anggaran dasar bps pamsimas

13
ATURAN DASAR BADAN PENGELOLA SARANA (BPS ) PEMBUKAAN Bahwa pendalaman dan pengembangan nilai-nilai kewargaan ke arah tatanan masyarakat yang lebih partisipatoris dalam rangka membangun kebersamaan dan kepercayan (trust and respect) antara pemerintah, masyarakat warga, dan masya-rakat yang lebih luas; memerlukan wadah kelembagaan masyarakat warga yang didasarkan kepada kesadaran kritis akan kebutuhan untuk bersinergi, dan nilai-nilai kearifan lokal, dan mencerminkan pola kepemimpinan kolektif berbasis moral yang merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang luhur di masyarakat. Bahwa gerakan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pencapaian target WSS-MDGs pembangunan sarana dan prasarana lingkungan permukiman merupakan gerakan bersama yang harus berjalan secara mandiri dan berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin, serta bersinergi dengan kegiatan-kegiatan yang telah ada yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Agar dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan peran aktif seluruh komponen masyarakat secara luas mulai dari identifikasi masalah kemiskinan dan lingkungan permukiman serta potensi- potensi yang dapat digunakan untuk perencanaan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan sarana dan prasarana lingkungan permukiman, pelaksanaan dan pengawasan sampai pada kesinambung-an dan keberlanjutannya. Dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sampai dengan penikmatan dan pemeliharaan hasil-hasil kegiatan gerakan penanggulangan kemiskinan tersebut harus berpegang pada prinsip keberpihakan kepada kelompok yang lemah, mengembangkan partisipasi lokal, mendorong kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan. Dalam rangka mengorganisir aspirasi, kebutuhan, permasalahan serta potensi masyarakat, maka perlu didirikan wadah kelembagaan yaitu suatu Badan Pengelola Sarana yang berbentuk paguyuban / perkumpulan atas dasar silaturahim perwakilan warga masyarakat desa/kelurahan. Badan ini mempunyai Visi membangun masyarakat warga (civil society) sebagai suatu tatanan hidup berma-syarakat, agar terwujud jaring kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat yang berdaya dan mampu menciptakan lingkungan BPS CSO

Upload: aznar-ismail

Post on 30-Jun-2015

522 views

Category:

Documents


39 download

TRANSCRIPT

Page 1: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

ATURAN DASARBADAN PENGELOLA SARANA (BPS )

PEMBUKAAN

Bahwa pendalaman dan pengembangan nilai-nilai kewargaan ke arah tatanan masyarakat yang lebih partisipatoris dalam rangka membangun kebersamaan dan kepercayan (trust and respect) antara pemerintah, masyarakat warga, dan masya-rakat yang lebih luas; memerlukan wadah kelembagaan masyarakat warga yang didasarkan kepada kesadaran kritis akan kebutuhan untuk bersinergi, dan nilai-nilai kearifan lokal, dan mencerminkan pola kepemimpinan kolektif berbasis moral yang merupakan manifestasi nilai-nilai budaya yang luhur di masyarakat.

Bahwa gerakan penanggulangan kemiskinan melalui upaya pencapaian target WSS-MDGs pembangunan sarana dan prasarana lingkungan permukiman merupakan gerakan bersama yang harus berjalan secara mandiri dan berkelanjutan melalui pemberdayaan masyarakat terutama masyarakat miskin, serta bersinergi dengan kegiatan-kegiatan yang telah ada yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Agar dapat mewujudkan hal tersebut diperlukan peran aktif seluruh komponen masyarakat secara luas mulai dari identifikasi masalah kemiskinan dan lingkungan permukiman serta potensi-potensi yang dapat digunakan untuk perencanaan program penanggulangan kemiskinan melalui pembangunan sarana dan prasarana lingkungan permukiman, pelaksanaan dan pengawasan sampai pada kesinambung-an dan keberlanjutannya.

Dalam penyusunan perencanaan, pelaksanaan dan pengawasan sampai dengan penikmatan dan pemeliharaan hasil-hasil kegiatan gerakan penanggulangan kemiskinan tersebut harus berpegang pada prinsip keberpihakan kepada kelompok yang lemah, mengembangkan partisipasi lokal, mendorong kebersamaan dan kepedulian terhadap lingkungan.

Dalam rangka mengorganisir aspirasi, kebutuhan, permasalahan serta potensi masyarakat, maka perlu didirikan wadah kelembagaan yaitu suatu Badan Pengelola Sarana yang berbentuk paguyuban / perkumpulan atas dasar silaturahim perwakilan warga masyarakat desa/kelurahan. Badan ini mempunyai Visi membangun masyarakat warga (civil society) sebagai suatu tatanan hidup berma-syarakat, agar terwujud jaring kemitraan antara pemerintah daerah dan masyarakat yang berdaya dan mampu menciptakan lingkungan perumahan dan permukiman yang sehat, layak dan produktif secara mandiri dan berkelanjutan, Misi BPS adalah membangun modal sosial dengan menumbuhkan kembali ikatan-ikatan sosial dan menggalang solidaritas serta kesatuan sosial sesama warga agar saling bekerja-sama demi kebaikan, kepentingan dan kebutuhan serta kemajuan bersama, serta dalam jangka panjang akan memperkuat keswadayaan masyarakat warga.

Berdasarkan alasan dan maksud tersebut dan dengan senantiasa mengharapkan ridlo dari Tuhan Yang Maha Esa, warga masyarakat Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota

BPSCSO

Page 2: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

Purbalingga Provinsi Jawa Tengah mengukuhkan berdirinya BPS dengan berpedoman pada Aturan Dasar ini.

BAB IBENTUK, NAMA, TEMPAT KEDUDUKAN, PENDIRIAN, DAN WAKTU

Pasal 1Bentuk, Nama dan Tempat Kedudukan

1. Organisasi Masyarakat Warga ini berbentuk Badan Pengelola Sarana di singkat BPS.

2. Organisasi Masyarakat Warga ini bernama BPS “TIRTA MADJU” yang berkedudukan di Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

Pasal 2Pendirian dan Waktu Pelaksanaan

BPS ini didirikan oleh masyarakat warga Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah melalui Forum Rembug Warga pada Hari Rabu Tanggal Tiga Belas Bulan Mei Tahun Dua Ribu Sembilan untuk jangka waktu yang tidak ditentukan lamanya.

BAB IIASAS, DASAR, DAN SIFAT KELEMBAGAAN

Pasal 3Asas dan Dasar

1. BPS ini berasaskan pada nilai-nilai KeTuhanan, Kemanusiaan, Kebersamaan dan Kesetaraan, Keadilan, Kejujuran, Keterbukaan dengan menjunjung tinggi Asas dan Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. BPS ini berdasarkan pada prinsip-prinsip trust and respect, partisipatif, inklusif, deliberatif, transparansi, demokrasi dan desentralisasi, musyawarah mufakat, akuntabel, responsible.

Pasal 4Sifat Organisasi

BPS ini bersifat independent dan otonom.

BAB IIIMAKSUD, TUJUAN DAN USAHA-USAHA ORGANISASI

Pasal 5

Maksud

BPS ini dimaksudkan sebagai wadah masyarakat warga dalam menggalang kebersamaan seluruh warga dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak secara mandiri, terpadu, berkelanjutan dan berkesinambungan.

Page 3: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

Pasal 6

Tujuan

BPS ini bertujuan agar masyarakat warga memiliki:

1. Organisasi masyarakat warga (civil society organization) yang merdeka dan memiliki posisi serta kekuatan runding yang setara dengan para pelaku pembangunan di daerah.

2. Organisasi masyarakat warga yang dapat menampung aspirasi dan kebutuhan sarana prasarana lingkungan / social / ekonomi masyarakat warga dalam kerangka ikut serta dalam menentukan kebijakan publik.

3. Sistem pengambilan keputusan masyarakat warga sesuai dengan norma kemasyarakatan dan kearifan lokal.

4. Sistem kerjasama yang terlembaga antara masyarakat warga melalui BPS dengan masyarakat yang peduli serta pihak lain dalam rangka penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman sebagai perwujudan semangat kebersamaan dalam rangka menuju kemandirian.

5. Sistem dan mekanisme perencanaan, pertanggungjawaban, dan pengembang-an kelembagaan masyarakat warga (civil society organization).

Pasal 7

Usaha-Usaha

Usaha-usaha yang dilakukan untuk mewujudkan maksud dan tujuan yang termaktub pada pasal 5 dan 6 adalah sebagai berikut:

1. Menyelenggarakan perencanaan sumber daya, dan pengawasan program pembangunan secara partisipatoris.

2. Memfasilitasi aspirasi dan prakarsa masyarakat warga.3. Membuka akses warga miskin ke sumber daya lain yang dapat

digunakan secara langsung oleh masyarakat miskin untuk upaya penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman

4. Meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial dalam upaya menunjang penciptaan peluang usaha baru, pengembangan usaha, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

5. Membangun jejaring kerja dengan pihak luar dalam rangka penguatan program penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman.

6. Pengelolaan sumber daya, sarana dan prasarana dasar lingkungan pemukiman serta sumber daya alam bagi peningkatan kegiatan ekonomi atau komponen lain yang disepakati masyarakat.

BAB IVMASYARAKAT WARGA

Page 4: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

Pasal 8

1. Masyarakat Warga yang tergabung dalam BPS “TIRTA MADJU” adalah seluruh warga masyarakat baik sebagai orang perorang maupun kelompok yang berkedudukan di Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

2. Masyarakat warga sebagai orang perorang maupun kelompok disebut sebagai anggota masyarakat warga.

3. Ketentuan lain tentang anggota masyarakat warga diatur dalam Aturan Rumah Tangga

BAB VKEKUASAAN DAN KEWENANGAN TERTINGGI

Pasal 9

1. Kekuasaan dan kewenangan tertinggi berada di tangan masyarakat warga Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

2. Kekuasaan dan kewenangan tertinggi dijalankan melalui Permusyawaratan Warga.

3. Keputusan–keputusan yang ditetapkan dalam permusyawatan warga dimandat-kan kepada Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU”

BAB VIPERANGKAT ORGANISASI

Pasal 10

Pimpinan dan Anggota Pimpinan Organisasi

1. Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” adalah penerima mandat masyarakat warga melalui permusyawaratan warga untuk mengkoor-dinir gerakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman secara sukarela.

2. Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” sebanyak 13 Orang, yang dipilih secara langsung tanpa melalui proses pencalonan dan/ataupun kampanye dan ditetapkan oleh musyawarah warga untuk masa bakti 4 tahun.

3. Seluruh Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” memiliki Kedudukan, hak, wewenang, tugas dan kewajiban yang sama serta mengembangkan pola kepemimpinan kolektif kolegial dalam memimpin gerakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman.

4. Salah seorang Anggota Pimpinan dapat ditetapkan menjadi Koordinator Pimpinan untuk menjalankan fungsi koordinasi kepemimpinan oleh Anggota Pimpinan melalui mekanisme penetapan yang berlaku.

Page 5: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

5. Salah seorang Anggota Pimpinan dapat ditetapkan menjadi Sekretaris untuk menjalankan fungsi Administrasi dan kesekretariatan oleh Anggota Pimpinan melalui mekanisme penetapan yang berlaku.

6. Tugas, kewajiban, hak dan wewenang pimpinan Organisasi diatur lebih lanjut dalam Aturan Rumah Tangga.

Page 6: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

Pasal 11

Pergantian dan Pemilihan Pimpinan Kolektif BPS

1. Pergantian Anggota Pimpinan dilakukan melalui Permusyawaratan Warga yang membicarakan agenda tersebut.

2. Anggota Pimpinan lama tetap menjalankan segala tugas dan kewajiban yang telah dimandatkan oleh Permusyawaratan Warga yang membicarakan agenda pergantian Anggota Pimpinan sampai melakukan serah terima jabatan dengan Anggota Pimpinan baru.

3. Pergantian antar waktu Anggota Pimpinan merupakan pergantian sebahagian atau seluruh Anggota Pimpinan yang dapat dilakukan tanpa menunggu habisnya masa tugas Anggota Pimpinan dan dilakukan melalui mekanisme Permusya-waratan Warga yang khusus membicarakan agenda tersebut.

4. Tata cara dan mekanisme pergantian dan pemilihan Anggota Pimpinan diatur dalam Aturan Rumah Tangga.

Pasal 12

Gugus Tugas dan Unsur Pembantu Pimpinan Organisasi1

1. Unit Pengelola Keuangan (UPK), adalah gugus tugas dari Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” yang bekerja secara profesional dan purna waktu serta berfungsi dan bertanggungjawab melakukan pengelolaan keuangan yang disalurkan lewat Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU”.

2. Unit Kerja Air Minum dan Sanitasi (AMPL), adalah gugus tugas dari Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” yang berfungsi dan bertanggungjawab atas penata-kelolaan kegiatan penyediaan sistem penyediaan air minum dan sanitasi untuk meningkatkan akses terhadap air minum dan sanitasi dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

3. Unit Kerja Kesehatan dan Higiene (HH), adalah gugus tugas Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” yang berfungsi dan bertanggungjawab atas penata-kelolaan kegiatan kesehatan dan higiene di masyarakat dan sekolah untuk meningkatkan perilaku hidup bersih dan sehat dalam rangka peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

4. Tata cara pembentukan dan mekanisme kerja masing – masing unsur pembantu organisasi diatur lebih lanjut dalam Aturan Rumah Tangga

BAB VIIKELOMPOK SWADAYA MASYARAKAT

Pasal 14

1. Kelompok Swadaya Masyarakat adalah suatu kelompok warga yang telah ada maupun yang dibentuk baru untuk itu yang beranggotakan masyarakat warga tertentu yang dibangun atas azas, prinsip, maksud dan tujuan serta dapat mengajukan usulan untuk memperoleh fasilitas dana bantuan langsung masyarakat untuk kegiatan-kegiatan yang

1 Jumlah dan jenis Unit Kegiatan di dalam BPS tergantung pada jenis dan jumlah kegiatan yang akan dilaksanakan oleh masyarakat melalui wadah BPS

Page 7: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

sejalan dengan azas, prinsip, maksud, tujuan dan usaha-usaha BPS “TIRTA MADJU”

2. Ketentuan lebih lanjut tentang Kelompok Swadaya Masyarakat diatur dalam Aturan Rumah Tangga (ART).

BAB VIIISISTEM DAN MEKANISME PENGAMBILAN KEPUTUSAN

Pasal 15

1. Sistem dan mekanisme pengambilan keputusan Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” dilakukan melalui Musyawarah Warga dan Rapat Anggota Pimpinan.

2. Permusyawaratan Warga dan Rapat Anggota Pimpinan dapat berlangsung dengan tidak memandang jumlah yang hadir, asal yang berkepentingan telah diundang baik melalui undangan tertulis maupun undangan terbuka.

3. Keputusan musyawarah dilakukan melalui mekanisme rembug warga berjenjang dan diusahakan diambil dengan suara bulat, dan apabila dipandang perlu dapat diadakan pemungutan suara dengan keputusan mengacu pada suara terbanyak.

4. Keputusan musyawarah dan rembug warga berjenjang yang menyangkut pergantian dan pemilihan Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” mengikuti ketentuan quorum yang berlaku.

5. Keputusan Permusyawaratan Warga tetap berlaku hingga dibatalkan oleh dan atau bertentangan dengan keputusan yang di atasnya atau keputusan yang lebih tinggi.

6. Keputusan Rapat Anggota Pimpinan tetap berlaku hingga dibatalkan oleh dan atau bertentangan dengan keputusan di atasnya atau keputusan yang lebih tinggi serta tidak dapat membatalkan keputusan-keputusan yang diambil dalam Permusyawaratan Warga.

Pasal 16

Permusyawaratan Warga

1. Permusyawaratan warga merupakan forum pengambilan keputusan dan kebijakan tertinggi Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” yang terdiri dari Permusyawaratan Umum Warga, Permusyawaratan Tahunan Warga dan Permusyawaratan Istimewa Warga dan masing-masing dilalui dengan mekanisme rembug warga berjenjang.

2. Permusyawaratan Umum Warga, adalah permusyawaratan warga tertinggi dalam gerakan penanggulangan kemiskinan yang diadakan sekurang– kurangnya 1 tahun sekali atas undangan Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU”

3. Permusyawaratan Tahunan Warga, adalah permusyawaratan warga tertinggi sesudah permusyawaratan umum warga yang merupakan forum konsultasi gerakan penanggulangan kemiskinan dan diadakan sekurang-kurangnya 1 tahun sekali atas undangan Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU”

Page 8: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

4. Permusyawaratan Istimewa Warga, adalah forum pengambilan keputusan warga tertinggi yang memiliki kewenangan yang dapat disetarakan dengan kewenangan permusyawaratan umum kecuali menetapkan perubahan pokok dalam Aturan Dasar yang berlaku dan dilakukan dalam situasi dan kondisi khusus.

Pasal 17

Rapat Anggota Pimpinan

1. Rapat Anggota Pimpinan merupakan forum pengambilan keputusan dan atau menetapkan kebijakan-kebijakan Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” dalam operasional pelaksanaan gerakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman yang terdiri dari Rapat Tahunan dan Rapat Koordinasi Rutin Anggota Pimpinan.

2. Rapat Tahunan, adalah rapat yang dilakukan sekurang-kurangnya 1 tahun satu kali yang diikuti oleh seluruh Anggota Pimpinan dan seluruh Gugus Tugas dan Unsur Pembantu Pimpinan atas undangan Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” untuk evaluasi dan pembahasan perkembangan kegiatan tahun sebelumnya serta menetapkan rancangan Program Kerja Tahunan termasuk pembahasan usulan kegiatan KSM / masyarakat.

3. Rapat Koordinasi Rutin Anggota Pimpinan, adalah rapat rutin yang diadakan sekurang-kurangnya 1 bulan sekali oleh Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” guna membahas kemajuan dan perkembangan kegiatan serta menetapkan rencana kegiatan bulanan yang akan dilaksanakan oleh unit-unit pengelola kegiatan.

BAB IXKEKAYAAN DAN SUMBER KEKAYAAN ORGANISASI

Pasal 18

Kekayaan Organisasi

1. Kekayaan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” adalah hak milik seluruh warga masyarakat yang pemanfaatannya diperuntukkan sebesar-besarnya bagi usaha gerakan penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman di Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah

2. Kekayaan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah segala sesuatu yang dimiliki oleh BPS “TIRTA MADJU” baik berupa kekayaan tetap, kekayaan lancar maupun kekayaan yang tidak berwujud.

Pasal 19

Sumber-Sumber Kekayaan Organisasi

Sumber kekayaan BPS “TIRTA MADJU” diperoleh dari:1. Bantuan atau sumbangan dari warga masyarakat yang diberikan

secara sukarela;

Page 9: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

2. Bantuan atau sumbangan dari penyandang dana secara perorangan maupun lembaga yang diberikan dengan tanpa ada ikatan apapun;

3. Bantuan atau sumbangan dari pihak pemerintah yang diberikan dengan tanpa ikatan yang merugikan BPS “TIRTA MADJU” dalam bentuk bantuan langsung pemerintah kepada masyarakat.

4. Hasil–hasil usaha organisasi yang sah dan tidak melawan hukum serta ditetap-kan oleh ketetapan Permusyawaratan Warga.

Pasal 20

Pengelola dan Pemanfaatan Kekayaan Organisasi

1. Pengelolaan kekayaan sebagaimana dimaksud pasal 18 dan 19 diamanatkan kepada Pimpinan Kolektif BPS “ TIRTA MADJU” melalui UPK untuk dikelola secara professional, tertib dan transparan dan harus dipertanggung-jawabkan kepada seluruh warga masyarakat Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga

2. Pemanfaatan seluruh kekayaan sebesar–besarnya dimanfaatkan sebagai fasilitas Dana Bantuan Langsung Masyarakat (BLM) baik bersifat hibah dan ataupun bergulir kepada KSM-KSM / masyarakat yang melakukan usaha-usaha yang mendukung maksud dan tujuan BPS “ TIRTA MADJU”

3. Besaran biaya operasional yang diperkenankan diambil dari kekayaan yang bersumber dari hasil–hasil usaha organisasi ditetapkan oleh Ketetapan Permu-syawaratan Warga yang membicarakan agenda tersebut.

4. Ketentuan lebih lanjut tentang pemanfaatan dan pertanggungjawaban peman-faatan kekayaan organisasi di atur dalam Aturan Rumah Tangga.

BAB XPENGADUAN MASYARAKAT

Pasal 21

1. Pihak pemeduli baik pemerintah maupun non-pemerintah dapat membangun Unit–Unit Pengaduan Masyarakat yang bekerja masing-masing secara independen dalam suatu jejaring pengaduan masyarakat.

2. Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU” wajib bekerjasama dengan TPM / Kader Masyarakat dan semua pihak pemeduli baik pemerintah maupun non-pemerintah membangun simpul–simpul jaringan pengaduan masyarakat yang menjunjung tinggi nilai-nilai keutamaan dan prinsip-prinsip utama kemanusiaan dan kemasyarakatan.

3. Unit pengaduan masyarakat merupakan bagian dari partisipasi masyarakat dalam mengawal pembangunan khususnya gerakan penanggulangan kemis-kinan dan pembangunan lingkungan permukiman berfungsi untuk menerima pengaduan dan keluhan yang disampaikan baik secara tertulis maupun lisan oleh perorangan atau kelompok masyarakat.

4. Masing-masing unit pengaduan masyarakat wajib melakukan pengelolaan pengaduan meliputi:

Page 10: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

4.1. Pencatatan pada saat menerima pengaduan dan keluhan guna memudah-kan dalam penanganan penyelesaian pengaduan,

4.2. Melakukan klarifikasi dan investigasi terhadap pengaduan yang diterima sebagai data pendukung guna memudahkan dalam penanganan penyele-saian pengaduan,

4.3. Melakukan penyelesaian pengaduan dari masyarakat dengan cara musya-warah dan mufakat diantara pihak-pihak yang berkepentingan, apabila penyelesaian dengan cara musyawarah dan mufakat tidak dapat tercapai dapat melibatkan campur tangan pihak ketiga melalui cara arbitrase dan hukum.

5. Tata cara maupun mekanisme dan prosedur pengelolaan pengaduan masyarakat dan jejaring pengaduan masyarakat diatur lebih lanjut dalam Pedoman Pengaduan Masyarakat yang dirumuskan bersama-sama antara Anggota Pimpinan Kolektif BPS “TIRTA MADJU ” dengan pihak pemeduli.

BAB XIATURAN RUMAH TANGGA

Pasal 22

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Aturan Dasar ini akan diatur dalam Aturan Rumah Tangga.

2. Aturan Rumah Tangga BPS ” TIRTA MADJU” merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan dengan Aturan Dasar ini dan disahkan oleh Permusyawaratan Warga.

BAB XIIPERUBAHAN ATURAN DASAR

DAN PEMBUBARAN ORGANISASI

Pasal 23

Perubahan Aturan Dasar

1. Aturan Dasar hanya dapat dirubah oleh Permusyawaratan Umum Warga dan perubahannya adalah sah apabila diputuskan dengan suara bulat atau sedikit-nya 2/3 (dua per tiga) dari jumlah Peserta Permusyawaratan Umum warga yang hadir untuk membicarakan agenda tersebut.

2. Jika dikehendaki adanya perubahan Aturan Dasar, selama Aturan Dasar baru belum dapat diputuskan maka Aturan Dasar lama masih dinyatakan berlaku.

Pasal 24

Pembubaran Organisasi

Page 11: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

1. BPS ”TIRTA MADJU” hanya dapat dibubarkan oleh keputusan Permusyawaratan Umum Warga dengan didahului proses Referendum Masyarakat Warga.

2. Pembubaran hanya dapat dilakukan jika BPS ” TIRTA MADJU” dinilai tidak lagi memadai sebagai wadah masyarakat warga dalam menggalang kebersamaan seluruh warga dan menjalin kerjasama dengan berbagai pihak bagi usaha gerakan penanggulangan kemiskinan secara mandiri, terpadu dan berkelanjutan.

3. Jika BPS ” TIRTA MADJU” dinyatakan bubar, seluruh kekayaan diserahkan kembali kepada masyarakat melalui Negara untuk kepentingan usaha penanggulangan kemiskinan dan pembangunan lingkungan permukiman.

BAB XIIIP E N U T U P

Pasal 25

1. Hal-hal lain yang belum diatur dalam Aturan Dasar maupun Aturan Rumah Tangga akan diatur dalam Pedoman Organisasi ataupun peraturan lainnya.

2. Aturan Dasar ini untuk pertama kali disahkan melalui ketetapan Permusyawaratan Umum Warga yang saat itu disebut Rembug Warga Desa/Kelurahan Sangkanayu Kecamatan Mrebet Kabupaten/Kota Purbalingga Provinsi Jawa Tengah yang diselenggarakan pada hari Rabu tanggal Tiga Belas bulan Mei tahun dua ribu sembilan dan berlaku sejak tanggal pengesahan.

Ditetapkan di Sangkanayu

Pada tanggal 13 Mei 2009

( SUTRISNO )Koordinator

( ALI NURSETIAWAN ) ( SUGIYONO ) ( AZNAR ISMAIL )

( MUNIAH ) ( IMAM SOLEH S. ) ( MARGIYATI )

Page 12: Anggaran Dasar Bps Pamsimas

( SULAIMAN ) ( TAUHID ) ( KASIMIN )

( SUGIARTO ) ( SUKRIANTO ) ( SUNGKOWO )

Dicatatkan untuk di daftar oleh Notaris: ………………………