphisis sampai ke tumit,

panjang clavicula dan jarak dagu sampai ke vertex.

Pada penelitian dari rumus regresi yang didapat terlihat korelasi yang baik pada

ukuran panjang rentang tangan, panjang sebuah lengan, jarak symphisis sampai ke

tumit dan panjang lengan bawah.

Masih diperlukan penelitian lanjutan untuk mendapatkan titik dan tempat pengukuran

pada kedua ujung tulang dan memperhitungkan faktor bangsa dan suku daerah objek

penelitian.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

12

Page 13: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

KEPUSTAKAAN

1. N.J. Modi, Tex Book of Medical Jurisprudence and Toxicology, 20 th Edit.

NM Tri Pathi Private Ltd, 1981, page 79 - 83.

2. Cyrill John Polson, The Essentiale of Forensic Medicine Second Edition

revesed and Illustrated Pergamon Press, London, 1964, page 62 - 4.

3. Boyd. J.D. Irevor J.C. Modern Treade in Forensic Medicine Butter wooth

London, 1953, page 133 - 152.

4. Abdul Mun'im Idris, dan kawan-kawan, Ilmu Kedokteran Kehakinan Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia, 1079. hal 181.

5. Wayne W. Daniel, Biostatistics : A Foundation for Andys_s in the Health

Sciences, Second Edition, John Wiley & Sons, 1974, page 254 - 303.

6. Amir.A, Ilmu Kedokteran Forensik, Fakultas Kedokteram Forensik

USU,Medan 2005. hal 191 – 94.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

13

Page 14: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...……..……………………………………………………….. i

Daftar isi ………..………………………………………………………………. ii

ANTROPOMETRI

1. PENDAHULUAN..............................................................................................1

2. PENELAAHAN/TINJAUAN PUSTAKA.........................................................2

3. TUJUAN PENELITIAN....................................................................................6

4. MANFAAT HASIL PENELITIAN...................................................................6

5. METODE PENELITIAN...................................................................................6

6. HASIL................................................................................................................8

7. PEMBAHASAN..............................................................................................10

8. KESIMPULAN DAN SARAN........................................................................11

KEPUSTAKAAN..................................................................................................13

9.

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

14

ii

iiii

Page 15: AnTropoMetri

ANTROPOMETRI FORENSIK

KATA PENGANTAR

Dengan rasa syukur dan hati lega, penulis telah selesai menyusun paper ini

guna memenuhi persyaratan mengakhiri Kepanitraan Klinik Senior di Bagian Ilmu

Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan dengan judul “Antropometri”.

Pada kesempatan ini tidak lupa penulis mengucapkan terimakasih kepada

pembimbing, yaitu Prof.Dr.Amri AmirSpF,DMF,SH atas bimbingan dan arahannya

selama mengikuti Kepaniteraan Klinik Senior di Bagian Ilmu Keokteran Forensik

RSU Dr. Pirngadi Medan serta dalam penyusunan paper ini.

Bahwasanya hasil usaha penyusunan paper ini masih banyak kekurangannya,

tidaklah mengherankan karena keterbatasan pengetahuan yang ada pada penulis.

Kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat penulis harapkan, guna perbaikan

penyusunan paper lain di kemudian kesempatan.

Harapan penulis semoga paper ini dapat bermanfaat dan menambah

pengetahuan serta dapat menjadi arahan dalam mengimplementasikan Ilmu Ilmu

Kedokteran Forensik dalam masyarakat.

Medan, Oktober 2005

Penulis

KKS Ilmu Kedokteran Forensik RSU. Dr. Pirngadi Medan Fuad,Lora,Nawin, Sakarias & RiskiFakultas Kedokteran UNMAL,UNBRAH, UMI & UISU

15i