analisis yuridis terhadap perkara korupsi yang dijatuhi pidana bersyarat
DESCRIPTION
ini merupakan skripsi dari Iwan Heryadi mahasiswa fakultas hukum,universitas sriwijayaTRANSCRIPT
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Korupsi akhir-akhir ini semakin ramai diperbincangkan, baik di media cetak,
elektronik maupun dalam seminar-seminar, lokakarya, diskusi dan sebagainya.
Korupsi telah menjadi masalah serius bagi bangsa Indonesia, karena telah merambah
ke seluruh lini kehidupan masyarakat yang dilakukan secara sistematis, sehingga
memunculkan stigma negatif bagi Negara dan Bangsa Indonesia di dalam pergaulan
masyarakat internasional.1
Korupsi adalah sesuatu hal yang sangat membahayakan dalam
berlangsungnya suatu pemerintahan, bahkan jauh lebih berbahaya dari pada dampak
kerugian yang ditimbulkan oleh bencana alam dan perang sekalipun. Bahaya Korupsi
dikarenakan dapat menghancurkan struktur negara hingga bagian terkecil dari suatu
pemerintahan yang berdaulat, dan menghancurkan semangat persatuan dan kesatuan
yang semakin lama kian terkikis.
Di Indonesia korupsi tumbuh dan berkembang dengan suburnya seperti jamur
dimusim hujan, keberadaannya akan sangat sulit untuk diberantas apabila tidak ada
tindakan yang nyata dari pemerintah dan pihak-pihak terkait. pemberantasan tindak
pidana korupsi yang terjadi sampai sekarang belum dapat dilaksanakan secara
1Chaerudin, dkk,. Tindak Pidana Korupsi. PT. Refika Aditama. Bandung, 2008, hlm 1
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
2
optimal. Oleh karena itu pemberantasan tindak pidana korupsi perlu ditingkatkan
secara profesional, intensif, dan berkesinambungan karena korupsi telah merugikan
keuangan negara, perekonomian negara, dan menghambat pembangunan nasional.
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia sebenarnya telah dimulai
sejak era orde lama, hal ini dapat kita ketahui dengan berlakunya Undang-undang 24
Prp. 1960 yang berlaku sejak tahun 1960. Beberapa upaya untuk pemberantasan
korupsi berdasarkan undang-undang tersebut dilakukan, antara lain:
a. Operasi Budhi, yang dipimpin oleh Menkohankam/Kasab yang bertugas
menyeret pelaku korupsi ke pengadilan dengan sasaran utama perusahaan-
perusahaan Negara serta Lembaga-lembaga Negara lainnya yang dianggap
rawan praktik korupsi dan kolusi.
b. Pembentukan tim pemberantasan Korupsi berdasarkan keputusan Presiden
Nomor 228 Tahun 1967, yang dipimpin oleh Jaksa Agung.2
Tampaknya pemberantasan korupsi dengan undang-undang ini kurang
berhasil, kemudian undang-undang Nomor 24 Prp. 1960 ini dicabut dan diganti
dengan undang-undang Nomor 3 tahun 1971, yang kemudian disempurnakan lagi
dengan Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 yang memuat beberapa hal yang
2Leden Marpaung. Tindak Pidana Korupsi Pemberantasan dan Pencegahan. Djambatan.
Jakarta. 2007, hlm 3
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
3
berbeda dengan Undang-Undang Nomor 3 Tahun 1971. Kemudian berubah lagi
menjadi Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2001.
Di era reformasi, usaha pemberantasan korupsi dimulai oleh B.J. Habibie
dengan mengeluarkan UU Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelengara Negara yang
Bersih dan Bebas dari KKN berikut pembentukan berbagai komisi atau badan baru
seperti KPKPN, KPPU atau Lembaga Ombudsman. Presiden berikutnya,
Abdurrahman Wahid membentuk Tim Gabungan Pemberantasan Tindak Pidana
Korupsi (TGPTPK) melalui PP No.19 Tahun 2000. Namun ditengah semangat
menggebu-gebu untuk memberantas korupsi dari anggota tim ini, melalui judicial
Review Mahkamah Agung membubarkan TGPTPK. Sedangkan KPKPN melebur
masuk kedalam KPK yang kemudian dibentuk.
Tujuan Pemerintah dan pembuat Undang-Undang melakukan revisi atau
mengganti produk legislasi tersebut merupakan upaya untuk mendorong institusi
yang berwenang dalam pemberantasan korupsi, agar dapat menjangkau berbagai
modus operandi tindak pidana korupsi dan meminimalisir celah-celah hukum yang
dapat dijadikan alasan bagi para pelaku tindak pidana korupsi untuk dapat
melepaskan dirinya dari jeratan hukum.
Dari rangkaian sejarah diatas, memperlihatkan keinginan memberantas
korupsi tersebut selalu mengalami kegagalan. Kegagalan tersebut antara lain adalah
lemahnya political will pemerintah, kelemahan yuridis lembaga pemberantasan
korupsi, adanya serangan balik para koruptor, dan berbagai faktor lain mengiringi
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
4
penanganan perkara korupsi yang jauh dari professional dan efektif sehingga
mengesankan adanya ketidaksanggupan dan tebang pilih. Belajar dari pengalaman
sebelumnya, KPK dengan Pengadilan Tipikor merupakan refleksi dari belum
maksimalnya berbagai upaya pemberantasan korupsi yang telah dilakukan dan
sekaligus menjadikan harapan besar akan upaya pemberantasan korupsi yang lebih
progresif, efektif dan maksimal.
Namun, ditengah besarnya animo masyarakat akan pemberantasan korupsi di
Indonesia justru di beberapa pengadilan negeri di Indonesia memvonis para pelaku
tindak pidana korupsi dengan putusan percobaan atau lebih dikenal dengan pidana
bersyarat. Dimana dengan putusan pidana bersyarat ini pelaku tidak harus menjalani
hukuman pidana penjara sebagaimana layaknya pelaku kejahatan lain, dimana
ditetapkan dalam amar putusan bahwa pidana yang dijatuhkan itu tidak perlu
dijalankan dengan pembebanan syarat-syarat tertentu.
Dibawah ini beberapa putusan pidana bersyarat yang telah dijatuhkan kepada
terdakwa korupsi:
Tabel.1
No Perkara Korupsi KerugianNegara Terdakwa Hakim Tingkat Vonis Tanggal
1. Dobel anggaran dalam APBD Jateng 2003
Rp14,8miliar
Mardijo, mantanKetua DPRD Jateng
Iskandar Kamil,Djoko
Sarwoko, danM Baharudin
Qaundy
Tingkatpertama PNSemarang
Mahkamah Agung
1 tahun penjaradengan masa
percobaan
selama 2 tahun
Tuntutan JPU
7 tahun penjara
3 Novembe2009
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
5
No Perkara Korupsi KerugianNegara Terdakwa Hakim Tingkat Vonis Tanggal
2. Dana operasional DPRDKaltim periode 1999-2004
Rp 2,9milar
Kasyful Anwar As'ad, Khairul Fuaddan Sukardi Jarwo
Putro, (mantanPimpinan DPRD
Kaltim)
ParmanSoeparman,
Soedarno danImam Haryadi
TingkatPertama PNSamarinda
Mahkamah Agung
1 tahun masapercobaan 2
tahun 19 Februa
2008
3. Penjualan aset di Rumah
Sakit Cipto Mangunkusumo(RSCM) Jakarta Pusat
Rp 69 juta
Ir Darizal dan DrgHelmy Rustam, MM
Lexsy Mamont, Agoeng
Rahardjo, danMakmunMasduki
PengadilanNegeri Jakarta
Pusat
1 tahun masapercobaan 2
tahun 28 April 200
4.
Anggaran Rumah Tangga
Dewan (ARTD) DPRDNganjuk periode 1999-2004 23 Juta
Basori, Anggota
DPRD Nganjukperiode 1999-2004
Burhanuddin,
Gatot Ardian, Agus Cahyo
Pengadilan
Negeri Nganjuk
1 tahun penjara
dengan dua tahunmasa percobaan 5 Juni 200
5. Dana APBD kabupatenYapen Waropen Rp 90 juta
ketua DPRD AmonWanggai, S.Sos.
Jhon Mansay.S.Sos dan Nehemia
Payawa.S.Sos
Wayan Karya,Ben Ronald.P.Situmorang.dan Ahmad
Rizal Nasution,
PengadilanNegeri Serui
1 tahun denganmasa percobaan
2 tahun 6 Juni 200
6. Proyek di BappedaLampung
Rp 196 juta
Kepala BappedaBandar Lampung
Tjandra Tjahya danPemimpin Proyek
Faisol Muchtar
MachmudRachimi
PengadilanNegeri
Tanjungkarang
1 tahun penjaradengan masapercobaan 18
bulan
26 Juni 200
7.
Proyek gedung lokamonitor spektrum frekuensi
radio dan orbit satelitPangkalpinang tahun 2006
- Ermansyah Pengadilan
NegeriPangkalpinang
1 tahun denganmasa percobaan
2 tahun
22 Desemb2008
8.
Sewa ruko Jalan MSRahman dan JalanJenderal Sudirman
Pangkalpinang
43,5 juta Andi Rozano Rosidin, TSirait dan
Ernila
PengadilanNegeri
Pangkalpinang
1 tahun denganmasa percobaan
2 tahun
22 Desemb2008
9.
proyek pembangunanpasar hewan di Desa
Nagrak Kec/Kab. Cianjur tahun anggaran 2006
Rp 114 juta
RS selakupelaksana proyek Gunawan Pengadilan
Negeri Cianjur
1 tahun masapercobaan 1
tahun 6 Januari 20
Dokumentasi ICW, diolah dari berbagai sumber media.3
Didalam undang-undang No. 31 Tahun 1999 jo undang-undang No. 20 Tahun
2001 tentang Tindak Pidana Korupsi pada Pasal 2 dan 3 menyebutkan:
3 http://antikorupsi.org/indo/content/view/14050/6/
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
6
(1) Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan Negara atau perekonomian Negara,
dipidana seumur hidup atau pidana penjara paling singkat 4 (empat)
tahun dan paling lama 20 (dua puluh)tahun dan denda paling sedikit
Rp. 200.000.000,- (dua ratus juta rupiah) dan paling banyak
Rp.1.000.000.000,- (satu milyar rupiah).
(2) Dalam hal tindak pidana korupsi sebagaimana dimaksud dalam ayat
(1) dilakukan dalam keadaan tertentu, pidana mati dapat dijatuhkan.
Ketentuan hukum diatas teramat sering hanya menjadi “macan kertas”, sebatas
Pasal huruf mati yang sangat jarang diterapkan secara konsisten kepada para pelaku
tindak pidana korupsi di Indonesia. Terlebih hukuman mati yang mungkin niscaya
akan diterapkan terhadap pelaku tindak pidana korupsi di Indonesia.
Baru-baru ini memang telah berkembang wacana menerapkan hukuman mati
terhadap koruptor. Dan penulis lebih melihat kondisi ini kepada bentuk kefrustasian
masyarakat dan penegak hukum di Indonesia akan efektifnya undang-undang untuk
menanggulangi dan memberantas korupsi di Negara Indonesia.
Koruptor yang terus bertambah jumlahnya, bahkan koruptor-koruptor itu
sendiri dapat muncul dan hidup didalam lembaga yang terhormat termasuk
didalamnya Kepolisian dan Kejaksaan. Lalu kemana lagi Rakyat harus
menggantungkan harapan akan Indonesia yang bebas dari korupsi bila kecurigaan
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
7
kepada penguasa, ketidakpercayaan akan hukum dinegaranya, dan pejabat negara
yang mengkhianati kepercayaan rakyatnya.
Jika hukuman terberat seperti kurungan, penjara dan hukuman mati sekalipun
tidaklah menjamin dapat membuat jera para koruptor ataupun dapat menjalankan
keefektifan fungsi preventifnya, lalu bagaimana dengan beberapa yurisprudensi serta
pandangan-pandangan dari beberapa pihak untuk menerapkan hukuman pidana
bersyarat kepada pelaku kejahatan yang kejam ini.
Seolah tidak percaya namun inilah realita yang ada bahwa pidana bersyarat
pernah diterapkan terhadap kasus korupsi di Indonesia. Apakah dengan pidana
bersyarat ini tujuan dari pemidanaan telah tercapai khusus untuk kasus korupsi di
Indonesia. Dari beberapa pandangan dan penemuan penulis dilapangan penerapan
pidana bersyarat justru memberikan efek kontra dari tujuan dihukumnya seorang
pelaku kejahatan korupsi
Hukum sosial berupa cap masyarakat dan pengucilan dari masyarakat justru
jauh lebih ampuh untuk memberikan beban moral kepada pelaku korupsi yang
tertangkap dari pada aturan hukum seperti undang-undang korupsi yang sebenarnya
jauh lebih memiliki kekuatan hukum dan kewajiban dari pemerintah untuk
menegakkannya.
Kepuasan akan penegakan hukum memang bukanlah didapatkan ketika para
pelaku kejahatan menderita saat pelaku kejahatan menjalani masa-masa serta
menerima vonis hukuman atas perbuatannya. Kepuasan akan lebih tecapai bila
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
8
kepastian hukum dapat memberikan efek jera bagi pelaku kejahatan dan memberikan
ketakutan bagi orang lain agar mereka berfikir lagi ketika memiliki niat untuk
melakukan perbuatan yang sama.
Dengan masih banyaknya tanda tanya dan kerancuan dalam hal penerapan
pidana bersyarat terhadap pelaku Korupsi di Indonesia, maka penulis merasa
memiliki tanggung jawab dan ketertarikan untuk mengangkat penelitian dan
penulisan skripsi yang diberi judul :
“ANALISIS YURIDIS TERHADAP PERKARA KORUPSI YANG
DIJATUHI PIDANA BERSYARAT” .
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
9
B. Rumusan Masalah
Adapun yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Mengapa pidana bersyarat dapat diterapkan terhadap tindak pidana korupsi
yang merupakan Kejahatan Luar Biasa?
2. Apakah yang menjadi alasan hakim dalam menjatuhkan pidana bersyarat
terhadap pelaku tindak pidana korupsi?
C. Tujuan Penelitian
Adapun yang menjadi tujuan penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui mengapa pidana bersyarat dapat diterapkan terhadap tindak
pidana korupsi yang merupakan extra ordinary crime (kejahatan luar biasa).
2. Untuk mengetahui apakah alasan yang digunakan hakim dalam menjatuhkan
pidana bersyarat terhadap tindak pidana korupsi.
D. Manfaat penelitian
Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah agar dapat menjadi
masukan dan tambahan informasi bagi masyarakat dan mahasiswa pada umumnya.
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah sebagai bahan kajian, dan sebagai
sumber bacaan serta tambahan ilmu pengetahuan bagi diri penulis secara pribadi. Dan
diharapkan juga agar dapat memberikan manfaat praktis, dimana dapat memberikan
masukan bagi proses penegakan hukum didalam masyarakat.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
10
E. Kerangka Teori
Pemecahan permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini, akan dibahas
dengan menggunakan teori tentang putusan hakim dalam teori-teori tentang
Pemidanaan.
Adapun teori-teori tentang pemidanaan adalah meliputi :4
1. Teori Absolut atau teori pembalasan (Vergeldings Theorien);
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan ( Doel Theorien);
3. Teori Gabungan (Vernegings Theorien);
F. Metode Penelitian
Metode yang tepat akan mendukung hasil dan akurasi penelitian, apabila
dilaksanakan dengan menggunakan metodologi yang benar, dalam rangka
mendapatkan hasil penelitian yang diharapkan, maka penelitian ini akan dilaksanakan
dengan metode sebagai berikut :
1. Dalam penelitian ini penulis menggunakan tipe penelitian Normatif,
dimana penelitian ini dilakukan dengan bertujuan untuk mengetahui sudut
pandang penjatuhan pidana terhadap pelaku kejahatan khususnya, tindak
pidana korupsi Di Indonesia
4 Adami Chazawi “Pelajaran Hukum Pidana “, Teori-teori Pemidanaan, PT. RajaGrafindo
Persada, Jakarta, 2002.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
11
2. Jenis dan sumber data
a. Jenis data yang digunakan adalah :
1. Bahan Sekunder yang didapatkan melalui studi kepustakaan.
b. Sumber data
1. Bahan Primer
Yang diperoleh melalui studi kepustakaan dan dokumen-dokumen meliputi :
a. Bahan hukum primer, yaitu bahan hukum yang mengikat dan terdiri dari
KUHP, KUHAP, UU Nomor 31 tahun 1999, UU Nomor 20 tahun 2001.
b. Bahan hukum Sekunder yang memberikan penjelasan mengenai bahan
hukum primer, misalnya rancangan UU, hasil penelitian hukum, hasil
karya (Ilmiah) dari kalangan hukum dan sebagainya.
c. Bahan hukum Tersier, yakni berupa bahan yang memberi petunjuk
maupun penjelasan terhadap bahan hukum Primer dan skunder, misalnya
kamus-kamus hukum. Dengan tujuan agar diperoleh informasi yang
terbaru dan berkaitan erat dengan permasalahan maka bahan hukum yang
diambil harus Up to date dan mutahir.
3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan cara dengan cara studi kepustakaan, diperoleh
melalui penelusuran dan analisis terhadap sumber-sumber data hukum dan
keterangan lain yang telah dibukukan, termasuk putusan-putusan hakim
yang telah memiliki kekuatan hukum tetap.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
12
4. Metode Analisis Data
Setelah data dikumpulkan dengan melalui kegiatan pengumpulan akan
diproses melalui pengolahan dan analisis data.
Penelitian ini menggunakan analisis data secara kualitatif yaitu
menganalisis data yang berupa keterangan-keterangan dan data-data
tertulis, kemudian pembahasan dan penguraian data serta informasi yang
berhubungan dikumpulkan secara deskriptif-kualitatif yaitu analisis
terhadap data dan bahan hukum yang mempunyai bobot dalam
hubungannya dengan pokok permasalahan.5
5Soerjono soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta,
1986, Hlm.32
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Umum Pidana Bersyarat
1. Pengertian Pidana Bersyarat
Pidana percobaan atau lebih dikenal sebagai pidana bersyarat
(voorwaardelijke veroordeling)
6
, tetapi sesungguhnya bukan salah satu
dari jenis pidana karena tidak disebut dalam Pasal 10 KUHP. Karena
bukan jenis pidana melainkan suatu sistem penjatuhan pidana tertentu
(penjara, kurungan, denda) dimana ditetapkan dalam amar putusan bahwa
pidana yang dijatuhkan itu tidak perlu dijalankan dengan syarat-syarat
tertentu.
Pidana percobaan adalah suatu sistem/model penjatuhan pidana oleh
hakim yang pelaksanaannya digantungkan dengan syarat-syarat tertentu.
Artinya, pidana yang dijatuhkan oleh hakim itu ditetapkan tidak perlu
dijalankan pada terpidana selama syarat-syarat yang ditentukan tidak
dilanggarnya, dan pidana dapat dijalankan apabila syarat-syarat yang
ditetapkan itu tidak ditaatinya atau dilanggarnya.
6Muladi, Lembaga Pidana Bersyarat, Alumni 1985, bandung. Hlm.217
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
14
2. Penjelasan Pidana Bersyarat didalam KUHP
Ketika WvS Hindia Belanda diberlakukan di Hindia Belanda, pidana
bersyarat ini belum terdapat didalamnya. Baru dengan melalui stb.1926
No.251 jo 486 sistem penjatuhan pidana dengan bersyarat ini dimasukkan
kedalam KUHP, pada Pasal 14a sampai dengan Pasal 14f.7
Adapun Pasal 14a sampai dengan 14f KUHP berbunyi:
Pasal 14a
(1) Apabila hakim menjatuhkan pidana penjara paling lama satu tahunatau pidana kurungan, tidak termasuk pidana kurungan pengganti
maka dalam putusannya hakim dapat memerintahkan pula bahwa
pidana tidak usah dijalani, kecuali jika di kemudian hari adaputusan hakim yang menentukan lain, disebabkan terpidana
melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan yang
ditentukan dalam perintah tersebut diatas habis, atau karena
terpidana selama masa percobaan tidak memenuhi syarat khususyang mungkin ditentukan dalam perintah itu.
(2) Hakim juga mempunyai kewenangan seperti diatas, kecuali dalam
perkara-perkara mengenai penghasilan dan persewaan Negaraapabila menjatuhkan pidana denda, tetapi harus ternyata
kepadanya bahwa pidana denda atau perampasan yang mungkin
diperintahkan pula akan sangat memberatkan terpidana. Dalammenerapkan ayat ini, kejahatan dan pelanggaran candu hanya
dianggap sebagai perkara mengenai penghasilan Negara, jika
terhadap kejahatan dan pelanggaran itu ditentukan bahwa dalam
hal dijatuhi pidana denda, tidak diterapkan ketentuanPasal30ayat2.
(3) Jika hakim tidak menentukan lain, maka perintah mengenai pidana
pokok juga mengenai pidana tambahan.
(4)
Perintah tidak diberikan , kecuali hakim setelah menyelidikidengan cermat berkeyakinan bahwa dapat diadakan pengawasan
yang cukup untuk dipenuhinya syarat umum, bahwa terpidana
7Ibid, hlm 55
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
15
tidak akan melakukan tindak pidana, dan syarat-syarat khusus jika
sekiranya ditetapkan.
(5) Perintah tersebut dalam ayat 1 harus disertai hal-hal atau keadaan-keadaan yang menjadi alasan perintah itu.
Pasal 14b
(1) Masa Percobaan bagi kejahatan dan pelanggaran dalam Pasal-Pasal
492, 504, 505, dan 536 paling lama tiga tahun dan bagi
pelanggaran lainnya paling lama dua tahun.(2) Masa percobaan dimulai pada saat putusan telah menjadi tetap dan
telah diberitahukan kepada terpidana menurut cara yang ditentukandalam undang-undang.(3) Masa percobaan tidak dihitung selama terpidana ditahan secara
sah.
Pasal 14c
(1) Dengan perintah yang dimaksud Pasal 14a, kecuali jika dijatuhkan
pidana denda, selain menetapkan syarat umum bahwa terpidanatidak akan melakukan tindak pidana, hakim dapat menetapkan
syarat khusus bahwa terpidana dalam waktu tertentu, yang lebih
pendek daripada masa percobaannya, harus mengganti segala atausebagian kerugian yang ditimbulkan oleh tindak pidana tadi
(2) Apabila hakim menjatuhkan pidana penjara lebih dari tiga bulan
atau pidana kurungan atas salah satu pelanggaran berdasarkanPasal-Pasal 492, 504, 505, 506, dan 536, maka boleh ditetapkan
syarat-syarat khusus lainnya mengenai tingkah laku terpidana yang
harus dipenuhi selama masa percobaan atau selama sebagian dari
masa percobaan.(3) Syarat-syarat tersebut diatas tidak boleh mengurangi kemerdekaan
beragama atau kemerdekaan berpolitik terpidana.
Pasal 14d
(1) Yang diserahi mengawasi supaya syarat-syarat dipenuhi, ialahpejabat yang berwenang menyuruh menjalankan putusan, jika
kemudian ada perintah untuk menjalankan putusan.
(2) Jika ada alasan, hakim dalam perintahnya boleh mewajibkanlembaga yang berbentuk badan hukum dan berkedudukan di
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
16
Indonesia, atau kepala pemimpin suatu rumah penampungan yang
berkedudukan disitu atau kepada pejabat tertentu, supaya memberi
pertolongan dan bantuan kepada terpidana dalam memenuhisyarat-syarat khusus.
(3) Aturan-aturan lebih lanjut mengenai pengawasan dan bantuan tadiserta mengenai penunjukkan lembaga dan pemimpin rumah
penampungan yang dapat diserahi member bantuan itu, diatur
dengan undang-undang.
Pasal 14e
Atas usul pejabat dalam Pasal 14d ayat 1, atau atas permintaan
terpidana, hakim yang memutuskan perkara dalam tingkat pertama,selama masa percobaan, dapat mengubah syarat-syarat khusus atau
lamanya waktu berlaku syarat-syarat khusus dalam masa percobaan.Hakim juga boleh memerintahkan orang lain daripada orang yangdiperintahkan semula, supaya member bantuan kepada terpidana dan
juga boleh memperpanjang masa percobaan satu kali, paling banyak
dengan separuh dari waktu yang paling lama dapat ditetapkan untuk masa percobaan.
Pasal 14f
(1) Tanpa mengurangi ketentuan Pasal diatas, maka atas usul pejabat
tersebut dalam Pasal 14d ayat 1, hakim yang memutus perkara
dalam tingkat pertama dapat memerintahkan supaya pidananyadijalankan, atau memerintahkan supaya atas namanya diberi
peringatan pada terpidana, yaitu jika terpidana selama masa
percobaan melakukan tindak pidana dan karenanya adapemidanaan yang menjadi tetap, atau jika salah satu syarat lainnya
tidak dipenuhi, ataupun jika terpidana sebelum masa percobaan
habis dijatuhi pemidanaan yang menjadi tetap, karena melakukan
tindak pidana sebelum masa percobaan mulai berlaku. Ketikamember peringatan, hakim harus menentukan juga cara bagaimana
member peringatan itu.
(2) Setelah masa percobaan habis, perintah supaya pidana dijalankan
tidak dapat diberikan lagi, kecuali jika sebelum masa percobaanhabis, terpidana dituntut karena melakukan tindak pidana di dalam
masa percobaan dan penuntutan itu kemudian berakhir denganpemidanaan yang menjadi tetap. Dalam hal itu, dalam waktu dua
bulan setelah pemidanaan menjadi tetap, hakim masih boleh
memerintahkan supaya pidananya dijalankan, karena melakukantindak pidana tadi.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
17
Pidana bersyarat dalam KUHP kita sesungguhnya mengambil dan
meniru dua macam sistem pidana bersyarat yang satu sama lain sangat
berbeda, yaitu pertama, sistem Inggris-Amerika (di Inggris tumbuh sekitar
abad pertengahan dan di AS sejak tahun 1868); dan kedua, sistem Belgia dan
Prancis (tumbuh sekitar akhir abad ke-19).
Menurut sistem Inggris-Amerika, apabila dalam pemeriksaan
pengadilan terdakwa terbukti bersalah, ia tidak (perlu) divonis dengan suatu
pemidanaan, melainkan cukup hanya dinyatakan sebagai sebagai ia telah
terbukti bersalah saja, kemudian ditetapkan masa percobaan. Dalam masa
percobaan ini, dikenai syarat-syarat tertentu, antara lain ia tidak boleh
melakukan suatu kejahatan. Dalam arti, ia diberi kesempatan untuk
memperbaiki kelakuannya tanpa ia harus divonis pidana, berarti juga tidak ada
pidana yang dijalaninya.
Akan tetapi, apabila dalam fase pertama ini, dalam arti dalam masa
percobaan ia melanggar syarat yang ditetapkan hakim, barulah ia dijatuhi
pidana yang selanjutnya pidana itu ditetapkan untuk dijalankan kepadanya.
Jadi, sebenarnya menurut sistem ini, yang digantung dengan syarat itu
adalah penjatuhan pidananya, dan bukan pelaksanaan pidananya seperti pada
sistem KUHP kita.
Maksud yang ingin dicapai dengan sistem ini adalah untuk
memperbaiki si pelanggar hukum tanpa dengan menjatuhkan pidana atau
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
18
tanpa menghukumnya. Selama dalam masa percobaan, dalam usaha
memperbaiki kelakuannya, terpidana dibimbing dan diawasi oleh pengawasan
reklasering. Sistem ini disebut dengan probation.
Lain halnya dengan sistem Prancis-Belgia. Menurut sistem ini, apabila
di persidangan terdakwa terbukti bersalah, maka disamping dinyatakan
terdakwa telah terbukti bersalah atas kesalahannya itu hakim juga
menjatuhkan pidana, tetapi ditetapkan dalam vonis itu bahwa pidana itu baru
dapat dijalankan pada terpidana apabila yang bersangkutan melanggar syarat-
syarat yang ditetapkan. Syarat ini berupa ia tidak boleh melakukan kejahatan
lagi dalam masa tertentu atau disebut dengan masa percobaan.
Perbedaan lain adalah menurut sistem Inggris-Amerika, dalam masa
percobaan yang bersangkutan dalam usahanya memperbaiki kelakuannya, ia
dibimbing dan diawasi oleh pejabat reklasering. Oleh karena itu, disebut
dengan sistem probation.
Akan tetapi, menurut sistem Prancis-Belgia, dalam memperbaiki
kelakuaannya, yang bersangkutan tidak dilakukan bimbingan, diserahkan
kepada yang bersangkutan sendiri. Tujuan menurut sistem Inggris-Amerika
adalah dapat diperbaikinya orang yang bersalah dengan menghindarkannya
dari cap (stigma) seorang penjahat atau terpidana, yang dapat membawa ke
dalam suasana dan akibat buruk bagi yang bersangkutan, misalnya ia
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
19
kehilangan mata pencaharian atau pekerjaan, dijauhi dan dikucilkan orang
dalam pergaulan masyarakat.
Sementara itu, tujuan yang ingin dicapai dengan sistem Prancis-Belgia
adalah dapat diperbaiki yang bersalah dengan dengan menghindarkannya dari
penderitaan harus menjalani pidana di rumah penjara karena pengaruh penjara
seringkali berakibat buruk bagi narapidana.
Dalam WvS Belanda, pidana bersyarat ini diadakan dalam tahun 1915.
Sistemnya merupakan campuran antara sistem Inggris-Amerika dengan sistem
Prancis-Belgia di atas, dan berdasarkan atas concordantie sistem Belanda ini
juga diterapkan dalam hukum pidana (WvS) di Hindia Belanda.
Sebagai sistem campuran, sistem Belanda ini mengoper sebagian dari
masing-masing sistem. Menurut sistem Belanda, apabila dalam persidangan
terdakwa terbukti bersalah, atas kesalahannya itu hakim menjatuhkan pidana
tetapi dalam putusan hakim ditetapkan bahwa ia tidak perlu menjalani
pidananya apabila selama tertentu (disebut masa percobaan), ia tidak
melanggar syarat-syarat yang ditentukan. Selama masa percobaan, dalam
usaha memperbaiki kelakuannya, terhadap terpidana dilakukan bimbingan dan
pengawas oleh pejabat reklasering.
Tampak bahwa dari sistem Inggris-Amerika yang dioper oleh sistem
Belanda ini, adalah ditetapkannya syarat-syarat tertentu yang harus ditaati
agar pidana yang dijatuhkan tidak perlu dijalani, dan dalam usaha
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
20
memperbaiki dirinya, yang bersangkutan dibantu dan dibimbing oleh pejabat
reklasering. Sementara itu, dari sistem Prancis-Belgia yang dioper ke dalam
sistem Belanda adalah apabila dalam persidangan terbukti kesalahan
terdakwa, hakim menjatuhkan pidana kepadanya.
Walaupun sistem Belanda mengoper dari sistem Inggris-Amerika
tentang diadakanya lembaga pengawasan ( disebut lembaga reklasering, di
Inggris disebut lembaga probation ), yang bertugas membimbing yang
bersalah dalam usahanya memperbaiki kelakuannya, namun tetap ada
perbedaan. Perbedaan itu adalah pengawasan/bimbingan menurut sistem
Belanda bersifat fakultatif, tidak harus. Akan tetapi, ,memurut sistem Inggris-
Amerika, pengawasan/bimbingan merupakan suatu keharusan, sifatnya
imperatif.
Walaupun di Belanda sendiri pidana bersyarat itu lebih dimasukkan
dalam WvS (Hindia Belanda) dalam tahun 1927, ada jarak waktu dua belas
tahun.
Tidak segera direalisasikannya ketentuan mengenai pidana bersyarat
itu kedalam WvS Hindia Belanda dikarenakan pada saat itu (1915)di Hindia
Belanda belum ada lembaga reklasering. Baru pada tahun 1927l lembaga ini
ada walaupu belum sempurna. Kemudian, setelah pidana bersyarat
dimasukkan dalam WvS (KUHP) Hindia Belanda, barulah lembaga
reklasering itu berkembang dengan baik. Hal ini berkat usaha dari seorang
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
21
Belanda yakni Prof.Schepper selaku ketua dari “College voor de
Reklasering”. Sementara itu, di Belanda pada saat itu lembaga reklasering
telah berkembang dengan sangat baik.
Berlatar belakang bahwa pada saat itu (1927) lembaga reklasering di
Hindia Belanda belum sempurna, maka untuk menetapkan pidana bersyarat di
sini lebih diperketat jika dibandingkan dengan di Belanda, hal ini terlihat dari
beberapa ketentuan yang ada dalam WvS Hindia Belanda yakni sebagai
berikut.
1. Pasal 14a (4) menyebutkan bahwa “perintah tidak diberikan,
kecuali hakim setelah menyelidiki dengan cermat berkeyakinan
bahwa dapat diadakan pengawasan yang cukup…” dari kalimat ini
ternyata UU meminta (mengingat) hakim agar harus hati-hati dan
teliti sebelum menetapkan pidana bersyarat dalam putusan pidana
yang akan dijatuhkan.
2. Pasal 14a (5) juga memerintahkan pada hakim agar dalam putusan
dengan menetapkan pidana bersyarat harus disertai dengan alasan
atau keadaan-keadaan mengapa pidana bersyarat itu ditetapkan.
Dalam hal-hal manakah hakim dapat menjatuhkan pidana dengan
bersyarat? Dalam Pasal 14a ditentukan bahwa hakim dapat menetapkan
pidana dengan bersyarat dalam putusan pemidanaan, apabila:
1. Hakim menjatuhkan pidana penjara paling lama satu tahun
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
22
2. Hakim menjatuhkan pidana kurungan (bukan kurungan pengganti
denda maupun kurungan pengganti perampasan barang)
3. Hakim menjatuhkan pidana denda, dengan ketentuan ialah: (a)
apabila benar-benar ternyata pembayaran denda atau perampasan
barang yang ditetapkan dalam keputusan itu menimbulkan
keberatan yang sangat bagi terpidana, dan (b) apabila pelaku
tindak pidana yang dijatuhi denda bersyarat itu bukan berupa
pelanggaran yang berhubungan dengan pendapatan Negara.
Tentang latar belakang ketentuan mengenai batas paling lama satu
tahun bagi penjatuhan pidana yang dapat ditetapkan dengan bersyarat adalah
bahwa untuk perkara-perkara yang lebih berat yang untuk penyelesaiannya
dengan pertimbangan hakim harus menjatuhkan pidana yang lebih berat dari
satu tahun, dilihat dari sudut penjatuhan pidana sebagai pembalasan, tidak ada
tempat bagi pidana bersyarat. Artinya pidana bersyarat itu hanya ditetapkan
untuk pemidanaan bagi perkara-perkara yang lebih ringan, yang
dipertimbangkan oleh hakim sebagai sudah cukup adil (dari sudut
pembalasan) jika dijatuhi pidana yang lebih ringan dengan pidana penjara
yang lebih dari satu tahun. Dengan begitu tampaknya, rasio ketentuan batas
maksimum satu tahun ini berlatar belakang bahwa dalam pidana bersyarat
sudah tidak terdapat lagi rasa pembalasan, tetapi lebih menonjolkan maksud
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
23
perbaikan. Rasa pembalasan itu perlu ada pada tindak pidana yang lebih berat
yang dipandang adil dengan menjatuhkan pidana penjara diatas satu tahun.
Sementara itu, ketentuan yang melarang menjatuhkan pidana bersyarat
atas pidana kurungan pengganti (denda atau perampasan barang), karena
pidana kurungan pengganti bukan jenis pidana yang berdiri sendiri. Dengan
kata lain, penetapan bersyarat itu hanya dapat dikenakan terhadap pidana
pokoknya (primer), dan tidak terhadap pidana penggantinya (subsider).
Dilihat dari namanya, yaitu pidana bersyarat, ada syarat-syarat yang
ditetapkan dalam putusan hakim, yang harus ditaati oleh terpidana untuk
dapatnya ia dibebaskan dari pelaksanaan pidananya itu. Syarat-syarat itu
dibedakan antara lain: (1) Syarat Umum, dan (2), Syarat Khusus.
Syarat umum bersifat imperative, artinya bila hakim menjatuhkan
pidana dengan bersyarat, dalam putusannya itu harus ditetapkan syarat umum,
sedangkan syarat khusus bersifat fakultatif (tidak menjadi keharusan untuk
ditetapkan).
Dalam syarat umum, harus ditetapkan oleh hakim bahwa dalam
tenggang waktu tertentu (masa percobaan) terpidana tidak boleh melakukan
tindak pidana (14c ayat 1). Dalam syarat umum ini tampak benar sifat
mendidik dalam putusan pidana dengan bersyarat, dan tidak tampak lagi rasa
pembalasan sebagaimana dianut oleh teori pembalasan.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
24
Sementara itu, dalam syarat khusus, hakim boleh menentukan hal-hal
berikut ini:
1. Penggantian kerugian akibat yang ditimbulkan oleh dilakukannya
tindak pidana baik seluruhnya maupun sebagian, yang harus
dibayarnya dalam tenggang waktu yang ditetapkan oleh hakim
yang lebih pendek dari masa percobaan (14 ayat 1)
2. Dalam hal hakim menjatuhkan pidana penjara lebih dari tiga bulan
atau pidana kurungan atas pelanggaran ketentuan Pasal 492
(mabuk ditempat umum), 504 (pengemisan), 505 (pergelandangan)
506 (mucikari), 536 (mabuk dijalan umum) hakim dapat
menetapkan syarat-syarat khusus yang berhubungan dengan
kelakuan terpidana (14a ayat 2), syarat-syarat khusus tersebut tidak
diperkenankan sepanjang melanggar atau mengurangi hak-hak
terpidana dalam hal berpolitik (kenegaraan) dan menjalankan
agamanya (14a ayat 5).
Sementara itu mengenai lamanya masa percobaan itu, ditentukan (14b)
sebagai berikut:
1. Bagi kejahatan dan pelanggaran Pasal: 492, 504, 505, 506 dan 536
paling lama tiga tahun
2. Bagi jenis pelanggaran lainnya adalah paling lama dua tahun.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
25
Masa percobaan itu mulai berlaku sejak putusan menjadi tetap dan
telah diberitahukan kepadanya menurut tata cara yang diatur dalam UU. Jika
pernah dilakukan penahanan sementara, masa penahanan sementara itu tidak
boleh diperhitungan (14b ayat 2 dan 3).
Syarat khusus mengganti kerugian, tidak boleh ditetapkan/dilekatkan
apabila hakim menjatuhkan pidana denda dengan bersyarat didasarkan pada
pertimbangan hakim bahwa terpidana benar-benar sangat berat (tidak mampu)
membayar denda. Sudah barang tentu terpidana dalam keadaan ekonomi yang
demikian, ia lebih tidak mampu lagi jika dibebani syarat khusus untuk
mengganti kerugian.
Pelanggaran terhadap, baik syarat umum maupun syarat khusus, tidak
dengan sendirinya/tidak secara otomatis pidana yang dijatuhkan benar-benar
dilaksanakan. Untuk melaksanakan pidana setelah terbukti dilanggarnya
syarat yang ditetapkan, jaksa penuntut umum tidak harus mengajukan
permintaan pada hakim untuk melaksanakan pidananya. Begitu juga hakim
tidak wajib mengabulkan permintaan jaksa penuntut umum untuk
melaksanakan pidana yang telah diputusnya. Hakim bisa saja menjawab
permintaan jaksa dengan surat peringatan saja kepada terpidana agar
mematuhi syarat-syarat yang ternyata telah dilanggarnya itu.
Hakim dapat memerintahkan jaksa untuk melaksanakan putusan
pemidanaan dalam hal:
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
26
1. Jika dalam masa percobaan terpidana telah terbukti melakukan
tindak pidana (melanggar syarat umum);
2. Jika dalam masa percobaan telah terbukti melanggar syarat khusus
3. Jika sebelum lewatnya masa percobaan, terbukti terpidana telah
dipidana dengan putusan yang menjadi tetap karena tindak pidana
yang lain yang dilakukannya sebelum masa percobaan berjalan;
4. Setelah lewat masa percobaan, jika terpidana telah melakukan
tindak pidana dalam masa percobaan itu, asal saja penuntutan
terhadap tindak pidana yang kemudian itu berakhir dengan suatu
putusan pemidanaan yang mempunyai kekuatan hukum tetap (14f
ayat 2)
Pejabat yang member perintah agar pidana dijalankan adalah hakim
yang telah menjatuhkan pidana pada tingkat pertama (hakim pada pengadilan
tinggi yang bersangkutan) karena, walaupun kemudian perkara itu naik
banding atau naik kasasi, pelaksanaan putusan pidana dengan bersyarat itu
tetap pada hakim pengadilan tingkat pertama.8
Dalam praktek hukuman semacam ini kiranya jarang sekali sampai
dijalankan oleh karena si terhukum akan berusaha benar-benar dalam
masa percobaan tidak melakukan suatu tindak pidana, dan syarat
khusus biasanya dipenuhi.
9
8Op.cit., hlm 54-62
9Wirjono Prodjodikoro, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia, Refika Aditama, Bandung,
2008
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
27
B. Perkembangan Teoritis Tentang Tindak Pidana
1.
Teori Absolut (vergeldings theorien)
Menurut teori ini, pidana dijatuhkan semata-mata karena seseorang telah
melakukan suatu kejahatan atau tindak pidana (quaia peccatum est).pidana
merupakan akibat mutlak yang harus ada sebagai suatu pembalasan kepada
orang yang melakukan kejahatan. Jadi, dasar pembenaran dari pidana terletak
pada adanya atau terjadinya kejahtan itu sendiri.
Menurut Johanes Andreas tujuan utama (primair) dari pidana menurut teori
absolut adalah “untuk memuaskan tuntutan keadilan”.tuntutan keadilan yang
sifatnya absolut ini terlihat dengan jelas dalam pendapat Immanuel Kant
didalam bukunya Philosophy of Law sebagai berikut ;
“… Pidana tidak pernah dilaksanakan semata-mata sebagai sarana untuk
mempromosikan tujuan/kebaikan lain, baik bagi si pelaku itu sendiri maupun
bagi masyarakat, tetapi dalam semua hal harus dikenakan hanya karena orang
yang bersangkutan telah melakukan suatu kejahatan. Walaupun seluruh
anggota masyarakat sepakat untuk menghancurkan dirinya sendiri
(membubarkan masyarakatnya), pembunuh terakhir yang masih berada
didalam penjara harus dipidana mati sebelum resolusi/keputusan pembubaran
masyarakat itu dilaksanakan. Hal ini dilakukan karena setiap orang seharusnya
menerima ganjaran dari perbuatannya, dan perasaan balas dendam yang tidak
dibolehkan tetap ada pada anggota masyarakat, sebab apabila tidak demikian
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
28
mereka dapat dipandang sebagai orang yang ikut ambil bagian dalam
pembunuhan yang merupakan pelanggaran terhadap keadilan umum.”
Jadi pidana bukan merupakan suatu alat untuk mencapai tujuan
melainkan mencerminkan keadilan (uitdrukking van de gerechtigheid ). Salah
seorang tokoh penganut teori absolut yang terkenal yaitu Hegel berpendapat
bahwa pidana merupakan suatu keharusan logis sebagai konsekuensi dari
adanya kejahatan.
Teori Hegel yang dikenal dengan quasi-mathematic, yaitu;
1) Wrong being (crime) is the negation of right and
2) Punishment is the negation of the negation.
Menurut Nigel Walker teori retributif dibagi dalam beberapa golongan,
yaitu;
a. Teori retributif murni (the pure retributivist ),yaitu bahwa pidana harus
cocok atau sepadan dengan kesalahan si pembuat.
b. Teori tidak murni, teori ini dibagi pula ke dalam :
1) Teori retributif terbatas (the limiting retributivist ), yaitu pidana
tidak harus cocok/sepadan dengan kesalahan; hanya saja tidak
boleh melebihi batas yang cocok/sepadan dengan kesalahan
terdakwa;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
29
2) Teori retributif yang distributif (retribution in distribution), yaitu
pidana janganlah dikenakan pada orang yang tidak bersalah,
tetapi juga pidana tidak harus cocok/sepadan dan dibatasi oleh
kesalahan.
Menurut John Kaplan, teori retribution dibedakan menjadi dua teori,
yaitu;
1. Teori pembalasan (the revenge theory), yaitu pembalasan
mengandung arti bahwa utang si penjahat “telah dibayar
kembali”(the criminal is paid back );
2. Teori penebusan dosa (the expiration theory), yaitu penebusan
mengandung arti bahwa si penjahat “telah membayar kembali
utangnya” (the criminal pays back ).
2. Teori Relatif atau Teori Tujuan (doel theorien)
Menurut teori ini memidanakan bukanlah untuk memuaskan tuntutan absolut
dari keadilan. Pembalasan itu sendiri tidak mempunyai nilai, tetapi hanya
sebagai saran untuk melindungi kepentingan masyarakat. Oleh karena itu,
J.Andeanaes berpendapat teori ini dapat disebut teori perlidungan masyarakat
(the theory of sosial defence).
Menurut Negel Walker teori ini lebih tepat disebut teori atua aliran
reduktif (the “reductive”point of view) karena dasar pembenaran pidana
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
30
menurut teori ini adalah mengurangi frekuensi kejahatan. Pidana bukanlah
sekadar untuk melakukan pembalasan atau pengimbalan kepada orang yang
telah melakukan suatu tindak pidana, tetapi mempunyai tujuan tertentu yang
bermanfaat. Oleh karena itu,teori ini disebut teori tujuan (utilitarian theory).
Dasar pembenaran adanya pidana menurut teori ini adalah terletak pada
tujuannya. Pidana dijatuhkan bukan quia peccatum est (karena yang membuat
kejahatan) melainkan ne peccetur (supaya orang jangan melakukan
kejahatan).
Menurut Karl O. Christiansen, ada perbedaan pokok atau perbedaan
karakteristik antara teori retributif dan teori utilitarian, yaitu;
1) Teori retribution :
a. Tujuan pidana adalah semata-mata untuk pembalasan
b. Pembalasan adalah tujuan utama dan didalamnya tidak
mengandung sarana-sarana untuk tujuan lain misalnya untuk
kesejahteraan masyarakat;
c. Kesalahan merupakan satu-satunya syarat untuk adanya
pidana;
d. Pidana harus disesuaikan dengan kesalahan si pelanggar;
e. Pidana melihat kebelakang; ia merupakan pencelaan yang
murni dan tujuannya tidak untuk memperbaiki, mendidik, atau
memasyarakatkan kembali si pelanggar.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
31
2) Teori utilitarian
a. Tujuan pidana adalah pencegahan (prevention)
b. Pencegahan bukan tujuan akhir, tetapi hanya sebagai sarana
untuk mencapai tujuan yang lebih tinggi, yaitu kesejahteraan
masyarakat;
c. Hanya pelanggaran hukum yang dapat dipersalahkan kepada si
pelaku saja (misal karena sengaja atau culpa) yang memenuhi
syarat untuk adanya pidana;
d. Pidana harus ditetapkan berdasar tujuannya sebagai alat untuk
pencegahan kejahatan;
e. Pidana melihat ke muka (bersifat prospektif); pidana dapat
mengandung unsur pencelaan maupun unsur pembalasan tidak
dapat diterima apabila tidak membantu pencegahan kejahatan
untuk kepentingan kesejahteraan masyarakat.
3. Teori Gabungan ( vereniging theorie)
Teori ini dianjurkan pertama kali oleh Pelligro Rossi (1787-1884). Teori
ini menjabarkan bahwa tetap menganggap pembalasan sebagai asas dari
pidana dan beratnya pidana tidak boleh melampaui suatu pembalasan yang
adil. Namun, teori ini berpendirian bahwa pidana mempunyai pelbagai
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
32
pengaruh antara lain perbaikan suatu yang rusak dalam masyarakat dan
prevensi general.
10
C. Tinjauan Umum Tindak Pidana Korupsi
1. Pengertian Tindak Pidana
Istilah Tindak Pidana berasal dari istilah yang dikenal dalam hukum
pidana Belanda yaitu Strafbaar feit . Baik dalam perundang-undangan yang
ada maupun dalam berbagai literatur hukum sebagai terjemahan dari istilah
Strafbaar feit adalah sebagai berikut:11
a. Tindak Pidana, dapat dikatakan berupa istilah resmi dalam perundang-
undangan Indonesia.
b. Peristiwa Pidana, digunakan oleh beberapa ahli hukum seperti, Mr.
R.Tresna, Prof. A. Zainal Abidin, S.H dan Pembentuk Undang-
Undang Dasar Sementara tahun 1950.
c. Delik, digunakan oleh Prof. Drs. E. Utrecht, dan S.H, Prof. Moeljatno.
d. Pelanggaran Pidana, dapat dijumpai dalam buku Pokok-pokok Hukum
Pidana yang ditulis oleh Mr. M.H. Tirtaamidjaja.
10Evi Hartanti.,Op.Cit. hlm.,59-62
11Op.cit., hlm 67-68
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
33
e. Perbuatan yang dapat dihukum, digunakan oleh Pembentuk Undang-
Undang dalam Undang-Undang No. 12/Drt/1951 tentang Senjata Api
dan Bahan Peledak
f. Perbuatan Pidana, digunakan oleh Prof. Moeljatno dalam berbagai
tulisan beliau, seperti dalam bukunya Asas-Asas Hukum Pidana.
Strafbaar feit terdiri dari tiga kata, yakni straf yang diterjemahkan dengan
pidana dan hukum, baar diterjemahkan dengan dapat dan boleh, dan feit
diterjemahkan dengan tindak, peristiwa, pelanggaran, dan perbuatan.12
Apabiladi hubungkan dengan dengan berbagai peraturan perundang-undangan
Negara Republik Indonesia terlihat tidak ada pola yang sama didalam
mendefinisikan tindak pidana. Kecenderungan pada tahap kebijakan legislatif
untuk menggunakan kata pidana.13
Beberapa Pengertian Strafbaar feit menurut para ahli, yaitu:
14
1. Simons.
Dalam Rumusannya Strafbaar feit itu adalah:
“Tindakan melanggar hukum yang telah dilakukan dengan sengaja
ataupun tidak dengan sengaja oleh seseorang yang dapat
dipertanggungjawabkan atas tindakannya dan oleh undang-undangtelah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat dihukum”.
12
Ibid.,hlm.,69.
13H.M.Rasyid Ariman, M.Fahmi Raghib, S.Pettanase, Bahan Kuliah Hukum Pidana Dalam
Kodifikasi (Kejahatan Tertentu Dalam KUHP), Fakultas Hukum, Universitas Sriwijaya, hlm.3
14Evi Hartanti, Tindak Pidana Korupsi edisi kedua, Sinar Grafika, Jakarta, 2007, hlm.5-7
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
34
Alasan dari Simons mengapa Strafbaar feit harus dirumuskan seperti
diatas karena:
a. Untuk adanya suatu Strafbaar feit diisyaratkan bahwa disitu
terdapat suatu tindakan yang dilarang ataupun yang diwajibkan
dengan undang-undang dimana pelanggaran terhadap larangan
atau kewajiban itu telah dinyatakan sebagai tindakan yang dapat
dihukum.
b. Agar suatu tindakan itu dapat dihukum, maka tindakan itu harus
memenuhi semua unsur delik seperti yang dirumuskan dengan
undang-undang.
c. Setiap Strafbaar feit sebagai pelanggaran tehadap suatu larangan
atau kewajiban menurut undang-undang itu, pada hakikatnya
merupakan tindakan melawan hukum atau suatu onrechtmatige
handeling.
2. E. Utrecht
Menerjemahkan Strafbaar feit dengan istilah peristiwa pidana yang
sering juga ia disebut delik, karena peristiwa itu suatu perbuatanhandelen atau doen positif atau suatu melalaikan nalaten-negatif,
maupun akibatnya (keadaan yang ditimbulkan karena perbuatan ayau
melalaikan itu). Peristiwa pidana merupakan suatu peristiwa hukum
(rechts feit ), yaitu peristiwa kemasyarakatan yang membawa akibatyang diatur oleh hukum.
3. Pompe
Strafbaar feit secara teoritis dapat dirumuskan sebagai suatu:
”pelanggaran norma atau gangguan terhadap tertib hukum yangdengan sengaja atau tidak sengaja telah dilakukan oleh seorang pelaku,
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
35
dimana penjatuhan hukuman terhadap pelaku itu adalah penting demi
terpeliharanya tertib hukum dan terjaminnya kepentingan hukum”.
4. Prof. Moeljatno
“perbuatan yang dilarang oleh suatu aturan hukum, larangan yangmana disertai sanksi berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang
melanggar aturan tersebut. Dapat juga dikatakan bahwa perbuatan
pidana adalah perbuatan yang dilarang hukum dan diancam pidanaasal saja dalam hal itu diingat bahwa larangan ditujukan pada
perbuatan (yaitu kejadian atau keadaan yang ditimbulkan oleh
kelakuan orang, sedang ancaman pidananya ditujukan pada orang yang
menimbulkan kejahatan)”.
Beliau mengemukakan bahwa menurut ujudnya atau sifatnya,perbuatan-perbuatan pidana ini adalah perbuatan-perbuatan yangmelawan hukum. Perbuatan-perbuatan ini juga merugikan masyarakat,
dalam arti bertentangan dengan atau menghambat akan terlaksananya
tata dalam pergaulan masyarakat dianggap baik dan adil.
R. Tresna mengartikan Strafbaar feit sebagai peristiwa pidana”Suatu
perbuatan atau rangkaian perbuatan manusia yang bertentangan dengan
undang-undang atau suatu peraturan lainnya, terhadap perbuatan mana
diadakan tindakan penghukuman.15
Vos merumuskan bahwa Strafbaar feit adalah suatu kelakuan manusia
yang diancam pidana oleh peraturan perundang-undangan.16
J.E. Jonkers, yang merumuskan peristiwa pidana ialah”Perbuatan yang
melawan hukum (wederrechttelijk) yang berhubungan dengan kesengajaan
15R.Tresna, Asas-asas Hukum Pidana, P.T Tiara Ltd, Jakarta, 1959.,hlm 27.
16Op.cit., Adami Chazawi. Hlm.72.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
36
atau kesalahan yang dilakukan oleh orang yang dapat dipertanggung
jawabkan”.
17
Didalam menjatuhkan sesuatu hukuman itu tidaklah cukup apabila hanya
terdapat suatu Strafbaar feit saja melainkan harus juga ada suatu Strafbaar
person yaitu, seseorang yang dapat dihukum, dimana orang tersebut tidak
dapat dihukum apabila Strafbaar feit yang telah ia lakukan itu tidak bersifat
”wederechtelijk” (bersifat melanggar hukum) dan telah ia lakukan baik
dengan sengaja maupun tidak sengaja.18
Pada umumnya, setiap tindak pidana yang terdapat dalam kitab Undang-
Undang Hukum Pidana itu dapat dijabarkan menjadi dua unsur, yakni unsur
subjektif dan unsur objektif.19
Yang dimaksud dengan unsur-unsur subjektif
adalah unsur-unsur yang melekat pada diri si pelaku atau yang berhubungan
dengan diri pelaku, dan termasuk didalamnya yaitu segala sesuatu yang
terkandung di dalam hatinya. Sedangkan yang dimaksud dengan keadaan-
keadaan, yaitu didalam keadaan-keadaan mana tindakan-tindakan dari si
pelaku itu harus dilakukan.
17Ibid., hlm.75.
18M. Sudrajat Basar, Tindak-tindak Pidana Tertentu didalam Kitab Undang-Undang
Hukum Pidana, Remaja Karya CV, Bandung, 1984.,Hlm.219
P.A.F. Lamintang, Dasar-dasar Hukum Pidana Indonesia, P.T. Citra Aditya Bakti,
Bandung, 1997., hlm.193
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
37
Unsur-unsur subjektif dari suatu tindak pidana adalah:
a. Kesengajaan atau ketidaksengajaan (dolus atau culpa)
b. Maksud atau voornemen pada suatu percobaan atau poging, seperti
yang dimaksud di dalam Pasal 3 ayat 1 KUHP
c. Mempunyai macam-macam maksud seperti yang terdapat misal dalam
kejahatan-kejahatan pencurian, penipuan, pemerasan, pemalsuan dan
lain-lain.
d. Merencanakan terlebih dahulu, misalnya yang terdapat di dalam
rumusan tindak pidana pembunuhan Pasal 340 KUHP.
e. Perasaan takut atau vress seperti yang antara lain terdapat didalam
rumusan tindak pidana menurut Pasal 308 KUHP.
Sedangkan unsur-unsur objektif dari sesuatu tindak pidana itu adalah:
a. Bersifat melanggar hukum atau wederechtelikheid
b. Kualitas dari si pelaku, misalnya “keadaan sebagai seorang pegawai
negeri” didalam kejahatan jabatan menurut Pasal 415 KUHP
c. Adanya kausalitas, yakni hubungan antara sesuatu tindakan sebagai
penyebab dengan suatu kenyataan sebagai akibat.
Didalam KUH Pidana (WvS) Indonesia, tindak pidana dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu sebagai berikut:
1. Kejahatan
Termuat dalam buku II dari Pasal 104 sampai dengan Pasal Pasal 488
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
38
2. Pelanggaran
Termuat dalam buku III, dimulai dari Pasal 489 sampai dengan Pasal
569 yang terdiri dari 9 jenis pelanggaran.
adanya pengklasifikasian tindak pidana yang termasuk atau digolongkan
sebagai kejahatan baik terdapat dalam KUH Pidana Buku II maupun Undang-
Undang diluar KUH Pidana, maka pada dasarnya tindak pidana merupakan
jenis kriminalitas yang tergolong berat dan sangat membahayakan
kepentingan individu, masyarakat maupun negara dan ketiga hal ini yang
hendak dilindungi oleh hukum pidana apabila dibandingkan dengan jenis-jenis
pelanggaran baik yang terdapat dalam KUHP maupun diluar KUHP.20
2. Pengertian Tindak Pidana Korupsi
Istilah korupsi sudah dikenal dan ada dalam khasanah hukum Indonesia
sejak adanya Peraturan Penguasa Militer Nomor PRT/PM-08/1958 tentang
Penyelidikan Harta Benda. Istilah ini dapat dilihat dalam Pasal 1 ayat (a) yang
menyatakan bahwa selain wewenang mengadakan penyelidikan terhadap harta
benda seseorang yang diasangka melakukan korupsi menurut Peraturan
Penguasa Militer Nomor Prt/PM/06/1957 tanggal 9 April 1957 Penguasa
Militer berwenang pula mengadakan penyelidikan terhadap harta benda setiap
20H.M.Rasyid Ariman, M.Fahmi Raghib, S.Pettanase, op.cit.,hlm.10
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
39
orang atau badan di dalam daerah yang kekayaannya diperoleh secara
mendadak dan mencurigakan.
21
Dewasa ini, jika membicarakan masalah korupsi maka seringkali yang ada
dalam benak kita khususnya masyarakat awam hanyalah mengenai persoalan
perbuatan penyelewengan keuangan atau penyuapan. Pendekatan yang dapat
dilakukan terhadap masalah korupsi bermacam ragamnya, dan artinya tetap
sesuai walaupun mendekati masalah itu dari berbagai aspek.22
Dalam ensiklopedia Indonesia disebut “korupsi” (dari bahasa Latin:
corruption = penyuapan; corruptore = merusak) gejala dimana para pejabat,
badan-badan Negara menyalahgunakan wewenang dengan terjadinya
penyuapan, pemalsuan serta ketidakberesan lainnya. Adapun arti harfiah dari
korupsi dapat berupa :
1. Kejahatan kebusukan, dapat disuap, tidak bermoral, kebejatan, dan
ketidakjujuran.
2. Perbuatan yang buruk seperti penggelapan uang, penerimaan sogok dan
sebagainya.
21Rohim, Modus Operandi Tindak Pidana Korupsi, Pena Multi Media, Jakarta, 2008.
22Andi Hamzah, Pemberantasan Korupsi Melalui Hukum Pidana Nasional dan
Internasional, Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2007.,hlm.6.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
40
Dalam Black’s Law Dictionary, Korupsi merupakan suatu perbuatan yang
dilakukan dengan maksud untuk memberikan suatu keuntungan yang tidak
resmi dengan memberikan suatu keuntungan yang tidak resmi dengan hak-hak
dari pihak lain secara salah menggunakan jabatannya atau karakternya untuk
mendapatkan suatu keuntungan untuk dirinya sendiri atau orang lain.23
Arti secara harfiah korupsi adalah kebusukan, keburukan, kebejatan,
ketidakjujuran, dapat disuap, penyimpangan dari kesucian, kata-kata yang
bernuansa menghina atau memfitnah, penyuapan, niet ambtelijk corruptie;
dalam bahasa Indonesia kata korupsi adalah perbuatan buruk, seperti
penggelapan uang penerimaan uang sogok dan sebagainya.24
Menurut Subekti dan Tjitrosoedibio dalam kamus hukum, yang dimaksud
corruptive adalah korupsi; perbuatan curang; tindak pidana yang merugikan
keuangan Negara.25
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, korupsi sebagai penyelewengan
atau penggelapan (uang negara atau perusahaan) untuk kepentingan pribadi
atau orang lain, penerimaan uang sogokan atau lainnya.26
23Rohim, op.cit. hlm. 2
24Martiman Prodjohamidjojo, Penerapan Pembuktian Terbalik Dalam Delik Korupsi,
Mandar Maju, Bandung, 2009.25
Evi Hartanti, Op.Cit.,hlm 9.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
41
Andi Hamzah yang mengutip dari The Lexicon Webster Dictionary
mengartikan: korupsi berarti kebusukan, keburukan, kebejatan, ketidakjujuran,
dapat disuap, tidak bermoral, penyimpangan dari kesucian, kata-kata atau
ucapan yang menghina atau memfitnah.27
Menurut Syed Hussein Alatas korupsi ini dalam prakteknya meliputi
cirri-ciri sebagai berikut:28
1. Korupsi selalu melibatkan lebih dari satu orang
2. Korupsi pada umumnya dilakukan penuh kerahasiaan
3. Korupsi melibatkan elemen kewajiban dan keuntungan timbal balik
4. Korupsi dengan berbagai macam akal berlindung dibalik pembenaran
hukum
5. Mereka yang terlibat korupsi adalah yang menginginkan keputusan
yang tegas dan mereka mempengaruhi keputusan.
6. Tindakan korupsi mengandung penipuan baik pada badan public atau
masyarakat umum.
7. Setiap bentuk korupsi adalah suatu penghianatan kepercayaan.
26Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Balai
Pustaka, Jakarta, hlm. 527.27
Andi Hamzah, Korupsi di Indonesia, Masalah dan Pemecahannya, Gramedia, Jakarta,
1986.,hlm.928
Martiman Prodjohamidjojo, Op.Cit., hlm 11
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
42
8. Setiap bentuk korupsi melibatkan fungsi ganda yang kontradiktif dari
mereka yang melakukan itu
9. Suatu perbuatan korupsi melanggar norma-norma tugas dan
pertanggungjawaban dalam tatanan masyarakat.
Didalam Undang-Undang Tindak Pidana Korupsi, terdapat tiga istilah
hukum yang perlu diperjelas, yaitu istilah tindak pidana korupsi, keuangan
negara, dan perekonomian negara.
Yang dimaksud dengan Tindak Pidana Korupsi adalah:
1. Setiap orang yang secara melawan hukum melakukan perbuatan
memperkaya diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara.
2. Setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan diri sendiri atau
orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya atau perekonomian
negara.29
Sedangkan pengertian keuangan negara dalam undang-undang ini adalah
seluruh kekayaan negara dalam bentuk apapun baik yang dipisahkan maupun
yang tidak dipisahkan, termasuk didalamnya segala kekayaan dan segala hak
dan kewajiban yang timbul karenanya:
29Pasal 2 dan 3 UU No.31 Tahun 1999 Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
43
a. Berada dalam penguasaan, pengurusan, pertanggungjawaban pejabat
lembaga negara, baik ditingkat pusat maupun ditingkat daerah.
b. Berada dalam penguasaan, pengurusan, dan pertanggungjawaban
Badan Usaha Milik Negara/Badan usaha Milik Daerah, Yayasan,
Badan Hukum, dan Perusahaan yang menyertakan Modal Negara, atau
perusahaan yang menyertakan pihak ketiga berdasarkan perjanjian
dengan negara.
Dengan memperhatikan rumusan diatas, maka berdasarkan Undang-
Undang Tindak Pidana Korupsi yang dapat dijadikan subjek tindak pidana
korupsi tidak hanya manusia tetapi juga Badan Hukum. Hal ini dapat kita lihat
dalam Pasal 1 ayat (3) yang dimaksud dengan setiap orang adalah
perseorangan atau termasuk korporasi sedangkan yang dimaksud dengan
korporasi adalah kumpulan orang dan/atau kekayaan yang terorganisir, baik
merupakan badan hukum maupun bukan badan hukum.
Didalam kepustakaan ilmu hukum, yang dimaksud dengan badan hukum
adalah subjek hukum yang bukan merupakan manusia, tetapi merupakan
segala sesuatu yang berdasarkan tuntutan kebutuhan masyarakat oleh hukum
diakui sebagai pendukung hak dan kewajiban.30
30R. Wiyono, Pembahasan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi, Sinar
Grafika, Jakarta, 2006
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
44
Badan hukum dianggap sebagai subjek Tindak Pidana terutama dalam hal-
hal yang menyangkut:
1. Sumber keuangan negara (pajak, bea ekspor dam impor barang dan
sebagainya)
2. Pengaturan perekonomian berupa pengendalian harga, penggunaan
cek, pengaturan perusahaan dan sebagainya.
3. Pengaturan keamanan (subversi, keadaan bahaya dan sebagainya)31
Dengan rumusan tersebut, pengertian melawan hukum dalam tindak
pidana korupsi dapat pula mencakup perbuatan-perbuatan tercela yang
menurut perasaan keadilan masyarakat harus dituntut dan dipidana.
Dalam ilmu hukum dikenal dua macam sifat melawan hukum, yaitu:
1. Melawan hukum Materiil (Materiele Wederrechtelijkheid), merupakan
pengertian melawan hukum yang luas, yaitu; melawan hukum sebagai
unsur yang tidak hanya melawan hukum yang tertulis saja, tetapi juga
hukum yang tidak tertulis (dasar-dasar hukum pada umumnya)
2. Melawan hukum Formal (Foermele Wederrechtelijkheid), merupakan
unsur dari hukum positif yang tertulis saja sehingga ia baru merupakan
unsur daripada tindak pidana, apabila ditegaskan disebutkan dalam
rumusan tindak pidana.
31S.R. Sianturi, Asas-asas Hukum Pidana Di Indonesia dan Penerapannya, alumni Ahaen
Patehan, Jakarta, 1982.,Hlm.219
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
45
Perbuatan melawan hukum disini mencakup perbuatan melawan hukum
dalam arti formil maupun materiil yakni meskipun perbuatan tersebut tidak
diatur dalam peraturan perundang-undangan, namun apabila perbuatan
tersebut dianggap tercela karena tidak sesuai dengan rasa keadilan atau
norma-norma kehidupan sosial dalam masyarakat, maka perbuatan tersebut
dapat dipidana sesuai dengan Pasal 2 ayat 1. Dalam ketentuan ini, kata
“dapat” sebelum frasa “merugikan keuangan atau perekonomian negara”
menunjukkan bahwa tindak pidana korupsi merupakan delik formil, yaitu
adanya tindak pidana korupsi cukup dengan dipenuhinya unsur-unsur
perbuatan yang sudah dirumuskan bukan dengan timbulnya akibat.32
3. Bentuk-bentuk Tindak Pidana Korupsi
Persoalan korupsi yang sekarang telah menjadi gurita dalam system
pemerintahan di Indonesia merupakan gambaran dari bobroknya tata
pemerintahan di negara ini. Fenomena ini telah menghasilkan kemiskinan,
rendahnya tingkat pendidikan dan kesehatan serta buruknya pelayanan publik.
Akibat dari korupsi penderitaan selalu dialami oleh masyarakat, terutama yang
berada dibawah garis kemiskinan.
32Penjelasan Pasal 2 ayat (1) UU No.31 Tahun 1999
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
46
Beberapa bentuk korupsi secara umum:33
1. Pemberian Suap/sogok
Manusia cenderung berambisi hidup dengan kemewahan, kehormatan
dan jenuh dengan kemiskinan dan penderitaan. Sehingga manusia yang
tergolong kedalam tipe tersebut melakukan apapun yang dapat ia lakukan
tanpa mempertimbangkan prinsif-prinsif moralitas, etika ataupun
kebenaran umum. Berbagai cara yang haram pun mulai muncul dalam
pikiran mereka dan salah satu diantaranya adalah dengan memberikan
suap.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi II, tahun 1991, tidak
dapat ditemukan definisi kata ini, tetapi kita dapat menemukan
sinonimnya yaitu sogok yang didefinisikan adalah dana yang sangat besar
yang digunakan untuk menyogok para petugas.
Menurut Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 sebagaimana diubah
dengan Undang-Undang Nomor 21 tahun 2001 tentang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi, setiap gratifikasi kepada pegawai negeri atau
penyelenggara negara dianggap pemberian suap apabila berhubungan
dengan jabatannya dan yang berlawanan dengan kewajiban atau tugasnya,
antara lain diatur dalam Pasal 5, 6, 11 dan 12.
33Rohim, Ibid., hlm 20
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
47
2. Pemalsuan
Pemalsuan merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang
dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan
maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi dan atau kelompoknya
yang secara langsung merugikan pihak lain.
Kegiatan yang dianggap signifikan dalam intensitas kemunculan
pemnipuan adalah meninggikan anggaran dalam pengajuan kegiatan serta
menggunakan barang milik negara untuk kepentingan pribadi.
3. Pemerasan
Pemerasan merupakan perbuatan memaksa seseorang untuk membayar
atau memberikan sejumlah uang atau barang atau bentuk lain sebagai
ganti dari seorang pejabat publik untuk berbuat atau tidak berbuat
sesuatu. Perbuatan tersebut dapat diikuti dengan ancaman fisik ataupun
kekerasan.
4. Penyalahgunaan Jabatan atau Wewenang
Merupakan perbuatan mempergunakan kewenangan yang dimiliki,
untuk melakukan tindakan yang memihak atau pilih kasih kepada
kelompok atau perseorangan, sementara bersikap diskriminatif terhadap
kelompok atau perseorangan lainnya. Pasal 3 UU No.31 tahun1999 jo UU
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
48
No. 20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana korupsi
menentukan penyalahgunaan jabatan atau wewenang adalah setiap orang
yang dengan sengaja menguntungkan diri sendiri atau orang lain atau
suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan, kesempatan, atau sarana
yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang dapat merugikan
keuangan negara atau perekonomian negara.
5. Nepotisme
Nepotisme dipakai sebagai istilah untuk menggambarkan perbuatan
mengutamakan sanak keluarga, kawan dekat serta anggota partai politik
yang sepaham, tanpa memeperhatikan persyaratan yang ditentukan.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
49
BAB III
PIDANA DENGAN BERSYARAT TERHADAP PELAKU TINDAK PIDANA
KORUPSI DI INDONESIA
A. Mengapa pidana dengan bersyarat dapat diterapkan terhadap tindak pidana
korupsi yang merupakan extra ordinary crime.
Pada dasarnya, penerapan pidana dengan bersyarat tidak diatur didalam
Undang-Undang No. 30 tahun 1999 diubah dengan Undang-undang No. 20 tahun
2001 tentang Tindak Pidana Korupsi. Sanksi pidana yang diatur dalam UU Tindak
Pidana Korupsi yaitu:34
1. Pidana Mati
Didalam Undang-Undang No. 31 Tahun 1999 hanya terdapat tindak
pidana yang diancam mati yaitu Pasal 2 ayat (2). Pidana Mati disini
“dapat diancam apabila tindak pidana yang diatur pada ayat (2) beserta
penjelasannya. Keadaan tertentu dijelaskan dalam penjelasan Pasal 2
ayat (2) UUPTK yaitu sebagai pemberatan bagi pelaku tindak pidana
korupsi apabila tindak pidana tersebut dilakukan pada waktu negara
dalam keadaan bahaya sesuai dengan Undang-undang yang berlaku,
pada waktu terjadi bencana nasional, sebagai pengulangan tindak
34Efi Laila Kholis, Pembayaran Uang Pengganti Dalam Perkara Korupsi, Jakarta.
solusi Publishing, 2010. hlm. 6
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
50
pidana korupsi atau pada waktu negara dalam keadaan krisis ekonomi
dan militer.
35
2. Pidana Penjara
Semua tindak pidana yang diatur dalam Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi diancam dengan pidana penjara
baik penjara seumur hidup maupun sementara. Pidana penjara seumur
hidup terdapat dalam Pasal 2 ayat (1), 3, 12, 12B ayat (2). Pidana
penjara sementara diancam dengan batas maksimum dan batas
minimum. Batas minimum ditentukan dalam Pasal-Pasal dalam UU ini
sebagai salah satu upaya dalam rangka mencapai tujuan yang lebih
efektif untuk mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi.36
3. Pidana Denda
Undang-undang PTPK menerapkan pidana denda yang tinggi sebagai
salah satu upaya dalam mencapai tujuan yang lebih efektif untuk
mencegah dan memberantas tindak pidana korupsi37
4. Pidana Tambahan
Pasal 18 UU PTPK mengatur mengenai jenis pidana tambahan yang
dapat diancamkan kepada terdakwa yang melanggar Pasal-Pasal yang
ditentukan Pasal 17 yaitu Pasal 2, Pasal 3, Pasal 5 sampai Pasal 14 UU
35Ibid, Hlm. 7
36Ibid, Hlm.8
37Ibid, Hlm. 10
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
51
PTPK. Pidana tambahan yang dapat dikenakan yaitu pidana tambahan
yang terdapat Pasal 10 KUHP.
38
Kemudian penulis menemukan beberapa putusan Pengadilan baik di tingkat
Pengadilan Negeri, Pengadilan Tinggi bahkan di Tingkat Mahkamah Agung yang
menjatuhkan Putusan Pidana dengan Bersyarat, seperti dua Putusan berikut:
1. Putusan Mahkamah Agung No. 1702 K/Pid/2007
Membaca Putusan Pengadilan Negeri Samarinda Nomor: 376/Pid.B/2005/PN.
Smda tanggal 16 Februari 2006 yang amar lengkapnya sebagai berikut:
a. Menyatakan terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD BIN H.
AS’AD ZAMZAM tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan telah
bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi yang dilakukan secara
Bersama-sama dan berlanjut;
b. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR
AS’AD BIN H. AS’AD ZAMZAM dengan pidana penjara selama 4
(empat) Tahun dan pidana denda sebesar Rp. 150.000.000,- (seratus lima
puluh juta rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan;
c. Menghukum terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD BIN H.
AS’AD ZAMZAM untuk membayar uang pengganti sebesar Rp.
38Ibid. Hlm.11
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
52
3.463.175,- (tiga milyar empat ratus enam puluh tiga juta seratus tujuh
puluh lima ribu rupiah) dikurangi harta yang disita berupa:
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di perum Pandan Arum
Blok B No.12 Samarinda dan 1 (satu) bidang tanah dan bangunan
rumah di Perum Karpotek Blok Y No. 15 Samarinda senilai
Rp.900.000.000,- (Sembilan ratus juta rupiah)
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan Ruko di halan P. Antasari HGB
No. 1744 Samarinda senilai Rp.1.500.000.000,- (satu milyar lima ratus
juta rupiah), dengan ketentuan apabila dalam jangka waktu 1 (satu)
bulan setelah putusan mempunyai kekuatan hukum tetap terpidana
tidak mempunyai harta benda yang mencukupi untuk membayar uang
pengganti, maka diganti dengan pidana penjara selama 2 (dua) tahun;
d. Menetapkan masa penahanan yang telah dijalankan terdakwa Drs. H.
KASYFUL ANWAR AS’AD bin H. AS’AD ZAMZAM dikurangi
seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, kecuali waktu selama dirawat
nginap di rumah sakit di luar Rumah Tahanan Negara yang tidak ikut
dikurangkan;
e. Menyatakan barang bukti berupa:
- (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Pandan Arum Blok
B No. 12 Samarinda
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
53
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Karpotek Blok Y
No.15 Samarinda;
- 1 ( satu) bidang tanah dan bangunan Ruko di jalan P. Antasari HGB
No. 1744 Samarinda;
Dirampas untuk negara;
- Rekening Koran pada Bank BPD Samarinda No. 10.0000130758.7
dengan saldo Rp. 3.125.179,97,-
- Rekening Koran pada Bank BCA Samarinda No. 027.0811779 dengan
saldo Rp.8.553.447,87
Dikembalikan kepada terdakwa;
- Barang bukti berupa surat/dokumen tetap dilampirkan dalam berkas
perkara ini;
f. Menghukum terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin H.
AS’AD ZAMZAM untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,-
(lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Pengadilan Tinggi Kalimantan Timur
No.62/Pid/2006/PT.KT.SMDA tanggal 13 Oktober 2006 yang amar
lengkapnya sebagai berikut:
- Menerima permintaan banding dari terdakwa dan jaksa penuntut
umum;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
54
- Menguatkan putusan Pengadilan Negeri Samarinda tanggal 16
Februari 2006 nomor: 376/Pid.B/2005/PN.Smda yang dimintakan
banding tersebut dengan perbaikan sekedar mengenai status barang
bukti, sehingga amar selengkapnya berbunyi sebagai berikut:
1. menyatakan terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin
H. AS’AD ZAMZAM tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan
telah bersalah melakukan Tindak Pidana Korupsi Yang Dilakukan
Secara Bersama-Sama Dan berlanjut;
2. Menjatuhkan pidana terhadap terdakwa Drs. H. KASYFUL
ANWAR AS’AD bin H. AS’AD ZAMZAM dengan pidana penjara
selama 4 (empat) tahun dan Pidana denda sebesar Rp.150.000.000,-
(seratus lima puluh juta rupiah) subsidair 6 (enam) bulan kurungan;
3. menghukum terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin H.
AS’AD ZAMZAM untuk membayar uang pengganti sebesar
Rp.3.463.175.000,- (tiga milyar empat ratus enam puluh tiga juta
seratus tujuh puluh lima ribu rupiah) dengan ketentuan apabila dalam
jangka waktu 1 (satu) bulan setelah putusan mempunyai kekuatan
hukum tetap, terpidana tidak mempunyai harta benda yang mencukupi
untuk membayar uang pengganti, maka diganti dengan pidana penjara
selama 2 (dua) tahun;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
55
4. menetapkan masa penahanan yang telah dijalankan terdakwa Drs.
H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin H. AS’AD ZAMZAM
dikurangkan seluruhnya dari pidana yang dijatuhkan, kecuali waktu
selama dirawat nginap di rumah sakit di luar Rumah Tahanan Negara
yang tidak ikut dikurangkan;
5. menyatakan barang bukti berupa:
- (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Pandan Arum
Blok B No.12 Samarinda;
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Karpotek
Blok Y No.15 Samarinda;
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan Ruko di Jalan P. Antasari
HGB No.1744 Samarinda;
Dikembalikan kepada Ny. Fauziah Kasyful;
- Rekening Koran pada Bank BPD Samarinda No.10.0000130758.7
dengan saldo Rp.3.125.179,97,-;
- Rekening Koran pada Bank BCA Samarinda No.027.081177
dengan saldo Rp.8.553.447,87 Dikembalikan kepada terdakwa;
-
Barang bukti berupa surat/dokumen tetap dilampirkan dalam
berkas perkara ini;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
56
6. Menghukum terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin H.
AS’AD ZAMZAM untuk membayar biaya perkara sebesar Rp.5.000,-
(lima ribu rupiah);
Membaca Putusan Mahkamah Agung No.1702 K/Pid/2007 tanggal 28 Januari
2008 yang amar lengkapnya sebagai berikut:
1. Menyatakan terdakwa Drs. H. KASYFUL ANWAR AS’AD bin H. AS’AD
ZAMZAM tersebut terbukti secara sah dan meyakinkan telah bersalah
melakukan tindak pidana : KORUPSI YANG DILAKUKAN SECARA
BERSAMA-SAMA DAN SEBAGAI PERBUATAN BERLANJUT;
2. Menghukum oleh karena itu terdakwa dengan pidana penjara selama 1(satu)
tahun;
3. Memerintahkan bahwa hukuman tersebut tidak usah dijalani, kecuali jika
dikemudian hari ada putusan hakim menentukan lain, disebabkan
karenaterdakwa melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan yang
ditentukan dalam perintah tersebut yaitu 1 (satu) tahun habis;
2. Menghukum pula terdakwa dengan pidana denda sebesar Rp.50.000.000,-
(lima puluh juta rupiah) dengan ketentuan apabila denda tersebut tidak
dibayar akan diganti dengan pidana kurungan selama 1 (satu) tahun habis;
5. Menetapkan barang-barang bukti berupa sebagai berikut:
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
57
1. - 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Pandan Arum
Blok B No.12 Samarinda;
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan rumah di Perum Karpotek Blok Y
No.15 Samarinda;
- 1 (satu) bidang tanah dan bangunan Ruko di Jalan P. Antasari HGB
No.1744 Samarinda;
Dikembalikan kepada Ny. Fauziah Kasyful;
2. - Rekening Koran pada Bank BPD Samarinda No.10.0000130758.7
dengan saldo Rp.3.125.179,97,-;
- Rekening Koran pada Bank BCA Samarinda No.027.0811779 dengan
saldo Rp.8.553.447,87 Dikembalikan kepada terdakwa Drs. Kasyful
Anwar As’Ad bin H. As’ad Zamzam;
3. Barang bukti berupa surat/dokumen tetap dilampirkan dalam berkas
perkara ini;
" Membebankan biaya perkara ini dalam semua tingkat peradilan kepada
terdakwa yang dalam tingkat kasasi ini sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus
rupiah);
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
58
2. Putusan No.611 K/Pid/2006
Membaca putusan Pengadilan Negeri Banyumas No.39 / Pid.B / 1999 /
PN.Bms tanggal 24 November 1999 yang amar lengkapnya sebagai
berikut :
- Menyatakan Terdakwa MARTOJOEWOTO alias WARMONO seperti
tersebut diatas terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan
tindak pidana : KORUPSI DILAKUKAN SECARA BERLANJUT”;
- Memidana Terdakwa oleh karena itu dengan pidana penjara selama 5
(lima) bulan;
- Menghukum Terdakwa untuk membayar uang pengganti sejumlah
Rp.1.195.000,- (satu juta seratus sembilan puluh lima ribu rupiah);
- Memerintahkan barang bukti dalam perkara ini berupa :
1. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyumas
Nomor141/419/84/51 tertanggal 23 Oktober 1984, tentang Pemutihan
Surat Keputusan pengangkatan dalam jabatan Perangkat Desa atas nama
MARTOJOEWONO sebagai Sekretaris Desa dikembalikan kepada
Terdakwa;
2. Buku Kas Umum Model C.2 bulan Januari 1996 sampai dengan bulan
Februari 1998 dan Buku Kas Umum Model C.2 bulan Maret 1998 sampai
dengan bulan Februari 1999 dikembalikan pada Pemerintah Desa
Karangnanas melalui saksi Karsan Siswodiharjo;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
59
3. Kwitansi tertanggal 27 Juni 1996 yang ditanda tangani oleh
W.Martojoewono yang berisi penerimaan uang dari Yudiharjo Wahyudi
sebanyak Rp.1.000.000,- untuk pembayar sewa garapan sawah seluas 1
bau dalam waktu 2 tahun terhitung mulai ranteban 1996 sampai dengan
sadon 1998;
4. Kwitansi tertanggal 12 September 1996 yang ditanda tangani oleh
Martorjoewono yang berisi penerimaan uang dari Wahyudi sebanyak
Rp.600.000,- untuk pembayaran sewa garapan tanah benda desa seluas 1
bau dalam waktu 4 potong (2 tahun);
5. Kwitansi tertanggal 27 Juni 1996 yang ditanda tangani oleh
K.Siswodiharjo yang berisi penerimaan uang dari Yudiharjo sebanyak
Rp.700.000,- guna membayar uang sewa garapan sawah 2 potong (1
tahun);
6. Kwitansi tertanggal 1 Oktober 1998 yang ditanda tangani oleh K.
Siswodiharjo yang berisi uang dari Yudiharjo sebanyak Rp.500.000,-
guna membayar satu potong garapan sawah bekas pensiunan bk
Mulyasengaja seluas 1 bau;
7. Kwitansi tertanggal 27 Oktober 1997 yang ditanda tangani oleh
Martojoewono yang berisi penerimaan uang dari Budi Sutrisno sebanyak
Rp.500.000,- guna membayar swadaya pembangunan 1997;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
60
8. Kwitansi tertanggal 17 Desember 1998 yang ditanda tangani oleh
Rikun Anshori yang berisi penerimaan uang dari Budi Sutrisno sebanyak
Rp.50.000,- guna membayar swadaya pembangunan desa Karangnanas
Tahun Anggaran 1998/1999;
Nomor 7 dan Nomor 8 dikembalikan kepada saksi Budi Sutrisno;
9. Surat Pernyataan tertanggal 13 Oktober 1999 yang ditanda tangani oleh
Adi Prayitno pemilik toko Gemilang tetap dilampirkan dalam berkas
perkara ini;
-- Membebani Terdakwa untuk membayar biaya perkara sebesar
Rp.2.500,-(dua ribu lima ratus rupiah);
Membaca putusan Pengadilan Tinggi Jawa Tengah di Semarang No. 26/Pid/2000/PT.
Smg tanggal 23 Februari 2000 yang amar lengkapnya sebagai berikut :
-- Menerima permintaan banding dari Terdakwa dan Jaksa Penuntut Umum ;
-- Memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Banyumas tanggal 24 November
1999 No.39/Pid.B/1999/PN.Bms yang dimohonkan banding, sehingga amar
selengkapnya berbunyi sebagai berikut :
-- Menyatakan Terdakwa Martojoewono alias Warmono seperti tersebut diatas
terbukti secara sah dan meyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
“KORUPSI DILAKUKAN SECARA BERLANJUT”;
-- Menghukum Terdakwa dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
61
-- Memerintahkan bahwa pidana tersebut tidak usah dijalani, kecuali jika
dikemudian hari ada putusan Hakim yang menentukan lain, disebabkan
karena sebelum selesainya masa percobaan selama 1 (satu) tahun, terpidana
melakukan perbuatan pidana;
-- Menghukum Terdakwa untuk membayar uang pengganti sejumlah
Rp.1.745.000,- (satu juta tujuh ratus empat puluh lima ribu rupiah);
-- Memerintahkan barang bukti berupa :
1. Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Banyumas Nomor
141/419/84/51 tanggal 23 Oktober 1984, tentang pemutihan Surat
Keputusan pegangkatan dalam jabatan Perangkat Desa atas nama
Martojoewono sebagai Sekretaris Desa, dikembalikan kepada Terdakwa ;
2. Buku Kas Umum Model C.2 bulan Januari 1996 sampai dengan bulan
Februari 1998 dan Buku Kas Umum Model C.2 bulan Maret 1998 sampai
dengan bulan Februari 1999 dikembalikan pada Pemerintah Desa
Karangnanas melalui saksi Karsan Siswodiharjo;
3. Kwitansi tertanggal 27 Juni 1996 yang ditanda tangani oleh
W. Martojoewono yang berisi penerimaan uang dari Yudiharjo Wahyudi
sebanyak Rp.1.000.000,- untuk pembayar sewa garapan sawah seluas 1
bau dalam waktu 2 tahun terhitung mulai ranteban 1996 sampai dengan
sadon 1998;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
62
4. Kwitansi tertanggal 12 September 1996 yang ditanda tangani oleh
Martorjoewono yang berisi penerimaan uang dari Wahyudi sebanyak
Rp.600.000,- untuk pembayaran sewa garapan tanah benda desa seluas 1
bau dalam waktu 4 potong (2 tahun);
5. Kwitansi tertanggal 27 Juni 1996 yang ditanda tangani oleh K.
Siswodiharjo yang berisi penerimaan uang dari Yudiharjo sebanyak
Rp.700.000,- guna membayar uang sewa garapan sawah 2 potong (1
tahun);
6. Kwitansi tertanggal 1 Oktober 1998 yang ditanda tangani oleh
K.Siswodiharjo yang berisi uang dari Yudiharjo sebanyak Rp.500.000,-
guna membayar satu potong garapan sawah bekas pensiunan bk
Mulyasengaja seluas 1 bau;
7. Kwitansi tertanggal 27 Oktober 1997 yang ditanda tangani oleh
Martojoewono yang berisi penerimaan uang dari Budi Sutrisno sebanyak
Rp.500.000,- guna membayar swadaya pembangunan 1997;
8. Kwitansi tertanggal 17 Desember 1998 yang ditanda tangani oleh Rikun
Anshori yang berisi penerimaan uang dari Budi Sutrisno sebanyak
Rp.50.000,- guna membayar swadaya pembangunan desa Karangnanas
Tahun Anggaran 1998/1999;
Nomor 7 dan Nomor 8 dikembalikan kepada saksi Budi Sutrisno;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
63
9. Surat Pernyataan tertanggal 13 Oktober 1999 yang ditanda tangani oleh
Adi Prayitno pemilik toko Gemilang tetap dilampirkan dalam berkas
perkara ini;
-- Menghukum Terdakwa untuk membayar biaya perkara dalam peradilan
tingkat pertama sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah), dalam
tingkat banding sebesar Rp.2.500,- (dua ribu lima ratus rupiah);
Kemudian ditingkat Kasasi Mahkamah Agung, Hakim Agung yang menangani
Perkara ini menolak permohonan Kasasi dari Jaksa/Penuntut Umum pada
kejaksaan Negeri Banyumas tersebut, sehingga Pidana yang dijatuhkan
terhadap Terpidana yang berlaku adalah yang dikeluarkan oleh Pengadilan
Tinggi Jawa Tengah di Semarang No. 26/Pid/2000/PT.Smg tanggal 23
Februari 2000.
Dari dua putusan pengadilan diatas maka, penulis mengetahui bahwa selain
ketentuan-ketentuan Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi yang
mengacu kepada Pasal 10 KUHP masih ada lagi jenis pemidanaan yang dapat
dijatuhkan kepada terpidana Tindak Pidana Korupsi, yaitu dengan menjatuhkan
putusan pidana dengan bersyarat. Dengan kata lain hukuman tersebut tidak usah
dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada putusan hakim yang menentukan lain,
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
64
disebabkan karena sebelum selesainya masa percobaan selama 1 (satu) tahun,
terpidana melakukan perbuatan pidana. Lalu, sebagai tambahan juga dijatuhkan
pidana tambahan berupa membayar uang pengganti dan pidana denda.
Berdasarkan Pasal 14a sampai dengan Pasal 14f Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana maka, yang dapat dijatuhi putusan pidana dengan bersyarat hanyalah tindak
pidana yang bersifat ringan (tipiring) sehingga bila pidana dengan bersyarat
dijatuhkan kepada pelaku tindak pidana korupsi akan melukai semangat
pemberantasan korupsi di Indonesia dan menyalahi ketentuan-ketentuan didalam
Undang-Undang No.31 tahun 1999 diubah dengan Undang-Undang No.20 tahun
2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Karena Didalam Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
tersebut menentukan batasan minimal dan maksimal hukuman bagi pelaku tindak
pidana korupsi, yaitu pidana penjara paling singkat 1 (satu) tahun dan pidana
maksimalnya adalah hukuman mati.
B. Apakah yang menjadi alasan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana
dengan bersyarat terhadap pelaku tindak pidana korupsi.
Bagi hakim yang bijak, ketika ia akan menarik dan menetapkan amar putusan,
ia terlebih dulu akan merenungkan dan mempertimbangkan benar tentang manfaat
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
65
apa yang akan dicapai dari penjatuhan pidana (jenis dan berat ringannya), baik bagi
terdakwa, maupun masyarakat dan negara.
39
Hukuman atau sanksi yang dianut hukum pidana membedakan hukuman pidana
dengan bagian hukum yang lain. Hukuman dalam hukum pidana ditujukan untuk
memelihara keamanan dan pergaulan hidup yang teratur.40
Didalam system hukum acara pidana, pada pokoknya dikenal dua jenis putusan
pengadilan:
1. Jenis Putusan yang bersifat Formil
Jenis yang pertama adalah putusan pengadilan yang bukan merupakan
putusan akhir, yaitu:
a. Putusan yang berisi pertanyaan tidak berwenangnya pengadilan
untuk memeriksa suatu perkara (onbevoegde verklaring), Pasal
148 ayat 1 (KUHAP). Contoh, perkara yang diajukan oleh
penuntut umum bukan merupakan kewenangan pengadilan
yang bersangkutan, melainkan kewenangan pengadilan lain.
b. Putusan yang menyatakan bahwa dakwaan/surat dakwaan
penuntut umum batal (nietig verklaring van de acte van
verwijzing Pasal 156 ayat (1) KUHAP.) dalam hal ini misalnya
surat dakwaan jaksa tidak memenuhi Pasal 143 ayat (3)
39Op.cit. Adami Chawawi. Hlm.157
40Leden Marpaung. Asas-Teori-Praktik Hukum Pidana. Jakarta. Sinar Grafika. 2008
Hlm.105
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
66
KUHAP, yaitu tidak dicantumkannya waktu dan tempat tindak
pidana dilakukan di dalam surat dakwaan.
c. Putusan yang berisi pernyataan bahwa dakwaan penuntut
umum tidak dapat diterima (niet ontvankelijk verklaard -Pasal
156 ayat (1) KUHAP). Misalnya, perkara yang diajukan oleh
penuntut umum sudah daluarsa, nebis in idem, perkara yang
memerlukan syarat aduan (klacht delict ), penuntutan seorang
penerbit yang telah memenuhi syarat Pasal 61 KUHP.
d. Putusan yang berisi penundaan pemeriksaan perkara oleh
karena ada perselisihan prejudisiel
2. Jenis Putusan yang bersifat Materil
Sedangkan yang kedua adalah jenis putusan pengadilan yang
merupakan putusan akhir (eind vonnis), yaitu:
a. Putusan yang menyatakan terdakwa dibebaskan dari dakwaan
(vrijspraak) Pasal 191 ayat (1) KUHAP
b. Putusan yang menyatakan bahwa terdakwa dilepaskan dari
segala tuntutan hukum (ontslag van alle rechtsvervolging)-
Pasal 191 ayat (2) KUHAP
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
67
c. Putusan yang berisi suatu pemidanaan (veroordeling)- Pasal
193 ayat (1) KUHAP.
41
A.d.a. Putusan Bebas (vrijspraak )
Putusan yang demikian ini dijatuhkan oleh pengadilan apabila ia berpendapat
bahwa kesalahan atau perbuatan yang didakwakan terhadap terdakwa tidak
terbukti secara sah dan meyakinkan di dalam pemeriksaan di pengadilan.
Tidak terbuktinya kesalahan terdakwa ini adalah minimum bukti yang
ditetapkan oleh undang-undang tidak terpenuhi, misalnya hanya ada keterangan
tersangka, tanpa dikuatkan oleh alat bukti lain, atau alat bukti terpenuhi, tetapi
hakim tidak yakin akan kesalahan terdakwa. Putusan bebas ini bersifat
negative, dalam arti bahwa putusan itu tidak menyatakan terdakwa tidak
melakukan perbuatan yang didakwakan itu, melainkan menyatakan bahwa
kesalahan terdakwa tidak terbukti. Jadi, bahwa di persidangan hal itu tidak
terbukti.42
A.d.b. Putusan Lepas dari segala tuntutan hukum
Putusan ini dijatuhkan oleh hakim jika ia berpendapat bahwa perbuatan yang
didakwakan kepada terdakwa terbukti, tetapi perbuatan itu tidak merupakan
41Syarifuddin Pettanase, Ansorie Sabuan. Hukum Acara Pidana. Palembang.
Percetakan Universitas Sriwijaya. 2000. Hlm 215
42Ibid. hlm. 216
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
68
suatu tindak pidana, jadi bukan merupakan perbuatan yang dapat dipidana.
Oleh perbuatan yang terbukti itu sama sekali tidak dapat dimasukkan dalam
salah satu ketentuan undang-undang pidana atau karena adanya alasan
pembenar (rechtvaardigingsground) tersebut dalam Pasal 48 KUHP, Pasal 49
ayat (1), Pasal 50 KUHP dan Pasal 51 Ayat (1) KUHP
Putusan ini juga dijatuhkan oleh hakim dalam hal perbuatan yang terbukti itu
merupakan tindak pidana, akan tetapi terdakwanya tidak dapat dipidana
disebabkan tidak adanya kemampuan bertanggung jawab tersebut dalam Pasal
44 KUHP atau disebabkan adanya alasan pemaaf tersebut dalam Pasal 49 ayat
(2) KUHP dan Pasal 51 ayat (2) KUHP. Adapun perbedaan yang prinsipil
antara dua macam putusan tersebut diatas ialah bahwa dalam hal putusan bebas
jaksa tidak dapat naik banding kepada pengadilan tinggi (Pasal 67 KUHAP),
sedangkan dalam hal pelepasan dari segala tuntutan hukum dapat dimintakan
banding, baik oleh terdakwa atau jaksa).43
A.d.c. Putusan Pemidanaan
Putusan pemidanaan ini dijatuhkan oleh hakim apabila kesalahan terdakwa
terhadap perbuatan yang didakwakan kepadanya dianggap terbukti dengan sah
dan meyakinkan. Jadi, menurut Pasal 193 ayat (1) KUHAP apabila
terdakwanya pada waktu melakukan tindak pidana itu belum berumur enam
43Ibid. Hlm. 217
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
69
belas tahun maka hakim dapat memilih di antara ketentuan yang disebut dalam
Pasal 45 KUHP, yaitu:
a. Menyerahkan kembali kepada orang tuanya atau wali tanpa dikenakan suatu
pidana;
b. Memerintahkan agar terdakwa diserahkan kepada pemerintah, dan supaya
dipelihara dalam suatu tempat pendidikan negara sampai berumur delapan
belas tahun (lihat Pasal 46 KUHP);
c. Menjatuhkan pidana kepada terdakwa.44
3. berdasarkan jenis-jenis putusan pengadilan diatas, hakim harus memberikan
pertimbangan yang harus adil dalam menjatuhkan putusan. Dari putusan-
putusan pidana dengan bersyarat yang sudah ada sebelumnya Putusan
Mahkamah Agung No. 1702 K/Pid/2007 dan Putusan No.611 K/Pid/2006
yang menjadi dasar pertimbangannya adalah sebagai berikut:
1. Putusan Mahkamah Agung No. 1702 K/Pid/2007
Menimbang, bahwa untuk menentukan jenis pidana dan lamanya pidana
yang dijatuhkan, Mahkamah Agung akan memperhatikan hal-hal yang
memberatkan dan meringankan pemidanaan sebagai berikut :
44Ibid. Ham. 218
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
70
Hal-hal yang memberatkan:
1. Perbuatan terdakwa merugikan keuangan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur;
2. Perbuatan terdakwa menghambat usaha untuk mewujudkan clean
government;
3. Perbuatan terdakwa dapat menurunkan citra dan wibawa lembaga
DPRD;
Hal-hal yang meringankan
1. Terdakwa belum pernah dihukum dan mempunyai tanggungan
keluarga;
2. Terdakwa di persidangan sangat kooperatif, sopan dan tidak
menghambat persidangan;
3. Terdakwa tidak terlibat dalam pengelolaan keuangan DPRD Kaltim dan
tidak ikut dalam kesepakatan dalam hal pembukaan rekening atas
nama Ketua DPRD Kaltim;
4. bahwa sebagian besar uang yang diterima oleh terdakwa telah
digunakan untuk kepentingan sosial;
Menimbang, bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut, maka Mahkamah
Agung akan menjatuhkan pidana yang jenis dan lamanya akan
mewujudkan tujuan pemidanaan yang lebih bersifat edukatif, korektif dan
preventif ;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
71
2. Putusan Mahkamah Agung No.611 KPid/2006
Menimbang, bahwa alasan-alasan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi
pada pokoknya sebagai berikut :
1. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Banyumas dalam putusannya
Nomor 39/Pid.B/1999/PN.Bms. tanggal 24 November 1999
menjatuhkan pidana penjara kepada Terdakwa selama 5 (lima) bulan;
2. Bahwa Majelis Hakim Pengadilan Tinggi Jawa Tengah di Semarang
dalam putusannya Nomor 26/Pid/2000/PT.Smg tanggal 23 Februari
2000 menyatakan memperbaiki putusan Pengadilan Negeri Banyumas
39/Pid.B/1999/PN.Bms tanggal 24 November 1999 tersebut, dengan
menghukum Terdakwa dengan pidana penjara selama 5 (lima) bulan
dengan perintah bahwa hukuman tersebut tidak usah dijalani kecuali
jika dikemudian hari ada putusan Hakim yang memerintahkan lain
disebabkan karena sebelum selesainya masa percobaan selama 1 (satu)
tahun terpidana melakukan suatu perbuatan pidana;
3. Bahwa Pengadilan Tinggi Jawa Tengah di Semarang dalam
pertimbangan putusannya (pada halaman 14) adalah sebagai berikut :
3.1. Jumlah yang dikorupsi oleh Terdakwa relatif sangat kecil tidak
sesuai dengan pengabdian;
3.2. Terdakwa sudah berupaya menyerahkan kembali uang tersebut,
akan tetapi ditolak, sebagai hal yang meringankan ;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
72
4. Bahwa sehubungan dengan alasan pertimbangan tersebut Nomor 3
diatas, kami Jaksa Penuntut Umum akan menanggapinya sebagai
berikut :
4.1. Bahwa pengabdian Terdakwa telah dijadikan sebagai dasar
pertimbangan untuk meringankan penjatuhan pidana kepada
Terdakwa ; Bahwa pertimbangan tentang pengabdian Terdakwa,
adalah bukan merupakan pertimbangan yuridis dan oleh karena
itu, tidak dapat dijadikan sebagai dasar pertimbangan untuk
meringankan penjatuhkan pidana. Disamping itu, pertimbangan
pengabdian tersebut juga tidak jelas karena Pengadilan Tinggi
tidak memberikan penjelasan apa yang dimaksud dengan
pengabdian tersebut ;
4.2. Bahwa Terdakwa oleh Penuntut Umum didakwa melakukan
tindak pidana Korupsi sebesar Rp.1.991.000,- dan oleh
Pengadilan Negeri Banyumas dinyatakan terbukti sebesar
Rp.1.195.000,-;
Apa yang disebut oleh Pengadilan Tinggi Jawa Tengah bahwa
Terdakwa telah berupaya menyerahkan kembali uang tersebut (yang
ditolak oleh Ka Ur Keuangan), pernyataan Pengadilan Tinggi mengenai
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
73
upaya penyerahan kembali yang demikian ini, adalah tidak tepat sehingga
perlu kami luruskan sebagai berikut :
4.2.1. Bahwa pernyataan Pengadilan Tinggi tersebut memberi kesan
seolah-olah Terdakwa berupaya menyerahkan seluruh uang
yang dikorupsi, padahal yang senyatanya tidak demikian,
Terdakwa pada waktu itu hanya akan menyerahkan /
menyetorkan uang pologoro Rp.95.000,- bukan seluruh uang
yang dikorupsi;
4.2.2. Bahwa uang pologoro sebesar Rp.95.000,- tersebut sebenarnya
sudah Terdakwa terima dari penduduk sejak lama (kira-kira
satu tahun yang lalu) akan tetapi baru diserahkan kepada Ka
Ur Keuangan pada waktu setelah proses pemeriksaan
perkaranya sedang berlangsung di Kejaksaan Negeri
Banyumas. Penolakan penyetoran uang pologoro tersebut
oleh Kaur Keuangan didasarkan pada pertimbangan adanya
kekhawatiran pihak Perangkat Desa itu jika sampai
mengganggu proses pemeriksaan Kejaksaan ;
4.2.3. Bahwa dengan demikian maka upaya Terdakwa untuk
menyerahkan uang pologoro tersebut tidak dapat dijadikan
sebagai pertimbangan yang meringankan bagi penjatuhan
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
74
pidana terhadap Terdakwa sebab kecuali uang pologoro itu
belum diterima sampai saat pemeriksaan persidangan
pengadilan, jumlahnya juga sangat kecil bila dibanding
dengan jumlah uang yang dikorupsi;
5. Bahwa Pengadilan Tinggi Jawa Tengah telah menjatuhkan hukuman
percobaan terhadap Terdakwa, akan tetapi Pengadilan Tinggi didalam
putusannya tidak mencantumkan ketentuan Pasal 14 KUHP sebagai
dasar pemidanaan dan Pengadilan Tinggi juga tidak
mempertimbangkan hal-hal yang menyebabkan dijatuhkannya
hukuman percobaan itu sebagaimana diatur dalam Pasal 14 KUHAP
tersebut ;
Menimbang, bahwa atas alasan-alasan tersebut Mahkamah Agung
berpendapat :
Bahwa alasan – alasan kasasi tersebut tidak dapat dibenarkan karena Judex
Factie tidak salah menerapkan hukum, lagi pula mengenai berat ringannya
pidana dalam perkara ini merupakan wewenang Judex Factie yang tidak
tunduk pada kasasi, kecuali menjatuhkan pidana melampaui batas
maksimum ancaman pidananya atau kurang dari batas minimum ancaman
pidananya, yang ditentukan oleh peraturan perundang-undangan atau
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
75
menjatuhkan hukuman dengan tidak memberikan pertimbangan yang
cukup dan incasu dalam menjatuhkan hukuman tersebut Judex Factie telah
memberikan pertimbangan yang cukup tentang keadaan yang
memberatkan pemidanaan;
Dari dua Putusan diatas kita dapat melihat yang diberikan oleh majelis hakim
dalam menjatuhkan sanksi terhadap dua orang terpidana korupsi yang terbukti
melakukan tindak pidana korupsi tetapi dijatuhi pidana dengan bersyarat, dimana jika
majelis hakim berpedoman kepada Undang-Undang No.31 tahun 1999 diubah dengan
Undang-Undang No.20 tahun 2001 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
maka mejelis hakim tidak akan menemukan pidana dengan bersyarat ditiap-tiap Pasal
dalam Undang-Undang tersebut.
Dari Putusan Mahkamah Agung No. 1702 K/Pid/2007 penulis dapat melihat
bahwa untuk menentukan jenis pidana dan lamanya pidana yang dijatuhkan,
Mahkamah Agung akan memeperhatikan hal-hal yang memberatkan dan
meringankan pemidanaan sebagai berikut :
Menimbang, bahwa mengenai unsur-unsur lain dari tindak pidana yang
dimaksud dalam Pasal 3 undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo Undang- Undang
No.20 Tahun 2001 dari dakwaan Subsidair tersebut yaitu perbuatan memperkaya diri
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
76
sendiri atau orang lain atau suatu korporasi “ dan Unsur” “dapat merugikan
Keuangan Negara atau Perekonomian negara, mengenai Pasal 55 (1) KUHP dan
Pasal 64 ayat 1 KUHP, Mahkamah Agung akan mengambil alih pertimbangan
hukum Pengadilan Negeri yang memang sudah tepat dan benar dengan menyatakan
bahwa unsur-unsur tindak pidana dalam dakwaan Subsidair telah dipenuhi oleh
perbuatan terdakwa”;
Menimbang, bahwa mengenai hukuman untuk membayar uang pengganti,
menurut pendapat Mahkamah Agung tidak patut dan tidak adil apabila kepada
terdakwa dijatuhkan hukuman untuk membayar uang pengganti sebesar
Rp.3.463.175.000,- karena sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 110 Tahun
2000 maupun Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2004, terdakwa sebagai Wakil
Ketua DPRD wajar untuk berpenghasilan sejumlah tersebut, mengingat uang
penghasilannya meliputi : a. Uang Representasi, b. Uang Paket, c. Tunjangan Jabatan,
d. Tunjangan Komisi, e. Tunjangan khusus dan tunjangan perbaikan penghasilan dan
tunjangan-tunjangan lainnya. Lagi pula yang menjadi kriteria untuk menentukan
jumlah uang pengganti berdasarkan Pasal 18 ayat 1 huruf b Undang-Undang No.31
Tahun 1991 jo Undang-Undang No.20 Tahun 2001 adalah harus sama dengan harta
benda yang diperoleh dari tindak pidana korupsi, dan ini casu tuntutan untuk adanya
jumlah dari harta benda yang diperoleh dari korupsi yang dilakukan oleh terdakwa;
Menimbang, bahwa berdasarkan pertimbangan tersebut di atas, menurut
pendapat Mahkamah Agung, terdakwa terbukti secara sah dan meyakinkan telah
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
77
bersalah melakukan tindak pidana sebagaimana dimaksud dalam dakwaan Subisidair
(melanggar Pasal 3 Undang-Undang No.31 Tahun 1999 jo Undang-Undang No.20
Tahun 2001), oleh karena itu ia harus dihukum;
Hal-hal yang memberatkan:
1. Perbuatan terdakwa merugikan keuangan Pemerintah Provinsi
Kalimantan Timur;
2. Perbuatan terdakwa menghambat usaha untuk mewujudkan clean
government;
3. Perbuatan terdakwa dapat menurunkan citra dan wibawa lembaga
DPRD;
Hal-hal yang meringankan
1. Terdakwa belum pernah dihukum dan mempunyai tanggungan
keluarga;
2. Terdakwa di persidangan sangat kooperatif, sopan dan tidak
menghambat persidangan;
3. Terdakwa tidak terlibat dalam pengelolaan keuangan DPRD Kaltim dan
tidak ikut dalam kesepakatan dalam hal pembukaan rekening atas
nama Ketua DPRD Kaltim;
4. bahwa sebagian besar uang yang diterima oleh terdakwa telah
digunakan untuk kepentingan sosial;
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
78
Setelah membaca pertimbangan Mahkamah Agung diatas bahwa terpidana
terbukti melanggar Pasal 3 Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
dimana Pasal tersebut berbunyi” setiap orang yang dengan tujuan menguntungkan
diri sendiri atau orang lain atau suatu korporasi, menyalahgunakan kewenangan,
kesempatan atau sarana yang ada padanya karena jabatan atau kedudukan yang
dapat merugikan keuangan negara atau perekonomian negara, dipidana penjara
seumur hidup atau pidana paling sedikit 1(satu) tahun dan paling lama 20 (dua
puluh) tahun dan/atau denda denda paling sedikit Rp.50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) dan paling banyak Rp 1.000.000.000,00 (satu milyar rupiah). Di Pasal
tersebut tidak dijelaskan mengenai pidana dengan bersyarat.
Kemudian Mahkamah Agung Juga merasa tidak adil bila harus menjatuhkan
hukuman untuk membayar uang pengganti, karena mengingat jabatan terpidana
sebagai wakil ketua DPRD sehingga terpidana dianggap wajar memiliki jumlah
kekayaan seperti tersebut diatas.
Tujuan adanya uang pengganti adalah untuk memidana dengan seberat
mungkin para koruptor agar mereka jera dan untuk menakuti orang lain agar tidak
melakukan korupsi. Tujuan lain adalah untuk mengembalikan uang negara yang
melayang akibat suatu perbuatan korupsi. Menurut undang-undang, salah satu unsur
tipikor adalah adanya tindakan yang “merugikan negara”. Dengan unsure ini, maka
setiap terjadi suatu perbuatan korupsi pasti akan menimbulkan kerugian pada
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
79
keuangan negara. Merupakan suatu hal yang wajar apabila pemerintah kemudian
menerapkan sebuah kebijakan yang tertuang dalam undang-undang dalam
mengupayakan kembalinya uang negara tersebut.45
Definisi pidana pembayaran uang pengganti dapat ditarik dari Pasal 18 UU ayat
1 huruf b No 31 Tahun 1999 yaitu”pembayaran uang pengganti yang jumlahnya
sebanyak-banyaknya sama dengan harta benda yang diperoleh dari tindak pidana
korupsi”. Untuk dapat menentukan dan membuktikan berapa sebenarnya
jumlah”harta benda yang diperoleh terpidana dari tindak pidana korupsi” jangan
hanya ditafsirkan harta benda yang masih dikuasai oleh terpidana pada saat jatuhnya
putusan pengadilan tetapi juga harta benda hasil korupsi yang pada waktu pembacaan
putusan sudah dialihkan terdakwa kepada orang lain.46
Jadi, dengan kata lain Mahkamah Agung hanya menjatuhkan pidana denda
kepada terpidana korupsi pada Putusan Mahkamah Agung No. 1702 K/Pid/2007.
Penjatuhan pidana dengan bersyarat pada kasus korupsi akan mengurangi kesan
beratnya tindak pidana korupsi sehingga menyebabkan orang tidak lagi melihat
ancaman pidana dalam Undang-undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi
sebagai sesuatu yang menakutkan. Dalam hal ini pemidanaan Tindak Pidana Korupsi
telah kehilangan fungsi pencegahan umumya. Pencegahan khusus berupa efek jera
yang diharapkan muncul dari pemidanaan korupsi pun juga dikhawatirkan hilang
45Op.cit. Efi Laila Kholis. Hlm. 17
46Ibid. Efi Laila Kholis. Hlm.15
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
80
bersamaan dengan penerapan pidana dengan bersyarat yang berarti bahwa terpidana
tidak perlu menjalani hukuman meskipun terbukti bersalah.
Hukuman percobaan dilatarbelakangi pemikiran yang ingin memberi
kesempatan pada pelaku tindak pidana untuk memperbaiki perilakunya secara non
institusional di dalam masyarakat. Aspek rehabilitatif suatu pemidanaan menjadi titik
berat penjatuhan bentuk pidana ini. Sejauh yang penulis tahu, preferensi hakim
memilih bentuk hukuman percobaan adalah sangat rendah meskipun terhadap jenis
tindak pidana ringan dan bahkan untuk jenis crime without victim sekalipun. Padahal
jenis tindak pidana ringan merupakan jenis tindak pidana yang direkomendasikan
untuk penerapan hukuman percobaan.47
47 http://psod.wordpress.com/2009/07/08/mencermati-vonis-percobaan-dalam-
tindak-pidana-korupsi/ diakses tanggal 15 oktober 2010.
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
81
BAB IV
PENUTUP
Bab ini merupakan hasil analisis terhadap data dan informasi yang sudah
berhasil dikumpulkan dan dipaparkan pada Bab II dan Bab III diatas. Bertitik tolak
dari uraian pada Bab II dan pembahasan pada Bab III dapat diambil kesimpulan dan
saran.
1. Kesimpulan
Sesuai dengan permasalah yang telah dijelaskan pada bab sebelumnya. Maka
penulis akan mencoba menguraikan beberapa kesimpulan yang diantaranya
sebagai berikut:
a. Pidana bersyarat dapat diterapkan terhadap tindak pidana korupsi yang
merupakan extra ordinary crime, karena undang-undang Pemberantasan
Tindak Pidana Korupsi memang tidak secara eksplisit mengatur
kemungkinan dijatuhkannya hukuman percobaan namun Undang-Undang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi membuka ruang dan kesempatan
untuk menerapkan vonis yang semacam ini. Ancaman minimum pidana
penjara 1 (satu) tahun seperti terdapat pada Pasal 3, Pasal 5, dan Pasal 9
Undang-Undang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi memberi ruang
dan kesempatan pada hakim utuk menjatuhkan Pidana dengan bersyarat
pada kasus-kasus tindak pidana korupsi yaitu apabila kasus yang dijerat
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
82
dengan Pasal-Pasal tersebut kemudian dijatuhi pidana penjara tidak lebih
dari 1 (satu) tahun.
b. Yang menjadi alasan hakim dalam menjatuhkan putusan pidana dengan
bersyarat terhadap pelaku tindak pidana korupsi lebih bersifat subjektif
terhadap para pelaku tindak pidana korupsi itu sendiri bukan dari sudut
pandang objektif dari perbuatan itu, dimana bila penulis lihat dari sudut
pandang objektif maka tidak memungkinkan hakim memberikan pidana
dengan bersyarat karena unsur-unsur dalam Pasal-Pasal yang dijeratkan
terhadap para pelaku telah terpenuhi.
Tetapi bila hakim melihat dari sudut pandang subjektif pelaku tindak
pidana korupsi memang memungkinkan untuk menjatuhkan pidana
dengan bersyarat, adapun beberapa hal yang termasuk kedalam
pertimbangan subjektif hakim diantaranya:
- Pertimbangan dari latar belakang terdakwa
- Kondisi fisik dan mental terdakwa
- Tindakan terdakwa yang kooperatif, sopan dan tidak menghambat
persidangan
- Status sosial daripada terdakwa itu sendiri
- Dan memiliki itikad baik untuk mengembalikan hasil korupsinya
kepada negara
5/13/2018 Analisis Yuridis Terhadap Perkara Korupsi Yang Dijatuhi Pidana Bersyarat - slide...
http://slidepdf.com/reader/full/analisis-yuridis-terhadap-perkara-korupsi-yang-dijatuhi-pidan
83
2. Saran
Berdasarkan kesimpulan diatas maka penulis mencoba memberikan beberapa
saran bila tidak ingin efek jera yang diharapkan muncul dari pemidanaan
korupsi pun juga dikhawatirkan hilang bersamaan dengan penerapan pidana
dengan bersyarat yang berarti bahwa terpidana tidak perlu menjalani hukuman
meskipun terbukti bersalah.
a. Diharapkan kepada hakim, baik ditingkat Pengadilan Negeri, Pengadilan
Tinggi maupun Mahkamah Agung agar memberikan pidana yang berat
kepada pelaku tindak pidana korupsi, agar anggota masyarakat lain dapat
merasakan efek jera yang diharapkan oleh pembuat peraturan perundang-
undangan. Walaupun telah ditambah dengan pidana tambahan berupa
pembayaran uang pengganti dan pidana denda.
b. Hakim Diharapkan lebih mempertimbangkan kerugian negara daripada
pelaku tindak tindak pidana itu sendiri agar pidana dengan bersyarat ini
tidak perlu lagi dijatuhkan pada putusan tindak pidana korupsi yang lain.