anion

22
LAPORAN PRAKTIKUM Penentuan Kualitatif Golongan Kation dan Anion NAMA (NIM) : S RAHAYU (H311 09 003) : WIRA YULIADHA S. (H311 09 278) KELOMPOK : VI (ENAM) HARI/TGL PERC. : JUMAT/ 05 OKTOBER 2012

Upload: wirayuliadha

Post on 11-Aug-2015

193 views

Category:

Documents


8 download

DESCRIPTION

anion

TRANSCRIPT

Page 1: ANION

LAPORAN PRAKTIKUM

Penentuan Kualitatif Golongan Kation dan Anion

NAMA (NIM) : S RAHAYU (H311 09 003)

: WIRA YULIADHA S. (H311 09 278)

KELOMPOK : VI (ENAM)

HARI/TGL PERC. : JUMAT/ 05 OKTOBER 2012

LABORATORIUM KIMIA ANALITIKJURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAMUNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR2012

Page 2: ANION

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Analisis kualitatif merupakan suatu proses dalam mendeteksi keberadaan

suatu unsur kimia dalam cuplikan yang tidak diketahui. Analisa kualitatif

merupakan salah satu cara yang paling efektif untuk mempelajari kimia dan

unsur-unsur serta ion-ionnya dalam larutan. Dalam metode analisis kualitatif, kita

menggunakan beberapa pereaksi diantaranya pereaksi golongan dan pereaksi

spesifik, kedua pereaksi ini dilakukan untuk mengetahui jenis anion/kation suatu

larutan

Terdapat sejumlah bagan bersistem untuk menentukan kation dan anion

apa yang terdapat dalam contoh. Kebanyakan melibatkan pemisahan ke dalam

beberapa grup sebelum mengidentifikasikan satu-satu. Beberapa bagan

memisahkan anion ke dalam grup-grup tetapi mayoritas menggunakan uji

individu untuk sejumlah terbatas ion.

Dalam analisa kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion

(kation/anion) tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik.

Pereaksi selektif adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk beberapa

jenis kation/anion, sedangkan pereaksi spesifik adalah pereaksi yang memberikan

reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion. Untuk lebih jelasnya, dalam

percobaan ini akan dilakukan percobaan tentang analisis kualitatif dengan menguji

pereaksi spesifik terhadap kation dan anion dan mengamati perubahan khas yang

terjadi.

Page 3: ANION

1.2 Maksud Percobaan

Maksud dilakukannya percobaan ini adalah untuk mengetahui dan

mempelajari reaksi identifikasi kation dan anion dengan metode analsis kualitatif.

1.3 Tujuan Percobaan

Tujuan dari percobaan ini adalah untuk mengidentifikasi kation-kation dan

anion-anion dengan mengamati perubahan-perubahan yang terjadi pada saat

penambahan peraksi spesifik.

1.4 Prinsip Percobaan

Prinsip pada percobaan ini adalah mengidentifikasi kation dan anion

dengan mereaksikannya dengan berbagai pereaksi spesifik, kemudian mengamati

perubahan yang terjadi seperti timbulnya perubahan warna, terdapatnya endapan

atau timbulnya gas dan bau.

Page 4: ANION

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Analisa kualitatif adalah penyelidikan kimia mengenai kadar unsur atau

ion yang terdapat dalam suatu zat tunggal atau campuran. Suatu senyawa dapat

diuraikan menjadi anion dan kation ( Sukardjo, 1985).

Analisa kualitatif dikenal suatu cara untuk menentukan ion (kation/anion)

tertentu dengan menggunakan pereaksi selektif dan spesifik. Pereaksi selektif

adalah pereaksi yang memberikan reaksi tertentu untuk beberapa jenis

kation/anion, sedangkan pereaksi spesifik adalah pereaksi yang memberikan

reaksi tertentu untuk satu jenis kation/anion. (Penuntun Praktikum Kimia Dasar,

2008).

Untuk tujuan analisis kualitatif sistematik kation – kation diklasifikasikan

dalam lima golongan berdasarkan berdasarkan sifat-sifat kation itu terhadap

beberapa regensia. Dengan memakai apa yang disebut reagensia golongan secara

sistematik, dapat kita tetapkan ada tidaknya golongan kation, dan dapat juga

memisahkan golongan-golongan ini untuk pemeriksaan lebih lanjut. Selain

merupakan cara yang tradisional untuk menyajikan bahan, urutan-urutan ini juga

memudahkan dalam mempelajari reaksi-reaksi, karena ion-ion dengan sifat yang

analog dibahas bersama-sama dalam satu golongan (Svehla, 1990).

Zat yang ingin diketahui dalam suatu senyawa biasanya adalah anion-

kation yang menjadi penyusun zat itu. Zat yang biasanya digunakan dalam proses

pengendapan terhadap uji kation dan uji anion adalah zat pengendapan terhadap

anorganik dan organik. Zat pengendap anorganik umumnya menyebabkan

Page 5: ANION

terbentuknya garam atau senyawa hidroksida yang sukar larut (Rivai, 1995).

Bagan terpopuler untuk analisis campuran kation menggunakan ion sulfida

untuk mengendapkan dua grup ion. Konsep yang hakiki dari salah satu ikhtisar

sulfida bersistem ini dapat dilukiskan dengan memerikan strategi pemisahan grup-

grup ion secara bertahap. Metode ini diterapkan kepada suatu campuran dari

sekurangnya 25 kation yang berlainan.: Ag+, Al3+, As3+, Ba2+, Bi3+, Ca2+, Cd2+,

Co2+, Cr3+, Cu2+, Fe2+, Hg+, Hg2+, K+, Mg2+, Mn2+, Na+, Ni2+, NH42+, Pb2+, Sn2+, Sb3+,

Sr3+. Suatu campuran yang mengandung semua ion ini dapat dengan mudah

dipisahkan menjadi 5 grup (Keenan, 1982).

Regensia golongan yang dipakai untuk klasifikasi kation yang paling

umum, adalah asam klorida, hidrogen sulfida, ammonium sulfida, dan ammonium

karbonat. Klasifikasi ini didasarkan atas apakah suatu kation bereaksi dengan

reagensia-reagensia ini dengan membentuk endapan atau tidak. Jadi boleh kita

katakan, klasifikasi kation yang paling umum, didasarkan atas perbedaan

kelarutan dari klorida, sulfida dan karbonat dari kation tersebut. Kelima golongan

kation dan ciri khas golongan-golongan ini adalah sebagai berikut:

Golongan I. Kation golongan ini membentuk endapan dengan asam klorida

encer. Ion-ion golongan ini adalah timbal, merkurium(I), dan perak.

Golongan II. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida, tetapi

membentuk endapan dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer.

Ion golongan ini adalah merkurium(II), tembaga, bismut, cadmium, arsen(III),

arsen(V), stibium(III), stibium(V), timah(II) dan timah(III).

Golongan III. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan asam klorida encer

ataupun dengan hidrogen sulfida dalam suasana asam mineral encer. Namun

Page 6: ANION

kation ini membentuk endapan dengan ammonium sulfida dalam suasana netral

atau amoniak. Kation golongan ini adalah kobalt(II), nikel(II), besi(II), besi(III),

kromium(III), aluminium, zink dan mangan(II).

Golongan IV. Kation golongan ini tidak bereaksi dengan reagensia golongan I, II

dan III. Kation ini membentuk endapan dengan ammonium karbonat dengan

adanya ammonium klorida, dalam suasana netral atau sedikit asam. Kation

golongan ini adalah kalsium, strontium dan barium.

Golongan V. Kation–kation yang umum, yang tidak bereaksi dengan reagensi

golongan sebelumnya. Merupakan golongan kation yang terakhir, yang meliputi

magnesium, natrium, kalium, ammonium, litium, dan hidrogen (Svehla, 1990).

Golongan-golongan anion adalah (Liong, 2007) :

a. Golongan I antara lain SO42-, CO3

2-, CrO42-, AsO4

3-, AsO33-, PO4

3-, SO32-,

BO33-. Golongan ini mengendap dengan Ba2+ dalam suasana basa.

b. Golongan II antara lain Cl-, Br-, I-, S2-. Golongan ini mengendap dengan Ag+

dalam larutan asam (HNO3).

c. Golongan III antara lain NO3-, NO2

-, CH3COO-. Semua garam dari golongan

ini larut.

Beberapa contoh reaksi untuk kation dan anion dapat dilihat dibawah ini:

1. Kation

a. Nikel, jika dibasakan dengan NH4OH kemudian ditetesi dengan dimetil

glioksima (DMG) memberikan warna spesifik merah ros.

b. Besi(III) dengan KCNS akan memberikan warna spesifik merah darah.

c. Perak(I) dan timbal(II) akan memberikan endapan putih dengan penambahan

HCl. Endapan putih yang terbentuk dengan penambahan NH4OH akan

Page 7: ANION

membentuk senyawa kompleks yang larut. Endapan putih dengan air panas

atau dipanaskan spesifik untuk Pb2+ jika larut. Sebagai analisis perubahan

Ag(I) dengan K2Cr2O7 berwarna coklat tua, sedang Pb2+ dengan kalium

bikromat berwarna jingga (dua-duanya sebagai endapan) (Penuntun Kimia

Dasar, 2008).

Telah diuraikan bagaimana suatu campuran banyak kation dapat

dipisahkan menjadi 5 grup. Barangkali konsep terpenting yang dikaitkan dengan

konsep kesetimbangan kelarutan adalah bahwa terdapat 2 grup sulfida yang

diendapkan. Sulfida dengan harga Ksp yang sangat kecil dipisahkan lebih dahulu

dengan konsentrasi ion S2- yang sangat kecil dalam larutan. Kemudian suatu grup

sulfida lain, yang mempunyai harga Ksp yang lebih besar, dipisahkan dengan

menggunakan konsentrasi ion S2- yang jauh lebih besar (Haryadi, 1990).

Identifikasi ion satu demi satu dalam masing-masing grup dilakukan

dengan memisahkan tiap ion dari anggota-anggota lain dari grupnya dan membuat

tiap ion itu membentuk suatu senyawaan khas yang mempunyai ciri-ciri yang unik

(Keenan, 1982).

Page 8: ANION

BAB III

METODE PERCOBAAN

3.1 Bahan

Bahan yang digunakan adalah larutan SO42-, larutan PO4

3-, larutan CO32-,

larutan HCO32+, larutan CrO4

2-, larutan Cl-, larutan Br-, larutan I-, larutan S2-,

larutan CN-, larutan NO2-, larutan NO3

-, larutan CH3COO-, larutan K2CrO4 1 M,

larutan Ba(OH)2 1 M, larutan H2SO4 2 M, larutan HCl 2 M, larutan MgSO4,

larutan AgNO3 0,1 M, larutan NH4OH, larutan HNO3 6 M, larutan Pb(CH3COO)2

1 M, larutan NaOH 1 M, larutan FeCl3, larutan FeSO4 0,1 M, larutan KMnO4,

kertas lakmus dan pereaksi ammonium molibdat.

3.2 Alat

Alat yang digunakan pada percobaan ini adalah tabung reaksi, rak tabung,

penjepit tabung, batang pengaduk, pipet tetes, gelas kimia 500 mL, pipet skala,

pipet volum 10 mL, bulp, gelas kimia 100 mL, neraca analitik, sendok tanduk,

kaca arloji, sentrifugasi, pemanas air, gelas ukur 100 mL dan gelas ukur 10 mL.

3.3 Prosedur Percobaan

3.3.1 Analisis Golongan Sulfida

a. SO42-

Endapan golongan I (gol. Sulfida) ditambahkan dengan HCl encer atau

pekat, diamati perubahan yang terjadi jika tidak larut maka terdapat SO42-.

b. PO42-

Endapan golongan I (gol. Sulfida) ditambahkan dengan HCl encer/pekat

lalu ditetesi dengan 2 tetes HNO3 6 M selanjutnya ditambahkan dengan pereaksi

Page 9: ANION

ammonium molibdat kemudian dipanaskan, jika ada endapan kuning maka

terdapat PO42-.

c. CO32-

Endapan golongan I (gol. Sulfida) ditambahkan dengan K2CrO7 padat

selanjutnya ditambahkan juga dengan H2SO4 2 M lalu dipanaskan kemudian gas

yang dialirkan ke dalam larutan Ba(OH)2, jika adanya kekeruhan maka

menandakan adanya CO32-.

d.HCO3-

Endapan golongan I (gol. Sulfida) ditambahkan dengan MgSO4, jika ada

endapan maka menandakan adanya MgSO4.

e. CrO42-

Endapan golongan I (gol. Sulfida) ditambahkan dengan HCl encer

selanjutnya ditambahkan dengan AgNO3 jika terbentuk endapan merah bata maka

menandakan adanya CrO42-.

3.3.2 Analisis Golongan Halida

a. Cl-

Endapan golongan II (gol. Halida) ditambahkan dengan NH4OH berlebih

kemudian dihasilkan filtrat-filtrat. Filtrat-filtrat ini selanjutnya diasamkan dengan

HNO3 6 M, jika terbentuk endapan maka menandakan adanya Cl-.

b. Br-

Endapan golongan II (gol. Halida) ditambahkan dengan K2CrO7 dan H2SO4

pekat sehingga menghasilkan endapan coklat kekuningan maka menandakan

adanya Br-.

Page 10: ANION

c. I-

Endapan golongan II (gol. Halida) ditambahkan dengan timbal asetat yang

menghasilkan endapan kuning lalu dipanaskan sehingga menghasilkan larutan

kuning muda, lalu didinginkan dan terbentuk kepingan-kepingan berwarna emas.

d. S2-

Endapan golongan II (gol. Halida) dipanaskan sehingga menghasilkan

larutan (positif S2-).

e. CN-

Endapan golongan II (gol. Halida) ditambahkan dengan NaOH dan Fe3+

jika terbentuk endapan maka menandakan adanya CN-.

3.3.3 Analisis Golongan Hidrat

a. CH3COO-

Filtrat golongan III (gol. Hidrat) ditambahkan dengan FeCl3 kemudian

dipanaskan jika menghasilkan endapan merah kecoklatan maka menandakan

adanya CH3COO-.

b. NO3-

Filtrat golongan III (gol. Hidrat) ditambahkan dengan H2SO4 pekat dan

FeSO4 jika menghasilkan endapan maka menandakan adanya NO3-.

c. NO2-

Filtrat golongan III (gol. Hidrat) ditambahkan dengan KMnO4 jika tidak

berwarna maka menandakan adanya NO2-.

Page 11: ANION

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Pengamatan

4.1.1 Analisis Golongan Sulfida

Page 12: ANION

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Page 13: ANION

DAFTAR PUSTAKA

Haryadi. 1990. Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT. Gramedia, Jakarta.

Keenan, 1982, Kimia Untuk Universitas, Erlangga, Jakarta.

Liong, S., 2007, Penuntuk Praktikum Kimia Analisis, Laboratorium Kimia Analitik Fakultas MIPA UNHAS, Makassar.

Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. Universitas Indonesia Press. Jakarta.

Sukardjo, 1985. Kimia Anorganik .Bina Aksara. Yogyakarta.

Svehla, G, 1990, Buku Teks Analisa Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro, PT. Kalman Media Pustaka, Jakarta.

Tim Dosen Kimia, 2008, Penuntun Praktikum Kimia Dasar, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Page 14: ANION

LEMBAR PENGESAHAN

Makassar, 5 Oktober 2012

Praktikan Praktikan

(S. RAHAYU) (WIRA YULIADHA S.)

Page 15: ANION

BAGAN KERJA

A. Preparasi Sampel

- Ditambah Na2CO3

- Dididihkan selama 5 – 10 menit

- Dipindahkan ke tabung reaksi

- Ditambahkan akuades

- disentrifuge

- Ditambahkan akuades

panas

- Diaduk

- Ditambahkan akuades

- Disentrifuge

sampel

endapan filtrat

hasil

- Dihomogenkan

hasil

Page 16: ANION

B. Analisa kualitatif Anion

Sampel

Endapan

FiltratResidu

Endapan

FiltratResidu

+ BaCl2 1 M + NaOH 1 M

Sentrifuge + saring

Gol. I(gol. Sulfida)

AgNO3 0,1 M + HNO3 1 M

Sentrifuge + saring

Gol. II(gol. Halida)

Gol. III(gol. Hidrat)