anfis sist darah_dasar teori dan dapus

9
Dasar Teori Jantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram (Syaifuddin, 2006). Sistem aliran darah mencakup jantung, arteria, kapiler, sinulosa, dan vena. Kelimanya ditentukan dari posisinya dalam sirkuis vaskular. Juga dikendali diri bagian histologinya yang mencerminkan kekuatan khusus untuk bertahan serta kontrol fungsi vaskular dari setiap jenisnya. Kelompok arteri mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan menahan dengan kuat dari denyutan jantung serta perubahan kecepatan darah, juga mengatur aliran

Upload: selynita

Post on 08-Nov-2015

238 views

Category:

Documents


6 download

DESCRIPTION

Praktikum Anfisman Sistem Darah

TRANSCRIPT

Dasar TeoriJantung merupakan sebuah organ yang terdiri dari otot. Otot jantung merupakan jaringan istimewa karena kalau dilihat dari bentuk dan susunannya sama dengan otot serat lintang, tetapi cara bekerjanya menyerupai otot polos yaitu diluar kemauan kita (dipengaruhi oleh susunan saraf otonom). Bentuk jantung menyerupai jantung pisang, bagian atasnya tumpul (pangkal jantung) dan disebut juga basis kordis. Di sebelah bawah agak runcing yang disebut apeks kordis. Letak jantung di dalam rongga dada sebelah depan (kavum mediastinum anterior), sebelah kiri bawah dari pertengahan rongga dada, di atas diafragma, dan pangkalnya terdapat di belakang kiri antara kosta V dan VI dua jari di bawah papila mamae. Pada tempat ini teraba adanya denyutan jantung yang disebut iktus kordis. Ukurannya lebih kurang sebesar genggaman tangan kanan dan beratnya kira-kira 250-300 gram (Syaifuddin, 2006).

Sistem aliran darah mencakup jantung, arteria, kapiler, sinulosa, dan vena. Kelimanya ditentukan dari posisinya dalam sirkuis vaskular. Juga dikendali diri bagian histologinya yang mencerminkan kekuatan khusus untuk bertahan serta kontrol fungsi vaskular dari setiap jenisnya. Kelompok arteri mengalirkan darah dari jantung menuju jaringan menahan dengan kuat dari denyutan jantung serta perubahan kecepatan darah, juga mengatur aliran darah ke dalam kapiler serta sinulosa (Delmann, 1992: 216).

Tugas jantung sebagai pompa darah dengan dua sistem sirkulasi yang terpisah. Sistem sirkulasi yang lebih besar, meliputi seluruh jaringan tubuh, hingga itu jantung memompakan darah ke pembuluh nadi lewat aorta. Sedang sistem sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi yang lebih kecil, meliputi sirkulasi darah ke paru-paru (pulmonum) tempat dimana terjadi pertukaran udara (oksigenasi) setelah kembali dari peru-paru darah yang kembali ke jantung lewat pembuluh darah balik (vena), darah ini miskin akan zat asam. Darah ini kemudian dipompakan ke paru-paru kembali untuk diperbaharui (dioksigenasi) (Irianto, 2004: 100).

Jantung memiliki kemampuan untuk mengadakan tanggapan bila mandapat rangsangan dengan intensitas yang cukup besar. Tanggapan jantung berupa perambatan potensial aksi dan kontraksi mekanik. Potensial aksi pada jantung agak berbeda dengan pada saraf dan otot. Pada jantung potensial aksi mempunyai bentuk seperti plateau dan berlangsung agak lama (dalam satuan waktu detik), sedangkan pada saraf satuan waktunya adalah milidetik (Wulangi, 1993: 133).Jantung berfungsi untuk memompa darah agar dapat terus beredar. Jantung menusia berukuran kira-kira satu kepalan tangan dan memiliki tiga lapisan perikardium, miokardium, serta endokardium. Perikardium merupakan selaput pembungkus jantung, sedangkan miokardium adalah otot jantung. Adapun endokardium adalah selaput pembatas ruang jantung yang mengandung pembuluh darah, saraf dan sistem peredaran darah ke jantung. Jantung manusia terbagi menjadi empat ruangan, yaitu ventrikel dekster (bilik kanan), ventrikel sinister (bilik kiri), atrium dekster (serambi kanan), dan atrium sinister (serambi kanan) (Pujiyanto, 2008: 99).

Darah yang dipompa keluar jantung mempunyai kekuatan dan kecepatan mengalir tertentu. Kekuatan ini diteruskan oleh pembuluh nadi. Karena otot pembuluh nadi mempunyai elastisitas, maka nadi ikut berdenyut. Tekanan darah dapat diukur dengan tensimeter yang mengukur tekanan sistolis dan tekanan diastolis. Umumnya pada orang dewasa sehat, tekanan sistolis sebesar 120 mmHg dan tekanan diastolis sebesar 80 mmHg (Pratignjo, 1991: 100-101).Jantung merupakan organ pemompa yang besar yang memelihara peredaran melalui seluruh tubuh. Arteri membawa darah dari jantung, vena membawa darah ke jantung, kapiler menggabungkan arteri dan vena, terentang di antaranya dan merupakan jalan lalu lintas antara makanan dan bahan buangan. Di sini juga terjadi pertukaran gas dalam cairan extraseluler atau interstisiil. Jantung adalah organ berupa otot, berbentuk kerucut, berongga dan dengan basisnya di atas dan puncaknya di bawah. Apex-nya (puncak) miring ke sebelah kiri (Pearce, 2004).Denyut nadi dan tekanan darah merupakan faktor-faktor yang dipakai sebagai indikator untuk menilai sistem kardiovaskuler seseorang (Sanif, 2008).

Gambar 1. Anatomi Jantung

Denyut nadi (pulse rate) menggambarkan frekuensi kontraksi jantung seseorang. Pemeriksaan denyut nadi sederhana, biasanya dilakukan secara palpasi. Palpasi adalah cara pemeriksaan dengan meraba, menyentuh, atau merasakan struktur dengan ujung-ujung jari; sedangkan pemeriksaan dikatakan auskultasi, apabila pemeriksaan dilakukan dengan mendengarkan suara-suara alami yang diproduksi dalam tubuh (Saladin, 2003).Pada umumnya, pengukuran denyut nadi dapat dilakukan pada sembilan titik yaitu arteri radialis, arteri brakhialis, arteri carotis communis, arteri femoralis, arteri dorsalis pedis, arteri popolitea, arteri temporalis, arteri apical, arteri tibialis posterior (Michael, 2006).

Gambar 2. Cara Pengukuran Tekanan Darah dengan Metode AuskultasiSphygmomanometer adalah alat yang digunakan untuk mengukur tekanan darah arteri. Alat ini terdiri dari sebuah manset elastis yang berisi kantong karet tiup.

Ketika manset diikatkan pada lengan, inflasi dari kantong karet memampatkan jaringan bawah manset. Jika kantong karet membengkak untuk tekanan yang melebihi nilai puncak gelombang nadi, arteri terus melemah dan tidak ada gelombang pulsa yang bisa teraba di arteri perifer. Jika tekanan dalam spontan secara bertahap dikurangi, suatu titik akan tercapai di mana terdapat gelombang pulsa sedikit melebihi tekanan pada jaringan sekitarnya dan dalam kantong karet. Pada tingkat itu, denyut nadi menjadi teraba dan tekanan yang ditunjukkan pada manometer air raksa adalah ukuran dari nadi puncak atau tekanan sistolik.Aliran darah mengalir melalui arteri di bawah manset dengan cepat dan mempercepat kolom darah di cabang arteri perifer, menghasilkan turbulensi dan suara khas, yang dapat didengar melalui stetoskop. Sebagian tekanan dalam manset dikurangi lebih lanjut. Perbedaan antara tekanan sistolik dan tekanan manset semakin melebar dan arteri terbuka selama beberapa waktu. Secara umum, jumlah darah bergelombang di bawah manset juga sama meningkatnya, dan suara jantung melalui stetoskop cenderung mengeras. Ketika tekanan dalam manset turun di bawah tekanan minimal gelombang nadi, arteri tetap terbuka terus menerus dan suara yang dipancarkan menjadi teredam karena darah terus mengalir dan derajat percepatan darah oleh gelombang pulsa tiba-tiba dikurangi. Pada masih rendah manset tekanan, suara hilang sama sekali sebagai aliran laminar dan aliran darah menjadi normal kembali (Rushmer, 1970). Adapun bunyi yang didengar saat auskultasi pemeriksaan tekanan darah disebut dengan bunyi korotkoff, yakni bunyi yang ditimbulkan karena turbulensi aliran darah yang ditimbulkan karena oklusi parsial dari arteri brachialis.

Berbagai faktor memepengaruhi denyut nadi dan tekanan darah, seperti halnya aktivitas hormon, rangsang saraf simpatis, jenis kelamin, umur, suhu tubuh, termasuk juga diantaranya posisi dan aktivitas fisik.

Golongan darah merupakan ciri khusus darah dari suatu individu karena adanya perbedaan jenis karbohidrat dan protein pada permukaan membran sel darah merah. Golongan darah ditentukan oleh jumlah zat (kemudian disebut antigen) yang terkandung di dalam sel darah merah.Golongan darah menurut sistem A-B-O dapat diwariskan dari orang tua kepada anaknya. Land-Steiner dalam Suryo (1996) membedakan darah manusia kedalam empat golongan yaitu A, B, AB dan O. Penggolongan darah ini disebabkan oleh macam antigen yang dikandung oleh eritrosit (sel darah merah).

Dua jenis penggolongan darah yang paling penting adalah penggolongan A-B-O dan Rhesus (faktor Rh). Di dunia ini sebenarnya dikenal sekitar 46 jenis antigen selain antigen A-B-O dan Rh, hanya saja lebih jarang dijumpai. Transfusi darah dari golongan yang tidak kompatibel dapat menyebabkan reaksi transfusi imunologis yang berakibat anemia hemolisis, gagal ginjal, syok, dan kematian .Golongan darah yang berbeda yaitu A, B, AB dan O. ditentukan oleh sepasang gen, yang diwarisi dari kedua orang tua. Setiap golongan darah dapat dikenal dari zat kimia yang disebut antigen, yang terletak di permukaan sel darah merah. Ketika seseorang membutuhkan transfusi darah, maka darah yang disumbangkan haruslah sesuai dengan golongan darah tertentu. Kesalahan dalam melakukan transfusi akan dapat menimbulkan komplikasi yang serius.Tabel 1. Golongan darah sistem ABOGolongan DarahAntigenAntibodi

AAAnti-B

BBAnti-A

ABA dan BTidak ada

OTidak adaAnti-A dan Anti-B

Daftar Pustaka

Delmann, 1992. Buku Teks Histologi Veteriner. Jakarta : UI PressIrianto, K., 2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung : PT. Yrama Widya

Pratignjo, 1991. Biologi. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik IndonesiaPujianto, S., 2008. Dunia Biologi 2. Solo : PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri

Pearce, E., 2004. Anatomi dan Fisiologi Manusia untuk Paramedis. Jakarta : Gramedia Pustaka UtamaSyaifuddin, 2006. Anatomi dan Fisiologi untuk Mahasiswa Keperawatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGCWulangi, K., 1993. Prinsip-Prinsip Fisiologi Hewan. Jakarta : Departemen Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia