anatomi dan fisiologi mata dan glaukoma regia

20
Anatomi dan Fisiologi Mata Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian, dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat kelompok ini terdiri dari: 1 1) Palpebra Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi dan melicinkan permukaan bola mata. 1 2) Rongga mata Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari rongga ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yang berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjar air mata, pembuluh darah. 1 3) Bola mata Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi: Otot-otot penggerak bola mata Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali sebagai dinding

Upload: hanny-novia-rini

Post on 20-Oct-2015

42 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

anatomi dan fisiologi mata

TRANSCRIPT

Page 1: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Anatomi dan Fisiologi Mata

Secara garis besar anatomi mata dapat dikelompokkan menjadi empat bagian,

dan untuk ringkasnya fisiologi mata akan diuraikan secara terpadu. Keempat

kelompok ini terdiri dari:1

1) Palpebra

Dari luar ke dalam terdiri dari : kulit, jaringan ikat lunak, jaringan otot, tarsus, vasia

dan konjungtiva. Fungsi dari palpebra adalah untuk melindungi bola mata, bekerja

sebagai jendela memberi jalan masuknya sinar kedalam bola mata, juga membasahi

dan melicinkan permukaan bola mata.1

2) Rongga mata

Merupakan suatu rongga yang dibatasi oleh dinding dan berbentuk sebagai piramida

kwadrilateral dengan puncaknya kearah foramen optikum. Sebagian besar dari rongga

ini diisi oleh lemak, yang merupakan bantalan dari bola mata dan alat tubuh yang

berada di dalamnya seperti: urat saraf, otot-otot penggerak bola mata, kelenjar air

mata, pembuluh darah.1

3) Bola mata

Menurut fungsinya maka bagian-bagiannya dapat dikelompokkan menjadi:

Otot-otot penggerak bola mata

Dinding bola mata yang terdiri dari : sklera dan kornea. Kornea kecuali sebagai

dinding

Juga berfungsi sebagai jendela untuk jalannya sinar.

Isi bola mata, yang terdiri atas macam-macam bagian dengan fungsinya masing-

masing.5

4) Sistem kelenjar bola mata

Terbagi menjadi dua bagian:

Kelenjar air mata yang fungsinya sebagai penghasil air mata

Saluran air mata yang menyalurkan air mata dari fornik konjungtiva ke dalam

rongga hidung. 5,6

Page 2: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Gambar 1. Anatomi Mata (Dikutip dari : careandhealed.com)

2.3 Anatomi Sudut Filtrasi

Sudut filtrasi merupakan bagian yang penting dalam pengaturan cairan bilik

mata. Sudut ini terdapat di dalam limbus kornea. Limbus adalah bagian yang dibatasi

oleh garis yang menghubungkan akhir dari membran Descemet dan membran

Bowman. Akhir dari membran Descemet disebut garis Schwalbe.1,3,4

Limbus terdiri dari 2 lapisan yaitu epitel dan stroma. Epitelnya 2 kali

ketebalan epitel kornea. Di dalam stromanya terdapat serat-serat saraf dan cabang

akhir dari arteri siliaris anterior.5,6

Bagian terpenting dari sudut filtrasi adalah trabekular, yang terdiri dari :

1. Trabekula korneoskleral

Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi

kanalis Schlemm untuk berinsersi pada sklera.

2. Trabekula uveal

Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi

dari m.siliaris) dan sebagian ke m.siliaris meridional.

3. Serabut yang berasal dari akhir membran Descemet (garis Schwalbe)

Serabut ini menuju ke jaringan pengikat m.siliaris radialis dan sirkularis.

4. Ligamentum pektinatum rudimenter

Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.7

Page 3: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Trabekula terdiri dari jaringan kolagen, homogen, elastis dan seluruhnya

diliputi oleh endotel. Keseluruhannya merupakan spons yang tembus pandang,

sehingga bila ada darah di dalam kanalis Schlemm, dapat terlihat dari luar.

Kanalis Schlemm merupakan kapiler yang dimodifikasi, yang mengelilingi

kornea. Dindingnya terdiri dari satu lapisan sel, diameternya 0,5 mm. Pada dinding

sebelah dalam, terdapat lubang-lubang sehingga terdapat hubungan langsung antara

trabekula dan kanalis Schlemm. Dari kanalis Schlemm keluar saluran kolektor, 20-30

buah, yang menuju ke pleksus vena di dalam jaringan sklera dan episklera dan vena

siliaris anterior di badan siliar.6,7

Gambar 2. Anatomi badan siliar (dikutip dari www.berwickeye.com)

2.4 Fisiologi Humor Akueus

Tekanan intraokular ditentukan oleh kecepatan pembentukan humor aqueus

dan tahanan terhadap aliran keluarnya dari mata. Humor akueus adalah suatu cairan

jernih yang mengisi kamera anterior dan posterior mata. Volumenya adalah sekitar

250 μL/menit dan kecepatan pembentukannya, yang bervariasi diurnal, adalah 1,5 – 2

µL/menit. Tekanan osmotik sedikit lebih tinggi daripada plasma. Komposisi humor

akueus serupa dengan plasma kecuali bahwa cairan ini memiliki konsentrasi askorbat,

piruvat, dan laktat yang lebih tinggi dan protein, urea dan glukosa yang lebih rendah.8

Pada dasarnya, terdapat 2 rute dalam pengeluaran humor akueus, yaitu 1)

melalui jaringan trabekular, sekitar 90% humor akueus dikeluarkan melalui jaringan

trabekular, kemudian akan disalurkan ke kanal schlemm hingga berakhir di vena

Page 4: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

episklera, 2) melalui jaringan uveoskleral, mempertanggung jawaban 10% dari

pengeluaran akueus.4,6)

Humor akueus diproduksi oleh korpus siliaris. Ultrafiltrat plasma yang

dihasilkan di stroma prosessus siliaris dimodifikasi oleh fungsi sawar dan prosessus

sekretorius epitel siliaris. Setelah masuk ke kamera posterior, humor akueus mengalir

melalui pupil ke kamera anterior lalu ke jalinan trabekular di sudut kamera anterior.

Selama periode ini, terjadi pertukaran diferensial komponen-komponen dengan darah

di iris. Peradangan atau trauma intraokuler dapat menyebabkan peningkatan

konsentrasi protein. Hal ini disebut humor akueus plasmoid dan sangat mirip dengan

serum darah.8,9

Jalinan trabekula terdiri dari berkas-berkas jaringan kolagen dan elastik yang

dibungkus oleh sel-sel traabekula yang membentuk suatu saringan dengan ukuran

pori-pori semakin mengecil sewaktu mendekati kanalis Schlemm. Kontraksi otot

siliaris melalui insersinya ke dalam jalinan trabekula memperbesar ukuran pori-pori di

jalinan tersebut sehingga kecepatan drainase humor akueus juga meningkat. Aliran

humor akueus ke dalam kanalis Schlemm bergantung pada pembentukan saluran-

saluran transelular siklik di lapisan endotel. Saluran eferen dari kanalis Schlemm

(sekitar 30 saluran pengumpul dan 12 vena akueus) menyalurkan cairan ke dalam

sistem vena. Sejumlah kecil humor akueus keluar dari mata antara berkas otot siliaris

dan lewat sela-sela sklera (aliran uveoskleral).1

Gambar 3. Aliran aqueous humor

Aliran aqueous humor dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya :

1. Tekanan intraocular yang tinggi

2. Tekanan episcleral yang tinggi

Page 5: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

3. Viskositas dari aqueous itu sendiri (eksudat, sel darah)

4. Ciliary block, pupillary block

5. Bilik mata depan yang sempit

Page 6: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

GLAUKOMA

Definisi

Glaukoma adalah suatu kelainan pada mata yang ditandai oleh

meningkatnya tekanan intra okuler yang disertai pencekungan diskus optikus

dan pengecilan lapang pandang.

Epidemiologi

Di Indonesia, glaukoma menjadi penyebab lebih dari 500.000 kasus

kebutaan di Indonesia dan kebutaan yang disebabkan oleh glaukoma bersifat

permanent.

Etiologi

Glaukoma terjadi karena peningkatan tekanan intraokuler yang dapat

disebabkan oleh bertambahnya produksi humor akueus oleh badan siliar

ataupun berkurangnya pengeluaran humor akueus di daerah sudut bilik mata

atau di celah pupil.

Tekanan intraokuler adalah keseimbangan antara produksi humor akueus,

hambatan terhadap aliran akueous dan tekanan vena episklera.

Ketidakseimbangan antara ketiga hal tersebut dapat menyebabkan peningkatan

tekanan intraokuler, akan tetapi hal ini lebih sering disebabkan oleh hambatan

terhadap aliran humor akueus.

Peningkatan tekanan intraokuler akan mendorong perbatasan antara

saraf optikus dan retina di bagian belakang mata. Akibatnya pasokan darah ke

saraf optikus berkurang sehingga sel-sel sarafnya mati. Karena saraf optikus

mengalami kemunduran, maka akan terbentuk bintik buta pada lapang pandang

mata. Yang pertama terkena adalah lapang pandang tepi, lalu diikuti oleh lapang

pandang sentral. Jika tidak diobati, glaukoma pada akhirnya bisa menyebabkan

kebutaan.

Page 7: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Gambar 4. Glaukoma

Faktor Resiko

Orang yang mempunyai risiko untuk menderita glaukoma yaitu orang tua

(lebih dari 40 tahun), dimana prevalensi penderita glaukoma makin tinggi

seiring dengan peningkatan usia, penderita diabetes, penderita hipertensi,

penggunaan medikasi yang mengandung steroid dalam jangka waktu lama,

riwayat keluarga glaukoma (risiko 4 kali orang normal), perempuan punya

resiko tinggi untuk menderita glaukoma dari pada pria, miopia, migrain atau

penyempitan pembuluh darah otak (sirkulasi darah yang buruk), atau

kecelakaan pada mata sebelumnya.

Klasifikasi

Berdasarkan etiologi, glaukoma dibagi menjadi :

a. Glaukoma primer sudut terbuka

Glaukoma primer sudut terbuka adalah glaukoma yang penyebabnya

tidak ditemukan dan ditandai dengan sudut bilik mata depan yang terbuka.

Gambaran klinis dari glaukoma primer sudut terbuka, yaitu

progresifitas gejalanya berjalan perlahan dan lambat sehingga sering tidak

disadari oleh penderitanya, serta gejalanya samar seperti: sakit kepala

ringan tajam penglihatan tetap normal; hanya perasaan pedas atau kelilipan

saja; tekanan intra okuler terus -menerus meningkat hingga merusak saraf

penglihatan.

Page 8: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Gambar 5. Glaukoma sudut terbuka

b. Glaukoma primer sudut tertutup

Glaukoma primer sudut tertutup ditandai dengan sudut bilik mata

depan yang tertutup, bersifat bilateral dan herediter. Gejala yang dirasakan

oleh pasien, seperti : tajam penglihatan kurang (kabur mendadak), mata

merah, bengkak, mata berair, kornea suram karena edema, bilik mata depan

dangkal dan pupil lebar dan tidak bereaksi terhadap sinar, diskus optikus

terlihat merah dan bengkak, tekanan intra okuler meningkat hingga terjadi

kerusakan iskemik pada iris yang disertai edema kornea, melihat halo

(pelangi di sekitar objek), nyeri hebat periorbita, pusing, bahkan mual-

muntah.

Page 9: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

c. Glaukoma sekunder

Glaukoma sekunder terjadi jika mata mengalami kerusakan akibat

infeksi, peradangan, tumor, katarak yang meluas, kecelakaan atau trauma,

serta pembuluh darah yang tidak normal (sering karena diabetes melitus).

d. Glaukoma kongenital

Glaukoma kongenital timbul saat lahir atau dalam tahun pertama

dengan gejala klinis adanya mata berair berlebihan, peningkatan diameter

kornea (buftalmos), kornea berawan karena edema epitel, terpisah atau

robeknya membran descemet, fotofobia, peningkatan tekanan intraokular,

peningkatan kedalaman kamera anterior, pencekungan diskus optikus.

TAMBAHAN

Page 10: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

PEMERIKSAAN GLAUKOMA

Pemeriksaan Glaukoma

Untuk menentukan seseorang menderita glaukoma maka dokter akan

melakukan beberapa pemeriksaan. Berbagai alat diagnostik tambahan untuk

menentukan ada atau tidak adanya glaukoma pada seseorang dan berat atau ringannya

glaukoma yang diderita, serta dini atau lanjut glaukoma yang sedang diderita

seseorang. 5

a. Pemeriksaan tekanan bola mata

Tonometri merupakan pemeriksaan untuk menentukan tekanan bola mata

seseorang berdasarkan fungsinya dimana tekanan bola mata merupakan keadaan

mempertahankan mata bulat sehingga tekanan bola mata yang normal tidak akan

memberikan kerusakan saraf optik atau yang terlihat sebagai kerusakan dalam bentuk

kerusakan glaukoma pada papil saraf optik. Batas tekanan bola mata tidak sama pada

setiap individu, karena dapat saja tekanan ukuran tertentu memberikan kerusakan

pada papil saraf optik pada orang tertentu. Untuk hal demikian yang dapat kita

temukan kemungkinan tekanan tertentu memberikan kerusakan. Dengan tonometer

Schiotz tekanan bola mata penderita diukur.

Dikenal 4 bentuk cara pengukuran tekanan bola mata:

1. Palpasi, kurang tepat karena tergantung faktor subjektif.

2. Identasi tonometri, dengan memberi beban pada permukaan kornea.

3. Aplanasi tonometri, mendatarkan permukaan kecil kornea.

4. Tonometri udara (air tonometri), kurang tepat karena dipergunakan di ruang

terbuka.1,4

Pada keadaan normal tekanan bola mata tidak akan mengakibatkan kerusakan

pada papil saraf optik. Reaksi mata tidak sama pada setiap orang, sehingga tidaklah

sama tekanan normal pada setiap orang. Tujuan pemeriksaan dengan tonometer atau

tonometri untuk mengetahui tekanan bola mata seseorang. Tonometer yang ditaruh

pada permukaan mata atau kornea akan menekan bola mata ke dalam. Tekanan ke

dalam ini akan mendapatkan perlawanan tekanan dari dalam bola mata melalui

kornea. 8

Page 11: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Gambar. Schiotz Tonometri

b. Pemeriksaan kelainan papil saraf optik

Oftalmoskopi. pemeriksaan ke dalam mata dengan memakai alat yang

dinamakan oftalmoskop. Dengan oftalmoskop dapat diiihat saraf optik didalam mata

dan akan dapat ditentukan apakah tekanan bola mata telah mengganggu saraf optik.

Saraf optik dapat dilihat secara langsung. Warna serta bentuk dari mangok saraf optik

pun dapat menggambarkan ada atau tidak ada kerusakan akibat glaukoma. 8

Kelainan pada pemeriksaan oftalmoskopi dapat terlihat :

Kelainan papil saraf optik

Saraf optik pucat atau atrofi

Saraf optik bergaung

Kelainan serabut retina, serat yang pucat atau atrofi akan berwarria hijau

Tanda lainnya seperti perdarahan peripapilar 8

c. Pemeriksaan Sudut Bilik Mata

Gonioskopi adalah suatu cara untuk melihat langsung keadaan patologik sudut

bilik mata, juga untuk melihat hal-hal yang terdapat pada sudut bilik mata seperti

benda asing. Dengan gonioskopi dapat ditentukan klasifikasi glaukoma penderita

apakah glaukoma sudut terbuka atau glaukoma sudut tertutup, dan malahan dapat

menerangkan penyebab suatu glaukoma sekunder. Pada gonioskopi dipergunakan

goniolens dengan suatu sistem prisma dan penyinaran yang dapat menunjukkan

keadaan sudut bilik mata.1,2

Dapat dinilai besar atan terbukanya sudut:

Page 12: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Derajat 0, bila tidak terlihat struktur sudut dan terdapat kontak, kornea dengan

iris, disebut sudut tertutup

Derajat 1, bila tidak terlihat 1/2 bagian trabekulum sebelah belakang, dan garis

Schwalbe terlihat disebut sudut sangat sempit. Sudut sangat sempit sangat

mungkin menjadi sudut tertutup

Derajat 2, bila sebagian kanal Schlemm terlihat disebut sudut sempit sedang

kelainan ini mempunyai kemampuan untuk tertutup

Derajat 3, bila bagian belakang kanal Schlemm masih terlihat termasuk skleral

spur, disebut sudut terbuka. Pada keadaan ini tidak akan terjadi sudut tertutup.

Derajat 4. bila badan siliar terlihat, disebut sudut terbuka. 10

Gambar. Lensa Gonioskopi

d. Pemeriksaan Lapangan Pandang

Pemeriksaan lapangan pandang secara teratur penting untuk diagnosis dan

tindak lanjut glaukoma. Penurunan lapangan pandang akibat glaukoma itu sendiri

tidak spesifik, karena gangguan ini terjadi akibat defek berkas serat saraf yang dapat

dijumpai pada semua penyakit saraf optikus, tetapi pola kelainan lapangan pandang,

sifat progresivitasnya, dan hubungannya dengan kelainan-kelainan diskus optikus

adalah khas untuk penyakit ini. Gangguan lapangan pandang akibat glaukoma

terutama mengenai 30 derajat lapangan pandang bagian tengah. 1,2

Page 13: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

Perubahan paling dini adalah semakin nyatanya bintik buta. Berbagai cara

untuk memeriksa lapangan pandang pada glaukoma adalah layar singgung, perimeter

Goldmann,Friedmann field analyzer, dan perimeter otomatis.1,2

e. Tes Provokasi

Tes provokasi : dilakukan pada keadaan yang meragukan.

1) Tes minum air : penderita disuruh berpuasa, tanpa pengobatan selama 24 jam.

Kemudian disuruh minum 1 L air dalam 5 menit. Lalu tekanan intraokuler

diukur setiap 15 menit selama 1,5 jam. Kenaikan tensi 8 mmHg atau lebih,

dianggap mengidap glaukoma.

2) Pressure congestion test : Pasang tensimeter pada ketinggian 50 - 60 mmHg,

selama l menit. Kemudian ukur tensi intraokulernya. Kenaikan 9 mmHg atau

lebih mencurigakan, sedang bila lebih dari 11 mm Hg pasti patologis.

3) Kombinasi tes air minum dengan pressure congestion test : Setengah jam

setelah tes minum air dilakukan pressure congestion test. Kenaikan 11 mmHg

mencurigakan, sedangkan kenaikan 39 mmHg atau lebih pasti patologis.

4) Tes Steroid : diteteskan larutan dexamethasone 3 - 4 dd gt 1, selama 2 minggu.

5) Kenaikan tensi intraokuler 8 mmHg menunjukkan glaukoma.4,5,6

Prognosa

Prognosis sangat tergantung pada penemuan dan pengobatan dini 1. Bila tidak

mendapat pengobatan yang tepat dan cepat, maka kebutaan akan terjadi dalam waktu

yang pendek sekali. Pengawasn dan pengamatan mata yang tidak mendapat serangan

diperlukan karma dapat memberikan keadaan yang sama seperti mata yang dalam

serangan. 2

DAFTAR PUSTAKA

Page 14: Anatomi Dan Fisiologi Mata Dan Glaukoma Regia

1. Vaughan DG, Eva RP, Asbury T., Oftalmologi Umum. Edisi 14. Widya Medika.

Jakarta. 2000.

2. American Health Asisstance Foundation. How The Build Up of Aqueous

Humor Can Damage TheOptic Nerve 2000; available at: Error! Hyperlink

reference not valid., 2000.

3. Kanski J J. Atlas Bantu Oftalmologi. Hipokrates. Jakarta 1992.

4. Epstein DL. Chandler and Grant’s Glaucoma 3 ed. Philadelphia: Lea &

Febiger, 1986.

5. Sidarta, I., Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2001.

6. ____, Tanzil M, Salamun, Azhar Z. Sari Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit

FKUI. Jakarta. 2000.

7. ____. Atlas Ilmu Penyakit Mata. Sagung Seto. Jakarta. 2001.

8. ____, Dasar Teknik Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata. Balai Penerbit

FKUI. Jakarta. 2000.

9. Anonymous, Glukoma, available at: www.utusan.com.my/utusan/archive.asp,

10. Wijaya, N., Ilmu Penyakit Mata, Cetakan ke-6, 1993.

11. Anonymous, Glaucoma Sudut Terbuka, available at: Error! Hyperlink

reference not valid., 2010.

12. Anonymous, Glaucoma, available at: http://www.ahaf.org/glaucoma/about/

glabout.htm, 2009.