angiosarkoma.docx
TRANSCRIPT
ANGIOSARKOMA
Dian Utami
I. PENDAHULUAN
Sarkoma merupakan keganasan yang berasal dari jaringan lunak/
jaringan ikat (seperti : otot, lemak, saraf, pembuluh darah, atau tulang
rawan) dan tulang. Angiosarkoma adalah sarkoma yang ditandai dengan
adanya proliferasi cepat dan infiltrasi luas sel anaplastik yang berasal dari
sel endothel pembuluh darah.
Diantara semua tumor vaskuler, angiosarkoma merupakan bentuk
yang paling ganas. Angiosarkoma spontan cenderung tumbuh pada kulit,
jaringan lunak, payudara, hati dan lien. Karsinoma ini berawal sebagai
nodul kecil berwarna merah dengan batas yang jelas dan terus tumbuh
menjadi massa jaringan lunak mirip daging yang berukuran besar dengan
warna putih-kelabu. Secara umum, angiosarcoma merupakan neoplasma
yang berkembang pesat dengan onset berbahaya dan gejala minimal
Secara mikroskopok, ditemukan semua derajat diferensiasi, mulai
dari sel-sel endotel yang gemuk dan bersifat anaplastik (pada varietas yang
kaya pembuluh darah) hingga lesi yang tidak menunjukkan diferensiasi
dengan disertai atipia seluler yang nyata (termasuk sel-sel raksasa) tanpa
adanya lumen vaskuler.
II. EPIDEMIOLOGI
Angiosarkoma termasuk tumor vaskuler yang jarang dijumpai.
Sampai saat ini hanya kurang dari 1% kasus angiosarkoma yang telah
diketahui. Prevalensinya terbanyak pada usia dekade 5 sampai 7. Dengan
peluang terjadinya sama antara pria dan wanita.
III. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
Tidak diketahui penyebab pasti dari penyakit ini. Secara umum,
angiosarkoma biasanya muncul secara spontan. Tampak lesi memar yang
berdarah secara spontan atau membesar meskipun tanpa didahului oleh
trauma. Namun perlu diketahui bahwa pada tiap anggota tubuh yang
berbeda, patofisiologi munculnya angiosarkoma dapat berbeda pula.
Angiosarkoma hati berkaitan dengan pajanan arsen (yang terdapat
pada sebagian pestisida), polivinilklorida (yang digunakan dalam
pembuatan plastik) dan thorotrast (material radiokontras yang digunakan
dari tahun 1928 hingga 1950); pada keadanan pajanan semacam itu,
angiosarkoma hati yang kerap kali terlihat multisentris dan tumbuh pada
saat yyang sama dalam lien.
Angiosarkoma dapat pula terjadi pada keadaan limfadenema
kronik yang secara klasik berlangsung selama satu dekade pasca-
mastektomi radikal kanker payudara. Pada kasus tersebut, mungkin tumor
itu tumbuh pada pembuluh limfe yang melebar (limfangiosarkoma).
Angiosarkoma dapat pula ditimbulkan oleh radiasi tanpa adanya
limfedenema dan menyertai keberadaan benda asing yang terdapat dalam
waktu yang lama di dalam tubuh.
Faktor resiko lain dari angiosarkoma adalah adanya benda asing di
dalam tubuh (seperti pemasangan logam/ prostesa dalam tubuh), adanya
jaringan parut pasca-trauma serta kelainan kromosom 5,7,8,20,22 atau
kromosom Y.
IV. KLASIFIKASI
Klasifikasi angiosarkoma dikelompokkan berdasarkan jaringan
atau system organ yang terlibat.
Angiosarkoma jaringan lunak (otot ekstremitas, retroperitoneum, organ
intraabdomen, dinding abdomen)
Angiosarkoma tulang
Angiosarkoma kulit, terdiri dari 4 varian :
Angiosarkoma kulit kepala dan wajah
Angiosarkoma kulit dengan limfedema
Angiosarkoma pasca-radiasi
Angiosarkoma epiteloid
Angiosarkoma payudara
V. GAMBARAN KLINIS
Gambaran klinis yang tampak sangat bergantung pada derajat
diferensiasi histologi dan tipe angiosarkoma yang terlibat;
Derajat rendah
Papul atau nodul batas tegas yang timbul,berwarna merah
keunguan, tak terasa nyeri, permukaan tak rata, sering dikelilingi
oleh lesi yang sama dan berukuran lebih kecil
Tak berdiferensiasi
Lesi terlihat sebagai area multipel yang kemerahan, makin lama
makin menimbul dan berwarna lebih gelap, ukuran bertambah
dengan cepat, nyeri, mudah berdarah, dan ulserasi dalam. Lesi
satelit bisa juga ditemukan pada angiosarkoma yang tak
berdiferensiasi (57%).
Angiosarkoma Jaringan Lunak
Tumor yang cepat berkembang, pada angiosarkoma
retroperitoneum biasanya timbul tanpa gejala sampai kemudian
menekan syaraf lumbal atau pelvis dan datang dengan keluhan
neurologis.
Sekitar 33% penderita angiosarkoma abdomen datang dengan
gejala perdarahan gastrointestinal, anemia, hematotoraks atau
asites hemoragik.
Sering bermetastasis ke sekitarnya
Angiosarkoma Tulang
Sekitar 33% mengenai tulang belakang, 33% tulang panjang, dan
sisanya mengenai tulang-tulang kecil pada tangan dan kaki.
Dapat timbul multifokal atau multisentrik
Sering keluhan tak spesifik, namun yang paling sering adalah rasa
nyeri dan teraba lunak di daerah yang terkena.
Kadang disertai pembengkakan dan peningkatan ukuran
ekstremitas yang terkena
Fraktur patologis terjadi pada 10% penderita.
Angiosarkoma kulit kepala dan wajah
Tampak seperti memar yang melebar & menimbul, nodul biru
kehitaman, atau ulkus yang tak sembuh-sembuh. Pada awalnya
jenis ini akan sulit dibedakan dengan selulitis, edema, memar, atau
infeksi lain, yang menyebabkan salah diagnosis.
Sering terjadi perdarahan dan nyeri
Angiosarkoma kulit dengan limfedema (Sindroma Stewart-Treves)
Angiosarkoma pada lengan ipsilateral dan terjadi beberapa tahun
setelah mastektomi. Angiosarkoma ini juga dilaporkan terjadi
setelah reseksi nodul aksila akibat melanoma, limfedema
kongenital, limfedema filarial, dan limfedema kronik idiopati.
Secara klinis jenis ini dapat berupa plak berbentuk bunga
(violaceous plaque) atau nodul pada otot, terutama di ekstremitas
atas, disertai nonpitting edema. Mudah terbentuk ulkus.
Angiosarkoma kulit dengan limfedema
Angiosarkoma pasca radiasi
Dilaporkan terjadi 4-10 tahun setelah radiasi, terlihat seperti
ekimosis atau terjadi penebalan kulit dengan lesi yang menimbul
pada daerah yang diradiasi.
Angiosarkoma epiteloid
Sangat jarang, merupakan varian yang agresif. Kematian terjadi 2-
3 tahun setelah manifestasi.
Angiosarkoma payudara
Sangat jarang terjadi.
0,05% dari seluruh kasus kanker payudara.
Ditemukan pada perempuan dekade 3-4
VI. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Biopsi
b. CT-scan
c. MRI
VII. STADIUM
Identifikasi akurat margin tumor dari angiosarcoma sangat sulit.
Karena tumor terdiri dari pembuluh darah, sulit bagi ahli patologi untuk
menentukan margin tumor yang tepat.
Derajat Deskripsi
O Derajat Tumor
GX Derajat tak dapat dinilai
G1 Diferensiasi baik
G2 Diferansiasi sedang
G3 Diferensiasi buruk
G4 Tak berdiferensiasi
TUkuran Tumor
Primer
TX Ukuran primer tak dapat dinilai
T0 Tidak terbukti tumor
T1 Ukuran tumor ≤ 5
T2 Ukuran tumor > 5
NStasus Kelenjar
Regional
NX Kelenjar tumor tidak dapat dinilai
N0 Tidak ada metastase kelenjar limfe regional
N1 Metastase kelenjar limfe regional
M Metastase Jauh
MX Adanya metastase jauh tidak dapat dinilai
M0 Adanya metastase jauh dan dapat dinilai
M1 Adanya metastase jauh
VIII. PENATALAKSANAAN
Sekitar 50% dari pasien dapat disembuhkan dengan cara eksisi
bedah utama atau sisanya mati karena penyakit dalam waktu 3 tahun.
Terapi radiasi menawarkan beberapa efek sebagai pengobatan paliatif,
tetapi hasil jangka panjang belum mendukung..Dalam banyak kasus tumor
ini adalah tidak cukup hanya dengan eksisi bedah utama.
Terapi angiosarkoma dapat berupa terapi neo-adjuvant (dosis
kemoterapi dan radioterapo lebih rendah) atau terapi adjuvant (kemoterapi
dan radioterapi setelah terapi pembedahan). Pada beberapa klasifikasi
angiosarkoman terapi yang diberikan juga berbeda-beda:
Angiosarkoma Jaringan Lunak Doxorubicin hanya untuk derajat tinggi
Radioterapi jika sudah metastase jauh, tidak dapat memperbaiki
daya tahan hidup
Angiosarkoma Tulang
Ifosfamid dan doxorubicin lini ke dua siklofosfamid, etoposid, dan
cisplatin lini ke tiga gemcitabine
Angiosarkoma Kulit
Metastasis dan inoperable doxorubicin
Hasil baik bedah dan radioterapi
IX. PROGNOSIS
50% angiosarkoma mengalami penyebaran jauh saat didiagnosis,
20% kasus diantaranya mengalami rekurensi setelah terapi bedah. Tumor
derajat 1 angka daya tahan hidup dilaporkan 95%, derajat 2 dilaporkan
62%, dan 20% pada derajat 3.
Untuk angiosarkoma kulit tidak terdapat hubungan antara
penampakan tumor (ulserasi, nodular, difus) dengan daya tahan hidup atau
rekurensi. Makin kecil ukuran (< 5 cm), operasi reseksi yang luas, dan
infiltrasi limfoid yang terbatas, menunjukkan prognosis yang baik.