anmul final
TRANSCRIPT
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 1/51
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Dewasa ini, persaingan dalam dunia bisnis semakin ketat, baik dalam
bidang jasa maupun dalam bidang manufaktur. Setiap perusahaan dituntut untuk
berupaya menciptakan keunggulan kompetitif untuk memenangkan persaingan.
Ada banyak perusahaan yang sejenis yaitu perusahaan yang menjual produk yang
sama namun bersaing ketat dalam memberikan kelebihan maupun spesifikasi
tertentu dan berbeda pada produknya. Perusahaan-perusahaan tersebut saling
bersaing ketat dalam menarik perhatian pelanggan dan mempengaruhi pelanggan
agar memilih dan menggunakan produk perusahaannya dan tidak beralih pada
produk lain. Fenomena persaingan yang ketat ini mengharuskan perusahaan untuk
berkarya dan berusaha sekuat tenaga mempertahankan pelanggannya.
Kualitas layanan, kepuasan dan kepercayaan pelanggan memegang
peranan penting dalam kesuksesan dari sebuah perusahaan untuk dapat bersaing.
Kualitas, kepuasan dan kepercayaan pelanggan merupakan aset yang penting bagi
perusahaan karena dapat digunakan sebagai indikator atas loyalitas pelanggan dan
pendapatan perusahaan dimasa mendatang . Kepuasan pelanggan bergantung pada
perkiraan kinerja produk dalam memberikan nilai relatif terhadap harapan
pelanggan. Jika kinerja produk jauh lebih rendah dari harapan pelanggan, pembeli
tidak terpuaskan. Jika kinerja sesuai dengan harapan, pembeli terpuaskan (Kotler
dan Amstrong, 2001:13). Kepuasan yang didapatkan oleh pelanggan memberikan
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 2/51
2
dorongan kepada pelanggan untuk menjalin hubungan yang erat dengan
perusahaan sehingga memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan dan kebutuhan, yang pada akhirnya dapat menciptakan
kesetiaan/loyal kepada perusahaan.
Loyalitas pelanggan tidak terbentuk begitu saja dalam waktu yang singkat,
tetapi melalui suatu proses belajar dan berdasarkan pengalaman masa lalu dari
pelanggan itu sendiri dalam melakukan penggunaan layanan yang konsisten
sepanjang waktu. Bila dari pengalaman tersebut pelanggan tidak mendapatkan
layanan yang memuaskan maka pelanggan tidak akan berhenti untuk mencoba
merek atau layanan lain sampai mereka mendapatkan layanan yang memenuhi
kriteria.
Untuk mencapai suatu loyalitas pelanggan tentu banyak cara yang dapat
dilakukan oleh perusahaan. Salah satu cara yang efektif untuk mencapai loyalitas
pelanggan adalah melalui pemberian service quality, trust dan customer
satisfaction. Pemberian service quality, trust , dan customer satisfaction biasanya
banyak dilakukan oleh perusahaan yang bergerak dibidang jasa, salah satunya
adalah pada operator telekomunikasi seluler.
Perkembangan industri telekomunikasi di Indonesia saat ini sangatlah
pesat. Pada saat ini perkembangan telekomunikasi di Indonesia menunjukkan
angka yang fantastis. Di Indonesia saat ini ada banyak operator seluler yang ada.
Operator telekomunikasi seluler yang ada di Indonesia saat ini antara lain
Telkomsel, Telkom Flexi,Telkom Indonesia, XL Axiata, StarOne, Smartfren
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 3/51
3
Telecom, Smart Telecom, Sampoerna Telekomunikasi Indonesia Satelindo,
Indosat M-3, Esia, Bakrie Telecom, Axis, 3(telekomunikasi). Banyaknya operator
seluler di Indonesia saat ini menunjukkan tingginya tingkat persaingan dalam
dunia industri telekomunikasi. Masing-masing operator menawarkan kelebihan
masing-masing. Salah satunya adalah operator Telkomsel, yang lebih
mengedepankan kenyamanan berkomunikasi dan manfaat yang bisa dinikmati
oleh para pelanggannya. Telkomsel telah melakukan optimalisasi pada seluruh
elemen jaringan untuk menghadirkan jaringan terluas dan berkualitas dengan
kapasitas yang lebih besar demi memberi kenyamanan berkomunikasi
(www.republika.co.id, 16 September 2011). Semakin luasnya elemen jaringan
Telkomsel dan diimplementasikannya teknologi terkini, Telkomsel dapat
menghadirkan fasilitas nilai tambah yang memberi manfaat lebih dan dapat
dinikmati pelanggan, seperti Telkomsel aplikasi zone, gapuraku, mobile
advertising, NSP1212, langit musik, content download , 3G video call, value
added services, chatting dan pertemanan , yahoo, facebook dan twitter, basic
services seperti SMS, MMS, GPRS, dan layanan favorit seperti opera mini,
transfer pulsa, call me, SMS emotion dan SMS Pro. Jumlah pelanggan PT.
Telkomsel menembus angka 100 juta nomor dan menjadikan perusahaan sebagai
operator seluler ketujuh terbesar di dunia (www.republika.co.id). Sebagai operator
seluler terbesar tentu Telkomsel tidak menghendaki para pelanggannya beralih ke
operator lain. Oleh sebab itu, tuntutan untuk menjadi yang terbaik harus menjadi
komitmen perusahaan agar para pengguna tetap setia menggunakan Telkomsel
dalam komunikasi jarak jauh. Kesetiaan pelanggan tidak dapat begitu saja diraih,
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 4/51
4
tetapi memerlukan proses panjang untuk dapat meyakinkan bahwa Telkomsel
merupakan operator terbaik. Telkomsel selalu menjaga service quality, trust dan
customer satisfaction pada pelanggan dan pada akhirnya akan menimbulkan
loyalitas pelanggan.
Telkomsel memiliki tiga jenis produk kartu SIM andalan yang telah
dipercaya pelanggan yaitu Kartu HALO, Kartu simPATI, dan Kartu AS.
Membangun kepercayaan, memberi layanan yang terbaik dan kepuasan pelanggan
sudah dilakukan Telkomsel sejak dulu dan ini menimbulkan loyalitas pelanggan
terhadap Telkomsel. Hal ini dapat dilihat dari banyaknya pengguna operator
seluler di Indonesia. Menurut catatan Asosiasi Telekomunikasi Selular Indonesia
(ATSI), pelanggan Telkomsel hingga Juni 2010 mencapai 88 juta nomor, XL
sekitar 35 juta, Indosat sekitar 39,1 juta, selebihnya merupakan pelanggan Axis
dan Three (www.antaranews.com, 16 September 2011). Disamping itu juga, hal
ini dibuktikan dengan penghargaan yang diraih oleh Telkomsel sebagai merek
terfavorit wanita Indonesia 2011. Dalam survei yang melibatkan ratusan merek
dari puluhan kategori produk consumer goods ini, Telkomsel terpilih sebagai
merek terfavorit versi wanita Indonesia untuk kategori penyedia layanan selular
dengan persentase 53,8 persen, jauh di atas Indosat (25,1 persen) maupun XL
Axiata (12,1 persen). Selain sebagai merek terfavorit versi wanita Indonesia
2011, Telkomsel juga meraih penghargaan dalam Service Quality Award 2011.
Dalam ajang bergengsi ini pengukuran dilakukan berdasarkan lima parameter
kepuasan, yakni kepuasan terhadap pengaksesan titik pelayanan (accessibility),
kepuasan terhadap unsur-unsur yang terkait dengan proses pelayanan (service
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 5/51
5
process), kepuasan terhadap petugas pelayanan yang berinteraksi dengan
pelanggan ( people), kepuasan terhadap proses penanganan keluhan (service
complain handling), dan kepuasan terhadap solusi pelayanan yang dilakukan
(quality of repair result ) yang kemudian diolah menjadi skor total bernama
Indonesian Service Satisfaction Index (ISSI). Telkomsel meraih predikat tertinggi
untuk kategori Titik Pelayanan Selular GSM dengan nilai ISSI 3.9453 dari total
rata-rata industri yang hanya 3.9105. Sedangkan dua operator selular besar
lainnya, yakni XL dan Indosat, masing-masing memperoleh nilai 3.9182 dan
3.8705 (www.telkomsel.com).
Operator Telkomsel melayani pelanggan dengan berbagai macam
keunggulan yang dimiliki. Hal ini bertujuan untuk menaikkan volume penjualan
dan untuk mempertahankan pasar yang telah diperolehnya guna menghadapi
perkembangan persaingan antar produsen. Oleh karena itu, kualitas layanan,
kepercayaan pelanggan dan kepuasan pelanggan sangatlah penting untuk meraih
pangsa pasar yang diharapkan perusahaan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh service
quality, trust , dan customer satisfaction terhadap loyalitas pelanggan Telkomsel
yang berkunjung ke Gerai Halo Plaza Medan Fair. Hal ini dikarenakan banyaknya
kartu selular yang beredar di lingkungan masyarakat. Permasalahan yang sering
muncul pada konsumen adalah bagaimana memilih kartu selular yang sesuai
dengan harapan, mengingat banyaknya kartu seluler yang beredar dilingkungan
masyarakat. Peneliti mencoba menggunakan variabel service quality, trust, dan
customer satisfaction yang diberikan oleh PT Telkomsel kepada pelanggannya.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 6/51
6
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka peneliti tertarik
melakukan penelitian dengan judul : “Pengaruh service quality, trust, dan
customer satisfaction terhadap customer loyalty pelanggan GSM Seluler
Telkomsel (Studi Kasus : Gerai Halo Plaza Medan Fair)”.
1.2. Perumusan Masalah
Menurut latar belakang yang telah dijelaskan, maka perumusan masalah
pada penelitian ini adalah: “Apakah Service Quality, Trust, dan Customer
Satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap Customer Loyalty
pada pelanggan operator telekomunikasi GSM seluler Telkomsel yang
berkunjung ke Gerai Halo Plaza Medan Fair ?”
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis
pengaruh service quality, trust , dan customer satisfaction terhadap customer
loyalty pada pelanggan operator telekomunikasi GSM seluler Telkomsel yang
berkunjung ke Gerai Halo Plaza Medan Fair.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 7/51
7
1.4. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah:
a. Bagi Perusahaan
Bagi perusahaan yang diteliti, diharapkan dapat menjadi masukan untuk
terus meeningkatkan kualitas agar tetap dapat menjaga kualitas layanan,
kepercayaan, dan kepuasan pelanggan terhadap produk mereka.
b. Bagi Penulis
Penulis diharapkan dapat menambah pengetahuan dan wawasan mengenai
pengaruh service quality, trust , dan customer satisfaction terhadap customer
loyalty. Penulis juga dapat menerapkan teori-teori yang diperoleh selama masa
perkuliahan.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian ini dimaksudkan untuk memberikan referensi dan perbandingan
dalam mengadakan penelitian yang terkait dengan service quality, trust , dan
customer satisfaction terhadap customer loyalty.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 8/51
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Uraian Teoritis
2.1.1. Pengertian Service Quality
Goetsch & Davis (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:110)
mendefenisikan kualitas sebagai kondisi dinamis yang berhubungan dengan
produk, jasa, sumber daya manusia, proses, dan lingkungan yang memenuhi atau
melebihi harapan. Sedangkan menurut Lewis dan Booms (dalam Tjiptono Fandi,
2008:85), service quality adalah ukuran seberapa bagus tingkat layanan yang
diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Menurut Garvin (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:113) perspektif
service quality diklasifikasikan dalam lima kelompok, yaitu :
1. Transcendental approach
Kualitas dipandang sebagai innate excellence, yaitu sesuatu yang bisa
dirasakan atau diketahui, namun sukar didefenisikan, dirumuskan atau
dioperasionalisasikan. Perspekstif ini menegaskan bahwa orang hanya bisa
belajar memahami kualitas melalui pengalaman yang didapatkan melalui
eksprosur berulang kali.
2. Product-based approach
Ancangan ini mengasumsikan bahwa kualitas merupakan karakteristik atau
atribut objektif yang dapat dikuantitatifkan dan dapat diukur. Perbedaan
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 9/51
9
dalam kualitas mencerminkan perbedaan dalam jumlah beberapa unsur atau
atribut yang dimiliki produk.
3. User-based approach
Ancangan ini didasarkan pada pemikiran bahwa kualitas tergantung pada
orang yang menilainya, sehingga produk yang paling memuaskan preferensi
seseorang merupakan produk yang berkualitas paling tinggi. Produk yang
dinilai berkualitas baik oleh individu tertentu belum tentu baik dinilai oleh
individu lain.
4. Manufacturing-based approach
Perspektif ini bersifat supply-based dan lebih berfokus pada praktik-praktik
perekayasaan dan pemanufakturan, serta mendefenisikan kualitas sebagai
kesesuaian atau kecocokan dengan persyaratan.
5. Value-based approach
Ancangan ini memandang kualitas dari aspek nilai dan harga. Dengan
mempertimbangkan trade-off antara kinerja dan harga, kualitas didefenisikan
sebagai affordable excellence. Kualitas dalam perspektif ini bersifat relatif,
sehingga produk yang memiliki kualitas paling tinggi belum tentu produk
yang paling bernilai. Akan tetapi, yang paling bernilai adalah barang atau jasa
yang paling tepat dibeli.
Parasuraman et al., (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:132) telah
mengembangkan pengukuran untuk service quality yang disebut SERVIQUAL
dimana pengukuran ini sesuai untuk dimensi jasa secara menyeluruh. Para peneliti
mengembangkan 10 dimensi umum dari service quality, diantaranya tangibles,
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 10/51
10
reliability, responnsiveness, competence, courtesy, credibility, security, access,
communications, dan understanding. Kesepuluh dimensi ini kemudian
disederhanakan lagi menjadi lima bagian dan disusun berdasarkan tingkat
kepentingan relatifnya, yaitu :
1. Reliabilitas (reliability)
Berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk memberikan layanan yang
akurat sejak pertama kali tanpa membuat kesalahan apapun dan
menyampaikan jasanya sesuai dengan waktu yang disepakati.
2. Daya tangkap (responssiveness)
Berkenaan dengan kesediaan dan kemampuan para karyawan untuk
membantu para pelanggan dan merespons permintaan mereka, serta
menginformasikan kapan jasa akan diberikan dan kemudian memberikan jasa
secara tepat.
3. Jaminan (assurance)
Yakni perilaku para karyawan mampu menumbuhkan kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan dan perusahaan bisa menciptakan rasa aman bagi para
pelanggannya. Jaminan juga berarti bahwa para karyawannya selalu bersikap
sopan dan menguasai pengetahuan dan ketrampilan yang dibutuhkan untuk
menangani setiap pertanyaan atau masalah pelanggan.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 11/51
11
4. Empati (empathy)
Berarti perusahaan memahami masalah para pelanggannya dan bertindak
demi kepentingan pelanggan, serta memberikan perhatian personal kepada
para pelanggan dan memiliki jam operasi yang nyaman.
5. Bukti fisik (tangibles)
Berkenaan dengan daya tarik fasilitas, fisik, perlengkapan, dan material yang
digunakan perusahaan, serta penampilan karyawan.
Berdasarkan ancangan yang lebih bersifat customer and process
oriented , Gummesson (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:137) mengidentifikasi
empat sumber kualitas yang menentukan penilaian service quality :
1. Design quality
Menjelaskan bahwa service quality ditentukan sejak pertama kali jasa
dirancang untuk memenuhi kebutuhan pelanggan
2. Production quality
Menjelaskan bahwa kualitas jasa ditentukan oleh kerjasama antara
departemen produksi dan departemen pemasaran
3. Delivery quality
Menjelaskan bahwa kualitas jasa dapat ditentukan oleh janji perusahaan
kepada pelanggan.
4. Relationship quality
Menyatakan bahwa kualitas jasa ditentukan oleh relasi profesional dan sosial
antara perusahaan dan stakeholder
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 12/51
12
2.1.2. Prinsip-Prinsip Service Quality
Menurut Wolkins (dalam Tjiptono dan Chandra, 2007:137) ada enam
prinsip utama dalam service quality, yaitu :
1. Kepemimpinan
Strategi kualitas perusahaan merupakan inisiatif dan komitmen dari
manajemen puncak. Manajemen puncak harus memimpin dan
mengarahkan organisasinya dalam upaya peningkatan kinerja kualitas.
Tanpa adanya kepemimpinan dari manajemen puncak, usaha peningkatan
kualitas hanya akan berdampak kecil.
2. Pendidikan
Semua karyawan perusahaan, mulai dari manajer puncak sampai karyawan
operasional, wajib mendapatkan pendidikan mengenai kualitas. Aspek-
aspek yang perlu mendapatkan penekanan dalam penelitian tersebut antara
lain konsep kualitas sebagai strategi bisnis, alat dan teknik implementasi
strategi kualitas, dan peranan eksekutif dalam implementasi strategi
kualitas.
3. Perencanaan strategik
Proses perencanaan strategik harus mencakup pengukuran dan tujuan
kualitas yang digunakan dalam mengarahkan perusahaan unruk mencapai
visi dan misinya.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 13/51
13
4. Review
Proses review merupakan satu-satunya alat yang paling efektif bagi
manajemen untuk mengubah perilaku organisasional. Proses ini
menggambarkan mekanisme yang menjamin adanya perhatian terus-
menerus terhadap upaya mewujudkan sasaran-sasaran kualitas.
5. Komunikasi
Implementasi strategi kualitas dalam organisasi dipengaruhi oleh proses
komunikasi organisasi, baik dengan karyawan, pelanggan, maupun
stakeholder lainnya.
6. Total human reward
Reward dan recognition merupakan aspek krusial dalam implementasi
strategi kualitas. Setiap karyaan berprestasi perlu diberi imbalan dan
prestasinya harus diakui.
Kualitas berkaitan erat dengan kepuasan pelangggan. Kualitas
memberikan dorongan khusus bagi para pelanggan untuk menjalin ikatan relasi
saling menguntungkan dalam jangka panjang dengan perusahaan. Ikatan
emosional semacam ini memungkinkan perusahaan untuk memahami dengan
seksama harapan dan kebutuhan spesifik pelanggan. Perusahaan dapat
meningkatkan kepuasan pelanggan, dimana perusahaan memaksimumkan
pengalaman pelanggan yang menyenangkan dan meminimumkan atau
meniadakan pengalaman pelanggan yang kurang menyenangkan.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 14/51
14
Selain itu, perusahaan juga dapat meningkatkan pangsa pasarnya melalui
pemenuhan kualitas yang bersifat customer driven. Artinya perusahaan memenuhi
atribut yang diminta pelanggan secara efektif. Hal ini akan memberikan
keunggulan harga dan customer value. Customer value merupakan kombinasi dari
manfaat dan pengorbanan yang terjadi apabila pelanggan menggunakan suatu
barang atau jasa guna memenuhi kebutuhan tertentu (Bounds, et al dalam
Tjiptono dan Chandra, 2007:116). Bila kualitas yang dihasilkan superior dan
pangsa pasar yang dimiliki besar, maka profitabilitasnya terjamin. Perusahaan
yang menawarkan barang dan jasa berkualitas superior bakalan mampu
mengalahkan pesaing yang kualitasnya lebih interior. Manfaat kualitas superior
antara lain :
1. Loyalitas pelanggan lebih besar
2. Pangsa pasar lebih besar
3. Harga saham lebih tinggi
4. Harga jual produk/jasa lebih tinggi
5. Produktivitas lebih besar
Dalam dunia bisnis, sikap dan layanan karyawan dalam melayani pelanggan
secara memuaskan berperan besar dalam menciptakan keunggulan layanan
(service excellence). Keunggulan ini dibentuk melalui pengintegrasian empat pilar
yang saling berkaitan, yaitu : kecepatan, ketepatan, keramahan, dan kenyamanan
layanan. Keunggulan layanan tidak bisa terwujud apabila ada salah satu pilar yang
lemah.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 15/51
15
2.2. Trust
2.2.1. Pengertian Trust
Kepercayaan (trust) merupakan fondasi dasar dalam sebuah bisnis.
Membangun kepercayaan dalam hubungan jangka panjang dengan pelanggan
adalah suatu faktor yang penting untuk menciptakan loyalitas pelanggan.
Kepercayaan ini tidak begitu saja dapat diakui oleh rekan bisnis/pelanggan, tetapi
untuk mendapatkan kepercayaan dari pelanggan harus dibangun dari dasar.
Ketika satu pihak mempunyai keyakinan (confidence) bahwa pihak lain
yang terlibat dalam pertukaran mempunyai reliabilitas dan integritas, maka dapat
dikatakan ada kepercayaan (trust). Mowen (2002:312) mendefenisikan
kepercayaan (trust) sebagai keseluruhan pengetahuan yang dimiliki oleh
pelanggan dan semua kesimpulan yang dibuat pelanggan tentang objek, atribut,
dan manfaatnya.
Objek dapat berupa produk, orang, perusahaan, dan segala sesuatu dimana
seseorang memiliki kepercayaan dan sikap. Atribut adalah karakteristik atau fitur
yang mungkin dimiliki oleh objek. Atribut terbagi dua, yaitu atribut ekstrinsik dan
atribut intrinsik. Dan manfaat adalah hasil positif yang diberikan atribut kepada
pelanggan. Kepercayaan konsumen terhadap suatu produk, atribut, dan manfaat
produk menggambarkan persepsi konsumen. Karena itu kepercayaan akan
berbeda diantara konsumen (Suwarman, 2002:136).
Perusahaan harus menyadari bahwa kepercayaan (trust) terhadap objek,
aktibut dan manfaat menunjukkan persepsi pelanggan, dan karena itu umumnya
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 16/51
16
kepercayaan seorang pelanggan berbeda dengan pelanggan lainnya. Mereka harus
mengingat bahwa kepercayaan mereka sendiri kepada merek tertentu sangat
berbeda dari pasar target.
Seorang pelanggan dapat membentuk 3 kepercayaan, yaitu (Mowen,
2002:312) :
1. Kepercayaan atribut objek (object atribute beliefs)
Kepercayaan atribut objek menghubungkan sebuat atribut dengan objek,
seperti seseorang, barang atau jasa. Melalui kepercayaan atribut objek,
pelanggan menyatakan apa yang mereka ketahui tentang sesuatu dalam hal
variasi atributnya.
2. Kepercayaan manfaat atribut (attribute benefit beliefs)
Seseorang akan mencari produk atau jasa yang memiliki atribut yang akan
memberikan manfaat yang dapat dikenal. Hubungan antara atribut dan
manfaat menggambarkan jenis kepercayaan atribut-manfaat. Kepercayaan
atribut manfaat merupakan persepsi pelanggan tentang seberapa jauh sebuah
atribut tertentu menghasilkan, atau memberikan manfaat tertentu.
3. Kepercayaan manfaat objek ( object benefit beliefs)
Merupakan kepercayaan yang dibentuk dengan menghubungkan objek dan
manfaatnya. Kepercayaan objek-manfaat merupakan persepsi pelanggan
tentang seberapa jauh produk, orang atau jasa tertentu yang akan memberikan
manfaat tertentu.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 17/51
17
2.2.2. Kepercayaan, Sikap Dan Perilaku Terbentuk
Kepercayaan, sikap, dan perilaku terbentuk dengan dua cara berbeda. Pada
formulasi langsung, kepercayaan, sikap, dan perilaku diciptakan tanpa terjadi
keadaan lain sebelumnya. Jadi, seperti ditunjukkan oleh perspektif pengaruh
perilaku, perilaku dapat terjadi tanpa pembentukan sikap atau kepercayaan awal
pelanggan yang kuat tentang objek dimana perilaku diarahkan. Demikian juga,
seperti dinyatakan oleh perspektif eksperiental sikap (misalnya perasaan) dapat
tercipta tanpa pengembangan kepercayaan spesifik awal pelanggan tentang objek
sikap (Mowen, 2002:322).
Mowen menambahkan bahwa setelah kepercayaan, sikap, atau perilaku
terbentuk secara langsung terhadap tendensi atas tiga keadaan yang dapat
menciptakan sebuah hierarki. Dengan cara ini, pertama-tama pelanggan
membentuk kepercayaan terhadap sebuah produk dan kemudian membentuk
kepercayaan serta sikap terhadap produk tersebut. Apabila pembentukan sebuah
keadaan (misalnya, sikap), maka pembentukan sikap secara tidak langsung terjadi.
2.3. Customer Satisfaction
2.3.1. Defenisi Customer Satisfaction
Kepuasan pelanggan dapat didefenisikan sebagai respon pelanggan
terhadap evaluasi ketidaksesuaian yang dirasakan antara harapan sebelumnya
(norma kinerja lainnya) dan kinerja aktrual produk yang dirasakan setelah
pemakaiannya, Day (Tjiptono dan Diana, 2001:102).
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 18/51
18
Kotler (2000:52) mendefenisikan customer satisfaction sebagai tingkat
perasaan seseorang setelah membandingkan kinerja yang dia rasakan dibanding
dengan harapannya. Jadi, tingkat kepuasan adalah fungsi dari perbedaan antara
kinerja yang dirasakan dengan harapan. Harapan pelanggan dibentuk oleh
pengalaman pembeli terdahulu, komentar teman-teman dan kenalannya, serta janji
dan informasi pemasar dan saingannya. Perusahaan harus mampu mengamati
harapan pelanggannya, kinerja perusahaan yang dirasakan pelanggannya serta
kepuasan pelanggannya. Adanya kepuasan pelanggan dapat memberi beberapa
manfaat, yaitu (Tjiptono dan Chandra, 2001:102) :
1. Hubungan antara perusahaan dan para pelanggannya menjadi harmonis
2. Memberikan dasar yang baik bagi pembelian ulang
3. Mendorong terciptanya loyalitas pelanggan
4. Membentuk suatu rekomendasi dari mulut ke mulut yang menguntungkan
bagi perusahaan.
5. Reputasi perusahaan menjadi baik dimata pelanggan
6. Laba yang diperoleh dapat meningkat
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 19/51
19
Sumber : Fornell, C dalam Tjiptono Fandi (2005:126)
Gambar 2.1.Model Kepuasan dan Loyalitas Pelanggan
Karena pelanggan adalah orang yang menerima hasil pekerjaan seseorang
atau suatu organisasi, maka hanya merekalah yang dapat menentukan kualitasnya
seperti apa dan hanya mereka yang dapat menyampaikan apa dan bagaimana
kebutuhan mereka. Kunci untuk membentuk fokus pada pelanggan adalah
menempatkan para karyawan untuk berhubungan dengan pelanggan dan
memberdayakan mereka untuk mengambil tindakan yang diperlukan dalam
rangka memuaskan para pelanggan. Jadi unsur yang paling penting dalam
pembentukan fokus pada pelanggan adalah interaksi antara karyawan dengan
pelanggan.
2.3.2. Metode Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Pada prinsipnya, kepuasan pelanggan dapat diukur dengan berbagai
macam metode dan teknik. Beberapa macam metode dan teknik dalam
pengukuran kepuasan pelanggan adalah, (Kotler dalam Tjiptono dan Chandra,
2001:104) :
Harapan
Harapan
Keluhan Pelanggan
Kepuasan Pelanggan
Rintangan PengalihanLoyalitas
Pelanggan
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 20/51
20
1. Sistem keluhan dan saran
Organisasi yang berpusat pelanggan memberikan kesempatan yang luas
kepada para pelanggannya untuk menyampaikan saran dan keluhan. Ide-
ide cemerlang bagi perusahaan dan memungkinkannya untuk bereaksi
secara tanggap dan cepat untuk mengatasi masalah yang timbul.
2. Ghost shopping
Salah satu cara untuk memperoleh gambaran mengenai kepuasan
pelanggan adalah dengan mempekerjakan beberapa orang yang berperan
sebagai pembeli potensial, kemudian melaporkan temuannya mengenai
kekuatan dan kelemahan produk perusahaan dan pesaing berdasarkan
pengalaman mereka dalam pembelian produk tersebut.
3. Lost customer analysis
Perusahaan menghubungi para pelanggan yang telah berhenti membeli
atau telah pindah pemasok agar dapat memahami mengapa hal itu terjadi.
4. Survei kepuasan pelanggan
“Pada umumnya penelitian mengenai kepuasan pelanggan dilakukan
dengan penelitian survey, baik melalui pos, telepon, maupun wawancara
langsung”, McNeal dan Lamb (dalam Tjiptono, 2001:105). Melalui survei,
perusahaan akan memperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung
dari pelanggan dan juga memberi tanda positif bahwa perusahaan menaruh
perhatian terhadap para pelanggannya.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 21/51
21
Kepuasan pelanggan memiliki hubungan yang erat dengan loyalitas
pelanggan. Jika kepuasan pelanggan tinggi, maka loyalitas pelanggan juga tinggi.
Dan jika kepuasan pelanggan rendah, maka loyalitas pelanggan juga rendah.
Tabel 2.2
Keterkaitan antara Kepuasan Pelanggan dan Loyalitas Pelanggan
TINGKAT KEPUASAN
PELANGGAN
TINGKAT LOYALITAS
Sangat puas 95%
Puas 65%
Netral 15%Tidak Puas 2%
Sangat Tidak Puas 0%Sumber : Hill et.all (dalam Tjiptono,2007) Service, Quality, dan Satisfaction
2.3.3. Strategi Kepuasan Pelanggan
Berdasarkan momen proses pelayanan, strategi kepuasan pelanggan dapat
dikelompokkan menjadi tiga kategori (Tjiptono, 2008:199) : strategi pra
pembelian, strategi saat pembelian dan pasca pembelian, serta strategi
berkesinambungan.
Tabel 2.3
Strategi Kepuasan Pelanggan
Momen Proses Layanan
Pra-Pembelian Saat dan
Pascapembelian
Berkesinambungan
a. Strategi manajemen
ekspektasi pelanggan
a. After marketing a. Relationship marketing
dan management
b. Strategi retensi
pelanggan
b. Superior customer
services
c.Strategi penanganan
komplain secara efektif
c. Technology infusion
strategy
d. Strategi pemulihan
layanan
Sumber : Tjiptono (2008:199)
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 22/51
22
1. Strategi pra-pembelian
Salah satu kunci utama memuaskan pelanggan adalah kemampuan memahami
dan mengelola ekspektasi pelanggan. Ekspektasi pelanggan dibentuk dan
didasarkan pada sejumlah faktor, seperti pengalaman berbelanja dimasa lalu,
opini teman dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para
pesaingnya (Kotler, et al dalam Tjiptono, 2008 :199). Faktor-faktor ini
berpotensi menyebabkan ekspektasi seorang pelanggan menjadi kompleks dan
sulit dipenuhi.
2. Strategi saat dan pasca pembelian
Tipe ini terdiri atas empat strategi yang saling berkaitan erat, yaitu after
marketing, strategi retensi pelanggan, strategi penanganan komplain secara
efektif, dan strategi pemulihan layanan.
3. Strategi Retensi Pelanggan
Retensi pelanggan bisa dipandang sebagai bayangan cermin dari defeksi
pelanggan dimana tingkat retensi yang tinggi berdampak sama dengan tingkat
retensi yang rendah
2.4. Pengertian Customer Loyalty
Ada beberapa pendekatan yang digunakan untuk mendefenisikan
Customer loyalty. Defenisi customer loyalty menurut Oliver (dalam Situmorang,
2009:131) customer loyalty is a deeply held commitment rebuy or repatronize a
preferred product or service consistently in the future, despite situasional
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 23/51
23
influences and marketing effortd having the potential to cause switching
behaviour . Sedangkan menurut Griffin (dalam Situmorang, 2009:131), customer
loyalty is defined as non random purchase expressed over time by some decision
making unit. Dari defenisi diatas terlihat bahwa loyalitas lebih ditujukan pada
suatu perilaku yang ditunjukkan dengan pembelian rutin, didasarkan pada unit
pengambilan keputusan.
Jadi, loyalitas bukan tentang persentase dari pelanggan yang sebelumnya
membeli, tetapi tentang pembelian ulang. Loyalitas adalah tentang persentase dari
orang yang pernah membeli dalam kerangka waktu tertentu dan melakukan
pembelian ulang sejak pembeliannya yang pertama.
2.4.1. Golongan Loyalitas Pelanggan
Menurut Kotler (dalam Situmorang 2009:132), loyalitas pelanggan
berdasarkan pola pembeliannya dapat dibagi menjadi empat golongan:
A. Golongan Fanatik
Adalah pelanggan yang selalu membeli satu merek sepanjang waktu,
sehingga pola membelinya adalah X, X, X, X, yaitu setia pada merek X tanpa
syarat.
B. Golongan Agak Setia
Adalah pelanggan yang setia pada dua atau tiga merek. Dimana kesetiaan
yang terpecah antara dua pola (X dan Y) dapat dituliskan dengan pola
membeli X, X, Y, Y, X, Y.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 24/51
24
C. Golongan berpindah kesetiaan
Adalah golongan pelanggan yang bergeser dari satu merek ke merek lain,
maka bila pelanggan pada awalnya setia pada merek X, tetapi kemudian pada
saat berikutnya berpindah ke merek Y. Pola membelinya dapat dituliskan X,
X, X, Y, Y.
D. Golongan selalu berpindah-pindah
Adalah kelompok pelanggan yang sama sekali tidak setia pada merek apapun,
maka pola membelinya dapat dituliskan X, Y, Z, S, Z.
Secara umum, ada tiga jenis kelakuan pelanggan yang mendasar, yaitu
emotive, inertial, dan deliberative. Pelanggan emotive biasanya dapat dikatakan
fanatik terhadap suatu produk tertentu. Misalnya penggemar coca-cola, walaupun
ada produk lain yang serupa tetapi mereka tetap memilih coca-cola.
Pelanggan inertial biasanya dapat berpindah ke produk lain karena ada
faktor-faktor tertentu yang mempengaruhi misalnya kenaikan harga, pelayanan
yang kurang baik atau perubahan gaya hidup. Contohnya produk utilities dan
asuransi jiwa. Sedangkan untuk jenis pelanggan deliberators, mereka sering
melakukan evaluasi ulang terhadap produk yang dibeli berdasarkan faktor harga
produk atau kemudahan untuk melakukan transaksi dengan perusahaan yang
bersangkutan. Mereka mengutamakan kenyamanan dan kualitas produk, misalnya
pelanggan lebih suka belanja di toko grosir terdekat yang lengkap dengan toko
roti. Atau toko grosir yang lebih jauh tetapi dengan harga yang lebih murah. Pada
intinya, pelanggan akan selalu mengevaluasi keputusan mereka dengan
mempertimbangkan faktor-faktor tertentu.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 25/51
25
Griffin (2003:11) mengemukakan keuntungan-keuntungan yang dapat
diperoleh perusahaan apabila memiliki pelanggan yang loyal, antara lain :
1. Mengurangi biaya pemasaran (karena biaya untuk menarik pelanggan baru
lebih mahal)
2. Mengurangi biaya transaksi (seperti biaya negosiasi kontrak, pemrosesan
pesanan, dll).
3. Mengurangi biaya turn over pelanggan (karena penggantian pelanggan
yang lebih sedikit)
4. Meningkatkan penjualan silang yang akan memperbesar pangsa pasar
perusahaan
5. Word of Mouth yang lebih positif dengan asumsi bahwa pelanggan yang
loyal juga berarti mereka yang merasa puas
6. Mengurangi biaya kegagalan (seperti biaya penggantian, dll)
Imbalan dari loyalitas bersifat jangka panjang dan kumulatif. Semakin lama
loyalitas seorang pelanggan, semakin besar laba yang dapat diperoleh perusahaan
dari satu pelanggan ini. Griffin (2003:13) mengatakan ada lima alasan untuk
menjadikan pelanggan pertama kali sebagai pembeli seumur hidup :
1. Penjualan naik karena pelanggan membeli lebih banyak
2. Perusahaan memperkuat posisinya dipasar bila para pelanggan membeli dari
perusahaan tersebut dan bukan dari pesaing
3. Biaya pemasaran menurun karena perusahaan tidak perlu mengeluarkan uang
untuk memikat pelanggan berulang, karena perusahaan telah memilikinya
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 26/51
26
4. Perusahaan lebih terlindungi dari persaingan harga karena pelanggan yang
loyal kecil kemungkinan untuk terpikat pada diskon
5. Pelanggan yang puas cenderung mencoba lini produk perusahaan yang lain,
dengan demikian membantu perusahaan mendapatkan pangsa pelanggan yang
lebih besar.
Griffin (2003:5) mengatakan bahwa ada dua kondisi penting yang
berhubungan dengan loyalitas, antara lain retensi pelanggan (customer retention)
dan total pangsa pelanggan (total share of customer ). Retensi pelanggan
menjelaskan lamanya hubungan dengan pelanggan. Tingkat retensi pelanggan
adalah persentase pelanggan yang telah memenuhi sejumlah pembelian ulang
selama periode waktu yang terbatas. Pangsa pelanggan suatu perusahaan
menunjukkan persentase dari anggaran pelanggan yang dibelanjakan ke
perusahaan tersebut. Misalnya suatu perusahaan menangkap 100 persen, atau total
pangsa pelanggan bila pelanggan itu menghabiskan seluruh anggaran bagi produk
atau jasa yang ditawarkan perusahaan tersebut untuk membeli ke perusahaan
tersebut. Bilamana pesaing menangkap persentase tertentu dari anggaran
pelanggan, maka perusahaan telah kehilangan bagian, atau pangsa, pelanggan
sebesar yang berhasil ditangkap oleh pesaing.
2.4.2. Loyalitas dan Siklus Pembelian
Setiap kali pelanggan membeli, ia bergerak melalui siklus pembelian.
Menurut Kotler (2005:224), ada lima langkah dalam siklus pembelian. Pembeli
pertama akan bergerak melalui lima langkah seperti pada Gambar 2.4.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 27/51
27
Sumber: Philip Kotler, 2005:224
Gambar 2.4
Tahap-tahap dalam Proses Keputusan membeli
model ini menekankan bahwa proses pembelian bermula jauh sebelum pembelian
sesungguhnya dan berakibat jauh setelah pembelian. Hal ini mendorong pemasar
untuk lebih memusatkan perhatian pada keseluruhan pembelian, bukan hanya
mencurahkan perhatiannya pada keputusan pembelian.
1. Pengenalan masalah, pembeli merasakan adanya masalah atau
kebutuhan. Pembeli merasakan suatu perbedaan antara keadaan yang
aktual dan keadaan yang diinginkan.
2. Pencarian informasi, seorang konsumen yang terdorong kebutuhannya
mungkin atau mungkin juga mencari informasi lebih lanjut jika dorongan
konsumen kuat dan objek pemuas kebutuhan yang telah ditentukan berada
didekatnya, sangatlah mungkin konsumen akan selalu membelinya. Jika
tidak, maka keinginan akan menjadi ingatan belaka, dimana konsumen
mungkin akan sangat aktif melakukan pencarian lebih lanjut.
3. Evaluasi alternatif, yaitu bagaimana konsumen memproses informasi
untuk sampai pada pilihan merek. Informasi sampai pada pilihan merek.
Konsep evaluasi tersebut digambarkan sebagai berikut: diasumsikan
bahwa setiap konsumen berupaya memenuhi kebutuhan konsumen yang
PengenalanKebutuhan
PencarianInformasi
EvaluasiAlternatif
KeputusanMembeli
Perilaku PascaPembelian
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 28/51
28
mungkin berbeda dalam memberikan bobot manfaat pada tiap atribut atau
pada tiap ciri (mutu, gambar, kemudahan, menggunakan harga, dll)
konsumen mungkin mengembangkan kepercayaan merek mengenai
dimana tiap merek itu berada pada tiap ciri. Konsumen dianggap
mempunyai fungsi utilitas untuk tiap ciri, yang menggambarkan
bagaimana konsumen mengharapkan kepuasan produk bervariasi
menuntut tingkat alternatif konsumen pada sikap (pertimbangan
preferensi).
4. Keputusan pembelian, tahap penilaian keputusan menyebabkan
konsumen membentuk pilihan mereka di antara merek yang terhubung
dalam perangkat pilihan.
5. Perilaku pasca pembelian, setelah membelisuatu produk, konsumen akan
mengalami beberapa tingkat kepuasan atau ketidakpuasan, konsumen akan
melakukan tindakan membeli produk, yang akan menarik bagi pemasar.
2.4.3. Keterikatan Sebagai Prasyarat Bagi Loyalitas
Ada dua faktor penting dalam mengembangkan loyalitas, yaitu keterikatan
(attaschment) yang tinggi terhadap produk atau jasa tertentu dibanding terhadap
produk atau jasa pesaing potensial, dan pembelian yang berulang.
Keterikatan yang dirasakan pelanggan terhadap produk atau jasa dibentuk
oleh dua dimensi : tingkat preferensi (seberapa besar keyakinan pelanggan
terhadap produk atau jasa tertentu) dan tingkat diferensiasi produk yang
dipersepsikan (seberapa signifikan pelanggan produk atau jasa tertentu dari
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 29/51
29
alternatif-alternatif lain). Bila kedua faktor ini diklasifikasi silang, maka akan
muncul empat kemungkinan keterikatan seperti yang ditunjukkan pada Tabel 2.5
Tabel 2.5.
Empat Keterikatan Relatif
Diferensiasi Produk
Preferensi
pembeli
Sumber : Griffin (2003:21)
Keterikatan akan menjadi paling tinggi bila pelanggan mempunyai
preferensi yang kuat akan produk atau jasa tertentu dan dapat secara jelas
membedakannya dari produk-produk pesaing.
Sikap yang lemah terhadap produk atau jasa suatu perusahaan tetapi
menganggap bahwa produk perusahaan itu berbeda dengan tawaran pesaing
diterjemahkan ke keterikatan yang tinggi dan selanjutnya dapat berkontribusi pada
loyalitas.
Sebaliknya, jika preferensi yang kuat digabung dengan sedikit diferensiasi
yang dipersepsikan maka akan menyebabkan loyalitas pada multiproduk. Dan jika
preferensi yang positif tetapi lemah serta terkait dengan ketiadaan diferensiasi
yang dipersepsikan menyebabkan keterikatan yang paling rendah, dengan
pembelian berulang yang lebih jarang dan berbeda-beda dari satu kesempatan ke
kesempatan berikutnya.
Tidak Ya
Kuat Keterikatan rendah Keterikatan tinggi
Lemah Keterikatan rendah Keterikatan tinggi
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 30/51
30
2.4.4. Jenis Loyalitas
Griffin (2002:22) membagi loyalitas atas empat bagian yang berbeda dengan
keterikatan yang rendah dan tinggi yang diklasifikasi silang dengan pola
pembelian ulang yang rendah dan tinggi juga seperti dalam Tabel 2.2.
Tabel 2.6.
Empat Jenis Loyalitas
Pembelian BerulangKeterikatan
Relatif
Sumber : Griffin (2003:22)
1. Tanpa loyalitas
Untuk berbagai alasan, beberapa pelanggan tidak mengembangkan
loyalitas terhadap produk atau jasa tertentu. Secara umum perusahaan
harus menghindari membidik para pembeli jenis ini karena mereka tidak
akan pernah menjadi pelanggan yang loyal. Mereka hanya berkontribusi
sedikit pada kekuatan keuangan perusahaan. Tantangannya adalah
menghindari membidik sebanyak mungkin orang-orang seperti ini dan
lebih memilih pelanggan yang loyalitasnya dapat dikembangkan.
2. Loyalitas yang lemah
Keterikatan yang rendah digabung dengan pembelian berulang yang tinggi
menghasilkan loyalitas yang lemah. Pelanggan ini membeli karena
kebiasaan. Ini adalah jenis pembelian “karena kami selalu
menggunakannya” atau “karena sudah terbiasa”. Dengan kata lain faktor
Tinggi Rendah
Tinggi Loyalitas Premium Loyalitas Tersembunyi
Rendah Loyalitas yang Lemah Tanpa Loyalitas
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 31/51
31
non sikap dan faktor situasi merupakan alasan utama membeli. Pembeli ini
merasakan tingkat kepuasan tertentu dengan perusahaan, atau minimal
tiada ketidakpuasan yang nyata. Memungkinkan bagi perusahaan untuk
mengubah loyalitas lemah kedalam bentuk loyalitas yang lebih tinggi
dengan secara aktif mendekati pelanggan dan meningkatkan diferensiasi
positif di benak pelanggan mengenai produk atau jasa yang ditawarkan
dibanding dengan produk lain. Loyalitas jenis ini paling umum terjadi
pada produk yang sering dibeli.
3. Loyalitas tersembunyi
Tingkat preferensi yang relatif tinggi digabung dengan tingkat pembelian
berulang yang rendah menunjukkan loyalitas tersembunyi. Bila pelanggan
memiliki loyalitas yang tersembunyi, pengaruh situasi dan bukan pengaruh
sikap yang menentukan pembelian berulang.
4. Loyalitas premium
Loyalitas premium, jenis loyalitas yang paling dapat ditingkatkan, terjadi
bila ada keterikatan yang tinggi dan tingkat pembelian berulang yang juga
tinggi. Ini merupakan jenis loyalitas yang paling disukai untuk semua
pelanggan di setiap perusahaan. Pada tingkat preferensi paling tinggi
tersebut, orang bangga karena menemukan dan menggunakan produk
tertentu dan senang membagi pengetahuan mereka dengan rekan dan
keluarga.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 32/51
32
2.4.5. Tingkat Loyalitas Pelanggan
Untuk menjadi pelanggan yang loyal, seorang pelanggan harus melalui
beberapa tahapan. Griffin (2002:35) menyatakan bahwa tahap-tahap tersebut
adalah :
1. Suspect
Meliputi semua orang yang mungkin membeli produk atau jasa perusahaan.
Kita menyebutnya sebagai suspect karena yakin bahwa mereka akan membeli
tapi belum tahu apapun mengenai perusahaan dan barang/jasa yang
ditawarkan.
2. Prospect
Merupakan orang yang membutuhkan produk atau jasa perusahaan dan
memiliki kemampuan membeli. Meskipun prospect belum melakukan
pembelian, mereka telah mengetahui keberadaan perusahaan dan barang/jasa
yang ditawarkan, karena seseorang telah merekomendasikan barang/jasa
tersebut kepadanya.
3. Disqualified Prospects
Yaitu prospects yang telah mengetahui keberadaan barang atau jasa tertentu.
Tetapi tidak mempunyai kebutuhan akan barang/jasa tersebut, atau tidak
mempunyai kemampuan untuk membeli barang/jasa tersebut.
4. First Time Customers
Yaitu pelanggan yang membeli untuk pertama kalinya. Mereka masih
menjadi pelanggan yang baru dari barang/jasa pesaing.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 33/51
33
5. Repeat Customers
Yaitu pelanggan yang telah melakukan pembelian suatu produk sebanyak dua
kali atau lebih. Mereka adalah yang melakukan pembelian atas produk yang
sama sebanyak dua kali, atau membeli dua macam produk yang berbeda
dalam dua kesempatan yang berbeda pula.
6. Client
Client membeli semua barang atau jasa yang ditawarkan yang mereka
butuhkan, serta melakukan pembelian secara teratur. Hubungan dengan jenis
pelanggan ini sudah kuat dan berlangsung lama, yang membuat mereka tidak
terpengaruh oleh tarikan persaingan produk lain.
7. Advocates
Advocates membeli seluruh barang/jasa yang ditawarkan yang ia butuhkan,
serta melakukan pembelian secara teratur. Mereka juga mendorong orang lain
agar membeli barang/jasa tersebut. Dia membicarakan barang/jasa dan
membawa pelanggan untuk perusahaan tersebut.
2.5. Penelitian Terdahulu
Penulis melihat penelitian terdahulu dari penelitian yang dilakukan oleh
Prabowo (2010) yang berjudul “Pengaruh kualitas pelayanan, citra perusahaan,
kepercayaan dan kepuasan nasabah terhadap loyalitas nasabah (studi kasus pada
nasabah Bank BRI cabang Sragen)”. Dari hasil penelitian dapat disimpulkan
bahwa variabel kualitas layanan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap citra
perusahaan, kepuasan nasabah, kepercayaan, dan loyalitas nasabah. Variabel citra
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 34/51
34
perusahaan, kepuasan dan kepercayaan sebagai variabel yang memeditasi kualitas
pelayanan terhadap loyalitas nasabah pada Bank BRI cabang Sragen. Peneliti
lainnya bernama Nursyahfitri Lubis (2009) dengan judul skripsi “Pengaruh tarif
Rp.0,5 perdetik kartu simPATI PeDe terhadap loyalitas pelanggan PT.Telkomsel
Medan. Dari hasil penelitiannya dapat disimpulkan bahwa variabel harga, biaya,
kualitas dan layanan berpengaruh positif dan signifikan terhadap loyalitas
pelanggan dalam penggunaan tarif per detik kartu simPATI PeDe dengan nilai f
hitung 10.892 < f tabel 2.53. Hal ini menunjukkan bahwa loyalitas pelanggan
dalam penggunaan kartu simPATI PeDe dipengaruhi oleh variabel harga, biaya,
kualitas dan layanan. Disamping itu juga variabel layanan berpengaruh signifikan
terhadap loyalitas pelanggan dalam penggunaan tarif perdetik kartu simPATI
PeDe dengan nilai t hitung 5.303 > t tabel 1.669. Variabel yang paling dominan
mempengaruhi loyalitas pelanggan dalam penggunaan tarif perdetik kartu
simPATI PeDe adalah variabel layanan.
2.6. Kerangka Konseptual
Pemasaran yang dilakukan oleh suatu lembaga bisnis memiliki peran
penting dalam menunjang keberhasilan pencapaian tujuan sesuai dengan
perencanaan yang telah ditetapkan. Hal ini sesuai dengan pernyataan Kotler
(2001:55) “bahwa konsep pemasaran merupakan kunci untuk mencapai tujuan
organisasi, terdiri dari penentuan kebutuhan dan keinginan pasar sasaran dan
pemenuhan kepuasan pelanggan yang diinginkan secara lebih efektif dan lebih
efisien”.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 35/51
35
Menjaga loyalitas pelanggan adalah salah satu tindakan yang harus
dilakukan oleh perusahaan. Loyalitas pelanggan bukan tentang persentase dari
pelanggan yang sebelumnya membeli pada perusahaan, tetapi tentang pembelian
ulang. Loyalitas adalah tentang persentase dari orang yang pernah membeli dalam
kerangka waktu tertentu dan melakukan pembelian ulang sejak pembelian pertama
(Situmorang, 2009:132). Loyalitas dalam penelitian ini dapat dijelaskan dengan
tiga variabel bebas, yaitu service quality, trust, dan customer satisfaction.
Karakteristik yang paling penting dalam membangun suatu hubungan yang
baik dengan pelanggan adalah dengan pemberian kualitas layanan (service
quality) yang baik. Lewis dan Booms (dalam Situmorang, 2009:121) merupakan
pakar yang pertama kali mendefenisikan kualitas jasa sebagai ukuran seberapa
bagus tingkat layanan yang diberikan mampu sesuai dengan ekspektasi pelanggan.
Oleh karena itu, baik tidaknya kualitas jasa tergantung pada kemampuan penyedia
jasa dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten. Dengan pemberian
kualitas layanan (service quality) yang baik, maka hal ini tentunya akan
menimbulkan kepercayaan (trust ) bagi pihak pelanggan. Pada saat pelanggan
mempercayai pihak lain dalam hubungan interpersonal, pelanggan akan
menggantungkan dirinya pada pihak lain tersebut dan pelanggan akan mempunyai
komitmen dalam hubungan tersebut. Demikian juga halnya jika entitas yang
dipercayai tersebut adalah suatu produk dari sebuah perusahaan, maka pelanggan
memiliki niat untuk mempertahankan hubungannya dengan suatu produk dari
perusahaan tersebut.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 36/51
36
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) memiliki kaitan yang sangat
erat dengan loyalitas pelanggan (customer loyalty). Loyalitas dan kepuasan
memiliki hubungan timbal balik yang saling memperkuat secara positif satu sama
lainnya.
Berdasarkan uraian tersebut, maka dapat digambarkan skema sistematis
kerangka konseptual sebagai berikut :
Sumber : Griffin (2002), Tjiptono dan Chandra (2007), Mowen dan Minor (2002) (diolah oleh
peneliti)
Gambar 2.7
Kerangka Konseptual Penelitian
H3
H5
H4
H2H1
Customer Loyalty (Y)
Customer Satisfaction
Trust
Service Quality
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 37/51
37
2.7. Hipotesis
Berdasarkan perumusan masalah yang dikemukakan diatas, maka peneliti
mengemukakan hipotesis sebagai berikut :
1. Service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
trust.
2. Trust berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel customer
loyalty.
3. Service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
customer satisfaction.
4. Customer satisfaction berpengaruh positif dan signifikan terhadap
variabel customer loyalty.
5. Service quality berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel
customer loyalty.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 38/51
38
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis Penelitian ini adalah penelitian tingkat eksplanasi. Pada tingkat
eksplanasi, penelitian ini termasuk dalam penelitian asosiatif atau korelasional
yaitu penelitian yang bertujuan untuk menentukan apakah terdapat asosiasi antara
dua variabel atau lebih, serta seberapa jauh korelasi yang ada diantara variabel
yang diteliti (Kuncoro Mudrajat, 2009:12). Oleh karena itu penelitian ini akan
menjelaskan pengaruh service qualiy (X1), Trust (X2), Customer satisfaction (
X3) terhadap Customer loyalty (Y) Telkomsel pada konsumen Grapari Telkomsel
Medan Fair.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Peneliti melakukan penelitian di Gerai Halo Plaza Medan Fair Medan.
Penelitian ini dilakukan mulai bulan Desember 2011 sampai dengan Januari 2012.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini:
a. Variabel bebas (independent variable) yaitu faktor-faktor yang
mempengaruhi loyalitas pelanggan Telkomsel, (studi kasus : Pengunjung
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 39/51
39
Gerai Halo Medan Fair) terdiri dari : Service Quality (X1), Trust (X2), dan
Customer Satisfaction (X3).
b. Variabel terikat (dependent variable), yaitu Customer Satisfaction (Y),
(studi kasus : Pengunjung Gerai Halo Medan Fair).
3.4. Defenisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi yang bersifat memberikan arti kepada
suatu variabel dengan menetapkan kegiatan-kegiatan atau tindakan-tindakan yang
perlu untuk mengukur variabel tersebut. Definisi operasional ini akan memberikan
batasan, ciri atau indikator suatu variabel dengan merinci hal-hal yang harus
dikerjakan oleh peneliti untuk mengukur variabel tersebut.
Defenisi variabel yang diteliti adalah sebagai berikut :
1. Variabel bebas (independent variable)
Yaitu variabel yang dapat mempengaruhi perubahan dalam variabel terikat
dan mempunyai hubungan yang positif ataupun yang negatif bagi variabel
terikat nantinya. Dalam penelitian ini, variabel bebasnya adalah service
quality (X1) , trust (X2) , dan customer satisfaction(X3).
a. Service quality
Kualitas Layanan (Service Quality) merupakan atribut produk yang
dipertimbangkan dari segi manfaatnya, tingkat baik buruknya barang dan
jasa (Lewis dan Booms dalam Tjiptono Fandy, 2008:85).
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 40/51
40
b. Trust
Kepercayaan (Trust) merupakan keseluruhan pengetahuan yang dimiliki
oleh pelanggan dan semua kesimpulan yang dibuat pelanggan tentang
objek, atribut, dan manfaatnya (Mowen, 2002:312).
c. Customer satisfaction
Kepuasan pelanggan (customer satisfaction) merupakan tingkat perasaan
seseorang setelah membandingkan kinerja atau hasil yan ia rasakan
dibandingkan dengan harapannya (Kotler, 2000:52)
2. Variabel Terikat (dependent variable)
Yaitu variabel yang nilainya dipengaruhi oleh variabel independen dan
menjadi perhatian utama dalam sebuah pengamatan. Variabel terikat
dalam penelitian ini adalah Customer loyalty. Loyalitas konsumen
(Customer loyalty) merupakan suatu perilaku yang ditunjukkan dengan
pembelian rutin, didasarkan pada unit pengambilan keputusan (Griffin,
dalam Situmorang 2009:131)
Tabel berikut menggambarkan defenisi operasional variabel yang
digunakan dalam penelitian:
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 41/51
41
Tabel 3.1
Operasionalisasi Variabel
Sumber : Griffin (2002), Tjiptono dan Chandra (2007), Mowen dan Minor (2002) (diolah oleh
peneliti)
Variabel Defenisi Operasional Indikator Skala
pengukuran
Service
quality
(X1)
Service quality merupakan
atribut produk yang
dipertimbangkan dari segi
manfaatnya, tingkat baik
buruknya barang dan jasa
1. Reliabilitas
(Reliability)
2. Daya tangkap
(responssiveness)
3. Jaminan
( Assurance)
4. Empati (empathy)
5. Bukti fisik
(tangibles)
Likert
Trust (X2) Trust merupakan keseluruhan
pengetahuan yang dimiliki oleh
pelanggan dan semua
kesimpulan yang dibuat
pelanggan tentang objek,
atribut, dan manfaatnya
1.Kepercayaan
2.Pelayanan
3.Tanggung Jawab
Likert
Customer Satisfaction
(X 3)
Customer satisfactionmerupakan tingkat perasaan
seseorang setelah
membandingkan kinerja atau
hasil yan ia rasakan
dibandingkan dengan
harapannya
1.Kesesuaianharapan
2. Fasilitas yang
disediakan
3. Penilaian
pelanggan
4. Persepsi Kinerja
Likert
Customer
Loyalty (Y)
Customer Loyalty merupakan
suatu perilaku yang
ditunjukkan dengan pembelian
rutin, didasarkan pada unitpengambilan keputusan
1. Merekomendasik
an kepada orang
lain
2. FrekwensiPembelian
3. Komitmen
pelanggan
4. Minat membeli
kembali
Likert
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 42/51
42
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Skala yang digunakan adalah skala Likert yang digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial (Sugiyono,2008:132). Kriteria pengukurannya adalah sebagai
berikut :
Tabel 3.2
Instrument Skala Likert
No Pertanyaan Skor1. Sangat Setuju 5
2. Setuju 4
3. Kurang Setuju 3
4. Tidak Setuju 2
5. Sangat Tidak Setuju 1
Sumber: Sugiyono (2008: 132)
3.6.
Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah sekelompok elemen yang lengkap, yang biasanya berupa
orang, objek atau kejadian dimana kita tertarik untuk mempelajari suatu objek
penelitian (Kuncoro, 2009:118).
Yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah penggunjung Grapari
Telkomsel medan Fair yang tidak diketahui jumlahnya.
b. Sampel
Sampel adalah suatu bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki
oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2008:116).
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 43/51
43
Sampel dalam penelitian ini adalah Pengunjung Gerai Halo Plaza Medan
Fair yang jumlahnya tidak diketahui sehingga untuk menentukan jumlah sampel
digunakan rumus Supramono (2003:62).
n =()()()
Keterangan:
n = Jumlah sampel
(Zα)2 = Nilai standard normal yang besarnya tergantung α,
bila α = 0,05 Z = 1,67
bila α = 0,01 Z = 1,96
p = Estimasi proporsi populasi
q = 1 – p
d = Penyimpangan yang ditolerir
Untuk memperoleh n (jumlah sampel) yang besar dan nilai p belum
diketahui, maka dapat digunakan p = 0,5. Dengan demikian, jumlah sampel yang
mewakili populasi dalam penelitian ini adalah:
n =() ()()
()
n
= 96,04 dibulatkan menjadi 96 orang
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 44/51
44
Teknik pengambilan sampel menggunakan metode purposive sampling.
Menurut Sugiyono (2008:122), purposive sampling adalah teknik penentuan
sampel dengan pertimbangan tertentu. Bahan pertimbangan dalam pemilihan
sampel pada penelitian ini adalah:
1. Responden dalam penelitian ini adalah Pengunjung Gerai Halo Plaza
Medan Fair.
2. Responden dalam penelitian ini adalah pengguna kartu Telkomsel
yang telah menggunakan kartu Telkomsel lebih dari satu tahun.
3.7. Jenis dan Sumber Data
Jenis data yang digunakan penulis untuk menganalisis masalah dan
menguji hipotesis, yaitu:
1. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dari responden yang terpilih pada lokasi
penelitian. Data primer diperoleh dengan wawancara (interview) dan memberikan
daftar pertanyaan (questionnaire).
2. Data sekunder
Data yang diperoleh melalui studi dokumentasi dengan mempelajari berbagai
tulisan melalui buku, jurnal, majalah, dan informasi dari internet untuk
mendukung penelitian ini.
3.8. Metode Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui:
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 45/51
45
a. Daftar Pertanyaan (kuesioner) adalah teknik pengumpulan data dengan
menyebarkan daftar pertanyaan kepada responden yaitu pelanggan Kartu
Telkomsel yang pernah mengunjungi Gerai Halo Plaza Medan Fair
b. Wawancara adalah teknik pengumpulan data dengan mengadakan tanya-
jawab dengan responden yaitu mahasiswa pengguna kartu Telkomsel yang
pernah mengunjungi Gerai Halo Plaza Medan Fair
c. Studi Dokumentasi adalah teknik mengumpulkan data melalui buku,
jurnal, majalah, serta internet yang dapat menjadi referensi pendukung.
3.9. Uji Validitas dan Reliabilitas
Uji validitas dan reliabilitas dilakukan untuk menguji apakah suatu
kuesioner layak digunakan sebagai instrumen penelitian. Validitas menunjukkan
seberapa nyata suatu pengujian mengukur apa yang seharusnya diukur.
Pengukuran dikatakan valid jika mengukur tujuannya dengan nyata atau benar.
Reliabilitas menunjukkan akurasi dan konsistensi dari pengukurannya. Skala
pengukuran dikatakan valid apabila skala tersebut digunakan untuk mengukur apa
yang seharusnya diukur (Situmorang dan Lufti, 2011:76).
3.10. Teknik Analisis Data
1. Analis Deskriptif
Analisis deskriptif (Sugiyono, 2008:206) adalah metode yang
penganalisaannya dilakukan dengan mendeskripsikan atau menggambarkan data
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 46/51
46
yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan
yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
2. Uji asumsi klasik
Sebelum melakukan analisis regresi, agar didapat perkiraan yang tidak
bias dan efisien maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Ada beberapa kriteria
persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi. Persyaratan asumsi klasik yang
harus dipenuhi adalah:
a. Uji Normalitas
Model regresi yang baik adalah distribusi data normal atau mendekati
normal, metode yang digunakan untuk menguji normalitas adalah dengan
menggunakan Kolmogrov Smirnov terhadap nilai standar residual hasil
persamaan regresi. Apabila probabilitas hasil Kolmogrov Smirnov lebih besar dari
0,05 (5%), maka data berdistribusi normal dan sebaliknya. Selain itu deteksi
normalitas dapat dilakukan dengan melihat penyebaran data (titik) pada sumbu
diagonal dari grafik normalitas. Tetapi jika data menyebar di setiap garis diagonal,
maka model regresi memenuhi asumsi normalitas. Namun jika data menyebar
jauh dari data garis diagonal atau titik tidak mengikuti arah garis diagonal, maka
regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
b. Uji heteroskedastisitas
Artinya varians variabel independent adalah konstan (sama) untuk setiap
nilai tertentu variabel independen (homokedastisitas). Model regresi yang baik
adalah tidak terjadi heteroskedastisitas. Heteroskedastisitas diuji dengan
menggunakan uji koefisien Rank Spearman yaitu mengkorelasikan antar absolute
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 47/51
47
residual hasil regresi dengan semua variabel bebas. Apabila probabilitas hasil
korelasi lebih kecil dari 0,05 (5%). Maka persamaan regresi tersebut mengandung
heterokedastisitas dan sebaliknya.
c. Uji multikolinearitas
Artinya, variabel independen yang satu dengan yang lain dalam model regresi
tidak saling berhubungan secara sempurna atau mendekati sempurna. Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinearitas dapat dilihat dari besarnya nilai
tolerance dan VIF (Variance Inflation Factor ) melalui program SPSS 17.00 for
windows . Tolerance mengukur variabilitas variabel yang terpilih yang tidak
dijelaskan oleh variabel independen lainnya. Nilai umum yang biasa dipakai
adalah nilai tolerance >0,1 atau nilai VIF <5, maka tidak terjadi multikolinearitas.
(Situmorang et all 2008:104).
3. Metode Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui hubungan/pengaruh variabel bebas (service quality,
trust, customer satisfaction) dan variabel terikat (customer loyalty) akan
digunakan metode analisis fungsi regresi linier berganda. Kemudian agar hasil
penelitian lebih terarah dan teruji maka digunakan bantuan program SPSS versi
17.00 for windows.
Perhitungan persamaan Regresi Linier Berganda:
Y = a + b1x1 + b2x2 + b3x3 + e
Keterangan:
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 48/51
48
Y = Loyalitas pelanggan
a = Konstanta
31b = koefisien Regresi Linier Berganda
1 x = service quality
2 x = trust
3 x = customer satisfaction
e = kesalahan pengganggu (standard error )
4. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh pelayanan purna jual terhadap loyalitas merek
maka dilakukan pengujian dengan menggunakan:
a. Uji signifikan Parsial (Uji-t)
Uji t dimaksudkan untuk melihat secara parsial apakah ada pengaruh yang
signifikan dari variabel bebas (X) terhadap variabel terikat (Y). Bentuk
pengujiannya yaitu:
H0 : bi = 0 (variabel bebas secara parsial tidak berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat).
Ha : bi ≠ 0 (variabel bebas secara parsial berpengaruh positif dan signifikan
terhadap variabel terikat).
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 49/51
49
Nilai Thitung akan dibandingkan dengan nilai Ttabel. Kriteria pengambilan keputusan
yaitu:
Ho diterima bila Thitung < Ttabel pada α = 5%
Ho ditolak bila Thitung > Ttabel pada α = 5%
b. Uji Signifikan Simultan (Uji-F)
Pengujian ini dilakukan untuk melihat apakah semua variabel bebas yang
dimasukkan dalam model yang mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel terikat.
Kriteria pengujiannya adalah:
H0 : b1,b2 = 0, artinya secara serentak tidak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
H0 : b1,b2 ≠ 0, artinya secara serentak terdapat pengaruh yang positif dan
signifikan dari variabel bebas terhadap variabel terikat.
Kriteria pengambilan keputusannya adalah:
H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5%
H0 ditolak jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%
5. Pengujian Koefisien Determinan (R2)
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 50/51
50
Determinan digunakan untuk melihat seberapa besar pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat. Koefisien determinan (R2) berkisar antara 0 (nol)
sampai dengan 1 (satu), (0 ≤ R 2≤1). Hal ini berarti bila R 2= 0, menunjukkan tidak
adanya pengaruh variabel bebas terhadap variabel terikat, dan bila R2
mendekati
1, menunjukkan semakin kuatnya pengaruh variabel bebas terhadap variabel
terikat.
5/12/2018 Anmul Final - slidepdf.com
http://slidepdf.com/reader/full/anmul-final 51/51
51