analisis total assets turnover dan return on … juni 2015.pdf · dalam siklus operasi perusahaan...

61
Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 1 ANALISIS TOTAL ASSETS TURNOVER DAN RETURN ON EQUITY PADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL, Tbk. YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA Oleh: Johnson S1 Akuntansi Yansen Siahaan, Jubi, Ady Inrawan Abstraksi Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Total Assets Turnover dan Return on Equity pada PT Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif dan komparatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data sekunder dari laporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari Indonesia Exchange Statistik. Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Nilai rata-rata TATO 2009-2013 adalah sebesar 0,95 dan terdapat 2 tahun penelitian yang berada di bawah rata-rata. 2) Nilai rata-rata ROE dari 2009-2013 adalah 27,42%, teradapat 3 tahun penelitian yang berada di bawah rata-rata. 3) Tren nilai TATO cenderung meningkat dan tren ROE stabil. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan: 1) Perusahaan harus meningkatkan penjualannya untuk meningkatkan TATO. 2) Perusahaan harus memperhatikan faktor seperti penggunaan aset yang efektif, penggunaan hutang yang ada dalam aset perusahaan dan mengetahui resiko dan aset produktif yang dimiliki perusahaan. Kata kunci: Total Assets Turnover dan Return on Equity Abstraction The purpose of this study is 1) To understand the the development of Total Assets Turnover and Return on Equity in PT Akasha Wira Internasional, Tbk listed in Indonesia Stock Exchange. This research had been done, by using descriptive and comparative analysis method. This research was conducted on secondary data from company’s financial reports obtained from the Indonesia Exchange Statistics. The results of the research can be summarized as follows: 1) Average value of TATO from 2009-2013 was 0.95, threre was 2 years of research below the average value. 2) Average value of ROE was 27.42%, there was 3 years of research below the average value. 3) TATO trend is likely to increase but ROE trend is stable. Based on the research results, the authors suggest: 1) The company must increase its sales to increase TATO. 2) The company must consider several factors, such as the effective use of assets, the use of existing debt in the assets of the company and to know the risks and productive assets owned by the company. Keywords: Total Assets Turnover and Return on Equity A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kinerja keuangan merupakan gambaran setiap hasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaan pada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitas perusahaan untuk menghasilkan keuntungan secara efesien dan efektif, yang dapat diukur perkembanganya dengan mengadakan analisis terhadap data-data keuangan yang tercermin dalam laporan keuangan.Kinerja perusahaan dapat diukur dengan menganalisa dan mengevaluasi laporan keuangan. Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Analisis rasio memungkinkan manajer keuangan dan pihak yang berkepentingan untuk mengevaluasi kondisi keuangan yang akan menunjukkan kondisi sehat tidaknya perusahaan. Analisis rasio juga menghubungkan unsur-unsur rencana dan perhitungan laba rugi sehingga dapat menilai efektivitas dan efisiensi perusahaan. Berikut ini adalah rata-rata Total Assets Turnover dan Return On Equity PT Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013 yang dapat dilihat pada Tabel 1, sebagai berikut: Tabel 1 Rata-rata Total Assets Turnover dan Return On Equity pada PT. Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013 Variabel 2009 2010 2011 2012 2013 TATO (kali) 0.75 0.67 0.95 1.22 1.14 ROE (%) 23.92 31.70 20.57 39.87 21.02 Sumber : data diolah Pada Tabel 1 di atas tidak menggambarkan teori yang dikemukan oleh Brigham dan Joel (2006:99), yaitu semakin tinggi TATO maka semakin baik kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba dan akan meningkatkan ROE. Pada tahun 2010, TATO mengalami penurunan dibandingkan tahun 2009 sedangkan ROE mengalami kenaikan. Pada tahun 2011 TATO mengalami kenaikan sedangkan ROE mengalami penurunan.Pada tahun 2010 dan 2011 antara TATO dan ROE mempunyai nilai yang berbanding terbalik. Pada tahun 2012 dan 2013, dimana nilai rata-rata TATO dan ROE berbanding lurus.

Upload: voanh

Post on 13-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 1

ANALISIS TOTAL ASSETS TURNOVER DAN RETURN ON EQUITYPADA PT AKASHA WIRA INTERNASIONAL, Tbk.YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Johnson

S1 AkuntansiYansen Siahaan, Jubi, Ady Inrawan

AbstraksiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perkembangan Total Assets Turnover dan Return on Equity

pada PT Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan denganmenggunakan metode analisis deskriptif dan komparatif. Penelitian ini dilakukan berdasarkan data sekunder darilaporan keuangan perusahaan yang diperoleh dari Indonesia Exchange Statistik.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Nilai rata-rata TATO 2009-2013 adalah sebesar0,95 dan terdapat 2 tahun penelitian yang berada di bawah rata-rata. 2) Nilai rata-rata ROE dari 2009-2013 adalah27,42%, teradapat 3 tahun penelitian yang berada di bawah rata-rata. 3) Tren nilai TATO cenderung meningkatdan tren ROE stabil. Berdasarkan hasil penelitian, maka penulis menyarankan: 1) Perusahaan harusmeningkatkan penjualannya untuk meningkatkan TATO. 2) Perusahaan harus memperhatikan faktor sepertipenggunaan aset yang efektif, penggunaan hutang yang ada dalam aset perusahaan dan mengetahui resiko danaset produktif yang dimiliki perusahaan.

Kata kunci: Total Assets Turnover dan Return on Equity

AbstractionThe purpose of this study is 1) To understand the the development of Total Assets Turnover and Return on

Equity in PT Akasha Wira Internasional, Tbk listed in Indonesia Stock Exchange. This research had been done,by using descriptive and comparative analysis method. This research was conducted on secondary data fromcompany’s financial reports obtained from the Indonesia Exchange Statistics.

The results of the research can be summarized as follows: 1) Average value of TATO from 2009-2013 was0.95, threre was 2 years of research below the average value. 2) Average value of ROE was 27.42%, there was 3years of research below the average value. 3) TATO trend is likely to increase but ROE trend is stable. Based onthe research results, the authors suggest: 1) The company must increase its sales to increase TATO. 2) Thecompany must consider several factors, such as the effective use of assets, the use of existing debt in the assets ofthe company and to know the risks and productive assets owned by the company.

Keywords: Total Assets Turnover and Return on Equity

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Kinerja keuangan merupakan gambaran setiaphasil ekonomi yang mampu diraih oleh perusahaanpada periode tertentu melalui aktivitas-aktivitasperusahaan untuk menghasilkan keuntungan secaraefesien dan efektif, yang dapat diukurperkembanganya dengan mengadakan analisisterhadap data-data keuangan yang tercermin dalamlaporan keuangan.Kinerja perusahaan dapat diukurdengan menganalisa dan mengevaluasi laporankeuangan.

Pemeriksaan tersebut dapat dilakukan denganmenggunakan rasio keuangan. Analisis rasiomemungkinkan manajer keuangan dan pihak yangberkepentingan untuk mengevaluasi kondisikeuangan yang akan menunjukkan kondisi sehattidaknya perusahaan. Analisis rasio jugamenghubungkan unsur-unsur rencana danperhitungan laba rugi sehingga dapat menilaiefektivitas dan efisiensi perusahaan.

Berikut ini adalah rata-rata Total AssetsTurnover dan Return On Equity PT Akasha WiraInternasional, Tbk yang terdaftar di Bursa Efek

Indonesia Tahun 2009-2013 yang dapat dilihat padaTabel 1, sebagai berikut:

Tabel 1Rata-rata Total Assets Turnover dan Return On

Equity pada PT. Akasha Wira Internasional, Tbkyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Tahun 2009-2013Variabel 2009 2010 2011 2012 2013

TATO (kali) 0.75 0.67 0.95 1.22 1.14ROE (%) 23.92 31.70 20.57 39.87 21.02

Sumber : data diolahPada Tabel 1 di atas tidak menggambarkan

teori yang dikemukan oleh Brigham dan Joel(2006:99), yaitu semakin tinggi TATO makasemakin baik kemampuan perusahaan dalammemperoleh laba dan akan meningkatkan ROE. Padatahun 2010, TATO mengalami penurunandibandingkan tahun 2009 sedangkan ROEmengalami kenaikan. Pada tahun 2011 TATOmengalami kenaikan sedangkan ROE mengalamipenurunan.Pada tahun 2010 dan 2011 antara TATOdan ROE mempunyai nilai yang berbanding terbalik.Pada tahun 2012 dan 2013, dimana nilai rata-rataTATO dan ROE berbanding lurus.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 2

2. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah yang

telah dikemukakan sebelumnya maka rumusanmasalah dalam penelitian ini adalah : Bagaimanaperkembangan Total Assets Turnover dan Return onEquity pada PT Akasha Wira Internasional, Tbkyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

3. Tujuan PenelitianTujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui perkembangan Total Assets Turnoverdan Return on Equity pada PT. Akasha WiraInternasional, Tbk yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

4. Metodologi PenelitianObjek penelitian ini adalah PT. Akasha Wira

Internasional, Tbk yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009-2013. Dipilihnya perusahaantersebut karena dilihat dari tingkat efisiensipenggunaan aktiva dan tingkat pengembalian ekuitasyang mengalami fluktuasi dari tahun ke tahun.

Desain penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian kepustakaan (libraryresearch). Data yang diperoleh pada penelitian iniadalah data sekunder. Teknik data yang digunakandalam penelitian ini adalah metode analisisdeskriptif dan komparatif.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Brigham dan Joel (2006:44), laporankeuangan adalah beberapa lembar kertas denganangka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi pentingjuga untuk memikirkan asset-asset nyata yangmendasari angka-angka tersebut.

Menurut Soemarso (2004:34), laporankeuangan adalah laporan yang dirancang untuk parapembuat keputusan, terutama pihak di luarperusahaan, mengenai posisi keuangan dan hasilusaha perusahaan

Tujuan laporan keuangan menurut IkatanAkuntan Indonesia (2009:3), yaitu:a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisikeuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan.

b. Laporan keuangan tidak menyediakan semuainformasi yang mungkin dibutuhkan pemakaidalam mengambil keputusan ekonomi karenasecara umum menggambarkan pengaruhkeuangan dari kejadian masa lalu, dan tidakdiwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yangtelah dilakukan manajemen, atau pertanggung-jawaban manajemen atas sumber daya yangdipercayakan kepadanya.

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:5)laporan keuangan yang berguna bagi pemakaiinformasi harus terdapat empat karakteristikkualitatif yaitu:

a. Dapat dipahamiKualitas penting informasi yang ditampungdalam laporan keuangan adalah kemudahannyauntuk segera dapat dipahami oleh pemakai.Untuk maksud ini, pemakai diasumsikanmemiliki pengetahuan yang memadai tentangaktivitas ekonomi dan bisnis, akuntansi, sertakemauan untuk mempelajari informasi denganketekunan yang wajar. Namun demikian,informasi kompleks yang seharusnya dimasukkandalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkanhanya atas dasar pertimbangan bahwa informasitersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami olehpemakai tertentu.

b. RelevanInformasi harus relevan untuk memenuhikebutuhan pemakai dalam proses pengambilankeputusan. Informasi memiliki kualitas relevankalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomipemakai dengan membantu mereka mengevaluasiperistiwa masa lalu, masa kini, atau masa depan,menegaskan, atau mengkoreksi hasil evaluasimereka di masa lalu.

c. KeandalanInformasi juga harus andal (reliable).Informasimemiliki kualitas andal jika bebas dari pengertianyang menyesatkan, material, dan dapatdiandalkan pemakaiannya sebagai penyajianyang tulus atau jujur dari yang seharusnyadisajikan atau yang secara wajar diharapkandapat disajikan.Informasi mungkin relevan tetapijika hakekat atau penyajiannya tidak dapatdiandalkan maka penggunaan informasi tersebutsecara potensial dapat menyesatkan.

d. Dapat dibandingkanPemakai harus dapat membandingkan laporankeuangan perusahaan antara periode untukmengindentifikasi kecenderungan posisi dankinerja keuangan. Pemakai juga harus dapatmemperbandingkan laporan keuangan antaraperusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangansecara relatif. Oleh karena itu, pengukuran danpenyajian dampak keuangan, transaksi, danperistiwa lain yang serupa harus dilakukan secarakonsisten untuk perusahaan bersangkutan, antarperiode perusahaan yang sama dan untukperusahaan yang berbeda.

Pihak-pihak yang berkepentingan atas laporankeuangan perusahaan menurut Ikatan AkuntanIndonesia (2009:2), adalah:a. Pemilik Perusahaanb. Manager atau Pimpinan Perusahaanc. Investor, Kreditur ataupun Bankd. Pemerintahe. Karyawan Perusahaan

2. Rasio KeuanganMenurut Harahap (2009:297), rasio keuangan

adalah angka yang diperoleh dari hasil perbandingandari satu pos laporan keuangan dengan pos lainnyayang mempunyai hubungan yang relevan dansignifikan, misalnya antara utang dan modal, antara

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 3

kas dan total aset, antara harga pokok produksidengan total penjualan, dan sebagainya.

Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuanganmerupakan kegiatan membandingkan angka-angkayang ada dalam laporan keuangan dengan caramembagi satu angka dengan angka lainnya.

3. Rasio AktivitasMenurut Harahap (2009:308), rasio aktivitas

menggambarkan aktivitas yang dilakukanperusahaan dalam menjalankan operasinya baikdalam kegiatan penjualan, pembelian, dan kegiatanlainnya

Menurut Kasmir (2008), rasio aktivitas adalahrasio yang digunakan untuk mengukur efektivitasperusahaan dalam menggunakan aktiva yangdimilikinya, dapat dikatakan pula rasio ini digunakanuntuk mengukur tingkat efisiensi pemanfaatansumber daya perusahaan.

4. Total Assets Turnover (TATO)Menurut Sawir (2005:17) Total Assets

Turnover (TATO) adalah kecepatan berputarnyatotal assets dalam suatu periode tertentu. Sedangkanmenurut Prastowo (2011:94), Total Assets Turnovermengukur aktivitas aktiva dan kemampuanperusahaan dalam menghasilkan penjualan melaluipengguanan aktiva tersebut. rasio ini juga mengukurseberapa efisien aktiva tersebut telah dimanfaatkanuntuk memperoleh penghasilan.

Menurut Murhadi (2013:60), tipe bisnis akanmengakibatkan berbedanya standar Total AssetsTurnover bagi suatu perusahaan. Untuk perusahaanmanufaktur yang menggunakan modal intensif akanmemilki Total Assets Turnover mendekati satu,sedangkan untuk industry ritel Total Assets Turnoverbisa mendekati 10. Harapannya adalah Total AssetsTurnover perusahaan mendekati Total AssetsTurnover industri. Total Assets Turnover yangrendah menunjukkan perusahaan terlalu banyakmenempatkan dananya dalam bentuk aset dasar.Sedangkan Total Assets Turnover yang tinggimenunjukkan perusahaan menggunakan sedikit asetatau aset yang digunakan sudah usang.

Menurut Irawati (2006:52), ada beberapafaktor yang mempengaruhi Total Assets Turnoveryaitu:a. Sales (penjualan)

Penjualan adalah peningkatan jumlah aktiva ataupenurunan jumlah kewajiban suatu badan usahayang timbul dari penyerahan barang dagang/jasaatau aktivitas lainnya di dalam suatu periode.Penjualan dibagi menjadi 2 jenis yaitu : penjualankredit, penjualan tunai. Adapun faktor-faktoryang mempengaruhi penjualan yaitu : kondisidan kemampuan penjual, kondisi pasar, modal,kondisi organisasi perusahaan, dan faktor-faktorlainnya.

b. Total AsetAset didefinisikan sebagai sumber daya yangdikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dariperistiwa masa lalu dan darimana manfaatekonomi di masa depan diharapkan akan

diperoleh perusahaan. Total aset dapat diuraikanmenjadi:1) Current Assets (Aset Lancar)

Aset lancar adalah aset yang diharapkan dapatdicairkan menjadi kas, dijual, ataudikonsumsi dalam jangka waktu 12 bulan ataudalam siklus operasi perusahaan yang normaljika lebih dari satu tahun. Aset lancar terdiridari: Cash (Kas), Marketable Securities(Surat Berharga), Account Receiveable(Piutang), Inventories (Persediaan).

2) Fixed AssetsAset tetap merupakan aset bernilai besar yangdigunakan untuk kegiatan perusahaan,bersifat tetap atau permanen dan tidak untukdijual kembali dalam kegiatan normal. Asettetap terdiri dari : Land & Building (Tanahdan Bangunan), Machine (Mesin).

5. Return on EquityMenurut Sutrisno (2007:239), Return on

Equity adalah kemampuan perusahaan dalammenghasilkan keuntungan modal sendiri yangdimiliki. Sedangkan menurut Brigham dan Joel(2006:91), Return on Equity adalah rasio laba bersihterhadap ekuitas saham biasa untuk mengukurtingkat pengembalian atas investasi pemegang sahambiasa. Return on Equity juga digunakan untukmengukur tingkat pengembalian modal dariperusahaan.

Menurut Murhadi (2013: 64), Return onEquity mencerminkan seberapa besar return yangdihasilkan bagi pemegang saham atas setiap rupiahuang yang ditanamkannya. Harapannya semakintinggi Return on Equity, maka akan semakin baik.

Menurut Subramanyam dan John (2010:46),tingkat ROE yang baik dalam perusahaan adalah diatas 12% atau 0,12. Return on Equity dapat diperolehdengan cara: ROE =

Menurut Brigham dan Joel (2006:94), Returnon Equity (ROE) dipengaruhi oleh beberapa faktor,yaitu:1) Perputaran Total Aktiva

Rasio ini digunakan untuk mengukur kecepatanperputaran aktiva dan seberapa efisien aktivayang dimanfaatkan perusahaan untukmemperoleh penghasilan. Semakin besar totalassets turnover semakin baik, karena semakinefesien seluruh aktiva yang digunakan dalammenunjang kegiatan.

2) Marjin LabaRasio ini menunjukkan berapa besar persentasependapatan bersih yang diperoleh dari setiappenjualan.Semakin besar rasio ini semakin baik,karena dianggap kemampuan perusahaan dalammendapatkan laba cukup tinggi.

3) LeverageRasio Leverage merupakan rasio yangdigunakan untuk mengukur sejauh mana aktivaperusahaan dibiayai dari hutang, artinya berapa

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 4

besar hutang yang ditanggung perusahaandibandingkan dengan aktivanya. Semakin tinggirasio leverage maka semakin tinggi pula resikokerugian yang dihadapi, tetapi juga adakesempatan mendapatkan laba yang besar.Sebaliknya apabila perusahaan memiliki rasioLeverage yang rendah tentu mempunyai resikokerugian yang lebih kecil.Dampak ini jugamengakibatkan rendahnya tingkat hasilpengembalian pada saat perekonomian tinggi.

6. Hubungan Total Assets Turnover danReturn on EqutiyTotal Assets Turnover merupakan rasio yang

menggambarkan perputaran aktiva diukur darivolume penjualan selama satu periode tertentu.TotalAssets Turnover dipengaruhi oleh jumlah penjualandan total aktiva, baik aktiva lancar maupun aktivatetap. Sedangkan Return on Equity merupakan rasioyang mengukur tingkat pengembalian ekuitas.Returnon Equity dipengaruhi oleh laba dan total ekuitas.

Menurut Brigham dan Houston (2006:99),dengan semakin tinggi Total Assets Turnover makasemakin baik kemampuan perusahaan dalammemperoleh laba sehingga akan meningkatkanprofitabilitas khususnya Return on Equity.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Total Assets Turnover pada PTAkasha Wira Internasional, Tbk yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode2009-2013

Tabel dibawah ini adalah daftar Total AssetsTurnover PT. Akasha Wira Internasional, Tbk yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013sebagai berikut :

Tabel 2Total assets Turnover (TATO)

PT. Akasha Wira Internasional, Tbk.Periode 2009-2013

Tahun TATO (kali)2009 0,752010 0,672011 0,952012 1,222013 1,14

Rata-rata TATO 0,95Nilai TATO minimum 0,67

Nilai TATO maksimum 1,22Sumber: Data Diolah

Dari Tabel 2 diatas menunjukkan nilaimaksimum TATO adalah sebesar 1,22 kali padatahun 2012, menunjukkan adanya peningkatan nilaiTATO dari tahun 2010-2012 dan artinya selamaperiode tersebut perusahaan mampu memaksimalkankeseluruhan asetnya untuk menghasilkankeuntungan. Rata-rata dari TATO adalah 0,95.Terdapat 2 tahun yang berada di bawah rata-rataTATO yaitu tahun 2009 dan 2010 dan yang beradadi atas rata-rata yaitu tahun 2012 dan 2013.

b. Gambaran Return on Equity pada PT AkashaWira Internasional Tbk yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Return on Equity adalah rasio yang digunakanoleh pemegang saham untuk menilai kinerjaperusahaan dan mengukur besarnya laba yangdiperoleh dari modal yang dikeluarkan. DaftarReturn on Equity PT. Akasha Wira Internasional,Tbk., sebagai berikut:

Tabel 3Return on Equity (ROE)

PT Akasha Wira Internasional, Tbk.Periode 2009-2013Tahun ROE (%)2009 23,922010 31,702011 20,572012 39,872013 21,02

Rata-rata 27,42Nilai ROE minimum 20,57

Nilai ROE maksimum 39,87Sumber : Data diolah

Rata-rata dari ROE adalah 27,42%, terdapattahun yang berada di bawah rata-rata yaitu tahun2009, 2011, dan 2013 sedangkan yang berada di atasrata-rata yaitu tahun 2010 dan 2012.

c. Analisis Komparatif Total Assets Turnover danReturn on Equity PT Akasha WiraInternasional, Tbk yang terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2009-2013

Nilai-rata-rata Assets Turnover dan Return onEquity PT. Akasha Wira Internasional, Tbk periode2009-2013 sebagai berikut:

Tabel 4Total Assets Turnover dan Return on Equity

PT Akasha Wira Internasional, TbkPeriode 2009-2013

Tahun TATO (kali) ROE (%)2009 0,75 23,922010 0,67 31,702011 0,95 20,572012 1,22 39,872013 1,14 21,02

Rata-rata 0,95 27,42Maksimum 1,22 39,87Minimum 0,67 20,57

Sumber: Data DiolahDari Tabel 4 dapat dilihat bahwa rata-rata

TATO dari keseluruhan tahun adalah 0,95, di manasetiap Rp 1 aset dapat memberikan pendapatansebesar Rp 0,95. Rata-rata tertinggi TATO terdapatpada tahun 2012 yaitu sebesar 1,22, artinya setiap Rp1,- uang yang ditanamkan ke dalam aset akanmemberikan pendapatan sebesar Rp 1,22. Sedangkanrata-rata TATO terendah yaitu sebesar 0,67 padatahun 2010, berarti setiap Rp 1,- uang yangditanamkan ke dalam aset akan memberikanpendapatan sebesar Rp 0,67. Jika dibandingkandengan standar TATO menurut Murhadi (2013:60),standar TATO yang baik adalah mendekati 1, maka

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 5

rata-rata TATO dari keseluruhan tahun sudah cukupbaik yang berarti perusahaan telah mampumemanfaatkan asetnya sedikit mungkin untukmenghasilkan keuntungan yang besar.

Dari tabel di atas juga dapat dilihat nilai rata-rata ROE dari keseluruhan tahun adalah 27,42%,yang berarti setiap Rp 1 ekuitas yang ditanamkanoleh pemegang saham akan mampu memberikanlaba bersih sebesar Rp 0,27. Rata-rata tertinggi ROEadalah 39,87% di tahun 2012, artinya setiap Rp 1ekuitas yang ditanamkan oleh pemegang saham akanmampu memberikan laba bersih sebesar Rp 0,39.Sedangkan rata-rata ROE terendah adalah 20,57% ditahun 2011. Menurut Subramanyam dan John(2010:46), tingkat ROE perusahaan yang baik adalahdi atas 12%, dengan demikian secara keseluruhankinerja perusahaan telah cukup baik, yang berartitingkat pengembalian dalam bentuk ekuitas bagi parapemegang saham sangat besar. Berdasarkan hasilanalisis, perkembangan Total Assets Turnover danReturn on Equity dari 2009-2013 adalah mengalamipeningkatan.

2. Evaluasia. Evaluasi Total Assets Turnover PT Akasha

Wira Internasional, Tbk yang terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Nilai TATO minimum adalah sebesar 0,67kali pada tahun 2010, artinya dalam tahun tersebutperputaran keseluruhan aset yang dimilikiperusahaan hanyalah 0,67 kali. Jika dibandingkandengan rata-rata TATO, yaitu 0,95 kali, berarti padatahun 2010 perusahaan belum mampu menggunakankeseluruhan aset yang dimilikinya seefisien mungkinuntuk menghasilkan penjualan dan meraih laba.Sedangkan nilai TATO maksimum terdapat padatahun 2012 yang menandakan terjadinya kenaikandari tahun 2010 yaitu sebesar 1,22 kali dan berartidalam satu tahun periode tersebut perputarankeseluruhan aset perusahaan adalah sebanyak 1,22kali.

Kemudian jika dibandingkan dengan rata-rataTATO yang sebesar 0,95 kali menunjukkanperusahaan telah mampu memaksimalkankeseluruhan aset yang dimilikinya untukmenghasilkan penjualan dan meraih laba.Perkembangan TATO dari tahun ke tahunmenunjukkan adanya peningkatan, artinyaperusahaan telah mampu mengoptimalkan aset yangdimilikinya untuk menghasilkan penjualan.

b. Evaluasi Return on Equity PT Akasha WiraInternasional, Tbk yang terdaftar di BursaEfek Indonesia Periode 2009-2013

Return on Equity (ROE) dari PT. AkashaWira Internasional Tbk yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009-2013, di mana Nilai ROEminimum sebesar 20.57% pada tahun 2011 jikadibandingkan dengan nilai rata-rata ROE yaitu27.42%, berarti bahwa perusahaan belum mampumemanfaatkan modal semaksimal mungkin untukmenghasilkan keuntungan.

Sedangkan nilai ROE maksimum terdapat ditahun 2012 menunjukkan adanya peningkatan daritahun sebelumnya yaitu sebesar 39.87%, persentasetersebut lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata ROE yang hanya 27.42%. Ini menandakanperusahaan telah mampu memanfaatkan modalsemaksimal mungkin untuk menghasilkankeuntungan dan kemampuan perusahaan dalammemberikan penghasilan bagi setiap investasi dalambentuk ekuitas sangat baik.

Faktor-faktor yang mempengaruhi ROEadalah marjin laba, perputaran total aktiva danleverage. Menurunnya ROE dapat disebabkan salahsatu faktor di atas seperti marjin laba yang rendahataupun perputaran total aktiva yang rendah, tetapimarjin laba yang rendah juga dapat memiliki tingkatpengembalian yang lebih tinggi jika menggunakanleverage keuangan. Sedangkan untuk nilai ROEyang meningkat dapat dikarenakan marjin laba yangtinggi diikuti peningkatan perputaran total aktiva danjuga kenaikan leverage. Jika dilihat dari nilai rata-rata ROE dari tahun 2009-2013, makaperkembangan ROE dari tahun ke tahun mengalamipeningkatan.

c. Evaluasi Total Assets Turnover dan Return onEquity PT Akasha Wira Internasional, Tbkyang terdaftar di Bursa Efek IndonesiaPeriode 2009-2013

Dari hasil penelitian, trend TATO dari tahun2009-2013 cenderung meningkat sedangkan trendROE dari 2009-2013 stabil. Artinya bahwa tidakselamanya nilai TATO yang meningkat diikutidengan nilai ROE yang meningkat. Hal inimembuktikan pernyataan Brigham dan Joel(2006:99), dengan semakin tinggi Total assetsTurnover maka semakin baik kemampuanperusahaan dalam memperoleh laba sehingga akanmeningkatkan profitabilitas khususnya Return onEquity tidak sesuai dengan penelitian ini pada PT.Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2009-2013.

Dengan demikian hipotesis dalam penelitianini yaitu: Peningkatan Total Assets Turnover tidakdiikuti peningkatan Return on Equity pada PT.Akasha Wira Internasional, Tbk yang terdaftar diBursa Efek Indonesia dapat diterima.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata TATO dari2009-2013 adalah sebesar 0,95 kali. Nilai TATOmaksimum sebesar 1,22 kali. Sedangkan nilaiTATO manimum adalah sebesar 0,67 kali.Terdapat 2 tahun yang berada di bawah rata-rataTATO yaitu tahun 2009 dan 2010.

b. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata ROE dari2009-2013 adalah 27,42%. Nilai ROE maksimumadalah 39.87% Dan nilai ROE maksimum adalahsebesar 20,57%. Terdapat 3 tahun yang berada dibawah nilai rata-rata ROE yaitu 2009, 2011, dan2013.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 6

c. Trend nilai TATO dari 2009-2013 cenderungmeningkat, sedangkan trend ROE stabil, artinyatidak selamanya nilai TATO yang meningkatselalu diikuti dengan nilai ROE yang meningkat.

2. Sarana. Untuk meningkatkan nilai TATO yang rendah,

perusahaan harus meningkatkan volumepenjualannya dan beberapa aset yang sudahusang harus dijual.

b. Untuk meningkatkan nilai ROE yang rendah,perusahaan harus mengelola aset dengan efektifuntuk menghasilkan penjualan sehingga semakincepat pengembalian kas, penggunaan hutangyang ada di dalam aset perusahaan dan likuiditasperusahaan untuk mengetahui resiko serta asetproduktif yang dimiliki.

c. Mengingat keterbatasan penulis, penelitian inimasih jauh dari sempurna karena masih banyakkelemahan dan kekurangan di dalamnya. Untukitu bagi peneliti selanjutnya agar dapatmeneruskan dan melengkapi kekurangan-kekurangan dalam penelitian ini dengan variabelyang lain serta dapat memperpanjang periodepenelitian.

E. DAFTAR PUSTAKABrigham, Eugene F dan Joel Houston, 2006, Dasar-

Dasar Manajemen Keuangan, alih bahasa Ali

Akbar Yulianto, Buku satu, Edisi sepuluh,Jakarta : PT. Salemba Empat.

Harahap, Sofyan Safri, 2009, Analisis Kritis AtasLaporan Keuangan, EdisiPertama, Jakarta: PTRaja Grafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, StandarAkuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta:SalembaEmpat.

Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan. Jakarta: Rajawali Pers.

Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan,Yogyakarta: Penerbit Liberty.

Murhadi, Wenner R. 2013, Analisis LaporanKeuangan, Proyeksi dan Valuasi Saham.Jakarta : Salemba Empat.

Prastowo, Dwi, 2011, Analisis Laporan Keuangan,Edisi Kedua Sekolah Tinggi Ilmu ManajemenYKPN

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja KeuanganTeori dan Aplikasi. Edisi Keempat.Yogyakarta : BPFE

Soemarso, 2004, Akuntansi Suatu Pengantar,Jakarta : Salemba Empat.

Sutrisno, 2007, Manajemen Keuangan. Yogyakarta: Ekonesia.

Subramanyam, K.R. dan John J. Wild, 2010,Analisis Laporan Keuangan, Buku 1, Edisi10, Jakarta : Salemba Empat.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 7

PENGARUH CURRENT RATIO TERHADAP PERUBAHAN LABAPADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Lestari Fransiska

S1 AkuntansiYansen Siahaan, Rosanna Purba, Elly Susanti

AbstraksiTujuan penelian ini adalah untuk mengetahui gambaran current ratio dan perubahan laba serta untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh current ratio terhadap perubahan laba pada perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptifkuantitatif. Objek penelitian adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang telah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 19 perusahaan.Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan adalah regresi liniersederhana, koefisien korelasi, determinasi dan uji t. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuansoftware statistic SPSS 19.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Current Ratio baik, Perubahan Laba cukup baik. 2)Ada pengaruh negatif antara Current Ratio terhadap Perubahan Laba. 3) Terdapat pengaruh yang tidak signifikanantara Current Ratio terhadap Perubahan Laba sebesar 26,1 persen. 4) Hipotesis penelitian H0 ditolak artinyaCurrent Ratio berpengaruh negatif terhadap Perubahan Laba pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini menyimpulkan bahwa apabila hasil pengukuran current ratio meningkat maka akanmenyebabkan menurunnya perubahan laba, sebaliknya apabila hasil pengukuran current ratio menurun makaakan menyebabkan meningkatnya perubahan laba. Hal ini disebabkan karena efisiensi biaya modal.

Kata kunci: Current Ratio dan Perubahan Laba

AbstractionThe purpose of this research are to describe the Current Ratio and Changes In Profit and to know and to

know and to analyze the influence of Current Ratio Towards Changes In Profit on The Industrial Sector ofConsumer Goods Companies which is Listed on The Indonesia Stock Exchange.

This research was done by using descriptive analysis method of qualitative and quantitative descriptiveanalysis. Object of this research is the Company's The Industrial Sector of Consumer Goods which is listed onthe Indonesia Stock Exchange in 2009 up to the year 2013 who have met the criteria of as many as 19 companies.Data collection was carried out with methods of documentation. Analytical techniques used are simple linearregression, correlation coefficient, determination, and t-test. Data analysis was done using SPSS statisticssoftware assistance 19.

The results of this research can be concluded as: 1) Current Ratio is good, Changes In Profit is quitegood. 2) There is a negative influence between Current Ratio and Changes In Profit. 3) There is no significantinfluence between Current Ratio and Changes In Profit of 26,1 percent. 4) Research hypothesis H0 rejected, thatmeans Current Ratio influence towards the Changes In Profit on the Company's In Industrial Sector of ConsumerGoods which is Listed on the Indonesia Stock Exchange.

This watchfulness will conclude that when does measurement result current ratio will increase so willcauses to decreased it profit change, on the contrary when does measurement result current ratio will decreasedso will causes the increasing of profit change. this matter is caused because capital cost efficiency

Keywords: Current Ratio and Changes in Profit

A. PENDAHULUAN1) Latar Belakang Masalah

Perusahaan dapat dikatakan sehat apabilaperusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomiapapun, dapat dilihat dari kemampuannya dalammemenuhi kewajiban-kewajiban keuangannya danmelaksanakan operasinya dengan stabil serta dapatmenjaga kesinambungan perkembangan usahanyadari waktu ke waktu. Kinerja suatu perusahaanmerupakan hasil dari serangkaian proses denganmengorbankan berbagai sumber daya. Adapun salah

satu parameter untuk mengukur kinerja tersebutadalah laba.

Salah satu alternatif untuk mengetahui apakahinformasi keuangan yang dihasilkan dapatbermanfaat untuk memprediksi pertumbuhan laba,termasuk kondisi keuangan di masa depan adalahdengan melakukan analisis rasio keuangan.

Perusahaan memberikan sinyal bahwakeadaan keuangan perusahaan dalam keadaan yangbaik, yaitu dengan menyajikan kemampuanperusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnya

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 8

dengan menggunakan aset lancarnya (current ratio).Sinyal ini digunakan untuk menarik kreditur atauinvestor untuk memberikan pinjaman maupundananya kepada perusahaan. Semakin tinggi currentratio maka semakin tinggi kemampuan perusahaanuntuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.

Menurut Horne dan John (2012:163), krediturdagang (pemasok barang dan jasa) umumnya tertarikdengan likuiditas perusahaan. Klaim mereka bersifatjangka pendek, dan kemampuan perusahaan untukmembayar klaim ini dengan cepat paling baik dilihatmelalui likuiditas perusahaan.

2) Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran current ratio dan

perubahan laba pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

b. Apakah terdapat pengaruh current ratioterhadap perubahan laba pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran current ratio dan

perubahan laba pada perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk menguji secara empiris apakah terdapatpengaruh current ratio terhadap perubahan labapada perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

4. Metode PenelitianDalam penelitian ini, mengambil objek

penelitian pada perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi di Bursa Efek Indonesia yang beralamat diJalan Sudirman Kav. 52-53 Jakarta Selatan 12190.Untuk memperoleh data dan informasi yangdibutuhkan, peneliti menggunakan situswww.idx.co.id.

Desain penelitian yang digunakan adalahpenelitian kepustakaan (library research). Teknikanalisa yang digunakan dalampenelitian ini adalahteknik analisa deskriptif kualitatif dan teknik analisakuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Kieso, et. al. (2008:2), laporankeuangan merupakan sarana pengomunikasianinformasi keuangan utama kepada pihak-pihak diluar perusahaan. Laporan ini menampilkan sejarahperusahaan yang dikuantifikasi dalam nilai moneter.

Menurut Baridwan (2004:17), laporankeuangan merupakan ringkasan dari suatu prosespencatatan, merupakan suatu ringkasan daritransaksi-transaksi keuangan yang terjadi selamatahun buku yang bersangkutan.

2. Menurut PSAK dalam Martani, dkk. (2012:9),laporan yang dihasilkan oleh suatu entitas sebagaiberikut:

a. Laporan Posisi Keuangan adalah daftar yangsistematis dari aset, utang, dan modal padatanggal tertentu, yang biasanya dibuat padaakhir tahun. Disebut sebagai daftar yangsistematis, karena disusun berdasarkan urutantertentu.

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif adalahikhtisar mengenai pendapatan dan beban suatuentitas untuk periode tertentu, sehingga dapatdiketahui laba yang diperoleh dan rugi yangdialami.

c. Laporan Arus Kas, dengan adanya laporan ini,pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasiperubahan aset neto entitas, struktur keuangan(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dankemampuan entitas untuk menghasilkan kas dimasa mendatang.

d. Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yangmenunjukkan perubahan ekuitas untuk periodetertentu, bisa satu bulan atau satu tahun. Melaluilaporan perubahan modal, pembaca laporandapat mengetahui sebab-sebab perubahanekuitas selama periode tertentu.

e. Catatan atas Laporan Keuangan merupakanlaporan yang berisi informasi tambahan atas apayang disajikan dalam empat laporan di atas.Laporan ini memberikan penjelasan atau rincianpos-pos yang disajikan dalam laporan keuangandan informasi mengenai pos-pos yang tidakmemenuhi kriteria pengakuan dalam laporankeuangan.

2. Rasio KeuanganMenurut Horne dan John (2012:163), agar

dapat mengevaluasi kondisi keuangan perusahaandan kinerjanya, analis keuangan perlu melakukanpemeriksaan atas berbagai aspek kesehatan keuanganperusahaan. Alat yang sering kali digunakan selamapemeriksaan ini adalah rasio keuangan atau indeksyang menghubungkan dua buah data keuangandengan membagi satu angka dengan angka lainnya.

Menurut Brigham dan Joel (2010:133),laporan keuangan melaporkan posisi perusahaanpada tanggal tertentu dan kegiatan operasinya selamasatu periode.

Menurut Sudana (2011:20), terdapat 5 jenisrasio keuangan, yaitu sebagai berikut:a. Leverage ratio. Rasio ini mengukur berapa besar

penggunaan utang dalam pembelanjaanperusahaan.

b. Liquidity ratio. Rasio ini mengukur kemampuanperusahaan untuk memenuhi kewajibankeuangan jangka pendek.

c. Activity ratio. Rasio ini mengukur efesiensi danefektivitas perusahaan dalam mengelola aktivayang dimiliki perusahaan.

d. Profitability ratio. Rasio ini digunakan untukmengukur kemampuan perusahaan untukmenghasilkan laba dengan menggunakansumber-sumber yang dimiliki perusahaan,seperti aktiva, modal, atau penjualanperusahaan.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 9

e. Market earning power. Rasio ini terkait denganpenilaian kinerja saham perusahaan yang telahdiperdagangkan di pasar modal (go public).

3. LabaMenurut Suharli (2006:13), laba

komprehensif (comprehensive income) adalahperubahan dalam equity dari entitas selama satuperiode dari transaksi.

Menurut Wild, et. al. (2005:25), laba(earnings) atau laba bersih (net income)mengindikasikan profitabilitas perusahaan. Labamencerminkan pengembalian kepada pemegangekuitas untuk periode yang bersangkutan. Labamerupakan perkiraan atas kenaikan atau penurunanekuitas sebelum distribusi kepada dan kontribusi daripemegang saham.

Menurut Kieso, et. al. (2008:140), investordan kreditor dapat menggunakan informasi yangterdapat dalam laporan laba-rugi untuk:a. Mengevaluasi kinerja masa lalu perusahaan.b. Memberikan dasar untuk memprediksikan

kinerja masa depan.c. Membantu menilai risiko atau ketidakpastian

pencapaian arus kas masa depan.Berikut ini beberapa faktor yang dapat

digunakan untuk meramalkan perubahan laba(Kasmir, 2010:114), yaitu:a. Rasio Profit Margin

Rasio ini memberikan ukuran tingkat efektivitasmanajemen suatu perusahaan. Hal ini ditunjukanoleh laba yang dihasilkan dari penjualan danpendapatan investasi.

b. Rasio Assets TurnoverRasio ini digunakan untuk mengukur perputaransemua aktiva yang dimiliki perusahaan.

4. Pengaruh Current Ratio TerhadapPerubahan LabaMenurut Sari dan Zuhrotun dalam Wibowo

dan Diyah (2011), teori sinyal mengemukakantentang bagaimana seharusnya sebuah perusahaanmemberikan sinyal kepada pengguna laporankeuangan. Sinyal ini berupa informasi mengenai apayang sudah dilakukan oleh manajemen untukmerealisasikan keinginan pemilik. Sinyal dapatberupa promosi atau informasi lain yang menyatakanbahwa perusahaan tersebut lebih baik dari padaperusahaan lain. Perusahaan memberikan sinyalbahwa keadaan keuangan perusahaan dalam keadaanyang baik, yaitu dengan menyajikan kemampuanperusahaan dalam melunasi kewajiban lancarnyadengan menggunakan aset lancarnya (current ratio).Sinyal ini digunakan untuk menarik kreditur atauinvestor untuk memberikan pinjaman maupundananya kepada perusahaan. Semakin besarperbandingan aktiva lancar dengan utang/kewajibanlancar semakin tinggi kemampuan perusahaan untukmenutupi kewajiban jangka pendeknya.

Menurut Horne dan John (2012:163), krediturdagang (pemasok barang dan jasa) umumnya tertarikdengan likuiditas perusahaan. Klaim mereka bersifatjangka pendek, dan kemampuan perusahaan untuk

membayar klaim ini dengan cepat paling baik dilihatmelalui likuiditas perusahaan.

Menurut Halim (2007:159), rasio likuiditasdigunakan untuk mengukur kemampuan perusahaandalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya bilajatuh tempo. Semakin tinggi rasio ini menunjukkansemakin mampu perusahaan dalam memenuhikewajiban yang segera harus dibayar. Namun, bilaterlalu tinggi akan berpengaruh jelek terhadapkemampulabaan perusahaan, karena ada sebagiandana yang tidak produktif yang diinvestasikan dalamcurrent assets, akhirnya profitabilitas perusahaantidak optimal. Secara kasar dan bukanlah sebagaipedoman yang mutlak, dikatakan bahwa bagiperusahaan-perusahaan yang selain perusahaankredit, current ratio yang kurang dari 2:1 dianggapkurang baik. Namun tidak sedikit perusahaan-perusahaan yang sehat mempunyai current ratiokurang dari 2:1. Hal ini tergantung pada cash flowdari perusahaan yang bersangkutan.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Current ratio pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Current ratio dalam penelitian ini adalahrasio yang digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan dalam membayar kewajiban jangkapendek atau hutang yang akan segera jatuh tempopada saat ditagih secara keseluruhan. Dari hasilpenelitian, nilai rata-rata current ratio padaPerusahaan Sektor Industri Barang KonsumsiPeriode 2009-2013 adalah sebesar 2,9834. Terdapat7 (tujuh) perusahaan pada Sektor Industri BarangKonsumsi periode 2009-2013 yang memiliki nilairata-rata current ratio di atas nilai rata-rataPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi,sehingga dapat dikatakan kondisi perusahaan dalamkeadaan baik. Dengan memiliki nilai current ratioyang tinggi, maka resiko tidak dapat dibayarnyakewajiban kepada para kreditur akan semakin kecil.

Sementara itu terdapat 12 perusahaan padaSektor Industri Barang Konsumsi periode 2009-2013yang memiliki nilai current ratio di bawah rata-rataPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi, yangberarti kondisi perusahaan dalam keadaan kurangbaik. Sehingga manajemen perusahaan dapatmelakukan evaluasi untuk mengatasi hal tersebut.

Nilai minimum current ratio dalam penelitianini adalah 0,67 terdapat pada PT. Unilever Indonesia,Tbk., pada tahun 2012, yang berarti 1 rupiahkewajiban lancar perusahaan hanya mampu dijamindengan 0,67 rupiah aset lancar perusahaan, dan nilaimaksimum adalah 11,74 terdapat pada PT. MandomIndonesia, Tbk., pada tahun 2011.

Peningkatan current ratio disebabkan karenaadanya peningkatan dari aktiva lancar baik ituadanya penambahan kas yang diperoleh karenabertambahnya penjualan secara tunai ataupun karenapelunasan piutang, peningkatan piutang karenabelum ditagih, dan peningkatan persediaan. Selain

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 10

perubahan pada aktiva lancar, peningkatan currentratio bisa juga dikarenakan berkurangnya hutanglancar karena perusahaan telah melunasi hutanglancarnya.

Penurunan current ratio dapat disebabkankarena adanya penurunan aktiva lancar danpeningkatan hutang lancar. Penurunan aktiva lancarbisa disebabkan karena adanya pengurangan kasyang digunakan untuk melunasi hutang lancarataupun untuk membeli bahan baku danberkurangnya jumlah persediaan yang tersimpan digudang. Sedangkan peningkatan hutang lancardisebabkan karena perusahaan belum melunasihutang lancarnya dan perusahaan menerimapinjaman dari kreditur.

2) Gambaran Perubahan Laba pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Perubahan laba pada penelitian ini dinilaisebagai kenaikan dan penurunan atas laba yangdihasilkan perusahaan yang terjadi dalam suatuperiode tertentu. Perubahan laba dihitung denganmenselisihkan laba tahun yang diteliti dengan labatahun sebelumnya kemudian dibandingkan denganlaba tahun sebelumnya. Dari hasil penelitian, nilairata-rata perubahan laba Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi Periode 2009-2013 adalah sebesar0,2833. Terdapat 8 Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi periode 2009-2013 yang berada dibawah nilai rata-rata 0,2833, maka kondisiperusahaan dalam keadaan kurang baik. Hal ini dapatdisebabkan oleh peningkatan laba dari periode keperiode berikutnya tidak signifikan sehinggamengakibatkan perubahan laba yang lambat.

Dari hasil penelitian, dapat dilihat nilaiminimum dari perubahan laba sebesar -0,50 terdapatpada PT. Sekar Laut Tbk., pada tahun 2010. PT.Sekar Laut Tbk mengalami perubahan laba yangnegatif karena laba yang diperoleh pada tahun 2010lebih kecil dibandingkan dengan laba tahun 2009.Sementara itu, nilai maksimum dari perubahan labasebesar 2,23 yang terdapat pada PT. Wilmar CahayaKalbar, Tbk., pada tahun 2011.

Banyak perusahaan yang mengalamiperubahan laba negatif. Negatif artinya bahwa labasebelum pajak yang dihasilkan tahun sebelumnyalebih besar dibandingkan dengan laba sebelum pajaktahun yang diteliti. Ini menandakan perusahaanmengalami penurunan laba. Laba suatu perusahaandapat menurun karena adanya peningkatan dalamjumlah beban dimana nilai penjualan ataupendapatan tetap sama tetapi diasumsikan besarnyapendapatan masih lebih besar dari beban dalamperusahaan.

b. Analisis Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linear Sederhana

Regresi sederhana digunakan untukmenganalisis pengaruh antara variabel independen(current ratio) terhadap variabel dependen(perubahan laba). Dengan menggunakan programSPSS (Statistical Package for Social Science) versi

19.0. maka model persamaan regresi dalampenelitian ini adalah

LNPL@ = -1,040 – 0,132 LNCR@ + Dari hasil persamaan regresi di atas dapat

disimpulkan terdapat pengaruh yang negatif antaracurrent ratio (CR) terhadap perubahan laba padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013

2) Korelasi dan DeterminasiAnalisis korelasi digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linier antara satu variabel denganvariabel lain. Dari data diperoleh hasil R adalahsebesar 0,152. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa korelasi atau hubungan antara current ratiodengan perubahan laba pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia adalah sangat lemah.

Koefisien determinasi (R2) mengukurseberapa besar kemampuan model dalammenerangkan variasi variabel dependen. Berdasarkanpengolahan data SPSS, nilai R Square sebesar 0,023yang berarti bahwa perubahan laba dapat dijelaskancurrent ratio sebesar 2,3% pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi periode 2009-2013,sisanya sebesar 97,7% dijelaskan oleh variabel lainyang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini.

3) Uji HipotesisAdapun hipotesis yang diuji adalah sebagai

berikut:a) H0 : β = 0, artinya current ratio tidak

berpengaruh negatif dan signifikan terhadapperubahan laba pada perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b) Ha: β ≠ 0, artinya current ratio berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap perubahan labapada perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

Hipotesis untuk menguji signifikansikoefisien persamaan regresi dirumuskan sebagaiberikut:a) Jika thitung > ttabel atau probabilitas signifikansi < α

(5%), maka H0 ditolak.b) Jika thitung < ttabel atau probabilitas signifikansi > α

(5%), maka H0 diterima.Berdasarkan hasil pengujian, diperoleh nilai

variabel current ratio sebesar thitung 1,137 lebih kecildari ttabel sebesar 2,004 dan dengan probabilitassignifikan 0,261 lebih besar dari tingkat keyakinan(level of significant) = 0,05, maka H0 diterima,artinya current ratio berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap perubahan laba pada perusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

2. Evaluasia. Evaluasi Current Ratio Pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 11

Dari hasil penelitian menunjukkan bahwacurrent ratio mampu menjelaskan perubahan labayang terjadi dalam perusahaan hanya saja bagian daricurrent ratio tersebut tidak begitu besar. Pengaruhcurrent ratio adalah negatif. Dimana nilai currentratio yang tinggi cenderung mengalami penurunanlaba dan nilai current ratio yang rendah cenderungakan meningkatkan perubahan laba.

Saldo kas yang dimiliki perusahaan,peningkatan piutang karena belum ditagih, danpersediaan yang dimiliki oleh perusahaan tidak akanmeningkatkan laba, bahkan dikhawatirkan akanmenurunkan laba karena meningkatnya biaya modalpada perusahaan.

b. Evaluasi Perubahan Laba Pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Setiap perusahaan akan memprediksibesarnya peningkatan laba ataupun segalakemungkinan yang akan dilaksanakan pada periodeyang bersangkutan.

Berbagai hal yang dapat mempengaruhiperubahan laba pada setiap periode, salah satunyaadalah current ratio. Berdasarkan hasil uji regresisederhana, dapat dilihat bahwa jika nilai konstanta(a) = -1,040 menunjukkan bahwa apabila currentratio bernilai 0 maka nilai perubahan laba sebesar -1,040. Perubahan laba dapat dipengaruhi oleh adanyapeningkatan volume penjualan, yang mengakibatkannaiknnya laba pada periode berjalan ataupun adanyapeningkatan beban yang diiringi dengan volumepenjualan yang tetap sehingga terjadinya penurunanlaba pada periode tersebut.

c. Evaluasi Pengaruh Current Ratio terhadapPerubahan Laba Pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia

Berdasarkan hasil pengujian regresi liniersederhana yang telah dilakukan, diketahui bahwacurrent ratio berpengaruh negatif dan tidaksignifikan terhadap perubahan laba. Hal ini dapatdilihat dari persamaan regresi yaitu: LNPL@ = -1,040 – 0,132 LNCR@ +

Hasil uji determinasi diperoleh hasil bahwanilai R Square adalah sebesar 0,023 yang berartibahwa perubahan laba dapat dijelaskan current ratiosebesar 2,3% pada perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi, sisanya sebesar 97,7% dijelaskanoleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalammodel penelitian ini misalnya working capital tototal assets, profit margin dan rasio-rasio keuanganyang lainnya. Dari hasil uji korelasi diperoleh hasilbahwa korelasi antara current ratio terhadapperubahan laba adalah sangat lemah.

Berdasarkan uji statistik t diperoleh hasil thitung

> ttabel yaitu 1,137 < 2,004 dan tingkat signifikansimenunjukkan hasil 0,261 > 0,05, menunjukkanbahwa terdapat pengaruh negatif dan tidak signifikanantara current ratio terhadap perubahan laba.

Dari serangkaian uji yang telah dilakukan,diketahui bahwa current ratio bukan proksi yangbaik bagi perubahan laba karena hubungan antaracurrent ratio dan perubahan laba adalah sangatlemah.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Current ratio pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan 2013mengalami fluktuasi. Nilai current ratiotertinggi terdapat pada PT. Mandom IndonesiaTbk yaitu sebesar 11,74 pada tahun 2011.

b. Perubahan laba pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009-2013 juga mengalamifluktuasi. Perubahan laba yang berfluktuasi inidapat disebabkan oleh berkembangnya daya belimasyarakat pada barang-barang yang dihasilkanoleh perusahaan. Nilai perubahan laba tertinggiterdapat pada PT. Wilmar Cahaya Kalbar Tbkyaitu sebesar 2,23 pada tahun 2011.

c. Hasil dari pengujian regresi sederhana yaituLNPL@ = -1,040 – 0,132 LNCR@ + ɛ, artinyacurrent ratio (CR) berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadap perubahan laba padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia padatahun 2009-2013. Hal ini dibuktikan denganmenggunakan uji t dengan thitung (1,137) lebihkecil dari ttabel (2,004) serta tingkat signifikansiyang diperoleh dari pengolahan data denganSPSS adalah 0,261 > 0,05.

d. Hasil dari uji korelasi diketahui bahwa nilai Rsebesar 0,152, bahwa korelasi atau hubunganantara current ratio dengan perubahan laba padaperusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia adalahsangat lemah pada tahun 2009-2013.

e. Dari hasil koefisien determinasi diketahui bahwapengaruh current ratio terhadap perubahan labaadalah sebesar 0,023, berarti perubahan labadapat dijelaskan current ratio sebesar 2,3% padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia padatahun 2009-2013 dan sisanya 97,7% dipengaruhioleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalammodel penelitian ini.

2. Sarana. Bagi para pemakai laporan keuangan yang akan

mengambil suatu keputusan hendaknya tidakhanya mengandalkan data mengenai currentratio saja tetapi perlu juga memperhatikanfaktor-faktor lain dan rasio keuangan lainnyaseperti inventory turn over, working capital tototal assets, profit margin dan lain-lain.

b. Bagi perusahaan diharapkan lebihmemperhatikan kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba dengan cara mengefektifkandan mengefisiensi penggunaan biaya, mengaturpenggunaan dana eksternal dalam pembiayaan

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 12

operasi perusahaan dimasa mendatang danmempertahankan modal kerja yang baik danefisien

c. Karena keterbatasan-keterbatasan dalampenelitian ini, bagi peneliti selanjutnya dapatmenambah variabel yang akan diteliti ataumenggunakan variabel lain dan memperpanjangperiode penelitian. Selain itu objek penelitiantidak hanya pada sektor ataupun sub sektortetapi seluruh sektor manufaktur yang terdaftarpada Bursa Efek Indonesia.

E. DAFTAR PUSTAKAAmin, Sulfida Syahliza, 2010, Pengaruh Rasio

Keuangan Terhadap Pertumbuhan Laba padaPerusahaan Barang Konsumsi yang terdaftar dibursa efek Indonesia. Medan: UniversitasSumatera Utara. Skripsi.

Baridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting,Edisi Kedelapan, Yogyakarta: BPFE-Yogyakarta.

Brigham, Eugene F. dan Joel F. Houston, 2010,Dasar-dasar Manajemen Keuangan, EdisiKesebelas, Jilid Satu, Jakarta: Salemba Empat.

Halim, Abdul, 2007, Manajemen Keuangan Bisnis.Bogor: Ghalia Indonesia.

Horne, James C. Van dan John M. Wachowicz,2012, Prinsip-prinsip Manajemen Kuangan,Edisi Ketigabelas, Jilid Satu, Jakarta: SalembaEmpat.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan,Edisi Pertama, Jakarta: Kencana Prenada MediaGroup.

Kieso, Donald E, Jerry J. Weygandt dan Terry D.Warfield, 2008, Akuntansi Intermediate, EdisiKeduabelas, Jilid Satu, Jakarta: Erlangga.

Martani, Dwi, dkk. 2012, Akuntansi KeuanganMenengah Berbasis PSAK, Jilid Satu, Jakarta:Salemba Empat.

Sudana, I Made, 2011, Manajemen KeuanganPerusahaan Teori dan Praktik, Jakarta:Erlangga.

Suharli, Michell, 2006, Akuntansi untuk Bisnis Jasadan Dagang, Edisi Pertama, Yogyakarta: GrahaIlmu.

Wild, John J. et.al., 2005, Financial StatementAnalysis-Analisis Laporan Keuangan, EdisiKedelapan, Jakarta: Salemba Empat.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 13

PENGARUH MODAL KERJA (WORKING CAPITAL) TERHADAP PROFITABILITASPADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Hengki JJ. SianturiS1 Akuntansi

Pinondang Nainggolan, Mahaitin H. Sinaga, Elly Susanti

AbstraksiTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran modal kerja dan profitabilitas serta untuk

menganalisis pengaruh modal kerja terhadap profitabilitas pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptifkualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Objek penelitian adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013 yang telah memenuhi kriteria yaitusebanyak 30 perusahaan. Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Teknik analisis yangdigunakan adalah regresi linier sederhana, koefisien korelasi, determinasi dan uji t. Analisis data dilakukandengan menggunakan bantuan software statistic SPSS 19.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Rata-rata perputaran modal kerja sebesar 2,29 kalidan rata-rata Return On Equity (ROE) sebesar 20,70 %; 2) Terdapat pengaruh positif antara modal kerja terhadapprofitabilitas; 3) Terdapat pengaruh yang signifikan antara modal kerja terhadap profitabilitas sebesar 14,9persen; 4) Hipotesis penelitian Ho ditolak artinya modal kerja berpengaruh dan signifikan terhadap profitabilitaspada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampaidengan tahun 2013. Dalam menentukan modal kerja perusahaan sebaiknya memperhitungkan tingkat keamananmodal kerja. Akan tetapi modal kerja yang berlebihan menunjukkan adanya dana yang tidak produktif, yang akanmenyebabkan kesempatan untuk memperoleh laba telah disia-siakan perusahaan.

Kata Kunci: Modal Kerja dan Profitabilitas

AbstractionThe purpose of this research are to describe the working capital and the Profitability and to analyze the

influence of working capital towards the Profitability on the Company's Consumer Goods Industry Sector whichis Listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was done by using descriptive analysis method ofqualitative and quantitative descriptive analysis. Object of this research is the Company's Consumer GoodsIndustry Sector Listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 up to the year 2013 who have met the criteria ofas many as 30 companies. Data collection was carried out with methods of documentation. Analytical techniquesused are simple linear regression, correlation coefficient, determination, and t-test. Data analysis was done usingSPSS statistics software assistance 19.

The results of this research can be concluded as: 1) The average Working Capital Turnover (WCT) of2,29 and the average Return On Equity (ROE) of 20.70 percent. 2) There is a positive influence between theworking capital towards the profitability. 3) There is significant influence between the working capital towardsthe Profitability of 14.9 percent. 4) Research hypothesis Ho admitted that the working capital has significantinfluence towards the profitability on the Company's Consumer Goods Industry Sector Listed on the IndonesiaStock Exchange in 2009 up to the year 2013. That in defining the company's working capital should take intoaccount margin of safety the working capital. But the excessive working capital shows that there is the fund thatis not productive, that would lead to the opportunity to gain profit has squandered the company’s.

Keywords: Working Capital and Profitability

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Pengelolaan modal kerja salah satu hal yangpaling penting dalam perusahaan, karena meliputipengambilan keputusan mengenai jumlah dankomposisi aset lancar dan kewajiban jangka pendek.Dengan pengelolaan modal kerja yang efektif danefisien memungkinkan perusahaan untukmemperoleh keuntungan atau laba.

Perusahaan yang tidak dapatmemperhitungkan tingkat modal kerja, makaperusahaan tersebut kemungkinan akan mengalamiinsolvency atau tidak mampu memenuhi kewajibanjatuh tempo. Aset lancar yang dimiliki perusahaan

harus dapat memenuhi kewajiban jangka pendek,sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan(margin of safety). Akan tetapi, modal kerja yangberlebihan menunjukkan adanya dana yang tidakproduktif atau dana menganggur yang akanmenyebabkan kesempatan untuk memperoleh labatelah disia-siakan. Dalam hal ini, modal kerjabersifat fleksibel (besar kecilnya modal kerja dapatditambah atau dikurangi sesuai dengan kebutuhanperusahaan).

Profitabilitas menunjukkan kemampuanperusahaan untuk menghasilkan laba. Jumlah labayang diperoleh secara teratur serta kecenderunganlaba yang meningkat merupakan faktor yang sangat

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 14

penting dalam menilai profitabilitas suatuperusahaan. Modal kerja dalam hal ini WorkingCapital Turnover (WCT) dan profitabilitas dalamhal ini Return On Equity (ROE) pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengantahun 2013 relatif berfluktuasi. Hal ini dapat dilihatpada Tabel 1 berikut:

Tabel 1Rata-rata WCT dan ROE Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang Terdaftar di

Bursa Efek IndonesiaTahun 2009-2013

KeteranganTahun

2009 2010 2011 2012 2013WCT (kali) 2,29 2,22 2,23 2,37 2,32ROE (%) 26,79 18,68 17,05 25,56 15,45

Sumber: Data diolahDari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa

Working Capital Turnover (WCT) pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia mengalami fluktuasi daritahun 2009 sampai dengan 2013. Pada tahun 2009WCT sebesar 2,29 kali kemudian tahun 2010mengalami penurunan sebesar 0,07 kali ataumenjadi 2,22 kali. Pada tahun 2010 dan tahun 2012penurunan dan kenaikan Working Capital Turnover(WCT) diikuti dengan Return On Equity (ROE).

Return On Equity (ROE) pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengantahun 2013 juga relatif berfluktuasi. Hal ini dapatdilihat bahwa rata-rata Return On Equity (ROE)dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2013mengalami kenaikan dan penurunan. Pada tahun2009 nilai rata-rata Return On Equity (ROE)sebesar 26,79% kemudian pada tahun 2010 dantahun 2011 nilai rata-rata Return On Equity (ROE)mengalami penurunan.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran modal kerja dan

profitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

b. Apakah terdapat pengaruh modal kerja terhadapprofitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran modal kerja dan

profitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhmodal kerja terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Metodologi PenelitianObjek penelitian ini adalah Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di

Bursa Efek Indonesia Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53Jakarta Selatan 12190 Indonesia. Data daninformasi diperoleh dengan mengakses melalui situswww.idx.co.id.

Desain penelitian yang digunakan dalampenelitian ini adalah penelitian kepustakaan (libraryresearch). Teknik analisa data yang digunakandalam penelitian ini adalah analisis deskriptifkualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Darsono dan Ashari (2005:13),laporan keuangan adalah informasi yang memuattentang posisi keuangan, hasil usaha, perubahanekuitas dan arus kas perusahaan. Informasi inidiperlukan untuk melihat kinerja manajemen dalammelaksanakan kewenangan yang diberikan olehpemilik.

Menurut PSAK 1 dalam Martani, dkk.(2012:62), perusahaan menerbitkan minimal limajenis laporan keuangan, yaitu: laporan posisikeuangan (neraca), laporan laba rugi komprehensif,laporan perubahan ekuitas, laporan arus kas, catatanatas laporan keuangan.

Menurut Harahap (2012:205), laporankeuangan merupakan output dan hasil akhir dariproses akuntansi. Dari beberapa pengertian diatas,dapat disimpulkan bahwa laporan keuanganmerupakan hasil akhir dari proses akuntansi yangmenggambarkan informasi penting bagi berbagaipihak yang berkepentingan pada suatu periodetertentu, yang terdiri dari: Laporan PosisiKeuangan, Laporan Laba Rugi Komprehensif,Laporan Perubahan Ekuitas, Laporan Arus Kas, danCatatan atas Laporan Keuangan.

Tujuan laporan keuangan menurut SAK No.1 dalam Harahap (2012:125) adalah sebagai berikut:a. Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan

informasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatuperusahaan yang bermanfaat bagi sejumlahbesar pemakai dalam pengambilan keputusanekonomi.

b. Laporan keuangan yang disusun untuk tujuan inimemenuhi kebutuhan bersama sebagian besarpemakai. Namun demikian, laporan keuangantidak menyediakan semua informasi yangmungkin dibutuhkan pemakai dalampengambilan keputusan ekonomi karena secaraumum menggambarkan pengaruh keuangan darikejadian di masa lalu, dan tidak diwajibkanuntuk menyediakan informasi non keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yangtelah dilakukan manajemen (stewardship), ataupertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya. Pemakaiyang ingin menilai apa yang telah dilakukanatau pertanggungjawaban manajemen berbuatdemikian agar pemakai dapat membuatkeputusan ekonomi, keputusan ini mencakup,keputusan untuk menahan atau menjual investasidalam perusahaan atau keputusan untuk

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 15

mengangkat kembali atau menggantimanajemen.

2. Rasio KeuanganMenurut Kasmir (2010:93), rasio keuangan

merupakan kegiatan membandingkan angka-angkayang ada dalam laporan keuangan dengan caramembagi satu angka dengan angka lainnya.

Menurut Darsono dan Ashari (2005:51),rasio keuangan adalah alat yang biasa digunakanuntuk mengevaluasi kinerja dan kondisi keuanganatau analisis terhadap kesehatan perusahaan.

3. Modal KerjaMenurut Kasmir (2010:210), working capital

(modal kerja) adalah modal yang digunakan untukmembiayai operasional perusahaan sehari-hari,terutama yang memiliki jangka waktu pendek atauinvestasi yang ditanamkan dalam aset lancar sepertikas, bank, surat berharga, piutang, sediaan, dan asetlancar lainnya.

Menurut Astuti (2004:156), modal kerjaadalah dana yang digunakan untuk operasionalsehari-hari dan wujud dari modal kerja tersebutadalah perkiraaan-perkiraan yang ada pada asetlancar.

Menurut Munawir (2010:116), selain darikeuntungan, modal kerja dapat memberikan fungsilain yaitu:a. Melindungi perusahaaan terhadap krisis modal

kerja karena turunnnya nilai dari aset lancar.b. Memungkinkan untuk dapat membayar semua

kewajiban-kewajiban tepat pada waktunya.c. Menjamin dimilikinya kredit standing

perusahaan semakin besar dan memungkinkanbagi perusahaan untuk dapat menghadapibahaya-bahaya.

d. Memungkinkan untuk memiliki persediaandalam jumlah yang cukup untuk melayanikonsumennya.

e. Memungkinkan bagi perusahaan untukmemberikan syarat kredit yang lebihmenguntungkan kepada para langganannya.

f. Memungkinkan bagi perusahaan untuk dapatberoperasi dengan lebih efisien karena tidak adakesulitan untuk memperolah barang ataupun jasayang dibutuhkan.

4. ProfitabilitasMenurut Sunyoto (2013:113), profitabilitas

adalah kemampuan perusahaan untuk memperolehkeuntungan dari usahanya.

Menurut Astuti (2004:36), profitabilitasadalah kemampuan suatu perusahaan untukmenghasilkan laba. Dari beberapa pengertiantersebut, maka profitabilitas adalah kemampuansuatu perusahaan dalam menghasilkan keuntungandari kegiatan usahanya.

Menurut Sudana (2011:22), rasioprofitabilitas (profitability ratio) adalah rasio yangmengukur kemampuan perusahaan untukmenghasilkan laba dengan mengggunakan sumber-

sumber yang dimiliki perusahaan, seperti aset,modal atau penjualan perusahaan.

5. Pengaruh Modal Kerja (Working Capital)terhadap ProfitabilitasPersediaan atau inventory sebagai elemen

utama dari modal kerja merupakan aset yang selaludalam keadaan berputar, di mana secara terus-menerus mengalami perubahan. Investasi dalampersediaan mempunyai efek yang langsung terhadapkeuntungan perusahaan (Riyanto, 2009:69).

Modal kerja yang cukup akanmenguntungkan bagi perusahaan, disampingmemungkinkan perusahaan untuk beroperasi secaraekonomis atau efisien dan perusahaan tidakmengalami kesulitan keuangan (Munawir,2010:116). Modal kerja yang dimiliki tersebut akandigunakan untuk kegiatan operasional perusahaan.Disamping itu, modal kerja juga menunjukkantingkat keamanan (margin of safety) perusahaanpara kreditur terutama kreditur jangka pendek.

Dalam mencapai tujuan perusahaan, selainmemperhatikan efektivitas perusahaan untukmemperoleh keuntungan, manajemen juga harusmemperhatikan modal kerja yang digunakan untukmendukung kegiatan operasional perusahaan. Salahsatu tujuan pengelolaan modal kerja bagiperusahaan adalah memungkinkan perusahaanuntuk memperoleh dana tambahan dari kreditor ataumodal asing (Kasmir, 2010:215).

Penambahan modal kerja dapat dilakukandengan adanya modal asing (liabilitas, baikliabilitas jangka pendek maupun liabilitas jangkapanjang). Penambahan modal asing hanyadibenarkan kalau penambahan tersebut memberikanefek financial yang menguntungkan bagiperusahaan (Riyanto, 2009:44). Dalam hal ini,penambahan modal asing dilakukan untukmeningkatkan modal kerja yang akan memberikanefek yang menguntungkan bagi perusahaan. Ataudengan kata lain, penambahan modal kerja dapatmeningkatkan penjualan sehingga modal kerjadapat berputar cepat. Semakin cepat perputaranmodal kerja pada akhirnya akan meningkatkan labaatau profitabilitas perusahaan.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Modal Kerja pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2009-2013

Dari hasil penelitian, modal kerja yangdiproksikan dengan Working Capital Turnover(WCT) pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatahun 2009- 2013 adalah 2,29 kali. Artinya bahwasetiap Rp 100,00 modal kerja dapat menghasilkanpenjualan sebesar Rp 229,00.

Nilai maksimum WCT adalah 5,42 kaliterdapat pada PT Unilever Indonesia, Tbk., tahun2012, artinya bahwa setiap Rp 100,00 modal kerja

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 16

dapat menghasilkan penjualan sebesar Rp 542,00.Nilai minimum WCT sebesar 0,56 kali terdapatpada PT Davomas Abadi, Tbk., tahun 2009.

Dari hasil penelitian lebih sedikit perusahaanyang mampu menghasilkan Working CapitalTurnover (WCT) di atas rata-rata. Hal inimenunjukkkan bahwa WCT Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2009-2013, hanya sedikityang mampu memaksimalkan pengelolaan modalkerja dalam menghasilkan penjualan.

2) Gambaran Profitabilitas pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2009-2013

Dari hasil penelitian, rata-rata profitabilitasyang diproksikan dengan Return On Equity (ROE)pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009 -2013 adalah sebesar 20,70%. Artinya untuk setiapRp 1,00 investasi pemegang saham, perusahaanmemberikan kembalian sebesar Rp 20,70.

Nilai maksimum ROE adalah 323,60%,terdapat pada PT Multi Bintang Indonesia, Tbk.,tahun 2009. Hal ini menunjukkan bahwa PT MultiBintang Indonesia Tbk pada tahun 2009 mampumenghasilkan laba setelah pajak sebesar 323,60%dibandingkan dengan ekuitasnya. Artinya untuksetiap Rp 1,00 investasi pemegang saham,perusahaan memberikan kembalian sebesar Rp323,60. Sementara itu nilai minimum ROE sebesar -118,17% terdapat pada PT Bentoel InternasionalInvestama, Tbk., pada tahun 2013. Hal inidisebabkan kerugian yang cukup besar yang dialamiperusahaan pada tahun 2013.

Dari hasil penelitian, hanya 9 perusahaandari 30 perusahaan objek penelitian yang mampumenghasilkan ROE di atas rata-rata ROEPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009- 2013.Hal ini menunjukkan bahwa Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2009-2013 relatif rendahdalam menghasilkan laba setelah pajakdibandingkan dengan ekuitasnya.

b. Analisis Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Koefisien regresi sederhana penelitian inidengan bantuan software SPSS dapat dilihat padaTabel 2 berikut ini:

Tabel 2Koefisien Regresi Linier

Coefficientsa

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

t Sig.

BStd.Error Beta

1 (Constant) 2,019 ,178 11,352 ,000Ln_WCT ,987 ,203 ,387 4,870 ,000

a. Dependent Variable: Ln_ROESumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 19)

Dari tabel diatas persamaan regresi liniersederhana antara variabel independen WorkingCapital Turnover (WCT) terhadap variabeldependen Return On Equity (ROE) yang dapatdiformulasikan dalam bentuk persamaan berikut:

Ln_ROE = 2,019 + 0,987Ln_WCT + εBerdasarkan persamaan regresi di atas dapat

diketahui bahwa modal kerja berpengaruh positifterhadap profitabilitas pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun2013.

2) Koefisien Korelasi dan DeterminasiKoefisien korelasi dalam penelitian ini

adalah sebesar 0,387, dapat disimpulkan bahwahubungan antara modal kerja dengan profitabiitaspada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009sampai dengan tahun 2013 adalah lemah.

Koefisien determinasi (R2) dimaksudkanuntuk mengukur seberapa besar kemampuanvariabel bebas (independen) dalam menjelaskanvariasi variabel terikat (dependen). Hasilpengolahan data SPSS 19 menunjukkan bahwa RSquare adalah sebesar 0,149 artinya variasi variabelmodal kerja memiliki kekuatan 14,9% dalammengestimasi profitabilitas pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2009 sampai dengan tahun2013, sisanya sebesar 85,1% dijelaskan olehvariabel lain diluar variabel dalam penelitian ini.

3) Uji HipotesisAdapun hipotesis yang diuji dalam penelitian

ini sebagai berikut:a) Ho : β = 0, artinya modal kerja tidak

berpengaruh dan tidak signifikan terhadapprofitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b) Ha : β ≠ 0, artinya modal kerja berpengaruh dansignifikan terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Kriteria pengambilan keputusanmenggunakan taraf nyata 5% untuk uji dua arah(/2) = 0,05/2 = 0,025 dengan derajat bebas (df) = n– k = 137 – 2 = 135. Nilai t tabel dengan taraf nyata/2 = 0,025 dan df = 135.a) Jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak. Artinya

modal kerja berpengaruh dan signifikanterhadap profitabilitas pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.

b) Jika thitung < ttabel, maka Ho diterima. Artinyamodal kerja tidak berpengaruh dan tidaksignifikan terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dengan taraf nyata /2 = 0,025 dan df = 135diperoleh ttabel sebesar 1,97769. Hasil pengolahandata dengan SPSS 19 menunjukkan bahwa thitung

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 17

Working Capital Turnover (WCT) sebesar 4,870sehingga thitung > ttabel atau 4,870 > 1,97769 maka Hoditolak, artinya modal kerja berpengaruh dansignifikan terhadap profitabilitas pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengantahun 2013.

2. Evaluasia. Evaluasi Modal Kerja pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2009-2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwakondisi modal kerja yang diproksikan denganWorking Capital Turnover (WCT) pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009-2013berfluktuatif. Tingkat rata-rata Working CapitalTurnover (WCT) pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013adalah 2,29 kali.

Dalam penelitian ini tidak membahas apakahtingkat rata-rata Working Capital Turnover (WCT)yang dihasilkan oleh Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013sebesar 2,29 kali sudah efektif apabila dibandingkandengan tingkat Working Capital Turnover (WCT) disektor lain yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiapada periode yang sama. Karena dalam hal inimodal kerja bersifat fleksibel (besar kecilnya modalkerja dapat ditambah atau dikurangi sesuai dengankebutuhan perusahaan).

Perusahaan yang tidak dapatmemperhitungkan tingkat modal kerja, makaperusahaan tersebut kemungkinan akan mengalamiinsolvency atau tidak mampu memenuhi kewajibanjatuh tempo. Aset lancar yang dimiliki perusahaanharus dapat memenuhi kewajiban jangka pendek,sehingga menggambarkan adanya tingkat keamanan(margin of safety).

b. Evaluasi Profitabilitas pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun2009-2013

Hasil penelitian menunjukkan bahwaprofitabilitas yang diproksikan dengan Return OnEquity (ROE) pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013berfluktuatif. Tingkat rata-rata Return On Equity(ROE) pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiatahun 2009 sampai dengan tahun 2013 adalah20,70%. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuanPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009sampai dengan tahun 2013 mampu mengembalikanekuitas pemegang saham sebesar 20,70%.

Return On Equity (ROE) menggambarkankemampuan perusahaan untuk menghasilkan labasetelah pajak dengan menggunakan ekuitasperusahaan. Kemampuan tersebut menunjukkanefektivitas dan efisiensi pengelolaan ekuitas yangdilakukan oleh manajemen perusahaan (Sudana,2011:22). Sehingga pihak pemegang saham dapatmengetahui bagaimana pihak manajemenperusahaan dalam mengelola ekuitas perusahaan.

Tingkat rata-rata Return On Equity (ROE)pada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia sebesar20,43% relatif menurun. Hal ini dapat dibandingkandengan tingkat Return On Equity (ROE) padapenelitian yang dilakukan oleh Nurhafni (2009)yaitu 29,40% pada sektor yang sama.

c. Evaluasi Pengaruh Modal Kerja terhadapProfitabilitas pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia Tahun 2009-2013

Hasil pengujian regresi sederhanamenunjukkkan bahwa modal kerja berpengaruhpositif terhadap profitabilitas pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai dengantahun 2013. Hal ini menunjukkan bahwa modalkerja searah dengan profitabilitas, dimana saatmodal kerja naik maka akan diikuti dengankenaikan profitabilitas dan sebaliknya apabilamodal kerja mengalami penurunan maka akandiikuti dengan penurunan profitabilitas. Dari hasiluji t diperoleh, bahwa thitung Working CapitalTurnover (WCT) sebesar 4,870 dan ttabel sebesar1,97769 dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 0,000< 0,05, sehingga hipotesis Ho ditolak. Sehinggadapat disimpulkan bahwa modal kerja berpengaruhpositif dan signifikan terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009sampai dengan tahun 2013.

Pada prinsipnya semakin pendek periodeWorking Capital Turnover (WCT) berarti semakincepat perputarannya atau semakin tinggi tingkatperputarannya atau turnover rate (Riyanto,2009:62). Sehingga semakin cepat perputaranmodal kerja suatu perusahaan pada akhirnya akanmeningkatkan laba atau profitabilitas perusahaantersebut. Hasil dari penelitian ini bahwa modal kerjaberpengaruh positif dan signifikan terhadapprofitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013.Sehingga hasil penelitian ini konsisten dengan teoriyang menyatakan bahwa semakin cepat periodeperputaran modal kerja berarti semakin banyakpenjualan yang dilakukan oleh perusahaan, makadengan sendirinya keuntungan atau profitperusahaan akan meningkat.

Hasil determinasi menunjukkan bahwa RSquare adalah sebesar 0,149 artinya variasi variabelWorking Capital Turnover (WCT) memilikikekuatan 14,9% dalam mengestimasi Return On

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 18

Equity(ROE) pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun 2013,sisanya sebesar 85,1% dijelaskan oleh variabel laindiluar variabel dalam penelitian ini, misalnya totalassets turnover, receivable turnover, averagecollection period, inventory turnover, dan averageday’s inventory.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Rata-rata modal kerja yang diproksikan denganWorking Capital Turnover (WCT) padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar2,29 kali. Artinya bahwa setiap Rp 100,00modal kerja dapat menghasilkan penjualansebesar Rp 229,00.

b. Rata-rata profitabilitas yang diproksikandengan Return On Equity (ROE) padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013 adalah sebesar20,70%. Artinya untuk setiap Rp 100,00investasi pemegang saham, perusahaanmemberikan kembalian sebesar Rp 2.070,00.

c. Dari hasil pengujian regresi linier sederhanadiketahui bahwa modal kerja yang diproksikandengan Working Capital Turnover (WCT)berpengaruh positif terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013. Hasil uji tmenunjukkan bahwa thitung perputaran modalkerja sebesar 4,870 dan t tabel sebesar 1,97769dengan tingkat signifikansi 0,05 atau 0,000 <0,05, sehingga Ho ditolak. Artinya bahwamodal kerja berpengaruh dan signifikanterhadap profitabilitas pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia tahun 2009 sampaidengan tahun 2013. Maka dapat disimpulkanbahwa modal kerja berpengaruh positif dansignifikan terhadap profitabilitas padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013.

d. Hasil koefisien korelasi sebesar 0,387 artinyabahwa hubungan antara modal kerja denganprofitabilitas pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai dengan tahun2013 adalah lemah. Hasil analisis koefisiendeterminasi sebesar 0,149 artinya variasivariabel Working Capital Turnover (WCT)memiliki kekuatan 14,9% dalam mengestimasiReturn On Equity (ROE) pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009sampai dengan tahun 2013, sisanya sebesar85,1% dijelaskan oleh variabel lain yang tidak

dibahas dalam penelitian ini. Misalnya totalassets turnover, receivable turnover, averagecollection period, inventory turnover, danaverage day’s inventory.

2. Sarana. Para pihak pengelola perusahaan hendaknya

memperhatikan dan memperhitungkan tingkatkeamanan modal kerja perusahaan. Akan tetapimodal kerja yang berlebihan menunjukkanadanya dana yang tidak produktif, yang akanmenyebabkan kesempatan untuk memperolehlaba telah disia-siakan perusahaan.Penambahan dan pengurangan modal kerjadiperkenankan sesuai dengan kebutuhanperusahaan.

b. Para investor dan calon investor yang mauberinvestasi pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia hendaknya memperhatikan ataumenganalisis tingkat modal kerja perusahaan.

c. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada,penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan. Sehingga bagi peneliti selanjutnyayang ingin meneliti di sektor yang sama,sebaiknya memperpanjang periode penelitiandan menggunakan atau menambahkan variabellain seperti total assets turnover, receivableturnover, average collection period, inventoryturnover, dan average day’s inventory.

E. DAFTAR PUSTAKAAstuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan

Perusahaan, Cetakan I, Jakarta: GaliaIndonesia.

Darsono dan Ashari, 2005, Pedoman PraktisMemahami Laporan Keuangan,Yogyakarta: Andi.

Harahap, Sofyan Syafri, 2012, Teori Akuntansi,Edisi Revisi, Cetakan ke-12, Jakarta: RajawaliPers.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan,Edisi I, Cetakan II, Jakarta: Kencana PrenadaMedia Group.

Munawir, 2010, Analisis Laporan Keuangan,Edisi IV, Cetakan XV, Yogyakarta: LibertyYogyakarta.

Martani, Dewi, dkk., 2012, Akuntansi KeuanganMenengah Berbasis PSAK, Buku I, Jakarta :Salemba Empat.

Riyanto, Bambang, 2009, Dasar-dasarPembelanjaan Perusahaan, Edisi IV,Cetakan VI, Yogyakarta: BPFE.

Sudana, I Made, 2011, Manajemen KeuanganPerusahaan Teori dan Praktik, Jakarta:Erlangga.

Sunyoto, Danang, 2013, Analisis LaporanKeuangan untuk Bisnis (Teori dan Kasus),Cetakan I, Yokyakarta: CAPS (Center ofAcademic Publishing Service)

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 19

PENGARUH CURRENT RATIO TERHADAP RETURN ON ASSETPADA PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRI

YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIAOleh:

Melianti SaragihS1 Akuntansi

Yansen Siahaan, Rosanna Purba, Supitriyani

AbstraksiTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran current ratio dan return on assets serta

menganalisis signifikansi pengaruh current ratio terhadap return on assets pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptifkuantitatif. Objek penelitian adalah Perusahaan Sektor Aneka Industri yang listing di Bursa Efek Indonesia tahun2009 sampai dengan tahun 2013 yang telah memenuhi kreteria yaitu sebanyak 21 perusahaan. Pengumpulan datadilakukan dengan metode dokumentasi. Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi liniersederhana, koefisien korelasi, determinasi dan uji t. Analisis data dilakukan dengan menggunakan bantuansoftware statistic SPSS 20.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Current Ratio cukup baik, Return On Assets baik,2) hasil penguian regresi sederhana yaitu ROA = 0,028 + 0,023 CR + , 3) Hasil pengujian koefisien korelasi (ujir) diperoleh sebesar 0,302 dengan melihat kriteria koefisien korelasi menunjukkan bahwa hubungan yang lemah,4) Hasil uji r2 (koefisien determinasi) diperoleh sebesar 9,1% sisanya sebesar 90,9% dipengaruhi oleh vatriabellain diluar pembahasan, seperti Liquidity Ratio, Debt To Equity Ratio, Pertumbuhan Penjualan dan UkuranPerusahaan. 5) Hipotesis penelitian H0 ditolak artinya Current Ratio berpengaruh positif dan signifikan terhadapReturn On Assets pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013.

Kata Kunci: Current Ratio dan Return on Assets (ROA).

AbstractionThe purpose of this research are to describe Current Ratio and Return on Assets (ROA) and to analyze the

influence of Current Ratio towards the Return on Assets (ROA) in Various Industries Sector Companies listed onthe Indonesia Stock Exchange. This research was conducted by using descriptive analysis and quantitativeanalysis. Object of this study is companies manufacturing sector listed in Indonesian stock exchange at in 2009until the year 2013 who has met criteria as many as 21 companies. Data collection is done by the method ofdocumentation. The analysis technique used in this study is a simple linear regression, correlation coefficient,determination and t test. Data analysis was performed using SPSS 20 statistical software assistance.

The results of the study can be summarized as follows: 1) Current Ratio is quite good, Return On Assets is

good, 2) The results of examination of simple regresi that is ROA = 0,028 + 0,023 CR + , 3) The result ofexamination of correlation coefficient (test r) obtained equal to 0,302 seen correlation coefficient criterionindicate that of koefiesien was week, 4) Result of test of r2 (coefficient (test r) obtained equal to 9,1 % the restequal to 90,9% influenced by other variable outside solution like Liquidity Ratio, Debt To Equity Ratio, growth ofsales, and measure of the company 5) Research hypothesis H0 rejected meaning a significant effect on theCurrent Ratio to Return on Assets in Various Industries Sector Companies listed on the Indonesia StockExchange.

Keywords: Current Ratio and Return on Assets (ROA).

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Return On Assets (ROA) merupakan salahsatu indikator untuk mengukur kinerja keuanganperusahaan dan merupakan rasio profitabilitas yangdigunakan untuk mengukur efektivitas perusahaan didalam menghasilkan keuntungan denganmemanfaatkan total aktiva yang dimilikinya.Semakin besar Return On Assets (ROA)menunjukkan kinerja perusahaan semakin baik,karena return semakin besar. Akan tetapi,perusahaan dengan jumlah aktiva lancar yang terlalusedikit dapat mengalami kekurangan dan kesulitandalam mempertahankan operasi yang lancar (Hornedan Wachowicz, 2009). Untuk mengetahui seberapa

besar profitabilitas yang didapat perusahaan untukoperasi perusahaan, dapat digunakan rasio lancaratau yang lebih dikenal dengan current ratio.

Perusahaan yang dipilih dalam penelitian iniadalah perusahaan yang sahamnya terdaftar di BursaEfek Indonesia pada tahun 2009 sampai dengantahun 2013 dan termasuk dalam Sektor AnekaIndustri. Pemilihan Sektor Aneka Industri inididasarkan pada alasan bahwa Sektor Aneka Industrimerupakan kelompok emiten yang terbesardibandingkan kelompok industri yang lain yangsudah ada, dengan asumsi semakin besar objek yangdiamati maka akan semakin akurat hasil kajian.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 20

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran Current Ratio dan Return

On Assets (ROA) pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang listing di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah Current Ratio berpengaruh TerhadapReturn On Assets (ROA) pada Perusahaan SektorAneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran Current Ratio dan

Return On Assets (ROA) pada Perusahaan SektorAneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis signifikansipengaruh Current Ratio terhadap Return OnAssets (ROA) pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang listing di Bursa Efek Indonesia.

4. Metode PenelitianPenelitian ini mengambil objek penelitian

pada Perusahaan Sektor Aneka Industri di BursaEfek Indonesia yang beralamat di Jl. Jend. SudirmanKav 52-53 Jakarta Selatan 12190 Indonesia. Untukmemperoleh data dan informasi, maka penelitimengakses data melalui situs www.idx.co.id danwww.sahamok.com.

Adapun desain penelitian yang digunakandalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan(library research). Metode analisis yang digunakanuntuk menguji hipotesis dalam penelitian ini adalahanalisis regresi linier sederhana, dengan terlebihdahulu melakukan uji asumsi klasik antara lain ujinormalitas, uji heteroskedastisitas dan ujiautokorelasi. Teknik analisis data dalam penelitianini menggunakan alat bantu software SPSS (StatisticProduct and Service Solutions) versi 20.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Martani, dkk. (2012:8), laporankeuangan adalah informasi keuangan yangdihasilkan oleh proses akuntansi.

Laporan keuangan menurut StandarAkuntansi Keuangan (SAK) per 1 September 2007,yang dirumuskan oleh Ikatan Akuntan Indonesia(2008:3) adalah laporan yang menyediakaninformasi yang menyangkut posisi keuangan,kinerja, serta perubahan posisi keuangan suatuperusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah besarpengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi.

Menurut Ardiyos (2010:418), laporankeuangan (financial statement) adalah laporan yangberisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasiloperasi perusahaan pada periode tertentu.

Menurut Rudianto (2012:20), tujuanpenyajian laporan keuangan oleh sebuah entitasdapat dirinci sebagai berikut:a. Untuk memberikan informasi keuangan yang

dapat dipercaya mengenai sumber-sumberekonomi dan kewajiban serta modal perusahaan.

b. Untuk memberikan informasi yang dapatdipercaya mengenai perubahan sumber-sumber

ekonomi perusahaan yang timbul dalam aktivitasusaha demi memperoleh laba.

c. Untuk memberikan informasi keuangan yangmembantu para pemakai laporan untukmengestimasi potensi perusahaan dalammenghasilkan laba di masa depan.

d. Untuk memberikan informasi keuangan yangmembantu para pemakai laporan ketikamengestimasi potensi perusahaan dalammenghasilkan laba.

e. Untuk memberikan informasi penting lainnyamengenai perubahan sumber-sumber ekonomidan kewajiban, seperti informasi tentang aktivitaspembiayaan dan investasi.

f. Untuk mengungkapkan sejauh mungkininformasi lain yang berhubungan dengan laporankeuangan yang relevan untuk kebutuhan pemakailaporan, seperti informasi mengenai kebijakanakuntansi yang dianut perusahaan.

2. Rasio KeuanganMenurut Astuti (2004:29), rasio keuangan

adalah penggunaan informasi akuntansi yangdirancang untuk membantu mengevaluasi laporankeuangan.

Sedangkan menurut Wibowo (2009:20), rasiokeuangan adalah penghitungan rasio-rasio untukmenilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu,saat ini dan meramalkan kemungkinan yang akanterjadi di masa depan.

Menurut Brigman dan Joel (2012:133),terdapat 5 jenis rasio keuangan yaitu:a. Liqudity Ratio, yaitu yang menunjukkan

hubungan antara kas dan aset lancar perusahaanlainnya dengan kewajiban lancarnya.

b. Asset Management Ratio, yaitu rasio yangmengukur seberapa efektif sebuah perusahaanmengukur asetnya.

c. Financial Leverage, yaitu rasio yangmenggambarkan penggunaan pendanaan utang.

d. Profitability Ratio, yaitu sekelompok rasio yangmenunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas,manajemen aset, dan utang pada hasil operasi.

e. Market Value Ratio, yaitu sekumpulan rasio yangmenghubungkan harga saham perusahaan denganlaba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya.

3. LikuiditasMenurut Weston dalam Kasmir (2010:110),

rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasioyang menggambarkan kemampuan perusahaanmemenuhi (utang) jangka pendek. Jenis-jenis rasiolikuiditas yang dapat digunakan terdiri dari :a. Rasio Lancar (Current Ratio)

Rasio lancar atau (current rasio) merupakanrasio untuk mengukur kemampuan perusahaan dalammembayar kewajiban jangka pendek atau utang yangsegera jatuh tempo pada saat ditagih secarakeseluruhan. Dengan kata lain, seberapa banyakaktiva lancar tersedia untuk menutupi kewajibanjangka pendek yang segera jatuh tempo. Rasio lancardapat pula dikatakan sebagai bentuk untuk mengukurtingkat keamanan (margin of safety) suatu

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 21

perusahaan. Semakin tinggi current ratio suatuperusahaan berarti semakin kecil risiko kegagalanperusahaan dalam memenuhi kewajiban jangkapendeknya. Akibatnya risiko yang akan ditanggungpemegang saham juga semakin kecil. Nilai currentratio yang tinggi dari suatu perusahaan akanmengurangi ketidakpastian bagi investor, namunmengindikasikan adanya dana yang menganggur(idle cash) sehingga akan mengurangi tingkatprofitabilitas perusahaan. Current ratio yang terlalutinggi menunjukkan kelebihan uang kas atau aktivalancar lainnya dibandingkan dengan yangdibutuhkan sekarang.b. Rasio Cepat (Quick Ratio)

Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangatlancar merupakan rasio yang menunjukkankemampuan perusahaan memenuhi atau membayarkewajiban atau utang lancar (utang jangka pendek)dengan aktiva lancar. Rasio kas atau cash ratio,merupakan alat yang digunakan untuk mengukurseberapa besar uang kas yang tersedia untukmembayar utang. Ketersediaan uang kas dapatditunjukkan dari tersedianya dana kas atau yangsetara dengan kas seperti rekening giro atautabungan yang ada di bank .c. Rasio Kas (Cash Ratio)

Rasio kas (cash ratio) merupakan alat yangdigunakan untuk mengukur seberapa besar uang kasyang tersedia untuk membayar hutang. Ketersediaanuang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kasatau yang setara dengan kas seperti rekening giroatau tabungan di bank. Rasio Perputaran Kas (CashTurnover)d. Rasio Perputaran Kas (Cash Turnover)

Rasio Perputaran Kas digunakan untukmengukur tingkat kecukupan modal kerjaperusahaan yang dibutuhkan untuk membayartagihan dan membiayai penjualan. Artinya, rasio inidigunakan untuk mengukur tingkat ketersedian kasuntuk membayar tagihan (utang) dan biaya-biayayang berkaitan dengan penjualan. Untuk mencarimodal kerja, kurangi aktiva lancar terhadap utanglancar.e. Inventory to Net Working Capital

Inventory to net working capital merupakanrasio yang digunakan untuk mengukur ataumembandingkan antara jumlah sediaan yang adadengan modal kerja perusahaan. Modal kerjatersebut terdiri dari pengurangan antara aktiva lancardengan utang lancar. Rumus untuk mencariinventory to net working capital dapat digunakansebagai berikut.

4. ProfitabilitasMenurut Sudana (2011:22), rasio profitabilitas

yang lazim digunakan adalah sebagai berikut:a. Return On Assets (ROA)

Rasio ini menggambarkan perusahaan denganmenggunakan seluruh aset yang dimiliki untukmenghasilkan laba setelah pajak. Rasio ini pentingbagi pihak manajemen untuk mengevaluasiefektivitas dan efisiensi manajemen perusahaandalam mengelolah seluruh aset perusahaan. Semakin

besar ROA, berarti semakin efisien penggunaan asetperusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah asetyang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar dansebaliknya. Untuk mengukur return on assets (ROA)dengan rumus:

AsetTotal

pajaksetelahbersihLabaROA

b. Return On Equity (ROE)Rasio ini menunjukkan kemampuan

perusahaan untuk menghasilkan laba setelah pajakdengan menggunakan modal sendiri yang dimilikiperusahaan. Rasio ini penting bagi pemegang sahamuntuk mengetahui efektivitas dan efisiensipengelolaan modal sendiri yang dilakukan oleh pihakmanajemen perusahaan. Semakin tinggi rasio iniberarti semakin efisien penggunaan modal sendiriyang dilakukan oleh pihak manajemen perusahaan.Untuk mengukur return on equity (ROE) denganrumus:

sendiriModal

pajaksetelahbersihLabaROE

c. Profit Margin RasioRasio ini mengukur kemampuan di

perusahaan untuk menghasilkan keuntungan ataulaba dengan menggunakan penjualan yang dicapaiperusahaan. Semakin tinggi rasio menunjukkanbahwa perusahaan semakin efisien dalammenjalankan operasinya.Rasio ini dibedakan menjadi tiga antara lain:1) Net Profit Margin

Net profit margin (margin laba bersih) mengukurkemampuan perusahaan untuk menghasilkan lababersih dari penjualan yang dilakukan perusahaan.

2) Operating Profit MarginOperating profit margin mengukur kemampuanuntuk menghasilkan laba sebelum bunga danpajak dengan penjualan yang dicapai perusahaan.Rasio ini menunjukkan efisiensi bagian produksi,personalia, serta pemasaran dalam menghasilkanlaba.

3) Gross Profit MarginGross profit margin (margin laba kotor)digunakan untuk mengukur kemampuanperusahaan untuk menghasilkan laba kotordengan penjualan yang dilakukan perusahaan.Rasio ini menggambarkan efisiensi yang dicapaioleh bagian produksi.

4) Basic Earning Power (BEP)Rasio ini mengukur kemampuan di perusahaanuntuk menghasilkan laba sebelum bunga danpajak dengan menggunakan total aset yangdimilki perusahaan. Dengan kata lain, rasio inimencerminkan efektivitas dan efisiensipengelolaan seluruh investasi yang telahdilakukan oleh perusahaan. Semakin tinggi rasioini berarti semakin efektif dan efisienpengelolaan.

5. Pengaruh Current Ratio Terhadap ReturnOn Assets (ROA)Menurut Munawir (2004:72), current ratio

menunjukkan tingkat keamanan (margin of safety)

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 22

kreditor jangka pendek, ataupun kemampuanperusahaan untuk membayar hutang-hutang tersebut.

Rasio ini menekankan pada peran pentingpendanaan utang bagi perusahaan denganmenunjukkan persentase aktiva perusahaan yangdidukung oleh pendanaan utang (Horne dan John,2009:210).

Menurut Horne dan John (2009:323),likuiditas perusahaan berbanding terbalik denganprofitabilitas. Maksudnya, semakin tinggi likuiditasperusahaan maka kemampuan perusahaan untukmenghasilkan laba semakin rendah.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Current Ratio pada Perusahaan

Sektor Aneka Industri yang Listing di BursaEfek Indonesia

Dari hasil penelitian, nilai maksimum currentratio pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yanglisting di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013mencapai angka 4,018 atau 401% dimiliki olehperusahaan Indo Kordsa pada tahun 2010, ini berartipada tahun 2010 perusahaan tersebut mampu untukmemenuhi kewajiban jangka pendeknya tersebutsebesar 401%. Perusahaan tersebut mampumengurangi ketidak pastian bagi investor karenamemiliki aset lancar yang baik.

Sedangkan nilai minimum current ratio yaitusebesar 0,069% dimiliki oleh Perusahaan NusantaraInti Corpora pada tahun 2012 berarti perusahaantersebut mengalami risiko terhadap pengembalianhutang jangka pendek yang akan segera jatuh tempo.

Rata-rata nilai current ratio pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai 2013 adalah sebesar1,631. Hal ini mengindikasikan kemampuanperusahaan dalam membayar kewajiban jangkapendek atau utang yang segera jatuh tempo pada saatditagih secara keseluruhan sebesar 163 %.

2) Gambaran Return On Assets pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang Listing di BursaEfek Indonesia.

Dari hasil penelitian, nilai maksimum returnon assets pada Perusahaan Sektor Aneka Industriyang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 mencapai angka 0,325 dimiliki oleh perusahaanIndospring pada tahun 2012, berarti dengan jumlahaset yang sama bisa dihasilkan laba yang lebih besar.Perusahaan yang memiliki return on assets yangtinggi lebih disukai investor karena atas laba tersebutperusahaan akan menggunakan sumber dana internaluntuk membiayai perusahaan dan perusahaan akanmampu meminimalisir current ratio perusahaan.

Sedangkan nilai minimum return on assetsdimiliki oleh perusahaan Multistrada Arah Saranadengan nilai 0,001 pada tahun 2012, berartipenggunaan aset kurang efisien sehinggamendapatkan laba yang relatif kecil.

Rata-rata nilai return on assets PadaPerusahaan Sektor Aneka Industri yang listing di

Bursa Efek Indonesia tahun 2009 sampai 2013adalah sebesar 0.07 dan mengalami fluktuasi setiaptahunnya. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaanAneka Sektor Industri hanya mampu memperolehlaba bersih sebesar 7% dibandingkan dengan totalasetnya.

b. Analisis Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi dalam penelitian ini dapatdilihat dari Tabel 1 di bawah ini:

Tabel 1Hasil Analisis Regresi Sederhana

ModelUnstandardized Coefficients Standardized

CoefficientsB Std. Error Beta

1(Constant) ,028 ,013CR ,023 ,007 ,302

Sumber : Hasil Pengolahan (Output SPSS 20)Dari Tabel 1 diatas persamaan regresi linier

sederhana antara variabel independen (CR) terhadapvariabel dependen (ROA) yang dapat diformulasikandalam bentuk persamaan berikut:

ROA = 0,028 + 0,023 CR +Persamaan regresi di atas dapat diartikan

bahwa terdapat pengaruh positif antara current ratioterhadap return on assets pada Perusahaan SektorAneka Industri yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2) Koefisien Korelasi dan Koefisien DeterminasiAnalisis korelasi digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linear antara satu variabel denganvariabel lain. Berikut ini hasil pengolahan data SPSSyang menunjukkan koefisien korelasi dandeterminasi dalam penelitian ini :

Tabel 2Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model R RSquare

AdjustedR Square

Std. Errorof the

Estimate1 ,302a ,091 ,082 ,054

Sumber : Hasil Pengolahan (OutputSPSS 20)Berdasarkan tabel 2 diperoleh nilai r sebesar

0,302. Sehingga dapat dikatakan bahwa hubunganantara current ratio dengan return on assets padaPerusahaan Sektor Aneka Industri yang listing diBursa Efek Indonesia tahun 2009 -2013 lemah.

Berdasarkan Tabel 2 tersebut dapat dilihatbahwa nilai R square adalah sebesar 0,091 yangberarti bahwa return on assets dapat dijelaskancurrent ratio sebesar 9,1%, sisanya sebesar 90,9%dijelaskan oleh variabel lain seperti seperti LiquidityRatio, Debt To Equity Ratio, Pertumbuhan Penjualandan Ukuran Perusahaan.

3) Uji HipotesisUji hipotesis yang digunakan dalam

penelitian ini adalah uji t atau uji parsial. Adapunhipotesis yang diuji sebagai berikut :a) Ho : β = 0, Jika thitung > ttabel atau signifikansi < α

,maka H0 ditolak artinya current ratio tidakberpengaruh positif dan signifikan terhadap

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 23

return on assets pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang listing di Bursa Efek Indonesia.

b) Ha : β ≠ 0, Jika thitung < ttabel atau signifikansi > α,maka H0 diterima artinya current ratioberpengaruh positif dan signifikan terhadapreturn on assets pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang listing di Bursa Efek Indonesia.

Hasil pengolahan data SPSS 20 untuk uji tdengan tingkat kepercayaan 95% dangan jumlah =105 dan α= 0,025, df= n-2=103 sebesar 1,98326sedangkan untuk thitung yang diperoleh sebesar 3,217.Dengan demikian maka dapat disimpulkan bahwathitung > ttabel atau 3,217 > 1,98326 dan tingkatsignifikansi yang diperoleh 0,002 < 0,05 maka Hoditolak, artinya current ratio berpengaruh positif dansignifikan terhadap return on asset pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia.

2. Evaluasia. Evaluasi Current Ratio pada Perusahaan

Sektor Aneka Industri yang Listing di BursaEfek Indonesia tahun 2009-2013.

Dari hasil penelitian, terdapat PerusahaanSektor Aneka Industri yang current ratio nya sangatkecil yaitu sebesar 0,069 yang berarti perusahaanhanya mampu mencapai nilai current ratio 6,9%.Dari hasil pengamatan angka 0,069 tersebut terdapatpada Perusahaan Nusantara Inti Corpora pada tahun2012.

Di sisi lain, terdapat juga pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang angka current ratio nyatinggi dimiliki oleh Perusahaan Indo Kordsa padatahun 2010 yaitu sebesar 4,018 yang berarti IndoKordsa mampu mencapai nilai current ratio sebesar401,8% pada tahun tersebut.

Rata-rata current ratio pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia tahun 2009-2013 adalah 1,63. Hal inimenunjukkan bahwa perusahaan yang tercatat padaSektor Aneka Industri rata-rata hanya mampumenghasilkan current ratio sebesar 163%, beratirata-rata current ratio untuk Perusahaan SektorAneka Industri yang listing di Bursa Efek Indonesiasudah lebih dari 100%, hal tersebut menunjukkanpeningkatan current ratio yang cukup baik.

b. Evaluasi Return On Assets pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang Listing di BursaEfek Indonesia tahun 2009-1013.

Return On Assets adalah rasio yangmenggambarkan perusahaan dengan menggunakanseluruh aset yang dimiliki untuk menghasilkan labasetelah pajak. Rasio ini penting bagi pihakmanajemen untuk mengevaluasi efektivitas danefisiensi manajemen perusahaan dalam mengelolahseluruh aset perusahaan (Atmaja, 2003). Dari hasilpenelitian, Perusahaan Sektor Aneka Industri yanglisting di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013nilai return on asset terendah pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia tahun 2009-2013 dimiliki oleh perusahaanMultistrada Arah Sarana dengan nilai return on

assets sebesar 0,00051 dengan pembulatan 0,001pada tahun 2012, berarti Multistrada Arah Saranahanya mampu mencapai tingkat return on assetssebesar 0,05% tidak dalam pembulatan. Di sisi lain,nilai tertinggi return on assets dalam kisaran 0,325dimiliki oleh perusahaan Indospring yang dicapaiperusahaan tersebut pada tahun 2012, berartiIndospring mampu mencapai tingkat profitabilitasmelalui proksi return on assets sebesar 32,5%selama tahun 2012. Tentu saja nilai return on assetsyang tinggi mampu menarik minat investor untukberinvestasi pada Indospring di tahun tersebut.

Dari hasil penelitian, rata-rata return onassets pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yanglisting di Bursa Efek Indonesia sebesar 0,07. Hal inimenunjukkan bahwa rata-rata return on assetsperusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesiahanya sebesar 7%. Melihat pencapaian return onassets yang dicapai Indospring mencapai angka32,45% pada tahun 2012, tentu saja angka 7%merupakan angka yang sangat kecil.

c. Pengaruh Current Ratio terhadap Return OnAssets pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang Listing di Bursa Efek Indonesia.

Berdasarkan hasil pengujian regresi linearsederhana, diketahui bahwa current ratio memilikipengaruh positif dan signifikan terhadap return onassets. Hal ini dapat dilihat dari persamaan regresiyaitu ROA = 0,028 + 0,023 CR + . Besar pengaruhyang dimaksud adalah 0,023 yang memiliki artibahwa setiap kenaikan current ratio sebesar 1 akandiikuti kenaikan return on assets sebesar 0,023 dansebaliknya setiap penurunan 1 current ratio akandiikuti penurunan return on assets sebesar 0,023.Angka 0,023 menyatakan bahwa pengaruh currentratio terhadap return on assets adalah positif.

Dari hasil uji determinasi diperoleh bahwareturn on assets dapat dijelaskan oleh curent ratiosebesar 9,1% sisanya 90,9% dijelaskan oleh variabellain yang tidak dimasukkan dalam model penelitianini seperti Liquidity Ratio, Debt To Equity Ratio,Pertumbuhan Penjualan dan Ukuran Perusahaan.Sementara hasil uji korelasi, hubungan antaracurrent ratio terhadap return on assets adalah lemah.

Dari uji t diperoleh thitung > ttabel atau 3,217 >1,98326 yang menunjukkan bahwa pengaruh currentratio terhadap return on assets adalah signifikan.Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa currentratio berpengaruh positif dan signifikan terhadapreturn on assets.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Rata-rata tingkat current ratio dihasilkan olehPerusahaan Sektor Aneka Industri yang listing diBursa Efek Indonesia pada tahun 2009-2013adalah sebesar 0,7.

b. Rata-rata return on assets pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang listing di Bursa EfekIndonesia pada tahun 2009-2013 adalah 0,023.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 24

c. Hasil persamaan regresi linier sederhana yaitu:ROA = 0,028 + 0,023 CR + . Hal inimenunjukkan bahwa terdapat pengaruh yangpositif antara current ratio terhadap return onassets pada Perusahaan Sektor Aneka Industriyang listing di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013

d. Melalui perhitungan uji t dengan taraf signifikan5% bahwa thitung > ttabel atau 3,217 > 1,98326 atautingkat signifikan 0,002 < 0,05 maka Ho ditolak,artinya current ratio berpengaruh positif dansignifikan terhadap return on assets padaPerusahaan Sektor Aneka Industri yang listing diBursa Efek Indonesia tahun 2009-2013.

e. Melalui analisis keofisien korelasi diketahuibahwa terdapat hubungan yang lemah antaracurrent ratio dengan return on assets padaPerusahaan Sektor Aneka Industri yang listing diBursa Efek Indonesia tahun 2009-2013 yaitusebesar 0,302 atau 30,2 %.

f. Hasil koefisien determinasi adalah sebesar 0,91atau 9,1% yang berarti bahwa return on assetsdapat dijelaskan oleh curent ratio sebesar 9,1%pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yanglisting di Bursa Efek Indonesia tahun 2009-2013,sisanya 90,9% dijelaskan oleh variabel lain yangtidak dimasukkan dalam penelitian ini misalnyarasio likuiditas dengan proksi lain seperti rasiocepat (quick ratio), rasio kas (cash ratio) sertarasio profitabilitas dengan proksi lain sepertireturn on investment (ROI), return on equity(ROE).

2. Sarana. Bagi investor dan calon investor disarankan

untuk terlebih dahulu menganalisis tingkatlikuiditas khususnya current ratio perusahaansebelum berinvestasi karena current ratiomemiliki pengaruh terhadap profitabilitasperusahaan yang dinilai dengan menggunakanproksi return on assets dalam penelitian ini.Semakin tinggi return on assets berartikemampuan perusahaan dalam memperoleh labajuga semakin baik. Semakin tinggi laba yangdiperoleh maka akan mempengaruhi harga sahamperusahaan.

b. Sehubungan dengan keterbatasan yang ada padapenulis, penelitian ini masih terdapat kelemahan-kelemahan dan belum dapat mengungkap seluruh

variabel yang dapat mempengaruhi curent ratiodan return on asset pada Perusahan SektorAneka Industri yang tercatat di Bursa EfekIndonesia, sebagai bahan masukan untukpenelitian selanjutnya, sebaiknya memperbanyakvariabel penelitian seperti menggunakan cashratio untuk mengukur tingkat likuiditas danreturn on invesment (ROI) untuk mengukurtingkat profitabilitas suatu perusahaan.

E. DAFTAR PUSTAKAArdiyos, 2010, Kamus Besar Akuntansi, Jakarta :

Penerbit Citra Harta Prima.Atmaja, Lukas Setia, 2003, Manajemen Keuangan,

Edisi Revisi, Yogyakarta: CV. Andi Offset.Astuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan

Perusahaan, Cetakan Pertama, Jakarta: GhaliaIndonesia

Horne, James C. Van, dan John M. Wachowicz Jr.,2012, Prisnsip-prinsip ManajemenKeuangan, Jakarta: Salemba Empat.

----------, 2009, Prinsip-prinsip ManajemenKeuangan, Edisi Ketiga, Buku Pertama,Jakarta: Salemba Empat.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2008, StandarAkuntansi Keuangan Per 1 September, 2007,Jakarta : Salemba Empat.

Jati, 2008, Pengaruh Likuiditas TerhadapProfitabilitas pada PT. Mustika Ratu, Tbk,Semarang: Universitas Dipenogoro. Skripsi.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan,Edisi Pertama, Cetakan Kesatu, Jakarta:Kencana Prenada Media Grup.

Martani, dkk., 2012, Akuntansi KeuanganMenengah Berbasis PSAK, Jakarta : SalembaEmpat.

Munawir, 2004, Analisa Laporan Keuangan, EdisiKeempat, Cetakan Ketiga Belas, Yogyakarta:Liberty Yogyakarta.

Rudianto, 2012, Pengantar Akuntansi, Jakarta :Erlangga.

Sudana, I Made, 2011, Manajemen KeuanganPerusahaan Teori dan Praktik, Jakarta,Erlangga

Sugiyono, 2010, Metode Penelitian Kuantitatif,Kualitatif dan R&D, Bandung : AFABETA.

Wibowo, Sampoerno, 2009, ManajemenKeuangan, Bandung: Politeknik Telkom.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 25

PENGARUH BIAYA OPERASIONAL PENDAPATAN OPERASIONAL (BOPO)TERHADAP RETURN ON ASSETS (ROA) PADA PERUSAHAAN SUB-SEKTOR

PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Christy WijayaS1 Akuntansi

Yansen Siahaan, Jubi, Elly Susanti

AbstraksiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) dan Return On Assets (ROA) serta untuk menganalisis pengaruh Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftar diBursa Efek Indonesia. Metode penelitian yang digunakan dalam penulisan ini adalah penelitian kepustakaan.Objeknya adalah Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia per 30 April 2014berjumlah 17 perusahaan. Teknik pengumpulan data dengan cara dokumentasi. Kemudian teknik analisa datamenggunakan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas & uji autokorelasi), analisis deskriptifkualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan nilai rata-rata BOPO yang dihasilkan oleh Perusahaan Sub-SektorPerbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebesar 73,95 dannilai rata-rata dari ROA yang dihasilkan adalah sebesar 2,65. Hasil analisa dari regresi linier sederhana yaituROA = 5,352 – 0,037 BOPO + artinya terdapat pengaruh negatif antara BOPO dengan ROA. Kekuatanhubungan kedua variabel adalah sedang, yaitu r = 0,504. Koefisien determinasi sebesar 25,4%, dan sisanya 74,6% dijelaskan oleh faktor lainnya yang tidak dibahas dalam penelitian ini. Dari hasil penelitian dapat disimpulkanBOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2009 - 2013. Hal ini dibuktikan melalui uji hipotesis, dimana hasil uji thitung

(4,981) > ttabel (1,993). Untuk itu, BOPO harus menjadi perhatian khusus serta perusahaan juga diharapkan dapatmemperkecil biaya, sehingga biaya operasional yang dikeluarkan akan semakin efisien.Kata Kunci : Biaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return On Assets (ROA)

AbstractionThe purpose of this research are to describe the Operating Expenses Operating Income (BOPO) and

Return on Assets (ROA)and to analyse influence of Operating Expenses Operating Income (BOPO) towardsReturn on Assets (ROA) in the Sub-Sector Banking Company listed on the Indonesia Stock Exchange. The methodused in this paper is the research literature. The object is Sub-Sector Banking Company listed on the IndonesiaStock Exchange per 30 April 2014 amounted to 17 companies. The data collection techniques by means ofdocumentation. Then the data analysis techniques using classic assumption test (test for normality,heteroscedasticity test and autocorrelation test), descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptiveanalysis.

Results of the study can be summarized that average value BOPO produced by Sub-Sector BankingCompany listed on the Indonesia Stock Exchange in 2009 until the year 2013 amounted to 73.95 and the averagevalue of ROA is generated is equal to 2,65. The results of analysis of the simple linear regression namely ROA =5.352 to 0.037 BOPO + ε means that there is a negative influence between BOPO with ROA. The strength of therelationship between the two variables is moderate, that is r = 0.504. The coefficient of determination of 25.4%,and the remaining 74.6% is explained by other factors that were not addressed in this research. From thisresearch, the authors came to the conclusion that BOPO significant negative effect on ROA in the Sub-SectorBanking Company listed on the Indonesia Stock Exchange period 2009 - 2013. This is evidenced throughhypothesis testing, where test results t count (4.981)> t tabel (1.993). To that end, BOPO should be of particularconcern and the company is also expected to reduce the cost, so the operating costs incurred will be moreefficient.

Keywords: Cost to income (BOPO) and Return On Assets (ROA)

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Bank menurut Undang-Undang RepublikIndonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankanadalah badan usaha yang menghimpun dana darimasyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentukkredit atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Dengan

kata lain, dalam menjalankan aktivitasnya sebagailembaga intermediasi (finance intermediary) yaitulembaga keuangan yang berfungsi sebagai perantarapihak yang kelebihan dana dengan pihak yangkekurangan dana. Fungsi bank sebagai lembagaintermediasi ini membuat bank memegang perananpenting dalam perekonomian karena denganaktivitasnya yaitu menghimpun dana danmenyalurkan dana kepada masyarakat yang

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 26

membutuhkan akan meningkatkan arus dana untukinvestasi, modal kerja maupun konsumsi. Dengandemikian, akan dapat meningkatkan perekonomiannasional.

Perbankan dalam menjalankan kegiatanoperasionalnya diawasi oleh Bank Indonesia.Penilaian kinerja dilakukan untuk mengetahuitingkat kesehatan bank. Penilaian kinerja dilakukanberdasarkan beberapa penilaian salah satunya adalahrentabilitas. Return On Assets (ROA) digunakanuntuk mengukur kemampuan manajemen bankdalam memperoleh keuntungan atau laba secarakeseluruhan (Dendawijaya, 2009:118). Perhitunganpenggunaan biaya dapat dihitung dengan rasio BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO) yangmerupakan perbandingan antara biaya operasionaldengan pendapatan operasional (Riyadi, 2006:156)yang juga merupakan rasio rentabilitas (earnings).

Semakin kecil rasio Biaya OperasionalPendapatan Operasional (BOPO) maka semakinefisien bank dalam menjalankan kegiatanoperasionalnya. Menurut Sudirman (2013:156),pendapatan bank yang tinggi dengan biayaoperasional yang rendah akan meningkatkanrentabilitas.

Tabel 1 menjelaskan rata-rata BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO) danReturn On Assets (ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 – 2013 yaitu sebagai berikut :

Tabel 1Rata-Rata BOPO dan ROA Perusahaan Sub-

Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 – 2013

VariabelTahun

2009 2010 2011 2012 2013

BOPO (%) 77.30 73.46 72.62 72.50 73.89ROA (%) 2.36 2.63 2.80 2.83 2.64

Sumber : Data Diolah (www.idx.co.id)

Pada Tabel 1 dapat dilihat fenomena antaraBiaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)dan Return On Assets (ROA) yang mengalamifluktuasi, namun keduanya memiliki korelasi negatif.Hal ini dapat dilihat apabila nilai rata-rata BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO)mengalami penurunan maka nilai rata-rata Return OnAssets (ROA) mengalami kenaikan. Sebaliknyaapabila nilai rata-rata Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) mengalami kenaikan makanilai rata-rata Return On Assets (ROA) mengalamipenurunan. Kondisi tersebut didukung pernyataanSudirman (2013:156) yaitu pendapatan bank yangtinggi dengan biaya yang rendah akan meningkatkanrentabilitas.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return OnAssets (ROA) pada Perusahaan Sub-SektorPerbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

b. Apakah Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) berpengaruh secarasignifikan terhadap Return On Assets (ROA)pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia ?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return OnAssets (ROA) pada Perusahaan Sub-SektorPerbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhBiaya Operasional Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Return On Assets (ROA) padaPerusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia.

4. Metode PenelitianObjek penelitian ini adalah Perusahaan Sub-

Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia per 30 April 2014 yang mempublikasikanlaporan keuangannya secara berturut-turut dan tidakkeluar (delisting) dan rasio BOPO tidak mencapaiangka 92% serta tidak memiliki ekuitas negatifselama tahun 2009 sampai tahun 2013. Dari kriteriatersebut terdapat 17 Perusahaan sebagai objekpenelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalampenulisan skripsi ini adalah Penelitian Kepustakaan(Library Research). Teknik pengumpulan data yangdilakukan penulis dalam penelitian ini adalah teknikdokumentasi. Hasil data yang diperoleh akan diujidengan uji asumsi klasik dan dianalisis secaradeskriptif baik bersifat kualitatif dan kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Bank

Bank menurut Undang-undang NegaraRepublik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 tentangTerbankan adalah badan usaha yang menghimpundana dari masyarakat dalam bentuk simpanan danmenyalurkannya kepada masyarakat dalam bentukkredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangkameningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

Menurut Kasmir (2010:11), bank adalahlembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalahmenghimpun dana dari masyarakat danmenyalurkannya kembali dana tersebut kemasyarakat serta memberikan jasa bank lainnya.

Menurut Dendawijaya (2009:14), bank adalahsuatu badan usaha yang tugas utamanya sebagailembaga perantara keuangan (financialintermediaries), yang menyalurkan dana dari pihakyang berlebihan dana (idle fund surplus unit) kepadapihak yang membutuhkan dana atau kekurangandana (deficit unit) pada waktu yang ditentukan.

2. Laporan KeuanganMenurut Harahap (2009:105), menyatakan

laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangandan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentuatau jangka waktu tertentu.

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 27

Menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:3),laporan keuangan bertujuan:a. Menyediakan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisikeuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan.

b. Laporan keuangan tidak menyediakan semuainformasi yang mungkin dibutuhkan pemakaidalam mengambil keputusan ekonomi karenasecara umum menggambarkan pengaruhkeuangan dan kejadian masa lalu, dan tidakdiwajibkan untuk menyediakan informasi non-keuangan.

c. Laporan keuangan juga menunjukkan apa yangtelah dilakukan manajemen (stewardship), ataupertanggungjawaban manajemen atas sumberdaya yang dipercayakan kepadanya.

Menurut Ismail (2011:15), laporan keuanganbank yang lengkap terdiri dari neraca, laporankomitmen dan kontijensi, laporan laba/rugi, laporanperubahan ekuitas, laporan arus kas, dan catatan ataslaporan keuangan.

3. Analisis Laporan KeuanganMenurut Munawir (2010:35), analisis laporan

keuangan adalah analisis laporan keuangan yangterdiri dari penelaahan atau mempelajari daripadahubungan dan tendensi atau kecenderungan (trend)untuk menentukan posisi keuangan dan hasil operasiserta perkembangan perusahaan yang bersangkutan.

Menurut Harahap (2009:190), analisis laporankeuangan berarti menguraikan akun-akun laporankeuangan menjadi unit informasi yang lebih kecildan melihat hubungannya yang bersifat signifikanatau yang mempunyai makna antara yang satudengan yang lain baik antara data kuantitatif maupundata non-kuantitatif dengan tujuan untuk mengetahuikondisi keuangan lebih dalam yang sangat pentingdalam proses menghasilkan keputusan yang tepat.

Menurut Subramanyam dan John (2010:34),alat analisis laporan keuangan terbagi menjadi 5,yaitu :a. Analisis laporan keuangan komparatif, dilakukan

dengan cara menelaah neraca, laporan laba rugi,atau laporan arus kas yang berurutan dari satuperiode ke periode berikutnya.

b. Analisis laporan keuangan common-size, laporanini biasanya untuk pembentuk internal laporankeuangan.

c. Analisis rasio, sebuah rasio menyatakanhubungan matematis antara dua kuantitas. Padaumumnya, analisis rasio ini sangat popular danbanyak digunakan. Namun, perannya seringdisalahpahami dan sebagai konsekuensinya,kepentingannya sering dilebih-lebihkan.

d. Analisis arus kas, digunakan untuk mengevaluasisumber dan penggunaan dana. Analisis arus kasmenyediakan pandangan tentang bagaimanaperusahaan memperoleh pendanaan danmenggunakan sumber dananya.

e. Valuasi, pada alat analisis yang satu ini biasanyamengacu pada nilai intrinsik sebuah perusahaan

atau sahamnya. Dasar valuasi adalah teori nilaisekarang (present value theory). Teori inimenyatakan bahwa nilai utang atau efek ekuitassama dengan jumlah seluruh hasil yangdiharapkan dari efek di masa depan yangdidiskontokan ke saat ini dengan alat diskontoyang tepat.

4. Rasio KeuanganMenurut Ross, et al (2004:78), rasio

keuangan adalah hubungan yang dihitung daninformasi keuangan suatu perusahaan dan digunakanuntuk tujuan perbandingan.

Menurut Kasmir (2008:104), rasio keuanganmerupakan kegiatan membandingkan angka-angkayang ada dalam laporan keuangan dengan caramembagi satu angka dengan angka lainnya.

Rasio kinerja keuangan perbankan menurutDendawijaya (2005:115) meliputi tiga hal yaitu:rasio solvabilitas, rasio likuiditas, dan rasiorentabilitas.

5. RentabilitasRentabilitas atau disebut juga profitabilitas

menggambarkan kemampuan perusahaanmendapatkan laba melalui semua kemampuan dansumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas,modal, jumlah karyawan, jumlah cabang, dansebagainya (Harahap, 2009:304). Faktor-faktor yangmempengaruhi rentabilitas menurut Riyanto(2001:36) adalah volume penjualan, efisiensipenggunaan biaya, profit margin dan struktur modalperusahaan.

6. Biaya Opersional Pendapatan Operasional(BOPO)Menurut Riyadi (2006:156), Biaya

Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalahperbandingan antara biaya operasional denganpendapatan operasional dalam mengukur tingkatefisiensi dan kemampuan bank dalam melakukankegiatan operasinya. Rasio BOPO yang lazimdipakai bank adalah sebesar 92% (infobank No. 423Juni 2014). Semakin kecil rasio ini maka kinerjabank semakin baik. Secara sistematis, BOPO dapatdirumuskan sebagai berikut:

7. Return On Assets (ROA)Menurut Hanafi (2008:83), Return On Assets

(ROA) adalah rasio yang mengukur kemampuanperusahaan menghasilkan laba dengan menggunakantotal aset (kekayaan) yang dimiliki perusahaansetelah disesuaikan dengan biaya-biaya untukmenandai aset tersebut. Return On Assets (ROA)dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagaiberikut :

8. Pengaruh Biaya Operasional PendapatanOperasional terhadap Return On Assets

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 28

Dalam menentukan rentabilitas bank, tidakdapat dipisahkan antara dana yang dipakai untukoperasional bank dan untuk produktivitas bank sertaditentukan juga oleh biaya bank. Tingkat laba ataukeuntungan bersih, biaya operasional, pendapatanoperasional bank dapat diketahui dari laporan labarugi bank dan neraca bank. Dalam laporan perbankanterdapat rasio Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) yang merupakan perbandinganantara biaya operasional dengan pendapatanoperasional dalam mengukur tingkat efisiensi dankemampuan bank dalam melakukan kegiatanoperasinya (Riyadi, 2006:156). Selain itu, laporankeuangan perbankan juga menyajikan rasio ReturnOn Assets (ROA) yang mengukur kemampuanmanajemen bank dalam memperoleh keuntunganatau laba secara keseluruhan (Dendawijaya, 2009 :118). Menurut Sudirman (2013:156), setiap bankberusaha meningkatkan laba atau keuntungannyadengan cara berikut:a. Meningkatkan pendapatan bank dengan cara

meningkatkan jumlah aktiva produktif sepertikredit, penanaman dana, dan penempatan danadan dibanding dengan bentuk lainnya sepertirupa-rupa aktiva, aktiva tetap dan inventaris.Dengan tingginya aktiva produktif di balik aktivalain yang non-produktif relatif rendah akanterbentuk pendapatan bank yang tinggi atausebaliknya.

b. Pendapatan bank yang tinggi dengan biayaoperasional yang rendah akan meningkatkanrentabilitas atau sebaliknya.

c. Meningkatkan kualitas aktiva produktif sehinggameningkatkan pendapatan bank yang akhirnyameningkatkan rentabilitas bank atau sebaliknya.

2.C. PEMBAHASAN

1. Analisisa. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan Periode 2009 – 2013

Dari hasil penelitian, nilai maksimum BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO) adalahsebesar 89,76% terdapat pada Bank Mega, Tbk. Padatahun 2013. Nilai minimum BOPO adalah sebesar49,70% terdapat pada Bank Danamon Indonesia,Tbk pada tahun 2009. Sedangkan nilai rata-rataBOPO pada penelitian ini adalah 73,95% yangberarti BOPO termasuk dalam kategori yang baik.

Terdapat 10 (sepuluh) perusahaan yangmemiliki nilai Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) di atas rata-rata yang berartinilai Biaya Operasional Pendapatan Operasional(BOPO) yang semakin tinggi akan mempengaruhirasio Return On Assets (ROA) yang semakin rendahsehingga perusahaan perbankan tersebut dapatdianggap tidak sehat.

2) Gambaran Return On Assets (ROA) padaPerusahaan Sub-Sektor Perbankan Periode2009 – 2013

Dari hasil penelitian, nilai maksimum untukReturn On Assets (ROA) adalah sebesar 5,15%terdapat pada Perusahaan Bank Rakyat Indonesia(Persero), Tbk pada tahun 2012 yang artinya setiapRp 1 aset akan mampu memberikan laba sebesar Rp0,0515. Nilai minimum ROA adalah sebesar 1,02%terdapat pada Perusahaan Bank NusantaraParahyangan, Tbk pada tahun 2009 yang artinyasetiap Rp 1 aset akan mampu memberikan labasebesar Rp 0,0102. Sedangkan nilai rata-rata ReturnOn Assets (ROA) pada penelitian ini adalah 2,65%yang berarti setiap Rp 1 aset akan mampumemberikan laba sebesar Rp 0,0265.

Terdapat 7 (tujuh) perusahaan yang memilikinilai Return On Assets (ROA) di atas rata-rata yangberarti kemampuan Perusahaan Sub-SektorPerbankan Periode 2009 – 2013 untuk menghasilkankeuntungan/laba adalah baik dan terdapat 10(sepuluh) perusahaan yang memiliki nilai Return OnAssets (ROA) di bawah rata-rata

b. Analisis Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Persamaan regresi dalam penelitian ini dapatdilihat dari Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2Hasil Regresi Linier Sederhana

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) 5.352 .560

BOPO -.037 .008 -.504

Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS versi 20)

Berdasarkan hasil analisis dengan programSPSS pada Tabel 2, maka model persamaan regresilinier sederhana adalah sebagai berikut :

ROA = 5,352 – 0,037 BOPO +Dari persamaan regresi di atas dapat diartikan

bahwa terdapat pengaruh negatif antara BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO)dengan Return On Assets (ROA) pada PerusahaanSub-Sektor Perbankan yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 – 2013. Semakin naik nilaiBiaya Operasional Pendapatan Operasional, makaReturn On Assets (ROA) mengalami penurunan.

2) Koefisien Korelasi dan Koefisien DeterminasiData koefisien korelasi dapat dilihat pada

Tabel 3 dibawah ini:Tabel 3

Hasil Koefisien Korelasi dan DeterminasiModel R R Square Adjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 .504a .254 .243 .69179

Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS versi 20)Dari Tabel 3 diperoleh hasil uji r (koefisien

korelasi) sebesar 0,504, dapat disimpulkan bahwaterdapat korelasi atau hubungan yang sedang antaraBiaya Operasional Pendapatan Operasional (BOPO)dengan Return On Assets (ROA) pada Perusahaan

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 29

Sub-Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 – 2013.

Dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa nilai r2

adalah sebesar 0,254, berarti 25,4% variabel ReturnOn Assets (ROA) dipengaruhi oleh BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO).Sedangkan 74,6% dijelaskan oleh faktor-faktor lainyang tidak dimasukkan pada model penelitian iniantara lain volume penjualan produk baik simpananmaupun kredit, profit margin, struktur modalperusahaan, dan lainnya di luar model.

3) Uji HipotesisAdapun hipotesis yang di uji adalah sebagai

berikut :a) H0 : β = 0, artinya Biaya Operasional

Pendapatan Operasional (BOPO) tidakberpengaruh negatif dan signifikan terhadapReturn On Assets (ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b) Ha : β ≠ 0, artinya Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) berpengaruh negatif dansignifikan terhadap Return On Assets (ROA)pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hipotesis untuk menguji signifikansikoefisien persamaan regresi dirumuskan sebagaiberikut :a) Jika thitung > ttabel maka H0 ditolak dan Ha diterima

untuk signifikansi 5%.b) Jika thitung > ttabel maka H0 diterima dan Ha ditolak

untuk signifikansi 5%Hasil uji hipotesis dalam penelitian ini dapat

dilihat pada Tabel 4.

Tabel 4Perkiraan Nilai t Hitung

Model t Sig.

1(Constant) 9.560 .000

BOPO -4.981 .000

Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS)Dari hasil uji t di Tabel 4, diperoleh thitung

sebesar 4,981 sedangkan ttabel pada tingkatsignifikansi α = 0,05 adalah sebesar 1,993. Olehkarena itu, thitung > ttabel, maka H0 ditolak dan Ha

diterima, artinya bahwa Biaya OperasionalPendapatan Operasional (BOPO) berpengaruhnegatif dan signifikan terhadap Return On Assets(ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 –2013.

2. Evaluasia. Evaluasi Biaya Operasional Pendapatan

Operasional (BOPO) Pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan

Rata-rata Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) dalam penelitian ini adalah73,95% yang dinilai baik. Sedangkan nilai minimumBOPO dalam penelitian ini adalah 49,70% yang

terdapat pada Bank Danamon Indonesia, Tbk padatahun 2009 dan nilai maksimum adalah 86,25% yangterdapat pada Bank Mega, Tbk pada tahun 2013.Rasio tersebut masih dibawah nilai 92% yangmerupakan rasio yang lazim dipakai bank (InfobankNo. 423 Juni 2014). Dari hasil penelitian, BOPOPerusahaan Sub-Sektor Perbankan adalah baik. Rasioini dapat semakin kecil apabila dilakukan penekananterhadap biaya operasional.

b. Evaluasi Return On Assets (ROA) PadaPerusahaan Sub-Sektor Perbankan

Dari hasil penelitian, nilai rata-rata Return OnAssets (ROA) yang dihasilkan oleh Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia Periode 2009 – 2013 adalah sebesar2,6509 2,65%. Nilai minimum ROA adalah 1,02%yang terdapat pada Bank Nusantara Parahyangan,Tbk pada tahun 2009 dan nilai maksimum ROAsebesar 5,15% terdapat pada Bank Rakyat Indonesia(Persero), Tbk pada tahun 2012.

Nilai ROA yang baik adalah nilai yang tinggiyang menunjukkan bahwa perusahaan tersebutmampu menghasilkan laba yang tinggi pula sehinggaperusahaan tersebut dianggap semakin efisien.Terdapat 7 (tujuh) Perusahaan Sub-Sektor Perbankanyang memiliki nilai ROA di atas rata-rata yangdinilai baik, sedangkan terdapat 10 (sepuluh)Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang memilikinilai Return On Assets (ROA) di bawah nilai rata-rata yang dinilai kurang baik. Sebaiknya PerusahaanPerbankan meningkatkan kualitas aktiva produktifdan mengelola total aset (kekayaan) perusahaanuntuk menghasilkan laba sehingga meningkatkanpendapatan bank yang akhirnya meningkatkanrentabilitas bank.

c. Evaluasi Pengaruh Biaya OperasionalPendapatan Operasional (BOPO) TerhadapReturn On Assets (ROA) Pada PerusahaanSub-Sektor Perbankan

Berdasarkan analisis dengan program SPSSdiperoleh hasil regresi linier sederhana ROA = 5,352– 0,037 BOPO + yang berarti terdapat pengaruhnegatif antara Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) dengan Return On Assets(ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2009 –2013. Apabila BOPO mengalami kenaikan 1 satuanakan menyebabkan penurunan terhadap ROAsebesar 0,037 satuan. Hal ini sejalan denganpernyataan Sudirman (2013:156), pendapatan bankyang tinggi dengan biaya operasional yang rendahakan meningkatkan rentabilitas atau sebaliknya.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Dari hasil penelitian, nilai rata-rata BiayaOperasional Pendapatan Operasional (BOPO)Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia Periode 2009 sampai2013 adalah sebesar 73,95, terdapat 10 (sepuluh)Perusahaan Sub-Sektor Perbankan Periode 2009

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 30

– 2013 yang memiliki nilai rata-rata BOPO diatas nilai rata-rata yang dinilai kurang baik danterdapat 7 (tujuh) Perusahaan Sub-SektorPerbankan periode 2009 – 2013 yang memilikinilai BOPO di bawah rata-rata yang dinilai baikdalam efisiensi pengendalian biaya.

b. Dari hasil penelitian nilai rata-rata dari Return OnAssets (ROA) Perusahaan Sub-Sektor Perbankanyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia padatahun 2009 sampai tahun 2013 adalah sebesar2,65. Terdapat 7 (tujuh) Perusahaan yangmemiliki nilai ROA di atas rata-rata yang berartikemampuan perusahaan dalam menghasilkanlaba adalah baik dan 10 (sepuluh) perusahaanyang memiliki nilai di bawah rata-rata yangberarti kemampuan perusahaan dalammenghasilkan laba masih kurang baik.

c. Dari hasil regresi linier sederhana dihasilkanpersamaan berikut ROA = 5,352 – 0,037 BOPO +, artinya terdapat pengaruh negatif antaraBiaya Operasional Pendapatan Operasional(BOPO) terhadap Return On Assets (ROA).Semakin besar rasio BOPO maka ROAmengalami penurunan begitu juga sebaliknya.

4. Hasil analisis koefisien korelasi menunjukkannilai r = 0,504 maka terdapat hubungan yangsedang antara Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) dengan Return On Assets(ROA). Sedangkan nilai koefisien determinasiadalah 0,254, berarti variabel ROA dipengaruhioleh BOPO sebesar 25,4%, sedangkan 74,6%dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidakdimasukkan pada penelitian ini antara lain :volume penjualan produk baik simpanan maupunkredit, profit margin, struktur modal perusahaan,dan lainnya di luar model.

5. Dari hasil pengujian thitung, diketahui bahwa nilaithitung (4,981) > ttabel (1,993) sehingga H0 ditolakdan Ha diterima. Hasil tersebut menunjukkanbahwa Biaya Operasional PendapatanOperasional (BOPO) berpengaruh negatif dansignifikan terhadap Return On Assets (ROA)pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankan yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009sampai dengan 2013.

2. Sarana. Biaya Operasional Pendapatan Operasional

(BOPO) harus menjadi perhatian khusus padaPerusahaan Sub-Sektor Perbankan. Perusahaanjuga diharapkan dapat memperkecil biaya,sehingga biaya operasional yang dikeluarkanakan semakin efisien agar perusahaannya selaluberada pada tingkat efisiensi yang dapatmenghasilkan laba yang maksimal, sehinggakinerja yang dicapai akan selalu meningkat.

b. Return On Assets (ROA) yang baik adalah ROAyang memiliki nilai yang tinggi. Semakin tinggi

nilai ROA maka semakin baik pula produktivitasperusahaan atau profit margin yang dicapai olehsuatu bank. Untuk meningkatkan ROA,sebaiknya Perusahaan Perbankan meningkatkankualitas aktiva produktif dan mengelola total aset(kekayaan) perusahaan untuk menghasilkan labasehingga meningkatkan pendapatan bank yangakhirnya meningkatkan rentabilitas bank.

c. Sehubungan dengan keterbatasan dalampenelitian ini, bagi peneliti selanjutnya dapatmelakukan penelitian dengan menggunakan rasiolain yang mempengaruhi Return On Assets(ROA) pada Perusahaan Sub-Sektor Perbankanmisalnya Giro Wajib Minimum (GWM), aktivaproduktif bermasalah atau PPAP terhadap aktivaproduktif.

E. DAFTAR PUSTAKADendawijaya, Lukman, 2005, Manajemen

Perbankan, Bogor: Ghalia Indonesia.........., 2009, Manajemen Perbankan Edisi Kedua,

Jakarta: Ghalia IndonesiaHarahap, Sofyan Syafri, 2009, Analisis Kritis Atas

Laporan Keuangan, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada.

Ikatan Akuntan Indonesia, 2009, StandarAkuntansi Keuangan per 1 Juli 2009. Jakarta:Salemba Empat.

Infobank No.423 Juni 2014.Ismail, 2011, Akuntansi Bank : Teori dan Aplikasi

dalam Rupiah, Jakarta: Kencana.Kasmir, 2008, Analisis Laporan Keuangan,

Jakarta: Rajawali Pers.Kasmir, 2010, Dasar-Dasar Perbankan, Jakarta :

PT Raja Grafindo Persada.Munawir, 2010, Analisa Laporan Keuangan,

Yogyakarta: Liberty.Riyadi, Selamet, 2006, Banking Assets and Liability

Management Edisi Ketiga, Jakarta: LembagaPenerbitan Fakultas Ekonomi UniversitasIndonesia.

Riyanto, Bambang, 2001, Dasar-DasarPembelanjaan Perusahaan, Yogyakarta:BPFE.

Ross, S.A., Westerfield, R.W., dan Jordan, 2004.Essentials of Corporate Finance, FourthEdition, USA: Mc Graw Hill, Inc.

Subramanyam, K. R dan John J. Wild, 2010,Analisis Laporan Keuangan, Jakarta:Salemba Empat.

Sudirman, W, 2013, Manajemen Perbankan,Jakarta: Kencana Prenada Media Grup.

Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan: Teoridan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta: Andi.

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 10Tahun 1998

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 31

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP HARGA SAHAMPADA PERUSAHAAN SEKTOR PERTAMBANGANYANG TERCATAT DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Derma Tasya Sinaga

S1 AkuntansiYansen Siahaan, Rosanna Purba, Jubi

AbstraksiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profitabilitas dan harga saham serta untuk

mengetahui dan menganalisis pengaruh profitabilitas terhadap harga saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Objeknya adalah Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009 sampai dengan 2013 yang mempublikasikan laporankeuangannya yang telah diaudit secara berturut-turut selama tahun penelitian serta tidak pernah mengalami posisilaba bersih negatif selama tahun penelitian berjumlah 13 perusahaan. Teknik analisa data dalam penelitian inimenggunakan uji asumsi klasik (uji normalitas, uji heteroskedastisitas & uji autokorelasi), analisis deskriptifkualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Terdapat 11 perusahaan yang profitabilitas danharga saham di bawah rata-rata dan 2 perusahaan di atas rata-rata, 2) Hasil pengujian regresi adalahLnH_SAHAM = 4,376 + 0,626LnEPS + ε berarti profitabilitas berpengaruh positif terhadap harga saham. 3)Kekuatan hubungan kedua variabel adalah kuat dan positif, yaitu r = 0,786 dan koefisien determinasi sebesar61,7%, dan sisanya 38,3 % dijelaskan oleh faktor lainnya yang yang tidak dibahas dalam penelitian ini. 4)Hipotesis penelitian H0 ditolak, artinya profitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap harga sahampada Perusahaan Sektor Pertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia. Hal ini dibuktikan melalui ujihipotesis, dimana hasil uji thitung 9,673 > ttabel 2,00172.

Kata Kunci: Profitabilitas dan Harga Saham

AbstractionThe purpose of this research are to describe profitability and stock price, and to analyze influence of the

profitability towards the stock price on the Mining Sector Company listed on the Indonesia Stock Exchange. Theobject is the Mining Sector Company listed on the Indonesian Stock Exchange from 2009 to 2013 that publishtheir financial statements which have been audited in a row during the years of research and has neverexperienced a negative net income position during the study amounted to 13 companies. The data analysistechniques using classic assumption test (test for normality, heteroscedasticity test and autocorrelation test),descriptive analysis of qualitative and quantitative descriptive analysis.

Results of the study can be summarized as follows: 1) There are 11 companies that profitability and stockprice below the average and 2 above company average, 2) Results of regression testing is LnH_SAHAM = 4,376+ 0,626LnEPS + ε means a positive effect on profitability stock price. 3) The strength of the relationship betweenthe two variables is strong and positive, r = 0,786, and coefficient of determination is 61,7%, and the remaining38,3% is explained by other factors that were not addressed in this study. 4) Hypothesis research H0 rejectedprofitability gives positive and significant effect to stock prices in the Mining Sector Company listed on theIndonesia Stock Exchange. This is evidenced through hypothesis testing, where test results tcount 9,673> ttabel

2,00172.

Keyword: Profitability and Stock Price

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya investor mengukur kinerjaperusahaan berdasarkan kemampuan perusahaandalam mengelola sumber daya yang dimiliki untukmenghasilkan laba. Kinerja keuangan selama inidianggap sebagai faktor penting dalam penentuanharga saham, hal ini karena kinerja keuanganperusahaan merupakan faktor yang paling objektifdan cukup jelas untuk menggambarkan harga sahamyang sesuai di suatu perusahaan.

Berikut ini disajikan pada Tabel 1, data rata-rata earning per share dan harga saham padaPerusahaan Sektor Pertambangan yang tercatat diBursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2013.

Tabel 1Rata-rata Earning Per Share (EPS) dan HargaSaham Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia periode tahun

2009-2013Variabel 2009 2010 2011 2012 2013

EPS 373,60 322,32 603,18 491,72 328,79HargaSaham

4.881 7.427 5.948 5.401 3.980

Sumber: Data DiolahDari Tabel 1 di atas dapat dilihat bahwa nilai

rata-rata EPS dan harga saham berfluktuasi. Haltersebut dapat dilihat pada EPS tahun 2010 yangmencapai angka Rp 322,32. Angka ini mengalamipenurunan pada tahun sebelumnya dimana EPS padatahun 2009 mencapai angka Rp 373,60. Pada tahun

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 32

2011 nilai rata-rata EPS mengalami kenaikanmenjadi Rp 603,18. Namun, untuk tahun berikutnyamengalami penurunan. Begitu juga dengan hargasaham yang mengalami fluktuasi setiap tahun.Setelah mencapai nilai tertinggi pada tahun 2010sebesar Rp 7.427 pada tahun berikutnya terusmengalami penurunan dan pada tahun 2013 hanyamencapai nilai Rp 3.980.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran profitabilitas dan harga

saham pada Perusahaan Sektor Pertambanganyang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap hargasaham pada Perusahaan Sektor Pertambanganyang tercatat di Bursa Efek Indonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas dan

harga saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhprofitabilitas terhadap harga saham padaPerusahaan Sektor Pertambangan yang Tercatatdi Bursa Efek Indonesia.

4. Metode PenelitianPada penelitian ini yang menjadi populasi

adalah Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2009sampai dengan 2013 yang mempublikasikan laporankeuangannya yang telah diaudit secara berturut-turutselama tahun penelitian serta tidak pernahmengalami posisi laba bersih negatif selama tahunpenelitian. Dari kriteria tersebut terdapat 13Perusahaan Sektor Pertambangan yang digunakansebagai objek penelitian.

Desain penelitian yang digunakan dalampenulisan skripsi ini adalah Penelitian Kepustakaan(Library Research). Teknik pengumpulan data yangdilakukan dalam penelitian ini adalah berupadokumentasi. Hasil data yang diperoleh akan diujidengan uji asumsi klasik dan dianalisis secaradeskriptif baik bersifat kualitatif dan kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Harrison, et. al. (2012:2), laporankeuangan (financial statement) adalah dokumenbisnis yang digunakan perusahaan untuk melaporkanhasil aktivitasnya kepada berbagai kelompokpemakai, yang dapat meliputi manajer, investor,kreditor, dan agen regulator. Sebaliknya, pihak-pihaktersebut menggunakan informasi yang dilaporkanuntuk membuat berbagai keputusan, seperti apakahakan melakukan investasi dalam atau meminjamkanuang kepada perusahaan.

Tujuan laporan keuangan menurut PSAK 1(revisi 2009) dalam Martani, dkk. (2012:9), adalahuntuk:a. Memberikan informasi yang menyangkut posisi

keuangan, kinerja, serta perubahan posisi

keuangan suatu entitas yang bermanfaat bagisejumlah besar pemakai dalam pengambilankeputusan ekonomi.

b. Menunjukkan apa yang telah dilakukanmanajemen (stewardship) dan pertanggung-jawaban sumber daya yang dipercayakankepadanya.

c. Memenuhi kebutuhan bersama sebagian besarpemakai.

d. Menyediakan pengaruh keuangan dari kejadianmasa lalu.

2. Analisis Laporan KeuanganMenurut Subramanyam dan Jhon (2010:4),

analisis laporan keuangan (financial statementanalysis) adalah aplikasi dari alat dan teknik analisisuntuk laporan keuangan bertujuan umum dan data-data yang berkaitan untuk menghasilkan estimasi dankesimpulan yang bermanfaat dalam analisis bisnis.Selanjutnya masih menurut Subramanyam dan Jhon(2010:34), alat dasar analisis laporan keuanganadalah analisis laporan keuangan komparatif, analisislaporan keuangan common-size, analisis rasio,analisis arus kas, dan model valuasi.

Menurut Kasmir (2010:66), analisis laporankeuangan merupakan salah satu cara untukmengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode.

3. Rasio KeuanganMenurut Kasmir (2010:93), rasio keuangan

merupakan kegiatan membandingkan angka-angkayang ada dalam laporan keuangan dengan caramembagi satu angka dengan angka yang lainnya.Perbandingan dapat dilakukan antara satu komponendengan komponen dalam satu laporan keuangan atauantar komponen yang ada di antara laporankeuangan. Kemudian angka yang diperbandingkandapat berupa angka-angka dalam satu periodemaupun beberapa periode.

Menurut Sudana (2011:20), ada 5 jenis rasiokeuangan, yaitu sebagai berikut:a. Leverage Ratiob. Liquidity Ratioc. Activity Ratiod. Profitability Ratioe. Market Value Ratio

4. ProfitabilitasMenurut Sudana (2011:22), profitabilitas

merupakan rasio untuk mengukur kemampuanperusahaan untuk menghasilkan laba denganmenggunakan sumber-sumber yang dimilikiperusahaan, seperti aset, modal, atau penjualanperusahaan.

Menurut Wibowo (2009:25), jenis-jenis rasioprofitabilitas yaitu Gross Profit Margin, OperatingPofit Margin, Net Profit Margin, Total Asstes TurnOver, Return On Investment (ROI), Return On Assets(ROA), Return On Equty (ROE), Return on CommonStock, Earning Per Share (EPS), Deviden Per Share,dan Book Value Per Share.

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 33

5. Harga SahamHusnan (2005:3) mengartikan pasar modal

sebagai pasar dengan berbagai instrumen keuangan(sekuritas) dalam jangka panjang yang dapatdiperjual-belikan di bursa, baik dalam bentuk utangataupun dalam bentuk modal sendiri, yangditerbitkan oleh pemerintah, publik, maupunperusahaan swasta.

Menurut Sudana (2011:87), sahammerupakan salah satu alternatif sumber dana jangkapanjang bagi suatu perusahaan. Perusahaan yangmembutuhkan dana jangka panjang berupa ekuitas,dapat memperolehnya melalui penerbitan saham,baik yang dijual melalui Private Placement maupunInitial Public Offering (IPO).

Harga saham mengalami perubahan naik atauturun dari satu waktu ke waktu lain. Perubahantersebut tergantung pada kekuatan permintaan danpenawaran, apabila suatu saham mengalamikelebihan permintaan, maka harga cenderung naik.Sebaliknya jika terjadi kelebihan penawaran, makaharga saham cenderung turun. Laba bersih per sahamadalah laba bersih setelah bunga pajak di bagidengan jumlah lembar saham yang beredar.Pengukuran dari variabel harga saham ini yaitu hargapenutupan saham (closing price) tiap perusahaanyang diperoleh dari harga saham pada periode akhirtahun (31 Desember).

Menurut Alwi (2003:87), ada beberapa faktoryang mempengaruhi pergerakan harga saham atauindeks harga saham :a. Faktor Internal (Lingkungan Mikro)

1) Pengumuman tentang pemasaran, produksi,penjualan seperti pengiklanan, rinciankontrak, perubahan harga, penarikan produkbaru, laporan produksi, laporan keamananproduk, dan laporan penjualan.

2) Pengumuman pendanaan (financingannouncements).

3) Pengumuman badan direksi manajemen(management-board of directorannouncement), seperti perubahan danpergantian direktur, manajemen, dan strukturorganisasi.

4) Pengumuman pengambilalihan diversifikasi,seperti laporan merger, investasi ekuitas,laporan take over oleh pengakuisisian dandiakuisisi, laporan divestasi dan lainnya.

5) Pengumuman investasi (investmentannouncements).

6) Pengumuman ketenagakerjaan (labourannouncement).

7) Pengumuman laporan keuangan perusahaan.b. Faktor Eksternal (Lingkungan Makro)

1) Pengumuman dari pemerintah.2) Pengumuman hukum (legal announcements).3) Pengumuman industri sekuritas (securities

announcements).4) Gejolak politik dalam negeri dan fluktuasi

nilai tukar juga merupakan faktor yangberpengaruh signifikan pada terjadinyapergerakan harga saham di bursa efek suatunegara.

5) Berbagai isu dalam negeri maupun luarnegeri.

6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap HargaSahamPerolehan laba merupakan ukuran

keberhasilan kinerja finansial perusahaan.Profitabilitas yang tinggi menunjukkan prospekperusahaan baik, sehingga investor akan meresponpositif sinyal tersebut dan nilai perusahaan akanmeningkat.

Rasio profitabilitas berfungsi sebagai alatyang digunakan perusahaan dalam menilai suatukeadaan atau posisi keuangan dan hasil usaha yangdidapat perusahaan dari sumber yang ada.Perusahaan yang sudah memiliki pangsa pasar danpendapatan, memiliki kesempatan untuk bertumbuhdan menghasilkan laba yang besar sehinggadiharapkan harga saham akan menjadi tinggi. Sahamdalam bentuk surat berharga yang dimilikimasyarakat dapat menghasilkan keuntungan yangbesar, tetapi juga dapat menimbulkan kerugian yangcukup besar pula. Dan dari keuntungan yang didapatperusahaan, investor dapat mempertimbangkanapakah akan membeli atau menjual saham. Rasioprofitabilitas ini bukan merupakan faktor utamamelainkan sebagai salah satu faktor yang digunakanoleh analisa teknikal di Bursa Efek.

Syamsuddin (2004:38), menyatakan bahwapara pemegang saham dan calon pemegang sahammenaruh perhatian utama pada tingkat keuntungan,baik sekarang maupun yang akan datang. Haltersebut penting karena tingkat keuntungan akanmempengaruhi harga saham yang mereka miliki.Para calon pemegang saham tertarik dengan EPSyang besar, karena hal ini merupakan salah satuindikator keberhasilan suatu perusahaan.

Syamsuddin (2009:66) menyatakan bahwapada umumnya manajemen perusahaan, pemegangsaham biasa, dan calon pemegang saham sangattertarik akan Earning per Share (EPS), karena hal inimenggambarkan jumlah rupiah yang diperoleh untuksetiap lembar saham biasa. Dengan demikian, EPSdapat mencerminkan pendapatan di masa yang akandatang. Apabila EPS meningkat, investormenganggap perusahaan mempunyai prospek yangcerah di masa yang akan datang, sehingga akanmeningkatkan harga saham suatu perusahaan.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Profitabilitas pada Perusahaan

Sektor Pertambangan yang Tercatat di BursaEfek Indonesia Periode 2009-2013

Dari hasil penelitian, ada beberapaperusahaan di sektor pertambangan yang rasioearning per share-nya sangat kecil mencapai angka0,39 atau dalam arti bahwa perusahaan tersebuthanya mampu menghasilkan keuntungan Rp 0,39 perlembar saham. EPS minimum terdapat pada PTCitatah, Tbk. pada tahun 2013. Pada tahun 2011

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 34

perusahaan ini juga hanya mampu menghasilkanearning per share sebesar Rp 0,74.

Di sisi lain, ada juga perusahaan di sektorpertambangan ini yang earning per share-nya sangatbaik yaitu sebesar Rp 4.374,24 pada PT IndoTambangraya Megah, Tbk. Pada tahun 2012perusahaan ini juga menghasilkan earning per shareyang cukup memuaskan yaitu sebesar Rp 3.692,84.

Dari keseluruhan perusahaan yang ditelitipenulis, rata-rata nilai EPS yang didapat adalah Rp423,92. Terdapat 2 perusahaan yang nilai rata-ratanya di atas nilai rata-rata EPS Perusahaan SektorPertambangan periode 2009-2013 yaitu PT IndoTambangraya Mega, Tbk dengan rata-rata EPSsebesar Rp 2.995,53 dan PT Tambang BatubaraBukit Asam, Tbk. sebesar Rp 1.095,80 dan 11perusahaan dengan nilai EPS dibawah rata-ratasektor pertambangan, dan perusahaan yang jauh dibawah rata-rata terdapat pada PT Citatah, Tbk yangmenghasilkan nilai Rp 5,47.

2) Gambaran Harga Saham pada PerusahaanSektor Pertambangan yang Tercatat di BursaEfek Indonesia periode 2009-2013

Dari hasil penelitian, ada beberapaperusahaan di sektor pertambangan yang hargasahamnya sangat rendah yaitu Rp 56, angka initerdapat pada PT Citatah, Tbk. pada tahun 2012.Pada tahun 2013 PT Citatah, Tbk. mengalamikenaikan harga saham tetapi hanya mencapai angkaRp 64.

Di sisi lain, ada juga perusahaan di sektor iniyang harga sahamnya sangat baik bahkan mencapaiRp 50.750. Harga ini ada pada PT IndoTambangraya Megah, Tbk. pada tahun 2010. Tetapi,pada tahun 2011 PT Indo Tambangraya Megah, Tbk.mengalami penurunan harga saham pada perusahaantersebut mencapai angka Rp 38.650. Namun, padatahun 2012 perusahaan tersebut mengalami kenaikankembali harga saham yaitu sebesar Rp 41.550.Meskipun perusahaan tersebut mengalami kenaikandan penurunan harga saham tetapi perusahaantersebut masih mengungguli harga saham perusahaandi sektor pertambangan.

Dari keseluruhan perusahaan yang ditelitipenulis, rata-rata nilai harga saham yang didapatadalah Rp 5.528. Beberapa perusahaan yang nilairata-ratanya di atas nilai rata-rata harga sahamPerusahaan Sektor Pertambangan periode 2009-2013hanya terdapat 2 perusahaan yang mampu mencapainilai di atas rata-rata yaitu PT Indo TambangrayaMegah, Tbk sebesar Rp 38.250 dan PT TambangBatubara Bukit Asam, Tbk sebesar Rp 16.570 dan 11perusahaan dengan nilai harga saham di bawah rata-rata sektor pertambangan. PT Citatah, Tbk memilikinilai sangat jauh di bawah rata-rata yaitu Rp 66.

b. Analisis Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Pengujian regresi linier sederhana padapenelitian ini menggunakan SPSS (StatisticalProduct and Service Solution) sebagai berikut:

Tabel 2Regresi Linier Sederhana

Coefficientsa

ModelUnstandardized

CoefficientsStandardizedCoefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) 4.376 .301Ln_EPS .626 .065 .786

Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS)Berdasarkan Tabel 2 di atas, maka model

persamaan regresi adalah sebagai berikut:LnH_SAHAM = 4,376 + 0,626 LnEPS + ε

Dari persamaan regresi di atas, dapatdiartikan bahwa terdapat pengaruh positif antaraprofitabilitas terhadap harga saham pada PerusahaanSektor Pertambangan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia periode 2009 sampai dengan 2013.Semakin tinggi nilai profitabilitas maka harga sahammeningkat.

2) Koefisien Korelasi dan Koefisien DeterminasiHasil pengolahan data SPSS untuk

menunjukkan koefisien korelasi disajikan pada Tabel3 sebagai berikut:

Tabel 3Koefisien Korelasi dan Koefisien Determinasi

Model Summaryb

Model RR

SquareAdjusted R

SquareStd. Error ofthe Estimate

1 .786a .617 .611 .88301

Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS)Dari Tabel 3 di atas diperoleh hasil R adalah

sebesar 0,786. Dengan demikian dapat dikatakanbahwa korelasi atau hubungan antara profitabilitasdengan harga saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013 adalah kuat.

Dari Tabel 3 juga dapat dilihat bahwa nilai rsquare adalah sebesar 0,617 yang berarti bahwaharga saham dapat dijelaskan earning per sharesebesar 61,7% pada Perusahaan SektorPertambangan, sedangkan 38,3% dijelaskan olehvaribel lain yang tidak dimasukkan dalam modelpenelitian ini misalnya Return On Equity (ROE),Return On Asset (ROA), Profit Margin Ratio (PMR),dan Basic Earning Power (BEP).

3) Uji HipotesisHipotesis yang diuji dalam penelitian ini

adalah sebagai berikut :a) H0 ditolak jika thitung > ttabel, artinya profitabilitas

berpengaruh positif dan signifikan terhadapharga saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia.

b) H0 diterima jika thitung < ttabel, artinya profitabilitastidak berpengaruh positif dan signifikan terhadapharga saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia.

Dengan menggunakan uji t dua ujung, tingkatkepercayaan 95%, alpha 5% atau 0,05 dan n = 60maka derajat bebasnya adalah df sebesar alphadibagi 2 = 0,05:2 = 0,025 dan n-2 = 60-2= 58, dari

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 35

tabel t diperoleh angka ttabel sebesar 2,00172,diperoleh besar thitung untuk EPS adalah 9,673.Karena thitung > ttabel atau 9,673 > 2,00172 maka H0

ditolak. Dengan cara lain, tingkat signifikansi yangdiperoleh dari hasil pengolahan data SPSS padaTabel 3 menunjukkan tingkat signifikansi 0,000 <0,05 maka dapat dikatakan bahwa H0 ditolak, artinyaprofitabilitas yang diukur dengan Earning Per Share(EPS) berpengaruh positif dan signifikan terhadapharga saham pada Perusahaan Sektor Pertambanganyang tercatat di Bursa Efek Indonesia.

Hasil uji t dalam penelitian ini dapat dilihatpada Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4Perkiraan Nilai t hitung

Coefficientsa

Model T Sig.

1(Constant) 14.539 .000Ln_EPS 9.673 .000

Sumber : Hasil Pengolahan Data (SPSS)

2. Evaluasia. Evaluasi Profitabilitas pada Perusahaan

Sektor Pertambangan yang Tercatat di BursaEfek Indonesia.

Dari hasil penelitian, rata-rata earning pershare pada Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013berada pada 423,92. Hal ini menunjukkan bahwaperusahaan yang tercatat pada sektor pertambanganrata-rata mampu menghasilkan Rp 423,92 laba persaham.

Terdapat 2 perusahaan yaitu PT IndoTambangraya Megah, Tbk dan PT TambangBatubara Bukit Asam, Tbk, dengan nilai earning pershare di atas rata-rata ini membuktikan bahwaperusahaan tersebut mampu menarik investor danmampu meningkatkan kesejahteraan yang lebih baikkepada para pemegang saham atau calon pemegangsaham. Dan nilai earning per share di bawah rata-rata terdapat 11 perusahaan, ini menunjukkan bahwaperusahaan-perusahaan tersebut kurang diminatiinvestor dan perusahaan kurang mampu memberikankesejahteraan kepada pemegang saham. Dari uraiandi atas dapat disimpulkan bahwa earning per shareyang tinggi memiliki kinerja perusahaan yang baiksehingga mampu menarik investor untuk membelisaham pada perusahaan tersebut serta memberikankesejahteraan kepada para pemegang saham dancalon pemegang saham.

b. Evaluasi Harga Saham pada PerusahaanSektor Pertambangan yang Tercatat di BursaEfek Indonesia.

Dari hasil penelitian, rata-rata harga sahampada perusahaan sektor pertambangan yang tercatatdi Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013 beradapada 5.527,6. Hal ini menunjukkan bahwa rata-rataharga saham Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebesar Rp5.528. Namun demikian, dari antara perusahaan yangditeliti, PT Indo Tambangraya Megah, Tbk. memilikiharga saham pada tahun 2010 mencapai Rp 50.750.

Ini menunjukan bahwa saham perusahaan tersebutsangat diminati oleh investor jika dibandingkandengan perusahaan lainnya pada sektor yang sama.

Dalam penelitian ini, nilai harga saham di atasrata-rata diperoleh PT Indo Tambangraya Megah,Tbk. dan PT Tambang Batubara Bukit Asam, Tbk.,ini membuktikan bahwa saham perusahaan tersebutlebih diminati oleh investor dibandingkan dengansaham perusahaan-perusahaan lainnya.

Nilai harga saham di bawah rata-rata dalampenelitian ini ada 11 perusahaan, ini membuktikanbahwa saham-saham pada perusahaan tersebutkurang diminati oleh investor. Harga saham yangsemakin tinggi akan semakin baik bagi perusahaankarena harga saham dapat menarik investor untukmembeli saham pada perusahaan tersebut.

c. Evaluasi Pengaruh Profitabilitas TerhadapHarga Saham pada Perusahaan SektorPertambangan yang Tercatat di Bursa EfekIndonesia.

Berdasarkan hasil pengujian regresi linierdiketahui bahwa profitabilitas memiliki pengaruhpositif dan signifikan terhadap harga saham. Hal inidapat dilihat dari persamaan regresi yaituLnH_SAHAM = 4,376 + 0,626 LnEPS + ε. Besarpengaruh yang dimaksud adalah 0,626 yang berartibahwa setiap kenaikan profitabilitas 100% akandiikuti kenaikan harga saham sebesar 62,6% dansebaliknya setiap penurunan profitabilitas sebesar100% akan diikuti penurunan harga saham sebesar62,6%.

Dari hasil determinasi diperoleh hasil bahwaharga saham dapat dijelaskan oleh profitabilitas yaitusebesar 61,7% dan sisanya 38,3% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam modelpenelitian ini, misalnya Return On Equity (ROE),Return On Asset (ROA), Profit Margin Ratio (PMR),dan Basic Earning Power (BEP), tingkat bunga dantingkat resiko dan pengembalian.

Dari hasil uji r (korelasi) diperoleh hasilbahwa korelasi atau hubungan antara profitabilitasdengan harga saham kuat. Hal ini berartiprofitabilitas yang diukur dengan earning per sharemerupakan salah satu komponen analisis laporankeuangan yang sangat penting dalam menentukankeputusan investor untuk membeli atau memilikisaham. Semakin tinggi earning per share suatuperusahaan maka semakin besar pula harapaninvestor untuk memperoleh imbal hasil dari sahamyang dimilikinya sehingga semakin besar pulakemungkinan harga saham tersebut meningkat.Investor akan membeli saham dan akan tertarikdengan earning per share atau bagian dari totalprofitabilitas ke pemegang saham.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Rata-rata tingkat profitabilitas yang diproksikanearning per share yang dihasilkan olehPerusahaan Sektor Pertambangan yang tercatat diBursa Efek Indonesia adalah sebesar Rp 424 labaper saham. Hal ini berarti perusahaan

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 36

menggunakan rata-rata yang mampumenghasilkan earning per share sebesar Rp 424.Namun, masih terdapat beberapa perusahaanyang nilai EPS-nya di bawah nilai rata-rataartinya, profitabilitas perusahaan tersebut kurangbaik.

b. Rata-rata tingkat harga saham yang merupakanclosing price per 31 Desember yang dihasilkanoleh Perusahaan Sektor Pertambangan yangtercatat di Bursa Efek Indonesia adalah sebesarRp 5528.

c. Profitabilitas berpengaruh terhadap harga saham,hal ini terlihat dari hasil pengujian regresi denganpersamaan LnH_SAHAM = 4,376 + 0,626LnEPS + ε, artinya semakin tinggi nilaiprofitabilitas maka harga saham meningkat.

d. Melalui perhitungan uji t dengan derajatsignifikansi yang digunakan adalah 0,05disimpulkan bahwa thitung 9,673 > ttabel 2,00172maka H0 ditolak, artinya profitabilitasberpengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham pada Perusahaan Sektor Pertambanganyang tercatat di Bursa Efek Indonesia periode2009-2013.

e. Melalui analisa koefisien korelasi diketahuibahwa terdapat hubungan yang kuat antaraprofitabilitas dengan harga saham padaPerusahaan Sektor Pertambangan yang tercatat diBursa Efek Indonesia sebesar 0,786. Sedangkankoefisien determinasi sebesar 0,617 yang berartibahwa harga saham dapat dijelaskan Earning PerShare (EPS) sebesar 61,7% pada PerusahaanSektor Pertambangan yang tercatat di Bursa EfekIndonesia, sisanya sebesar 38,3% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak dimasukkan dalampenelitian ini misalnya Return On Equity (ROE),Return On Asset (ROA), Profit Margin Ratio(PMR), Basic Earning Power (BEP), tingkatbunga, tingkat resiko dan pengembalian.

2. Sarana. Bagi investor dan calon investor disarankan

untuk terlebih dahulu menganalisis tingkatprofitabilitas sebelum berinvestasi karenaprofitabilitas berpengaruh terhadap harga saham.Hal ini terlihat dari banyaknya saham-sahamyang under valued yang setelah diamati ternyatatingkat profitabilitasnya sangat rendah. Dan jugaharus memperhatikan faktor lain yang

berpengaruh baik internal maupun eksternalseperti pengumuman laporan keuanganperusahaan, pengumuman investasi,pengumuman dari pemerintah, dan politik.

b. Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasanyang ada dan masih terdapat kelemahan-kelemahan serta belum dapat mengungkapseluruh variabel yang dapat mempengaruhi hargasaham. Sebagai bahan masukan untuk penelitianselanjutnya perlu juga dilakukan penelitiandengan menggunakan variabel lain selain earningper share misalnya Return On Equity (ROE),Return On Asset (ROA), Profit Margin Ratio(PMR), Basic Earning Power (BEP), tingkatbunga, tingkat resiko dan pengembalian.

E. DAFTAR PUSTAKAAlwi, Iskandar, 2003, Pasar Modal : Teori dan

Aplikasi, Edisi Pertama, Jakarta : YayasanPancur Siwah.

Harrison Jr, Walter E, et. al., 2012, AkuntansiKeuangan-IFRS, Jakarta: Erlangga.

Husnan, Suad, 2005, Dasar-dasar Teori Portofoliodan Analisis Sekuritas, Edisi Keempat,Yogyakarta: BPFE.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan,Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta:Prenada Media Group.

Martani, dkk., 2012, Akuntansi KeuanganMenengah Berbasis PSAK, Jakarta: SalembaEmpat.

Subramanyam, K.R dan Jhon J. Wild, 2010, AnalisaLaporan Keuangan: Financial StatementAnalysis, Buku Satu, Edisi Sepuluh, Jakarta:Salemba Empat.

Sudana, I Made, 2011, Manajemen KeuanganPerusahaan: Teori dan Praktik, Jakarta :Erlangga.

Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan : Teoridan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta : CV.Andi Offset.

Syamsuddin, Lukman, 2004, ManajemenKeuangan Perusahaan: Konsep Aplikasidalam Perencanaan, Pengawasan danPengambilan Keputusan, Edisi Baru, Jakarta :Raja Grafindo Persada.

Wibowo, Sampoerno, 2009, ManajemenKeuangan, Bandung : Politeknik Telkom.

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 37

PENERAPAN AKUNTANSI PERTANGGUNGJAWABAN SEBAGAI ALATPENGENDALIAN BIAYA PADA PT BRIDGESTONE SUMATRA RUBBER ESTATE

KABUPATEN SIMALUNGUN

Oleh:Dika Wahyu Agus Miran

S1 AkuntansiYansen Siahaan, Mahaitin H. Sinaga, Rosanna Purba

AbstraksiTujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana penerapan akuntansi pertanggungjawaban

sebagai alat pengendalian biaya dan untuk mengetahui apakah penerapan akuntansi pertanggungjawabanberperan sebagai alat pengendalian biaya pada PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate Kabupaten Simalungun.Data yang dibutuhkan diperoleh dengan menggunakan motode wawancaradan dokumentasi. Data tersebutdianalisis dengan analisis deskriptif dan induktif.

Hasil penelitian dapat disimpulkan PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate sudah menerapkan akuntansipertanggungjawaban dengan memadai. Hal ini dapat dilihat dari struktur organisasi, anggaran biaya,penggolongan biaya, sistem akuntansi biaya, dan sistem pelaporan biaya. Namun dari penggolongan biaya masihterdapat kelemahan yang dilakukan oleh perusahaan di antaranya tidak adanya pemisahan biaya terkendali danbiaya tidak terkendali. Pada pengendalian biaya perusahaan sudah memenuhi seluruh prosedur dalampengendalian biaya di antaranya menetapkan tolak ukur standar (anggaran), melaksanakan pencatatan hasil ataspelaksanaan yang sebenarnya dan melaksanakan perbandingan terhadap pelaksanaan hasil yang sebenarnyadengan standar-standar yang ditetapkan.

Kata Kunci: Akuntansi pertanggungjawaban, dan pengendalian biaya.

AbstractionThe purpose of this study was to determine how the application of accounting as a means of cost control

and to determine whether the application of accounting serves as a means of controlling costs at PT BridgestoneSumatra Rubber Estate Simalungun. The required data is obtained using the method possible interviews anddocumentation. The data were analyzed using descriptive and inductive analysis.

The results of research can be concluded that PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate has implementedadequate accounting sufficiently. This can be seen in the organizational structure, budget, classification of costs,cost accounting system, and expense reporting system. However, the cost of classification there are stillweaknesses that made by the company of which the absence of separation costs under control and uncontrollablecosts. On cost control company has complied with all the procedures in controlling the cost of which set abenchmark standard (budget), carrying out recording the results on the actual implementation and carrying out acomparison of the results with the actual implementation of the standards set. .

Keywords: Accounting Accountability, and Cost Control

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Keberhasilan suatu perusahaan bukan semata-mata karena sumber daya alamnya saja, tetapibanyak ditentukan oleh sumber daya manusia yangbersangkutan. Dengan sumber daya manusia yangberkualitas dan profesional di bidangnya, maka dapatdihasilkan suatu sistem yang efektif dan efisien bagiperusahaan. Sistem akuntansi pertanggungjawabanmenghubungkan informasi akuntansi manajemendengan wewenang yang dimiliki oleh manajer. Padaakhirnya, setiap pusat-pusat pertanggungjawabankhususnya pusat biaya harus dapatmempertanggungjawabkan kegiatan yangdilakukannya dengan melaporkan secara periodikbiaya-biaya yang harus dipertanggungjawabkantersebut. Anggaran sebagai salah satu alat yangdigunakan dalam akuntansi pertanggungjawabanakan dibandingkan dengan laporan aktualmanajemen pusat pertanggungjawaban di dalammengukur kinerja sehingga perbedaan jumlah biaya

aktual dengan yang telah dianggarkan merupakanselisih yang akan mencerminkan kinerja manajerpusat biaya.

PT Bridgestone Sumatra Rubber EstateKabupaten Simalungun, sebuah perusahaan yangbergerak dalam bidang perkebunan karet. Beberapatahun belakangan ini pendapatan PT BridgestoneSumatra Rubber Estate Kabupaten Simalungunmengalami penurunan karena tidak stabilnya hargajual karet. Dengan keadaan tersebut, upaya yang adaharus dipusatkan untuk peningkatan efisiensi disegala aspek dan peningkatan pengendalian untukmengelola sisi biaya secara ketat.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana penerapan akuntansi pertanggung-

jawaban dan pengendalian biaya pada PTBridgestone Sumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun?

b. Apakah penerapan akuntansi pertanggung-jawaban berperan sebagai alat pengendalian

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 38

biaya pada PT Bridgestone Sumatra RubberEstate Kabupaten Simalungun?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui bagaimana penerapan

akuntansi pertanggungjawaban sebagai alatpengendalian biaya pada PT Bridgestone SumatraRubber Estate Kabupaten Simalungun.

b. Untuk mengetahui apakah penerapan akuntansipertanggungjawaban berperan sebagai alatpengendalian biaya pada PT Bridgestone SumatraRubber Estate Kabupaten Simalungun.

4. Metode PenelitianObjek penelitian adalah PT Bridgestone

Sumatra Rubber Estate Jln. Dolok Merangir,Kabupaten Simalungun. Dalam penelitian inimasalah yang dibahas hanya menekankan padapembahasan laporan akuntansi pertanggungjawabanbiaya umum, dan biaya pemeliharaan tanamanmenghasilkan pada periode tahun 2012 dan 2013.

Teknik pengumpulan data yang dilakukandalam penelitian ini adalah berupa wawancara(interview) dan dokumentasi. Hasil data yangdiperoleh akan dianalisis secara deskriptif daninduktif.

B. LANDASAN TEORI1. Akuntansi Pertanggungjawaban

Menurut Mulyadi (2001:218), akuntansipertanggungjawaban adalah suatu sistem akuntansiyang disusun sedemikian rupa sehinggapengumpulan dan pelaporan biaya dan pendapatandilakukan sesuai dengan pusat pertanggungjawabandalam organisasi, dengan tujuan agar dapat ditunjukorang atau kelompok orang yang bertanggungjawabatas penyimpangan biaya dan pendapatan yangdianggarkan.

Menurut Ghozali (2004:10), akuntansipertanggungjawaban mempunyai manfaat sebagaialat pengendalian manajemen, dasar penyusunananggaran, alat memotivasi manajer dan alat penilaikinerja manajer.

Menurut Harahap (2001:169), syarat-syaratpenerapan akuntansi pertanggungjawaban yang baikadalah:a. Memiliki struktur organisasi yang baik.b. Memberikan sistem reward dan punishment

berdasarkan standar pertanggungjawaban yangditetapkan.

c. Memiliki sistem akuntansi yang sejalan dandisesuaikan dengan pusat pertanggungjawaban.

d. Anggaran atau budget harus disusun menurutpusat-pusat pertanggungjawaban.

e. Terdapat sistem pelaporan pendapatan dan biayadari manajer yang sesuai dengan tanggung-jawabnya.

f. Untuk akuntansi pertanggungjawaban biaya,harus terdapat pemisahan antara biaya yang dapatdikendalikan (controllable) dengan yang tidakdapat dikendalikan (uncontrollable) oleh manajerpusat pertanggungjawaban yang bersangkutan.

g. Harus ada akibat baik berupa penghargaanreward maupun penalties sebagai akibatprestasinya sesuai dengan ukuran tanggung-jawabnya.

2. Konsep Dasar Akuntansi Pertanggung-jawabanKonsep dasar akuntansi pertanggungjawaban

berdasarkan pendapat yang dikemukakan Mulyadi(2001:381) terdiri atas lima syarat yaitu sebagaiberikut :a. Struktur Organisasi.b. Anggaran Biaya.c. Penggolongan Biayad. Sistem Akuntansi Biaya.e. Sistem Pelaporan Biaya.

3. Pusat PertanggungjawabanMenurut Anthony dan Vijay (2009:560),

pusat pertanggungjawaban merupakan organisasiyang dipimpin oleh seorang manajer yangbertanggungjawab terhadap aktivitas yang dilakukan.

Menurut Anthony dan Vijay (2009:564) jugaada empat jenis pusat pertanggungjawaban,digolongkan menurut sifat input dan/atau outputmoneter yang diukur untuk tujuan pengendaliansebagai berikut:a. Pusat Pendapatan

Pusat pendapatan yaitu suatu pusatpertanggungjawaban di mana manajernya hanyabertanggung jawab untuk penjualan atauperolehan pendapatan.

b. Pusat BiayaSecara umum pusat biaya adalah pusatpertanggungjawaban yang inputnya diukur secaramoneter, namun outputnya tidak.

c. Pusat LabaPusat laba adalah suatu pusatpertanggungjawaban dalam suatu organisasi yangkinerja manajemennya dinilai atas dasar selisihpendapatan dengan biaya dalam pusatpertanggungjawaban tersebut.

d. Pusat InvestasiPusat investasi adalah suatu pusatpertanggungjawaban dalam suatu organisasi yangkinerjanya dinilai atas dasar pendapatan, biaya,dan sekaligus investasi (aktiva dan modal) padapusat pertanggungjawaban tersebut.

4. Akuntansi BiayaMenurut Mulyadi (2007:14), akuntansi biaya

adalah proses pencatatan, penggolongan,peringkasan, penyajian biaya pembuatan, danpenjualan produk atau jasa dengan cara tertentu sertapenafsiran terhadapnya.

Menurut Mulyadi (2007:14), penggolonganbiaya digolongkan ke dalam lima golongan yaitu:a. Menurut Objek Pengeluaranb. Menurut Fungsi Pokok dalam Perusahaan

Biaya dapat digolongkan menjadi tiga kelompok,yaitu:1) Biaya Produksi2) Biaya Pemasaran

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 39

3) Biaya Administrasi dan Umumc. Menurut hubungan biaya dengan sesuatu yang

dibiayaiAda dua golongan biaya menurut hubungan biayadengan sesuatu yang dibiayai, yaitu:1) Biaya Langsung (Direct Cost)2) Biaya Tidak Langsung (Indirect Cost)

d. Menurut Perilaku dalam Kaitannya denganPerubahan Volume KegiatanBiaya dibagi menjadi empat, yaitu:1) Biaya Tetap (Fixed Cost)2) Biaya Variabel (Variable Cost)3) Biaya Semi Variabel4) Biaya Semi Fixed

e. Menurut Jangka Waktu ManfaatnyaBiaya dibagi dua bagian, yaitu;1) Pengeluaran Modal (Capital Expenditure)2) Pengeluaran Pendapatan (Revenue

Expenditure)

5. AnggaranMenurut Mulyadi (2001:488), anggaran

merupakan suatu rencana kerja yang dinyatakansecara kuantitatif, yang diukur dalam satuan moneterstandar dan satuan ukuran lain yang mencakupjangka waktu satu tahun.

Agar anggaran dapat berfungsi sebagai alatperencanaan dan sekaligus alat pengendalianMulyadi (2001:513) mengemukakan bahwapenyusunan anggaran harus memenuhi syaratsebagai berikut :a. Partisipasi para manajer pusat pertanggung-

jawaban dalam proses penyusunan anggaran.b. Organisasi Anggaran.c. Penggunaan informasi akuntansi pertanggung-

jawaban sebagai alat pengirim pesan dalamproses penyusunan anggaran dan sebagaipengukur kinerja manajer dalam pelaksanaananggaran.

6. Pengendalian BiayaMenurut Daljono (2009:13), biaya merupakan

suatu pengorbanan sumber ekonomi yang diukurdalam satuan uang, untuk mendapatkan barang ataujasa yang diharapkan akan memberikan keuntungan/manfaat pada saat ini atau masa yang akan datang.

Menurut Hansen dan Maryanne (2009:8),pengendalian adalah aktivitas manajerial untukmemonitor implementasi rencana dan melakukanperbaikan sesuai kebutuhan.

Menurut Wilson dan Campbell (2002:225),untuk mencapai sasaran perusahaan, prosespengendalian harus melalui beberapa prosedursebagai berikut :a. Menetapkan tolok ukur standar (anggaran)

sebagai dasar untuk melaksanakan pengukuran.b. Melaksanakan pencatatan hasil atas pelaksanaan

yang sebenarnya.c. Melaksanakan perbandingan terhadap

pelaksanaan hasil yang sebenarnya denganstandar-standar yang telah ditetapkan.

Menurut Morine (2002:3), pengendaliandapat dilakukan dengan cara:

a. Pengurangan biayab. Penggunaan biaya standarc. Pemusatan sumber daya hasild. Penggunaan anggaran

7. Akuntansi Pertanggungjawaban sebagaiAlat Pengendalian BiayaMenurut Mulyadi (2001:383), akuntansi

pertanggungjawaban merupakan informasi yangpenting dalam proses perencanaan dan pengendalianaktivitas organisasi, karena informasi tersebutmenekankan hubungan antara informasi denganmanajer yang bertanggungjawab terhadapperencanaan dan realisasinya. Pengendalian dapatdilakukan dengan cara memberikan peran bagi setiapmanajer untuk merencanakan pendapatan dan/ataubiaya yang menjadi tanggung jawabnya, dankemudian menyajikan informasi realisasi pendapatandan biaya tersebut menurut manajer yangbertanggungjawab.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Penerapan Akuntansi Pertanggung-jawaban pada PT. Bridgestone SumatraRubber Estate Kab. Simalungun

1) Struktur OrganisasiStruktur organisasi PT Bridgestone Sumatra

Rubber Estate Kab. Simalungun adalah berbentukorganisasi fungsional yang biasanya dipakai olehperusahaan besar yang ditandai dengan adanyajumlah karyawan yang besar, spesialisasi kerjatinggi, wilayah kerja luas, serta komando yang tidaklagi berada pada satu tangan pimpinan saja.

2) Anggaran BiayaProses penyusunan anggaran pada PT

Bridgestone Sumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun mengikutsertakan partisipasi manajer-manajer bagian. Penyusunan anggaran ini biasanyadilakukan antara bulan Agustus sampai Septemberdan paling lambat pada bulan Oktober.

Tujuan penyusunan anggaran pada PTBridgestone Sumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun adalah untuk mengetahui jumlah danayang dibutuhkan masing-masing bagian perusahaandalam membiayai seluruh kegiatan operasional yangakan dilaksanakan dan sebagai alat bantu bagimanajemen dalam mencegah terjadinyapenyimpangan-penyimpangan terhadap penggunaandana perusahaan.

3) Penggolongan Biaya PerusahaanTiap manajer berpartisipasi dalam menyusun

anggaran biaya bagiannya masing-masing olehkarena itu masing-masing bagian akan dimintaipertanggungjawaban mengenai realisasi anggarannyatersebut. Tidak semua biaya yang terjadi dalam suatubagian dapat dikendalikan oleh manajer bagiantertentu, maka hanya biaya-biaya terkendalikan sajayang harus dipertanggungjawabkan olehnya.

4) Sistem Akuntansi Biaya

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 40

Dari hasil penelitian yang dilakukan, PTBridgestone Sumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun telah melakukan pengkodean rekeninguntuk setiap perkiraan. Biaya-biaya yang terjadidicatat untuk setiap tingkat manajemen, kemudiandigolongkan dan diberi kode sesuai dengan tingkatanmanajemen yang terdapat dalam struktur organisasi.

Klasifikasi dan kode rekening PT BridgestoneSumatra Rubber Estate Kabupaten Simalungundikaitkan dengan pusat pertanggung-jawaban yangada di dalam perusahaan. Pengklasifikasikan koderekening di PT Bridgestone Sumatra Rubber EstateKabupaten Simalungun bertujuan untukmemudahkan penyusunan laporan keuangan.

5) Sistem Pelaporan BiayaLaporan pertanggungjawaban biaya umum

dan biaya pemeliharaan tanaman menghasilkantahun 2012, untuk biaya umum adanya kenaikanpersentase gaji, tunjangan, dan biaya sosial stafsebesar 4,2%, bagi non staf sebesar 2,1%. Sedangkanbiaya umum yang mengalami penurunan diantaranyapengangkutan, perjalanan dan penginapan sebesar28,8%, penelitian dan percobaan sebesar 30,1%,pemeliharaan bangunan rumah sebesar 7,5%,bangunan perusahaan sebesar 17,4%, mesin daninstalasi sebesar 1,9%. Demikian juga untukpemeliharaan jalan, jembatan, dan saluran air sebesar11,8%, pemeliharaan inventaris dan perlengkapansebesar 6,3%.

Kebijakan penurunan anggaran jugadilakukan perusahaan pada pemakaian perlengkapandan inventaris kecil sebesar 9,1%, pemakaian danpemeliharaan sistem komputer sebesar 10,3%, iurandan sumbangan sebesar 6,2%. Bahkan juga di sektorpajak terjadi penurunan anggaran sebesar 5,8%,asuransi sebesar 27,9%, biaya keamanan sebesar24,2%, biaya penerangan sebesar 26,1%, biaya airsebesar 22,0%, pengeluaran lain-lain sebesar 94,8%,lembaga bantuan hukum sebesar 19,6%, dan biayakantor penghubung sebesar 3,5%. Biayapemeliharaan tanaman menghasilkan tak luput dariupaya penurunan anggaran seperti pemeliharaanjalan, saluran air, dan teras sebesar 9,6%, penanamandan penyisipan sebesar 16,5%, hama dan penyakitsebesar 11,1%, pemupukan sebesar 24,0%, dan lain-lain sebesar 4,9%.

Pada tahun 2013, untuk biaya umum adanyakenaikan persentase gaji, tunjangan, dan biaya sosialstaf sebesar 3,8%, bagi non staf sebesar 10,4%.Sedangkan biaya umum yang mengalami penurunandiantaranya pengangkutan, perjalanan danpenginapan sebesar 5,5%, penelitian dan percobaansebesar 15,5%, pemeliharaan bangunan rumahsebesar 8,9%, bangunan perusahaan sebesar 10,8%,mesin dan instalasi sebesar 2,4%. Demikian jugauntuk pemeliharaan jalan, jembatan, dan saluran airsebesar 8,5%, pemeliharaan inventaris danperlengkapan sebesar 9,2%.

Kebijakan penurunan anggaran jugadilakukan perusahaan pada pemakaian perlengkapandan inventaris kecil sebesar 12,5%, pemakaian danpemeliharaan sistem komputer sebesar 2,6%, iuran

dan sumbangan sebesar 3,1%. Bahkan juga di sektorpajak terjadi penurunan anggaran sebesar 2,5%,asuransi sebesar 2,1%, biaya keamanan sebesar 9%,biaya penerangan sebesar 8,6%, biaya air sebesar5,2%, pengeluaran lain-lain sebesar 1,1%, lembagabantuan hukum sebesar 2,3%, dan biaya kantorpenghubung sebesar 4,2%. Biaya pemeliharaantanaman menghasilkan tak luput dari upayapenurunan anggaran seperti pemeliharaan jalan,saluran air, dan terras sebesar 17,9%, penanaman danpenyisipan sebesar 6,4%, hama dan penyakit sebesar1,1%, pemupukan sebesar 15,7%, dan lain-lainsebesar 2,0%.

b. Analisis Pengendalian Biaya pada PTBridgestone Sumatra Rubber EstateKabupaten Simalungun

1) Menetapkan Tolak Ukur Standar (Anggaran)PT Bridgestone Sumatra Rubber Estate

menetapkan standar anggaran yang berfungsi sebagaialat pengendalian biaya dan sebagai alat bantu bagimanajemen dalam mencegah terjadinyapenyimpangan-penyimpangan terhadap penggunaandana perusahaan sehingga diharapkan manajer yangbertanggung jawab mampu dengan sendirinya untuklebih terfokus pada pencapaian target danmenggunakan dana relatif kecil.

2) Melaksanakan Pencatatan Hasil atasPelaksanaan yang Sebenarnya

PT Bridgestone Sumatra Rubber Estatemelakukan pencatatan hasil kerja agar lebih mudahmelihat kegiatan yang dilakukan oleh manajer-manajer yang bertanggungjawab atas pengeluaranbiaya yang dilakukannya.

3) Melaksanakan Perbandingan terhadapPelaksanaan Hasil yang Sebenarnya denganStandar-standar yang telah ditetapkan

Perusahaan menyusun anggaran dalam rangkapengendalian biaya. Biaya yang sesungguhnyadianalisis dengan cara membandingkan dengananggaran sehingga dapat diketahui penyimpanganyang terjadi. Dalam selisih yang terjadi perusahaansudah melakukan perbandingan terhadappelaksanaan hasil yang sebenarnya (realisasi) denganstandar-standar yang telah ditetapkan (anggaran) dansudah menjelaskan penyebab terjadinyapenyimpangan untuk dapat ditindak lanjuti.c. Analisis Penerapan Akuntansi

Pertanggungjawaban Sebagai AlatPengendalian Biaya pada PT BridgestoneSumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun

Dengan membandingkan realisasi dan dengananggaran, seorang manajer pusat pertanggung-jawaban dapat mengetahui apakah pengendalianbiaya telah berjalan dengan baik dan telahmenggunakan biaya secara efisien. Dengandemikian, manajer dapat melakukan pengendaliandan pengawasan atas pengeluaran biaya. Selain itu,biaya juga harus dilaporkan dan dibandingkandengan anggaran yang telah ditetapkan oleh

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 41

perusahaan. Hal ini dapat membantu manajemendalam melakukan pengendalian biaya denganmenganalisis penyimpangan yang terjadi. Bilaterdapat penyimpangan dalam laporan pertanggung-jawaban maka manajer harus bertanggungjawab atasterjadinya penyimpangan tersebut, dan hasilnyaharus dilaporkan pada Presiden Direktur.

2. Evaluasia. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggung-

jawaban pada PT Bridgestone SumatraRubber Estate Kabupaten Simalungun

Dari hasil penelitian dapat dikatakan bahwalaporan pertanggungjawaban perusahaan telahdijalankan dengan baik. Dari dua tahun yang ditelitiyaitu tahun 2012 dan 2013, biaya-biaya yangdikeluarkan rata-rata mengalami penurunan dariyang dianggarkan. Hal ini menunjukkan bahwalaporan pertanggungjawaban telah dijalankan denganberhasil dari penekanan biaya di bawah angggaran.Sejalan dengan itu dapat juga diukur sebagaikesimpulan bahwa kinerja pusat biaya di PTBridgestone Sumatra Rubber Estate telah berjalanefektif dan efisien jika dilihat secara keseluruhan.Akan tetapi, pada laporan pertanggung-jawabanbelum ditetapkan tingkat ukuran nilai untukkeberhasilan maupun kerugian secara signifikan.Selain itu, penyusunan anggaran dan laporanpertanggungjawaban belum disajikan sesuai dengantingkatan manjemen yang akan menerima, sehinggatidak jelas pemisahan antara biaya-biaya dapatdikendalikan maupun yang tidak dapat dikendalikan.

b. Evaluasi Pengendalian Biaya pada PTBridgestone Sumatra Rubber Estate Kab.Simalungun

Pada dasarnya perusahaan telah menetapkantolok ukur standar (anggaran), ini terlihat darilaporan pertanggungjawaban biaya umum dan biayapemeliharan tanaman menghasilkan. Perusahaanjuga sudah melaksanakan pencatatan hasil ataspelaksanaan yang sebenarnya. Dimana manajer yangbertanggungjawab atas realisasinya telah mencatatbiaya yang terjadi dari kegiatan perusahaaan.

Perusahaan telah melaksanakan perbandinganterhadap pelaksanaan hasil yang sebenarnya denganstandar-standar yang telah ditetapkan denganmenyusun anggaran dalam rangka pengendalianbiaya. Biaya yang sesungguhnya dianalisis dengancara membandingkan dengan anggaran sehinggadapat diketahui penyimpangan yang terjadi.

c. Evaluasi Penerapan Akuntansi Pertanggung-jawaban Sebagai Alat Pengendalian Biayapada PT Bridgestone Sumatra Rubber EstateKabupaten Simalungun

Dengan membandingkan antara teori-teoriyang telah ada dengan data-data yang didapat makadapat dikatakan bahwa penerapan akuntansipertanggungjawaban sebagai alat pengendalian biayasudah cukup memadai. Namun di penggolonganbiaya masih terdapat kelemahan, karena perusahaanbelum melakukan pemisahan biaya terkendali dan

biaya tidak terkendali.Anggaran yang telah ditetapkan perusahaan

digunakan untuk mengukur kinerja manajer. Selainitu, laporan pertanggungjawaban juga belummencerminkan besarnya biaya yang menjaditanggung jawab manajer. Manajer hanya dimintaipertanggungjawaban atas biaya-biaya yang dapatdikendalikannya saja. Sedangkan pengendalian biayadapat dikatakan baik jika telah memenuhi kelayakanpengendalian biaya secara memadai dan efisien.Dalam penelitian ini anggaran digunakan sebagaiinformasi akuntansi pertanggungjawaban. Denganmenganalisis anggaran tersebut, dapat diketahuiefisiensi dari pengendalian biaya yang telahdilakukan perusahaan.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Struktur organisasi perusahaan sudah disusunsedemikian rupa sehingga wewenang dantanggungjawab tiap manajemen menjadi jelas.Dalam penyusunan anggaran perusahaanmenerapkan dari tingkatan manajemen bawahselanjutnya ke manajemen tingkat atas.Penerapan penggolongan biaya pada perusahaanini masih terdapat kelemahan dikarenakanperusahaan belum memisahkan biaya terkendalidan biaya tidak terkendali. Pada sistem akuntansibiaya perusahaan menerapkan kode rekeninguntuk mempermudah dalam laporanpertanggungjawaban biayanya. Sistem pelaporanbiaya perusahaan ini hanya menyajikan datatahunan yang disajikan dengan membandingkananggaran perusahaan dan realisasi anggaran,sehingga dapat diketahui persentasipenyimpangannya.

b. Pada pengendalian biaya perusahaan terdiri darimenetapkan tolok ukur standar (anggaran) agarmampu lebih terfokus pada pencapaian target danmenggunakan dana relatif kecil, melakukanpencatatan hasil atas pelaksanaan yangsebenarnya untuk lebih mudah melihat kegiatanyang dilakukan oleh manajer yang bertangung-jawab atas pengeluaran biaya yang dilakukan danmelaksanakan perbandingan terhadappelaksanaan hasil yang sebenarnya denganstandar-standar yang telah ditetapkan untukmengetahui penyimpangan yang terjadi.

c. Berdasarkan analisisnya penerapan akuntansipertanggungjawaban sudah cukup memadaisebagai alat pengendalian biaya pada PTBridgestone Sumatra Rubber Estate KabupatenSimalungun.

2. Sarana. Dalam anggaran maupun laporan pertanggung-

jawaban sebaiknya dilakukan pemisahan biaya-biaya yang dapat dikendalikan maupun yangtidak dapat dikendalikan oleh manajer agarmemudahkan dalam menentukan siapa yangbertanggungjawab terhadap biaya yang terjadi.

b. Hendaknya anggaran disusun lebih peka terhadaprealisasi yang mungkin terjadi dan pentingnya

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 42

melaporkan penyebab penyimpangan secaraperiodik untuk lebih memudahkan manajermenindak lanjuti segala penyimpangan yangterjadi.

E. DAFTAR PUSTAKAAnthony, N. Robert dan Vijay Govindarajan, 2009,

Sistem Pengendalian Manajemen, Jakarta:Salemba Empat.

Daljono, 2009, Akuntansi Biaya: PenentuanHarga Pokok dan Pengendalian, Semarang:Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Hansen, Don. R. dan Maryanne M. Mowen, 2009,Akuntansi Manajerial, Jakarta: SalembaEmpat.

Ghozali, Imam, 2004, Akuntansi Pertanggung-jawaban Sebagai Alat Penilaian Kinerja

Manajer, Semarang: Badan PenerbitUniversitas Diponegoro.

Harahap, Sofyan Syafri, 2001, Analisis Kritis AtasLaporan Keuangan, Cetakan Kedua, Jakarta :Penerbit PT. Raja Grafindo Persada.

Morine, 2002, 100 Teknik Meningkatkan Laba,Jakarta: Pustaka Binaman Presindo.

Mulyadi, 2001, Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga,Cetakan Ketiga, Jakarta : Penerbit SalembaEmpat..

........., 2007, Akuntansi Manajemen, Yogyakarta :STIE YKPN

Wilson, James O. and John B. Campbell. 2002,Controllership: Tugas Akuntan Manajemen,Edisi Ketiga, Terjemahan Tjintjin FenixTjendra. Jakarta: Erlangga.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 43

PENGARUH PROFITABILITAS TERHADAP PRICE TO BOOK VALUEPADA PERUSAHAAN SUB SEKTOR PROPERTY DAN REAL ESTATE

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Fitriyani

S1 AkuntansiPinondang Nainggolan, Rosanna Purba, Liper Siregar

AbstraksiTujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran profitabilitas yang di ukur dengan Return on

Equity (ROE) dan price to book value serta untuk mengetahui pengaruh profitabilitas terhadap price to bookvalue pada Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Penelitianini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptif kuantitatif. Teknikanalisis yang digunakan adalah regresi linier sederhana, koefisien korelasi, determinasi dan uji t. Analisis datadilakukan dengan menggunakan bantuan software statistic SPSS 20.

Hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut: 1) Rata-rata Return on Equity (ROE) adalahsebesar 0,1466. 2) Rata-rata Price to Book Value (PBV) adalah sebesar 6,3188. 3) Hasil pengujian dari regresilinier sederhana adalah LnPBV = 0,853 + 0,252 LnROE + ε, artinya terdapat pengaruh positif dan signifikanantara profitabilitas terhadap price to book value. 4) Hasil analisis korelasi yaitu sebesar 0,337, yang artinyaterdapat hubungan yang lemah antara kedua variabel dan hasil analisis koefisien determinasi yaitu sebesar 0,113atau 11,3% price to book value dapat dijelaskan oleh return on equity 5) Hipotesis penelitian H0 ditolak, artinyaprofitabilitas berpengaruh positif dan signifikan terhadap price to book value pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Untuk itu, sebaiknyaperusahaan, investor, dan calon investor dalam memberikan ukuran tingkat efektivitas manajemen harusmencerminkan tingkat hasil pembelian investasi bagi pemegang saham.

Kata Kunci: Profitabilitas dan Price to Book Value (PBV)

AbstractionThe purpose of this research is to find out the profitability in the measure with a Return on Equity (ROE)

and the price to book value and to know how the profitability of price to book value on the company Sub sectorsof Property and Real Estate which is listed on the Indonesia Stock Exchange. This research was done usingdescriptive analysis method of qualitative and quantitative descriptive analysis. Analytical techniques used aresimple linear regression, correlation coefficient, t-test and determination. data analysis performed using SPSSstatistics software assistance 20.

The results of this research can be concluded as: 1) Mean of Return on Equity (ROE) is 0,1466. 2) Meanof Price to Book Value (PBV) is 6,3188. 3) Profitability effect on Price to Book Value (PBV). 3) Test results ofsimple linear regression is LnPBV = 0,853 + 0,252 LnROE + ε, meaning that there is a positif and significantinfluence between the profitability towards price to book value. 4) the result of correlation analysis is 0,337,which means there is a weak relationship between these two variables and the result of coefficient determinationanalysis is 0,113 or 11.3%, price to book value can be explained by the return on equity. 5)Research hypothesisH0 is rejected, which means that the profitability have positive and significant influence towards price to bookvalue on the company Sub sectors of Property and Real Estate which is listed on the Indonesia stock exchangeperiod 2009-2013. For that, we recommend companies, investors and potential investors in providing ameasure of management effectiveness level should reflect the level of results of purchase investment forshareholders.

Keywords: Profitability and Price to Book Value (PBV)

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Perusahaan dapat dikatakan sehat apabilaperusahaan dapat bertahan dalam kondisi ekonomiapapun, yang terlihat dari kemampuannya dalammelaksanakan operasinya dengan stabil serta dapatmemaksimumkan nilai saham perusahaan. Nilaisaham akan meningkat apabila nilai perusahaanmeningkat yang ditandai dengan tingkatpengembalian investasi yang tinggi kepadapemegang saham. Nilai perusahaan yang tinggimenjadi keinginan para pemilik perusahaan, sebab

dengan nilai yang tinggi menunjukkan kemakmuranpemegang saham juga tinggi.

Penelitian ini menggunakan nilai perusahaandengan price to book value (PBV), dimana PBVyang tinggi akan membuat pasar percaya atasprospek perusahaan. PBV ini juga dapat berarti rasioyang menunjukkan apakah harga saham yangdiperdagangkan overvalued (di atas) atauundervalued (di bawah) nilai buku saham tersebut.Dalam penelitian ini rasio profitabilitas diukurdengan Return on Equity (ROE). Menurut Horne danJohn (2012:180), return on equity merupakan rasio

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 44

yang menghubungkan laba dengan penjualan daninvestasi. Adanya pertumbuhan ROE menunjukkanprospek perusahaan yang semakin baik karenaadanya potensi peningkatan keuntungan yangdiperoleh perusahaan. Hal ini ditangkap olehinvestor sebagai sinyal positif dari perusahaansehingga akan meningkatkan kepercayaan investorserta akan mempermudah manajemen perusahaanuntuk menarik modal dalam bentuk saham.

Berikut ini disajikan rata-rata Return onEquity (ROE) dan Price to Book Value (PBV) SubSektor Property dan Real Estate yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

Tabel 1Rata-rata Return on Equity (ROE) dan Price to

Book Value (PBV) Sub Sektor Property dan RealEstate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009-2013Variabel 2009 2010 2011 2012 2013

ROE 0,0969 0,1378 0,1384 0,1489 0,2108PBV 1,4497 1,5435 1,7063 1,8983 1,8707

Sumber: Data DiolahDari Tabel 1 di atas, rata-rata ROE dari tahun

ke tahun mengalami fluktuasi. Tingkat rata-rata ROEterendah untuk periode lima tahun terjadi pada tahun2009 sebesar 0,0969. Sementara itu tingkat rata-rataPBV juga mengalami fluktuasi. Fluktuasi yangterjadi untuk PBV cukup besar yaitu di atas satu,namun pada tahun 2009 fluktuasi terendah sebesar1,4497 dan pada tahun 2012 terjadi fluktuasi yangsangat tinggi, dimana tingkat rata-rata PBV pada subsektor property dan real estate mencapai angkasebesar 1,8983.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran profitabilitas dan price to

book value pada Perusahaan Sub Sektor Propertydan Real Estate yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

b. Apakah profitabilitas berpengaruh terhadap priceto book value pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran profitabilitas dan

price to book value pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia.

b. Untuk mengetahui apakah profitabilitasberpengaruh terhadap price to book value padaPerusahaan Sub Sektor Property dan Real Estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Metode PenelitianDalam penelitian ini, penulis mengambil

objek penelitian pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia, yang beralamat Jl. Jend. SudirmanKav 52-53 Senayan Kebayoran Baru Jakarta SelatanDKI Jakarta, dengan mengakses situs BEI diwww.idx.co.id.

Adapun desain penelitian yang digunakanadalah penelitian kepustakaan (library research).Teknik pengumpulan data yang dilakukan penulisdalam penelitian ini adalah berupa dokumentasi.Hasil data yang diperoleh akan dianalisis secaradeskriptif baik bersifat kualitatif dan kuantitatifdengan melalui uji asumsi klasik terlebih dahulu.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

Menurut Hery (2009:6), laporan keuanganmerupakan hasil dari proses akuntansi yang dapatdigunakan sebagai alat untuk mengkomunikasikandata keuangan atau aktivitas perusahaan kepadapihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut Mursyidi (2002:121), laporankeuangan merupakan laporan yang disusun secarasistematis tentang kinerja dan posisi keuangan suatulembaga atau organisasi perusahaan dalam suatuperiode tertentu.

Menurut Stice, et. al. (2004:9), pemakailaporan keuangan adalah:a. Pemakai internal: yaitu pengambil keputusan

yang secara langsung berpengaruh terhadapkegiatan internal perusahaan.

b. Pemakai eksternal: pengambil keputusan yangberkaitan dengan hubungan mereka perusahaan.

Menurut Martani, dkk. (2012:9), laporan yangdihasilkan oleh suatu entitas sebagai berikut:a. Laporan Posisi Keuangan adalah daftar yang

sistematis dari aset, utang, dan modal padatanggal tertentu, yang biasanya dibuat pada akhirtahun. Disebut sebagai daftar yang sistematis,karena disusun berdasarkan urutan tertentu.

b. Laporan Laba Rugi Komprehensif adalah ikhtisarmengenai pendapatan dan beban suatu entitasuntuk periode tertentu, sehingga dapat diketahuilaba yang diperoleh dan rugi yang dialami.

c. Laporan Arus Kas, dengan adanya laporan ini,pemakai laporan keuangan dapat mengevaluasiperubahan aset neto entitas, struktur keuangan(termasuk likuiditas dan solvabilitas) dankemampuan entitas untuk menghasilkan kas dimasa mendatang.

d. Laporan Perubahan Ekuitas adalah laporan yangmenunjukkan perubahan ekuitas untuk periodetertentu, bisa satu bulan atau satu tahun. Melaluilaporan perubahan modal.

e. Catatan atas Laporan Keuangan merupakanlaporan yang berisi informasi tambahan atas apayang disajikan dalam empat laporan di atas.Laporan ini memberikan penjelasan atau mencaripos-pos yang disajikan dalam laporan keuangandan informasi mengenai pos-pos yang tidakmemenuhi kriteria pengakuan dalam laporankeuangan.2. Analisis Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2010:66), analisis laporankeuangan merupakan salah satu cara untukmengetahui kinerja perusahaan dalam suatu periode

Menurut Subramanyam dan John (2010:34)untuk membantu pengguna dalam menganalisis

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 45

laporan keuangan tersedia beragam alat yangdirancang untuk memenuhi kebutuhan yang spesifik.

3. Rasio KeuanganMenurut Kasmir (2010:93), rasio keuangan

merupakan indeks yang menghubungkan dua angkaakuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angkadengan angka lainnya.

Menurut Brigham dan Joel (2012:133),terdapat beberapa jenis rasio keuangan yang dapatdigunakan untuk mengukur kinerja suatu perusahaan.Ada 5 jenis rasio keuangan yaitu:a. Liquiditas Ratios, yaitu rasio yang menunjukkan

hubungan antara kas dan aset lancar perusahaanlainnya dengan kewajiban lancarnya.

b. Aset Management Ratios, yaitu rasio yangmengukur seberapa efektif sebuah perusahaanmengatur asetnya.

c. Financial Leverage, yaitu rasio yangmenggambarkan penggunaan pendanaan utang.

d. Profitabilitas Ratios, yaitu sekelompok rasioyang menunjukkan kombinasi dari pengaruhlikuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasiloperasi.

e. Market Value Ratios, yaitu sekumpulan rasioyang menghubungkan harga saham perusahaandengan laba, arus kas, dan nilai buku persahamnya.

4. ProfitabilitasMenurut Brigham dan Joel (2006:146),

definisi profitabilitas adalah sekelompok rasio yangmenunjukkan kombinasi dari pengaruh likuiditas,manajemen asset dan utang pada hasil operasi.

Menurut Kasmir (2010:197), tujuanpenggunaan rasio profitabilitas bagi perusahaanmaupun bagi pihak luar perusahaan, yaitu:a. Untuk atau menghitung laba yang diperoleh

perusahaan dalam suatu periode tertentu.b. Untuk menilai posisi laba perusahaan tahun

sebelumnya dengan tahun sekarang.c. Untuk menilai perkembangan laba dari waktu ke

waktu.d. Untuk menilai besarnya laba bersih sesudah

pajak dengan modal sendiri.e. Untuk mengukur produktivitas seluruh dana

perusahaan yang digunakan baik modal pinjamanmaupun modal sendiri.

f. Untuk mengukur produktifitas dari seluruh danaperusahaan yang digunakan baik modal sendiri.Sementara itu manfaat yang diperoleh adalahuntuk:

a. Mengetahui besarnya tingkat laba yang diperolehperusahaan dalam satu periode.

b. Mengetahui posisi laba perusahaan tahunsebelumnya dengan tahun sekarang.

c. Mengetahui perkembangan laba dari waktukewaktu.

d. Mengetahui besarnya laba bersih sesudah pajakdengan modal sendiri.

e. Mengetahui besarnya produktivitas dari seluruhdana perusahaan yang digunakan baik modalpinjaman maupun modal sendiri.

Menurut Horne dan John (2012:180), rasioprofitabilitas adalah rasio yang menghubungkan labadengan penjualan dan investasi. Ada dua tipe rasioprofitabilitas, yaitu yang menunjukkan profitabilitasyang sehubungan dalam kaitannya dengan penjualandan yang menunjukkan profitabilitas dalamkaitannya dengan investasi. Rasio profitabilitasdalam kaitannya dengan penjualan adalah:a. Margin Laba Bruto

Margin laba bruto =

NetoPenjualan

PenjualanPokokHargaNetoPenjualan

b. Margin Laba Neto

Margin laba neto = NetoPenjualan

PajakSetelahNetoLaba

Sedangkan rasio profitabilitas dalam kaitannyadengan investasi adalah:

a. Return on Investasi (ROI)

Return on Investment = AsetTotal

PajakSetelahNetoLaba

b. Daya untuk Menghasilkan Laba (earning power)Earning Power = (Profitabilitas penjualan) x(Efisiensi asset)

c. Return on Equity (ROE)

ROE = SahamPemegangEkuitas

PajakSetelahLaba

Menurut Horne dan John (2012:180), returnon equity merupakan pengukuran atas kinerjakeseluruhan perusahaan dalam mengukur imbal hasilatas ekuitas. Rasio ini menunjukkan daya untukmenghasilkan laba investasi berdasarkan nilai bukupara pemegang saham, dan sering kali digunakandalam membandingkan dua atau lebih perusahaanatas peluang investasi yang baik dalam manajemenbiaya yang efektif.

5. Nilai PerusahaanMenurut Keown, et. al. (2004:470), nilai

perusahaan adalah nilai pasar atas surat berhargahutang dan ekuitas perusahaan beredar.Memaksimumkan nilai pasar perusahaan samadengan memaksimumkan harga pasar saham.

Menurut Brigham dan Joel (2012:150),beberapa variabel kuantitatif yang sering digunakanuntuk memperkirakan nilai perusahaan sebagaiberikut:a. Nilai Pasar/Nilai Buku

Rasio harga pasar suatu saham terhadap nilaibukunya memberikan indikasi pandanganinvestor atas perusahaan.

b. Nilai Pasar SahamRasio ini memberikan indikasi bagi manajemententang bagaimana pandangan investor terhadapresiko dan prospek perusahaan di masa depan.

c. Nilai Arus KasNilai arus kas ini menunjukkan prospekpertumbuhan perusahaan yang berada di bawahrata-rata dan risikonya berada di atas rata-rataatau keduanya.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 46

Menurut Wibowo (2009:29), price to bookvalue merupakan seberapa besar pasar menghargainilai buku saham suatu perusahaan. Rasio inimengukur nilai yang diberikan pasar keuangankepada manajemen dan organisasi perusahaansebagai sebuah perusahaan yang terus tumbuh.

PBV mempunyai beberapa keunggulansebagai berikut:a. Nilai buku mempunyai ukuran intutif yang relatif

stabil yang dapat diperbandingkan dengan hargapasar. Investor yang kurang percaya denganmetode discounted cash flow dapat menggunakanprice to book value sebagai perbandingan.

b. Nilai buku memberikan standar akuntansi yangkonsisten untuk semua perusahaan. PBV dapatdiperbandingkan antara perusahaan-perusahaanyang sama sebagai petunjuk adanya under danover valuation.

c. Perusahaan-perusahaan dengan earning negatif,yang tidak bisa dinilai dengan menggunakanPrice Earning Ratio (PER) dapat dievaluasimenggunakan Price to Book Value (PBV).

Untuk mendapatkan rasio ini, dapat dihitungsebagai berikut:

Nilai buku per saham = BeredarSahamJumlah

BiasaSahamEkuitas

PBV (Price to Book Value) = SahamPerBukuNilai

SahamHarga

6. Pengaruh Profitabilitas Terhadap Price toBook ValueTeori yang dikemukakan oleh Modigliani dan

Miller (1958), bahwa nilai perusahaan atau price tobook value ditentukan oleh profitabilitas perusahaan.Profitabilitas yang dimaksud adalah kemampuanperusahaan dalam menghasilkan laba bersih sebelumbunga dan pajak. Investor menyukai nilai return onequty yang tinggi, karena return on equity umumnyamemiliki korelasi positif dengan harga saham yangtinggi. Hasil positif menunjukkan bahwa semakintinggi profit margin yang diperoleh perusahaan.semakin besar tingkat profitabilitas suatu perusahaanmaka semakin baik perusahaan itu sendiri.Perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnyarasio price to book valuenya mencapai di atas satu,yang menunjukkan bahwa nilai pasar lebih besar darinilai bukunya.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Profitabilitas pada Perusahaan

Sub Sektor Property dan Real Estate yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian, nilai ROE maksimumpada Perusahaan Sub Sektor Property dan RealEstate periode 2009-2013 sebesar 1,0115, terdapatpada PT. Lamicitra Nusantara, Tbk., tahun 2013artinya kinerja manajemen dalam mengelola sumberdana untuk menghasilkan laba bersih dari setiap

ekuitas sebesar 101,15%. ROE pada perusahaantersebut juga mengalami fluktuasi tiap tahunnya.Untuk nilai ROE minimum yaitu angka 0,0011 atau0,11% terdapat pada PT. Sentul City, Tbk., tahun2009. Ini berarti pada tahun 2009 perusahaantersebut hanya mampu menghasilkan laba bersihsebesar 0,11% dibandingkan dengan ekuitasnya.Perusahaan memiliki tingkat return on equity yanglebih kecil umumnya kurang disukai oleh investorsehingga harga sahamnya kemungkinan akandihargai lebih kecil dibanding nilai bukunya.

Dari hasil penelitian, rata-rata nilai ROEPerusahaan Sub Sektor Property dan Real Estateperiode 2009-2013 adalah sebesar 0,1466. Terdapat13 Perusahaan Sub Sektor Property dan Real Estateperiode 2009-2013 yang memiliki nilai rata-rataROE di atas nilai 0,1466 atau 14,66%. Karena nilairata-rata perusahaan lebih besar dari nilai rata-ratakeseluruhan tersebut, maka dapat dikatakan kondisiperusahaan dalam keadaan baik. Jika return yangdiharapkan lebih besar dari pada return yangdiminta, investasi tersebut dapat dikatakanmenguntungkan.

Sementara itu terdapat 15 Perusahaan SubSektor Property dan Real Estate periode 2009-2013memiliki nilai ROE di bawah rata-rata 14,66%, makakondisi perusahaan dalam keadaan kurang baik.Sehingga manajemen perusahaan dapat melakukanevaluasi pada tahun yang bersangkutan.

2) Gambaran Price to Book Value padaPerusahaan Sub Sektor Property dan RealEstate yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian, nilai PBV maksimumPerusahaan Sub Sektor Property dan Real Estateperiode 2009-2013 mencapai angka 6,3188. Angkaini terdapat pada PT. Pakuwon Jati, Tbk., tahun2010, berarti pada tahun 2010 harga sahamperusahaan PT. Pakuwon Jati, Tbk., dihargai sebesar631,88% dibandingkan dengan nilai bukunya.Tingginya angka PBV ini dikarenakan melonjaknyaharga saham perusahaan ini dari Rp 225,- per lembarsaham pada akhir tahun 2012 menjadi Rp 270,- perlembar saham pada akhir tahun 2013.

Dari hasil penelitian selanjutnya, diperolehnilai minimum PBV sebesar 0,1307, terdapat padaPT. Gowa Makassar Tourism Dev, Tbk., tahun 2010yang artinya harga saham perusahaan tersebutdihargai sebesar 13,07% dibandingkan nilaibukunya. Rendahnya angka PBV ini dikarenakanharga saham perusahaan ini pada tahun 2010 yaituRp 165,- per lembar merupakan harga sahamterendah selama tahun penelitian. Nilai price to bookvalue yang lebih kecil dapat dikatakan undervaluedartinya investor bersedia membayar harga sahamperusahaan tersebut lebih kecil dari nilai bukunya.Tetapi untuk tahun 2011 sampai dengan tahun 2013rasio PBV pada perusahaan ini mengalamipeningkatan.

Dari hasil penelitian, nilai rata-rata price tobook value pada Perusahaan Sub Sektor Propertydan Real Estate periode 2009-2013 adalah sebesar1,6937, yang artinya saham perusahaan dihargai

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 47

sebesar 169,37% dibandingkan nilai bukunya.Tingginya price to book value menunjukkanpenilaian atau harapan investor terhadap perusahaan.Semakin tinggi rasio PBV perusahaan, di pandangsemakin mempunyai prospek yang baik. Artinya,pembeli mau mengeluarkan uang yang ekstra, karenaadanya harapan di waktu yang akan datang dandemikian pula sebaiknya.

Dari hasil penelitian, terdapat 12 perusahaanyang nilai price to book value rationya di atas rata-rata yang berarti bahwa harga saham perusahaantersebut tinggi (overvalued). Semakin tinggi price tobook value semakin berhasil perusahaanmenciptakan nilai bagi pemegang saham. Perusahaanyang berjalan baik, umumnya rasio price to bookvaluenya mencapai di atas satu, yang menunjukkanbahwa nilai pasar lebih besar dari nilai bukunya.Investor bersedia membayar harga saham perusahaantersebut lebih besar dari nilai bukunya. Sementara ituterdapat 18 perusahaan yang nilai price to book valuerationya di bawah rata-rata, jika nilai perusahaanlebih kecil dari satu, berarti bahwa harga sahamperusahaan tersebut rendah (undervalued). Nilairendah PBV ini disebabkan oleh turunnya hargasaham, sehingga harga saham berada di bawah nilaibukunya atau nilai sebenarnya.

b. Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linear Sederhana.

Pengujian regresi sederhana pada penelitianini menggunakan SPSS (Statistical Product andService Solution) versi 20 sebagai berikut:

Tabel 2Regresi Linier Sederhana

Model UnstandardizedCoefficients

Standardized

Coefficients

T Sig.

B Std.Error

Beta

1(Constant) .853 .151 5.653 .000

LN_ROE .252 .060 .337 4.203 .000

a. Dependent Variable: LN_PBV

Sumber: Hasil Pengolahan Data (SPSS 20), 2014Berdasarkan hasil analisis dengan program

SPSS pada Tabel 2 di atas, maka model persamaanregresi adalah sebagai berikut:

LnPBV = 0,853 + 0,252 LnROE + εDari persamaan regresi dapat diartikan bahwa

terdapat pengaruh positif antara profitabilitasterhadap price to book value pada Perusahaan SubSektor Property dan Real Estate yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013. Pengaruhyang positif menunjukkan ketika return on equitynaik maka price to book value akan mengalamikenaikan. Sebaliknya, apabila return on equity turunmaka price to book value akan mengalamipenurunan.

2) Koefisien Korelasi dan Korelasi DeterminasiAnalisis korelasi digunakan untuk mengetahui

derajat hubungan linier antara satu variabel denganvariabel lain. Dari hasil pengolahan SPSS, koefisienkorelasi pada penelitian ini adalah sebesar 0,337,

maka dapat dikatakan korelasi antara return onequity dengan price to book value pada PerusahaanSub Sektor Property dan Real Estate yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalahlemah.

Koefisien determinasi dimaksudkan untukmengukur seberapa besar kemampuan variabel bebas(independen) dalam menjelaskan variasi variabelterikat (dependen). Koefisien determinasi (R²) adalahsebesar 0,113 yang berarti bahwa Price to BookValue (PBV) dapat dijelaskan Return on Equity(ROE) sebesar 11,3% pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia, sisanya sebesar 88,7% dijelaskanoleh variabel lain yang tidak dimasukkan dalampenelitian ini antara lain: Return on Asset (ROA),Return on Investment (ROI), Net Margin atau ProfitMargin on Sales dan Basic Earning Power (BEP).

3) Uji HipotesisUji statistik t dilakukan untuk menguji

bagaimana pengaruh antara variabel independenterhadap variabel dependen dengan asumsi bahwavariabel lain dianggap konstan. Suatu variabel akanmemiliki pengaruh yang berarti jika nilai t hitungvariabel tersebut lebih besar dibandingkan nilai ttabel.

Adapun hipotesis yang diuji sebagai berikut:a) H0 : β = 0, artinya profitabilitas tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap priceto book value pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia.

b) H0 : β ≠ 0, artinya profitabilitas berpengaruhpositif dan signifikan terhadap price to bookvalue pada Perusahaan Sub Sektor Property danReal Estate yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

Kriteria pengambilan keputusanmenggunakan taraf nyata 5% dengan derajat bebasdf = 140 – 2 = 138. Angka ttabel sebesar 1,97730.Sedangkan diperoleh besar thitung untuk ROE adalah4,203 dan nilai signifikan sebesar 0,000. Karenathitung 4,203 > ttabel 1,97730 dan tingkat signifikanyang diperoleh dari hasil pengolahan SPSSmenunjukkan tingkat signifikan 0,000 < 0,05 makadapat dikatakan bahwa H0 ditolak, artinyaprofitabilitas berpengaruh positif dan signifikanterhadap price to book value pada Perusahaan SubSektor Property dan Real Estate yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.

2. Evaluasia. Evaluasi Profitabilitas pada Perusahaan Sub

Sektor Property dan Real Estate yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian, menunjukkan bahwakondisi profitabilitas yang diproksikan dengan returnon equity pada Perusahaan Sub Sektor Property danReal Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013 mengalami fluktuasi. Perusahaanyang mampu menghasilkan ROE yang lebih tinggidibandingkan dengan perusahaan sejenis disektornya

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 48

harga sahamnya layak dihargai lebih tinggidibanding dengan nilai bukunya. Rasio yangmeningkat selain memperhatikan efektivitasmanajemen dalam mengelola investasi yang dimilikiperusahaan, juga mampu menghasilkan laba darisetiap ekuitas yang dimiliki.

Rata-rata return on equity sebesar 0,1466,menunjukkan bahwa perusahaan yang terdaftar padasub sektor property dan real estate rata-rata hanyamampu menghasilkan laba bersih sebesar 14,66%dibandingkan dengan ekuitasnya. Nilai rata-ratatertinggi return on equity adalah sebesar 1,0115terdapat pada PT. Lamicitra Nusantara, Tbk., tahun2013. Sedangkan nilai rata-rata terendah return onequity terdapat pada PT. Sentul City, Tbk., tahun2009 sebesar 0,0011 atau 0,11%. Dari hasilpenelitian, terdapat 15 Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate periode 2009-2013memiliki nilai ROE di bawah rata-rata 14,66%, makakondisi perusahaan dalam keadaan kurang baik.Sehingga manajemen perusahaan dapat melakukanevaluasi pada tahun yang bersangkutan.

Penelitian ini tidak membahas apakah tingkatrata-rata return on equity sebesar 14,66% yangdihasilkan oleh Perusahaan Sub Sektor Property danReal Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiasudah cukup baik bila dibandingkan dengan tingkatrata-rata return on equity perusahaan di sektor lainyang ada di Bursa Efek Indonesia pada periode yangsama.

b. Evaluasi Price to Book Value (PBV)Perusahaan pada Sub Sektor Property danReal Estate yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia

Dari hasil penelitian, rata-rata price to bookvalue pada Perusahaan Sub Sektor Property dan RealEstate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013 sebesar 1,6937. Hal inimenunjukkan bahwa rata-rata harga pasar sahamperusahaan yang terdaftar pada sub sektor propertydan real estate adalah sebesar 169,37%dibandingkan dengan nilai bukunya.

Semakin rendah nilai PBV suatu saham makasaham tersebut dikategorikan undervalued. Nilairendah PBV dapat disebabkan oleh turunnya hargasaham, sehingga harga saham berada dibawah nilaibukunya atau nilai sebenarnya.

Penelitian ini tidak membahas apakah rata-rata nilai price to book value sebesar 1,6937 kaliyang dihasilkan Perusahaan Sub Sektor Property danReal Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiasudah cukup baik bila dibanding dengan rata-rataprice to book value di sub sektor lain yang ada diBursa Efek Indonesia pada periode yang sama.

c. Evaluasi Pengaruh Profitabilitas terhadapPrice to Book Value pada Sub Sektor Propertydan Real Estate yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia

Berdasarkan hasil pengujian regresi liniersederhana yang telah dilakukan, diketahui bahwaprofitabilitas memiliki pengaruh positif dan

signifikan terhadap price to book value. Hal ini dapatdilihat dari persamaan regresi yaitu: LnPBV = 0,853+ 0,252 LnROE + ε. Besar pengaruh yang dimaksudadalah 0,252 yang berarti bahwa setiap kenaikanprofitabilitas sebesar 1% akan diikuti kenaikan priceto book value sebesar 0,252% dan sebaliknya setiappenurunan profitabilitas sebesar 1% akan diikutipenurunan price to book value sebesar 0,252%.

Dari hasil uji korelasi diperoleh hasil bahwakorelasi atau hubungan antara profitabilitas denganprice to book value adalah lemah. Hasil ujideterminasi, price to book value dapat dijelaskanreturn on equitynya sebesar 0,113, sisanya sebesar88,7% dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdimasukkan dalam penelitian ini antara lain Returnon Asset (ROA), Return on Investment (ROI), NetMargin atau Profit Margin on Sales dan BasicEarning Power (BEP).

Berdasarkan uji statistik t di peroleh hasilthitung 4,203 > ttabel 1,97730 dan dengan profitabilitassignifikan 0,000 lebih kecil dari tingkat keyakinan(level of significant) = 0,05. Maka keputusan yangdiambil adalah menolak H0 ditolak, artinyaProfitabilitas berpengaruh positif dan signifikanterhadap price to book value pada Perusahaan SubSektor Property dan Real Estate yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.

Semakin besar ROE maka kinerja perusahaansemakin baik. Rasio yang meningkat menunjukkanbahwa kinerja manajemen meningkat dalammenghasilkan laba bersih. Jadi dapat dikatakanbahwa selain memperhatikan efektifitas manajemendalam mengelola investasi yang dimiliki perusahaan,investor juga perlu memperhatikan kinerjamanajemen yang mampu mengelola harga sahamnyasecara efektif untuk menciptakan laba bersih.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Rata-rata Return on Equity (ROE) yangmerupakan salah satu dari proksi profitabilitasyang dihasilkan oleh Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2009-2013 adalah sebesar0,1466. Nilai return on equity tertinggi sebesar1,0115 terdapat pada PT. Lamicitra Nusantara,Tbk. pada tahun 2013. Namun, masih terdapatperusahaan yang return on equitynya di bawanilai rata-rata yaitu pada PT. Sentul City, Tbk.,sebesar 0,0011 pada tahun 2009, artinyakemampuan perusahaan tersebut dalammenghasilkan laba pada tahun 2009 kurang baik.

b. Rata-rata price to book value pada PerusahaanSub Sektor Property dan Real Estate yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalah sebesar 1,6937. Nilai price to bookvalue tertinggi yaitu sebesar 6,3188 terdapat padaPT. Pakuwon Jati,Tbk., tahun 2010. Namun,masih terdapat perusahaan yang nilai price tobook valuenya di bawah nilai rata-rata yaitusebesar 0,1307 terdapat pada PT. Gowa MakassarTourism Dev, Tbk., tahun 2010. PBV yangrendah mencerminkan harga saham yang rendah

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 49

dibandingkan nilai buku perlembar saham. PT.Pakuwon Jati, Tbk., tahun 2010 belum berhasilmenciptakan nilai bagi pemegang sahamnya.

c. Hasil dari pengujian regresi Return on Equity(ROE) terhadap Price to Book Value (PBV)yaitu: LnPBV = 0,853 + 0,252 LnROE, berartiterdapat pengaruh positif antara profitabilitasterhadap price to book value pada PerusahaanSub Sektor Property dan Real Estate yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013.

d. Hasil uji korelasi, nilai R sebesar 0,337, berartikorelasi atau hubungan antara profitabilitasdengan price to book value pada Perusahaan SubSektor Property dan Real Estate yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalahlemah. Sedangkan hasil dari koefisiendeterminasi diketahui bahwa pengaruhprofitabilitas terhadap price to book value adalahsebesar 0,113 atau hanya 11,3% Price to BookValue (PBV) dapat dijelaskan Return on Equity(ROE), sedangkan 88,7% dijelaskan oleh variabellain yang tidak dimasukkan dalam penelitian ini.

e. Hasil uji t dengan derajat signifikan yangdigunakan adalah 0,05 disimpulkan bahwa nilaithitung 4,203 > ttabel 1,97730 maka H0 ditolak,artinya profitabilitas berpengaruh positif dansignifikan terhadap price to book value padaPerusahaan Sub Sektor Property dan Real Estateyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Sarana. Berdasarkan hasil penelitian yang menyatakan

bahwa profitabilitas berpengaruh positif dansignifikan terhadap price to book value, makasebaiknya perusahaan dalam memberikan ukurantingkat efektivitas manajemen harusmencerminkan tingkat hasil pembelian investasibagi pemegang saham. Profitabilitas yang tinggimencerminkan kemampuan perusahaan dalammenghasilkan keuntungan yang tinggi bagipemegang saham. Dengan rasio profitabilitasyang tinggi yang dimiliki perusahaan akanmenarik minat investor untuk menanamkanmodalnya diperusahaan.

b. Bagi investor dan calon investor terlebih dahulumenganalisis tingkat pendanaan perusahaan yangtercermin dari profitabilitas perusahaan tersebutdengan memperhatikan price to book value.

Karena dengan profitabilitas atau return onequity yang terbaik dapat memaksimumkan nilaiperusahaan atau meningkatkan harga saham.

c. Sehubungan dengan keterbatasan-keterbatasanyang ada pada penulis, penelitian ini masihterdapat kelemahan-kelemahan dan belum dapatmengungkap seluruh variabel yang dapatmempengaruhi nilai pada Perusahaan Sub SektorProperty dan Real Estate yang terdaftar di BursaEfek Indonesia. Sebagai bahan masukanpenelitian selanjutnya, perlu memperbanyakvariabel penelitian yaitu menggunakan rasioprofitabilitas yang tidak dibahas dalampenelitian, seperti Return on Aset (ROA), marginlaba atas penjualan (Profit Margin on Sales), dankemampuan dasar menghasilkan laba (BasicEarning Power Ratio).

E. DAFTAR PUSTAKABrigham, Eugene F,. dan Joel F. Houston, 2012,

Dasar-dasar Manajemen Keuangan, Edisi11, Buku Satu, Jakarta : Salemba Empat

Hery, 2009, Teori Akuntansi, Edisi Pertama,Jakarta: Kencana

Horne, James C. Van and Jhon M. Machowicz, Jr.,2012, Prinsip-prinsip Manajemen Keuangan,Edisi Ketigabelas, Jilid 1, Jakarta : SalembaEmpat.

Kasmir, 2010, Pengantar Manajemen Keuangan,Edisi Pertama, Cetakan Kedua, Jakarta :Prendada Media Group.

Keown, et. al., 2004, Manajemen Keuangan:Prinsip-prinsip Dasar dan Ekonomi, EdisiKesembilan, Jilid 1, Jakarta : PT. IndeksKelompok Gramedia.

Martani, Dwi, dkk. 2012, Akuntansi KeuanganMenengah Berbasis PSAK, Jilid Satu, Jakarta: Salemba Empat.

Mursyidi, 2002, Akuntansi Dasar, Bogor : Ghalia.Stice, Earl K., James D. Stice, dan K. Fred Skousen,

2004, Intermediate Accounting, Edisi KelimaBelas, Jilid Satu, Jakarta : Salemba Empat.

Sumbramanyam, K. R and John J. Wild, 2010,Analisis Laporan Keuangan : FinancialStatement Analysis, Buku Satu, Edisi Sepuluh,Jakarta : Salemba Empat.

Wibowo, Sampoerno, 2009, ManajemenKeuangan, Bandung : Politeknik Telkom.

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 50

PENGARUH KEBIJAKAN DIVIDEN TERHADAP RETURN SAHAMPADA PERUSAHAAN SEKTOR INDUSTRI BARANG KONSUMSI

YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Putri PratiwiS1 Akuntansi

Pinondang Nainggolan, Mahaitin H. Sinaga, Liper Siregar

AbstraksiTujuan penelitian ini adalah: 1) Untuk mengetahui gambaran kebijakan dividen dan return saham, 2)

Untuk menganalisis pengaruh kebijakan dividen terhadap return saham pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptifkuantitatif. Objek penelitian ini adalah Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia tahun 2009 sampai 2013 yang telah memenuhi kriteria yaitu sebanyak 14 perusahaan. Teknik analisisyang digunakan adalah regresi linier sederhana, koefisien korelasi, determinasi dan uji t. Analisis data digunakandengan menggunakan bantuan software statistic SPSS 20.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadapreturn saham. Hal tersebut berdasarkan hasil analisis regresi linier sederhana yaitu LnRt = -1,142 - 0,481 LnDPR+ yang menunjukkan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif terhadap return saham. Dari hasil uji tdiperoleh hasil bahwa thitung > ttabel (2,503 > 1,99547), sedangkan tingkat signifikansi yang diperoleh adalah 0,015< 0,05 yang menunjukkan bahwa Ho ditolak, artinya kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikanterhadap return saham. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa untuk mendapatkan return saham yang optimalperusahaan sebaiknya mengurangi rasio pembayaran dividennya.

Kata Kunci : Kebijakan Dividen dan Return Saham

AbstractionThe purpose of this study were: 1) To know the description of the dividend policy and stock returns, 2) To

analyze the influence of dividend policy on stock returns at The Company Consumer Goods Industry Sectorwhich listed on the Indonesia Stock Exchange.

This study was conducted by using qualitative descriptive analysis and quantitative descriptive analysis.The object of this study is the Company Consumer Goods Industry Sector Which Listed On Indonesia StockExchange in 2009 to 2013 that have met the criteria as many as 14 companies. The analysis technique used is asimple linear regression, correlation coefficient, determination and t test. Data analysis used the SPSS statisticalsoftware using the help of 20.

The result of this study showed that dividend policy has the negative and significant influences on stockreturns. It is based on the results of simple linear regression analysis LnRt = -1,142 – 0,481 Ln DPR + whichshowed that the dividend policy negative influences on stock returns. From the results of the t test result that thitung

> ttabel (2,503 > 1,99547) whereas significance level obtained is 0,015 < 0.05 which showed that Ho rejectedwhich means the dividend policy has negative and significant influences on stock returns. The study concludedthat for obtain optimal stock return company had better reducing its dividend payout ratio.

Keywords : Dividend Policy and Stock Return

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Dalam suatu perusahaan manajer keuanganmemegang peranan yang sangat penting. Secaraumum menurut pakar, inti dari fungsi manajemenkeuangan menghasilkan tiga keputusan keuanganyaitu keputusan investasi, keputusan pendanaan dankebijakan dividen. Kebijakan dividen diputuskanoleh manajer keuangan guna memberikan harapanmeningkatkan harga saham yang berdampak kepadapeningkatan return saham pula kepada perusahaan.

Rata-rata kebijakan dividen dan return sahampada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009sampai 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 1Rata-rata Kebijakan Dividen dan Return Saham

Pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi Periode 2009-2013 (%)

VariabelRata-rata

2009 2010 2011 2012 2013DPR 49,99 52,22 55,35 67,21 51,95

ReturnSaham

163,63 71,68 25,75 54,88 18,18

Sumber: Data Diolah

Berdasarkan Tabel 1 di atas, nilai rata-rataDividend Payout Ratio (DPR) dari tahun ke tahuncenderung naik, tetapi pada tahun 2013 mengalamipenurunan. Sedangkan nilai rata-rata Return Sahamdari tahun ke tahun cenderung menurun, walaupun di

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 51

tahun 2012 mengalami kenaikan namun pada tahun2013 turun kembali secara drastis. Pada tahun 2009sampai dengan 2011, pergerakan DPR berpengaruhnegatif terhadap Return Saham. Sedangkan padatahun 2012 dan 2013 DPR berpengaruh positifterhadap Return Saham.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran kebijakan dividen dan

return saham pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

b. Apakah kebijakan dividen berpengaruh terhadapreturn saham pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar Bursa EfekIndonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran kebijakan dividen

dan return saham pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis apakahkebijakan dividen memiliki pengaruh terhadapreturn saham pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

4. Metode PenelitianObjek penelitian ini adalah 14 Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangmempublikasikan laporan keuangannya yang telahdiaudit dan harga sahamnya secara berturut-turut danmelakukan pembayaran dividen serta tidakmengalami laba bersih negatif selama periode 2009sampai 2013. Untuk memperoleh data dan informasiyang diperlukan dalam penelitian ini, denganmengakses situs http://www.idx.co.id/ danwww.duniainvestasi.com.

Teknik analisis data yang digunakan adalahanalisis deskriptif kualitatif dan kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Pasar Modal

Menurut Situmorang (2008:1), pasar uang danpasar modal keduanya merupakan bagian dari pasarkeuangan (financial market) yang merupakan saranapengerahan dana dan pihak yang mengalamikekurangan dana dan terbentuk untuk memudahkanpertukaran uang antara penabung dan peminjam.

Menurut Lubis (2006:7) menjelaskan padadasarnya pasar modal hampir sama dengan pasar-pasar lain.

2. Laporan KeuanganMenurut Brigham dan Joel (2006:44), laporan

keuangan adalah beberapa lembar kertas denganangka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi pentingjuga untuk memikirkan aktiva ril yang mendasariangka-angka tersebut.

Menurut Horne dan John (2005:193), laporankeuangan melaksanakan beberapa fungsi yaituneraca (balance sheet) meringkas aktiva, kewajiban,

dan ekuitas pemilik suatu perusahaan pada suatuperiode, biasanya pada akhir tahun atau kuartal.Laporan laba rugi (income statement) meringkaspendapatan dan biaya perusahaan selama satuperiode waktu tertentu yang biasanya untuk periodesatu tahun atau kuartal. Laporan laba ditahan(statement of retained earning) melaporkan berapabanyak laba perusahaan yang ditahan dalamusahanya dan tidak dibayarkan ke dividennya.Laporan arus kas adalah laporan yang melaporkandampak dari aktivitas-aktivitas operasi, investasi,dan pendanaan oleh perusahaan pada arus kas selamasatu periode akuntansi. Jika disajikan bersama,semua laporan ini memberikan gambaran akuntansiatas operasi dan posisi keuangan perusahaan.

3. Dividena. Pengertian Dividen

Menurut Halim (2007:16), dividen (dividend)adalah pembagian keuntungan yang diberikan emitenkepada pemegang sahamnya. Dividen dapat dibayardalam bentuk uang tunai (kas), saham perusahaanataupun aktiva lainnya. Semua dividen haruslahdiumumkan oleh dewan direksi sebelum dividentersebut menjadi kewajiban perusahaan.

Menurut Rudianto (2009:308), dividen adalahbagian dari laba usaha yang diperoleh perusahaandan diberikan oleh perusahaan kepada pemegangsahamnya sebagai imbalan atas kesediannyamenanamkan hartanya di dalam perusahaan.b. Jenis-jenis Dividen

Menurut Rudianto (2009:309), ada beberapajenis-jenis dividen yang dapat dibagikan olehperusahaan kepada pemegang sahamnya, yaitusebagai berikut :1) Dividen Kas (Cash Dividend)2) Dividen Harta (Property Dividend)3) Dividen Skrip atau Dividen Hutang4) Dividen Saham5) Dividen Likuidasi

4. Kebijakan Dividena. Pengertian Kebijakan Dividen

Menurut Astuti (2004:145), kebijakan dividenmenyangkut keputusan untuk membagikan laba ataumenahannya guna diinvestasikan kembali di dalamperusahaan. Kebijakan dividen yang optimal padasuatu perusahaan adalah kebijakan yangmenciptakan keseimbangan diantara dividen saat inidan pertumbuhan di masa mendatang sehinggamemaksimumkan harga saham.

Menurut Sutrisno (2003:304), faktor-faktoryang mempengaruhi besar kecilnya dividen yangakan dibayarkan oleh perusahaan kepada pemegangsaham antara lain :1) Posisi solvabilitas perusahaan2) Posisi likuiditas perusahaan3) Kebutuhan untuk melunasi hutang4) Rencana perluasan5) Kesempatan investasi6) Stabilitas pendapatan.7) Pengawasan terhadap rencana perluasan

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 52

b. Teori Kebijakan DividenMenurut Brigham dan Joel (2006:70),

terdapat beberapa landasan teori yang dapatdipergunakan sebagai landasan untuk membuatkebijakan dividen yang tetap bagi perusahaan, antaralain sebagai berikut :1) Teori Irelevansi Dividen (Dividend Irrelevance

Theory), pandangan ini berasumsi bahwa tidakada hubungan kebijakan dividen dengan hargasaham.

2) Teori Burung di Tangan (Bird in the HandTheory), pandangan ini berasumsi bahwa tidaksemua investor menginvestasikan kembalidividen mereka di perusahaan yang sama denganmemiliki resiko yang sama, oleh sebab itu tingkatresiko pendapatan mereka di masa yang akandatang bukanlah ditentukan oleh kebijakandividen akan tetapi ditentukan oleh tingkat resikoinvestasi baru.

3) Teori Preferensi Pajak (Tax Preference Theory),jika capital gain dikenakan pajak dengan tariflebih rendah daripada pajak atas dividen, makasaham yang memiliki pertumbuhan tinggi akanlebih menarik. Tetapi sebaliknya, jika capitalgain dikenakan pajak yang sama denganpendapatan atas dividen, maka keuntungan daricapital gain menjadi berkurang. Namundemikian pajak atas capital gain masih lebih baikdibandingkan dengan pajak atas dividen Karenapajak atas capital gain baru akan dibayarkansetelah saham dijual, sementara pajak atasdividen harus dibayar setiap tahun pembayarandividen.

5. SahamMenurut Bodie et. al. (2002:59), saham

adalah bukti yang menunjukkan bagian kepemilikandi sebuah perusahaan. Saham berupa selembar kertasyang menerangkan bahwa pemilik kertas adalahpemilik perusahaan.

Menurut Lubis (2008:59), terdapat dua jenissaham yang diperdagangkan. Yaitu saham biasa(common stock) yang paling dikenal masyarakat dansaham preferen (preferred stock). Secara sederhanasaham dapat didefinisikan sebagai penyertaan ataupemilikan seseorang atau badan dalam suatuperusahaan saham preferen adalah suatu jenishibrida, dalam beberapa hal tentu mirip denganobligasi dan mirip dengan saham biasa dalambeberapa hal lain (Brigham dan Joel, 2006:446).

6. Return Sahama. Pengertian Return Saham

Menurut Horne dan John (2005:144), returnsaham atau yang biasa disebut return merupakanpembayaran yang diterima karena hakkepemilikannya, ditambah dengan perubahan dalamharga pasar yang dibagi dengan harga awal.

Menurut Jogiyanto (2000:109), returnmerupakan hasil yang diperoleh dari suatu investasi.Return saham dibedakan menjadi dua yaitu returnrealisasi (realized return) dan return ekspektasi(expected return).

b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi ReturnSaham

Menurut Munawir (2004), untuk menganalisiskinerja perusahaan dapat digunakan rasio keuanganyang terbagi dalam empat kelompok, yaitu rasiolikuiditas, aktivitas, hutang, dan profitabilitas.Dengan analisis tersebut, para analisis mencobamemperkirakan harga saham dimasa yang akandatang dengan mengestimasi nilai dari faktor-faktorfundamental yang mempengaruhi harga sahamdimasa yang akan datang dan menerapkan hubunganfaktor-faktor tersebut sehingga diperoleh taksiranharga saham.

Umumnya faktor-faktor fundamental yangditeliti adalah nilai intrinsik, nilai pasar, Return OnTotal Assets (ROA), Return On Investment (ROI),Return On Equity (ROE), Book Value (BV), DebtEquity Ratio (DER), Deviden Earning, Price to BookValue (PBV), Deviden Payout Ratio (DPR), DevidenYield, dan likuiditas saham.

7. Pengaruh Kebijakan Dividen TerhadapReturn SahamTeori dari Lintner dan Gordon (1963) dalam

Brigham dan Joel (2006:71) mengemukakanpandangan bahwa perusahaan meningkatkanpembayaran dividen hanya bila manajer yakin bahwapembayaran dividen yang tinggi tersebut mampudipertahankan di masa yang akan datang. Investormenyukai dividen yang tinggi karena dividen yangditerima seperti burung di tangan yang risikonyalebih kecil atau mengurangi ketidakpastiandibandingkan dengan dividen yang tidak dibagikan.Kelompok berpendapat bahwa return saham akanmeningkat jika pembagian dividen dikurangi. Hal itudikarenakan investor merasa lebih yakin terhadappenerimaan pembayaran dividen daripada capitalgain (nilai modal) yang akan dihasilkan dari labaditahan.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Analisis Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Kebijakan Dividen Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode2009-2013

Dari hasil penelitian, nilai rata-rata dividendpayout ratio (DPR) Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009-2013 adalah sebesar 0,5534.Dimana nilai minimum DPR sebesar 0,1002 terdapatpada PT. Mayora Indah, Tbk., tahun 2009. Tingkatkebijakan dividen tertinggi dimiliki oleh PT Merck,Tbk., yakni sebesar 1,7183 pada tahun 2012. Kondisiini menunjukkan bahwa rasio pembayaran dividenperusahaan objek penelitian senantiasa mengalamifluktuasi.

Dari hasil penelitian terdapat 8 perusahaandengan nilai dividend payout ratio (DPR) di bawahrata-rata DPR Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi periode 2009-2013, hal ini berarti bahwarasio pembayaran dividen perusahaan tersebut

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 53

rendah. Perusahaan mempertimbangkan kebijakandividen dengan pembayaran dividen yang rendahdari laba bersihnya. Sementara itu, terdapat 6perusahaan dengan nilai dividend payout ratio (DPR)di atas rata-rata DPR Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi periode 2009-2013, hal ini berartibahwa rasio pembayaran dividen dari perusahaan-perusahaan tersebut sangat tinggi kepada parainvestor.

2) Gambaran Return Saham Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia Periode 2009-2013

Dari hasil penelitian, nilai rata-rata returnsaham Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiperiode 2009-2013 sebesar 0,6683, berarti rata-rataperusahaan objek penelitian dalam menghasilkanreturn saham adalah sebesar 66,83%. Selanjutnyareturn saham minimum terdapat pada PT. GudangGaram, Tbk., sebesar -0,2540 tahun 2013. Tingkatreturn saham maksimum terdapat pada PT. GudangGaram, Tbk., sebesar 4,0706 pada tahun 2009.Kondisi ini menunjukkan bahwa return sahamperusahaan tersebut senantiasa berfluktuasi.

Dari hasil penelitian, terdapat 8 perusahaandengan nilai return saham di bawah rata-rata padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi, hal iniberarti bahwa return saham perusahaan tersebutadalah kurang baik, dan perusahaan seringmengalami penurunan harga saham selama periode2009 sampai 2013. Sementara itu, terdapat 6perusahaan dengan nilai return saham di atas rata-rata pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi, hal ini berarti bahwa return sahamperusahaan tersebut baik.

b. Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Untuk mengetahui model persamaan regresidapat dilihat dari Tabel 2 di bawah ini:

Tabel 2Hasil Analisis Regresi Linier Sederhana

Model

UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) -1,142 ,209LnDPR -,481 ,192 -,310

a. Dependent Variable: LnRt

Sumber : Hasil Pengolahan (Output SPSS 20)

Dari Tabel 4 diatas persamaan regresi liniersederhana antara variabel independen kebijakandividen terhadap variabel dependen return sahamyang dapat diformulasikan dalam bentuk persamaanberikut:

LnRt = -1,142 - 0,481 LnDPR + Model persamaan regresi sederhana tersebut

menginterprestasikan bahwa terdapat pengaruh yangnegatif antara kebijakan dividen terhadap returnsaham pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2) Koefisien Korelasi dan Determinasi

Analisis koefisien korelasi digunakan untukmengetahui derajat hubungan linear antara satuvariabel dengan variabel lain. Berikut ini hasilpengolahan data SPSS yang menunjukkan koefisienkorelasi dan determinasi dalam penelitian ini:

Tabel 3Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model Summaryb

Model R R Square Adjusted RSquare

Std. Error ofthe Estimate

1 ,310a ,096 ,081 1,08378a. Predictors: (Constant), LnDPRb. Dependent Variable: LnRt

Sumber: Hasil Pengolahan (Output SPSS20)

Dari Tabel 3 di atas diperoleh nilai r sebesar0,310, dikatakan bahwa hubungan antara kebijakandividen dengan return saham pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia periode 2009-2013 adalahlemah.

Nilai R square pada Tabel 3 di atas adalah0,096, yang berarti bahwa variasi return saham dapatdijelaskan oleh kebijakan dividen sebesar 9,6% padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2013,sisanya sebesar 90,4% dijelaskan oleh variabel lainyang tidak dimasukkan dalam model penelitian ini,seperti: kondisi perekonomian, stabilitas politik,kebijakan perbankan, tingkat bunga deposito dannilai tukar valuta asing.

3) Uji HipotesisAdapun hipotesisyang diuji dalam penelitian

ini sebagai berikut :a) Ho : β = 0, Apabila thitung < ttabel, dan tingkat

signifikan > α (5%), berarti H0 diterima, artinyakebijakan dividen tidak berpengaruh negatif dantidak signifikan terhadap return saham padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b) Ha : β ≠ 0, Apabila thitung > ttabel, dan tingkatsignifikan < α (5%), berarti H0 ditolak, artinyakebijakan dividen berpengaruh negatif dansignifikan terhadap return saham padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Hasil pengolahan data SPSS 20 untuk uji tdapat dilihat pada Tabel 4 sebagai berikut :

Tabel 4Perkiraan Nilai thitung

Coefficientsa

Model t Sig.

1(Constant) -5,470 ,000LnDPR -2,503 ,015

a. Dependent Variable: LnRt

Sumber : Hasil Pengolahan (Output SPSS 20)

Dengan tingkat kepercayaan 95% dan n = 70,df = n-k, 70-2 = 68 dan ½ α = 0,025 diperoleh angkattabel sebesar 1,99547 sedangkan thitung yang dapatdilihat dari Tabel 3 di atas sebesar 2,503. Dengandemikian maka dapat disimpulkan bahwa thitung > ttabel

(2,503 > 1,99547) yang berarti H0 ditolak. Tingkatsignifikansi yang diperoleh dari hasil pengolahan

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 54

data SPSS menunjukkan tingkat signifikan 0,015 <0,05, artinya kebijakan dividen berpengaruh negatifdan signifikan terhadap return saham padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009sampai 2013.

2. Evaluasia. Evaluasi Kebijakan Dividen pada Perusahaan

Sektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Dari hasil penelitian, rata-rata kebijakandividen pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiadari tahun 2009-2013 mengalami fluktuasi. Dengandemikian rasio pembayaran dividen yang terjadipada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiselama periode 2009-2013 adalah berbeda-beda.Rata-rata dividend payout ratio pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi dari tahun 2009sampai 2013 berada pada angka 0,5534,menunjukkan bahwa perusahaan pada SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia rata-rata mampu melakukanpembayaran dividen sebesar 55,34 % dari lababersihnya. Angka rata-rata rasio pembayaran dividensebesar 0,5534 atau 55,34% merupakan angka yangcukup tinggi. Semakin tinggi kebijakan dividen yangdiambil perusahaan, semakin meningkatkan minatinvestor untuk membeli saham pada perusahaantersebut. Karena tujuan utama investor berinvestasiadalah memperoleh keuntungan dari pembagiandividen atau juga capital gain.

b. Evaluasi Return Saham pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian, rata-rata return sahampada Perusahaan Sektor Industri Barang Konsumsiyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dari tahun2009 sampai 2013 mengalami fluktuasi. Nilai rata-rata return saham pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi dari tahun 2009-2013 berada pada0,6683. Hal ini berarti terjadi pertumbuhan hargasaham cukup tinggi pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 sampai 2013. Perubahanharga saham mempengaruhi return saham padaPerusahaan Sektor Industri Barang Konsumsi yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia.

c. Evaluasi Pengaruh Kebijakan DividenTerhadap Return Saham pada PerusahaanSektor Industri Barang Konsumsi yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia

Dari hasil pengujian regresi linier sederhanayaitu LnRt = -1,142 – 0,481 LnDPR + , artinyabahwa setiap kenaikan kebijakan dividen sebesar 1%maka return saham akan turun sebesar 0,481% dansebaliknya apabila setiap penurunan kebijakandividen sebesar 1% maka return saham akan naiksebesar 0,481%.

Dari hasil uji determinasi diperoleh bahwavariasi return saham dapat dijelaskan oleh kebijakandividen sebesar 9,6% sisanya 90,4% dijelaskan olehvariabel lain yang tidak dimasukkan dalam modelpenelitian ini, seperti: kondisi perekonomian,stabilitas politik, kebijakan perbankan, tingkat bungadeposito dan nilai tukar valuta asing. Sementara hasiluji korelasi diperoleh bahwa terdapat korelasisebesar 0,310, hubungan antara kebijakan dividenterhadap return saham pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar di BursaEfek Indonesia periode 2009-2013 adalah lemah.

Dari hasil pengujian hipotesis menggunakanuji t, diperoleh thitung > ttabel (2,503 > 1,99547) dantingkat signifikan 0,015 < 0,05, yang berarti H0

ditolak, artinya bahwa kebijakan dividen memilikipengaruh yang negatif dan signifikan terhadap returnsaham pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Rata-rata tingkat kebijakan dividen yangdiproksikan oleh dividend payout ratio dihasilkanoleh Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009 sampai 2013 adalah sebesar 0,5534.

b. Rata-rata return saham pada Perusahaan SektorIndustri Barang Konsumsi yang terdaftar diBursa Efek Indonesia adalah sebesar 0,6683.

c. Berdasarkan hasil pengujian regresi linearsederhana diperoleh persamaan regresi liniersederhana LnRt = -1,142 - 0,481 LnDPR + . Halini menunjukkan bahwa kebijakan dividenberpengaruh negatif terhadap return saham.

d. Dari hasil uji t dengan tingkat signifikansi α =0,05 diperoleh thitung > ttabel (2,503 > 1,99547) dantingkat signifikan 0,015 < 0,05 yang berarti H0

ditolak, bahwa kebijakan dividen memilikipengaruh yang negatif dan signifikan terhadapreturn saham pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009-2013.

e. Hasil pengujian koefisien korelasi diperoleh nilaisebesar 0,310 menunjukkan hubungan yanglemah antara kebijakan dividen dengan returnsaham pada Perusahaan Sektor Industri BarangKonsumsi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013.

f. Nilai R square sebesar 0,096, berarti variasireturn saham dapat dijelaskan kebijakan dividensebesar 9,6% pada Perusahaan Sektor IndustriBarang Konsumsi yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009-2013, sisanya sebesar90,4% dijelaskan oleh variabel lain yang tidakdimasukkan dalam penelitian ini, seperti: kondisiperekonomian, stabilitas politik, kebijakanperbankan, tingkat bunga deposito dan nilai tukarvaluta asing.

2. Sarana. Bagi perusahaan disarankan untuk terlebih

dahulu menganalisis tingkat kebijakan dividen

Jurnal FINANCIAL Vol. 1, No. 1, JUNI 2015 55

dan dampaknya terhadap return saham sebelummemutuskan untuk membagikan laba dalambentuk dividen, atau menginvestasikan kembalidemi kelangsungan pertumbuhan perusahaan.

b. Bagi investor dan calon investor disarankanuntuk menganalisis tingkat rasio pembayarandividen suatu perusahaan sebelum membelisaham. Karena tujuan utama investor membelisaham adalah mendapatkan dividen yang tinggidan juga hasil penjualan saham kembali (capitalgain). Harga saham yang meningkat membuatinvestor yang memiliki saham dapat memilikipeluang mendapatkan return saham denganmenjualnya kembali.

c. Dikarenakan keterbatasan-keterbatasan dalampenelitian ini, bagi peneliti selanjutnya sebaiknyadilakukan penelitian dengan variabel-variabellain selain kebijakan dividen seperti: kondisiperekonomian, stabilitas politik, kebijakanperbankan, tingkat bunga deposito dan nilai tukarvaluta asing.

E. DAFTAR PUSTAKAAstuti, Dewi, 2004, Manajemen Keuangan

Perusahaan, Cetakan Pertama, Jakarta : GhaliaIndonesia.

Bodie, Kane, Marcus, 2002, Investment, Buku Satu,Jakarta : Salemba Empat.

Brigham, Eugene F dan J.F Houston, 2006,Manajemen Keuangan, Buku Satu, EdisiKesepuluh, Jakarta : Salemba Empat.

Halim, Abdul, 2007, Manajemen Keuangan Bisnis,Bogor : Gahlia Indonesia.

Horne, James C. Van, dan John M. Wachowicz,2005, Prinsip-Prinsip ManajemenKeuangan, Buku Satu, Edisi Kedua Belas,Jakarta : Salemba Empat.

Jogiyanto, H.M, 2000, Teori Portofolio danAnalisis Investasi, Edisi Ketiga, Yogyakarta :BPFE.

Lintner, J, 1963, Distribution of Incomes ofCorporation Among Dividends RetainedEarnings and Taxes, The American EconomicsReview, Vol 46.

Lubis, Ade Fatma, 2008, Pasar Modal, Jakarta :Lembaga Penerbit Fakultas EkonomiUniversitas Indonesia.

Rudianto, 2009, Pengantar Akuntansi, Jakarta :Erlangga.

Situmorang, Paulus, 2008, Pengantar Pasar Modal,Edisi Pertama, Jakarta : Mitra Wacana Media.

Sutrisno, 2003, Manajemen Keuangan, EdisiKesatu, Yogyakarta : EKONISIA.

Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan-Teoridan Aplikasi dengan SPSS, Yogyakarta : AndiOffset.

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 56

PENGARUH RETURN ON EQUITY (ROE) TERHADAP HARGA SAHAMPADA PERUSAHAAN SEKTOR ANEKA INDUSTRIYANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

Oleh:Thalia SutantiS1 Akuntansi

Yansen Siahaan, Jubi, Supitriyani

AbstraksiTujuan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk mengetahui gambaran Return On Equity (ROE) dan harga

saham pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. 2) Untuk mengetahui danmenganalisis pengaruh Return On Equity (ROE) dan harga saham pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dan analisis deskriptifkuantitatif. Objek penelitian yang digunakan adalah Perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di BursaEfek Indonesia tahun 2009 sampai tahun 2013 yang telah memenuhi kriteria adalah sebanyak 19 perusahaan.Pengumpulan data dilakukan dengan metode dokumentasi. Tehnik analisis yang digunakan adalah regresi linearsederhana, koefisien korelasi, koefisien determinasi, dan uji t. Analisis data dilakukan dengan menggunakanbantuan program software Statistical Product and Service Solutions (SPSS) versi 20.

Hasil penelitian dapat disimpulkan rata-rata Return On Equity (ROE) adalah sebesar 0,1496 dan rata-rataharga saham adalah sebesar 6.621,84. Terdapat hubungan yang sedang antara Return On Equity (ROE) denganharga saham. Hipotesis penelitian adalah H0 ditolak, artinya Return On Equity (ROE) berpengaruh positif dansignifikan terhadap harga saham pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013.

Kata Kunci : Return On Equity (ROE) dan harga saham.

AbstractionThe purpose of this research are : 1) To describe the Return On Equity (ROE) and the price of shares in

the company sector of Multivarious Industries listed on the Indonesia Stock Exchange. 2) To know and analyzethe influence of Return On Equity (ROE) and the price of shares in the company sector of Multivarious Industrieslisted on the Indonesia Stock Exchange.

This research was done by using descriptive analysis method of qualitative and quantitative descriptiveanalysis. Object of this research is this variety of Industry Sectors Companies which is listed on the IndonesiaStock Exchange in 2009 until 2013 that has met the criteria of as many as 19 companies. Data collection wascarried out with methods of documentation. Analytical techniques used are simple linear regression, correlationcoefficient, coefficient of determination, and t-test. Data analysis was done using Statistical Product and ServiceSolutions (SPSS) version 20.

The results of this research was mean of Return On Equity (ROE) was of 0,1496 and mean of stock priceis of 6.621,84. Relationship between Return On Equity (ROE) and the stock price was middle. The Hypothesis isH0 rejected, that mean Return On Equity (ROE) has positive effect and significantly to stock prices on Variety ofIndustry Sectors Companies that listed on the Indonesia Stock Exchange period 2009-2013.

Keywords: Return On Equity (ROE) and the Stock Price.

A. PENDAHULUAN1. Latar Belakang Masalah

Seiring berkembangnya teknologi danperekonomian di zaman modernisasi, makapersaingan bisnis juga semakin besar. Perusahaan-perusahaan yang dapat berkembang mengikutiperkembangan zaman yang mampu bertahan.Berkembangnya suatu perusahaan juga harusdidukung dengan dana yang tidak sedikit. Bagiinvestor sendiri, dana yang diinvestasikan ke dalamsaham tentu memiliki tujuan dan motivasi sendiri.Sebelum pengambilan keputusan investasi, investorperlu mengadakan penilaian terhadap perusahaanmelalui laporan keuangan. Alat ukur untuk menilai

laporan keuangan yang umumnya digunakan adalahanalisis rasio. Terdapat beberapa metode dalammenganalisa laporan keuangan, diantaranya adalahrasio profitabilitas.

Return On Equity (ROE) merupakan rasioprofitabilitas yang digunakan untuk mengukurseberapa banyak keuntungan yang menjadi hakpemilik modal sendiri (saham).

Berikut ini data rata-rata Return On Equity(ROE) dan harga saham Perusahan Sektor AnekaIndustri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode tahun 2009 sampai 2013:

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 57

Tabel 1Rata-Rata Return On Equity (ROE) dan

Harga Saham Perusahaan Sektor Aneka Industriyang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Periode 2009 – 2013

VariabelTahun

2009 2010 2011 2012 2013Return On Equity

(ROE) (%)0,17 0,18 0,15 0,14 0,10

Harga Saham (Rp) 4.995 9.669 9.283 6.203 2.959

Sumber : Data diolahPada Tabel 1 dapat dilihat fenomena antara

Return On Equity (ROE) dan harga saham yangmengalami fluktuasi, namum kedua variabelmemiliki korelasi positif. Hal ini dapat dilihatapabila rata-rata nilai Return On Equity (ROE)mengalami kenaikan maka harga saham jugamengalami kenaikan. Sebaliknya jika Return OnEquity (ROE) mengalami penurunan maka hargasaham juga akan mengalami penurunan.

2. Rumusan Masalaha. Bagaimana gambaran Return On Equity (ROE)

dan harga saham pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia?

b. Apakah Return On Equity (ROE) berpengaruhterhadap harga saham pada Perusahaan SektorAneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia?

3. Tujuan Penelitiana. Untuk mengetahui gambaran Return On Equity

(ROE) dan harga saham pada Perusahaan SektorAneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

b. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruhReturn On Equity (ROE) terhadap harga sahampada Perusahaan Sektor Aneka Industri yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia.

4. Metode PenelitianTempat penelitian ini dilakukan pada Sektor

Aneka Industri di Bursa Efek Indonesia, JL. Jend.Sudirman Kav 52-53 Jakarta Selatan 12190 denganmengakses situs http://www.idx.co.id/ danwww.duniainvestasi.com.

Jenis data yang digunakan dalam penelitianini adalah data kualitatif dan data kuantitatif. Hasildata yang diperoleh akan dianalisis dengan analisisdeskriptif baik bersifat kualitatif dan kuantitatif.

B. LANDASAN TEORI1. Laporan Keuangan

a. Pengertian Laporan KeuanganMenurut Brigham dan Joel (2006:44), laporan

keuangan adalah beberapa lembar kertas denganangka-angka yang tertulis di atasnya, tetapi pentingjuga untuk memikirkan aktiva ril di balik angka-angka tersebut.

Menurut Kasmir (2010:310), laporankeuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisikeuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatuperiode tertentu.

Menurut Baridwan (2004:17), laporankeuangan merupakan ringkasan dari suatu prosespencatatan dari transaksi-transaksi keuangan yangterjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

b. Analisis Laporan KeuanganMenurut Subramanyam dan John (2010:34),

alat analisis laporan keuangan terbagi menjadi 5,yaitu :1) Analisis laporan keuangan komparatif,2) Analisis laporan keuangan common – size,3) Analisis rasio4) Analisis arus kas5) Valuasi

2. Rasio Keuangana. Pengertian Rasio Keuangan

Menurut Tisnawati, dkk (2005:86), analisisrasio keuangan merupakan bagian dari analisislaporan keuangan. Analisis rasio keuangan adalahanalisis yang dilakukan dengan menghubungkanberbagai perkiraan yang terdapat pada laporankeuangan dalam bentuk rasio keuangan.

Menurut Jumingan (2006:242), analisis rasiokeuangan merupakan analisis denganmembandingkan satu pos laporan keuangan dengansatu pos laporan keuangan lainnya, baik secaraindividu maupun bersama-sama guna mengetahuihubungan di antara pos tertentu baik dalam neracamaupun dalam laporan laba-rugi.

b. Jenis-Jenis Rasio KeuanganMenurut Brigham dan Joel (2010:134), rasio

keuangan terdiri dari :1) Rasio likuiditas (liquidity ratio), rasio yang

menunjukkan hubungan antara kas dan asetlancar perusahaan dengan kewajiban lancarnya.Rasio likuiditas terdiri dari rasio lancar dan rasiocepat.

2) Rasio manajemen aset (assets managementratio), rasio yang mengukur seberapa efektifsebuah perusahaan mengatur asetnya. Rasiomanajemen aset terdiri dari rasio perputaranpersediaan, jumlah hari penjualan belum tertagih,rasio perputaran asset tetap dan rasio perputarantotal aset

3) Rasio manajemen utang (financial leverageratio), rasio yang mengukur sampai sejauh apaperusahaan menggunakan pendanaan melaluiutang. Rasio manajemen utang terdiri dari rasioutang, rasio kelipatan pembayaran bunga danrasio cakupan EBITDA

4) Rasio profitabilitas (profitability ratio), rasioyang menunjukkan kombinasi dari pengaruhlikuiditas, manajemen aset, dan utang pada hasiloperasi. Rasio profitabilitas terdiri dari marjinlaba atas penjualan, basic earning power, returnon asset dan return on equity.

5) Rasio nilai pasar (market value ratio), rasio yangmenghubungkan harga saham perusahaan denganlaba, arus kas, dan nilai buku per sahamnya.Rasio nilai pasar terdiri dari rasio harga/laba,

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 58

rasio harga/arus kas, dan rasio nilai pasar/nilaibuku

3. Return on EquityMenurut Sutrisno (2005:239), return on

equity adalah kemampuan perusahaan dalammenghasilkan keuntungan modal sendiri yangdimiliki.

Menurut Sawir (2005:20), return on equitymerupakan sebuah rasio yang dipergunakan olehpemegang saham untuk menilai kinerja perusahaanyang bersangkutan. Return on equity juga digunakanuntuk mengukur tingkat pengembalian modal dariperusahaan.

4. Pasar SahamMenurut Samsul (2006:43), pasar modal

adalah tempat atau sarana bertemunya antarapermintaan dan penawaran atas instrumen keuanganjangka panjang, umumnya lebih dari 1 (satu) tahun.

Menurut Kasmir (2010:51), pasar modaladalah pasar diperjualbelikannya modal jangkapanjang dalam bentuk surat berharga, seperti obligasidan saham.

5. Harga Sahama. Pengertian Harga Saham

Menurut Martono dan Harjito (2007:13),harga saham adalah refleksi dari keputusan-keputusan investasi, pendanaan (termasuk kebijakandividen) dan pengelolaan aset.

Menurut Widoatmodjo (2005:102), hargasaham merupakan harga jual dari investor yang satukepada investor yang lain setelah saham tersebutdicantumkan di bursa, baik bursa utama maupunOTC (Over The Counter market).

Secara fundamental, harga suatu jenis sahamdipengaruhi oleh kinerja perusahaan dankemungkinan risiko yang dihadapi perusahaan.Kinerja perusahaan tercermin dari laba operasionaldan laba bersih per saham serta beberapa rasiokeuangan yang menggambarkan kekuatanmanajemen dalam mengelola perusahaan

b. Jenis-Jenis Harga SahamMenurut Widoatmojo (2005:45), harga saham

terdiri dari beberapa jenis yaitu :1) Harga Nominal2) Harga Perdana3) Harga Pasar4) Harga Pembukaan5) Harga Rata-Rata6) Harga Tertinggi7) Harga Terendah8) Harga Penutupan

c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi HargaSaham

Resiko perusahaan tercermin dari daya tahanperusahaan dalam menghadapi siklus ekonomi sertafaktor makro ekonomi dan mikro nonekonomi.Faktor makro mempengaruhi kinerja perusahaan dan

perubahan kinerja perusahaan, sedangkan secarafundamental mempengaruhi harga saham di pasar.

Menurut Samsul (2006:200), faktor makroyang mempengaruhi harga saham adalah :1) Tingkat bunga umum domestik2) Tingkat inflasi3) Peraturan perpajakan4) Kurs valuta asing5) Tingkat bunga pinjaman luar negeri6) Kondisi perekonomian internasional7) Siklus ekonomi8) Faham ekonomi9) Peredaran uang

Menurut Samsul (2006:204), faktor mikroyang mempengaruhi harga saham, yaitu :1) Laba bersih per saham2) Laba usaha per saham3) Nilai buku per saham4) Rasio ekuitas terhadap hutang5) Rasio laba bersih terhadap ekuitas6) Cash flow per saham

6. Pengaruh Return On Equity (ROE)Terhadap Harga SahamReturn On Equity (ROE) merupakan rasio

yang digunakan untuk mengukur seberapa banyakkeuntungan yang menjadi hak pemilik modal sendiri(saham). ROE juga merupakan rasio yangmemberikan informasi pada para investor tentangseberapa besar tingkat pengembalian modal dariperusahaan yang berasal dari kinerja perusahaanmenghasilkan laba.

Menurut Brigham dan Joel (2010:150), ROEmencerminkan pengaruh dari seluruh rasio lain danmerupakan ukuran kinerja tunggal yang terbaikdilihat dari kacamata akuntansi. Investor sudah pastimenyukai nilai ROE yang tinggi, karena semakintinggi nilai ROE umumnya memiliki korelasi positifdengan harga saham yang tinggi.

C. PEMBAHASAN1. Analisis

a. Deskriptif Kualitatif1) Gambaran Return On Equity (ROE) pada

Perusahaan Sektor Aneka Industri Periode2009 – 2013

Dari hasil penelitian, nilai maksimum untukreturn on equity (ROE) adalah sebesar 0,43,terdapatpada Perusahaan Indomobil Sukses Int’l (IMAS)sedangkan nilai minimum ROE adalah sebesar 0,00yang terdapat pada Perusahaan Indo RamaSynthetics (INDR), Multistrada Arah Sarana(MASA) dan Nusantara Inti Corpora (UNIT).Sedangkan nilai rata-rata ROE pada penelitian iniadalah 0,15. Dari hasil penelitian terdapat 9(sembilan) perusahaan yang memiliki nilai ROE diatas rata-rata yang berarti nilai ROE yang semakintinggi akan mempengaruhi harga saham menjadisemakin tinggi sehingga investor akan tertarik untukberinvestasi di perusahaan tersebut.

Menurut Subramanyam dan John (2010:46),tingkat ROE yang baik dalam perusahaan adalah diatas 12% atau 0,12 yang artinya 9 perusahaan

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 59

tersebut yang memiliki nilai ROE di atas rata-ratatermasuk baik. Sementara itu, terdapat 10 (sepuluh)perusahaan yang memiliki nilai ROE di bawah rata-rata, artinya nilai ROE yang semakin rendah akanmempengaruhi harga saham menjadi semakin rendahsehingga investor menjadi kurang tertarik untukberinvestasi di perusahaan tersebut.

Dari 10 perusahaan tersebut yang memilikinilai di bawah rata-rata tidak langsung dikatakankurang baik, karena walaupun berada di bawah nilairata-rata ROE, nilai ROE masing-masing perusahaanmasih di atas 12% atau 0,12. Hanya 4 perusahaanyang memiliki nilai di bawah 12%, yaitu emitenINDR, KBLM, RICY, dan UNIT.

2) Gambaran Harga Saham pada PerusahaanSektor Aneka Industri Periode 2009 – 2013

Dari hasil penelitian, nilai maksimum untukharga saham adalah sebesar 74.000. Nilai maksimumharga saham terdapat pada Perusahaan AstraInternasional Tbk (ASII) sedangkan nilai minimumharga saham adalah sebesar 56 yang terdapat padaPerusahaan KMI Wire and Cable (KBLI). Nilai rata-rata harga saham pada penelitian ini adalah 6.622dan terdapat 3 (tiga) perusahaan yang memiliki nilaiharga saham di atas rata-rata harga saham PerusahanSektor Aneka Industri periode 2009-2013 yaituemiten ASII, BATA, dan GDYR. Sementara itu,terdapat 16 (enam belas) perusahaan yang memilikinilai harga saham di bawah rata-rata harga sahamPerusahan Sektor Aneka Industri periode 2009-2013

b. Deskriptif Kuantitatif1) Regresi Linier Sederhana

Analisis regresi linier sederhana dapat dilihatpada tabel berikut :

Tabel 2Regresi Linier Sederhana

Model UnstandardizedCoefficients

StandardizedCoefficients

B Std. Error Beta

1(Constant) 8,459 ,433Ln_ROE ,622 ,159 ,418

a. Dependent Variable: Ln_HargaSahamSumber : Hasil pengolahan data (SPSS)

Dari Tabel 2 di atas, diperoleh hasil regresilinier sederhana yaitu: Ln Harga Saham = 8,459 +0,622 LnROE + , bahwa Return On Equity (ROE)memiliki pengaruh positif terhadap harga sahampada Perusahaan Sektor Aneka Industri yangTerdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 –2013, dimana jika ROE mengalami kenaikan makaharga saham juga akan naik sebaliknya jika ROEmengalami penurunan maka harga saham juga akanmenurun.

2) Koefisien Korelasi dan Koefisien DeterminasiAnalisis korelasi digunakan untuk

mengetahui derajat hubungan linier antara satuvariabel dengan variabel lain. Hasil pengolahanSPSS, koefisien korelasi dan determinasi dapatdilihat pada Tabel 3 berikut ini:

Tabel 3Koefisien Korelasi dan Determinasi

Model R R Square AdjustedR Square

Std. Error ofthe Estimate

1 ,418a ,175 ,163 1,38478

a. Predictors: (Constant), Ln_ROE

b. Dependent Variable: Ln_HargaSaham

Sumber : Hasil pengolahan data (SPSS)Dari Tabel 3 di atas, diperoleh hasil r

(koefisien korelasi) sebesar 0,418, berarti korelasiatau hubungan antara Return On Equity (ROE)dengan harga saham pada Perusahaan Sektor AnekaIndustri yang terdaftar di Bursa Efek Indonesiaperiode 2009-2013 adalah sedang.

Selanjutnya nilai R Square adalah sebesar0,175 yang berarti Return On Equity (ROE) dapatmenjelaskan pengaruhnya terhadap harga sahampada Perusahaan Sektor Aneka Industri periode2009-2013 adalah sebesar 17,5% dan sisanya 82,5%dijelaskan oleh variabel lain yang tidak dimasukkandalam model penelitian ini, seperti: marjin laba ataspenjualan (Profit margin on sales), Return On Asset(ROA).

3) Uji HipotesisAdapun hipotesis yang diuji adalah sebagai

berikut :a) H0 : β = 0, artinya Return On Equity (ROE) tidak

berpengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham pada Perusahaan Sektor Aneka Industriyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b) Ha : β ≠ 0, artinya Return On Equity (ROE)berpengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham pada Perusahaan Sektor Aneka Industriyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Berikut ini perkiraan thitung hasil pengolahanSPSS:

Tabel 3Perkiraan Nilai t hitung

Model t Sig.

1(Constant) 19,529 ,000Ln_ROE 3,905 ,000

a. Dependent Variable: Ln_HargaSaham

Sumber : Hasil pengolahan data (SPSS)Dari Tabel 4 diatas diperoleh thitung sebesar

3,905 lebih besar dari ttabel sebesar 1,99346 denganprobabilitas signifikan 0,000 lebih kecil dari tingkatkeyakinan (level of significant) = 0,05, makakeputusan yang diambil adalah H0 ditolak, artinyaReturn On Equity (ROE) berpengaruh positif dansignifikan terhadap harga saham pada PerusahaanAneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia.

2. Evaluasia. Evaluasi Return On Equity (ROE) Perusahaan

Sektor Aneka Industri yang Terdaftar diBursa Efek Indonesia

Dari hasil penelitian, rata-rata nilai ROE padaPerusahaan Sektor Aneka Industri yang terdaftar di

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 60

Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013 adalahsebesar 0,15 atau 15%, berarti nilai ROE padaPerusahaan Sektor Aneka Industri periode 2009-2013 sudah baik. Namun masih terdapat 7perusahaan yang berada di bawah nilai 0,12 atau12%, yaitu INDR, KBLM, LPIN, MASA, NIPS,RICY, dan UNIT. Nilai ROE yang rendah padaPerusahaan INDR, MASA, dan UNIT disebabkankarena laba perusahaan yang mengalami penurunandari tahun 2009–2013 sementara ekuitas terusmengalami kenaikan. Selain berada di bawah 0,12atau 12%, nilai ROE pada perusahaan tersebut jugamengalami penurunan hingga 0,00 pada tahun 2012.Sementara pada Perusahaan KBLM, LPIN, NIPS,dan RICY nilai ROE juga berada di bawah nilai 0,12atau 12%. Hal ini juga disebabkan oleh nilai labamengalami fluktuasi namun nilai ekuitas terusmengalami peningkatan.

Dari hasil penelitian, nilai maksimal ROEadalah sebesar 0,43 terdapat pada emiten IMAStahun 2010. Pada emiten IMAS nilai laba dan ekuitasterus mengalami kenaikan. Sedangkan nilaiminimum ROE adalah sebesar 0,00 yang terdapatpada 3 perusahaan, yaitu : INDR, MASA, dan UNIT.Nilai ROE yang rendah pada penelitian inidisebabkan oleh nilai laba yang mengalami fluktuasisementara ekuitas terus mengalami peningkatan.

b. Evaluasi Harga Saham Perusahaan SektorAneka Industri yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia

Dari hasil penelitian, nilai rata-rata hargasaham yang dihasilkan oleh Perusahaan SektorAneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 – 2013 adalah sebesar6621,84. Respon investor untuk menginvestasikandana ke Perusahaan Sektor Aneka Industri kurangbaik. Hal ini dapat dilihat dengan nilai tertinggiberada di angka Rp 74.000,-.

Dari hasil penelitian terdapat banyakperusahaan yang memiliki nilai di bawah rata-rata,yaitu : AUTO, GJTL, IMAS, INDR, INDS, KBLI,KBLM, LPIN, MASA, NIPS, PBRX, RICY, SCCO,SMSM, UNIT, dan VOKS. Nilai harga saham yangrendah dapat disebabkan oleh beberapa faktor,seperti: inflasi, kebijakan pemerintahan, kondisiperekonomian internasional, keadaan kurs valas, dansebagainya.

Harga saham maksimum pada PerusahaanSektor Aneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 – 2013 sebesar Rp74.000,-yang terdapat pada Perusahaan ASII, sedangkan nilaiminimum sebesar Rp 56,- terdapat pada PerusahaanKBLI. Perbedaan harga yang cukup besar dapatdisebabkan perbedaan jenis usaha.

c. Evaluasi Pengaruh Return On Equity (ROE)Terhadap Harga Saham Perusahaan SektorAneka Industri yang Terdaftar di Bursa EfekIndonesia

Hasil pengujian regresi linier sederhanamenunjukkan ROE berpengaruh positif terhadapharga saham pada Perusahaan Sektor Aneka Industri

yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009– 2013. Apabila ROE mengalami kenaikan 1% akanmenyebabkan kenaikan harga saham sebesar 0,622%sebaliknya bila ROE mengalami penurunan 1% akanmenyebabkan penurunan harga saham sebesar0,622%.

Berdasarkan uji statistik t, diperoleh hasilthitung > ttabel atau 3,905 > 1,9936 dengan tingkatsignifikansi 0,000 < 0,05 sehingga hipotesis H0

ditolak, artinya Return On Equity (ROE)berpengaruh positif dan signifikan terhadap hargasaham pada Perusahaan Sektor Aneka Industri yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 -2013.

Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yangdikemukakan oleh Brigham dan Joel (2010:150),bahwa ROE mencerminkan pengaruh dari seluruhrasio lain dan merupakan ukuran kinerja tunggalyang terbaik dilihat dari kacamata akuntansi.Investor pasti akan menyukai nilai ROE yan tinggi,karena semakin tinggi nilai ROE umumnya memilikikorelasi positif dengan harga saham.

D. KESIMPULAN DAN SARAN1. Kesimpulan

a. Nilai rata-rata dari Return On Equity (ROE) yangdihasilkan oleh Perusahaan Sektor Aneka Industriyang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode2009 – 2013 adalah sebesar 0,1496.

b. Nilai rata-rata dari harga saham yang dihasilkanoleh Perusahaan Sektor Aneka Industri yangterdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009 –2013 adalah sebesar 6621,84.

c. Koefisien korelasi (uji r) diperoleh hasil 0,418,berarti hubungan antara Return On Equity (ROE)dengan harga saham adalah sedang. Koefisiendeterminasi (uji ) diperoleh hasil 0,175, berartiReturn On Equity (ROE) hanya memberikanpengaruh sebesar 17,5% terhadap harga sahamdan sisanya 82,5% dipengaruhi oleh faktorlainnya, seperti: laba bersih per saham, labausaha per saham, nilai buku per saham.

d. Hasil uji hipotesis diperoleh hasil thitung > ttabel

atau 3,905 > 1,9936 yang berarti Return OnEquity (ROE) berpengaruh positif dan signifikanterhadap harga saham pada Perusahaan SektorAneka Industri yang terdaftar di Bursa EfekIndonesia periode 2009 - 2013.

2. Sarana. Rata-rata Return On Equity (ROE) pada

Perusahan Sektor Aneka Industri yang terdaftardi Bursa Efek Indonesia periode 2009 – 2013cukup baik, hanya saja laba masih perluditingkatkan terutama untuk perusahaan yangmemiliki nilai di bawah nilai 0,12 agar dapatmenarik para investor untuk menginvestasikandana mereka.

b. Dikarenakan keterbatasan dan kelemahan padapenelitian ini, bagi peneliti selanjutnya,sebaiknya perlu juga melakukan penelitiandengan menggunakan rasio lain selain daripadaReturn On Equity (ROE), seperti: marjin laba

Jurnal FINANCIAL Edisi : I Bulan Juni 2015 61

atas penjualan (Profit margin on sales), ReturnOn Asset (ROA), serta objek penelitian yangdigunakan bukan hanya sebatas PerusahaanSektor Aneka Industri.

E. DAFTAR PUSTAKABaridwan, Zaki, 2004, Intermediate Accounting,

Yogyakarta : BPFEBrigham, Eugene F dan Joel F. Houston, 2010,

Dasar-Dasar Manajemen Keuangan, Edisi11, Buku 1, Jakarta : Salemba Empat

Jumingan, 2006, Analisis Laporan Kuangan,Jakarta : PT. Bumi Aksara

Kasmir, 2010, Pengantar manajemen keuangan,Edisi 1, Cetakan kedua, Jakarta : KencanaPrenada Media Group

Martono dan Harjito, 2007, Manajemen Keuangan,Yogyakarta : Ekonisia Kampus FakultasEkonomi UII

Samsul, Mohammad, 2006, Pasar Modal danManajemen Portofolio, Surabaya : Erlangga

Sawir, Agnes, 2005, Analisis Kinerja Keuangandan Perencanaan Keuangan Perusahaan,Jakarta : PT. Gramedia Pustaka Utama

Subramanyam, K.R dan John J. Wild, 2010, AnalisisLaporan Keuangan, Jakarta : Salemba Empat

Suliyanto, 2011, Ekonometrika Terapan Teori danAplikasi dengan SPSS, Yogyakarta : ANDI

Sutrisno, 2005, Manajemen Keuangan Teori,Konsep dan Aplikasi, Yogyakarta: EkonisiaKampus Fakultas Ekonomi UII

Tisnawati, dkk, 2005, Pengantar Manajemen,Jakarta : Penerbit Prenadi Media

Widoatmojo, Sawidji, 2005, Cara Sehat Investasidi Pasar Modal, Jakarta : PT. Rineka Cipta