analisis wacana kesabaran dalam...
TRANSCRIPT
ANALISIS WACANA KESABARAN DALAM BUKU
MAN SHABARA ZHAFIRA KARYA AHMAD RIFA’I RIF’AN
Skripsi
Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh
Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Sos)
Oleh:
Siti A’malina
NIM: 1111051000153
JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1439H/2018M
i
ABSTRAK
Siti A’malina
1111051000153
Analisis Wacana Kesabaran dalam Buku Man Shabara ZhafiraKarya Ahmad
Rifa’I Rif’an
Perkembangan media massa sudah sangat pesat.Ketika berdakwah melalui
media tulisan, tentu dapat memicu para da’i dalam mengolah kata yang ringan dan
bisa menancap di hati para pembaca. Bahkan, bisa menghadirkan ilustrasi atau
gambar pada buku supaya para pembaca tidak hanya menikmati tulisan, tapi juga
melihat gambar yang disampaikan pada tulisan. Penulis tertarik untuk membahas
skripsi mengenai media tulisan, yakni buku dalam memberikan pencerahan
kepada masyarakat. Buku yang penulis jadikan bahan penelitian dalam skripsi
adalah buku Man Shabara zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an.
Adapun masalah yang ingin diungkap dalam penelitian ini adalah melihat isi
cerita dalam buku Man Shabara Zhafira yang mengandung unsur Wacana
kesabaran yang ditulis Ahmad Rifa’I Rif’an dengan menggunakan teori analisis
wacana model Teun A Van Dijk yang meninjau bagaimana struktur penyampaian
pesan dilihat dari struktur teks, dimensi kognisi sosial dan dilihat dari dimensi
konteks sosial?
Metodelogi penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif karena dalam
pelaksanaannya lebih dilakukan pada pemaknaan teks. Pengumpulan data melalui
analisis dokumen dan di analisis melalui struktur wacana model Van Dijk.
Dari hasil penelitian ini ditemukan bahwa muatan wacana kesabaran yang ada
dalam buku Man Shabara Zhafira menonjolkan pada wacana kesabaran bahwa
ketika kita memiliki impian, terus berusaha dan bersabar dalam menghadapi
masalah dan cobaan maka keberuntungan itu akan datang. Melalui analisis
wacana Van Dijk ditemukan bahwa komunikator melakukan strategi wacana
melalui komposisi jumlah teks yang memperesentasikan pesan utama yang
hendak di usung melalui cerita dan kisah inspiratif.
Kata Kunci : Buku, Analisis Wacana, Sabar.
ii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, Segala puji bagi Allah SWT yang maha agung yang telah
memberikan nikmat sehat, iman dan kemudahan kepada penulis, sehingga penulis
dapat menyelesaikan skripsi ini. Sholawat dan salam tidak pernah lupa penulis
haturkan kepada Nabi Muhammad SAW, kekasih setiap hamba yang telah
mengajarkan kepada kita tentang indahnya keberagaman.
Bahagia rasanya karena atas izin Allah SWT. penulis dapat
menyelesaikan penelitian ini dengan judul: Analisis Wacana Kesabaran Dalam
Buku Man Shabara Zhafira Karya Ahmad Rifa’i Rif’an
Penyelesaian skripsi ini tentu tidak mulus, banyak aral dan rintangan yang
dihadapi. Namun penulis selalu berusaha untuk mensyukuri setiap detik dalam
perjuangan yang dijalani. Karena penulis meyakini bahwa tidak ada yang sia-sia
dalam perjuangan selagi ia berada dalam jalan kebaikan. Sejujurnya, butuh waktu
yang lama bagi penulis dalam menggarap dan menyelesaikan skripsi ini. Mulai
dari riset tentang permasalahan yang akan diangkat hingga penentuan judul. Bagi
penulis, menyusun skripsi bukan suatu hal yang mudah. Butuh pendalaman
masalah dan fokus yang tepat hingga akhirnya dapat melakukan penelitian.
Meskipun penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penelitian ini,
namun skripsi ini adalah hasil dari usaha terbaik penulis.
Penyelesaian skripsi ini tentu tidak lepas dari dukungan semua pihak.
Untuk itu, penulis ingin menyampaikan terima kasih yang sedalam-dalamnya
kepada:
iii
1. Prof. Dr. Dede Rosyada, MA. Sebagai Rektor UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta.
2. Dr. Arif Subhan, MA. Sebagai Dekan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Drs. Masran M.Ag Sebagai Ketua Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam
dan Fita Faturrokhmah, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Komunikasi
Penyiaran Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Zakaria, MA. Sebagai Dosen Pembimbing yang dengan sangat sabar dan
bijaksana dalam memberi motivasi dan arahannya kepada penulis hingga
terselesaikannya skripsi ini.
5. Rachmat Baihaky, MA Sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang
memberikan arahannya dalam pembuatan judul skripsi hingga
terbentuklah judul tersebut.
6. Seluruh dosen pengajar yang telah memberikan banyak ilmu kepada
penulis selama menempuh pendidikan di jurusan Komunikasi Penyiaran
Islam Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
7. Orang tua tercinta, Bapak Muhammad Roidin dan Ibu Dedeh yang telah
memberikan do’a tulusnya untuk penulis dan juga dengan kesabaran dan
dukungan yang luar biasa dari mereka, penulis dapat menyelesaikan
penelitian ini.
iv
8. Untuk saudaraku tersayang, Ahmad Muttaqin, Siti Muthohharoh dan
Muhammad Ilman beserta kakak ipar Nurul Safitri dan Septian Hadinata
Kalian adalah sumber semangat dan motivasi bagi penulis.
9. Untuk tiga ponakkan tersayang aisyah, imam dan yumna yang dapat
menghibur penulis dalam masa penyusunan skripsi.
10. Untuk Robianto yang selalu memberikan motivasi dan do’a untuk penulis
dalam menyusun skripsi.
11. Untuk teman-teman KPI E yang sedari awal bersama melalui “lika-liku”
jalannya perkuliahan. Semoga silaturrahmi kita tetap terjaga.
12. Untuk sahabat setiaku laily Rahmawat, Egi Giana.
13. Untuk teman-temanku senasib seperjuangan Naziyah Ismi Aulia, Suci
Kurnia Kasih, Ahmad Afandi, M. Imaduddin, Devi Pratiwi, Salma, Tria
Malida, Budi Rifa’i, Rizqi Aulia rosman, yang sudah menyempatkan
waktunya untuk diskusi, saling memberikan support dan informasi satu
sama lain.
14. Untuk seluruh Keluarga Besar TPI Insan Kamil, Dra. Inany Furoidah,
Dewi Anna Susani,Amd. dan para guru yang telah memberikan support
dan motivasi selama penyusunan skripsi.
15. Untuk teman-teman Ikatan Mahasiswa Tegal (IMT), dukungan kalian
sangat berarti bagi penulis.
16. Untuk teman-teman KKN PENA. Terima kasih untuk sepenggal kisah
yang tertoreh.
17. Penulis juga mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
yang terlibat membantu dalam penulisan skripsi ini yang tidak bisa penulis
v
sebutkan satu persatu. Do’a dan dukungan kalian sangat berarti bagi
penulis. Semoga Allah Swt. Senantiasa membalas kebaikan kalian semua.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini terdapat
banyak kekurangan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat
membangun sangat diharapkan untuk penyempurnaan penelitian ini. Semoga
skripsi ini dapat memberikan kontribusi pada penelitian selanjutnya.
Aamiin ya Robbal ‘Alamiin
Jakarta, 28 Juni 2018
Siti A’malina
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK..............................................................................................
KATA PENGANTAR...........................................................................
DAFTAR ISI...........................................................................................
DAFTAR TABEL .................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakan Masalah ................................................................
B. Batasan dan Rumusan Masalah ...................................................
C. Tujuan Penelitian .........................................................................
D. Manfaat Penelitian .......................................................................
E. Metodologi Penelitian .................................................................
F. Bingkai Teori ..............................................................................
G. Tinjauan Pustaka .........................................................................
H. Sistematika Penulisan ..................................................................
BAB II LANDASAN TEORI
A. Konseptualisasi Kesabaran ..........................................................
1. Kesabaran Menurut Al-Qur'an dan Hadits .............................
2. Kesabaran Menurut Perspektif Dakwah .................................
3. Kesabaran Menurut Ensiklopedia Al-Qur’an..........................
4. Kesabar Menurut Para Ahli.....................................................
B. Analisis Wacana ..........................................................................
1. Pengertian Analisis Wacana ...................................................
2. Wacana Menurut Pakar Komunikasi ......................................
3. Analisis Wacana van Dijk ......................................................
BAB III GAMBARAN UMUM BUKU “MAN SHABARA
ZHAFIRA”
A. Biografi Ahmad Rifa’i Rif’an......................................................
B. Prestasi-prestasi Ahmad Rifa’i Rif’an.........................................
C. Garis Besar Buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifa’i
Rif’an...........................................................................................
i
ii
vi
viii
1
4
5
5
6
10
13
14
16
16
21
23
24
24
24
26
28
39
40
41
vii
D. Keistimewaan Buku “Man Shabara Zhafira” karya Ahmad
Rifa’i Rif’an ...............................................................................
BAB IV ANALISIS DATA DAN HASIL PENELITIAN
A. Analisis Wacana Struktur Teks ...................................................
B. Analisi Kognisi Sosial .................................................................
C. Analisis Konteks Sosial ...............................................................
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...........................................................................
B. B. Saran-saran .............................................................................
42
45
60
64
66
67
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Di zaman ini, dimana disebut sebagai era globalisasi, banyak teknologi yang
berkembang dengan cepat sehingga dapat memberikan layanan komunikasi yang
lebih mudah kepada masyarakat. Bahkan, saat ini teknologi komunikasi pun
bukan hanya berbentuk pesan tulisan, tapi juga berbentuk suara dan saling melihat
dalam video.
Seiring dengan perkembangan teknologi komunikasi, berkembang pula
perkembangan dunia dakwah di kehidupan manusia era zaman modern. Keadaan
manusia di zaman modern yang banyak manusia yang seringkali melupakan
kehidupan akhirat dan lebih mengejar dunia. Bahkan, banyak manusia yang
tenggelam dalam gaya hidup instan dan tenggelam dalam tingkat stress tinggi
sehingga membutuhkan motivasi dan pencerahan hidup.1
Saat ini, perkembangan media massa sudah sangat pesat. Dimulai dari
media cetak yang banyak menghasilkan bacaan yang dapat diakses kapanpun dan
di manapun karena hadirnya media baru yang menjadi penguat, yaitu internet.
Kondisi ini akan membawa perubahan proses distribusi pesan, bentuk media baru
mentransformasi pengalaman individu dan masyarakat tentang pesan media.
1 M. Munir, Metode Dakwah (Jakarta : Kencana, 2006) Cet ke 2, h. 30
2
Kemudian menjadi perpanjangan tangan manusia, media telah memperpendek
pandangan, pendengaran dan sentuhan melalui ruang dan waktu.2
Bila dicermati, tentu media cetak tersebut dapat dijadikan sebagai sarana
media dakwah yang tentunya bisa lebih memiliki terobosan dibandingkan media
konvensional agar tidak monoton dan tidak membosankan.
Dengan hadirnya media baru juga turut mendukung terhadap pernyataan
tersebut. Peluang besar yang ditawarkan media baru seperti internet atau media
sosial nampaknya dapat dimanfaatkan dengan baik oleh banyak orang. Peluang
tersebut memiliki kelebihan, yaitu akses yang cepat dan menjangkau banyak
tempat serta dapat dinikmati oleh banyak orang. Hal ini tidak selalu memberikan
dampak negatif namun juga bisa menjadi salah satu sarana yang baik dalam
menyampaikan hal-hal positif dan bisa mengajak orang bersama-sama melakukan
hal positif juga.
Kali ini, media yang dibahas adalah media cetak dalam bentuk buku yang
bisa digunakan untuk berdakwah. Dakwah melalui tulisan atau yang bisa disebut
dakwah bil qalam ini adalah memberikan pesan dakwah dari da’i kepada mad’u
dalam rangka untuk memberikan pencerahan rohani kepada masyarakat luas, tidak
hanya lewat mimbar di masjid atau mushola.
Ketika berdakwah melalui media tulisan, tentu dapat memicu para da’i dalam
mengolah kata yang ringan dan bisa menancap di hati para pembaca. Bahkan, bisa
menghadirkan ilustrasi atau gambar pada buku supaya para pembaca tidak hanya
menikmati tulisan, tapi juga melihat gambar yang disampaikan pada tulisan.
2Apriyadi Tamburaka, literasi media, (Jakarta: PT.RajaGrafindoPersada, 2013), h. 71
3
Penulis tertarik untuk membahas skripsi mengenai media tulisan, yakni buku
dalam memberikan pencerahan kepada masyarakat. Buku yang jadikan bahan
penelitian dalam skripsi adalah buku Man Shabara zhafira karya Ahmad Rifa’i
Rif’an.
Penulis memilih buku Man Shabara zhafira karena adanya masalah yang
timbul dari luar dan dari dalam. Masalah yang dari luar, yaitu banyak orang yang
tidak memahami mengenai makna sabar itu seperti apa. Contoh sederhananya,
orang yang bangkrut dari bisnisnya memang dituntut untuk bersabar, selain itu
juga bukan berarti sabar itu hanya diam saja dan pasrah dengan keadaan, namun
harus tetap bangkit dari kebangkrutan.
Sedangkan masalah yang dari dalam, yaitu penulis ingin mengetahui tentang
tujuan Ahmad Rifai Rif’an dalam menulis buku Man Shabara Zhafira. Apakah
beliau menulis hanya sekedar untuk memberikan pencerahan melalui konten-
konten yang bernuansa agamis atau memang ingin membagikan pengalaman
pribadinya kepada banyak orang.
Untuk tindak lanjut dari penelitian ini, penulis melakukan penelitian
berdasarkan karakteristik pendekatan yang diperkenalkan oleh Van Dick. Menurut
Van Dick, sebagaimana dikutip oleh Alex Sobur dalam bukunya yang berjudul
analisis teks media, penelitian wacana tidak cukup hanya di dasarkan pada
analisis teks semata, karena teks hanya hasil dari suatu praktik produksi yang
harus juga diamati.3
3 Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta, Lkis, 2001),
cet ke-v, h. 221
4
Dalam konteks penelitian ini, penulis ingin mengetahui makna sabar menurut
Ahmad Rifai Rif’an dengan menggunakan teori analisis wacana Teun A Van Dijk.
Berdasarkan pemaparan di atas, maka penelitian ini berjudul: Analisis
Wacana Kesabaran dalam Buku Man Shabara Zhafira Karya Ahmad Rifai
Rif’an.
B. Batasan dan Rumusan Masalah
1. Batasan Masalah
Agar penelitian ini terarah dan mencapai tujuan dengan baik, maka
penulis membatasi penelitian hanya pada wacana kesabaran dalam buku
Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an. Penelitian ini mencakup
seluruh isi cerita yang terdiri dari 6 bab, 283 halaman. Menggunakan buku
Man Shabara Zhafira yang diterbitkan oleh PT. Elex Media Komputindo.
2. Rumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah diuraikan, maka
pokok masalah yang menjadi fokus kajian penelitian ini di rumuskan
menjadi:
a. Bagaimana wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man Shabara
Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level teks (struktur makro,
superstruktur, dan struktur mikro)?
b. Bagaimana wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man Shabara
Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level kognisi sosial?
5
c. Bagaimana wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man Shabara
Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level konteks sosial?
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan perumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan
penelitian adalah:
a. Untuk mengetahui wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man
Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level teks (struktur
makro, superstruktur, dan struktur mikro).
b. Untuk mengetahui wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man
Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level kognisi sosial.
c. Untuk mengetahui wacana kesabaran di kontruksi dalam buku Man
Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an pada level konteks sosial.
D. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah
a) Manfaat Akademis
Dari sisi intelektualitas dan pengetahuan akademis, maka
penelitian ini bermanfaat dalam memperkaya bahan kajian pustaka
bagi para akademisi studi komunikasi dan penyiaran tentang media
dakwah yang berbentuk media cetak berupa buku, yang isinya dapat
dikomunikasikan kepada masyarakat luas dan dapat mendidik
masyarakat, namun tanpa terkesan menggurui.
6
b) Manfaat Praktis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan dan
menambah wawasan pembaca serta menegaskan kepada pembaca
bahwa tulisan yang dikomunikasikan secara sederhana, tapi dapat
memberikan pengajaran tentang segala aspek kehidupan, diantaranya
mengenai kesabaran dan ketabahan dalam menjalani hidup,
sebagaimana yang terkandung dalam buku Man Shabara Zhafira
karya Ahmad Rifai Rif’an.
E. Metodologi Penelitian
1. Paradigma penelitian
Paradigma adalah seperangkat kepercayaan atau keyakinan dasar yang
seseorang dalam bertindak di kehidupan sehari-hari.4 Penelitian ini
menggunakan paradigma penelitian konstruktivis, di mana pernyataan
adalah tindakan menciptakan makna dan mengungkapkan maksud
tersembunyi subjek. Dalam paradigma ini, subjek memiliki kontrol atas
maksud tertentu terhadap semua wacana. Paradigma konstruktivis
menyatakan, realitas ada dalam bentuk bermacam-macam kontruksi
mental, berdasarkan pengalaman sosial.5 Menurut paradigma ini, berita
adalah kontruksi dari realitas yang sifatnya subjektif. Opini tidak dapat
4Agus salim,Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (yogyakarta: tiara wacana, 2001), h.
33 5 Agus salim,Teori dan Paradigma Penelitian Sosial, (yogyakarta: tiara wacana, 2001), h.
41
7
dihilangkan karena khalayak juga memiliki penafsiran sendiri yang bisa
jadi berbeda dari pembuat berita.
2. Pendekatan penelitian
Pendekatan penelitian menggunakan pendekatan kualitatif,
pendekatan kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data
deskriptif berupa kata kata tertulis atau lisan dari orang orang dan perilaku
yang diamati. Hal ini menjelaskan bahwa pendekatan kualitatif diarahkan
pada latar belakang dan individu secara menyeluruh memandang objek
penelitian sebagai satu kesatuan yang utuh. 6
3. Sifat penelitian
Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif yaitu memberikan
gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejernih mungkin tanpa ada
perlakuan terhadap obyek yang diteliti. 7
Penelitian deskriptif adalah data yang dikumpulkan merupakan
kata-kata, gambar-gambar, dan bukan merupakan angka-angka (statistik).
Data tersebut mungkin berasal dari naskah wawancara, catatan lapangan,
foto, video tape, catatan atau memo atau teks tertentu, serta dokumen-
dokumen resmi lainnya. 8
Penelitian deskriptif ditujukan untuk mengumpulkan informasi
secara aktual dan terperinci, mengidentifikasikan masalah, membuat
6 Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PTRemaja Rosdakarya,
2004) h.3 7 Ronny Kountur, Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, ( Jakarta:
Penerbit PPM, 2004), h. 24 8Dani Vardiansyah, Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar, (Jakarta :PT Indeks
Kelompok Granmedia), h. 70
8
perbandingan atau evaluasi, dan menentukan apa yang dilakukan orang
lain dalam menghadapi masalah yang sama dan belajar dari pengalaman
mereka untuk menetapkan rencana dan keputusan pada waktu yang akan
datang.
4. Subjek dan Objek Penelitian
Subjek dalam penelitian ini adalah buku Man Shabara Zhafira
karya Ahmad Rifai Rif’an, sedangkan objek penelitiannya adalah teks-
teks wacana kesabaran dalam buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad
Rifai Rif’an dari segi atau dimensi teks sosial, kognisi sosial, dan konteks
sosial.
5. Teknik Pengumpulan Data
Adapun tahapan-tahapan dalam pengumpulan data, penulis
menggunakan metode sebagai berikut
a. Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis
terhadap gejala-gejala yang terjadi.9 Penulis melakukan pengamatan
dan pencatatan dengan sitematik terhadap fenomena yang diselidiki.
Dalam hal ini penulis telah membaca buku Man Shabara Zhafira karya
Ahmad Rifai Rif’an dan beberapa sudah saya garis bawahi.
9 Husaini Usman dan Purnomo Setiady, Metodologi Penelitian Sosial, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2000), h. 54
9
a. Wawancara Mendalam
Wawancara/interview adalah percakapan dengan maksud
tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara
(interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan pewawancara
(interviewee) yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu.10
Penulis
mewawancarai dan bertanya langsung kepada informan untuk
mendapatkan informasi yang tepat, wawancara ini ditujukan kepada
Ahmad Rifai Rif’an selaku penulis buku Man Shabara Zhafira dan
penulis mewawancarai Ahmad Rifai Rif’an sebagai kelengkapan data.
b. Dokumentasi
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang tidak langsung
ditujukan kepada subjek penelitian. Dokumen yang diteliti tidak hanya
dokumen resmi.11
Teknik dokumentasi sudah lama digunakan dalam
penelitian sebagai sumber data dimanfaatkan untuk menguji, menafsirkan
bahkan untuk meramalkan.12
Untuk melengkapi data yang sudah diperoleh
melalui observasi dan wawancara, peneliti juga menggunakan metode
dokumentasi untuk mengumpulkan data-data yang berhubungan dengan
penelitian. Data-data tersebut berasal dari artikel, media elektronik, dan
foto-foto sebagai lampirannya.
10 Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 186 11
Irwan Soehartono, Metode Penelitian Sosial, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), h.
70 12
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2009),
h. 217
10
6. Teknik Analisis Data
Dalam penelitian analisis wacana ini, data-data akan di sesuaikan
dengan metode yang digunakan Teun A. Van Dijk, yaitu meneliti dari
analisis teks, kognisi sosial dan konteks sosial. Data-data tersebut
merupakan data yang terdapat dalam buku Man Shabara Zhafira
kemudian akan ditafsirkan oleh peneliti dengan disesuaikan pada kerangka
dalam analisa wacana.
Dalam analisis wacana, proses penafsiran dari peneliti merupakan
hal utama dalam menganalisis datanya karena dalam penelitian ini, subjek
yang diteliti adalah buku Man Shabara Zhafira.
Setelah melakukan penafsiran, selanjutnya melakukan penyajian
data yang berbentuk sekumpulan informasi yang kemudian data tersebut
kemungkinan akan dijadikan sebagai acuan dalam penarikan kesimpulan
dan pemberian saran.
F. Bingkai Teori
Model analisis wacana yang digunakan oleh peneliti adalah model Teun
A. Van Dijk menurutnya penelitian wacana tidak hanya terbatas pada teks
semata, tetapi juga bagaimana suatu teks diproduksi. Kelebihan analisis
wacana model Teun A. Van Dijk adalah bahwa penelitian wacana tidak
semata-mata dengan menganalisis teks saja, tetapi juga melihat bagaimana
struktur sosial, dominasi dan kelompok kekuasaan yang ada dalam
11
masyarakat dan bagaimana kognisi pikiran serta kesadaran yang membentuk
dan berpengaruh terhadap teks tertentu.13
Elemen analisis wacana dalam struktur teks yang di paparkan oleh Teun
A. Van Dijk dibedakan menjadi tiga struktur atau tingkatan. Dengan struktur
tersebut kita tidak hanya mengetahui apa yang diliput oleh media, tetapi juga
bagaimana media mengungkapkan peristiwa ke dalam pilihan bahasa tertentu.
Kalau digambarkan maka struktur teks adalah sebagai berikut.
Tabel 1.1 Struktur Teks
Struktur Makro
Makna global dari suatu teks yang dapat diamati dari topik tema yang diangkat
oleh suatu teks
Superstruktur
Kerangka suatu teks, seperti bagian pendahuluan, isi, penutup, dan kesimpulan
Struktur Mikro
Makna lokal dari suatu teks yang dapat diamati dari pilihan kata, kalimat dan
gaya yang dipakai oleh suatu teks14
13 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS,
2006),h. 224
14Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS,
2006),h. 227
12
Berikut akan dijelaskan satu persatu element wacana Teun A. Van Dijk
yang diterapkan dalam dimensi teks sosial penelitian ini:
Tabel 1.2 element wacana Teun A. Van Dijk
STRUKTUR
WACANA
HAL YANG DIAMATI ELEMENT
Struktur Makro
Tematik
Tema/topik yang dikedepankan
dalam buku Man Shabara Zhafira
Topik
Superstruktur
Skematik
Bagaimana bagian dari urutan buku
dikemas dalam teks yang utuh
Skema
Struktur Mikro
1. Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam
buku Man Shabara Zhafira
2. Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,
susunan)yang dipilih
Latar, Detail, dan
Maksud,
pranggapan,
nominalisasi.
Bentuk Kalimat
Koherensi, dan
13
3. Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai
dalam buku Man Shabara Zhafira
4. Retoris
Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan cerita dilakukan15
Kata Ganti
Leksikon
Grafis, Metafora,
ekspresi
15 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS,
2006),h. 228-229
14
G. Tinjauan Pustaka
Dalam menentukan judul penelitian yang berkenaan dengan masalah
penelitian yang peneliti ambil, sebelumnya peneliti sudah melakukan kajian
pustaka dengan buku-buku atau skripsi yang model pembahasannya sama
dengan masalah penelitian yang diambil oleh peneliti. Ini dilakukan untuk
mencari referensi penelitian yang sama, dan menjadi acuan peneliti dalam
membuat skripsi.
Berikut ini adalah judul-judul skripsi yang model pembahasannya
sejenis dengan peneliti :
1. Analisis Wacana Teun A. Van Dick dalam Novel Bulan Terbelah Di langit
Amerika. Skripsi ini ditulis oleh Abdurrahman, Mahasiswa Jurusan
Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu Dakwah Dan Ilmu
Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah, persamaan pada penelitian ini,
sama-sama menggukanan teori Teun A. Van Dick perbedaan pada
penelitian ini terletak pada subjeknya. Pada penelitian saya yang menjadi
subjek adalah buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an
2. Analisis Wacana Keluarga Sakinah Pada Materi Siaran Program Kajian
Pagi Di Radio Fajri 99.3 FM Bogor, Skripsi ini ditulis oleh Saddam
zaenudin Mahasiswa Jurusan Komunikasi Penyiaran Islam, Fakultas Ilmu
Dakwah Dan Ilmu Komunikasi UIN Syarif Hidayatullah. Persamaan pada
penelitian ini, sama-sama menggunakan teori Teun A. Van Dick
perbedaan pada penelitian ini terletak pada subjeknya. Pada penelitian saya
15
yang menjadi subjek adalah buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad
Rifai Rif’an.
H. Sistematika penulisan
Dalam penulisan skripsi ini penulis membagi pembahasan menjadi lima
bab yang meliputi:
BAB I Dalam bab ini penulis menguraikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, metodologi penelitian, tinjauan pustaka dan
sistematika penulisan.
BAB II Berisi tentang tinjauan teoritis mengenai gambaran pembahasan
buku yang ditinjau dari sudut pandang Al-Qur’an, ensiklopedia,
dan ilmu umum.
BAB III Membahas sekilas tentang gambaran umum Ahmad Rifai Rif’an
beserta karya-karya Ahmad Rifai Rif’an.
BAB IV Menjelaskan tentang bagaimana Analisis Wacana Kesabaran dalam
Buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifai Rif’an”.
BAB V Penutup. Pada bab ini penulis mengemukakan kesimpulan dari
penulisan skripsi, serta saran-saran yang dianggap perlu.
16
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Konseptualisasi Kesabaran
1. Kesabaran Menurut Al-Qur’an dan Hadist.
Sabar berasal dari kata shabara-shabran yang berarti menahan dan tidak
keluh kesah. Dengan demikian sabar ialah mencegah dan menahan diri dari keluh
kesah lidah untuk mengadu dan anggota badan dari tindakan yang tidak baik
seperti manampar pipi, merobek pakaian dan lainnya.
Sabar pada hakikatnya adalah sifat mulia pada jiwa seseorang yang dapat
mencegah dari perbuatan yang tidak baik dan tidak senonoh. Sabar juga
merupakan suatu kekuatan dari jiwa sebagai puncak perbaikan jiwa seseorang dan
sumber kebajikannya. Kekuatan ini sangat memungkinkan seseorang untuk dapat
menekan dirinya dalam menghadapi segala kesulitan, kesengsaraan dan segala
rasa sedih.1
Sabar dalam menjalankan dakwah termasuk hal yang sangat penting dan
merupakan kewajiban yang harus dipenuhi oleh para da’i. Oleh sebab itu, Allah
memerintahkan para da’i di jalan-Nya supaya menjadikan Rasulullah sebagai
panutan mereka dalam kesabaran, sebagaimana dalam beberapa firman-Nya,
Kata sabar terambil dari akar kata atau huruf-huruf shad, ba dan ra.
Maknanya berkisar pada tiga hal. Pertama, menahan, kedua, ketinggian sesuatu,
dan ketiga¸ sejenis batu. Dari makna menahan lahir makna konsisten atau
bertahan, karena yang bertahan menahan pandangannya pada satu sikap.
1Sa’id Al-Qahthani, Menjadi Da’i yang Sukses, ( Jakarta: Qisthi Press), h. 171
17
Seseorang yang menahan gejolak hatinya, dinamai sabar, yang ditahan dipenjara
sampai mati dinamai masbrurah. Dari makna kedua lahir kata shubr yang
berarti puncak sesuatu, dan dari makna ketiga muncul kata ash-shubrah yakni
batu yang kukuh lagi kasar atau potongan besi .
Ketiga makna tersebut dapat kait berkait, apalagi bila pelakunya manusia.
Seorang yang sabar akan menahan diri, dan untuk itu dia memerlukan kekukuhan
jiwa, dan mental baja, agar dapat mencapai ketinggian yang diharapkannya.
Ketiga rangkaian huruf di atas dalam berbagai bentuknya terulang dalam
Al-Qur’an lebih dari satu kali. Disamping itu perlu dicatat bahwa semua kata yang
menggunakan rangkaian ketiga huruf tersebut, digunakan Al-Qur’an dalam
konteks uraian tentang manusia, antara lain sebagai perintah bersabar, memuji
kesabaran dan orang-orang sabar, sikap kesabaran serta dampaknya, kecaman bagi
yang gagal bersabar dan lain-lain sebagainya. Menurut Imam Ghazali, lebih dari
tujuh puluh kali Allah SWT menguraikan masalah sabar dalam Al-Qur’an.
Kemampuan bersabar bagi manusia, memang diakui oleh pakar-pakar
ilmu jiwa, bahkan Frued misalnya berpendapat bahwa manusia memiliki
kemampuan memikul sesuatu yang tidak disenanginya dan dapat kenikmatan
dibalik itu. Karena itu ayat di atas di samping memerintahkan bersabar. Juga
memerintahkan shabiru, yakni bersabar menghadapi kesabaran orang lain.
Seorang muslim dalam hidup dan perjuangan dijalan Allah menghadapi pihak lain
yang juga berjuang sesuai nilai-nilainya dan yang juga memiliki kesabaran.
Ketika itu, kesabaran dilawan dengan kesabaran, siapa yang lebih kuat
18
kesabarannya dan yang lebih lama dapat bertahan dalam kesulitan, dialah yang
akan memperoleh kemenangan. Sabar yang dihadapi dengan kesabaran yang lebih
besar, itulah yang dilukiskan dengan kata shabiru.
Diamati dari uraian Al-Qu’an tentang sabar bahwa kebajikan dan
kedudukan tertinggi diperoleh seseorang karena kesabarannya. Baca firmanNya:
“kami jadikan diantara mereka, pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah kami ketika mereka bersabar” (QS. As-Sajadah 32:24), dan
firmanNya: “dan telah sempurnalah perkataan atau putusan Tuhanmu yang baik
terhadap bani Israil disebabkan karena kesabaran mereka” (QS. Al-A’raf 7:137).
Disisi lain, ditegaskanNya bahwa: “sesungguhnya hanya orang yang bersabarlah
yang dicukupkan pahala mereka tanpa batas” (QS. Az-Zumar 39:10). Ganjaran-
ganjaran yang lain ditetapkan Allah kadarnya kecuali ganjaran kesabaran,
sebagaimana disebutkan dalam ayat di atas.
Bermacam-macam sabar yang dituntut dari manusia. Rinciannya dapat
ditemukan dalam Al-Qu’an, antara lain perintah bersabar, yang disebutkan pada
ayat ini yaitu wa rabithu yaitu bersabar dalam pembelaan negara:
Disamping bersabar dalam bidang tersebut, Al-Qur’an juga memerintahkan antara
lain:
a. Bersabar menghadapi yang berbeda pendapat atau keimanan. (QS. Al-
A’raf 7:87)
b. Bersabar dalam memelihara persatuan dan kesatuan. (QS. Al-Anfal 8:46)
c. Bersabar dalam mengerjakan shalat dan berdo’a (QS. Thaha 20:132)
19
d. Bersabar dalam berbagai musibah (QS. Al-Baqarah 2:155)
Bahkan dua kali Al-Qur’an berpesan agar menjadikan shalat/ permohonan
hanya kepada Allah dan sabar, sebagai sarana untuk memperoleh segala
yang dikehendaki (QS. Al-Baqarah 2:45 dan 153).
Kesabaran lebih didahulukan daripada shalat, karena shalat pun butuh
kesabaran, karena juga syarat utama bagi tercapainya yang dikehendaki adalah
kesabaran dan ketabahan dalam memperjuangkannya. Tanpa sabar setiap orang
akan rugi total. Itu sebabnya, salah satu yang diperintahkan untuk diwasiatkan
adalah kesabaran (QS. Al-Ashr 103:3) dan agaknya itu pula sebabnya sehingga
ayat ini ditutup dengan firmanNya: laallakum tuflihun agar kamu beruntung.2
“Bersabarlah (Hai Muhammad), tiadalah kesabaranmu itu melainkan
dengan pertolongan Allah dan janganlah kamu bersedih hati terhadap (kekafiran)
mereka dan jangankan kamu bersempit dada terhadap apa yang mereka tipu
dayakan. Sesungguhnya Allah bersama orang-orang yang bertakwa dan orang-
orang yang berbuat kebaikan.”(QS. An-Nahl 127-128).
2 M.Quraish Shihab, Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an Volume
ke 2, (Jakarta: Lentera Hati, 2002), h. 321-324
20
Dalam ayat tersebut memberi makna kesabaran menurut Al-Qur’an yaitu
1. Ayat ini merupakan peringatan bahwa kita tidak perlu bersedih atas
kesulitan hidup yang kita rasakan.
2. Manusia merasakan kesedihan saat mengalami musibah maupun
ujian hidup serta ujian dalam perjuangan, maka itu hal yang wajar.
Tapi, di balik semua itu akan hadir pertolongan dari Allah.
3. Pertolongan Allah pasti datang kepada manusia yang bisa sabar
dalam menghadapi cobaan dan ujian, seperti kekurangan harta,
dimusuhi manusia lain ketika kita berdakwah walau dengan cara yang
baik, dan saat kita belum mendapatkan sesuatu yang kita cita-
citakan.3
4. Hakikat sabar bukan berarti manusia cukup diam saja. Manusia justru
harus tetap berusaha, berikhtiar, dan tidak berhenti untuk berdoa
kepada Allah.
5. Manusia harus tetap menebarkan kebaikan kepada sesama manusia,
walaupun manusia tersebut menolak, bahkan membenci kebaikan
yang disampaikan oleh kita.
6. Manusia diharuskan menjadi makhluk yang bertaqwa kepada Allah.
Karena bila manusia bertaqwa kepada Allah, maka Allah akan
memberikan solusi dari setiap permasalahan dan Allah akan
memberikan rezeki dari arah yang tidak di sangka-sangka oleh akal
serta hati manusia.
3M.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah (pesan, kesan dan keserasian Al-Qurán),
(Jakarta:2002), h. 125-162
21
2. Kesabaran Menurut Perspektif Dakwah
Dakwah adalah cara untuk mengajak orang secara individu
maupun secara massal menuju jalan kebenaran. Kegiatan dakwah
tentunya dilakukan oleh seseorang yang disebut sebagai da’i.
Hal yang harus diperhatikan untuk menjadi seorang da’i yang
handal adalah harus memiliki kriteria khusus dan dalam menyampaikan
dakwahnya tidak dilakukan dengan sembarangan. Seorang da’i dituntut
untuk menyampaikan dakwahnya dengan baik sehingga dakwahnya itu
kelak bisa menjadi amal jariyah bagi si da’i itu sendiri. Adapun dasar-
dasar kesabaran yang harus ada dalam diri seorang da’i yaitu:
a) Tidak mudah terbawa emosi saat dirinya dan upayanya dalam
berdakwah dihina oleh berbagai pihak yang tidak menyukai dirinya
serta dakwahnya. Bukanlah hal yang asing apabila pendakwah dan
materi dakwah itu dibenci oleh berbagai pihak yang memang sinis.
Banyak hal yang terjadi di masyarakat para pendakwah yang
kegiatan dakwahnya dihentikan secara paksa. Bahkan, banyak pula
pendakwah yang dipersekusi oleh ormas-ormas tertentu yang
memang berseberangan paham dengan sang pendakwah.
b) Tidak mudah membid’ah-bid’ahkan pihak lain yang tidak sepaham
dengan diri sang pendakwah. Dalam berdakwah, sang pendakwah
harus menjaga lisannya maupun tulisannya agar tidak mudah
menghakimi pihak lain yang tidak sepaham dengan dirinya, misal
dengan menghakimi pihak lain dengan sebutan ahlul bid’ah atau
22
kaum munafik, dan kalimat lain yang menghakimi. Karena yang
mengetahui aqidah seseorang itu hanya Allah. Manusia hanya bisa
melihat dan menganalisa dalam pergaulan sehari-hari.
c) Tidak mudah bosan dalam berdakwah. Rasa bosan memang hal yang
wajar. Apalagi bila melakukan suatu kegiatan secara terus-menerus.
Hal ini juga dialami oleh para pendakwah. Tentu para pendakwah
juga mengalami yang namanya kebosanan dalam berdakwah. Hal
seperti ini harus ditepis dengan cara melatih kreativitas dalam
berdakwah, namun tidak melanggar syariat.
d) Tidak mudah menyerah dalam berdakwah. Hal kedua yang harus
dimiliki oleh para pendakwah adalah harus konsisten dan pantang
menyerah dalam mengajak umat manusia ke jalan kebenaran, entah
secara lisan, tulisan, gambar, maupun video. Karena hidayah itu
hanya Allah yang memberikan kepada manusia. Tugas manusia
hanya menyampaikan kebaikan dan mengajak pada kebenaran. Bila
ada rasa untuk menyerah, maka yang harus ditanamkan oleh para
pendakwah, yaitu : jadikan dakwah sebagai benih yang ditanam dan
kelak akan tumbuh, bersemi, dan berbuah. Buah dari dakwah
tersebut akan dinikmati oleh para pendakwah ketika di akhirat.4
4Sa’id Al-Qahthani, Menjadi Da’i yang Sukses, ( Jakarta: Qisthi Press), h. 136
23
3. Kesabaran Menurut Ensiklopedia Al-Qur’an
Sabar adalah suatu sikap menahan emosi dan keinginan, serta bertahan
dalam situasi sulit dengan tidak mengeluh. Sabar merupakan kemampuan
dalam mengendalikan diri yang juga dipandang sebagai sikap yang
memiliki nilai yang tinggi, mencerminkan kekokohan jiwa bagi orang
yang memilikinya.
Sabar juga termasuk dalam menahan diri dalam menanggung suatu
penderitaan, baik dalam menemukan sesuatu yang tidak diinginkan
maupun dalam bentuk kehilangan sesuatu yang diinginkan.
Dengan kata lain, sabar harus tetap tegak berlandaskan pada dorongan
agama untuk melawan dorongan nafsu. Dorongan agama inilah disebut
sebagai hidayah Allah kepada manusia untuk mengenal Allah dan
Rasulullah, serta mengamalkan ajaran-Nya. Sedangkan dorongan hawa
nafsu adalah tuntutan syahwat dan keinginan jangka pendek yang ingin
segera dilaksanakan.
Sabar memiliki nilai yang sangat penting dalam kehidupan manusia.
Karena semakin tinggi kesabaran seseorang, maka semakin kokoh juga
seseorang itu dalam menghadapi segala macam masalah yang terjadi
dalam kehidupan. Sabar juga seringkali dikaitkan dengan tingkah laku
positif yang ditonjolkan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.5
Jika diumpamakan, sabar itu adalah benih yang pahit, sedangkan
manusia itu umpama tanah. Benih itu harus ditanam di dalam tanah dan
5 Khalid Al-Juraisy, Fatwa Kontemporer Ulama Besar Mekkah, (Yogyakarta : Media
Hidayah, 2003) h. 48. Penerjemah Ustadz Muhammad.
24
dirawat dengan baik, kemudian tumbuhlah tanaman yang kuat dan buah
yang sangat manis. 6
4. Sabar Menurut Para Ahli
a. Menurut Imam Al-Ghazali
Sabar adalah suatu kondisi mental dalam mengendalikan nafsu
menggunakan dorongan ajaran agama Islam.
b. Menurut Ibnu Qayyim
Sabar adalah menahan diri dari keluh kesah dan rasa benci,
menahan lisan dari mengadu, dan menahan anggota tubuh dari
tindakan-tindakan yang mengganggu serta mengacaukan diri
sendiri dan orang lain.
c. Menurut Ibnu Katsir
Sabar memiliki tiga pengertian, yaitu pertama : meninggalkan
hal yang haram dan dosa, kedua : menguatkan diri untuk tetap
dekat dengan Allah, dan ketiga : menguatkan diri dan mental dalam
menghadapi bencana.
B. Analisis Wacana
1. Pengertian Analisis Wacana
Analisis wacana atau discourse analysis adalah suatu cara atau
metode untuk mengkaji wacana yang terdapat atau terkandung di dalam
pesan-pesan komunikasi baik secara tekstual maupun kontekstual. Analisis
wacana berkenaan dengan isi pesan komunikasi, yang sebagian
6H. Fachruddin Hs, Ensiklopedia Al-Qur’an jilid 1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992), h.
184-186
25
diantaranya sebuah teks.7 Dalam hierarki gramatikal, wacana merupakan
satuan gramatikal tertinggi di atas satuan kalimat, sehingga satuan tertinggi
yang lengkap, maka di dalam wacana terdapat konsep, gagasan, pikiran,
atau ide yang utuh, yang bisa dipahami tanpa keraguan.8 Wacana dapat
direalisasikan dalam bentuk karangan yang utuh seperti novel, buku, seni
ensiklopedia, artikel, dan sebagainya.9
Secara terminologi atau istilah wacana memiliki arti yang sangat
luas. Hal ini dikarenakan perbedaan lingkup dan disiplin ilmu yang
menggunakannya. mulai dari sudut bahasa, psikologi, sosiologi, politik,
komunikasi dan sastra.10
Bahkan kamus tidak bisa di anggap sepenuhnya
merujuk pada reverensi yang objektive, pasti memiliki definisi yang
berbeda pula. Wacana adalah komunikasi buah pikiran dengan kata-kata,
ekspresi ide-ide atau gagasan, dan percakapan.11
Sedangkan pengertian analisis wacana secara konseptual adalah
merujuk kepada upaya mengkaji pengaturan bahasa atas kalimat. Mengkaji
satuan kebahasaan yang lebih luas. Analisis wacana adalah studi tentang
struktur pesan dalam komunikasi.12
7Pawito, Penelitian Komunikasi Kualitatif, (Yogyakarta:LKIS, 2007), h. 170
8 Abdul Chaer, Kajian Bahasa, (Jakarta Bineka Cipta, 2007), h. 62
9 Okke Kusuma Sumantri Aimar dan Ayu Basuki Harahap, Telaah Wacana, (Jakarta The
Intercultural Institute, 2009),h. 11 10
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 9 11
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 9 12
Henry Guntur Taringan, Pengajaran Wacana, (Bandung: Angkasa, 1993), h, 24
26
2. Wacana Menurut Pakar Komunikasi
Menurut Samsuri wacana ialah rekaman tentang kebahasaaan yang
utuh tentang peristiwa komunikasi, biasanya terdiri atas seperangkat
kalimat yang mempunyai hubungan pengertian yang satu dengan yang
lain. Komunikasi itu dapat menggunakan bahasa lisan dan dapat pula
memakai tulisan.
Sedangkan Ismail Murhaimin mengartikan wacana sebagai
“kemampuan untuk maju (dalam pembahasan) menurut urut-urutan yang
teratur dan semestinya”.13
Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa wacana
adalah rangkaian ujar atau rangkaian tindak tutur yang mengungkapkan
suatu hal (subjek) yang disajikan secara teratur, sistematis, dalam suatu
kesatuan yang koheren, dibentuk oleh unsur segmental maupun non
segmental bahasa”.14
Analisis wacana merupakan pendekatan baru muncul beberapa
puluh tahun belakangan ini. Aliran-aliran linguistik selama ini membatasi
penganalisaannya hanya kepada soal kalimat dan barulah memalingkan
perhatiannya kepada penganalisaannya wacana.15
Analisis wacana
merupakan salah satu studi mengenai pesan dalam komunikasi selain
analisis isi kualitatif. Menurut Eriyanto, terdapat empat perbedaan antara
analisis wacana dengan analisis isi (kualitatif), antara lain:
13
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 10 14
Alex Sobur, Analisis Teks Media, h. 11 15
A. Hamiid Hasan Lubis, Analisis Wacana, Pregnatik, (Bandung: Angkasa, 1993), Cet
Ke-1, h. 12
27
a. Analisis wacana lebih bersifat kualitatif dibandingkan dengan
analisis isi yang umumnya kuantitatif, analisis wacana menekankan
pada pemaknaan teks ketimbang penjumlahan unit kategori seperti
yang terdapat dalam analisis isi. Sehingga dalam menentukan
analisis datanya, analisis wacana tidak memerlukan lembaran
kooding.
b. Analisis wacana lebih menekankan kepada “bagaimana” (how) dan
isi media, analisis wacana juga meneliti pada level mikro yang
menyususn suatu teks, seperti kata, kalimat, ekspresi dan retoris.
Analisis isi kuantitatif lebih menekankan kepada “apa” (what) yang
dikatakan oleh media,dan hanya bergerak pada level makro isi media
saja.
c. Analisis wacana unsur terpenting dalam analisisnya adalah
penafsiran dari teks yang lateni (tersembunyi). Sedangkan Analisis
isi kuantitatif pada umumnya hanya dapat digunakan untuk
membelah muatan teks komunikasi yang bersifat manifest
(nyata),atau dengan kata lain yang dipentingkan adalah objektivitas,
validitas (keakuratan data) dan realibilitas .
d. Analisis wacana tidak bertujuan untuk melakukan generalisasi
dengan menggunakan beberapa asumsi. Analisis isi bertujuan
melakukan generalisasi dalam penyimpulan hasil penelitiannya, dan
bahkan melakukan predikal. Hal ini karena dalam unit atau
28
perangkat penelitiannya menggunakan sample, angket dan
sebagainya.
Analisis wacana bersifat lebih mendalam dibandingkan dengan
analisis isi sebab analisis wacana menafsirkan pesan yang tersembunyi,
untuk analisis wacana tulisan, penelitian bukan hanya sekedar pada
kalimat yang ditulis, tetapi pada kata dan hubungan kalimat, bagaimana
kalimat itu dibentuk dan tujuan dari kata atau kalimat itu disajikan.
3. Analisis Wacana Van Dijk
Model yang dipakai oleh van dijk sering disebut sebagai kognisi
sosial, yaitu penelitian tidak hanya didasarkan pada analisis teks semata
tetapi harus diketahui bagaimana suatu teks diproduksi atas dasar dan
alasan yang jelas.16
Penelitian ini berfokus pada hubungan antara bahasa
dan konteks. Konteks dalam analisis wacana van dijk berfokus pada aspek
bahasa non-verbal, aspek sosial dan aspek situasional dari kegiatan
komunikasi, misalnya latar belakang, sejarah dan situasi dimana teks
tersebut diproduksi, dan sebagainya.
Menurut Van Dijk, wacana dapat berfungsi sebagai suatu
pernyataan (assertion), pertanyaan (question), tuduhan (accusation), atau
ancaman (threat). Wacana juga dapat digunakan untuk mendiskriminasi.17
Van Dijk menggambarkan bahwa wacana mempunyai tiga dimensi yang
terdiri dari teks, kognisi sosial dan konteks sosial yang digabungkan ke
16
Eriyanto, Analisis Wacana (pengantar analisis teks media), (yogyakarta : LKIS
pelangi aksara yogyakarta), h. 221 17
Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 71
29
dalam suatu kesatuan analisis. Dalam teks yang diteliti adalah bagaimana
struktur teks dan strategi wacana yang dipakai untuk menegaskan suatu
tema tertentu. Pada level kognisi sosial dipelajari proses produksi teks
berita yang melibatkan kognisi individu penulis. Sementara itu aspek
konteks sosial mempelajari bangunan wacana yang berkembang dalam
masyarakat mengenai suatu masalah.18
Dapat di gambarkan seperti
dibawah ini:
Skema 2.1
Diagram Model Analisis Van Dijk19
18
Eriyanto, Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 224 19
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001),h. 224
Konteks sosial
Kognisi sosial
teks
30
Sedangkan struktur wacana yang ditemukan Van Dijk dapat digambarkan sebagai
berikut:
Tabel 2.2
Struktur Wacana Van Dijk20
Struktur Metode
Teks
Menganalisis bagaimana strategi wacana yang
digunakan untuk menggambarkan seseorang atau
peristiwa tertentu. Bagaimana strategi tekstual yang
dipakai untuk memarjinalkan suatu kelompok,
gagasan atau peristiwa tertentu
Critical linguistik
Kognisi sosial
Menganalisis bagaimana kognisi penulis dalam
memahami seseorang atau peristiwa tertentu yang
akan ditulis.
Wawancara mendalam
Konteks sosial
Menganalisis bagaimana wacana yang berkembang
dalam masyarakat, proses produksi dan reproduksi
seseorang atau peristiwa digambarkan.
Studi pustaka, penelusuran
sejarah dan wawancara
20
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS
2009),Cet Ke-7, h. 224
31
a. Teks
Dalam wacana Van Dijk, suatu teks terdiri atas beberapa struktur
atau tingkatan, yang masing-masing bagiannya saling mendukung. Struktur
teks itu terdiri dari: pertama, struktur makro, yang merupakan makna global
dari suatu teks yang dapat diamati dari topik atau tema yang diangkat.
Kedua, supra struktur, merupakan kerangka suatu teks, bagaimana struktur
dan elemen wacana disusun dalam teks secara utuh. Ketiga, struktur mikro,
yaitu makna yang dapat diamati dengan menganalisis kata, kalimat,
proposisi, anak kalimat, parafase yang dipakai, dan sebagainya.21
Tabel 2.3
Elemen Wacana Van Dijk22
STRUKTUR
WACANA
HAL YANG DIAMATI ELEMENT
Struktur Makro
1. Tematik
Tema/topik yang dikedepankan dalam
berita
Topik
Superstruktur
2. Skematik
Bagaimana bagian dan urutan berita
dikemaskan ke dalam teks berita yang
utuh
Skema
Struktur Mikro
3. Semantik
Makna yang ingin ditekankan dalam
teks berita.
Latar, Detail, dan
Maksud,
Pranggapan,
21
Tehnik-Tehnik Analisis Kualitatif, h. 163 22
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS,
2006),h. 228-229
32
4. Sintaksis
Bagaimana kalimat (bentuk,
susunan)yang disampaikan.
5. Stilistik
Bagaimana pilihan kata yang dipakai
6. Retoris
Bagaimana dan dengan cara apa
penekanan dilakukan.
Nominalisasi.
Bentuk Kalimat
Koherensi, Dan
Kata Ganti
Leksikon
Grafis, Metafora,
Ekspresi
Berbagai elemen tersebut merupakan suatu kesatuan, saling
berhubungan dan mendukung satu sama lainnya. Untuk memperoleh gambaran
dari elemen-elemen yang harus diamati tersebut, berikut adalah penjelasannya:
1. Tematik (Tema atau Topik)
Tematik merupakan gambaran umum dari suatu teks, yang
menggambarkan apa yang ingin diungkapkan wartawan. Topik
menunjukkan konsep dominan, sentral, dan paling penting isi suatu
berita, yang didukung oleh subtopik.23
2. Skematik (Skema atau Alur)
Teks umumnya mempunyai skema atau alur dari
pendahuluan sampai akhir. Alur menunjukkan bagian-bagian dalam
teks yang disusun dan diurutkan hingga membentuk suatu arti.
Menurut Van Dijk, makna yang terpenting dalam skematik adalah
strategi wartawan untuk mendukung topik tertentu yang disampaikan
dengan urutan tertentu.
23
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
yogyakarta, 2001), h. 230
33
3. Semantik (Latar, Detil, Maksud, Praanggapan dan Nominalisasi)
Semantik dalam skema Van Dijk dikategorikan sebagai
makna lokal (lokal meaning), yakni makna yang muncul dari
hubungan antar kalimat, hubungan antar proposisi, yang membangun
makna tertentu dari suatu teks. Analisis wacana memusatkan perhatian
pada dimensi teks, seperti makna yang eksplisit maupun implisit.24
Latar, merupakan bagian berita yang dapat memengaruhi semantik
(isi) yang ingin ditampilkan. Latar menentukan ke arah mana
pandangan khalayak akan dibawa.
Detil, merupakan informasi-informasi tambahan yang
ditampilkan penulis yang dapat mendukung apa yang ingin
disampaikannya. Detil yang lengkap dan panjang lebar merupakan
penonjolan yang dilakukan dengan sengaja untuk menciptakan citra
tertentu kepada khalayak.
Maksud, elemen maksud hampir sama dengan elemen detil.
Bedanya dalam elemen detil informasi yang menguntungkan
komunikator akan diuraikan secara eksplisit dan jelas. sebaliknya,
informasi yang merugikan akan diuraikan secara tersamar, implisit
dan tersembunyi.25
24
Alex Subur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009),h. 78 25
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 240
34
Pra anggapan, merupakan pernyataan yang digunakan untuk
mendukung makna suatu teks dengan memberi premis yang dipercaya
kebenarannya.
4. Sintaksis (Bentuk, Kalimat, Kohesi, Kata Ganti)
Secara etimologi, kata sintaksis berasal dari kata yunani
(sun/dengan dan lattein/menempatkan). Jadi kata sintaksis secara
etimologi berarti menempatkan bersama-sama kata-kata menjadi
kelompok kata atau kalimat (padeta,1994:85). Ramlan (padeta,
1994:85) mengatakan, “sintaksis adalah bagian atau cabang dari ilmu
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan
frase”.26
Dibawah ini beberapa elemen sintaksis:
a. Bentuk kalimat, merupakan segi sintaksis yang berhubungan
dengan prinsip kausalitas, dengan melihat susunan subjek (yang
menerangkan) dan predikat (yang diterangkan).
b. Koherensi, merupakan pertalian atau jalinan antar kata atau kalimat
dalam teks. Koherensi menggambarkan bagaimana peristiwa
dihubungkan atau dipandang saling terpisah oleh wartawan.
c. Kata ganti, merupakan kata yang digunakan sebagai alat untuk
memposisikan komunikator dalam sebuah wacana.
26
Alex Subur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana,
Analisis Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet
Ke-5, h. 80
35
5. Stilistik (Leksikon)
Pusat perhatian stilistika adalah style, yaitu cara yang
digunakan seseorang pembicara atau penulis untuk menyatakan
maksudnya dengan menggunakan bahasa sebagai sarana. Dengan
demikian stylebisa diterjemahkan sebagai gaya bahasa. Di dalam
stilistik terdapat elemen leksikon. Leksikon, merupakan pilihan kata
di antara berbagai pilihan kata yang tersedia. Misalnya kata
“meninggal” yang dapat ditulis dengan kata lain seperti mati, tutup
usia dan lain-lain.
6. Retoris (Grafis, Metafora, Ekspresi)
Strategi dalam level retoris disini adalah gaya yang
diungkapkan ketika seseorang berbicara atau menulis. Gaya
bahasanya hiperbolik, ironi dan metanomi. Tujuannya adalah
melebihkan sesuatu yang positif mengenai diri sendiri dan
melebihkan keburukan pihak lawan.27
Dibawah ini elemen-
elemennya:
a. Teks
Grafis, merupakan bagian yang ditonjolkan dalam teks,
misalnya pemakaian huruf tebal, miring, garis bawah, gambar,
caption, tebel, dan sebagainya untuk mendukung pesan.
- Metafora, merupakan kiasan, ungkapan, yang dimaksudkan
sebagai bumbu suatu berita. Metafora dapat digunakan
27
Alex Subur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wcana, Analisis
Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), Cet Ke-5, h. 83-84
36
wartawan sebagai alasan pembenaran atau landasan berfikir
terhadap gagasannya dengan menggunakan pepatah,
kepercayaan masyarakat, kata-kata kuno, dan ayat-ayat suci
dan sebagainya.
- Ekspresi, merupakan elemen yang digunakan untuk
meyakinkan pembaca atas peristiwa yang di kontruksi
wartawan.
b. Kognisi sosial
Tidak hanya membatasi perhatiannya pada struktur teks, Van Dijk
juga memperhatikan bagaimana suatu teks diproduksi. Yang ia sebut
kognisi sosial, kesadaran mental wartawan yang membentuk teks
tersebut.28
Menurut Eriyanto, “wartawan bukanlah robot yang meliput apa
adanya, apa yang dilihat. Etika dan moral yang dalam banyak hal berarti
keberpihakan pada satu kelompok, umumnya dilandasi keyakinan tertentu-
merupakan bagian integral dan tidak terpisahkan dalam membentuk dan
mengkontruksi realitas. Teks sebenarnya tidak memiliki makna tetapi
makna tersebut diberikan oleh pemakai bahasa, yang dalam hal ini adalah
wartawan.29
Oleh karena itu, analisis kognisi sosial dibutuhkan untuk
mengetahui makna tersembunyi yang digunakan oleh wartawan melalui
proses kesadaran mentalnya. Karena wartawan membentuk pemberitaan
juga berdasarkan pandangan pribadi. Kejadian atau peristiwa yang sama
28
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 259-260 29
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h.271
37
biasanya menjadi pemberitaan yang beda wartawan yang satu dengan yang
lainnya.
c. Konteks sosial
Wacana adalah bagian dari wacana yang berkembang dalam
masyarakat, sehingga meneliti teks perlu dilakukan penelitian intertekstual
dengan meneliti bagaimana wacana tentang suatu hal diproduksi dan
dikonstruksi oleh masyarakat.30
Hal yang diteliti adalah sesuatu yang
berkembang di masyarakat, hal yang booming yang memengaruhi keluarnya
suatu pemberitaan yang disajikan wartawan. Menurut Van Dijk, dalam
analisis mengenai masyarakat ini, ada dua point yang penting yaitu:
kekuasaan (power), dan akses (acces).
1. Kekuasaan
Van Dijk mendifinisikan kekuasaan tersebut sebagai kepemilikan
yang dimiliki oleh suatu kelompok untuk mengontrol kelompok atau
anggota dari kelompok lain. Kekuasaan ini umumnya di dasarkan
pada kepemilikan atas sumber-sumber yang bernilai seperti uang,
status dan pengalaman. Selain berupa kontrol yang bersifat langsung
dan fisik, kekuasaan itu dipahami oleh Van Dijk, juga berbentuk
persuasif, tindakan seseorang untuk secara tidak langsung mengontrol
dengan jalan memengaruhi kondisi mental, seperti kepercayaan, sikap,
dan pengetahuan.
30
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 260
38
1. Akses
Analisis wacana Van Dijk memberi perhatian yang besar pada akses.
Kelompok elit mempunyai akses yang lebih besar dibandingkan
dengan kelompok yang tidak berkuasa. Oleh karena itu, mereka yang
lebih berkuasa mempunyai kesempatan lebih besar untuk
memengaruhi kesadaran khalayak. Akses yang lebih besar bukan
hanya memberi kesempatan untuk mengontrol topik apa dan isi
wacana apa yang dapat disebarkan dan didiskusikan kepada
khalayak.31
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa jika situasi sosial memengaruhi
wacana secara langsung, maka orang-orang yang berada pada kondisi
sosial yang sama akan berbicara dengan cara yang sama, yang pada
kenyataannya tidak seperti itu. Walaupun ada pengaruh sosial
terhadap konteks, selalu ada juga perbedaan dalam kepribadian
individu, sehingga setiap wacana selalu unik.
31
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 273
39
BAB III
GAMBARAN UMUM BUKU “MAN SHABARA ZHAFIRA”
A. Biografi Ahmad Rifa’i Rif’an
Ahmad Rifai Rif’an lahir di Lamongan, Jawa Timur. Beliau
menghabiskan masa remajanya di sebuah pesantren yang bernama Miftahul
Qulub, di Lamongan, di bawah bimbingan KH. Asyikin Asgori. Namun,
beliau terpaksa berhenti belajar di pesantren karena ayahnya meninggalm
dunia. Sejak saaat itulah, Ahmad Rifai Rif’an berniat untuk mandiri dan tidak
ingin merepotkan ibunya dalam membiayai kuliahnya. Bahkan, Ahmad Rifai
Rif’an pernah menjuarai olimpiade fisika, dan karena itu pula beliau berhasil
diterima di salah satu kampus bergengsi di Surabaya. Ahmad Rifai Rif’an
menempuh kuliah di ITS jurusan teknik mesin.
Setelah tamat kuliah, beliau diterima bekerja di salah satu perusahaan
BUMN, yaitu PT. Semen Gresik sebagai engineer. Namun, karena merasa
bahwa itu bukan passion-nya, kemudian Ahmad Rifai Rif’an memutuskan
untuk resign. Keputusan tersebut sangatlah sulit diterima oleh orang-orang di
sekitarnya. Apalagi untuk lulus pun rasanya sungguh sulit. Ditambah lagi,
orang-orang terdekatnya tahu bahwa Ahmad Rifai Rif’an resign karena ingin
fokus menulis.
Namun, dengan keyakinan tekadnya, Ahmad Rifai Rif’an tetap fokus
pada cita-cita untuk menulis buku dan buahnya pun bisa dipetik pada saat ini.
Royalti buku-bukunya pun sudah mencapai miliaran rupiah. Ditambah lagi,
Ahmad Rifai Rif’an memiliki usaha penerbitan buku yang pernah dirintis
40
sejak kuliah, yakni : Marsua Media Publishing dan Multimediabook
Enterprise.
Saat ini, Ahmad Rifai Rif’an telah menulis 70 buku. Namun, buku-
buku yang menjadi best seller, yaitu :
1. Man Shabara zhafira.
2. Tuhan, Maaf Kami Sedang Sibuk.
3. 9 Rahasia Doa Lulus Ujian
4. Tombo Ati : Menyingkap 5 Rahasia Kebahagiaan Muslim.
5. Saudagar Langit Mmebongkar 5 Kunci Kesuksesan Bisnis Manusia-
Manusia Langit.
6. God, I Miss You.
7. Menggapai Malam Lailatul Qadar.
8. Bahkan, Tuhan pun Berqurban.1
B. Prestasi-prestasi Ahmad Rifa’i Rif’an
Prestasi yang diraih Oleh Ahmad Rifa’i Rif’an adalah Prestasi
akademis, selalu juara kelas sampai SMA, juara 1 olimpiade Matematika-IPA
tingkat Karesidenan, Juara 1 Olimpiade Fisika tingkat daerah, terpilih sebagai
Mahasiswa Inspiratif ITS, Penulis 10 Buku Terlaris versi Gramedia, penulis
paling produktif versi Penerbit Marsua Media.2
1 Ahmad Rifai Rif’an, Man Shabara zhafira, (Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo,
2017) h. 257 2 Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
41
C. Garis Besar Buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad Rifa’i Rif’an
Buku Man Shabara Zhafira terdiri dari 256 halaman, Berawal dari
paparan Ahmad Rifai Rif’an tentang mengapa kita harus menjadi orang
yang bersabar dalam menjalani hidup dan melakukan tindakan-tindakan
yang mendampingi sikap sabar itu. Bagaimana pun buku ini bertujuan
membocorkan mengenai beberapa tips agar para pembaca bisa cerdas
secara emosional dan cerdas spiritual. Contohnya adalah dengan mengasah
kesabaran dan menggantungkan harapan hanya kepada Allah.
Ahmad Rifai Rif’an banyak menyampaikan kisah kehidupan
pribadinya, dimulai saat bersekolah hingga lulus kuliah dan hendak
memulai bisnis sendiri. Beliau juga menyampaikan mengenai bagaimana
perjuangan guru sekolahnya yang walaupun bergaji kecil, namun tetap
mendidik murid-murid di sekolah dengan penuh ketulusan hati. Bekerja
secara tulus ikhlas bukan sekedar untuk mendapatkan uang. Ahmad Rifai
Rif’an menyampaikan kisah nyata seorang pemuda yang bekerja sebagai
pelayan hotel bernama George Charles Boldt.
Di mana George Charles Boldt memberikan pelayanan yang tulus
kepada pria tua bernama William Waldorf Astor ketika di hotel tempat
George bekerja sudah tidak ada kamar lagi, kecuali kamar milik George
dan akhirnya George berikan ke William Waldorf Astor untuk menginap
secara gratis dengan tujuan demi menolong William dan istrinya yang
kelelahan.
42
Hingga pada akhirnya, William Waldorf Astor membangun sebuah
hotel bernama Waldorf Astoria Hotel untuk dikelola oleh George Charles
Boldt dan hotel tersebut sampai saat ini menjadi salah satu hotel mewah di
Amerika Serikat.
Selain itu, Ahmad Rifai Rif’an mengutip kisah Frank Slazak yang
kecewa dan sedih karena gagal untuk menjadi astronot, namun ternyata
kegagalan Frank Slazak itu justru menyelamatkan dirinya, sebab pesawat
apollo tersebut meledak ketika peluncuran perdana. Dari kisah tersebut,
terbukti bahwa kegagalan yang dialami oleh manusia belum tentu
mendatangkan keburukan bagi manusia tersebut.
D. Keistimewaan Buku “Man Shabara Zhafira” karya Ahmad Rifai
Rif’an
Buku “Man Shabara Zhafira” karya Ahmad Rifai Rif’an
merupakan buku yang berisikan tentang kisah hidup dan perjuangan yang
diambil dari kisah pribadi milik Ahmad Rifai Rif’an dan juga digabungkan
dengan kisah-kisah dan berbagai pernyataan dari berbagai tokoh agama
serta berbagai tokoh dunia.
Pada bagian awal buku, Ahmad Rifai Rif’an menceritakan tentang
keberhasilan yang memang dimulai dari impian. Ada banyak orang besar
di dunia ini yang kesuksesannya dimulai dari sebuah impian. Yang
ditekankan di bagian awal buku ini adalah impian merupakan sumber
energi yang kerap menjadikan manusia rela berjuang dan bekerja keras
demi meraih apa yang di impikan.
43
Selain itu, Ahmad Rifai Rif’an mengajak kepada para pembaca
mengenai dua hal. Hal pertama, yaitu untuk menuliskan setiap hal yang
menjadi impian. Sebab, impian akan terasa nyata ketika ditulis, ditentukan
waktunya, ditentukan tujuan akhirnya, dan disusun langkah-langkah untuk
mencapainya, sehingga bisa lebih detail, bisa dengan mudah dicapai
karena jela gambarannya, dan mudah dievaluasi.
Hal kedua, yaitu para pembaca harus waspada dengan sosok
pencuri impian. Sosok tersebut biasanya berasal dari dalam diri sendiri
maupun berasal dari luar.
Pada bagian tengah buku, cukup terasa menyentil bagi para
pembaca, yaitu setiap manusia harus punya mimpi yang besar. Sebab, bila
manusia hanya bermimpi kecil, maka itu sama saja dengan meremehkan
Allah. Namun, yang harus digarisbawahi adalah sebesar apapun impian
manusia bila tidak diwujudkan dalam tindakan atau aksi, maka impian itu
hanya menjadi khayalan belaka. Bermimpi yang besar itu bagus, asalkan
dilaksanakan dengan tindakan dan langkah-langkah yang terarah.
Pada bagian akhir buku, Ahmad Rifai Rif’an mengajak kepada
para pembaca bahwa kesuksesan yang diraih oleh manusia itu sejatinya
berasal dari Allah. Kesuksesan manusia itu adalah hadiah dari Allah.
Tugas manusia adalah berusaha dan berdoa secara disiplin, tidak langsung
berhenti bila impian belum terwujud, dan tetap berprasangka baik kepada
Allah. Sebab, Allah juga tidak menyukai hamba-Nya yang tergesa-gesa
44
dalam berdoa dan Allah tidak menyukai hamba yang berputus asa dari
rahmat-Nya.
Prinsip hidup yang disampaikan oleh Ahmad Rifai Rif’an di dalam
buku Man Shabara Zhafira sangat realistis di dalam kehidupan manusia
pada umumnya. Mengingat bahwa kesabaran itu bukan hanya diam saja,
bukan hanya merenung, dan bukan hanya meratap. Kesabaran juga harus
diwarnai dan di iringi dengan tindakan untuk mencapai impian serta cita-
cita yang didambakan.
Di samping itu, ketika kegagalan datang dalam perjalanan meraih
impian dan cita-cita, maka kegagalan itu tidak selamanya buruk. Justru
kegagalan itu membuat manusia belajar supaya tidak terjebak dalam
lubang yang sama untuk kedua kalinya.
45
BAB IV
ANALISIS WACANA KESABARAN
DALAM BUKU MAN SHABARA ZHAFIRA KARYA AHMAD RIFA’I
RIF’AN
Dalam bab ini peneliti akan menguraikan kesabaran yang terdapat dalam
buku Man Shabara Zhafira karya Ahmad rifa’i rif’an. Hasil penelitian ini
didapatkan dari analisis teks dalam Buku tersebut dan akan dijelaskan dengan
mewacanakan dan mendeskripsikan kalimat yang memiliki muatan kesabaran.
Pada bab ini, peneliti akan memaparkan dan analisis kesabaran yang
terdapat dalam bukuMan Shabara Zhafirakarya Ahmad rifa’i Rif’an. Penelitian
ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode analisis aspek wacana
model Teun A Van Dijk. Model Van Dijk ini menganalisis dari tiga elemen yaitu,
teks, kognisi sosial, serta konteks sosial. Maka hasil penelitiannya di uraikan
sebagai berikut:
A. Analisis Wacana Struktur Teks
Teun A Van Dijk membagi struktur teks ke dalam tiga tingkatan. Pertama,
struktur makro, terdiri dari tematik, kedua, superstruktur, terdiri dari skematik.
Ketiga, struktur mikro, terdiri dari semantik, sintaksis, stilistik dan retoris.
1. Struktur Makro
a. Tematik
Tematik termasuk tingkatan analisis teks pertama yakni struktur makro.
Tema merupakan gagasan inti, ringkasan, atau yang utama dari suatu teks
yang menggambarkan apa yang ingin dikomunikasikan oleh seorang penulis
46
kepada pembaca melalui tulisannya dalam melihat atau memandang suatu
peristiwa.1
Pada buku Man Shabara Zhafira membahas tentang bagaimana
menyikapi kegagalan dengan kesabaran untuk mencapai sebuah
keberhasilan. Tema ini menjadi tema yang utama yang berada dalam buku
di awali dengan sebuah kisah lalu di kaitkan dengan teori barat dan di
luruskan dengan ajaran agama islam. Hampir semua orang yang berada di
puncak, awalnya adalah orang yang juga dahulunya berada di bawah.
Tidak ada satu orang pun yang begitu lahir ke dunia langsung meraih
prestasi. tidak ada sukses instan. Semua pasti melalui jalan yang bertabur
masalah, tantangan, rayuan, serta beragam kesulitan yang harus dihadapi.
Seseorang bisa disebut sebagai pemenang ketika ia berhasil menakhlukkan
lawannya. Seseorang bisa disebut berprestasi setelah ia berhasil
menuntaskannya dengan baik semua ujian dan permasalahan yang
diberikan kepadanhya.2
Kesabaran adalah modal dasar para pemenang. Kesabaran
membuat kualitas orang-orangnya melejid berkali lipat di banding orang
yang tidak sabar. Allah SWT mengatakan dalam surat Al-Anfal ayat 66
1Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 229 2Ahmad Rifai Rif’an, Man Sabara Zhafira, (Jakarta:PT Alex Media Komputindo 2011),
h. xxiii
47
“Sekarang Allah telah meringankan kepadamu dan dia telah mengetahui bahwa
padamu ada kelemahan. Maka jika ada di antaramu status orang yang sabar,
niscaya mereka akan dapat mengalahkan dua ratus orang kafir. Dan jika
diantaramu ada seribu orang (yang sabar), niscaya mereka akan dapat
mengalahkan dua ribu orang, dengan seizin Allah. Dan Allah beserta dengan
orang-orang yang sabar”.(QS. Al-QAnfal ayat 66)
kesabaran adalah kemampuan jiwa untuk bertahan dalam menghadapi
beragam kesulitan yang hadir, demi menggapai sebuah tujuan yang tinggi
dan mulia. Dan kesabaran bisa dilatih, dalam Islam kita bisa melatihnya
salah satunya melalui puasa. 3
2. Superstruktur
a. Skematik
Kajian kedua dari analisis teks wacana Teun A Van Dijk adalah
superstruktur yang berupa skematik. Skematik adalah bentuk umum dari
suatu teks yang disusun melalui kategori seperti pendahuluan, isi,
kesimpulan, pemecahan masalah, penutup dan sebagainya.4
Skematik ini merupakan teks wacana yang pada umumnya mempunyai
skema atau alur dari pendahuluan hingga akhir. Alur tersebut menunjukkan
bagaimana bagian-bagian dalam teks disusun dan diurutkan sehingga
membuat kesatuan arti.5
Dalam suprastruktur biasanya menggunakan tiga struktur yaitu babak
awal, konflik dan resolusi. Adapun penjabarannya adalah sebagai berikut :
3Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53 4Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 76 5 Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 232
48
a. Babak Awal
Dalam babak awal Ahmad Rifa’i Rif’an menceritakan tentang
keberhasilan. Ada banyak orang besar di dunia ini yang kesuksesannya
dimulai dari sebuah impian. Yang ditekankan di bagian awal buku ini
adalah impian merupakan sumber energi yang kerap menjadikan manusia
rela berjuang dan bekerja keras demi meraih apa yang di impikan.
Selain itu, Ahmad Rifa’i Rif’an mengajak kepada para pembaca mengenai
dua hal. Hal pertama, yaitu untuk menuliskan setiap hal yang menjadi
impian. Sebab, impian akan terasa nyata ketika ditulis, ditentukan
waktunya, ditentukan tujuan akhirnya, dan disusun langkah-langkah untuk
mencapainya, sehingga bisa lebih detail, bisa dengan mudah dicapai
karena jela gambarannya, dan mudah dievaluasi. Hal kedua, yaitu para
pembaca harus waspada dengan sosok pencuri impian. Sosok tersebut
biasanya berasal dari dalam diri sendiri maupun berasal dari luar.
b. Babak Konflik
Pada bagian tengah buku, cukup terasa menyentil bagi para pembaca, yaitu
setiap manusia harus punya mimpi yang besar. Sebab, bila manusia hanya
bermimpi kecil, maka itu sama saja dengan meremehkan Allah. Namun,
yang harus digarisbawahi adalah sebesar apapun impian manusia bila tidak
diwujudkan dalam tindakan atau aksi, maka impian itu hanya menjadi
khayalan belaka. Bermimpi yang besar itu bagus, asalkan dilaksanakan
dengan tindakan dan langkah-langkah yang terarah.
49
c. Resolusi
Pada bagian akhir buku, Ahmad Rifa’i Rif’an mengajak kepada para
pembaca bahwa kesuksesan yang diraih oleh manusia itu sejatinya berasal
dari Allah. Kesuksesan manusia itu adalah hadiah dari Allah. Tugas
manusia adalah berusaha dan berdo’a secara disiplin, tidak langsung
berhenti bila impian belum terwujud, dan tetap berprasangka baik kepada
Allah. Sebab, Allah juga tidak menyukai hamba-Nya yang tergesa-gesa
dalam berdoa dan Allah tidak menyukai hamba yang berputus asa dari
rahmat-Nya.
Prinsip hidup yang disampaikan oleh Ahmad Rifa’i Rif’an di dalam buku
Man Shabara Zhafira sangat realistis di dalam kehidupan manusia pada
umumnya. Mengingat bahwa kesabaran itu bukan hanya diam saja, bukan
hanya merenung, dan bukan hanya meratap. Kesabaran juga harus
diwarnai dan di iringi dengan tindakan untuk mencapai impian serta cita-
cita yang didambakan.
Di samping itu, ketika kegagalan datang dalam perjalanan meraih impian
dan cita-cita, maka kegagalan itu tidak selamanya buruk. Justru kegagalan
itu membuat manusia belajar supaya tidak terjebak dalam lubang yang
sama untuk kedua kalinya.
50
3. Struktur Mikro
a. Semantik
Semantik adalah studi linguistik yang mempelajari makna atau arti
dalam bahasa.6Elemen semantik berisi makna yang ingin di tekankan dalam
sebuah teks, baik yang bersifat eksplisit maupun yang bersifat implisit.
Elemen ini terdiri dari latar, detail dan maksud yang ingin diungkapkan oleh
pengarang, berikut temuan semantik yang terdapat dalam buku Man
Shabara Zhafira
1) Latar
Latar merupakan bagian teks yang dapat mempengaruhi arti yang
ingin disampaikan, latar merupakan cerminan ideologi
komunikator. Dalam buku Man Shabara Zhafira ini memiliki latar
belakan dari kegelisahan Ahmad Rifa’i Rif’an menyaksikan anak
muda, khususnya dengan beragam keterbatasan, baik ekonomi,
pendidikan, sosial, masalah keluarga, dan beragam keterbatasan
lain, yang memutuskan untuk berhenti memperjuangkan impian
mereka. Maka melalui buku ini penulis berusaha membangkitkan
kembali semangat untuk menggapai impian mereka masing-
masing.7
2) Detail
Detail berisi informasi yang disampaikan komunikator/pengarang.
Kontrol tersebut berupa informasi yang bisa menguntungkan
6Mansoer petada, Semantik Leksikal (Jakarta: Rineka Cipta, 2001), cet. Ke-1, h.7
7Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
51
pengarang. Sikap atau wacana yang dikembangkan oleh pengarang
tidak selalu disampaikan secara terbuka, tetapi dari pihak mana
yang dikembangkan dan diceritakan detail.
Buku ini menyajikan sikap hidup yang dijalani oleh orang-orang
besar dalam sejarah. Saya bagi menjadi lima bagian. Pertama,
DREAM, pembaca diajak menelusur, bahwa kebesaran manusia
selalu bermula dari impian yang besar. Bagian kedua ACTION.
Mimpi hanya sebatas mimpi jika tidak ditindaklanjuti dengan
tindakan. Bagian ketiga, BEAUTIFUL LIFE. Kesuksesan lebih
mudah diraih oleh manusia yang melakoni hidupnya dengan penuh
kebahagiaan. Bagian keempat, LOVE. Para manusia besar, adalah
mereka yang mengabdikan hidupnya demi cinta kepada sesama.
Bagian kelima, PRAY. Orang besar senantiasa menyertakan Tuhan
dalam setiap aktivitasnya.8
Awal 2010 saya mengikuti psikotes yang diadakan oleh kampus
untuk mengarahkan potensi dan minat mahasiswa nanti setelah
mereka lulus. Dalam psikotes seperti biasa, kita diminta untuk
menuliskan apa saja keinginan kita saat kita lulus nantinya. Saya
ingat, saat itu saya menuliskan kalimat seperti ini, “Nulis minimal
sepuluh judul buku sebelum lulus.” Itulah yang saya sebut sebgai
cita-cita.
“Apa impiannya?”
8Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
52
“Nulis buku.”
“Berapa judul?”
“Sepuluh.”
“Kapan itu kau wujudkan?”
“Sebelum lulus kuliah.”
Jelas banget kan? Ada teman di sebelah saya yang ngelirik.
Ketawa dia, “apaan tinggal setahun pengen nulis sepuluh buku.
Pengen lulus kapan emang!” saya dia, “kita buktiin aja ya, ntar!”
Padahal asal tau saja, saat itu belum ada satu buku pun yang saya
tulis di terima oleh penerbit. Saya baru belajar nulis. Beneran.
Tapi saya yakin, dengan impian, apa yang saini terasa tak
mungkin, kelak akan berubah menjadi nyata. Asal ada usaha dan
yang lebih penting lagi doa.
Terus gimana hasilnya? Alhamdulillah, puji tuhan, belasan buku
sudah terbit bahkan sejak beberapa bulan sebelum saya diwisuda.
Ketika saya ingatkan teman yang dulu tertawa liat apa yang saya
tulis itu, dia pun hanya bisa ketawa balik, “gile bener dah. Like
this!”(h.40-41)
Kutipan di atas adalah cerita pengalaman dan percakapan Ahmad
Rifa’i Rif’an dengan teman kuliahnya yang meremehkan cita-
citanya serta diragukan kemampuannya oleh temannya. Hal
demikian tidak membuatnya berputus asa atau menyerah untuk
meraih keberhasilan atas impian yang selama ini dia harappkan.
53
Buku ini salah satu pembuktian dari Ahmad Rifa’i Rif’an bahwa
tidak ada yang tidak mungkin karena ketidak mungkinan itu tidak
ada, semua mungkin bagi Allah asal mau bersabar dan terus
berusaha.
3) Maksud
Merupakan elemen yang melihat apakah teks atau cerita yang
dibuat oleh pengarang disampaikan secara eksplisit atau implisit.
Elemen maksud dalam buku Man Shabara Zhafiraternyata banyak
di sampaikan secara eksplisit atau terbuka. Salah satu teks yang
terdapat dalam cerita itu adalah mengenai penjelasan tentang
kesabaran.
“Bersabarlah dengan proses setiap manusia. Jangan pernah
berfikiran final. Temanilah orang yang belum shalat agar ia
segera shalat. Dampingilah orang yang suka berjudi agar
perlahan ia meninggalkan judinya. Temanilah para koruptor agar
ia segera bertaubat.” (h. 181)
Dapat terlihat jelas bahwa informasi yang terdapat dalam teks
tersebut disajikan secara terbuka, Oleh karena itu, pembaca pun
akan mudah memahami maksud teks tersebut.
b. Sintaksis
Bagian dari struktur mikro yang ada dalam analisis wacana Van
Dijk selanjutnya ialah segi sintaksis. Sintaksis adalah bagian dari ilmu
54
bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa dan frase.
Sintaksis berbicara bagaimana pendapat di sampaikan yang dapat dilihat
melalui kohesi, bentuk kalimat, proposisi dan juga kata ganti.9
Element dari sintaksis adalah:
1) Koherensi
Pertalian antar kata/kalimat, biasanya dapat diamati dengan
menggunakan kata penghubung (konjungsi): dan, atau, tetapi,
namun, seperti, karena, meskipun, jika, demikian pula, agar, dan,
atau sebagainya.
Hal ini terlihat pada kutipan.
Janganlah kita, bahkan manusia-manusia pilihan tuhanpun kerap
kali mengalami kegagalan dalam perjalanan hidup mereka.
Silakan baca Sirah Nabawi. Rasulullah selama 13 tahun
berdakwah di mekkah, mayoritas dakwahnya menemui kegagalan,
berupa penolakan dan permusuhan dari orang yang di
dakwahinya. Nabi diusir oleh kaumnya, dilempari batu oleh
penduduk Thaif, diludahi setiap hari, diasingkan, dipukul
gerahamnya hingga retak, bahkan difitnah sebagai tukang
sihir.(h.221)
9Alex Sobur, Analisis Teks Media, Suatu Pengantar Untuk Analisis Wacana, Analisis
Semiotik Dan Analisis Framing, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2009), h. 80
55
Penempatan kata bahkan, pada kalimat di atas mempunyai fungsi
sebagai kata penghubung antar kalimat dan kata, fungsi dari kata
penghubung “bahkan” menegaskan atau meringkas bagian kalimat
yang telah disebutkan sebelumnya.
Namun semua itu tidak sedikitpun menyurutkan langkah beliau
untuk tetep berjuang meraih suksesnya mendakwahkan kalimat
tauhid. Jika rasulullah saja merupakan manusia terpilih pernah
berulang kali mengalami kegagalan, apalagi kita yang keponakan
rasul juga bukan.(h. 221)
Penempatan kata namun, apalagi, pada kalimat di atas mempunyai
fungsi sebagai kata penghubung untuk menghubungkan dua bagian
kalimat yang sederajat, , tetapi dengan mempertentangkan kedua
bagian tersebutfungsi dari kata penghubung “Namun” ketika
Rasulullah berdakwah di mekah banyak sekali terjadi penolakan
dan permusuhan tetapi hal tersebut tidak membuat rasulullah
menyerah sedikitpun. Fungsi dari kata penghubung “apalagi” Jika
Rasulullah saja merupakan manusia terpilih pernah berulang kali
mengalami kegagalan, apa lagi manusia yang bukan keponakan
rasul.
Ujian kepahitan dan kegagalan bisa jadi mendekatkan diri kepada
Allah, bila dihadapi dengan tawakal, berdo’a dan mengikhlaskan
diri disertai keyakinan bahwa Allah maha tau yang terbaik bagi
56
dirinya, sebaliknya, ujian kelapangan bisa jadi menjauhkan diri
dari Allah, bila disertai lupa diri dan malas ibadah.(h. 222)
Penempatan kata jika dan bila pada kalimat di atas mempunyai
fungsi menjelaskan bahwa suatu hal terjadi ketika syarat-syarat
yang disebutkan itu dipenuhi. Fungsi dari kata” bila” apabila ujian
sedang datang di hadapi dengan sabar, tawakal, dan berdo’a
keberhasilan itu akan datang.
2) Bentuk kalimat
Sintaksis yang berhubungan dengan cara berpikir logis.
Menjelaskan tentang proposisi-proposisi makna yang diatur dalam
suatu rangkaian kalimat. Bentuk kalimat segi sintaksis
berhubungan dengan prinsip kausalitas.10
Kutipan berikut dapat
menjelaskan dan membedakan mana objek, subjek, predikat dan
keterangan.
Saya tidak bisa membiarkan bapak dan ibu berhujan-hujanan di
luar sana. (h. 162)
Dari keterangan di atasdapat dijabarkan sebagai berikut :
Saya tidak bisa membiarkan bapak dan ibu berhujan-hujanan di
S P O
luar sana.
K
10
Eriyanto, Analisis Wacana : Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta : LkiS, 2001).
H. 251.
57
Dari keterangan di atas dapat kita lihat bahwa pengarang yang
bukan lulusan sastra, namun sudah mengikuti aturan Ejaan Yang
Disempurnakan (EYD)
3) Kata ganti
Merupakan alat yang dipakai oleh komunikator atau
pengarang untuk menunjukkan di mana posisi seseorang dalam
wacana. Misalnya dengan mengungkapkan sikap dan perilakunya.
Dalam buku Man Shabara Zhafira, kata ganti yang digunakan oleh
Ahmad Rifa’i Rif’an adalah saya, anda, mereka., kita, kamu, aku.
Bagi saya, indikator kekayaan bukan diukur dari beberapa jumlah
bawahannya, tetapi beberapa jumlah anak asuh yang disantuninya.
bukan dinilai dari berapa jumlah pabrik yang berhasil
dibesarkannya, tapi dari jumlah pesantren yang didirikannya.
Bukan di tentukan oleh berapa jumlah rekening di tabungannya,
tapi ditentukan oleh beberapa jumlah uang yang telah
disedekahkannya.
Jangan Anda fikirkan bagaimana kondisi Anda saat ini. Tak
penting Anda merisaukan bagaimana keadaan Anda sat ini. Yang
perlu Anda risaukan adalah bagaimana Anda bisa melihat masa
depan. (h.23)
58
Mari kita terima apapun pemberian Allah dengan penyikapan
yang bijak. Ketika Allah mengkaruniakan kepada kita kemudahan,
mari kita menyikapinya dengan syukur. Disaat Allah memberikan
kesulitan kepada kita, mari menyikapinya dengan sabar. Tidak ada
satu pun pemberian Allah yang sia-sia. (h. 196)
Untuk kata ganti yang dipakai dalam buku ini agar tidak ada
pemborosan kata dan pemborosan apabila mengulang kata yang
sama, maka kata ganti adalah saya, anda, mereka, kita.
c. Stilistik
Stilistik atau leksikon ini merupakan cara yang digunakan
pengarang untuk menyatakan maksud melalui pilihan kata yang
digunakan. Dalam menyajikan cerita, pengarang menggunakan bahasa
yang lugas. Pemilihan kata tersebut tidak semata hanya kebetulan saja,
tetapi bisa jadi mengandung unsur ideologis yang menunjukkan
bagaimana pemaknaan seseorang terhadap suatu fakta.11
Gaya bahasa yang di tuliskan oleh Ahmad Rifa’i Rif’an tidak
menggunakan bahasa Indonesia sebagaimana mestinya. ada bahasa yang
formal dan langsung beralih ke non formal, ini adalah gaya bahasa yang di
gunakan Ahmad Rifa’i Rif’an agar para pembaca tidak mudah bosan dan
jenuh.
11
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 255
59
d. Retoris
Retoris adalah gaya yang diungkapkan pengarang untuk
menyatakan sesuatu dengan sebuah intonasi dan penekanan. elemen dalam
retoris yakni metafora. Metafora adalah kalimat yang mengandung kiasan,
ungkapan, sehari-hari, pepatah, nasihat agama, semuanya digunakan untuk
memperjelas pesan utama agar orang yang membaca akan mudah
mengingat dan memahami isi pesan tersebut.12
Berikut penemuan peneliti
mengenai kerangka retoris.
1) Grafis
Grafis elemen ini biasanya ditandai dalam bentuk tabel, gambar, foto, atau
tulisan yang dibuat lain misalnya, pemakaian huruf tebal, miring, dan garis
bawah yang mendukung arti penting suatu pesan.
Anak muda, kamulah yang seharusnya menjadi bos sebuah hotel terbaik di
USA, karena kamu melakukan pekerjaanmu dengan hati yang mau
melayani. Do’akan suatu hari nanti saya bisa membangun sebuah hotel
untukmu.
Ungkapan tersebut di tulis oleh Ahmad Rifa’i Rif’an dengan tulisan tebal
karena setiap orang yang melakukan pekerjaannya dengan hati, ikhlas dan
tekun akan mendapatkan balasannya kebaikan di dunia maupun di akhirat.
12
Burhan Nurgiantoro, Teori Pengkajian Fiksi, h. 299
60
2) Metafora
Merupakan bumbu di dalam suatu berita atau tulisan, metafora dipakai
oleh penulis sebagai landasan berfikir atas gagasan tertentu kepada
pembaca, biasanya metafora mengandung ungkapan sehari-hari.
Man Shabara Zhafira. Inilah rumus hidup dari hampir semua orang
sukses di dunia. Silakan amati bagaimana pengusaha, karyawan, pelajar
atau petani yang sukseshampir semuanya neraih kesuksesan karena
kesabarannya dalam bekerja.(xxiv)
Sabar juga tidak hanya dilakukan ketika menerima musibah saja, namun
juga harus dilakukan pada waktu diberikan kesenangan. Karena ujian
Allah itu tidak hanya terdapat dalam kesusahan saja, namun juga terdapat
dalam kesenangan, seperti fiman allah (qs.al-baqoroh 2:153).13
B. Analisis Wacana Kesabaran dilihat dari Kognisi Sosial
Selain menganalisis teks, dalam analisis wacana juga penting untuk
mengamati kognisi sosial teks yakni bagaimana dalam suatu teks itu bisa
diproduksi. Karena anggapan seseorang mengenai teks bahwa teks itu memiliki
makna yang tidak sebenarnya. Suatu teks itu bisa bermakna sesuatu karena
diberikan oleh si pemakai bahasa (penulis). Makna inilah yang dikonstruksi oleh
penulis. Selain makna, dalam teks juga mengandung pendapat dan ideologi
penulis tersebut.
13
Hasil wawancara pribadi i dengan Nurul Safitri pembaca buku man shabara zhafira
pada tanggal 23 Juni 2018, pukul 15.00
61
Dalam pandangan Van Dijk, kognisi sosial terutama dihubungkan dengan
proses produksi berita. Titik kunci dalam memahami produksi berita adalah
dengan meneliti proses terbentuknya teks. Proses terbentuknya teks ini tidak
hanya bermakna bagaimana suatu teks itu dibentuk, proses ini juga memasukkan
informasi bagaimana peristiwa itu ditafsirkan, disimpulkan dan dimaknai.14
Pendekatan kognitif didasarkan pada asumsi bahwa teks tidak mempunyai
makna, tetapi makna itu diberikan oleh pemakai bahasa, atau lebih tepatnya
proses kesadaran mental dari pemakai bahasa. Karena setiap teks pada dasarnya
dihasilkan lewat kesadaran, pengetahuan, prasangka, atau pengetahuan tertentu
atas suatu peristiwa.
Dari wawancara, pengarang buku tidak bisa ditemui secara langsung dan
pertanyaan wawancara dijawab pada tanggal 23 Juli 2018 melalui email, penulis
menemukan beberapa jawaban mengenai Alasan mendasar terbentuknya buku
tersebut. Alasan yang mendasar uAhmad Rifa’i Rif’an menulis buku tersebut
karena kegelisahannya menyaksikan anak muda, khususnya dengan beragam
keterbatasan, baik ekonomi, pendidikan, sosial, masalah keluarga, dan beragam
keterbatasan lain, yang memutuskan untuk berhenti memperjuangkan impian
mereka. Maka saya berusaha melalui buku ini membangkitkan kembali semangat
untuk menggapai impian mereka masing-masing.15
Kita mengenal hellen keller sebagai wanita yang kehilangan fungsi indra
pendengaran dan penglihatan sejak usia 19 bulan. Namun ketika sadar akan
14
Eriyanto, Analisis Wacana: Pengantar Analisis Teks Media, (Yogyakarta: LKIS
Yogyakarta, 2001), h. 266 15
Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
62
kondisi dirinya, ia masih selalu bersyukur kepada tuhan. “aku berterima kasih
kepada tuhan atas segala cacatku, tuturnya, “karena cacat yang ku derita, aku
berhasil menemukan diriku sendiri, pekerjaanku dan tuhanku”. Dengan kekuatan
imannya, ia pun dapat melakukan fungsinya sebagai manusia secara optimal,
yakni sebagai sarjana lulusan harfard university, seorang penulis karya sastra, dan
guru bagi orang-orang buta dan tuli”. (131-132)
Ketika seseorang sudah memiliki ilmu faham yang tinggi, dia akan
mencari hikmahdibalik suatu kejadian dan jarang mendebat. Berfikir positif
tentang seseorang, bahkan jika seseorang itu adalah seorang koruptor, orang yang
lalai dalam shalatnya, bahkan jika dia seorang penjudi kelas wahid sekalipun. Itu
bukan masalah besar, karena selagi masih ada orang yang menemani selagi dia
masih terlunta-lunta dalam hidupnya orang tersebut akan terselamatkan.
Menemani bukan untuk menjerumuskan lebih dalam, tetapi untuk mengangkat
kehidupannya secara perlahan agar menjadi lebih baik. Dan orang yang
mengangkat ke atas bisa beragam bisa jadi sangat agamis maupun seseorang yang
keagamisannya ditutupi supaya tidak kelihatan.
Penamaan judul “Man Shabara Zhafira” sendiri berawal karena penulis
merasa bahwa keberhasilan dalam hidup bukan hanya ditentukan oleh tingginya
impian. Yang juga sangat menentukan adalah kesabaran dalam mengatasi
beragam rintangan yang hadir dalam perjalanan menggapai mimpi. Maka melalui
63
semangat itu saya teringat dengan pepatah Arab yang sangat dihafal di kalangan
pesantren, man shabara zhafira, barangsiapa bersabar, ia akan beruntung.16
Ciri orang yang beruntung adalah orang itu yakin bahwa setiap waktu
yang dia jalani akan banyak menghadapi cobaan-cobaan. Oleh karena itu, hanya
oerang-orang yang mempunyai kesabaran didalam menegakkan kebenaran inilah
yang beruntung.sebab, jika tidak sabar, kita akan goyah, rontok, tidak menjadi
contoh, dan akhirnya ketika kita memperoleh apapun di akhirat kelak. Kekuatan
pribadi untuk saling menasehati dalam kebenaran adalah bagian dari
keberuntungan kita semua. Tanpa kesabaran, mustahil kita akan mengenal Allah
dengan baik.17
Sabar merupakan sifat yang utama dan mulia. Sabar yang tidak hanya
dalam keadaan tertimpa musibah. Tetapi kita juga harus sabar dalam keadaan
lapang. Ketika kita tertimpa musibah, entah itu ada orang meninggal di antara
orang-orang yang kita cintai, hampir pasti orang-orang akan menyalami kita dan
berucap, “semoga Allah memberikan kesabaran kepadamu”. Ucapan ini hampir
tidak kita jumpai ketika dalam keadaan lapang. Kelapangan kita sering kita
pergunakan pada hal-hal yang tidak berguna. Kita tidak sabar dalam menjalani
kelapangan yang ada pada kita.18
Pengarang menulis buku “Man Shabara Zhafira” sekitar dua minggu.
Secara keseluruhan tidak ada kesulitan yang berarti di dalam proses
16
Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53 17
Ust. Irwan sani, SE,Mpdi, majalah mafahim, (surabaya: hai’ah ash-shofwah al-
malikiyyah 2015), h. 34 18
Kh Muhammad ihya ulumuddin, majalah mafahim, (surabaya: hai’ah ash-shofwah al-
malikiyyah 2015), h. 11
64
pembuatannya, karena buku ini sebagian besar isinya adalah kisah pribadi, cerita
sekeliling, serta kisah-kisah inspiratif dari beragam referensi. Jadi lebih mudah
dalam proses menuliskannya.19
C. Analisis Wacana Kesabaran dilihat dari Konteks Sosial
Elemen terakhir dalam analisis wacana Van Djick adalah konteks sosial.
Elemen ini merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi cerita atau teks.
Pengaruh ini eksternal inilah yang mengilhami penulis untuk menulis sebuah
Buku.
Hasil wawancara dengan penulis bukuMan Shabara Zhafira, Ahmad Rifa’i
Rif’an. Ahmad Rifa’i Rif’an menyimpulkan bahwa alasan mendasar di buatnya
buku tersebut karena kegelisahan saya menyaksikan anak muda, khususnya
dengan beragam keterbatasan, baik ekonomi, pendidikan, sosial, masalah
keluarga, dan beragam keterbatasan lain, yang memutuskan untuk berhenti
memperjuangkan impian mereka. Maka saya berusaha melalui buku ini
membangkitkan kembali semangat untuk menggapai impian mereka masing-
masing.20
Buku ini sebagaian besar isinya adalah kisah pribadi, cerita sekeliling serta
kisah-kisah inspiratif dari beragam referensi.Man shabara zhafira menyuguhkan
kisah sederhana menjadi kisah yang menginspirasi. Cerita-cerita yang
disampaikan oleh pengarang menampilkan sudut pandang yang berbeda. Pesan-
19
Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53 20
Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
65
pesan yang disampaikan menggunakan bahasa yang sederhana, sehingga mudah
dimengerti oleh para pembaca.
Dengan hadirnya buku ini, penulis berharap agar anak muda Indonesia
punya kesabaran lebih untuk menggapai impian hebatnya. Karena untuk
menggapai impian yang besar, pasti butuh energi besar.21
Buku Man Shabara Zhafira merupakan salah satu solusi yang terbaik
dalam memberikan pengetahuan dan pembelajaran hidup serta pemahaman
tentang apa makna sabar, selain itu juga buku ini memiliki cara bangkit dari
kegagalan, kesedihan dan keterpurukan secara sederhana. saya tanamkan
keyakinan pada jiwa kalimat ini: Kalau kau menyerah, kamu gagal selamanya.
Kalau kamu berjuang lagi, kamu punya kesempatan untuk berhasil. Tidak pernah
kalah orang yang pantang menyerah.
21
Hasil wawancara pribadi i dengan Ahmad Rifa’i Rif’an penulis buku man shabara
zhafira pada tanggal 23 Juli 2018, pukul 07.53
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian wacana kesabaran dalam buku Man Shabara Zhafira
Karya Ahmad Rifa’i Rif’an, maka dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Wacana teks dalam buku Man Shabara Zhafira Karya Ahmad Rifa’i Rif’an
ini, dapat disimpulkan bahwa orang mukmin yang benar-benar bertakwa
adalah orang yang bisa bersabar ketika menghadapi kesulitan dan penderitaan.
Mereka mampu bersyukur ketika mendapatkan berbagai macam kenikmatan,
sehingga mampu dipergunakan untuk sesuatu yang diridhai-Nya dan dirasakan
manfaatnya oleh seluruh umat manusia.
2. Dimensi kognisi sosial yang terdapat pada buku Man Shabara Zhafira Karya
Ahmad Rifa’i Rif’anini, penulis berusaha memberikan gambaran kepada para
pembaca dalam meraih keberhasilan dalam kegagalan dengan jalan sabar.
3. Dimensi konteks sosial yang terdapat pada buku buku Man Shabara Zhafira
Karya Ahmad Rifa’i Rif’an ini, sesuai dengan wacana-wacana kesabarannya,
bahwa orang yang beruntung adalah orang itu yakin bahwa setiap waktu yang
dia jalani akan banyak menghadapi cobaan-cobaan. Oleh karena itu, hanya
oerang-orang yang mempunyai kesabaran di dalam menegakkan kebenaran
inilah yang beruntung.sebab, jika tidak sabar, kita akan goyah, rontok, tidak
menjadi contoh, dan akhirnya ketika kita memperoleh apapun di akhirat kelak.
Kekuatan pribadi untuk saling menasehati dalam kebenaran adalah bagian dari
keberuntungan kita semua. Tanpa kesabaran, mustahil kita akan mengenal
Allah dengan baik.
67
B. Saran-saran
Berdasarkan penelitian ini, maka penulis merekomendasikan berupa saran-
saran sebagai berikut:
1. Untuk Ahmad Rifa’I Rif’an diharapkan terus semangat dalam mensyiarkan
dakwahnya melalui karya bukunya kepada masyarakat sehingga
menimbulkan dampak positif bagi banyak orang.
2. Untuk para civitas akademika semoga tetap bersabar dalam menggapai
keberhasilan. khususnya dengan beragam keterbatasan, baik ekonomi,
pendidikan, sosial, masalah keluarga, dan beragam keterbatasan lain, yang
memutuskan untuk berhenti memperjuangkan impian.
3. Untuk seluruh masyarakat, semoga mendapat motivasi dari karya-karya
Ahmad Rifa’I Rif’an dan dapat memberikan dampak positif bagi
kehidupannya.
68
DAFTAR PUSTAKA
Aimar, Okke Kusuma Sumantri dan Harahap, Ayu Basuki.Telaah Wacana.
Jakarta: The Intercultural Institute. 2009.
Al-Juraisy, Khalid.Fatwa Kontemporer Ulama Besar Mekkah Penerjemah Ustadz
Muhammad. Yogyakarta : Media Hidayah.
Al-Qahthani, Sa’id.Menjadi Da’i yang Sukses. Jakarta: Qisthi Press.
Chaer, Abdul.Kajian Bahasa. Jakarta: Bineka Cipta. 2007.
Eriyanto.Analisis Wacana Pengantar Analisis Teks Media. Yogyakarta: Lkis.
2001.
Hasan Lubis, A.Hamiid.Analisis Wacana, PregnatikCet Ke-1. Bandung: Angkasa.
1993.
Hs,H. Fachruddin.Ensiklopedia Al-Qur’an jilid .Jakarta: PT Rineka Cipta. 1992.
Kountur, Ronny.Metode Penelitian: Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis. Jakarta:
Penerbit PPM. 2004.
Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2004.
Munir, M. Metode Dakwah. Jakarta : Kencana. 2006.
Pawito.Penelitian Komunikasi Kualitatif. Yogyakarta: LKIS. 2007.
Petada, Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta: Rineka Cipta. 2001.
Rahmat, Jalaluddin.Metodologi Penelitian Komunikasi. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya. 2007.
69
Rif’an, Ahmad Rifai.Man Shabara zhafira. Jakarta : PT. ElexMedia Komputindo.
2017.
Ruslan, Rosady. Metodologi Penelitian PR dan Komunikasi. jakarta: Raja
Grafindo. 2003.
Shihab, M.Quraish.Tafsir Al Misbah Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an
Volume ke 2. Jakarta: Lentera Hati. 2002.
Sobur, Alex.Analisis Teks Media: Suatu Pengantar Untuk Analisi Wacana,
Analisis Semiotik Dan Analisis Framing. Bandung: Rosdakarya. 2004.
Soehartono, Irwan.Metode Penelitian Sosial. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.
2004.
Tamburaka, Apriyadi. literasi media. Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada. 2013.
Taringan, Henry Guntur.Pengajaran Wacana. Bandung: Angkasa. 1993.
Usman, Husaini dan Setiady, Purnomo.Metodologi Penelitian Sosial.Jakarta:
Bumi Aksara. 2000.
Vardiansyah, Dani. Filsafat Ilmu Komunikasi Suatu Pengantar. Jakarta: PT.
Indeks Kelompok Granmedia.
Rif’an, Ahmad Rifai. Man Sabara Zhafira. Jakarta. PT Alex Media
Komputindo. 2011
Petada, Mansoer. Semantik Leksikal. Jakarta. Rineka Cipta. 2001.
Sani, SE,Mpdi,Ust. Irwan. Majalah Mafahim. Surabaya. hai’ah ash-shofwah al-
malikiyyah 2015.
Ulumuddin, Kh. Muhammad Ihya. Majalah Mafahim. (surabaya: hai’ah ash-
shofwah al-malikiyyah 2015
LAMPIRAN
LAMPIRAN COVER BUKU
Man Shabara Zhafira Karya Ahmad Rifa’I Rif’an
TRANSKIP WAWANCARA
Nama : Ahmad Rifa’i Rif’an
Profesi : Penulis buku Man Shabara Zhafira
Tanggal : 23 Juli 2018
Pukul : 07.53 WIB
1. Apa yang melatar belakangi anda untuk menulis buku “ Man Shabara Zhafira”?
Karena kegelisahan saya menyaksikan anak muda, khususnya dengan beragam
keterbatasan, baik ekonomi, pendidikan, sosial, masalah keluarga, dan beragam
keterbatasan lain, yang memutuskan untuk berhenti memperjuangkan impian mereka.
Maka saya berusaha melalui buku ini membangkitkan kembali semangat untuk
menggapai impian mereka masing-masing.
2. Mengapa buku tersebut diberikan judul “Man Shabara Zhafira”?
Karena saya merasa bahwa keberhasilan dalam hidup bukan hanya ditentukan oleh
tingginya impian. Yang juga sangat menentukan adalah kesabaran dalam mengatasi
beragam rintangan yang hadir dalam perjalanan menggapai mimpi. Maka melalui
semangat itu saya teringat dengan pepatah Arab yang sangat dihafal di kalangan
pesantren, man shabara zhafira, barangsiapa bersabar, ia akan beruntung.
3. Untuk penulisan buku ini memerlukan waktu berapa lama? Adakah kesulitan yang
dialami?
Sekitar dua minggu. Tidak ada kesulitan yang berarti, karena buku ini sebagian besar
isinya adalah kisah pribadi, cerita sekeliling, serta kisah-kisah inspiratif dari beragam
referensi. Jadi lebih mudah dalam proses menuliskannya.
4. Apa pesan-pesan yang ingin anda sampaikan dalam buku “Man Shabara Zhafira”?
Buku ini menyajikan sikap hidup yang dijalani oleh orang-orang besar dalam sejarah.
Saya bagi menjadi lima bagian. Pertama, DREAM, pembaca diajak menelusur, bahwa
kebesaran manusia selalu bermula dari impian yang besar. Bagian kedua ACTION.
Mimpi hanya sebatas mimpi jika tidak ditindaklanjuti dengan tindakan. Bagian ketiga,
BEAUTIFUL LIFE. Kesuksesan lebih mudah diraih oleh manusia yang melakoni
hidupnya dengan penuh kebahagiaan. Bagian keempat, LOVE. Para manusia besar,
adalah mereka yang mengabdikan hidupnya demi cinta kepada sesama. Bagian
kelima, PRAY. Orang besar senantiasa menyertakan Tuhan dalam setiap aktivitasnya.
5. Bagaimana anda memaknai kesabaran, terutama kesabaran dalam mencapai cita-cita
dan harapan? Bagi saya Apakah anda pernah mengalami kegagalan dalam hidup?
Misalnya dalam aspek bisnis, pendidikan, atau percintaan. Lalu bagaimana anda bisa
bangkit? Hampir semua bidang yang disebut, saya pernah gagal. Cara bangkitnya
sangat sederhana, saya tanamkan keyakinan pada jiwa kalimat ini: Kalau kau
menyerah, kamu gagal selamanya. Kalau kamu berjuang lagi, kamu punya
kesempatan untuk berhasil. Tidak pernah kalah orang yang pantang menyerah.
6. Apakah ada kriteria khusus bagi seseorang untuk dapat dikatakan sabar? Asalkan ia
tidak berhenti berjuang, berarti ia masih sabar. karena sabar itu tidak ada batasnya.
7. Dalam buku ini kita diajarkan untuk menjadi sosok yang hidup untuk mementingkan
kepentingan banyak orang. Namun, untuk melakukan hal itu tentu dalam prosesnya
pasti akan ada kendala, bagaimana pendapat anda tentang kendala-kendala yang ada
dan seperti apa tips dan trik anda untuk mengatasi kendala tersebut? Pengabdian
kepada sesama, selalu dimulai:
Dari orang terdekat: Mulailah menjadi orang yang berguna bagi diri sendiri
dulu, lalu kepada keluarga, tetangga, baru meningkat ke yang lebih luas
Dari hal yang sederhana: Pengabdian tidak melulu berpikir tentang sesuatu
yang wah, yang besar, yang hebat. Karena bisa jadi ada pengabdian yang kita
rasa sederhana tetapi dampaknya luar biasa.
Dan dimulai saat ini juga: Jangan menunggu lulus, menunggu kaya, menunggu
sukses, baru mau mengabdi. Karena setiap[ tempat, setiap keadaan,
menyediakan tempat untuk mengabdi.
8. Kalau boleh tahu, apa saja prestasi-prestasi yang pernah Anda raih? Prestasi
akademis, selalu juara kelas sampai SMA, juara 1 olimpiade Matematika-IPA tingkat
Karesidenan, Juara 1 Olimpiade Fisika tingkat daerah, terpilih sebagai Mahasiswa
Inspiratif ITS, Penulis 10 Buku Terlaris versi Gramedia, penulis paling produktif versi
Penerbit Marsua Media.
9. Anda adalah penulis yang memunculkan buku-buku best seller, nah apakah anda mau
mengajak dan mengajarkan orang lain untuk bisa menjadi penulis dengan karya yang
best seller seperti Anda?
Misalnya Anda menjadi mentor untuk orang tersebut supaya orang tersebut bisa
menghasilkan karya tulis yang hebat seperti Anda. Jujur saja, saya hobi menulis, tapi
naskah buku saya belum ada yang bisa tembus ke penerbit. Alhamdulillah, sudah ada
ratusan penulis yang lahir. Saya membimbing melalui kursus terbatas. Infonya bisa
diakses di www.kursusnulis.com.
10. Apa harapan-harapan anda untuk para pembaca dari penulisan buku “ Man Shabara
Zhafira” ? Agar anak muda Indonesia punya kesabaran lebih untuk menggapai impian
hebatnya. Karena untuk menggapai impian yang besar, pasti butuh energi besar.
Hasil wawancaca dengan pembaca buku Man Shabara Zhafiro
Nama : Nurul Safitri
Profesi : Ibu Rumah Tangga
Tempat : Tanggerang Selatan
Tanggal : 23 Juni 2018
Pukul : 15.00 WIB
1. Mengapa anda memilih untuk membaca buku “Man Shabara Zhafira”?
Saya membaca buku man shabaro zhafira dapat rekomendasi dari temen saya,
katanya buku man shabaro zhafira sangat menginspirasi dan memberikan kita
motivasi untuk meraih kesuksesan juga kebahagiaan dalam hidup. Buku man shabara
zhafira juga mengajarkan kita tentang kehidupan, oleh karena itu, saya sangat tertarik
untuk membacanya.
2. Menurut Anda, apa yang paling menarik dari buku “Man Shabara Zhafira”?
Hal yang paling menarik dari buku man shabara zhafira adalah tentang bagaimana
seseorang meraih kesuksesan, keberhasilan dan kebahagiaan dalam kehidupan.bukan
hanya dengan bakat, kemampuan, kerja keras dan do’a. tetapi karena kesuksesan itu
adalah kesabaran.
3. Apa yang anda dapatkan setelah membaca buku “Man Shabara Zhafira”?
Banyak sekali pelajaran yang saya dapat setelah membaca buku ini. Bukan hanya
secara duniawi saja, tetapi juga secara batin. Buku man shabara zhafira mengajarkan
kita tentang kesabaran dalam kehidupan dan bagaimana kita meraih kesuksesan dalam
hidup. Sehingga memberikan dorongan untuk saya agar jangan ragu untuk memulai
sesuatu yang baru dan berusaha serta sabar dalam meraih keberhasilan.
4. Apa arti kesabaran menurut anda?
Kesabaran menurut sya mempunyai arti yang sangat luas karna sabar itu sendiri tidak
mempunyai batasan dalam kehidupan.
5. Nah, apakah Anda sendiri termasuk orang yang sabar atau tidak?
Saya bukan termasuk orang yang sabar karena saya orang yang mudah sekali bosan
dan emosional. Mudah-mudahan dengan saya membaca buku man shabara zhafira ini
saya menjadi pribadi yang lebih baik lagi.
6. Saran dan kritik apa yang ingin anda sampaikan kepada penulis buku Man
Shabara Zhafira?
Buku ini sangat bagus dan memberikan inspirasi saya harap penulis terus berkarya
lagi dalam memberikan motivasi bagi kita semua semoga sukses dan istiqomah.
Jakarta, 23 Juni 2018
Pewawancara Nara Sumber
(Siti A’malina) (Nurul Safitri)
Hasil wawancaca dengan pembaca buku Man ShabaraZhafiro
Nama : Robianto
Profesi : Mahasiswa Budi Luhur Tanggerang
Tempat : Tanggerang Selatan
Tanggal : 24 Juni 2018
Pukul : 19.00 WIB
1. Mengapa anda memilih untuk membaca buku “Man Shabara Zhafira”?
saya memilih membaca buku man shabara zhafira karena judulnya menarik,
bagaimana tidak karena kita dapat meraih kesuksesan melalui jalan yang sabar.
Covernya juga menarik dan ternyata ketika dibaca isinyapun tidak kalah menarik.
Meraih kesuksesan dengan jalan kesabaran ini sebenarnya jarang sekali dibahas dalam
buku-buku sukses lainnya, jadi lebih cenderung membah tentang perencanaan, action
orientid dan lain sebagainya, melupakan sabar dalam berproses.
2. Menurut Anda, apa yang paling menarik dari buku “Man Shabara Zhafira”?
Bagian yang paling menarik dalam buku ini adalah membahas dua pemikiran
sekaligus dari pemikiran-pemikiran aliran barat dan dari pemikiran-pemikiran
ruhaniah yang sifatnya lebih ke agama.
Ahmad Rifa’i Rif’an pandai sekali meracik isi pemikiran orang barat seperti robert
kiyosaki dan dikombinasikan dengan pemikiran agama islam. Itu bagian yang
menarik dalam buku Man Shabara Zhafira. Banyak sekali motivasi cuplikan dari Al-
Qur’an, cuplikan dari orang ternama di barat.
3. Apa yang anda dapatkan setelah membaca buku “Man Shabara Zhafira”?
Yang saya dapatkan setelah membaca buku Man Shabara Zhafira ini adalah saya bisa
mencapai goal dalam kesuksesan kehidupan saya melalui jalan yang sabar, melalui
action-action yang teratur, itu yang paling mengena di dalam buku ini.
4. Dalam konteks kehidupan Apa arti kesabaran menurut anda?
Arti sebuah kesabaran dalam konteks kehidupan dan memetik dari man shabara
zhafira saya bisa mencapai kehidupan yang sukses itu dengan suks duka dijalani.
Apapun yang terjadi dalam prosesnya mau susah, senang, sedih, bahagia kita harus
bersabar, harus happy, harus enjoy, dan menerima apapun dengan lapang dada.
5. Nah, apakah Anda sendiri termasuk orang yang sabar atau tidak?
Saya sendiri termasuk orang yang belum bisa bersabar, makanya saya sangat tertarik
untuk membaca buku man shabara zhafira. Dari buku ini saya menyimpulkan saya
belum bisa bersabar sebagai orang yang yang kutu loncat, belum bisa konsisten di
suatu titik tertentu. terima kasih Ahmad Rifa’i Rif’an atas karyanya yang dapat
menginspirasi saya, dan mudah-mudahan buku ini bisa merubah hidup saya menjadi
lebih baik lagi.
6. Saran dan kritik apa yang ingin anda sampaikan kepada penulis bukuMan
Shabara Zhafira?
Buku ini sangat bagus, hanya saja ada kritik yang ingin saya sampaikan, saran yang
ingin saya sampaikan. Gaya bahasa yang ada dalam buku ini ada flat yang tidak
teratur, ada bahasa yang formal dan langsung beralin ke non formal.
Saran saya sebaiknya tidak perlu terlalu bertele-tele dalam penyampaian pesan,
langsung saja ke permasalahan inti.
Jakarta, 24 Juni 2018
Pewawancara Nara Sumber
(Siti A’malina) (Robianto)