anemia defisiensi besi.docx
DESCRIPTION
ujyiukjnTRANSCRIPT
ANEMIA DEFISIENSI BESI
Definisi
Suatu keadaan anemia karena penurunan kadar besi total tubuh untuk sintesis hemoglobin,
sedangkan anemia defisiensi besi (ADB) timbul jika defisiensi besi cukup berat sehingga
menyebabkan anemia.5
Epidemiologi
Prevalensi ADB pada anak di Negara sedang berkembang masih tinggi. Pada anak sekolah dasar
umur 7-13 tahun di Jakarta (1991) didapatkan 50% dari seluruh anak penderita anemia adalah
ADB.5
Etiologi
Penyebab ADB dapat diteksi pada 80-82% kasus. Di samping faktor nutrisi yang menjadi
penyebab utama, terdapat beberapa faktor lain sebagai penyebab defisiensi besi, seperti : 1
Bayi di bawah umur 1 tahun
Persediaan besi yang kurang, antara lain karena bayi berat lahir rendah atau lahir kembar, air
susu ibu (ASI) ekslusif tanpa suplementasi besi, susu formula rendah besi, pertumbuhan cepat,
anemia selama kehamilan.
Anak umur 1-2 tahun
Asupan besi kurang karena tidak mendapat makan tambahan (hanya minum susu), kebutuhan
meningka karena infeksi berulang/menahun, malabsorbsi
Anak berumur 2-5 tahun
Asupan besi kurang karena jenis makanan kurang mengandung Fe-Heme, kebutuhan meningkat
karena infeksi berulang/menahun, kehilangan berlebihan karena perdarahan antara lain karena
divertikulum Meckel.
Anak berumur 5 tahun- masa remaja
Kehilangan besi karena perdarahan antara lain karena infestasi parasit dan poliposis
Usia remaja – dewasa
Pada wanita antara lain karena menstruasi berlebihan.
Gejala Klinis5
Anamnesis
Pucat yang berlangsung lama(kronik), gejala komplikasi, antara lain lemas, sariawan, fagofagia,
gangguan prestasi belajar, menurunnya daya tahan tubuh terhadap infeksi, dan gangguan
perilaku, faktor predisposisi dan faktor penyebab
Pemeriksaan fisik
Pucat tanpa tanda-tanda perdarahan, seperti petekie, ekimosis, atau hematoma, dan tidak disertai
hepatomegali. Lien kadang sedikit membesar, tetapi umumnya tidak teraba. Dapat ditemukan
adanya koilinikia, glositis, dan stomatitis angularis.
Pemeriksaan penunjang
Darah tepi lengkap, MCV, MCH, MCHC. Kadar Hb rendah dengan penurunan nilai MCV dan
MCHC. Jumlah eritrosit umumnya normal tetapi kadang menurun. Jumlah leukosit dan hitung
jenis biasanya normal .kecuali disertai infeksi. Kadamg dijumpai peningkatan trombosit.
Pada sedian hapus darah tepi, terdapat gambaran eritrosit mikrositik hipokrom. Kadar
besi/feritrin rendah dan peningkatan TIBC (total iron-binding capacity) serum menunjukan
adanya anemia deisiensi besi. Pewarnaan besi pada jaringan sumsum tulang.
Pemeriksaan lain untuk mengetahui faktor predisposisi dan faktor penyebab dilakukan sesuai
dengan prioritas, antara lain pemeriksaan darah samar feses untuk melihat perdarahan
gastrointestinal dan pemeriksaan parasitologi untuk infestasi parasit.
Diagnosis
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik, dan penunjang. Diagnosis pasti
ditegakkan melalui pemeriksaan kadar besi/feritin serum yang rendah dan pewarnaan besi
jaringan sumsum tulang. Bila sarana dan biaya terbatas, diagnosis ADB ditegakkan hanya
berdasarkan adanya riwayat faktor predisposisi dan faktor penyebab, pada pemeriksaan fisik
terdapat pucat tanpa perdarahan atau organomegali, gambaran eritrosit mikrositik hipokrom dan
responsive terhadap pemberian zat besi.5
Diagnosis banding
Thalasemia minor, hemoglobinopati, anemia yang disebabkan penyakit kronik, keracunan
timbal.4
Tata laksana
Pengobatan sudah harus dimulai pada stadium dini (stadium deplesi besi/kekurangan besi) untuk
mencegah terjadinya ADB. Tatalaksana berdasarkan faktor penyebab. Terapi dengan
menggunakan preparat besi dan pada kondisi tertentu kadang memerlukan tranfusi darah.1
Pemberian zat besi
Preparat besi diberikan sampai kadar Hb normal, dilanjutkan sampai cadangan besi terpenuhi.
Sebaiknya dalam bentuk fero karena lebih mudah diserap daripada bentuk feri. Besi dapat
diberikan secra oral atau parenteral berupa besi elemental dengan dosis 3-5 mg/kg, dibagi dalam
dua dosis, segera sesusah makan. Pemberian oral ferosulfas merupakan cara yang mudah dan
murah dengan hasil yang memuaskan. Pemberian parenteral dilakukan bila dengan pemberian
oral gagal, misalnya akibat malabsrobsi/efek samping yang berat pada saluran cerna, pemberian
parenteral tidak disukai karena dapat menyebabkan syok anafilaktik. Evalusi hasil pengobatam
dinilai dengan oemeriksaan Hb dan retikulosit seminggu sekali, pemeriksaan SI (serum iron) dan
feritrin sebulan sekali. Terapi harus diteruskan sampai 2 bulan setelah Hb normal tanpa
pemeriksaan SI dan feritrin.
Tabel 1. Dosis dan Lama Pemberian Suplementasi Besi4
Usia (th) Dosis besi elemental Lama pemberianBayi* : BBLR Cukup bulan
3 mg/BB/hari2 mg/BB/hari
Usia 1 bulan sampai 2 tahunUsia 4 bulan sampai 2 tahun
2-5 1 mg/BB/hari 2x seminggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun
5-12 1 mg/BB/hari 2x seminggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun
12-18 60 mg/hari* 2x seminggu selama 3 bulan berturut-turut setiap tahun
Keterangan : * dosis maksimal untuk bayi : 15 mg/hari, dosis tunggal
* khusus remaja perempuan ditambah 400 µg asam folat
Transfusi darah
Tranfusi darah hanya dilakukan bila kadar Hb kurang dari 6 g/dl atau kadar Hb lebih dari 6 g/dl
disertai lemah, gagal jantung, infeksi berat, akan menjalani operasi. Di berikan dalam bentuk
suspensi sel darah merah (PRC).
Pencegahan dan pendidikan 5
Pendidikan gizi
Pedidikan gizi merupakan hal yang penting dalam oencegahan defisiensi besi. ASI mengandung
besi yang kurang dibandingkan dengan engan susu sapi, tetapi penyerapan/bioavailabiltasnya
lebih tinggi 50% daripada susu sapi. Bahkan susu sapi dapat menghambat penyerapan besi yang
berasal dari sumber makanan lain. Oleh sebab itu pemberian ASI ekslusif perlu digalakkan
dengan memberikan makanan tambahan sesuai dengan usia.
Perlu dijelaskan bahwa kadar besi pada ikan , hati daging, lebih tinggi dibandingkan dengan
beras, bayam, gandum, kacang, kedelai. Penyerapan besi sumber nabati dihambat oleh tannin
kalsium dan serat dan dipercepat oleh vitamin C, HCl, asam amino, dan fruktosa. Besi yang
berasal dari ikan, hati, dan daging tidak dipengaruhi oleh zat tersebut.
Pemberian suplemen /fortifikasi besi
Pencegahan primer. Pemberian ASI saja setelah usia 6 buelan dapat menyebabkan defisiensi
besi, oleh sebab itu perlu suplemen besi sebagai pencegahan rimer. Bila menggguanakan susu
formula, pilihlah susu formula yang difortifikasi dengan besi.
Pencegahan sekunder. Bayi yang memiliki satu atau lebih faktor risiko, seperti yang tercantum
pada Tabel 2 harus menjalani skrining ADB. Skrining tersebut meliputi pemeriksaan darah tepi
lengkap, dan bila ada biaya sebainya diperiksa pula kadar feritrin dalam serum dan saturasi
tranferin.
Tabel 2. Faktor risiko terjadimya defisiemsi besi pada tahun pertama kehidupan
Diet Prenatal/perinatal Sosial ekonomiMinum susu sapi Anemia selama kehamilan Social ekonomi rendahSusu formula rendah besi Berat bayi lahir rendah Pendatang dari Negara
sedang berkembangAsi ekslusif tanpa suplementasi besi
Prematuritas. Bayi kembar Pertumbuhan cepat
Prognosis 5
Ad bonam dengan pemberian preparat besi