analisis sistem pemerintahan indonesia

32
ANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA Di susun oleh: Arif Rahman (Ketua) 170110140028 Widdi Reyni Aghisna 170110140027 Septian Adi Nugraha 170110140009 Ria Lorena Bhoneta 170110140032 Fahmi Ramadan 170110140039 Adah Sa’adah 170110140033 Najwa Shafira 170110140001 Regi Pratama Putra 170110140035 Dzikri Miftahul Huda 170110140007 Rozi Nauval Kamil 170110140036 Ira Fitriyani 170110140008 Tri Wahyuningsih 170110140037 Tiara Angraeni 170110140010 Dedi Wiranto 170110140038 Lulu Khorunnisa 170110140011 Sifa Fajrin Kamil 170110140041 Hanin Nuris Utami 170110140013 Putri Amanda Fanissa 170110140051 Firla Nur Pratiwi 170110140018 Reinhard Sinamo 170110140052 Nabila Septrilya 170110140021 Aldi Dwi Kusumo 170110140061 Renne Aynu Qolby 170110140024 Kholisatul Ulumi Ist. 170110140064 Lukky Aprinaldi 170110140026 Dayne Pratiwi 170110140065 Sri Mulyati 170110140034 Magfirotul Qibtiyah 170110140066 Dosen: Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP., M.Si Bewa Ragawino, S.H., M.Si Dra. Neneng Weti Isnawaty, M.Si. Mas Halimah, S.IP., M.Si. UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK ILMU ADMINISTRASI PUBLIK JATINANGOR 2015

Upload: arif-rahman

Post on 10-Feb-2016

94 views

Category:

Documents


4 download

DESCRIPTION

Analisis

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

ANALISIS SISTEM PEMERINTAHAN INDONESIA

Di susun oleh:

Arif Rahman (Ketua) 170110140028 Widdi Reyni Aghisna 170110140027 Septian Adi Nugraha 170110140009 Ria Lorena Bhoneta 170110140032 Fahmi Ramadan 170110140039 Adah Sa’adah 170110140033 Najwa Shafira 170110140001 Regi Pratama Putra 170110140035 Dzikri Miftahul Huda 170110140007 Rozi Nauval Kamil 170110140036 Ira Fitriyani 170110140008 Tri Wahyuningsih 170110140037 Tiara Angraeni 170110140010 Dedi Wiranto 170110140038 Lulu Khorunnisa 170110140011 Sifa Fajrin Kamil 170110140041 Hanin Nuris Utami 170110140013 Putri Amanda Fanissa 170110140051 Firla Nur Pratiwi 170110140018 Reinhard Sinamo 170110140052 Nabila Septrilya 170110140021 Aldi Dwi Kusumo 170110140061 Renne Aynu Qolby 170110140024 Kholisatul Ulumi Ist. 170110140064 Lukky Aprinaldi 170110140026 Dayne Pratiwi 170110140065 Sri Mulyati 170110140034 Magfirotul Qibtiyah 170110140066

Dosen:

Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP., M.Si Bewa Ragawino, S.H., M.Si

Dra. Neneng Weti Isnawaty, M.Si. Mas Halimah, S.IP., M.Si.

UNIVERSITAS PADJADJARAN FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

ILMU ADMINISTRASI PUBLIK JATINANGOR

2015

Page 2: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

i

KATA PENGANTAR

Salam sejahtera bagi kita semua. Puji dan syukur kami panjatkan ke Hadirat

Allah SWT, karena berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam selalu tercurahkan kepada Nabi

Muhammad SAW, semoga kita selalu berpegang teguh pada sunnahnya.

Atas dukungan yang diberikan dalam penyusunan makalah ini, maka kami

mengucapkan banyak terima kasih kepada Dr. H. Didin Muhafidin, S.IP., M.Si., Bewa

Ragawino, S.H., M.Si., Dra. Neneng Weti Isnawaty, M.Si., dan Mas Halimah, S.IP.,

M.Si. selaku dosen mata kuliah Sistem Administrasi Negara Indonesia, serta kepada

seluruh teman-teman yang ada di dalam kelompok eksekutif yang telah membantu

dalam mengerjakan tugas ini, sehingga tugas ini dapat diselesaikan dengan baik.

Kami menyadari bahwa makalah ini belumlah sempurna. Oleh karena itu,

saran dan kritik yang membangun dari rekan-rekan sangat dibutuhkan untuk

penyempurnaan makalah ini. Mohon maaf atas kekurangannya. Akhir kata semoga

bermanfaat dan dapat diimplementasikan dalam kehidupan bermasyarakat.

Jatinangor, 04 Oktober 2015

Penulis.

Page 3: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

ii

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ........................................................................................ i

DAFTAR ISI ...................................................................................................... ii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ iii

BAB 1 PENDAHULUAN ................................................................................. 1

1.1.Latar Belakang .............................................................................................. 1

1.2.Rumusan Masalah ......................................................................................... 2

1.3.Tujuan ........................................................................................................... 2

BAB 2 PEMBAHASAN .................................................................................... 3

2.1.Sistem Pemerintahan Pasar ........................................................................... 3

2.2.Sistem Pemerintahan Dan Kebutuhan Negara .............................................. 4

2.2.1. Lembaga Negara .............................................................................. 5

2.2.2. Lembaga Pemerintah Pusat .............................................................. 6

2.2.3. Pemerintah Daerah ........................................................................... 9

2.3.Lembaga Non Kementerian Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia ......... 12

2.4.Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daerah ................................................... 18

2.4.1. Model Hubungan Kewenangan Berdasarkan Teori ....................... 19

2.4.2. Analisis Model yang digunakan di Indonesia ................................ 20

2.4.3. Hubungan Antara Pusat Dan Daerah Dalam Otonomi Daerah ...... 22

BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................... 25

3.1.Kesimpulan ................................................................................................. 25

3.2.Saran ............................................................................................................ 25

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 26

Page 4: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

iii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1. ....................................................................................................... 5

Gambar 2.2. ....................................................................................................... 7

Gambar 2.3. ....................................................................................................... 9

Page 5: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perubahan konfigurasi politik dari yang bersifat otoritarisme menuju demokrasi yang

sempurna menuntut adanya pergeseran pengelolaan negara yang semula bersifat personal

menjadi bersifat impersonal. Henry B. Mayo (1960 : 70) mengatakan bahwa “sistem politik yang

demokratis ialah dimana kebijaksanaan umum ditentukan atas dasar mayoritas oleh wakil-wakil

yang diawasi secara efektif oleh rakyat dalam pemilihan-pemilihan berkala yang didasarkan atas

prinsip kesamaan politik dan diselenggarakan dalam suasana terjaminnya kebebasan politik.”

Melihat kembali sejarah bangsa Indonesia, ketika berhentinya presiden Soeharto di

tengah krisis ekonomi dan moneter yang sangat memberatkan kehidupan masyarakat Indonesia,

menjadi awal dimulainya era reformasi. Tujuan gerakan reformasi ini diantaranya adalah 1)

penegakan supremasi hukum, penghormatan hak asasi manusia (HAM), serta pemebarantasan

KKN 2) desentralisasi dan hubungan yang adil antara pusat dan daerah (otonomi daerah) 3)

Mewujudkan kehidupan demokrasi. Era reformasi ini memberikan harapan besar bagi terjadinya

perubahan menuju penyelenggaraan negara yang lebih tinggi serta terwujudnya good

governance.

Salah satu fenomena yang sangat penting pasca perubahan Undang-Undang Dasar 1945

adalah bertebarannya lembaga-lembaga negara mandiri (state auxiliary agencies) dalam sistem

ketatanegaraan Indonesia. Lembaga-lembaga tersebut dibentuk dengan dasar hukum yang

berbeda-beda, baik dengan konstitusi, undang-undang, bahkan ada yang dibentuk dengan

keputusan presiden saja. Pada saat yang bersamaan, hal ini mengakibatkan pembagian kekuasaan

negara yang sebelumnya dianggap sebagai doktrin yang mapan mengalami koreksi dan dirasakan

tidak cukup lagi sekadar mengklasifikasikannya menjadi kekuasaan pemerintah, kekuasaan

membuat undang-undang, dan kekuasaan kehakiman.

Page 6: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

2

1.2. Rumusan Masalah

1. Apakah struktur kenegaraan Indonesia masih relevan dengan kebutuhan Negara saat ini?

2. Apa saja bagian yang terdapat dalam lembaga non Kementrian dan apa perbedaannya satu

sama lain?

3. Bagaimana hubungan antara pusat dan derah dalam sistem pemetintahan Indonesia?

1.3. Tujuan

1. Untuk mengetahui relevansi struktur kenegaraan Indonesia dengan kebutuhan negara saat ini.

2. Untuk mengetahui bagian-bagian yang ada dalam lembaga non Kementrian serta

perbedaannya satu sama lain.

3. Untuk mengetahui hubungan pusat dan daerah dalam sistem pemerintahan Indonesia.

Page 7: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

3

BAB 2

PEMBAHASAN

2.1. Sistem Pemerintahan Indonesia

Pembukaan UUD 1945 Alinea IV menyatakan bahwa kemerdekaan kebangsaan

Indonesia itu disusun dalam suatu Undang-Undang Dasar Negara Indonesia yang terbentuk

dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan rakyat. Berdasarkan Pasal 1

Ayat 1 UUD 1945, Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik.

Berdasarkan hal itu dapat disimpulkan bahwa bentuk negara Indonesia adalah kesatuan,

sedangkan bentuk pemerintahannya adalah republik.

Selain bentuk negara kesatuan dan bentuk pemerintahan republik, Presiden Republik

Indonesia memegang kekuasaan sebagai kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan. Hal

itu didasarkan pada Pasal 4 Ayat 1 yang berbunyi, “Presiden Republik Indonesia memegang

kekuasaan pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar.” Dengan demikian, sistem

pemerintahan di Indonesia menganut sistem pemerintahan presidensial.

Secara teori, berdasarkan UUD 1945, Indonesia menganut sistem pemerintahan

presidensiil. Namun dalam prakteknya banyak bagian-bagian dari sistem pemerintahan

parlementer yang masuk ke dalam sistem pemerintahan di Indonesia. Sehingga secara singkat

bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan yang berjalan di Indonesia adalah sistem

pemerintahan yang merupakan gabungan atau perpaduan antara sistem pemerintahan presidensiil

dengan sistem pemerintahan parlementer. Pokok-pokok sistem pemerintahan Indonesia adalah

sebagai berikut. Bentuk negara kesatuan dengan prinsip otonomi daerah yang luas. Wilayah

negara terbagi dalam beberapa provinsi. Bentuk pemerintahan adalah republik, sedangkan sistem

pemerintahan presidensial. Presiden adalah kepala negara dan sekaligus kepala pemerintahan.

Presiden dan wakil presiden dipilih secara langsung oleh rakyat dalam satu paket. Kabinet atau

menteri diangkat oleh presiden dan bertanggung jawab kepada presiden. Parlemen terdiri atas

dua bagian (bikameral), Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dan Dewan Perwakilan Daerah

(DPD). Para anggota dewan merupakan anggota MPR. DPR memiliki kekuasaan legislatif dan

kekuasaan mengawasi jalannya pemerintahan. Kekuasaan yudikatif dijalankan oleh Makamah

Agung dan badan peradilan dibawahnya.

Page 8: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

4

Sistem pemerintahan ini juga mengambil unsur-unsur dari sistem pemerintahan

parlementer dan melakukan pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada

dalam sistem presidensial. Beberapa variasi dari sistem pemerintahan presidensial di Indonesia

adalah sebagai berikut; Presiden sewaktu-waktu dapat diberhentikan oleh MPR atas usul dari

DPR. Jadi, DPR tetap memiliki kekuasaan mengawasi presiden meskipun secara tidak langsung.

Presiden dalam mengangkat penjabat negara perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

Presiden dalam mengeluarkan kebijakan tertentu perlu pertimbangan atau persetujuan dari DPR.

Parlemen diberi kekuasaan yang lebih besar dalam hal membentuk undang-undang dan

hak price range (anggaran) Dengan demikian, ada perubahan-perubahan baru dalam sistem

pemerintahan Indonesia. Hal itu diperuntukan dalam memperbaiki sistem presidensial yang

lama. Perubahan baru tersebut, antara lain adanya pemilihan secara langsung, sistem bikameral,

mekanisme cheks as well as sense of balance, dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada

parlemen untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran.

2.2. Sistem Pemerintahaan Dan Kebutuhan Negara

Apabila ada pertanyaan, Apakah Sistem Pemerintahan Indonesia Masih Relevan dengan

Kebutuhan Indonesia saat ini? Maka bisa dikatakan bahwa sistem pemerintahan Indonesia

presidensial telah di lengkapi dengan sistem pemerintahan parlementer dan melakukan

pembaharuan untuk menghilangkan kelemahan-kelemahan yang ada dalam sistem presidensial.

Seperti adanya pemilihan langsung dan pemberian kekuasaan yang lebih besar kepada parlemen

untuk melakukan pengawasan dan fungsi anggaran yang sangat sangat dibutuhkan saaat ini demi

kesuksesan berjalannya demokrasi, selain itu masih ada mekanisme checks as well as sense of

balance yaitu sistem saling mengawasi dan mengimbangi antar lembaga-lembaga Negara, hal ini

sangat dibutuhkan saat ini untuk transparansi dan akuntabilitas lembaga pemerintahan.

Sehingga berdasarkan sistem pemerintahan Indonesia presidensial yang telah di lengkapi

dengan sistem pemerintahan parlementer ini, Menurut kami memiliki nilai positif maupun

negatifnya. Tetapi yang perlu diperbaiki bukan hanya sistemnya saja namun SDM atau orang-

orang di dalam sistem pemerintahan tersebut harus bisa optimal dalam menjalankan

pemerintahan di Indonesia. Namun jika ada yang ingin diubah menurut kami adalah

penyederhanaan tata urutan hierarki di Indonesia yang menurut kami masih tumpang tindih. Dari

Page 9: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

5

sistem pemerintahan pusat ke daerah dan ke masyarakat terendah urutannya. Itulah yang menjadi

masalah dalam sistem pemerintahan Indonesia.

2.2.1. Lembaga Negara

Lembaga Negara adalah lembaga pemerintahan atau "Civilizated Organization" dimana lembaga

tersebut dibuat oleh negara, dari negara, dan untuk negara dimana bertujuan untuk membangun

negara itu sendiri. Lembaga negara terbagi dalam beberapa macam dan mempunyai tugas

masing-masing antara lain:

1. Menciptakan suatu lingkungan yang kondusif, aman, dan harmonis.

2. Menjadi badan penghubung antara negara dan rakyatnya.

3. Menjadi sumber insipirator dan aspirator rakyat.

4. Memberantas tindak pidana korupsi, kolusi, maupun nepotisme.

5. Membantu menjalankan roda pemerintahan negara.

Gambar 2.1. Struktur Organisasi Lembaga Negara

Lembaga negara merupakan lembaga pemerintahan negara yang berkedudukan di pusat

yang fungsi, tugas, dan kewenangannya diatur secara tegas dalam UUD. Secara keseluruhan

Page 10: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

6

UUD 1945 sebelum perubahan mengenal enam lembaga tinggi/tertinggi negara, yaitu MPR

sebagai lembaga tertinggi negara; DPR, Presiden, MA, BPK, dan DPA sebagai lembaga tinggi

negara. Namun setelah perubahan, lembaga negara berdasarkan ketentuan UUD adalah MPR,

DPR, DPD, Presiden, BPK, MA, MK, dan KY tanpa mengenal istilah lembaga tinggi atau

tertinggi negara.

Untuk mengetahui bagaimana proses penyelenggaraan negara menurut UUD, maka

Prinsip pemisahan dan pembagian kekuasaan perlu dicermati karena sangat mempengaruhi

hubungan dan mekanisme kelembagaan antar lembaga negara. Dengan penegasan prinsip

tersebut, sekaligus untuk menunjukkan ciri konstitusionalisme yang berlaku dengan maksud

untuk menghindari adanya kesewenang-wenangan kekuasaan.

Adanya pergeseran prinsip pembagian ke pemisahan kekuasaan yang dianut dalam UUD

1945 telah membawa implikasi pada pergeseran kedudukan dan hubungan tata kerja antar

lembaga negara dalam penyelenggaraan pemerintahan negara, baik dalam kekuasaan legislatif,

eksekutif, dan yudikatif. Perubahan prinsip yang mendasari bangunan pemisahan kekuasaan

antar lembaga negara adalah adanya pergeseran kedudukan lembaga pemegang kedaulatan

rakyat yang semula ditangan MPR dirubah menjadi dilaksanakan menurut UUD.

2.2.2. Lembaga Pemerintah Pusat

Yang disebut pemerintahan pusat yaitu presiden. Presiden merupakan lembaga negara

yang mempunyai kekuasaan menjalankan kekuasaan pemerintahan. Dalam menjalankan

pemerintahan presiden dibantu oleh seorang wakil persiden dan menteri. Untuk menjalankan

pemerintahan yang diamanatkan rakyat kepadanya, seorang presiden setelah dilantik kemudian

membentuk kabinet untuk menjalankan pemerintahan. Kabinet adalah susunan para menteri

sebagai penyelenggaraa pemerintahan di tingkat pusat. Kabinet terdiri atas menteri koordinator,

menteri negara yang memimpin departemen, dan menteri negara yang tidak memimpin

departemen (nondepartemen), serta pejabat tinggi negara setingkat dengan menteri.

Page 11: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

7

Gambar 2.2. Struktur Organisasi Pemerintah Pusat

1) Presiden

Presiden adalah lembaga negara yang mempunyai kekuasaan menjalankam pemerintahan sesuai

dengan UUD 1945. Presiden Indonesia mempunyai kedudukan sebagai kepala pemerintahan dan

sebagai kepala negara. Sebagai kepala pemerintahan,presiden mempunyai tugas dan wewenang

sebagai berikut:

1. Memegang kekuasaan pemerintahan menurut UUD 1945:

2. Mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR;

3. Menetapkan peraturan pemerintah;

4. Menetapkan peraturan pemerintah pengganti undang-undang (Perpu) dalam kegentingan

memaksa;

5. Mengangkat dan memberhentikan menteri-menteri.

Sebagai kepala negara, presiden mempunyai tugas dan wewenang, antara lain sebagai berikut:

1. Memegang kekuasaan yant tertinggi atas Angkatan Darat, Angkatan Laut, dan Angkatan

Udara;

2. Menyatakan perang, membuat perdamaian, dan perjanjian dengan negara lain dengan

persetujuan DPR;

3. Menyatakan keadaan bahaya, syarat dan akibatnya ditetapkan dengan undang-undang;

4. Mengangkat duta dan konsul dengan memperhatikan pertimbangan DPR;

5. Menerima penempatan duta negara lain;

Page 12: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

8

6. Memberi grasi dan rehabilitasi dengan memperhatikan pertimbangan Mahkamah Agung;

7. Memberi amnesti dan abolisi dengan memperhatikan pertimbangan DPR;

8. Memberi gelar, tanda jasa, dan lain-lain tanda kehormataan yang diatur dengan undang-

undang;

9. Membentuk suatu dewan pertimbangan yang bertugas memberi nesihat dan pertimbangan

kepada presiden.

2) Wakil Presiden

Tugas seorang wakil presiden adalah membantu presiden. Jika presiden meninggal dunia,

berhenti, diberhentikan, atau tidak dapat melakukan kewajibannya dalam masa jabatannya maka

wakil presiden menggantikannya sampai dengan habis masa jabatannya. Mandat kedaulatan

rakyat yang diberikan kepada seseorang yang dipilih sebagai presiden dan wakil presiden dapat

berakhir karena telah berakhir masa jabatannya, berhalangan tetap, dan dicabut mandatnya

sebelum berakhir masa jabatannya.

3) Menteri

Menteri sering disebut sebagai pembantu presiden. Menteri membantu presiden dalam

menjalankan pemerintahan. Menteri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu menteri negara

koordinator (menko), menteri negara yang memimpin departemen , menteri non departemen dan

pejabat tinggi negara setingkat menteri.

a. Menteri Koordinat (Menko);

Pada Kabinet Indonesia Bersatu jilid 2 ada tiga menteri koordinator, yaitu Menteri

Koordinator Hukum, Politik, dan Keamanan (Menko polhukam), Menteri Koordinator

Perekonomian, dan Menteri Koordinator Kesejahteraan Rakyat (Menko kesra). Tugas

kementerian koordinator adalah membantu presiden dalam mengkoordinasikan perencanaan dan

penyusunan kebijakan, serta menyamakan pandangan tentang pelakasanaan kebijakan antar

departemen.

Page 13: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

9

b. Menteri Negara yang Memimpin Departemen;

Menteri negara yang memimpin departemen adalah menteri-menteri yang membantu

presiden dengan memimpin sebuah departemen.

c. Menteri Negara Nondepartemen;

Menteri negara nondepartemen adalah menteri negara yang membantu presiden dalam

menangani hal-hal yang bersifat khusus.

d. Pejabat Tinggi Negara Setingkat Menteri;

Pejabat tinggi negara setingkat menteri tugasnya membantu kelancaran tugas-tugas presiden.

Mereka adalah sekretaris negara, sekretaris kabinet, dan Jaksa Agung.

2.2.3. Pemerintah Daerah

Pemerintah daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah

dan DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-luasnya

dalam sistem dan Prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

UUD 1945. Pemerintah daerah yang dimaksud adalah gubernur, bupati, atau walikota, dan

perangkat daerah sebagai unsur penyelenggara pemerintahan daerah.

Gambar 2.3. Struktur Organisasi Pemerintah Daerah

Page 14: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

10

Daerah Tingkat I

1. DPRD (Dewan Perwakilan Rakyat Daerah) Provinsi;

Anggota DPRD provinsi terdiri atas anggota partai politik yang dipilih melalui pemilu.

Keanggotaan DPRD provinsi diresmikan dengan keputusan Menteri Dalam Negeri atas nama

presiden. Masa jabatan anggota DPRD provinsi ialah lima tahun berakhir bersamaan dengan saat

anggota DPRD provinsi yang baru mengucapkan sumpah janji. Anggota DPRD provinsi

berdomosili di ibu kota provinsi yang bersangkutan. Fungsi DPRD provinsi di atur dalam UU

No.22 tahun 2003 pasal 61 fungsi – fungsi yang di emban DPRD provinsi meliputi fungsi

legislasi, fungsi anggaran, dan fungsi pengawasan.

2. Sekretaris daerah;

Sekretaris daerah provinsi diangkat dan diberhentikan oleh Presiden atas usul Gubernur

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Sekda mempunyai tugas dan kewajiban

membantu Kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan

lembaga teknis daerah. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Sekda bertanggung jawab

kepada kepala daerah.

3. Sekretaris DPRD;

Sekretariat DPRD dipimpin oleh sekretaris DPRD. Sekretaris DPRD diangkat dan

diberhentikan oleh gubernur / bupati / walikota dengan persetujuan DPRD. Dalam melaksanakan

tugasnya, secretariat DPRD secara teknis operasional berada di bawah dan bertanggung jawab

kepada pimpinan DPRD dan secara adm bertanggung jawab kepada Kepala daerah melalui

Sekda.

4. Gubernur;

Gubernur merupakan kepala daerah untuk wilayah provinsi. Gubernur dipilih bersama

wakilnya dalam satu paket pasangan yang dipilih secara langsung oleh rakyat di provinsi

setempat untuk masa jabatan 5 tahun, sehingga dalam hal ini gubernur bertanggung jawab

kepada rakyat.

Page 15: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

11

5. Lembaga Teknis Daerah;

Lembaga Teknis Daerah, merupakan unsur pendukung tugas kepala Daerah dalam

penyusunan dan pelaksanaan kebijakan daerah yang bersifat spesifik.

6. Dinas daerah;

Dinas daerah merupakan unsur pelaksana otonomi daerah. Kepala dinas daerah

bertanggung jawab kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah.

Daerah Tingkat II

1. DPRD Kabupaten/Kota;

Susunan dan keanggotaan DPRD kabupaten/ kota terdiri atas anggota partai politik yang

dipilih melalui pemilihan umum. Masa jabatan anggota DPRD kabupaten/kota adalah lima tahun

dan berakhir bersamaan anggota DPRD kabupaten/kota yang baru mengucapkan sumpah atau

janji. Keanggotaan DPRD kabupaten /kota di resmikan dengan keputusan gubernur atas nama

presiden. Anggota DPRD kabupaten/kota bedomisili di ibukota kabupaten/kota yang

bersangkutan. DPRD kabupaten /kota merupakan lebaga perwakilan daera yang berkedudukan

sebagai lembaga daerah kabupaten/kota. DPRD kabupaten /kota membawa fungsi – fungsi,

antara lain fungsi legislasi, fungsi anggaran , dan fungsi pengawasan.

2. Sekretaris Daerah;

Sekda Kab/Kota diangkat dan diberhentikan oleh Gubernur atas usul Bupati/Walikota

sesuai dengan peraturan perundang-undangan. mempunyai tugas dan kewajiban membantu

Kepala daerah dalam menyusun kebijakan dan mengkoordinasikan dinas daerah dan lembaga

teknis daerah. Dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya, Sekda bertanggung jawab kepada

kepala daerah.

3. Kabupaten;

Kabupaten adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia setelah provinsi, yang

dipimpin oleh seorang bupati. Selain kabupaten, pembagian wilayah administratif setelah

provinsi adalah kota. Secara umum, baik kabupaten dan kota memiliki wewenang yang sama.

Kabupaten bukanlah bawahan dari provinsi, karena itu bupati atau wali kota tidak bertanggung

Page 16: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

12

jawab kepada gubernur. Kabupaten maupun kota merupakan daerah otonom yang diberi

wewenang mengatur dan mengurus urusan pemerintahannya sendiri.

4. Kota;

Kota merupakan kawasan pemukiman yang secara fisik ditunjukkan oleh kumpulan

rumah-rumah yang mendominasi tata ruangnya dan memiliki berbagai fasilitas untuk

mendukung kehidupan warganya secara mandiri.

5. Kecamatan;

Kecamatan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kabupaten

ataukota. Kecamatan terdiri atas desa-desa atau kelurahan-kelurahan.Kecamatan atau sebutan

lain adalah wilayah kerja camat sebagai perangkat daerah kabupaten/kota (PP. 19 tahun 2008).

Kedudukan kecamatan merupakan perangkat daerahkabupaten/kota sebagai pelaksana teknis

kewilayahan yang mempunyai wilayah kerja tertentu dan dipimpin oleh camat.

6. Kelurahan;

Kelurahan adalah pembagian wilayah administratif di Indonesia di bawah kecamatan.

Dalam konteks otonomi daerah di Indonesia, Kelurahan merupakan wilayah kerja Lurahsebagai

Perangkat Daerah Kabupaten atau kota. Kelurahan dipimpin oleh seorang Lurah yang berstatus

sebagai Pegawai Negeri Sipil.

2.3. Lembaga Non Kementrian Dalam Sistem Pemerintahan Indonesia

Lembaga Pemerintah Nonkementerian disingkat (LPNK), dahulu bernama Lembaga

Pemerintah Nondepartemen (LPND) adalah lembaga negara di Indonesia yang dibentuk untuk

melaksanakan tugas pemerintahan tertentu dari presiden. Kepala LPNK berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada presiden melalui menteri atau pejabat setingkat menteri

yang mengoordinasikan. Cukup banyak lembaga nonkementerian yang ada di Indonesia. Berikut

adalah beberapa lembaga nonkementrian di Indonesia beserta dengan penjelasannya secara

singkat:

INSTANSI TUGAS

Arsip Nasional Republik Indonesia (ANRI) Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

kearsipan sesuai dengan ketentuan dan

Page 17: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

13

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Perpustakaan Nasional Republik Indonesia

(PNRI)

PERPUSNAS mempunyai tugas melaksanakan

tugas pemerintahan dibidang perpustakaan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional

(LAPAN)

Melaksanakan tugas pemerintah di bidang

penelitian dan pengembangan kedirgantaraan

dan pemanfaatannya sesuai dengan peraturan

perundangan yang berlaku.

Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

ilmu pengetahuan sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Badan Perlindungan dan Penempatan Tenaga

Kerja Indonesia (BNP2TKI)

Melakukan penempatan atas dasar

perjanjian secara tertulis antara pemerintah

dengan pemerintah negara pengguna TKI

atau pengguna berbadan hukum di negara

tujuan penempatan;

Memberikan pelayanan,

mengkoordinasikan, dan melakukan

pengawasan mengenai : Dokumen;

Pembekalan Akhir Pemberangkatan (PAP);

Penyelesaian masalah; Sumber-sumber

pembiayaan; Pemberangkatan s/d

pemulangan; Peningkatan kualitas Calon

TKI; Informasi; Kualitas pelaksana

penempatan TKI; dan Peningkatan

kesejahteraan Tenaga Kerja Indonesia dan

keluarganya.

Badan Standardisasi Nasional (BSN) Mengembangkan dan membina kegiatan

Page 18: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

14

standardisasi di Indonesia. Badan ini

menggantikan fungsi dari Dewan Standardisasi

Nasional – DSN.

Badan Pertanahan Nasional (BPN) Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pertanahan secara nasional, regional dan

sektoral.

Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi

(BPPT)

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

pengkajian dan penerapan teknologi sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Badan Pengawasan Keuangan dan

Pembangunan (BPKP)

Melaksanakan tugas Pemerintahan di bidang

pengawasan keuangan dan pembangunan

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

Badan Pengawasan Tenaga Nuklir (Bapeten) Melaksanakan pengawasan terhadap segala

kegiatan pemanfaatan tenaga nuklir dengan

menyelenggarakan peraturan, perizinan dan

inspeksi.

Badan Pengawasan Perdagangan Berjangka

Komoditi (BAPPEBTI)

Menerbitkan izin usaha bagi Bursa

Berjangka , Lembaga Kliring Berjangka,

Pialang Berjangka, Penasihat Berjangka

dan Pengelola Sentra Dana Berjangka; izin

bagi perorangan untuk menjadi Wakil

Pialang Berjangka, Wakil Penasihat

Berjangka, dan Wakil Pengelola Sentra

Dana Berjangka; sertifikat pendaftaran bagi

Pedagang Berjangka; serta persetujuan bagi

Pialang Berjangka untuk menyalurkan

amanat Nasabah Berjangka ke luar negeri

dan bagi Bank untuk penitipan dana yang

Page 19: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

15

terkait dengan perdagangan berjangka.

Mengesahkan Peraturan dan Tata Tertib

(Rules dan Regulations) Bursa Berjangka

dan Lembaga Kliring Berjangka serta

Kotrak Berjangka yang akan

diperdagangkan di Bursa Berjangka,

termasuk perubahannya.

Memastikan agar Bursa Berjangka dan

Lembaga Kliring Berjangka melaksanakan

semua ketentuan dan peraturan yang telah

ditetapkan serta melakukan pengawasan

yang intensif dan pengenaan sanksi tegas

terhadap pelanggarannya.

Menetapkan jumlah maksimum posisi

terbuka yang dapat dimiliki atau dikuasai

oleh setiap Pihak dan batas jumlah posisi

terbuka yang wajib dilaporkan.

Menetapkan Daftar Bursa Berjangka

Kontrak Berjangka luar negeri yang dapat

menjadi tujuan penyaluran amanat Nasabah

dalam negeri.

Melakukan pemeriksaan terhadap setiap

Pihak yang memiliki izin dan

memerintahkan pemeriksaan serta

penyidikan terhadap Pihak yang diduga

melakukan pelanggaran terhadap ketentuan

perundang-undangan di bidang

perdagangan berjangka.

Mewajibkan kepada setiap Pihak untuk

Page 20: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

16

menghentikan atau memperbaiki iklan atau

promosi tentang perdagangan berjangka

yang dapat menyesatkan.

Membentuk sarana penyelesaian masalah

yang berkaitan dengan kegiatan

perdagangan berjangka.

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM

RI)

Mengawasi peredaran obat-obatan dan

makanan di Indonesia.

Badan Pusat Statistik (BPS) Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang

statistik sesuai peraturan perundang-undangan.

Badan Nasional Penanggulangan Bencana

(BNPB)

Memberikan pedoman dan pengarahan

terhadap usaha penanggulangan bencana

yang mencakup pencegahan bencana,

penanganan tanggap darurat, rehabilitasi,

dan rekonstruksi secara adil dan setara;

Menetapkan standardisasi dan kebutuhan

penyelenggaraan penanggulangan bencana

berdasarkan peraturan perundang-

undangan;

Menyampaikan informasi kegiatan

penanggulangan bencana kepada

masyarakat;

Melaporkan penyelenggaraan

penanggulangan bencana kepada Presiden

setiap sebulan sekali dalam kondisi normal

dan setiap saat dalam kondisi darurat

bencana;

Menggunakan dan

Page 21: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

17

mempertanggungjawabkan

sumbangan/bantuan nasional dan

internasional;

Mempertanggungjawabkan penggunaan

anggaran yang diterima dari Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara;

Melaksanakan kewajiban lain sesuai

dengan peraturan perundang-undangan;

dan

Menyusun pedoman pembentukan Badan

Penanggulangan Bencana Daerah.

Badan Meteorologi, Klimatologi, dan

Geofisika (BMKG)

Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Meteorologi, Klimatologi, Kualitas Udara dan

Geofisika sesuai dengan ketentuan perundang-

undangan yang berlaku

Badan Informasi Geospasial (BIG) Badan Informasi Geospasial mempunyai tugas

melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Informasi Geospasial.

Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Membantu Presiden dalam menetapkan

kebijaksanaan di bidang penanaman modal,

memberikan persetujuan dan perizinan

penanaman modal serta melakukan

pengawasan atas pelaksanaannya.

Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana

Nasional (BKKBN)

Melaksanakan tugas pemerintahan dibidang

keluarga berencana dan keluarga sejahtera

sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku

Badan Kepegawaian Negara (BKN) Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

Page 22: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

18

manajemen kepegawaian negara

Badan Intelijen Negara (BIN) Melaksanakan tugas pemerintahan di bidang

intelijen

Terdapat perbedaan nomenklatur pada lembaga-lembaga nonkementerian. Perbedaan

nomenklatur ini diakibatkan oleh perbedaan tugas dan fungsi dari lembaga-lembaga tersebut.

Selain itu terdapat pula perbedaan nomenklatur yang ada di lembaga nonkemetrian yakni ada

yang menggunakan nama Badan, Kantor, Dinas, dan Lembaga. Dalam kamus besar bahasa

Indonesia :

1. Lembaga adalah badan (organisasi) yang tujuannya melakukan suatu penyelidikan keilmuan

atau melakukan suatu usaha.

2. Badan ialah unsur penyelenggaraan pemerintah daerah yang dipimpin oleh kepada badan.

3. Dinas adalah unsur pelaksana pemerintahan daerah. Sedangkan Kantor ialah unsur

pendukung tugas kepala daerah.

2.4. Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daerah

Negara Indonesia adalah negara kesatuan yang berbentuk republik, itulah bunyi pasal 1

konstitusi negara Indonesia. Konsekuensi bentuk negara kesatuan adalah adanya pembagian

kekuasaan secara vertikal, yaitu adanya Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah. Dalam hal

pembagian kekuasaan secara vertikal, dilakukan dengan asas otonomi, tetapi otonomi disini

bersifat relatif bukan seperti negara federal yang otonominya bersifat absolut. Kaitan dengan

pembagian kekuasaan secara vertikal, pastilah memiliki hubungan antara pemerintah pusat

dengan pemerintah daerah dalam hal “kewenangan”. Regulasi mengenai peraturan pemerintah

daerah sendiri sudah bergonta-ganti mulai dari orde baru sampai pasca reformasi. Sehingga

mengenai hubungan kewenangan antara pemerintah pusat dengan daerah pada setiap era itu

memiliki corak dan model yang berbeda. Hal tersebut yang menarik untuk dianalisis oleh

penulis, mengenai sejarah model hubungan kewenangan pemerintah pusat dengan daerah di

Indonesia.

Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah provinsi,

kabupaten, dan kota atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang

Page 23: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

19

dengan memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah. Hubungan keuangan, pelayanan

umum, pemanfatan sumber daya alam dan sumber daya lainnya antara pemerintah pusat dan

pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil dan selaras berdasarkan undang-

undang.

Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat

khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang. Negara mengakui dan

menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat serta hak-hak tradisonalnya sepanjang

masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan prinsip Negara Kesatuan

Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang. Hal tersebut tercantum dalam UUD 1945

pasal 18A (ayat 1 dan 2), yaitu:

1) Hubungan wewenang antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah provinsi, kabupaten,

dan kota, atau antara provinsi dan kabupaten dan kota, diatur dengan undang-undang dengan

memperhatikan kekhususan dan keragaman daerah.

2) Hubungan keuangan, pelayanan umum, pemanfaatan sumber daya alam dan sumber daya

lainnya antara pemerintah pusat dan pemerintahan daerah diatur dan dilaksanakan secara adil

dan selaras berdasarkan undang-undang.

Juga tercantum dalam UUD 1945 pasal 18B (ayat 1 dan 2):

1) Negara mengakui dan menghormati satuan-satuan pemerintahan daerah yang bersifat

khusus atau bersifat istimewa yang diatur dengan undang-undang.

2) Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat beserta hak-

hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat dan

prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang-undang.

2.4.1. Model Hubungan Kewenangan Berdasarkan Teori

Sebagai tolak ukur dan pisau analisis, penulis menggunakan teori model hubungan

kewenangan dari Clarke dan Stewart, dimana para sarjana ini membuat suatu pendapat terhadap

model hubungan kewenangan antara pemerintah pusah dan daerah dibagi menjadi 3 (tiga) model

yaitu Model Relatif, Model Agensi dan Model Interaksi.

1. Model Relatif

Page 24: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

20

Model ini memberikan kebebasan pada pemerintah daerah dan pada saat yang sama tidak

mengingkari realitas negara bangsa, penekanannya adalah dengan memberikan kebebasan

bertindak pada pemerintah daerah dalam rangka kerja kekuasaan dan kewajiban yang

ditentukan. Hubungan pemerintah pusat dan daerah ditentukan oleh peraturan perundang-

undangan dan pengawasan dibatasi. Dalam model otonomi relative, pemerintah daerah dapat

membuat kebijakan yang dibagi dengan pemerintah pusat atau yang berbeda dari kebijakan yang

dengan pemerintah pusat atau yang berbeda dari kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah

pusat.

2. Model Agensi

Model dimana pemerintah daerah dilihat terutaa sebagai agen untuk melaksanakan

kebijakan pemerintah pusat.

3. Model Interaksi

Model ini sulit untuk ditentukan ruang lingkup kegiatan pemerintah pusat dan pemerintah

daerah, karena mereka terlibat dalam pola hubungan yang rumah dimana penekananya ada pada

pengaruh yang menguntungkan.

2.4.2. Analisis Model yang digunakan di Indonesia

1) UU No. 5 Tahun 1974 tentang Pokok-Pokok Pemerintah di Daerah.

Secara hukum positif, termaktub dalam pasal 7 yang memiliki ketentuan : “Daerah

berhak, berwewenang dan berkewajiban mengatur dan mengurus rumah tangganya sendiri sesuai

dengan peraturan perundangan-undangan yang berlaku”. Berdasarkan hal tersebut, bahwa

jelaslah lah Konsep UU ini menggunakan model Relatif, tetapi secara pelaksanaan tidak sesuai

dengan konsep UU itu sendiri. Hal tersebut dikarenakan pada era orde baru dimana kekuasaan

pemerintah pusat sangat dominan yang mengaggap pemerintah daerah sebagai pemerintah pusat

yang ada didaerah dan menjalankan fungsi perwakilan pemerintah pusat sehingga memunculkan

kesan atau memang “sentralistik” dalam penyelenggaraannya. Artinya secara pelaksanaan pada

era ini, menggunakan model “Agensi”.

Page 25: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

21

2) UU No. 22 Tahun 1999 tentang Pemerintah Daerah.

Pembuat UU ingin menghilangkan sistem “Sentralistik” pada penyelenggaraan

pemerintahaan di Indonesia, dimana terlihat jelas eksistensi Pemerintah Daerah (bukan

pemerintah di daerah) yang dimasukan dalam Pasal 1 huruf (d) ketentuan umum yang memiliki

ketentuan : “Pemerintah Daerah adalah Penyelenggaraan Pemerintah Daerah Otonom oleh

Pemerintah Daerah dan DPRD menurut asas Disentralisasi”. Mengenai hubungan antara

Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah termaktub dalam pasal 7 yang memiliki ketentuan :

“Kewenangan Daerah mencakup kewenangan dalam seluruh bidangpemerintahan, kecuali

kewenangan dalam bidang politik luar negeri,pertahanan keamanan, peradilan, moneter dan

fiskal, agama, sertakewenangan bidang lain”.

Berdasarkan hal tersebut, maka jelaslah model yang digunakan UU ini lebih condong

kepada model Relatif, karena Pemerintah Daerah diberikan kewenangan tetapi ada batasan yang

diberikan oleh UU karena merupakan urusan pemerintah pusat yang berdampat nasional dan

dapat mengganggu stabilitas negara.

2) UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

Pada UU Ini, definisi Pemerintahan Daerah memiliki perbedaan dengan UU sebelumnya.

“Pemerintahan daerah adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan oleh pemerintah daerah dan

DPRD menurut asas otonomi dan tugas pembantuan dengan prinsip otonomi seluas-

luasnyadalam sistem dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesiasebagaimana dimaksud

dalam Undang-Undang Dasar Negara RepublikIndonesia Tahun 1945.”. Berdasarkan hal

tersebut, maka dapat terlihat penyelenggaraan urusan pemerintahan pusat oleh pemerintahan

daerah dilakukan menurut Asas Otonomi yang sebelumnya asas disentralisasi. Hal tersebut

menurut penafsiran penulis, asas otonomi mengandung prinsip disentralisasi dan dekonsentrasi,

sehingga hal tersebut mengakibatkan disatu sisi Model hubungan kewenangan Pemenrintah

Pusat dengan daerah itu adalah “Model Relatif” (Disentralisasi), tetapi disatu menggunakan

“Model Agensi” (dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan) hanya sebatas bidang ambtelijk recht (

Hukum Kepegawaian ) dan Program-Program pemerintah pusat.

3) UU No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.

Page 26: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

22

Model hubungan yang digunakan pada UU ini itu Identik sama seperti UU sebelumnya

mengenai definisi Pemerintahan Daerah, tetapi sedikit ingin mengkritisi mengenai perubahan

makna “Dekonsentrasi” . Secara teori dekonsentrasi diartikan sebagai disentralisasi dalam ranah

ambtelijk (kepegawaian), tetapi secara hukum positif pada UU ini, tidak menghendaki hal

tersebut. Dimana dekonsentrasi pada UU ini sangatlah luas tidak hanya dalam hal kepegawaian

saja, melainkan Urusan Pemerintah Umum yaitu urusan presiden juga termasuk kedalamnya.

Berdasarkan pembasan diatas, sejarah model hubungan kewenangan pemerintah pusat

dengan daerah memiliki suatu perubahan yang kemudian disertai dengan perkembangan. Artinya

mulai dari model agensi, menjadi model relative dengan pelaksaan agensi, menjadi lagi model

relative kembali dan terakhir penggabungan model relative dengan model agensi .

2.4.3. Hubungan Antara Pusat dan Daerah Dalam Otonomi Daerah

Hubungan antara pusat dan daerah merupakan sesuatu yang banyak diperbincangkan,

karena masalah tersebut dalam prakteknya sering menimbulkan upaya tarik-menarik kepentingan

(spanning of interest) antara kedua satuan pemerintahan . Terlebih dalam negara kesatuan, upaya

pemerintah pusat untuk selalu memegang kendali atas berbagai urusan pemerintahan sangat jelas

sekali.

Alasan menjaga kesatuan dan integritas negara merupakan salah satu alasan pemerintah

pusat untuk senantiasa mendominasi pelaksanaan urusan pemerintahan dengan

mengesampingkan peran dan hak pemerintah daerah untuk ikut terlibat langsung dan mandiri

dalam rangka mengelola serta memperjuangkan kepentingan daerahnya.

Dominasi pemerintah pusat atas urusan-urusan pemerintahan telah mengakibatkan

hubungan antara pemerintah pusat dan daerah dalam negara kesatuan (eenheidstaat) menjadi

tidak harmonis atau bahkan berada pada titik yang mengkhawatirkan sehingga timbul gagasan

untuk mengubah negara kesatuan menjadi negara federal. Dengan perktaan lain, gagasan negara

federal atau negara serikat dapat dipicu oleh sentralisasi pemerintahan yang dianggap berlebihan

(a highly centralized government), di samping terdapat sebab lain seperti hubungan keuangan

antara pusat dan daerah yang dianggap kurang adil (soal prosentase) yng merugikan daerah.

Di dalam hubungan antara pusat dan daerah paling tidak ada empat faktor yang

menentukan hubungan pusat dan daerah dalam otonomi yaitu hubungan kewenangan, hubungan

Page 27: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

23

keuangan,hubungan pengawasan,dan hubungan yang timbul dari susunan organisasi

pemerintahan di daerah.

a. Urusan pemerintah pusat

Pemerintahan daerah menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi

kewenangannya, kecuali urusan pemerintahan yang oleh Undang-undang ditentukan menjadi

urusan pemerintah pusat. Sebagaimana yang telah ditetapkan pada pasal 10 UU no 23 tahun

2014 yaitu:

1. Politik luar negeri;

2. Pertahanan;

3. Keamanan;

4. Yustisi;

5. Moneter dan fiskal nasional;

6. Agama

b. Urusan pemerintah daerah

Penyelenggaraan urusan pemerintahan dibagi berdasarkan kriteria eksternalitas,

akuntabilitas, dan efisiensi dengan memperhatikan keserasian hubungan antar susunan

pemerintahan. Urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah, yang

diselenggarakan berdasarkan kriteria di atas terdiri atas urusan wajib dan urusan pilihan.

Urusan wajib yang menjadi kewenangan pemerintahan daerah provinsi merupakan urusan

dalam skala provinsi yang meliputi 16 buah urusan. Urusan pemerintahan provinsi yang bersifat

pilihan meliputi urusan pemerintahan yang secara nyata ada dan berpotensi untuk meningkatkan

kesejahteraan masyarakat sesuai dengan kondisi, kekhasan, dan potensi unggulan daerah yang

bersangkutan. Seperti yang telah diatur dalam UU no 32 tahun 2004 pasal 13 yaitu:

1. Perencanaan dan pengendalian pembangunan.

2. Perencanaan, pemanfaatan, dan pengawasan tata ruang.

3. Penyelenggaraan ketertiban umum dan ketenteraman masyarakat.

4. Penyediaan sarana dan prasarana umum.

5. Penanganan bidang kesehatan.

6. Penyelenggaraan pendidikan dan alokasi sumber daya manusia potensial.

7. Penanggulangan masalah sosial lintas kabupaten/kota.

Page 28: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

24

8. Pelayanan bidang ketenagakerjaan lintas kabupaten/kota.

9. Fasilitasi pengembangan koperasi, usaha kecil, dan menengah termasuk lintas

kabupaten/kota.

10. Pengendalian lingkungan hidup.

11. Pelayaran pertanahan termasuk lintas kabupaten/kota. pelayanan kependudukan, dan catatan

sipil.

12. Pelayanan administrasi umum pemerintahan.

13. Pelayanan administrasi penanaman modal termasuk lintas kabupaten/kota.

14. Penyelenggaraan pelayanan dasar lainnya yang belum dapat dilaksanakan oleh

kabupaten/kota.

15. Urusan wajib lainnya yang diamanatkan oleh peraturan perundang-undangan.

Page 29: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

25

BAB 3

KESIMPULAN DAN SARAN

3.1. Kesimpulan

Dalam makalah ini, penuls dapat menyimpulkan bahwa relevansi ketatanegaraan dengan

kebutuhan Negara pada saat ini masih terbilang relevan . akan tetapi masih terdapat kekurangan

didalam relevansi tersebut, yaitu masih ditemukannya tarik-menarik kepentingan (spanning of

interest) antara kedua satuan pemerintahan, serta yang paling disoroti adalah bentuk komunikasi

secara vertikal yang dilakukan oleh pemerintah pusat kepada pemerintah daerah yang belum

optimal. Sehingga tidak terjadi pemerataan Informasi yang dirasakan oleh pemerintah daerah

pada pemerintahan sekarang. Baik itu Informasi tentang kebijakan yang dikeluarkan oleh

pemerintah pusat maupun bentuk pengawalan pemerintah daerah terhadap perkembangan arus

globalisasi, terjadinya ketidakmerataan informasi tersebut akhirnya dirasakan oleh masyarakat,

terutama masyarakat di daerah daerah yang masih terbelakang karena peranan pemerintah

daerahnya yang tidak optimal akibat ketidak jelasan informasi dari pusat. Dari permasalahan

itulah terkadang tujuan dari kebijakan pemerintah yang dikeluarkan tidak sesuai ekspektasi yang

diharapkan oleh pemerintahan itu sendiri terhadap pembangunan Negara.

3.2. Saran

Era reformasi memberikan harapan besar bagi terjadinya perubahan menuju

penyelenggaraan negara yang lebih tinggi. Salah satu yang sangat penting pasca perubahan

Undang-Undang Dasar 1945 adalah bertebarannya lembaga-lembaga negara mandiri (state

auxiliary agencies) dalam sistem ketatanegaraan Indonesia. Serta hubungan pemerintahan dari

setiap bagiannya, oleh karena itu, reformasi birokrasi dalam manajemen pemerintahan kabinet

kerja harus dilakukan. Sehingga diharapkan dapat terwujudnya tata kelola pemerintahan yang

baik, baik itu hubungan Horizontal pemerintah pusat dengan pusat maupun Hubungan Vertikal

antara pemerintah pusat dengan daerah, Sehingga terciptalah Good Governance dalam suatu

Negara.

Page 30: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

26

DAFTAR PUSTAKA

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama.

Lembaga Administrasi Negara Republik Indonesia. 1988. Sistem Administrasi Negara Republik

Indonesia (Terbitan ke-4)

SEKRETARIAT JENDRAL MPR RI. 2012. Panduan Pemasyarakatan Undang-Undang Dasar

Negara Kesatuan Republik Indonesia Dan Ketetapan Majelis Permusyawaratan Rakyat

Republik Indonesia.

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41 Tahun 2007 tentang Organisasi Perangkat

Daerah.

Undang – Undang nomor 23 tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah

Indra. 2012. Susunan Lembaga Negara Berdasar UUD 1945 Amandemen.

http://indra3shs.blogspot.co.id/2012/08/susunan-lembaga-negara-berdasar-uud.html.

Diakses pada: 1 Oktober 2015, pukul 21:53 pm.

Arifin. 2012. Lembaga-lembaga Kenegaraan. http://arifin-

kumpulanmakalah.blogspot.co.id/2012/10/makalah-lembaga-lembaga-kenegaraan.html.

Diakses pada: 1 Oktober 2015, pukul 22:37 pm.

Bungsu Analisi, 2014. Struktur dan Fungsi Pemerintah Pusat dan Daerah.

http://analisbungsu.blogspot.co.id/2014/03/struktur-dan-fungsi-pemerintah-pusat.html.

Diakses pada: 2 Oktober 2015, 11.15 am.

Chocho, Dian. 2013. PENGERTIAN, FUNGSI, DAN ASAS PEMERINTAHAN DAERAH.

http://dianchocho.blogspot.co.id/2013/04/pengertian-fungsi-dan-asas-pemerintahan.html.

Diakses pada: 2 Oktober 2015, 11.15 am.

Ufa Anita Afrilia. 2010. Susunan Organisasi Negara Tingkat Daerah Kabupaten/Kota.

http://uvacreamy.blogspot.co.id/2010/11/susunan-organisasi-negara-tingkat.html. Diakses

pada: 2 Oktober 2015 pukul 20.23 pm.

Page 31: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

27

Nurul H. Piousslanky. 2012. Struktur Organisasi Pemerintah Tingkat Kabupaten.

http://nurulpiousslanky.blogspot.co.id/2012/04/struktur-organisasi-pemerintah-

tingkat.html. Diakses pada: 2 Oktober 2015 pukul 20.23 pm.

Debita Rosiana. 2014. Struktur Organisasi Daerah. Web:

http://blog.ub.ac.id/debitarosiana/profil-daerah-kabupaten-mojokerto/struktur-organisasi-

daerah/. Diakses pada: 2 Oktober 2015 pukul 20.23 pm.

Sistem Pemerintahan Indonesia. 2015. Sistem Pemerintahan Indonesia. Web:

http://sistempemerintahanindonesia.com/. Diakses pada: 2 Oktober 2015 pukul 21.45 pm.

Sistem Pemerintahan Indonesia. 2013. Sistem Pemerintahan Indonesia .

http://sistempemerintahan-indonesia.blogspot.co.id/2013/03/sistem-pemerintahan-

indonesia.html. Diakses pada: 2 Oktober 2015 pukul 21.45 pm.

Indonesia.go.id. 2010. LPNK. Web: http://www.indonesia.go.id/in/lpnk. Diakses pada: 3 Oktober

2015 pukul 07.20 am.

Pemerintah.net. 2015. Organisasi Perangkat Daerah. Web: http://pemerintah.net/organisasi-

perangkat-daerah/. Diakses pada: 3 Oktober 2015 pukul 07.40 am.

Novael Pratama. 2011. Struktur Pemerintah Tingkat Pusat Dan Daerah di Indonesia. Web:

https://novael.wordpress.com/2013/11/13/struktur-pemerintah-tungkat-pusat-dan-daerah-

di-indonesiaa/. Diakses pada: 3 Oktober 2015 pukul 08.15 am.

Gtmulyono. 2013. Hubungan Pemerintah Pusat Dan Daerah. Web:

https://gtmulyono.wordpress.com/materi-pkn/hubungan-pemerintah-pusat-dan-daerah/.

Diakses pada: 3 Oktober 2015 pukul 08.35 am.

Murad Maulana. 2013. Daftar Lembaga Pemerintah Non Kementerian. Web:

http://www.muradmaulana.com/2013/12/daftar-lembaga-pemerintah-non.html. Diakses

pada: 3 Oktober 2015 pukul 09.10 am.

Analis Bungsu. 2014. Struktur dan Fungsi Pemerintah Pusat dan Daerah. Web:

http://analisbungsu.blogspot.co.id/2014/03/struktur-dan-fungsi-pemerintah-

pusat.html?m=1. Diakses pada: 3 Oktober 2015 pukul 09.10 am.

Page 32: Analisis Sistem Pemerintahan Indonesia

28

Wikipedia. Lembaga Negara. Web: https://id.wikipedia.org/wiki/Lembaga_Negara. Diakses

pada: 3 Oktober 2015 pukul 09.22 am.

Rubik. 2013. PEMERINTAH PUSAT DAN DAERAH. Web:

http://azekekarora.blogspot.co.id/2013/11/pemerintahan-pusat-dan-daerah.html. Diakses

pada: 3 Oktober 2015 pukul 10.52 am.

Wikipedia. Pemerintah daerah di Indonesia. Web:

https://id.wikipedia.org/wiki/Pemerintahan_daerah_di_Indonesia. Diakses pada: 3 Oktober

2015 pukul 10.44 am.