anti jamur
DESCRIPTION
hTRANSCRIPT
ANTI JAMURdr. Debby H Harahap, M.Kes Departemen Farmakologi, Fakultas Kedokteran Universitas SriwijayA
MIKOSIS
SISTEMIK TOPIKAL
JAMUR
Eukariotik Dinding sel kaku mengandung kitin dan
polisakarida Membran sel terdiri dari ergosterol Insiden meningkat pada pasien dengan
imunosupresi dan AIDS Sistemik dapat mengancam jiwa dan
lebih sulit untuk disembuhkan
OBAT ANTI JAMUR
MIKOSIS SISTEMIKAmphotericin BFluconazoleFlucytosine
ItraconazoleKetoconazole
MIKOSIS TOPIKALClotrimazoleEconazoleGriseofulvinMiconazoleNystatin
Amfoterisin B Golongan Poliene Merupakan hasil fermentasi dari Streptomyces
nodosus DOC mikosis sistemik Menyerang sel yang sedang tumbuh dan sel
matang berikatan dengan ergosterol pori2 atau lubang sel LISIS
Bersifat fungistatik atau fungisidal tergantung dosis.
Kombinasi dengan flusitosin efek toksik ampoterisin B menurun
Candida albicans, Histoplasma capsulatum, Cryptococcus neoformans, Coccidoides immitis, Aspergillus, Blastomycoses dermatitidis)
Amfoterisin B
Diberikan secara IV. Kadang secara intrathecal meningitis Tidak melewati plasenta Ekskresi Urine (major), empedu Tidak dianjurkan pada pasien gangguan
fungsi ginjal dan hati Indeks Terapi Sempit Dosis total harian tidak melebihi 1,5mg/kgBB
Efek Samping
Demam dan menggigil Hipotensi Gangguan fungsi Ginjal Gangguan neurologi Anemia Thromboplebitis
Amfoterisin B
Sediaan : injeksi dalam vial yang mengandung 50 mg, dilarutkan dalam 10 ml aquadest diencerkan dengan dextrose 5 % = 0,1 mg/ml larutan.
Dosis : 0,3 – 0,5 mg / kg BB
Flusitosin Spektrum anti jamur sempit Fungistatik Efektif untuk kriptokokosis, kandidiosis,
kromomikosis, aspergilosis. Mekanisme kerja : flusitosin sel jamur
(sitosin deaminase) sitoplasma + RNA deaminasi menjadi 5-fluorourasil Menghambat Sintesis DNA protein sel jamur
false nct.
Mode of actionMode of actionFlucytosine
5-Fluorouracil (5-FU)
5-FdUMP
d-UMP d-TMP
-5-FdUMP : 5-fluoroDeoxyuridylic acid
Decrease dTMP leads to inhibition of DNA synthesis and cell devision
Flusitosin
Diabsorbsi dengan cepat dan baik melalui sal.cerna, distribusi ke seluruh tubuh, ekskresi oleh ginjal.
Hati-hati pada pasien dengan gangguan fx ginjal
Indikasi : kromoblastomikosis, meningitis (kombinasi dengan amfoterisin B)
Efek samping : toksisitas hematologik, gangguan hati, gangguan sal.cerna
Sediaan : kapsul 250 dan 500 mg. Dosis : 50 – 150 mg/kgBB sehari
dibagi dalam 4 dosis, lakukan penyesuaian dosis pada penderita insufisiensi ginjal.
Ketokonazol
Efektif terhadap Candida, Coccodioides immitis, Cryptococcus, H. capsulatum, Aspergillus.
Mekanisme kerja : berinteraksi dengan enzim P-450 (C-14 α-demethylase) untuk menghambat demetilasi lanosterol menjadi ergosterol yang penting untuk membran jamur mengganggu fungsi membran.
Lanostrol
Ergosterol
CH3 P-450 - Ketoconazole
Membrane synthesis
Mode of action
Fungistatik dan fungisidal tergantung dosis Belum pernah dilaporkan terjadi resistensi Diberikan secara Oral Makanan, antasida, simetidine dan
rifampisin mengganggu absorbsi Ekskresi melalui empedu Indikasi :histoplasmosis paru, tulang, sendi dan
jaringan lemak, kriptokokosis, kandidosis.
Ketokonazol
Ketokonazol tersedia dalam bentuk tablet 200 mg, gel/krim 2%, dan scalp solution 20 mg/ml.
Dosis dewasa: 200-400mg/hariDosis anak-anak : 3,3-6,6mg/kgBB/ hariEfek samping : gangguan sal cerna, efek
endokrin (ginekomastia, penurunan libido, impotensi, gannguan menstruasi)
Kontra indikasi : tidak boleh diberikan bersamaan dengan amfoterisin B
Flukonazol Mekanisme aksi sama dengan
ketokonazol Diberikan oral dan IV, absorpsi baik, ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : lebih kecil dibanding ketokonazol, mual, muntah, kulit kemerahan, teratogenik.
Resistensi pernah dilaporkan pada pasien HIV
Dosis dan Sediaan
Kapsul 50 dan 150 mg dan infus 2mg/ml
DT 150 mg (dewasa)1-2mg/kgBB (anak-anak)Dosis lebih tinggi pada pasien
kriptokokosis Modifikasi dosis untuk pasien dengan
gangguan fungsi ginjal
Itrakonazol Obat pilihan untuk blastomikosis Anti Jamur Spektrum Luas Efektif untuk aspergilosis, kandedimia,
koksidioidomikosis, kriptokokosis dan histoplasmosis yang berhubungan dengan AIDS
Mekanisme kerja sama dengan azol lain
Farmakokinetik : absorpsi baik melalui oral, ekskresi melalui ginjal.
Efek samping : mual, muntah, kulit kemerahan, hipokalemia, hipertensi, edema dan sakit kepala.
Dosis dan Sediaan
Kapsul 100 mg Kandidiasis vulvovaginal 2 kap pagi
dan 2 kap malam selama 1 hari Kandidiasis oral 1 kapsul selama 15
hari
Griseofulvin Dermatofit Mekanisme kerja : obat ini masuk ke dalam sel
jamur, berinteraksi dengan mikrotubulus dalam jamur dan merusak serat mitotik dan menghambat mitosis
Fungistatik Farmakokinetik : absorpsi baik bila diberikan
bersama makanan berlemak tinggi,distribusi baik ke jaringan yang terkena infeksi, inducer P-450, ekskresi melalui ginjal.
Griseofulvin
Griseofulvin menghambat jamur dari spesies Microsporum, Tricophyton, dan Epidermophyton.
Efek samping : efek samping berat jarang terjadi, hepatotoksik, teratogenik, sakit kepala dan mual.
Dosis dan Sediaan
Sediaan : tablet 125 mg dan 500 mg, suspensi 125 mg/ml.
Dosis dewasa adalah 500-1000 mg/hari dosis tunggal atau dosis terbagi. Untuk anak, dosisnya adalah 10 mg/kgBB/hari.
Infeksi kulit dan rambut memerlukan terapi 4-6 minggu,kuku tangan sampai 6 bulan, dan kuku kaki memerlukan 1 tahun terapi.
Nistatin Golongan poliene Merupakan hasil fermentasi dari Streptomyces noursei Struktur, mekanisme kerja dan resistensinya
mirip dengan Ampoterisin B Nistatin tidak diabsorbsi oleh GIT Nistatin diberikan secara oral untuk pengobatan
kandidiasis oral dan pengobatan topikal kandida Ekskresi melalui feces Efek samping : jarang ditemukan, mual, muntah,
diare ringan
Dosis dan Sediaan
100.000 IU (tablet, drop dan ovula) Candidiasis Oral : 4 x 1 ml drop, 4x1
tablet Candidosis Vagina : 1-2 ovula selama 2
minggu
Mikonazol dan obat topikal lain
Mikonazol, klotrimazol, ekonazol aktif secara topikal jarang digunakan parenteral.
Efek samping : iritasi, rasa terbakar. Mekanisme kerja, spektrum, distribusi
sama dengan ketokonazol. Sediaan : Mikonazol krim 2 %, gel 2 %,
klotrimazol krim 1 %.