antonio gramsci -hegemoni

15
21-28 APRIL 2015 Page JUDUL BUKU : PRISON NOTEBOOKS, CATATAN-CATATAN DARI PENJARA (Terjemahan dari Sele!i"n #r"m The Pri$"n N"!e%""&$' PEN ARAN : ANTONIO RA)SCI PENERJE)A* : TE U* +A* U UTO)O TE)PAT TERBIT : O AKARTA PENERBIT : PUSTAKA PELAJAR TA*UN TERBIT : ./0 A1 PENDA*ULUAN An!"ni" ram$i dian22a3 $e%a2ai 3em&ir 3alin2 %er3en2ar4h 3ada a%ad &e- .1 S4m%an2ann5a !erhada3 $"$i"l"2i dilahir&an dari &4m34lan 0. a dan 0... halaman 5an2 di!4li$ &e!i&a ma$a-ma$a dia di3enjara1 An!"ni" ram$i ini !elah dil"l"$&an "leh i$!rin5a 4n!4& di%a6a &e R4$ $ehin22a di!er%i!&an dalam %en!4& %4&4 5an2 %erj4d4l: “Prison Notebook (catatan-catatan dari penjara)”1 I$i dari %4&4 !er$e%4! an!ara lain %e 3emi&iran dan 3en2ama!ann5a !en!an2 $ejarah dan na$i"nali$me I!alia, 3er&em%an2an !e"ri )ar7i$,$er!ahal-hal 5an2 %erh4%4n2anden2an 3endidi&an $e3er!i: /1 *e2em"ni %4da5a $e%a2ai ara 4n!4& menja2a &e%erlan2$4n2an ne2ara &a3i!ali$1

Upload: eryda

Post on 03-Nov-2015

250 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

rangkuman dari sumber buku pendidikan post modernisme

TRANSCRIPT

RESUME OLEH: SAIDA YUNIKASARI - NIM: 147885035

KONTRIBUSI

RESUME OLEH: SAIDA YUNIKASARI - NIM: 14788503521-28 APRIL 2015

JUDUL BUKU: PRISON NOTEBOOKS, CATATAN-CATATAN DARI PENJARA (Terjemahan dari Selection From The Prison Notebooks)PENGARANG: ANTONIO GRAMSCIPENERJEMAH: TEGUH WAHYU UTOMOTEMPAT TERBIT: YOGYAKARTAPENERBIT: PUSTAKA PELAJARTAHUN TERBIT: 2013

A. PENDAHULUANAntonio Gramsci dianggap sebagai pemkir paling berpengaruh pada abad ke-20. Sumbangannya terhadap sosiologi dilahirkan dari kumpulan 30 catatan dan 3000 halaman yang ditulis ketika masa-masa dia dipenjara. Tulisan Antonio Gramsci ini telah diloloskan oleh istrinya untuk dibawa ke Rusia sehingga diterbitkan dalam bentuk buku yang berjudul: Prison Notebook (catatan-catatan dari penjara). Isi dari buku tersebut antara lain berupa pemikiran dan pengamatannya tentang sejarah dan nasionalisme Italia, perkembangan teori Marxis, serta hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan seperti: 1. Hegemoni budaya sebagai cara untuk menjaga keberlangsungan negara kapitalis.2. Pentingnya pendidikan buruh untuk mendorong perkembangan intelektual dari kelas pekerja.3. Pemisahan antara masyarakat politis yang mendominasi secara langsung dan masyarakat sipil yang mendukung kepemimpinan melalui ideologi.4. Historisme absolute.5. Kritik determinisme ekonomi.6. Kritik materialisme filosofis.B. KONSEP HEGEMONIMenurut kamus besar bahasa Indonesia, hegemoni diartikan sebagai pengaruh kepemimpinan, dominasi, kekuasaan suatu negara atas negara lain (negara bagian). Kamus Meriam-Webster, mendefinisikan hegemoni sebagai influence or control over another country, a group of people, etc, preponderant influence or authority over others, the social, cultural, ideological, or economic influence exerted by a dominant group. Dari definisi itu, hegemoni dapat dimaknai dalam bahasa Indonesia sebagai pengaruh atau kendali atau kontrol yang lebih terhadap negara lain, atau ke sekelompok orang lain (masyarakat) di mana kontrol itu dapat berupa pengaruh dominasi atau otoritas dalam aras sosial, budaya, ideologi, atau pengaruh ekonomi oleh kelompok dominan. Dari penjelasan kamus Encyklopedia Britannica, kata hegemoni digunakan untuk menunjukkan adanya dominasi posisi lebih dari satu subjek pada subjek lainnya. Dalam kontek Yunani Kuno, hegemoni disebut eugemonia yang dapat menunjukkan bahwa hegemoni digunakan untuk menjelaskan adanya klaim dominasi negara-negara kota (polis atau city states) secara individual, misalnya yang dilakukan oleh negara kota Athena dan Sparta, terhadap negara-negara lain yang sejajar.Hegemoni yang Gramsci jabarkan dalam buku yang ditulis di penjara sebagaimana di sebut di atas, berbeda dengan makna hegemoni dalam kontek Yunani. Jika dalam bahasa Yunani hegemoni dipahami sebagai sebuah dominasi dengan pendekatan kekuatan atau kekerasan, hard force, maka hegemoni dimaknai Gramsci sebagai persetujuan, kepemimpinan, soft power, kesadaran atau ideologi.Hegemoni adalah kekuasaan sekelompok kelas terhadap kelas-kelas lain di bawahnya dengan cara persuasive. Menurut Gramsci, partai adalah alat bagi pekerja untuk menyatukan teori dan praktik. Teori muncul dari partai dan dalam merespon problem yang dihadapi oleh massa yang terorganisasi. Salah satu teori Gramsci yang paling popular adalah teori hegemoni yang ia tunjukkan pada dunia sebagai gambaran keadaan masyarakat proletar yang ditindas oleh masyarakat borjuis. Secara umum, konsep hegemoni Gramsci merupakan dialektika dari dikotomi tradisional pemikiran Italia mulai dari Machiavelli, Pareto, dan beberapa bagian diambil dari Lenin tentang adanya kekuatan (force) dan persetujuan (consent). Bagi Antonio Gramsci, kelas social akan memperoleh keeunggulan atau supremasi melaui dua cara yaitu:1. Cara dominasi (dominio) atau paksaan.2. Cara kepemimpinan intelektual dan moralCara kedua ini disebut hegemoni, dimana kelas penindas tidak merasa kalau mereka sedang ditindas. Kelas tertindas merasa seakan-akan tidak terjadi apa-apa dan tidak ada yang namanya penindas dan tertindas. Semua kejadian dianggap oleh tertindas sebagai kejadian alamiah yang sudah semestinya terjadi demikian. Dengan kata lain, jika cara berpikir dari kelas penindas telah diterima dan ditelan mentah-mentah oleh kelas tertindas sebagai suatu kewajaran, saat itulah hegemoni terjadi dalam dalam sebuah kelas masyarakat.Pijakan filsafat hegemoni Gramsci sebenarnya tidak juga lepas dari pemikiran Karl Marx. Di dalam penjara karena di bawah tekanan dan adanya semacam kontrol negara terhadap pemikiran dan buku-bukunya Karl Marx, maka Gramsci menyamarkan pemikiran Marxisme dengan istilah the philosophy of praxis. Menurut Gramsci, untuk menjadi sebuah kekuatan counter hegemon maka perlunya ungannya dengan negara dan di dalam civil society itu memiliki landasan etika, dan ideologi dalam ranah politik. Dengan demikian, Gramsci tetap berpikir pada filafat materialisme, tetapi mengembangkan gagasan itu dengan menambah dimensi nilai atau ideologi.Konsep hegemoni Gramsci tidak bisa dipisahkan dari kritiknya terhadap Marxisme tradisional yang mereduksi hubungan kelas menjadi hubungan kaum borjuis dan proletar atau majikan dan buruh. Teori hegemoni pada dasarnya merupakan kritik terselubung Gramsci terhadap pemikiran marxisme maupun neo-marxisme yang menganggap esensi terhadap suatu entitas tertentu sebagai satu-satunya kebenaran mutlak. Pada umumnya, para penganut marxis sangat mengagung-agungkan prediksi ilmiah dari Marx terhadap evolusi social. Marx meramalkan bahwa apabila kaum proletar atau bruruh terus ditindas oleh kaum kapitalis, pada suatu titik tertentu penindasan tersebut akan mencapai klimaks dan kaum buruh akan melakukan revolusi besar-besaran dengan melakukan seidkit reisstensi terhadap kaum kapitalis yang secara kuantitatif jauh lebih sedikit daripada kaum buruh. Gramsci menjawab bahwa prediksi ilmiah itu tidak akan pernah terjadi karena sebelum kaum buruh melakukan konsolidasi untuk melakukan resistensi terhadap keadaan yang menindasnya, kaum kapitalis akan melakukan konsolidasi terlebih dahulu dan membuat rencana untuk meredam resistensi yang akan dilayangkan oleh kaum buruh hingga pada akhirnya kaum buruh akan mengikuti secara sukarela ideologi dari kaum kapitalis yang mendominasi mereka. Hal inilah yang disebut sebagai hegemoni.Dengan demikian, pertentangan kelas antara kaum buruh dan majikan akan tingal sebuah fatamorgana yang dilihat dari jauh pertentangan itu ada, tetapi jika dilihat dari dekat ternyata tidak ada. Kejadian seperti ini menurut Gramsci merupakan sebuah konsesnsus terselubung dan hanya akan memperkuat dominasi kaum borjuis terhadap proletar karena consensus terselubung itu akan menghilangkan sifat-sifat asli dari penindasan dan pemerasan borjuis terhadap proletar.Mekanisme kelembagaan seperti sekolah, kantor pemerintahan, partai-partai politik, gereja, dan media massa merupakan kepanjangan tangan dari para kaum borjuis sebagai penguasa dan pemilik modal. Apapun kehendak yang diinginkan kaum borjuis itulah yang akan disesuaikan oleh mekanisme kelembagaan tersebut hingga mengaburkan cara berfikir kritis kaum buruh dan pada akhirnya terjadilah proses yang disebut proses hegemoni. Meskipun Gramsci mampu menjawab prediksi ilmiah Marx, Gramsci tetap mengakui bahwa dalam kehidupan masyarakat selalu ada pihak yang memerintah dan pihak yang diperintah, ada pihak yang mendominasi dan ada pula pihak yang didominasi. Untuk melindungi hal itu dan menghormati hukum-hukum yang berlaku di masyarakat, fungsi kedua kelompok tersebut harus dibatasi oleh kekuatan negara.Untuk memudahkan memahami tentang teori Gramsci, berikutnya saya akan memperkenalkan beberapa istilah atau konsep-konsep yang berhubungan dengan teori hegemoni Gramsci. Pertama titik tolak analisa Gramsci lahirnya hegemoni adalah adanya konsensus. Konsensus dapat terjadi karena tiga faktor yaitu faktor rasa takut, karena terbiasa, karena kesadaran dan persetujuan. Menurut Gramsci, faktor persetujuan adalah hipotesa lahirnya sebuah kondisi hegemoni. Sementara itu dilihat dari derajat konsensus massa, terdapat tiga tingkatan hegemoni yang dikemukakakn oleh Gramsci, yakni hegemoni total (integral), hegemoni yang merosot (decadent hegemony) dan hegemoni yang minimum.Hegemoni integral ditandai dengan afiliasi massa yang mendekati totalitas. Masyarakat menunjukkan tingkat kesatuan moral dan intelektual yang kukuh. Ini tampak dalam hubungan organisasi antara pemerintah dan yang diperintah. Hubungan tersebut tidak diliputi dengan kontradiksi dan antagonisme baik secara moral maupun etis. Rakyat tampak sangat patuh pada pemerintah. dukungan moral dan intelektual. Relasi antara yang diperintah dan yang memerintah tidak bertentangan baik secara etis atau sosial. Hegemoni decadent. Hegemoni merosot ditandai adanya tantangan berat atas dominasi dari kaum kapitalis modern. Terdapat potensi disintegrasi yang tersembunyi (laten). Disintegrasi itu tampak dalam konflik yang tersemunyi di bawah kenyataan sosial. Artinya, sekalipun system yang telah mencapai kebutuhan atau sasarannya, tetapi mentalitas massa sungguh-sungguh tidak selaras dengan pemikiran yang dominan dari subyek hegemoni. Dalam masyarakat modern, dominasi ekonomi borjuis menghadapi tantangan yang berat yang menunjukkan potensi disintegrasi. Oleh karena itu, hegemoni budaya, politik maupun sosial mudah runtuh. Situasi demikian yang disebut hegemoni merosot. Hegemoni minimum merupakan bentuk hegemoni yang paling rendah. Situasi seperti inilah yang terjadi di Italia dari periode unifikasi sampai pertengahan abad. Hegemoni bersandar pada kesatuan ideologis antara elite ekonomis, politis, dan intelektual yang berlangsung bersamaan dengan keengganan terhadap setiap campur tangan massa dalam kehidupan negara. Pada tingkat ini kelompok hegemonik tidak sudi bersama dengan kepentingan dan aspirasi dari kelompok atau kelas lain dalam masyarakat. Sehingga terjadi benturan atau pertentangan antara para pemimpin budaya, politik, sosial maupun ekonomi dengan kelompok hegemonik.Kedua Gramsci membuat tiga konsep mendasar dalam membicarakan hegemoni, yakni konsep ekonomi, negara (political society) dan masyarakat sipil (civil society). Ekonomi bagi Gramsci adalah istilah untuk menunjukkan mode of production yang paling dominan dalam sebuah masyarakat. Cara produksi tersebut terdiri dari tehnik produksi dan hubungan sosial produksi yang ditumbuhkan atas munculnya perbedaan kelas-kelas sosial dalam arti kepemilikan produksi. Sementara, negara merupakan tempat hadirnya praktek-praktek kekerasan (polisi dan aparat kekerasan lainnya) dan tempat terjadinya pendirian birokrasi negara. Gramsci mengindentikkan birokrasi negara sebagai pelayanan sipil, kesejahteraan dan institusi pendidikan. Sedangkan konsep masyarakat sipil (civil society) merupakan organisasi di luar negara dalam sebuah formasi sosial di luar bagian sistem produksi material dan ekonomi, yang didukung dan dilaksanakan oleh orang atau komponen di luar batasan di atas.Gramsci menunjukkan satu konsep baru dari hubungan ketiga konsep di atas, yakni apa yang oleh Perry Anderson disebut dengan negara integral. Negara integral merupakan hasil perpaduan antara sumber koersi dalam masyarakat dan tempat kepemimpinan hegemonik. Negara integral yakni hegemoni yang dilapisi dengan selubung berupa kekuasaan koersi, sekalipun bekerja di tingkat kesadaran namun selalu diikuti oleh langkah koersi. Jadi sederhananya negara integral adalah gabungan antara masyarakat politik ditambah masyarakat sipil. Dari batasan tersebut dapat kita pahami bahwa konsep negara integral Gramsci mensyaratkan dua hal, pertama alat-alat kekerasan (means of coercion); kedua alat penegakan kepemimpinan hegemonik (means of establishing hegemonic leadership) seperti pendidikan, agama, media, penerbitan, olahraga, budaya, perkumpulan pemuda, dan lain-lain. Dari konsep negara integral ini, jelas sekali bahwa aparatus hegemoni Gramsci tidak semerta-merta hanya bermain di level kesadaran,ideologi atau suprastuktur, melainkan selalu mengikut dibelakangnya alat koersi atau basis struktur seperti kapasitas ekonomi, polisi, dan militer, dan begitu pula sebaliknya. Dari penjabaran tiga konsep tersebut, ketika terjadi keselarasan penerapan antara level basis dan supersturktur, maka terjadilah apa yang Gramci sebut sebagai Blok Historis.Ketiga menurut Gramsci situasi hegemoni dapat terwujud menjadi sebuah blok historik karena ada peran intelektual. Pemaknaan intelektual yang dipahami Gramsci berbeda dengan pemahaman tradisi idealis yang dicetuskan oleh Plato dan Aristoteles. Bagi Plato dan Aristoteles, intelektual adalah kumpulan orang-orang yang memiliki intuisi khusus seperti hanya merekalah yang dapat melihat kebenaran, keadilan, dan kebaikan. Mereka dikenal dengan istilah aristokrat. Kelompok ini kemudian yang layak memimpin suatu negara. Sehingga negara yang mereka pimpin disebut sebagai negara aristokrat. Menurut Gramsci, kategorisasi kaum idealis ini menempatkan intelektual muncul dari atas realitas sosial. Mereka berjarak dari hubungan-hubungan produksi sosial. Menurut Gramsci kaum intelektual tidaklah diambil dari hakikat intrinsik dari kegiatan mereka sendiri,tetapi dilihat dari posisi kegiatan itu yang menempati dalam suatu sistem hubungan di mana kegiatan-kegiatan itu mengambil tempatnya dalam sebuah hubungan-hubungan sosial yang kompleks. Adanya pendefinisian tentang seorang buruh misalnya, bukan karena ia berada dalam sebuah status kerja manual. Apapun yang dikerjakan seorang buruh, tetap selalu menyertai dimensi kerja mental di dalam kondisi dan hubungan sosial tertentu. Dengan demikian, Gramsci menurut batasan tersebut menekankan bahwa semua orang adalah intelektual namun tidak semua orang punya fungsi intelektual dalam masyarakat. Pada posisi itu, maka Gramsci berlawanan dengan tradisi intelektual idealis yang tampak pada tafsir Plato dan Aristoteles dan juga berbeda dengan kaum intelektual ekonomistik seperti pada tafsir Marxisme klasik.

C. Konsep IntelektualDalam buku Prison Notebook kumpulan catatan di Bab I dibahas secara panjang tentang peran intelektual dalam masyarakat sipil yang sangat berkaitan erat dengan sejarah intelektual Italia tentang keadaan Italia pada saat itu hingga tahun 1870. Pandangan Gramsci tentang kaum inteletual dibahas dalam dua catatan di awal Prison Notebook. Secara keras Gramsci menolak pandangan kaum intelektual tradisional seperti ahli sastra, filosof, dan seniman yang menganggap dirinya sebagai kaum intelektual sejati. Menurut Gramsci, intelektual tidak hanya dicirikan oleh aktivitas berfikir intrinsik saja dan dimiliki oleh kebanyakan orang, tetapi intelektual juga bisa mencakup fungsi dan organisator yang dijalankannya.Kaum intelektual bisa mencakup semua orang yang memiliki peran dan fungsi sebagai organisator dalam semua lapisan masyarakat baik itu wilayah ekonomi produksi maupun kebudayaan. Mereka tidak hanya terdiri dari para pemikir, penulis, dan seniman saja yang menjalankan fungsinya saja tetapi juga bisa menjadi organisator bagi yang lain, contohnya seperti pegawai negeri dan pemimpin politik. Mereka tidak hanya berguna dalam masyarakat sipil dan negara tetapi juga dalam alat-alat produksi yaitu sebagai ahli mesin, manajer dan tehnisi. Setiap kelas dalam masyarakat akan menciptakan satu atau lebih intelektual yang akan mewarnai fungsi dan organisator mereka tidak hanya dalam bidang ekonomi tetapi juga mencakup bidang social, politik, dan budaya.Gramsci membedakan dua jenis intelektual dalam tataran praksis. Pertama intelektual tradisional dan kedua intelektual organik. Bagi Gramsci peran hegemoni adalah kerja yang melekat dalam kategori intelektual organik. Menurutnya intelektual organik langsung berhubungan dengan cara produksi yang dominan. Intelektual organik ditegaskan oleh Gramsci memiliki tugas untuk memberikan homogenitas atau kesadaran bukan saja pada lapangan ekonomi namun juga dalam lapangan sosial dan politik.1. Intelektual TradisionalGramsci menyatakan bahwa salah satu karakter penting dari suatu kelas yang sedang tumbuh adalah perjuangannya untuk berasimilasi dan mendundukkan intelektual secara ideologis. Contoh pertama dari intelektual tradisional adalah para ruhaniwan yang berperan sebagai intelektual organik dari aristrokasi feodal. Mereka sudah ada ketika kaum borjuis mulai menaiki tangga kekuasaan. Contoh kedua yang diberikan Gramsci yaitu kaum intelektual yang bercorak pedesaan, seperti pendeta, pengacara, dokter, dan pegawai negeri. Mereka dikatakan intelektual tradisional dikarenakan lingkungannya terdiri dari kaum petani, masyarakat borjuis yang kecil, belum meluas, dan bergerak oleh sistem kapitalis.Intelektual tradisional hanya berkutat pada proses produksi dan melakukan aktivitas intelektual seputar ekonomi. Yang dikatakan sebagai intelektual tradisional adalah seseorang yang merasa dirinya intelektual tetapi intelektualnya hanya berfungsi sebagai legitimasi dan justifikasi pihak yang berkuasa atau pihak yang membayarnya bekerja. Mereka hanya sebatas teori dan secara teoritis sangat menguasai tetapi secara praksis tidak memberikan kontribusi apa-apa. Mereka hanya stempel pembenaran terhadap apa yang diinginkan oleh penguasa karena hanya orang yang memiliki uang dan mampu membayar akan mendapatkan pelayanan dari intelektual tradisional.2. Intelektual OrganikGramsci menekankan bahwa intelektual organik tersebut dapat berasal dari kelompok borjuis dan berpihak pada kepentingan borjuasi itu, atau juga dari kalangan proletariat serta membela kepentingan dan perjuangan kaum proletar. Yang pasti adalah kelompok intelektual ini memiliki hubungan sampai ke kelompok massa. Mereka memberikan perspektif dunia yang baru dan menciptakan kesatuan antara bagian bawah dan atas. Hal ini tidak berarti sebuah kebudayaan baru muncul saja dari produksi, tetapi harus menentang common sense dari cara-cara massa berfikir yang tradisional. Bagi Gramsci keberhasilan hegemoni adalah karena ada intelektual yang membangun suatu blok intelektual moral yang memungkinkan lahirnya kemajuan massa.Intelektual organik terdiri dari organisator politik yang sekaligus merupakan bos-bos perusahaan, petani-petani kaya, manajer perumahan, pengusaha komersial, pengusaha industri, dan sebagainya. Mereka menyadari identitas dirinya sebagai pihak yang diwakili dan mewakili dan barisan terdepan dari jajaran lapisan masyarakat papan atas. Mereka mempunyai daya tarik yang kuat dan dalam semua kalangan intelektual. Intelektual organik ditegaskan oleh Gramsci memiliki tugas untuk memberikan homogenitas atau kesadaran bukan saja pada lapangan ekonomi namun juga dalam lapangan sosial dan politik.Intelektual organik dari kelas kapitalis menjalankan fungsinya sebagai deputi atau agen kelas dalam mengorganisasi hegemoni dalam masyarakat sipil dan dominasinya melalui aparat negara. Dalam catatannya tentang Risorgimento, Gramsci memberikan contoh intelektual organic dari pemimpin partai moderat. Kata commesi dipakai oleh Gramsci untuk menunjukkan kata agen atau petualang dagang (commercial traveler) dari istilah George Sorel. George Sorel adalah teoritikus yang berasal dari Perancis sebelum Perang Dunia I. Ketika intelektual organik, seperti teknis industrial mengembangkan pelayanan kepada satu atau lebih kapitalis dalam ruang produktif maka kelas ini pada saat yang sama akan memilih intelektual lain dengan kapasitas menjadi organisator masyarakat secara umum, termasuk segala pelayanan organism pada negara karena kebutuhannnya untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan untuk perluasan kelas mereka sendiri. Setidaknya, mereka mempunyao kapasitas untuk memilih deputinya yang dipercayakan kegiatannya untuk mengorganisasi system umum dari hubungan luar pada bisnis itu sendiri.Adapun unsur yang membatasi bahwa kelompok tertentu dapat dikategorikan sebagai kelompok intelektual organik adalah kemampuan mereka dalam menciptakan kelas baru pada saat yang sama dan hal itulah yang tidak dimiliki oleh kelompok yang lain. Intelektual organik dapat memberikan suatu kesadaran akan fungsinya tidak hanya pada ekonomi melainkan juga pada lapangan social dan politik. Intelektual organic adalah intelektual yang berasal dari kelas tertentu yang bisa berasal dari kelas borjuis tetapi bisa juga berasal dari kelas buruh atau berpihak pada perjuangan buruh. Kelompok ini berpotensi untuk membentuk massa yang bisa menyeimbangkan antara kelas atas dan kelas bawah.Intelektual organik adalah orang yang secara teoritis menguasai banyak hal dan secara praksis mampu mengimplementasikan teori-teori yang dikuasainya. Para intelektual organik selain sebagai intelektual, mereka juga bergerak dan berperan langsung dalam mengubah realitas. Intelektual organik memiliki kemampuan sebagai organisator politik yang menyadari bahwa selain mempunyai kemampuan sebagai seorang organisator, pada saat yang sama bisa menjadi seorang yang borjuis. Hal yang paling penting adalah dalam kepemimpinan adalah fungsi pendidikan dan intelektual. Gramsci berpendapat bahwa jika kelas pekerja ingin beranjak dari kelas rendah untuk mengambil alih kepentingan bangsa dan membangun kesadaran politik melalui reformasi moral dan intelektual yang menyeluruh maka mereka harus meciptakan kelas intelektual organiknya sendiri. Proses ini akan berlangsung lama dan penuh dengan pertentangan. Titik tekan Gramsci tentang intelektual organic tidak hanya terletak pada kefasihan berbicara atau penampilan saja tetapi juga partisipasi aktif sebagai seorang pembangun, organisator, dan penasihat.D. Relevansi Terhadap Pendidikan1. Relevansi Konsep Hegemoni Dalam PendidikanGramsci mengatakan bahwa ada muatan politik dan ideology dalam semua aktivitas pendidikan. Pendidikan adalah lembaga untuk melancarkan hgemoni kelas penguasa terhadap kelas tertindas. Konsep hegemoni Grasci ini digunakan secara meluas baik oleh mereka yang marxis maupun non-marxis. Menurut gramsci, pada dasarnya setiap kelas yang berkuasa akan mencoba melegitimasi kekuasaan, kesejahteraan, dan kehormatannya kepada masyarakat secara ideologis. Hegemoni bisa bertahan hingga sekarang melalui dua hal yaitu pendidikan dan mekanisme kelembagaan. Pendidikan yang dijalankan oleh masyarakat tertindas yaitu masyarakat kelas menengah ke bawah merupakan pendidikan yang tidak akan menghasilkan manusia yang sadar dan kritis untuk memahami kondisi social yang menindas apalagi untuk mengubahnya. Melalui pendidikan, para penindas yang menindas melalui hegemoni merancang sebuah bentuk pendidikan yang di dalamnya ditanamkan ideologi agar para tertindas tidak sadar akan penindasan yang terjadi dan dianggap sebagai sesuatu hal yang wajar. Konsep hegemoni pada praktik pendidikan bisa dilihat dari contoh seorang guru. Guru dianggap oleh siswa sebagai orang yang mengetahui segala-galanya dan guru sendiri menganggap siswa sebagai orang yang belum mengetahui banyak hal dan perlu dibekali ilmu sehingga apa yang diucapkan dan dilakukan seorang guru wajib bagi siswa untuk mengikutinya. Praktik pendidikan yang seperti ini jelas merampas kebebasan siswa untuk berpikir, berpendapat, dan berinovasi. Guru yang selalu merasa dirinya hebat dari siswanya akan menimbulkan sifat kurang menghargai kemampuan dan bakat siswanya. Dalam pandangan teori kritis, hal ini merupakan sebuah masalah yang cukup serius karena dianggap merampas kebebasan siswa sehingga diperlukan perubahan untuk menyelamatkannya. Pada konteks hegemoni, guru akan dianggap sebagai pendindas sedangkan siswanya menganggap hal ini adalah sesuatu yang wajar. Dalam pandangan Gramsci, konteks demikian disebut sebagai hegemoni.2. Relevansi Konsep Intelektual Dalam PendidikanKonsep intelektual organik memiliki relevansi yang kuat dalam dunia pendidikan saat ini. Banyaknya intelektual tradisional yang ikut andil dalam dunia pendidikan menyebabkan secara tidak langsung melahirkan guru yang hanya berorientasi pada materi. Mereka akan memberikan pelayanan kepada anak-naka dari keluarga menengah ke atas yang mampu membayar mereka dengan mahal dibandingkan jika mengajar anak-anak yang berasal dari keluarga menengah ke bawah. Intelektual tradisional ikut memberikan kontribusi yang besar dalam melanggengkan ideologi kompetitif dan liberal dalam dunia pendidikan. Intelektual tradisional merupakan stempel pembenaran atas kebijakan pemerintah dan produk ideologis kapitalis yang hanya bisa membayar gaji mereka dengan tinggi.Konsep intelektual organik sangat diharapkan lahir pada kondisi pendidikan yang seperti ini. Hanya intelektual organiklah yang memiliki keseimbangan antar teori dan praktik. Di samping memiliki kompetensi dalam bidang keilmuan, juga mampu bergerak dalam praktik untuk ikut mengubah keadaan. Guru yang demikian disebut sebagai guru yang idealis bukan pragmatis. Ketika para intelektual organik ini menjadi guru maka akan lahir praktik pendidikan dan pembelajaran yang memberdayakan. Pendidikan akan bisa dinikmati oleh siapa saja dari semua kalangan, baik kalangan menengah ke bawah maupun kalangan menengah ke atas. Guru harus menjadi agen yang pembelajaran yang edukatif baik menjadi seorang fasilitator, motivator, inspirator , pemacu maupun perekayasa. Guru sebagai fasilitator pembelajaran, artinya guru membantu memudahkan siswa dalam belajar dan memberdayakan siswa sehingga mereka dapat berkembang secara optimal. Guru sebagai motivator pembelajaran artinya guru mendorong siswa dan menggerakkan siswa agar mereka memiliki kemampuan membangkitkan semangat dan kesadaran diri siswa sehingga mereka terbiasa belajar. Guru sebagai pemacu pembelajaran, berarti guru dituntut memiliki kemampuan mengoptimalkan berbagai kemampuan belajar siswa untuk semakin giat dalam belajar dan dituntut selalu berada di sekitar siswa dan memahami berbagai kelebihan dan kelemahan siswanya serta mengetahui kapan siswa harus belajar dan kapan harus istirahat.Guru sebagai perekayasa pembelajaran artinya guru mampu merancang, mengembangkan, melaksanakan, mengevaluasi, dan menyempurnakan kegiatan pembelajaran sesuai kebutuhan siswa dan masyarakat serta memandang kegiatan pembelajaran sebagai kegiatan rutinitas, tetapi dipandang sebagai kegiatan yang dinamis dan inovtif yang perlu dikembangkan secara terus menerus bsesuai kebutuhan. Guru sebagai inspirator pembelajaran artinya guru dituntut memiliki peran sebagai pemberi inspirasi pembelajaran kepada siswa, sehingga berani mengemukakan gagasan atau memberikan tugas-tugas pembelajaran yang dapat menyebabkan siswa belajar. E. KRITIKAN TERHADAP TEORIKarl Marx meramalkan bahwa suatu saat kaum buruh akan melakukan resistensi terhadap kaum kapitalis yang menguasai sumber-sumber produksi. Jumlah kaum buruh akan semakin banyak dan idak terbendung. Pada titik itu, kesadaran kritis dari kaum buruh akan bangkit dan kaum kapitalis akan hancur dengan sendirinya melalui revolusi kaum buruh. Gramsci menjawab prediksi ilmiah dari Karl Marx dengan membangun konsep hegemoni. Menurut Gramsci, revolusi tidak akan terjadi dan kesadaran kritis kaum buruh tidak akan bangkit karena penindasan yang dilakukan oleh kaum kapitalis dilakukan dengan cara hegemoni yaitu penindasan kaum buruh yang tertindas tidak merasakan bahwa mereka sedang ditindas. Kaum buruh difasilitasi oleh kaum kapitalis melalui kenaikan gaji, jabatan, dan lain-lain sehingga kaum buruh yang pada awalnya ingin memberontak tidak jadi memberontak.Konsep hegemoni Antonio Gramsci baru sekedar berupaya untuk merumuskan keadaan masyarakat yang terjadi di segala aspek kehidupan manusia terutama keadaan social-politik yang terjadi pada era Italia saat itu. Gramsci menggambarkan bahwa proses hegemoni bisa terjadi di setiap aspek kehidupan. Gramsci belum merumuskan solusi dari proses hegemoni karena keadaan kesehatannya telah merenggut nyawanya di penjara. Terkait konsepnya tentang intelektual, konsep ini belum bisa mengcover secara komprehensif seluruh fenomena dan interaksi yang terjadi dalam masyarakat itu sendiri.F. KESIMPULAN Antonio Gramsci adalah seorang pemikir dari Italia yang lahir dari keluarga sederhana dengan kehidupan ekonomi ke bawah dan bahkan bisa dikatakan mengalami kemiskinan sejak ayahnya dipecat dari pekerjaannya. Pemikiran-pemikirannya banyak dilatarbelakangi oleh latar belakang kehidupan yang dialaminya, sekaligus pengaruh dari kontribusi pemikiran teori Karl Marx. Konsep hegemoni yang dituangkannya dalam buku Prison Notebook merupakan konsep kunci dari pemikirannya. Hegemoni adalah suatu hubungan antara yang menindas dan yang ditindas tetapi yang ditindas tidak merasa ditindas oleh yang menindas. Hubungan yang hegemonik juga bisa terjadi dalam dunia pendidikan. Pada masa sekarang ini, contohnya bisa kita lihat pada saat pendaftaran siswa baru atau pada saat guru memberikan nilai pada siswanya. Keadaan ini dianggap wajar yang dalam bahasa Gramsci disebut sebagai hegemoni. Konsep lain dalam buku Prison Notebook yang juga menjadi konsep kunci pemikiran Gramsci adalah intelektual. Konsep intelektual ini bisa dibedakan menjadi dua yaaitu intelektual tradisional dan intelektual organik. Intelektual organik lahir dari ketidakpuasan terhadap intelektual tradisional. Bisa pula dikatakan bahwa intelektual organik lahir untuk mengubah keadaan yang hegemonik. Diperlukan seorang guru yang memiliki intelektual organik untuk menjadi agen pembelajaran edukatif yang tidak hanya menjalankan profesinya tetapi juga menjadi fasilitator, motivator, inspirator, pemacu, dan perekayasa.

I am pessimist because of intelligence, but an optimist because of will. (Antonio Gramsci).

MATA KULIAH KAJIAN MASALAH-MASALAH SOSIALPage 14