anmal sae 23 d
DESCRIPTION
dTRANSCRIPT
1. Sae2. Dico3. Rima4. Mamet5. Tepe6. Dwi7. Raissa8. Opik9. Vivi10. Wira11. Leni12. Disti
Jawaban dikirim ke [email protected], selasa 10 februari 2015 mulai dari pukul 17.00 WIB – 19.00 WIB
Font times new roman, size 12, spacing 1,5, justify
Ngirim harus lengkap, gaboleh ada kosong, kalo ada yang kosong ngeprint LI dan laporan
Yang telat atau ngirim terakhir ngeprint laporan dan LI
Harus dalam bentuk WORD!! Aku dak galak pdf, kecuali Cuma lampiran, mokase
Cantumin sumber
SKENARIO
A female newborn was referred to Moh. Husein Hospita by a midwife – who helped his mother, Mrs. Indah’s delivery – with chief complains of difficult breathing. Mother’s history was taken from the midwife that her pregnancy was full term. The baby was born yesterday with APGAR score 5 for 1 st
minute dan 8 for 5th minutes and birth weight 3 kg. the mother had premature ruptured of membrane 2 days ago and had bad smell liquor. From the physical examination the baby was grunting, hypoactive, and tachypnoe, no sucking reflex, end there was chest indrawin
KLARIFIKASI ISTILAH
1. Difficult breathingKesulitan bernafas
2. Full termPeriode gestasi cukup bulan (37-42 minggu)
3. Apgar scoreMetode penilaian yang digunakan untuk mengkaji kesehatan neonatus dalam menit pertama setelah lahir sampai 5 menit setelah lahir, serta dapat diulang dalam menit ke 10- 15
4. Premature rupture membrane
Pecahnya membrane korioamniotik sebelum onset persalinan yang disebut ketuban pecah premature (lebih dari 1 jam sebelum awal persalinan)
5. Bad smell liquorCairan ketuban yang berbau tidak enak
6. GruntingSuara abnormal, pendek, dalam dan serak pada ekshalasi yang sering menyertai nyeri dada berat
7. TachypneaPernafasan yang cepat
8. sucking reflexreflex menghisap pada bayi ketika bibirnya disentuh dengn ujung jari atau putting susu ibu
9. chest indrawingpenarikan dinding dada sebelah bawah bagian dalam saat bernafas
10. hypoactivepenurunan abnormal aktivitas motoric dan kognitif, ditandai dengan lambatnya pemikiran, pembicaraan, dan pergerakan
IDENTIFIKASI MASALAH
1. kalimat 12. kalimat 3,43. kalimat 5
ANALISIS MASALAH
Kalimat 1
1. etiologi susah bernafas pada kasus 1,2,3
etiologi susah nafas pada kasus ini adalah karena bayi ini mengalami respiratory distress yang kemungkinan besar diakibatkan oleh bronkopneumonia akibat sepsis neonatorum yg dialami oleh bayi ini sebelum lahir. Organisme penyebab sama dengan yang menyebabkan penyakit pneumonia secara umum :1) Staphylococci ;
2) Streptococci ;
3) Pneumococci ;
4) Haemophilus influenzaea ;
5) Pseudomonas aeruginosa ;
6) Coliform bacteria .
2. patofisiologi susah bernafas pada kasus 4,5,6
3. hubungan jenis kelamin bayi dengan keluhan pada kasus 7,8,94. komplikasi yang kemungkinan akan terjadi apabila susah bernafas tidak ditangani 10,11,12
kalimat 2,3,4
1. berdasarkan berat badan dan usia gestasi, tergolong dalam kelas mana? Jelaskan 1,2,3Rata-rata berat bayi normal (gestasi 37-41 minggu) adalah 3000-3600 gram.Bayi ini cukup umur (full term) atau Sesuai Masa Kehamilan (SMK) dan beratnya 3000 gram artinya tergolong Bayi Berat Lahir Normal.
2. kriteria penilaian APGAR score 4,5,63. interpretasi APGAR score pada kasus ini 7,8,94. etiologi KPSW 10,11,12
5. mekanisme KPSW 1,2,3
Ketuban pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi perubahan
biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan karena seluruh selaput
ketuban rapuh.Terdapat keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraselular matriks.
Perubahan struktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan aktivitas kolagen
berubah dan menyebabkan selaput ketuban pecah. Faktor resiko untuk terjadinya ketuban
pecah dini:
- Berkurangnya asam askorbik sebagai komponen kolagen
- Kekurangan tembaga dan asam askorbik yang berakibat pertumbuhan struktur abnormal
karena antara lain merokok.
Degradasi kolagen dimediasi oleh matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh
inhibitor jaringan spesifik dan inhibitor protease. Mendekati waktu persalinan, keseimbangan
antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi proteolitik ini meningkat menjelang
persalinan. Selaput ketuban sangat kuat pada kehamilan muda. Pada trimester ketiga selaput
ketuban mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban ada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir terjadi
perubahan biokimia pada selaput ketuban.
6. komplikasi KPSW pada ibu dan bayi 4,5,67. makna klinis dari cairan ketuban berbau busuk pada kasus 7,8,9
kalimat 5
1. interpretasi dan mekanisme abnormala. grunting10,11,12b. hypo active 1,2,3
Etiologi hipoaktif / bayi diam saja :
- Depresi SSP
- Suplai oksigen yang berkurang
- Infeksi hipermetabolisme
Bila diam saja pikirkan depresi sumsum tulang belakang atau akibat obat atau
bayi tidur nyenyak Infeksi pada parenkim paru → gangguan pernafasan
(membutuhkan energy untuk upaya bernafas) dan hipermetabolisme untuk
melawan infeksi → suplai O2 kejaringan otot menurun → bayi tampak hipoaktif.
Pada kasus, karena kurangnya suplai O2 ke jaringan otot karena adanya
obstruksi jalan nafas yang disebabkan oleh pneumonia dan karena adanya
sepsis sehingga metabolisme tubuh meningkat, cadangan energi terpakai terus,
kedua hal tersebutlah yang menyebabkan bayi Ny.Darmi menjadi hipoaktif
c. tachypnea 4,5,6d. no sucking reflex 7,8,9e. chest indrawing 10,11,12
2. pemeriksaan penunjang yang dibutuhkan 1,2,3
Pemeriksaan Penunjang
1. Chest x-ray dilakukan untuk memastikan diagnosis bronkopneumonia pada bayi
sekaligus mengetahui derajat keparahan penyakit tersebut sehingga dapat membantu
dalam penilaian prognosis.
a. Gambaran radiologi khas pada bronkopneumonia adalah honey comb appearance.
2. Kultur darah dilakukan untuk memastikan jenis agen penginfeksi penyebab
korioamnionitis, bronkopneumonia, dan sepsis. Spesimen diambil dari darah bayi
dan darah ibu. Setelah memastikan jenis agen penginfeksi, dokter dapat
memberikan antibiotik yang sesuai dalam menatalaksana pasien ini.
3. Pungsi lumbal dilakukan untuk mengetahui luasnya penyebaran infeksi di
tubuh bayi. Dengan melakukan pungsi lumbal, dapat diketahui apakah infeksi
telah menyebar hingga ke otak. Tes ini juga dapat membantu dalam membuat
prognosis.
4. Complete Blood Count dilakukan untuk memastikan tanda-tanda infeksi.
Beberapa komponen darah yang perlu diperhatikan adalah Hb, WBC, hitung jenis.
5. CRP digunakan untuk menilai perkembangan infeksi dan fungsi hati.
Pemeriksaan dapat dilakukan dengan ELISA (Enzyme-linked immunosorbent
assay). CRP (C-Reactive Protein/ protein fase akut) merupakan protein yang
disintesis di hati yang berperan dalam keadaan inflamasi. Pada dasarnya, CRP
akan berikatan dengan phosphocholine yang merupakan produk bakteri maupun
sel-sel yang telah rusak. CRP akan mengikat sel yang mengekspresikan
phosphocholine (opsonin) untuk kemudian menarik (chemotacting factor) sel-sel
radang lainnya ke tempat terjadinya inflamasi.
a. Konsentrasi normal dalam serum manusia normal adalah kurang dari 10 mg/L
dengan sedikit peningkatan pada proses penuaan. Kadar yang lebih tinggi dapat
ditemukan pada keadaan hamil, inflamasi ringan, infeksi virus (10–40 mg/L),
infeksi bakteri (40–200 mg/L), infeksi bakteri parah dan luka bakar (>200 mg/L).
6. Gula darah dilakukan untuk memastikan bahwa lemahnya bayi dalam kasus ini
tidak disebabkan oleh hipoglikemia. Selain itu, pemeriksaan gula darah juga dapat
membantu penatalaksanaan agar memberikan infus yang tepat untuk bayi.
HIPOTESIS
Seorang bayi, lahir spontan, sesuai dengan umur kahamilan, dari Ny. Indah mengalami kesulitan bernapas diduga akibat KPSW yang menyebabkan sepsis neonatorum dan bronkopneumoni
TEMPLATE (KPSW dan sepsis neonatorum)
1. how to diagnose 4,5,62. DD 7,8,93. WD 10,11,124. Etiologi 1,2,3
Etiologi PROM :
Infeksi Infeksi yang terjadi secara langsung pada selaput ketuban maupunasenderen dari vagina
atau infeksi pada cairan ketuban bisa menyebabkan terjadinya KPD. Servik yang inkompetensia, kanalis sevikalis yang selaluterbuka oleh karena kelainan
pada servik uteri (akibat persalinan,curetage). Tekanan intra uterin yang meninggi atau meningkat secara berlebihan (overdistensi
uterus) misalnya trauma, hidramnion,gemelli. Trauma oleh beberapa ahli disepakati sebagai faktor predisisi atau penyebab terjadinya KPD. Trauma yang didapatmisalnya hubungan seksual, pemeriksaan dalam, maupunamnosintesis menyebabakan terjadinya KPD karena biasanyadisertai infeksi.
Kelainan letak, misalnya sungsang, sehingga tidak adabagian terendah yang menutupi pintu atas panggul (PAP) yangdapat menghalangi tekanan terhadap membran bagian bawah.
Keadaan sosial ekonomi Faktor lain
a. Faktor golonngan darahb. Akibat golongan darah ibu dan anak yang tidak sesuaidapat menimbulkan kelemahan bawaan termasuk kelemahanjarinngan kulit ketuban.c. Faktor disproporsi antar kepala janin dan panggul ibu.d. Faktor multi graviditas, merokok dan perdarahanantepartum.e. Defisiesnsi gizi dari tembaga atau asam askorbat
Etiologi BRONKOPNEUMONIA
a. Bakteri yang potensial pathogen diantaranya:
Streptococcus B
E.Colli
Streptococcus anaerob
Spesies bakteroides
b. Virus : Respiratory syntical virus, virus influenza, virus sitomegalik.
c. Jamur : Citoplasma Capsulatum, Criptococcus Nepromas, Blastomices Dermatides,
Cocedirides Immitis, Aspergillus Sp, Candinda Albicans, Mycoplasma Pneumonia.
d. Aspirasi benda asing.
e. Faktor lain yang mempengaruhi timbulnya Bronchopnemonia adalah daya tahan tubuh yang
menurun misalnya akibat malnutrisi energi protein (MEP), penyakit menahun, pengobatan
antibiotik yang tidak sempurna.
Etiologi SEPSIS NEONATORUM
Penyebabnya biasanya adalah infeksi bakteri. Resiko terjadinya sepsis meningkat pada:
Ketuban pecah sebelum waktunya
Perdarahan atau infeksi pada ibu.
5. Faktor resiko 4,5,66. Epidemiologi 7,8,97. Patofisiologi 10,11,128. Tatalaksana 1,2,3
Penatalaksanaan
Pertahankan suhu tubuh normal bayi (rawat dalam inkubator)
Pemberian antibiotik (kombinasi ampisilin 100mg/kgBB/hari IV dikombinasikan dengan
gentamisin 3-5 mg/kgBB/hari. Bila tidak ada dapat diberikan penisilin 50.000
U/kgBB/hari dikombinasikan dengan kloramfenikol dengan dosis tidak melebihi
50mg/kgBB/hari)
Injeksi vit K1 1mg intramuskular dosis tunggal
Makanan parenteral
Pemberian cairan
› IVFD dekstrose 7 ½% atau 10% 500cc dalam NaCl 15% 6 cc dengan jumlah
sesuai kebutuhan bayi
› Bila ada tanda dehidrasi à atasi dehidrasi
› Jika ada asidosis à berikan dekstrose dan Bicnat (4:1) sampai secara klinis tidak
ada tanda asidosis
› Bia dapat diperiksa analisa gas darah, asidosis dapat dikoreksi langsung dengan
pemberian Bicnat 4,2% secara perlahan-lahan
› Bila belum bisa makan peroral beri larutan asam amino 2-3g/kgBB/hari
› Bila sudah bisa makan peroral beri ASI atau susu formula
Pengobatan suportif
› Oksigen intranasal (30-40 % dengan kelembaban udara > 75%)1-2 liter/menit bila
sianosis
› Bila ada apnu disertai bradikardi dan sianosis lebih dari 2 episode sehari -> cari
etiologinya yaitu hipoglikemia, hiponatremia dll à dapat dipertimbangkan
pemberian pernafasan mekanik
- Monitoring
- Pengukuran suhu tiap 2 jam
- Monitor cairan, elektrolit, glukosa, dan perdarahan
Rujuk ke rumah sakit yang memiliki fasilitas NICU
Terapi antibiotik pada sepsis neonatal
I. Septicemia or
Pneumonia
Antibiotic
Each dose Frequency Route Duration
<7 days age > 7 days age
Inj Ampicillin or 50 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV,IM 7-10 days
Inj cloxacillin 50 mg/kg/ dose 12 hrly 8 hrly IV 7-10 days
AND
Inj Gentamicin or 2.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days
Inj Amikacin 7.5 mg/kg/dose 12 hrly 8 hrly IV, IM 7-10 days
9. Pencegahan dan edukasi 4,5,610. Komplikasi 7,8,911. Prognosis 10,11,1212. KDU 1,2,3
3B Mampu membuat diagnosis klinik berdasarkan pemeriksaan fisik danpemeriksaan pemeriksaan tambahan yang diminta oleh dokter (misalnya :pemeriksaan laboratorium sederhana atau X-ray). Dokter dapatmemutuskan dan memberi terapi pendahuluan, serta merujuk ke spesialisyang relevan (kasus gawat darurat
LEARNING ISSUE
1. KPSW 1,2,3,42. Sepsis neonatorum 5,6,7,83. Bronkopneumoni 9,10,11,12