analisis transien: pengaruh perubahan frekuensi pada tegangan di belitan
DESCRIPTION
Analisis Transien: Pengaruh Perubahan Frekuensi pada Tegangan di BelitanTRANSCRIPT
Goldwin Caesar Situngkir
10/296372/TK/36121
Analisis Transien: Pengaruh Perubahan Frekuensi pada Tegangan di Belitan
Pada tugas ini dilakukan pengujian/simulasi untuk mengamati pengaruh perubahan frekuensi terhadap tegangan pada antar belitan
(CTT, Capacitance Turn-to-Turn) dan tegangan antar belitan dan badan motor (CTG, Capacitance Turn-to-Ground). Bentuk rangkaian
pada simulasi ATPDraw ditunjukkan pada Gambar 1.
Gambar 1
Dalam simulasi ini digunakan sumber tegangan berupa Heidler. Input tegangan dari heidler adalah sebesar 10000V. Pada seting
Heidler itulah dilakukan variasi pada front time dan tail time.
I. Periode 1µS
Pada pengujian pertama diset agar front time adalah 0.25µs dengan asumsi frekuensi untuk 1 periode adalah 1000kHz.
Gambar 2
Dari simulasi pertama didapatkan hasil seperti yang ditunjukkan pada gambar3. Grafik berwarna merah adalah grafik tegangan antar
belitan pertama yang di ATPdraw berada pada induktor yang paling dekat dengan sumber. Grafik berwarna hijau adalah grafik
tegangan antar belitan dan motor pertama yang di ATPdraw berada pada node 1 ke ground. Seharusnya tegangan yang berasal dari
input adalah masih sama dengan grafik hijau, maka dari itu diasumsikan bentuk tegangan dari heidler adalah sama dengan tegangan
node 1-ground, hanya saja dengan amplitudo yang berbeda karena pada tegangan node1-ground, sumber mengisi induktor (input:
10000V, node1-ground: 8000V). Grafik hijau menunjukkan pada front-time, tegangannya mencapai sekitar 3900V. Hal tersebut sesuai
dengan teori bahwa tegangan pada CTG akan 2 kali lebih besar daripada CTT karena pada CTT jarak isolasi dari belitan menjadi 2
kali.
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:1 -2 v: -1
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-8000
-6000
-4000
-2000
0
2000
4000
[V]
Gambar 3
Jika dilihat semakin jauh dari sumber, bentuk tegangannya menjadi semakin baik. Pada CTT tidak terdapat overshoot yang terlalu
tinggi. Sedangkan pada CTG membentuk tegangan dengan gelombang yang lebih sinusoidal dibanding dengan yang pertama. Bentuk
gelombang tersebut sudah melewati lapisan tapis sehingga hasilnya menjadi lebih baik. Pada contoh gambar 4 grafik berwarna merah
adalah grafik tegangan antar belitan (CTT) terakhir dan grafik berwarna hijau adalah grafik tegangan antar belitan dan motor (CTG)
terakhir yang berada pada node 6 ke ground.
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:5 -6 v: -6
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-4000
-3000
-2000
-1000
0
1000
2000
3000
4000
[V]
Gambar 4
II. Periode 100µS
Pada pengujian kedua diset agar periode adalah 100 µS, sehingga front time adalah 2.5.10 -5µs dengan asumsi frekuensi untuk 1
periode adalah 100000kHz.
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:1 -2 v: -1
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-10.0
-7.5
-5.0
-2.5
0.0
2.5
5.0
[kV]
Gambar 5
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:5 -6 v: -6
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-22.0
-15.2
-8.4
-1.6
5.2
12.0
[kV]
Gambar 6
Bisa dilihat dari pada Gambar 5 dan Gambar 6, bahwa pada pengukuran CTT dan CTG di node yang sama dengan sebelumnya, besar
tegangannya lebih tinggi. Hal tersebut kemungkinan dipengaruhi karena adanya perubahan pada besar frekuensi. Reaktansi kapasitif
berbanding terbalik terhadap frekuensi, jika frekuensi meningkat maka reaktansi kapasitif akan menurun dan begitu juga sebaliknya.
XC = 1 / (2 ∙ π ∙ f ∙ C). Maka dari itu dengan Reaktansi kapasitif yang semakin turun, nilai tegangannya menjadi semakin tinggi.
III. Periode 10000µS
Pada pengujian kedua diset agar periode adalah 10000 µS, sehingga front time adalah 2.5.10 -3µs dengan asumsi frekuensi untuk 1
periode adalah 10000000kHz.
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:1 -2 v: -1
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-9000
-7000
-5000
-3000
-1000
1000
[V]
Gambar 7
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:5 -6 v: -6
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-9000
-7500
-6000
-4500
-3000
-1500
0
[V]
Gambar 8
Bisa dilihat dari pada Gambar 7 dan Gambar 8, bahwa pada pengukuran CTT dan CTG di node yang sama dengan sebelumnya, tapi
tidak menunjukkan osilasi gelombang. Namun jika yang di plot hanya tegangan CTT di belitan pertama, muncul gelombang seperti
pada Gambar 9. Hal tersebut menunjukkan bahwa frekuensi pada gelombang terlalu tinggi sehingga gelombang tegangan CTG tidak
memunculkan gelombang sinusoidal.
(f ile cobabung.pl4; x-var t) v:1 -2
0.0 0.2 0.4 0.6 0.8 1.0[ms]
-2.5
-1.5
-0.5
0.5
1.5
2.5
3.5
[V]
Gambar 9