analitik percobaan 4 kimia

5
Prinsip : Klorida dalam sampel akan bereaksi dengan larutan perak nitrat membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut : NaCl + AgNO3 à AgCl(s) + NaNO3(aq) Apabila reaksi dalam smapel telah habis, maka kelebihan perak nitrat akan bereaksi dengan indicator dan menghasilan endapan perak kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana netral atau sedikit basa (tidk diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi antara indicator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut : K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) à Ag2CrO4(s) + K2NO3(aq) Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah bata samar, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat. Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri disebut juga sebagai metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan. Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah: Asam : 2CrO42-+2H- ↔ CrO72-+H2O Basa : 2Ag+ +2OH- 2AgOH 2AgOH ↔ Ag2O+H2O Standarisasi AgNO3 dengan NaCl ( dengan indikator K2CrO4 ) Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode Mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan

Upload: nurul-aoi-akai-indriani

Post on 14-Feb-2016

229 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analitik percobaan 4 kimia

Prinsip :

Klorida dalam sampel akan bereaksi dengan larutan perak nitrat membentuk endapan putih. Pada titrasi ini indicator yang digunakan adalah kalium kromat. Reaksi antara klorida dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut :

NaCl + AgNO3 à AgCl(s) + NaNO3(aq)

Apabila reaksi dalam smapel telah habis, maka kelebihan perak nitrat akan bereaksi dengan indicator dan menghasilan endapan perak kromat berwarna merah bata. Reaksi-reaksi tersebut berlangsung dalam suasana netral atau sedikit basa (tidk diperbolehkan dalam suasana asam). Reaksi antara indicator dengan larutan perak nitrat adalah sebagai berikut :

K2CrO4(aq) + 2AgNO3(aq) à Ag2CrO4(s) + K2NO3(aq)

Sehingga pada saat terjadi perubahan warna larutan menjadi merah bata samar, titrasi dihentikan, dan volume titran dicatat.

Titrasi argentometri ialah titrasi dengan menggunakan perak nitrat sebagai titran di mana akan terbentuk garam perak yang sukar larut. Metode argentometri disebut juga sebagai metode pengendapan karena pada argentometri memerlukan pembentukan senyawa yang relatif tidak larut atau endapan.

Dalam suasana asam, perak kromat larut karena terbentuk dikromat dan dalam suasana basa akan terbentuk endapan perak hidroksida. Reaksi yang terjadi adalah:

Asam : 2CrO42-+2H- ↔ CrO72-+H2O

Basa : 2Ag+ +2OH- ↔ 2AgOH

2AgOH ↔ Ag2O+H2O

Standarisasi AgNO3 dengan NaCl ( dengan indikator K2CrO4 ) Metode yang digunakan pada standarisasi AgNO3 dengan NaCl adalah metode Mohr dengan indikator K2CrO4. Penambahan indikator ini akan menjadikan warna larutan menjadi kuning. Titrasi dilakukan hingga mencapai titik ekuivalen. Titik ekuivalen ditandai dengan berubahnya warna larutan menjadi merah bata dan munculnya endapan putih secara permanen.

Hasil reaksi ini berupa endapan AgCl. Ag+ dan AgNO3 dengan Cl- dari NaCl akan bereaksi membentuk endapan AgCl yang berwarna putih. Setelah ion Cl- dalam NaCl telah bereaksi semua, maka ion Ag+ akan bereaksi dengan ion CrO dari K2CrO4 (indikator) yang ditandai dengan perubahan warna, dari kuning menjadi merah bata. Saat itulah yaitu saat AgNO3 tepat habis bereaksi dengan NaCl. Keadaan tersebut dinamakan titik ekuivalen dimana jumlah mol grek AgNO3 sama dengan jumlah mol grek NaCl.

Metode Volhard

Page 2: Analitik percobaan 4 kimia

Perak dapat ditetapkan secara teliti dalam suasana asam dengan larutan baku kalium atau amonium tiosianat, kelebihan tiosianat dapat ditetapkan secara jelas dengan garam besi (III) nitrat atau besi (III) amonium sulfat sebagai indikator yang membentuk warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat dalam lingkungan asam nitrat 0,5-1,5 N. Titrasi ini harus dilakukan dalam suasana asam, sebab ion besi (III) akan diendapkan menjadi Fe(OH)3jika suasananya basa, sehingga titik akhir tidak dapat ditunjukkan.

Prinsip:

Pada metode ini, sejumlah volume larutan standar AgNO3 ditambahkan secara berlebih ke dalam larutan yang mengandung ion halida (X-). Sisa larutan standar AgNO3 yang tidak bereaksi dengan Cl- dititrasi dengan larutan standar tiosianat ( KSCN atau NH4SCN ) menggunakan indikator besi (III) (Fe3+). Reaksinya sebagai berikut ;

Metode Volhard

Metode Volhard menggunakan NH4SCN atau KSCN sebagai titrant, dan larutan Fe3+ sebagai indikator. Sampai dengan titik ekivalen harus terjadi reaksi antara titrant dan Ag, membentuk endapan putih.

Ag+(aq) + SCN-(aq) ↔ AgSCN(s)↓ (putih)

Sedikit kelebihan titrant kemudian bereaksi dengan indikator, membentuk ion kompleks yang sangat kuat warnanya (merah)

SCN-(aq) + Fe3+(aq) ↔ FeSCN2+(aq)

Yang larut dan mewarnai larutan yang semula tidak berwarna.

Karena titrantny SCN- dan reaksinya berlangsung dengan Ag+, maka dengan cara Volhard, titrasi langsung hanya dapat digunakan untuk penentuan Ag+ dan SCN- sedang untuk anion-anion lain harus ditempuh cara titrasi kembali: pada larutan X- ditambahkan Ag+ berlebih yang diketahui pasti jumlah seluruhnya, lalu dititrasi untuk menentukan kelebihan Ag+. Maka titrant selain bereaksi dengan Ag+ tersebut, mungkin bereaksi pula dengan endapan AgX:

Ag+(aq) (berlebih) + X- (aq) ↔ AgX(s) ↓

Ag+(aq) (kelebihan) + SCN- (aq) (titrant) ↔ AgSCN(s) ↓

SCN-(aq) + AgX (s) ↔ X-(aq) + AgSCN(aq) ↓

Bila hal ini terjadi, tentu saja terdapat kelebihan titrant yang bereaksi dan juga titik akhirnya melemah (warna berkurang).

Konsentrasi indikator dalam titrasi Volhard juga tidak boleh sembarang, karena titrant bereaksi dengan titrat maupun dengan indikator, sehingga kedua reaksi itu saling mempengaruhi. Dalam metode Volhard, menggunakan indikator Fe3+ dan NH4SCN atau KSCN sebagai larutan standar. Cara Volhard ini

Page 3: Analitik percobaan 4 kimia

biasanya dipakai untuk menentukan kadar garam perak melalui titrasi langsung. Kadar garam klorida, garam bromida, dan garam iodida dengan titrasi kembali setelah ditambah larutan AgNO3 berlebih. Dalam titrasi cara ini, pH harus dalam keadaan rendah agar ion Fe+3 tidak mengalami hidrolisis. Dalam metode Volhard akan terbentuk endapan putih AgSCN yang dihasilkan dari reaksi antaraion perak dan ion sianida. Titik akhir titrasi akan tercapai, jika warna larutan berubah menjadi merah darah yang ditimbulkan karena adanya endapan Fe(SCN)3 (Ersanghono, 1996).

Titrasi argentometri dengan cara Volhard didasarkan atas pengendapan perak tiosianat dalam larutan asam nitrat dengan menggunakan ion besi (III) untuk mengetahui adanya ion tiosianat berlebih. Cara ini digunakan untuk titrasi langsung atau tidak langsung. Cara titrasi langsung digunakan untuk menentukan kadar perak dan cara titrasi tidak langsung digunakan untuk menentukan kadar klorida.

Cuplikan yang mengandung klorida direaksikan dengan perak nitrat berlebih, selanjutnya kelebihan perak nitrat dititrasi dengan larutan tiosianat standar yang diketahui konsentrasinya. Titik akhir titrasi dapat diketahui dengan terbentuknya warna merah dari kompleks besi (III) tiosianat.

Metode Volhard pertama kali diperkenalkan oleh Jacobus Volhard, ahli kimia dari Jerman pada tahun 1874. Dengan metode ini, larutan standar AgNO3 berlebih ditambahkan ke dalam larutan yang mengandung ion halogen (misalnya Cl-). Kelebihan ion Ag+ dalam suasana asam dititrasi dengan standar garam tiosianat (KSCN atau NH4SCN) menggunakan indikator larutan Fe3+. Sampai titik ekivalen, terjadi reaksi antara titran dan Ag+ membentuk endapan putih. Kelebihan titran menyebabkan reaksi dengan indikator membentuk senyawa kompleks tiosianato ferrat (III) yang berwarna merah.

Dalam proses titrasi ini terjadi pengendapan bertingkat, yaitu pengendapan ion halida atau Cl- menjadi AgCl dan pengendapan garam AgSCN. Kedua garam tersebut dalam sistem larutan ada dalam kesetimbangan sehingga persamaan berikut dipenuhi.

Sebelum di titrasi, titrat berwarna kuning. Warna tersebut berasal dari indicator kalium kromat yang berwarna orange. Setelah dititrasi, titran secara perlahan berubah warna menjadi kuning keruh. Karena mulai terbentuk endapan putih perak klorida. Kelebihan ion perak paada titrat bereaksi dengan ion kromat membentuk endapan perak kromat yang berwarna merah bata. Perak kromat mengendap terlihat secara sekilas, dan terurai kembali secara lambat pada titik ekivalen. Titik ekivalen ditandai

Page 4: Analitik percobaan 4 kimia

dengan perubahan warna yang belum konstan. Jika perubahan warna sudah konstan, maka sudah memasuki titik akhir titrasi. Artinya titrasi segera dihentikan.