anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang …

21
1 Universitas Indonesia ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHINYA DIWILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2013 Noviyana Idwiyani*, dan Sri Tjahyani Budi Utami ***Program Studi Bidan Komunitas FKM UI, **Dosen Departemen Kesling FKM UI ABSTRAK Anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu dan anak. Bagi ibu, dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post partum. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan : kematian mudiqah, kematian prenatal, prematuritas, dapat terjadi cacat bawaan, dan cadangan besi kurang. Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama terjadi peningkatan kasus anemia ibu hamil dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yaitu pada tahun 2009 sebanyak 6%, 2010 sebanyak 9%, 2011 sebanyak 12 % dan tahun 2012 sebanyak 17% kasus anemia pada ibu hamil. Karena hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di puskesmas Kecamatan kebayoran lama tahun 2013. Desain penelitian ini adalah case control dengan tehnik pengambilan sampel yang digunakan adalah total kasus dan random sampling untuk kontrol dengan jumlah sampel 55 kasus dan 55 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder dan data primer. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Chi-square. Hasil penelitian menunjukkan lima variabel yang secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan PR= 4,106 , pendidikan dengan nilai p =0,013 dan nilai PR=1,688, sikap dengan nilai p=0,007 dan PR= 3,860, frekuensi ANC dengan nilai p=0.000 dan PR=3,407, dan konsumsi Tablet besi dengan nilai P=0.000 dan PR=4,106, Sedangkan lima variabel yang lain tidak memiliki hubungan yang bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara sosiodemografi yang mencakup pengetahuan, pendidikan, sikap dan ANC yang mencakup frekuensi ANC, konsumsi Tablet besi. Saran yang disampaikan bagi Puskesmas adalah peningkatan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang anemia melalui penyuluhan, pendekatan dalam pengawasan konsumsi TTD. Ibu hamil, perlu peningkatan informasi tentang anemia, makanan yang bergizi terutama mengandung zat besi dan kesadaran dalam mengkonsumsi TTD secara teratur. Kata Kunci : Anemia pada ibu Hamil ABSTRACT Anemia in pregnancy is a potential cause of morbidity and mortality of mothers and children. For the mother, can result in abortion, parturition prematurus, prolonged labor due to uterine inertia, postpartum hemorrhage due to uterine atony, shock, infection both intra partum and post partum. For the products of conception can cause anemia in pregnancy: mudiqah death, prenatal death, prematurity, birth defects can occur, and less iron reserves. Kebayoran Lama sub-district health centers in an increase in anemia cases pregnant women from 2009 through 2012 that in 2009 as much as 6%, in 2010 as much as 9%, 2011 of 12% and by 2012 as many as 17% of cases of anemia in pregnant women. Because of these conditions, this study aims to describe the incidence of maternal anemia and associated factors in Kebayoran Lama sub- district health centers in 2013. The study design was a case-control with the sampling technique used is total random sampling of cases and controls with a sample of 55 cases and 55 controls. The data was collected using secondary data and primary data. While the analysis Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

12 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

1

Universitas Indonesia

ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG

MEMPENGARUHINYA DIWILAYAH PUSKESMAS KECAMATAN

KEBAYORAN LAMA JAKARTA SELATAN TAHUN 2013

Noviyana Idwiyani*⁾, dan Sri Tjahyani Budi Utami **⁾ *⁾Program Studi Bidan Komunitas FKM UI, **⁾Dosen Departemen Kesling FKM UI

ABSTRAK

Anemia dalam kehamilan merupakan sebab potensial morbiditas serta mortalitas ibu dan

anak. Bagi ibu, dapat mengakibatkan abortus, partus prematurus, partus lama karena inertia

uteri, perdarahan post partum karena atonia uteri, syok, infeksi baik intra partum maupun post

partum. Bagi hasil konsepsi anemia dalam kehamilan dapat mengakibatkan : kematian

mudiqah, kematian prenatal, prematuritas, dapat terjadi cacat bawaan, dan cadangan besi

kurang. Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama terjadi peningkatan kasus anemia ibu

hamil dari tahun 2009 hingga tahun 2012 yaitu pada tahun 2009 sebanyak 6%, 2010

sebanyak 9%, 2011 sebanyak 12 % dan tahun 2012 sebanyak 17% kasus anemia pada ibu

hamil. Karena hal tersebut maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran kejadian

anemia ibu hamil dan faktor-faktor yang berhubungan di puskesmas Kecamatan kebayoran

lama tahun 2013. Desain penelitian ini adalah case control dengan tehnik pengambilan sampel

yang digunakan adalah total kasus dan random sampling untuk kontrol dengan jumlah sampel

55 kasus dan 55 kontrol. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan data sekunder

dan data primer. Sedangkan analisis data yang digunakan adalah Chi-square. Hasil penelitian

menunjukkan lima variabel yang secara statistik memiliki hubungan yang bermakna dengan

kejadian anemia pada ibu hamil yaitu pengetahuan dengan nilai p = 0,000 dan PR= 4,106 ,

pendidikan dengan nilai p =0,013 dan nilai PR=1,688, sikap dengan nilai p=0,007 dan PR=

3,860, frekuensi ANC dengan nilai p=0.000 dan PR=3,407, dan konsumsi Tablet besi dengan

nilai P=0.000 dan PR=4,106, Sedangkan lima variabel yang lain tidak memiliki hubungan

yang bermakna. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna

antara sosiodemografi yang mencakup pengetahuan, pendidikan, sikap dan ANC yang

mencakup frekuensi ANC, konsumsi Tablet besi. Saran yang disampaikan bagi Puskesmas

adalah peningkatan pengetahuan masyarakat terutama ibu hamil tentang anemia melalui

penyuluhan, pendekatan dalam pengawasan konsumsi TTD. Ibu hamil, perlu peningkatan

informasi tentang anemia, makanan yang bergizi terutama mengandung zat besi dan

kesadaran dalam mengkonsumsi TTD secara teratur.

Kata Kunci : Anemia pada ibu Hamil

ABSTRACT

Anemia in pregnancy is a potential cause of morbidity and mortality of mothers and children.

For the mother, can result in abortion, parturition prematurus, prolonged labor due to uterine

inertia, postpartum hemorrhage due to uterine atony, shock, infection both intra partum and

post partum. For the products of conception can cause anemia in pregnancy: mudiqah death,

prenatal death, prematurity, birth defects can occur, and less iron reserves. Kebayoran Lama

sub-district health centers in an increase in anemia cases pregnant women from 2009 through

2012 that in 2009 as much as 6%, in 2010 as much as 9%, 2011 of 12% and by 2012 as many

as 17% of cases of anemia in pregnant women. Because of these conditions, this study aims to

describe the incidence of maternal anemia and associated factors in Kebayoran Lama sub-

district health centers in 2013. The study design was a case-control with the sampling

technique used is total random sampling of cases and controls with a sample of 55 cases and

55 controls. The data was collected using secondary data and primary data. While the analysis

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 2: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

2

Universitas Indonesia

of the data used is Chi-square. The results showed that five variables have a statistically

significant association with the incidence of anemia in pregnant women with the knowledge

that the value of p = 0.000 and PR = 4.106, education with value = 0.013 and p = 1.688 PR

value, attitudes to the value of p = 0.007 and PR = 3.860, frequency of ANC with p = 0.000

and PR = 3.407, and consumption of iron tablets with a value of P = 0.000 and PR = 4.106,

while the other five variables have no meaningful relationship. It can be concluded that there

is a significant association between sociodemographic which includes knowledge, education,

attitude and ANC ANC that includes frequency, consumption of iron tablets. Suggestions

submitted to the Health Center is to increase public knowledge about anemia, especially

pregnant women through counseling, supervision approach in consumer TTD. Pregnant

women, need to increase information about anemia, especially nutritious food containing iron

and awareness in TTD consume regularly.

Keywords: Anemia in pregnant mothers

PENDAHULUAN

Anemia gizi adalah kekurangan kadar hemoglobin (HB) dalam darah yang disebabkan

karena kekurangan zat gizi yang diperlukan untuk pembentukan HB tersebut (Profil

Kesehatan Provinsi Indonesia. 2010). Wanita hamil merupakan salah satu kelompok yang

rentan masalah gizi terutama anemia gizi besi. Kriteria anemia yang ditetapkan WHO untuk

ibu hamil adalah <11,0 gr/dl dan untuk wanita tidak hamil adalah <12,0 gr/dl(Evawany

Aritonang, 2010). Anemia pada ibu hamil disamping disebabkan karena kemiskinan dimana

asupan gizi sangat kurang, juga dapat disebabkan karena ketimpangan gender dan adanya

ketidaktahuan tentang pola makan yang benar. Ibu hamil memerlukan banyak zat gizi untuk

memenuhi kebutuhan pada dirinya dan janinnya. Kekurangan zat besi mengakibatkan

kekurangan hemoglobin (HB) dimana zat besi sebagai salah satu unsure

pembentuknya(Tarwoto dan Wasnidar, 2007).

Menurut data Survey Demografi Kesehatan (SDKI) 2007 angka kematian ibu

melahirkan di Indonesia adalah 228 per 100.000 bayi kelahiran hidup. Dibandingkan dengan

Negara Asia Tenggara yang lain, angka di Indonesia masih tinggi. Masalah gizi pada ibu

hamil juga berdampak pada angka kematian bayi. Data SDKI tahun 2007 menunjukkan 34

kematian bayi per 1000 kelahiran hidup. WHO menyatakan bahwa prevalensi (persentase)

anemia secara global pada ibu hamil adalah 51% sedangkan anemia pada wanita secara

keseluruhan adalah 35%(Evawany Aritonang, 2010). Ditahun 1990, prevalensi anemia kurang

besi pada ibu hamil justru meningkat sampai 55%(WHO,1990) angka tersebut terus

membengkak hingga 74% (1997). Anemia defisiensi lebih cenderung berlangsung dinegara

sedang berkembang ketimbang Negara yang sudah maju. 36% dari perkiraan populasi 3800

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 3: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

3

Universitas Indonesia

juta orang dinegara berkembang menderita anemia jenis ini, sedangkan prevalensi dinegara

maju hanya sekitar 8% dari perkiraan populasi 1200 juta orang.

Berdasarkan hasil Survey kesehatan Rumah Tangga (SKRT, 2001), Prevalensi anemia

ibu hamil sebesar 40,1%, pada tahun 2007 turun menjadi 24,5% (rikesdas,2007). Namun

demikian keadaan ini mengindikasikan bahwa anemia gizi besi masih menjadi masalah

kesehatan masyarakat. Penanggulangan masalah anemia gizi besi saat ini terfokus pada

pemberian tablet tambah darah (Fe) pada ibu hamil. Ibu hamil mendapat tablet tambah darah

90 tablet selama kehamilannya.

Berdasarkan data monitoring ibu hamil resiko tinggi dengan anemia di Puskesmas

Kec. Kebayoran Lama dari tahun 2009 hingga 2012 didapat peningkatan kasus yaitu 20 kasus

(6%), 29kasus (9%), 43 kasus(12%), dan 52 kasus(17%). Hingga awal bulan maret 2013 telah

terjaring 18 kasus(26%) ibu hamil dengan anemia. Peningkatan kejadian anemia pada ibu

hamil diwilayah kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan ini ditakutkan akan

meningkatkan angka kematian ibu dan bayi. Kejadian anemia pada wanita hamil yang

dipengaruhi oleh faktor-faktor yang dapat memicunya penting untuk diadakan penelitian agar

dapat diketahui gambaran faktor-faktor resiko seorang wanita yang hamil mengalami anemia

dan didapatkan data tentang kejadian anemia khususnya diwilayah puskesmas kecamatan

Kebayoran Lama Jakarta Selatan.

Maka dari itu dalam penelitian ini kita akan menganalisis faktor yang berhubungan

terhadap kejadian anemia pada ibu hamil di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama Jakarta

Selatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui kejadian anemia dan faktor-faktor

resiko yang berhubungan dengan kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas kecamatan

Kebayoran Lama tahun 2013.

TINJAUAN TEORITIS

Kehamilan adalah pertumbuhan dan perkembangan janin intrauterin mulai sejak

konsepsi dan berakhir sampai permulaan persalinan (Manuaba, 1998 : 4). Masa kehamilan

dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, lamanya kehamilan normal 280 hari (40 minggu

atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

trimester yaitu trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester kedua

dari bulan keempat sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan ketujuh sampai 9 bulan

(Prawirohardjo, 2006: 89)

Pengertian ibu hamil (Gravida) adalah wanita yang sedang hamil. Keadaan kesehatan

ibu hamil sangat mempengaruhi kehidupan janin. Untuk melahirkan bayi yang sehat ibu hamil

harus mempunyai kesehatan yang optimal. Menurut Dorland (2002) pengertian wanita hamil

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 4: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

4

Universitas Indonesia

(Gravida) adalah salah satu komponen dari status paritas yang sering dituliskan dengan notasi

G-P-Ab, di mana G menyatakan jumlah kehamilan (gestasi), P menyatakan jumlah paritas,

dan Ab menyatakan jumlah abortus.

Pembagian anemia pada Ibu hamil berdasarkan haemoglobin menurut Manuaba (2007) adalah

sebagai berikut:

a. Hb 9-10 gr % : anemia ringan

b. Hb 7-8 gr % : anemia sedang

c. Hb < dari 7 gr % : anemia berat

Pada keadaan hamil terjadi perubahan fisiologis pada berbagai system tubuh, salah satu nya

adalah perubahan pada system kardiovaskuler. Perubahan pada kardiovaskuler dapat berupa

peningkatan curah jantung, meningkatnya stroke volume, aliran darah dan volume

darah(Tarwoto dan Wasnidar, 2007).

1. Hipertropi jantung

Akibat kerja jantung yang meningkat untuk memenuhi sirkulasi darah ibu dan janin

jantung mengalami hipertropi. Keadaan ini akan kembali normal setelah bayi lahir.

2. Peningkatan Curah Jantung

Curah jantung adalah volume darah yang di pompakan oleh ventrikel selama satu

menit. Peningkatan curah jantung terjadi bulan ke 3 kehamilan. Perubahan ini

disebabkan karena meningkatnya kebutuhan darah baik untuk ibu maupun untuk

janinnya. Pada kehamilan trimester ke-2 terjadi peningkatan curah jantung 40% tetapi

pada trimester ke-3 terjadi penurunan tekanan curah jantung sebesar 25-30 %, diatas

curah jantung sebelum hamil karena adanya penekanan pada vena kavainferior.

3. Peningkatan Stroke Volume

Peningkatan curah jantung tidak terlepas dari peningkatan stroma volume, yaitu

volume darah yang dipompakan oleh ventrikel setiap kali denyutan. Sehingga curah

jantung merupakan hasil perkalian antara stroke volume dengan frekuensi jantung

selama satu menit. Pada primigarvida terjadi peningkatan 25% diatas keadaan sebelum

hamil sedangkan pada multigravida lebih dari 38%. (Yasmin Widjaya, dkk dalam

Sjafoellah Noer, 1999)

4. Peningkatan Aliran Darah dan Volume Darah

Peningkatan volume darah terjadi selama kehamilan, mulai pada 10-12 minggu usia

kehamilan dan secra progresif sampai dengan usia kehamilan 30-34 minggu. Volume

darah meningkat kira-kira 1500 ml (primigravida 1250 ml, multi gravida 1500 ml dan

kehamilan kembar 2000 ml), normalnya terjadi peningkatan 8,5 %-90% dari berat

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 5: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

5

Universitas Indonesia

badan atu terjadi peningkatan 25%-45% diats wanita tidak hamil(Irene M.Bobak,

1993).

5. Tekanan Darah

Tekanan darah arteri bervariasi sesuai umur, tingkat aktivitas, ada atau tidaknya

masalah kesehatan.

Darah akan bertambah dalam kehamilan, yang lazim di sebut hidremia atau

Hipervolemia. Akan tetapi, bertambahnya sel darah kurang dibandingkan dengan

bertambahnya plasma sehingga terjadi pengenceran darah. Perbandingan tersebut adalah

plasma 30%, sel darah merah 18% dan hemoglobin 19%.

Bertambahnya darah dalam kehamilan sudah dimulai sejak kehamilan 10 minggu dan

mencapai puncaknya dalam kehamilan antara 32 dan 36 minggu, secara fisiologis,

pengenceran darah ini untuk membantu meringankan kerja jantung yang semakin berat

dengan adanya kehamilan. Perubahan hematologi sehubungan dengan kehamilan adalah oleh

karena perubahan sirkulasi yang makin meningkat terhadap placenta dan pertumbuhan

payudara. Volume plasma meningkat 45%-65% di mulai pada trimester 2 kehamilan dan

maksimum terjadi pada bulan ke 9 dan meningkatnya sekitar 1.000 ml, menurun sedikit

menjelang aterm serta kembali normal 3 bulan setelah partus (Prawirohardjo, 2002).

Kekurangan zat besi dapat menimbulkan gangguan atau hambatan pada pertumbuhan

sel-sel tubuh termasuk sel-sel otak. Pada ibu hamil dapat mengakibatkan keguguran, lahir

sebelum waktunya, berat badan lahir rendah, perdarahan sebelum dan selama persalinan

bahkan dapat mengakibatkan kematian pada ibu dan janinnya. Ibu hamil dengan anemia zat

besi tidak mampu memenuhi kebutuhan zat besi pada janinnya secara optimal sehingga janin

sangat resikoterjadinya gangguan kematangan/ kematuran organ-organ tubuh janin dan resiko

terjadinya premature. Perdarahan saat melahirkan pada keaadaan anemia akan sangat beresiko

mudahnya terjadi syok hipovolemia dan kematian akan lebih besar (Tarwoto dan wasnidar,

2007).

Menurut Depkes (2005), anemia gizi besi pada ibu hamil dapat dicegah dengan cara

pemberian TTD mengandung 60 mg elemental iron dan 0,25 mg asam folat dengan dosis 1

tablet/hari sedikitnya 90 hari selama kehamilan. Menurut Junadi (1995) ada beberapa upaya

yang dapat dilakukan untuk penanggulangan anemia zat besi pada ibu hamil pada di antaranya

pemberian suplementasi TTD, fortifikasi bahan makanan dan pendidikan gizi (KIE).

Pemberian suplementasi TTD pada ibu hamil merupakan pilihan utama yang dapat dilakukan

dalam upaya penanggulangan anemia gizi besi pada ibu hamil, karena zat besi merupakan

satu-satunya zat gizi yang tidak dapat dipenuhi hanya dengan makanan, sehingga ibu hamil

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 6: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

6

Universitas Indonesia

yang kebutuhan akan zat besi meningkat selama kehamilan harus diberikan suplementasi

tablet besi

METODE PENELITIAN

Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif yang menggunakan metode

deskriptif analitik dengan rancangan Case Kontrol study. Populasi dalam penelitian ini adalah

ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya dan tercatat di register KIA Puskesmas

Kecamatan Kebayoran lama Jakarta Selatan dari bulan Januari sampai Mei 2013 yaitu

sebanyak 169 orang ibu hamil. Besar sampel dalam penelitian ini yaitu 110 sampel, dengan

pengambilan sampel kasus dalam penelitian ini peneliti menggunakan total populasi (total

kasus) yaitu mengambil semua ibu hamil anemia yang memeriksakan kehamilannya dan telah

melakukan pemeriksaan laboratorium oleh Puskesmas, dengan hasil Hb <11 gr/dl, pada bulan

Januari sampai Mei 2013 sebanyak 55 ibu hamil. Pengambilan sampel kontrol dalam

penelitian ini peneliti menggunakan tehnik probability sampling yaitu simple random

sampling karena adanya sampling frame ( daftar subjek dan karakteristik nya yang terdapat

pada populasi terjangkau penelitian). Peneliti merandom 55 subjek dari ibu hamil yang

memeriksakan kehamilannya di Puskesmas kecamatan Kebayoran Lama yang tidak

mengalami anemia pada bulan Januari sampai Mei 2013 sebanyak 114 subjek Analisis data

menggunakan analisis data univariat dan bivariat (uji Chi Square ).

HASIL PENELITIAN

Tabel 1

Distribusi frekuensi anemia ibu hamil berdasarkan rata-rata kadar Hb, kadar Hb

minimal-maximal dan Standart Deviasi di Puskesmas Kec.Kebayoran Lama

Jakarta Selatan Tahun 2013

Mean Min-Max SD N

11,165 7,5-15,1 1,4854 110

Tabel 2

Distribusi Frekuensi Ibu Hamil Menurut Status Anemia

di Puskesmas Kec.Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013

Status Anemia N %

Anemia 55 32,5

Tidak Anemia 114 67,5

Total 169 100

Tabel 3

Distribusi Menurut Sosiodemografi Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil

Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013

Variabel Kasus Control Jumlah %

Umur Ibu

Beresiko 18 21 39 35,5

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 7: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

7

Universitas Indonesia

Tidak beresiko 37 34 71 64,5

Jumlah 55 55 110 100

Paritas

Multipara 34 36 70 63,6

Primipara 21 19 40 36,4

Jumlah 55 55 110 100

Jarak Kehamilan

Beresiko 6 10 16 14,5

Tidak Beresiko 49 45 94 85,5

Jumlah 55 55 110 100

Pengetahuan

Kurang 42 10 52 47,3

Baik 13 45 58 51,7

Jumlah 55 55 110 100

Sikap

Negatif 46 30 76 69,1

Positif 9 25 34 30,9

Jumlah 55 55 110 100

Pendidikan

Rendah 35 21 56 50,9

Tinggi 20 34 54 49,1

Jumlah 55 55 110 100

Pekerjaan

Bekerja 39 39 78 70,9

Tidak bekerja 16 16 32 29,1

Jumlah 55 55 110 100

Dari tabel 5.5 dan gambar 5.4 diatas, diperoleh hasil distribusi sosiodemografi ibu hamil

bervariasi untuk masing-masing tabel. Untuk variabel Umur ibu, yang beresiko sebanyak 39

responden (35,5 %). Sedangkan yang tidak beresiko ada 71 responden (64,5 %)

Pada variabel paritas/ jumlah persalinan didapatkan ada 70 responden (63,6%) yang multipara

, sedangkan Primipara sebanyak 40 responden (36,4 %)

Untuk variabel jarak kehamilan, ada 16 responden(14,5 %) yang jarak kehamilannya

beresiko.sisanya sebanyak 94 responden (85,5%) jarak kehamilannya tidak beresiko.

Pada variabel pengetahuan, ada 52 responden(47,3 %) yang mempunyai pengetahuan tentang

anemia kurang dan 58 responden (51,7%)yang berpengetahuan baik.

Untuk variabel sikap ibu tentang anemia, ada 76 responden(69,1%) yang mempunyai sikap

negative .sisanya sebanyak 34 responden (30,9%) bersikap positif.

Untuk variabel pendidikan formal ibu hamil, terdapat 56 responden(50,9%) ibu hamil

berpendidikan kurang dari atau sama dengan SMP. Sedangkan 54 responden (49,1%)

mempunyai tingkat pendidikan lebih dari SMP.

Untuk variabel pekerjaan ibu hamil, 78 responden (70,9 %) yang bekerja dan sisanya 32

responden (29,1 %) yang tidak bekerja.

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 8: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

8

Universitas Indonesia

Tabel 4

Distribusi Menurut ANC( Ante Natal Care) Terhadap Kejadian Anemia Ibu Hamil

Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013

Variabel Kasus Kontrol Jumlah %

Usia kehamilan

TM 1 1 5 6 5,5

TM 2 8 12 20 18,2

TM 3 46 38 84 76,4

Jumlah 55 55 110 100

Frekuensi ANC

Tidak sesuai Standart 46 20 66 60

Sesuai Standart 9 35 44 40

Jumlah 55 55 110 100

Konsumsi TTD

Tidak Cukup 46 15 61 55,5

Cukup 9 40 49 44,5

Jumlah 55 55 110 100

Dari tabel 5.6 dan gambar 5.5 diatas diketahui pada variabel Usia Kehamilan, terdapat 6

responden (5,5 %) pada TM 1, 20 responden(18,2%) pada TM 2, dan 84 responden (76,4%)

pada TM 3. Untuk Variabel Frekuensi ANC, didapat 66 responden(60 %) yang jumlah

Frekuensi ANC nya tidak sesuai standart, dan 44 responden (40 %) yang sesuai standart.

Sedangkan untuk variabel Konsumsi TTD, terdapat 61 responden (55,5%) yang

mengkonsumsi TTD tidak cukup dan 49 responden (44,5 %) cukup mengkonsumsi TTD.

Tabel 5

Distribusi Menurut Status Gizi Ibu hamil(LILA/ Lingkar Lengan Atas) Terhadap

Kejadian Anemia Ibu Hamil Di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama

Jakarta Selatan Tahun 2013

Variabel Kasus Kontrol Jumlah %

Ukuran LILA

KEK 6 12 18 16,4

Tidak KEK 49 43 92 83,6

Jumlah 55 55 110 100

Dari Tabel 5.7 dan gambar 5.6 diatas diketahui bahwa Variabel terakhir untuk LILA Ibu

Hamil, menunjukkan sebanyak 18 reponden (16,4 %) yang KEK dan 92 responden(83,6 %)

yang Tidak KEK.

Tabel 6

Hubungan Sosiodemografi dengan kejadian Anemia Ibu hamil

di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013.

Variabel

Kasus Kontrol

Jml % Nilai

P PR CI 95% N=55 N=55

n % n %

Umur Ibu

Beresiko 18 46,2 21 53,8 39 35,5 0,690 0,886 0,590-1,329

Tdk beresiko 37 52,1 34 47,9 71 64,5

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 9: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

9

Universitas Indonesia

Total 55 100 55 100 110 100

Paritas

Multipara 34 48,6 36 51,4 70 63,6 0,843 0,925 0,632-1,354

Primipara 21 52,5 19 47,5 40 36,4

Total 55 100 55 100 110 100

Jarak

Kehamilan

Beresiko 6 37,5 10 62,5 16 14,5 0,418 0,719 0,371-1,394

Tdk beresiko 49 52,1 45 47,9 94 85,5

Total 55 100 55 100 110 100

Pengetahuan

Kurang 42 80,8 10 19,2 52 47,3 0,000 3,604 2,193-5,923

Baik 13 22,4 45 77,6 58 52,7

Total 55 100 55 100 110 100

Sikap

Negatif 46 60,5 30 39,5 76 69,0 0,002 2,287 1,269-4,120

Positif 9 26,5 25 73,5 34 31,0

Total 55 100 55 100 110 100

Pendidikan

Rendah 35 62,5 21 37,5 56 51,0 0,013 1,688 1,128-2,524

Tinggi 20 37,0 34 63,0 54 49,0

Total 55 100 55 100 110 100

Pekerjaan

Bekerja 39 50,0 39 50,0 78 71,0 1,000 1,000 0,663-1,509

Tidak bekerja 16 50,0 16 50,0 32 29,0

Total 55 100 55 100 110 100

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok kasus yang

memiliki umur beresiko sebanyak 18 responden (46,2 %) ,tidak beresiko sebanyak 37

responden(52,1%). Sedangkan pada kelompok kontrol , responden yang memiliki umur

beresiko sebanyak 21 responden (53,8%) dan tidak beresiko sebanyak 34 responden

(47,9%).Hasil Uji Statistik diperoleh p = 0,690 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara umur ibu dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil.

Pada variabel Paritas terlihat bahwa ada 34 responden (48,6) dari kelompok kasus

yang multi para, sedangkan dari kelompok kontrol ada 36 responden (51,4%) yang multipara.

Setelah di lakukan Uji Analisis Hubungan, menunjukkan p = 0,843. Artinya, tidak ada

hubungan bermakna antara Paritas multipara atau primipara dengan kejadian Anemia ibu

hamil.

Tidak terdapat Hubungan yang bermakna antara Jarak kehamilan dengan kejadian

Anemia Ibu hamil. Hal ini diperlihatkan dari Uji Statistik yaitu p = 0,418. Karena 55

responden pada kelompok kasus terdapat 6 responden (37,5%) yang jarak kehamilan beresiko

dan 49 responden (52,1 %) jarak kehamilan tidak beresiko. Sedangkan pada kelompok

kontrol terdapat 10 responden (62,5%) yang jarak kehamilan beresiko dan 45 responden

(47,9 %) jarak kehamilan tidak beresiko.

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 10: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

10

Universitas Indonesia

Pada Variabel pengetahuan tentang anemia terlihat bahwa pada kelompok kasus

hanya 13 responden (22,4%) Ibu Hamil yang memiliki pengetahuan tentang anemia yang

baik , dan 42 responden (80,8%) yang kurang baik. Sedangkan pada kelompok Kontrol

terdapat 45 responden (77,6 %) yang memiliki pengetahuan baik dan 10 responden

(19,2%)yang kurang baik. Berdasarkan hasi Uji Statistik menunjukkan p = 0,000, artinya ada

hubungan bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan Kejadian Anemia pada Ibu

Hamil. Ibu hamil yang pengetahuan rendah beresiko 3,60 kali lebih besar mengalami anemia

dari pada Ibu hamil pengetahuan baik.

Pada variabel ini , 46 responden (60,5%) pada kelompok kasus memiliki sikap

negative terhadap anemia, sedangkan pada kelompok kontrol ada 25 responden yang bersikap

positif terhadap anemia. Setelah dilakukan uji statistik, maka didapatkan hasil p = 0,002 yang

berarti ada hubungan yang bermakna antara sikap ibu hamil dengan kejadian anemia.

Responden yang bersikap negative akan beresiko 2,28 kali mengalami anemia dibanding

dengan mereka yang bersikap positif.

Pada variabel pendidikan terlihat bahwa responden pada kelompok kasus yang

memiliki pendidikan rendah 35 responden (62,5%), dan pendidikan tinggi sebanyak 20

responden (37.0%). Sedangkan pada kelompok kontrol yang memiliki pendidikan rendah 21

responden (37,5%), pendidikan tinggi ada 34 responden (63,0%). Berdasarkan hasi Uji

Statistik menunjukkan p = 0,013, artinya ada hubungan bermakna antara pendidikan dengan

Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Ibu hamil yang berpendidikan rendah beresiko 1,68 kali

lebih besar mengalami anemia dari pada Ibu hamil yang berpendidikan tinggi.

Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok Kasus dan

kelompok kontrol ibu hamil bekerja sama besar dengan ibu hamil yang tidak bekerja . Yaitu

masing-masing ada 39 responden (50%) yang bekerja dan 16 responden (50%) yang tidak

bekerja. Hasil Uji statistik diperoleh p = 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada

hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kejadian anemia Ibu hamil.

Tabel 7

Hubungan ANC (Ante Natal Care) dengan kejadian Anemia Ibu hamil

di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013.

Variabel

Kasus Kontrol

Jml % Nilai

P PR CI 95% N=55 N=55

N % N %

Usia kehamilan

TM 1 1 16,7 5 83,3 6 5,4 4,229 * *

TM 2 8 40,0 12 60,0 20 18,2

TM 3 46 54,8 38 45,2 84 76,4

Total 55 100 55 100 110 100

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 11: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

11

Universitas Indonesia

Pada variabel Usia kehamilan terlihat bahwa responden pada kelompok kasus yang

kehamilannya di TM 1 hanya 1 responden (16,7 %), TM 2 ada 8 responden (40,0 %) dan TM

3 46 responden (54,8%). Sedangkan pada kelompok kontrol pada TM 1 sebanyak 5

responden(83,3%), TM 2 ada 12 responden (60%) dan TM 3 sebanyak 38 responden

(45,25%).

Pada variabel Frekuensi ANC(Ante Natal Care terlihat bahwa responden pada

kelompok kasus yang melakukan ANC sesuai standart hanya 9 orang( 20,5%). Sedangkan

sebanyak 46 responden (69,7%) melakukan ANC tidak sesuai standart , atau < 4x. Pada

kelompok kontrol, ada 35 responden yang melakukan ANC sesuai standart, sedang 20

responden (30,3 %), melakukan ANC tidak sesuai Standart. Hasil Uji Statistik diperoleh p =

0,000 maka dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara frekuensi ANC

dengan kejadian Anemia pada Ibu hamil. Responden yang Melakukan ANC Tidak sesuai

Standart memiliki resiko untuk terjadinya Anemia sebesar 3,40 kali dibandingkan dengan

ANC sesuai standart, >4 kali.

Pada Variabel Konsumsi TTD terlihat bahwa pada kelompok kasus hanya 9 responden

(18,4%) Ibu Hamil yang cukup mengkonsumsi TTD , dan 46 responden (75,4%) yang tidak

cukup mengkonsumsi TTD. Sedangkan pada kelompok Kontrol terdapat 40 responden (81%)

yang cukup mengkonsumsi TTD dan 15 responden (24,6%)yang tidak cukup mengkonsumsi

TTD. Berdasarkan hasi Uji Statistik menunjukkan p = 0,000, artinya ada hubungan bermakna

antara konsumsi TTD dengan Kejadian Anemia pada Ibu Hamil. Ibu hamil yang cukup

mengkonsumsi TTD memiliki resiko 4,10 kali lebih besar untuk terjadi anemia dari pada Ibu

hamil yang tidak cukup mengkonsumsi TTD.

Tabel 8

Hubungan Status Gizi (LILA) dengan kejadian Anemia Ibu hamil

di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013.

Frekuensi ANC

Tidak sesuai Standart 46 69,7 20 30,3 66 60,0 0,000 3,407 1,863-6,234

Sesuai Standart 9 20,5 35 79,5 44 40,0

Total 55 100 55 100 110 100

Konsumsi TTD

Tidak Cukup 46 75,4 15 24,6 61 55,4 0,000 4,106 2,237-7,537

Cukup 9 18,4 40 81,6 49 44,6

Total 55 100 55 100 110 100

Variabel

Kasus Kontrol

Jml % Nilai

P PR CI 95% N=55 N=55

N % N %

LILA

KEK 6 33,3 12 66,7 18 16,4 0,197 0,626 0,317-1,236

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 12: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

12

Universitas Indonesia

Berdasarkan tabel diatas diketahui bahwa responden pada kelompok kasus yang

memiliki Ukuran LILa (Lingkar Lengan Atas) KEK sebanyak 6 responden (33,3 %) ,tidak

KEK sebanyak 49 responden(53,3%). Sedangkan pada kelompok kontrol , responden yang

memiliki Ukuran LILa (Lingkar Lengan Atas) KEK sebanyak 12 responden (66,7%) dan tidak

KEK sebanyak 43 responden (46,7%).Hasil Uji Statistik diperoleh p = 0,197 maka dapat

disimpulkan bahwa tidak ada hubungan yang signifikan antara Status Gizi (LILA) dengan

Kejadian Anemia Ibu Hamil.

PEMBAHASAN

Anemia adalah keadaan dimana kadar Hemoglobin (Hb) darah lebih rendah dari nilai

normal. Anemia pada ibu hamil ditetapkan bila kadar hb kurang dari 11 gr/dl (WHO, 1972).

Keadaan anemia pada ibu hamil berkisar antara 20-80 % (Notobroto, 2003). Hal tersebut tidak

lepas dari patofisiologi anemia gizi selama hamil. Selama kehamilan terjadi perubahan

hematologi yang disebabkan oleh peningkatan sirkulasi karena pertumbuhan janin, placenta,

payudara, pertambahan massa eritrosit ibu dan basal iron lessos(Brown, et al, 2005)

Hasil analisis dalam penelitian ini didapatkan prevalensi anemia ibu hamil

diPuskesmas Kecamatan Kebayoran Jakarta Selatan tahun 2013 sebesar 32,5 % yaitu terdapat

55 ibu hamil anemia dari jumlah sampel 169 ibu hamil yang ANC dari bulan januari hingga

mei 2013. Angka ini lebih besar dibandingkan penelitian di Kabupaten Cirebon pada tahun

2002 didapatkan prevalensi anemia sebesar 26,6%(Yulaela, 2002 ). Dilihat dari angka

kejadian anemia ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama tergolong tinggi dan

dapat menjadi masalah kesehatan karena selain tren kejadian dari tahun ketahun yang

meningkat, prevalensinya pun hampir mencapai target yang ditetapkan oleh Departemen

Kesehatan yaitu 40 %

Hasil penelitian ini tidak menunjukkan adanya hubungan yang signifikan antara umur

ibu dengan kejadian anemia dimana p = 0,69. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian

yang dilakukan oleh fitriyani ( 2002) di kabupaten Kuningan Jawa Barat yang menyebutkan

bahwa tidak ditemukan adanya hubungan antara umur dengan kejadian anemia pada ibu

hamil. Menurut asumsi peneliti hal ini bisa terjadi karena banyaknya faktor lain yang

berkaitan erat dengan kejadian anemia. Seperti pola makan dan asumsi Fe yang merupakan

kebiasaan ibu hamil sehari-harinya. Jadi meskipun ibu hamil berada pada rentang usia yang

beresiko untuk terjadinya anemia ( <20 tahun - >35 tahun) tetapi yang bersangkutan

Tidak KEK 49 53,3 43 46,7 92 83,6

Total 55 100 55 100 110 100

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 13: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

13

Universitas Indonesia

mengkonsumsi makanan dengan gizi seimbang dan teratur minum tablet Fe sesuai aturan,

maka resiko untuk mengalami anemia bisa terhindarkan.

Secara teori, umur seorang ibu berkaitan dengan kesiapan alat-alat reproduksinya.

Umur reproduksi yang sehat dan aman adalah umur 20-35 tahun. Kehamilan ibu pada usia

kurang dari 20 tahun dan lebih dari 35 tahun berpotensi memiliki resiko terhadap kejadian

anemia.karena pada usia kurang dari 20 tahun, secara psikologis seorang ibu belum optimal

secara emosi, cenderung labil, dan mentalnya belum matang sehingga mudah mengalami

guncangan yang dapat berakibat terhadap tidak terpenuhinya kebutuhan zat-zat gizi selama

kehamilannya. Sedangkan jika ibu hamil tersebut telah berusia diatas 35 tahun terkait

dengankemunduran dan penurunan daya tahantubuh serta berbagai penyakit yang sering

menimpa ibu hamil pada rentang usia ini ( Amiruddin & Wahyuddin, 2004).

Hasil analisis hubungan antara paritas dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji

square menunjukkan nilai p = 0,8435. Maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak

ada hubungan yang bermakna antara paritas dengan kejadian anemia. Penelitian yang

dilakukan oleh fitriyani(2002) menunjukkan hasil yang sama dengan penelitian ini. Yaitu

tidak terdapat hubungan yang signifikan antara paritas dengan kejadian anemia. Paritas

adalah jumlah anak yang telah dilahirkan oleh seorang ibu baik lahir maupun mati. Seorang

ibu yang sering merlahirkan mempunyaai resiko mengalami anemia pada kehamilan

berikutnya apbila tidak memperhatikan kebutuhan nutrisinya. Karena selama kehamilan, zat-

zat gizi akan terbagi untuk ibu dan janin yang dikandungnya (Amiruddin % Wahyudin, 2004).

Hasil analisis antara jarak kehamilan dengan kejadian anemia didapatkan hasil bahwa

secara statistik tidak terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan

kejadian anemia (p = 0.418 ). Hasil penelitian ini berbeda dengan penelitian yang dilakukan

oleh buana (2004) dilampung yang uji statistik dalam penelitiannya membuktikan bahwa

terdapat hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan dengan anemia pada ibu hamil.

Setelah dilakukan uji statistik dan didapatkan bahwa nilai p = 0,000, maka bisa

disimpulkan ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan tentang anemia dengan

kejadian anemia pada ibu hamil. Responden yang berpengetahuan rendah akan beresiko 3,60

kali dibandingkan dengan mereka yang berpengetahuian tinggi. Hal ini sesuai dengan hasil

penelitian yang dilakukan oleh Mendrofa (2003), menunjukkan hasil 95 % ibu hamil yang

berpengetahuan tentang anemia buruk,menderita anemia dan hanya 60,3 % ibu hamil yang

berpengetahuan tentang anemia baik yang menderita anemia.

Dari hasil analisis antara hubungan variabel sikap dengan kejadian anemia dalam

penelitian ini menunjukkan p = 0,002, maka dapat simpulkan bahwa ada hubungan yang

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 14: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

14

Universitas Indonesia

signifikan antara sikap dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh pula nilai

Prevalence Ratio (PR) sebesar 2,287 dengan Confidence Internal (CI) 1,269-4,120. Artinya

ibu hamil yang memilikisikap negative mempunyai resiko 2,28 kali menjadi penderita anemia

dibandingkan dengan ibu hamil yang mempunyai sikap positif.

Menurut Notoatmodjo (2003), pengetahuan merupakan hasil dari tahu (know),

pengetahuan terjadi setelah individu melakukan penginderaan pada suatu objek. Sikap dan

tindakan seseorang sangat di tentukan oleh pengetahuan yang di milikinya.

Dari hasil analisis antara hubungan variabel pendidikan dengan kejadian anemia

dalam penelitian ini menunjukkan p = 0,013, maka dapat simpulkan bahwa ada hubungan

yang signifikan antara pendidikan dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh

pula nilai Prevalence Ratio (PR) sebesar 1,688 dengan Confidence Internal (CI) 1,128-2,524.

Artinya ibu hamil yang pendidikan rendah mempunyai resiko 1,6 kali menjadi penderita

anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang berpendidikan tinggi. Penelitian ini sejalan

dengan penelitian di lakukan oleh Widagdo (2004) di magelang yang mendapatkan hubungan

yang signifikan antara tingkat pendidikan dengan kejadian anemia pada ibu hamil.

Menurut teori, pendidikan merupakan suatu proses pengubahan sikap dan perilaku

seseorang atau kelompok dalam usaha mendewasakan manusia melalui penerapan ilmu yang

diperoleh dalam pengetahuannya tentang hal-hal yang berkaitan dengan kehamilannya.

Pendidikan yang dijalani seseorang memiliki pengaruh pada peningkatan kemampuan

berpikir. Dalam arti seseorang dengan pendidikan lebih tinggi akan dapat mengambil

keputusan yang lebih rasional, umumnya terbuka untuk menerima perubahan atau hal baru

dibandingkan dengan individu yang berpendidikan yang lebih rendah (Asrul, 2008).

Hasil analisis hubungan antara pekerjaan dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji

Chi Square menunjukan nilai p = 1,000 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik tidak

ada hubungan yang signifikan antara pekerjaan dengan kejadian anemia. Penelitian lain yang

mendukung penelitian ini adalah penelitian yang dilakukan oleh Fitriyani (2010) di kecamatan

Tebet Jakarta Selatan yang juga menemukan bahwa tidak ada hubungan antara pekerjaan

dengan kejadian anemia pada ibu hamil

Hasil analisis hubungan antar umur kehamilan dengan kejadian anemia pada penelitian

ini menunjukkan p = > 0,05 disimpulkan bahwa secara statistik tidak terdapat hubungan yang

bermakna antara umur kehamilan dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan oleh handayani (2011) di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati

Jakarta Timur yang menunjukan tidak terdapat hubungan yang bermakna antara usia

kehamilan dengan kejadian anemia. Juga sama hasilnya dengan penelitian yang dilakukan

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 15: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

15

Universitas Indonesia

oleh Fitriyani (2002) yang dilakukan di Kabupaten Kuningan Jawa Barat yaitu tidak terdapat

hubungan yang bermakna antara umur kehamilan dengan kejadian anemia

Sesuai dengan usia kehamilan yang semakin hari terus bertambah, kebutuhan zat gizi

pada ibu hamil juga semakin meningkat. Selama kehamilan, secara fisiologis terjadi

pengenceran (hemodilusi) yang terus bertambah sesuai dengan usia kehamilan, dimana terjadi

saat setelah proses konsepsi dan puncaknya terjadi pada usia kehamilan 32 hingga 34 minggu

(manuaba, 1998). Akibat terjadi peningkatan kebutuhan zat besi tanpa disertai oleh

pemasukan yang memadai, maka cadangan zat besi akan menurun dan dapat mengakibatkan

terjadinya anemia (Lila, dkk, 1992).

Menurut frekuensi pemeriksaan kehamilan/ANC, sebagian besar ibu hamil (81,6 %)

telah memeriksaan kehamilan mereka sesuai daftar (trimester I minimal satu kali, trimester II

minimal satu kali, trimester III minimal dua kali). Sementara 18,4 % belum memeriksakan

kehamilan/ANC sesuai yang dianjurkan (tidak sesuai standar). Hasil analisis hubungan antara

ANC dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji Chi Square menunjukan nilai p=0,000 maka

dapat disimpulkan bahwa secara statistik ada hubungan yang signifikan antara ANC yang

dilakukan ibu hamil dengan kejadian anemia. Dari hasil analisis juga diperoleh pula nilai

Prevalence Ratio (PR) sebesar 3,407 dengan Confidence Internal (CI) 1,863 – 6,234. Artinya

ibu hamil yang melakukan ANC tidak sesuai standar mempunyai resiko 4,8 kali menjadi

penderita anemia dibandingkan dengan ibu hamil yang melakukan ANC sesuai standar.

Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Suryana (2000) yang

menyatakan bahwa ada hubungan yang bermakna antara ANC dengan kejadian anemia.

Dimana menurut penelitian ini persentase kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan < 4 kali (tidak sesuai standar pemeriksaan ANC) lebih besar

dibandingkan dengan presentase kejadian anemia pada ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan kehamilan 4 kali atau lebih (sesuai standar ANC yang ditetapkan).

Proporsi responden yang mengkonsumsi Tablet tambah darah kurang dari 90 tablet

yaitu 55,5 %. Dan 44,5% responden mengkonsumsi tablet tambah darah lebih atau sama

dengan 90 tablet. Hasil analisa hubungan antara konsumsi tablet tambah darah dengan

kejadian anemia dari hasi uji Chi Square menunjukkan nilai p = 0.000, maka dapata

disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara konsumsi tablet tambah darah

dengan kejadian anemia. Hasil penelitian ini berbeda dengan dengan penelitian Handayani

(2011) yang memperoleh nilai P > 0,05 yang berarti tidak ada ada hubungan yang bermakna

antara konsumsi tablet tambah darah dengan kejadian anemia.

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 16: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

16

Universitas Indonesia

Sebagian besar responden (53,3 %) adalah ibu hamil dengan ukuran LILA lebih dari

atau sama dengan 23,5 cm. Sedangkan 33,3 % adalah ibu dengan ukuran LILA kecil dari 23,5

cm. Hasil analisis hubungan antara LILA dengan kejadian anemia diperoleh hasil uji Chi

Square menunjukan nilai p=0,197 maka dapat disimpulkan bahwa secara statistik diketahui

tidak ada hubungan yang signifikan antara LILA dengan kejadian anemia. Hasil ini berbeda

dengan penelitian tentang faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian anemia pada ibu

hamil di Puskesmas Kecamatan Kramat Jati Jakarta Timur yang dilakukan oleh Handayani

(2011) yang juga mendapatkan hubungan signifikan antara LILA dengan kejadian anemia.

Lila menggambarkan status gizi ibu hamil dan untuk mengetahui resiko apakah ibu hamil

tersebut menderita kurang energi kronis (KEK) atau gizi kurang. Ambang batas LILA dengan

resiko KEK adalah23,5 cm (suparisa,2002)

KESIMPULAN

Kesimpulan dalam penelitian ini :

1. Prevalensi anemia pada ibu hamil di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebayoran

Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 adalah 32,5 %. Berdasarkan klasifikasi anemia sebagai

permasalahan kesehatan masyarakat angka kejadian anemia di wilayah kerja Puskesmas

Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 termasuk masalah kesehatan

masyarakat tingkat menengah /moderat

2. Sosiodemografi ibu hamil yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian

anemia ibu hamil di Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013

adalah variabel pendidikan,pengetahuan dan sikap dimana nilai p value < 0,05, sedangkan

untuk umur ibu, paritas, jarak kehamilan, dan pekerjaan tidak menunnjukan hubungan

signifikan dengan adanya p value > 0,05.

3. ANC yang mempunyai hubungan bermakna terhadap kejadian anemia ibu hamil di

Puskesmas Kecamatan Kebayoran Lama Jakarta Selatan Tahun 2013 adalah variabel

frekuensi ANC dan konsumsi TTD dimana nilai p value < 0,05, sedangkan untuk usia

kehamilan tidak menunjukan hubungan signifikan dengan adanya p value > 0,05.

4. Status gizi (ukuran LILA) tidak mempunyai hubungan signifikan dengan kejadian

anemia ibu hamil dimana p value > 0,05

SARAN

Saran berdasarkan hasil penelitian:

Bagi Puskesmas Kec. Kebayoran Lama :

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 17: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

17

Universitas Indonesia

1. Memberikan promosi kesehatan kepada masyarakat khususnya ibu hamil tentang

pentingnya asupan zat besi dan TTD selama kehamilan, Promosi kesehatan ini bisa

dilakukan diposyandu maupun berupa konseling ketika ibu hamil datang

memeriksakan kehamilanya disarana kesehatan. Promosi kesehatan dilakukan dengan

bahasa sederhana, alat bantu yang menarik, dan dijadwalkan sehingga ada

kesinambungan.

2. Upaya dalam peningkatan sikap positif bagi ibu hamil yaitu dengan melakukan

pendekatan terhadap ibu hamil antara lain dapat melibatkan suami dan keluarga

terutama dalam pengawasan konsumsi TTD.

3. Memaksimalkan dan memberikan pelayanan ANC yang berkualitas dan ramah kepada

masyarakat serta memberikan TTD sesuai aturan kepada semua ibu hamil.

4. Hendaknya ada pengawas (peran serta masyarakat) dalam memantau ibu hamil

minum tablet Fe.

5. Pembentukan kegiatan kelas ibu hamil, salah satu usaha dalam meningkatkan

pengetahuan, sikap dan perilaku ibu hamil secara berkesinambungan.

6. kesehatan yang berhubungan langsung dengan masyarakat tentang anemia gizi besi

dan faktor-faktor yang berkaitan dengan anemia tersebut. Agar petugas mendapat

penyegaran tentang pengetahuan anemia gizi sekaligus mendapat informasi tentang

ilmu-ilmu terbaru seputar anemia gizi besi.

Bagi Suku Dinas Kesehatan Jakarta Selatan

1. Mengadakan pemantauan terhadap pelaksanaan program KIA dan Gizi yang dilakukan

di Puskesmas-Puskesmas di wilayah kerja Dinas Kesehatan Jakarta Selatan.

2. Hendaknya adanya bantuan pemberian makanan tambahan bagi ibu hamil KEK.

3. Pengadaan sarana penyuluhan yang bisa dibaca oleh masyarakat (poster, leaflet, stiker,

spanduk, dan baliho) dan tempatnya yang mudah dibaca oleh masyarakat.

4. Hendaknya penanggulangan anemia tidak hanya pada ibu hamil saja tetapi pada

remaja dan anak-anak.

Bagi Ibu Hamil

1. Agar meningkatkan pengetahuan tentang bahan makanan sumber zat besi, makanan

yang meningkatkan dan menghambat penyerapan zat besi melalui partisipasi aktif ibu-

ibu hamil sebagai peserta dalam penyuluhan gizi atau kesehatan yang dilakukan

petugas, melalui majalah, televisi, radio, dsb agar ibu dapat melakukan pencegahan

anemia untuk dirinya sendiri. Dengan adanya peningkatan pengetahuan tersebut

diharapkan ibu-ibu mempunyai pola pikir yang lebih luas sehingga bisa menyerap

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 18: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

18

Universitas Indonesia

informasi, khususnya tentang anemia gizi besi, dengan lebih baik dan pada ahirnya

akan mengadopsi hal-hal positif yang bisa meningkatkan kualitas kesehatan mereka

khususnya menurunkan angka kejadian anemia pada ibu hamil.

2. Ibu hamil sebaiknya memeriksakan kehamilan minimal 4 kali selama kehamilan,

sesuai daftar pemeriksaan kehamilan (ANC) yaitu minimal 1 kali pada trimester I,

minimal 1 kali pada trimester 2 dan sudah melewati pemeriksaan pada trimester I dan

II. Pemeriksaan bisa dilakukan ditempat-tempat pelayanan kesehatan terdekat dengan

tempat tinggal ibu hamil, seperti posyandu, poskesdes, bidan desa, bidan praktek

swasta, maupun di Puskesmas.

3. Tablet Tambah Darah (TTD) yang didapatkan ibu hamil dari petugas kesehatan harus

diminum secara teratur sesuai aturan yang dijelaskan oleh petugas kesehatan

Bagi Peneliti Selanjutnya

Apabila ada penelitian selanjutnya diharapkan penelitian tersebut dapat meneliti

tentang pola konsumsi tablet besi pada ibu hamil.

KEPUSTAKAAN

Almatsier Sunita, 2010, Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Jakarta, Gramedia Pustaka Utama

Amiruddin, dkk 2004. Studi Kasus Kontrol Faktor Biomedis Terhadap Kejadian Anemia Ibu

Hamil Di Puskesmas Bantimurung Maros Tahun 2004. Artikel Ilmiah

Andriani Merryana dan Wirjatmadi Bambang, 2012, Peranan Gizi Dalam Siklus Kehidupan,

Jakarta, Kencana.

Aritonang Evawany, 2010, Kebutuhan Gizi Ibu Hamil, Bogor, IPB Press

Arisman, 2006, Buku Ajar IlmuGizi, Gizi Dalam Daur Kehidupan, Jakarta, ECG

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan, 2008. Riset Kesehatan Dasar 2010 Jakarta :

Depkes RI

Badriah Laelatul Dewi, 2011, Gizi Dalam Kesehatan Reproduksi, Bandung, Refika Aditama

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2007, Pedoman

PemantauanWilayah Setempat – GIZI (PWS - GIZI)

Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2012, Pedoman

pelayanan Antenatal Terpadu, Edisi kedua

Dahlan Sopiyudin, 2010, Besar Sampel Dan Cara Pengambilan Sampel Dalam Penelitian

Kedokteran Dan Kesehatan edisi ke-3, Jakarta, Salemba Medika.

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 19: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

19

Universitas Indonesia

Darmawan, 2003. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Anemia Ibu Hamil (Analisa Data

Sekunder Hasil Survey Cepat Anemia Ibu Hamil) di Kabupaten Lampung Utara tahun

2003. SKRIPSI FKM UI, Depok

Dewi, Fujiastuti, Fajar,2013, Ilmu Gizi Untuk Praktisi Kesehatan, Yogyakarta, Graha Ilmu

Ditjen Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak Kementerian Kesehatan RI, 2012, Panduan

Penyelenggaraan Pemberian Makanan Tambahan Pemulihan Bagi Balita Gizi Kurang

Dan Ibu Hamil KEK

Fitriyani, 2002. Faktor-faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Anemia Ibu Hamil di

Kecamatan Luragung Kabupaten Kuningan Jawa Barat Tahun 2002. SKRIPSI, FKM

UI.Depok

FKM, UI. 2010. Materi Kuliah Gizi Kesehatan masyarakat. Depok

Husaini, MA. Study Nutritional Anemia An Assesment Of Information Compilation For

Supporting And Formulating National Policy And Programme, Directorate Of

Community Nutrition And Center For Nutrition Research And Development Ministry Of

Health, 1989

http:/ridwanamirudin.wordpress.com/2007/05/24/studi-kasus-kontrol-anemia-ibu-hamil-

jurnal-medika-Unhas. Diakses pada 23 desember 2012 jam 14.40 wib.

Junaidi, Purnawan. (1998). Study On Factors Related To Anemia On Prenagnant Women And

Its Program Efectiveness In West Java, FKM UI, Kantor Wilayah Jabar,

Dirjenbinkesmas

Lila dkk, Efektifitas Pemberian Zat Besi Terhadap Peningkatan kadar Hemoglobin dan

Serum Ibu hamil di Puskesmas, Medika, 2004

Marwan. (2006). Faktor-faktor yang berhubungan dengan Anemia Gizi Besi pada Ibu Hamil

di Kec. Kubah Mas Kab. Kepahiang Bengkulu tahun 2006. Skripsi FKM UI. Depok

Manuaba Ida Bagus Gede, Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan, EGC, Jakarta,1998

Manuaba, 2007, Pengantar Kuliah Obstetri, Jakarta, EGC.

Notoatmodjo, Pendidikan dan Prilaku Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta, 2003

Notoatmodjo Soekidjo, 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta, Rineka Cipta

Prawirohardjo. (2012). Ilmu Kebidanan. Jakarta YBS

Prawirohardjo Sarwono, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan

Neonatal, Jakarta, JNPKKR- POGI dan YBP- SP

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 20: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

20

Universitas Indonesia

Profil dan Laporan Tahunan Puskesmas Kebayoran Lama Jakarta Selatan tahun 2012

Proverawati Atikah, 2011, Anemia dan Anemia Kehamilan, Yogyakarta, Nuha Medika

Prawirohardjo Sarwono,2010, Ilmu Kebidanan, Jakarta, Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.

Prasetyawati Eka Arsita, 2012, Kesehatan Ibu dan Anak(KIA) dalam Millenium Development

Goals (MDGs), Yogyakarta, Nuha Medika.

Sarwono Prawirohardjo, 2002. Pelayanan Kesehatan Maternal dan neonatal, Buku

Kedokteran, EGC, Jakarta

Sopiyudin, D, Besar sampel dalam Penelitian Kedokteran dan Kesehatan, PT ARKANS,

2006

Sutanto Sutanto Priyo H, dan Lukis Sabri. (2010). Statistik Kesehatan, Jakarta: Rajawali Pers

Sutanto Priyo H, Analisis Data, Fakultas Kesehatan Masyarakat, UI, Depok

Supariasa, dkk.2002. Penilaian Status Gizi, Jakarta : EGC

Sugiyono, 2009, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, Bandung, Alfabeta

Tarwoto, dan wasnidar, 2007, Buku Saku Anemia pada Ibu Hamil, Jakarta, Trans Info media.

Tom Marshall Dkk, Kesehatan Maternal dan Neonatal (Baseline Survey 1996)

Tom Marshall dkk, 1996,Baserline Survey Kesehatan Maternal dan Neonatal

UNICEF/UNU/WHO/MI Technical Workshop, Preventing Iron Defiency inWomen and

Children, New York, 1998

Universitas Indonesia. (2008). Pedoman Teknis Penulisan Tugas Akhir Mahasiswa, Depok

Widagdo. (2003). Prevalensi Anemia dan factor-Faktor yang berpengaruh terhadap Kejadian

Anemia pada Ibu Hamil di Daerah Gondok Endemik Kabupaten magelang, balai

Penelitian Penanggulangan Akibat Kekurangan Yodium. Jakarta: Badan Litbangkes

Yulaeva, Elia. 2002. Gambaran karakteristik Ibu Hamil dan Faktor-faktor yang di Kabupaten

Cirebon tahun 2002 (Analisis data sekunder Survei Pemetaan Masalah Ibu Hamil

KEK dan Anemia di Seluru Kabupaten dan Kota Propinsi Jawa Barat tahun 2002).

Skripsi FKM UI. Depok

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013

Page 21: ANEMIA IBU HAMIL DAN FAKTOR-FAKTOR YANG …

21

Universitas Indonesia

Anemia pada..., Noviyana Idwiyani, FKM UI, 2013