anti hipertensi

6
ANTI HIPERTENSI Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal.Hipertensi adalah  peningkatan tekanan darah sehingga t ekanan si stolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan di astolik lebih besar dari 90 mmHg. Untuk mempermudah pembelajaran dan penanganan, hipertensi dapat diklasifikasikan  berdasarkan tingginya tekanan darah dan etiolog inya Klasifikasi  Sistol (mmHg) Diastol (mmHg) Normal  <120 <80 Prehipertensi  120-139 80-90 Hipertensi tingkat 1 140-159 90-100 Hipertensi tingkat 2 >160 >100 (Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003)  Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder: 1. Hipertensi esensial/hipertensi primer/hipertensi idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya meliputi faktor genetik (kepekaan terhadap natrium, stress, dll) dan faktor lingkungan (gaya hidup, stress emosi, dll) 2. Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa hipertensi kardiovaskuler (peningkatan resistensi perifer akibat aterosklerosis), hipertensi ginjal (oklusi arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal), hipertensi endokrin (feokromositoma dan sindrom Conn) dan hipertensi neurogenik (akibat lesi saraf, menyebabkan gangguan di pusat kontrol,  baroreseptor atau penurunan aliran darah ke otak). Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat TD tinggi. Ini berarti TD harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko kardio vascular lainnya. Manfaat terapi hipertensi yaitu menurunkan TD dengan antihipertensi (AH) telah terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas kardio vascular, yaitu stroke, iskemia jantung, gagal  jantung kongestif, dan memberatny a hipertensi.

Upload: budi-hikmawan

Post on 14-Oct-2015

20 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kesehatan

TRANSCRIPT

ANTI HIPERTENSI Anti hipertensi adalah obat untuk menurunkan tekanan darah tinggi. Hipertensi adalah suatu keadaan medis di mana terjadi peningkatan tekanan darah melebihi normal.Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sehingga tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg dan tekanan diastolik lebih besar dari 90 mmHg.Untuk mempermudah pembelajaran dan penanganan, hipertensi dapat diklasifikasikan berdasarkan tingginya tekanan darah dan etiologinyaKlasifikasiSistol (mmHg)Diastol (mmHg)

Normal100

(Klasifikasi tekanan darah untuk usia 18 tahun atau lebih berdasarkan JNC VII, 2003) Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat dibagi menjadi hipertensi esensial dan hipertensi sekunder:1. Hipertensi esensial/hipertensi primer/hipertensi idiopatik adalah hipertensi tanpa kelainan dasar patologi yang jelas, lebih dari 90% kasus merupakan hipertensi esensial. Penyebabnya meliputi faktor genetik (kepekaan terhadap natrium, stress, dll) dan faktor lingkungan (gaya hidup, stress emosi, dll)2. Hipertensi sekunder meliputi 5-10% kasus. Dapat berupa hipertensi kardiovaskuler (peningkatan resistensi perifer akibat aterosklerosis), hipertensi ginjal (oklusi arteri renalis atau penyakit jaringan ginjal), hipertensi endokrin (feokromositoma dan sindrom Conn) dan hipertensi neurogenik (akibat lesi saraf, menyebabkan gangguan di pusat kontrol, baroreseptor atau penurunan aliran darah ke otak).Tujuan pengobatan hipertensi adalah untuk mencegah terjadinya morbiditas dan mortalitas akibat TD tinggi. Ini berarti TD harus diturunkan serendah mungkin yang tidak mengganggu fungsi ginjal, otak, jantung, maupun kualitas hidup, sambil dilakukan pengendalian faktor-faktor resiko kardio vascular lainnya.Manfaat terapi hipertensi yaitu menurunkan TD dengan antihipertensi (AH) telah terbukti menurunkan morbiditas dan mortalitas kardio vascular, yaitu stroke, iskemia jantung, gagal jantung kongestif, dan memberatnya hipertensi.2.2 Obat AntihipertensiObat antihipertensi dikelompokkan menjadi 1. Diuretik : Diuretik tiazid, Loop Diuretik, dll2. Antiadrenergik : antiadrenergik sentral, antriadrenergik perifer, bloker alfa dan beta.3. Vasodilator : penghambat ACE, Bloker pintu masuk kalsium, dan Vasodilator langsung.Mekanisme kerjaObat hipertensi dan cara kerjanya dapat dibagi dalam beberapa jenis yaitu: Meningkatkan pengeluaran air dalam tubuh : Diuretika Memperlambat kerja jantung :Beta-blokers) Memperlebar pembuluh : Vaso dialtor langsung(di/hidralazim,minoxidil),antagonis kalsium,penghambat ACE dan AT II-blocker Menstimulasi SSP : alfa-2 agonis sentral seperti kronidin dan moxonidin,metil-dopa,guanfanin dan resepin. Mengurangi pengaruh SSO terhadap jantung dan pembuluh, yakni Alfa-1-blockers:derivate quinazolin (prazosin, doxasosin, terazosin, alfuzosin, tamsulozin), ketanserin (ketansin), dan urapidil (ebrantil). Alfa-1 dan 2-blockers : fentolamin, Beta blockers : propranolol, atenolol, metoprolol, pindolol, bisoprolol,timolol, dll. Alfa/beta-blockers: labetolol dan carvedilol (Eu-cardic).Efek sampingUmum.Praktis semua obat antihipertensi menimbulkan efek samping umum, seperti hidung mampat (akibat Vasodilatasi mukosa) dan mulut kering, bradykardia (kecuali fasodilator langsung : justru tachycardia), rasa letih dan lesu, gangguan penglihatan, dan lambung-usus (mual, diare), ada kalanya impotensi (terutama obat-obat sentral).Efek-efek ini seringkali bersifat sementara yang hilang dalam waktu 1-2 minggu. Dapat dikurangi atau dihindarkan dengan cara pentakaran menyelinap, artinya dimulai dengan dosis rendah yang berangsur-angsur dinaikkan. Dengan demikin, penurunan TD mendadak dapat dihindarkan. Begitu pula obat sebaiknya diminum setelah makan agar kadar obat dalam plasma jangan mendadak mencapai puncak tinggi (dengan akibat hipotensi kuat). Penghentian terapi pun tidak boleh secara mendadak, melainkan berangsur-angsur untuk mencegah bahaya meningkatnya TD dengan kuat (rebound effect)

Definisi Pengertian Tentang Sirup Sirup adalah sediaan cair berupa larutan yang mengandung sakarosa kecuali dinyatakan lain, kadar sakarosa C12H22O11 tidak kurang dari 64,0% dan tidak lebih dari 66,0%. Pembuatan kecuali dinyatakan lain, sirup dibuat sebagai berikut: buat cairan untuk sirup, panaskan, tambahkan gula, jika perlu didihkan hingga larut. Tambahkan air mendidih secukupnya hingga diperoleh bobot yang dikehendaki, buang busa yang terjadi, serkai. Pada pembuatan sirup dari simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan Natrium Karbonat sejumlah 10% bobot simplisia. Kecuali dinyatakan lain pembuatan sirup simplisia untuk persediaan ditambahkan Metil Pareben 0.25% b/v atau pengawet lain yang cocok (Farmakope III).

Sebagian besar sirup sirup mengandung komponen komponen berikut disamping air murni dan semua zat zat obat yang ada seperti gula, biasanya sukrosa atau pengganti gula yang digunakan untuk memberi rasa manis dan kental, pengawaet antimikroba, pembau dan pewarna. Juga banyak sirup sirup, terutama yang dibuat dalam perdagangan, mengandung pelarut pelarut khusus, pembantu kelarutan, pengental dan stabilisator.Sediaan sirup paling sering dibuat dengan satu dari empat cara umum, tergantung dari sifat kimia dan fisika bahan bahan. Dinyatakan secara luas, cara cara ini adalah:1. Larutan dari bahan bahan dengan pemanasan.2. Larutan dari bahan bahan dengan pengadukan tanpa pemanasan.3. Penambahan sukrosa pada cairan obat yang dibuat atau pada cairan yang diberi rasa (tambahan).4. Dengan perkolasi dari sumber sumber bahan obat atau sukrosa.Pada keadaan tertentu sirup dapat berhasil dibuat dengan lebih dari salh satu cara di atas. Sehingga metode pembuatan tergantung pada selera pembuatannya (Ansel, 1989).

Sirupi adalah sediaan cairan kental untuk pemakaian dalam yang minimal mengandung 50% sukrosa. Penambahan bahan obat atau sari tumbuhan dapat merupakan komponen lainnya dari sirupi.Kandungan sakarosa dari sirup yang tercantum dalam Farmakope terletak antar 50 dan 65%, akan tetapi umumnya diantara 60 dan 65%. Hal itu akan berkaitan dengan daya tahan sediaannya.Dalam larutan gula yang jenuh (kira kira 66%) tidak memungkinkan pembentukan jamur oleh karena dengan larutan berkonsentrasi tinggi, air yang diperlikan bagi perkembngbiakan microorganisme akan dihisap melalui proses osmosis. Atas dasar daya tahannya itulah, sediaan berkonsentrasi tinggi dinilai paling baik, meskipun harus pula memperhatikan bahwa tingginya kandunagn gulan dari sirup dapat menyebabkan berkurangnya kelarutan bahan oabt tertentu di dalamnya (Voight, 1995).

PENGERTIANANTIBIOTIK Antibiotika pada prinsipnya adalah zat atau senyawa obat alami maupun sintetik yang digunakan untuk membunuh kuman penyakit (bakteri yang bersifat parasit) dalam tubuh manusia dengan berbagai mekanisme sehinga manusia terbebas dari infeksi bakteri.Antibiotik hanya untuk bakteri dan tidak digunakan untuk virus.Dalam penggunaan umum, antibiotik merupakan substansi atau gabungan (juga disebut obat chemotherapeutic) yang membunuh atau menghalangi pertumbuhan bakteri. Antibiotik tergolong ke dalam kelompok antimicrobial yang digunakan untuk mengobati infeksi yang disebabkan oleh mikroorganisme, termasuk jamur dan protozoa. Istilah antibiotik diciptakan oleh Selman Waksman pada 1942 untuk menjelaskan suatu zat yang dihasilkan oleh mikro organisme yang menahan perkembangan mikro organisme lainnya dalam suatu cairan yang sangat encer. Definisi asli ini dikecualikan terhadap substansi alami dalam tubuh seperti getah perut dan hidrogen peroksida (mereka membunuh bakteri tetapi tidak diproduksi oleh mikro-organisme), dan juga dikecualikan terhadap senyawa sintetis seperti sulfonamida (obat antimicrobial). Banyak antibiotik yang memiliki molekul yang relatif kecil dengan berat molekul kurang dari 2000 Da. Dengan kemajuan perkembangan obat-obat kimia, sebagian besar antibiotik telah dimodifikasi secara kimia dari ramuan aslinya di alam, seperti halnya dengan beta lactam (termasuk penicillin, yang dihasilkan oleh jamur dalam genus Penicillium, cephalosporins, dan carbapenem). Beberapa antibiotik masih diproduksi dengan mengisolasi organisme hidup, seperti aminoglycosida; di samping itu, masih banyak lagi antibiotik yang dibuat melalui sintetis murni, seperti quinolone.

PENGGOLONGAN ANTIBIOTIKAda banyak penggolongan antibiotik, setidaknya ada 3 golongan Antibiotik yang perlu kita ketahui yaitu :1. Penggolongan Berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri.2. Penggolongan Berdasarkan spektrum kerja antibiotik3. Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya 1. Golongan Antibiotik Berdasarkan daya bunuh terhadap bakteri.Dikelompokkan menjadi :a) Bakterisid :Antibiotika yang bakterisid secara aktif membasmi kuman.Termasuk dalam golongan ini adalah : penisilin, sefalosporin, aminoglikosida (dosis besar), kotrimoksazol, rifampisin, isoniazid dll.b) Bakteriostatik : Antibiotika bakteriostatik bekerja dengan mencegah atau menghambat pertumbuhan kuman, tidak membunuhnya , sehingga pembasmian kuman sangat tergantung pada daya tahan tubuh. Termasuk dalam golongan ini adalah : sulfonamida, tetrasiklin, kloramfenikol, eritromisin, trimetropim, linkomisin, klindamisin, asam paraaminosalisilat, dll.Manfaat dari pembagian ini dalam pemilihan antibiotika mungkin hanya terbatas, yakni pada kasus pembawa kuman (carrier), pada pasien-pasien dengan kondisi yang sangat lemah (debilitated) atau pada kasus-kasus dengan depresi imunologik tidak boleh memakai antibiotika bakteriostatik, tetapi harus bakterisid.2. Penggolongan Berdasarkan spektrum kerja antibiotika). Spectrum luas : antibiotic yang bersifat aktif terhadap bakteri gram positif dan gram negative. Contoh antibiotic dalam kelompok ini adalah : tetrasiklin, kloramfenikol b). Spectrum sempit : antibiotic yang bersifat aktif hanya terhadap bakteri gram positif atau gram negative saja. Contohnya : Penisilin G, streptomisin 3. Penggolongan Berdasarkan cara kerjanya Antibiotika golongan ini dibedakan berdasarkan sasaran kerja senyawa tersebut dan susunan kimiawinya. Ada enam kelompok antibiotika dilihat dari target atau sasaran kerjanya 1. Inhibitor sintesis dinding sel bakteri, mencakup golongan Penicillin, Polypeptide dan Cephalosporin, misalnya ampicillin, penicillin G;2. Inhibitor transkripsi dan replikasi, mencakup golongan Quinolone, misalnya rifampicin, actinomycin D, nalidixic acid;3. Inhibitor sintesis protein, mencakup banyak jenis antibiotik, terutama dari golongan Macrolide, Aminoglycoside, dan Tetracycline, misalnya gentamycin, chloramphenicol, kanamycin, streptomycin, tetracycline, oxytetracycline; 4. Inhibitor fungsi membran sel, misalnya ionomycin, valinomycin; 5. Inhibitor fungsi sel lainnya, seperti golongan sulfa atau sulfonamida, misalnya oligomycin, tunicamycin; dan6. Antimetabolit, misalnya azaserine.Pembagian ini walaupun secara rinci menunjukkan tempat kerja dan mekanismenya terhadap kuman, namun kiranya kurang memberikan manfaat atau membantu praktisi dalam memutuskan pemilihan obat dalam klinik. Masing-masing cara klasifikasi mempunyai kekurangan maupun kelebihan, tergantung kepentingannya.