analisis terapi

4
Setalah dilakukan penegakan diagnosis dan penentuan risiko, pasien ditatalaksana konservatif. Tujuan pengobatan iskemia miokard adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan miokardium dengan mempertahankan keseimbangan antara konsumsi oksigen miokardium dan penyediaan oksigen. Suplai oksigen dipertahankan dengan mencegah agregasi trombosit dan thrombosis dengan anti iskemia, antiplatelet, antikoagulan, inhibitor ACE, penghambat reseptor angiotensin dan statin. Telah diuraikan bahwa angina pektoris terjadi karena ketidakseimbangan suplai dan kebutuhan oksigen pada otot jantung. Dengan demikian obat yang digunakan adalah yang mampu meningkatkan suplai darah atau oksigen ke miokard seperti nitrat dan antiplatelet atau obat yang mampu menurunkan kebutuhan darah atau oksigen ke miokard seperti beta blocker dan antagonis kalsium (calcium channel blocker). Anti iskemia yang diberikan pada pasien adalah nitrat (ISDN) dan beta blocker (Bisoprolol). Nitrat merupakan terapi utama untuk memulihkan iskemia dengan (1) vasodilatasi perifer jaringan arteri dan vena yang akan menurunkan preload, dan dengan (2) memperbaiki penyebaran aliran darah koroner ke daerah iskemik dengan mendilatasi arteri epicardium dan meningkatkan aliran darah kolateral ke miokardium yang iskemik. Dilatasi arteri akan mengurangi tekanan arteri sehingga mengurangi resistensi sistemik terhadap ejeksi ventrikel dan besar beban akhir. Dilatasi vena akan meningkatkan kapasitas penampungan darah oleh vena di perifer. Akibatnya aliran balik vena ke jantung menurun sehingga

Upload: fitri-febrianti

Post on 15-Apr-2016

216 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

kedokteran

TRANSCRIPT

Page 1: analisis terapi

Setalah dilakukan penegakan diagnosis dan penentuan risiko, pasien ditatalaksana

konservatif. Tujuan pengobatan iskemia miokard adalah untuk mencegah terjadinya kerusakan

miokardium dengan mempertahankan keseimbangan antara konsumsi oksigen miokardium dan

penyediaan oksigen. Suplai oksigen dipertahankan dengan mencegah agregasi trombosit dan

thrombosis dengan anti iskemia, antiplatelet, antikoagulan, inhibitor ACE, penghambat reseptor

angiotensin dan statin.

Telah diuraikan bahwa angina pektoris terjadi karena ketidakseimbangan suplai dan

kebutuhan oksigen pada otot jantung. Dengan demikian obat yang digunakan adalah yang

mampu meningkatkan suplai darah atau oksigen ke miokard seperti nitrat dan antiplatelet atau

obat yang mampu menurunkan kebutuhan darah atau oksigen ke miokard seperti beta blocker

dan antagonis kalsium (calcium channel blocker).

Anti iskemia yang diberikan pada pasien adalah nitrat (ISDN) dan beta blocker

(Bisoprolol). Nitrat merupakan terapi utama untuk memulihkan iskemia dengan (1) vasodilatasi

perifer jaringan arteri dan vena yang akan menurunkan preload, dan dengan (2) memperbaiki

penyebaran aliran darah koroner ke daerah iskemik dengan mendilatasi arteri epicardium dan

meningkatkan aliran darah kolateral ke miokardium yang iskemik. Dilatasi arteri akan

mengurangi tekanan arteri sehingga mengurangi resistensi sistemik terhadap ejeksi ventrikel dan

besar beban akhir. Dilatasi vena akan meningkatkan kapasitas penampungan darah oleh vena di

perifer. Akibatnya aliran balik vena ke jantung menurun sehingga memperkecil volume dan

ukuran ventrikel. Dengan demikian vasodilatasi peerifer akan mengurangi preload, sehingga

kebutuhan oksigen juga akan berkurang.

Obat beta blocker menghambat perkembangan iskemia dengan menghambat secara

selektif pengaruh susunan saraf simpatis terhadap jantung yang disalurkan melalui reseptor beta.

Kelebihan beta blocker pada pasien angina pektoris adalah memiliki efek inotropik dan

kronotropik negatif sehingga meningkatkan suplai oksigen dan menurunkan kebutuhan oksigen

jantung. Rangsangan reseptor beta meningatkan frekuensi denyut jantung dan kekuatan kontraksi

jantung. Obat beta blocker menghambat rangsangan tersebut, sehingga menurunkan frekuensi

denyut jantung dan kekuatan kontraksi sehingga mampu mengurangi kebutuhan oksigen

miokardium. Namun, obat beta blocker merupakan kontraindikasi pada berbagai keadaan seperti:

frekuensi denyut jantung <60 dpm, tekanan darah sistolik <100 mmHg, kegagalan ventrikel kiri

sedang hingga berat, blok AV dan penyakit paru obstruktif kronis berat.

Page 2: analisis terapi

Bisoprolol adalah salah satu inhibitor β-1 selektif yang tidak memiliki intrinsic

symphatomimetic activity (ISA). Keunikan Bisoprolol adalah mampu memekan variasi sirkadian

sehingga efektif dalam mengurangi total ischemia burden

Antiplatelet yang diberikan pada pasien adalah Aspirin (Aspilet). Tujuan utama

pemberian aspirin adalah untuk mempertahankan terbukanya lumen arteri yang terkena infark

dan mengurangi kecenderungan pasien untuk mengalami thrombosis sehingga infark dan

kemungkinan terbentuknya thrombosis mural atau thrombosis vena dalam yang dapat

menyebabkan emboli paru. Selain itu, Clopidogrel juga diberikan pada pasien sebagai

antiplatelet. Di dalam hati, Clopidogrel dimetabolisme menjadi 2-oxo-clopidogrel yang

merupakan metbolit aktif. Metabolit aktif 2-oxo-clopidogrel akan berikatan secara kuat pada

reseptor ADP di trombosit, sehingga metabolit ini mencegah agregasi dari trombosit. Kombinasi

Aspirin dan Clopidogrel dibutuhkan pada pasien dengan SKA agar timbul efek antriagregasi

yang kuat.

Antikoagulan yang diberikan pada pasien adalah Fondaparinux (Arixtra SC).

Ondaparinux merupakan turunan sintetis dari ikatan pentasakarida-AT yang bertindak melalui

penghambatan selektif AT- dimediasi faktor Xa.

Inhibitor ACE yang diberikan pada pasien adalah Captopril. ACE-inhibitor bukan obat

anti angina. Namun, beberapa studi membuktikan obat ini menurunkan kejadian serebrovaskular

dan kardiovaskular seperti angina pektoris tak stabil dan infark miokard. Hal ini disebabkan

karen ACE inhibitor meningkatkan fungsi vasomotor endotel pada pasien jantung koroner,

memiliki efek antiinflamasi, dan menghambat remodelling.

Statin (Sinvastatin) merupakan obat antihiperlipidemia atau antikolesterol yang

menghambar kerja enzim HMG-CoA reductase yang berperan dalam proses sintesis kolesterol.

Berbagai uji klinik terhadap kejadian kardiak menunjukkan bahwa statin tidak hanya berperan

menurunkan kolesterol, tetapi juga memiliki efek non-lipid langsung dan tak langsung, seperti

memperbaiki fungsi endotel, mengurangi respon inflamasi, meningkatkan stabilisasi plak dan

mengurangi kecenderungan pembentukan thrombus.