oh, toba na sae

6
66 GATRA 6 APRIL 2016 KALDERA TOBA SUMATERA UTARA GEOPARK Penulis : Averos Lubis Fotografer : Drigo L. Tobing Oh, Toba Pusuk Buhit menjadi tengara penting Geopark Kaldera Toba. Bukti kekayaan keanekaragaman geologi dengan budaya yang kental. Sejarah dampak humongous letusan Gunung Api Toba puluhan ribu tahun lalu menjadi modal utama Toba menuju daftar Unesco Geopark Network. Terus berbenah menuju ‘’Monaco of Asia’’ di 2019.

Upload: averos-lubis

Post on 28-Jan-2018

450 views

Category:

Investor Relations


149 download

TRANSCRIPT

66

GATRA 6 APRIL 2016

KALDERA TOBASUMATERA UTARAGEOPARK

Penulis : Averos LubisFotografer : Drigo L. Tobing

Oh, Toba Na SaePusuk Buhit menjadi tengara penting Geopark Kaldera Toba. Bukti

kekayaan keanekaragaman geologi dengan budaya yang kental. Sejarah dampak humongous letusan Gunung Api Toba puluhan ribu tahun lalu

menjadi modal utama Toba menuju daftar Unesco Geopark Network. Terus berbenah menuju ‘’Monaco of Asia’’ di 2019.

toba.indd 66 3/24/16 11:15 PM

67

6 APRIL 2016 GATRA

Oh, Toba Na Sae

toba.indd 67 3/24/16 11:15 PM

68

GATRA 6 APRIL 2016

KALDERA TOBASUMATERA UTARAGEOPARK

Tengoklah Sianjurmulamula. Letak nya di antara lem bah kembar Sagala dan Lim­bong, berlekuk di Gunung Pusuk Buhit. Lebih tinggi

dari lembah­lembah se panjang garis pantai Danau Toba. Ia adalah desa per­ta ma, permukiman pertama mas ya rakat Toba. Tempat Si Raja Batak pertama menurunkan suku Batak.

Paparan itu telah diketengahkan penyair dan pemikir kebudayaan Batak, Sitor Situmorang, dalam buku Toba Na Sae: Sejarah Lembaga Sosial Politik Abad XIII - XX (2004) yang diterbitkan Komunitas Bambu. Sastrawan yang mangkat dalam usia 91 tahun pada Desember 2014 lalu itu memberi catatan­catatan menarik tentang peran penting Sianjurmulamula dan Pusuk Buhit dalam aroma kenangan yang kental.

Secara administratif, Desa Sianjur­mulamula berada di Kecamatan Sianjur­mulamula, salah satu dari sembilan kecamatan Kabupaten Samosir, Sumatera Utara. Di kecamatan ini terdapat 11 desa yang didominasi pemilik marga Nainggolan, Sihotang, Gultom dan Situ­morang. Tidak mengherankan jika dalam

Toba Na Sae, Sitor secara meyakinkan mengetengahkan sejumlah kesimpulan yang intim tentang interaksi masyarakat Batak, yang mula­mula menghuni desa itu, dengan alam.

Dari sudut pandang mitologi, desa ini disebut sebagai tempat asal mula manusia diturunkan oleh penghuni dunia atas. Ada yang menempatkannya sebagai Bona Pasogit (kampung halaman) yang secara historis diakui orang Batak masa kini ­dari berbagai puak­­ di mana pun mereka berada.

Di Sianjurmulamula ini pula Gunung Pusuk Buhit berada. Ia me­ru pa kan pusat dalam peta spiritual Toba. Dalam Toba Na Sae, Sitor meng­ungkapkan, sebelum pengaruh modern masuk, Pusuk Buhit merupakan kiblat tradisi dalam menggelar upacara dan ritual adat desa­desa di Toba. Ia adalah tempat doa­doa dipanjatkan dan bukit keramatnya menjadi persemayaman roh­roh leluhur pendahulu Si Raja Batak.

Warga desa sekitar Pusuk Buhit, termasuk Sianjurmulamula, masih memercayai tradisi keramat di puncak Pusuk Buhit. Bahwa di puncak gunung, cucu paling tua Si Raja Batak, yakni Raja Uti, dikembalikan oleh orangtuanya,

Gunung Pusuk Buhit Area Sianjurmulamula

Anak-anak menunjukkan keberaniannya lompat dari kapal

Ferry untuk mendapatkan uang dari penumpang kapal ferry

di pelabuhan Ajibata, Parapat

toba.indd 68 3/25/16 1:17 AM

69

6 APRIL 2016 GATRA

Guru Tatea Bulan, kepada Mula Jadi Nabolon: dewa tertinggi mitologi Batak.

Raja Uti, menurut cerita orang desa, kembali muncul beratus tahun kemudian di puncak gunung dengan kesaktian mumpuni. Peziarah banyak memanjatkan doa kepada Mula Jadi Nabolon melalui Raja Uti. Syarat dasar berdoa di puncak Pusuk Buhit, peziarah harus membawa jeruk purut, daun sirih, dan telur ayam, masing-masing tujuh.

Gunung Pusuk Buhit berada di Pulau Samosir yang memiliki luas 1.419,5 kilometer persegi. Pulau Samosir terletak di tengah Danau Toba di pulau Sumatera. Sebab itu, Samosir dikenal dengan istilah ‘’pulau di dalam pulau’’.

Sekitar 74.000 tahun silam, letusan mahadahsyat supervolcano Gunung Api Toba melahirkan danau dan Kaldera Toba yang membentang di tujuh kabupaten -- Simalungun, Toba Samosir, Tapanuli Utara, Humbang Hasundutan, Dairi, Karo dan Samosir-- di kawasan Danau Toba.

Karena ‘’keagungan’’ sejarah vulkanik dan fenomena pembentukan kawasannya yang sangat menarik, pada Oktober 2013, Kaldera Toba dikukuhkan sebagai Geopark Nasional dan diresmikan

pada Maret 2014 oleh Presiden RI ketika itu, Susilo Bambang Yudhoyono. Kawasan Geopark Kaldera Toba memiliki 42 geosite dengan Pulau Samosir sebagai pusat etalasenya.

***‘’Toot... toot... tooot....’’ Lamat-

lamat bunyi kapal berbadan besar terdengar di ujung danau. Kapal ferry berukuran 300 GT dari Pelabuhan Tomok, Samosir, tiba di Pelabuhan Ajibata, Parapat. Suara cempreng pengeras suara dari kotak penjualan karcis memanggil satu per satu nomor pelat kendaran penumpang untuk masuk ke dalam kapal. Penumpang bersiap diri untuk kembali ke Samosir. Perjalanan menyeberang itu memakan waktu satu jam.

Bocah-bocah perenang koin Ajibata kadang ikut menebeng ke Tomok. Di kapal, mereka mencari peruntungan dengan me ngamen, menyanyikan lagu-lagu pop ataupun lagu Batak. Kadang juga, setiap menerima uang koin recehan, mereka menggoda penumpang, ‘’Uang ker tas lah, Kak,’’ ujar mereka dengan nada bercanda.

Sesampai di Tomok, mobil berse-

liweran dari dan ke Desa Marlumba, Ke-ca matan Simanindo, Kabupaten Samosir, melewati papan informasi berwarna cokelat: “Warisan Bumi Kawasan Geopark Kaldera Toba” yang disertai beberapa foto bukti Kaldera Toba. Lokasinya di antara jembatan berwarna kuning dan kantor Kepala Desa Marlumba.

Papan informasi itu adalah panel pertama di Geopark Toba yang berisi hal-hal mengenai pembentukan Pulau Samosir. Namun, meski wisata geopark telah dibuka, saat itu, menurut keterangan masyarakat setempat, banyak wisatawan yang tidak menyadari bahwa mereka berada di bagian cerita geologi legendaris pembentukan Kaldera Toba.

Agak jauh dari Pangururan, sekitar 45 km, tepatnya di Desa Sigulatti, berdiri ‘’Museum Pusat Informasi Geopark Toba’’. Museum yang dibangun dengan biaya Rp 3 milyar itu hingga kini belum juga selesai penyiapan materinya dan belum di buka untuk umum. Banyak ruangan yang masih kosong melompong.

Menurut Kepala Dinas Pariwisata Samosir, Ombang Siboro, sudah ada sejumlah contoh batuan dan contoh dari site non-geologi yang disiapkan. Penyelesaiannya akan jadi prioritas karena

Keramba ikan di daerah Parapat Danau Toba

toba.indd 69 3/24/16 11:16 PM

70

GATRA 6 APRIL 2016

KALDERA TOBASUMATERA UTARAGEOPARK

keberadaan museum diharapkan akan meningkatkan nilai kompetitif Geopark Toba menuju daftar Unesco Geopark Network (UGN).

Di Samosir saja, menurut Ombang, tersedia tidak kurang dari 21 geosite yang memuat ‘’atraksi-atraksi geologi’’ dan budaya yang sangat bervariasi. Selain itu, ‘’Samosir dijadikan sebagai percontohan pengembangan ekonomi inklusi berbasis pariwisata di Sumatera Utara,’’ ujarnya.

Fasilitas akomodasi banyak tersedia di pulau ini, juga pusat suvenir. Situs-situs geoturismenya antara lain Batu Persidangan Sialagan. Ada juga sejumlah situs non-geologi seperti kawasan perajin Ulos dan Museum Hotabolon. Tidak ketinggalan, atraksi wayang Si Gale-gale, yang saban jam 11.30 waktu setempat siap menyambut turis di Samosir.

Pada 2015, Geopark Kaldera Toba telah diusung untuk masuk UGN. Namun gagal. Penyebabnya antara lain karena dinilai belum memiliki struktur kelembagaan geopark yang bersifat top-down. ‘’Intinya, perlu keterlibatan mas-yarakat secara lebih aktif,’’ kata Ombang.

Selain itu, dari sudut konservasi, kawasan Geopark Toba diliputi isu pe-nu runan kualitas air danau sebagai pe no-

pang hidup masyarakat. Kualitas air itu menurun akibat adanya aktivitas industri di tepian danau dan karamba ikan di permukaan danau.

Prof. Dr. Ing. Ternala Alexander

Barus dari Departemen Biologi FMIPA Universitas Sumatera Utara, dua tahun lalu, memaparkan hasil analisis labo ra-torium terhadap sampel air danau yang diambil pada waktu terjadi kematian massal ikan mas di perairan Haranggaol Danau Toba pada November 2004. Ia menyebutkan, nilai kelarutan oksigen (DO) telah turun pada nilai yang sangat rendah, yaitu 2,95 mg/l.

Tingkat pencemaran air yang tinggi itu telah direspons Pemerintah Pusat. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman RI, Rizal Ramli, baru-baru ini mengusulkan untuk menyedot semua limbah yang berasal dari industri dan karamba, yang menumpuk di dasar danau. Adanya proyek itu bakal menurunkan tingkat pencemaran dan mengembalikan kelestarian kehidupan hayati Danau Toba di masa-masa mendatang.

Selain itu, menurut Ketua Dewan Pakar Geopark Kaldera Toba, Rustam Effendi (RE) Nainggolan, Pemerintah Pusat tengah mengkaji keberadaan keramba ikan mujair milik masyarakat. Izin operasi keramba akan dibatasi dan diatur. Sebab pembudidayaan ikan dalam karamba itu telah lama menjadi mata pencaharian masyarakat. Untuk menguranginya perlu program subtitusi. ‘’Antara lain lewat sektor pariwisata,’’ ujarnya.

Museum informasi Geopark di Desa Sigulatti Samosir

Papan informasi yang memberitahukan kisah pembentukan pulau Samosir

toba.indd 70 3/25/16 1:17 AM

71

6 APRIL 2016 GATRA

***Geopark Toba berusaha terus

berbenah. Dua tahun berselang setelah ditetapkan sebagai Geopark Nasional, keluar Surat Keputusan Gubernur Sumatera Utara Nomor 188.44/5/KPTS/2016 yang diteken Plt Gubernur Sumatera Utara, Tengku Erry Nuradi, pada 7 Januari 2016. Isinya tentang pembentukan Badan Pelaksana Geopark Kaldera Danau Toba. Surat itu juga mendukung konsep pengembangan Danau Toba sebagai “Monaco of Asia” melalui Badan Otorita Danau Toba.

Pada awal Maret lalu, tujuh bupati kawasan Geopark Toba mengadakan rapat terbatas dengan Presiden Joko Widodo. Rapat menyepakati bahwa Badan Otorita Danau Toba akan mem­bangun jalan tol Medan­Parapat sepanjang 116 Km yang rampung pada 2019. Dengan begitu, wisatawan manca­negara atau domestik yang menuju Kaldera Toba hanya menempuh hanya 90 menit dari Medan.

Dukungan infrastruktur yang lain, pemerintah memperluas Bandara Silangit yang ada di Kecamatan Siborong­borong, Tapanuli Utara. Perluasan landasan pacu bandara akan membuka kedatangan pesawat berbadan besar dengan akses alternatif menuju kawasan Geopark Toba.

Sebagai catatan, pada 2013, atau tahun Geopark Toba ditetapkan sebagai Geopark Nasional, kunjungan wisatawan mancanegara ke kawasan ini sekitar 243.000 orang. Pada 2014, jumlah itu me ning kat sekitar 4,4% atau 270.000 wisman. Pada 2015 jumlahnya masih di sekitar angka itu.

Program percepatan pembangunan infrastruktur di dalam dan menuju Danau Toba direncanakan rampung pada 2019. Saat itu, pemerintah menargetkan angka kunjungan wisman melonjak empat kali lipat ke angka 1 juta orang. Target tersebut dinilai obyektif dengan mempertimbangkan potensi Toba sebagai daerah tujuan wisata yang komplet.

Semoga semua elemen siap dan dapat bekerja sama memuliakan Danau Toba serta memberdayakan masya­rakatnya. Karena pada satu sisi, dengan airnya yang tenang, Danau Toba tidak saja memanggil­manggil orang Batak untuk pulang menengok kampung halaman, namun juga mengundang para pelancong untuk datang. Oh, Toba Na Sae.

Sejarah Letusan Toba

Menurut geolog, Gagarin Sembiring, Gunung Toba meletus sebanyak tiga kali. Pertama pada sekitar 800.000 tahun lalu yang menghasilkan kaldera di pantai selatan Danau Toba. Letusan kedua terjadi pada 500.000 tahun lalu. Letusan ini membentuk kaldera di pantai

utara Danau Toba. Dibandingkan dengan kedua letusan, letusan ketiga yang paling menggelegar.Letusan dahsyat supervulcano Toba yang terjadi sekitar 74.000 tahun lalu menghasilkan

kaldera Danau Toba dan Pulau Samosir di pantai barat daya Danau Toba. Selain itu juga terbentuk Gunung Pusuk Buhit. Gunung ini dibangun oleh lava bersusunan dasitan, dan merupakan pertanda berakhirnya letusan dahsyat ketiga. Pusuk Buhit mengalami perubahan oleh air panas yang bersumber dari kedalaman. Lava dari Pusuk Buhit menerobos batuan dasar, yaitu batusabak yang berumur 300 juta tahun lalu. Itu merupakan bukti metasedimen, batuan yang menjadi dasar dari komplek Kaldera Toba.

Endapan danau berupa pulau-pulau kecil dan teras atau undak dengan struktur lengseran. Hal itu menunjukkan bahwa endapan danau yang belum terkonsolidasi dan melengser pada saat pengangkatan terjadi. Endapan danau yang tersingkap ke permukaan akibat pengangkatan Pulau Samosir, berbutir halus atau lempungan laminiasi tipis.

Endapan abu-abu gelap hingga putih kekuningan mengandung oksidasi besi atau limonitan sebagai material endapan paling atas membuktikan bahwa Pulau Samosir sebelumnya berada di bawah permukaan air danau.

Kaldera Toba yang lain adalah air terjun Sipiso-piso, di Desa Tongging, Kecamatan Merek, Kabupaten Karo. Itu merupakan jejak patahan yang membentuk dinding kaldera bagian dari sisa runtuhan dinding Kaldera Haranggaol yang terbentuk pada letusan periode 500.000 tahun lalu.

Gunung Toba ketika meletus mengirimkan abunya ke seantero bumi. Jutaan ton asam sulfat beterbangan menghadirkan kegelapan hampir selama enam tahun dan suhu beku sedikitnya ribuan tahun. Vulkanolog mengadopsi istilah humongous untuk letusannya, menggambarkan bencana global yang membuat kehidupan manusia tak lagi mudah.

Air terjun Sipiso-piso

toba.indd 71 3/25/16 1:17 AM