angka hiv.doc

17
Kejadian HIV-Aids yang Meningkat Kevin Dyonghar 10 2014 261 ______________________________________________________________________________ _______________ Mahasiswa Program Studi Sarjana Kedokteran Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat BAB I PENDAHULUAN Infeksi virus HIV merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh masyarakat dunia beberapa dekade belakangan ini. Infeksi virus ini menyerang berbagai macam orang dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua. Infeksi yang disebabkan oleh virus ini menjadi masalah serius dikarenakan samapi sekarang ini belum ditemukannya obat ataupun metode pengobatan yang 100% Blok 26_Community Medicine Page 1

Upload: kevin-skeith

Post on 16-Dec-2015

247 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

comunity medicineupaya pemerintah terhadap hiv

TRANSCRIPT

Kejadian HIV-Aids yang Meningkat

Kevin Dyonghar10 2014 261_____________________________________________________________________________________________

Mahasiswa Program Studi Sarjana KedokteranFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida WacanaJl. Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat

BAB IPENDAHULUANInfeksi virus HIV merupakan permasalahan serius yang dihadapi oleh masyarakat dunia beberapa dekade belakangan ini. Infeksi virus ini menyerang berbagai macam orang dari berbagai kalangan mulai dari anak-anak hingga orang tua. Infeksi yang disebabkan oleh virus ini menjadi masalah serius dikarenakan samapi sekarang ini belum ditemukannya obat ataupun metode pengobatan yang 100% dapat menyembuhkan orang yang sudah terkena infeksi virus HIV ini. Sesuai dengan nama penyakit yang ditimbulkannya, virus ini menyerang sistem kekebalan tubuh sehingga seseorang yang sudah tekena infeksi virus ini menurun kekebalan tubuhnya. Penuruan kekebalan tubuh ini menjadikan seseorang rentan terkena penyakit-penyakit dan juga efek yang ditimbulkan oleh penyakit-penyakit yang pada umumnya ringan pada orang biasa dapat berakibat fatal pada penderita. Perlu diketahui juga pasien yang mendapatkan infeksi HIV prognosis nya buruk. Karena infeksi sekunder atau komplikasi dari penyakit ini retntan terjadi walaupun telah mendapatkan terapi yang suportif. Mengingat infeksi akan virus ini menimbulkanpenyakit yang berbahaya maka perlu dipelajari lebih jauh mengenai infeksi virus ini sehingga kita dapat mencegah penularan dari virus HIV ini.

1.1KONSEP DASAR PUSKESMASA. Pengertian Puskesmas adalah unit pelaksana teknis dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja. 11. Unit Pelaksana Teknis Sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (UPTD), puskesmas berperan menyelenggarakan sebagian dari tugas teknis operasional Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan merupakan unit pelaksana tingkat pertama serta ujung tombak pembangunan kesehatan di Indonesia. 2. Pembangunan Kesehatan Pembangunan kesehatan adalah penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal. 3. Penanggungjawab Penyelenggaraan Penanggungjawab utama penyelenggaraan seluruh upaya pembangunan kesehatan di wilayah kabupaten/kota adalah Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota, sedangkan puskesmas bertanggungjawab hanya sebagian upaya pembangunan kesehatan yang dibebankan oleh dinas kesehatan kabupaten/kota sesuai dengan kemampuannya. 4. Wilayah Kerja Secara nasional, standar wilayah kerja puskesmas adalah satu kecamatan, tetapi apabila di satu kecamatan terdapat lebih dari dari satu puskesmas, maka tanggungjawab wilayah kerja dibagi antar puskesmas, dengan memperhatikan keutuhan konsep wilayah (desa/kelurahan atau RW). Masing-masing puskesmas tersebut secara operasional bertanggungjawab langsung kepada Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota. B. Visi Visi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah tercapainya Kecamatan Sehat menuju terwujudnya Indonesia Sehat. Kecamatan Sehat adalah gambaran masayarakat kecamatan masa depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan, yakni masyarakat yang hidup dalam lingkungan dan berperilaku sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan yang setinggi-tingginya. Indikator Kecamatan Sehat yang ingin dicapai mencakup 4 indikator utama yakni: a. Lingkungan sehat b. Perilaku sehat c. Cakupan pelayanan kesehatan yang bermutu d. Derajat kesehatan penduduk kecamatan Rumusan visi untuk masing-masing puskesmas harus mengacu pada visi pembangunan kesehatan puskesmas di atas yakni terwujudnya Kecamatan Sehat, yang harus sesuai dengan situasi dan kondisi masyarakat serta wilayah kecamatan setempat. C. Misi Misi pembangunan kesehatan yang diselenggarakan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya misi pembangunan kesehatan nasional. Misi tersebut adalah: 1. Menggerakkan pembangunan berwawasan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu menggerakkan pembangunan sektor lain yang diselenggarakan di wilayah kerjanya, agar memperhatikan aspek kesehatan, yakni pembangunan yang tidak menimbulkan dampak negatif terhadap kesehatan, setidak-tidaknya terhadap lingkungan dan perilaku masyarakat. 2. Mendorong kemandirian hidup sehat bagi keluarga dan masyarakat di wilayah kerjanya. Puskesmas akan selalu berupaya agar setiap keluarga dan masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya makin berdaya di bidang kesehatan, melalui peningkatan pengetahuan dan kemampuan menuju kemandirian untuk hidup sehat. 3. Memelihara dan meningkatkan mutu, pemerataan dan keterjangkauan pelayanan kesehatan yang diselenggarakan. Puskesmas akan selalu berupaya menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang sesuai dengan standar dan memuaskan masyarakat, mengupayakan pemerataan pelayanan kesehatan serta meningkatkan efisiensi pengelolaan dana sehingga dapat dijangkau oleh seluruh anggota masyarakat. 4. Memelihara dan meningkatkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat berserta lingkungannya. Puskesmas akan selalu berupaya memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta memulihkan kesehatan perorangan, keluarga dan masyarakat yang berkunjung dan yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya, tanpa diskriminasi dan dengan menerapkan kemajuan ilmu dan teknologi kesehatan yang sesuai. Upaya pemeliharaan dan peningkatan kesehatan yang dilakukan puskesmas mencakup pula aspek lingkungan dari yang bersangkutan. D. Tujuan Tujuan pembangunan kesehatan yang diselenggarkan oleh puskesmas adalah mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan nasional yakni meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang yang bertempat tinggal di wilayah kerja puskesmas agar terwujud derajat kesehatan yang setinggi-tingginya dalam rangka mewujudkan Indonesia Sehat.1,E. Fungsi 1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan. Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di samping itu puskesmas aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan dari penyelenggaraan setiap program pembangunan di wilayah kerjanya. Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. 2. Pusat pemberdayaan masyarakat. Puskesmas selalu berupaya agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan, dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan kesehatan termasuk pembiayaannya, serta ikut menetapkan, menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi, khususnya sosial budaya masyarakat setempat. 3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama. Puskesmas bertanggungjawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan. Pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menjadi tanggungjawab puskesmas meliputi: a. Pelayanan kesehatan perorangan Pelayanan kesehatan perorangan adalah pelayanan yang bersifat pribadi (private goods) dengan tujuan utama menyembuhkan penyakit dan pemulihan kesehatan perorangan, tanpa mengabaikan pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Pelayanan perorangan tersebut adalah rawat jalan dan untuk puskesmas tertentu ditambah dengan rawat inap. b. Pelayanan kesehatan masyarakat Pelayanan kesehatan masyarakat adalah pelayanan yang bersifat publik (public goods) dengan tujuan utama memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan penyakit dan pemulihan kesehatan. Pelayanan kesehatan masyarakat tersebut antara lain promosi kesehatan, pemberantasan penyakit, penyehatan lingkungan, perbaikan gizi, peningkatan kesehatan keluarga, keluarga berencana, kesehatan jiwa serta berbagai program kesehatan masyarakat lainnya.

2.1 Voluntary Counseling Test ( VCT ) 2

Proses konseling pra testing, konseling post testing, dan testing HIV secara sukarela yang bersifat confidential dan secara lebih dini membantu orang mengetahui status HIV. Konseling pra testing memberikan pengetahuan tentang HIV & manfaat testing, pengambilan keputusan untuk testing, dan perencanaan atas issue HIV yang akan dihadapi. Konseling post testing membantu seseorang untuk mengerti & menerima status (HIV+) dan merujuk pada layanan dukungan.Voluntary Counseling Test (VCT): Merupakan pintu masuk penting untuk pencegahan dan perawatan HIVKonseling HIV/AIDS Dialog yang terjaga kerahasiaan antarakonselordanklien".Konseling membantu orang mengetahui statusnya lebih dini, menekankan kepada aspek perubahan perilaku, peningkatan kemampuan menghadapi stress, ketrampilan pemecahan masalah.Konseling HIV juga menekankan pada issue HIV terkait seperti bagaimana hidup dengan HIV, Pencegahan HIV ke pasangan, dan issue-issue HIV yang berkelanjutan.Konseling Bukanlah : Memberitahu atau mengarahkan Menasehati Membuat gosip Melaksanakan interogasi Membuat pengakuan MendoakanElemen Penting dalam VCT Tersedia waktu Penerimaan klien dan berorintasi kepada klien Mudah di Jangkau (Accessibility) Confidentiality ( rasa nyaman)

Epidemiologi Infeksi HIV sekarang sudah mencapai jumlah yang termasuk pandemic, dengan lebih dari 40 juta orang yang terinfeksi di seluruh dunia. Transmisi dari retrovirus RNA yang disebarkan melalui darah ini terjadi terutama oleh 4 mekanisme : Homoseksual atau heteroseksual Penyalahgunaan obat intravena Transfuse produk-produk darah Transmisi dari ibu ke anak 3

Diseluruh dunia pada tahun 2013 ada 35 juta orang menderita HIV yang meliputi 16 juta perempuan dan 3,2 juta anak dibawah 15 tahun. Jumlah infeksi baru HIV pada tahun 2013 sebesar 2,1 juta yang terdiri dari 1,9 juta deweasa dan 240.000 anak di bawah 15 tahun. Jumlah kematian akibat Aids sebanyak 1,5 juta yang terdiri dari 1,3 juta dewasa dan 190.000 anak di bawah 15 tahun

Di Indonesia sendiri HIV aids pertama kali di temukan tahun 1987 di Bali dan sudah menyebar di seluruh Indonesia

Pencegahan 1. Pencegahan penularan melalui hubungan seksual Infeksi HIV terutama terjadi melalui hubungan seksual, sehingga pencegahan AIDS perlu difokuskan pada hubungan seksual. Untuk ini perlu dilakukan penyuluhan agar orang berperilaku seksual yang aman dan bertanggung jawab, yaitu: Hanya mengadakan hubungan seksual dengan pasangan sendiri (suami/istri sendiri) Kalau salah seorang pasangan anda sudah terinfeksi HIV, maka dalam melakukan hubungan seksual pergunakanlah kondom secara benar. Mempertebal iman agar tidak terjerumus ke dalam hubungan-hubungan seksual diluar nikah dengan berganti-ganti pasangan. 2. Pencegahan penularan melalui darah . Tranfusi darah a. Pastikan bahwa darah yang dipakai untuk transfuse tidak tercemar HIVb. Bagi orang yang dipastikan HIV (+) jangan menjadi donor darah. Produk darah dan plasma Pastikan bahwa tidak tercemar HIV Alat suntik dan alat lain yang dapat melukai kulit a. Desinfeksi atau bersihkan alat-alat seperti jarum, alat cukur, alat tusuk untuk tindik dan lain-lain, dengan pemanasan atau larutan desinfektan. Perlu dilakukan pengawasan ketat agar setiap alat suntik dan alat lainnya yang dipergunakan dalam sistem pelayanan kesehatan selalu dalam keadaan steril. Demikian pula jarum yang diapakai para penyalahguna obat suntik (narkotik). b. Petugas kesehatan yang merawat penderita AIDS mempunyai kemungkinan terpapar oleh cairan tubuh penderita. Cara-cara pencegahan yang ditunjukkan terhadap hepatitis B cukup untuk mencegah infeksi HIV.

3. Pencegahan penularan dari ibu-anak. (perinatal)Diperkirakan 50% bayi yang lahir dari ibu yang HIV (+) akan terinfeksi HIV sebelum, selama dan tidak lama sesudah melahirkan. Ini yang perlu disampaikan kepada ibu-ibu yang HIV (+). Ibu-ibu seperti ini perlu konseling. Sebaiknya ibu yang HIV(+), tidak hamil.4

DAFTAR PUSTAKA1. Kebijakan Dasar Puskesmas. Diunduh dari http://dinkes-sulsel.go.id/new/images/pdf/buku/kebijakan%20dasar%20puskesmas.pdf. 12 Juli 20122. Definisi Voluntary Counsouling Test diunduh dari http://kpa-provsu.org/vct.php3. Davey Patrick. At a Glance Medicine.jakarta: penerbit erlangga. 20024. Departmen Kesehatan Indonesia. Infodatin AIDS.20145. Wartono JH, Chanif abu, Maryati siti, Subandrio yon. AIDS/HIV dikenal untuk dihindari. Jakarta:LEPIN.2000.

.

Blok 26_Community MedicinePage 2