analisis tentang pertentangan nilai … bapak drs. patrice lumumba m.a sebagai pembimbing sekaligus...

57
i ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI POLITIK INTERNASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL SKRIPSI Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional oleh: ABDULLAH FIKRI ASHRI E 131 09 007 JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK UNIVERSITAS HASANUDDIN 2014

Upload: doxuyen

Post on 17-Jun-2019

223 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

i

ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI

POLITIK INTERNASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pada Jurusan

Ilmu Hubungan Internasional

oleh:

ABDULLAH FIKRI ASHRI

E 131 09 007

JURUSAN ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN POLITIK

UNIVERSITAS HASANUDDIN

2014

Page 2: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

ii

KATA PENGANTAR

Hidup ini seperti orang yang bersandar di pohon kemudian bermimpi, bermimpi

menjadi apapun yang diinginkan, tapi ketika terbangun lalu menyadari

singkatnya mimpinya. Begitulah hidup, sangat pendek maka bermanfaatlah

karena waktu yang singkat ini menentukan masa yang panjang

(Buya Hamka)

Masih jelas diingatanku ketika masih duduk dibangku SD, rasanya selalu

bermimpi menjadi dewasa dimana dapat membeli yang diinginkan. Tapi, belum

sempat bermimpi panjang tentang hal itu, kini hampir seperempat abad telah

kujalani hidup. Satu masa yakni menjadi Mahasiswa baru saja terlalui. Entah

apakah ini pertanda baik atau buruk, seperti ungkapan teman ketika sarjana

“selamat menempuh the real kehidupan”, padahal menurutku kehidupan yang

sama saja berada di bawah rezim neoliberal (matemija‟). Tapi, intinya adalah

hidup begitu singkat, maka setiap langkah hingga masa harus dimaknai dengan

bermanfaat. Oleh karena itu gelar sarjana yang diraih ini merupakan kesyukuran

sekaligus amanah. Kekayaan adalah rasa syukur bukan unsur materi, sehingga

kesyukuran ini selalu terhaturkan kepada Allah S.W.T yang telah meniupkan roh,

memberikan nikmat oksigen, kesehatan, keluarga, dan begitu banyak nikmat yang

tidak ternilai dengan mata uang apapun di dunia ini.

Page 3: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

iii

Kata pengantar ini seperti yang lainnya „pengantar‟, maka saya ingin menuliskan

ucapan bahagia dan terima kasih karena telah „mengantar‟ kesarjanaan ini.

Teruntuk ayah (Prof.Dr.Muhammad Ashri S.H, M.H) yang kekagumanku tak

pernah berkurang secuilpun, yang telah mengajarkan kesabaran, tak pernah

mengeluh, dan tempat diskusi maupun berdebat (khususnya PTN-BH, hehehe..),

dan Mama (Dra. Afdaliah M.M) seorang ibu yang begitu energik dan sempurna

melebihi malaikat untuk anak-anaknya, maaf selama ini sering membuatmu

menunda tidur demi menungguku pulang. Terima kasih sedalam-dalamnya.

Teruntuk Muhammad Haekal Ashri S.H, M.H seorang kakak yang „kejam‟ nan

perhatian, Rusydi Ashri selamat bermahasiswa, Munif Ashri tetaplah membaca

Marx.hehehe, Untuk Nenek Opo, Mama Ayah, Bapak, dan Mama Aji sehat selalu.

Teruntuk Nurul Fajri Husin S.IP Sang Kekasih yang selalu mengingatkan,

mengajarkan, menjaga, dan sabar menghadapi diriku..heheheh…skripsi ini takkan

selesai tanpa tips, trik, dan pesan rindu darimu.mari berjuang dan berdoa bersama

slalu untuk esok, lusa, dan hari tua kita.

Kepada Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru

yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

semuanya (termasuk traktiran cotonya hehehe). Kepada Kak Isdah S.IP, M.A

sebagai pembimbing II yang selalu memotivasi. Maaf selalu menyusahkan. Juga

untuk para dosen Bu Puspa, Kak Gego (terima kasih banyak), Pak Adi, Pak Bur,

Bu Seni, Pak Darwis, Pak Aspi, Pak Nasir dan staf pejuang Kak Rahma dan

Bunda. Terima Kasih dan Sehat Selalu

Page 4: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

iv

Teruntuk Rumah HIMAHI FISIP Unhas, ……tak ada kata, kalimat, atau bahkan

naskah yang bisa menggambarkan dirimu. Begitu banyak pelajaran, kebahagiaan,

perjuangan, keharuan yang engkau berikan. Untuk kakak-kakak kak iccang

(tetaplah tegas sang guru), kak ekha (trims banyak), kak achong, kak gilang, kak

syam (maaf kak), kak hasrul (sang inspirator), kak ridho (cepat sembuh matanya),

kak rio, kak arkam yang mengajarkan persaudaraan, kak ari, kak radis, kak diba,

kak ewing, kak Bob n kak Nitha (kekagumanku teriring), kak sawing (semangat

bapak Dosen) dan senior lainnya yang begitu keren. Adik-adikku yang selalu

mengingatkan bahwa menjadi kakak adalah amanah. Menjadi bagian dari rumah

ini adalah kebaikan hidup..tetaplah menjadi rumah. Berbahagialah berHIMAHI.

Teruntuk HI 09 alias angkatan rapuh, bersama kalian adalah kebahagiaan

sekaligus iri dengan kemampuan kalian yang beragam. Terima kasih selalu

menjadi tempat cerita, acara makan-makan, dan banyak lagi. Untuk perempuan

yang luar biasa, Nurul Husin (SangKekasih), Cida (keep istiqomah), Inna

(SangSekretaris), April (selamat!), Sary (Garda Terdepan HUMAS), Amdy (maha

ielts), dilla (multitalent), Nany (K-Pop n Uang Kosan), Icha (teman pencerita

kecil), Fatma (calon dosen), Ayu (bobo), Hutri (akbar), Wani (Mandiri), Dillah

(Bandung), Ivon (Zack*), Dissa (women ji), Ditha (anak SMADA jie), Dwi

(17WI), Fitri (semangat), Claudia (bundo), Chris (iya Fren), Manda (pemanah),

dan Muspida (Abdesir), juga lelaki periang namun kesepian Fais (Taurus Boy),

Satky (sumber berita terdepan mengaburkan),Langgam (seperti cool), Eky

(Liverpool), Fikar (gokil), Vincen (ahli HP), Aldy (Ketua angkatan), Benji

(temannya apip), Tyo n Ishaq (Kawan Seminar), Bama (sang diplomat), Syukron

(Rajin Kuliah bro), Chalik (Master of Mandarin), Rahmat (Ustadz), Efri

Page 5: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

v

(bercermin di air terjuan). Dan terkhusus untuk Apip (ayok menjelajah n awet sm

ayu yah), Riri (Sepupuku yang santai namun pemikir), Michael (nda tauma mau

bilang apa, engkaulah sahabat tersabar yang sangat fokus jika sedang mengerjakan

sesuatu, maaf tak menemanimu secara langsung, tetaplah menjadi Michael yang

tentu saja „asyik‟), terakhir untuk sang Yes Man Ridho Wirawan (terima kasih

banyak atas semua ilmu dan semangatnya bro…wanita yang bersamamu nanti

adalah wanita terbaik dan tercantik „menurutmu‟)..terima kasih Angkatan Rapuh,

tetaplah Rapuh, agar kita masih selalu saling menguatkan.

Terindah Pengurus Harian HIMAHI FISIP Unhas 2011-2012, seingatku kita

menamainya Pengurus On Time...terima kasih banyak atas kerjasama dan haru

biru menjalani bahtera kepengurusan, sunggguh masa yang sangat

indah..menahkodai kapal yang berisi banyak hal dan melalui ombak nan angin

kencang mengajarkan kita bermanfaat. Selaku Ketua Himpunan Jutaan

kebanggaan untuk kalian dan terima kasih telah bersama menjaga amanah. Entah

harus membalasnya dengan apa.

Teruntuk Adik-adik yang sungguh keren, eqi (DEMA jie), Evan (Kahima yang

ceria), , radit (mahaguru drumer), ayu (Sangbendahara), ignas dan juned (sang

pembaharu), mega, Fiqih, Fahmi, Maul, Nunu, dan adik-adik HI 2010 lainnya.

Adik-adik yang sungguh slalu mengisi waktu dan pikiran tahun 2011, Hedar

(Kahima yang pekerja keras, jaga kesehatan dik), Ayu Anastasya (teruslah

membagi ilmu), Viko (harus lebih intens ya), Aji (tetaplah menjadi penjaga),

Noufal (adik kritis yang butuh pendamping), Anti n Ida (partner DPO dan

sungguh sang pejuang), Dina (harus berani!) Toso (teruslah senyum), Rindang

(berceritalah), Ade (keep creative), Muthia (menulis!), Afni (teruslah Bicara),

Page 6: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

vi

Wiwin n Fitrah (teruslah menguatkan), dan adik adik 2011 lainnya semangat terus

ya. Juga untuk Adik-adik HI 2012 yang begitu beragam. Rial (Kahima), Dian

(teruslah membawa ceria), Dewe (maaf pancake durian), Amel (keep strong),

Sirton (engkau telah berubah lbh keren), Gufron (teruslah memperjuangkan),

Bayu (jaga anak anak), ama (kawan lari), nitha (yang diperjuangkan heheh), vivi

(jangan marahi aji terus), yuli (hormat ketua genk), dan yang 2012 lainnya yang

mantap. Terakhir untuk adik adik 2013 berkreasilah ophy, Hilda, torgib, ryan,

jabal, dan lainnya. Terima kasih adik-adik.

Teruntuk yang slalu berjuang LAW Unhas. maafkan aku atas underground

movement ini. untuk kakak-kakak yang begitu patut diteladani Kak Maula (jaga

kesehatan krn berjuang slalu), Kak Achong (mahaguru ristra), Kak Ullah (tetap

mengingatkan), kak Hepta (selaluki memang lebih maju berapa langkah kak).

Untuk Ellung direktur kami yang sangat membumi!, Enalz (adik yang slalu

membuat hari luar biasa, pasti tergapai cuy), Iccang (lelaki cakep misterius), Athir

(tetaplah menghangatkan), Deny (ditunggu tulisannya), Hendri (Mahaguru),

Aman (pemikir hebat!), Hasti (srikandi LAW), Ama, fhera, syifa, Main, dan

LAWers lainnya. Abadilah!

Teruntuk KKN Miangas Pertama. Terimakasih Opa, Oma, Tya, saudaraku kak

agus, ryan, abdi, dan seluruh pejuang Miangas. Kalian luara biasa. Semoga kita

diberi kesempatan menginjakkan kaki di tanah surga tersebut.

Teruntuk semua warga Sospol, terkhusus angkatan 2009 Uchenk, Chubo, Igar,

Tamada, Alif, Adi, Enal, Rahmat, Cuna (Mahagurunya mahaguruku), Anto, dan

Page 7: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

vii

semuanya terima kasih telah memberi warna dalam kehidupan kampus yang tanpa

kalian akan jadi koridor kosong. Dinantikan ngopi selanjutnya!

Teruntuk Mace Halifa dan almarhum pace, sari, mace suki, terima kasih menjadi

tempat bersandar ketika lapar dan ketika merindukan indahnya makanan yang

disajikan dengan cinta.

Untuk pejuang di TK Bunga Asya, Bunda sang kepala sekolah yang bijak, Bu

Ummu yang sungguh sabar, Bu Rany yang begitu semangat, Bu Erny yang begitu

menyanyangi Kenli, dan Adik adik yang keren dan mengajarkan bahwa mengajar

adalah belajar. maaf belum berkunjung. Terima kasih TK yang bahagia!

Terakhir untuk Tenri (Thunder EN 125), engkaulah yang membesarkan dan

menghidupi diriku sejak di MAN hingga sarjana. Maaf kadang ,melupakanmu

juga untuk Laptopku yang menghasilkan karya hidup, thank you!

Semoga karya skripsi ini dapat memberi setitik cerah di dunia yang mungkin

digelapkan. Kemapanan adalah kesombongan, oleh karena itu skripsi ini jauh dari

kemapanan maka diharapkan kritiknya. Selamat mengerinyitkan dahi.

[email protected]

Ketika harga Pangan selalu naik, Juni 2014

Abdullah Fikri Ashri

Page 8: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

viii

ABSTRAK

Abdullah Fikri Ashri, E131 09 007, dengan skripsi berjudul “Analisis

Pertentangan Nilai Politik Internasional Dan Hukum Internasional”, di

bawah bimbingan Patrice Lumumba selaku Pembimbing I dan Nur Isdah,

selaku Pembimbing II pada Jurusan Ilmu Hubungan Internasional,

Fakukltas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Hasanuddin.

Penulisan ini bertujuan untuk menganalisa apa yang mendasari terjadinya

pertentangan nilai dalam politik internasional dan hukum internasioanal. Politik

internasional mengandung nilai pengejaran power (kekuasaan), konfrontasi, dan

dominasi sedangkan hukum internasional mengandung nilai aturan umum dan

kepentingan bersama. Penelitian ini juga bertujuan menganalisa wujud

pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional dalam satu

dekade terakhir.

Dalam penulisan skripsi ini, penulis menggunakan tipe penelitian

deskriptif yakni menganalisa dan memaparkan mengapa terjadi pertentangan nilai

politik internasional dan hukum internasional. Teknik pengumpulan data yang

digunakan oleh penulis adalah telaah pustaka (library research) yaitu dengan

mengumpulkan literatur yang berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan

dibahas berupa buku, dokumen, jurnal, artikel, atau surat kabar. Adapun teknik

analisis data yakni kualitatif, dimana penulis akan menjelaskan permasalahan

berdasarkan data teoritis yang diperoleh.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa yang mendasari tejadinya

pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional adalah ambisi

setiap negara dalam mengejar power (kekuasaan) yang terkandung dalam politik

internasional bertentangan dengan aturan dalam hukum internasional. Wujud

pertentangan politik internasional dan hukum internasional adalah diutamakannya

kepentingan sepihak bertentangan dengan kepentingan bersama. Dalam politik

internasional, kepentingan bersama dalam hukum internasional hanyalah

dijadikan instrumen untuk mendapatkan dominasi atau menjaga dominasi negara-

negara yang memiliki power lebih. Kepentingan bersama dalam hukum

internasional dapat diabaikan demi kepentingan sepihak negara yang memiliki

power.

Kata Kunci: Politik Internasional, Hukum Internasional, Power, Aturan

Page 9: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

ix

ABSTRACT

Abdullah Fikri Ashri, E 131 09 007 in “Analize Contradiction of

Values in International Politics and International Law”. With Patrice

Lumumba as First Advisor and Nur Isdah as Second Advisor.

This research aims to analize why contradiction of values occur in

International Politics and International Law. International politics contain values

struggle for power, confrontation, and domination. In other side, international

law contain values of rules and collective interest. This research also aims to

analize shape contradiction of values in International Politics and International

Law. This is a descriptive research. The data used in this research from library

research. This research utilize various datum from literature, books, official

document, journal, newspaper which are organized by qualitative method.

Through this research, it can be concluded that foundation why occur

contradiction of values in international politics and international law because

there are ambitions of states in international politics which contra with rules in

international law. The rules are made to limit ambitions of states. In the fact

ambitions of states can break the rules. In reality shape contradiction of values is

international politics give priority to unilateral interest and international law give

priority to collective interest. According to International Politics, collective

interest in international law as an instrument to domination or keep domination of

states with big power. Collective interest can break for unilateral states with more

power.

Keywords: International Politics, International Law, Power, Rules

Page 10: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...............................................................................................

HALAMAN PENGESAHAN ..................................................................................

HALAMAN PENERIMAAN TIM EVALUASI ...................................................

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii

ABSTRAK .......................................................................................................... viii

ABSTRACT .......................................................................................................... ix

DAFTAR ISI ........................................................................................................... x

BAB I. PENDAHULUAN .................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1

B. Batasan dan Rumusan Masalah ........................................................ 8

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian ..................................................... 9

D. Kerangka Konseptual ..................................................................... 10

E. Metode Penelitian........................................................................... 16

BAB II. TELAAH PUSTAKA .......................................................................... 18

A. Konsep tentang Politik Internasional ............................................. 18

B. Konsep tentang Hukum Internasional ............................................ 34

BAB III. GAMBARAN UMUM TENTANG NILAI - NILAI POLITIK

INTERNASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL ................ 48

A. Nilai-Nilai Politik Internasional ..................................................... 48

1. Pengejaran Kekuasaan (Power) ............................................... 48

2. Konfrontasi ............................................................................... 52

3. Dominasi .................................................................................. 56

B. Nilai-Nilai Hukum Internasional.................................................... 60

1. Aturan Umum .......................................................................... 60

2. Kepentingan Bersama .............................................................. 65

BAB IV. PERTENTANGAN NILAI - NILAI POLITIK INTERNASIONAL

DAN HUKUM INTERNASIONAL ................................................... 71

A. Aturan versus Ambisi ..................................................................... 71

B. Kepentingan Sepihak versus Kepentingan Bersama ...................... 83

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN............................................. 99

A. Kesimpulan .................................................................................... 99

B. Saran-saran ..................................................................................... 99

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 101

Page 11: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Politik Internasional merupakan salah satu kajian pokok dalam Hubungan

Internasional. Politik Internasional hadir dengan mengkaji bagaimana interaksi

antarnegara dalam memperjuangkan kepentingannya. Politik Internasional

melihat fakta-fakta yang terjadi dalam situasi internasional. Hal ini dapat terlihat

pada situasi internasional dimana negara saling berperang dan meningkatkan

kekuatan khususnya pada bidang pertahanan keamanan. Interaksi antarnegara

berputar pada persoalan perang dan peningkatan kekuatan yang berakhir untuk

mencapai kekuasaan atau mendominasi negara yang lemah. Negara-negara akan

terus memperjuangkan kepentingannya dan ketika perjuangannya terhalangi atau

berbenturan maka perang menjadi suatu keharusan. Oleh karena perang tidak

bisa dihindari, maka setiap negara harus siap dengan terus meningkatkan

kekuatannya agar tidak menjadi lemah ataupun dominasi dari negara lain.

Situasi internasional yang terus didominasi oleh peperangan mencapai

klimaks pada masa Perang Dunia II. Dimana, pasca Perang Dunia II

memunculkan dua kekuatan utama yakni Amerika Serikat (AS) dan Uni Soviet,

karena kekuatan besar dahulu seperti Inggris, Perancis, Jerman, Austria, dan

Page 12: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

2

Italia kemudian mengalami kemerosotan. Perkembangan ini kemudian diikuti

dengan munculnya perang dingin.

Politik internasional pada era perang dingin menghadirkan Blok

persekutuan yang dikenal dengan sebutan Blok Barat dan Blok Timur yakni

Amerika Serikat dan Uni Soviet sebagai kekuatan besar dunia yang saling

berlawanan. Amerika Serikat kemudian memiliki sekutu di kawasan Eropa Barat,

sedangkan Uni Soviet didukung oleh RRC dan beberapa negara Eropa Timur.

Amerika Serikat dan Uni Soviet saling mengejar kepentingannya demi

mendapatkan kekuasaan. Hal ini merupakan wujud politik internasional saat itu.

Politik internasional, seperti halnya semua politik, merupakan perjuangan untuk

memperoleh kekuasaan.1

Politik Internasional merupakan anarki internasional. tidak ada

pemerintahan dunia, yang ada hanyalah sistem negara berdaulat dan bersenjata

berhadapan satu sama lain.2 Dalam artian, tidak ada otoritas tertinggi dan

berwenang mengatur hubungan antarnegara. Hal ini jugalah yang menjadi dasar

perilaku negara dalam berinteraksi dengan negara lain, sehingga negara dapat

melakukan apa saja dengan kekuatan yang mereka miliki dalam rangka mencapai

kekuasaan meskipun harus berkonflik. Apalagi dalam situasi internasional tidak

ada sistem peraturan yang sepadan yang bisa memaksakan ketundukan negara-

1 Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. 2010. Politik Antarbangsa. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia. Hal. 33 2 Robert Jackson dan Georg Sorensen. 2009. Pengantar Studi Hubungan Internasional.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 55-56

Page 13: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

3

negara.3 Selain itu, tidak ada peraturan dan konsekuensi dalam interaksi negara

untuk memperoleh kekuasaan. Oleh karena itu, konflik antarnegara tak dapat

dihindarkan dalam Politik Internasional.

Situasi politik internasional masih menempatkan negara sebagai aktor

utama, meskipun aktor non-negara (perusahaan transnasional, organisasi non-

pemerintah internasional, gerakan sosial internasional, individu, dan lainnya)

ikut memengaruhi situasi politik internasional. Dalam politik internasional, aktor

individu yakni Pemimpin negara juga memiliki peran penting. Saddam Husein

dan Soekarno merupakan contoh individu yang berkuasa dan menentukan posisi

negara yang dikuasai.

Meskipun begitu, negara tetap menjadi aktor penting dalam politik

internasional. Bukti bahwa negara masih aktor utama ialah ketika Amerika

Serikat sebagai pelopor perang melawan terorisme (war on terrorism).4 Tindakan

perang melawan terorisme inilah yang membuat Amerika Serikat dan sekutunya

perang di Afganistan dan Irak. Amerika Serikat mampu mendominasi politik

internasional dengan isu melawan terorisme, penegakan Hak Asasi Manusia

(HAM), dan demokrasi . Situasi politik internasional pasca perang dingin telah

menghadirkan Amerika Serikat sebagai satu-satunya kekuatan besar baik secara

ekonomi ataupun politik.

3 Scott Burchill dan Andrew Linklater. 2009. Teori-Teori Hubungan Internasional.

Bandung: Nusa Media. Hal. 98 4 Yulius P. Hermawan. 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional (aktor,

isu, dan metodologi). Yogyakarta: Graha Ilmu. Hal. 3

Page 14: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

4

Situasi politik internasional kini memunculkan kekuatan-kekuatan baru di

dunia. Jika dahulu politik internasional didominasi Amerika Serikat, kini muncul

kekuatan baru seperti RRC yang secara ekonomi mengalami kemajuan pesat

bahkan kekuatan dalam bentuk aliansi seperti Brazil, Rusia, India, Cina (BRIC).

Perlombaan senjata nuklir juga dilakukan oleh negara-negara seperti Suriah, Iran,

Israel, Korea Utara, dan Pakistan. Amerika Serikat tidak lagi menjadi satu-

satunya kekuatan besar dunia. Kekuatan baru muncul untuk bersaing dan untuk

menjadi yang paling dominan. Fenomena perlawanan terhadap Amerika Serikat

itu nampak semakin kuat lagi, terutama datangnya krisis ekonomi global akhir

2008 ketika diselenggarakannya KTT Asia-Eropa di Beijing pada akhir 2008.5

Fenomena ini sekali lagi membuktikan bahwa negara-negara mengejar

kekuasaan bahkan dalam bentuk konfrontasi. Demikian penggambaran

perkembangan politik internasional.

Di satu sisi, perilaku negara dalam mengejar kekuasaan telah berdampak

pada perang yang tentu saja membawa kesengsaraan. Perang menelan jutaan

korban, menghancurkan perekonomian, trauma, dan lainnya. Hal ini seharusnya

tidak terjadi jika negara-negara menjunjung tinggi aturan atau norma-norma

hubungan antarbangsa sebagaimana termaktub. Denga kata lain, negara-negara

dalam hubungan internasional seharusnya bekerjasama dalam menjaga

perdamaian karena perdamaian merupakan sesuatu yang normatif. Oleh karena

itu seharusnya ada ikatan yang mengatur negara-negara dalam berinteraksi yakni

5 Ganewati Wuryandari. 2008. Perkembangan Politik Internasional (dan pengaruhnya

terhadap politik luar negeri Indonesia). Jakarta: LIPI. Hal. 9

Page 15: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

5

hukum internasional. Hukum internasional sebagaimana semua hukum adalah

untuk mengatur dan menertibkan hukum dalam masyarakat, yang dalam hal ini

mayarakat internasional.6

Perhatian masyarakat internasional terhadap perdamaian di dunia

memunculkan Hukum Internasional. Hukum Internasional tidak dapat dipisahkan

dari perjalanan studi Hubungan Internasional yang fokus terhadap perdamaian.

Pada awal perkembangan studi Hubungan Internasional, ekspansi Eropa dan

kebutuhan untuk mengkodifikasi tatanan hubungan antarnegara (yang kemudian

melahirkan Treaty Westphalia pada tahun 1648 dan Treaty Utrecht pada tahun

1713) membuat Hubungan Internasional lebih dekat dengan ilmu hukum. Pada

tulisan Jeremy Bentham Principles of Morals and Legislations (1794)

menekankan prinsip utilitarianisme, yakni keyakinan bahwa akal sehat bakal

menuntut manusia untuk mengembangkan moralitas yang baik untuk patuh

terhadap ketentuan dan aturan yang berlaku.7 Lahirnya Liga Bangsa-Bangsa

(LBB) merupakan bukti kemajuan menyangkut hukum internasional, meskipun

akhirnya LBB gagal dalam mewujudkan perdamaian.

Keinginan masyarakat internasional dalam menegakkan Hukum

Internasional terus berlanjut. Munculnya Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), dan

berbagai instrumen hukum antarnegara merupakan kekuatan baru dalam

menegakkan Hukum Internasional, alasan utamanya adalah untuk mencegah

6 G. J. H. Van Hoof. 2000. Pemikiran Kembali Sumber-Sumber Hukum Internasional.

Bandung: P.T. Alumni. Hal. 38 7 Op.cit, Yulius P. Hermawan. Hal. 4

Page 16: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

6

bangsa-bangsa kembali menjadi korban keganasan perang dan ingin

menempatkan hubungan internasional saat itu di atas dasar hukum bukan

kekuasaan.

Hubungan internasional yang ideal adalah hubungan-hubungan yang

mengikuti rule of law, dalam hal ini norma-norma hukum internasional.8 Hal ini

menandakan bahwa hukum internasional mengandung nilai normatif dalam

artian hukum internasional mengandung ikatan moral. Nilai normatif inilah yang

akan membangun hubungan internasional yang ideal yakni penuh perdamaian

dan kerjasama antarnegara.

Piagam PBB menandai satu langkah maju dalam pengembangan Hukum

Internasional. Lahirnya PBB menjadi suatu era baru dalam hubungan

internasional dalam rangka membangun kembali hubungan antarnegara. PBB

menjadi organisasi gabungan negara-negara yang bertujuan untuk menjaga

keamanan dan perdamaian dunia. Sejak itu, negara-negara mulai membangun

kerjasama baik dalam bidang politik, ekonomi, dan pertahananan keamanan.

PBB juga mulai membangun perhatian terhadap martabat manusia dengan

dibuatnya Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia (DUHAM) pada tahun 1948.

Hal ini merupakan pertanda baik dalam pengembangan hukum internasional.9

Hukum Internasional dibangun atas nilai kepentingan bersama sehingga

pasti akan berpihak pada masyarakat internasional. Hukum internasional

8 Hata. 2012. Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang

Dingin). Malang: Setara Press. Hal. 5 9 Ibid, Hal. 8

Page 17: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

7

dipandang sebagai kesepakatan antara banyak pemegang kedaulatan atau negara.

Hukum internasional kemudian berkembang melalui praktek kebiasaan negara-

negara yang melahirkan kewajiban hukum (legal obligation) yang disebut

opinion jurissive necessitas.10

Oleh karena itu Hukum Internasional harus ditaati

negara-negara demi kepentingan bersama.

Namun pada kenyataannya, banyak fenomena yang terjadi di dunia

internasional aturan justru dilanggar oleh negara pemilik kekuatan terhadap

negara lemah. Pada perkembangannya dewasa ini, wujud hukum internasional

dapat terlihat seperti terbentuknya badan pengawas nuklir PBB untuk mengontrol

kepemilikan senjata nuklir di beberapa negara seperti Iran, Korea Utara, dan

Suriah. Hal ini sesuai dengan norma-norma internasional sebagai kendala pada

perilaku nuklir, dan membentuk standar yang layak dikalangan sejumlah aktor.11

Tapi aturan tersebut tidak dihiraukan oleh negara-negara dan tetap membangun

nuklir.

Hukum internasional pada dasarnya bertentangan dengan politik

internasional. Terdapat Nilai yang berbeda bahkan bertentangan antara politik

internasional dan hukum internasional. Jika politik internasional mengutamakan

kepentingan sepihak suatu negara, hukum internasional lebih mengutamakan

kepentingan bersama. Fenomena yang menggambarkan realitas politik

10

Sefriani. 2011. Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional

dalam Perspektif Filsafat

Hukum.http://law.uii.ac.id/images/stories/Jurnal%20Hukum/11%20Sefriani.pdf. Diakses pada

tanggal 27 September 2013 pukul 12.20. WITA. 11

Budi Winarno. 2011. Isu-Isu Global Kontemporer. Yogyakarta: CAPS. Hal. 249

Page 18: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

8

internasional tidak sesuai dengan idealitas hukum internasional. Oleh karena itu

penting mengkaji hubungan politik internasional dan hukum internasional.

Berdasar hal inilah, penulis mencoba menganalisa secara teoritis dan

mengangkatnya ke dalam judul : “Analisis Tentang Pertentangan Nilai Politik

Internasional dan Hukum Internasional”.

B. Batasan dan Rumusan Masalah

Berdasarkan paparan pada latar belakang pentingnya untuk mengkaji nilai

politik internasional dan hukum internasional, maka jelas penulis membatasi

pada ruang lingkup hubungan politik internasional dan hukum internasional yang

bertentangan. Dalam artian bagaimana situasi internasional dibangun dari

pandangan politik internasional dan hukum internasional. Mengingat semua

bahasan tentang politik internasional dan hukum internasional, khususnya

menyangkut substansi nilai yang dikandung masing-masing. Maka penulis hanya

ingin fokus pada nilai-nilai substansial dari politik internasional dan hukum

internasional serta pertentangannya. Nilai dalam tulisan ini mengacu pada sifat-

sifat (hal-hal) yang penting dan terkandung dalam politik internasional dan

hukum internasional. Pertentangan di sini mengacu pada nilai yang terkandung

memiliki perbedaan mendasar.

Untuk memudahkan, maka penulis melihat hubungan politik internasional

dan hukum internasional pada tahun 2003-2014 fenomena-fenomena

Page 19: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

9

internasional yang dinamis. Untuk itu, penulis merumuskan dua pertanyaan

pokok sebagai rumusan masalah, yaitu:

1. Apa yang mendasari terjadinya pertentangan nilai dalam politik

internasional dan hukum internasional?

2. Bagaimanakah wujud pertentangan nilai politik internasional dan hukum

internasional?

C. Tujuan dan Kegunaan Penelitiaan

Berdasarkan rumusan masalah di atas, penelitian ini memiliki tujuan

sebagai berikut:

1. Untuk menganalisa mengapa terjadi pertentangan dalam politik

internasional dan hukum internasional.

2. Untuk menganalisa bagaimana wujud pertentangan nilai politik

internasional dan hukum internasional dewasa ini.

Adapun kegunaan dari penelitian ini, yaitu:

1. Secara akademis, memberikan sumbangan pengetahuan dalam menganalisa

bagaimana pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional.

2. Secara praktis, merupakan referensi ilmiah bagi para penstudi ilmu Hubungan

Internasional dan Hukum Internasional terkhusus mengenai hubungan politik

internasional dan hukum internasional.

Page 20: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

10

D. Kerangka Konseptual

Untuk membuat sebuah tulisan ilmiah, diperlukan landasan teori dan

konsep yang jelas. Teori maupun konsep akan menjadi pijakan dasar penulis

dalam menggambarkan dan menganalisa hubungan nilai politik internasional dan

hukum internasional. Untuk memudahkan pengertian tentang judul skripsi ini

maka penulis terlebih dahulu ingin menguraikan makna kata dalam judul yakni

Nilai dan Pertentangan.

Penulis berangkat dari asumsi bahwa nilai politik internasional dan

hukum internasional bertentangan. Nilai di sini bukan bermakna ukuran seperti

angka ataukah huruf. Nilai di sini juga tidak merujuk pada nilai suatu benda juga

bukan bemakna nilai dalam kebudayaan. Nilai di sini bukan bermakna

sebagaimana dalam ilmu ekonomi seperti nilai tukar. Secara harfiah nilai dalam

bahasa inggris value dan latin valere berarti berguna, mampu, akan, berdaya,

berlaku, kuat.12

R.B. Perry mengklasifikasikan nilai ke dalam delapan tipe yakni

moral, estetik, ilmiah, religius, ekonomi, politis, legal, dan adat istiadat.13

Hal ini

memberikan penjelasan bahwa terdapat nilai politik dan nilai hukum. Dalam

tulisan ini penulis menggunakan nilai dalam politik internasional dan nilai dalam

hukum internasional.

Nilai merupakan preferensi terhadap pernyataan realitas tertentu

dibanding realitas yang lainnya. Nilai memberikan harga relatif terhadap objek

12 Lorens Bagus.2005. Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal. 713 13

Ibid, Hal. 714

Page 21: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

11

dan kondisi.14

Artinya, nilai merupakan sifat-sifat yang terkandung yang

diutamakan dari realitas yang lain dan nilai menjadi standar pedoman dalam

melihat realitas internasional. Perang misalnya, dalam politik internasional

merupakan standar pedoman yang nyata terjadi karena untuk mengejar

kekuasaan. Oleh karena itu, nilai di sini merujuk pada substansi atau sifat-sifat

yang terkandung dalam politik internasional dan hukum internasional. Oleh

karenanya, nilai yang penulis maksud berkaitan dengan politik internasional dan

hukum internasional secara teoritis maupun fenomenanya maka nilai sebagai

ukuran angka maupun bermakna nilai budaya tidaklah relevan.

Pertentangan (contradiction) dalam tulisan ini mengacu sesuai Kamus

Besar Bahasa Indonesia (KBBI) yakni perihal bertentangan; berlawanan.15

Pertentangan di sini merujuk pada nilai-nilai yang terkandung dalam politik

internasional berlawanan (bertentangan) dengan nilai dalam hukum internasional.

Pertentangan adalah kata yang tepat untuk menggambarkan keterkaitan antara

politik internasional dan hukum internasional. Kata konflik dan perselisihan tidak

relevan karena konflik dan perselisihan lebih mengarah pada proses benturan

kepentingan antara individu dengan kelompok atau perantara kelompok dengan

kelompok.16

Sedangkan dalam tulisan ini subjek yang bertentangan adalah studi

Politik Internasional dan Hukum Internasional.

14

Walter S. Jones. 1992. Logika Hubungan Internasional: Persepsi Nasional 1. Jakarta:

PT.Gramedia Pustaka Utama. Hal. 276 15

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta: Balai Pustaka. Hal. 1040 16

Soerjono Soekanto. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada. Hal. 280

Page 22: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

12

Pertentangan nilai yang dimaksud adalah nilai politik internasional

bertentangan dengan nilai hukum internasional. Dalam Politik Internasional

menurut aliran realisme terdapat nilai politik yakni mengejar kekuasaan (power),

sedangkan dalam Hukum Internasional terdapat nilai-nilai umum yang membuat

sistem normatif sehingga mendorong aktor-aktor untuk mengenali hak dan

tanggung jawab bersama satu sama lain.17

Politik internasional, seperti halnya semua politik, merupakan perebutan

kekuasaan. Apapun yang menjadi tujuan akhir kekuatan politik, kekuasaan selalu

merupakan tujuan yang paling seketika. Para negarawan atau rakyat akhirnya

dapat berusaha memperoleh kemerdekaan, keamanan, kemakmuran, atau

kekuasaan itu sendiri melalui kekuatan yang ada dalam dirinya.18

Politik

internasional memiliki nilai kekuasaan (power) karena negara-negara berinteraksi

atas dasar mencapai ataupun merebut kekuasaan dengan menggunakan

kekuatannya. Misalnya, perang melawan terorisme yang diawali oleh Amerika

Serikat. Akhirnya, Amerika Serikat hadir sebagai kekuatan besar yang memiliki

kekuasaan di negara-negara yang dianggap teroris seperti Irak dan Afghanistan.19

Politik Internasional berbeda dengan politik domestik meskipun

keduanya merupakan who gets what, when, and how. Politik Internasional

merupakan studi mengenai who gets what, when, and how dalam arena

17

Lynn H. Miller. 2006. Agenda Politik Internasional (melukiskan perkembangan politik

dunia yang luar biasa dramatis dijadikan referensi untuk mengetahui hiruk-pikuk politik

internasional). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 72 18

Op.cit., Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. Hal. 33 19

Aleksius Jemadu. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik. Yogyakarta: Graha

Ilmu. Hal. 137

Page 23: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

13

internasional.20

Lingkup domestik dan internasional tentu saja merupakan

perbedaan politik domestik dan politik internasional. Jika dalam politik domestik

ada otoritas tertinggi yang berwenang mengatur yakni Negara berdaulat itu

sendiri. Akan tetapi dalam politik internasional tidak ada otoritas tertinggi.

Joseph S. Nye, Jr. memberikan argumen pembeda politik domestik dan politik

internasional:

In a well-ordered domestic political system, the government has a

monopoly on the legitimate use of force. In international politics, no one

has a monopoly on the use of force. Because international politics is the

realm of self-help, and some state are stronger than others, there is

always a danger that they may resort to force. Domestic and

international politics also differ in their underlying sense of community.

in a well-ordered domestic society, a widespread sense of community

gives rise to common loyalties, standard of justices, and views of what is

legitimate authority. In international politics, divided peoples do not

share the same loyalties. Any sense of global community is weak. People

often disagree about what seems just and legitimate.21

Nye mengemukakan bahwa dalam politik domestik ada pemerintah yang

menguasai dan terlegitimasi untuk menggunakan kekuatannya, tetapi dalam

politik internasional tidak ada pemerintahan dunia yang memiliki kekuasaan dan

terlegitimasi sehingga masing-masing negara akan menolong dirinya sendiri.

Perbedaan kedua yakni dalam politik domestik terdapat kesamaan rasa loyalitas

antar warganegara (nasionalisme), standar keadilan, dan kesamaan cara

memandang otoritas. Akan tetapi dalam politik internasional perasaan

20

Patrick M. Morgan dalam Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani.

2006. Pengantar Hubungan Internasiona. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Hal. 40 21

Joseph S. Nye, Jr. 2009. Understending International Conflict (An Introduction to

theory and History). New York: Pearson Longman. Hal. 4

Page 24: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

14

masyarakat global lemah dan tidak memiliki kesamaan rasa loyalitas serta

memiliki perbedaan pendapat.

Bertentangan dengan nilai politik internasional, hukum internasional,

seperti juga hukum lainnya, bersandar pada dasar moral dan praktis. Hukum

internasional menghendaki adanya masyarakat yang bertanggungjawab dan

teratur yang sangat mengabdi pada nilai-nilai persamaan minimal yang dipunyai

bersama.22

Oleh karena itu hukum internasional dibentuk untuk kepentingan

bersama sehingga negara-negara memiliki nilai-nilai bersama. Kepentingan

bersama berdasarkan nilai-nilai persamaan sesuai dengan tujuan hukum

internasional yakni menertibkan dan menciptakan perdamaian. Konfrontasi

antarnegara dalam mengejar kekuasaannya telah mengakibatkan perang yang

sangat tragis.

Hukum internasional merupakan keseluruhan hukum yang sebagian besar

terdiri dari prinsip-prinsip dan kaidah-kaidah perilaku dimana negara-negara

terikat untuk menaatinya.23

Oleh karena itu hukum internasional sejatinya ada

untuk membuat aturan umum untuk negara dalam mengejar kepentingannya.

Sehingga, negara harus terikat dan menaati aturan umum tersebut agar negara

dalam melakukan perjuangan mencapai kekuasaan dapat secara halal.

Hukum internasional berbeda dengan hukum nasional. Joseph Nye, Jr.

menyatakan “domestic law is generally obeyed and if not, the police and courts

22

Carlton Clymer, dkk. 2006. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Pers. Hal. 583 23

Op.cit., Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. Hal. 99

Page 25: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

15

enforce sanctions against lawbreakers. International law, on the other hand rest

on competing legal systems, and there is no common enforcement.24

Menurut

Nye dalam hukum internasional tidak ada „polisi internasional‟ yang bisa

memaksakan negara untuk menaati hukum internasional, sedangkan dalam

hukum nasional ada polisi dan pengadilan yang dapat memaksa dan memberi

sanksi terhadap pelanggar hukum.

Pada dasarnya, hukum internasional memberikan batas-batas antara

perilaku negara yang diperbolehkan dan yang dilarang. Dalam artian, negara

harus menaati hukum internasional jika ingin perilakunya benar. Hukum

internasional mengarahkan negara pada tujuan dan kesadaran akan nilai-nilai.

Berdasarkan pengertian hukum internasional, nilai yang terkandung di dalamnya

ialah nilai normatif yakni berpegang teguh pada norma yang mengandung

keharusan dan nilai moral (nilai dalam hati nurani manusia).

Sebaliknya, Kelompok realis memandang komitmen terhadap nilai-nilai

normatif internasional merupakan hal yang mengada-ada, bahkan mungkin tidak

tulus, dengan memperhatikan keengganan negara-negara untuk melepaskan

pelaksanaan kekuasaan normalnya.25

Realitasnya, perdamaian dan keamanan

bersama belum tercapai. Sehingga, politik internasional masih mempertanyakan

keberadaan nilai normatif. Hal ini dikarenakan semua negara itu pertama-tama

24

Op.cit., Joseph S. Nye, Jr. Hal. 3 25

Op.cit., Lynn H. Miller. Hal. 160

Page 26: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

16

dan yang paling utama adalah memikirkan diri mereka sepihak dalam mencapai

kekuasaan.

E. Metode Penelitian

1. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang penulis gunakan tipe penelitian yang bersifat

deskriptif. Metode deskriptif digunakan untuk menganalisa bagaimana

pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional. dalam artian

mengapa terjadi pertentangan nilai antara politik internasional dan hukum

internasional. Penulis juga akan menggambarkan bagaimana wujud

pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional.

2. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan oleh penulis adalah telaah

pustaka (library research) yaitu dengan mengumpulkan literatur yang

berkaitan dengan pokok permasalahan yang akan dibahas berupa buku,

dokumen, jurnal, artikel, atau surat kabar. Adapun bahan-bahan tersebut

diperoleh dari beberapa tempat, yaitu:

a. Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.

b. Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin.

c. Perpustakaan Pusat Universitas Fajar.

3. Teknik Analisis Data

Page 27: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

17

Dalam penelitian ini penulis menggunakan teknik analisis data

kualitatif, dimana penulis akan menjelaskan permasalahan berdasarkan data

teoritis yang diperoleh. Dalam hal ini penulis akan mengkaji secara teoritis

nilai politik internasional yang bertentangan dengan hukum internasional.

4. Metode Penulisan

Metode penulisan yang digunakan oleh penulis yakni deduktif-

induktif. Dalam hal ini penulisan secara deduktif yakni mengemukakan

masalah secara umum yakni norma hukum internasional lalu menarik

kesimpulan dari hal khusus yakni perilaku negara. sedangkan penulisan

induktif yakni mengemukakan masalah perilaku negara lalu menarik

kesimpulan secara umum dari kondisi politik internasional.

Page 28: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

18

BAB III

GAMBARAN UMUM TENTANG NILAI-NILAI POLITIK

INTERNASIONAL DAN HUKUM INTERNASIONAL

A. Nilai-Nilai Politik Internasional

1. Pengejaran Kekuasaan (Power)

Politik internasional merupakan perjuangan untuk mencapai kekuasaan

(struggle for power). Kekuasaan selalu menjadi tujuan akhir dan seketika.26

Apapun yang negara lakukan adalah untuk mengejar kekuasaan. Apakah

interaksi itu berbentuk kerjasama atau konflik, intinya negara mengejar

kekuasaan. Dalam organisasi internasional yang berisi kerjasama antarnegara

masih terdapat pertentangan karena masing-masing negara mengejar kekuasaan.

Hubungan antarnegara terjadi karena kekuasaan dan kepentingan nasional

merupakan kekuatan utama dalam menggerakkan perpolitikan dunia. Politik

internasional mengandung nilai pengejaran kekuasan. Kekuasaan sebagaimana

telah dijelaskan merupakan pengaruh atau kontrol suatu negara terhadap negara

lain.

Negara sebagai pengejar kekuasaan (power) merupakan aktor yang paling

penting dalam politik internasional. Negara merupakan entitas politik yang pasti

26

Op.cit., Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. Hal. 33

Page 29: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

19

mengejar kekuasaan. Vaquez memaparkan asumsi dasar mengapa negara

menjadi aktor pengejar kekuasaan:27

1. Politik mengandung suatu perjuangan untuk kekuasaan, dan untuk

menjadi aktor politik seseorang atau kelompok tertentu haruslah

memegang kekuatan politik yang signifikan (true by definition);

2. Dalam politik internaisonal, sejak sistem negara modern, hanya bangsa-

bangsalah yang memegang kekuatan yang signifikan (empirical

statement);

3. Sehingga, dalam politik internasional, hanya negaralah yang menjadi

aktor-aktor (conclusion).

Kekuasaan merupakan tujuan dalam dirinya sendiri (end in itself) maupun

sebagai alat untuk mencapai tujuan (means to an end).28

Dalam artian tindakan

negara pada akhirnya untuk kekuasaan, dan negara tetap menggunakan

kekuasaannya sebagai alat untuk mempertahankan kekuasaannya atau bahkan

menambah kekuasaannya. Perlombaan senjata nuklir antarnegara menjadi contoh

aktual bahwa negara mengejar kekuasaan. Negara mengejar untuk memiliki

nuklir dan menjaganya untuk tidak dimiliki negara lain seperti yang dilakukan

Amerika Serikat terhadap kepemilikan nuklir Iran. Kepemilikan nuklir

merupakan alat untuk mempertahankan posisi Amerika Serikat untuk tetap

berkuasa.

27

Vaquez dalam Shaummil Hadi. 2008. Third Debate dan Kritik Postivisme Ilmu

Hubungan Internasional. Bandung: Jalasutra. Hal. 107 28

Jill Steans dan Lloyd Pettiford. 2009. Hubungan Internasional: Perspektif Dan Tema.

Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Hal. 62

Page 30: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

20

Negara akan melakukan apapun demi mencapai kekuasaan. Politik

internasional digambarkan sebagai politik kekuasaan (power politics): suatu

arena persaingan, konflik, dan perang antara negara-negara dimana masalah-

masalah dasar yang sama dalam mempertahankan kepentingan nasional dan

dalam menjamin kelangsungan hidup negara berulang sendiri terus-menerus.29

Pengejaran akan kekuasaan oleh negara dilakukan untuk bertahan hidup

dan menolong dirinya (self-help). Jika tidak ingin dikuasai atau didominasi oleh

negara lain, maka suatu negara harus mengejar kekuasaannya hingga bisa

mendominasi. Oleh karena itu banyak negara yang meningkatkan keamanan

nasionalnya untuk menjamin tidak ada negara yang berhasil mencapai posisi

hegemoni atau dominasi keseluruhan, berdasarkan intimidasi, atau paksaan.30

Kekuasaan ini dapat digunakan dalam bentuk perintah (command), ancaman

(coercion), wewenang, karisma orang atau jabatan atau gabungan dari mana saja

untuk mempertahankan atau meningkatkan dominasinya.

Politik internasional dapat didefenisikan dalam hal memengaruhi

„kelompok-kelompok utama di dunia untuk memajukan tujuan dari beberapa

kelompok menghadapi perlawanan kelompok lain.31

Hal ini menandakan bahwa

politik internasional memiliki nilai mengejar kekuasaan. Negara yang memiliki

kekuatan besar memiliki akses lebih untuk mengejar kekuasaan. Studi politik

internasional mengasumsikan adanya negara nasional dengan kebijakan-

29

Op.cit., Georg Sorensen dan Robert Jackson. Hal. 88 30

Ibid., Hal. 5 31

Op.cit., Wright dalam Walter Carlsnaes, Hal. 363

Page 31: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

21

kebijakan yang saling bertentangan, untuk menjaga independensinya maka

negara mengandalkan kekuatan militer. Negara-negara dengan kekuatan militer

yang kuat disebut „kekuatan besar‟ dan dapat mendukung kebijakan luar negeri

secara efektif.32

Kekuatan militer masih menjadi sarana untuk mengejar

kekuasaan. Invasi Amerika Serikat ke Irak 2003, dan intervensi dalam bentuk

militer di Timur Tengah yang sedang bergejolak beberapa waktu lalu merupakan

contoh aktual pentingnya kekuatan militer.

Hadirnya hukum internasional sebagai „aturan pelaksanaan‟ dalam

pengejaran kekuasaan negara merupakan batasan dalam perilaku negara. Hal

normatif dan universal kini dianggap sebagai panduan perilaku negara. Namun,

dalam sistem internasional yang anarki, hal tersebut tidak realistis. Dalam

pandangan realisme, dasar normatif realisme adalah keamanan nasional dan

kelangsungan hidup negara.33

Oleh karena itu kepentingan nasional dan

kelangsungan hidup negara menjadi pedoman negara dalam berperilaku.

Apapun tindakan negara adalah untuk mengejar kekuasaan (power).

Kerjasama, aliansi militer, hingga perang adalah serangkaian tindakan yang

akhirnya adalah kekuasaan atau dominasi. Keterlibatan negara dalam organisasi

internasional (PBB) adalah untuk memperkuat powernya. Faktanya dalam PBB

sekalipun yang menjunjung tinggi hukum internasional terdapat negara pemilik

power lebih yakni pemilik hak veto. Hal ini membuktikan bahwa meskipun telah

32

Ibid., 33

Op.cit., Georg Sorensen dan Robert Jackson. Hal. 89

Page 32: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

22

dibatasi oleh aturan dalam bertindak tetap saja negara akan berusaha mengejar

kekuasaannya. Jadi, pengejaran kekuasaan adalah salah satu nilai dalam politik

internasional.

2. Konfrontasi

Pada dasarnya manusia memiliki potensi untuk berkonflik. Sigmund

Freud menyatakan manusia memiliki dorongan agresif dan kemampuan untuk

menjinakkan hal tersebut diragukan kemungkinannya. Manusia dibekali dengan

nafsu dan dosa. Pembunuhan pertama di dunia dilakukan oleh Qabil atas Habil

saudaranya merupakan contoh sejarah yang konkrit mengenai manusia yang

saling berkonfrontasi dan menuruti dorongan agresifnya. Hobbes memandang

manusia sebagai leviathan yakni manusia bagaikan serigala bagi yang lainnya

yang akan berlawanan dan mengorbankan rivalnya. Hobbes menanmbahkan

bahwa manusia akan merasa sedih jika saingannya berhasil dalam mencari

kekayaan, kehormatan, atau hal baik lainnya.34

Manusia ingin merasa aman dalam mengejar kepentingannya sehingga

sebisa mungkin tidak ada yang menghalanginya, jika ada maka konfrontasi adalah

solusi terbaik. Keadaan alami bellum omnium contra omnes dimana keadaan

perang setiap manusia mengharuskan setiap manusia berusaha menjaga

kelangsungan hidupnya bahkan jika harus berperang. Begitupun dengan negara,

konfrontasi merupakan hal yang harus ditempuh demi mencapai kekuasaan.

34

Shadia B. Drury diterjemahkan oleh Joost Kullit. 1986. Hukum Dan Politik (Bacaan

Mengenai Pemikiran Hukum dan Politik). Bandung: Tarsito. Hal. 243

Page 33: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

23

Negara harus sedapat mungkin berjuang karena negara membawa dan menjamin

kelangsungan hidup manusia (warga negara).

Dalam politik internasional, negara selayaknya manusia yang senantiasa

memiliki hasrat untuk mempertahankan kelangsungan hidup dan keamanannya.

Konfrontasi antar negara merupakan gambaran konfrontasi antar manusia dalam

memenuhi kepentingannya. Matthew menyatakan “Nation will rise against nation,

and kingdom against kingdom, there will be famines and earthquakes in various

palces”.35

Pernyataan ini menggambarkan esensi politik internasional dimana

terjadi persaingan bahkan pertarungan untuk meraih kekuasaan dengan prinsip

“war of all against all”.

Dalam interaksi antar negara terdapat hubungan pengaruh dan respon dari

perngaruh tersebut. Negara berinteraksi tentu saja memiliki tujuan yakni

memengaruhi negara lain. Negara yang menjadi sasaran pengaruh tentu saja harus

menentukan sikap atau respon baik secara langsung maupun tidak langsung.

Interaksi antarnegara dilakukan berdasarkan kepentingan nasional masing-masing

negara, baik kepentingan yang inputnya berasal dari dalam ataupun luar negara

yang bersangkutan.36

Kepentingan nasional menurut Wolfers secara minimum

mencakup keutuhan wilayah suatu bangsa, kemerdekaan dan kelangsungan hidup

nasional. Kelangsungan hidup nasional bergantung pada interpretasi negara-negara

35

Aleksius Jemadu. Hal. 19 36

Op.cit., Anak Agung Banyu Perwita dan Yanyan Mochamad Yani. Hal. 40

Page 34: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

24

yang menghadapi kondisi yang berlainan.37

Dalam hal ini, negara merumuskan

kepentingan nasionalnya berdasarkan persoalan yang dihadapinya baik secara

internal atau eksternal. Interaksi berdasar kepentingan nasional ini dilakukan demi

mengejar kekuasaan (power).

Bentuk interaksi antar negara berfokus pada tipe interaksi yang menonjol

dalam antar dua negara atau lebih, tidak perduli isu apa yang terlibat. Kondisi dan

karakteristik perilaku dasar dalam hubungan di antara negara-negara memiliki dua

tipe umum yakni konflik dan kerjasama.38

Hal ini dapat terlihat dalam interaksi

antarnegara dalam hal kerjasama internasional baik itu secara ekonomi,

pendidikan, hingga militer. interaksi antarnegara yang bersifat konfliktual atau

konfrontatif terlihat ketika terjadi persaingan ekonomi, persaingan senjata nuklir,

dan lainnya. Holsti mendefenisikan konfrontasi sebagai suatu situasi dimana dua

negara atau lebih saling mengancam atau menggunakan kekuatan (dalam bentuk

lisan), tanpa kematian.39

Defenisi ini menandakan bahwa konfrontasi tidak

selamanya berbentuk perang yang mengakibatkan korban jiwa, tapi konfrontasi

dapat berupa saling mengancam seperti melalui diplomasi, konfrensi pers, dan

perlombaan senjata melalui parade senjata militer.

Fenomena internasional telah memberikan fakta pertentangan antarnegara.

Konfrontasi antar Amerika Serikat dan Cina dalam bidang ekonomi ataupun

menjaga keamanan Asia Timur, konfrontasi Amerika Serikat dengan Rusia dalam

37

Wolfers, dalam Robert L. Pfatzgraff, Jr dan James E. Dougherty. 1971. Contending

Theories in International Relations. New York: JB. Lippncot CO. Hal. 55 38

Op.cit., K.J. Holsti diterjemahkan M. Tahir Azhary Jilid II, Hal. 169 39

Ibid., Hal. 172

Page 35: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

25

kasus Timur Tengah, konfrontasi antarnegara mengenai kepemilikan nuklir

merupakan beberapa fenomena bahwa politik internasional merupakan konfrontasi

antarnegara.

Dalam politik internasional, interaksi antar negara akan bersifat

konfliktual karena adanya pertentangan (konfrontasi) kepentingan. Studi Politik

Internasional mengasumsikan adanya negara nasional dengan kebijakan-kebijakan

yang saling bertentangan menempatkan nilai tinggi pada menjaga independensi

mereka, dan mengandalkan terutama pada kekuatan militer.40

Politik internasional

merupakan wadah dimana kepentingan antar negara bertemu dan berlawanan.

Setiap negara akan berusaha mendapatkan kekuasaan, sehingga ketika kepentingan

itu bertemu maka interaksi yang terjadi bersifat konfrontasi. Konfrontasi ini adalah

konsekuensi logis dari kondisi internasional yang anarki sehingga negara harus

menjamin otonomi dan kelangsungan hidupnya. Kenyataan bahwa negara saling

berkonfrontasi berarti negara lebih memerhatikan posisi kekuasaannya terhadap

yang lain.

Tipe umum interaksi adalah kerjasama dan konflik apapun bidang isunya.

Kerjasama antarnegara berasal dari asumsi bahwa persoalan tertentu tidak dapat

diatasi, atau sasaran tertentu tidak dapat dicapai dengan hanya mengandalkan

kekuatan sendiri. Kerjasama juga berangkat dari perkiraan bahwa kerjasama akan

membawa dampak yang menguntungkan bila dibandingkan dengan hanya

40

Op.cit., Walter Carlsnaes, Hal. 363

Page 36: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

26

mengandalkan kekuatan sendiri.41

Dalam hal ini kerjasama antarnegara terjadi jika

manfaat yang diperoleh secara proporsional masih lebih banyak dibandingkan

konsekuensi yang harus ditanggung. Jadi, kerjasama antarnegara dapat terjadi jika

terdapat persamaan kepentingan dari masing-masing pihak.

Tipe umum interaksi antarnegara selanjutnya adalah konflik. Pada

dasarnya semua hubungan memiliki karakteristik konflik. Bahkan, dalam bagian

kerjasama perdagangan akan timbul sejumlah ketidaksepakatan tertentu semisal

permasalahan tarif, kuota, dan lainnya. Apalagi dalam bidang kerjasama organisasi

internasional tentu saja akan terjadi pertentangan dalam pengambilan

keputusannya. Konfrontasi terjadi jika kepentingan antarnegara berbenturan.

Konfrontasi meliputi tindakan-ancaman dan hukuman yang bersifat diplomatik,

propaganda, komersial, atau militer. Konfrontasi merupakan nilai dalam politik

internasional.

3. Dominasi

Menurut Morgenthau pria dan wanita secara alami adalah manusia

politik, mereka dilahirkan untuk mengejar kekuasaan dan untuk memeroleh hasil

dari kekuasaan. Manusia adalah animus dominandi manusia haus akan

kekuasaan.42

Animus dominandi merupakan pencapaian keamanan politik untuk

mempertahankan diri sendiri dan memeroleh kebebasan dari pihak lain. Dalam

41

Budiono Kusumohamidjojo. 1987. Hubungan Internasional Kerangka Studi Analitis.

Bandung: Binacipta. Hal.92 42

Op.cit., Georg Sorensen dan Robert Jackson. Hal. 99

Page 37: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

27

artian setiap manusia selalu berusaha untuk memiliki dominasi bagi manusia lain

dan sebaliknya setiap manusia selalu ingin merasa bebas dari kekangan.

Dalam kehidupan bermasyarakat menurut Machiavelli dan Hobbes jika

masyarakat ingin memperoleh wilayah politik yang bebas dari intervensi atau

kendali pihak asing, mereka harus mengerahkan kekuatan mereka dan

menyebarkan kekuatannya untuk tujuan tersebut. Oleh karena itu pengorganisasian

yang paling memungkinkan adalah mengorganisaikan dirinya ke dalam negara

yang kuat. Kekuasaan tertinggi ada di negara yang menjaga keamanan dan

mempertahankan kepentingannya.

Dalam konteks politik internasional, negara layaknya manusia yang selalu

ingin memiliki dan mempertahankan dominasinya dan sebaliknya tidak

didominasi. Negara akan berusaha untuk menjamin agar negara lain tidak berhasil

mencapai hegemoni atas dominasi keseluruhan.43

Dalam artian setiap negara tidak

akan membiarkan dirinya didominasi oleh negara lain. Pengejaran akan kekuasaan

yang dapat menghasilkan konfrontasi semuanya bertujuan untuk mendapatkan

dominasi.

Kekuasaan esensinya adalah kemampuan untuk mengubah tingkah laku

untuk mendominasi.44

Pada akhirnya dominasilah yang menjadi tujuan negara-

negara. Dominasi suatu negara adalah kekuasaan yang dimiliki suatu pihak dan

pihak lain tidak memilikinya. Jika suatu negara atau gabungan beberapa negara

43

Ibid., Hal. 5 44

Op.cit., Jill Steans dan Lloyd Pettiford. Hal. 62

Page 38: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

28

mendominasi, maka ada negara atau gabungan negara yang menerima kekalahan.

Oleh karena itu negara pasti akan meningkatkan kapabilitasnya agar dapat

mendominasi.

Morgenthau memaparkan tiga tujuan dominasi (kekuasaan) yang berupa

imperialisme yang terorganisasi secara politis: yaitu suatu imperium dunia (world

empire), imperium kontinental (continental empire), dan pengaruh lokal (lokal

preponderance).45

Imperium dunia merupakan dominasi dunia yang melampaui

batas-batas wilayah. Dorongan dominasi dunia akan tetap terpenuhi jika masih

tersisa objek yang mungkin didominasi. Tujuan selanjutnya adalah dominasi

kawasan yakni kekuasaan yang terbatas dalam batas wilayah suatu kawasan. Hal

ini seperti Cina yang berusaha untuk mendominasi di kawasan Asia Timur. Tujuan

ketiga adalah dominasi dalam lokasi yang terbatas (lokalisir).

Setiap negara akan berpatokan pada ketiga tujuan dominasi diatas.

Dominasi dunia dapat dilakukan oleh negara superpower yang memiliki kekuatan

besar dibanding yang lain. Inggris dan Amerika Serikat menjadi contoh penguasa

abad 19 dan 21. Sekarang dan di masa mendatang akan tetap terfokus pada

pemeliharaan dominasi dan keutamaan AS dalam konstelasi politik Internasional.

Sulit dibantah bahwa abad ke-20 adalah abad kelahiran hegemoni Amerika

Serikat, meskipun disertai dengan adanya tantangan dari Uni Soviet. Dunia bahkan

memasuki abad ke-21 dengan hadirnya satu negara dominan (AS), yang anggaran

belanja militernya saja mencapai lebih dari 1/3 dari jumlah total anggaran belanja

45

Op.cit., Hans J. Morgenthau dan Kenneth W. Thompson. Hal. 74

Page 39: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

29

militer dari 190 negara di muka bumi.46

Meskipun demikian kemajuan RRC

menjadi kompetitor Amerika Serikat patut diperhitungkan. Negara lain juga

berusaha menjadi dominan di dunia hanya saja power yang dimiliki masih kurang.

Dominasi kawasan dilakukan oleh negara yang memiliki kekuatan lebih

di suatu kawasan. RRC, Jepang, India, dan Korea Selatan berusaha mendominasi

kawasan Asia. Bagi India, meskipun persepsi mengenai ancaman Cina mulai

menurun, kepentingan untuk mengimbangi kehadiran Cina tetap menjadi elemen

penting dalam strategi India di kawasan. Namun, India berharap Beijing mau

mengakui peran positif New Delhi di kawasan, dan tidak menentang kehadiran

India di Samudera Hindia maupun di kawasan Asia Tenggara.47

Dominasi dalam

lokasi terbatas menjadi tujuan negara yang memiliki power terbatas pada lokasi

tertentu. Oleh karena itu, setiap negara pasti akan bertujuan mendominasi sesuai

dengan power yang dimilikinya.

Dominasi juga dapat terlihat dalam organisasi internasional. Dominasi

para penguasa dapat dipahami dalam bentuk memengaruhi pembuatan keputusan

(decision-making) dan memveto keputusan (vetoing).48

Hal ini menunjukkan

bahwa dalam pembuatan kebijakan dominasi pasti akan terjadi. Dalam

Perserikatan Bangsa-Bangsa kebijkan didominasi oleh pemilik hak veto sehingga

46

Rizal Sukma. Dinamika Politik Global, Keamanan Internasional, Dan Peran

Indonesia. http://indronet.files.wordpress.com/2007/06/dinamika.pdf. diakses 11 Maret 2014

Pukul 15.00 WITA 47

Ibid., 48

Peter Bachrach and Morton S. Baratz. 2000. Two Faces of Power. he Americun

Political Science Review. Volume 56. Issue 4. http://www.columbia.edu/itc/sipa/U6800/readings-

sm/bachrach.pdf. diakses 6 Maret 2014 Pukul 21.00 WITA

Page 40: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

30

PBB didominasi oleh negara pemilik hak veto. Hal ini menunjukkan dalam politik

internasional terdapat nilai dominasi yang menjadi tujuan negara.

B. Nilai-Nilai Hukum Internasional

1. Aturan Umum

Hukum internasional mengandung nilai normatif dan kepentingan

bersama. Norma-norma yang terkandung dalam hukum internasional kemudian

harus dimanifestasikan dalam bentuk aturan-aturan. Aturan ini hadir agar negara

dalam bertindak harus sesuai dengan rambunya (aturan). Sifat normatif hukum

akan dapat terjelaskan dan dipatuhi jika dimanifestasikan dalam bentuk aturan.

Sehingga negara dapat dengan jelas memahami rambu atau aturan hukum

internasional. aturan umum ini harus tertulis dan konkrit.

Pada dasarnya sebagaimana hukum, harus diterjemahkan dalam suatu

bentuk formal. Hal ini karena hukum harus ditegakkan dengan jelas. Hans Kelsen

memaparkan teori murni hukum (The Pure Theory of Law) yang meliputi negara

dan hukum internasional. Friedman mengungkapkan dasar-dasar esensial dari

pemikiran Kelsen yakni:49

a. Tujuan teori hukum, seperti tiap ilmu pengetahuan adalah untuk

mengurangi kekacauan dan kemajemukan menjadi kesatuan;

b. Teori hukum adalah ilmu pengetahuan mengenai hukum yang

berlaku, bukan mengenai hukum yang seharusnya;

49

Jimly Asshiddiqie dan M. Ali Safa‟at. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,

Jakarta: Konstitusi Press. Hal. 9

Page 41: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

31

c. Hukum adalah ilmu pengetahuan normatif, bukan ilmu alam;

d. Teori hukum sebagai teori tentang norma-norma, tidak ada

hubungannya dengan daya kerja norma-norma hukum;

e. Teori hukum adalah formal, suatu teori tentang cara menata,

mengubah isi dengan cara yang khusus. Hubungan antara teori hukum

dan sistem yang khas dari hukum positif ialah hubungan apa yang

mungkin dengan hukum yang nyata.

Kelsen beranggapan bahwa hukum tidak sebatas suatu keharusan saja tanpa

suatu keberlakuan. Artinya, pengetahuan normatif dalam hukum yang

menyatakan seharusnya (hal ideal) harus ditegakkan. Oleh karena itu hukum

harus ditata agar subyek hukum menyadari bahwa hukum adalah suatu kenyataan

yang harus ditaati.

Hukum adalah tata aturan (order) dan menjadi suatu sistem aturan-aturan

(rules) tentang perilaku manusia. Aturan-aturan inilah yang harus ditegakkan dan

dipatuhi oleh subyek hukum. Contoh aturan untuk tidak mencuri, berarti semua

orang (subyek hukum) harus mematuhi aturan ini. Kelsen memandang ini

sebagai validitas dalam hukum. Validitas adalah eksistensi norma secara spesifik.

Suatu norma adalah valid merupakan suatu pernyataan yang mengasumsikan

eksistensi norma dan norma itu memiliki kekuatan mengikat (binding force)

terhadap orang yang perilakunya diatur.50

Jadi eksistensi hukum ada jika

memiliki rambu-rambu pelaksanaan yang mengikat perilaku subjek hukum. Jika

50

Ibid.,hal. 36

Page 42: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

32

aturan pelaksanaan tidak ada maka hukum hanya sebatas peringatan atau

himbauan saja bukan keharusan untuk mematuhinya.

Dalam konteks Internasional, hukum internasional juga memiliki aturan

umum pelaksanaan. Hukum internasional menurut Oppenheim sebagai pakar

hukum adalah hukum yang sesungguhnya (really law). Ada tiga syarat yang

harus dipenuhi sehingga dikatakan hukum yang sebenarnya. Ketiga syarat

dimaksud adalah adanya aturan hukum, adanya masyarakat, serta adanya

jaminnan pelaksanaan dari luar (external power) atas aturan tersebut.51

Syarat pertama adanya aturan hukum terlihat adanya aturan hukum

internasional. PBB dengan berbagai konvensinya seperti konvensi hukum laut,

hukum diplomatik, hukum perang, hukum lingkungan, perjanjian internasional

dan masih banyak lagi yang diatur hukum internasional. Syarat kedua adanya

masyarakat internasional juga terpenuhi. Masyarakat internasional tersebut

adalah negara-negara dalam lingkup bilateral, trilateral, regional, maupun

universal. Perkembangan hukum internasional juga mulai mengatur subjek

hukum bukan negara seperti individu, organisasi, dan perusahaan multinasional.

Syarat ketiga adanya jaminan pelaksanaan juga terpenuhi yakni sanksi yang

datang dari negara lain, organisasi internasional, maupun pengadilan

internasional. sanksi tersebut dapat berupa tuntutan permintaan maaf

(satisfaction), tuntutan ganti rugi (compensation/pecuniary), serta pemulihan

51

Op.cit., Sefriani, hal. 8

Page 43: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

33

keadaan seperti kondisi semula (repartition). Adapun sanksi yang wujudnya

kekerasan seperti pemutusan hubungan diplomatik, embargo, sampai perang.

Secara global, bentuk hukum atau wujud hukum pada umumnya terbagi

atas dua, yakni hukum tertulis dan tidak tertulis. Begitupun dengan hukum

internasional, wujudnya dalam bentuk tertulis dan hukum internasional tidak

tertulis atau yang disebut dengan hukum kebiasaan internasional (customary

law).52

Intinya wujud hukum internasional tetap mengandung aturan-aturan baik

yang tertulis maupun kebiasaan internasional. Berlakunya aturan ini tergantung

ruang lingkupnya apakah secara global, regional, atau secara khusus.

Kehadiran PBB menandakan bahwa masalah aturan hukum internasional

merupakan suatu hal yang harus dipatuhi bersama. Bangsa-bangsa sadar bahwa

PBB bertujuan untuk menjaga keamanan dan ketertiban internasional dan untuk

mencapainya digunakan cara-cara damai sesuai dengan prinsip keadilan dan

hukum internasional. Secara garis besar terdapat prinsip-prinsip dalam Piagam

PBB. Segala upaya akan dilakukan untuk mempertahankan persamaan

kedaulatan semua negara, penghormatan integritas teritorial dan kemerdekaan

politik, penyelesaian sengketa dengan cara damai sejalan dengan prinsip-prinsip

hukum internasional dan keadilan, hak unutk menentukan nasib sendiri, tidak

campur tangan dalam urusan dalam negeri negara lain, penghormatan atas HAM,

dan kerjasama internasional menyelesaikan permasalahan di bidang ekosob.53

52

Alma Manuputy, dkk. 2008. Hukum Internasional. Depok: Rech-ta. Hal. 33 53

Op.cit., Hata. Hal. 46

Page 44: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

34

Prinsip inilah yang mendasari aturan umum hukum internasional sebagai wujud

hukum internasional.

Dewasa ini aturan umum hukum internasional terus berkembang sesuai

situasi internasional. Permasalahan senjata pemusnah massal atau nuklir telah

diatur oleh hukum internasional. Negara yang tidak menjadi anggota perjanjian

proliferasi nuklir Treaty on the Non Proliferation of Nuclear Weapons (NPT),

dilarang mengembangkannya. Permasalahan baru oleh rambu-rambu hukum

internasional juga mengenai intervensi kemanusiaan (humanitarian intervention).

Kebutuhan untuk melakukan campur tangan termasuk dengan cara militer

bertujuan untuk menyelamatkan jiwa manusia yang terancam oleh kekerasan di

suatu wilayah negara, baik oleh tindakan pemerintahnya ataupun oleh kelompok

etnis yang berkonflik.

Aturan umum hukum internasional mencakup berbagai bidang. Aturan

dalam hal kemanusiaan dapat terlihat dari Declarations of Human Rights untuk

mengakkan Hak Asasi Manusia (HAM), dalam bidang ekonomi ada aturan

perdagangan dan moneter, dalam bidang lingkungan pun telah diatur. Tidak

hanya itu hukum internasional juga mengatur negara-negara yang sedang

mengalami persengketaan. Jadi hukum internasional memiliki aturan umum

pelaksanaan agar negara dalam bertindak memiliki batasan-batasan yang jelas.

Page 45: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

35

2. Kepentingan Bersama

Hukum dibutuhkan untuk menertibkan kehidupan dalam bermasyarakat.

Sederhananya, hukum ada untuk kebaikan bersama. Thomas Aquinas

menegaskan bahwa hukum adalah penataan pemikiran demi kebaikan bersama,

yang dipublikasikan oleh mereka yang peduli kepada ketertiban masyarakat:

quaedam rationalis ordination ad bonum commune, ab eo qui cura cummunitatis

habet promulgate.54

Hukum juga memainkan peran penting dalam menjaga

keseimbangan sosial dalam masyarakat, menyelaraskan perbedaan kepentingan

yang muncul, mengatur alokasi sumberdaya yang terbatas, menyeimbangkan,

dan mengarahkan perilaku manusia dalam berinteraksi dengan masyarakat yang

lebih besar.55

Hukum adalah cerminan kehendak manusia tentang bagaimana

seharusnya masyarakat. Oleh karena itu hukum mengandung norma dan

kesamaan nilai-nilai. Terdapat tiga nilai dasar dalam hukum menurut Franz

Magnis-Suseno:56

a. Kesamaan; hukum bisa eksis jika bisa menjamin kesamaan.

Kesamaan dalam artian sama kedudukannya di hadapan hukum bukan

berdasarkan siapa yang kuat dan siapa yang lemah. Ada kriteria

54

Op.cit., Johnny Ibrahim. Hal. 3 55

Ibid., Hal. 9 56

Franz Magnis-Suseno. 1988. Etika Politik-Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan

Modern. Jakarta: PT Gramedia. Hal. 114

Page 46: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

36

objektif yang berlaku bagi semua, bukan menurut siapa yang lebih

mampu memaksakan kehendaknya (pemilik kekuasaan).

b. Kebebasan; hukum mencegah si kuat dari mencampuri dan

mendominasi kehidupan yang lemah. Artinya, hukum secara hakiki

harus melindungi kebebasan yang ada dibawah atau lemah. Hukum

berdasarkan pengakuan bersama dan tidak berdasarkan paksaan.

c. Kebersamaan; hukum adalah institusionalisasi kebersamaan manusia.

Manusia adalah makhluk sosial yang secara hakiki harus hidup

bersama, maka diperlukan tatanan normatif bagi perilakunya.

Kebersamaan disini bermakna bahwa kita semua bertanggungjawab

atas kita semua, jadi tidak boleh ada diantara kita yang dibiarkan saja

menderita, apalagi yang dikorbankan demi kepentingan yang lain.

Dalam hukum internasional, tidak ada negara yang memiliki derajat lebih

tinggi dibanding negara lain. Negara berada pada posisi sejajar. Hal ini

berdasarkan nilai kesamaan dalam hukum. Jadi jika ada negara yang melanggar

maka sanksinya tidak boleh dibeda-bedakan berdasarkan power negara tersebut.

Semua negara memiliki kesamaan dalam menegakkan hukum internasional. Nilai

kebebasan dalam konteks hukum internasional ialah tidak ada kepentingan suatu

negara yang mendominasi negara lain. Tidak boleh ada negara yang memaksakan

kehendaknya terhadap negara lain. Kedudukan tertinggi adalah masyarakat

internasional. Masyarakat internasional yang membuat aturan dalam hukum

internasional. Hukum internasional dibuat untuk menertibakan hubungan antar

Page 47: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

37

negara maupun aktor bukan negara. Terdapat nilai kebersamaan sehingga hukum

internasional tidak berpihak pada kepentingan satu atau sekelompok negara,

tetapi kepentingan bersama. Oleh karena itu salah satu nilai dalam hukum

internasional adalah kepentingan bersama.

Kepentingan bersama antarnegara akan menghasilkan kesepakatan dalam

bertindak. Para kepala negara dan pemerintahan bersepakat bahwa hubungan-

hubungan internasional pada abad XXI harus didasarkan nilai-nilai esensial

berikut:57

1. Kebebasan: kaum laki-laki dan perempuan mempunyai hak hidupnya

masing-masing dan bebas dari siksaan dan ketidakadilan. Pemerintah

demokratis berdasar kehendak rakyat jaminan terbaik hak-hak ini;

2. Persamaan: tak seorangpun dapat dicegah menikmati hasil-hasil

pembangunan yang dicapai;

3. Solidaritas: harus diciptakan keadilan sosial. mereka yang tidak

beruntung harus mendapatkan bantuan dari mereka yang beruntung;

4. Menghargai alam: pengelolaan sumber-sumber alam harus dilakukan

dengan penuh kebijakan untuk masa depan;

5. Tanggung jawab bersama: tanggung jawab bersama dalam

pengelolaan pembangunan sosial ekonomi dan urusan perdamaian

keamanan internasional, dimana PBB berperan sentral.

57

Op.cit. Hata. Hal. 47

Page 48: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

38

Nilai kepentingan bersama ini dapat dilihat dari negara-negara yang

mengadakan perjanjian internasional. perjanjian internasional menurut Mochtar

Kusumaatmadja sebagai salah satu sumber hukum internasional juga sumber

hukum primer dalam menyelesaikan masalah-masalah yang timbul antarnegara.

Perjanjian internasional dapat memberikan pengaturan yang lebih tepat dank

arena itu dipandang lebih efektif untuk mengatur hubungan kerjasama antar

subjek hukum internasional dan memfasilitasi kepentingan masyarakat

internasional.58

Jadi, hukum internasional berdasarkan sumbernya yakni

perjanjian internasional dapat memfasilitasi kepentingan bersama.

Menurut pendekatan sosiologis dalam hukum internasional, masyarakat

bangsa selaku makhluk sosial selalu membutuhkan interaksi satu dengan yang

lain untuk memenuhi kebutuhannya. Betapapun majunya suatu negara, tidak

dapat hidup sendiri. Dalam berinteraksi inilah masyarakat internasional

membutuhkan aturan hukum untuk member kepastian hukum pada apa yang

dilakukan. Pada akhirnya aturan (hukum internasional) akan memberikan

keteraturan, keadilan, dan kedamaian. Menurut aliran ini hukum internasional

dibangun atas kepentingan dan kebutuhan bersama akan ketertiban dan kepastian

hukum dalam melakukan hubungan satu sama lain.59

Hubungan timbal balik dan saling membutuhkan antarnegara diberbagai

bidang mengakibatkan timbulnya hubungan yang tetap dan terus-menerus

58

Muhammad Ashri. 2012. Hukum Perjanjian Internasional (dari pembentukan hingga

akhir berlakunya). Makassar: Arus Timur. Hal. 2 59

Op.cit., Sefriani. Hal. 14

Page 49: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

39

antarnegara. Hal ini mengakibatkan pula timbulnya kepentingan untuk

memelihara dan mengatur hubungan demikian. Hukum internasional

menghendaki adanya masyarakat internasional yang bertanggungjawab dan

teratur yang sangat mengabdi pada nilai-nilai persamaan minimal yang dipunyai

bersama. Kepentingan memelihara dan mengatur hubungan yang bermanfaat ini

merupakan suatu kepentingan bersama. Hukum internasional yang paling baik

ialah yang mampu melaksanakan sendiri, yaitu, bilamana negara-negara tersebut

menyadari bahwa ini adalah demi kepentingan dan keuntungan bersama.60

Kepentingan bersama antarnegara dapat dilihat dengan terbentuknya

Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). PBB beranggotakan hampir seluruh negara,

bahkan PBB menjadi acuan untuk kedaulatan suatu negara. Pengakuan

(recognized) suatu negara dapat dilihat jika negara tersebut anggota PBB.

Kepentingan bersama dalam mengembangkan dan menegakkan hukum

internasional dijewantahkan dalam PBB. Seandainya tidak ada kepentingan

bersama maka tidak akan terbentuk PBB dan berkembang dengan beranggotakan

hampir seluruh negara.

Hukum internasional tidak mengikat salah satu atau sekelompok negara

saja, tetapi mengikat negara-negara. Triepel memaparkan bahwa hukum

internasional itu mengikat bagi negara, bukan hanya karena kehendak mereka

satu per satu untuk terikat, melainkan karena adanya suatu kehendak bersama,

60

Op.cit., Carlton Clymer, dkk. Hal. 588

Page 50: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

40

yang lebih tinggi dari kehendak masing-masing negara, untuk tunduk pada

hukum internasional.61

Menegakkan hukum internasional menjadi keharusan karena hukum

internasional adalah hasil dari kesepakatan bersama. Hukum internasional tidak

hanya berupa aturan-aturan, tapi lebih dari itu, hukum internasional mengandung

nilai-nilai dan tuntutan etis. Oleh karena itu seperti telah dijelaskan ada kesamaan

dan kebersamaan di dalamnya. Hukum internasional mewadahi kepentingan

bersama. Kepentingan akan adanya wadah kerjasama dalam bidang perdagangan

misalnya diatur oleh hukum perdagangan internasional. kepentingan untuk

menjunjung tinggi HAM diatur dalam Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia

(DUHAM). Kepentingan akan perdamaian oleh negara-negara di atur oleh

hukum internasional yang membatasi penggunaan senjata nuklir dan agresi

militer, bahkan kepentingan untuk menjaga alam diatur oleh hukum internasional

seperti Protokol Kyoto. Pertemuan negara-negara dalam KTT G-20 dimana dunia

tidak lagi dikuasai satu atau aliansi negara-negara berfokus pada aturan hukum,

keamanan bersama, menjunjung martabat manusia, serta tata kelola

pemerintahan akuntabel.62

61

Op.cit., Mochtar Kusumaatmadja. Hal. 50 62

Rene L Pattiradjawane. Tatanan Dunia Tidak Dikuasai Sendiri. Koran Harian

Kompas Edisi Kamis 5 September 2013

Page 51: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

41

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Pertentangan nilai politik internasional dan hukum internasional didasari atas

pertentangan antara ambisi dalam politik internasional dan aturan dalam

hukum internasional. Ambisi untuk mendapatkan kekuasaan hingga dominasi

menjadi landasan dalam politik internasional, sedangkan aturan umum

menjadi landasan hukum internasional dalam mengekang ambisi dan

mengatur tindakan negara-negara. Ambisi suatu negara dapat melanggar

aturan umum dalam hukum internasional.

2. Wujud pertentangan politik internasional dan hukum internasional adalah

diutamakannya kepentingan sepihak bertentangan dengan kepentingan

bersama. Dalam politik internasional, kepentingan bersama dalam hukum

internasional hanyalah dijadikan instrument untuk mendapatkan dominasi

atau menjaga dominasi negara-negara yang memiliki power lebih.

Kepentingan bersama dalam hukum internasional dapat diabaikan demi

kepentingan sepihak negara yang memiliki power.

B. Saran-Saran

1. Perlu pengkajian mendalam mengenai aturan hukum internasional,

diharapkan tidak menjadi instrumen politik negara yang memiliki kuasa dan

Page 52: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

42

merugikan negara yang lemah. Hukum internasional harus memperhatikan

politik internasional, begitupun sebaliknya politik internasional diharapkan

sesuai dengan aturan hukum internasional.

2. Hukum internasional harus dikembalikan pada hakikatnya yang

mengakomodasi kepentingan bersama masyarakat internasional demi

kebaikan bersama, bukan hanya untuk kepentingan negara yang memiliki

power lebih seperti yang selama ini terjadi.

Page 53: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

43

DAFTAR PUSTAKA

Ashri, Muhammad. 2012. Hukum Perjanjian Internasional (dari pembentukan

hingga akhir berlakunya), Makassar: Arus Timur.

Ashri, Muhammad dan Samuddin, Rapung. 2013. Hukum Internasional Dan Hukum

Islam Tentang Sengketa Dan Perdamaian, Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Asrudin dan Suryana, Mirza Jaya. 2009. Refleksi Teori Hubungan Internasional (dari

tradisional ke kontemporer), Yogyakarta: Graha Ilmu.

Asshiddiqie, Jimly dan Safa‟at, M. Ali. 2006. Teori Hans Kelsen Tentang Hukum,

Jakarta: Konstitusi Press.

Bagus, Lorens. 2005. Kamus Filsafat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Bertens, K. 2011. Etika. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Bona Sihombing, Frans. 1984. Ilmu Politik Internasional (teori, konsep, dan sistem),

Jakarta Timur: Ghalia Indonesia.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik (edisi revisi), Jakarta: PT

Gramedia Pustaka Utama.

Burchil, Scott dan Linklater, Andrew. 2009. Teori-Teori Hubungan Internasional.

Bandung: Nusa Media.

Byers, Michael. 2003. Custom, Power, and Power of Rules: International Relations

and Customary International Law, Melbourne: Cambridge University Press.

Carlsnaes, Walter, dkk. 2013. Handbook Hubungan Internasional, Bandung: Nusa

Media.

Drury, Shadia B. diterjemahkan oleh Joost Kullit. 1986. Hukum Dan Politik (bacaan

mengenai pemikiran hukum dan politik), Bandung : Tarsito.

Edkins, Jenny dan Williams, Nick Vaughan. 2013. Teori-Teori Kritis –Menantang

Pandangan Utama Studi Politik Internasional. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Elias, Juanita dan Sutch, Peter. 2007. The Basics International Relations, New York:

Routledge.

FX, Adji Samekto. 2009. Negara dalam dimensi Hukum Internasional. Bandung: PT

Citra Aditya Bakti.

Griffiths, Martin dan O‟Callaghan, Terry. 2002. International Relations: The Key

Concepts, London: Routledge.

Page 54: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

44

Hadi, Shaummil. 2008. Third Debate dan Kritik Postivisme Ilmu Hubungan

Internasional, Bandung: Jalasutra.

Hara, Abubakar Eby. 2011. Pengantar Analisis Politik Luar Negeri; dari Realisme

sampai Konstruktivisme, Bandung: Nuansa.

Hata. 2012. Hukum Internasional (Sejarah dan Perkembangan Hingga Pasca Perang

Dingin), Malang: Setara Press.

Holsti, K.J. diterjemahkan M. Tahir Azhary. 1988. Politik Internasional Kerangka

Untuk Analisis (Edisi Keempat Jilid 1), Jakarta: Erlangga.

Holsti, K.J. diterjemahkan M. Tahir Azhary. 1988. Politik Internasional Kerangka

Untuk Analisis (Edisi Keempat Jilid II ), Jakarta: Erlangga.

Hoof, G. J. H. Van. 2000. Pemikiran Kembali Sumber-Sumber Hukum Internasional,

Bandung: P.T. Alumni.

Ibrahim, Johnny. 2006. Teori dan Metodologi Penelitian Hukum Normatif, Malang:

Bayumedia.

Irianto, Sulistyowati dan Shidarta. 2011. Metode Penelitian Hukum (Konstelasi dan

Refleksi), Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Jackson, Robert & Sorensen, George. 2009. Pengantar Studi Hubungan

Internasional. Yogyakarta: Pustaka pelajar.

Jemadu, Aleksius. 2008. Politik Global dalam Teori dan Praktik,Yogyakarta: Graha

Ilmu.

J. Padelford, Norman. 1976. The Dinamics of International Politics (third edition),

United State of America: Macmillan Publishing Co., inc.

Jutersonke, Oliver. 2010. Morgenthau, Law and Realism, Newe York: Cambridge

University Press.

Juwana, Hikmahanto. 2010. Hukum Internasional Dalam Perspektif Indonesia

Sebagai Negara Berkembang, Jakarta: PT Yarsif Watampone.

Kammerholfer, Jorg. 2011. Uncertainty in International Law- A Kelsen Perspective-,

New York: Routledge.

Kusumaatmadja, Mochtar dan Agoes, Etty R. 2003. Pengantar Hukum Internasional.

Bandung: PT Alumni.

Kusumohamidjojo, Budiono. 1987. Hubungan Internasional Kerangka Studi Analitis,

Bandung: Binacipta.

Page 55: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

45

Losco, Joseph dan Williams, Leonard. 2005. Political Theory –Kajian Klasik dan

Kontemporer Edisi Kedua, Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

L. Pfatzgraff, Jr, Robert dan E. Dougherty, James. 1971. Contending Theories in

International Relations, New York: JB. Lippncot CO.

Magnis-Suseno, Franz. 1988. Etika Politik-Prinsip-Prinsip Moral Dasar Kenegaraan

Modern, Jakarta: PT Gramedia.

Manuputy, Alma dkk. 2008. Hukum Internasional, Depok: Rech-ta.

Mas‟oed. 1990. Ilmu Hubungan Internasional: Disiplin dan Metodologi, Jakarta: PT.

Pustaka LP3ES.

Mertokusumo, Sudikno. 1986. Mengenal Hukum (Suatu Pengantar). Yogyakarta:

Liberty.

Miller, Lynn H. 2006. Agenda Politik Internasional (melukiskan perkembangan

politik dunia yang luar biasa dramatis dijadikan referensi untuk mengetahui

hiruk-pikuk politik internasional). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Morgenthau, Hans J. dan Thompson, Kenneth W. 2010 .Politik Antarbangsa. Jakarta:

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Nasution, Dahlan. 1984. Perang atau Damai Dalam Wawasan Politik Internasional,

Bandung: Remadja Karya.

Nye, Joseph S. Jr. 2009. Understending International Conflict (An Introduction to

theory and History). New York: Pearson Longman.

P. Hermawan, Yulius. 2007. Transformasi dalam Studi Hubungan Internasional:

Aktor, Isu dan Metodologi. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Perwita, Anak Agung Banyu dan Yani, Yanyan Mochamad. 2006. Pengantar

Hubungan Internasional, Bandung: PT. Remaja Rosdakarya.

Rise, Thomas and Sikkink, Kathryn in Thomas J. Biersteker, dkk. 2007. International

Law and International Relations (Bridging theory and practice), New York:

Routledge.

Rodee, Carlton Clymer dkk. 2006. Pengantar Ilmu Politik. Jakarta: Rajawali Pers.

S. Jones, Walter. 1992. Logika Hubungan Internasional: Persepsi Nasional 1.

Jakarta: PT.Gramedia Pustaka Utama.

Shaw, Malcom N. QC. 2013. Hukum Internasional –terjemahan edisi keenam- .

Bandung: Nusamedia.

Sefrina. 2011. Hukum Internasional Suatu Pengantar. Jakarta: Rajawali Pers.

Page 56: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

46

Soekanto, Soerjono. 2006. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta: PT Raja Grafindo

Persada.

Steans, Jill dan Pettiford, Llyod. 2009. Hubungan Internasional (Perspektif dan

Tema). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa. 1996. Kamus

Besar Bahasa Indonesia (Edisi Kedua). Jakarta: Balai Pustaka.

Varma , S.P. 1995. Teori Politik Modern. Jakarta Utara: PT Raja Grafindo Persada.

Weber, Cynthia. 2001. International Relation Theory, London and New York:

Routledge.

Winarno, Budi. 2011.Isu-Isu Global Kontemporer, Yogyakarta: CAPS.

Witana, Radhika. 2008. Power, Politics, Law: International Law and State Behavior

During International Crisis, Boston: Martinus Nijhoff Publishers.

Wuryandari, Ganewati. 2008. Perkembangan Politik Internasional (dan pengaruhnya

terhadap politik luar negeri Indonesia), Jakarta: LIPI.

Jurnal dan Koran

D. Lipschutz, Ronnie. 2005. Power, Politics and Global Civil Society. Journal of

International Studies. Vol. 33 No. 3. California: Millenium.

Jailani, Abdulkadir. 2005. Hukum Internasional Pasca Perang Irak: Legalisasi

Politik Internasional Dan Politisasi Hukum Internasional, Jurnal Hukum

Internasional-Indonesian Journal of International Law, Vol. 2 No. 2.

Depok: LPHI FHUI.

Slaten, Kevin. 2009. The Decline of U.S. Hegemony: Regaining International

Consent. Journal of Politics and International Affairs. Vol III Issue I. Ohio:

The Undergraduate Political Science Organizations The Ohio State

University.

_____. 2014. KTT Nuklir Dibuka Hari Ini-Upaya Mencegah Terorisme Nuklir Belum

Cukup-. Koran Harian Kompas. Edisi Selasa 25 Maret 2014.

_____. 2014. Ukraina, Permainan Belum Selesai. Koran Harian Kompas. Edisi

Selasa 1 April 2014.

_____. 2013. Nasib Afganistan Ditentukan. Koran Harian Kompas. Edisi Jumat 22

November 2013.

_____. 2013. Opsi Militer Mulai Terbuka-Pemerintahan Obama Dapat Lampu

Hijau Komite Senat-. Koran Harian Kompas. Edisi Jumat 6 September 2013.

Page 57: ANALISIS TENTANG PERTENTANGAN NILAI … Bapak Drs. Patrice Lumumba M.A sebagai pembimbing sekaligus guru yang mengajarkan bahwa teori (dasar) sangat penting. Terima kasih Pak atas

47

Hardiman, F Budi. Tangan-Tangan Kotor. Koran Harian Kompas. Edisi Kamis 10

Oktober 2013.

Kuncahyono, Trias. Krisis Suriah-China Seperti Biasa-. Koran Harian Kompas. Edisi

Kamis 5 September 2013.

Kuncahyono, Trias. Krisis Mesir-Hukuman Mati-. Koran Harian Kompas. Edisi

Selasa 25 Maret 2014.

L Pattiradjawane, Rene. Tatanan Dunia Tidak Dikuasai Sendiri. Koran Harian

Kompas Edisi Kamis 5 September 2013.

Website:

Bachrach, Peter and S. Baratz, Morton. 2000. Two Faces of Power. he Americun

Political Science Review. Volume 56. Issue 4.

http://www.columbia.edu/itc/sipa/U6800/readings-sm/bachrach.pdf. diakses

6 Maret 2014 Pukul 21.00 WITA

Carty, Anthony, Critical International Law: Recent Trends in the Theory of

International Law, European Journal of International Law, diakses di

www.ejil.org/journal/Vol2/No.4/art2.html , pada tanggal 12 Februari 2014.

Koskenniemi, Martu, Hierarchy in International Law: A Sketch, European Journal of

International Law, diakses di www.ejil.org/journal/Vol8/No.4/art2.html ,

Diakses pada tanggal 12 Februari 2014.

Sefriani. 2011. Ketaatan Masyarakat Internasional terhadap Hukum Internasional

dalam Perspektif Filsafat Hukum.

.http://law.uii.ac.id/images/stories/Jurnal%20Hukum/11%20Sefriani.pdf.

Diakses pada tanggal 27 September 2013 pukul 12.20. WITA.

Sukma, Rizal. Dinamika Politik Global, Keamanan Internasional, Dan Peran

Indonesia. http://indronet.files.wordpress.com/2007/06/dinamika.pdf.

diakses 11 Maret 2014 Pukul 15.00 WITA.