analisis spasial stasiun pengisian bahan bakar …/analisis... · perpustakaan.uns.ac.id...

93
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011 SKRIPSI Disusun oleh: Andri Yulianto K5404017 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

Upload: vunguyet

Post on 16-Feb-2019

239 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

ANALISIS SPASIAL

STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

DI KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2011

SKRIPSI

Disusun oleh:

Andri Yulianto

K5404017

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

ANALISIS SPASIAL

STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

DI KABUPATEN KARANGANYAR

TAHUN 2011

Oleh:

Andri Yulianto

K5404017

Skripsi

Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar

Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Geografi

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 3: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji

Skripsi Fakulas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.

Page 4: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi ini telah dipertahankan dihadapan Tim Penguji Skripsi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret dan diterima

untuk memenuhi persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan.

Pada hari : Tanggal :

Page 5: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

ABSTRAK

Andri Yulianto. K5404017. ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU) DI KABUPATEN KARANGANYAR TAHUN 2011. Skripsi, Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret. April 2012.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk: (1) Mengetahui distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011, (2) Mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011, (3) Mengetahui tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.

Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif spasial. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi, wawancara, dokumentasi dan angket. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis data sekunder dan teknik analisis peta.

Hasil penelitian ini adalah: (1) Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 adalah sebagai berikut: (a) berdasarkan jenis BBM yang dijual di SPBU terdapat 2 macam yaitu premium dan solar sebanyak 73,68%, dan premium, solar adalah 26,32%, (2) berdasarkan Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam operasional 24 jam dan 18 jam (05.00 – 21.00). Persentase SPBU dengan jam opersional 24 jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional 18 jam adalaah 31,58 %, (c) distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat bedakan menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5 pompa dan SPBU 6 pompa. SPBU dengan 3 dispenser berjumlah 9 47,37 %, SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7 dengan persentase 36,84 %, SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 dengan persentase 10,53 % sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 dengan persentase 5,26 % (2) kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.Berdasarkan skoring kualitas sarana dan prasaran SPBU di Karanganyar termasuk dalam kualifikasi sangat baik, karena telah lulus kelayakan dan sertifikasi PASTI PAS, (3) tingkat layanan SPBU ini di indikasikan dari omset penjualan BBM di tiap SPBU. Untuk jenis premium SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari. Omset penjualan premium terendah adalah SPBU 44.577.03 (Waru, Kebakkramat) sebesar 5000 liter perhari. Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan) ialah SPBU dengan omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata 1500 liter perhari. Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.08 (SPBU Rosalia Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari. Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU rata-rata kurang dari 500 liter perhari.

Page 6: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

ABSTRACT

Andri Yulianto. K5404017. SPATIAL ANALYSIS OF GENERAL REFUELINGSTATION (GAS STATIONS) IN THE DISTRICT OF KARANGANYAR 2011. Thesis, Surakarta: Faculty of Teacher Training and Education. Universitas Sebelas Maret. April 2012.

The purpose of this study was to: (1) Knowing the spatial distribution of gas stations in Karanganyar District in 2011, (2) Knowing the quality of facilities and infrastructure of gas stations in Karanganyar District in 2011, (3) Knowing the level of service stations in Karanganyar District in 2011.

This study was used descriptive geography. Data was collected through observation, interviews, documentation and questionnaires. Data analysis was done by using secondary data analysis and map analysis techniques.

The results of this study were: (1) the spatial distribution of gas stations in Karanganyar District in 2011 are as follows: (a) by type of fuel sold at gas stations there are 2 kinds of premium and diesel fuel as much as 73.68%, and premium, diesel is 26, 32%, (2) by Operating Hours pump operating hours divided by 24 hours and 18 hours (05:00 to 21:00). The percentage of stations with 24-hour operational hours is 68.42% while the percentage of operating 18 hours adalaah 31.58%, (c) the distribution of the pump based on the number of pumps / dispensers can be differentiated into four, namely: the pump 3 pumps, 4 pump gas station, gas station pumps 5 and 6 pump gas station. Gas station with three dispenser totaling 9 47.37%, with 4 dispenser gas stations amounted to 7 by the percentage of 36.84%, the pump dispenser numbered 2 to 5 with a percentage of 10.53% while the pump dispenser numbered 1 to 6 with a percentage 5.26% ( 2) the quality of facilities and infrastructure of filling stations in the District of 2011.Berdasarkan Karanganyar scoring quality facilities and gas stations in Karanganyar including the very well qualified, having passed the eligibility and certify PAS SURE, (3) the level of service is indicated from this gas station fuel sales turnover on each pump. For this type of premium pump gas station with the highest turnover 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) 24,000 liters per day, while turnover of the lowest premium is the pump 44.577.03 (Waru, Kebakkramat) of 5000 liters per day. The sale of diesel pump 44.577.01 (Papahan) is the pump with the lowest turnover of diesel with an average turnover of 1500 liters per day. While the pump is the pump with the highest turnover 44.577.08 (Rosalia Indah gas stations) with an average turnover of 38 000 liters per day. Fuel sales turnover was minimal pertamax small type at each station on average less than 500 liters per day.

Page 7: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Perkembangan teknologi pada saat ini sangat mempengaruhi segi kehidupan

manusia dalam bertindak. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat menjadikan

persaingan dalam kehidupan bermasyarakat semakin ketat. Tuntutan kebutuhan

hidup masyarakat semakin meningkat karena terpengaruh oleh dua kondisi

tersebut, sehingga menuntut masyarakat untuk melakukan mobilitas dalam

mengejar kebutuhannya. Mobilitas masyarakat yang semakin tinggi memerlukan

kebutuhan sarana dan prasarana aksesbilitas yang baik, maka pada saat sekarang

ini kebutuhan akan sarana transportasi menjadi salah satu fenomena yang menarik

untuk menjadi pemikiran tersendiri. Transportasi meskipun hanya merupakan satu

bagian saja dari suatu proses keseluruhan, mempunyai peran penting dan

berpengaruh terhadap sistem kegiatan penduduk yang terpisah-pisah sehingga

untuk kenyamannya perlu adanya komunikasi tertentu yang menghubungkan

bagian-bagian tersebut (Hobbs, 1987 : 13).

Meningkatnya jumlah pemilikan kendaraan bermotor baik di daerah

perkotaan maupun di pedesaan, dapat dijadikan sebagai salah satu tolak ukur

peningkatan taraf hidup masyarakat dari segi ekonomi dan juga menunjukkan

semakin meningkatnya kebutuhan masyarakat untuk melakukan mobilitas dengan

sarana dan prasarana transportasi yang nyaman dan aman. Sebagai contoh

kabupaten Karanganyar merupakan kota yang mengalami pertumbuhan dengan

pesat. Konversi lahan pertanian menjadi lahan non pertanian semakin meningkat

sejalan dengan pertumbuhan penduduknya. Di Kabupaten Karanganyar terjadi

peningkatan pembangunan, terutama adalah pembangunan industri-industri di

berbagai lokasi di wilayah Kabupaten Karanganyar.

Kabupaten Karanganyar merupakan wilayah yang mengalami

perkembangan dalam bidang industri, pariwisata serta pertanian. Kegiatan di

bidang industri, pertanian dan pariwisata tersebut menimbulkan suatu peningkatan

Page 8: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

mobilitas. Peningkatan mobilitas di berbagai bidang tersebut berimbas pada

meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar minyak yang berupa premium, solar

maupun pertamax. Kabupaten karanganyar merupakan wilayah yang di lewati

jalur Surakarta-Surabaya yang setiap tahun mengalami peningkatan kepadatan

lalu lintas, serta sebagai jalur alternatif dari Surakarta menuju Magetan. Tingkat

kepadatan lalu lintas di Kabupaten Karanganyar dari waktu ke waktu semakin

tinggi terlihat dari pengguna kendaraan bermotor pribadi yang semakin

bertambah. Melihat kenyataan tersebut, maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa

kebutuhan bahan bakar kendaraan bermotor semakin lama menunjukkan angka

yang semakin meningkat. Berbagai sarana transportasi saat ini masih

menggunakan bahan bakar minyak, sehingga kebutuhan akan jenis bahan bakar

ini juga semakin meningkat. Sarana transportasi yang pada saat sekarang ini

masih menggunakan bahan bakar minyak mendapat sorotan sebagai bahan bakar

yang tidak ramah lingkungan, namun pada kenyataannya bahan bakar minyak

masih menjadi bahan bakar utama kinerja mesin kendaraan bermotor terutama di

negara-negara sedang berkembang termasuk pula di Indonesia.

Meningkatnya kebutuhan akan bahan bakar kendaraan bermotor berupa

premium, solar serta pertamax, maka jumlah SPBU (Stasiun Pengisian Bahan

Bakar Umum) harus ditambah jumlahnya pula. Sehingga kebutuhan akan

premium dan solar untuk kendaraan bermotor tercukupi dan peningkatan

pelayanan SPBU. SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum) mempunyai

fungsi sebagai pemasok dan pemasar BBM (Bahan Bakar Minyak) terutama

premium, solar dan pertamax, selain itu juga sebagai tempat istirahat yang

menunjang kenyamanan para pengguna sarana transportasi.

Penyediaan SPBU saat ini berkecenderungan ditargetkan berdasarkan

kepentingan ekonominya. Hal ini dapat dilihat dari lokasi pendirian SPBU yang

keberadaanya pada di lokasi ramai misalkan, pasar, instansi, pertigaan maupun

perempatan jalan. SPBU pada jalur propisi biasanya mempunyai fungsi ganda

yaitu “open system” dan “close system”. SPBU yang bersifat open system

melayani pengguna transportasi dari luar dan dalam wilayah SPBU itu sendiri,

namun tidak semua fungsi itu berjalan sebagaimana mestinya, sedangkan close

Page 9: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

system, berarti SPBU itu didirikan memang unuk melayani ke dalam wilayah

SPBU itu sendiri.

Seiring kemajuan jaman dan persaingan pasar antar SPBU maka PT.

PERTAMINA selaku penyedia BBM bagi SPBU menerapakan standar kualitas

dan layanan bagi masyarakat. Untuk menjaga kualitas dan layanan maka PT.

PERTAMINA menetapkan sarana dan prasarana standar yang wajib dimiliki oleh

setiap SPBU.

Sarana dan prasarana standar tersebut dapat mengembalikan kepercayaan

masyarakat terhadap SPBU, yang dulunya kepercayaan terhadap SPBU tercemar

karena sarana dan prasarana yang kurang, penakaran yang tidak tepat,

pencampuran BBM dengan zat lain, pemberian kembalian yang tidak tepat, serta

pelayanan yang asal-asalan dari operator SPBU. Sarana dan prasarana serta

pelayanan yang baik dari SPBU dapat mengembalikan tingkat kepercayaan

masyarakat terhadap SPBU serta meningkatnya omset penjualan bagi SPBU.

Tingkat pelayanan SPBU mengacu pada bagaimana SPBU tersebut dapat

memenuhi kebutuhan akan bahan bakar minyak bagi masyarakat sekitar SPBU

maupun dari luar daerah.

Dalam penelitian ini menggunakan Sistem Informasi Geografis (SIG) untuk

menganalisis data. Sistem Informasi Geografis (SIG) secara umum didefinisikan

sebagai sebuah sistem informasi yang mengatur, memanipulasi, dan menganalisa

data spasial.

Geographical Information Sistem (GIS) didefinisikan sebagai suatu

sistem yang terintegrasi menggunakan perangkat komputer (hardware &

software) untuk melakukan proses secara berkelanjutan dan menyeluruh

meliputi pengumpulan data, penyimpanan data, pengaksesan data,

analisa dan menampilkan data menggunakan posisi obyek di permukaan

bumi yang terintegrasi untuk mendukung pengambilan

keputusan.(Prasadja,2000: 1)

Kunci utama SIG adalah hubungan yang eksplisit/terlihat antara

kenampakan geografis yang ditampilkan pada peta dengan data atribut yang

Page 10: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

menggambarkan atau mendeskripsikan atau menginformasikan kenampakan-

kenampakan geografis tersebut.

Pengkajian geografi secara umum dibedakan dalam dua hal, pertama obyek

yang berkaitan dengan material dan kedua adalah obyek formal. Obyek material

ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmoster,

anthroposfer, pedosfer dan biosfer. Obyek formal geografi berupa pendekatan

(cara pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks

itu geografi memiliki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu

lain, pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial

approach), selain pendekatan keruangan tersebut dalam geografi juga dikenali

adanya pendekatan lingkungan (ecological approach) dan pendekatan kompleks

wilayah (regional complex approach).

Dalam penelitian ini pengkajian geografi dilakukan berdasarkan obyek

formal yang menggunakan pendekatan analisis keruangan. Pendekatan keruangan

merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi

ruang sebagai penekanan. Eksistensi ruang dalam perspektif geografi dapat

dipandang dari struktur (spatial structure), pola (spatial pattern) dan proses

(spatial proceses). Pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang

khas dari ilmu geografi pada pelaksanaan pendekatan keruangan studi geografi

harus tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku. Prinsip-prinsip itu

adalah prinsip penyebaran, interelasi dan deskripsi. Dalam melakukan kajian

keruangan diperlukan alat bantu untuk melakukan observasi atau mempelajari

fenomena-fenomena geografi yang sangat luas sehingga perlu dikecilkan agar

dapat dicakup semua dalam pandangan manusia.

Kartografi adalah suatu teknik yang secara mendasar dihubungkan dengan

kegiatan memperkecil keruangan suatu daerah yang luas sebagian atau seluruh

permukaan bumi atau benda-benda angkasa dan menyajikan dalam suatu bentuk

yang dapat mudah diobservasi, sehingga dapat dimanfaatkan untuk kepentingan

komunikasi. Suatu peta yang menggambarkan fenomena-fenomena geografikal

tidak hanya sekedar mengecilkan suatu fenomena saja, tetapi lebih dari itu. Jika

peta itu dibuat dan didesain dengan baik merupakan alat yang baik untuk

Page 11: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

kepentingan melaporkan (recording), memperagakan (displaying), menganalisis

(analyzing) dan secara umum untuk pemahaman saling hubungan (spatial-

relationship). Fungsi peta yang paling penting adalah menempatkan fenomena-

fenomena geografis ke dalam batas pandangan manusia (Sinaga, 1999:2).

Dari latar belakang permasalahan di atas penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yang berjudul : “Analisis Spasial Stasiun Pengisian Bahan Bakar

Umum (SPBU) Di Kabupaten Karanganyar Tahun 2011”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan, maka

permasalahan dapat dirumuskan sebagai berikut :

1. Bagaimanakah distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun

2011?

2. Bagaimanakah kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten

Karanganyar tahun 2011 ?

3. Bagaimanakah tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun

2011 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun

2011.

2. Mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten

Karanganyar tahun 2011.

3. Mengetahui tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun

2011.

D. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian dapat dibagi menjadi 2 macam meliputi manfaat teoritis

yang merupakan pengembangan ilmu pengetahuan dan manfaat praktis yang

Page 12: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

menyangkut pembahasan khusus dalam pemecahan masalah-masalah sosial yang

kompleks.

1. Manfaat Teoritis

a. Hasil dari penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan

dalam bidang geografi khususnya pemetaan dan mengkaji secara spasial

keberadaan SPBU.

b. Penelitian ini merupakan penerapan ilmu pengetahuan dan teori-teori

yang telah diperoleh di bangku kuliah dalam penerapannya dilapangan.

c. Sebagai bahan referensi bagi peneliti yang lain di masa yang akan

datang.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan acuan bagi para

pembaca yang ingin memulai atau mengembangkan jasa SPBU.

b. Sebagai bahan pustaka bagi pembelajaran siswa SMA kelas XII untuk

semester genap, dalam standar kompetensi analisis wilayah.

Page 13: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Pengertian Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU)

Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) ialah sarana pengisian bahan

bakar kendaraan bermotor yang disediakan untuk pemenuhan kebutuhan bahan

bakar kendaraan bermotor masyarakat umum dimana harga diatur oleh pemerintah

melalui peraturan pemerintah atau undang-undang. Dipandang dari segi

manfaatnya, SPBU di dalam penelitian ini adalah SPBU yang menyediakan bahan

bakar untuk kepentingan umum bukan merupakan SPBK (Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Khusus) yaitu sarana pengisian bahan bakar instansi tertentu.

Pemilihan lokasi pembangunan SPBU dilakukan dengan cara menentukan daerah

yang sesuai baik dilihat dari segi biaya pembangunan serta pengaruh terhadap

masyarakat sekitar SPBU tersebut.

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana

umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna

memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar

sejenis premium, solar, pertamax dan pertamax plus. Dalam pembangunan sebuah

SPBU, luas minimal lahan tergantung dari letak lahan yang akan dibangun

menjadi sebuah SPBU. Apabila lahan yang akan dibangun SPBU terletak dijalan

besar/utama, maka luas lahan yang harus dimiliki minimal 2500 m². Sedangkan

untuk akses jalan lokal minimal 700 m². (http://spbu.pertamina.com)

2. Standar Mutu Pelayanan SPBU

Dalam mengembalikan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap SPBU,

PT. PERTAMINA sebagai distributor resmi bagi SPBU meluncurkan program

untuk meningkat standar mutu pelayanan. Standar mutu pelayanan tersebut, antara

lain :

Page 14: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

a. Pertamina Way adalah program yang diluncurkan oleh PT. Pertamina

dengan penerapan standar pelayanan yang terdiri dari 5 (lima) elemen,

yaitu pelayanan staff yang terlatih dan bermotivasi, jaminan kualitas dan

kuantitas, fasilitas dan peralatan yang terawat dengan baik, memiliki

format fisik yang konsisten, dan penawaran produk dan pelayanan

bernilai tambah dengan operator yang selalu menerapkan 3S (Salam,

Senyum, Sapa). (http://spbu.pertamina.com)

Gambar 1. Logo Pertamina Way

b. Pasti Pas adalah SPBU yang telah mendapatkan sertifikat Pasti Pas! dari

auditor independen dengan jaminan pelayanan terbaik yang memenuhi

standar kelas dunia. Konsumen akan mendapatkan kualitas dan kuantitas

BBM yang terjamin, pelayanan yang ramah, serta fasilitas yang nyaman.

(http://spbu.pertamina.com)

Gambar 2. Logo Pasti Pas

Page 15: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

3. Sarana dan Prasarana Standar SPBU

Sarana dan Prasarana Standar yang Wajib dimiliki Oleh Setiap SPBU

adalah sebagai berikut :

a. Sarana pemadam kebakaran

b. Sarana lindungan lingkungan:

1) Instalasi pengolahan limbah.

2) Instalasi oil catcher dan well catcher: Saluran yang digunakan untuk

mengalirkan minyak yang tercecer di area SPBU kedalam tempat

penampungan.

3) Instalasi sumur pantau: Sumur pantau dibutuhkan untuk memantau

tingkat polusi terhadap air tanah di sekitar bangunan SPBU yang

disebabkan oleh kegiatan usaha SPBU.

4) Saluran bangunan/drainase.

c. Sistem Keamanan:

1) Memiliki pipa ventilasi tangki pendam

2) Memiliki ground point/strip tahan karat

3) Memiliki dinding pembatas/pagar pengaman

4) Terdapat rambu-rambu tanda peringatan.

d. Sistem Pencahayaan:

1) SPBU memiliki lampu penerangan yang menerangi seluruh area dan

jalur pengisian BBM

2) Papan penunjuk SPBU sebaiknya berlampu agar keberadaan SPBU

mudah dilihat oleh pengendara.

e. Peralatan dan kelengkapan filling BBM sesuai dengan standar PT.

Pertamina berupa:

1) Tangki pendam

2) Pompa

3) Pulau pompa.

f. Duiker, dibutuhkan sebagai saluran air umum di depan bangunan SPBU

g. Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran

Page 16: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

h. Lambang PT. Pertamina

i. Generator

j. Racun Api

k. Fasilitas umum:

1) Toilet

2) Mushola

3) Lahan parkir.

l. Instalasi listrik dan air yang memadai

m.Rambu-rambu standar PT. Pertamina:

1) Dilarang merokok

2) Dilarang menggunakan telepon seluler

3) Jagalah kebersihan

4) Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran.

(http://spbu.pertamina.com)

4. Standar bangunan SPBU menurut PT. PERTAMINA

Standar bangunan SPBU menurut PT. PERTAMINA adalah sebagai

berikut:

a. Desain bangunan harus disesuaikan dengan karakter lingkungan sekitar

(contoh: letak pintu masuk, pintu keluar, dan lain-lain).

b. Elemen bangunan yang adaptif terhadap iklim dan lingkungan (sirip

penangkal sinar matahari, jendela yang menjorok kedalam, dan

penggunaan material dan tekstur yang tepat).

c. Desain bangunan SPBU harus disesuaikan dengan bangunan di

lingkungan sekitar yang dominan.

d. Arsitektur bangunan sarana pendukung harus terintegrasi dengan

bangunan utama.

e. Seluruh fasade bangunan harus mengekspresikan detail dan karakter

arsitektur yang konsisten.

f. Variasi bentuk dan garis atap yang menarik.

Page 17: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

g. Bangunan harus adaptif terhadap panas matahari dan pantulan sinar

matahari dengan merancang sirip penangkal sinar matahari dan jalur

pejalan kaki/ trotoar yang tertutup dengan atap.

h. Bangunan dibagi-bagi menjadi komponen yang berskala lebih kecil

untuk menghindari bentuk massa yang terlalu besar.

i. Panduan untuk kanopi adalah sebagai berikut:

1) Integrasi antara kanopi tempat pompa bensin dan bangunan

diperbolehkan

2) Ketinggian ambang kanopi dihitung dari titik terendah kanopi tidak

lebih dari 13’9’’. Ketinggian keseluruhan kanopi tidak lebih dari 17’

3) Ceiling kanopi tidak harus menggunakan bahan yang bertekstur atau

flat, tidak diperbolehkan menggunakan material yang mengkilat atau

bisa memantulkan cahaya

4) Tidak diperbolehkan menggunakan lampu tabung pada warna logo

perusahaan.

j. Panduan untuk pump island adalah sebagai berikut:

1) Pump island ini terdiri dari fuel dispenser, refuse container, alat

pembayaran otomatis, bollard pengaman, dan peralatan lainnya.

2) Desain pump island harus terintergrasi dengan struktur lainnya dalam

lokasi, yaitu dengan menggunakan warna, material dan detail

arsitektur yang harmonis.

3) Minimalisasi warna dari komponen-komponen pump island, termasuk

dispenser, bollard dan lain-lain.

k. Sirkulasi/jalur masuk dan keluar:

1) Jalan keluar masuk mudah untuk berbelok ke tempat pompa dan ke

tempat antrian dekat pompa, mudah pula untuk berbelok pada saat

keluar dari tempat pompa tanpa terhalang apa-apa dan jarak pandang

yang baik bagi pengemudi pada saat kembali memasuki jalan raya

2) Pintu masuk dan keluar dari SPBU tidak boleh saling bersilangan

3) Jumlah lajur masuk minimum 2 (dua) lajur

Page 18: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

4) Lajur keluar minimum 3 (tiga) lajur atau sama dengan lajur pengisian

BBM

5) Lebar pintu masuk dan keluar minimal 6 m.

(http://spbu.pertamina.com)

5. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Lokasi SPBU

Dalam mendirikan sebuah usaha baru, ada beberapa faktor yang harus

diperhatikan dan dipenuhi agar usaha yang dijalankan tersebut memperoleh hasil

yang maksimal. Faktor yang mempengaruhi lokasi SPBU adalah sebagai berikut :

a. Aksesbilitas Lokasi

Adanya jaringan jalan merupakan kunci aksesibilitas suatu lokasi usaha

SPBU. Aksesibilitas disini menunjukkan kemudahan dalam jangkauan

utamanya jika patokannya dengan jenis jalannya. Hal ini karena

berkaitan dengan pergerakan arus lalu-lintas yang menghubungkan

berbagai kawasan. Arus lalu-lintas tentunya dipengaruhi oleh adanya

hirarki fungsi jalannya. Hirarki fungsi jalan sesuai dengan UU No.13/

1980 Tentang Jalan yaitu Jalan Arteri, Jalan Kolektor, dan Jalan Lokal.

Jenis jalan yang digunakan untuk mengukur kedekatan suatu SPBU

dengan jalan yaitu jalan arteri (primer maupun sekunder) dan jalan

kolektor (primer maupun sekunder).

b. Jarak SPBU

Perhitungan jarak antar SPBU terdekat menjadi salah satu faktor penentu

dalam pertimbangan ekonomis karena hal ini menentukan timbulnya

persaingan antar SPBU yang satu dengan yang lainnya. Penghitungan

jarak antar SPBU ini dapat di klasifikasikan sebagai berikut:

Page 19: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

Tabel 1. Klasifikasi jarak antar SPBU

No. Klas Kondisi (Km)1. Sangat dekat 1 – <2,52. Dekat 2,5 - <53. Sedang 5 – <7,54. Jauh 7,5 - <105. Sangat jauh >10Sumber : DPU, Bina Marga 2004

6. Pendekatan Keruangan dalam Geografi

Pengkajian geografi secara umum dibedakan dalam dua hal, pertama objek

yang berkaitan dengan material dan kedua adalah objek formal. Obyek material

ilmu geografi adalah fenomena geosfer yang meliputi litosfer, hidrosfer, atmosfer,

biosfer, dan antroposfer. Obyek formal geografi berupa pendekatan (cara

pandang) yang digunakan dalam memahami obyek material. Dalam konteks itu

geografi memiliki pendekatan spesifik yang membedakan dengan ilmu-ilmu lain,

pendekatan spesifik itu dikenal dengan pendekatan keruangan (spatial approach),

pendekatan kelingkungan (ecological approach), dan pendekatan kompleks

wilayah (regionalcomplexapproach) (http://www.Malang.ac.id/geografi.htm).

Pada penelitian ini pengkajian geografi dilakukan berdasarkan objek formal

yang menggunakan pendekatan analisa keruangan. Pendekatan keruangan

merupakan suatu cara pandang atau kerangka analisis yang menekankan eksistensi

ruang sebagai penekanan. Menurut Yunus dalam Nasrullah (2006: 8) eksistensi

ruang dalam perspektif geografi dapat dipandang dari struktur (spatial structure),

pola (spatial pattern), dan proses (spatial processes). Menurut Sumaatmadja

(1981 : 11) pendekatan keruangan merupakan metode pendekatan yang khas

geografi, pada pelaksanaan pendekatan keruangan pada studi geografi ini, harus

tetap berdasarkan prinsip-prinsip geografi yang berlaku yaitu prinsip penyebaran,

interelasi, dan deskripsi.

Lebih lanjut dalam analisa keruangan dipelajari perbedaan lokasi mengenai

sifat-sifat penting yang diwujudkan dalam pertanyaan geografis seperti yang

dikemukakan oleh Bintarto (1991 :12), yakni faktor-faktor apakah yang

Page 20: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

menguasai pola penyebaran tersebut dan bagaimanakah pola tersebut dapat diubah

agar penyebarannya menjadi lebih efisien dan lebih wajar. Sejalan dengan teori

tersebut maka dalam penelitian ini dipelajari mengenai pola keruangan SPBU dan

pengetahuan akan faktor penyebab penyebarannya.

7. Analisis Keruangan

Keruangan adalah segala sesuatu yang memberi ruang bagi obyek materi

padat dan memiliki kesatuan utuh dengan lingkungan sekitarnya (UU No. 1 Tahun

1992).

Ruang menurut Blaut dalam Wahyuni (2002: 6) dibedakan menjadi ruang

absolut, ruang relatif dan ruang relasional. Ruang absolut atau Euclidian space

adalah ruang yang merupakan wadah yang bersifat khas, fisik dan empiris yang

ditentukan berdasarkan ukuran geometri, berdimensi 3 yaitu panjang, lebar dan

tinggi. Ruang relatif adalah ruang berlangsungnya suatu relasi kegiatan yang

terikat pada proses dan waktu. Pertanyaan utama dalam peneltitian berkenaan

dengan ruang relatif adalah : Apa ? Letaknya di mana ? Ruang relasional adalah

ruang yang berisi dan mencerminkan dirinya sendiri yang berupa hubungan

dengan obyek lain. Suatu proses kegiatan selalu berhubungan dan terikat dengan

lokasi. Ruang relasional selalu berkaitan dengan referensi organisasi, keruangan

dan interaksi keruangan yang berkaitan dengan lokasi.

Analisis keruangan mempelajari perbedaan lokasi mengenai sifat-sifat

penting maupun seri sifat-sifat yang penting, dengan pertanyaan mengenai faktor-

faktor yang menguasai pola persebaran dan bagaimana pola tersebut diubah agar

penyebaran tersebut menjadi lebih efisien dan wajar. Dengan kata lain dapat

diutarakan bahwa dalam analisis keruangan yang harus diperhatikan adalah

pertama penyebaran penggunaan ruang yang telah ada dan kedua penyediaan

ruang yang akan digunakan untuk berbagai kegunaan yang dirancangkan

(Bintarto, 1982: 12).

Page 21: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

Analisis keruangan dalam geografi bermanfaat dalam aplikasinya terhadap

permasalahan perkembangan. Hal ini dapat dilihat pada unsur penting geografi

yaitu :

a. Kesatuan Keruangan : Dalam hal ini dipelajari tentang unit keruangan,

seperti region atau areas. Selain itu juga dianalisis keruangan seperti luas

dan sifat wilayah, interaksi antar wilayah, fungsi ruang dan sebagainya.

b. Pola Keruangan : Dipelajari mengenai pola keruangan misalnya

mendeteksi daerah surplus dan daerah minus air.

c. Struktur Keruangan Wilayah : Dalam hal ini dipelajari mengenai

organisasi atau struktur keruangan (tata ruang) proses perubahannya dan

status.

8. Tingkat Layanan SPBU

Menurut Wykof (dalam Tjiptono, 2000: 45) “Kualitas pelayanan adalah

tingkat keunggulan untuk memenuhi keinginan pelanggan. Dengan demikian ada

faktor utama yang mempengaruhi kualitas pelayanan yaitu expected service &

perceived service. Lebih lanjut Parasuraman, Zithaml & Berry (1985: 48)

berpendapat bahwa “jika pelayanan yang diterima atau dirasakan (perceived

service) sesuai dengan yang diharapkan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan

sebagai kualitas yang memuaskan. Jika pelayanan yang diterima melampaui

harapan pelanggan, maka kualitas pelayanan dipersepsi sebagai kualitas yang

ideal, sebaliknya jika pelayanan dipersepsikan buruk. Dengan demikian baik

tidaknya kualitas pelayanan tergantung kepada kemampuan penyedia jasa

(pelayanan) dalam memenuhi harapan pelanggannya secara konsisten.

Tingkat layanan SPBU dalam penelitian ini ialah berapa jumlah bahan bakar

berupa premium, solar dan pertamax yang dikeluarkan oleh SPBU dalam

pelayanan pemenuhan kebutuhan bahan bakar terhadap masyarakat.

Page 22: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

9. Pemetaan

Peta adalah suatu gambaran dari permukaan bumi, biasanya dalam skala

tertentu dan digambarkan diatas bidang datar melalui suatu proyeksi. (Sinaga,

1995 : 5).

Menurut international Cartographic Asociation (ICA) dalam Sinaga

(1995:5) mengemukakan peta adalah suatu representasi/gambaran unsure-unsur

atau kenampakan-kenampakan abstrak yang dipilih dari permukaan bumi, atau

yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa, dan

umumnya digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan.

Pemetaan adalah proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan

bumi dengan menggunakan caradan atau metode tertentu sehingga didapatkan

hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta serta teknik pencetakan peta.

(Subagio, 2003 :12).

Peta tematik adalah peta yang memperlihatkan data-data secara kualitatif

dan atau kuantitatif pada unsur-unsur yang spesifik. Peta tematik dapat

membantu secara umum perencanaan suatu daerah, administrasi, manajemen,

perusahaan-perusahaan swasta, pendidikan, perencanaan militer, dan lain-lain.

(Aziz, 1997: 26). Penyaji data-data dalam peta tematik ini digambarkan dengan

memakai pernyataan-pernyataan dan symbol-simbol tertentu. Pernyataan dan

symbol tersebut mewakili dan menerangkan data-data yang diperlukan. Symbol

yang digunakan itu adalah symbol titik, garis, dan luas/ daerah, sedangkan

pernyataan-pernyataan yang mewakili data-data yang bersangkutan (di atas peta

tematik) pada dasarnya brhubungan dengan lokasi, posisi, dan luasnya. (Aziz,

1997 :26)

Symbol adalah suatu alat untuk memudahkan komunikasi. Symbol ini

mempunyai arti dan bentuk. Dengan mengetahui arti dan bentuk symbol-simbol

tersebut, maka pemilihan symbol harus disesuaikan dengan maksud dan tujuan

dari peta tematik. Pada hakekatnya dengan memetakan symbol-simbol tersebut,

tema dari suatu peta dapat terbaca dengan mudah. Symbol-simbol ini

Page 23: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

digambarkan secara jelas dan menonjol, serta biasanya diberi warna. (Aziz,

1997:27)

Tugas kartografer adalah mendesain peta. Tahapan dalam mendesain peta

meliputi :

a. Desain letak peta/komposisi peta

Desain tata letak/komposisi peta adalah merancang susunan dan

pengaturan masing-masing informasi tepi peta, agar peta menarik dan efisien.

Komposisi peta meliputi judul peta, skala peta baik grafis maupun numeric,

orientasi, inset, legenda, indeks peta, sumber data, sumber peta, nama penyusun

peta, garis tepi peta, garis lintang dan bujur, serta daerah yang dicakup.

Penempatan unsure-unsur tersebut ke dalam peta dipengaruhi oleh bentuk

daerah penelitian, efisiensi kertas, dan skala peta, oleh karena itu letak dan

ukuran huruf atau angka yang ditempatkan pada peta harus Nampak serasi dan

harmonis sehingga member kesan yang menarik bagi pengguna/pembaca peta.

b. Desain peta dasar

Dalam membuat peta tematik diperlukan peta dasar yang berfungsi sebagai

latar belakang penempatan dan orientasi secara geografi dari tema yang akan

dibuat. Pemilihan skala peta berdasarkan pada pertimbangan sebagai berikut :

1) Sesuai dengan tujuan pemetaan

2) Tidak banyak data yang dihilangkan

3) Datanya dapat digambarkan dengan jelas

4) Unit penggambaran terkecil masih nampak tergambar dengan jelas.

c. Desain isi peta

Desain isi peta adalah merancang informasi ke dalam bentuk symbol.titik,

garis, dan area akan menentukan ukuran atau nilai.

Desain isi peta pada hakekatnya mendesain symbol dalam proses

pemetaan suatu data. Symbol merupakan penyajian dalam bentuk gambar yang

menarik dan mudah dipahami oleh pengguna peta atau sbagai alat komunikasi

untuk menyampaikan informasi suatu tema pada peta tematik. Menurut Sinaga

(1999 :11-13) sifat data dapat dikelompokkan menjadi 4 kategori dasar :

1) Positional data (datatitik) : tanpa dimensi

Page 24: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

2) Linear data (data garis) : ketinggian dan jarak adalah aspek yang

mendominasi data garis.

3) Areal data (data luas) : data dua dimensi

4) Volumetric data (data volume) : data tiga dimensi.

Dalam simbolisasi suatu peta untuk membedakan bermacam-macam data,

harus dibuat bermacam-macam kenampakan agar mudah dimengerti oleh

pemakai peta. Kenampakan yang berbeda-beda bisa diperoleh dari warna, value,

ukuran, bentuk, spasi, orientasi dan lokasi. (Prihandito,1989 :23). Visual

variables disebut juga kenampakan yang berbeda-beda, Variabel visual (Sinaga,

1997 :11-13) ada 6 yaitu :

1) Form (bentuk)

2) Size (ukuran)

3) Orientation (arah)

4) Value (nilai terang gelapnya symbol)

5) Density (ukuran yang berbeda dari value yang sama)

6) Colour (warna)

Hubungan antara symbol, variable visual dan persepsi sangat erat. Symbol

yang dibuat dengan kenampakan yang berbeda-beda (visual variable) akan

menimbulkan persepsi. Persepsi/kesan (Sinaga :1999 :11-13) yaitu bila

seseorang melihat peta, segera akan timbul dalam pikirannya bahwa peta

tersebut membawa suatu nilai dan pembaca akan mendapatkan kesan

(perception) dari peta yang diamatinya.

10. Fungsi dan Jenis Peta

a. Fungsi peta

Semua peta mempunyai suatu hal yang sifatnya umum yaitu menambah

pengetahuan dan pemahaman geografikal bagi pengguna peta dan hampir semua

perencanaan pembangunan memerlukan peta sebelum perencanaan tersebut

dimulai. Hal ini sesuai dengan fungsi peta dalam perencanaan regional dan

kegiatan penelitian seperti yang dikemukakan Sinaga (19995 :7) adalah sebagai

berikut ;

Page 25: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

1. Fungsi peta untuk perencanaan regional, sebagai berikut :

a. Untuk memberikan informasi pokok dari aspek keruangan tentang

karakter dari suatu daerah.

b. Sebagai suatu alat menganalisa untuk mendapatkan suatu

kesimpulan.

c. Sebagai alat untuk menjelaskan penemuan-penemuan penelitian

yang dilakukan.

d. Sebagai alat untuk menjelaskan rencana-rencana yang diajukan.

2. Fungsi peta dalam kegiatan penelitian

Dalam suatu kegiatan penelitian peta berfungsi sebagai :

a. Alat bantu sebelum melakukan survey untuk mendapatkan

gambaran tentang daerah yang akan diteliti.

b. Sebagai alat yang digunakan selama penelitian, misalnya

memasukkan data yan ditemukan dilapangan.

c. Sebagai alat untuk melaporkan hasil penelitian.

Menurut Sinaga (1995 :7) ada 4 fungsi peta, yaitu :

1. Memperlihatkan posisi atau lokasi relative;

2. Memperlihatkan ukuran;

3. Memperlihatkan bentuk;

4. Menghimpun data dan menyeleksi.

b. Jenis peta

Ditinjau dari isinya peta dikelompokkan menjadi peta umum dan peta

khusus. Peta umum berisi gambaran umum tentang permukaan bumi, seperti

gunung, bukit, sungai, pemukiman dan lain-lain. Peta khusus/tematik adalah

peta yang menggambarkan data kualitatif dan kuantitatif tentang kenampakan

suatu unsure-unsur yang ada hubungannya dengan detail topografi. (Bos, E.S

dalam Kurnawan, 2007 : 17)

Banyak factor yang dapat digunakan untuk mengklasifikasikan peta.

Menurut Bos, E.S dalam Sinaga (1999: 23) dasar pengklasifikasian secara umum

adalah tergantung pada :

Page 26: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

1. Skala (Scale)

a) >1:10.000 : skala sangat besar

b) <1:100.000 – 10.000 : skala besar

c) 1:100.000 – 1:1.000.000 : skala sedang

d) >1:1.000.000 : skala kecil

2. Maksud/tujuan (Purpose), dibedakan menjadi :

a) Peta Pendidikan

b) Peta Ilmu pengetahuan

c) Peta Informasi umum

d) Peta Turis

e) Peta Navigasi

f) Peta Aplikasi

g) Peta Perencanaan

3. Isi (Content), dibedakan menjadi :

a) Peta-peta Topografis

b) Peta-peta Tematik

c) Peta-peta Navigasi

Page 27: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

B. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang dilakukan Nasrullah (2007) dengan judul “Kajian Pola

Persebaran Keruangan Kantor Cabang Perbankan di Perkotaan Jogjakarta

2007” yang bertujuan mengetahui pola persebaran kantor cabang bank di

Perkotaan Jogjakarta, mengetahui faktor yang mempengaruhi pola sebaran kantor

cabang bank di Perkotaan Jogjakarta dan menentukan arahan pengembangan

lokasi kantor cabang bank di Perkotaan Jogjakarta. Dalam penelitian tersebut

menggunakan metode survei atau pengamatan dan pengukuran di lapangan berupa

data primer sebagai pelengkap dan sekunder yang didapatkan lewat studi instansi

untuk memperkuat hasil penelitian yang akan dilakukan. Analisis data dengan

kuantitatif melalui tabel frekuensi dan tabel silang serta statistik inferensi (regresi

dan koefisien kontingensi) yang ditunjang dengan analisis peta (analisis tetangga

terdekat), dan analisis kualitatif dengan studi kebijakan pemerintah dan beberapa

literatur untuk menjelaskan fenomena secara rasional. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa lokasi kantor cabang bank di perkotaan Jogjakarta cenderung

mengelompok dipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara kota

(kecamatan depok) karena pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan mudah

dijangkau. Sebagai tempat terakumulasinya berbagai aktivitas baik ekonomi,

sosial maupun pendidikan tercapai. Tidak terdapat hubungan yang signifikan

antara karakteristik nasabah dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak

terbatas pada segmen usia, jenis kelamin maupun cara mencapai bank. Faktor

geografis yang secara signifikan mempengaruhi pola sebaran kantor cabang bank

adalah indeks persebaran kampus perguruan tinggi dan jarak dengan kampus.

Kampus perguruan tinggi dinilai memiliki kemampuan untuk mendorong

terbentuknya kluster kegiatan bisnis disekitarnya. Arahan pengembangan lokasi

kantor cabang bank diharapkan akan beralih keluar Kota Jogjakarta yaitu wilayah

pinggiran di utara dan timur laut kota mengikuti arah perkembangan perguruan

tinggi dan permukiman.

Page 28: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Persamaan penelitian yang dilakukan Nasrullah (2007) dengan penelitian

penulis ialah sama-sama tema dalam penelitiannya adalah distribusi spasial, tetapi

berbeda dalam objek kajian serta variabelnya.

Penelitian yang dilakukan Eviliyanto (2008) dengan judul “Anjungan

Tunai Mandiri (ATM) Perbankan di Kota Surakarta Tahun 2007” yang

bertujuan mengetahui sebaran ATM di Kota Surakarta, mengetahui pola

persebaran ATM di Kota Surakarta, mengetahui karakateristik bank dan

karakteristik nasabah terhadap distribusi ATM di Kota Surakarta serta

mengetahui tingkat layanan ATM di Kota Surakarta. Dalam penelitian tersebut

menggunakan metode diskriptif dengan cara prosedur pemecahan masalah yang

diselidiki dengan menggambarkan subyek atau obyek penelitian (seseorang,

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan fakta-fakta

yang tampak atau sebagaimana adanya. Bentuk dari penelitian ini adalah

penelitian kualitatif sedangkan strategi yang digunakan dalam penelitian dengan

metode deskriptif untuk mendeskripsikan pola persebaran Anjungan Tunai

Mandiri (ATM), faktor-faktor yang berpengaruh atau mempengaruhi lokasi

Anjungan Tunai Mandiri (ATM), serta tingkat layanan Anjungan Tunai Mandiri

terhadap para nasabahnya di Kota Surakarta tahun 2007. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa Berdasarkan status bank distribusi ATM banyak terdapat di

sektor perdagangan dan jasa dengan persentase ATM milik swasta lebih besar

dibandingkan milik pemerintah (BUMN).Distribusi ATM dengan jenis single

memiliki persentase lebih banyak dibandingkan jenis double / multiple yang

terdapat di sektor perdagangan dan jasa, kesehatan, pendidikan dan lain-

lain.Berdasarkan letaknya distribusi ATM di kantor bank dan mall memiliki

persentase lebih besar dibandingkan di tempat lain, sedangkan distribusi ATM

berdasarkan lokasinya mendominasi disektor perdagangan dan jasa. Berdasarkan

status jalan distribusi ATM paling banyak terdapat di jalan lokal sebesar 81,25%.

Berdasarkan tipologinya distribusi ATM paling banyak terdapat pada tipe lokasi

perdagangan dan jasa sebesar 86,11%. Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola

distribusi spasial ATM BCA, BNI dan Mandiri tiap kecamatan random dan

mendekati random. Berdasarkan struktur tata ruang kota, aktivitas sosial ekonomi

Page 29: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

dan jumlah penduduk sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi ATM oleh

pihak bank, sedangkan karakteristik nasabah Bank BRI dan BTN berdasarkan

tingkat pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lain.Berdasarkan faktor kondisi mesin, kondisi ruang,

letak, tersedianya lahan parkir dan tingkat keamanan pada unit ATM Bank BRI

dan BTN sudah memenuhi syarat pelayanan kepada nasabah.

Persamaan penelitian yang dilakukan Eviliyanto (2008) dengan penelitian

penulis ialah sama-sama tema dalam penelitiannya adalah distribusi spasial, tetapi

berbeda dalam objek kajian serta variabelnya.

Penelitian yang dilakukan oleh Herlina Rahmawati (2004) dengan judul

“Analisis Wilayah Untuk Lokasi Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di

Pekalongan” yang bertujuan mengetahui kesesuaian distribusi lokasi SPBU di

daerash penelitian dengan distribusi arus lalu lintas, mengetahui variasi distribusi

lokasi SPBU terhadap jumlah dan jenis penyediaan serta penggunaan bahan bakar

di daerah penelitian, mengetahui wilayah yang memungkinkan untuk

pembangunan lokasi SPBU baru di daerah penelitian. Dalam penelitian tersebut

menggunakan metode observasi dengan pengamatan dan pengukuran data di

lapangan dan analisis data sekunder. Hasil dari penelitian yang dilakukan oleh

Herlina Rahmawati adalah analisis kesesuaian lokasi SPBU dengan distribusi lalu

lintas, variasi distribusi SPBU terhadap jenis penyediaan bahan bakar,

pembangunan lokasi baru SPBU.

Persamaan penelitian yang di lakukan Herlina Rahmawati (2004) dengan

penelitian penulis ialah sama-sama mengkaji tentang SPBU tetapi berbeda dalam

hasil. Peneletian Herlina Rahmawti menentukan kesesuaian lokasi SPBU

sedangkan penelitian penulis menentukan distribusi SPBU serta kualitas

pelayanan SPBU terhadap konsumen.

Page 30: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

Tabel 2 Hasil Penelitian Yang Relevan

No. Judul penelitian Peneliti, tahun

penelitian

Tujuan Metode Hasil

1. Kajian Pola

Persebaran

Keruangan Kantor

Cabang Perbankan

di Perkotaan

Jogjakarta

(Skripsi)

Fahmi

Nasrullah,

2007

1. Mengetahui pola persebaran kantor

cabang bank di perkotaan jogjakarta.

2. Mengetahui faktor yang

mempengaruhi pola sebaran kantor cabang

bank di perkotaan jogjakarta.

3. Menentukan arahan pengembangan

lokasi kantor cabang bank di Perkotaan

Jogjakarta.

Metode

survei

1. Lokasi kantor cabang bank di perkotaan jogjakarta cenderung

mengelompok didipusat-pusat perdagangan dan jasa dipusat kota dan utara

kota (Kec. Depok) karema pada lokasi tersebut strategis, ramai, aman dan

mudah dijangkau.

2. Tidak trdapat hubungan yang signifikan antara karakteristik nasabah

dan kantor cabang yang dikunjungi sehingga tidak terbatas pada segmen usia,

jenis kelamin maupun cara mencapai bank.

3. Faktor geografis yang secara signifikan mempengaruhi pola sebaran

kantor cabang bank adalah indeks persebaran kampus perguruan tinggi dan

jarak dengan kampus.

4. Arahan pengembangan lokasi kantor cabang bank diharapkan akan

beralih ke luar kota jogjakarta yaitu wilayah pinggiran di utara dan timur laut

kota mengikuti arah perkembangan perguruan tinggi dan permukiman.

2. Anjungan Tunai

Mandiri (ATM)

Perbankan di Kota

Surakarta Tahun

2007

(Skripsi)

Eviliyanto,

2008

Mengetahui sebaran ATM di Kota Surakarta.

Mengetahui pola persebaran ATM di Kota

Surakarta.

Mengetahui karakateristik bank dan

karakteristik nasabah terhadap distribusi ATM

di Kota Surakarta.

Mengetahui tingkat layanan ATM di Kota

Surakarta

Metode

deskriptif

1. Distribusi ATM di Kota Surakarta berdasarkan status bank distribusi

ATM banyak terdapat di sektor perdagangan dan jasa dengan persentase

ATM milik swasta lebih besar dibandingkan milik pemerintah. Distribusi

ATM dengan jenis single memiliki persentase lebih banyak dibandingkan

jenis double / multiple yang terdapat di sektor perdagangan dan jasa,

kesehatan, pendidikan. Berdasarkan letaknya distribusi ATM di kantor bank

dan mall memiliki persentase lebih besar dibandingkan di tempat lain,

sedangkan distribusi ATM berdasarkan lokasinya mendominasi disektor

Page 31: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

perdagangan dan jasa. Berdasarkan status jalan distribusi ATM paling banyak

terdapat di jalan lokal. Berdasarkan tipologinya distribusi ATM paling banyak

terdapat pada tipe lokasi perdagangan dan jasa.

2. Berdasarkan analisis tetangga terdekat pola distribusi spasial ATM

BCA, BNI dan Mandiri tiap kecamatan random dan mendekati random.

3. Berdasarkan struktur tata ruang kota, aktivitas sosial ekonomi dan

jumlah penduduk sangat berpengaruh dalam penentuan lokasi ATM oleh

pihak bank, sedangkan karakteristik nasabah Bank BRI dan BTN berdasarkan

tingkat pendidikan SMA dan S1 memiliki jumlah lebih besar dibandingkan

dengan tingkat pendidikan lain

3. Analisis Wilayah

Untuk Lokasi

Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Umum

(SPBU) di

Pekalongan

(Skripsi)

Herlina

Rahmawati

(2004)

1. Mengetahui kesesuaian distribusi lokasi

SPBU di daerash penelitian dengan

distribusi arus lalu lintas,

2. Mengetahui variasi distribusi lokasi

SPBU terhadap jumlah dan jenis

penyediaan serta penggunaan bahan

bakar di daerah penelitian,

3. Mengetahui wilayah yang

memungkinkan untuk pembangunan

lokasi SPBU baru di daerah penelitian

Metode

survei

1. Analisis kesesuaian lokasi SPBU dengan distribusi lalu lintas,

2. Variasi distribusi SPBU terhadap jenis penyediaan bahan bakar,

3. Pembangunan lokasi baru SPBU

-

4. Analisis Spasial

Stasiun Pengisian

Bahan Bakar Umum

Andri

Yulianto,

2011

1. Mengetahui distribusi spasial SPBU

di Kabupaten Karanganyar tahun

2011.

Metode

deskriptif

Page 32: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

(SPBU) Di

Kabupaten

Karanganyar Tahun

2011

(Skripsi)

2. Mengetahui kualitas sarana dan

prasarana SPBU di Kabupaten

Karanganyar tahun 2011.

3. Mengetahui tingkat layanan SPBU di

Kabupaten Karanganyar tahun 2011.

Page 33: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

C. Kerangka Berfikir

SPBU (Stasiun Pengisian Bahan Bakar untuk Umum) merupakan prasarana

umum yang disediakan oleh PT. Pertamina untuk masyarakat luas guna

memenuhi kebutuhan bahan bakar. Pada umumnya SPBU menjual bahan bakar

sejenis premium, solar dan pertamax. Seiring kemajuan jaman dan persaingan

pasar antar SPBU maka PT. PERTAMINA selaku penyedia BBM bagi SPBU

menerapakan standar kualitas dan layanan bagi masyarakat. Untuk menjaga

kualitas dan layanan maka PT. PERTAMINA menetapkan sarana dan prasarana

standar yang wajib dimiliki oleh setiap SPBU.

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor yang berpengaruh terhadap

peningkatan kebutuhan akan bahan bakar minyak. SPBU sebagai penyedia bahan

bakar minyak harus meningkatkan kuantitas dan kualitas pelayanannya untuk

pemenuhan kebutuhan akan bahan bakar minyak kendaraan bermotor. Dalam

kuantitas SPBU analisis spasial digunakan untuk mengetahui tingkat

keterjangkauan pelayanan bahan bakar terhadap konsumen. Dalam kualitas SPBU

dapat diamati dari sarana prasarana berdasarkan standar PERTAMINA dan

tingkat pelayanan dapat dilihat dari jumlah penjualan rata-rata bahan bakar

minyak untuk pemenuhan bahan bakar minyak bagi masyarakat di dalam wilayah

SPBU maupun di luar wilayah SPBU tersebut.

Data persebaran, sarana prasarana dan tingkat layanan SPBU dapat disajikan

dalam bentuk peta berupa Peta sebaran SPBU, Peta Sarana dan Prasarana SPBU

dan Peta Tingkat Layanan SPBU

Page 34: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

Gambar 3. Kerangka Berfikir

Kuantitas Kualitas

Distribusi

Data penjualan SPBU (premium, solar dan pertamax)

Tingkat layanan

Peningkatan jumlah penduduk

Peningkatan jumlah kendaraan bermotor

SPBU

Sarana dan prasarana :1.Sarana pemadam

kebakaran2.Sarana lindungan

lingkungan3.Sistem Keamanan4.Sistem Pencahayaan5.Peralatan dan kelengkapan

filling BBM6.Duiker7.Sensor api dan perangkat

Pemadam kebakaran8.Lambang PT. Pertamina9.Generator10. Racun Api11. Fasilitas umum12. Instalasi listrik dan air

yang memadai13. Rambu-rambu standar

PT. Pertamina

Distribusi SPBU, Kualitas sarana prasrana SPBU dan tingkat layanan SPBU

Page 35: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Kabupaten Karanganyar Propinsi Jawa Tengah

dengan obyek penelitian seluruh SPBU yang secara administratif terletak di

wilayah tersebut. Lokasi penelitian dipilih dengan pertimbangan karena

pertambahan kepemilikan kendaraan bermotor di Kabupaten Karanganyar yang

semakin meningkat serta tingkat aksesbilitas yang tinggi, seiring kebutuhan

sumber bahan bakar yang tinggi pula.

2. Waktu Penelitian

Jenis kegiatan

Tahun 2011

Juli Agust Sept Okt Nov Des

Jan-

April

‘12

Tahap Persiapan

Penyusunan

Proposal

Penyusunan

Instrument

Penelitian

Pengumpulan Data

Analisis Data

Penyusunan

Laporan Penelitian

Page 36: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Mardalis (2002: 24) mengemukakan bahwa “Metode diartikan sebagai suatu

cara atau teknis yang dilakukan dalam proses penelitian. Penelitian itu sendiri

diartikan sebagai upaya dalam bidang ilmu pengetahuan yang dijalankan untuk

memperoleh fakta-fakta dan prinsip-prinsip dengan sabar, hati-hati dan sistematis

untuk mewujudkan kebenaran”.

Menurut Mulyana (2004: 146) “Metode penelitian adalah teknik-teknik

spesifik dalam penelitian”. Nawawi dalam Tika (1997: 2) mengemukakan bahwa

“Metode penelitian adalah ilmu yang memperbincangkan metode-metode ilmiah

dalam menggali kebenaran pengetahuan”.

Nawawi (1983: 62) mengemukakan bahwa “Metode deskriptif adalah

prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan subyek atau

obyek penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat

sekarang berdasarkan fakta-fakta yang tampak atau sebagaimana adanya”.

Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian deskriptif spasial dengan

analisa menggunakan peta. Metode deskriptif spasial merupakan suatu metode

penelitian dengan cara memecahkan suatu masalah yang diselidiki dengan

menggambarkan keadaan berdasarkan fakta yang menghasilkan data deskriptif

secara spasial tentang data yang diamati. Deskriptif geografis dalam penelitian ini

adalah uraian tentang persebaran spasial SPBU, uraian tentang kualitas sarana dan

prasarana SPBU serta uraian tentang tingkat layanan SPBU.

C. Sumber Data

1. Data Primer

Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data primer adalah data yang

diperoleh langsung dari responden atau obyek yang diteliti, atau ada hubungannya

dengan yang diteliti”. Data primer dalam penelitian ini meliputi : lokasi SPBU

secara spasial di Kota Surakarta yang diperoleh melalui pengukuran di lapangan

dengan menggunakan GPS, data kualitas sarana dan prasarana SPBU diperoleh

dengan menggunakan teknik angket kepada pengelola SPBU serta teknik survey

Page 37: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

langsung di SPBU Kabupaten Karangganyar dan tingkat layanan SPBU diperoleh

dengan menggunakan angket dan wawancara yang ditujukan kepada pengelola

SPBU.

2. Data Sekunder

Tika (1997: 67) mengemukakan bahwa “Data sekunder adalah data yang

lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang atau instansi, walaupun yang

dikumpulkan itu sesungguhnya adalah data yang asli”.

Tabel 3 Jenis Data Sekunder Yang Digunakan Dalam Penelitian

No Jenis Data Sumber

1 Alamat SPBU Depo PT. PERTAMINA cabang Surakarta

2 Kependudukan BPS

3 Data penjualan SPBU SPBU

4 Peta Rupa Bumi Indonesia (RBI)

lembar 1408-131, 1408-342, 1408-343,

1408-344, 1508-131, 1508-132, 1508-

133, 1508-134

Bakosurtanal

D. Populasi

Populasi berarti keseluruhan individu dalam ruang lingkup yang ingin

diteliti. Populasi dibedakan menjadi populasi sasaran dan populasi sampel.

Populasi sasaran adalah keseluruhan individu dalam area/wilayah/lokasi/kurun

waktu yang sesuai dengan tujuan penelitian. Populasi sampel adalah keseluruhan

individu yang akan menjadi satuan analisis dalam populasi yang layak dan sesuai

untuk dijadikan atau ditarik sebagai sampel yang berdasarkan kerangka

sampelnya. Adapun kerangka sampel adalah seluruh daftar individu yang menjadi

satuan analisis yang ada dalam populasi dan akan diambil sampelnya. (Sugiarto,

dkk; 2003). Penelitian ini merupakan penelitian populasi sehingga tidak

menggunakan sampel. Teknik pengambilan data dalam penelitian ini

menggunakan populasi yang meliputi seluruh SPBU yang berada di Kabupaten

Karanganyar yang berjumlah 19 SPBU.

Page 38: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi

Observasi adalah cara atau teknik pengumpulan data dengan melakukan

pengamatan dan pencatatan secara sistematik terhadap gejala atau fenomena yang

ada pada obyek penelitian.

Sasaran observasi lapangan pada penelitian ini adalah lokasi SPBU di

Kabupaten Karanganyar. Data diperoleh dengan cara melakukan pencatatan dan

pengamatan dengan menggunakan GPS yang mengacu pada fenomena yang

diteliti. Observasi lapangan dilakukan untuk memperoleh data yang ada di

lapangan yaitu data mengenai persebaran lokasi SPBU di Kabupaten

Karanganyar.

2. Dokumentasi

Teknik dokumentasi merupakan pengumpulan data yang dilakukan dengan

melihat sumber-sumber tertulis yang berkaitan dengan masalah yang diteliti.

Teknik pengumpulan data ini dilakukan dengan cara mengutip pada sumber data

yang telah tersedia. Nawawi (1995: 95) mengemukakan definisi teknik

dokumentasi yaitu : cara mengumpulkan data yang dilakukan dengan kategorisasi

dan klasifikasi bahan-bahan tertulis yang berhubungan dengan masalah penelitian,

baik dari sumber dokumen maupun buku-buku, koran, majalah dan lain-lain.

Dalam penelitian ini sumber tertulis berdasarkan dokumen meliputi data

kependudukan dari BPS Kabupaten Karanganyar, data nama dan alamat SPBU

dari Depo PT. PERTAMINA Cabang Kota Surakarta serta data penjualan tiap

SPBU di Kabupaten Karanganyar.

3. Wawancara

Mardalis (2002: 64) berpendapat bahwa “Wawancara adalah teknik

pengumpulan data yang digunakan peneliti untuk mendapatkan keterangan-

Page 39: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

keterangan lisan melalui bercakap-cakap dan berhadapan muka dengan orang

yang dapat memberikan keterangan pada si peneliti”.

Wawancara yang digunakan yaitu wawancara tidak terstruktur di mana

responden berdasarkan yang dipilih saja karena sifat-sifatnya yang khas dan

biasanya mereka memiliki pengetahuan dan mendalami situasi serta lebih

mengetahui informasi yang diperlukan. Pertanyaan yang diajukan tidak disusun

lebih dahulu, malah disesuaikan dengan keadaan dan ciri yang unik dari

responden. Pelaksanaan tanya jawab mengalir seperti dalam percakapan sehari-

hari. Wawancara pada penelitian guna memperoleh data yang lengkap lebih baik

dan dapat dipercaya. Wawancara dilakukan dengan pengelola SPBU di Kabupaten

Karanganyar terkait data jumlah pemakaian bahan bakar yang terjual dan

preferensi pemilihan lokasi pendirian SPBU.

4. Angket

Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk

memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau

hal-hal yang ia ketahui (Arikunto, 1998:140). Angket pada penelitian ini

digunakan untuk mengetahui tingkat layanan SPBU serta kualitas sarana

prasarana SPBU yang ditujukan kepada pengelola SPBU

F. Analisis Data

Patton dalam Moleong (1990: 103) bependapat bahwa “Analisis data adalah

proses mengatur urutan data, mengorganisasikannya kedalam suatu pola, kategori

dan satuan uraian dasar”.

Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik

analisis data sekunder dan teknik analisis peta, teknik analisis data sekunder

dengan cara mentabulasi ke dalam bentuk tabel dan grafik maupun peta,

kemudian diuraikan dalam bentuk kalimat. Adapun data yang perlu dianalisis

adalah :

Page 40: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

1. Analisis Distribusi Spasial SPBU

Distribusi SPBU pada tahun 2011 dapat diketahui dengan menggunakan

analisis peta yaitu peta distribusi SPBU di Kabupaten Karangganyar.

2. Analisis Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU

Untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU digunakan teknik

survey dan wawancara, kemudian hasil dari survey dan wawancara di SPBU di

skoring terhadap ada atau tidaknya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SPBU

serta kondisi sarana dan prasrana tersebut. Selanjutnya jumlah nilai dari skoring

sarana dan prasarana tersebut di kualifikasikan.

Page 41: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Tabel 4 Scoring Sarana dan Prasarana SPBU

No. Sarana dan Prasarana Harkat1 Sarana pemadam kebakaran 32 Sarana lindungan lingkungan

a. Instalasi pengolahan limbahb. Instalasi oil catcher dan well catcherc. Instalasi sumur pantaud. Saluran drainase

1111

3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendamb. Grount point/strip tahan karatc. Dinding pembatas/pagar pengamand. Rambu-rambu peringatan

3132

4 Sistem pencahayaan 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM

c. Tangki pendamd. Pompae. Pulau pompa

333

6 Duiker 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 38 Lambang PT. PERTAMINA 19 Generator 310 Racun api 111 Fasilitas umum

a. Toiletb. Musholac. Lahan parkir

222

12 Instalasi listrik dan air yang memadai 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA

a. Dilarang merokokb. Dilarang menggunakan telepon selulerc. Jagalah kebersihand. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran

2213

Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi

Keterangan : nilai tertinggi adalah 3 (tiga) sedangkan nilai terendah adalah 1

(satu). Asumsi nilai tertinggi 3 dan nilai terendah 1 adalah tingkat pentingnya

sarana dan prasarana. Total skor terendah : 26, total skor tertinggi : 53

Page 42: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

Tabel 5 Klasifikasi Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU

No. Klas Total skoring

1. Kurang baik 26-35

2. Baik 35-44

3. Sangat baik 44-53

Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi

Keterangan : nilai tertinggi skoring 53 nilai terendah skoring 26, pengklasifikasian

kualitas sarana prasarana SPBU dengan asumsi nilai tertinggi harkat di kurangi

nilai terendah dibagi 3 klas (kurang baik, baik serta sangat baik).

3. Analisis Tingkat Layanan SPBU

Untuk mengetahui tingkat layanan SPBU di gunakan teknik survey di

SPBU dan wawancara terhadap pengelola SPBU tentang tingkat penjualan

premium, solar dan pertamax di SPBU. Data penjualan premium, solar dan

pertamax untuk mengetahui tingkat layanan SPBU terhadap pengguna kendaraan

bermotor (sepeda motor dan mobil).

G. Prosedur Penelitian

Prosedur penelitian merupakan penjelasan yang memberikan gambaran

tentang keseluruhan dari kegiatan persiapan, pengumpulan data, analisis data yang

terkumpul, sampai dengan penulisan laporan. Prosedur dalam penelitian ini dapat

dirinci sebagai berikut :

1. Tahap Persiapan (4 Juli 2011)

Tahap persiapan merupakan tahap paling awal dalam sebuah penelitian.

Kegiatan yang dilakukan pada tahap persiapan meliputi :

a. Menentukan lokasi dan waktu penelitian

b. Mengamati permasalahan yang ada pada lokasi yang telah ditentukan

c. Survei ketersediaan data

d. Studi pustaka

Page 43: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

2. Tahap Penyusunan Proposal Penelitian (4 Agustus 2011)

Pada tahap ini merupakan tahap lanjutan dari tahap persiapan, yaitu

berupa kegiatan merumuskan permasalahan yang ada ke dalam tulisan

berupa proposal penelitian yang terdiri dari pendahuluan, kajian teori dan

metodologi penelitian.

3. Tahap Penyusunan Instrumen Penelitian (15 September- 12 Oktober

2011)

Kegiatan pada tahap ini adalah mempersiapkan sarana yang digunakan

untuk mengumpulkan data.

4. Tahap Pengumpulan Data (Oktober-November 2011)

Pada tahap ini kegiatan yang dilakukan berupa mengumpulkan melalui

studi dokumen dan observasi dilapangan.

5. Tahap Analisis Data (November-Desember 2011)

Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah terkumpul untuk

kemudian dideskripsikan.

6. Tahap Penulisan Laporan Penelitian (Januari-April 2012)

Tahap ini merupakan tahap penyusunan laporan penelitian berupa skripsi.

Page 44: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Daerah Penelitian

1. Letak, Luas, dan Batas

a. Letak

Kabupaten Karanganyar merupakan salah satu kabupaten di Propinsi

Jawa Tengah yang sedang mengalami perkembangan dalam bidang industri,

pariwisata serta pertanian .Bila dilihat dari garis bujur dan garis lintang, maka

Kabupaten Karanganyar terletak antara 1100 40’ – 1100 70’ Bujur Timur dan

70 28” - 70 46” Lintang Selatan. (Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010)

b. Luas

Luas wilayah Kabupaten Karanganyar adalah 77.378,64 Ha. Kabupaten

Karanganyar terdiri dari 17 kecamatan yaitu Jatipuro, Jatiyoso, Jumapolo,

Jumantono, Matesih, Tawangmangu, Ngargoyoso, Karangpandan,

Karanganyar, Tasikmadu, Jaten, Colomadu, Gondangrejo, Kebakkramat,

Mojogedang, Kerjo dan Jenawi.

17 kecamatan tersebut terbagi menjadi 177 desa/kelurahan ( 15 kelurahan

dan 162 desa). Kecamatan Gondangrejo dan Kecamatan Mojogedang

mempunyai pembagian desa yang terbanyak diantara Kecamatan yang lain

dengan 13 desa/kelurahan, sedangkan pembagian desa/kelurahan terkecil

adalah Kecamatan Jaten dengan 8 desa/kelurahan.

Desa/kelurahan tersebut terdiri dari 1.091 dusun, 2.313 dukuh, 1.876

RW dan 6.358 RT. Kecamatan Jumapolo memiliki jumlah dusun terbesar yakni

102 dusun, sedangkan jumlah dusun yang terkecil ada di Kecamatan Jenawi

sebesar 34. Jumlah Dukuh terbesar dimiliki oleh Karangpandan, Kerjo, dan

Kecamatan Karanganyar, masing-masing sebesar 197, 193, dan 191, sedangkan

kecamatan yang memiliki jumlah dukuh terkecil adalah Tawangmangu

sebanyak 82.

Page 45: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

Tabel 6 Luas wilayah Kabupaten Karanganyar per Kecamatan

No Kecamatan Luas(Ha) Desa/ Kelurahan

Dusun Dukuh Rt Rw

1. Jatipuro 40,36 10 86 100 124 3082. Jatiyoso 67,16 9 81 88 112 2843. Jumapolo 55,67 12 102 137 109 3084. Jumantono 53,55 11 61 117 117 3285. Matesih 26,27 9 78 155 107 3266. Tawangmangu 70,03 10 39 82 99 3477. Ngargoyoso 65,34 9 50 166 102 2878. Karangpandan 34,11 11 65 197 122 2999. Karanganyar 43,03 12 55 191 159 54810. Tasikmadu 27,6 10 57 93 80 43611. Jaten 25,55 8 46 105 101 54512. Colomadu 15,64 11 50 126 109 50013. Gondangrejo 56,8 13 78 157 95 49914. Kebakkramat 36,46 10 58 119 124 39115. Mojogedang 53,31 13 83 147 164 46616. Kerjo 46,82 10 68 193 92 27617. Jenawi 56,08 9 34 140 60 215

Jumlah 773,78 177 1091 2313 1876 6458Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010

Page 46: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

c. Batas

Kabupaten Karanganyar secara administratif mempunyai batas-batas

sebagai berikut:

1. Sebelah Utara : Kabupaten Sragen

2. Sebelah Timur : Propinsi Jawa Timur (Kabupaten Magetan)

3. Sebelah Selatan : Kabupaten Wonogiri dan Kabupaten Sukoharjo

4. Sebelah Barat : Kota Surakarta dan Kabupaten Boyolali

Untuk lebih jelasnya mengenai daerah administrasi Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Peta1. Peta ini menampilkan kondisi secara

administrasi seperti letak secara astronomis, batas kabupaten, batas kecamatan,

batas kelurahan, serta lokasi kantor pemerintah kecamatan, lokasi kantor

pemerintahan kelurahan, sungai, jalan, dan lain-lain. Peta administrasi dapat

dilihat dibawah ini :

Page 47: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Page 48: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

2. Penggunaan Lahan

Berdasarkan data sekunder yang dimuat Karanganyar Dalam Angka Tahun

2010, diketahui bahwa secara umum luas lahan di Kabupaten karanyar adalah

77.378,64 Ha. Secara umum penggunaan lahan di Kabupaten karanganyar ialah

sebagai berikut : Sawah seluas 22.459,80 Ha, pekarangan dan bangunan seluas

21.213,99 Ha, tegalan atau kebun seluas 17.836,49 Ha, padang gembala seluas

219,67 Ha, tambak atau kolam seluas 25,54 Ha, hutan negara seluas 9.729,50 Ha,

perkebunan seluas 3.251,51 Ha, serta lain lain seluas 2.641,14 Ha.

Page 49: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Tabel 7. Penggunaan Lahan di KaranganyarNo. Kecamatan Luas

wilayah(Ha)Sawah Pekarangan/

bangunanTegalan/ kebun

Padang gembala

Tambak/ kolam

Rawa Hutan negara

Perkebunan Lain-lain

1. Jatipuro 4.036,50 1.510,16 1.381,92 973,32 60,00 1,00 - 49,51 - 59,592. Jatiyoso 6.716,49 1.319,05 1.245,73 2.906,20 - - - 1.025,00 - 220,513. Jumapolo 5.567,02 1.740,81 2.123,92 1.589,01 - 0,97 - - - 112,314. Jumantono 5.355,44 1.603,87 1.712,71 1.875,14 33,20 0,10 - - - 130,425. Matesih 2.626,63 1.272,02 900,06 217,58 - 0,70 - 91,00 - 145,276. Tawangmangu 7.003,16 711,36 631,23 1.316,82 4,00 - - 4.187,34 38,14 114,277. Ngargoyoso 6.533,94 690,30 842,27 1.266,34 16,79 0,50 - 2.775,98 784,68 157,088. Karangpandan 3.411,08 1.491,40 1.219,29 535,26 6,43 1,10 - - 40,61 116,999. Karanganyar 4.302,64 1.788,12 1.506,53 563,24 - - - - 122,00 322,2610. Tasikmadu 2.759,73 1.677,03 671,58 73,68 - 4,54 - - 0,64 332,2611. Jaten 2.554,81 1.265,53 1.081,74 40,67 4,19 - - - - 162,6812. Colomadu 1.564,17 527,52 901,94 58,05 - 2,70 - - 4,60 69,3613. Gondangrejo 5.679,95 1.073,78 1.768,94 2.664,89 37,39 - - - - 134,9514. Kebakkramat 3.645,63 2.102,19 1.198,55 223,90 1,90 2,67 - - - 116,4215. Mojogedang 5.330,90 2.018,82 2.060,29 843,23 23,50 9,93 - - 254,32 120,8116. Kerjo 4.682,27 1.129,24 1.216,60 701,75 21,52 1,17 - - 1.395,30 216,6917. Jenawi 5.608,28 538,60 750,69 1987,41 10,75 0,16 - 1.600,67 611,22 108,78

Jumlah 77.378,64 22.459,80 21.213,99 17.836,49 219,67 25,54 - 9.729,50 3.251,51 2.641,14

Tabel 7. Penggunaan Lahan di Kabupaten Karanganyar (Sumber : Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010)

Page 50: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

Berdasarkan Tabel 7 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan di Kabupaten

Karanganyar didominasi oleh sawah dan bangunan yang masing-masing sawah

seluas 22.459,80 Ha dan bangunan seluas 21.213,99 Ha dan sisanya adalah

tegalan, hutan negara,perkebunan dan lain-lain. Untuk memperjelas penggunaan

lahan kota Surakarta, berikut ini disajikan Peta 2 yang menggambarkan detail

kenampakan yang ada pada peta penggunaan lahan dibawah ini

Page 51: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

Page 52: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

3. Kondisi Penduduk

Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi sosial di Kabupaten

Karanganyar, berikut ini dikemukakan data mengenai jumlah dan persebaran

penduduk, kepadatan penduduk serta komposisi penduduk.

a. Jumlah dan persebaran penduduk

Menurut data yang dimuat Karanganyar Dalam Angka Tahun 2011 jumlah

penduduk di abupaten Karanganyar adalah sebesar 878.210 jiwa, terdiri dari

436.901 jiwa penduduk laki-laki dan 441.309 jiwa penduduk perempuan yang

tersebar di 17 kecamatan. Untuk lebih jelasnya jumlah penduduk di Kabupaten

Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Jumlah dan Persebaran Penduduk Kabupaten Karanganyar

No. Kecamatan Luas wilayah Jumlah penduduk1. Jatipuro 40,36 38.3522. Jatiyoso 67,16 40.7093. Jumapolo 55,67 48.4384. Jumantono 53,55 49.8125. Matesih 26,27 46.2456. Tawangmangu 70,03 45.6637. Ngargoyoso 65,34 35.8458. Karangpandan 34,11 43.8029. Karanganyar 43,03 77.41310. Tasikmadu 27,6 57.32611. Jaten 25,55 71.10912. Colomadu 15,64 61.84313. Gondangrejo 56,8 69.89714. Kebakkramat 36,46 59.86415. Mojogedang 53,31 66.02916. Kerjo 46,82 37.94717. Jenawi 56,08 27.916

Jumlah 773,78 878.210Sumber : Karanganyar Dalam Angka tahun 2010

Dari Tabel 8 ditunjukkan bahwa Kecamatan Karanganyar mempunyai

jumlah penduduk terbesar yaitu 77.413 jiwa atau 8,81%, sedangkan yang

Page 53: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

mempunyai jumlah penduduk terkecil adalah Kecamatan Jenawi yaitu sebesar

27.916 jiwa atau 3,18%.

b. Kepadatan Penduduk

Untuk mengetahui kepadatan penduduk pada suatu wilayah dapat dilakukan

dengan cara membandingkan jumlah penduduk dengan luas daerah yang

ditempati, sehingga dapat dirumuskan sebagai berikut :

Jumlah Penduduk

Kepadatan Penduduk = -------------------------

Luas Wilayah

Berdasarkan Tabel 8 dapat dihitung kepadatan penduduk di Kabupaten

Karanganyar sebagai berikut :

878.210

Kepadatan Penduduk = ---------------

773,78

= 1.135 Jiwa/Km2

Lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 9 tentang komposisi penduduk dan

kepadatan tiap Kecamatan.

Page 54: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

Tabel 9. Kepadatan Penduduk Kabupaten Karanganyar

No. Kecamatan Luas wilayah (Km2)

Jumlah penduduk (jiwa)

Kepadatan penduduk(jiwa/Km2)

1. Jatipuro 40,36 38.352 9502. Jatiyoso 67,16 40.709 6063. Jumapolo 55,67 48.438 8704. Jumantono 53,55 49.812 9305. Matesih 26,27 46.245 1.7606. Tawangmangu 70,03 45.663 6527. Ngargoyoso 65,34 35.845 5498. Karangpandan 34,11 43.802 1.2849. Karanganyar 43,03 77.413 1.79910. Tasikmadu 27,6 57.326 2.07711. Jaten 25,55 71.109 2.78312. Colomadu 15,64 61.843 3.95413. Gondangrejo 56,8 69.897 1.23114. Kebakkramat 36,46 59.864 1.64215. Mojogedang 53,31 66.029 1.23916. Kerjo 46,82 37.947 81017. Jenawi 56,08 27.916 498

Jumlah 773,78 878.210 1.135

Sumber : Karanganyar Dalam Angka Tahun 2010

Jumlah penduduk Kabupaten Karanganyar pada tahun 2011 sebesar 878.210

jiwa, sedangkan kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar sebesar 1.135

jiwa/km2. Kepadatan penduduk terbesar di Kecamatan Colomadu yaitu sebanyak

3.954 jiwa/km2, sedangkan kepadatan terendah terdapat di Kecamatan Jenawi

yaitu 498 jiwa/km².

Mantra (1985: 35) mengklasifikasikan kepadatan penduduk aritmatik pada

suatu daerah pada Tabel 10 sebagai berikut :

Page 55: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Tabel 10. Klasifikasi Tingkat Kepadatan Penduduk

No Kepadatan Penduduk (Jiwa/Km2) Keterangan

1

2

3

4

5

6

≤ 101

101 – 500

501 – 1000

1001 – 2000

2001 – 3000

≥ 3000

Sangat rendah

Rendah

Sedang

Tinggi

Sangat Tinggi

Tinggi Sekali

Sumber : Mantra(1985:35)

Berdasarkan rumus dan perhitungan kepadatan penduduk di atas maka dapat

disimpulkan bahwa kepadatan penduduk di Kabupaten Karanganyar termasuk

dalam kriteria kepadatan penduduk kelompok 4 atau tinggi dengan kepadatan

penduduk yaitu 1001 – 2000.

c. Komposisi Penduduk

Komposisi penduduk adalah gambaran susunan penduduk yang dibuat

berdasarkan pengelompokan penduduk menurut karakteristik yang sama.

Komposisi-komposisi penduduk dapat menentukan kualitas penduduk dari segi

kehidupannya dan dari segi sosial seperti aktivitas ekonomi dan pendidikan.

Komposisi penduduk dalam penelitian ini yang berkaitan atau ada relevansi

dengan judul penelitian ini adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin, menurut tingkat pendidikan dan menurut mata pencaharian.

1) Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin

Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin adalah variabel yang

penting dalam sebuah kependudukan. Dengan diketahuinya komposisi penduduk

menurut umur dan jenis kelamin ini dapat digunakan untuk mengetahui

pertambahan penduduk, perpindahan penduduk dan dapat digunakan sebagai

petunjuk atau dasar untuk menyusun beberapa kebijakan pemerintah yang dalam

hal ini berkaitan dengan masalah pendidikan, penyusunan kebijakan penduduk

seperti masalah keluarga berencana dan masalah ketenagakerjaan. Selain itu

dengan mengetahui komposisi penduduk berdasarkan umur dan jenis kelamin

Page 56: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

diharapkan dapat diketahui penduduk baik yang belum produktif, produktif

maupun yang sudah tidak produktif lagi.

Untuk mengetahui secara rinci komposisi penduduk menurut umur dan jenis

kelamin di Kabupaten Karanganyar dapat dilihat pada Tabel 11 berikut ini:

Tabel 11. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin di

Kabupaten Karanganyar

Golongan Umur

Laki-Laki(jiwa)

Perempuan(jiwa)

Jumlah (jiwa)

0 - 4 35.804 34.638 70.4425 - 9 37.800 37.035 74.83510-14 40.054 39.569 79.62315 - 19 41.716 41.309 83.02520 - 24 39.170 38.766 77.93625 - 29 36.501 36.306 72.80730 - 34 33.683 33.652 67.33535 - 39 30.731 30.907 61.63840 - 44 27.849 28.033 55.88245 - 49 24.470 24.686 49.15650 - 54 20.676 21.156 41.83255 - 59 17.768 18.449 36.21760 - 64 15.487 16.354 31.84165 - 69 13.511 14.751 28.26270 - 74 11.242 13.065 24.30775 + 10.439 12.633 23.072Jumlah 436.901 441.309 878.210

Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010

Dari Tabel 11 dapat diketahui bahwa jumlah penduduk di Kabupaten

Karanganyar menurut umur adalah kelompok umur 0-14 tahun yaitu sebesar

224.900 jiwa (25,61 %), kelompok umur 15-64 tahun sebesar 577.669 jiwa

(65,78%), sedangkan kelompok umur 65+ sebesar 75.641 jiwa (8,61 %). Jika

dilihat dari jenis kelamin maka jumlah penduduk antara golongan laki-laki dan

perempuan rata-rata hampir sama. Meskipun jumlah penduduk perempuan lebih

banyak daripada jumlah penduduk laki-laki. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel 12 berikut ini:

Page 57: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

Tabel 12. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010

No. Jenis Kelamin Jumlah

Jiwa %

1

2

Laki-laki

Perempuan

436.901

441.309

49,75

50,25

Jumlah 878.210 100,00

Sumber: Karanganyar dalam angka tahin 2010

Berdasarkan tabel 12, maka dapat diketahui bahwa penduduk di Kabupaten

Karanganyar antara laki-laki dan perempuan lebih banyak penduduk perempuan

yaitu sebesar 441.309 jiwa (50,25%), sedangkan penduduk laki-laki sebesar

436.901 (49,75%). Dari data tersebut dapat diketahui pada besarnya jenis kelamin

atau Sex Ratio (SR) yaitu perbandingan antara penduduk laki-laki dan penduduk

perempuan. Perhitungan Sex Ratio dirumuskan sebagai berikut:

Sex Ratio (SR) =

Keterangan :

SR = Rasio Jenis Kelamin

a = Jumlah Penduduk Laki-laki

b = Jumlah Penduduk Perempuan

Dengan rumus di atas dapat dihitung besarnya rasio jenis kelamin

penduduk di Kecamatan Jebres sebagai berikut :

436.901 Sex Ratio (SR) = ------------ x 100

441.309 = 99

Dari hasil perbandingan di atas, maka dapat diperoleh bahwa Sex Ratio 99,

ini berarti bahwa untuk setiap 99 penduduk laki-laki sebanding dengan 100

penduduk perempuan. Apabila angka tersebut jauh di bawah 100, dapat

menimbulkan masalah karena ini berarti di daerah tersebut kekurangan penduduk

Page 58: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

laki-laki, akibatnya antara lain kekurangan tenaga laki-laki untuk melaksanakan

pembangunan.

Rasio jenis kelamin dapat pula dibuat berdasarkan kelompok umur, berikut

akan disajikan rasio jenis kelamin (sex ratio) penduduk Kabupaten Karanganyar

menurut kelompok umur tahun 2011.

Tabel 13. Rasio Jenis Kelamin Penduduk di Kabupaten Karanganyar

Tahun 2010

Golongan Umur Laki-Laki Perempuan Sex Ratio0 - 4 35.804 34.638 1035 - 9 37.800 37.035 10210-14 40.054 39.569 10115 - 19 41.716 41.309 10120 - 24 39.170 38.766 10125 - 29 36.501 36.306 10030 - 34 33.683 33.652 10035 - 39 30.731 30.907 9940 - 44 27.849 28.033 9945 - 49 24.470 24.686 9950 - 54 20.676 21.156 9855 - 59 17.768 18.449 9660 - 64 15.487 16.354 9565 - 69 13.511 14.751 9270 - 74 11.242 13.065 8675 + 10.439 12.633 83

jumlah 436.901 441.309 99Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa untuk keseluruhan jumlah penduduk

perempuan lebih banyak dibanding jumlah penduduk laki-laki, sehingga secara

total SR (Sex Ratio) lebih kecil dari 100 (jumlah penduduk perempuan lebih

banyak daripada jumlah penduduk laki-laki).

2) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan penduduk di suatu daerah juga dapat dijadikan dasar

untuk mengetahui potensi suatu daerah tentang sumberdaya manusianya.

Sumberdaya manusia yang berkualitas merupakan modal yang sangat berharga

Page 59: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

bagi pembangunan, baik itu pembangunan manusia itu sendiri maupun

pembangunan ekonomi.

Pendidikan diakui secara luas sebagai unsur mendasar dari pembangunan

manusia. Dengan mengetahui tingkat pendidikan penduduk suatu masyarakat,

dapat diketahui masalah sosial apa yang harus dipecahkan serta aspek kehidupan

apa yang harus dikembangkan.

Komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan pendidikannya, baik mereka yang belum masuk sekolah

maupun yang sudah tamat perguruan tinggi. Komposisi penduduk menurut

pendidikan digunakan untuk mengetahui tingkat kesadaran penduduk terhadap

dunia pendidikan.

Pendidikan sangat penting karena dapat berpengaruh terhadap

perkembangan diri seseorang, dengan pendidikan dapat mendewasakan seseorang

karena dengan adanya pendidikan maka secara langsung akan menghadapi banyak

permasalahan baik di lingkungan maupun masalah yang diberikan oleh pendidik.

Suatu komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan juga dapat

memberikan gambaran tentang tingkat pendidikan di suatu daerah, tingkat

pendidikan penduduk di suatu daerah dapat mencerminkan status sosial

masyarakatnya. Semakin tinggi tingkat pendidikan suatu masyarakat maka secara

langsung maupun tidak langsung akan mempengaruhi pola pikir dalam kehidupan

bermasyarakat. Tingkat pendidikan juga berhubungan dengan pemilihan jenis

aktivitas di luar sektor pertanian.

Berikut ini disajikan data komposisi penduduk menurut tingkat pendidikan

di Kabupaten Karanganyar.

Page 60: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Tabel 14. Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Kabupaten

Karanganyar Tahun 2010

No Tingkat Pendidikan JumlahOrang

1234567

Tamat Akademi / PTTamat SLTATamat SLTPTamat SDTidak Tamat SDBelum Tamat SDTidak Sekolah

30.214131.516143.410293.14360.77982.32660.422

Sumber: Karanganyar dalam angka tahun 2010

3) Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian

Komposisi penduduk menurut mata pencaharian adalah pengelompokan

penduduk berdasarkan mata pencaharian. Komposisi ini digunakan untuk melihat

dan menggambarkan struktur daerah secara umum dan lebih lanjut dapat pula

menggambarkan potensi dan sumberdaya penduduk yang ada pada suatu daerah.

Di dalamnya juga memperlihatkan jenis pekerjaan yang ada di suatu daerah

beserta jumlahnya. Dengan mengetahui mata pencaharian penduduk daerah

tertentu akan dapat diketahui potensi yang ada di daerah tersebut. Banyak hal

mengenai kehidupan sosial suatu negara/masyarakat dapat dijabarkan jika

diketahui komposisi lapangan pekerjaan dari angkatan kerjanya, komposisi jenis

pekerjaannya, dan fakta-fakta lain mengenai angkatan kerja.

Angkatan kerja adalah bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat,

atau berusaha untuk terlibat, dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang

dan jasa. Di Kabupaten Karanganyar jenis pekerjaan diklasifikasikan menjadi 10

pekerjaan. Jenis pekerjaan yang dimaksud meliputi Petani Sendiri, Buruh Tani,

Pengusaha, Buruh Industri, Buruh Bangunan, Pedagang, Angkutan,

PNS/POLRI/TNI, Pensiunan dan lain-lain. Lain-lain pada klasifikasi mata

pencaharian di Kabupaten Karanganyar maksudnya jenis pekerjaan yang belum

tercakup di dalam jenis pekerjaan yang telah disebutkan.

Page 61: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

Kondisi demikian menunjukkan bahwa Kabupaten Karanganyar mempunyai

banyak potensi yang dapat dikembangkan, ini terbukti dari berbagai jenis

pekerjaan ditekuni oleh penduduk setempat yang tersebar di lima kecamatan.

Jumlah total penduduk yang telah termasuk dalam angkatan kerja di Kabupaten

Karanganyar sebesar 434.759 jiwa. Mata pencaharian penduduk dapat dilihat pada

Tabel 15.

Page 62: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

Tabel 15. Komposisi Penduduk Menurut Mata Pencaharian Kabupaten Karanganyar Tahun 2010

No.

Kecamatan Petani Sendiri

Buruh Tani

Pengusaha

Buruh Industri

Buruh Bangunan

Perdagangan

Pengangkutan

PNS/POLISI/TNI

Pensiunan

Lain-Lain Jumlah

1 Jatipuro 9.221 3.786 213 649 1.562 1.190 153 574 213 14.562 32.1232 Jatiyoso 7.418 4.761 222 456 1.232 1.621 269 542 171 17.405 34.0973 Jumapolo 10.696 4.017 281 629 1.250 1.985 199 550 280 20.684 40.5714 Jumantono 10.270 4.375 223 2.525 2.249 1.571 112 460 190 19.750 41.7255 Matesih 8.091 6.620 351 2.577 2.559 2.436 268 865 459 14.375 38.6016 Tawangmangu 12.156 4.492 491 1.153 1.805 3.497 385 783 431 12.923 38.1167 Ngargoyoso 9.917 3.606 198 1.976 1.729 2.940 475 416 206 8.455 29.9188 Karangpandan 7.188 3.467 586 4.441 3.382 2.602 309 839 473 13.277 36.5649 Karanganyar 9.091 3.501 1.091 19.447 3.314 4.014 702 2.965 1.223 19.147 64.49510 Tasikmadu 7.081 3.584 382 15.400 3.101 2.389 214 2.078 621 12.907 47.75711 Jaten 2.055 1.218 1.387 16.356 3.566 2.696 871 3.353 1.923 25.818 59.24312 Colomadu 1.367 1.063 915 7.400 3.406 1.894 421 3.001 1.535 30.521 51.52313 Gondangrejo 8.070 5.534 1.006 10.721 7.261 1.609 637 533 1.296 21.565 58.23214 Kebakkramat 6.959 3.335 1.491 12.331 3.193 1.428 234 1.030 400 19.472 49.87315 Mojogedang 11.623 7.410 820 6.249 5.320 2.103 501 972 388 19.728 55.11416 Kerjo 7.636 3.671 353 3.094 3.499 1.395 369 801 335 10.523 31.67617 Jenawi 6.718 3.100 302 1.659 1.921 1.098 150 398 149 7.807 23.302

Jumlah 135.557 67.540 10.312 107.063 50.349 36.468 6.269 20.160 10.293 288.919 732.930Sumber : Karanganyar dalam angka tahin 2010

Page 63: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Dari Tabel 15 dapat diketahui bahwa diantara jenis pekerjaan / mata

pencaharian penduduk Kabupaten Karanganyar petani sendiri merupakan jenis

pekerjaan yang paling banyak ditekuni yaitu sekitar 235.557 petani yang tersebar

di 17 kecamatan, sedangkan pekerjaan yang paling sedikit adalah pengangkutan.

Kondisi ini disebabkan oleh masih banyaknya lahan sawah di kabupaten

Karanganyar sekitar 224,59 Km2.

Jumlah pengusaha yang ada di Kabupaten Karanganyar sebanyak 10.312

jiwa, paling banyak terdapat di Kecamatan Kebakkramat yaitu sebesar 1.491

jiwa sedangkan paling sedikit terdapat di Kecamatan Ngargoyoso sebesar 198

jiwa dan selebihnya terdapat di kecamatan lain. Buruh industri paling banyak

berasal dari Kecamatan Karanganyar sebesar 19.447 jiwa, berikutnya Kecamatan

Jaten sebesar 16.356 jiwa dan Kecamatan Tasikmadu sebesar 15.400 jiwa dan

selebihnya berasal dari Kecamatan yang lain.

d. Kondisi Transportasi

Untuk memberikan gambaran umum mengenai kondisi ttransportasi di

Kabupaten Karangganyar, berikut dikemukakan data mengenai panjang jalan dan

kodisi jalan, jumlah kendaraan bermotor menurut jenis kendaraan dan bulan.

1) Panjang Jalan dan Kodisi Jalan

Menurut data yang di muat Karanganyar Dalam Angka Tahun 2011, jalan di

Kabupaten Karanganyar dapat dirinci menjadi jalan Negara, jalan Propinsi serta

jalan Kabupaten. Untuk mengetahui lebih rinci panjang jalan serta kondisi jalan di

sajikan data pada tabel 16.

Page 64: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Tabel 16. Panjang Jalan dan Kondisi Jalan di Kabupaten Karanganyar

Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010

UraianJalan Negara Jalan Propinsi Jalan Kabupaten

2009 2010 .2009 2010 2009 2010

(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)

Jenis Permukaan

1. Aspal

2. Kerikil

3. Tanah

4. Tidak dirinci

Kondisi Jalan

1. Baik

2. Sedang

3. Rusak

4. Rusak Berat

Kelas Jalan

1. Kelas I

2. Kelas II

3. Kelas III

4. Kelas III A

5. Kelas III B

6. Kelas III C

7. Tidak dirinci

16,90

0

0

0

16,90

0

0

0

16,90

0

0

0

0

0

0

17,5

0

0

0

3,9

13,6

0

0

0

17,5

0

0

0

0

0

95,03

0

0

0

37,94

57,09

0

0

0

37,94

57,09

0

0

0

0

85,3

0

0

0

34,05

51,25

0

0

0

0

85,3

0

0

0

0

355,70

460,20

0

0

355,70

460,20

0

0

0

0

0

0

0

0

815,90

841,62

0

0

0

338,44

204,45

245,88

52,85

0

0

0

0

0

841,62

0

Jumlah 16,90 17,5 95,03 85,3 815,90 841,62

Page 65: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

2) Jumlah Kendaraan Bermotor Menurut Jenis Kendaraan dan Bulan.

Pembagian kendaraan berdasar jenis kendaraan di Kabupaten Karanganyar

dapat terbagi menjadi A1 :Sedan, Station, Jeep dan sejenisnya (Preman), A2 :

Taxi, Sedan, St.Wagon (Umum), B1 : Bus, Microbus(Preman), B2 : Bus,

Microbus (Umum), C1 : Pick Up, Truk (Preman), C2 : Pick Up, Truk (Umum), D

: Alat Berat, E : Sepeda Motor. Untuk lebih rincinya di sajikan dalam tabel 17.

Tabel 17. Jumlah kendaraan berdasar Jenis

BulanJenis Kendaraan

A1 A2 B1 B2 C1

-1 -2 -3 -4 -5 -6

1. Januari 1.131 8 23 32 589

2. Pebruari 1.109 7 17 42 600

3. Maret 1.154 27 28 16 584

4. April 1.330 22 17 33 611

5. Mei 1.103 22 24 34 643

6. Juni 1.169 38 22 69 574

7. Juli 1.170 18 10 62 579

8. Agustus 1.280 23 20 33 599

9. September 1.318 22 23 60 548

10. Oktober 1.392 27 21 44 670

11. Nopember 1.135 3 18 38 580

12. Desember 1.288 43 29 34 706

Jml. Th. 2010 14.579 260 252 497 7.283

Jml. Th. 2009 13.288 295 233 490 6.894

Jml. Th .2008 11.985 299 234 593 6.611

Jml. Th. 2007 11.300 309 243 546 6.333

Jml. Th. 2006 10.602 321 255 549 6.122

Jml. Th. 2005 9.497 302 247 541 5.870

Sumber : UP3AD Samsat Karanganyar (2010)

Page 66: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Lanjutan Tabel 17

BulanJenis Kendaraan

JumlahC2 D E

-1 -7 -8 -9 -10

1. Januari 7 - 15.284 17.074

2. Pebruari 6 3 13.042 14.826

3. Maret 4 - 14.438 16.251

4. April 2 - 14.715 16.730

5. Mei 4 1 13.812 15.643

6. Juni 1 1 13.773 15.647

7. Juli 5 3 15.523 17.370

8. Agustus 9 1 15.619 17.584

9. September 7 2 15.189 17.169

10. Oktober 10 4 17.359 19.527

11. Nopember 11 1 15.942 17.728

12. Desember 11 1 15.748 17.860

Jml. Th. 2010 77 17 180.444 203.409

Jml. Th. 2009 30 10 166.253 187.501

Jml. Th. 2008 12 2 150.557 170.293

Jml. Th. 2007 10 1 137,701 156.443

Jml. Th. 2006 13 1 126,531 144.394

Jml. Th. 2005 13 - 113,161 129.631

Sumber : UP3AD Samsat Karanganyar (2010)Keterangan : A1 : Sedan, Station, Jeep dan sejenisnya (Preman), A2 : Taxi, Sedan, St.Wagon (Umum), B1 : Bus, Microbus(Preman), B2 : Bus, Microbus (Umum), C1 : Pick Up, Truk (Preman),C2 : Pick Up, Truk (Umum), D : Alat Berat, E : Sepeda Motor.

e. Kondisi Ekonomi

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) tahun 2006 Kabupaten

Karanganyar atas dasar harga berlaku (ADHB) sebesar Rp. 6.904.990,49 dan atas

dasar harga konstan (ADHK) sebesar Rp. 4.654.054,50. Pertumbuhan ekonomi

yang ditunjukkan oleh perkembangan PDRB, pada tahun 2006 ADHB sebesar

Page 67: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

10,93 % dan ADHK sebesar 5,74 %. Jika dilihat dari sektor, ADHB maka sektor

industri pengolahan mempunyai kontribusi yang paling besar, yaitu 52,88 %,

sektor pertanian : 19,47 %, sektor perdagangan : 10,09 %, sektor jasa-jasa :

8,03%. Sedang sektor-sektor lain kurang dari 5 %.

Tabel.18. Data Pertumbuhan ekonomi (PDRB) selama tahun 2003 –

2009:

Uraian 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009

ADHB

ADHK

11,15

3,32

11,86

4,03

11,35

5,49

10,74

5,08

11,59

5,74

11,22

5,75

9,10

4,56

Sumber : Karanganyar dalam angka tahun 2010

Berdasarkan Tabel 18, pada tahun 2003 sampai dengan 2005 Kabupaten

Karanganyar mengalami peningkatan ekonomi, sedangkan pada tahun 2006

mengalami penurunan dari 5,49 menjadi 5,08. Tahun 2007 dan 2008

mengalami peningkatan menjadi 5,75 dan pada tahun 2009 menrun lagi

menjadi 4,56.

Page 68: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

B. Hasil Penelitian

1. Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011

Untuk mengetahui persebaran SPBU perlu dilakukan analisis distribusi

seluruh SPBU di wilayah penelitian. Di Kabupaten Karanganyar terdapat 19 unit

SPBU di wilayah tersebut. Distribusi SPBU di Kabupaten Karanganyar adalah

sebagai berikut :

Tabel 19. Nama SPBU dan alamat SPBU

No.Nama

SPBUAlamat SPBU

Ordinat

X Y

1 44.571.05 Jl. Adi Sucipto Colomadu 472682 9167210

2 44.577.01 Jl. Solo-Karanganyar, Papahan Karanganyar 473513 9166770

3 44.577.02 Jl. Solo-Sragen Km 10 Kebakkramat 469888 9166910

4 44.577.03 Jl. Solo-Sragen Km 16 Waru Kebakkramat 477046 9167170

5 44.577.04 Jl. Lawu, Doplang Karangpandan 479106 9172260

6 44.577.05 Jl. Raya Solo-Purwodadi Km 10, Gondangrejo 506732 9158350

7 44.577.06 Jl. Lawu Popongan Karanganyar 498332 9158750

8 44.577.07 Jl. Raya Ngaliyan, Lalung Karanganyar 502870 9155000

9 44.577.08 Jl. Ringroad Utara Solo-Sragen, Kebakkramat 492833 9160790

10 44.577.09 Jl. Adi Sucipto, Bolon, Colomadu 487759 9165740

11 44.577.10 Jl. Adi Sucipto, Colomadu 488798 9167400

12 44.577.11 Jl. Ringroad Utara Solo-Sragen, Mojosongo 488769 9167030

13 44.577.12 Jl. Adi Sumarmo, Klodran Colomadu 490674 9170700

14 44.577.13 Jl. Solo-Karanganyar km 2, Degen, Jaten 501240 9148380

15 44.577.14 Dawung, Matesih 488855 9162290

16 44.577.15 Jl Solo-Sragen Km 9 Sroyo 494273 9159010

17 44.577.16 Jl. Solo-Sragen Km 7, Kemiri Kebakkramat 494716 9160170

18 44.577.17 Jl. Lawu, Bejen, Karanganyar 486748 9166880

19 44.577.18 Kwangsan, Jumapolo 486199 9166600

Sumber : observasi lapangan (2011)

Peta 3. Peta persebaran SPBU

Page 69: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Page 70: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

Berdasarkan Peta 3, dapat diketahui bahwa jumlah SPBU yang berada di

Kabuppaten Karanganyar terdapat 19 SPBU yang tersebar di beberapa Kecapatan

yang di lalui jalan nasional dan jalan utama. Di Kecamatan Colomadu terdapat 4

SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.09, SPBU 44.577.10, SPBU

44.577.12. Di Kecamatan Colomadu terdapat 4 SPBU karena di lalui jalan

Nasional dan merupakan jalur alternatif keluar masuk Kota Surakarta dari sisi

barat.

Wilayah Kecamatan Gondangrejo yang merupakan Jalur Solo-Purwodadi

hanya terdapat 1 SPBU yaitu SPBU 44.577.05 yang terdapat di jalan Raya Solo-

Purwodadi Km 10 kecamatan Gondangrejo.

Di jalur lingkar utara atau ringroad yang masuk wilayah kecamatan

Kebakkramat terdapat 2 SPBU yaitu SPBU 44.577.08 dan SPBU 44.577.11,

sedangkan di jalur utama Solo-Sragen yangmasuk dalam wilayah kecamatan

Kebakkramat dan Kecamatan terdapat 4 SPBU di karenakan merupakan jalan

nasional antar Propinsi yang di lalui banyak kendaraan bermotor. SPBU yang

terdapat di jalur ini ialah SPBU 44.577.16, SPBU 44.577.15, SPBU 44.577.02 dan

SPBU 44.577.03.

Lokasi SPBU terbanyak terdapat di jalur Solo-Karanganyar di karenakan

merupakan jalur nasional dan melalui Ibukota Kabupaten Karanganyar yang

masuk wilayah Kecamatan Jaten, Kecamatan Karanganyar dan Kecamatan

Karangpandan terdapat 5 SPBU, SPBU tersebut ialah SPBU 44.57713, SPBU

44.577.01, SPBU 44.577.17, SPBU 44.577.06 serta SPBU 44.577.04.

Untuk jalan lokal yang di jadikan jalur alternatif dari Karanganyar Menuju

Wonogiri yang melalui Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo serta

Kecamatan Jatipuro terdapat 2 SPBU yang masuk dalam wilayah Kecamatan

Karanganyar dan Kecamatan Jumapolo, SBPB tersebut ialah SPBU 44.577.07 dan

SPBU 44.577.18. Sedangkan jalur alternatif Karanganyar-Tawangmangu yang

merupakan jalan lokal terdapat 1 SPBU yaitu SPBU 44.577.14 yang masuk dalam

wilayah Kecamatan Matesih.

Page 71: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

a. Distribusi SPBU Berdasarkan Jenis BBM

Jenis BBM pada penelitian dibedakan menjadi 2 kategori yaitu SPBU dengan unit

yang dijual premium, solar, pertamax dan premium, solar. Persentase jumlah SPBU

dengan penjualan premium, solar pertamax lebih besar dibandingkan dengan jumlah

persentase premium, solar dan pertamax yaitu sebesar 73,68%, sedangkan persentase

jumlah SPBU yang hanya menjual premium, solar adalah 26,32%. Hal ini menunjukkan

kawasan-kawasan kendaraan bermotor yang menggunakan tenaga pertamax. Untuk

mengetahui distribusi SPBU berdasarkan jenis penjualan BBM dapat dilihat pada Tabel

20.

Tabel 20. Jenis BBM yang di jual di SPBU

No Nama Spbu Jenis BBM

1. 44.571.05 Premium, Solar, Pertamax

2. 44.577.01 Premium, Solar

3. 44.577.02 Premium, Solar Pertamax

4. 44.577.03 Premium, Solar, Pertamax

5. 44.577.04 Premium, Solar

6. 44.577.05 Premium, Solar

7. 44.577.06 Premium, Solar

8. 44.577.07 Premium, Solar

9. 44.577.08 Premium, Solar, Pertamax

10. 44.577.09 Premium, Solar, Pertamax

11. 44.577.10 Premium, Solar, Pertamax

12. 44.577.11 Premium, Solar, Pertamax

13. 44.577.12 Premium, Solar, Pertamax

14. 44.577.13 Premium, Solar, Pertamax

15. 44.577.14 Premium, Solar, Pertamax

16. 44.577.15 Premium, Solar, Pertamax

17. 44.577.16 Premium, Solar, Pertamax

18. 44.577.17 Premium, Solar, Pertamax

19. 44.577.18 Premium, Solar, Pertamax

Sumber : observasi lapangan (2011)

Peta 4. Peta distribusi jenis BBM yang di Jual

Page 72: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Page 73: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Berdasarkan Peta 4 dapat di ketahui bahwa SPBU di kabupaten

Karanganyar berdasr jenis BBM terdapat 2 jenis SPBU yaitu SPBU yang

melayani premium, solar dan pertamax serta SPBU yang melayani premium dan

solar. SPBU yang melayani premium, solar dan pertamax berjumlah 13 SPBU

sedangkan SPBU yang melayani premium dan solar saja sebanyak 6 SPBU.

Di Kecamatan Colomadu terdapat 4 SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU

44.577.09, SPBU 44.577.10, SPBU 44.577.12. SPBU-SPBU tersebut semuanya

melayani premium, solar dan pertamax. SPBU yang berada di wilayah Kecamatan

Gondangrejo yang merupakan Jalur Solo-Purwodadi , SPBU 44.577.05 hanya

melayani jenis BBM premium dan solar.

Di jalur lingkar utara atau ringroad, SPBU 44.577.08 dan SPBU 44.577.11

melayani jenis BBM premium,solar dan pertamax. Sama halnya dengan SPBU

yang berada di jalur utama Solo-Sragen,SPBU 44.577.16, SPBU 44.577.15,

SPBU 44.577.02 dan SPBU 44.577.03 juga melayani jenis BBM premium,solar

dan pertamax.

Berbeda dengan SPBU yang berada di jalur utama Solo-Karanganyar-

Tawangmangu tidak semuanya melayani jenis BBM yang lengkap (premium,solar

dan pertamax). SPBU 44.577.13 dan SPBU 44.577.17 ialah SPBU yang melayani

jenis BBM secara lengkap (premium, solar dan pertamax), sedangkan SPBU yang

hanya melayani jenis BBM premium dan solar saja ialah SPBU 44.577.01, SPBU

44.577.04 dan SPBU 44.577.06.

Untuk jalan lokal, jalur alternatif dari Karanganyar Menuju Wonogiri yang

melalui Kecamatan Jumantono, Kecamatan Jumapolo serta Kecamatan

Jatipuro,SPBU 44.577.07 hanya melayani jenis BBM premium dan solar saja,

sedangkan SPBU 44.577.18 melayani jenis BBM lengkap premium, solar dan

pertamax. SPBU yang berada di jalur alternatif Karanganyar-Tawangmangu,

SPBU 44.577.14 melayani jenis BBM lengkap atau premium, solar dan pertamax.

Adanya perbedaan pelayanan jenis BBM di setiap SPBU di karenakan dari

kebutuhan pengguna kendaraan bermotor yang melewati jalur dari lokasi SPBU

tersebut, untuk SPBU yang berada di jalan nasional rata-rata melayani jenis BBM

lengkap sedangkan untuk SPBU yang berlokasi di jalan utama tidak semuanya

Page 74: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

melayani jenis BBM secara lengkap misalkan SPBU SPBU 44.577.01, SPBU

44.577.04, SPBU 44.577.05 dan SPBU 44.577.06. keempat SPBU tersebut tidak

melayani jenis BBM pertamax walaupun jalur di lokasi tersebut lalu-lintasnya

ramai atau padat,di karenakan SPBU-SPBU tersebut termasuk SPBU yang telah

lama berdiri yang hanya mempunyai tangki penampungan dua jenis saja

(premium dan solar). Terdapat 3 SPBU yang berlokasi di jalan lokal tetapi

melayani jenis pertamax yaitu SPBU 44.577.12, SPBU 44.577.14 dan SPBU

44.577.18 melayani jenis pertamax di karenakan termasuk SPBU yang baru

berdiri atau beroperasi.

b. Berdasarkan Jam Operasional

Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam operasional 24 jam dan

18 jam (05.00 – 21.00). Persentase jumlah SPBU dengan jam operasional 24 jam

lebih banyak di bandingkan dengan prosentase jumlah SPBU dengan jam

operasional 18 jam (05.00-21.00). Persentase SPBU dengan jam opersional 24

jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional 18 jam adalaah 31,58 %.

Adanya perbedaan jam operasional tiap-tiap SPBU yang berbeda dikarenakan

wilayah SPBU itu berada, untuk SPBU di daerah pinggiran dan jarang di lalui

kendaraan bermotor biasanya jam operasionalnya 18 jam. Alasan jam operasional

SPBU 18 jam berdasarkan wawancara terhadap penggelola SPBU rata-rata sama

yaitu letak SPBU yang berada di pinggiran serta alasan keamanan lingkungan

sekitar SPBU tersebut. SPBU dengan jam operasional 24 jam biasa terdapat pada

jalur jalan dengan lalu lintas ramai dan letak SPBU tersebut di wilayah ramai.

Untuk mengetahui distribusi SPBU berdasarkan jam operasional pelayanan dapat

di lihat pada tabel 21, sebagai berikut :

Page 75: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

Tabel 21. Jam operasional SPBU

No Nama Spbu Jam Operasional

1. 44.571.05 05.00-21.00 (18 Jam)

2. 44.577.01 24 Jam

3. 44.577.02 24 Jam

4. 44.577.03 24 Jam

5. 44.577.04 24 Jam

6. 44.577.05 05.00-21.00 (18 Jam)

7. 44.577.06 24 Jam

8. 44.577.07 05.00-21.00 (18 Jam)

9. 44.577.08 24 Jam

10. 44.577.09 24 Jam

11. 44.577.10 24 Jam

12. 44.577.11 24 Jam

13. 44.577.12 05.00-21.00 (18 Jam)

14. 44.577.13 24 Jam

15. 44.577.14 05.00-21.00 (18 Jam)

16. 44.577.15 24 Jam

17. 44.577.16 24 Jam

18. 44.577.17 24 Jam

19. 44.577.18 05.00-21.00 (18 Jam)

Sumber : observasi lapangan (2011)

Peta 5. Peta Distribusi SPBU berdasar jam operasional

Page 76: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Page 77: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Dari peta 5, Peta Distribusi SPBU berdasar jam operasional dapat di

diketahui bahwa terdapat dua jenis SPBU dalam jam operasional pelayanan

terhadap masyarakat, yaitu SPBU yang beroperasional 24 jam serta SPBU yang

beroperasional 18 jam (jam 00.05-21.00). SPBU yang beroperasional 24 jam

berjumlah 13 SPBU yaitu SPBU 44.577.01, SPBU 44.577.02, SPBU 44.577.03,

SPBU 44.577.04, SPBU 44.577.06, SPBU 44.577.08, SPBU 44.577.09, SPBU

44.577.10, SPBU 44.577.11, SPBU 44.577.13, SPBU 44.577.15, SPBU

44.577.16, dan SPBU 44.577.17.

SPBU yang beroperasional 18 jam (jam 05.00-21.00) berjumlah 6 SPBU

yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.05, SPBU 44.577.07, SPBU 44.577.12,

SPBU 44.577.14 dan SPBU 44.577.18.

Alasan adanya perbedaan jam operasional antar SPBU ialah SPBU tersebut

berlokasi di lingkungan yang sepi, karena alasan keamanan SPBU hanya

beroperasi sampai jam 21.00; kepadatan lalulintas yang melalui jalur jalan SPBU

berlokasi biasanya SPBU yang berada pada jalan lokal, kecuali SPBU 44.571.05

dan SPBU 44.577.05 yang berlokasi di jalur jalan utama tetapi hanya

beroperasional 18 jam.

Page 78: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

c. Berdasarkan Jumlah Dispenser/Pompa

Distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat bedakan

menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5 pompa dan SPBU

6 pompa. Untuk mengetahui distribusi SPBU berdasrkan jumlah dispenser dapat

di lihat pada tabel 22 sebagai berikut :

Tabel 22. Jumlah Dispenser (Pompa) SPBU

No Nama Spbu Jumlah Dispenser

1. 44.571.05 3

2. 44.577.01 3

3. 44.577.02 3

4. 44.577.03 4

5. 44.577.04 3

6. 44.577.05 4

7. 44.577.06 3

8. 44.577.07 3

9. 44.577.08 6

10. 44.577.09 4

11. 44.577.10 4

12. 44.577.11 4

13. 44.577.12 4

14. 44.577.13 5

15. 44.577.14 3

16. 44.577.15 4

17. 44.577.16 3

18. 44.577.17 5

19. 44.577.18 3

Sumber : observasi lapangan (2011)

Peta 6. Peta Distribusi SPBU berdasarkan Jumlah Dispenser

Page 79: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

Berdasarkan peta 6 dapat diketahui distribusi SPBU dengan 3 dispenser

berjumlah 9 SPBU yaitu SPBU 44.571.05, SPBU 44.577.01, SPBU 44.577.02,

Page 80: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

SPBU 44.577.04, SPBU 44.577.06, SPBU 44.577.07, SPBU 44.577.14, SPBU

44.577.16, dan SPBU 44.577.18; untuk SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7

SPBU yaitu SPBU 44.577.03, SPBU 44.577.05, SPBU 44.577.09, SPBU

44.577.10, SPBU 44.577.11, SPBU 44.577.12 dan SPBU 44.577.015; untuk

SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 SPBU yaitu SPBU 44.577.13 dan SPBU

44.577.17; sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 SPBU yaitu SPBU

44.577.08.

Berdasarkan pengamatan dilapangan faktor yang menentukan perbedaan

jumlah dispenser atau pompa pada SPBU berbeda ialah jumlah konsumen yang

menngunakan jasa SPBU tersebut.

2. Kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar

tahun 2011

Untuk mengetahui kualitas sarana dan prasarana SPBU digunakan teknik

survey, angket dan wawancara, kemudian hasilnya di skoring terhadap ada atau

tidaknya sarana dan prasarana yang dimiliki oleh SPBU serta keadaan atau

kondisi dari sarana dan prasarana SPBU. Selanjutnya jumlah nilai dari scoring

sarana dan prasarana tersebut di kualifikasikan. Rincian scoring nilai tertinggi

adalah 3 (tiga) sedangkan nilai terendah adalah 1 (satu). Asumsi nilai tertinggi 3

dan nilai terendah 1 adalah tingkat pentingnya sarana dan prasarana dan kondisi

sarana dan prasarana tersebut.

Page 81: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Tabel 23. Tabel harkat sarana dan prasarana SPBU

No. Sarana dan Prasarana Harkat1 Sarana pemadam kebakaran 3

2

Sarana lindungan lingkungana. Instalasi pengolahan limbah 1

b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1

c. Instalasi sumur pantau 1d. Saluran drainase 1

3

Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3b. Grount point/strip tahan karat 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3d. Rambu-rambu peringatan 2

4 Sistem pencahayaan 2

5

Peralatan dan kelengkapan filling BBM

a. Tangki pendam 3b. Pompa 3c. Pulau pompa 3

6 Duiker 2

7Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran

3

8 Lambang PT. PERTAMINA 19 Generator 310 Racun api 1

11

Fasilitas umuma. Toilet 2b. Mushola 2c. Lahan parkir 2

12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2

13

Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA

a. Dilarang merokok 2

b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2

c. Jagalah kebersihan 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran

3

Sumber : http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi

Page 82: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 24 Skoring kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar

No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU

44.571.05 44.571.01 44.571.02 44.571.03 44.571.04 44.571.05 44.571.06 44.571.07 44.571.081 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan

a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1 1 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 0 1 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1 1 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1 1 1 1 1 1

3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3 3 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1 1 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3 3 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2 2 2 2 2 2

4 Sistem pencahayaan 2 2 2 2 2 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM

a. Tangki pendam 3 3 3 3 3 3 3 3 3b. Pompa 2 2 2 2 3 3 2 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3 3 3 3 3 3

6 Duiker 1 1 1 1 2 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 3 2 2 2 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 1 1 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3 3 3 3 3 3

10 Racun api 1 0 1 1 1 1 1 1 111 Fasilitas umum

a. Toilet 1 1 2 2 2 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2 2 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2 2 2 2 1 2

12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 2 2 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA

a. Dilarang merokok 2 2 2 2 2 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2 2 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1 1 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3 3 3 3

Total 49 49 50 49 52 52 51 51 52

Page 83: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

Lanjutan Tabel 24

No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU

44.571.09 44.571.10 44.571.11 44.571.12 44.571.13 44.571.141 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan

a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1 1 1

3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2 2 2

4 Sistem pencahayaan 2 2 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM

a. Tangki pendam 3 3 3 3 3 3b. Pompa 3 3 3 3 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3 3 3

6 Duiker 2 2 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 2 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3 3 3

10 Racun api 1 1 1 1 1 111 Fasilitas umum

a. Toilet 2 2 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2 2 2

12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA

a. Dilarang merokok 2 2 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3 3 3

Total 52 52 52 52 52 52Lanjutan Tabel 24

Page 84: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

No. Sarana dan PrasaranaNama SPBU

44.571.15 44.571.16 44.571.17 44.571.181 Sarana pemadam kebakaran 3 3 3 32 Sarana lindungan lingkungan

a. Instalasi pengolahan limbah 1 1 1 1b. Instalasi oil catcher dan well catcher 1 1 1 1c. Instalasi sumur pantau 1 1 1 1d. Saluran drainase 1 1 1 1

3 Sistem keamanana. Pipa ventilasi tangki pendam 3 3 3 3b. Grount point/strip tahan karat 1 1 1 1c. Dinding pembatas/pagar pengaman 3 3 3 3d. Rambu-rambu peringatan 2 2 2 2

4 Sistem pencahayaan 2 2 2 25 Peralatan dan kelengkapan filling BBM

a. Tangki pendam 3 3 3 3b. Pompa 3 3 3 3c. Pulau pompa 3 3 3 3

6 Duiker 2 2 2 27 Sensor api dan perangkat pemadam kebakaran 2 2 2 28 Lambang PT. PERTAMINA 1 1 1 19 Generator 3 3 3 3

10 Racun api 1 1 1 111 Fasilitas umum

a. Toilet 2 2 2 2b. Mushola 2 2 2 2c. Lahan parkir 2 2 2 2

12 Instalasi listrik dan air yang memadai 2 2 2 213 Rambu-rambu standar PT. PERTAMINA

a. Dilarang merokok 2 2 2 2b. Dilarang menggunakan telepon seluler 2 2 2 2c. Jagalah kebersihan 1 1 1 1d. Tata cara penggunaan alat pemadam kebakaran 3 3 3 3

Total 52 52 52 52sumber : observasi lapangan (2012)

Page 85: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Berdasar tabel 24, dapat diketahui bahwa rata nilai total skoring pada tiap-

tiap SPBU tidak ada perbedaan yang jauh yang berkisar anatara 49-52. Nilai total

tersebut berdasarkan pengamatan di lapangan yang di dasarkan ada tidaknya

sarana prasarana standart serta kondisi sarana dan prasarana tersebut. Yang

membedakan nilai antar SPBU adalah antara kondisi toilet yang bersih dan

nyaman, kondisi pompa/dispenser serta ada tidaknya duiker. Untuk duiker ini

SPBU model bangunan lama yang belum di rehap tidak mempunyai sarana

duiker. Untuk pompa/dispenser untuk SPBU yang baru atau sudah di rehap rata-

rat keadaan maupun kualitasnyamasih bagus.

Berdasarkan hasil total skoring terhadap masing-masing SPBU dapat di

kualifikasikan sebagai berikut :

Tabel 25. Klasifikasi Kualitas Sarana dan Prasarana SPBU

No. Klas Total skoring

1. Kurang baik 26-35

2. Baik 35-44

3. Sangat baik 44-53

Sumber : (http://spbu.pertamina.com) dengan modifikasi

Keterangan : nilai tertinggi skoring 53 nilai terendah skoring 26

Berdasarkan tabel kualifikasi kuailitas sarana dan prasarana SPBU di atas

maka SPBU di seluruh wilayah Kabupaten Karanganyar berada pada kualifikasi

sangat baik. Di karenakan SPBU di wilayah Kabupaten Karanganyar sudah

mengikuti standarisasi dan sertifikasi kelayakan PASTI PAS.

3. Tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011

Untuk mengetahui tingkat layanan SPBU di gunakan teknik survey di

SPBU dan wawancara terhadap pengelola SPBU tentang tingkat penjualan

premium, solar dan pertamax di SPBU. Data penjualan premium, solar dan

pertamax untuk mengetahui tingkat layanan SPBU terhadap pengguna kendaraan

bermotor (sepeda motor dan mobil).

Page 86: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

Dari survey di lapangan, didapatkan data penjualan premium, solar dan

pertamax tiap-tiap SPBU. Data penjualan SPBU rata-rata dalam 1 hari dapat di

lihat sebagai berikut :

Tabel 26. Hasil omset penjualan SPBU

No Nama Spbu

Jumlah Penjualan Rata-Rata Perhari

(Liter)

Premium Solar Pertamax

1. 44.571.05 10000 2000 50

2. 44.577.01 7000 1500

3. 44.577.02 8000 4000 10

4. 44.577.03 5000 4000 100

5. 44.577.04 10000 3000

6. 44.577.05 9000 4000

7. 44.577.06 15000 3200

8. 44.577.07 15000 5000

9. 44.577.08 7000 38000 100

10. 44.577.09 20000 5000 100

11. 44.577.10 21000 11000 200

12. 44.577.11 7000 6000 80

13. 44.577.12 16000 3000 100

14. 44.577.13 28000 12000 500

15. 44.577.14 19000 3500 10

16. 44.577.15 12.000 15.000 200

17. 44.577.16 7000 6000 100

18. 44.577.17 24000 12000 500

19. 44.577.18 13000 3000 50

Sumber : observasi lapangan (2011)

Berdasarkan tabel 26 dapat diketahui untuk penjualan premium tertinggi

terdapat di SPBU 44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari

dengan pembeli 70% adalah sepeda motor, 20% mobil, dan 10% penjual eceran.

Page 87: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Di SPBU ini penjualan premium tertinggi berdasarkan survey karena letak SPBU

yang berada di dekat pusat keramaian kota Karanganyar serta kualitas SPBU itu

sendiri yang sangat baik dalam kualitas sarana dan prasarana serta kualitas

pelayanan dari operator. Omset penjualan premium terendah adalah SPBU

44.577.03 (Waru, Kebakkramat) sebesar 5000 liter perhari. Terdapat perbedaan

yang signifikan dalam penjualan premium antar SPBU di karenakan letak SPBU

tersebut yang di lalui oleh jalur ramai apa tidak, tingkat pelayan operator, serta

kualitas sarana dan prasarana SPBU.

Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan) ialah SPBU dengan

omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata 1500 liter perhari.

Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU 44.577.08 (SPBU Rosalia

Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari. SPBU 44.577.08 memiliki

omset penjualan tertinggi di karenakan SPBU ini merupakan SPBU milik

ORGANDA Rosalia Indah, yang mana armada Organda tersebut dalam mingisi

BBM harus di SPBU tersebut.

Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU

di karenakan BBM jenis ini harganya mahal dan tidak bersubsisidi. Kebanyakan

masyarakat lebih memilih premium di bandingkan pertamax. Bahkan ada

beberapa SPBU yang tidak melayani penjualan BBM jenis pertamax. Omset

penjualan pertamax tertinggi terdapat di SPBU 44.577.13 dan SPBU 44.577.17

dengan omset penjualan rata-rata perhari 500 liter. Di SPBU tersebut penjualan

pertamax yang tertinggi di karenakan letak SPBU tersebut yang berdekat dengan

pusat keramaian serta jalur lalu lintas ramai, sedangkan untuk omset penjualan

pertamax terendah adalah SPBU 44.577.02 dan SPBU 44.577.14 dengan rata-rat

penjualan 10 liter perhari. Banyak pengelola SPBU berpendapat bahwa minimnya

minat akan pertamax di karenakan harga jenis BBM ini yang mahal serta

kesadaran masyarakat golongan atas yang sangat kurang bahkan tidak ada untuk

membeli BBM non subsidi.

Page 88: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Distribusi spasial SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011 adalah

sebagai berikut:

a. Berdasarkan jenis BBM yang dijual di SPBU terdapat 2 macam

yaitu premium dan solar sebanyak 73,68%, dan premium, solar adalah

26,32%.

b. Berdasarkan Jam Operasional SPBU dibedakan berdasarkan jam

operasional 24 jam dan 18 jam (05.00 – 21.00). Persentase SPBU dengan

jam opersional 24 jam adalah 68,42% sedangkan persentase operasional

18 jam adalaah 31,58 %.

c. Distribusi SPBU berdasarkan jumlah pompa/dispenser dapat

bedakan menjadi empat yaitu : SPBU 3 pompa, SPBU 4 pompa, SPBU 5

pompa dan SPBU 6 pompa. SPBU dengan 3 dispenser berjumlah 9

47,37%, SPBU dengan 4 dispenser berjumlah 7 dengan persentase

36,84%, SPBU dengan 5 dispenser berjumlah 2 dengan persentase 10,53%

sedangkan SPBU dengan 6 dispenser berjumlah 1 dengan persentase

5,26%.

2. Kualitas sarana dan prasarana SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun

2011

Berdasarkan skoring kualitas sarana dan prasaran SPBU di Karanganyar

termasuk dalam kualifikasi sangat baik, karena telah lulus kelayakan dan

sertifikasi PASTI PAS.

3. Tingkat layanan SPBU di Kabupaten Karanganyar tahun 2011.

Tingkat layanan SPBU ini di indikasikan dari omset penjualan BBM di tiap

SPBU. Untuk jenis premium SPBU yang dengan omset tertinggi adalah SPBU

44.577.17 (Bejen, Karanganyar) sebanyak 24.000 liter perhari. Omset

penjualan premium terendah adalah SPBU 44.577.03 (Waru, Kebakkramat)

Page 89: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

sebesar 5000 liter perhari. Dalam penjualan solar SPBU 44.577.01 (Papahan)

ialah SPBU dengan omset penjualan solar terendah dengan omset rata-rata

1500 liter perhari. Sedangkan SPBU dengan omset tertinggi adalah SPBU

44.577.08 (SPBU Rosalia Indah) dengan omset rata-rata 38.000 liter perhari di

karenakan SPBU ini merupakan milik perusahaan yang bergerak di bidang

transportasi, paket kilat. Semua armadanya mengisi BBM di SPBU tersebut.

Omset penjualan BBM jenis pertamax sangat minim kecil di tiap-tiap SPBU

rata-rata kurang dari 500 liter perhari.

B. Implikasi

Dari kesimpulan yang telah diuraikan maka dapat dijelaskan implikasinya

sebagai berikut:

1. Dengan mengetahui distribusi spasial SPBU dapat direkomendasikan

kepada instansi yang terkait.

2. Dapat memberikan sumbangan untuk menambah kompetensi profesional

guru geografi dalam pembelajaran di sekolah khususnya di Sekolah Menengah

Atas (SMA) pada standar kompetensi dan kompetensi dasar seperti pada Tabel

27 berikut ini:

Page 90: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

Tabel 27. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran

Geografi pada Sekolah Menengah Atas (SMA)

No. Standar Kompetensi Kompetensi Dasar Indikator

1 Mempraktikkan

keterampilan dasar peta dan

pemetaan

Mendeskripsikan

prinsip-prinsip dasar

peta dan pemetaan

Menunjukkan

komponen komponen

peta

Membuat peta

wilayah pada bidang

datar.

2 Memahami pemanfaatan

citra penginderaan jauh dan

Sistem Informasi Geografi

(SIG)

- Menjelaskan

pemanfaatan citra

penginderaan jauh

- Menjelaskan

pemanfaatan Sistem

Informasi Geografi

Mengidentifikasi beberapa

manfaat SIG dalam kajian

geografi

3 Menganalisis wilayah dan

pewilayahan

Menganalisis pola

persebaran, spasial,

hubungan serta

interaksi spasial desa

dan kota

Mengidentifikasi

potensi desa dengan

perkembangan desa kota

Mengidentifikasi

faktor-faktor yang

mempengaruhi

terjadinya interaksi

spasial desa - kota

Sumber: Silabus Geografi SMA

C. Saran

1. Praktis

a. Masih perlunya kajian mendalam oleh SPBU dalam penyediaan

fasilitas tambahan di SPBU.

b. Perlunya peningkatan kualitas pelayanan dan kualitas sarana dan

prasarana oleh pihak SPBU dalam kenyamanan konsumen.

Page 91: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

2. Teoritis

Masih banyaknya kekurangan dan keterbatasan dalam penelitian ini, maka

bagi pihak atau peneliti selanjutnya yang mengkaji tentang SPBU hendaknya

perlu melakukan kajian lebih mendalam agar dapat memecahkan masalah yang

berkaitan dengan SPBU

Page 92: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta : PT. Rineka Cipta.

Azwini, Kartoyo, 1981. Dasar-Dasar Demografi.Jakarta : Lembaga Demografi Fakultas Ekonomi Uniersitas Indonesia

Bintarto, R. dan Hadisumarno, S, 1979. Metode Analisa Geografi. Jakarta: LP3ES.

BPS Kabupaten Karanganyar, 2010. Karanganyar Dalam Angka. Surakarta: BPS Kota Surakarta.

E-Learning Geografi Lingkungan, 2005. Geografi Lingkungan dan Proses Hidrologis. http://www.Malang.ac.id/geografi.htm.

Hadi, Soedomo, dkk, 2003. Pengantar Pendidikan. Surakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia.

Mardalis, 2002. Metode penelitian. Jakarta: PT. Bumi Aksara.

Nasrullah, Fahmi, 2006. Kajian Pola Persebaran Keruangan Kantor Cabang Perbankan di Perkotaan Yogyakarta. Skripsi. Yogyakarta: Fakultas Geografi UGM.

Nawawi, Hadari.1995.Metode Penelitian Bidang Sosial. Yogyakarta : Gadjah Mada University Press.

http://spbu.pertamina.com

Eviliyanto, 2007. Anjungan Tunai Mandiri (ATM) Perbankan di Kota Surakarta. Skripsi. Surakarta : Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan UNS

Sinaga, Maruli. 1999. Pemetaan Data Statistik. Yogyakarta : Fakultas Geografi UGM

Subagio. 2003. Pengetahuan peta. Bandung : Institut Teknologi Bandung

Aziz, Lukman & Rochman Ridwan. 1997. Peta Tematik. Bandung : Departemen Geodesi ITB

Sumaatmadja, Nursid. 1981. Studi Geografi Suatu Pendekatan Dan Analisa Keruangan. Bandung : Alumni.

Page 93: ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR …/Analisis... · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user 1 ANALISIS SPASIAL STASIUN PENGISIAN BAHAN BAKAR UMUM (SPBU)

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Surakhmad, Winarno, 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung: TARSITO.

Tika Pabundu, 1997. Metode Penelitian Geografi. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.