anteseden turnover intention pada karyawan produksi

IR – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

DISERTASI ANTESEDEN TUNROVER INTENTION… JOKO SUYONO

DISERTASI

ANTESEDEN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL JAWA TIMUR

JOKO SUYONO

041617157317

PROGRAM DOKTOR ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2021


ii


ANTESEDEN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PRODUKSI INDUSTRI TEKSTIL JAWA TIMUR

JOKO SUYONO NIM : 041617157317

PROGRAM STUDI DOKTOR ILMU MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA

2021


iii



iv DISERTASI ANTESEDEN TUNROVER INTENTION… JOKO SUYONO

JUDUL DISERTASI

ANTESEDEN TURNOVER INTENTION PADA KARYAWAN PRODUKSI

INDUSTRI TEKSTIL JAWA TIMUR

Nama Mahasiswa : Joko Suyono

NIM : 041617157317

Program Studi : Ilmu Manajemen

Minat : Manajemen Manajemen Sumber Daya Manusia

Tim Promotor

Promotor : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si.

Ko-Promotor : Dr. Dwi Ratmawati, SE., M.Com.

Tim Penguji Internal

Penguji I : Prof. Dr. Tanti Handriana, SE., M.Si.

Penguji II : Dr. Sri Hartini, SE., M.Si.

Penguji III : Dr. Indrianawati Usman, SE., M.Sc.

Penguji IV : Dr. Tri Siwi Agustina, SE., M.Si.

Penguji Eksternal : Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek.

Tanggal Ujian : 16 Juni 2021

SK Penguji : 2720/UN3.1.4/TA/2021


v



vi


KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas berkah, rahmat dan

hidayahNya yang senantiasa dilimpahkan kepada peneliti, sehingga peneliti

mampu menyelesaikan Naskah Disertasi ini dengan judul “Anteseden Turnover

Intention Pada Karyawan Industri Tekstil Jawa Timur”

Dalam penyusunan Usulan Naskah Disertasi ini peneliti banyak

mengalami hambatan serta rintangan yang peneliti hadapi namun berkat

bimbingan Promotor dan Ko-Promotor dan dukungan dari berbagai pihak

akhirnnya peneliti dapat menyelesaikannya. Untuk itu pada kesempatan ini

peneliti menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :

1. Rektor Universitas Airlangga, Prof. Dr. M Nasih, S.E., M.T., Ak., atas

fasilitas dan kesempatan yang diberikan selama mengikuti dan menyelesaikan

pendidikan Program Doktor Ilmu Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Airlangga Surabaya.

2. Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Airlangga, Prof. Dr. Dian

Agustina, SE., M.Si., Ak., atas fasilitasi dan kesempatan yang diberikan

selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program Doktor Ilmu

Manajemen pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga

Surabaya.

3. Prof. Dr. Tanti Handriana. SE., M.Si., selaku Ketua Program Doktor Ilmu

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga, yang tak

pernah henti memberikan fasilitas, kesempatan, dorongan, bantuan,

bimbingan, arahan, mendorong munculnya gagasan, dan ide-ide baru,

meluangkan waktu, dan memberikan kontribusi sehingga disertasi ini dapat

terselesaikan. Semoga Allah memuliakan beliau dan membalas budi baiknya.

4. Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si., sebagai Promotor, yang telah meletakkan

dasar-dasar teoritik yang dapat dijadikan bekal dalam menyelesaikan studi ini,

dan tak pernah lelah memberikan fasilitas, kesempatan, dorongan, bantuan,

bimbingan, arahan, mendorong munculnya gagasan, dan ide-ide baru,

meluangkan waktu sepenuh waktu, dan memberikan kontribusi sehingga


vii


disertasi ini dapat terselesaikan. Semoga Allah memuliakan dan membalas

budi baiknya.

5. Dr. Dwi Ratmawati, SE., M.Com., sebagai Ko-Promotor, yang tak henti

dengan kesabaran, keiklasan mendorong, membimbing, mengarahkan,

memberikan ide-ide dan gagasan baru, meluangkan waktu sepenuh waktu, dan

memberikan kontribusi sehingga disertasi ini dapat terselesaikan. Semoga

Allah memuliakan dan membalas budi baiknya

6. Para dosen pengajar Program Doktor Ilmu Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Bisnis, Universitas Airlangga, yang telah membagi pengetahuan akademik dan

dukungan selama peneliti menempuh studi.

7. Para dosen penguji yang telah memberikan kritik dan saran membangun

terhadap usulan naskah disertasi ini mulai dari proses awal hingga akhir

penyusunan: Prof. Drs. Ec. Budiman Christiananta, MA., Ph.D., Prof. Dr.

Fendy Suhariadi, MT., Psi., Prof. Dr. Tulus Haryono, M.Ek., Dr. Hj.

Indrianawati Usman, SE., M.Sc., Dr. Sri Hartini, SE., M.Si., Dr. Tri Siwi

Agustina, SE., M.Si.

8. Pimpinan dan Staff serta rekan-rekan kerja di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Narotama Surabaya, yang memberikan dukungan dan semangat

kepada saya agar bisa segera menyelesaikan Studi Program Doktor Ilmu

Manajemen di Fakultas Ekonomi dan Bisnis UNAIR.

9. Semua kawan kuliah Program Ekonomi Doktor Ilmu Manajemen angkatan

tahun 2016, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlangga yang saling

mendukung dan saling membantu, dan saling mendo’akan.

10. Semua kawan grup “Bimbingan Disertasi DIM” yang saling mendukung,

saling membantu, dan saling memberikan semangat agar semua dapat dengan

sukses menyelesaikan penelitian disertasi.

11. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang dengan tulus

memberikan berbagai bantuan baik moril maupun materiil serta doa, untuk

keberhasilan dalam menyelesaikan pendiikan pada Program Studi Doktor Ilmu

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Airlagga Surabaya.


viii


Semoga bantuan, motivasi, dorongan dan amal baiknya dalam membantu peneliti

sejak melaksanakan penulisan sampai selesainya penyusunan Usulan Naskah

Disertasi (Kelayakan) ini mendapatkan limpahan rahmat serta hidayah dari Tuhan

Yang Maha Esa.

Peneliti menyadari bahwa Usulan Naskah Disertasi (Kelayakan) ini masih

banyak kekurangan, untuk itu peneliti berharap masukan dan saran membangun

demi perbaikan Usulan Naskah Disertasi (Kelayakan) ini.

Surabaya, Juni 2021

Peneliti


ix


RINGKASAN

Joko Suyono, Program Doktor Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Airlangga, Surabaya, Juni 2021. Anteseden Turnover Intention Pada Karyawan Produksi Industri Tekstil Jawa Timur. Promotor : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si. Ko-Promotor : Dr. Dwi Ratmawati, SE., M.Si.

Sumber daya manusia adalah hal yang begitu sangat penting dalam menentukan keefektifan berjalannya suatu perusahaan. Sehingga sudah seharusnya perusahaan melakukan investasi dengan cara melaksanakan fungsi dari sumber daya manusia yaitu memulai perekrutan, penyeleksian, sampai pada mempertahankannya. Namun terkadang fenomena yang ada dan sering terjadi pada perusahaan adalah kinerja perusahaan yang sudah baik bisa menjadi rusak atau bahkan buruk, baik secara tidak lagsung maupun secara langsung oleh kompleksitas perilaku karyawan. Wujud dari perilaku tersebut adalah keinginan pindah/keluar dari pekerjaan (turnover/intention to leave) karena berbagai macam alasan.

Sejalan dengan kebijakan pemerintah Indonesia yang berorientasi ekspor, industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) merupakan salah satu industri yang dikembangkan. Pemilihan industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) sebagai industi beorientasi ekspor karena industri Tekstil dan Produk Tekstil (TPT) ternasuk dalam empat industri manufaktur yang memiliki peran strategis dalam perekonomian nasional yaitu sebagai penyumbang devisa negara, menyerap tenaga kerja dalam jumlah cukup besar, dan sebagai industri yang diandalkan untuk memenuhi kebutuhan sandang nasional. Hal ini dapat ditunjukkan melalui perolehan surplus ekspor terhadap impor selama satu dasawarsa terakhir, bahkan saat krisis ekonomi melanda dunia, industri TPT Nasional masih dapat mempertahankan surplus perdagangannya dengan nilai tidak kurang dari US$ 5 Milyar, penyerapan tenaga kerja 1,34 juta jiwa, capaian Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) hingga 63% dan berkontribusi memenuhi kebutuhan domestik sebesar 46% (http://www.kemenperin.go.id/artikel/60/Industri-Tekstil-Dan-Produk-Tekstil-Di-Revitalisasi. Diakses tanggal 15 Nopember 2019).

Berdasarkan data Kementrian Perindustrian (2019) dapat diketahui bahwa tahun 2015, industri membuka lapangan kerja sebanyak 15,54 juta orang, kemudian naik di tahun 2016 menjadi 15,97 juta orang. Pada tahun 2017, sektor manufaktur menerima tenaga kerja hingga 17,56 juta orang dan melonjak di tahun 2018 menjadi 18,25 juta orang. Dari tahun 2015 ke 2018, terjadi kenaikan 17,4 persen dan ini diperkirakan bisa menambah lagi penyerapan tenaga kerjanya di tahun 2019.


x


(https://kemenperin.go.id/artikel/20288/Penyerapan-Tenaga-Kerja-Industri-Manufaktur-Terus-Meningkat, Diakses tanggal 19 April 2021). Selain dapat mendorong pertumbuhan ekonomi, industri manufaktur juga mampu menjadi sumber devisa yang dapat diandalkan dan memberikan lapangan kerja baru. Oleh karena itu pemerintah terus melakukan upaya untuk mendorong pertumbuhan industi manufaktur salah satunya melalui perbaikan sumberdaya manusia.

Gubernur Jawa Timur Ibu Khofifah Indar Parawansa menyatakan bahwa tekstil adalah produk unggulan Jawa Timur (https://bangsaonline.com/berita/62213/%E2%80%8Bgubernur-khofifah-industri-unggulan-jatim-mamin-tekstil-produk-tekstil-dan-alas-kaki. Diunduh tanggal tanggal 20 September 2019). Disamping itu pada tahun 2019, besaran PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) sektor Industri Jawa Timur atas dasar harga berlaku mencapai 711.303 milyar (Tujuh ratus sebelas ribu tiga ratus tiga koma lima puluh milyar). Industri Non Agro terdiri 10 subsektor industri dimana urutan pertama diduduki oleh industri tekstil (Laporan Kinerja Instansi Pemerintah / LKJIP, Dinas Perindustrian Dan perdagangan Provinsi Jawa Timur 2019. file:///C:/Users/Delta%20Tirta/Downloads/1594100532pWx5-.pdf. Diunduh tanggal 12 Mei 2020).

Namun demikian pertumbuhan industri tekstil di Jawa Timur tidak terlalu menggembirakan dibandingkan dengan Jawa Barat dan Jawa Tengah. Ketua Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jatim Sherlina Kawilarang mengatakan, UMK di daerah-daerah yang terdapat kantong industri tekstil di Jateng pada 2018 berkisar Rp 1,5 juta–Rp 1,6 juta. Sedangkan UMK di Jawa Timur lebih tinggi, yakni di atas Rp 3 juta. Selain itu, masalah bahan baku menjadi kendala di industri tekstil Jawa Timur. Sebab, Jawa Timur belum memiliki industri hulu. Industri hulunya cuma ada di Jawa Barat dan Jawa Tengah. Jadi, agar bisa berproduksi, industri tekstil di Jawa timur harus membayar transportasi untuk bahan baku yang didatangkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur (JPNN.com, 2018). (https://www.jpnn.com/news/umk-tinggi-industri-tekstil-jatim-lesu. Diunduh tanggal 19 April 2021).

Disamping itu juga terdapat permasalahan yang mengancam kelompok industri TPT Indonesia yaitu rawan terkena dampak buruk dalam persaingan bebas se-Asia Tenggara (MEA) (https://bisnis.tempo.co/read/734434/inilah-industri-yang-rawan-kena-dampak-mea). Permasalahan lain yang mengancam industri tekstil adalah munculnya industri baru yang menggeser industri tekstil sehingga karyawan memillih berpindah pada industri baru yang lebih prospektif atau peluang lain. Pemerintah menargetkan pada tahun 2025 Indonesia menjadi negara industri baru. Target tersebut dikejar industri lain dengan mengembangkan industri agro, alat transportasi, dan industri informasi komunikasi sebagai industri masa depan


xi


(http://www.kemenperin.go.id/artikel/13202/Indonesia-Incar-Jadi-Negara Industri-Baru. Diakses tanggal 15 Nopember 2019).

Permasalahan lain yang mengancam industri tekstil adalah munculnya industri baru yang menggeser industri tekstil sehingga karyawan memillih berpindah pada industri baru yang lebih prospektif atau peluang lain. Pemerintah menargetkan pada tahun 2025 Indonesia menjadi negara industri baru. Target tersebut dikejar industri lain dengan mengembangkan industri agro, alat transportasi, dan industri informasi komunikasi sebagai industri masa depan (http://www.kemenperin.go.id/artikel/13202/Indonesia-Incar-Jadi-Negara-Industri-Baru. Diakses tanggal 15 Nopember 2019). Hal tersebut dapat memicu turnover intention karyawan pada industri tekstil dan dapat mengakibatkan turnover karyawan pada industri tekstil yang akan sangat mengganggu stabilitas industri tekstil.

Turnover intention yang sangat tinggi tersebut perlu mendapatkan perhatian khususdan perlu sumbangan pemikiran dari berbagai pihak, baik dari kalangan akademisi, praktisi, pemerintah dan pihak-pihak lain. Suyono, Eliyana dan Ratmawati (2020) dalam penelitiannya tentang turnover intention menunjukkan bahwa turnover intention lebih berbahaya daripada turnover karena turnover intention berarti karyawan masih bekerja di perusahaan. Karyawan ini sudah tidak mempunyai motivasi kerja, pikirannya sudah tidak fokus dan hatinya sudah tidak di perusahaan dan hanya tinggal menunggu waktu saja untuk keluar dari perusahaan. Turnover intention akan menyebabkan produktivitas rendah, motivasi kerja rendah, disiplin rendah, moral kerja rendah, dan juga menyebabkan kecelakaan kerja.

Penelitian ini dilakukan pada karyawan produksi industri tekstil Jawa Timur dengan tujuan untuk menguji dan menganalisis pengaruh psychological capital terhadap turnover intention, pengaruh perceived organization support terhadap turnover intention, pengaruh psychological capital terhadap affective commitment, pengaruh psychological capital terhadap continuance commitment, pengaruh psychological capital terhadap normative commitment, pengaruh perceived organization support terhadap affective commitment, pengaruh perceived organization support terhadap continuance commitment, pengaruh perceived organization support terhadap normative commitment, pengaruh affective commitment terhadap turnover intention, pengaruh continuance commitment terhadap turnover intention, dan pengaruh normative commitment terhadap turnover intention karyawan produksi industri tekstil Jawa Timur.

Penelitian ini bersifat explanatori yang menjelaskan pengaruh antar variabel melalui pengujian hipotesis. Pendekatan penelitian yang digunakan penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan produksi Perusahaan Tekstil di Jawa Timur yang meproduksi benang pintal (spun yarn) dan tergabung dalam Asosiasi Pertekstilan Indonesia (API) Jawa


xii


Timur yang berjumlah 440 orang. Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan teknik purposive sampling dengan menggunakan kriteria tertentu dan menghasilkan 195 sampel penelitian. Pengambilan data dilakukan dengan metode kuesioner dengan pengukuran skala Likert. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu dengan analisis Structural Equation Modeling (SEM) yang dioperasikan melalui program Analysis of Moment Structure (AMOS) versi 20.

Hasil pengujian terhadap 11 hipotesis menunjukkan bahwa 1) Psychological capital berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention; 2) Perceived organiazation support (POS) berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention; 3) Psychological capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap affective commitment; 4) Psychological capital berpengaruh signifikan terhadap continuance commitment; 5) Psychological capital berpengaruh positif dan signifikan terhadap normative commitment; 6) Perceived organization support (POS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap Affective Commitment; 7) Perceived organization support (POS) berpengaruh positif dan signifikan terhadap continuance commitment; 8) Perceived organization support berpengaruh positif dan signifikan terhadap normative nommitment; 9) Affective commitment berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention; 10) Continuance commitment berpengaruh negatif signifikan terhadap turnover intention; dan 11) Normative commitment berpengaruh negatif dan signifikan terhadap turnover intention.

Hasil penelitian ini dapat dipergunakan oleh pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur untuk meningkatkan target kerja pribadi karyawan. Hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner variabel psychological capital, yang menunjukkan aitem pernyataan tersebut paling rendah dibandingkan dengan aitem pernyataan variabel psychological capital liannya. Pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur disarankan untuk meningkatkan ketertarikan karyawan pada pekerjaan hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner variabel perceived organization support yang menunjukkan aitem pernyataan tersebut paling rendah dibandingkan dengan aitem pernyataan variabel perceived organization support lainnya. Pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur disarankan untuk meningkatkan keterikatan karyawan pada perusahaan hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner variabel affective commitment yang menunjukkan aitem pernyataan tersebut paling rendah dibandingkan dengan aitem pernyataan variabel affective commitment lainnya. Pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur disarankan untuk meningkatkan rasa butuh terhadap pekerjaan pada karyawan hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner variabel continuance commitment tersebut yang yang menunjukkan aitem pernyataan tersebut paling rendah dibandingkan dengan aitem pernyataan variabel continuance commitment lainnya. Pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur disarankan untuk meningkatkan kepercayaan karyawan akan loyalitas terhadap pekerjaan hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner indikator normative commitment yang yang menunjukkan item pernyataan tersebut paling rendah dibandingkan


xiii


dengan item pernyataan variabel normative commitment lainnya. Pihak manajemen Industri Tekstil Jawa Timur disarankan untuk meningkatkan beberapa aspek dalam pekerjaan agar karyawan merasa lebih baik untuk tinggal di perusahaan hal tersebut berdasarkan hasil kuesioner indikator turnover intention tersebut yang paling rendah.


xiv


SUMMARY

Joko Suyono, Doctor of Management Science Program, Faculty of Economics and Business, Universitas Airlangga, Antecedents of Turnover Intention to East Java Textile Industry Production Employees.

Promotor : Prof. Dr. Anis Eliyana, SE., M.Si. Co-Promotor : Dr. Dwi Ratmawati, SE., M.Si.

Human resources are very important in determining the effectiveness of a company. So that the company should invest by carrying out the function of human resources, that is by starting recruitment, selecting, and maintaining human resources. But sometimes a phenomenon that exists and often occurs in companies is that the company's good performance can be damaged or even bad, either indirectly or directly by the complexity of employee behavior. The manifestation of this behavior is the desire to leave a job (turnover intention) for various reasons.

In line with the Indonesian government's export-oriented policy, the Textile and Textile Product (TPT) industry is one of the industries being developed. The selection of the Textile and Textile Product (TPT) industry as an export-oriented industry because the Textile and Textile Product (TPT) industry is included in the four manufacturing industries that have a strategic role in the national economy, it is as a contributor to the country's foreign exchange, absorbing quite a large number of workers, and as a reliable industry to meet the needs of national clothing. This can be shown through the acquisition of a surplus of exports against imports over the past decade, even when the economic crisis hit the world, the National textile industry was still able to maintain its trade surplus with a value of not less than US $ 5 billion, employment absorption of 1.34 million people, achievements The Domestic Component Level (TKDN) is up to 63% and contributes to meeting domestic needs by 46% (http://www.kemenperin.go.id/artikel/60/Industri-Tekstil-Dan-Produk-Tekstil-Di-Revitalization. November 15, 2019).

Based on data from the Ministry of Industry (2019), it can be seen that in 2015, the industry created jobs for 15.54 million people, then increased in 2016 to 15.97 million people. In 2017, the manufacturing sector received a workforce of up to 17.56 million people and jumped in 2018 to 18.25 million people. From 2015 to 2018, there was an increase of 17.4 percent and this is expected to increase the absorption of its workforce in 2019. (https://kemenperin.go.id/article/20288/Penerapan-Tenaga-Kerja-Industri-Manufaktur-Continuously Increasing, Retrieved April 19, 2021). Besides being able to encourage economic growth, the manufacturing industry is also able to become a reliable source of foreign exchange and provide new jobs. Therefore, the government continues to make efforts to encourage the growth of the manufacturing industry, one of which is through improving human resources.


xv


The Governor of East Java, Mrs. Khofifah Indar Parawansa, stated that textiles were the flagship product of East Java (https://bangsaonline.com/berita/62213/%E2%80%8Bgubernur-khofifah-industri-unggulan-jatim-mamin-tekstil-produk-tekstil -and-footwear. Downloaded on 20 September 2019). In addition, in 2019, the amount of GRDP (Gross Regional Domestic Product) of the East Java Industrial sector based on current prices reached 711,303 billion (Seven hundred eleven thousand three hundred three point fifty billion). The non-agricultural industry consists of 10 industrial sub-sectors where the first order is occupied by the textile industry (Report on the Kinerja Instansi Pemerintah / LKJIP, Department of Industry and Trade of East Java Province 2019. file:///C:/Users/Delta%20Tirta/Downloads/1594100532pWx5-. pdf. Downloaded May 12, 2020).

However, the growth of the textile industry in East Java is not very encouraging compared to West Java and Central Java. Chairperson of the Indonesian Textile Association (API) East Java Sherlina Kawilarang said the minimum wage in areas with the textile industry in Central Java in 2018 ranged from Rp 1.5 million to Rp 1.6 million. Meanwhile, the minimum wage in East Java is higher, at over Rp. 3 million. In addition, the problem of raw materials is an obstacle in the textile industry in East Java. This is because East Java does not yet have an upstream industry. The upstream industry is only in West Java and Central Java. So, in order to be able to produce, the textile industry in East Java must pay for transportation for raw materials bought from Central Java to East Java (JPNN.com, 2018). (https://www.jpnn.com/news/umk-tinggi-industri-tekstil-jatim-lesu. Downloaded April 19, 2021).

Moreover, there are problems that threaten the Indonesian textile industry group which is prone to adverse impacts in Southeast Asia (MEA) free competition (https://bisnis.tempo.co/read/734434/inilah-industri-yang-rawan-kena-impact-mea). Another problem that threatens the textile industry is the emergence of a new industry that shifts the textile industry so that employees choose to move to new company which is more prospective or to get more opportunities. The government is targeting that by 2025 Indonesia will become a new industrial country. This target is being pursued by other industries by developing the agro industry, transportation equipment, and the information communication industry as a future industry (http://www.kemenperin.go.id/artikel/13202/Indonesia-Incar-Jadi-Negara Industri-Baru. Accessed on November 15, 2019).

Another problem that threatens the textile industry is the emergence of a new industry that shifts the textile industry so that employees choose to move to new, more prospective industries or other opportunities. The government is targeting that by 2025 Indonesia will become a new industrial country. This target is being pursued by other industries by developing the agro industry, transportation equipment, and the information communication industry as a future industry (http://www.kemenperin.go.id/artikel/13202/Indonesia-Incar-Jadi-Negara-Industri-Baru. Accessed November 15, 2019). This can trigger employee turnover


xvi


intention in the textile industry and may result in employee turnover in the textile industry which will seriously disrupt the stability of the textile industry.

This very high turnover intention needs special attention and needs contributions of thoughts from various parties, including academics, practitioners, government and other parties. Suyono, Eliyana and Ratmawati (2020) in their research on turnover intention show that turnover intention is more dangerous than turnover because turnover intention means that employees are still working at the company. This employee has no work motivation, his mind is out of focus and his heart is not in the company and is just waiting for time to leave the company. Turnover intention will cause low productivity, low work motivation, low discipline, low work morale, and also cause work accidents.

This research was conducted on employees of the textile industry in East Java with the aim of testing and analyzing the influence of psychological capital on turnover intention, the influence of perceived organization support on turnover intention, the influence of psychological capital on the affective commitment, the effect of psychological capital on continuance commitment, the influence of psychological capital on normative commitment, the influence of perceived organization support on affective commitment, the influence of perceived organization support on continuance commitment, the influence of perceived organization support on normative commitment, the influence of affective commitment on turnover intention, the influence of continuance commitment on turnover intention, and the influence of normative commitment on turnover intention of textile industrial production employees in East Java.

This research is an explanatory one which explains the relationship between variables through hypothesis testing. The research approach used in this research is quantitative research. The population in this study were employees of textile companies in East Java who produced spun yarn and were members of the Indonesian Textile Association (API), East Java, totaling 440 people. Sampling in this study using purposive samling with certain criteria and resulted in 195 research samples. Data were collected using a questionnaire method with a Likert scale measurement. The data analysis technique used in this study is the analysis of Structural Equation Modeling (SEM) which is operated through the Analysis of Moment Structure (AMOS) version 20 program.

The test results on 11 hypotheses show that 1) Psychological capital has a negative and significant influence on turnover intention; 2) Perceived organization support (POS) has a negative and significant influence on turnover intention; 3) Psychological capital has a positive and significant influence on affective commitment; 4) Psychological capital has a significant influence on continuance commitment; 5) Psychological capital has a positive and significant influence on normative commitment; 6) Perceived organization support (POS) has a positive and significant influence on Affective Commitment; 7) Perceived organization support (POS) has a positive and significant influence on continuance


xvii


commitment; 8) Perceived organization support has a positive and significant influence on normative commitment; 9) Affective commitment has a negative and significant influence on turnover intention; 10) Continuance commitment has a significant negative influence on turnover intention; and 11) Normative commitment has a negative and significant influence on turnover intention.

The results of this study can be used by the East Java Textile Industry management to increase employees' personal work targets. This is based on the results of the psychological capital variable questionnaire, which shows the statement item is the lowest compared to the statement items on the psychological capital variable. The management of the East Java Textile Industry is advised to increase employee interest in this job based on the results of the questionnaire for the variable perceived organization support which shows that the statement item is the lowest compared to other perceived organization support variable statement items. The management of the Textile Industry in East Java is advised to increase employee engagement with the company based on the results of the affective commitment variable questionnaire which shows that the statement item is the lowest compared to other affective commitment variable statement items. The management of the East Java Textile Industry is advised to increase the need for work for employees, this is based on the results of the continuance commitment variable questionnaire which shows that the statement item is the lowest compared to other continuance commitment variable statement items. The management of the East Java Textile Industry is advised to increase employee confidence in loyalty to their work based on the results of the normative commitment indicator questionnaire which shows that the statement items are the lowest compared to the statement items of the other normative commitment variables. The management of the East Java Textile Industry is advised to improve several aspects of work so that employees feel better about staying at the company. This is based on the results of the questionnaire for the lowest turnover intention indicator.

anteseden turnover intention pada karyawan produksi

Documents