analisis faktor risiko anemia pada ibu hamil di klinik

140
ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN TAHUN 2019 TESIS NURMALINA HUTAHAEAN 1702011181 PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT INSTITUT KESEHATAN HELVETIA MEDAN 2019

Upload: others

Post on 04-Nov-2021

5 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN

TAHUN 2019

TESIS

NURMALINA HUTAHAEAN

1702011181

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 2: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN

TAHUN 2019

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat

untuk memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.)

pada Program Studi S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat minat studi

Kesehatan Reproduksi Fakultas Kesehatan Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia Medan

OLEH

NURMALINA HUTAHAEAN

1702011181

PROGRAM STUDI S2 ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

INSTITUT KESEHATAN HELVETIA

MEDAN

2019

Page 3: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK
Page 4: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

Telah Di Uji Pada Tanggal : 24 Oktober 2019

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes.

Anggota : 1. Dr. Anto, SKM., M.Kes., M.M.

2. Dr. Samsidar Sitorus, M.Kes.

3. Wanda Lestari, STP., M.Gizi

Page 5: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK
Page 6: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Peneliti bernama Nurmalina Hutahaean, dilahirkan Di Medan, 06Agustus

1979. Peneliti beragama Kristen dan bertempat tinggal di Medan. Penulis

merupakan anak keenam dari enam bersaudara dari pasangan Bapak Ir. M.T.H

Hutahaean (Alm) dan Ibu D.R. Hutabarat. Jenjang pendidikan formal peneliti

dimulai dari SD Negeri 066057 Medan tamat pada tahun 1992, kemudian

melanjutkan ke jenjang SMP Negeri 15 Medan tamat pada tahun 1995,

selanjutnya peneliti melanjutkan jenjang pendidikan SPK Depkes Siantar tamat

pada tahun 1998. Peneliti menempuh pendidikan D-III Keperawatan Deli Husada

Medan tamat pada tahun 2002 serta D-III Kebidanan UNPRI Medan tamat pada

tahun 2012, kemudian peneliti melanjutkan pendidikan D-IV Kebidanan Inkes

Helvetia Medan dan tamat pada tahun 2017. Saat ini peneliti masih melanjutkan

pendidikan Pasca Sarjana Kesehatan Masyarakat dengan minat studi Kesehatan

Reproduksi Institut Kesehata Helvetia Medan.

Page 7: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

i

Page 8: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

ii

ABSTRAK

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN TAHUN 2019

NURMALINA HUTAHAEAN

1702011181

Anemia adalah penyakit yang timbul dari dampak kurang zat mikro nutrien

(vitamin dan mineral) dengan tanda-tanda lemah, letih, lesu, pusing. Di Indonesia

prevalensi anemia sangat tinggi adalah 70% yaitu: 7 dari 10 orang wanita hamil

mengalami kematian disebabkan anemia dalam kehamilan.

Tujuan penelitian ini untuk menganalisis faktor-faktor risiko anemia pada ibu

hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019. Bersifat survey analitik

dengan pendekatan Metode Case Control Study. Tehnik pengambilan sampel

menggunakan data sekunder 136 ibu hamil, 68 ibu hamil mengalami anemia, dan 68 ibu

hamil tidak anemia dari Januari sampai Desember 2018 di Klinik Pratama Martua

Sudarlis Medan.

Hasil penelitian terhadap 136 ibu hamil berdasarkan umur 20 sampai 35 tahun

mayoritas 79 ibu hamil (58,1%), paritas multipara 111 ibu hamil (81,6%), status gizi

dengan bumil KEK mayoritas 111 ibu hamil (81,6%), frekuensi ANC yang sesuai ≥ 4 kali

selama hamil sebanyak 86 ibu hamil (63,2%). Hasil penelitan secara bivariat

menunjukkan ada hubungan umur dengan kejadian anemia diperoleh nilai Sig-P-Value

(p=0,001), ada hubungan paritas dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-Value

(P=0,015), ada hubungan status gizi dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-Value

(p=0,015), dan ada hubungan frekuensi ANC dengan kejadian anemia dengan nilai Sig-P-

Value (p=0,013).

Diharapkan kepada Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan agar dapat

meningkatkan pelayanan asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan anemia.

Kata Kunci :Anemia, umur, paritas, status gizi, frekuensi ANC, ibu hamil

Daftar pustaka : 25 buku (2011 – 2018)

Page 9: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas

berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul:

“Analisis Faktor Risiko Anemia Pada Ibu Hamil Di Klinik Pratama Martua

Sudarlis Medan Tahun 2019”

Tesis ini disusun dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar Magister Kesehatan Masyarakat (M.K.M.) pada Program Studi

S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat Minat Studi Ilmu Kesehatan Reproduksi di

Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan. Dalam

penyusunan tesis ini, Penulis mendapat bantuan, dukungan dan bimbingan dari

berbagai pihak, baik dukungan moril,materil dan sumbangan pemikiran. Untuk itu

pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya

kepada :

1. Dr. dr. Hj. Razia Begum Suroyo, M.Sc., M.Kes. selaku Pembina Yayasan

Helvetia Medan.

2. Iman Muhammad, SE., S.Kom., M.M., M.Kes. selaku KetuaYayasan

Helvetia Medan.

3. Dr. H. Ismail Effendy. M.Si., selaku Rektor Institut Kesehatan Helvetia.

4. Dr. Asriwati, S.Kep., Ns., S.Pd., M.Kes. selaku Dekan Fakultas Kesehatan

Masyarakat Institut Kesehatan Helvetia Medan sekaligus Pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan

motivasi selama penyusunan tesis ini.

5. Dr. Anto, S.K.M., M.Kes., M.M. selaku ketua Program Studi S2 Ilmu

Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Institut Kesehatan

Helvetia Medan sekaligus Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan

dan mencurahkan waktu, perhatian, ide dan motivasi selama penyusunan tesis

ini.

6. Dr. Samsidar Sitorus M.Kes. selaku penguji III yang telah meluangkan

waktu untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan tesis ini.

Page 10: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

iv

7. Wanda Lestari, STP., M.Gizi selaku penguji IV yang telah meluangkan

waktunya untuk memberikan kritik dan saran yang membangun dalam

penyempurnaan tesis ini.

8. Lisnur Sinaga, Am.Keb., S.K.M. selaku kepala pemilik Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan, yang telah memberikan bimbingan dan arahan

selama penelitian, yang bermanfaat bagi penulis.

9. Seluruh Staff pengajar Institut Kesehatan Helvetia Medan yang telah

memberikan bekal pengetahuan kepada penulis.

10. Teristimewa ibunda tercinta D.R. Hutabarat yang selalu memberikan

dukungan dan doa dalam menyelesaikan tesis ini.

11. Teristimewa Suami Pdt. E.H. Simanjuntak, S.Th., S.Pd., M.Psi. dan anak-

anak tercinta Merrygrace Simanjuntak, Putra Jaya Simanjuntak yang

memberikan doa dan dukungan kepada penulis dalam menyelesaikan tesis

ini.

12. Teman-teman Pasca Sarjana Magister Kesehatan Masyarakat Institut

Kesehatan Helvetia Medan yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang

telah memberikan dukungan, doa dan saran yang berguna dalam

menyelesaikan tesis ini.

13. Semua pihak yang telah membantu dan memberik dorongan baik secara

langsung ataupun tidak langsung dalam menyelesaikan tesis ini.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih memiliki banyak kekurangan,

oleh karena itu, penulis menerima kritik dan saran yang membangun demi

kesempurnaan tesis ini. Akhir kata semoga kita semua dalam lindungan

Tuhan Yang Maha Esa.

Medan, 24 Oktober 2019

Penulis

Nurmalina Hutahaean

Page 11: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

v

DAFTAR ISI Halaman

HALAMAN PENGESAHAN

ABSTRACT ........................................................................................................... i

ABSTRAK ............................................................................................................. ii

RIWAYAT HIDUP .............................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iv

DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xi

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................ 1

1.1 Latar Belakang ................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah .......................................................... 9 1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 9

1.3.1 Tujuan Umum ..................................................... 9

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................... 9 1.4 Manfaat Penelitian .................................................................. 10

1.4.1 Manfaat Ilmiah ............................................................. 10

1.4.2 Manfaat Institusi ......................................................... 10

1.4.3 Manfaat Praktis ........................................................... 10

BAB II : TINJAUAN PUSTAKA ....................................................... 12

2.1 Penelitian Terdahulu ....................................................... 12

2.2 Tinjauan Umum Tentang Anemia .................................. 13 2.2.1. Defenisi Anemia........................................................... 13

2.2.2 Klasifikasi Anemia ....................................................... 15

2.2.3. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan ........................... 17

2.2.4. Patofisiologi ................................................................ 17

2.2.5. Diagnosa Anemia ........................................................ 19

2.2.6. Pengaruh Anemia Terhadap Kehamilan, Persalinan,

Nifas dan Janin ............................................................ 21

2.2.7. Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan ....................... 23

2.3 Tinjauan Umum Tentang Umur Ibu Hamil .................... 26

2.4 Tinjauan Umum Tentang Paritas ..................................... 27

2.5 Tinjauan Umum Tentang Status Gizi .............................. 29

2.6 Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Kehamilan ........ 31

2.7 Kerangka Teori ............................................................... 32

2.8 Kerangka Konsep ........................................................... 34

2.9 Hipotesis Penelitian ........................................................ 35

2.10 Variabel, Defenisi Operasional Dan Skala Pengukuran .. 36

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................... 37

3.1 Jenis Penelitian .............................................................. 37

3.2 Lokasi Dan Waktu penelitian ....................................... 37

3.2.1 Lokasi Penelitian .............................................. 37

3.2.2 Waktu Penelitian .............................................. 37

Page 12: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

vi

3.3 Populasi Dan Sampel ................................................... 37

3.3.1. Populasi .............................................................. 37

3.3.2. Sampel ............................................................... 38

3.4 Pengumpulan Data ....................................................... 39

3.4.1. Tehnik Pengumpulan Data ................................. 39

3.4.2. Sumber Data ....................................................... 39

3.4.3. Instrumen Penelitian .......................................... 40

3.4.4. Cara Pengumpulan Data ..................................... 40

3.5 Variabel, Defenisi, Operasional Dan Metode

Pengukuran ................................................................... 40

3.5.1. Variabel Penelitian ............................................. 40

3.6 Metode Pengolahan Data ............................................. 40

3.7 Analisis Data ................................................................ 41

3.7.1. Analisis Data Univariat ...................................... 41

3.7.2. Analisis Data Bivariat ........................................ 41

3.7.3. Analisis Data Multivariat .................................... 41

3.7.4. Kontrol Kualitas ................................................. 42

3.7.5. Etika Penelitian .................................................. 43

BAB IV : HASIL PENELITIAN ........................................................ 44

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ............................... 44

4.1.1. Letak Geografis ................................................... 44

4.1.2. Visi dan Misi Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan .................................................................. 44

4.2. Analisi Univariat ............................................................. 42

4.3. Analisi Bivariat ............................................................... 48

BAB V : PEMBAHASAN .................................................................. 54

5.1. Faktor Risiko Umur Ibu Hamil dengan Kejadian

Anemia ............................................................................ 54

5.2. Faktor Risiko Paritas Dengan Kejadian Anemia ............. 56

5.3. Faktor RisikoStatus Gizi dengan Kejadian Anemia ........ 58

5.4. Faktor Risiko Frekwensi ANC dengan Kejadian

Anemia ............................................................................ 59

BAB VI : KESIMPULAN DAN SARAN ............................................ 62

6.1. Kesimpulan ...................................................................... 62

6.2. Saran ................................................................................ 65

6.2.1 Bagi Responden ..................................................... 65

6.2.2 Bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan ....... 65

6.2.3 Bagi Institut Kesehatan Helvetia ........................... 66

6.2.4 Bagi Penelitian Selanjutnya ................................... 66

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 13: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

vii

DAFTAR TABEL

No Judul Halaman

3.1. Variabel, Definisi Operasional Dan Skala Pengukuran .......................... 36

4.1. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia

pada Ibu Hamil Terhadap Anemia Pada Klinik Pratama Martua

Sudarlis Medan Tahun 2019 Berdasarkan Umur .................................... 45

4.2. Distribusi KarakteristikIbu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada

Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Berdasarkan Paritas ................................................................................. 46

4.3. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada

Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Berdasarkan Status Gizi .......................................................................... 46

4.4. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada

Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Berdasarkan Frekwensi ANC .................................................................. 47

4.5. Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko Anemia Pada

Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Berdasarkan Anemia ............................................................................... 48

4.6. Analisis Faktor Risiko Ibu Hamil Terhadap Kejadian Anemia Di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 .............................. 48

4.7. Analisis Faktor Risiko Terhadap Paritas Terhadap Kejadian Anemia Di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 .............................. 50

4.8. Analisis Faktor Risiko Status Gizi Terhadap Paritas Terhadap Kejadian

Anemia Di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019 ............ 51

4.9. Analisis Faktor Risiko Frekwensi Antenatal Care (ANC) Terhadap

Paritas Terhadap Kejadian Anemia Di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019 ................................................................................. 52

Page 14: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

viii

DAFTAR GAMBAR

No Judul Halaman

2.1. Kerangka Teori ........................................................................................... 33

2.2. Kerangka Konsep ........................................................................................ 34

3.1. Rancangan Penelitian Kasus Kontrol .......................................................... 38

Page 15: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

ix

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN JUDUL HALAMAN

1 Kuisioner Penelitian ...................................................................... 73

2 Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden ................................ 74

3 Data-Data Rekam Medik ............................................................... 75

4 Master Data ................................................................................... 82

5 Out Put Hasil Penelitian Uji Univariat ........................................... 90

Out Put Hasil Penelitian Uji Bivariat ............................................. 92

Out Put Hasil Penelitian Uji Korelasi ............................................ 97

Out Put Hasil Penelitian Uji Odds Ratio ........................................ 98

Out Put Hasil Penelitian Uji Multivariat ........................................ 102

6 Dokumentasi .................................................................................. 108

7 Surat Izin Survei Awal ................................................................... 110

8 Surat Izin Penelitian ....................................................................... 111

9 Surat Izin Validitas ........................................................................ 112

10 Surat Balasan Izin Survei Awal ..................................................... 113

11 Surat Balasan Izin Penelitian ......................................................... 114

12 Permohonan Pengajuan Judul Thesis ............................................. 115

13 Lembar Persetujuan Perbaikan (Revisi) ......................................... 116

14 Lembar Bimbingan 1Tesis ............................................................. 119

15 Lembar Bimbingan 2 Tesis ............................................................ 124

Page 16: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Anemia pada kehamilan merupakan salah satu masalah nasional karena

mencerminkan nilai kesejahteraan sosial ekonomi masyarakat dan pengaruhnya

sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia pada ibu hamil

disebut “potensial danger to mother and child” (potensial membahayakan ibu

dan anak). Anemia pada masa kehamilan merupakan masalah kesehatan yang

penting dalam upaya meningkatkan derajat kesehatan masyarakat sehubungan

dengan kesehatan ibu dan anak. Anemia pada ibu hamil adalah salah satu faktor

yang menjadi indikator pengukuran keberhasilan pembangunan kesehatan suatu

bangsa yang menggambarkan kemampuan sosial ekonomi dalam memenuhi

kebutuhan kuantitas dan kualitas gizi masyarakat (1).

World Health Organization (WHO) pada tahun 2018,melaporkan bahwa

ibu-ibu hamil yang mengalami defisiensi besi sekitar 35-75%, serta semakin

meningkat seiring dengan bertambahnya usia kehamilan. Adalah 12-28% angka

kematian janin, 30% kematian perinatal dan 7- 10% angka kematian Neonatal.

Proporsi anemia pada ibu hamil Oleh karena itu tahun 2018 = 48,9. Diperkirakan

bahwa angka kejadian anemia mencapai 12,8% kematian ibu hamil di Asia.Oleh

karena itu memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam

pelayanan kesehatan. Data World Health Organization(WHO) 2010, 40 % kema

tian ibu dinegara berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan(20).

Page 17: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

2

Kebanyakan anemia dalam kehamilan di sebabkan oleh defisiensi besi dan

perdarahan akut. Anemia dalam kehamilan merupakan masalah kesehatan yang

utama di negara berkembang dengan tingkat morbiditas tinggi pada ibuhamil.

Menurut World Health Organization (WHO) 4% kematian para ibu dinegara yang

sedang berkembang berkaitan dengan anemia dalam kehamilan.Di perkirakan di

Asia sebesar 48,2 %, Afrika 57,1 %, Amerika 24,1 % dan Eropa 25,1 %. (WHO,

2018). Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) pada tahun 2018, prevalensi ibu

hamil dengan anemia di Indonesia sebesar 37,1%. Menurut Sistem Kesehatan

Nasional (SKN) tahun 2012 angka ibu hamil dengan anemia di Indonesia yaitu

sebesar 40%.Kebanyakan anemia disebabkan besi dan perdarahan oleh defisiensi

akut, bahkan tidak jarang keduanya saling berinteraksi.Upaya pencegahan dan

penanggulangan anemia gizi besi yang dilakukan melalui pemberian suplemen zat

besi ini diprioritaskan pada ibu hamil, karena prevalensi anemia pada kelompok

ini cukup tinggi. Oleh karena itu untuk mencegah anemia gizi pada ibu hamil

dilakukan suplementasi zat besi dengan dosis pemberian sehari sebanyak 1 tablet

(60 mg elemental iron dan 0.25 µg asam folat) berturut-turut minimal selama 90

hari selama masa kehamilan (3).

Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator keberhasilan

layanan kesehatan disuatu negara.Angka Kematian Ibu berguna untuk mengetahui

tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, kondisi

kesehatan lingkungan, tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, ibu

melahirkan dan nifas. Angka Kematian Ibu (AKI) Indonesia relatif tinggi

dibandingkan dengan negara-negara lain di ASEAN.Prevalensi anemia pada ibu

Page 18: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

3

hamil di dunia berkisar rata-rata 41.8%.Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas)

pada tahun 2018, prevalensi ibu hamil dengan anemia di Indonesia sebesar

37.1%.MenurutSistem Kesehatan Nasional (SKN ) tahun 2012 angka ibu hamil

dengan anemia di Indonesia yaitu sebesar 40%. Kebanyakan anemia disebabkan

oleh defisiensi besi dan perdarahan akut, bahkan tidak jarang keduanya saling

berinteraksi.Di Indonesia frekuensi ibu hamil dengan anemia juga relatif tinggi

yaitu 63,5%(4).

Angka kematian ibu (AKI) merupakan salah satu derajat kesehatan yang

menggambarkan tingkat pelayanan kesehatan terutama pada ibu hamil, ibu

bersalin dan ibu nifas yang menunjukkan pada derajat kesehatan yang tercapai

oleh suatu bangsa yang berdasarkan Survey Demografi Kesehatan Indonesia

(SDKI) tahun 2012, mencapai 359 per 100 ribu kelahiran hidup mengalami

peningkatan dari survey sebelumnya pada tahun 2007 yaitu sebesar 228 per 100

ribu kelahiran hidup. AKI di daerah Sumatera Utara pada tahun 2014,

328/100.000 kelahiran hidup. Dibandingkan dengan tahun 2013dan di tahun 2015

penurunan jumlah kematian ibu sangat signifikan yaitu sebesar 29 kasus (5 ).

Anemia merupakan kelanjutan dari dampak kurang zat mikronutrien

(vitamin dan mineral) yang sering menimbulkan gejalalemah,letih,lesu,pusing.Ter

khusus di Indonesia prevalensi anemia ibu hamil adalah 70% atau 7 dari 10 wanita

hamil menderita anemia.Indonesia merupakan salah satunegara dengan jumlah

penderita anemia kehamilan terbanyak.Tingginya pravalensinya anemia pada ibu

hamil merupakan masalah yang tengah dihadapi pemerintah Indonesia (6). Data

survei demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) pada tahun 2010

Page 19: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

4

menyebutkan bahwa Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia sebesar 220 per

100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut masih jauh dari target Rancangan

Pembangunan Jangka Menengah (RPJMN) tahun 2014 sebesar 2.118 per

100.000 kelahiran hidup dan target Milenium Develpoment Goals (MDG‟s)

sebesar 102 per 100.000 kelahiran hidup tahun 2015 (7 ). Anemia pada ibu hamil

umumnya merupakan anemia relative akibat perubahan fisiologis tubuh selama

kehamilan yaitu adanya hemodilusi (8).

Anemia dalam kehamilan dapat berdampak buruk terhadap mortalitas dan

morbiditas ibu maupun janin.Hasil dari kehamilan dengan anemia diantaranya

intra uterine growth retardation (IUGR),lahir premature,Berat Bayi LahirRendah

( BBLR ), dan peningkatan risiko kematian neonates.Efek anemia kehamilan pada

ibu diantaranya sesak nafas,kelelahan palpitasi, gangguan tidur, meningkatkan

risiko pendarahan saat persalinan,preeklamsia, dan sepsis (9).

Anemia di trimester III mempunyai pengaruh terhadap kejadianBBLR dan

lahir premature .Tingkat pengetahuan ibu tentang gizi sangat berpengaruh

terhadap anemia karena ibu yang berpengetuhuan tinggi tentang makanan dan gizi

dapat lebih memperhatikan kesehatannya dan janin yang dikandungnya.Interval

kelahiran atau paritas yang banyak mempunyai efek merugikan terhadap kadar

hemoglobin. Ibu hamil yang tidak mengonsumsi tablet tambah darah (Fe) lebih

berisiko mengalami anemia. Selain itu riwayat penyakit seperti malaria dan

cacingan penyebab anemia (10).

Page 20: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

5

Kontribusi anemia terhadap kematian di Indonesia diperkirakan mencapai

10%-12%,Hal ini berarti bahwa 10% hingga 12% kematian ibu di Indonesia

sesungguhnya dapat dicegah apabila kejadian anemia pada ibu hamil dapat

ditekan sampai serendah rendahnya.Berdasarkan laporan dari profil Kab/Kota

Angka Kematian Ibu (AKI) di Sumatera Utara tahun 2014 adalah 75/100.000

kelahiran hidup. Berdasarkan hasil sensus 2010, angka kematian ibu di Sumatera

Utara sebesar 328/100.000 kelahiran hidup, angka ini masih cukup tinggi bila

dibandingkan dengan angka nasional hasil SP 2010 sebesar 259/100.000 kelahiran

hidup. Berdasarkan hasil survey AKI yang dilakukan oleh Dinas Kesehatan

Propinsi Sumatera Utara menyebutkan bahwa AKI di Sumatera Utara Sebesar

268 per 100.000 kelahiran hidup.

Pada trimester I, konsentrasi Hb tampak menurun, kecuali pada perempuan

yang telah memiliki kadar Hb rendah (<11,5 g% ). Konsentrasi Hb paling rendah

didapatkan pada trimester II, yaitu pada usia kehamilan 30 minggu. Pada trimester

III terjadi sedikit peningkatan Hb, kecuali pada perempuan yang sudah

mempunyai kadar Hb yang tinggi (>14,5g%) pada pemeriksaan pertama. Ibu

hamil Trimester III Adalah wanita yang sedang mengandung janin didalam rahim

dan usia kehamilan 28-40 minggu dihitung dari hari pertama haid terakhir wanita

tersebut. Masa kehamilan terutama trimester III merupakan masa kritis dimana

kebutuhan akan zat gizi meningkat.Jika zat besi dalam darahkurang maka kadar

HB akan menurun yang mengakibatkan gangguan dan pertumbuhan janin (12).

Page 21: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

6

Beberapa penelitian menyatakan bahwa kadar Hb ibu hamil trimester akhir

dan tingginya angka anemia pada trimester III dapat memengaruhi berat badan

lahir. Kebutuhan zat besi ibu hamil meningkat pada kehamilan trimester II dan

III.Pada masa tersebut kebutuhan zat besi tidak dapat diandalkan dari menu harian

saja.Walaupun menu hariannya mengandung zat besi yang cukup, ibu hamil tetap

perlu tambahan tablet besi atau vitamin yang mengandung zat besi.Zat besi bukan

hanya penting untuk memelihara kehamilan.Ibu hamil yang kekurangan zat besi

dapat menimbulkan perdarahan setelah melahirkan, bahkan infeksi, kematian

janin intra uteri, cacat bawaan dan abortus.

Pada trimester III, metabolisme basal tetap naik terus. Pada masa ini

umumnya nafsu makan baik sekali, dan wanita hamil selalu terasa

lapar.Pemeriksaan kenaikan berat badan perlu dilakukan dengan teliti, jangan

sampai ibu terlalu gemuk, untuk menghindari kesulitan melahirkan kelak. Pada

saat ini kandungan sudah besar sekali sehingga menyebabkan lambung

sedikit terdesak.Makanan yang porsinya terlalu besar menimbulkan rasa tidak

enak. Karena itu dalam masa ini porsi makan sebaiknya kecil saja, namun sering,

untuk mencegah kekurangan unsur-unsur gizi. Pada trimester ini, ibu memerlukan

ketenangan dan dukungan dari suami, keluarga dan bidan (13).

Anemia dipengaruhi secara langsung oleh konsumsi makanan sehari-

hari yang kurang mengandung zat besi, selain faktor infeksi sebagai pemicu

anemia, terjadinya pula karena peningkatan kebutuhan pada tubuh seperti

pada saat menstruasi, kehamilan , melahirkan, sementara zat besi yang masuk

sedikit. Secara umum, konsumsi makanan berkaitan eratdengan status

Page 22: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

7

gizi. Bila makanan yang dikonsumsi mempunyai nilai gizi yang baik, maka

status gizi juga baik, sebaliknya bila makanan yang kita konsumsi kurang

gizinya, maka dapat menyebabkan kekurangan gizi. Selain itu, perilaku-perilaku

konsumsi makanan seseorang dipengaruhi oleh faktor instrinsik, yaitu faktor-

faktor yang berasal dari diri seseorang seperti umur, paritas, status gizi,

Kepatuhan konsumsi TTD, jenis kelamin serta keyakinan.

Serta faktor ekstrinsik, yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar diri seseorang

seperti tingkat ekonomi, pendidikan, pengetahuan, Frekuensi ANC, tempat

tinggal, lingkungan sosial, dan kebudayaan (14).

Terjadinya anemia umumnya disebabkan oleh pola makan yang tidak

seimbang. Hal ini disebabkan oleh rendahnya angka kesadaran gizi masyarakat,

khususnya ibu hamil. Salah satu langkah yang dapat ditempuh untuk mencegah

terjadinya anemia yaitu dengan memperbaiki menu makanan yang akan

dikonsumsi. Misalnya, dengan meningkatkan konsumsi makanan yang banyak

mengandungzat besi seperti telur, susu, hati, ikan, daging, kacang-kacangan,

sayuran berwarna hijau tua, dan buah-buahan. Perhatikan gizi makanan

dalamsarapan dan frekuensi makanan yang diatur, terutama bagi yang berdiet, dan

untuk menambahkan substansi yang memudahkan penyerapan zat besi seperti

vitaminC, air jeruk, daging, ayam, dan ikan. Sebaliknya, substansi

penghambat penyerapan zat besi seperti teh dan kopi patut di hindari(15)

Hasil Riskesdas tahun 2013 yang dilakukan pada 33 provinsi di Indonesia

dan 497 kota atau kabupaten menunjukkan proporsi anemia ibu hamil yang

hampir sama antara kawasan perkotaan 36,4% dan pedesaan 37,8%. Prevalensi

Page 23: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

8

anemia ibu hamil di Sumatera Utara melebihi angka nasional dan tergolong

sebagai masalah yang cukup berat. Di Indonesia prevalensi anemia pada ibu hamil

juga masih tinggi yaitu 48,9% atau satu diantara tiga ibu hamil di Indonesia

menderita anemia (16).

Untuk mengantisipasi masalah anemia pada ibu hamil biasanya ibu hamil

diberikan tablet Fe untuk dikonsumsi . Akan tetapi dalam kenyataan tidak semua

ibu hamil yang mendapat tablet zat besi meminumnya secara rutin, hal ini bisa

disebabkan karena faktor ketidaktahuan pentingnya tablet zat besi untuk

kehamilannya. Dampak yang diakibatkan minum tablet zat besi dan

penyerapan/respon tubuh terhadap tablet besi kurang baik sehingga tidak terjadi

peningkatan kadar Hb sesuai dengan yang diharapkan. Faktor lain yang

berhubungan dengan anemia adalah adanya penyakit infeksi bakteri, parasit usus

seperti cacing tambang, malaria. Faktor sosial ekonomi yang rendah juga

memegang peranan penting kaitannya dengan asupan gizi ibu selama hamil.

Berdasarkan survey awal yang dilakukan oleh peneliti di Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan tahun 2019 yaitu 136 orang ibu hamil yang datang untuk

memeriksakan kehamilannya selalu ada ibu hamil yang mengalami anemia. Data

yang diambil adalah dari bulan Januari sampai dengan bulan Desember Tahun

2018.

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, diketahui bahwa

anemia dapat mengakibatkan tingginya AKI dan diketahui banyaknya faktor

risiko maka penulis tertarik untuk mengambil judul “Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019”.

Page 24: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

9

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraiandi atas rumusan masalah dapat dikemukakan sebagai

berikut :

1) Apakah umur ibu merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?

2) Apakah paritas merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?

3) Apakah status gizi merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?

4) Apakah Frekuensi Antenatal Care (ANC) merupakan faktor risiko

anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun

2019?

5) Faktor risiko apakah yang paling dominan terhadap anemia pada ibu

hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019?

1.3. Tujuan Penelitian

1.3.1.Tujuan Umum

Untuk menganalisis faktor risikoanemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

1.3.2.Tujuan Khusus

1) Untuk menganalisis faktor risiko umurterhadap anemia pada ibu

hamil.

Page 25: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

10

2) Untuk menganalisis faktor risiko paritas terhadap anemia pada ibu

hamil.

3) Untuk menganalisis faktor risiko status gizi terhadap anemiapada ibu

hamil.

4) Untuk menganalisi faktor risiko Frekuensi Antenatal Care (ANC)

terhadap anemia pada ibu hamil.

5) Untuk menganalisis faktor risiko yang paling dominan berpengaruh

terhadap anemia pada ibu hamil.

1.4.Manfaat Penelitian

1.4.1. Manfaat Ilmiah

1) Sebagai sumber informasi baik bagi penulis maupun pembaca di

bidang ilmu pengetahuan mengenai faktor-faktor yang berhubungan

dengan anemia pada ibu hamil dan sebagai acuan bagi penelitian

selanjutnya.

2) Mengembangkan dan menambah khasanah di bidang ilmu

pengetahuan khususnya dibidang media yang berhubungan dengan

faktor-faktor risiko Anemia pada ibu hamil.

1.4.2. Manfaat Institusi

1) Hasil penelitian dapat bermanfaat bagi institusi pendidikan sebagai

bahan bacaan diInstitut Kesehatan Helvetia Medan.

1.4.3. Manfaat Praktis

1) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi yang bisa

digunakan bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.

Page 26: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

11

2) Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan / paramedis untuk

meningkatkan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat dapat

bertambah khususnya tentang faktor-faktor risiko anemia pada ibu

hamil.

Page 27: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

12

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1.Tinjauan Penelitian Terdahulu

Sebagai bahan pertimbangan dalam penelitian ini akan dicantumkan

beberapa hasil penelitian terdahulu oleh beberapa peneliti yang pernah penulis

baca :

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Alene and Abdulahi (2014)

dengan judul “Prevalence of Anemia and Associated Factors among Pregnant

Women in an Urban Area of Eastern Ethiophia” meneliti faktor-faktor yang

berhubungan dengan anemia. Dalam penelitian ini diteliti karakterisitik sosial

ekonomi dan demografi, riwayat penyakit malaria dan parasit, lingkungan tempat

tinggal, dan status nutrisi. Hasil penelitian ini menunjukkan uji chi square = (P =

0,033) bahwa ada hubungan anemia yaitu umur kehamilan, suplementasi TTD,

jumlah kehamilan, dan Lingkar Lengan Atas (LILA). Perbedaan dengan penelitian

yaitu metode penelitian, jumlah sampel, serta variabel demografi, lingkungan

tempat tinggal, status nutrisi, dan LILA tidak diikutkan dalam variabel yang

diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian tentang paritas yang dilakukan oleh Al-Farsi et

al(2011), dengan judul “EfFect of High Parity on Occurence of Anemia in

Pregnancy : a cohort study” meneliti adalah hubungan antara paritas dengan

anemia kehamilan. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan paritas tinggi

lebih berisiko anemia dibandingkan dengan paritas rendah (P = 0,02). Perbedaan

dengan penelitian ini adalah metode penelitian, variabel, dan jumlah sampel yang

Page 28: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

13

diteliti.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Khumaidi (2014) dengan

judul “Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Terpenuhinya Kecukupan Gizi Pada

Ibu Hamil”, dengan hasil penelitiannya menunjukkan uji chi square (p=0,0313).

Dari hasil penelitian yang dilakukan bahwa ada hubungan status gizi ibu hamil

dengan anemia.

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Kim Lam Soh et al.

(2015), dengan judul “Anemia among Antenatal Mother in Urban Malaysia”

bertujuan untuk mengetahui faktor yang berpengaruh terhadap kadar hemoglobin

saat hamil. Pada penelitian ini data anemia diambil pada kunjungan awal ANC

dankunjungan ANC terakhir. Hasil penelitian menunjukkan nilai (P = 0,031)

bahwa ada hubungan keteraturan dalam memeriksakan kehamilan ibu hamil/

kunjungan ANC dengan anemia pada ibu hamil.

2.2. Telaah teori

2.2.1. Definisi Anemia

Menurut World Health Organization ( WHO ) anemia pada ibu hamil adalah

kondisi ibu dengan kadar hemoglobin ( Hb) dalam darahnya kurang dari 11,0gr%

sebagai akibat ketidakmampuan jaringan pembentuk sel darah merah

(Erythropoetic) dalam produksinya untuk mempertahankan konsentrasi Hb pada

tingkat normal.Anemia dalam kehamilan adalah suatu kondisi ibu dengan kadar

nilaihemoglobin di bawah 11 gr% pada trimester satu dan tiga, atau kadar

nilai hemoglobin kurang dari 10,5 gr % pada trimester dua (17)

Anemia juga diartikan sebagai kekurangan salah satu zat, yaitu zat besi,

Page 29: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

14

asam folat, vitamin B12, protein dan zat essensial lainnya. Zat gizi yang paling

berperan dan penyebab utama anemia adalah zat besi (Fe), itulah sebabnya anemia

sering diidentikkan dengan anemia defisiensi besi (18).

Anemia adalah kondisi dimana sel darah merah atau hemoglobin menurun,

sehingga kapasitas daya angkut oksigen untuk kebutuhan organ-organ vital pada

ibu dan janin menjadi berkurang. Selama kehamilan, indikasi anemia adalah jika

konsentrasi hemoglobin kurang dari 10,5 sampai dengan 11,0 gr%. Anemia dapat

terjadi bila keluarnya eritrosit dari sirkulasi maupun penghancuran eritrosit

meningkat tanpa diimbangi dengan peningkatan kadar produksi, atau bila

pelepasan eritrosit kedalam sirkulasi menurun (19).

Anemia adalah keadaan dimana kadar hemoglobin, hematokrit dan sel darah

merah lebih rendah dari nilai normal, sebagai akibat dari defisiensi salah satu atau

beberapa unsur makanan yang esensial yang dapat memengaruhi timbulnya

defisiensi . Anemia adalah suatu keadaan dimana tubuh memiliki jumlah sel darah

merah (eritrosit) yang terlalu sedikit, dimana sel darah merah itu mengandung

hemoglobin yang berfungsi membawa oksigen ke seluruh jaringan tubuh (20).

2.2.2. Klasifikasi Anemia

Berdasarkan klasifikasi WHO, kadar hemoglobin pada ibu hamildapat di

bagi menjadi 3 kategori sebagai berikut :

1. Normal : ≥ 11 gr%

2. Anemiaringan: 8 – 10 gr%

3. Anemiaberat : < 8gr%

Klasifikasi anemia pada ibu hamil menurut Prawirohardjo adalah sebagai

Page 30: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

15

berikut :

1) Anemia defisiensi besi

Anemia yang paling sering dijumpai dalam kehamilan adalah anemia akibat

kekurangan zat besi karena kurangnya asupan unsur besi dalam makanan,

gangguan penyerapan, peningkatan kebutuhan zat besi atau karena terlampau

banyaknya zat besi yang keluar dari tubuh, misalnya perdarahan.Anemia ini

mempunyai ciri yaitu ukuran sel darah merah lebih dari ukuran normal dan warna

coklat, yang disebabkan kekurangan ion Fe komponen hemoglobin dan

disertaidengan penurunan kuantatif pada sintesa hemoglobin. Di Indonesia pada

tahun 2010 angka kejadian anemia masih cukup tinggi yaitu 50-70 juta jiwa,

anemia defisiensi besi (anemia yang disebabkan kurang zat besi) mencapai 20%-

33%. Sedangkan 40,1% anemia dialami wanita hamil dengan batas bawah

11gr%. Patofisiologi simpanan zat besi habis, kadar serum menurun, dengan

gejala klinis timbul karena jumlah hemoglobin tidak adekuat untuk mengangkat

oksigen kejaringan tubuh. Manifestasi klinik pucat, Fertigo, keletihan, sakit

kepala, depresi, takhikardi dan amenorhoe (21).

2) Anemia hemolitik

Adalah anemia yang disebabkan penghancuran atau pemecahan sel darah

merah yang lebih cepat dari pembuatannya.Gejala utama adalah anemia dengan

kelainan-kelainan gambaran darah, kelelahan, kelemahan, serta gejala komplikasi

bila terjadi kelainan pada organ-organ vital. Wanita dengan anemia hemolitik

sukar menjadi hamil, apabila hamil maka anemianya biasanya menjadi berat.

Page 31: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

16

3) Anemia megaloblastik

Anemia megaloblastik adalah sekelompok anemia yang ditandai oleh

adanya eritroblas yang besar yang terjadi akibat gangguan maturasi inti sel yang

dinamakan megaloblas. Anemia megaloblas disebabkan oleh defisiensi B12, asam

folat, gangguan metabolisme vitamin B12 dan asam folat, gangguan sintesis DNA

akibat dari defisiensi enzim kongenital dan didapat setelah pemberian obat

sitostatik tertentu. Patofisiloginya defiseinsi asam folat dan vitamin B12 jelas akan

menggangu sintesis DNA hingga terjadi gangguan maturasi inti sel dengan akibat

timbulnya sel – sel megaloblas (22).

4) Anemia hipoplastik

Anemia hipoplastik dalam kehamilan terjadi karena sumsum tulang tidak

mampu membuat sel-sel darah baru.Penyebab anemia hipoplastik hingga kini

belum diketahui dengan pasti, kecuali yang disebabkan oleh sepsis, rontgen, racun

dan obat-obatan.

2.2.3. Penyebab Anemia Dalam Kehamilan

Anemia kehamilan didefinisikan WHO sebagai kadar hemoglobin kurang

dari 11g% atau hematokrit kurang dari 33% pada setiap waktu pada kehamilan

(23). Menurut Proverawati, anemia merupakan suatu kumpulan gejala yang

disebabkan oleh bermacam-macam penyebab. Terjadinya anemia karena adanya

beberapa faktor yang saling berkaitan. Pada dasarnya anemia disebabkan oleh

karena gangguan pembentukan eritrosit oleh sumsum tulang belakang, kehilangan

darah keluar tubuh (pendarahan), dan proses penghancuran eritrosit dalam tubuh

sebelum waktunya (hemolisis), faktor nutrisi, infeksi dan pengaruh genetik (24).

Page 32: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

17

Sebagian besar penyebab anemia di Indonesia adalah kurangnya kadarFe

yang diperlukan untuk pembentukan Hb sehingga disebut anemia defisiensi Fe.

Penyebab terjadinya anemia defisiensi Fe pada ibu hamil disebabkan oleh dua

faktor, yaitu faktor langsung dan tidak langsung.Secara langsung anemia

disebabkan oleh seringnya mengonsumsi zat penghambat absorsi Fe, kurangnya

mengonsumsi promoter absorbsi non hem Fe serta ada infeksi parasit. Faktor yang

tidak langsung yaitu faktor-faktor yang secara tidak langsung memengaruhi kadar

Hb seseorang dengan memengaruhi ketersediaan Fe dalam makanan seperti

ekonomi yang masih rendah, atau rendahnya pendidikan danpengetahuan.

2.2.4. Patofisiologi

Anemia lebih sering ditemukan dalam kehamilan karena selama

kehamilan keperluan akan zat makanan bertambah dengan adanya perubahan

dalam darah dan sumsum tulang. Pertambahan volume darah selama kehamilan di

sebut dengan hipervolemia.Akan tetapi bertambahnya sel darah merah lebih

sedikit dibandingkan dengan bertambahnya plasma darah sehingga terjadi

pengenceran darah. Pertambahan berbanding sebagai berikut : plasma darah 30%,

sel darah merah 80%, dan hemoglobin 19% .Pengenceran darah dianggap sebagai

penyesuaian fisiologis dalam kehamilan dan bermanfaat bagi ibu karena

pengenceran itu meringankan beban kerja jantung yang harus bekerja lebih berat

selama masa kehamilan yang disebabkan peningkatan cardiac output akibat

hipervolemia. Kerja jantung akanmenjadi ringan apabila viskositas darah rendah.

Resistensi perifer juga berkurang sehingga tekanan darah naik, dan pada

perdarahan selama persalinan banyaknya unsur zat besi lebih sedikit hilang

Page 33: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

18

dibandingkan apabila darah itu tetap kental (25).Hemodilusi ini menyebabkan

pseudoanemia atau anemia fisiologis. Hemodilusi dimulai pada trimester pertama

kehamilan yaitu pada minggu 12 – 20 dan hemodilusi maksimal terjadi pada umur

kehamilan 20 – 36 minggu.Akibat hemodilusi saja kadar hemoglobin darah ibu

dapat menurun sampai 10 gr%, umumnya kondisi ini karena turunnya cadangan

zat besi (26).

Tanda dan gejala anemia pada ibu hamil menurut adalah :

1) Lemah, letih, lesu, mudah lelah dan lalai

2) Wajah tampak pucat

3) Sering pusing

4) Sulit konsentrasi dan mudah lupa

5) Mata berkunang-kunang

6) Sering sakit

7) Nafsu makan berkurang

8) Napas pendek ( pada anemia berat )

9) Keluhan mual muntah lebih hebat pada kehamilan muda (27).

2.2.5. Diagnosa Anemia

Diagnosa anemia dalam kehamilan dapat ditegakkan dengan :

2.2.5.1. Anamnesa

Pada anamnesa akan didapatkan keluhan cepat lelah, sering pusing, mata

berkunang-kunang, keluhan mual muntah, lebih berat pada hamil muda (28). Bila

terdapat keluhan lemah, nampak pucat, mudah pingsan tetapi tensi dalam batas

normal, maka perlu dicurigai anemia defisiensi besi.

Page 34: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

19

2.2.5.2. Pemeriksaan fisik

Pada pemeriksaan fisik didapatkan ibu tampak lemah , kulit pucat,mudah

pingsan, sementara tensi masih dalam batas normal, pucat pada

membran mukosa dan konjuntiva karena kurangnya sel darah merah pada

pembuluh kapiler dan pucat pada kuku serta jari (29).

2.2.5.3.Pemeriksaan darah

Pemeriksaan darah dilakukan minimal 2 kali selama kehamilan yaitu pada

trimester I dan III. Dengan melihat hasil anamnesa dan pemeriksaan fisik maka

diagnosa dapat dipastikan dengan pemeriksaan kadar Hb.

Ada beberapa metode untuk menentukan kadar Hb yaitu :

1. Metode kertas lakmus

Metode ini praktis dan sederhana serta tidak memerlukan pereaksi

ataupunperalatan tertentu, karena yang digunakan adalah kertas yang di sebut

kertas lakmus yang khusus untuk menentukan kadar Hb. Caranya, setelah

darah diteteskan di atas permukaan kertas lakmus, kemudian didiamkan sebentar

± 5menit pada suhu ruangan hingga darah menjadi kering. Setelah kering, warna

darah yang terbentuk dibandingkan secara visual di tempat yang cukup terang

dengan sederet warna standar yang disediakan. Deretan warna yang ada pada

standarsudah dikalibrasi sedemikian rupa secara kualitatif sehingga setiap warna

menunjukkan nilai kadar Hb. Dengan demikianwarna standar

yang dibandingkan dengan darah yang di uji menunjukkan kadar Hb darah (30).

Page 35: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

20

2. Metode Sahli

Prinsipnya membandingkan warna darah secara visual akan tetapi

memerlukan peralatan dan pereaksi tertentu. Peralatan yang digunakan sangat

sederhana dan ringan sehingga memungkinkan dibawa ke lapangan.Cara

kerjanya,kira-kira5 tetes HCL 0,1 N dimasukkan ke dalam tabung khusus

yang disebut tabung hemomet,darah yang akan ditentukan kadar Hbnya di pipet

Sebanyak ± 20 mikroliter dan dimasukkan kedalam tabung hemometer tadi

lalu ditempatkan dalam alat hemometer. Pada alat tersebut terdapat dua

tabung.Tabung pertama berisikan contoh darah yang akan ditentukan kadar

Hbnya dan tabung kedua berisikian larutan standar. Posisi kedua tabung itu

berdampingan dan sisi kedua tabung bisa dilihat dari sisi yang sama.

Kemudiantabungyangberisikancontohdarahditambahaquades secara perlahan

sehingga warna larutan menyamai warna larutan standar yang ada pada tabung

sebelahnya.Setelah persamaan warna tercapai kadar Hb dapat diketahui dengan

membaca batas permukaan larutan yang berimpit dengan skala yang tertera pada

alat hemometer dekat dengan tabung contoh darahtadi. Metode Sahli ini masih

dianggap subyektif karena perbandingan warna dilakukan secara visual (30).

2.2.6. Pengaruh anemia terhadap Kehamilan, Persalinan, Nifas dan Janin.

Salah satu yang memengaruhi anemia adalah jumlah anak dan jarak antar

kelahiran yang dekat (31). Di negara yang sedang berkembang terutama di daerah

pedesaan, ibu-ibu yang berasal dari tingkat sosial ekonomi yang rendah dengan

jumlah anak yang banyak dan jarak kehamilan dekat serta masih menyusui untuk

waktu yang panjang tanpa memperhatikan gizi saat laktasi akan sangan berbahaya

Page 36: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

21

bagi kelangsungan hidupnya dan sering sekali menimbulkan anemia pada ibu

hamil sehingga bayi yang dilahirkan ibu dalam keadaan hidup lahir mati (32).

2.2.6.1.Gangguan selama hamil dapat berupa :

1. Mengurangi rasa yang menyenangkan dalam masa kehamilan karena

kelelahan

2. Mengurangi memungkinkan terjadinya infeksi

3. Meningkatkan risiko terjadinya persalinan premature karena

kurangnya suplay darah ke uterus

4. Perdarahan ante partum

5. Abortus

6. Hambatan tumbuh kembang janin

7. Ketuban pecah dini (KPD)

8. Peningkatan prevalensi kematian dan kesakitan ibu, dan bagi bayi

2.2.6.2. Gangguan yang dapat terjadi selama persalinan

1. Partus lama akibat kontraksi uterus yang tidak kuat oleh karena

hipoksia jaringan.

2. Kurangnya kemampuan dan kekuatan ibu menghadapi persalinan

sehinggamenyebabkan maternal distress,selanjutnyadapat terjadi syok.

3. Dapat mengakibatkan atonia uteri dalam semua kala persalinan dan terjadi

perdarahan post partum.

4. Mudah terjadi infeksi selama persalinan.

5. Retensio plasenta

Page 37: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

22

2.2.6.3. Gangguan dalam masa nifas

1. Mudah terjadi infeksi karena kondisi yang lemah dan dayatahan menurun

2. Terjadinya subinvolusio uteri menyebabkan perdarahan postpartum

3. Pengeluaran ASIberkurang

4. Terjadinya dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan

5. Anemia masa nifas

2.2.6.4. Pengaruh anemia terhadap janin

1. Intelegensia rendah Abortus

2. Terjadinya kematianintrauterine

3. Persalinan prematuritastinggi

4. Bayi berat lahir rendah

5. Kelahiran dengananemia

6. Dapat terjadi cacatbawaan

7. Bayi mudah mendapat inFeksi sampai kematianperinatal

2.2.7. Pencegahan Anemia Dalam Kehamilan

Upaya pencegahan dan penanggulangan anemia pada dasarnya adalah

mengatasi penyebabnya.Pada anemia berat (kadarHb8 < gr %) biasanya ada

penyakit yang melatar belakangi yaitu antara lain infeksi,cacing atau malaria,

sehingga selain penanggulangan pada anemia, harus dilakukan pengobatan

terhadap penyakit-penyakit tersebut. Upaya yang telah dilakukan pemerintah

dalam mengatasi anemia pada kehamilan saat ini dapat dilihat dari berbagai

kebijakan dan program- program yang ada seperti Upaya Perbaikan Gizi Keluarga

(UPGK), Keluarga Sadar Gizi (Kadarsi), pemberian makanan tambahan bagi anak

Page 38: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

23

sekolah dan lainnya.Anemia pada wanita, remaja dan dewasa diantisipasi dengan

adanya program pendidikan Gizi bagi wanita, remaja dan dewasa dengan materi

Pedoman Umum Gizi Seimbang (PUGS) (33).

Upaya yang dapat dilakukan untuk mencegah dan menanggulangi anemia gizi

akibat kekurangan konsumsi besi adalah sebagai berikut:

1. Meningkatkan konsumsi zat besi dari makanan

Mengonsumsi pangan hewani seperti daging, hati, ikan, telur dan gizi yang

cukup dapat mencegah anemia gizi besi.Sayur hijau dan buah- buahan di tambah

kacang-kacangan dan padi-padian yang cukup mengandung zat besi. Vitamin C

diperlukan untuk meningkatkan penyerapan zat besi di

dalam tubuh, peningkatan konsumsi vitamin C sebanyak 20mg, 50mg, 100mg,

dan250mg dapat memperbesar penyerapan zatbesisebesar 2kali, 3kali, 4 kali dan

5kali (34).

Konsumsi bahan pangan zat-zat penghambat absorbsi besi harus

dikurangi.Zat inhibitor seperti filtrat, kostat, tannin dan beberapa jenis serat

makanan harus dihindari karena zat ini bersama zat besi membentuk senyawa

yang tidak dapat larut di dalam air sehingga tidak dapat di absorbsi. Teh

mengandung tannin, jika dikonsumsi bersama-sama pada saat makan akan

mengurangi penyerapan zat besi sampai 50%. Bahan makanan lain yang

mengandung penghambat absorbsi besi diantaranya kopi, fosvitin dalam kuning

telur, protein, fitat dan fosfat yang banyak terdapat pada serealia, kalsium dan

serat dalam bahan makanan .Kebutuhan zat besi tubuh tergantung pada jumlah zat

besi yang hilang dari tubuh dan jumlah yang untuk pertumbuhan termasuk

Page 39: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

24

kehamilan dan masa menyusui selama trimester I kehamilan, kebutuhan zat besi

ibu hamil lebih rendah karena tidak menstruasi dan zat besi yang digunakan bayi

minimal. Mulai dari trimester II terdapat pertambahan sel-sel darah merah kira-

kira sama dengan penambahan sebesar 450mg Besi (35).

Kebutuhan zat besi pada ibu hamil Sebagian besar wanita dalam usia siap

hamil mempunyai kadar zat besi yang rendah. Itu sebabnya cadangan zat besi

(hemoglobin) selalu diukur selama kehamilan. Jika ditemukan ibu hamil dengan

kadar zat besi rendah, dia dikatakan menderita anemia. Untuk mengatasinya

dokter/bidan yang memeriksa akan memberikan tambahan zat besi agar tidak

kekurangan zat besi, ada baiknya mengonsumsi makanan yang kaya akan zat

besi.Bahan-bahan makanan yang kaya akan zat besi seperti daging berwarna

merah, hati, ikan, telur, sayuran berdaun hijau, kacang- kacangan, tempe, roti dan

serealia. Meningkatnya volume darah berarti bahwa kandungan ekstra besi

dibutuhkan untuk membuat hemoglobin guna memperbanyak jumlah sel darah

merah. Semakin banyak hemoglobin dalam darah, semakin banyak oksigen yang

dapat dialirkan ke berbagai jaringan, termasuk plasenta. Kandungan besi dalam

tubuh juga akan diserap oleh janin untuk cadangan karena setelah kelahiran bayi

hanya mendapat sedikit besi dari ASI (37). Sehubungan dengan hal itu, melalui

makanan yang dikonsumsi, ibu hamil memenuhi kebutuhan tubuhnya akan zat

besi, yaitu sekitar 15 mg sehari .Zat besi diperlukan untuk memproduksi sel darah

merah yang berkualitas baik. Inilah sebabnyaibuhamil diberi tablet ekstra besi

untuk mempertahankan persediaan zat ini . Pemberian zat besi dimulai setelah

rasa mual dan muntah hilang, satu tablet sehari selama minimal 90 hari.Tiap tablet

Page 40: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

25

mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg dan asam folat 500 mg (38).

2. Suplementasi zat besi

Tablet besi yang umum digunakan dalam suplementasi zat besi

adalah Ferrous sulfat.Senyawa ini tergolong murah, dapat diabsorbsi sampai

20%.Dosis yang digunakanberagam tergantung pada status besi

seseorang yang mengonsumsinya. Biasanya ibu hamil yang rawan anemia di

beri dosis yang lebih tinggi di banding dengan wanita biasa (39).

Pada wanita hamil biasanya tablet besi diberikan mulai pada trimester II,

berlangsung setiap hari sampai melahirkan. Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa wanita hamil yang mendapatkan tablet besi tambahan asam

folat dan vitamin B12, kadar Hb nya naik lebih tinggi dibandingkan wanita hamil

yang mendapat tablet besi saja dalam konsentrasi yang sama.Tindakan yang

dilakukan untuk mengatasi masalah tersebut selama ini adalah pendistribusian

tablet Fe melalui Posyandu, Polindes, Puskesmas dan melibatkan petugas

kesehatan seperti; bidan, perawat hingga kader Posyandu.

Untuk meningkatkan kepatuhan mengonsumsi tablet besi, maka diperlukan sistem

evaluasi dan monitoring yang dapat dipercaya (40).

3. Fortifikasi zatbesi

Fortifikasi adalah penambahan suatu jenis gizi kedalam bahan pangan untuk

meningkatkan kualitas pangan suatu kelompok masyarakat.

Keuntungan fortifikasi diantaranya, dapat ditempatkan pada populasi yang besar

dan biasanya relatif murah. Status zat besi didalam tubuh manusia tergantung

pada penyerapan zat besi tersebut. Di antaranya yang dapat meningkatkan

Page 41: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

26

penyerapan besi atau enhancer dari sumber vitamin C seperti pada jeruk, pepaya

serta sumber protein hewani tertentu contohnya daging sapi, daging ayam dan

ikan .Vitamin C sebagai enhancer karena vitamin C membantu penyerapan besi

non heme dengan merubah bentuk Feri menjadi Fero yang mudah diserap (41).

Tinjauan Umum Tentang Umur Ibu Hamil

Menilai bahwa masa reproduksi yang sehat, kurang risiko dengan

komplikasi kehamilan adalah umur 20 – 35 tahun, sedangkan kehamilan berisiko

adalah < 20 dan > 35 tahun. Hal ini terkait dengan keadaan biologis dan

psikologis dari ibu hamil. Hubungan dengan anemia bahwa pada umur < 20 tahun

dapat menyebabkan anemia karena pada umur tersebut perkembangan

biologis dalam hal ini alat reproduksi belum optimal.Pada usia belia tersebut,

psikis yang belum matang juga menyebabkan wanita hamil mudah

mengalami guncangan mental yang mengakibatkan kurangnya perhatian terhadap

pemenuhan kebutuhan zat-zat gizi selama kehamilannya. Selain kehamilan di

bawah usia 20 tahun, kehamilan dengan usia di atas 35 tahun juga merupakan

kehamilan berisiko tinggi. Wanita yang hamil dalam usia yang terlalu tua yaitu >

35 tahun pun akan rentan terhadap anemia. Hal ini terkait dengan penurunan

daya tahan tubuh sehingga mudah terkena infeksi selama kehamilan (42).

Tinjauan Umum Tentang Paritas

Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin selama

kehamilan maupun melahirkan.Mulpara adalah seorang wanita yang telah

melahirkan bayi viable sebanyak dua kali atau lebih, Primipara adalah seorang

wanita yang telah melahirkan bayi viable

Page 42: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

27

Hubungan kadar Hb dengan paritas dalam SKRT 2005 menunjukkan bahwa

prevalensi anemia ringan dan berat akani lebih tinggi dengan bertambahnya

paritas. Prevalensi anemia ringan 1 – 4 lebih tinggi daripada paritas 0 yaitu 70,5 %

sedangkan pada paritas > 5 prevalensi anemia lebih tinggi daripada paritas 1 – 4

yaitu 72,9% untuk anemia ringan dan untuk anemia berat sebesar 7,6%. Pada

paritas 1 – 4 anemia berat hanya 3,5% dan pada paritas 0 sebesar 2,9%. Makin

sering seorang wanita mengalami kehamilan dan melahirkan maka makin banyak

kehilangan zat besi dan menjadi semakin anemia.Paritas > 4 merupakan paritas

yang berisiko mengalami anemia dalam kehamilan (44).

Anemia bisa terjadi pada ibu dengan paritas tinggi terkait dengan keadaan

biologis ibu dan asupan zat besi.Paritas lebih berisiko bila terkait dengan jarak

kehamilan yang pendek. Anemia dalam hal ini akan terkait dengan kehamilan

sebelumnya dimana apabila cadangan besi di dalam tubuh berkurang maka

kehamilan akan menguras persediaan besi di dalam tubuh dan akan menimbulkan

anemia pada kehamilan berikutnya. Bila wanita membatasi jumlah anak, maka

bukan saja dapat meningkatkan gizi keluarganya melainkan juga dapat

mengurangi risiko terjadinya anemia pada ibu.

Setiap kehamilan akan menyebabkan cadangan zat besiberkurang oleh

karena itu pada setiap akhir kehamilan diperlukan waktu 2 tahun

untuk mengembalikan cadangan zat besi ke tingkat normal dengan syarat

bahwa selama masa tenggang waktu tersebut kesehatan dan gizi dalam kondisi

yang baik.Maka sebaiknya jarak persalinan terakhir dengan jarak

Page 43: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

28

persalinan berikutnya minimal 2 tahun. Dengan adanya tenggang waktu

tersebut diharapkanibu dapatmempersiapkan keadaan fisiknya dengan

cara melengkapi diri dengan memakan makanan yang mengandung protein dan

zat besi serta bergizi tinggi untuk menghindari terjadinya anemia disamping itu

memberikan kesempatan kepada organ-organ tubuh untuk memulihkan fungsi faal

maupun anatomisnya (45).

Makin pendek jarak kehamilan makin besar kematian maternal bagi ibu dan

anak, terutama jika jarak tersebut < 2 tahun dapat terjadi komplikasi kehamilan

dan persalinan seperti anemia berat, partus lama dan pendarahan. Oleh karena itu

seorang wanita memerlukan waktu 2 – 3 tahun untuk jarak kehamilannya agar

pulih secara fisiologis akibat hamil atau persalinan sehingga dapat mempersiapkan

diri untuk kehamilan danpersalinan berikutnya .

Tinjauan Umum Tentang Status Gizi

Status gizi adalah keadaan tubuh sebagai akibat konsumsi makanan dan

penggunaan zat-zat gizi.Status gizi adalah gambaran tentang keseimbangan antara

asupan dan kebutuhan gizi seseorang.Apabila asupan tersebut sesuai maka di

sebut gizi baik, jika kurang di sebut gizi kurang dan apabila asupan lebih maka di

sebut gizi lebih. Ada dua faktor yang memengaruhi status gizi yaitu:

1) Faktor langsung

Makanan dan penyakit dapat secara langsung menyebabkan gizi

kurang.Timbulnya gizi kurang tidak hanya dikarenakan asupan makanan yang

kurang, tetapi juga karena penyakit.Orang yang mendapat cukup makanan

tetapi sering menderita sakit, pada akhirnya dapat menderita gizi kurang.

Page 44: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

29

Demikian pula pada orang yang tidak memperolehgizi yang cukup, makadaya

tahan tubuhnya akan melemah dan akan mudah terserang penyakit.

2) Faktor tidak langsung

Faktor tidak langsung yang menyebabkan gizi kurang yaitu :

1. Ketahanan pangan keluarga yang kurang memadai, setiap keluarga

diharapkan mampu untuk memenuhi kebutuhan pangan seluruh anggota

keluarganya dalam jumlah yang cukup, baik jumlah maupun mutu

gizinya.

2. Pola pengasuhan kurang memadai, setiap keluargadan masyarakat

diharapkan dapat menyediakan waktu, perhatian dan dukungan terhadap

anak agar dapat tumbuh kembang dengan baik fisik,mental dan sosial.

3. Pelayanan kesehatan dan lingkungan kurang memadai, sistem pelayanan

kesehatan yang ada diharapkan dapat menjamin penyediaan air bersih

dan sarana pelayanan kesehatan dasar yang terjangkau oleh setiap

keluarga yang membutuhkan Salah satu cara melakukan penilaian status

gizi pada kelompok masyarakat adalah dengan pengukuran tubuh

manusia yang dikenal dengan antropometri. Beberapa macam

antropometri yang telah digunakan antara lain : Berat Badan ( BB ),

PanjangBadan (PB ) atau Tinggi Badan ( TB ), Lingkar Lengan Atas

(LILA), Lingkar Kepala (LK), Lingkar Dada ( LD ) dan Lapisan Lemak

Bawah Kulit ( LLBK).Ambang batas LILA WUS dengan risiko KEK di

Indonesia adalah 23,5 cm atau di bagian merah pita LILA. Artinya

wanita tersebut mempunyai risiko KEK dan diperkirakan akan

Page 45: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

30

melahirkan bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR). BBLR

mempunyai risiko kematian, gizi kurang, gangguan pertumbuhan dan

perkembangan anak.

Cara Pengukuran Lila

1) Tetapkan posisi bahu dan siku

2) Letakkan pita antara siku dan bahu, Tentukan titik tengah lengan

3) Lingkaran pita LILA pada tengah lengan Pita jangan terlalu ketat

4) Pita jangan terlalu longgar.

Membaca Hasil Pengukuran LILA

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan di bagian tengah antara bahu dan siku lengan kiri (kecuali

orang kidal, kita ukur lengan kanan ).Lengan harus dalam posisi bebas,lengan

baju dan otot lengan dalam keadaan titik tegang dan kencang. Alat pengukur

dalam keadaan baik dalam arti tidak kusut dan sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya sudah tidak rata.

Tindak lanjut pengukuranLILA

Hasil pengukuran LILA ada dua kemungkinan yaitu kurang dari 23,5 cm

dan lebih atau sama dengan 23,5 cm. Bila kurang dari 23,5 cm berarti wanita

tersebut berisiko KEK (46).

Menurut Depkes RI seorang ibu hamil akan melahirkan bayi yang sehat bila

tingkat kesehatan dan gizinya berada padakondisi yang baik.Dalam hal ini

kelebihan atau kekurangan zat gizi harus dihindari. Cara penilaian status gizi ibu

hamil antara lain dengan mengukur lingkar lengan atas atau LILA.

Page 46: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

31

Tinjauan Umum Tentang Pemeriksaan Kehamilan (ANC )

Menurut Departemen Kesehatan RI pemeriksaan kehamilan (ANC)

bertujuan untuk mengetahui dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama

kehamilan, sehingga kesehatan selama kehamilan dapat dipelihara dan yang

terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat

persalinan,salah satu tujuan pemeriksaan pada ante natal care (ANC ) adalah

untuk mengenal dan menangani penyakit yang menyertai kehamilan.Cakupan

pelayanan antenatal dapat dipantau melalui kunjungan ibu hamil. Pelayanan ibu

hamil sesuai standar paling sedikit 4 kali kunjungan dengan disrtibusi sekali

pada triwulan pertama (K1 ), sekali pada triwulan kedua dan 2 kali pada triwulan

ketiga ( K4 ). Jadi total kunjungan ANC adalah 4 kali kunjungan (47).

Di dalam pemeriksaan kehamilan (ANC) ibu mendapatkan penyuluhan

kesehatan yang berhubungan dengan kehamilan seperti penyuluhan gizi dan

makanan juga mendapatkan tablet tambah darah dari petugas kesehatan. Dan jika

ibu mau mengonsumsi tablet tambah darah tersebutakan memperkecil terjadinya

anemia. Standar pelayanan antenatal yang berkualitas yaitu merupakan perpaduan

jumlah kunjungan keseluruhan yang secara minimal 4 kali dengan jenis

pemeriksaan yang di sebut 7T yaitu timbang berat badan, ukur tekanan darah,

pengecekan tinggi fundus uteri, pemberian imunisasi TT,pemberian tablet besi, tes

penyakit kelamin dan temu wicara dalam rangka persiapan rujukan. Dalam

penelitiannya menyatakan bahwa kadar hemoglobin meningkat secara berarti

sesuai tinggi frekwensi Antenatal Care (48).

Page 47: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

32

2.3. Landasan Teori

Anemia pada ibu hamil disebabkan oleh berbagai faktor yang saling

berkaitan. Pendidikan memengaruhi seorang ibu hamil menentukan keputusan

mengatur jarak kehamilan, memungkinkan seorang ibu bekerja dan memeroleh

penghasilan/pendapatan. Jarak kehamilan satu dengan berikutnya memengaruhi

cadangan zat besi dalam tubuh ibu karena dipergunakan untuk pertumbuhan janin

saat ibu hamil dan menyususi dalam masa laktasi. Pendidikan ibu dan pendapatan

keluarga menentukan asupan gizi yang dikonsumsi ibu. Apabila ibu hamil

mempunyai asupan gizi yang buruk atau tidak mengandung zat besi, maka dapat

terjadi kekurangan zat besi dan anemia.

Faktor- faktor yang lain yang juga dapat memengaruhi anemia pada ibu

hamil yaitu umur, paritas, jumlah anak, status kesehatan dan faktor

lingkungan.Sebagai variable dependen adalah anemia pada ibu hamil dan

variabelindependen adalah umur, paritas, status gizi dan frekuensi ANC.

Page 48: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

33

Umur Ibu

Usia Muda

Usia Tua Penurunan daya

Tahan tubuh

Rentan

InFeksi

Paritas Banyak

Anak

Status gizi

Frekwensi

ANC

I

N

T

E

R

N

A

L

Cadangan zat

besi berkurang

Ekonomi lemah

Asupan gizi kurang Pelayanan kesehatan kurang memadai

Riwayat penyakit

Jarang melakukan pemeriksaan

(follow up kurang)

EKSTERNAL

Pengetahuan

Kepatuhan

mengonsumsi

tablet Fe

Pengetahuan

Rendah

Tidak minum

tablet Fe

sesuai anjuran

dokter

ANEMIA

PADA

IBU

HAMIL

Perkembangan

Biologis

(Organ

reroduksi)

Belum Optimal

Gambar 2.1 TeoriArisman (2004), dan Manuaba (2007)

Page 49: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

34

2.4 Kerangka Konsep

Adapun kerangka konsep dari penelitian ini adalah :

Keterangan :

_________ : Variabel yang diteliti

------------- : Variabel yang tidak diteliti

Gambar 2.2. Kerangka konsep

Umur

Paritas

Status Gizi

Frekwensi

Antenatal care

(ANC)

Anemia Pada Ibu

Hamil

Jarak Kehamilan

Pendidikan

Pekerjaan

Page 50: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

35

2.5. Hipotesis

1. Umur merupakan faktor risiko anemia padaibu hamil di klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan.

2. Paritas merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan.

3. Status gizi merupakan faktor risiko anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan.

4. Frekwensi Antenatal Care (ANC) merupakan faktor risiko anemia pada

ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.

5. Apa faktor risiko yang paling dominan terhadap anemia pada ibu hamil di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan?

Page 51: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

36

2.10. Variabel, Definisi operasional dan Skala Pengukuran

Tabel 3.1 variabel, definisi operasional dan skala pengukuran

No Variabel Definisi

Operasional

Alat dan

Cara Ukur

Hasil

Ukur

Skala

Ukur

1. Umuribu

Usiaibudarisejaklahir

Sampaikehamilan

yang sekarang

Kuisioner

Data darikuisioner

yang telah di

isiolehresponden

1. Risiko

tinggibila< 20

thndan> 35

thn.

2. Risiko

rendahbila 20

– 35 thn

Ordinal

2. Paritas

Jumlahpersalinan

yang

dilakukanseorangwan

itabaiklahirhidupmau

pun

mati.

Data darikuisioner

yang telah di

isiolehresponden

Risiko tinggi

bila ≥4kali

1. Risiko

rendahbila<4k

ali

Ordinal

3. Status

gizi

Keadaangiziibu di

lihat

Daripengukuran

Lingkar Lengan

Atas(LILA)

RekamMedik

Data

LingkarLenganAtasI

buHamildariRekam

MedikRumahSakit

1. Bumil KEK

bilaukuran

LILA < 23,5

cm (KEK)

2. Bumil tidak

KEK

bilaukuran

LILA ≥23,5

cm

Ordinal

4.

Frekuensi

ANC

Jumlahkunjunganibu

hamilkesaranapelaya

nankesehatanuntukm

emeriksakankehamila

nnya

Kuisioner

Data darikuisioner

yang telah di

isiolehresponden

1. Tidak sesuai

bilaibuhamilm

emeriksakanK

ehamilannya<

4 kali

selamahamil

2. Sesuai

bilaibuhamilm

emeriksakanke

hamilan

nya ≥4 kali

yaitu trimester

I satu kali,

trimester II

satukali dan

trimester III

dua kali.

Ordinal

Page 52: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

37

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian kuantitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah

survey analitik dengan menggunakan pendekatan case control study, dengan

tujuan untuk menganalisis faktor risiko anemia pada ibu hamil.

3.2. LokasidanWaktuPenelitian

3.2.1. LokasiPenelitian

Lokasi Penelitian ini adalah di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan di

Kecamatan Percut Sei Tuan Kota Medan tahun 2019. Alasan peneliti

melakukan penelitian di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan,

ketika ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC selalu ada hasil yang

menunjukkan ibu hamil mengalami anemia.

3.2.2. WaktuPenelitian

Penelitian ini dimulai dari survey awal, menelusuri kepustakaan, menyusun

proposal penelitian, pengambilan data, pengolahan data dan analisa data sampai

denganpenyusunanlaporanhasil terhitung dari Januari dan penelitian yang

akan dilaksanakan pada bulanMei sampai dengan JuliTahun 2019.

3.3. Populasidan Sampel

3.3.1. Populasi

Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu hamil yang datang

berkunjung untuk melakukan pemeriksaan Ante Natal Care di Klinik Pratama

Page 53: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

38

Pratama Martua Sudarlis Medan, berdasarkan hasil diagnosaDokter dan

pemeriksaan laboratorium yang tercatat dalam rekam medis. Populasi kasus dalam

penelitian ini adalah semua ibu hamil yang didiagnosa dengan kasus anemia yaitu

sebanyak 68 ibu hamil dan tidak anemia (kontrol) sebanyak 68 ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2018. Jumlahnya 136 orang dari bulan

Januari sampai dengan bulan Desember Tahun 2018.

Gambar 3. Rancangan Penelitian Kasus Kontrol

3.3.2. Sampel

Sampel dalam Penelitian ini merupakan bagian dari populasi, yang akan

diamati dan diukur oleh peneliti. Sebagian ibu hamil yang berkunjug

untuk melakukan pemeriksaan Antenatal Care di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan.

Sampel dalam penelitian ini terdiri atas :

1) Kasus: ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya di Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan, berdasarkan diagnosa dokter dan Pemeriksaan

Laboratorium dinyatakan menderita anemia dengan kadar hemoglobin

<11 gr % yaitu 68 orangibuhamil yang anemia.

F. RISIKO (+)

F. RISIKO (-)

F. RISIKO (+)

F. RISIKO (-)

RETROSFEKTIF

RETROSFEKTIF

EFEK (-)

EFEK (+) P

O

P

U

L

A

S

I

Page 54: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

39

2) Kontrol: adalah ibu yang tidak menderita anemia dengan kadar

hemoglobin >/= 11 gr % yaitu 68 orangibuhamil yang tidak anemia.

3) Pengambilan sampel diambildaribukuRekamMedik. Status lengkap

kunjungan ibu hamil.

RumusLemeshow : 4 p q

n = ----------

d2

3.4.Pengumpulan Data

3.4.1. TeknikPengumpulan Data

1. Data Sekunder

Jenis data sekunder yang berkaitan dikumpulkan dari dokumen arsip 2018

rekam medic dan buku register rawat inap diruang kebidanan. Buku status

pasien dan buku profil Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2018 .

2. Data Tertier

Jenis data tertier dikumpulkan melalui study kepustakaan yaitu

dari referensi - referensi dari buku dan jurnal - jurnal tentang

anemia yang telah dipublikasikan serta dari WHO ( WHO.int ), SDKI (SD

KI.go.id), Kemenkes ( kemenkes.go.id ).

3.4.2. Sumber Data

3.4.2.1. Data Sekunder

Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari Klinik Pratama Martua

Sudarlis Medan, berupa data tentang gambaran geografis, demografi dan data

jumlah ibu hamil yang memeriksakan kehamilannya serta data – data yang

mendukung pelaksanaan penelitian.

Page 55: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

40

3.4.3. Instrumen Penelitian

Istrumen yang digunakan yaitu timbangan berat badan, tensi meter, pita lila,

alat ukur HB, monoral, dopler dan di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.

3.4.4. Cara Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan bertahap, yaitu secara sekunder 136 ibu hamil

dari rekam medik dan berdasarkan hasil diagnosadokter dan pemeriksaan

laboratorium yang tercatat dalam rekam medis, dimana setiap anggota populasi

memiliki kesempatan yang sama untuk terpilih menjadi sampel.

3.5 VariabelPenelitian dan Metode Pengukuran

3.5.1 VariabelPenelitian

Pada penelitian ini variable bebas (independen variable) yaitu umur,

paritas,statusgizi, dan FrekwensiAntenatalCare (ANC); dan variabel

terikat(dependenvariabel)yaitu anemia padaibuhamil.

3.6 Metode Pengolahan Data

Data yang dikumpulkan, kemudian di olahdengan tahapan sebagai berikut:

a) Editing yaitu penyuntingan data yang dilakukan di klinik, agar data yang

salah masih dapat ditelusuri kembali pada responden yang bersang-

kutan.

b) Coding yaitu memberikan kode atau angka pada setiap data untuk masing-

masing responden sehingga memudahkan dalam pengolahan data.

c) Entry data yaitu memasukkan data pada computer dengan program epi-

data dan SPSS.

Page 56: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

41

d) Cleaning data yaitu bila masih terdapat kesalahan dalam memasukkan

data, segera melakukan perbaikan.

3.7. Analisis Data

3.7.1. Analisis Data Univariat

Analisis data univariat berdasarkan karakterikstik / frekuensi, digunakan

untuk melihat distribusi frekuensi dari variabeldependen yaitu anemia pada

ibu hamil dan variabel independen yaitu umur ibu, paritas, status gizi dan

Frekuensi ANC.

3.7.2. Analisis Data Bivariat

Analisis data bivariat adalah untuk mengetahui hubungan antara

variabel independen ( umur ibu, paritas, status gizi dan Frekuensi ANC )

dengan variabel dependen yaitu anemia pada ibu

hamil , dan menentukan nilai korelasi dan OR.

Kemudian untuk melihat hubungan antara kedua variabel dianalisis deng

an uji statistik uji kaikuadrat, masing-masing tingkat kepercayaan 95%.

3.7.3. Analisis Data Multivariat

Analisis data multivariat bertujuan untuk melihat kemaknaan antara

variabel bebas dengan variabel terikat secara simultan (Uji-F), sekaligus

menentukan faktor yang lebih signifikan berhubungan (Uji-T). Analisis data

multivariat untuk mengetahui faktor-faktorresiko anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan. Uji statistik yang digunakan adalah “regresi

linear berganda”, pada batas kemaknaan 95% dengan perhitungan statistik.

Page 57: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

42

3.7.4. Kontrol Kualitas

1) Standarisasi Petugas Lapangan

Standarisasi petugas dilaksanakan dengan melaksanakan pelatihan

kepada tenaga pewawancara untuk mendapatkan pemahaman yang sama

dengan gold standar (peneliti). Untuk tenaga laboran, peneliti menggunakan

tenaga dari Klinik yang sudah terlatih sebanyak 2 orang dengan latar

belakang akademik analisis kesehatan, dalam proses pengumpulan sampel,

alat yang digunakan sama. Satu tenaga laboran dari Laboratorium Inkes

Helvetia.

2) Standarisasi Metode dan Alat Ukur (Validitas)

Standarisasi alat ukur dilaksanakan dengan menggunakan HB Sahli.

Untuk kuesioner, standarisasi dilaksanakan dengan melaksanakan uji coba

kuesioner sebelum dilaksanakan penelitian, proses uji coba kuesioner

berlangsung selama empat bulan (Januari-April 2018). Tenaga pewawancara

terdiri dari 3 orang yang berkualifikasi Sarjana Kesehatan Masyarakat, yang

juga bekerja di Bagian Persalinan Klinik.

3) Pengawasan Reliabilitas

Reliabilitas adalah keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran

lainnya. Karena menilai keajekan dari suatu pengukuran ke pengukuran

lainnya, maka reliabilitas disebut juga konsistensi. Reliabilitas meliputi dua

aspek (Kothari, 1985) : (1) stabilitas dan (2) kesamaan.stabilitas adalah

konsistensi hasil terhadap pengukuran ke pengukuran oleh seorang pengamat,

Page 58: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

43

terhadap subyek penelitian yang sama dan dengan instrumen yang sama.

Kesamaan adalah konsistensi antara hasil pengukuran seorang pengamat dan

hasil pengukuran oleh pengamat lainnya, terhadap subyek penelitian yang

sama dan dengan instrumen yang sama, biasa disebut konsistensi antar

pengamat. Keajekan pengukuran dites melalalui coba, dilakukan pada

populasi studi beberapa waktu sebelum penelitian yang sesungguhnya.

3.7.5. Etika Penelitian

Peneliti dalam melaksanakan seluruhkegiatan penelitian harus memegang

teguh sikap ilmiah (scientific attitude) serta menggunakan prinsip-prinsip etika

penelitian. Meskipun intervensi yang dilakukan dalam penelitian tidak memiliki

risiko yang dapat merugikan atau membahaykan subyek penelitian, namun

peneliti perlu mempertimbangkan aspek sosioetika dan menjunjung tinggi harkat

dan martabat kemanusiaan.

Hal-hal yang terkait dengan etika penelitian dalam penelitian ini adalah

1. Menyertakan surat pengantar yang ditujukan kepada pihak terkait sebagai

permohonan izin untuk melakukan penelitian.

2. Menjaga kerahasiaan identitas pasien sehingga diharapkan tida ada pihak

yang dirugikan atas penelitan yang dilakukan.

3. Diharapkan penelitian ini dapat memberi manfaat kepada semua pihak yang

sesuai dengan manfaat penelitian yang disebutkan sebelumnya.

Page 59: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

4.1.1. Letak Geografis

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan terletak di Kecamatan Percut Sei

Tuan Kota Medan dengan batas-batas wilayah kerja sebagai berikut:

Timur : Berbatasan dengan Puskesmas Rawat Inap Kenangan

Barat : Berbatasan dengan HKBP

Utara : Berbatasan dengan SDN 066057

Selatan : Berbatasan dengan Lapangan Bola

4.1.2. Visi dan Misi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan

1. Visi

Menjadikan pilihan dengan memberikan pelayanan prima

2. Misi

Membangun hubungan saling percaya di antara seluruh elemen yang terkait

sehingga dapat mendukung pola pelayanan kesehatan yang optimal melalui

pelayanan yang prima bagi seluruh masyarakat.

3. Struktur organisasi : Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan

Kepala pemilik : Bidan Lisnur Sinaga Am.Keb., SKM.

Direktur : dr. Martua Sudarlis Sijabat

Dokter penanggung jawab : dr. Sri Ramayani Sijabat

dr. Herison Sinaga

Bidan jaga : Rusto Ningsih Sijabat

Page 60: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

45

Bidan jaga : Nova Lina Sulistiawaty Sijabat

Pegawai : Nova Lia Limbong

Lastri Silaban

Dian Ramita

Siska Roima Putri

Meta Hanjelina Butar-butar

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan berdiri pada tahun 1985.

4.2. Analisis Univariat

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan tentang Analisis Faktor

Risiko Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun

2019, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.1 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019

Berdasarkan Umur:

Umur Kasus Kontrol

n % n %

Risiko tinggi bila< 20 tahun dan>

35 tahun.

49 72,1 30 44,1

Risiko rendah bila 20 – 35 tahun. 19 27,9 38 55,9

Total 68 100 68 100

Berdasarkan tabel 4.1 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamilkasus

anemia dengan kategori risiko tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun) sebanyak 49

orang ibu hamil (72,1%), dan kategori risiko rendah (bila 20 – 35 tahun) sebanyak

19 orang ibu hamil (27,9%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak

anemia (kontrol) kategori risiko tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun) sebanyak 30

orang ibu hamil (44,1%), dan kategori risiko rendah (bila 20 – 35 tahun) sebanyak

Page 61: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

46

38 orang ibu hamil (55,9%).

Tabel 4.2 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019

Berdasarkan Paritas:

Paritas Berisiko Anemia TidakBerisiko

n % n %

Resiko tinggi

(bila≥4kali)

50 73,5 61 89,7

Resiko rendah

(bila< 4kali) 18 26,5 7 10,3

Total 68 100 68 100

Berdasarkan tabel 4.2 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamil,

kasus anemia dengan kategori resiko tinggi (bila≥4kali) sebanyak 51 orang ibu

hamil (73,5%), dan kategori resiko rendah (bila< 4kali) sebanyak 18 orang ibu

hamil (26,5%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak anemia (kontrol)

kategori resiko tinggi(bila≥4kali) sebanyak 61 orang ibu hamil (89,7%), dan

kategori resiko rendah (bila< 4kali) sebanyak 7 orang ibu hamil (10,3%).

Tabel 4.3 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019

Berdasarkan Status Gizi:

Status Gizi Kasus Kontrol

n % n %

Bumil KEK

(jika LILA

< 23,5 cm)

50 73,5 61 89,7

Bumil

tidak KEK

(jika LILA

≥23,5 cm)

18 26,5 7 10,3

Total 68 100 68 100

Berdasarkan tabel 4.3 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu

hamilkasus anemia pada kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) sebanyak 50

orang ibu hamil (73,5%), dan kategori Bumil tidak KEK(jika LILA ≥23,5 cm)

Page 62: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

47

sebanyak 18 orang ibu hamil (26,5%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang

tidak anemia (kontrol) pada Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) sebanyak 61

orang ibu hamil (89,7%), dan kategori Bumil tidak KEK (jika LILA ≥23,5 cm)

sebanyak 7 orang ibu hamil (10,3%).

Tabel 4.4 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019 Berdasarkan Frekwensi ANC:

Frekwensi ANC Kasus Kontrol

n % n %

Tidak Sesuai

(< 4 kali selama hamil) 32 47,1 18 26,5

Sesuai

(≥4 kali selama hamil) 36 52,9 50 73,5

Total 68 100 68 100

Berdasarkan tabel 4.4 di atas di dapatkan hasil dari 68 orang ibu hamil

kasus anemia pada kategori tidak sesuai (< 4 kali selamahamil) sebanyak 32 orang

ibu hamil (47,1%), dan kategori sesuai( ≥4 kali selama hamil) sebanyak 36 orang

ibu hamil (52,9%). Sedangkan dari 68 orang ibu hamil yang tidak anemia

(kontrol) pada kategori tidak sesuai (< 4 kali selamahamil) sebanyak 18 orang ibu

hamil (26,5%), dan kategori sesuai ( ≥4 kali selama hamil) sebanyak 50 orang ibu

hamil (73,5%).

Page 63: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

48

Tabel 4.5 Distribusi Karakteristik Ibu Hamil Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019

Berdasarkan Anemia:

Anemia Anemia

N %

Anemia (Kasus) 68 50,0

Tidak Anemia

( Kontrol) 68 50,0

Total 136 100

Berdasarkan tabel di atas dari 136 responden yang masuk dalam kategori kasus

anemia sebanyak 68 orang ibu hamil (50,0%) sedangkan tidak anemia (kontrol)

sebanyak 68 orang ibu hamil (50,0%).

4.3. Analisis Bivariat

Analisis Bivariat berguna untuk mengetahui Analisis Faktor Risiko

Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis MedanTahun 2019

berdasarkanuji statistic chi-square, maka diperoleh data sebagai berikut:

Tabel 4.6 Analisis Faktor RisikoUmur Ibu Hamil Terhadap Kejadian

Anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun

2019

Umur Ibu

Anemia

Kasus Kontrol Total Value OR

n % n % n %

Risiko

tinggibila

< 20

tahundan>

35 tahun.

49 72,1 30 44,1 79 58,1

0,001 3.267

Risiko

rendah

bila 20 –

35 tahun.

19 27,9 38 55,9 57 41,9

Total 68 100 68 100 136 100 0,001 3.267

Berdasarkan tabel 4.6 di atas,analisisfaktorrisiko umur ibu hamil

Page 64: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

49

terhadapkejadian anemia pada kategori risiko tinggi (< 20 tahundan> 35 tahun)

diperoleh bahwa dari 79 orang ibu hamil (58,1%), 49 orang (72,1%) mengalami

anemia dan 30 orang (44,1%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada

kategori risiko rendah (20 – 35 tahun) dari 57 orang ibu hamil (41,9%),19 orang

(27,9%) mengalami anemia dan 38 orang (55,9%) tidak mengalami anemia

(kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.001 yang berarti lebih kecil dari dari

p value 0,05 (Sig P-Value 0,001 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai“Estimate”yaitu 3,267. Artinya : umur

dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipatlebih besar dari pada umur

yang beresiko rendah. NilaiAsymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value

atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05maka pada taraf kepercayaan 95%, OR

dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko

tinggi sekurang-kurangnya lebih beresikosebesar 1,6 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia

Page 65: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

50

Tabel 4.7 Analisis Faktor Risiko Paritas Terhadap Kejadian Anemia

di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Paritas

Anemia

Kasus Kontrol Total Value OR

n % n % n %

Multipara

(bila

≥4kali)

50 73,5 61 89,7 111 81,6

0,015 0,319 Primipara

(bila<

4kali)

18 26,5 7 10,3 25

18,4

Total 68 100 68 100 136 100 0,015 0,319

Berdasarkan tabel 4.7 di atas, analisisfaktorrisiko paritas terhadap kejadian

anemia pada kategori resiko tinggi (bila≥4kali) diperoleh bahwa dari 111 orang

ibu hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia, dan 61 orang (89,7%)

tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori resiko rendah (bila<

4kali) dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) mengalami anemia dan

7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319.Artinya:

Paritas resiko tinggi memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar dari

pada paritas resiko rendah. Nilai Asymp.Sig (2 sided) menunjukkan nilai p value

atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05makapadatarafkepercayaan 95%, OR

dinyatakanbermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Page 66: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

51

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas resiko

tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia

Tabel 4.8 Analisis Faktor Risiko Status Gizi Terhadap Kejadian Anemia

di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Status

Gizi

(LILA)

Anemia

Kasus Kontrol Total Value OR

n % n % N %

Bumil

KEK

(jika LILA

< 23,5 cm)

50 73,5 61 89,7 111 81,6

0,015 0,319

Bumil

tidak KEK

(jika LILA

≥23,5 cm)

18 26,5 7 10,3 25

18,4

Total 68 100 68 100 136 100 0,015 0,319

Berdasarkantabel 4.8 di atas analisis faktorrisikostatus giziterhadap kejadian

anemia pada kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) diperoleh bahwa dari

111 orang ibu hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia dan 61 orang

(89,7%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori Bumil tidak

KEK(jika LILA ≥23,5 cm)dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%)

mengalami anemia dan 7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Page 67: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

52

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status

gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada

status gizi bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p

value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan

95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi

dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat

menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita

anemia.

Tabel 4.9 Analisis Faktor Risiko Frekwensi Antenatal Care (ANC)

Terhadap Kejadian Anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019

Frekuensi

Antenatal

Care

Kasus Kontrol Total Value OR

n % n % n %

Tidak Sesuai

(< 4 kali

selamahamil)

32 47,1 18 26,5 50 36,8

0,013 2,469 Sesuai

( ≥4 kali

selama

hamil)

36 52,9 50 73,5 86 63,2

Total 68 100 68 100 136 100 0,013 2,469

Berdasarkan tabel 4.9 di atas analisisfaktorisiko frekwensi Antenatal Care

(ANC) dengan kejadian anemia pada kategori tidaksesuai (< 4 kali selamahamil)

diperoleh bahwa dari 50 orang ibu hamil (36,8%), kategori tidak sesuai sebanyak

32 orang (47,1%) mengalami anemia, dan sebanyak 18 orang (26,5%) sebagai

kontrol. Sedangkan pada kategori Sesuai( ≥4 kaliselamahamil)dari 86 orang ibu

Page 68: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

53

hamil (63,2%),kategori sesuai sebanyak 36 orang (52,9%) mengalami anemia, dan

sebanyak 50 orang (73,5%) sebagai kontrol.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.013 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,013< 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC

tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang

sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi

nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan

bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak

sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia.

Page 69: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

54

ANALISIS MULTIVARIAT

Tabel 5.0

Variabel Sig Exp (B) 95% C for Exp (B)

Lower Upper

Umur 0.000 0.023

Paritas 0.000 79.714

Status Gizi 0.000 79.714

Frekwensi ANC 0.635 0.797

0.003 0.190

9.063 701.167

9.063 701.167

0.312 2.036

Variabel bebas yang paling berpengaruh adalah paritas dan status gizi.

Besarnya nilai paritas dan status gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel

paritas dan status gizi memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas

dan status gizi yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia

pada ibu hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.

Page 70: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

55

BAB V

PEMBAHASAN

5.1. Faktor Risiko Umur Ibu Hamil dengan Kejadian Anemia.

Berdasarkan analisis faktor risiko umur ibu hamil dengan kejadian anemia

pada kategori risiko tinggi (< 20 tahundan> 35 tahun) diperoleh bahwa dari 79

orang ibu hamil (58,1%), 49 orang (72,1%) mengalami anemia dan 30 orang

(44,1%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori risiko

rendah (20 – 35 tahun) dari 57 orang ibu hamil (41,9%), 19 orang (27,9%)

mengalami anemia dan 38 orang (55,9%) tidak mengalami anemia (kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.001 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,001 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur

dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada umur

yang beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau

signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR

dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko

tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia

Page 71: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

56

Penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Alene and

Abdulahi (2014) denganjudul “Prevalence of Anemia and Associated Factors

among Pregnant Women in an Urban Area of Eastern Ethiophia” meneliti faktor-

faktor yang berhubungan dengan anemia. Dalam penelitian ini diteliti

karakterisitik social ekonomi dan demografi,riwayat penyakit malaria dan parasit,

lingkungantempattinggal, dan status nutrisi.Hasilpenelitianinimenunjukkanuji chi

square = (P = 0,033) bahwa ada hubungan anemia yaitu umur kehamilan,

suplementasi TTD, jumlah kehamilan, dan Lingkar Lengan Atas (LILA).

Perbedaan dengan penelitian yaitu metode penelitian, jumlah sampel, serta

variable demografi, lingkungan tempat tinggal, status nutrisi, dan LILA

tidak diikutkan dalam variabel yang diteliti.

Umur adalah lama waktu hidup atau ada (sejak dilahirkan atau diadakan).

Penyebab kematian maternal dari faktor reproduksi diantaranya adalah maternal

age/usia ibu. Dalam kurun reproduksi sehat dikenal bahwa usia aman untuk

kehamilan adalah pada usia antara 20 sampai 30 tahun. Kematian maternal pada

wanita hamil dan melahirkan pada usia di bawah 20 tahun ternyata 2 sampai 5 kali

lebih tinggi daripada kematian maternal yang terjadi pada usia antara 20 sampai

29 tahun. Kematian maternal meningkat kembali setelah usia 30 tahun sampai

diatas 35 tahun.

Menurut asumsi peneliti bahwa umur ibu hamil seperti pada usia muda,

dimana perkembangan biologis (organ reproduksi) belum optimal, sehingga

menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil, dan pada umur ibu dengan usia

tua terjadinya penurunan daya tahan tubuh sehingga rentan terjadinya infeksi yang

Page 72: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

57

dapat menyebabkan anemia pada ibu hamil.

Ada kalanya pada kasus kehamilan ibu hamil dengan umur kategori risiko

tinggi (bila< 20 tahundan> 35 tahun), ibu hamil tidak mengalami anemia pada

masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik ibu maupun bayi yang

dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.

5.2. Faktor Risiko Paritas dengan Kejadian Anemia.

Berdasarkan analisis faktor risiko paritas dengan kejadian anemia pada

kategori risiko tinggi (bila≥4kali) diperoleh bahwa dari 111 orang ibu hamil

(81,6%), 50 orang (73,5%) berisiko anemia dan 61 orang (89,7%) tidak berisiko

anemia.Sedangkan pada kategori risiko rendah (bila< 4kali) dari 25 orang ibu

hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) berisiko anemia dan 7 orang (10,3%) tidak

berisiko anemia.

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara paritas dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas

risiko tinggi memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas

risiko rendah. Nilai Asymp. Sig (2 sided) menunjukkan nilai p value atau

signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR

dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

Page 73: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

58

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas risiko

tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Al-Farsi et

al(2011),denganjudul “EfFect of High Parity on Occurence of Anemia in

Pregnancy : a cohort study” menelitiadalahhubunganantaraparitasdengan anemia

kehamilan. Penelitian ini menemukan bahwa wanita dengan paritas tinggi

lebih berisiko anemia dibandingkan dengan paritas rendah (P=0,02). Perbedaan

dengan penelitian ini adalah metode penelitian, variabel, dan jumlah sampel

yang diteliti.

Paritas adalah faktor penting dalam menentukan nasib ibu dan janin. Paritas

adalah jumlah janin dengan berat badan lebih dari atau sama dengan 500 gram

yang pernah dilahirkan hidup atau mati, bukan aborsi.Menurut asumsi peneliti

bahwa paritas ibu hamil yang banyak dan jarak kehamilan yang pendek, dapat

menyebabkan cadangan zat besi berkurang karena perbaikan cadangan besi yang

baik memerlukan waktu paling sedikit 2 tahun bagi ibu yang baru melahirkan.

Menurut G Kusumaningtyas Anemia dapat terjadi pada ibu dengan riwayat

kehamilan multipara dengan kondisidengankadarhemoglobin <11gr%. Yang

merupakan penyebab 40% kematian ibu hamil

Ada kalanya ibu hamil dengan kategori multipara (bila ≥ 4 kali), ibu hamil

tidak mengalami anemia pada masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik

ibu maupun bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.

Page 74: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

59

5.3. Faktor RisikoStatus Gizi dengan Kejadian Anemia.

Berdasarkan analisis faktor risiko status gizi dengan kejadian anemia pada

kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm) diperoleh bahwa dari 111 orang ibu

hamil (81,6%), 50 orang (73,5%) mengalami anemia dan 61 orang (89,7%) tidak

mengalami anemia (kontrol). Sedangkan pada kategori Bumil tidak KEK (jika

LILA ≥23,5 cm)dari 25 orang ibu hamil (18,4%), 18 orang (26,5%) mengalami

anemia dan 7 orang (10,3%) tidak mengalami anemia (kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.015 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,015 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia pada ibu hamil di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan denga nnilai “Estimate” yaitu 0,319.Artinya : status

gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada

status gizi bumil tidak KEK. NilaiAsymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p

value atau signifikansi nilai OR. Apabila< 0,05maka pada taraf kepercayaan 95%,

OR dinyatakan bermakna yang berartidapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi

dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat

menderita anemia dan paling besar beresikosebesar 0,8 kali lipat dapat menderita

anemia

Penelitian ini juga sejalan dengan Khumaidi (2014) dengan judul “Faktor-

Page 75: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

60

faktor Yang Mempengaruhi Terpenuhinya Kecukupan Gizi Pada Ibu Hamil”,

dengan hasil penelitiannya menunjukkan uji chi square (p=0,0313).

Status gizi adalah terpenuhinya kebutuhan zat gizi ibu dan janin, mencapai

status ibu hamil dalam keadaan normal. Status gizi merupakangambaran tentang

keseimbangan antara asupan dan kebutuhan gizi seseorang. Menurut asumsi

peneliti bahwa status gizi ibu hamil yang dipengaruhi oleh : ekonomi lemah,

asupan gizi yang kurang, pelayanan kesehatan kurang memadai dan riwayat

penyakit yang dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil.

Ada kalanya ibu hamil dengan kategori Bumil KEK (jika LILA < 23,5 cm),

ibu hamil tidak mengalami anemia pada masa kehamilan sampai dengan

melahirkan. Baik ibu maupun bayi yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan

baik-baik saja.

5.4. Faktor RisikoFrekuensi ANC dengan Kejadian Anemia.

Berdasarkan analisis fakto risiko frekuensi Antenatal Care (ANC) dengan

kejadian anemia pada kategori tidaksesuai (< 4 kali selamahamil) diperoleh

bahwa dari 50 orang ibu hamil (36,8%), 32 orang (47,1%) mengalami anemia

dan sebanyak 18 orang (26,5%) tidak mengalami anemia (kontrol). Sedangkan

pada kategori Sesuai( ≥4 kaliselamahamil) dari 86 orang ibu hamil (63,2%), 36

orang (52,9%) mengalami anaemia dan sebanyak 50 orang (73,5%) tidak

mengalami anemia(kontrol).

Setelah dilakukan uji statistik dengan menggunakan uji chi-square dengan

tingkat kepercayaan 95% diperoleh p value 0.013 yang berarti lebih kecil dari

dari p value 0,05 (Sig P-Value 0,013 < 0,05), maka dapat disimpulkan bahwa ada

Page 76: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

61

hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan kejadian anemia pada

ibu hamil di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC

tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang

sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi

nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan

bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak

sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita

anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia

Penelitian ini juga sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kim Lam

Soh et al. (2015), denganjudul “Anemia among Antenatal Mother in Urban

Malaysia” bertujuanuntukmengetahuifaktor yang berpengaruhterhadapkadar

hemoglobin saathamil. Padapenelitianini data anemia diambilpadakunjunganawal

ANC dankunjungan ANC terakhir.Hasilpenelitianmenunjukkannilai (P = 0,031)

adahubungan yang bermaknaantara ANC dengan anemia pada ibu hamil.

Perbedaandenganpenelitianiniyaitumetodepenelitian, jumlahsampel, dan lebih ba

nyak variabel yang diteliti yaitu umur kehamilan, paritas, kepatuhan konsumsi

TTD, riwayatpenyakit, dan usia ibu.

Antenatal Care (ANC) merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga yang

profesional seperti: bidan, dokter, perawat kepada wanita hamil selama masa

kehamilan, persalinan, nifas dan KB. Tujuan pemeriksaan ANC adalah untuk

Page 77: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

62

mengetahui dan mengidentifikasi masalah yang timbul selama masa kehamilan,

sehingga kesehatan ibu selama masa kehamilan dapat dipelihara dan yang

terpenting ibu dan bayi dalam kandungan akan baik dan sehat sampai saat

persalinan. ANC yang berkualitas sesuai standar adalah 4 kali kunjungan selama

masa kehamilan.

Menurut asumsi peneliti bahwa Frekuensi Antenatal Care (ANC) dari hasil

penelitian yang dilakukan di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019,

semakin jarang ibu hamil melakukan pemeriksaan ANC (Follow Up) yang kurang

dapat menyebabkan terjadinya anemia pada ibu hamil. Karena ibu hamil

mendapatkan sedikit pengetahuan, saran-saran dan nasehat yang baik untuk

menjaga kesehatan dan kehamilannya. Karena semua saran dan nasehat yang baik

untuk kesehatan ibu hamil dan janinnya didapatkan ketika melakukan kunjungan

memeriksakan kesehatan ke fasilitas kesehatan (ANC).

Ada kalanya ibu hamil dengan kategori pemeriksaan ANC yang kurang dari

4 kali selamahamil disebut kategori tidak sesuai, ibu hamil tidak mengalami

anemia pada masa kehamilan sampai dengan melahirkan. Baik ibu maupun bayi

yang dilahirkan dalam kondisi yang sehat dan baik-baik saja.

5.5. Analisis Multivariat:yang paling berpengaruh terhadap kejadian anemia

Variabel bebas yang paling berpengaruh adalah paritas dan status gizi.

Besarnya nilai paritas dan status gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel

paritas dan status gizi memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas

dan status gizi yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia

pada ibu hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.

Page 78: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

63

Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati

bahwa setiap variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun

variable umur merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar

dibandingkan dengan variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia 0,272.

Korelasi yang belum termasuk korelasi yang kuat karena tidak mendekati angka 1.

Page 79: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

64

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di Klinik Pratama Martua Sudarlis

Medan Tahun 2019, maka peneliti memperoleh hasil sebagai berikut :

1. Dari 136 orang responden dengan umur yang risiko tinggi (< 20 tahun dan >

35 tahun) sebanyak 79 orang ibu hamil (58,1%), sedangkan yang umur risiko

rendah (20-35 tahun)sebanyak 57 orang ibu hamil (41,9%).

2. Dari 136 orang responden dengan paritas yang multipara(bila ≥ 4 kali)

sebanyak 111 orang ibu hamil (81,6%), sedangkan yang primipara (bila ≥ 4

kali) sebanyak 25 orang ibu hamil (18,4%).

3. Dari 136 orang responden dengan status gizi denganbumil KEK (LILA < 23,5

cm) sebanyak 111 orang ibu hamil (81,6%), sedangkan yang status gizi

dengan bumil tidak KEK (LILA ≥ 23,5 cm) sebanyak 25 orang ibu hamil

(18,4%).

4. Dari 136 orang responden dengan Frekuensi ANC yang tidak sesuai(< 4 kali

selama hamil) sebanyak 50 orang ibu hamil (36,8%), sedangkan Frekuensi

ANC yang sesuai ( ≥ 4 kali selama hamil) sebanyak 86 orang ibu hamil

(63,2%).

5. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,001<0,05

yang artinya ada hubungan antara umur ibu hamil dengan kejadian anemia di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.

Page 80: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

65

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur

dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada

umur yang beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p

value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan

95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan

populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur

resiko tinggi sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat

menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat

menderita anemia

6. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,015<0,05

yang artinya ada hubungan antara paritas dengan kejadian anemia di Klinik

Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas

multipara memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas

primipara. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau

signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR

dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas

multipara sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat

Page 81: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

66

menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat

menderita anemia

7. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,015<0,05

yang artinya ada hubungan antara status gizi dengan kejadian anemia di

Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status

gizi dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar

daripada status gizi bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided)

menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka

pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat

mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status

gizi dengan bumil KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali

kali lipat menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat

dapat menderita anemia

8. Berdasarkan hasil uji chi-square diperoleh Nilai Sig P-Value 0,013<0,05

yang artinya ada hubungan antara Frekwensi Antenatal Care (ANC) dengan

kejadian anemia di Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC

tidak sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC

yang sesuai. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau

Page 82: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

67

signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR

dinyatakan bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan

batas atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC

tidak sesuai sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat

menderita anemia dan paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat

menderita anemia

9. Berdasarkan hasil analisis Multivariat yaitu:Variabel bebas yang paling

berpengaruh adalah paritas dan status gizi. Besarnya nilai paritas dan status

gizi ditunjukkan dengan nilai EXP (B). Variabel paritas dan status gizi

memiliki nilai EXP (B) 79.714, maka artinya bahwa paritas dan status gizi

yang memberikan pengaruh yang paling besar terhadap anemia pada ibu

hamil di klinik Pratama Martua Sudarlis Medan Tahun 2019.

10. Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati bahwa

setiap variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun

variable umur merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar

dibandingkan dengan variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia

0,272. Korelasi yang didapati belum termasuk korelasi yang kuat karena tidak

mendekati angka 1

Page 83: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

68

6.2. Saran

6.2.1. Bagi Responden

Diharapkan kiranya pada ibu hamil untuk selalu rajin memeriksakan

kehamilannya, agar kesehatan ibu, janin dan kehamilannya dapat terpantau. Dan

mencari pada tiap pemeriksaan tanda-tanda anemia dan segera mengatasi dengan

mengobatinya dan sangat diperlukan ibu hamil mengkonsumsi TTD Fe beserta

asam folat.

6.2.2. Bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan

3) Penelitian ini diharapkan dapat memberikan evaluasi yang bisa

digunakan bagi Klinik Pratama Martua Sudarlis Medan.

4) Sebagai bahan masukan kepada tenaga kesehatan / paramedis untuk

meningkatkan penyuluhan agar pengetahuan masyarakat dapat ber

tambah khususnya tentang faktor-faktor risiko anemia pada ibu

hamil

6.2.3. BagiInstitut Kesehatan Helvetia

3) Hasil penelitian ini dapat menjadi sumber bacaan dan sebagai

sumber informasi baik bagi mahasiswa program study S2 MKM

Peminatan Kesehatan Reproduksi Institut Kesehatan Helvetia

Medan, dan sebagai acuan agar dapat melakukan penelitan mengenai

Analisis Faktor Risiko Anemia pada Ibu Hamil.

4) Mengembangkan dan menambah khasanah di bidang ilmu

pengetahuan khususnya dibidang media yang berhubungan dengan

faktor-faktor risiko Anemia pada ibu hamil.

Page 84: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

69

6.2.4. Bagi Penelitan Selanjutnya

Kepada penelitan selanjutnya diharapkan meneliti dengan variabel yang

lain, sehingga hasil penelitan tersebut dapat menjadi masukan kepada tenaga

kesehatan.

Page 85: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

70

DAFTAR PUSTAKA

1. Arisman..Gizi dalam Daur Kehidupan. Jakarta: Buku Kedokteran EGC ;

2010

2. Manuaba..Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, Keluarga Berencana

Untuk Pendidikan Bidan. EGC : Jakarta; 2010

3. Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan .Riset Kesehatan Dasar.

Jakarta : Depkes RI; 2016

4. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar Tahun . Departemen Kesehatan RI; 2017

5. Dinas Kesehatan Sumatera Utara. Profil Kesehatan Sumatera utara; 2018

6. Ani LS. Anemia Defisiensi Besi Masa Prahamil dan Hamil. Jakarta: EGC;

2013

7. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Dirjen Pembinaan

Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2017

8. Huang LL, Gowreesunkur P, Su MW, Lin LZ, and Hui T. The Influence of

iron-deficiency Anemia during the Pregnancy on Preterm Birth and Birth

Weight in South China. Journal of food and Nutrition Research 3; 2015

9. Noran M and Mohammed M.The Impact of Maternal Iron Deficiency and

Iron Deficiency Anemia on Child‟ Health.Saudi Medical Journal; 2015

10. Alene KA and Abdullahi MD. Prevalence of Anemia and Associated

Factors among Pregnant Women in an Urban Area of Easthern Ethiopia.

Hindawi Publishing Corporation; 2014

11. Dinas Kesehatan Sumatera Utara.Profil Kesehatan Propinsi Sumatera Utara;

2018

12. Prawirohardjo, S. Ilmu Kandungan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2011

13. Handayani L. Peran Petugas Kesehatan dan Kepatuhan Ibu Hamil

Mengkonsumsi Tablet Besi. Journal of Public Health 7; 2013

14. Jumarlina. Gambaran Factor Penyebab Rendahnya Cakupan Fe3 Pada Ibu

Hamil di Puskesmas Maniangpajo Kab. Wajo. Makassar: Universitas

Hasanuddin; 2014

15. Fatimah S, DKK. Pola Konsumsi dan Kadar Hemoglobin pada Ibu; 2011

16. Depkes RI. Riset Kesehatan Dasar. Departemen Kesehatan RI: Badan

Litbangkes RI; 2017

17. Saifuddin AB. Pelayanan Kesehatan Maternal Neonatal. Jakarta: Yayasan

Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo; 2013

18. Marni NU dan Raharjo B. Aspek Dasar Kependidikan. Jakarta: Bina

Aksara; 2013

19. Arifin, Y. Hubungan Pemberian Tablet Zat Besi dengan Anemia Pada Ibu

Hamil di Klinik Deli Tua; 2013

20. Proverawati,A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika;

2013

21. Bakta IM. Hematologi Klinis Ringkas. Jakarta : EGC; 2013

22. Ridayanti dkk. Hubungan Tingkat Pendidikan Ibu Hamil dengan Kejadian

Anemia Pada Kehamilannya di Puskesmas Banguntapan I Bantul:

Universitas Respati Yogyakarta; 2014

23. Sharma,JB and Meenakshi S. Anemia in Pregnancy. JIMSA; 2015

Page 86: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

71

24. Masukume G,Ali SK, Louise CK, Philip NB, and Gill N. Risk Factors and

Birth Outcomes Of Anemia in a Nulliparous Cohort. PLOS ONE 10; 2015

25. Manuaba IBG,IA Chandranita M,dan IBG Fajar M. Pengantar Kuliah

Obstetri. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran: EGC; 2013

26. Nugraheny.E Asuhan Kebidanan Phatologi. Buku Ilmu Kebidanan.

Yogyakarta: Pustaka Rihana; 2010

27. Nugraheny. Asuhan Kebidanan Patologi. Yogyakarta : Pustaka Rihama;

2011

28. Sayogo S. Gizi Remaja Putri. Jakarta: EGC; 2009

29. Wiknjosastro H. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo; 2011

30. Febianty N, Christine S, dan Lisawati S.Perbandingan Pemeriksaan Kadar

Hemoglobin dengan Menggunakan Metode Sahli dan Autoanalyzer Pada

Orang Normal. Universitas Kristen Maranatha; 2013

31. Manuaba IAC, Manuaba IBGF, Manuaba IBG. Ilmu Kebidanan Penyakit

Kandungan dan KB untuk Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC; 2010

32. Tarwoto dan Wasnidar. Anemia Pada Ibu Hamil, Konsep dan

Penatalaksanaannya. Jakarta: Trans Info Media; 2013

33. Varney H, Kriebs JM,and Gegor CL. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Edisi

4. Edisi Bahasa Indonesia. Ed: Esty Wahyuningsih dkk. Jakarta:EGC; 2008

34. Depdiknas. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka; 2013

35. Besuni A. Hubungan Asupan Zat Gizi Pembentuk Sel Darah Merah Dengan

Kadar Hemoglobin Pada Ibu Hamil. Univ Hasanudin; 2013

36. Maulana. Promosi Kesehatan. Jakarta : Buku Kedokteran . EGC; 2010

37. Kautshar. Kepatuhan Ibu Hamil Dalam Mengkonsumsi Tablet Besi (Fe) di

Puskesmas Bara- Baraya. Fakultas Kesehatan Masyarakat: Universitas

Hasanuddin Makasar; 2013

38. Sulistyaningsih, Metodologi Penelitian Kebidanan Kuantitatif dan

Kualitatif. Yogyakarta: Graha Ilmu; 2014

39. FKM UI. Materi Kuliah Gizi Kesehatan Masyarakat. Depok: FKM UI; 2014

40. Emma S. Perencanaan Menu Anemia Gizi Besi. Jakarta: PT. Trubus; 2012

41. Soh KL, Eusni RMT, Salimah J, Soh KG, Norhaslinda BR, and Rosna AR

Anemia among Antenatal Mother in Urban Malaysia. Journal of

Biosciences and Medicines; 2015

42. Prawirohadjo S. Ilmu Kebidanan Jakarta: Yayasan Bina Pustaka; 2011

43. Murti B. Desain dan Ukuran Sampel Untuk Penelitian Kuantitatif dan

Kualitatif Di Bidang Kesehatan. Yogyakarta: Gajah Mada University

Press; 2013

44. Almatsier S. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. PT. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama; 2014

45. Husnawati Faridah, Analisis Faktor yang Mempengaruhi Tingkatan Anemia

pada Ibu Hamil di Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan „Aisyiyah; 2015

46. Prada. Jurnal Ilmiah Kebidanan. Vol 3 No 2; 2015

Page 87: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

72

47 Rohmah Dyah Nurhayati, Analisi Faktor penyebab Terjadinya Anemia Pada

Ibu Hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Tawangsari Kabupaten Sukoharjo.

Surakarta: Universitas Muhammadiah Surakarta; 2013

48. Depkes RI.Masalah Gizi di Indonesia dan Penanggulangan Anemia di

Indonesia. Jakarta:Pedoman Kerja Puskesmas; 2015

49. Depkes RI. Pedoman Operasional Penanggulangan Anemia Gizi. Jakarta

Direktorat Jenderal Pembinaan Kesehatan Masyarakat; 2015

50. Supariasa IN. Penilaian Status Gizi. Jakarta : Buku Kedokteran EGC; 2013

51. Sulistyawati A. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan. Jakarta: Salemba

Medika; 2010

52. Kesumasari C. Anemia Gizi Masalah dan Pencegahannya, Yogyakarta:

Kalika; 2012

53. Proverawati, A. Anemia dan Anemia Kehamilan. Yoyakarta: Nuha Medika;

2012

54. Kemenkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Jakarta : Dirjen Pembinaan

Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2013

55. Depkes RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun. Jakarta: Dirjen Pembinaan

Kesehatan Masyarakat, Direktorat Bina Gizi Masyarakat; 2010

Page 88: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

73

KUISIONER PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN TAHUN 2019

Petunjuk pengisian :

1. Sebelum saudara responden mengisi kolom yang di minta,

terlebih dahulu untuk membaca petunjuk selengkapnya.

2. Isilah pertanyaan di bawah ini dengan sejujur-jujurnya demi

keabsahan data penelitian ini.

3. Khusus untuk pertanyaan bagian C dijawab dengan memilih

salah satu jawaban yang benar menurut anda dengan

memberikan tanda silang (X) pada huruf yang telah tersedia.

A. Identitas Responden Kode (diisi

peneliti):

1. Nama Ibu Hamil : ..............................

2. Umur Ibu : ........................ tahun

3. Pendidikan :……………………

4. Pekerjaan : …………………...

5. Pendapatan : …………………...

6. Kadar HB : …………………...

7. Pantangan Makan : …………………...

8. Status Anemia : 1.Anemia :

2.Tidak Anemia :

B. Riwayat Kehamilan

1. BB sekarang : ........ Kg

2. TB : ........ cm

3. Lingkar Lengan Atas (LILA) : ........ cm

4. Sampai sekarang ibu sudah mengalami :

a. Kehamilan ........kali

b. Persalinan ........ kali

c. Keguguran ........kali

5. Selama kehamilan ini ibuberapa kali periksa hamil?

a. Pada usia kehamilan 1 – 3 bln : ...... kali

b. Pada usia kehamilan 4 – 6 bln : ...... kali

c. Pada usia kehamilan 7 – 9 bln: ...... kali

Page 89: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

74

PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI

RESPONDEN PENELITIAN

Sehubungan dengan diadakannya penelitian tentang “Analisis

Determinan Anemia pada Ibu Hamil di Klinik Pratama Martua

Sudarlis Medan Tahun 2019” yang dilakukan oleh :

Nama : Nurmalina Hutahaean

NIM : 1702011181

Pekerjaan : Mahasiswi Program Studi S2 Ilmu Kesehatan

Masyarakat

Institut Kesehatan Helvetia

Maka dengan ini saya :

Nama :

.................................................................................................

..............

Umur :

.................................................................................................

..............

Alamat :

.................................................................................................

..............

Menyatakan bersedia mendukung dan membantu pelaksanaan

penelitian ini secara aktif dengan melibatkan diri sebagai responden.

Adapun mengenai substansi penelitian dan hal-hal yang menyangkut

pelaksanaan penelitian ini tela dijelaskan oleh peneliti kepada saya dan

saya sangat mengerti tujuan dan manfaat penelitian ini bagi saya pribadi

dan profesi kesehatan pada umumnya. Saya juga menyadari dan mengerti

bahwa penelitian ini tidak membawa dampak apapun sehingga saya berhak

menghentikan keterlibatan saya pada penelitian ini.

Demikian pernyataan persetujuan menjadi responden ini saya buat

dengan sadar dan sebenar-benarnya agar dapat dipergunankan seperlunya.

Medan,

..........................

Yang membuat

pernyataa

n

(Responden)

Page 90: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

75

Nomor Nama Umur Paritas Status

Gizi Frek ANC HPHT TTP TD BB HB

Anemia

Ibu

1 Ny. A 38 Tahun G6 P5 A0 20 Cm 1 Kali 20/10/2017 27/07/2018 100/80 mmhg 55 9 Anemia

2 Ny.N 42 Tahun G6 P5 A0 20 Cm 2 Kali 17/07/2017 24/04/2018 100/70 mmhg 59 9 Anemia

3 Ny.T 19 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 2 Kali 10/05/2017 17/02/2018 100/80 mmhg 55 9 Anemia

4 Ny.Y 17 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 3 Kali 19/04/2017 26/01/2018 100/80 mmhg 50 9 Anemia

5 Ny.A 18 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 1 Kali 22/10/2017 29/07/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia

6 Ny.J 38 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 3 Kali 20/12/2017 27/079/2018 110/70 mmhg 59 10 Anemia

7 Ny.H 36 Tahun G5 P4 A0 17 Cm 2 Kali 07/05/2017 14/02/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia

8 Ny.S 42 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 12/10/2017 19/07/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia

9 Ny.N 43 Tahun G5 P4 A0 19,6 Cm 3 Kali 27/05/2017 04/02/2018 100/80 mmhg 53 10 Anemia

10 Ny.R 44 Tahun G6 P4 A1 21 Cm 2 Kali 25/07/2017 02/04/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia

11 Ny.M 45 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 25/08/2017 02/05/2018 100/70 mmhg 50 10 Anemia

12 Ny.L 18 Tahun G5 P4 A0 18,5 Cm 3 Kali 30/05/2017 07/03/2018 110/70 mmhg 52 10 Anemia

13 Ny.R 18 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 1 Kali 01/06/2017 08/03/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia

14 Ny.E 19 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 3 Kali 16/04/2017 23/01/2018 110/70 mmhg 53 10 Anemia

15 Ny.Y 17 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 3 Kali 10/01/2017 01/10/2018 110/80 mmhg 55 10 Anemia

16 Ny.M 37 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 2 Kali 10/10/2017 17/07/2018 100/70 mmhg 54 10 Anemia

17 Ny.S 36 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 2 Kali 30/08/2017 05/05/2018 100/70 mmhg 53 10 Anemia

18 Ny.S 40 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 3 Kali 10/03/2017 17/12/2017 100/80 mmhg 50 10 Anemia

19 Ny.K 41 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 2 Kali 13/09/2017 20/06/2018 100/70 mmhg 55 10 Anemia

20 Ny.N 43 Tahun G5 P3 A1 18 Cm 2 Kali 08/04/2017 15/01/2018 100/70 mmhg 52 10 Anemia

21 Ny.I 45 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 3 Kali 20/04/2017 27/01/2018 100/80 mmhg 56 10 Anemia

22 Ny.U 19 Tahun G5 P4 A0 21 Cm 1 Kali 20/08/2017 27/05/2018 100/70 mmhg 55 10 Anemia

23 Ny.T 18 Tahun G5 P4 A0 17 Cm 2 Kali 05/01/2018 22-10/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

24 Ny.B 18 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 2 Kali 02/11/2017 09/08/2018 100/70 mmhg 50 10 Anemia

25 Ny.B 19 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 3 Kali 16/04/2017 23/01/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

26 Ny.T 17 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 29/08/2017 06/06/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia

27 Ny.D 18 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 10/07/2017 17/04/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia

28 Ny.H 19 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 3 Kali 12/11/2017 20/08/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia

75

Page 91: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

76

29 Ny.I 36 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 1 Kali 10/12/2017 17/09/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia

30 Ny.J 40 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 3 Kali 10/01/2018 17/10/2018 100/80 mmhg 55 10 Anemia

31 Ny.T 42 Tahun G6 P4 A1 20 Cm 3 Kali 10/06/2017 17/03/2018 100/70 mmhg 56 10 Anemia

32 Ny.M 39 Tahun G6 P4 A1 22 Cm 2 Kali 20/07/2017 27/04/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

33 Ny.R 42 Tahun G6 P4 A1 18 Cm 4 Kali 10/10/2017 17/07/2018 110/70 mmhg 50 10 Anemia

34 Ny.G 38 Tahun G6 P4 A1 19 Cm 4 Kali 28-112017 05/09/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia

35 Ny.J 38 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 15/06/2017 22/03/2018 100/80 mmhg 51 10 Anemia

36 Ny.N 37 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 05/12/2017 12/09/2018 100/70 mmhg 52 10 Anemia

37 Ny.N 36 Tahun G5 P3 A1 17 Cm 4 Kali 15/05/2017 22/02/2018 110/70 mmhg 52 10 Anemia

38 Ny.B 35 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia

39 Ny.L 37 Tahun G6 P5 A0 19,6 Cm 4 Kali 21/01/2018 28/10/2018 110/80 mmhg 52 10 Anemia

40 Ny.M 38 Tahun G5 P4 A0 21 Cm 4 Kali 03/08/2017 10/05/2018 110/70 mmhg 53 10 Anemia

41 Ny.I 40 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 16/11/2017 23/08/2018 100/80 mmhg 54 10 Anemia

42 Ny.L 42 Tahun G5 P3 A1 18,5 Cm 4 Kali 20/05/2017 27/02/2018 100/80 mmhg 55 10 Anemia

43 Ny. 41 Tahun G6 P3 A2 19 Cm 4 Kali 11/07/2017 18/04/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia

44 Ny.T 43 Tahun G6 P3 A2 22 Cm 4 Kali 02/05/2017 09/02/2018 110/80 mmhg 50 10 Anemia

45 Ny.R 45 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 4 Kali 20/05/2017 27/02/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

46 Ny.G 44 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 4 Kali 03/05/2017 10/02/2018 100/90 mmhg 49 10 Anemia

47 Ny.S 43 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 29/10/2017 06/08/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

48 Ny.O 37 Tahun G5 P3 A1 21 Cm 4 Kali 31/12/2017 08/10/2018 100/80 mmhg 52 10 Anemia

49 Ny.L 36 Tahun G5 P3 A1 17 Cm 4 Kali 30/06/2017 07/04/2018 100/90 mmhg 52 10 Anemia

50 Ny.A 35 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 16/12/2017 22/09/2018 100/80 mmhg 56 10 Anemia

51 Ny.S 35 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 110/80 mmhg 56 10 Anemia

52 Ny.K 32 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 4 Kali 13/07/2017 20/04/2018 110/80 mmhg 58 9 Anemia

53 Ny.N 32 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 27/11/2017 04/09/2018 110/80 mmhg 60 10 Anemia

54 Ny.J 34 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 4 Kali 11/06/2017 18/03/2018 110/80 mmhg 60 9 Anemia

55 Ny.P 35 Tahun G5 P3 A1 20 Cm 4 Kali 19/05/2017 26/02/2018 110/80 mmhg 62 10 Anemia

56 Ny.E 26 Tahun G5 P3 A1 18,5 Cm 4 Kali 18/07/2017 25/04/2018 110/80 mmhg 55 9 Anemia

57 Ny.M 27 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 26/06/2017 03/04/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia

58 Ny.R 25 Tahun G5 P3 A1 22 Cm 4 Kali 01/09/2017 08/06/2018 100/70 mmhg 60 10 Anemia

Page 92: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

77

59 Ny.E 26 Tahun G5 P3 A1 19 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 100/70 mmhg 62 9 Anemia

60 Ny.L 28 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 4 Kali 13/07/2017 20/04/2018 100/70 mmhg 63 9 Anemia

61 Ny.L 28 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 27/11/2017 04/09/2018 100/80 mmhg 64 10 Anemia

62 Ny.U 28 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 11/06/2017 18/03/2018 100/80 mmhg 60 10 Anemia

63 Ny.A 29 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 19/05/2017 26/02/2018 100/70 mmhg 65 9 Anemia

64 Ny.W 29 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 4 Kali 18/07/2017 25/04/2018 110/80 mmhg 60 10 Anemia

65 Ny.N 31 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 26/06/2017 03/04/2018 100/80 mmhg 62 10 Anemia

66 Ny.E 29 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 10/09/2017 08/06/2018 100/80 mmhg 63 9 Anemia

67 Ny.D 32 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 01/07/2017 08/04/2018 100/80 mmhg 50 10 Anemia

68 Ny.L 32 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 07/01/2018 14/10/2018 100/80 mmhg 61 9 Anemia

69 Ny.R 20 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 25/06/2017 02/04/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol

70 Ny.O 22 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 100/80 mmhg 56 12 Kontrol

71 Ny.A 25 Tahun G4 P3 A0 23,8 Cm 4 Kali 30/10/2017 07/08/2018 120/80 mmhg 58 12 Kontrol

72 Ny.N 26 Tahun G4 P3 A0 25 Cm 4 Kali 20/07/2017 27/04/2018 110/80 mmhg 59 11 Kontrol

73 Ny.B 27 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 10/07/2017 17/05/2018 100/80 mmhg 53 12 Kontrol

74 Ny.K 24 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 01/06/2017 08/03/2018 120/80 mmhg 55 13 Kontrol

75 Ny.B 28 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 20/06/2017 27/03/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol

76 Ny.M 27 Tahun G5 P4 A0 23,5 Cm 4 Kali 11/02/2018 18/11/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol

77 Ny.R 25 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 29/08/2018 06/06/2018 100/80 mmhg 50 12 Kontrol

78 Ny.T 23 Tahun G5 P4 A0 23,8 Cm 4 Kali 16/12/2017 23/09/2018 100/80 mmhg 51 12 Kontrol

79 Ny.Y 24 Tahun G5 P4 A0 25 Cm 4 Kali 29/07/2017 06/05/2018 120/80 mmhg 52 12 Kontrol

80 Ny.D 26 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 05/01/2018 12/10/2018 110/80 mmhg 51 13 Kontrol

81 Ny.O 25 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 10/01/2018 17/10/2018 120/80 mmhg 50 13 Kontrol

82 Ny.P 26 Tahun G5 P4 A0 23,5 Cm 4 Kali 12/07/2017 19/04/2018 110/90 mmhg 50 13 Kontrol

83 Ny.T 27 Tahun G5 P4 A0 25 Cm 4 Kali 12/01/2018 17/09/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

84 Ny.A 29 Tahun G5 P4 A0 24 Cm 4 Kali 02/05/2017 19/10/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

85 Ny.A 25 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 4 Kali 17/02/2018 09/02/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

86 Ny.R 26 Tahun G4 P3 A0 24,5 Cm 4 Kali 27/02/2018 24/11/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

87 Ny.D 37 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 3 Kali 10/01/2018 04/12/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol

88 Ny.E 38 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 3 Kali 28/09/2018 17/10/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

Page 93: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

78

89 Ny.G 37 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 2 Kali 17/12/2018 05/07/2018 110/80 mmhg 64 13 Kontrol

90 Ny.N 36 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 2 Kali 25/12/2017 24/09/2018 110/80 mmhg 53 13 Kontrol

91 Ny.N 30 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 10/08/2017 02/10/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol

92 Ny.S 42 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 2 Kali 01/08/2017 17/05/2018 110/80 mmhg 55 13 Kontrol

93 Ny.R 39 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 2 Kali 14/08/2017 15/04/2018 110/80 mmhg 50 13 Kontrol

94 Ny.A 42 Tahun G5 P4 A0 19 Cm 2 Kali 20/10/2017 21/05/2018 110/80 mmhg 56 13 Kontrol

95 Ny.F 43 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 2 Kali 11/08/2017 17/05/2018 110/80 mmhg 57 13 Kontrol

96 Ny.T 45 Tahun G5 P4 A0 22 Cm 2 Kali 25/09/2017 08/05/2018 110/80 mmhg 58 13 Kontrol

97 Ny.R 37 Tahun G5 P4 A0 18 Cm 3 Kali 15/08/2017 21/05/2018 110/80 mmhg 59 13 Kontrol

98 Ny.R 38 Tahun G5 P4 A0 20 Cm 3 Kali 20/10/2017 27/07/2018 110/80 mmhg 53 13 Kontrol

99 Ny.R 18 Tahun G2 P1 A0 18,5 Cm 4 Kali 11/08/2017 18/05/2018 110/80 mmhg 52 13 Kontrol

100 Ny.N 24 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 25/09/2017 02/07/2018 120/80 mmhg 52 13 Kontrol

101 Ny.M 23 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 15/08/2017 22/05/2018 120/80 mmhg 59 13 Kontrol

102 Ny.L 27 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 25/07/2018 02/05/2018 120/80 mmhg 58 13 Kontrol

103 Ny.O 27 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 12/08/2017 19/05/2018 120/80 mmhg 57 14 Kontrol

104 Ny.C 25 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 07/02/2018 24/11/2018 120/80 mmhg 56 13 Kontrol

105 Ny.D 23 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 24/07/2017 30/04/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol

106 Ny.R 23 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 15/07/2017 22/04/2018 110/80 mmhg 60 12 Kontrol

107 Ny.E 19 Tahun G2 P1 A0 19 Cm 4 Kali 03/08/2017 10/05/2018 110/80 mmhg 59 12 Kontrol

108 Ny.N 25 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 3 Kali 24/07/2017 30/04/2018 120/80 mmhg 50 11 Kontrol

109 Ny.N 25 Tahun G4 P3 A0 20 Cm 4 Kali 08/07/2017 15/04/2018 110/80 mmhg 58 11 Kontrol

110 Ny.N 24 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 29/03/2018 06/01/2019 120/80 mmhg 60 11 Kontrol

111 Ny.R 18 Tahun G2 P1 A0 18 Cm 4 Kali 29/07/2017 06/12/2018 120/80 mmhg 65 11 Kontrol

112 Ny.T 27 Tahun G4 P3 A0 20 Cm 4 Kali 08/07/2017 15/11/2018 110/80 mmhg 54 11 Kontrol

113 Ny.U 17 Tahun G2 P1 A0 18,5 Cm 4 Kali 21/03/2018 28/12/2018 120/80 mmhg 62 11 Kontrol

114 Ny.S 16 Tahun G2 P1 A0 19 Cm 4 Kali 20/09/2017 27/06/2018 110/80 mmhg 65 11 Kontrol

115 Ny.G 23 Tahun G4 P3 A0 22 Cm 4 Kali 27/05/2017 04/03/2018 100/80 mmhg 50 11 Kontrol

116 Ny.L 18 Tahun G2 P1 A0 22 Cm 4 Kali 29/03/2018 06/01/2019 100/80 mmhg 62 11 Kontrol

117 Ny.B 25 Tahun G4 P3 A0 18 Cm 4 Kali 15/09/2017 22/06/2018 110/80 mmhg 63 12 Kontrol

118 Ny.S 19 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 10/05/2017 17/02/2018 100/80 mmhg 60 11 Kontrol

Page 94: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

79

119 Ny.E 18 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 08/05/2018 15/02/2019 100/80 mmhg 55 11 Kontrol

120 Ny.D 25 Tahun G4 P3 A0 17 Cm 4 Kali 12/04/2018 19/01/2019 110/80 mmhg 54 12 Kontrol

121 Ny.N 26 Tahun G4 P3 A0 19 Cm 4 Kali 20/12/2018 27/09/2019 110/80 mmhg 53 11 Kontrol

122 Ny.N 27 Tahun G4 P3 A0 21 Cm 4 Kali 27/05/2018 04/03/2019 120/80 mmhg 55 11 Kontrol

123 Ny.D 36 Tahun G5 P3 A0 17 Cm 2 Kali 29/03/2018 06/01/2019 120/80 mmhg 50 11 Kontrol

124 Ny.B 35 Tahun G5 P3 A0 19 Cm 2 Kali 10/05/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 52 11 Kontrol

125 Ny.C 36 Tahun G5 P3 A0 19 Cm 4 Kali 08/05/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 51 11 Kontrol

126 Ny.P 35 Tahun G5 P3 A0 20 Cm 3 Kali 10/05/2018 15/02/2019 120/80 mmhg 53 12 Kontrol

127 Ny.R 36 Tahun G5 P3 A0 22 Cm 3 Kali 21/03/2018 17/02/2019 120/80 mmhg 54 12 Kontrol

128 Ny.L 37 Tahun G5 P3 A0 18 Cm 3 Kali 13/12/2017 28/12/2018 120/80 mmhg 50 12 Kontrol

129 Ny.N 36 Tahun G5 P3 A0 20 Cm 4 Kali 01/09/2017 20/09/2018 120/80 mmhg 55 11 Kontrol

130 Ny.K 18 Tahun G3 P2 A0 24 Cm 4 Kali 28/08/2017 08/06/2018 110/80 mmhg 56 12 Kontrol

131 Ny.E 30 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 27/01/2018 05/06/2018 110/80 mmhg 59 11 Kontrol

132 Ny.J 36 Tahun G4 P3 A0 23,5 Cm 4 Kali 25/05/2018 04/11/2018 120/80 mmhg 70 13 Kontrol

133 Ny.N 30 Tahun G3 P2 A0 24 Cm 4 Kali 29/03/2018 02/03/2019 120/80 mmhg 55 12 Kontrol

134 Ny.M 32 Tahun G4 P3 A0 23,8 Cm 4 Kali 20/03/2018 27/12/2018 110/80 mmhg 55 12 Kontrol

135 Ny.K 38 Tahun G4 P3 A0 25 Cm 4 Kali 21/12/2018 28/09/2019 110/80 mmhg 50 11 Kontrol

136 Ny.S 38 Tahun G4 P3 A0 24 Cm 3 Kali 02/05/2018 09/02/2019 120/80 mmhg 58 11 Kontrol

Page 95: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

80

KETERANGAN :

Umur :

Paritas :

Status Gizi :

1.

Risiko

tinggi bila

< 20 thn

dan > 35

thn.

1.

Multipara

bila ≥ 4

kali

Bumil KEK

bila ukuran

LILA < 23,5

cm (KEK)

2. Risiko

rendah bila

20 – 35 thn

2. Primipara

bila < 4

kali

Bumil tidak

KEK bila

ukuran LILA

≥23,5 cm

Frekuensi ANC:

Anemia Ibu :

1.

Tidak

sesuai bila

< 4 kali

selama

hamil

Anemia

(Kasus)

2.

sesuai bila

≥4 kali

selama

hamil

Tidak Anemia

(Kontrol)

Penanggung Jawab Klinik Pratama

Martua Sudarlis Medan

(Bid. Lisnur Sinaga, Am.Keb, SKM)

Page 96: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

81

MASTER DATA PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN

TAHUN 2019

Nomor Nama Umur Paritas Status Gizi Frek ANC Anemia

Ibu

1 Ny. A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

2 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

3 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

4 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

5 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

6 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

7 Ny.H Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

8 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

9 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

10 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

11 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

12 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

13 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

14 Ny.E Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

15 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

16 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

17 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

18 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

19 Ny.K Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

20 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

21 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

22 Ny.U Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

23 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

24 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

25 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

26 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

27 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

28 Ny.H Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

29 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

30 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

31 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

32 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

33 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

34 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Anemia

35 Ny.J Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

Page 97: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

82

36 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

37 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

38 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

39 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

40 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

41 Ny.I Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

42 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

43 Ny. Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

44 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

45 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

46 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

47 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

48 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

49 Ny.L Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

50 Ny.A Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Anemia

51 Ny.S Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

52 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

53 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

54 Ny.J Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

55 Ny.P Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

56 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

57 Ny.M Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

58 Ny.R Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

59 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

60 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

61 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

62 Ny.U Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

63 Ny.A Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

64 Ny.W Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

65 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

66 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

67 Ny.D Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

68 Ny.L Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Anemia

69 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

70 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

71 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

72 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

73 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

74 Ny.K Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

75 Ny.B Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

76 Ny.M Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

Page 98: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

83

77 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

78 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

79 Ny.Y Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

80 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

81 Ny.O Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

82 Ny.P Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

83 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

84 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

85 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

86 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Tidak Sesuai Kontrol

87 Ny.D Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

88 Ny.E Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

89 Ny.G Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

90 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

91 Ny.N Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

92 Ny.S Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

93 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

94 Ny.A Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

95 Ny.F Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

96 Ny.T Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

97 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

98 Ny.R Risiko Tinggi Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

99 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

100 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

101 Ny.M Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

102 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

103 Ny.O Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

104 Ny.C Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

105 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

106 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

107 Ny.E Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

108 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

109 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

110 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

111 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

112 Ny.T Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

113 Ny.U Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

114 Ny.S Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

115 Ny.G Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

116 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

117 Ny.B Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

Page 99: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

84

118 Ny.S Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

119 Ny.E Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

120 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

121 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

122 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

123 Ny.D Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

124 Ny.B Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

125 Ny.C Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

126 Ny.P Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

127 Ny.R Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

128 Ny.L Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

129 Ny.N Risiko Rendah Risiko Tinggi Bumil KEK Sesuai Kontrol

130 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

131 Ny.E Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

132 Ny.J Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

133 Ny.N Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

134 Ny.M Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

135 Ny.K Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

136 Ny.S Risiko Rendah Risiko Rendah Bumil tidak KEK Sesuai Kontrol

KETERANGAN :

Umur :

Status Gizi :

1.

Risiko tinggi

bila < 20 thn

dan > 35

thn.

1. Multipara

bila ≥ 4 kali 1.

Bumil KEK

bila ukuran

LILA < 23,5

cm (KEK)

2.

Risiko

rendah bila

20 – 35 thn

2. Primipara

bila < 4 kali 2.

Bumil tidak KEK

bila ukuran LILA

≥ 23,5 cm

Frekuensi ANC: Anemia Ibu :

1.

Tidak sesuai

bila < 4 kali

selama

hamil

1. Anemia (Kasus)

2.

sesuai bila

≥4 kali

selama

hamil

2. Tidak Anemia

(Kontrol)

Page 100: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

85

MASTER TABEL PENELITIAN

ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL

DI KLINIK PRATAMA MARTUA SUDARLIS MEDAN

TAHUN 2019

Nomor Nama Umur Paritas Status Gizi

Frek

ANC

Anemia

Ibu

1 Ny. A 1 1 1 1 1

2 Ny.N 1 1 1 1 1

3 Ny.T 1 1 1 1 1

4 Ny.Y 1 1 1 1 1

5 Ny.A 1 1 1 1 1

6 Ny.J 1 1 1 1 1

7 Ny.H 1 1 1 1 1

8 Ny.S 1 1 1 1 1

9 Ny.N 1 1 1 1 1

10 Ny.R 1 1 1 1 1

11 Ny.M 1 1 1 1 1

12 Ny.L 1 1 1 1 1

13 Ny.R 1 1 1 1 1

14 Ny.E 1 1 1 1 1

15 Ny.Y 1 1 1 1 1

16 Ny.M 1 1 1 1 1

17 Ny.S 1 1 1 1 1

18 Ny.S 1 1 1 1 1

19 Ny.K 1 1 1 1 1

20 Ny.N 1 1 1 1 1

21 Ny.I 1 1 1 1 1

22 Ny.U 1 1 1 1 1

23 Ny.T 1 1 1 1 1

24 Ny.B 1 1 1 1 1

25 Ny.B 1 1 1 1 1

26 Ny.T 1 1 1 1 1

27 Ny.D 1 1 1 1 1

28 Ny.H 1 1 1 1 1

29 Ny.I 1 1 1 1 1

30 Ny.J 1 1 1 1 1

31 Ny.T 1 1 1 1 1

32 Ny.S 1 1 1 2 1

33 Ny.K 1 1 1 2 1

Page 101: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

86

34 Ny.M 1 1 1 1 1

35 Ny.N 1 1 1 2 1

36 Ny.J 1 1 1 2 1

37 Ny.P 1 1 1 2 1

38 Ny.E 1 1 1 2 1

39 Ny.M 1 1 1 2 1

40 Ny.R 1 1 1 2 1

41 Ny.E 1 1 1 2 1

42 Ny.L 1 1 1 2 1

43 Ny.L 1 1 1 2 1

44 Ny.U 1 1 1 2 1

45 Ny.A 1 1 1 2 1

46 Ny.W 1 1 1 2 1

47 Ny.N 1 1 1 2 1

48 Ny.E 1 1 1 2 1

49 Ny.D 1 1 1 2 1

50 Ny.L 2 1 1 2 1

51 Ny.R 2 2 2 2 1

52 Ny.O 2 2 2 2 1

53 Ny.A 2 2 2 2 1

54 Ny.N 2 2 2 2 1

55 Ny.B 2 2 2 2 1

56 Ny.K 2 2 2 2 1

57 Ny.B 2 2 2 2 1

58 Ny.M 2 2 2 2 1

59 Ny.R 2 2 2 2 1

60 Ny.T 2 2 2 2 1

61 Ny.Y 2 2 2 2 1

62 Ny.D 2 2 2 2 1

63 Ny.O 2 2 2 2 1

64 Ny.P 2 2 2 2 1

65 Ny.T 2 2 2 2 1

66 Ny.A 2 2 2 2 1

67 Ny.A 2 2 2 2 1

68 Ny.R 2 2 2 2 1

69 Ny.R 1 1 1 1 2

70 Ny.G 1 1 1 1 2

71 Ny.J 1 1 1 1 2

72 Ny.N 1 1 1 1 2

73 Ny.N 1 1 1 1 2

74 Ny.B 1 1 1 1 2

Page 102: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

87

75 Ny.L 1 1 1 1 2

76 Ny.M 1 1 1 1 2

77 Ny.I 1 1 1 1 2

78 Ny.L 1 1 1 1 2

79 Ny. 1 1 1 1 2

80 Ny.T 1 1 1 1 2

81 Ny.R 1 1 1 1 2

82 Ny.G 1 1 1 1 2

83 Ny.S 1 1 1 1 2

84 Ny.O 1 1 1 1 2

85 Ny.L 1 1 1 1 2

86 Ny.A 1 1 1 1 2

87 Ny.D 1 1 1 2 2

88 Ny.E 1 1 1 2 2

89 Ny.G 1 1 1 2 2

90 Ny.N 1 1 1 2 2

91 Ny.N 1 1 1 2 2

92 Ny.S 1 1 1 2 2

93 Ny.R 1 1 1 2 2

94 Ny.A 1 1 1 2 2

95 Ny.F 1 1 1 2 2

96 Ny.T 1 1 1 2 2

97 Ny.R 1 1 1 2 2

98 Ny.R 1 1 1 2 2

99 Ny.R 2 1 1 2 2

100 Ny.N 2 1 1 2 2

101 Ny.M 2 1 1 2 2

102 Ny.L 2 1 1 2 2

103 Ny.O 2 1 1 2 2

104 Ny.C 2 1 1 2 2

105 Ny.D 2 1 1 2 2

106 Ny.R 2 1 1 2 2

107 Ny.E 2 1 1 2 2

108 Ny.N 2 1 1 2 2

109 Ny.N 2 1 1 2 2

110 Ny.N 2 1 1 2 2

111 Ny.R 2 1 1 2 2

112 Ny.T 2 1 1 2 2

113 Ny.U 2 1 1 2 2

114 Ny.S 2 1 1 2 2

115 Ny.G 2 1 1 2 2

Page 103: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

88

116 Ny.L 2 1 1 2 2

117 Ny.B 2 1 1 2 2

118 Ny.S 2 1 1 2 2

119 Ny.E 2 1 1 2 2

120 Ny.D 2 1 1 2 2

121 Ny.N 2 1 1 2 2

122 Ny.N 2 1 1 2 2

123 Ny.D 2 1 1 2 2

124 Ny.B 2 1 1 2 2

125 Ny.C 2 1 1 2 2

126 Ny.P 2 1 1 2 2

127 Ny.R 2 1 1 2 2

128 Ny.L 2 1 1 2 2

129 Ny.N 2 1 1 2 2

130 Ny.K 2 2 2 2 2

131 Ny.E 2 2 2 2 2

132 Ny.J 2 2 2 2 2

133 Ny.N 2 2 2 2 2

134 Ny.M 2 2 2 2 2

135 Ny.K 2 2 2 2 2

136 Ny.S 2 2 2 2 2

KETERANGAN :

Umur :

Paritas :

Status Gizi :

1.

Risiko tinggi bila <

20 thn dan > 35 thn.

1. Risiko tinggi

bila ≥ 4 kali 1.

Bumil

KEK bila

ukuran

LILA <

23,5 cm

(KEK)

2.

Risiko rendah bila

20 – 35 thn

2. Risiko

rendah

bila < 4 kali

2.

Bumil tidak

KEK bila

ukuran

LILA ≥23,5

cm

Frekuensi ANC:

Anemia Ibu :

1.

Tidak sesuai bila <

4 kali selama hamil

1. Anemia

(Kasus)

2. sesuai bila ≥4 kali

selama hamil

2.

Tidak

Anemia

(Kontrol)

Page 104: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

89

ANALISIS UNIVARIAT

ANEMIA

Statistics

Umur Ibu Paritas Status Gizi Frekuensi ANC Anemia pada Ibu

N Valid 68 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Resiko Tinggi <20 dan >35 tahun 49 72.1 72.1 72.1

Resiko Rendah 20 - 35 tahun 19 27.9 27.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Resiko Tinggi >= 4 kali 50 73.5 73.5 73.5

Resiko Rendah < 4 kali 18 26.5 26.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang ( LILA < 23,5 cm) 50 73.5 73.5 73.5

Cukup ( LILA >=23,5 cm) 18 26.5 26.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

Frekuensi ANC

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak sesuai ( <4 kali) 32 47.1 47.1 47.1

Sesuai ( >= 4 kali) 36 52.9 52.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 105: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

90

KONTROL

Statistics

Umur Ibu Paritas Status Gizi Anemia pada Ibu Frekuensi ANC

N Valid 68 68 68 68 68

Missing 0 0 0 0 0

Frequency Table

Umur Ibu

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Resiko Tinggi <20 dan >35 tahun 30 44.1 44.1 44.1

Resiko Rendah 20 - 35 tahun 38 55.9 55.9 100.0

Total 68 100.0 100.0

Paritas

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Resiko Tinggi >= 4 kali 61 89.7 89.7 89.7

Resiko Rendah < 4 kali 7 10.3 10.3 100.0

Total 68 100.0 100.0

Status Gizi

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Kurang ( LILA < 23,5 cm) 61 89.7 89.7 89.7

Cukup ( LILA >=23,5 cm) 7 10.3 10.3 100.0

Total 68 100.0 100.0

Frekuensi ANC

Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent

Valid Tidak sesuai ( <4 kali) 18 26.5 26.5 26.5

Sesuai ( >= 4 kali) 50 73.5 73.5 100.0

Total 68 100.0 100.0

Page 106: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

91

UJI BIVARIAT ( Chi Square)

Umur Ibu * Anemia pada Ibu

Crosstab

Anemia pada Ibu

Total

Anemia ( Hb < 11

gr%)

Kontrol ( Hb>= 11

gr%)

Umur Ibu Resiko Tinggi <20 dan >35

tahun

Count 49 30 79

Expected Count 39.5 39.5 79.0

% within Umur Ibu 62.0% 38.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 72.1% 44.1% 58.1%

% of Total 36.0% 22.1% 58.1%

Resiko Rendah 20 - 35 tahun Count 19 38 57

Expected Count 28.5 28.5 57.0

% within Umur Ibu 33.3% 66.7% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 27.9% 55.9% 41.9%

% of Total 14.0% 27.9% 41.9%

Total Count 68 68 136

Expected Count 68.0 68.0 136.0

% within Umur Ibu 50.0% 50.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 107: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

92

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 10.903a 1 .001

Continuity Correctionb 9.785 1 .002

Likelihood Ratio 11.071 1 .001

Fisher's Exact Test .002 .001

N of Valid Cases 136

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 28.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Paritas * Anemia pada Ibu

Crosstab

Anemia pada Ibu

Total

Anemia ( Hb <

11 gr%)

Kontrol ( Hb>=

11 gr%)

Paritas Resiko Tinggi >= 4 kali Count 50 61 111

Expected Count 55.5 55.5 111.0

% within Paritas 45.0% 55.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 73.5% 89.7% 81.6%

% of Total 36.8% 44.9% 81.6%

Resiko Rendah < 4

kali

Count 18 7 25

Expected Count 12.5 12.5 25.0

% within Paritas 72.0% 28.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 26.5% 10.3% 18.4%

% of Total 13.2% 5.1% 18.4%

Total Count 68 68 136

Expected Count 68.0 68.0 136.0

% within Paritas 50.0% 50.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 108: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

93

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided) Exact Sig. (2-sided)

Exact Sig.

(1-sided)

Pearson Chi-Square 5.930a 1 .015

Continuity Correctionb 4.901 1 .027

Likelihood Ratio 6.102 1 .014

Fisher's Exact Test .025 .013

N of Valid Cases 136

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Status Gizi * Anemia pada Ibu

Crosstab

Anemia pada Ibu

Total

Anemia ( Hb

< 11 gr%)

Kontrol (

Hb>= 11 gr%)

Status Gizi Kurang ( LILA < 23,5

cm)

Count 50 61 111

Expected Count 55.5 55.5 111.0

% within Status Gizi 45.0% 55.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 73.5% 89.7% 81.6%

% of Total 36.8% 44.9% 81.6%

Cukup ( LILA >=23,5

cm)

Count 18 7 25

Expected Count 12.5 12.5 25.0

% within Status Gizi 72.0% 28.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 26.5% 10.3% 18.4%

% of Total 13.2% 5.1% 18.4%

Total Count 68 68 136

Expected Count 68.0 68.0 136.0

% within Status Gizi 50.0% 50.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 109: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

94

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (2-

sided)

Exact Sig. (1-

sided)

Pearson Chi-Square 5.930a 1 .015

Continuity Correctionb 4.901 1 .027

Likelihood Ratio 6.102 1 .014

Fisher's Exact Test .025 .013

N of Valid Cases 136

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 12.50.

b. Computed only for a 2x2 table

Frekuensi ANC * Anemia pada Ibu

Crosstab

Anemia pada Ibu

Total

Anemia ( Hb <

11 gr%)

Kontrol (

Hb>= 11 gr%)

Frekuensi

ANC

Tidak sesuai ( <4

kali)

Count 32 18 50

Expected Count 25.0 25.0 50.0

% within Frekuensi ANC 64.0% 36.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 47.1% 26.5% 36.8%

% of Total 23.5% 13.2% 36.8%

Sesuai ( >= 4 kali) Count 36 50 86

Expected Count 43.0 43.0 86.0

% within Frekuensi ANC 41.9% 58.1% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 52.9% 73.5% 63.2%

% of Total 26.5% 36.8% 63.2%

Total Count 68 68 136

Expected Count 68.0 68.0 136.0

% within Frekuensi ANC 50.0% 50.0% 100.0%

% within Anemia pada Ibu 100.0% 100.0% 100.0%

% of Total 50.0% 50.0% 100.0%

Page 110: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

95

Chi-Square Tests

Value df

Asymp. Sig. (2-

sided)

Exact Sig.

(2-sided) Exact Sig. (1-sided)

Pearson Chi-Square 6.199a 1 .013

Continuity Correctionb 5.345 1 .021

Likelihood Ratio 6.262 1 .012

Fisher's Exact Test .020 .010

N of Valid Cases 136

a. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 25.00.

b. Computed only for a 2x2 table

Page 111: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

96

UJI KORELASI

UMUR

Symmetric Measuresa

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .272 .001

N of Valid Cases 136

a. Correlation statistics are available for numeric data only.

PARITAS

Symmetric Measuresa

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .204 .015

N of Valid Cases 136

a. Correlation statistics are available for numeric data only.

STATUS GIZI

Symmetric Measuresa

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .204 .015

N of Valid Cases 136

a. Correlation statistics are available for numeric data only.

FREKUENSI ANC

Symmetric Measuresa

Value Approx. Sig.

Nominal by Nominal Contingency Coefficient .209 .013

N of Valid Cases 136

a. Correlation statistics are available for numeric data only.

Berdasarkan uji statistik chi square dan korelasi kontingensia didapati bahwa setiap

variable memiliki hubungan terhadap anemia pada ibu hamil, namun variable umur

merupakan variable yang memiliki korelasi yang lebih besar dibandingkan dengan

variable lainya dengan nilai korelasi kontingensia 0,272. Korelasi yang didapati belum

termasuk korelasi yang kuat karena tidak mendekati angka 1.

Page 112: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

97

Odds Ratio

Anemia dengan Umur

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 3.267

ln(Estimate) 1.184

Std. Error of ln(Estimate) .364

Asymp. Sig. (2-sided) .001

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio Lower Bound 1.600

Upper Bound 6.671

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .470

Upper Bound 1.898

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common

odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

Interpretasi:

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 3,267. Artinya : umur

dengan resiko tinggi memiliki resiko anemia 3 kali lipat lebih besar daripada umur yang

beresiko rendah. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi

nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna

yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas

atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan umur resiko tinggi

sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,6 kali kali lipat menderita anemia dan

paling besar beresiko sebesar 6,6 kali lipat dapat menderita anemia

98

Page 113: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

98

Anemia dengan Paritas

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate .319

ln(Estimate) -1.143

Std. Error of ln(Estimate) .485

Asymp. Sig. (2-sided) .018

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio Lower Bound .123

Upper Bound .824

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -2.093

Upper Bound -.194

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common

odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

Interpretasi:

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : paritas

multipara memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada paritas primipara.

Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila

< 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat

mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas

atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan paritas multipara

sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita anemia dan

paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia

Page 114: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

99

Anemia dengan Status Gizi

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate .319

ln(Estimate) -1.143

Std. Error of ln(Estimate) .485

Asymp. Sig. (2-sided) .018

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio Lower Bound .123

Upper Bound .824

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound -2.093

Upper Bound -.194

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common

odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

Interpretasi:

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,319. Artinya : status gizi

dengan bumil KEK memiliki resiko anemia 0,3 kali lipat lebih besar daripada status gizi

bumil tidak KEK. Nilai Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau

signifikansi nilai OR. Apabila < 0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan

bermakna yang berarti dapat mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas

atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan status gizi dengan bumil

KEK sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 0,1 kali kali lipat menderita anemia dan

paling besar beresiko sebesar 0,8 kali lipat dapat menderita anemia

Page 115: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

100

Anemia dengan ANC

Mantel-Haenszel Common Odds Ratio Estimate

Estimate 2.469

ln(Estimate) .904

Std. Error of ln(Estimate) .367

Asymp. Sig. (2-sided) .014

Asymp. 95% Confidence

Interval

Common Odds Ratio Lower Bound 1.203

Upper Bound 5.068

ln(Common Odds Ratio) Lower Bound .185

Upper Bound 1.623

The Mantel-Haenszel common odds ratio estimate is asymptotically normally distributed under the common

odds ratio of 1.000 assumption. So is the natural log of the estimate.

Interpretasi:

Nilai OR ditunjukkan dengan nilai “Estimate” yaitu 0,2469. Artinya : ANC tidak

sesuai memiliki resiko anemia 2 kali lipat lebih besar daripada ANC yang sesuai. Nilai

Asymp. Sig ( 2 sided) menunjukkan nilai p value atau signifikansi nilai OR. Apabila <

0,05 maka pada taraf kepercayaan 95%, OR dinyatakan bermakna yang berarti dapat

mewakili keseluruhan populasi

Nilai Common Odds Ratio Lower Bound dan Upper Bound menunjukkan batas

atas dan batas bawah OR, yang artinya: setidaknya ibu dengan ANC tidak sesuai

sekurang-kurangnya lebih beresiko sebesar 1,2 kali kali lipat menderita anemia dan

paling besar beresiko sebesar 5 kali lipat dapat menderita anemia

Page 116: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

101

Page 117: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

102

Page 118: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

103

Page 119: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

104

Page 120: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

105

Page 121: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

106

Page 122: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

107

DOKUMENTASI

Page 123: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

108

Page 124: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

109

Page 125: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

110

Page 126: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

111

Page 127: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

112

Page 128: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

113

Page 129: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

114

Page 130: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

115

Page 131: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

116

Page 132: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

117

Page 133: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

118

Page 134: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

119

Page 135: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

120

Page 136: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

121

Page 137: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

122

Page 138: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

123

Page 139: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

124

Page 140: ANALISIS FAKTOR RISIKO ANEMIA PADA IBU HAMIL DI KLINIK

125