analisis sistem pengendalian intern atas persediaan …

14
Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020 p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X Universitas Bina Insan Lubuklinggau 62 ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BERAS PADA PERUM BULOG KANSILOG LUBULINGGAU Dewi Anggraini 1 , Yuli Nurhayati 2 , Muhammad Rio Agusman 3 1 ,2,3 Program Studi Akuntansi, Universitas Bina Insan Lubuklinggau E-mail : 1 [email protected], 2 [email protected], 3 [email protected] ABSTRACT This research was carried out at the Lubuklinggau Kansilog Bulog General Corporation with the aim of the study to analyze the internal control system of rice supplies in the Peruvian Lubuklinggau Bulog Kansilog. The research method used in this study is a qualitative method. The results of the study can be concluded that the internal control system at the Lubuklinggau City Logistics Section (Kansilog Office) has carried out procedures and is able to divide the authority and responsibility of each section, in addition to making decisions taken by the leadership so that in determining the inventory there is a collaboration of each part, the logistics department know and assess the amount of rice stock in addition to the marketing department that has documents related to the expenditure of rice in the Logistics Office (Kansilog) Lubuklinggau City, then the internal control system is needed in determining the value of inventory with the method used is the first entry and first exit method so that the value the available stock is known by the warehouse department in collaboration with the marketing department to seek the availability of rice at the Lubuklinggau City Logistics Section (Kansilog Office). Keywords : Control Systems Internal, Inventory ABSTRAK Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog Kansilog Lubuklinggau dengan tujuan penelitian untuk menganalisis sistem pengendalian intern atas persediaan beras pada Peru Bulog Kansilog Lubuklinggau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualtitatif. Hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pada Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau telah menjalankan prosedur dan mampu membagi wewenang dan tanggung jawab setiap bagian, selain itu dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh pimpinan sehingga dalam penentuan persediaan adanya kerjasama setiap bagian, bagian logistik mengetahui dan menilai jumlah persediaan beras selain itu bagian pemasaran yang memiliki dokumen terkait dengan pengeluaran beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau, maka sistem pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam penentuan nilai persediaan dengan metode yang digunakan adalah metode masuk pertama dan keluar pertama sehingga nilai stok yang ada diketahui oleh bagian gudang yang bekerjasama dengan bagian pemasaran untuk mengupayakan ketersediaan beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau. Kata kunci : Sistem Pengendalian Intern, Persediaan

Upload: others

Post on 15-Oct-2021

11 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 62

ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN BERAS PADA

PERUM BULOG KANSILOG LUBULINGGAU

Dewi Anggraini1, Yuli Nurhayati

2, Muhammad Rio Agusman

3

1 ,2,3Program Studi Akuntansi, Universitas Bina Insan Lubuklinggau

E-mail : [email protected], 2 [email protected], [email protected]

ABSTRACT

This research was carried out at the Lubuklinggau Kansilog Bulog General Corporation with

the aim of the study to analyze the internal control system of rice supplies in the Peruvian

Lubuklinggau Bulog Kansilog. The research method used in this study is a qualitative method. The

results of the study can be concluded that the internal control system at the Lubuklinggau City

Logistics Section (Kansilog Office) has carried out procedures and is able to divide the authority and

responsibility of each section, in addition to making decisions taken by the leadership so that in

determining the inventory there is a collaboration of each part, the logistics department know and

assess the amount of rice stock in addition to the marketing department that has documents related to

the expenditure of rice in the Logistics Office (Kansilog) Lubuklinggau City, then the internal control

system is needed in determining the value of inventory with the method used is the first entry and first

exit method so that the value the available stock is known by the warehouse department in

collaboration with the marketing department to seek the availability of rice at the Lubuklinggau City

Logistics Section (Kansilog Office).

Keywords : Control Systems Internal, Inventory

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog Kansilog Lubuklinggau dengan tujuan penelitian

untuk menganalisis sistem pengendalian intern atas persediaan beras pada Peru Bulog Kansilog

Lubuklinggau. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualtitatif. Hasil

penelitian dapat disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern pada Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau telah menjalankan prosedur dan mampu membagi wewenang dan

tanggung jawab setiap bagian, selain itu dalam pengambilan keputusan yang diambil oleh pimpinan

sehingga dalam penentuan persediaan adanya kerjasama setiap bagian, bagian logistik mengetahui

dan menilai jumlah persediaan beras selain itu bagian pemasaran yang memiliki dokumen terkait

dengan pengeluaran beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau, maka sistem

pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam penentuan nilai persediaan dengan metode yang

digunakan adalah metode masuk pertama dan keluar pertama sehingga nilai stok yang ada diketahui

oleh bagian gudang yang bekerjasama dengan bagian pemasaran untuk mengupayakan ketersediaan

beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Kata kunci : Sistem Pengendalian Intern, Persediaan

Page 2: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 63

I. PENDAHULUAN

Perusahaan dagang menurut Srijantri

(2015:1) didefinisikan sebagai suatu organisasi

yang melakukan kegiatan usaha dengan

membeli barang dari pihak/perusahaan lain

kemudian menjualnya kembali kepada

masyarakat baik berupa retail atau grosir dan

distributor. Perusahaan mempertimbangkan

persediaan yang dimiliki untuk menjalankan

aktivitas perusahaan. Persediaan merupakan

salah satu unsur yang paling aktif dalam

operasi perusahaan dagang, karena perusahaan

dagang harus memiliki ketersediaan barang

yang cukup untuk mampu mengoperasikan

perusahaan.

Semakin berkembangnya suatu

perusahaan, maka semakin banyak pula

masalah yang akan dihadapi, antara lain

bagaimana perusahaan dapat menghindari

penyelewengan- penyelewengan yang terdapat

dalam perusahaan. Pimpinan perusahaan wajib

mengetahui keadaan yang ada di perusahaan

baik posisi keuangan maupun persediaan pada

perusahaan yang dipimpinnya. Hal ini untuk

mengetahui sehat tidaknya perusahaan tersebut

dan apakah terhindar dari penyelewengan

wewenang yang mengarah pada asset

perusahaan atau tidak. Salah satu langkah yang

diambil yaitu, membuat sebuah sistem yang

terintegrasi mulai dari perencanaan,

pencatatan, pelaporan, dan pengawasannya.

Perusahaan selain dari

mempertimbangkan persediaan, maka harus

mampu mengendalian perusahaan dari sisi

internal perusahaan, yakni sistem

pengendalian intern merupakan bagian yang

sangat penting bagi perusahaan, karena dengan

adanya sistem pengendalian intern perusahaan

tersebut akan mencapai tujuan-tujuan yang

diinginkan seperti terciptanya lingkungan

pengendalian yang baik. Tanpa adanya sistem

pengendalian internal, tujuan-tujuan tersebut

tidak akan pernah tercapai secara efektif dan

efisien. Semakin besar perusahaan maka

sistem pengendalian internnya juga semakin

penting bagi perusahaan. Pengendalian intern

merupakan bagian dari masing-masing sistem

yang dipergunakan sebagai pedoman dan

prosedur operasional perusahaan ataupun

organisasi tertentu di sebuah perusahaan.

Sebuah perusahaan menggunakan sistem

pengendalian intern umumnya untuk

mencegah penyalahgunaan sistem dan untuk

mengarahkan operasi perusahaan.

Pengendalian intern perusahaan akan

berimbang dengan adanya pemahaman tentang

persediaan. Menurut S Warren (2018: 345)

persediaan adalah bagian utama dalam neraca

dan seringkali merupakan perkiraan yang

nilainya cukup besar yang melibatkan modal

kerja yang besar. Persediaan merupakan

barang dagangan yang dibeli kemudian

disimpan untuk dijual dalam operasi normal

perusahaan sehingga mendapat perhatian yang

besar oleh perusahaan itu sendiri. Persediaan

juga sangat rentan terhadap kerusakan maupun

pencurian. Oleh karena itu diperlukan suatu

pengendalian intern yang bertujuan untuk

melindungi persediaan dan juga agar informasi

mengenai persediaan lebih dapat dipercaya

mengingat aktiva ini tergolong cukup lancar.

Bulog adalah perusahaan umum milik

negara yang bergerak di bidang logistik

pangan. Ruang lingkup bisnis perusahaan

meliputi usaha logistik/pergudangan, survei

dan pemberantasan hama, penyediaan karung

plastik, usaha angkutan, perdagangan komoditi

pangan dan usaha eceran. Perusahaan yang

tetap mengemban tugas publik dari

pemerintah, BULOG tetap melakukan

kegiatan menjaga Harga Dasar Pembelian

untuk gabah, stabilisasi harga khususnya harga

pokok, menyalurkan beras untuk orang miskin

(Raskin) dan pengelolaan stok pangan. Bulog

Kansilog Kota Lubuklinggau diketahui bahwa

komoditi yang dimiliki yaitu Gula, Terigu,

Minyak, Daging dan Beras tetapi yang

menjadi komoditi utama Bulog Kansilog

Lubuklinggau adalah beras karena beras

merupakan makanan pokok yang di konsumsi

oleh masyarakat.

Kantor Seksi Urusan Logistik Kota

Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas,

Provinsi Sumatra Selatan, saat ini tengah

menyiapkan operasi pasar guna menekan

kenaikan harga jual beras di kedua daerah.

Page 3: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 64

"Pihak Bulog masih menunggu permintaan

resmi dari Pemkot Lubuklinggau dan Pemkab

Musi Rawas, guna menggelar operasi pasar,

tanpa permintaan resmi operasi pasar tidak

bisa dilakukan, walaupun saat ini

perkembangan harga beras di pasaran

mengalami kenaikan," kata Kepala Perum

Bulog Kansilog Kota Lubuklinggau.

Surat permintaan resmi dari kedua

pemerintah di daerah tersebut, sebagai bahan

pertimbangan pihaknya guna menggelar

operasi pasar bersama dengan dinas instansi

terkait pada kedua daerah atau bertindak

sebagai penyedia beras sedangkan

pelaksananya dari instansi/dinas terkait pada

kedua daerah. Perkembangan harga jual beras

di kedua daerah saat ini, untuk kelas medium

dijual pada kisaran Rp7.000 per kg, sedangkan

kelas premium rata- rata dijual Rp9.000 per

kg. Harga jual beras kedua kelas ini, tergolong

tinggi sehingga harus ditekan untuk beras kels

medium dibawah Rp7.000 per kg, sehingga

sampai ditingkat pedagang eceran dibawah Rp

8.000 per kg. Adanya kenaikan harga jual

beras ini selain akibat pengaruh musim

kemarau sehingga banyak sawah petani yang

gagal panen, juga adanya pengeringan irigasi

Kelingi untuk pengairan sawah di Kota

Lubuklinggau dan Kabupaten Musi Rawas.

Sementara itu untuk stok beras untuk kedua

daerah di gudang Bulog setempat saat ini

terdapat 1.000 ton, dan stok tambahan yang

sedang dalam perjalanan dari Palembang

sebanyak 1.000 ton. Stok yang ada ini

diperkirakan akan mencukupi kebutuhan

masyarakat dalam kedua daerah untuk dua

bulan kedepan.

Pemenuhan beras dapat dicapai maka

diperlukan perencanaan dan manajemen

persediaan yang terstruktur dan terorganisasi

agar persediaan yang dilakukan dapat

memenuhi kebutuhan beras di Kota

Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara.

Untuk menentukan kebutuhan nasional akan

beras diperlukan manajemen yang baik dan

peramalan dalam merencanakan persediaan

pangan yang dapat memenuhi kebutuhan

masyarakat dimasa mendatang sehingga

persediaan yang dilakukan dapat sesuai

dengan kebutuhan beras di Kota

Lubuklinggau, Musi Rawas dan Muratara.

Persediaan kebutuhan beras nasional diperoleh

dengan membeli gabah atau padi atau beras

ataupun dengan mengadakan impor dengan

mengikuti standar yang diberikan oleh

pemerintah (kajian pendanaan stok beras

nasional).

Bulog Kansilog Lubuklinggau

menyatakan bahwa persediaan stok beras

dengan melakukan operasi pasar untuk

menstabilkan harga di pasaran. Stok beras

yang ada belum mampu memenuhi kebutuhan

pasar, jika persediaan stok berkurang maka

akan mempengaruhi harga beras dipasaran,

selain itu

pengeluaran beras di Kansilog Kota

Lubuklinggau yaitu dengan operasi pasar

murah.

Adapun data persediaan fisik beras di

Kansilog Lubuklinggau di tahun 2019

berdasarkan dengan 4 komoditi yang menjadi

pemasok beras di Kansilog Lubuklinggau,

adalah sebagai berikut:

Tabel 1

Posisi Persediaan Fisik Beras Tahun 2019

Berdasarkan tabel 1 di atas dapat

diketahui bahwa sumber persediaan beras yang

ada di Kansilog Lubuklinggau berasal dari

India, CSHP Sumsel, Kom Medium dan Kom

Premium. Diketahui bahwa persediaan beras

yang ada di Kansilog Lubuklinggau tidak

stabil dilihat dari jumlah persediaan beras dari

india yang terendah sebesar 51.770,02 Kg,

sedangkan kom premium sebesar 1,470 Kg.

Selain itu sistem pencatatan yang digunakan di

Kansilog Lubuklinggau adalah First In First

Out (FIFO), dimana beras yang masuk awal

akan dikeluarkan awal sehingga stok

India (Kg)

CSHP Sumsel

(Kg)

Kom Medium

(Kg)

Kom Premium

(Kg) 176.876,98 50.025 312.027 1.470

229.040 50.025 10.000

51.770,02 26.300

Sumber: Kansilog Lubuklinggau, Tahun 2019

Page 4: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 65

persediaan beras yang ada di Kansilog

merupakan eras yang baru masuk atau baru

datang.

Tabel 2

Pengeluaran Beras Tahun 2019

Berdasarkan tabel di atas dapat

diketahui bahwa pengeluaran beras di

Kansilog Kota Lubuklinggau selama 3 bulan

terakhir, bahwa setiap bulannya melakukan

pegeluaran berasal walaupun jenis pengeluaran

yang dilakukan berbeda-beda terdiri dari

penyaluran untuk galang berdasarkan Prinlog

(Permintaan Logistik) sebanyak 500 ton

pengeluaran tersebut hanya di bulan Januari,

sedangkan bulan Februari dan Maret

pengeluaran dari penyerahan bansos rastra

sebanyak 245.360 ton dibulan Februari dan

25.540 ton dibulan Maret. Selain itu

pengeluaran Beras juga dari cadangan beras

pemerintah sebanyak 300.500 bulan Januari,

237.165 ton di bulan Februari dan 85.505.40

ton dibulan Maret, maka penurunan

pengeluaran beras dikarenakan pasokan beras

yang datang tidak tepat waktu maka

menimbulkan kendala persediaan beras di

Kansilog Kota Lubuklinggau.

Pengamatan awal yang dilakukan bahwa

Bulog Kansilog Lubuklinggau masih belum

mampu memenuhi kebutuhan beras di Kota

Lubuklinggau, Kabupaten Musi Rawas dan

Kabupaten Musi Rawas Utara. Selain itu

Bulog Kansilog Lubuklinggau dalam

mengukur kebutuhan beras sehingga saat

melakukan operasi pasar, maka Bulog

Kansilog Lubuklinggau masih menemui

kendala sehingga besaran kebutuhan beras

yang mengalami peningkatan menyebabkan

kesulitan mengukur kebutuhan beras. Selain

itu pemasok yang mengalami kendala

dikarenakan masalah umum yang teijadi di

petani yaitu menyempitnya lahan pertanian di

Indonesia sehingga mengharuskan Perum

Bulog melakukan import beras dari India, kata

Kepala Perum Bulog Kansilog Kota

Lubuklinggau.

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Pengendalian Intern

a. Pengertian Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016: 129) sistem

pengendalian internal meliputi strutkur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang

dikoordinasikan untuk menjaga aset

organisasi, mengecek ketelitian dan keandalan

data akuntansi. Definisi sistem pengendalian

internal disebut menekankan tujuan yang

hendak dicapai, dan bukan pada unsur-unsur

yang membentuk sistem tersebut. Dengan

demikian, pengertian pengendalian internal

tersebut di atas berlaku baik dalam perusahaan

yang mengolah informasinya secara manual,

dengan mesin pembukuan, maupun dengan

komputer.

Sedangkan menurut Romney dan

Steinbart (https:// www. Seputar pengetahuan.

co.id/2017/11/ pengertian- sistem-

pengendalian- intern-tujuan - unsur.html)

pengertian pendenlian intern adalah “internal

control is the plan of organizations and the

method of business use to safeguard assets,

provide accurate and reliable information,

promote and improve operational efficiency

and encourage adherence to prescribe

managerial policies ”.

Menurut Nur (2014:3) system

pengendalian intern adalah suatu sistem usaha

atau sosial yang diterapkan oleh perusahaan

yang meliputi struktur organisasi, metode, dan

ukuran-ukuran untuk menjaga dan

mengarahkan perusahaan agar melakukan

kegiatan sesuai dengan tujuan dan program

perusahaan sehingga efisiensi dan kebijakan

manajemen terpenuhi. Sistem pengendalian

Bulan No Keterangan

Persediaan Januari

(Ton)

Persediaan Februari

(Ton)

Persediaan Maret (Ton)

1 Penyaluran Untuk

Galang Berdasarkan

Prinlog

500

2 Penyerahan Bansos

Rastra 245.360 25.540.00

3 Cadangan Beras Pemerintah

300.500 237.165 85.505.40

Sumber: Kansilog Lubuklinggau, Tahun 2019

Page 5: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 66

intern sebagai bentuk perencanaan yang

meliputi struktur organisasi, metode, dan alat-

alat yang dikoordinasikan di dalam perusahaan

dalam ruang lingkup akuntansi untuk menjaga

keamanan harta milik perusahaan, memeriksa

ketelitian dan kebenaran data akuntansi,

mendorong efisiensi, serta memotivasi

penerapan kebijakan manajemen. Berdasarkan

pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa

system pengendalian intern adalah suatu

sistem usaha atau sistem sosial yang dilakukan

perusahaan yang terdiri dari struktur

organisasi, metode dan ukuran-ukuran untuk

menjaga dan mengarahkan jalan perusahaan

agar bergerak sesuai dengan tujuan dan

program perusahaan dan mendorong efisiensi

serta dipatuhinya kebijakan manajemen.

b. Indikator Sistem Pengendalian Intern

Menurut Mulyadi (2016: 130) unsur

pokok sistem pengendalian internal adalah:

1) Struktur organisasi yang memisahkan

tanggung jawab fungsional secara tegas.

Struktur organisasi merupakan kerangka

(framework) pembagian tanggung jawab

fungsional kepada unit-unit organisasi

yang dibentuk untuk melaksanakan

kegiatan-kegiatan pokok perusahaan.

Dalam perusahaan manufakturmisalnya,

kegiatan pokoknya adalah memproduksi

dan menjual produk. Untuk melaksanakan

kegiatan pokok tersebut dibentuk

departemen produksi, departemen

pemasaran, dan departemen keuangan dan

umum. Departemen-departemen ini

kemudian terbagi-bagi lebih lanjut

menjadi unit- unit organisasi yang lebih

kecil untuk melaksanakan kegiatan-

kegiatan perusahaan. Pembagian tanggung

jawab fungsional dalam organisasi ini

didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini

:

a) Harus dipisahkan fungsi-fungsi

operasi dan penyimpanan dari fungsi

akuntansi. Fungsi operasi adalah

fungsi yang memiliki wewenang

untuk melaksanakan suatu kegiatan

misalnya pembelian. Setiap kegiatan

dalam perusahaan memerlukan

otorisasi dari manajer fungsi yang

memiliki kewenangan untuk

melaksanakan kegiatan tersebut.

Fungsi penyimpanan adalah fungsi

yang memiliki wewenang untuk

menyimpan aktiva perusahaan.

Fungsi akuntansi adalah fungsi yang

memiliki wewenang untuk mencatat

peristiwa keuangan perusahaan.

b) Suatu fungsi tidak boleh diberi

tanggung jawab penuh semua tahap

suatu transaksi.

2) Sistem wewenang dan prosedur

pencatatan yang memberikan

perlindungan yang cukup terhadap aset,

utang, pendapatan dan beban.

Dalam organisasi setiap transaksi hanya

terjadi atas dasar otorisasi dari pejabat

yang memiliki wewenang untuk

menyetujui teijadinya transaksi tersebut.

Oleh karena itu dalam

organisasi harus dibuat sistem yang

mengatur pembagian wewenang untuk

otorisasi atas terlaksananya setiap

transaksi dalam organisasi. Oleh

karena itu penggunaan formulir harus

diawasi sedemikian rupa guna

mengawasi pelaksanaan otorisasi.

Di pihak lain, formulir merupakan

dokumen yang dipakai sebagai dasar

untuk pencatatan transaksi dalam catatan

akuntansi. Prosedur pencatatan yang baik

akan menjamin data yang direkam dalam

formulir dicatat dalam catatan akuntansi

dengan ketelitian dan keandalan

(realibility) yang tinggi. Dengan

demikian sistem otorisasi akan menjamin

dihasilkannya dokumen pembukuan yang

dapat dipercaya, sehingga akan menjadi

masukan yang dapat dipercaya bagi

proses akuntansi. Selanjutnya, prosedur

pencatatan yang baik akan menghasilkan

informasi yang teliti dan dapat dipercaya

mengenai kekayaan, utang, pendapatan,

dan biaya suatu organisasi.

3) Praktik yang sehat dalam melaksanakan

tugas dan fungsi setiap unit

Page 6: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 67

organisasi.Adapun cara-cara yang

umumnya ditempuh oleh perusahaan

dalam menciptakan praktik yang sehat

adalah:

a) Penggunaan formulir bernomor urut

bercetak yang pemakaiannya harus

dipertanggungjawabkan oleh yang

berwenang. Karena formulir

merupakan alat yang memberikan

otorisasi terlaksananya transasksi.

b) Pemeriksaan mendadak (surprised

audit). Pemeriksaan mendadak

dilaksanakan tanpa pemberitahuan

terlebih dahulu kepada pihak yang

akan diperiksa, dengan jadwal yang

tidak teratur.

c) Setiap transaksi tidak boleh

dilaksanakan dari awal sampai akhir

oleh satu orang atau satu unit

organisasi, tanpa campur tangan dari

orang atau unit organisasi lain.

d) Perputaran jabatan (job rotation).

Perputaran jabatan yang diadakan

secara rutin akan dapat menjaga

independensi pejabat dalam

melaksanakan tugasnya, sehingga

persekongkolan diantara mereka

dapat dihindari.

e) Keharusan mengambil cuti bagi

karyawan yang berhak. Karyawan

perusahaan diwajibkan mengambil

cuti yang menjadi haknya.

f) Secara periodik diadakan

pencocokan fisik kekayaan dengan

catatan. Untuk menjaga kekayaan

organisasi dan mengecek ketelitian

dan keandalan catatan

akuntansinya.

g) Pembentukan unit organisasi yang

bertugas untuk mengecek efektivitas

untur-unsur sistem pengndalian yang

lain.

4) Karyawan yang mutunya sesuai dengan

tanggung j awabnya Untuk mendapatkan

karyawan yang kompeten dan dapat

dipercaya berbagai cara berikut ini dapat

ditempuh :

a) Seleksi calon karyawan berdasarkan

persyaratan yang dituntut oleh

pekerjaannya. Untuk memperoleh

karyawan yang mempunyai kecakapan

sesuai dengan tuntutan tanggung

jawab yang akan dipikulnya,

manajemen harus mengadakan analisis

jabatan yang ada dalam perusahaan

dan menentukan syarat-syarat yang

dipenuhi oleh calon karyawan yang

menduduki jabatan tersebut.

b) Pengembangan pendidikan karyawan

selama menjadi karyawan perusahaan,

sesuai dengan tuntutan perkembangan

pekerjaannya.

c) Misalnya untuk menjamin

transaksi penjualan dilaksanakan oleh

karyawan yang kompeten dan dapat

dipercaya, pada saat seleksi karyawan

untuk mengisi jabatan masing-masing

kepala fungsi pembelian, kepala

fungsi penerimaan dan fungsi

akuntansi, manajemen puncak

membuat uraian jabatan (job

description) dan telah menetapkan

persyaratan jabatan (requirements).

Dengan demikian pada seleksi

karyawan untuk jabatan-jabatan

tersebut telah digunakan persyaratan

jabatan tersebut sebagai kriteria

seleksi.

2.2 Persediaan

1. Pengertian Persediaan

Menurut Aprilia (2017:2), didalam

suatu perusahaan, baik itu perusahaan

perdagangan maupun perusahaan manufaktur

pasti selalu mengandalkan persediaan

(inventory). Persediaan sebagai kekayaan

perusahaan, memiliki peranan penting dalam

operasi bisnis. Dalam perusahaan manufaktur,

persediaan dapat terdiri dari beberapa macam

seperti berikut :

a. Bahan baku.

b. Bahan pembantu.

c. Barang dalam proses.

d. Barang jadi.

e. Persediaan suku cadang.

Menurut pendapat Schroeder (2000:4)

Page 7: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 68

yang mengatakan bahwa definisi persediaan

atau inventory adalah stock bahan yang

digunakan untuk memudahkan produksi atau

untuk memuaskan permintaan pelanggan.

Sedangkan konsep persediaan menurut

Rangkuti (2014:1) mengatakan bahwa

persediaan merupakan suatu aktiva yang

meliputi barang-barang milik perusahaan

dengan maksud untuk dijual dalam suatu

periode usaha tertentu, atau persediaan barang-

barang yang masih dalam pengerjaan atau

proses produksi, ataupun persediaan bahan

baku yang menunggu penggunaannya dalam

suatu proses produksi.

Johns dan Harding (2016:71)

mengemukakan tentang arti persediaan adalah

suatu keputusan investasi yang penting

sehingga perlu kehati-hatian.

Menurut Prawirosentono (2005:83)

berdasarkan jenis operasi perusahaan, arti

persediaan dapat diklasifikasikan menjadi 2

(dua) macam yakni sebagai berikut :

a. Pada Perusahaan Manufaktur yang

memproses Input menjadi Output

Persediaan adalah simpanan bahan baku

dan barang setengah jadi (work in proses)

untuk diproses menjadi barang jadi

(finished goods) yang mempunyai nilai

tambah lebih besar secara ekonomis,

untuk selanjutnya dijual kepada pihak

ketiga (konsumen).

b. Pada Perusahaan Dagang. Persediaan

adalah simpanan sejumlah barang jadi

yang siap untuk dijual kepada pihak ketiga

(konsumen). Dengan melihat beberapa

definisi persediaan oleh beberapa para ahli

di atas maka dapat dikatakan bahwa

perusahaan akan selalu mengadakan /

melakukan persediaan sebelum memulai

aktivitasnya. Pengadaan persediaan ini

bertujuan untuk antisipasi terhadap

pemenuhan permintaan.

Berdasarkan pendapat di atas dapat

disimpulkan bahwa persediaan adalah suatu

aktiva yang meliputi barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha tertentu, atau persediaan

barang-barang yang masih dalam pengerjaan

atau proses produksi, ataupun persediaan

bahan baku yang menunggu penggunaannya

dalam suatu proses produksi.

2. Indikator Persediaan

Menurut Mulyadi (2016:56) menghitung

persediaan menggunakan 4 metode, yakni

dengan menggunakan LIFO, FIFO, Average

atau rata-rata dan Harga Pokok

Penjualandengan menggunakan dua sistem

pencatatan persediaan. Yakni dengan

menggunakan sistem perpetual dan sistem

periodik. Umumnya saat akan melakukan

perhitungan persediaan , akan dimulai dari

menghitung harga pokok penjualan dan laba

kotornya terlebih dahulu. Nah, untuk lebih

jelasnya silahkan simak dengan penjelasan

dari akuntanonline berikut ini.

a. Pengertian Metode LIFO atau Last In

First Out. Secara teori metode LIFO ini

dimaksudkan bahwa persediaan barang

yang diterima terakhir masuk maka akan

dijual pertama, sehingga penilaian

perolehan persediaan akhir berdasarkan

dari nilai perolehan ang pertama (awal)

masuk (beli). Sehingga dalam praktek

penggunaanya metide LIFO memiliki

dampak pada nilai aktiva yang rendah

bagi perusahaan dan cenderung

menghasilkan nilai persediaan akhir yang

rendah juga.

b. Pengertian Metode FIFO atau First In

First Out. Pengertian dari metode FIFO

ini adalah persediaan barang masuk

pertama maka akan keluar pertama,

sehingga untuk mendapatkan persedian

akhir dinilai dengan perolehan yang

terakhir di beli atau masuk.

Pengertian Metode Average atau

Rata-rata. Metode average atau yang lebih

sering dikenal dengan sebutan metode

rata-rata ini menjelaskan bahwa nilai dari

persediaan akhir akan menghasilkan

antara nilai persediaan dengan metode

FIFO.

Page 8: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 69

Tabel 3

Hasil Penelitian yang Relevan

No Nama Peneliti Tahun Judul

1 Nur Fitriani. 2014 Analisis Persediaan Beras di Perusahaan Umum Bulog Divisi Regional Nusa Tenggara Timur

2 Siti Nurjanah. 2016 Analisis Sistem Pengendalian Internal Persediaan

pada Toko Wulan Salatiga 3 Yogi Setiawan. 2015 Sistem Akuntansi Penjualan Raskin pada

Perum (Badan Urusan Logistik) Bulog Divisi

Regional Kalimantan Selatan 4 Dr. Omar Mohammad Al-

Hawatmeh. 2018. Evaluation of Internal Confrol Units for the

Effectiveness of Financial Confrol in

Administrative Government Units: A Field Study in Jordan

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Rancangan Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perum Bulog

Kansilog Lubuklinggau dengan tujuan

penelitian untuk menganalisis pengendalian

intern atas persediaan beras. Metode penelitian

yang digunakan adalah kualitatif. Sumber data

yang digunakan adalah data primer berupa

wawancara dan observasi dan data sekunder

berupa catatan rekap persediaan beras, rincian

beras keluar atau disalurkan dari Kansilog

Lubuklinggau, dan berkaitan dengan

persediaan beras di Perum Bulog Kansilog

Lubuklinggau.

Teknik pengumpulan data yang

digunakan adalah wawancara, observasi dan

dokumentasi yang berkaitan dengan

pengendalian intern atas persediaan beras.

Teknik analisis data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah melakukan pengamatan,

menganalisa berdasarkan teori dan menarik

kesimpulan.

3.2 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan metode

kualitatif.

3.3 Data dan Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder terdiri dari

data data berkaitan dengan persediaan beras di

Perum Bulog KANSILOG Lubuklinggau

berupa data persediaan beras, dan data primer

berupa wawancara dan observasi langsung

dengan informan kunci dan pendukung terdiri

dari pimpinan kansilog dan karyawan

kansilog.

3.4 Prosedur Analisis Data

Menurut Mudjiarahardjo (Sujarweni,

2014: 34) analisis data adalah sebuah kegiatan

untuk mengatur, mengurutkan,

mengelompokkan, memberi kode atau tanda,

dan mengkategorikannya sehingga diperoleh

suatu temuan berdasarkan fokus atau masalah

yang ingin dijawab. Melalui serangkaian

aktivitas tersebut, data kualitatif yang biasanya

berserakan dan bertumpuk-tumpuk bisa

disederhanakan untuk akhirnya bisa dipahami

dengan mudah. Setelah data terkumpul

selanjutnya dianalisis. Analisis data

merupakan bagian sangat penting dalam

penelitian, analisis data kualitatif sangat sulit

karena tidak ada pedoman baku, tidak

berproses secara linear, dan tidak ada aturan-

aturan yang sistematis. Analisis data dilakukan

selama pengumpulan data dilapangan dan

setelah semua data terkumpul dengan teknik

analiss model interaktif: analisis data

berlangsung secara bersama-sama dengan

proses pengumpulan data dengan alur tahapan

sebagai berikut: a) Pengumpulan Data. Dalam

penelitan ini pengumpulan data dilakukan

dengan mencari, mencatat, dan mengumpulkan

data melalui hasil wawancara, dokumentasi,

dan observasi yang terkait pengendalian intern

atas persediaan beras pada Perum Bulog

Kansilog Lubuklinggau.

a. Reduksi Data. Data yang diperoleh ditulis

dalam bentuk laporan atau data yang

terperinci. Lapangan yang disusun

berdasarkan data yang diperoleh

direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang

pokok, difokuskan pada hal-hal yang

penting. Data hasil mengihtiarkan dan

memilih berdasarkan satuan konsep, tema

dan kategori tertentu akan memberikan

gambaran yang lebih tajam tentang hasil

pengamatan juga mempermudah peneliti

untuk mencari kembali data sebagai

tambahan atas data sebelumnya yang

diperoleh jika diperlukan.

b. Penyajian Data, data yang diperoleh

dikategorisasikan menurut pokok

permasalahan dan dibuat dalam bentuk

matriks sehingga memudahkan peneliti

Page 9: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 70

untuk melihat pola-pola hubungan satu

data dengan data lainnya.

c. Penyimpulan dan verifikasi. Kegiatan

penyimpulan merupakan langkah lebih

lanjut dari kegiatan reduksi dan penyajian

data. Data yang sudah direduksi dan

disajikan secara sistematis akan

disimpulkan sementara. Kesimpulan yang

diperoleh pada tahap awal biasanya

kurang jelas, tetapi pada tahap-tahap

selanjutnya akan semakin tegas dan

memiliki dasar yang kuat. Kesimpulan

sementara perlu diverifikasi. Teknik yang

dapat digunakan untuk memverifikasi

adalah triagulasi sumber data dan metode,

diskusi teman sejawat, dan pengecekan

anggota.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Penelitian ini dilakukan di dengan

tujuan untuk menganalisis sistem pengendalian

intern atas persediaan beras pada Perum Bulog

Kansilog Lubuklinggau, adapun informan

dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Adapun hasil wawancara dengan

informan kunci dan pendukung yang

dilakukan oleh penelitian, adapun jawaban

wawancara berkaitan dengan sistem

pengendalian intern atas persediaan beras,

yaitu sebagai berikut:

1. Sistem Pengendalian Intern

Sistem pengendalian intern pemisahan

fungsi untuk dapat mencapai suatu efisiensi

pelaksanaan tugas, setiap karyawan memiliki

tanggung jawab sesuai dengan tugas pokok

dan fungsi tiap bagian sehingga karyawan

dapat bekeija secara tertib dan pekerjaan yang

diselesaikan dapat terarah sehingga pekerjaan

yang dibebankan menjadi tanggungjawab

setiap karyawan di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau, seperti bagian

gudang, bagian operasional, bagian keuangan,

dan bagian pemasaran. Maka karyawan

mengetahui bahwa pekerjaan yang menjadi

beban tiap karyawan untuk dapat saling

bekerja sama untuk mampu meningkatkan

kualitas kerja karyawan Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau, sehingga

sistem pengendalian intern di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau telah

berjalan sesuai dengan struktur kerja pegawai

di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau.

Berdasarkan hasil wawancara dengan

informan pendukung bahwa setiap karyawan

bekerja sesuai dengan bagian masing-masing,

tetapi ada beberapa pekerjaan yang tidak dapat

diselesaikan oleh satu bagian maka setiap

bagian harus mampu saling bekerjasama untuk

mencapai tujuan Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Setiap

karyawan mengetahui bahwa struktur ataupun

tanggung jawab yang dimiliki karyawan, untuk

itu bagian yang bekerja di bagian gudang

maka akan bekerja sesuai dengan bidang dan

bagian yang menjadi beban karyawan di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau, maka bagian pemasaran yang

bertugas memasarkan besar yang dimiliki

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau untuk melakukan operasi pasar

dan bazar di kawasan Kota Lubuklinggau,

Kabupaten Musi Rawas dan Kabupaten Musi

Rawas Utara. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau memahami

bahwa ada beberapa karyawan yang sudah

mengetahui tanggung jawab seperti bagian

gudang, bagian keuangan, dan bagian

administrasi tetapi belum mampu

melaksanakan tanggung jawab tersebut secara

maksimal sehingga beban kerja karyawan

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau akan dibagi atau dibantu oleh

Tabel 4

Data Informan Penelitian yakni Karyawan Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau No Nama Jabatan

1 Syamsul Bahri Kepala Gudang Informan Kunci

2 Radi Wagino Operasional Informan

Pendukung 3 Aci Fauziah Manajemen

Keuangan

Informan

Pendukung 4 Bambang Widiyanto Staf Jasa Prima

Logistik

Informan

Pendukung 5 Hendra Staf Pemasaran Informan

Pendukung

Page 10: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 71

karyawan lainnya yang telah memahami

tentang pekerjaan tersebut di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

Apakah pemberian wewenang untuk

menjamin bahwa transaksi telah diotorisir oleh

orang yang berwenang. Pada dasarnya

wewenang dan tanggung jawab telah menjadi

kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau, tetapi pada saat pengajuan

pengajuan operasi pasar ataupun bazar maka

adanya permintaan dari wilayah tertentu di

bagian operasional, maka karyawan akan

mendalami dan memahami tentang kebutuhan

di wilayah tersebut kemudian mendisposisikan

ke kepala Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau untuk dapat dilanjutkan ke

bagian gudang, untuk mengetahu stok

persediaan beras yang dimiliki Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau, jika

stok persediaan mencukupi maka bagian

pemasaran yang akan melakukan operasi pasar

atau bazar di wilayah tersebut, maka

wewenang dibebankan kepala Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau tetapi

setiap bagian berperan dalam penetapan

pengendalian intern Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau Berdasarkan

wawancara dengan informan, maka wewenang

menjadi tanggung jawab atasan karena setiap

keputusan yang diambil berkaitan dengan

bagian masing-masing, sehingga karyawan

dapat mengetahui batasan tentang tugas pokok

dan fungsi karyawan tersebut. Bahwa setiap

wewenang yang diambil maka berkaitan

dengan sistem pengendalian intern di Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,

karena beban kerja karyawan telah

menunjukkan bahwa wewenang yang dimiliki

karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau untuk mampu menunjang

pekerjaan dan beban kerja karyawan Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Pada Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau bahwa sistem pengendalian

intern telah sesuai karena setiap mengambil

kebijkan atau keputusan sehingga setiap

bagian akan memahami bahwa tim kerja harus

mampu bekerjasama demi terlaksananya tugas

pokok dan fungsi karyawan di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

Karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau memiliki tanggung jawab

dalam bekeija, tetapi untuk wewenang dan

keputusan yang telah diambil akan

mempertimbangkan ketentuan yang telah

ditetapkan kepala Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau, dan

pengendalian intern karyawan menunjukkan

kemampuan dan tanggung jawab karyawan di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau

Apakah dokumentasi yang layak

penting untuk menciptakan sistem

pengendalian akuntansi yang efektif. Di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau semua transaksi memiliki

dokumentasi berkaitan dengan bagian ataupun

bidang masing- masing, sehingga karyawan

mampu memahami tentang pekerjaan

karyawan sebagai bentuk laporan ke atasan

untuk mengetahui perkembangan kinerja

ataupun kemampuan karyawan untuk dapat

bekerja secara nyata di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Maka

pengendalian intern memahami bahwa Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

dibutuhkan semua dokumentasi berkaitan

dengan kegiatan dan tanggungjawab

karyawan. Memahami bahwa pekerjaan yang

menjadi tanggung jawab Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau adanya

dokumentasi berkaitan dengan pekerjaan

sehingga pekerjaan yang menjadi tanggung

jawab akan lebih efektif dan maksimal.

Karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau harus memiliki

dokumentasi untuk mengetahui pekerjaan yang

telah diselesaikan oleh karyawan, dan menjadi

tanggung jawab dapat diketahui bahwa

kemampuan karyawan untuk menyelesaikan

pekerjaan, seperti pada saat melakukan operasi

pasar dapat dilakukan dokumentasi yang dapat

menunjang karyawan dalam bekerja sebagai

pertimbangan untuk menentukan kemampuan

karyawan. Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau dalam bekerja untuk

Page 11: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 72

bekerja dapat dilakukan dokumentasi yang

mendukung pekerjaan, sehingga karyawan

dapat mengetahui tanggung jawab dan beban

yang dimiliki karyawan. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

dokumentasi dibutuhkan sebagai bentuk

laporan ke atasan bahwa pekerjaan yang

dikerjakan telah diselesaikan dan dilaksanakan

dengan maksimal.

Apakah data disiapkannya catatan-

catatan akuntansi yang yang teliti secara cepat

dan data akuntansi dapat dilaporkan kepada

pihak yang menggunakan secara tepat waktu.

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau bahwa catatan akutansi yang

teliti secara cepat dan data akuntansi yang

dilaporkan bahwa mampu menunjukkan

bahwa sistem pengendalian intern yang

dimiliki Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau menunjukkan kemampuan

dan kualitas kerja karyawan. Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

laporan yang dibutuhkan oleh setiap bagian

karena dapat mengambil kebijakan dan

keputusan berkaitan dengan pemahami tentang

penyajian catatan-catatan berkaitan dengan

akuntansi dan pelaporan di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau di ketahui bahwa karyawan di

bagian keuangan agar mampu mengetahui

tentang kemampuan dan tanggungjawab dalam

bekerja. Karyawan di bagian keuangan agar

mampu bekerja secara efektif untuk mampu

menggunakan waktu dalam bekerja, sehingga

karyawan mampu mengetahui tentang catatan

akuntansi berkaitan dengan operasional Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,

untuk menunjukkan kemampuan dan efisiensi

karyawan dalam bekerja. Ketepatan waktu

dalam bekerja memahami tentang tanggung

jawab dan beban kerja karyawan Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

menunjukkan sistem pengendalian intern

berkaitan dengan keuangan pemahaman

tentang kualitas dan kemampuan kerja

karyawan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau

Apakah berhubungan dengan

penggunaan alat- alat mekanis dan elektronis

dalam pelaksanaan dan pencatatan transaksi.

Semua aktivitas perkantoran berkaitan dengan

alat-alat mekanis dan elektronis di Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,

memahami tentang kemampuan untuk

memanfaatkan fasilitas dan kemampuan kerja

karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau. Alat yang mampu

membantu bekerja tentang pemahaman tentang

alat yang dapat meningkatkan kualitas dan

hasil kerja karyawan di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau Pekerjaan yang

diselesaikan membutuhkan alat dan sarana

yang mampu menunjang pekerjaan karyawan,

sehingga dapat menunjukkan kemmapuan dan

kualitas kerja karyawan di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Dalam bekerja karyawan di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,

memahami bahwa dalam bekerja alat dan

sarana tentang pekerjaan karyawan untuk

mendukung mencapai hasil kerja yang

maksimal, dengan tata kelola pelaksanaan

yang baik di Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Karyawan yang bekerja dengan menggunakan

alat- alat dan sarana yang mendukung

pekeijaan akan memaksimal pekerjaan

karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau.

Apakah pembandingan antara catatan

asset dengan asset yang betul-betul ada,

menyelenggarakan rekening-rekening kontrol

dan mengadakan perhitungan kembali

penerimaan kas. Catatan asset yang memiliki

rekening akan menjadi control persediaan

barang atau stok yang dimiliki Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau,

dengan begitu mampu mengambil tindakan

atau kebijakan berkaitan dengan penerimaan

nilai kas di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau untuk menunjukkan

persediaan atas beras yang menjadi komoditi

utama di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau. Karyawan Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau harus

Page 12: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 73

memimiliki control untuk bekerja sehingga

mampu mengendalian terjadinya kesalahan

dalam bekerja di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau. Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

semua pekerjaan harus memiliki kendali

control untuk menunjukkan kemampuan dalam

bekerja, sehingga pekerjaan yang diselesaikan

dapat berjalan sesuai harapan dan rencana

kerja karyawan. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

pengendalian control yang memahami tentang

kerjasama tentang karyawan untuk itu,

dibutuhkan pengawasan tentang control untuk

bekerja di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau.Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau karyawan

memahami tentang control sehingga

pemahaman tentang rekening yang akan

menunjang pekerjaan dan pelaksanaan

pekerjaan karyawan.

2. Persediaan

Persediaan barang-barang milik

perusahaan dengan maksud untuk dijual dalam

suatu periode usaha tertentu, atau persediaan

barang-barang yang masih dalam pengerjaan

atau proses produksi, ataupun persediaan

bahan baku yang menunggu penggunaannya

dalam suatu proses produksi.

Bagaimana penentuan jumlah produk

beras. Beras di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau dipahami

tentang kondisi di gudang untuk menunjukkan

nilai persediaan yang dimiliki Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau komoditi pemahaman tentang

pekerjaan menjadi penentuan produk beras di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

mempertimbangkan pemasok dan pengeluaran

beras di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Stok melihat nilai di gudang

yang dipahami tentang kondisi dan persediaan

di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Stok persediaan tentang

pemahaman tentang stok untuk menilai

persediaan gudang Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Bagaimana penentuan harga persediaan.

Persediaan tidak menentukan harga beras di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau Menggunakan control yang

mana dalam penentuan nilai persediaan di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa harga

persediaan dari nilai pemahaman tentang harga

persediaan. Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau bahwa penentuan harga

dari nilai persediaan di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Bagaimana sistem pencatatan

persediaan. Persediaan tentang pencatatan

persediana dari nilai di gudang maka diketahui

tentang kebutuhan tentang pemahaman

karyawan di Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau, untuk menentukan

pencatatan yang dimiliki untuk pemahaman

tentang persediaan. Menggunakan pencatatan

persediaan barang masuk dan barang keluar.

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau menunjukkan bahwa sistem

pencatatan yang digunakan metode masuk

pertama dan keluara pertama di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

Metode perhitungan dalam pencatatan adalah

metode masuk pertama keluar pertama (FIFO)

di Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Metode perhitungan dalam

pencatatan adalah metode masuk pertama

keluar pertama di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau, dalam

perhitungan nilai persediaan maka Kansilog

mempertimbangan ketetatapan dalam nilai

pengeluaran.

Bagaimana kebijakan kualitas

persediaan. Kualitas persediaan di Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

menunjukkan bahwa persediaan yang dimiliki

akan mampu menunjukkan kemampuan dalam

memahami kualitas persediaan beras. Kualitas

persediaan Kantor Seksi Logistik (Kansilog)

Kota Lubuklinggau menujukkan kemampuan

Page 13: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 74

pemenuhan kebutuhan di Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

Bahwa Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau dipeluangkan oleh Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau untuk

mengukur persediaan beras. Kantor Seksi

Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau

dipahami bahwa pekerjaan yang diselesaikan

menujukkan kemampuan karyawan dalam

mengukur pekerjaan untuk menilai persediaan

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau. Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau bahwa

menujukkan bahwa kualitas menujukkan

tentang pekerjaan dan persediaan beras di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau

V. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa sistem pengendalian intern

pada Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau telah menjalankan prosedur dan

mampu membagi wewenang dan tanggung

jawab setiap bagian, selain itu dalam

pengambilan keputusan yang diambil oleh

pimpinan sehingga dalam penentuan

persediaan adanya kerjasama setiap bagian,

bagian logistik mengetahui dan menilai jumlah

persediaan beras selain itu bagian pemasaran

yang memiliki dokumen terkait dengan

pengeluaran beras di Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau, maka sistem

pengendalian intern sangat dibutuhkan dalam

penentuan nilai persediaan dengan metode

yang digunakan adalah metode masuk pertama

dan keluar pertama sehingga nilai stok yang

ada diketahui oleh bagian gudang yang

bekeijasama dengan bagian pemasaran untuk

mengupayakan ketersediaan beras di Kantor

Seksi Logistik (Kansilog) Kota Lubuklinggau.

VI. SARAN

Karyawan Kantor Seksi Logistik

(Kansilog) Kota Lubuklinggau agar dapat

bekerja sama untuk memaksimalkan kondisi

dan kemampuan karyawan, agar karyawan

dapat melakukan pengendalian persediaan

beras untuk itu komoditi utama beras dapat

dilaksanakan secara tepat, dengan begitu setiap

bagian dapat memahami tentang tanggung

jawab dan beban pekerjaan untuk

memaksimalkan pekerjaan yang dimiliki,

selain itu struktur organisasi yang adai di

Kantor Seksi Logistik (Kansilog) Kota

Lubuklinggau dapat dijalankan dengan baik

agar bagian dan pemasaran mampu memahami

tentang pekerjaan dan tanggungjawab

pekerjaan karyawan.

VII. DAFTAR PUSTAKA

[1] Aprilia Makisurat. 2017. Penerapan

Sistem Pengendalian Intern Untuk

Persediaan Barang Dagangan Pada Cv.

Multi Media Persada Manado. Jurnla

Penelitian Dr. Omar Mohammad Al.

[2] Hawatmeh. 2018. Evaluation of Internal

Control Units for the Effectiveness of

Financial Control in Administrative

Government Units: A Field Study in

Jordan. Jurnal Internasional https://

rnhalimah. wordpress. com/2019/10/06/

sistem-pengendalian intern/ https://

rnhalimah. wordpress. com/2019/10/06/

sistem-pengendalian intern/)

[3] https:// www. Seputar pegetahuan.

co.id/2017/11/ pengertian -sistem-

pengendalian- intern - tujuan- unsur.

Html.

[4] https:// kurniawanbudi 04. wordpress.

com/2019/01/14/ pemahaman- spi-

sistem- pengendalian- intern/

[5] Mulyadi. 2016. Sistem Akuntansi, Edisi

ke-3, Cetakan ke-5. Penerbit Salemba.

Empat, Jakarta.

[6] Silvy Antika. 2018. Analisis

Pengendalian Internal Persediaan

Bahan Baku Pada Pt. Arma Anugrah

Abadi Medan. Jurnal Penelitian

Soeratno dan Lincolin Arsyad. 2012.

Page 14: ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERN ATAS PERSEDIAAN …

Jurnal Akun STIE (JAS) Vol. 6, No. 1 Juni 2020

p-ISSN : 2502-2911, e-ISSN : 2656-887X

Universitas Bina Insan Lubuklinggau 75

Metodologi Penelitian untukEkonomi

dan Bisnis. Cetakan ke V. Yogyakarta:

Sekolah Tinggi Ilmu Manajemen

YKPN.

[7] Srijantri Seredei. 2015. Evaluasi

Penerapan Pengendalian Intern Atas

Persediaan Barang Dagangan Pada Pt.

Suramando (Distributor Farmasi Dan

General Supplier) Di Manado. Jurnal

Penelitian Sugiyono.2013. Metode

Penelitian Bisnis.Cetakanke XIV.

Bandung: Alfabeta.

[8] Warren S. 2018. Pengantar Akuntansi.

Salemba Empat: Jakarta.