analisis sektor ekonomi potensial di kota bogor...

142
ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR PERIODE 2011-2016 Disusun Oleh : Maharida Anum NIM: 1113084000059 JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1438H/2017M

Upload: lamnhu

Post on 08-Mar-2019

225 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR

PERIODE 2011-2016

Disusun Oleh :

Maharida Anum

NIM: 1113084000059

JURUSAN EKONOMI PEMBANGUNAN

FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

1438H/2017M

Page 2: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

ii

Page 3: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

iii

Page 4: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

iv

Page 5: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

v

Page 6: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

vi

DAFTAR RIWAYAT HIDUP

A. IDENTITAS PRIBADI

1. Nama lengkap : Maharida Anum

2. Tempat, Tanggal Lahir: Jakarta, 4 Januari 1995

3. Jenis Kelamin :Perempuan

4. Agama : Islam

5. Alamat : Jalan Kemang II Dalam, RT 012 RW 007,

Kelurahan Pela, Kecamatan Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan

6. No. Telepon : 083890242928

7. Email : [email protected]

B. PENDIDIKAN FORMAL

1. SD : SDN 14 Jakarta

2. SMP : SMPN 124 Jakarta

3. SMA : SMKN 8 Jakarta

4. Universitas : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

C. LATAR BELAKANG KELUARGA

1. Ayah : Mahmud Ridwan

2. Ibu : Ida Royani

3. Alamat : Jalan Kemang II Dalam, RT 012 RW 007,

Kelurahan Pela, Kecamatan Mampang Prapatan,

Jakarta Selatan.

4. Anak Ke : 2 (dua) dari 3 (tiga) bersaudara

Page 7: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

vii

ABSTRACT

This research has purpose to identify the sector base and non-base sector,

identify structure of sector growth, and analyze the potential economic sector to

be developed and analyze in Bogor city. The Data used in this study is secondary

data in the period 2011-2016. Data sourced from BPS Province of West Java BPS

City of Bogor. And primary data that sourced from BAPPEDA City of Bogor.

The Analysis Model used are analysis of LQ, analysis DLQ, analysis MRP, and

analysis Overlay.

The result of this research concluded that almost all economic sectors in

Bogor city are bases sectors, except Agriculture, Forestry and Fisheries sector;

and Processing Industry sector. There are fourteen economic bases sectors or have

specializations in Bogor City. With the DLQ analysis model, known there are

three economic sectors that the potential of development faster than provincial

level. With the MRP analysis model, known there are six economic sectors in

Bogor City that the rate of growth is higher than the same sector at the level of

West Java Province. With the Overlay analysis model, identified three sectors

have specializations and advantages in city and provincial level, and two sectors

have specializations and advantages only in city level.

Keywords: analysis LQ, DLQ, MRP, and Overlay.

Page 8: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

viii

ABSTRAK

Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor basis dan sektor

non basis, mengidentifikasi struktur pertumbuhan sektor, dan menganalisis sektor

ekonomi yang potensial untuk dikembangkan di Kota Bogor. Data yang

digunakan dalam penelitian ini adalah data skunder dalam kurun waktu tahun

2011-2016. Data bersumber dari BPS Provinsi Jawa Barat, dan BPS Kota Bogor.

Dan data primer yang bersumber dari BAPPEDA Kota Bogor. Model analisis

yang digunakan adalah Analisis LQ, Analisis DLQ, Analisis MRP, dan Analisis

Overlay.

Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa hampir semua sektor ekonomi di

Kota Bogor merupakan sektor basis, kecuali sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan; dan sektor industri pengolahan. Terdapat empat belas sektor ekonomi

basis atau memiliki spesialisasi di Kota Bogor. Dengan model analisis DLQ,

diketahui terdapat tiga sektor ekonomi yang potensi perkembangannya lebih cepat

dari tingkat provinsi. Dengan model analisis MRP, diketahui terdapat enam sektor

ekonomi di Kota Bogor yang laju pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan

dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Jawa Barat. Dengan model analisis

overlay, teridentifikasi tiga sektor memiliki spesialisasi dan keunggulan di tingkat

kota dan provinsi, dan dua sektor memiliki spesialisasi dan keunggulan hanya di

tingkat kota.

Kata kunci: Analisis LQ, DLQ, MRP, dan Overlay.

Page 9: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

ix

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Dzat yang Maha

Rahman dan Rahim, yang telah memberikan limpahan nikmat, rahmat serta

karunia-Nya kepada penulis selama ini sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa tercurahkan kepada Nabiullah

Muhammad Shollallahu’alaihi Wassalam dan keluarga, beserta para sahabat dan

pengikutnya.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih jauh dari

sempurna karena banyaknya keterbatasan yang dihadapi, baik pengetahuan

maupun pengalaman. Untuk itu, dengan segala kerendahan hati penulis sangat

mengharapkan saran dan kritik yang dapat membangun dari berbagai pihak guna

penyempurnaan skripsi ini. Di samping itu, dalam penulisan skripsi ini tidak

terlepas dari bantuan banyak pihak yang tulus memberikan doa, saran dan kritik

sehingga skripsi ini dapat diselesaikan. Pada kesempatan ini secara khusus penulis

sampaikan ucapan terimakasih kepada:

1. Mama Ida dan Ayah Ridwan atas pengorbanan, dukungan, doa, dan kasih

sayang yang tidak terbatas hingga saat ini. Banyak hal yang sampai saat

ini belum dapat penulis berikan untuk mereka. Semoga Allah Ta’ala

selalu menyayangi keduanya sebagaimana keduanya menyayangi penulis.

2. Bapak Ace selaku Dosen Pembimbing I yang telah berkenan meluangkan

waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan pengarahan

yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

3. Bapak Jackie selaku Dosen Pembimbing II yang telah berkenan

meluangkan waktu, tenaga dan pikiran dalam memberikan bimbingan dan

pengarahan yang bermanfaat selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si selaku Kepala Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

Page 10: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

x

5. Ibu Najwa Khairina, MA selaku Sekretaris Jurusan Ekonomi

Pembangunan.

6. Bapak Arief Fitrijanto, M.Si dan Ibu Rosita penguji ujian komprehensif

yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan soal dan juga

nilainya.

7. Seluruh Staf dan karyawan/karyawati Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang

telah membantu penulis dalam hal – hal akademik sehingga dapat

dilancarkan segala urusan penulis saat ini.

8. Kaka dan adik tercinta, Lydia dan Baldan yang telah memberikan doa dan

dukungan kepada penulis.

9. Mirandi Reza yang telah memberikan doa, motivasi, semangat, dorongan,

dan kasih saying kepada penulis.

10. Dian, Indah, Tica, Weni, Fitsus, Yuli, dan Jayana atas semangat, doa,

motivasi dan dukungannya.

11. Keluarga Besar Ekonomi Pembangunan angkatan 2013, khususnya

Apriyani, Dini, Indah, dan Julita atas segala bantuan, semangat, doa,

motivasi dan dukungannya.

12. Serta semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu-persatu, yang telah

banyak membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Penulis berharap skripsi ini menjadi konstribusi serta menambah pustaka dan

referensi bagi semua pihak yang membutuhkan. Kesempurnaan hanya milik Allah

SWT. Saran dan masukan dari para pembaca untuk perbaikan ketidak sempurnaan

skripsi ini sangat diharapkan.

Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh

Jakarta, 24 Agustus 2017

MaharidaAnum

Page 11: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xi

DAFTAR ISI

COVER I

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING II

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF III

LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI IV

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI V

DAFTAR RIWAYAT HIDUP VI

ABSTRACT VII

ABSTRAK VIII

KATA PENGANTAR IX

DAFTAR ISI XI

DAFTAR TABEL XIV

DAFTAR GAMBAR XV

DAFTAR LAMPIRAN XVI

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian ................................................................ 1

B. Perumusan Masalah ......................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 9

D. Manfaat Penelitian ........................................................................... 10

BAB II. TINJAUAN PUSTAKADAN KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori ................................................................................. 11

1. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory) ........................ 11

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi ..................................................... 15

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ................................ 16

4. Teori Keunggulan Kompetitif .................................................... 18

5. Potensi ........................................................................................ 19

B. Peneliti Terdahulu ............................................................................ 27

C. Kerangka Pemikiran ......................................................................... 41

BAB III. METODELOGI PENELITIAN

Page 12: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xii

A. Ruang Lingkup Penelitian ................................................................ 44

B. Metode Penentuan Sampel ............................................................... 44

C. Metode Pengumpulan Data .............................................................. 45

D. Metode Analisis Data ....................................................................... 45

1. Analisis Koefisien Lokasi atau Location Quotient (LQ) ........... 46

2. Analisis LQ Dinamis (DLQ) ...................................................... 48

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .............................. 50

a. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) ............................ 50

b. Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) ..................... 52

4. Analisis Overlay ......................................................................... 53

E. Operasional Variabel Penelitian....................................................... 55

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) ............................... 55

2. Pertumbuhan Sektor Ekonomi ................................................... 62

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Objek Penelitian ................................................. 63

1. Luas dan Batasan Wilayah Administrasi ................................... 63

2. Letak dan Kondisi Geografis……….. ....................................... 64

3. Topografi……..……….. ............................................................ 65

4. Klimatologi…………….. .......................................................... 65

5. Demografi…………….. . ........................................................... 66

6. Kondisi Perekonomian Kota Bogor ........................................... 67

B. Analisis dan Pembahasan ................................................................. 70

Page 13: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xiii

1. Analisis Location Quotient (LQ) ............................................... 70

a. Sektor-sektor yang memiliki LQ kurang dari satu: .............. 73

b. Sektor-sektor yang memiliki LQ lebih dari satu: ................. 74

2. Analisis LQ Dinamis (DLQ) ...................................................... 84

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP) .............................. 89

4. Analisis Overlay ......................................................................... 92

5. Analisis Ekonomi ....................................................................... 97

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 103

B. Saran ................................................................................................ 105

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 106

LAMPIRAN ....................................................................................................... 108

Page 14: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xiv

DAFTAR TABEL

No Keterangan Halaman

1.1 PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2016 (Juta Rupiah) 5

1.2 Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja Menurut Lapangan

Usaha di Kota Bogor 6

2.1 Penelitian-penelitian Sebelumnya 33

3.1 Klasifikasi Sektor Berdasarkan Gabungan LQ dan DLQ 50

4.1 Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Bogor 64

4.2 Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk

per Kecamatan di Kota Bogor, 2015 66

4.3 Kontribusi Sektor Ekonomi Kota Bogor Menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011-2016

(Persentase)

67

4.4 Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Menurut Lapangan

Usaha Atas Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011-2016

(Persentase)

69

4.5 Location Quotient (LQ) Kota Bogor tahun 2011-2016 83

4.6 Dinamis Location Quotient (DLQ) Kota Bogor tahun 2011-

2016 85

4.7 Klasifikasi Sektor Berdasarkan Gabungan LQ dan DLQ 86

4.8 Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Bogor tahun 2011-

2016 91

4.9 Overlay Kota Bogor tahun 2011-2016 96

Page 15: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xv

DAFTAR GAMBAR

No Keterangan Halaman

1.1 Grafik perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 di

Kota Bogor Tahun 2011-2016 (dalam persen) 3

1.2 Grafik Luas Lahan Pertanian Di Kota Bogor Tahun 2011-2016

(Dalam Hektar) 4

2.1 Bagan Kerangka Pemiikiran 43

4.1 Peta Kota Bogor 63

Page 16: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

No Keterangan Halaman

I PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010

Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2016 (Juta Rupiah) 108

II PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2011-2016 (Juta Rupiah) 109

III Perhitungan Location Quotient (LQ) Kota Bogor 110

IV Dinamis Location Quotient (DLQ) Kota Bogor tahun 2011-

2016 117

V Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Bogor

2011-2016 118

VI Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi

Jawa Barat 2011-2016 120

VII Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Bogor tahun 2011-

2016 122

VIII Overlay Kota Bogor tahun 2011-2016 123

IX Hasil Wawancara Kepada BAPPEDA Kota Bogor 124

Page 17: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Penelitian

Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses perubahan, yakni proses

perubahan untuk mencapai kemajuan. Pembangunan ekonomi juga merupakan

usaha suatu negara untuk memperbesar atau meningkatkan pendapatan

nasional bruto. Krisis ekonomi pada tahun 1997 hingga 1998 yang terjadi di

Indonesia telah membuka jalan bagi reformasi. Salah satu unsur reformasi itu

adalah perubahan kebijakan sentralisasi menjadi desentralisasi (otonomi

daerah). Dengan adanya kebijakan desentralisasi, maka pembangunan daerah

di negara Indonesia menjadi tanggung jawab pemerintah daerah, yang dikenal

dengan sebutan pembangunan ekonomi daerah. Hal tersebut tentu akan

mendorong kemandirian pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus

daerahnya sendiri.

Menurut Arsyad (2010: 374) dalam Kati Pane (2011: 1) setiap upaya

pembangunan ekonomi daerah mempunyai tujuan utama untuk meningkatkan

jumlah dan jenis peluang kerja untuk masyarakat daerah. Dalam upaya untuk

mencapai tujuan tersebut, pemerintah daerah dan masyarakat harus secara

bersama-sama mengambil inisiatif membuat rencana pembangunan daerah.

Oleh karena itu, pemerintah daerah bersama partisipasi masyarakatnya dan

dengan menggunakan sumber daya yang ada harus mampu mengidentifikasi

potensi sumber daya yang diperlukan untuk merancang dan membangun

perekonomian daerah.

Page 18: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

2

Setiap daerah memiliki potensi dan kondisi sektoral yang berbeda-beda.

Informasi mengenai potensi yang ada di daerah tersebut akan mengarahkan

kegiatan pembangunan di daerah itu sendiri, yaitu dengan terciptanya

perencanaan pembangunan yang sesuai yang dibuat oleh pemerintah daerah.

Sjafrizal (2016: 25-26) menguraikan komponen utama dari perencanaan

pembanguan pada dasarnya adalah merupakan usaha pemerintah secara

terencana dan sistematis untuk mengendalikan dan mengatur proses

pembangunan; mencakup periode jangka panjang, menengah, dan tahunan;

menyangkut dengan variabel-variabel yang mempengaruhi pertumbuhan

ekonomi dan pembangunan secara keseluruhan baik secara langsung maupun

tidak langsung; dan mempunyai suatu sasaran pembangunan yang jelas sesuai

dengan keinginan masyarakat.

Dengan demikian pembangunan ekonomi daerah merupakan upaya yang

dilakukan pemerintah daerah dalam mengelola sumber daya yang ada di

daerah itu sendiri. Untuk mewujudkan pembangunan ekonomi daerah yang

tepat dan efisien tentu memerlukan perencanaan pembangunan ekonomi

daerah dalam setiap upaya yang dilakukan oleh pemerintah daerah. Adapun

upaya yang dapat dilakukan pemerintah daerah adalah dengan mendirikan

perusahaan milik daerah dan/atau membentuk kemitraan dengan pihak swasta

dalam mengelola sumberdaya tersebut sehingga tercipta suatu lapangan

pekerjaan baru yang tentu akan merangsang pertumbuhan ekonomi di daerah

itu sendiri.

Page 19: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

3

Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor pada tahun 2011 sampai

dengan 2016 cendrung tidak stabil, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

grafik perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota Bogor

Tahun 2011-2016 (dalam persen).

Gambar. 1.1

Grafik perkembangan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 di Kota

Bogor Tahun 2011-2016 (dalam persen).

Sumber: BPS Kota Bogor yang diolah kembali oleh penulis.

Grafik di atas menunjukkan bahwa laju pertumbuhan PDRB Atas Dasar

Harga Konstan di Kota Bogor tahun 2011 ke tahun 2012 meningkat, namun di

tahun 2013 sampai tahun 2014 mengalami perlambatan, yakni pada tahun

2014 laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor hanya sebesar 6.01% angka

tersebut lebih kecil jika dibandingkan dengan tahun-tahun sebelum dan

setelahnya. Dan setelah itu laju pertumbuhan PDRB Kota Bogor kembali

meningkat di tahun 2015 sampai dengan tahun 2016. Adapun menurut data

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

2011 2012 2013 2014 2015 2016

PDRB

6.22

6.31

6.04 6.01

6.14

6.73

5.6

5.8

6

6.2

6.4

6.6

6.8

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Page 20: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

4

yang diperoleh dari BPS Kota Bogor pada tahun 2016 laju pertumbuhan

PDRB Atas Dasar Harga Konstan mencapai 6.73%.

Kota Bogor Provinsi Jawa Barat, merupakan daerah yang mengalami

penyusutan cukup besar pada lahan pertaniannya di tahun 2015. Hal tersebut

dikarenakan terjadinya alih fungsi lahan untuk kegiatan sektor ekonomi lain.

Berikut adalah grafik luas lahan pertanian yang terdapat di Kota Bogor

Provinsi Jawa Barat dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016:

Gambar.1.2

Grafik Luas Lahan Pertanian Di Kota Bogor Tahun 2011-2016 (Dalam

Hektar)

Sumber: Dinas Pertanian Kota Bogor yang diolah kembali oleh penulis.

Dari Grafik di atas, dapat dilihat bahwa pada tahun 2011 sampai dengan

tahun 2014 luas lahan sawah di Kota Bogor tercatat sebesar 750 hektar dan

menyusut menjadi sebesar 321 hektar pada tahun 2015, angka tersebut

bertahan sampai dengan tahun 2016. Sedangkan untuk lahan bukan sawah

pada tahun 2014 tercatat sebesar 2.476 hektar menyusut menjadi 1.794 hektar,

750 750 750 750

321 321

2374 2374 2476 2476

1794 1648

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Luas Lahan Pertanian Di Kota Bogor

Lahan Sawah (ha) Lahan Bukan Sawah (ha)

Page 21: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

5

dan menyusut lagi menjadi 1.648 hektar di tahun 2016. Dilihat pada tabel 1.2,

jumlah tenaga kerja sektor pertanian mengalami penurunan yang signifikan

dari tahun 2013 sampai dengan tahun 2015, yakni dari total tenaga kerja di

Kota Bogor yang mencapai 400.983 tenaga kerja sektor tersebut hanya

menyerap sebesar 4.981 tenaga kerja pada tahun 2015. Dengan demikian

dapat dilihat pada tabel 1.1 bahwa sektor Pertanian Kehutanan dan Perikanan

merupakan sektor yang memberikan sumbangan yang kecil dalam

pembaentukan PDRB Kota Bogor, yakni hanya sekitar sebesar 230 milyar

rupiah.

Tabel 1.1

PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan

Usaha Tahun 2016 (Juta Rupiah)

No Sektor Ekonomi Tahun 2016

(Juta Rupiah)

1 Pertanian, Kehutanandan Perikanan 230,145.03

2 Pertambangan dan Penggalian -

3 Industri Pengolahan 5,109,363.13

4 Pengadaan Listrik dan Gas 903,130.58

5 Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah

dan Daur Ulang 28,518.60

6 Konstruksi 3,011,149.21

7 Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 5,972,855.53

8 Transportasi dan Pergudangan 3,133,215.64

9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1,209,844.24

10 Informasi dan Komunikasi 1,692,958.81

11 Jasa Keuangan dan Asuransi 1,847,070.71

12 Real Estate 601,018.99

13 Jasa Perusahaan 560,209.59

14 Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 675,927.01

15 Jasa Pendidikan 772,597.46

16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 341,269.24

17 Jasa Lainnya 912,977.72

TOTAL PDRB 27,002,251.51

Sumber: BPS Kota Bogor yang diolah kembali oleh penulis.

Page 22: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

6

Pada Tabel PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut

Lapangan Usaha Tahun 2016, terlihat bahwa total PDRB adalah kurang lebih

sekitar sebesar 27 triliun rupiah. Sektor ekonomi yang memberikan kontribusi

terbesar dalam PDRB adalah sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor yakni kurang lebih sekitar sebesar 5 triliun rupiah.

Dilihat dari tabel 1.2, pada umumnya penduduk yang bekerja di Kota Bogor

terserap sebagian besar pada lapangan pekerjaan perdagangan, meski sempat

mengalami penurunan jumlah tenaga kerja dari tahun 2013 ke tahun 2014

namun pada tahun 2015 kembali meningkat yakni sebanyak 120.802 orang

dari total tenaga kerja di Kota Bogor yang mencapai 400.983 orang. Jumlah

perusahaan perdagangan di Kota Bogor juga terbilang banyak sampai dengan

tahun 2015 tercatat terdapat sebanyak 748 perusahaan. Tidak hanya itu, di

Kota Bogor terdapat sebanyak 7 pasar dengan jumlah kios dan los yang terus

bertambah yakni sebanyak 6.144 kios dan los hingga tahun 2015.

Tabel 1.2

Jumlah Angkatan Kerja Yang Bekerja Menurut Lapangan Usaha di

Kota Bogor

Lapangan Kerja Tahun

2013 2014 2015

Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan 8.325 6.606 4.981

Industri Pengolahan 62.147 54.485 58.416

Perdagangan Besar, Eceran, Rumah

Makan, dan Hotel 134.076 104.595 120.802

Jasa Kemasyarakatan 100.559 105.681 119.126

Lainnya 98.521 107.795 97.658

Jumlah 403.628 415.162 400.983

Sumber : Kota Bogor Dalam Angka 2015-2016 (diolah)

Page 23: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

7

B. Rumusan Masalah

Kota Bogor mengalami penyusutan lahan pertanian pada tahun 2015

sampai dengan 2016, yang semula luas lahan pertanian di Kota Bogor sebesar

2.476 hektare untuk lahan bukan sawah dan sebesar 750 hektar untuk lahan

sawah menyusut di tahun 2015 sampai dengan tahun 2016 menjadi sebesar

1.648 hektar untuk lahan bukan sawah dan sebesar 321 hektar untuk lahan

sawah. Hal tersebut dikarenakan terjadinya alih fungsi lahan untuk kegiatan

sektor ekonomi lain, sehingga berdampak pada jumlah tenaga kerja yang ada

pada sektor tersebut yang tergolong sedikit yaitu hanya sebanyak 4.891 tenaga

kerja dan nilai PDRB di Kota Bogor untuk sektor pertanian, kehutanan, dan

perikanan juga sangat kecil yaitu hanya berkontribusi sebesar Rp 230,145.03

terhadap pembentukan total PDRB di Kota Bogor pada tahun 2016.

Sementara sektor ekonomi yang memberikan kontribusi terbesar terhadap

pembentukan PDRB Kota Bogor pada tahun 2016 adalah sektor perdagangan

besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor yakni sebesar Rp

5,972,855.53 di mana sektor tersebut memang merupakan sektor yang

diprioritaskan di Kota Bogor dan sektor ekonomi tersebut juga menyerap

lapangan pekerjaan terbanyak di wilayah itu sendiri yaitu mencapai 120.802

tenaga kerja.

Alih fungsi lahan pertanian untuk sektor ekonomi lain tentu merupakan

kebijakan dan upaya yang dilakukan pemerintah daerah Kota Bogor dalam

meningkatkan perekonomian di daerah itu sendiri. Untuk terus meningkatkan

pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor tentu perlu menentukan arah

Page 24: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

8

pembangunan yang terbaik dengan membuat perencanaan pembangunan

ekonomi daerah, dalam perencanaan pembangunan tersebut dibutuhkan

informasi mengenai potensi yang ada di daerah Kota Bogor itu sendiri.

Meneliti sektor apa saja yang menjadi sektor basis atau memiliki tingkat

spesialisasi yang tinggi merupakan hal penting dan bagian dari identifikasi

potensi ekonomi. Tidak hanya itu, dalam melihat potensi suatu sektor ekonomi

juga perlu diidentifikasikan sektor ekonomi mana yang memiliki potensi

pertumbuhan yang paling unggul. Dengan teridentifikasinya sektor ekonomi

yang unggul baik dari sisi kontribusi maupun pertumbuhan tentu dapat

dijadikan acuan sebagai prioritas sektor ekonomi dalam proses pembangunan

daerah sehingga proses pembangunan tersebut dapat berjalan lebih efektif dan

efisien dan dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut

secara maksimal.

Peneliti melakukan penelitian ini yang bertujuan untuk menganalisis

kegiatan sektor ekonomi apa yang berpotensi atau unggul di Kota Bogor. Dan

untuk mengetahui kegiatan ekonomi yang berpotensi atau unggul di Kota

Bogor maka dapat menggunakan pendekatan Analisis Location Quotient (LQ)

atau Analisis Basis, Analisis LQ Dinamis (DLQ), Analisis Model Rasio

Pertumbuhan (MRP),dan Analisis Overlay.

Berdasarkan uraian latar belakang yang telah dikemukakan, maka

rumusan masalah adalah sebagai berikut:

1. Sektor ekonomi apa yang termasuk ke dalam sektor basis atau memiliki

spesialisasi tinggi di Kota Bogor?

Page 25: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

9

2. Sektor ekonomi apa di Kota Bogor yang potensi perkembangannya lebih

cepat dibandingkan sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat?

3. Sektor ekonomi apa yang pertumbuhannya unggul baik di tingkat Kota

Bogor maupun di tingkat Provinsi Jawa Barat?

4. Sektor ekonomi apa yang unggul di Kota Bogor baik dari segi kontribusi

maupun pertumbuhannya dengan pendekatan overlay?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa yang termasuk ke dalam sektor

basis atau memiliki spesialisasi tinggi di Kota Bogor.

2. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa di Kota Bogor yang potensi

perkembangannya lebih cepat dibandingkan sektor yang sama di Provinsi

Jawa Barat.

3. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa yang pertumbuhannya unggul baik

di tingkat Kota Bogor maupun di tingkat Provinsi Jawa Barat.

4. Untuk mengetahui sektor ekonomi apa yang unggul di Kota Bogor baik

dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya dengan pendekatan overlay.

Page 26: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

10

D. Manfaat

1. Diharapkan dapat memberikan referensi dalam bidang ilmu otonomi

daerah, khususnya mengenai potensi yang ada di suatu daerah.

2. Dapat menambah pengetahuan serta meningkatkan kemampuan analisis

tentang peran sektor ekonomi unggul di suatu daerah.

3. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan pikiran

kepada pemerintah dalam menentukan kebijakan yang terkait dengan

pelaksanaan program pembangunan daerah.

Page 27: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA TEORITIS

A. Landasan Teori

1. Teori Basis Ekonomi (Economic Base Theory)

Arsyad (2002: 116) dalam Aditya (2013: 13), teori basis ekonomi ini

menyatakan bahwa faktor penentu utama pertumbuhan ekonomi suatu

daerah adalah berhubungan langsung dengan permintaan barang dan jasa

dari luar daerah.

Teori basis ekonomi (economic base theory) mendasarkan pandangan

bahwa laju pertumbuhan ekonomi suatu wilayah ditentukan oleh besarnya

peningkatan ekspor dari wilayah tersebut. Kegiatan ekonomi

dikelompokkan atas kegiatan basis dan kegiatan non basis. Hanya kegiatan

basis yang dapat mendorong pertumbuhan ekonomi wilayah (Robinsin

Tarigan, 2005: 1).

Menurut Sjafrizal, (2008: 89) model basis ekspor dapat pula

diformulasikan dengan model basis ekonomi (Economic Base Model)

dengan hasil yang sangat bersamaan. Dalam hal ini, perekonomian suatu

daerah (Y) dibagi atas 2 kelompok sektor utama yaitu sektor basis (B) dan

sektor non basis (S).

a. Sektor Basis

Sektor basis adalah sektor yang menjadi tulang punggung

perekonomian daerah karena mempunyai Keuntungan Kompetitif

(Competitive Advantage) yang cukup tinggi.

Page 28: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

12

Emilia (2006) dalam Norma Rita S (2013: 18) mengemukakan

bahwa aktifitas basis memiliki peranan penggerak utama (primer

mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu

wilayah semakin maju pertumbuhan wilayah. Perubahan yang terjadi

pada sektor basis menimbulkan efek ganda (multiplier effect) dalam

perekonomian regional.

Inti dari Model Ekonomi Basis (Economic Base Model) adalah

arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor wilayah

tersebut. Untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah tehnik yang

digunakan adalah Kuosien lokasi (Location Quotient = LQ). LQ

digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor

basis atau unggulan (leading sector).

b. Sektor non basis

Sektor non basis adalah sektor-sektor lainnya yang kurang

potensial tetapi berfungsi sebagai penunjang Sektor Basis atau Service

Industries (Sjafrijal, 2008: 89).

Aditya Nugraha (2013: 13), mendefinisikan bahwa sektor non

basis adalah sektor yang menyediakan barang dan jasa untuk

masyarakat di dalam batas wilayah perekonomian bersangkutan. Luas

lingkup produksi dan pemasaran bersifat lokal. Inti dari teori ini adalah

bahwa arah dan pertumbuhan suatu wilayah ditentukan oleh ekspor

wilayah tersebut.

Page 29: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

13

Emilia (2006: 24) dalam Aditya (2013: 14) mengatakan bahwa untuk

menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan analisis Location

Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui seberapa besar tingkat

spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara membandingkan

peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan peranan kegiatan

atau industri sejenis dalam perekonomian regional.

Tarigan (2005: 32-35) menguraikan bahwa terdapat 4 cara memilah

kegiatan basis dengan nonbasis, yakni:

a. Metode Langsung

Metode langsung dapat dilakukan dengan survei langsung kepada

pelaku usaha ke mana mereka memasarkan barang yang diproduksi dan

dari mana mereka membeli bahan-bahan kebutuhan untuk menghasilkan

produk tersebut. Dari jawaban yang mereka berikan, dapat ditentukan

berapa persen produk yang dijual ke luar wilayah dan berapa persen yang

dipasarkan di dalam wilayah. Untuk kepentingan analisis, perlu diketahui

jumlah orang yang bekerja dan berapa nilai tambah yang dihasilkan dari

kegiatan usaha tersebut. Namun, menggunakan variabel nilai

tambah/pendapatan sangat sulit karena di dalamnya terdapat unsur laba

yang biasanya sensitif untuk ditanyakan.

b. Metode Tidak Langsung

Salah satu metode tidak langsung adalah dengan menggunakan

asumsi atau biasa disebut metode asumsi. Ada kegiatan yang secara

tradisional dikategorikan sebagai kegiatan basis, misalnya:

Page 30: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

14

1) Asrama militer karena gaji penghuninya dan biaya operasional atau

perawatan lokasi berasal dari uang pemerintah pusat;

2) Kegiatan pertambangan karena umumnya hasilnya dibawa ke luar

wilayah;

3) Kegiatan pariwisata karena mendatangkan uang dari luar wilayah.

Dalam metode asumsi, kegiatan lain yang bukan dikategorikan basis

adalah otomatis menjadi kegiatan nonbasis.

c. Metode Campuran

Dalam metode campuran diadakan survei pendahuluan, yaitu

pengumpulan data sekunder, biasanya dari instansi pemerintah atau

lembaga pengumpul data seperti BPS. Dari data sekunder berdasarkan

analisis ditentukan kegiatan mana yang dianggap basis dan yang nonbasis.

Asumsinya apabila 70% atau lebih produknya diperkirakan dijual ke luar

wilayah maka kegiatan itu langsung dianggap basis. Sebaliknya, apabila

70% atau lebih produknya dipasarkan di tingkat lokal maka langsung

dianggap nonbasis.

d. Metode Location Quotient

Metode LQ membandingkan porsi lapangan kerja/nilai tambah untuk

sektor tertentu di wilayah kita dibandingkan dengan porsi lapangan

kerja/nilai tambah untuk sektor yang sama secara nasional. LQ > 1

memberi indikasi bahwa sektor tersebut adalah basis, LQ < 1 berarti sektor

itu adalah non basis.

Page 31: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

15

2. Teori Pertumbuhan Ekonomi

Pertumbuhan ekonomi daerah pada dasarnya adalah peningkatan

kegiatan produksi secara rill (tidak termasuk kenaikan harga), baik dalam

bentuk barang maupun jasa, dalam periode tertentu. Karena itu,

pengukuran tingkat pertumbuhan ekonomi daerah dapat dilakukan dengan

menghitung peningkatan nilai PDRB pada tahun tertentu ke tahun

berikutnya. Untuk menghindarkan kenaikan harga dalam perhitungan,

maka data yang digunakan sebaiknya adalah PDRB dengan harga konstan

bukan dengan harga berlaku (Sjafrizal, 2016: 156).

Robinson Tarigan (2005: 46), pertumbuhan ekonomi wilayah adalah

pertambahan pendapatan masyarakat secara keseluruhan yang terjadi di

wilayah tersebut, yaitu kenaikan seluruh nilai tambah (added value) ynag

terjadi. Perhitungan pendapatan wilayah pada awalnya dibuat dalam harga

berlaku. Namun agar dapat melihat pertambahan dari satu kurun waktu ke

kurun waktu berikutnya, harus dinyatakan dalam nilai riel, artinya

dinyatakan dalam harga konstan.

Menurut model Teori Ekonomi Neo-Klasik yang dipelopori oleh

George H. Bort (1960), pertumbuhan ekonomi suatu daerah akan sangat

ditentukan oleh kemampuan daerah tersebut untuk meningkatkan kegiatan

produksinya. Sedangkan kegiatan produksi pada suatu daerah tidak hanya

ditentukan oleh potensi daerah yang bersangkutan, tetapi juga ditentukan

oleh mobilitas tenaga kerja dan mobilitas modal antar daerah. Karena

kunci utama pertumbuhan ekonomi daerah adalah peningkatan kegiatan

Page 32: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

16

produksi. Selanjutnya Model Neo-Klasik yaitu pertumbuhan ekonomi

suatu daerah ditentukan oleh 3 faktor utama, yaitu kemajuan teknologi (a),

penambahan modal atau investasi (k), dan peningkatan jumlah dan kualitas

tenaga kerja (l) (Sjafrizal, 2008: 95).

Dapat disimpulkan bahwa suatu wilayah dikatakan mengalami

pertumbuhan ekonomi apabila terjadi peningkatan Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) riil di wilayah tersebut. Hal tersebut dikarenakan

meingkatnya kegiatan produksibaik barang maupun jasa, meningkatnya

modal, dan meningkatnya tenaga kerja di wilayah tersebut.

3. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) pada dasarnya merupakan

data dan informasi dasar tentang kegiatan ekonomi suatu daerah. Secara

definitif, PDRB tersebut pada dasarnya adalah jumlah niali produksi

barang dan jasa yang dihasilkan pada suatu daerah pada periode tertentu.

(Sjafrizal, 2016: 181-182).

Aditya Nugraha (2013: 21-22) menguraikan, salah satu indikator

makro ekonomi yang penting untuk mengetahui kondisi ekonomi di suatu

daerah pada suatu periode tertentu adalah Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). Menurut Badan Pusat Statistik (2011: 2) PDRB merupakan

jumlah nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam

suatu wilayah tertentu atau merupakan jumlah nilai barang dan jasa akhir

yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi.

Page 33: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

17

Perhitungan PDRB menggunakan dua macam harga, yaitu PDRB atas

dasar harga konstan dan PDRB atas dasar harga berlaku. PDRB ata dasar

harga konstan dihitung dengan menggunakan harga tetap pada suatu tahun

tertentu sebagai dasar/referensi. Sedangkan PDRB atas dasar harga berlaku

dihitung dengan menggunakan harga tahun berjalan. PDRB atas dasar

berlaku menggambarkan nilai tambah barang dan jasa.

Ada tiga pendekatan yang digunakan dalam perhitunan PDRB, yaitu:

a. Pendekatan produksi, yaitu jumlah nilai barang dan jasa akhir yang

dihasilkan oleh seluruh unit produksi/sektor dalam suatu wilayah pada

suatu periode tertentu (biasanya satu tahun).

b. Pendekatan pengeluaran, yaitu jumlah semua komponen permintaan

akhir di suatu wilayah, dalam jangka waktu tertentu. Komponen

permintaan akhir meliputi: pengeluaran konsumsi rumah tangga,

pengeluaran konsumsi lembaga swasta nirlaba, pengeluaran konsumsi

pemerintah, pembentukan modal tetap domestik bruto, perubahan

inventori/stok, dan ekspor neto.

c. Pendekatan pendapatan, yaitu jumlah semua balas jasa yang diterima

oleh faktor-faktor produksi yang digunakan dalam proses produksi di

suatu wilayah dalam jangka waktu tertentu. Komponen balas jasa faktor

produksi yang dimaksud adalah: upah dan gaji, sewa tanah, bunga modal,

dan keuntungan. Semoa komponen tersebut sebelum dipotong pajak

penghasilan dan pajak langsung lainnya.

Page 34: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

18

4. Keunggulan Kompetitif

Keunggulan kompetitif bersifat dinamis karena bergantung kepada

keunggulan daerah yang selaras dengan perkembangan daerah lain. Jika

daerah itu lebih tinggi laju pertumbuhan jumlah produksinya dibandingkan

daerah lain tersebut maka keunggulannya semakin besar, Sjafrizal (2008:

202).

Menurut Robinson Tarigan (2004) dalam Choliq (2007), terdapat

sejumlah faktor yang bisa membuat suatu daerah memiliki keunggulan

kompetitif (competitive advantage), dapat berupa kondisi alam, yaitu suatu

yang sudah given tetapi dapat juga karena usaha-usaha manusia.

Menurutnya bahwa suatu wilayah dapat memiliki keunggulan kompetitif

karena salah satu faktor atau gabungan dari beberapa faktor sebagai

berikut:

a. Pemberian alam, yaitu kondisi alam akhirnya wilayah memiliki

keunggulan untuk menghasilkan suatu produk tertentu.

b. Masyarakat menguasai tenologi mutakhir untuk jenis produk tertentu.

c. Masyarakatnya menguasai ketrampilan khusus.

d. Wilayah itu dekat dengan pasar.

e. Wilayah dengan aksebilitas yang tinggi, seperti adanya sarana

perhubungan baik darat, laut maupun udara.

f. Mempunyai daerah konsentrasi/ sentra dari suatu kegiatan sejenis.

Seperti sentra produksi, sentra perdagangan. Dimana daerah

konsentrasi/ sentra bisamenjamin kepastian adanya barang dalam

Page 35: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

19

kualitas dan kuantitas yang diinginkan dan bisa menurunkan biaya

pemasaran/biaya transportasi.

g. Daerah aglomerasi dari berbagai kegiatan, yaitu memanfaatkan

keuntungan aglomerasi, yaitu efisiensi dalam biaya produksi dan

kemudahan dalam pemasaran.

h. Upah buruh yan rendah dan tersedia dalam jumlah yang cukup serta

i. didukung ketrampilan yang memadai dan mentalitas yang mendukung.

j. Mentalitas masyarakat yang sesuai untuk pembangunan: jujur, terbuka,

mau bekerja keras, dan disiplin sehingga lingkungan aman, tertib, dan

teratur.Kondisi seperti ini akan menjamin kelangsungan investasi,

biaya investasi dan biaya operasi yang lebih rendah dan efisien.

k. Kebijakan pemerintah, antara lain dengan menciptakan salah satu/

beberapafaktor yang menciptakan keunggulan seperti yang disebutkan

diatas.

5. Potensi

Salah satu wujud nyata dari hak, wewenang, dan kewajiban otonom

bagi pemerintah daerah adalah mengelola potensi yang ada pada

daerahnya dalam mewujudkan pembangunan ekonomi daerah guna

meningkatkan taraf hidup masyarakatnya dengan mengelola sektor

ekonomi yang berpotensi atau unggulan, dapat menjadi motor penggerak

pembangunan daerah itu sendiri.

Menurut Soeparmoko (2002) dalam Ni Komang, Potensi ekonomi

suatu daerah adalah kemampuan ekonomi yang ada di daerah yang

Page 36: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

20

mungkin dan layak dikembangkan, sehingga akan terus berkembang

menjadi sumber penghidupan rakyat setempat, bahkan dapat menolong

perekonomian daerah secara keseluruhan untuk berkembang dengan

sendirinya dan berkesinambungan.

Robinson Tarigan (2005: 79) mengungkapkan bahwa seorang

perencana wilayah harus memiliki kemampuan untuk menganalisis potensi

ekonomi wilayahnya. Hal ini terkait dengan kewajibannya di suatu sisi

menentukan sektor-sektor rill yang perlu dikembangkan agar

perekonomian daerah tumbuh cepat dan di sisi lain mampu

mengidentifikasikan faktor-faktor yang membuat potensi sektor tertentu

rendah dan menentukan apakah prioritas untuk menanggulangi kelemahan

tersebut.

Untuk menganalisis potensi suatu wilayah ada beberapa alat analisis

yang dapat digunakan :

a. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) merupakan alat analisis

alternatif yang dapat digunakan dalam perencanaan wilayah dan kita

yang diperoleh dengan memodifikasi model analisis Shift-Share.

Model ini diturunkan dari persamaan awal komponen utama dalam

analisis Shift and Share yakni, Differential Shift dan Proportionality

Shift (Choliq, 2007: 61)

Menurut Aditya (2013) Analisi Model Rasio Pertumbuhan

merupakan alat analisis yang digunakan untuk melihat deskripsi

Page 37: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

21

kegiatan ekonomi (Sektor ekonomi) yang potensial.Analisis MRP ini

dibagi lagi ke dalam dua kriteria, yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah

Studi (RPs) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (Rpr).

1) Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) yaitu perbandingan antara

pertumbuhan pendapatan dalam hal ini ialah pertumbuhan PDRB

sektor i di wilayah studi dengan pertumbuhan pendapatan PDRB

sektor i di wilayah referensi (Kabupaten/Kota terhadap Provinsi).

Berikut formula dari RPs.

RPs =

Keterangan :

= Perubahan PDRB sektor i di wilayah.

= PDRB sektor i di wilayah j pada awal tahun penelitian

= Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun

penelitian

Jika nilai RPs > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi

(kabupaten/kota) lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan

sektor pada wilyah referensi (provinsi/nasional).

Jika nilai RPs < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan sektor pada tingkat wilayah studi

Page 38: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

22

(kabupaten/kota) lebih rendah dibanding dengan pertumbuha

nsektor pada wilyah referensi (provinsi/nasional).

2) Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr) yaitu perbandingan

antara laju pertumbuhan pendapatan kegiatan i di wilayah referensi

dengan laju pertumbuhan total kegiatan (PDRB) wilayah referensi

(provinsi). Berikut formula dari RPr.

RPr =

Keterangan :

= Perubahan PDRB sektor i secara nasional/provinsi

= PDRB sektor i secara nasional/provinsi pada awal tahun

penelitian

= Perubahan PDRB nasional/provinsi

= Total PDRB nasional/provinsi pada awal tahun penelitian

Jika nilai RPr > 1 diberi notasi positif (+) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi

(provinsi/nasional) lebih tinggi dari pertumbuhan PDRB total

wilayah tersebut (provinsi/nasional).

Jika nilai RPr < 1 diberi notasi negatif (-) yang menunjukkan

bahwa pertumbuhan suatu sektor tertentu dalam wilayah referensi

Page 39: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

23

(provinsi/nasional) lebih rendah dari pertumbuhan PDRB total

wilayah tersebut (provinsi/nasional).

b. Analisis Koefisien Lokasi atau Location Quotient (LQ)

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor yang

potensial di Kota Bogor yang termasuk ke dalam sektor basis dan non

basis. Dengan analisis LQ dapat diketahui seberapa besar tingkat

spesialisasi sektor basis di Kota Bogor, dengan rumus sebagai berikut:

LQ = (Si/S) / (Ri/R)

Dengan batasan :

Si = produksi sektor i di daerah analisis

S = total PDRBdi daerah analisis

Ri = produksi sektor i di daerah referensi

R = total PDRB di daerah referensi

LQ = nilai Location Quotient

Menurut, sektor basis/spesialisasi mengacu pada sektor ekonomi

di suatu wilayah, di mana suatu wilayah dikatakan memiliki

spesialisasi jika wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor

ekonomi sehingga pertumbuhan maupun andil sektor tersebut lebih

besar jika dibanding sektor yang sama pada daerah lain. Spesialisasi

juga tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun

peranan permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal.

Menurut Bendavid Val dalam Choliq (2007: 56), kriteria

pengukuran ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu bila LQ > 1

Page 40: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

24

berarti tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah lebih besar

dari sektor yang sama ditingkat nasional. Bila LQ < 1 berarti tingkat

spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah lebih kecil dari sektor

yang sama di tingkat nasional, dan bila LQ = 1 : berarti tingkat

spesialisasi sektor tertentu pada tingkat daerah sama dengan sektor

yang sama pada tingkat nasional. Bila nilai LQ > 1 berarti subsektor

tersebut merupakan sub sektor unggulan di daerah dan potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah. Apabila LQ <

1 berarti subsektor tersebut bukan merupakan subsektor unggulan dan

kurang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak

perekonomian daerah.

c. Analisis LQ Dinamis (DLQ)

Menurut Tarigan (2009) dalam Benny dan Eko (2014), DLQ

merupakan perkembangan dari SLQ. DLQ atau Dinamic Location

Quotient (DLQ) adalah analisis LQ yang dilakukan dalam bentuk time

series/trend. Dalam hal ini, perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu

sektor tertentu pada kurun waktu yang berbeda; apakah mengalami

penurunan atau kenaikan.DLQ merupakan modifikasi dari SLQ

dengan mengakomodasi besarnya PDRB (nilai produksi komoditas)

dari waktu ke waktu.

Konsep analisis DLQ ini adalah sebagai berikut: DLQ > 1 =

potensi pengembangan komoditas i (kecamatan) lebih cepat

dibandingkan sektor yang sama di Kabupaten. DLQ < 1 = potensi

Page 41: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

25

pengembangan komoditas i (kecamatan) lebih rendah dibandingkan

sektor yang sama di Kabupaten.

d. Analisis Overlay

Menurut Aditya (2013) Analisis ini digunakan untuk

mengidentifikasikan sektor unggul baik dari segi kontribusi maupun

pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari analisis LQ dan

analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu

Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr),

dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap komponen

kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau

notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu

diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai kurang

dari satu diberi notasi negatif (-).

Metode ini digunakan untuk menentukan sektor unggulan dengan

menggabungkan hasil dari metode LQ dengan metode Model Rasio

Pertumbuhan (MRP) yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi

(RPR) dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Metode ini

memberikan penilaian kepada sektor-sektor ekonomi dengan melihat

nilai positif (+) dan negatif (-). Sektor yang jumlah nilai positif (+).

Paling banyak berarti sektor tersebut merupakan sektor unggulan dan

begitu juga sebaliknya jika nilai suatu sektor tidak mempunyai nilai

positif berarti sektor tersebut bukan sektor unggulan (Choliq Sabana,

2007).

Page 42: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

26

Dalam penelitian ini akan diidentifikasi hasil overlay dengan

menggunakan tiga klasifikasi menurut Choliq Sabana (2007).

Klasifikasi tersebut yaitu :

a. Klasifikasi 1 (+++), ketiga komponen bernotasi positif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

tinggi di tingkat Jawa Barat maupun di tingkat Kota Bogor dan

kontribusi sektoral Kota Bogor lebih tinggi dari Jawa Barat.

Artinya sektor tersebut mempunyai potensi daya saing yang tinggi

karena unggul baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi dan

dapat dikatakan sektor tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

b. Klasifikasi II (-++), notasi negatif untuk RPr yang berarti kegiatan

sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di

tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan notasi positif untuk RPs dan LQ

yang berarti kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral yang tinggi di tingkat Kota Bogor dan kontribusi sektoral

Kota Bogor lebih tinggi dari Jawa Barat. Dengan kata lain sektor

tersebut merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

c. Klasifikasi III (---), ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

rendah di tingkat Jawa Barat maupun di Kota Bogor dan kontribusi

sektoral di Kota Bogor lebih rendah dari Jawa Barat. Hal ini

menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki daya saing yang

rendah karena tidak unggul baik di tingkat kota maupun di tingkat

Page 43: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

27

provinsi. Dan dapat dikatakan bahwa sektor tersebut tidak

memiliki keunggulan kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi

kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

B. Peneliti Terdahulu

1. (Aditya Nugraha Putra,2015)

Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten Dan Kota Di Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta.Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui sektor

basis ekonomi apa saja yang dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi

masing-masing bagi kabupaten/kota di Provinsi DIY, untuk mengetahui

Sektor ekonomi apa saja yang mempunyai potensi daya saing kompetitif

dan spesialisasi bagi masing-masing kabupaten/kota di Provinsi DIY,

untuk menganalisis tipologi masing-masing daerah berdasarkan potensi

yang dimilikinya, untuk menentukan prioritas sektor basis guna

pengembangan pembangunan di DIY umumnya serta Kabupaten dan Kota

khususnya. Alat Analisis yang digunakan adalah Location Quotient (LQ),

Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), Analisis Overlay, Shift-share,

Tipologi Daerah, Penentuan Prioritas Sektor Basis untuk Pembangunan

Kabupaten/Kota di Daerah Istimewa Yogyakarta.

Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor pertanian, sektor

pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan serta sektor jasa-

jasa merupakan sektor basis yang dominan di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta karena terdapat di tiga kabupaten/kota dari lima

kabupaten/kota. Kabupaten/kota yang menjadi prioritas pengembangan

Page 44: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

28

masing-masing sektor. Prioritas pertama untuk sektor pertanian adalah

Kabupaten Gunung Kidul; Sektor pertambangan dan penggalian di

Kabupaten Bantul dan Gunung Kidul; Sektor industri pengolahan di

Kabupaten Sleman; Sektor Listrik, gas dan air bersih di Kota Yogyakarta;

Sektor bangunan di Kabupaten Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan

restoran di Kota Yogyakarta; Sektor pengangkutan dan komunikasi di

Kota Yogyakarta; Sektor keuangan, persewaan dan jasa perusahaan di

Kota Yogyakarta serta untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan

pengembangannya di Kabupaten Sleman dan Kota Yogyakarta.

2. (Rezki Kurniawan Demmatadju, 2012)

Analisis Komoditas Unggulan Regional Sektor Pertanian Di Sulawesi

Selatan Tahun 2000-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui

daya saing komoditas unggulan sektor Pertanian di Provinsi Sulawesi

Selatan. Alat analisis yang digunakan adalah analisis pertumbuhan

ekonomi, location quotient (LQ), Shift-share, tipologi klassen, indeks

Williamson dan hipotesis U terbalik.

Berdasarkan hasil analisis Shift Share diperoleh bahwa sektor

pertanian yang mempunyai keunggulan kompetitif yang berpengaruh

positif adalah sub sektor peternakan yang memiliki pertumbuhan yang

cepat dengan daya saing wilayah yang sangat kuat, sub sektor perkebunan

dan sub sektor perikanan memiliki pertumbuhan yang cepat tetapi daya

saing wilayah yang lemah, adapun yang memiliki pertumbuhan lambat dan

daya saing tinggi adalah sub sektor kehutanan, sedangkan sub sektor

Page 45: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

29

tanaman pangan memiliki pertumbuhan yang lambat dan daya saing

wilayah yang lemah.

3. (Kati Pane, 2011)

Analisis Potensi Sektor Ekonomi Di Kota Banda Aceh Periode 2005-

2009. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor

unggulan di Kota Banda Aceh, untuk mengetahui perkembangan PDRB

selama 5 tahun ( tahun 2005-2009) pada masing-masing sektor di Kota

Banda Aceh, untuk mengetahui sektor basis analisis di daerah analisis

yaitu Kota Banda Aceh, untuk mengetahui sektor-sektor ekomomi yang

potensial untuk dikembangkan sebagai penunjang pertumbuhan ekonomi

di masing-masing daerah yaitu Kota Banda Aceh.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis LQ, dan analisis shift

share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan PDRB Kota

Banda Acah selama 5 tahun 2005-2009 selalu mengalami peningkatan

yang ditunjukan oleh jumlah nominalnya yang selalu meningkat dari tahun

ke tahun. Sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor

keuangan, persewaan dan perusahaan, sektor perdagangan, hotel dan

restoran memiliki nilai sumbangan tertinggi dalam perkembangan PDRB

Kota Banda Aceh karena memiliki nilai LQ lebih dari satu. Berdasarkan

perhitungan LQ, Kota Banda Aceh memiliki empat sektor ekonomi yang

mempunyai nilai LQ > 1 atau yang merupakan sektor basis di mana sektor

tersebut mampu memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun luar daerah,

yakni sektor pengangkutan dan komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor

Page 46: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

30

keuangan, persewaan, dan perusahaan, dan sektor perdagangan, hotel dan

restoran.

4. (Muhammad Averos, 2010)

Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi Lampung Periode

2004-2009. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perubahan

yang terjadi pada sektor- sektor perekonomian dalam enam tahun antara

2004-2009, untuk mengetahui subsektor yang menjadi sektor potensial

dan penunjang dalam struktur perekonomian di Provinsi Lampung, untuk

mengetahui subsektor pertanian yang paling potensial untuk

dikembangkan dan dimajukan di Provinsi Lampung, serta untuk

mengetahui subsektor potensial yang dapat lebih dikembangkan sebagai

penunjang pertumbuhan ekonomi di Provinsi Lampung.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis LQ, dan analisis shift

share. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan hasil

perhitungan LQ Provinsi Lampung hanya memiliki satu subsektor

ekonomi yang mempunyai nilai LQ > 1 yang merupakan sektor basis, di

mana subsektor tersebut adalah subsektor peternakan. Dan berdasarkan

hasil shift share subsektor ekonomi yang potensial dengan kriteria

tergolong ke dalam subsektor sejenis ditingkat provinsi (Pj rata-rata > 0)

yaitu subsektor tanaman pangan, dan subsektor kehutanan dan perburuan.

5. (Dwi Puspita Yulianto dan Eko Budi Santoso, 2013)

Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada Koridor Jalan Lintas

Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek. Tujuan penelitian

Page 47: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

31

adalah mendapatkan pemetaan komoditas unggulan dari kecamatan-

kecamatan yang dilalui Jalan Lintas Selatan (JLS) Jatim di Kabupaten

Tulungagung-Trenggalek dengan 1 tahapan analisi yaitu mencari

komoditas basis dari masing-masing subsektor yang memiliki daya saing

tinggi dengan tingkat pertumbuhan yang baik serta tergolong komoditas

progresif/maju pada tiap kecamatan.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis LQ, analisis shift share,

dan multiplier effect. Hasil penelitian menunjukkan bahwa untuk

subsektor tanaman pangan, komoditas yang merupakan basis adalah padi

gogo, padi sawah, jagung, ubi kayu, kacang tanah, kacang hijau, dan

kedelai. Untuk subsektor perkebunan, komoditas yang merupakan basis

adalah jambu mente, kapuk randu, kelapa, cengkeh, kopi kenanga, pinang,

kayu manis, kakao, dan vanili. Untuk subsektor kehutanan, komoditas

yang merupakan basis adalah sengon, acasia, sono, dan jati. Untuk

subsektor peternakan, komoditas yang merupakan basis adalah sapi

potong,kerbau, kuda, kambing, domba, ayam kampung, ayam broiler, itik,

dan mentok. Untuk subsektor penggalian, komoditas yang merupakan

basis adalah andesit diorit, kalsit, tembaga, marmer, pasir besi, dan batu

bara.

6. (Annisa Nurfatimah, 2013)

Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di Provinsi

Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis sektor-sektor

nonmigas (pariwisata) yang menjadi sektor basis di kabupaten/kota

Page 48: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

32

Provinsi Bali, untuk menganalisis sektor-sektor nonmigas (pariwisata)

yang potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak perekonomian,

untuk menganalisis keterkaitan/daya tarik potensi ekonomi antara Kota

Denpasar dengan kabupaten-kabupaten di Provinsi Bali.

Alat analisis yang digunakan adalah analisis LQ, analisis shift share,

tipologi sektoral, dan model atau teori gravitasi. Hasil penelitian

menunjukkan bahwa terjadi penyebaran sektor-sektor ekonomi yang basis

di Provinsi Bali dan pemerataan pembangunan daerah Bali. Pembangunan

di Bali tidak dikhususkan untuk satu sektor di setiap kabupaten/kota

tetapi terbagi-bagi untuk bisa memenuhi kebutuhan tiap-tiap daerah.

Sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensi untuk lebih

dikembangkan di keseluruhan kabupaten/kota di Provinsi Bali dan sebagi

acuan pemerintah daerah dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerahnya untuk masa mendatang setelah tahun 2005-2011 berdasarkan

analisis dengan tipologi sektoral sembilan kabupaten/kota yang ada yaitu

sektor pertanian; pertambangan dan penggalian; bangunan dan jasa-jasa

lainnya.

Page 49: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

33

Tabel 2.1

Penelitian-penelitian Sebelumnya

No Nama danTahun Judul Alat Analisis Hasil Penelitian

1 Aditya Nugraha

Putra (2015)

Analisis Potensi

Ekonomi Kabupaten

Dan Kota Di

Provinsi Daerah

Istimewa Yogyakarta

1. Location Quotient

(LQ)

2. Model Rasio

Pertumbuhan

(MRP)

3. Overlay

4. Shift-share

5. Tipologi Daerah

1.Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa sektor

pertanian, sektor pertambangan dan

penggalian, sektor industri pengolahan serta

sektor jasa-jasa merupakan sektor basis yang

dominan di Provinsi Daerah Istimewa

Yogyakarta karena terdapat di tiga

kabupaten/kota dari lima kabupaten/kota.

2.Hasil analisis MRP yang di overlay

menunjukkan bahwa terdapat beberapa

kabupaten/kota di Provinsi DIY yang

memiliki potensi daya saing kompetitif dan

komperatif terhadap sektor ekonominya.

Sektor tersebut adalah sektor bangunan di

Kabupaten Bantul, kemudian sektor

bangunan serta sektor perdagangan, hotel dan

restoran di Kabupaten Sleman begitu juga

Page 50: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

34

untuk sektor perdagangan, hotel dan

resetoran serta sektor pengangkutan dan

komunikasi di Kota Yogyakarta.

3.Hasil analisis Shift-Share di Provinsi DIY

menunjukkan hasil bahwa terdapat beberapa

kabupaten/kota yang memiliki

keunggulan/daya saing kompetitif maupun

spesialisasi.

4.Berdasarkan Tipologi Klassen, Kota

Yogyakarta masuk dalam Tipologi Daerah

Cepat Maju dan Cepat Tumbuh. Sedang kan

Kabupaten Sleman masuk dalam Tipologi

Daerah Berkembang Cepat. Tiga kabupaten

lainnya yaitu Kulo Progo, Bantul dan

Gunung Kidul masuk dalam Tipologi Daerah

Relatif Tertinggal.

5.Kabupaten/kota yang menjadi prioritas

pengembangan masing-masing sektor.

Prioritas pertama untuk sektor pertanian

Page 51: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

35

adalah Kabupaten Gunung Kidul; Sektor

pertambangan dan penggalian di Kabupaten

Bantul dan Gunung Kidul; Sektor industri

pengolahan di Kabupaten Sleman; Sektor

Listrik, gas dan air bersih di Kota

Yogyakarta; Sektor bangunan di Kabupaten

Bantul; Sektor perdagangan, hotel dan

restoran di Kota Yogyakarta; Sektor

pengangkutan dan komunikasi di Kota

Yogyakarta; Sektor keuangan, persewaan

dan jasa perusahaan di Kota Yogyakarta serta

untuk sektor jasa-jasa diprioritaskan

pengembangannya di Kabupaten Sleman dan

Kota Yogyakarta.

2 Rezki Kurniawan

Demmatadju

(2012)

Analisis Komoditas

Unggulan Regional

Sektor Pertanian Di

Sulawesi Selatan

Tahun 2000-2009

1. Location Quotient

(LQ)

2. Shift-share

3. Tipologi klassen

4. Indeks Williamson

1.Berdasarkan hasil analisis Shift Share

diperoleh bahwa sektor pertanian yang

mempunyai keunggulan kompetitif yang

berpengaruh positif adalah sub sektor

peternakan yang memiliki pertumbuhan yang

Page 52: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

36

5. Hipotesis U

terbalik.

cepat dengan daya saing wilayah yang sangat

kuat, sub sektor perkebunan dan sub sektor

perikanan memiliki pertumbuhan yang cepat

tetapi dayasaing wilayah yang lemah, adapun

yang memiliki pertumbuhan lambat dan daya

saing tinggi adalah sub sektor kehutanan,

sedangkan sub sektor tanaman pangan

memiliki pertumbuhan yang lambat dan daya

saing wilayah yang lemah.

3 Kati Pane (2011) Analisis Potensi

Sektor Ekonomi Di

Kota Banda Aceh

Periode 2005-2009

1. Location Quotient

(LQ)

2. Shift Share

1. Berdasarkan PDRB Kota Banda Acah

selama 5 tahun 2005-2009 selalu mengalami

peningkatan yang ditunjukan oleh jumlah

nominalnya yang selalu meningkat dari tahun

ketahun.

2. Sektor pengangkutan dan komunikasi,

sektor jasa-jasa, sektor keuangan, persewaan

dan perusahaan, sektor perdagangan, hotel

dan restoran memiliki nilai sumbangan

tertinggi dalam perkembangan PDRB Kota

Page 53: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

37

Banda Aceh karena memiliki nilai LQ lebih

dari satu.

3. Berdasarkan perhitungan LQ, Kota Banda

Aceh memiliki empat sektor ekonomi yang

mempunyai nilai LQ>1 atau yang merupakan

sektor basis di mana sektorter sebut mampu

memenuhi kebutuhan pasar lokal maupun

luar daerah, yakni sektor pengangkutan dan

komunikasi, sektor jasa-jasa, sektor

keuangan, persewaan, dan perusahaan, dan

sektor perdagangan, hotel dan restoran.

4 Muhammad

Averos (2010)

Analisis Potensi

PertumbuhanEkono

mi di Provinsi

Lampung Periode

2004-2009

1. Location Quotient

(LQ)

2. Shift Share

1. Berdasarkan perhitungan LQ, Provinsi

Lampung hanya memiliki satu subsektor

ekonomi yang mempunyai nilai LQ > 1 yang

merupakan sektor basis, di mana subsektor

tersebut adalah subsektor peternakan.

2. Dan berdasar kan hasil shift share subsektor

ekonomi yang potensial dengan kriteria

tergolong kedalam subsektor sejenis

Page 54: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

38

ditingkat provinsi (Pj rata-rata > 0) yaitu

subsektor tanaman pangan ,dan subsektor

kehutanan dan perburuan.

5 Dwi Puspita

Yulianto dan Eko

Budi Santoso

(2013)

Identifikasi Potensi

Komoditas Unggulan

Pada Koridor Jalan

Lintas Selatan Jatim

di Kabupaten

Tulungagung-

Trenggalek

3. Location Quotient

(LQ)

4. Shift Share

5. Multiplier Effect.

1. Dari hasil penelitian tersebut untuk

subsektor tanaman pangan, komoditas yang

merupakan basis adalah padi gogo, padi

sawah, jagung, ubi kayu, kacang tanah,

kacang hijau, dan kedelai.

2. Untuk subsektor perkebunan, komoditas

yang merupakan basis adalah jambu mente,

kapuk randu, kelapa, cengkeh, kopi kenanga,

pinang, kayu manis, kakao, dan vanili.

3. Untuk subsektor kehutanan, komoditas yang

merupakan basis adalah sengon, acasia,

sono, dan jati.

4. Untuk subsektor peternakan, komoditas yang

merupakan basis adalah sapi potong, kerbau,

kuda, kambing, domba, ayam kampung,

ayam broiler, itik, dan mentok.

Page 55: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

39

5. Untuk subsektor penggalian, komoditas yang

merupakan basis adalah andesitdiorit, kalsit,

tembaga, marmer, pasir besi, dan batu bara.

6 Annisa

Nurfatimah (2013)

Analisis Potensi

Pertumbuhan

Ekonomi

Kabupaten/Kota Di

Provinsi Bali

1. Location Quotient

(LQ)

2. Shift Share

3. Tipologi Sektoral

4. Model atau Teori

Gravitasi

1. Berdasarkan hasil penelitian ini,

menunjukkan bahwa terjadi penyebaran

sektor-sektor ekonomi yang basis di

Provinsi Bali dan pemerataan pembangunan

daerah Bali. Pembangunan di Bali tidak

dikhususkan untuk satu sektor di setiap

kabupaten/kota tetapi terbagi-bagi untuk

bisa memenuhi kebutuhan tiap-tiap daerah.

2. Sektor-sektor ekonomi yang memiliki

potensi untuk lebih dikembangkan di

keseluruhan kabupaten/kota di Provinsi Bali

dan sebagia cuan pemerintah daerah dalam

meningkatkan pertumbuhan ekonomi

daerahnya untuk masa mendatang setelah

tahun 2005-2011 berdasarkan analisis

Page 56: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

40

dengan tipologi sektoral sembilan

kabupaten/kota yang ada yaitu sektor

pertanian; pertambangan dan penggalian;

bangunan dan jasa-jasalainnya.

Page 57: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

41

C. Kerangka Pemikiran

Suatu daerah memiliki potensi masing-masing yang mungkin dan layak

untuk dikembangkan, sehingga akan terus berkembang sebagai sumber

penghidupan masyarakat di wilayah itu sendiri. Akan tetapi tidak semua

potensi yang ada teridentifikasi dengan benar. Sehingga potensi yang ada di

daerah itu sendiri belum dimanfaatkan secara optimal. Oleh karena itu

dibutuhkan analisis mengenai potensi ekonomi daerah, agar pembangunan

ekonomi daerah berjalan dengan efisien dan optimal, sehingga dapat

meningkatkan pertumbuhan ekonomi di daerah itu sendiri.

Untuk mengetahui kondisi perekonomian suatun daerah pada periode

tertentu dapat dilihat dari Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), dengan

demikian dapat diketahui kemampuan dalam menciptakan lapangan usaha

ataupun sumbangan dari setiap sektor-sektor ekonomi yang ada. Dalam PDRB

Kota Bogor atas dasar harga konstan menunjukkan bahwa sektor ekonomi

yang meberikan kontribusi terbesar dalam pembentukan PDRB di wilayah

tersebut adalah sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor yakni mencapai Rp 5,972,855.53.

Merujuk pada teori basis ekonomi yang digunakan untuk

mengidentifikasikan sektor-sektor ekonomi yang tergolong ke dalam sektor

basis dan non basis dengan alat analisis LQ. Menurut peneliti terdahulu

Muhammad (2011, 51), sektor basis/spesialisasi mengacu pada sektor

ekonomi di suatu wilayah, di mana suatu wilayah dikatakan memiliki

spesialisasi jika wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi

Page 58: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

42

sehingga andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan sektor yang sama

pada daerah lain.

Berpacu pada teori pertumbuhan dengan melihat distribusi dan laju

pertumbuhan PDRB dengan berpacu pada alat analisis MRP dan DLQ.

Dengan metode MRP dapat diidentifikasikan klasifikasi setiap sektor

ekonomi, menurut peneliti terdahulu Aditya (2013) analisis Model Rasio

Pertumbuhan dapat digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan sektor

ekonomi yang potensial di tingkat wilayah studi maupun di tingkat wilayah

referensi. Dengan metode DLQ, menurut peneliti terdahulu Benny dan Eko

(2014), dapat diketahui kriteria masing-masing sektor, dengan melihat suatu

sektor termasuk ke dalam kriteria sektor unggulan, sektor prospektif, sektor

andalan, atau sektor tertinggal. Selanjutnya Pengembangan potensi ekonomi

daerah sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi merujuk pada teori analisis

Overlay, dengan melikat sektor ekonomi yang paling potensial karena unggul

dari segi pertumbuhan dan kontribusinya, sehingga akan ada implikasinya

berupa prioritas pembangunan daerah. Dengan demikian terlihat dari

penelitian ini akan memiliki peran dalam penentuan prioritas pembangunan

daerah di Kota Bogor.

Page 59: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

43

Gambar 2.1.

Bagan Kerangka Pemiikiran

Potensi Ekonomi Kota Bogor

Analisis LQ Analisis

DLQ

Sektor-sektor Ekonomi Pembentuk Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) Harga Konstan di Kota Bogor

Analisis

MRP

Analisis Overlay

Hasil Analisis dan Prioritas

Pembangunan

Page 60: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

44

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Ruang Lingkup Penelitian

Penelitian ini menggunakan data skunder yang bersifat kuantitatif dan

data primer yang bersifat kualitatif, adapun sumber data-data yang digunakan

adalah dari BAPPEDA Kota Bogor, BPS Kota Bogor, dan Website Resmi

Pemkot Bogor. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Bogor dari tahun 2011-2016, yaitu

PDRB sektor: Pertanian, Kehutanan dan Perikanan; Industri Pengolahan;

Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan; Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa Keuangan dan Asuransi;

Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan;Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial;

dan Jasa Lainnya.

B. Metode Penentuan Sampel

Menurut Sugiyono (2005:78) dalam Aditya (2013,32), Purposive

Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.

Akan tetapi di dalam penelitian ini penlis tidak menggunakan sample, karena

penulis menggunakan semua populasi di Kota Bogor. Menurut Kuncoro

(2003), populasi adalah kelompok elemen yang lengkap yang biasanya berupa

orang, objek, transaksi, atau kejadian di mana kita tertarik untuk

Page 61: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

45

mempelajarinya atau menjadi objek penelitian. Populasi yang digunakan

dalam penelitian ini yaitu PDRB seluruh sektor ekonomi di Kota Bogor atas

dasar harga konstan menurut lapangan usaha 2010.

C. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini berdasarkan data sekunder dan data primer. Data skunder

merupakan data yang diperoleh dengan cara tidak langsung, yaitu dengan

melihat dokumen atau laporan yang memang sudah tersedia dari suatu sumber

tertentu. Sedangkan data primer merupakan data yang diperoleh dengan

meninjau langsung lembaga yang menjadi objek penelitian, yaitu dengan cara

wawancara (interview) atau angket.

Data skunder dalam penelitian ini bersumber dari, BPS Kota Bogor, dan

Website Resmi Pemkot Bogor yaitu kotabogor.go.id. Dokumen data tersebut

merupakan data dalam bentuk laporan hingga statistik dan data primer dalam

penelitian ini berupa wawancara yang bersumber dari Bappeda Kota Bogor.

Data penelitian yang digunakan juga merupakan data kuantitatif dan kualitatif,

dan termasuk data time-series secara tahunan di Kota Bogor periode tahun

2011 hingga 2016.

D. Metode Analisis Data

Jenis metode analisis data dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif dan kualitatif-deskriptif, yang ditujukan untuk mengetahui sektor

ekonomi unggulan di Kota Bogor. Indikator yang digunakan dalam penelitian

ini adalah PDRB semuasektor ekonomi di Kota Bogor tidak termasuk sektor

pertambangan dan penggalian, yakni sektor: Pertanian, Kehutanan dan

Page 62: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

46

Perikanan; Industri Pengolahan; Pengadaan Listrik dan Gas; Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang; Konstruksi; Perdagangan Besar

dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor; Transportasi dan Pergudangan;

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum; Informasi dan Komunikasi; Jasa

Keuangan dan Asuransi; Real Estate; Jasa Perusahaan; Administrasi

Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib; Jasa Pendidikan; Jasa

Kesehatan dan Kegiatan Sosial; dan Jasa Lainnya. Untuk menganalisis dan

mengidentifikasi sektor mana yang paling unggul, dan berpotensi untuk

dikembangkan, analisis dalam penelitian ini ada empat analisis. Dimana,

pertanyaan pertama mengenai sektor ekonomi apa yang termasuk ke dalam

sektor basis atau memiliki spesialisasi tinggi di Kota Bogor, menggunakan

metode analisis Location Quotient (LQ). Pertanyaan kedua mengenai sektor

ekonomi apa di Kota Bogor yang potensi perkembangannya lebih cepat

dibandingkan sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat, menggunakan metode

analisis LQ Dinamis (DLQ). Pertanyaan ketiga mengenai sektor ekonomi apa

yang pertumbuhannya unggul baik di tingkat Kota Bogor maupun di tingkat

Provinsi Jawa Barat, menggunakan metode analisis Model Rasio Pertumbuhan

(MRP). Dan untuk pertanyaan keempat mengenai sektor ekonomi apa yang

unggul di Kota Bogor baik dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya

menggunakan pendekatan analisis Overlay.

1. Analisis Koefisien Lokasiatau Location Quotient (LQ)

Sektor basis adalah sektor ekonomi yang mampu memenuhi kebutuhan

barang-barang dan jasa-jasa untuk pasar di daerah itu sendiri maupun

Page 63: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

47

daerah lain dan dapat dijadikan sektor unggulan. Sektor non-basis adalah

sektor ekonomi yang hanya mampu memenuhi kebutuhan barang-barang

dan jasa-jasa untuk pasar di daerah itu sendiri, hal ini yang

mengindikasikan bahwa komoditas tersebut kurang/tidak unggul di daerah

yang bersangkutan.

Analisis ini digunakan untuk mengidentifikasi sektor yang potensial di

Kota Bogor yang termasuk ke dalam sektor basis dan non basis. Dengan

analisis LQ dapat diketahui seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis

di Kota Bogor, dengan rumus sebagai berikut:

LQ = (Si/S) / (Ri/R)

Dengan batasan :

Si = produksi sektor i di daerah analisis (kota Bogor)

S = total PDRB di daerah analisis (kota Bogor)

Ri = produksi sektor i di daerah referensi (provinsi Jawa Barat)

R = total PDRB di daerah referensi (provinsi Jawa Barat)

LQ = nilai Location Quotient

Menurut Muhammad (2011, 51), sektor basis/spesialisasi mengacu

pada sektor ekonomi di suatu wilayah, di mana suatu wilayah dikatakan

memiliki spesialisasi jika wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor

ekonomi sehingga andil sektor tersebut lebih besar jika dibanding sektor

yang sama pada daerah lain. Spesialisasi juga tercipta akibat potensi

sumber daya alam yang besar maupun peranan permintaan pasar yang besar

terhadap output-output lokal.

Page 64: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

48

Menurut Bendavid Val dalam Choliq (2007: 56), kriteria pengukuran

LQ ada tiga kemungkinan yang terjadi yaitu:

a. Jika LQ > 1 maka dikatagorikan ke dalam sektor basis, artinya tingkat

spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah analisis (Kota Bogor)

lebih tinggi dari tingkat provinsi daerah analisis (Provinsi jawa Barat).

b. Jika LQ = 1 maka dikatagorikan ke dalam sektor basis, namun tingkat

spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah analisis (Kota Bogor)

sama dengan sektor yang sama di tingkat provinsi daerah analisis

(Provinsi jawa Barat).

c. Jika LQ < 1 maka dikatagorikan ke dalam sektor non basis, artinya

tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat daerah analisis (Kota

Bogor) lebih rendah dari tingkat provinsi daerah analisis (Provinsi

jawa Barat).

Apabila LQ ≥ 1 berarti sektor tersebut merupakan sektor unggulan di

daerah dan potensial untuk dikembangkan sebagai penggerak

perekonomian daerah. Namun, jika LQ < 1 berarti sektor tersebut bukan

merupakan sektor unggulan di daerah dan kurang potensial untuk

dikembangkan sebagai penggerak perekonomian daerah.

2. Analisis LQ Dinamis (DLQ)

Selanjutnya untuk mengetahui sektor basis/non basis dalam tempo per

tahun dan per periode yang ditentukan adalah dengan menggunkan Analisis

LQ Dinamis (DLQ). Menurut Kuncoro (2009) dalam Benny dan Eko

(2014), DLQ merupakan perkembangan dari SLQ. DLQ atau Dinamic

Page 65: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

49

Location Quotient (DLQ) adalah analisis LQ yang dilakukan dalam bentuk

time series/trend. Dalam hal ini, perkembangan LQ bisa dilihat untuk suatu

sektor tertentu dari waktu ke waktu; apakah mengalami penurunan atau

kenaikan. Dengan rumus sebagai berikut:

DLQ = |

|

Dengan batasan :

vi = rata – rata laju pertumbuhan PDRB sektor i di Kota Bogor

Vi = rata – rata laju pertumbuhan PDRB sektor i di Provinsi Jawa

Barat

vt = rata – rata laju pertumbuhan total PDRB di Kota Bogor

Vt = rata – rata laju pertumbuhan total PDRB di Provinsi Jawa Barat

t = tahun penelitian

DLQ = koefisien DLQ

Dengan Ketentuan:

DLQ > 1, artinya potensi perkembangan sektor i di Kota Bogor lebih maju

dibandingkan sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat.

DLQ < 1, artinya potensi perkembangan sektor i di Kota Bogor kurang

maju dibandingkan sektor yang sama di provinsi Jawa Barat.

DLQ = 1, artinya potensi perkembangan sektor i di Kota Bogor sama

dengan sektor yang sama di provinsi Jawa Barat.

Menurut Benny dan Eko Gabungan antra nilai SLQ dan DLQ

dijadikan kriteria dalam menentukan apakah komoditas unggulan tersebut

Page 66: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

50

tergolong unggulan, prospektif, andalan, atau tertinggal. Untuk

selengkapnya dapat dilihat pada Tabel III.1 berikut. Hasil dari analisa ini

akan terpilih komoditas yang tergolong unggulan, prospektif, andalan, atau

tertinggal.

Tabel 3.1

Klasifikasi Sektor Berdasarkan Gabungan LQ dan DLQ

KRITERIA SLQ > 1 SLQ < 1

DLQ > 1 Sektor Unggulan Sektor Andalan

DLQ < 1 Sektor Prospektif Sektor Tertinggal

Sumber : Kuncoro (2009) dalam Benny dan Eko (2014)

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) merupakan alat analisis alternatif

yang dapat digunakan dalam perencanaan wilayah yang diperoleh dengan

memodifikasi model analisis Shift-Share. Model ini diturunkan dari

persamaan awal komponen utama dalam analisis Shift and Share yakni,

Differential Shift dan Proportionality Shift (Choliq, 2007: 61)

Menurut Aditya (2013) Analisi Model Rasio Pertumbuhan merupakan

alat analisis yang digunakan untuk melihat deskripsi kegiatan ekonomi

(sektor ekonomi) yang potensial. Analisis MRP ini dibagi lagi ke dalam

dua kriteria, yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) dan Rasio

Pertumbuhan Wilayah Referensi (Rpr). Berikut ini penjelasan dari masing-

masing kriteria MRP:

a. Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs) yaitu perbandingan antara

pertumbuhan pendapatan/produksi dalam hal ini ialah pertumbuhan

Page 67: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

51

pendapatan/produksi sektor i di wilayah studi (Kota Bogor) dengan

pertumbuhan pendapatan pendapatan/produksi sektor i di wilayah

referensi (Provinsi Jawa Barat). Berikut formula dari RPs.

RPs =

Keterangan :

= Perubahan pendapatan/produksi sektor i di Kota Bogor

periode 2011-2016.

= pendapatan/produksi sektor i di Kota Bogor pada awal tahun

penelitian

= Perubahan pendapatan/produksi sektor i di Provinsi Jawa

Barat periode 2011-2016

= Pendapatan/produksi sektor i di Provinsi Jawa Barat pada

awal tahun penelitian

Jika nilai RPs > 1, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tertentu

pada tingkat wilayah studi (kota Bogor) lebih tinggi dibanding dengan

pertumbuhan sektor yang sama pada wilyah referensi (Provinsi Jawa

Barat).

Jika nilai RPs < 1, menunjukkan bahwa pertumbuhan sektor tertentu

pada tingkat wilayah studi (Kota Bogor) lebih rendah dibanding

dengan pertumbuhan sektor yang sama pada wilyah referensi (Provinsi

Jawa Barat).

Page 68: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

52

b. Rasio Pertumbuhsn Wilayah Referensi (RPr) yaitu perbandingan antara

laju pertumbuhan pendapatan/produksi sektor i di wilayah referensi

(Provinsi Jawa Barat) dengan laju pertumbuhan total kegiatan

(pendapatan/produksi) wilayah referensi (Provinsi Jawa Barat). Berikut

formula dari RPr.

RPr =

Keterangan :

= Perubahan pendapatan/produksi sektor i di Provinsi Jawa

Barat periode 2011-2016

= pendapatan/produksi sektor i di Provinsi Jawa Barat pada

awal tahun penelitian

= Perubahan pendapatan/produksi di Provinsi Jawa Barat

periode 2011-2016

= Total pendapatan/produksidi Provinsi Jawa Barat pada awal

tahun penelitian

Jika nilai RPr > 1, menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor

tertentu dalam wilayah referensi (Provinsi Jawa Barat) lebih tinggi dari

pertumbuhan pendapatan/produksi total wilayah tersebut (Provinsi

Jawa Barat).

Jika nilai RPr < 1, menunjukkan bahwa pertumbuhan suatu sektor

tertentu dalam wilayah referensi (Provinsi Jawa Barat) lebih rendah

Page 69: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

53

dari pertumbuhan pendapatan/produksi total wilayah tersebut (Provinsi

Jawa Barat).

Untuk melihat sektor ekonomi yang potensial, maka hasil perhitungan

MRP dapat diklasifikasikan sebagai berikut:

Klasifikasi 1, di mana nilai RPs dan RPr lebih dari satu yang berarti bahwa

kegiatan suatu sektor ekonomi baik pada tingkat kota maupun tingkat

provinsi mempunyai pertumbuhan yang unggul.

Klasifikasi 2, di mana nilai RPs lebih dari satu namun nilai RPr kurang dari

satu yang berarti bahwa kegiatan suatu sektor ekonomi pada tingkat kota

mempunyai pertumbuhan yang unggul sementara pada tingkat provinsi

tidak unggul.

4. Analisis Overlay

Menurut Aditya (2013) Analisis ini digunakan untuk

mengidentifikasikan sektor unggul baik dari segi kontribusi maupun

pertumbuhannya dengan menggabungkan hasil dari analisis LQ dan

analisis MRP. Sehingga analisis ini terdiri dari tiga komponen yaitu

Location Quotient (LQ), Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr), dan

Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Setiap komponen kemudian

disamakan satuannya dengan diberi notasi positif (+) atau notasi negatif (-).

Jika koefisien komponen bernilai lebih dari satu diberi notasi positif (+) dan

jika koefisien komponen bernilai kurang dari satu diberi notasi negatif (-).

Metode ini digunakan untuk menentukan sektor unggulan dengan

menggabungkan hasil dari metode LQ dengan metode Model Rasio

Page 70: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

54

Pertumbuhan (MRP) yaitu Rasio Pertumbuhan Wilayah Referensi (RPr)

dan Rasio Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Metode ini memberikan

penilaian kepada sektor-sektor ekonomi dengan melihat nilai positif (+) dan

negatif (-). Sektor yang jumlah nilai positif (+). Paling banyak berarti sektor

tersebut merupakan sektor unggulan dan begitu juga sebaliknya jika nilai

suatu sektor tidak mempunyai nilai positif berarti sektor tersebut bukan

sektor unggulan (Choliq Sabana, 2007).

Dalam penelitian ini akan diidentifikasi hasil overlay dengan

menggunakan tiga klasifikasi menurut Choliq Sabana (2007). Klasifikasi

tersebut yaitu :

d. Klasifikasi 1 (+++), ketiga komponen bernotasi positif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi

di tingkat Jawa Barat maupun di tingkat Kota Bogor dan kontribusi

sektoral Kota Bogor lebih tinggi dari Jawa Barat. Artinya sektor

tersebut mempunyai potensi daya saing yang tinggi karena unggul baik

di tingkat kota maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor

tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

e. Klasifikasi II (-++), notasi negatif untuk RPr yang berarti kegiatan

sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di

tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan notasi positif untuk RPs dan LQ yang

berarti kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

tinggi di tingkat Kota Bogor dan kontribusi sektoral Kota Bogor lebih

Page 71: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

55

tinggi dari Jawa Barat. Dengan kata lain sektor tersebut merupakan

spesialisasi kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

f. Klasifikasi III (---), ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah

di tingkat Jawa Barat maupun di Kota Bogor dan kontribusi sektoral di

Kota Bogor lebih rendah dari Jawa Barat. Hal ini menandakan sektor

ekonomi tersebut memiliki daya saing yang rendah karena tidak unggul

baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi. Dan dapat dikatakan

bahwa sektor tersebut tidak memiliki keunggulan kompetitif dan bukan

merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

E. Operasional Variabel Penelitian

Bagian ini akan menjelaskan definisi dari masing-masing variable yang

digunakan, adapun variable yang terlibat dalam penelitian ini adalah :

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB), Produk Domestik Regional

Bruto atas dasar harga pasar adalah jumlah nilai barang dan jasa akhir di

wilayah tertentu. Dalam penelitian ini menggunakan PDRB seluruh sektor

ekonomi di Kota Bogor atas dasar harga konstan tahun 2010 dalam satuan

rupiah, yakni sektor:

a. Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

Kategori ini mencakup segala pengusahaan yang didapatkan dari

alam dan merupakan benda-benda atau barang-barang biologis (hidup)

yang hasilnya dapat digunakan untuk memenuhi kebutuhan hidup

sendiri atau untuk dijual kepada pihak lain. Pengusahaan ini termasuk

Page 72: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

56

kegiatan yang tujuan utamanya untuk memenuhi kebutuhan sendiri

(subsisten) seperti pada kegiatan usaha tanaman pangan (BPS, 2016).

b. Industri Pengolahan

Katagori industri pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di

bidang perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau

komponenmenjadi produk baru. Unit industri pengolahan digambarkan

sebagai pabrik, mesin, atau peralatan yang khusus digerakkan dengan

mesin dan tangan. Termasuk kategori industri pengolahan adalah

perubahan bahan menjadi produk baru yang dengan menggunakan

tangan, kegiatan naklon atau kegiatan penjualan produk yang dibuat di

tempat yang sama di mana produk tersebut dijual dan unit yang

melakukan pengolahan bahan-bahan dari pihak lain atas dasar kontrak

(BPS, 2016)

c. Pengadaan Listrik dan Gas

Kategori ini mencakup kegiatan pengadaan tenaga listrik, gas

alam dan buatan, uap panas, air panas, udara dinguin dan produk es

dan sejenisnya melalui jaringan, saluran, atau pipa infrastruktur

permanen. Kategori ini juga mencakup pengoprasian mesin gas yang

menghasilkan, mengontrol dan menyalurkan tenaga listrik atau gas.

Juga mencakup pengadaan uap panas dan AC (BPS, 2016).

d. Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

Kategori ini mencakup kegiatan ekonomi/lapangan usaha yang

berhubunban dengan pengelolaan berbagai bentuk limbah/sampah,

Page 73: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

57

seperti limbah/sampah padat atau bukan baik rumah tangga ataupun

industri, yang dapat mencemari lingkungan. Hasil dari proses

pengelolaan limbah sampah atau kotoran ini dibuang atau menjadi

input dalam proses produksi lainnya. Kegiatan pengadaan air termasuk

kategori ini, karena kegiatan ini sering kali dilakukan dalam

hubungannya dengan atau oleh unit yang terlibat dalam pengelolaan

limbah/kotoran (BPS, 2016).

e. Konstruksi

Kategori konstruksi adalah kegiatan usaha dibidang konstruksi

umum dan konstruksi khusus pekerjaan gedung dan bangunan sipil,

baik digunakan sebagai tempat tinggal atau sarana kegiatan lainnya.

Kegiatan konstruksi mencakup pekerjaan baru, perbaikan, penambahan

dan perubahan, pendirian prafabrikasi bangunan atau struktus di lokasi

proyek dan juga konstruksi yang bersifat sementara (BPS, 2016)

f. Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

Kategori ini meliputi kegiatan ekonomi/lapangan usaha dibidang

perdagangan besar eceran (yaitu penjualan tanpa perubahan teknis)

dari berbagai jenis barang, dan memberikan imbalan jasa yang

mengiringi penjualan barang-barang tersebut. Baik penjualan secara

grosir (perdagangan besar) maupun eceran merupakan tahap akhir

dalam pendistribusian barang dagangan. Kategori ini juga mencakup

reparasi mobil dan sepeda motor (BPS, 2016).

Page 74: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

58

g. Transportasi dan Pergudangan

Kategosi ini mencakup penyediaan angkutan penumpang atau

barang, baik yang berjadwal maupun tidak, dengan menggunakan rel,

saluran pipa, jalan darat, air atau udara dan kegiatan yang berhubungan

dengan pengangkutan. Kategori Transportasi, dan Pergudangan terdiri

atas; angkutan rel; angkutan darat; angkutan laut; angkutan sungai;

danau; dan penyebrangan; angkutan udara; pergudangan dan jasa

pnunjang angkutan; pos dan kurir. Kegiatan pengangkutan meliputi

kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari suatu tempat ke

tempat lainnya dengan menggunakan alat angkut atau kendaraan, baik

bermotor maupun tidak bermotor. Sedangkan jasa penunjang angkutan

mencakup kegiatan yang sifatnya menunjang kegiatan pengangkutan

seperti: terminal, pelabuhan, pergudangan, dan lain-lain (BPS, 2016).

h. Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Kategori ini mencakup penyediaan akomodasi penginapan

jangka pendek untuk pengunjung dan pelancong lainnya serta

penyediaan makanan dan minuman untuk konsumsi segera. Jumlah

dan jenis layanan tambahan yang disediakan sangat bervariasi. Tidak

termasuk penyediaan akomodasi jangka panjang seperti tempat tinggal

utama, penyiapan makanan atau minuman bukan umum untuk

dikonsumsi segera atau yang melalui kegiatan perdagangan besar dan

eceran (BPS, 2016).

Page 75: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

59

i. Informasi dan Komunikasi

Kategori ini mencakup produksi dan distribusi informasi dan

produk kebudayaan, persediaan alat untuk mengirimkannya atau

mendistribusikan produk-produk ini dan juga data atau kegiatan jasa

informasi lainnya. Kategori terdiri dari beberapa industri yaitu

Penerbitan, Produksi Gambar Bergerak, Video, Perekam Suara dan

Penerbitan Musik, Penyiaran dan Pemograman (Radio dan Televisi),

Telekomunikasi, Pemograman, Konsultasi Komputer, dan Teknologi

Informasi (BPS, 2016).

j. Jasa Keuangan dan Asuransi

Kategori ini mencakup jasa perantara keuangan, asuransi dan

pension, jasa keuangan lainnya serta jasa penunjang keuangan.

Kategori ini juga mencakup kegiatan pemegang asset, seperti kegiatan

perusahaan holding dan kegiatan dari lembaga penjaminan atau

pendanaan dan lembaga keuangan sejenis (BPS, 2016).

k. Real Estate

Kegiatan ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau

perantara dalam penjualan atau pembelian real estate serta penyediaan

jasa real estate lainnya bisa dilakukan atas milik snediri atau milik

orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kegiatan ini

juga mencakup kegiatan pembangunan gedung, pemeliharaan atau

penyewaan bangunan. Real estate adalah property berupa tanah dan

bangunan (BPS, 2016).

Page 76: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

60

l. Jasa Perusahaan

Kategori Jasa Perusahaan merupakan gabungan dari dua

kategori, yakni kategori M dan kategori N. Kategori M mencakup

kegiatan professional, ilmu pengetahuan dan teknik yang

membutuhkan tingkat pelatihan yang tinggi dan menghasilkan ilmu

pengetahuan dan keterampilan khusus yang tersedia untuk

penggunaan. Kegiatan yang termasuk kategori M antara lain: jasa

hukum dan akuntansi, jasa arsitektur dan teknik sipil, penelitian dan

pengembangan ilmu pengetahuan, periklanan dan penelitian pasar,

serta jasa professional ilmiah dan teknis lainnya. Kategori N mencakup

berbagai kegiatan yang mendukung operasional usaha secara umum.

Kegiatan yang termasuk kategori N antara lain: jasa persewaan dan

sewa guna usaha tanpa hak opsi, jasa ketenagakerjaan, jasa agen

perjalanan, penyelenggaraan tour dan jasa reservasi lainnya, jasa

keamanan dan penyelidikan, jasa untuk gedung dan pertanaman, jas

administrasi kantor, serta jasa penunjang kantor dan jasa penunjang

usaha lainnya (BPS, 2016).

m. Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib

Kategori ini mencakup kegiatan yang sifatnya pemerintahan,

yang umumnya dilakukan oleh administrasi pemerintahan. Kategori ini

juga mencakup perundang-undangan, kegiatan legislative, perpajakan,

pertahanan negara, keamanan dan keselamatan negara, pelayanan

Page 77: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

61

imigrasi, hubungan luar negri dan administrasi program pemerintah,

serta jaminan sosial wajib (BPS, 2016).

n. Jasa Pendidikan

Kategori ini mencakup kegiatan pendidikan pada berbagai

tingkatan dan untuk berbagai pekerjaan, baik secara lisan atau tertulis

seperti halnya dengan berbagai cara komunikasi. Kategori ini juga

mencakup pendidikan negeri dan swasta juga mencakup pengajaran

yang terutama mengenai kegiatan olahraga, hiburan dan penunjang

pendidikan. Pendidikan dapat disediakan dalam ruangan, melalui

penyiaran radio dan televisi, internet, surat menyurat. Tingkat

pendidikan dikelompokan seperti kegiatan pendidikan dasar,

pendidikan menengah, pendidikan tinggi, dan pendidikan lain,

mencakup juga jasa penunjang pendidikan dan pendidikan anak usia

dini (BPS, 2016).

o. Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

Kategori ini mencakup kegiatan penyediaan jasa kesehatan dan

kegiatan social yang cukup luas cakupannya, dimulai dari pelayanan

kesehatan yang diberikan oleh tenaga professional terlatih di rumah

sakit dan fasilitas kesehatan lain sampai kegiatan perawatan di rumah

yang melibatkan tingkat kegiatan pelayanan kesehatan sampai kegiatan

social yang tidak melibatkan tenaga kesehatan professional. Kegiatan

penyediaan jasa kesehatan dan kegiatan sosial mencakup: Jasa Rumah

Sakit; Jasa Klinik; Jasa Rumah Sakit Linnya; Praktik Dokter; Jasa

Page 78: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

62

Pelayanan Kesehatan yang dilakukan Paramedis; Jasa Pelayanan

Kesehatan Tradisional; Jasa Pelayanan Penunjang Kesehatan; Jasa

Angkutan Khusus Pengangkutan Orang Sakit (Medical Evacuation);

Jasa Kesehatan Hewan; Jasa Kegiatan Sosial (BPS, 2016).

p. Jasa Lainnya.

Kategori Jasa Lainnya merupakan gabungan empat kategori.

Kategori ini mempunyai kegiatan yang cukup luas yang meliputi:

Kesenian, Hiburan, dan Rekreasi; Jasa Reparasi Komputer dan Barang

Keperluan Pribadi dan Perlengkapan Rumah Tangga; Jasa Perorangan

Yang Melayani Rumah Tangga; Kegiatan Yang Menghasilkan Barang

dan Jasa Oleh Rumah Tangga Yang Digunakan Sendiri untuk

memenuhi kebutuhan; Jasa Swasta Lainnya termasuk Kegiatan Badan

Internasional, seperti PBB dan Perwakilan PBB, Badan Regional, IMF,

OECD, dan lain-lain (BPS, 2016).

2. Pertumbuhan sektor ekonomi adalah pertumbuhan nilai barang dan jasa

dari setiap sektor ekonomi yang dihitung dari angka PDRB atas dasar

harga konstan (ADHK) tahun 2010. PDRB (ADHK) merupakan nilai

produksi barang dan jasa akhir dalam suatu waktu kurun waktu tertentu

orang-orang dan perusahaan. Dinamakan bruto karena memasukkan

komponen penyusutan. Disebut domestik karena menyangkut batas

wilayah. Disebut konstan karena harga yang digunakan mengacu pada

tahun tertentu, tahun dasar 2010 (Muhammad, 2011:63).

Page 79: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

63

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Obyek Penelitian

Gambar 4.1.

Peta Kota Bogor

1. Luas dan Batasan Wilayah Administrasi

Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 hektar yang terdiri dari

enam kecamatan dan 68 kelurahan. Keenam kecamatan tersebut yaitu

Kecamatan Bogor Selatan, Kecamatan Bogor Timur, Kecamatan Bogor

Utara, Kecamatan Bogor Tengah, Kecamatan Bogor Barat, dan

Kecamatan Tanah Sareal. Kecamatan Bogor Barat mempunyai luas

wilayah terbesar yaitu 3.285 hektar dan terdiri dari 16 kelurahan

sedangkan Kecamatan Bogor Tengah mempunyai luas wilayah terkecil

Page 80: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

64

yaitu 813 hektar dan terdiri dari 11 kelurahan. Untuk luas wilayah menurut

kecamatan tersaji pada Tabel 4. 1. Secara administratif Kota Bogor

dikelilingi oleh Wilayah Kabupaten Bogor dengan batas wilayah sebagai

berikut :

a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Kemang, Bojong Gede,

dan Kecamatan Sukaraja Kabupaten Bogor.

b. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Sukaraja dan Kecamatan

Ciawi, Kabupaten Bogor.

c. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Darmaga dan Kecamatan

Ciomas, Kabupaten Bogor.

d. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cijeruk dan Kecamatan

Caringin, Kabupaten Bogor.

Tabel 4.1

Luas Wilayah Menurut Kecamatan di Kota Bogor

No KECAMATAN LUAS WILAYAH (HA)

1 Bogor Selatan 3.081

2 Bogor Timur 1.015

3 Bogor Utara 1.772

4 Bogor Tengah 813

5 Bogor Barat 3.285

6 Tanah Sareal 1.884

Jumlah 11.850

Sumber : RPJMD Kota Bogor, 2015-2019

2. Letak dan Kondisi Geografis

Secara geografis Kota Bogor terletak di antara 106°43’30”BT –

106°51’00”BT dan 6°30’30”LS – 6°41’00”LS. Kedudukan geografi Kota

Bogor berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor serta lokasinya

Page 81: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

65

sangat dekat dengan DKI Jakarta. Jarak Kota Bogor dengan Kota Jakarta

kurang lebih 60 kilometer dan dengan Kota Bandung sekitar 120

kilometer. Hal ini menjadi potensi yang strategis bagi perkembangan dan

pertumbuhan ekonomi dan jasa, pusat kegiatan nasional untuk industri,

perdagangan, transportasi, komunikasi, dan pariwisata (RPJMD Kota

Bogor, 2015-2019).

3. Topografi

Kota Bogor mempunyai wilayah dengan kontur berbukit dan

bergelombang dengan ketinggian bervariasi, ketinggian minimum 190

meter dan ketinggian maksimum 330 meter di atas permukaan laut.

Sebagian besar wilayah Kota Bogor memiliki lahan datar dengan

kemiringan berkisar 0−2 persen, untuk luasan lahan datar seluas 1.763,94

hektar dan tersebar di enam kecamatan. Seluas 8.091,19 hektar merupakan

lahan landai dengan kemiringan berkisar 2−15 persen, seluas 1.109,92

hektar merupakan lahan agak curam dengan kemiringan 15−25 persen,

seluas 765,21 hektar merupakan lahan curam dengan kemiringan 25−40

persen dan lahan sangat curam seluas 119,74 hektar dengan kemiringan

lebih dari 40 persen (RPJMD Kota Bogor, 2015-2019).

4. Klimatologi

Kondisi iklim selama tahun 2015 di Kota Bogor suhu rata-rata tiap

bulan 34,2°C (maksimal) dan suhu rata-rata terendah 20,0°C. Suhu

tertinggi terjadi pada bulan Agustus 2015 yang tercatat 35,0°C dan

terendah tercatat 17,4°C. Kelembaban udara 89,9 %, curah hujan rata-rata

Page 82: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

66

setiap bulan sekitar 267,9 – 385,3 mm dengan curah hujan terbesar pada

bulan November 2015. (Kota Bogor Dalam Angka 2016).

5. Demografi

Penduduk Kota Bogor pada tahun 2015 terdapat sebanyak 1.047.922

jiwa yang terdiri atas 532.018 orang laki-laki dan sebanyak 515.904 orang

perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2014 jumlah penduduk Kota

Bogor pada tahun 2015 bertambah sebanyak 17.202 orang. Dengan luas

wilayah 118,50 kilometer persegi, kepadatan penduduk di Kota Bogor

pada tahun 2015 mencapai 8.843 jiwa perkilometer persegi.

Tabel 4. 2

Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Kepadatan Penduduk per Kecamatan

di Kota Bogor, 2015

Kecamatan Luas Area

(KM²)

Jumlah Penduduk

Kepadatan Laki-

laki Perempuan Jumlah

Bogor

Selatan 30,81 100.748 96.020 196.768 6.386

Bogor Timur 10,15 52.199 51.190 103.389 10.186

Bogor Utara 17,72 96.126 93.368 189.494 10.694

Bogor

Tengah 8,13 52.728 51.711 104.439 12.846

Bogor Barat 32,85 118.009 114.625 232.634 7.082

Tanah Sareal 18,84 112.208 108.990 221.198 11.741

Jumlah 2015 118,50 532.018 515.904 1.047.922 8.843

2014 118,50 523.479 507.241 1.030.720 8.698

Sumber : Kota Bogor dalam angka, 2016 (diolah)

Kecamatan di Kota Bogor yang memiliki tingkat kepadatan paling

tinggi adalah Kecamatan Bogor Tengah yakni mencapai 12.846 jiwa

perkilometer persegi. Namun jumlah penduduk terbanyak ada di

Kecamatan Bogor Barat, terdapat sebanyak 232.634 jiwa. Dan jumlah

Page 83: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

67

penduduk terkecil ada di Kecamatan Bogor Timur, terdapat sebanyak

103.389 jiwa.

6. Kondisi Perekonomian Kota Bogor

Tabel 4. 3

Kontribusi Sektor Ekonomi Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas

Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011-2016 (Persentase)

Sektor Tahun

2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan

dan Perikanan

1.04 1.00 0.96 0.93 0.89 0.85

Industri Pengolahan 20.09 19.49 19.24 19.15 19.15 18.92

Pengadaan Listrik dan

Gas

4.41 4.39 4.36 4.30 3.55 3.34

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

0.10

0.11

0.11

0.11

0.11

0.11

Konstruksi 11.29 11.43 11.37 11.31 11.26 11.15

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

22.75

22.76

22.75

22.52

22.33

22.12

Transportasi dan

Pergudangan

10.82 11.21 11.11 11.07 11.44 11.60

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum

4.48 4.46 4.46 4.44 4.43 4.48

Informasi dan

Komunikasi

4.44 4.61 4.76 5.33 5.96 6.27

Jasa Keuangan dan

Asuransi

6.60 6.58 6.89 6.74 6.63 6.84

Real Estate 2.14 2.16 2.18 2.21 2.20 2.23

Jasa Perusahaan 1.97 1.97 2.03 2.00 2.04 2.07

Administrasi

Pemerintah, Pertahanan

dan Jaminan Sosial

Wajib

3.01

2.92

2.79

2.70

2.61

2.50

Jasa Pendidikan 2.31 2.47 2.61 2.76 2.84 2.86

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial

1.10 1.08 1.10 1.17 1.24 1.26

Jasa Lainnya 3.44 3.37 3.29 3.26 3.33 3.38

PDRB 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00 100.00

Sumber: BPS Kota Bogor (diolah)

Page 84: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

68

Struktur ekonomi Kota Bogor pada kurun waktu tahun 2011 hingga

2016 tidak mengalami pergeseran, Sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor industri pengolahan tetap

mendominasi terhadap pembentukan PDRB Kota Bogor.

Peranan sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor sebagai sektor yang memberikan kontribusi atau sumbangan

paling besar dalam total PDRB di Kota Bogor, yakni sebesar 22,75 persen

pada tahun 2011, walaupun mengalami penurunan hingga tahun 2016

menjadi 22,12 persen.

Sektor lain yang memberikan sumbangan cukup besar terhadap total

PDRB di Kota Bogor adalah sektor industri pengolahan yakni memberikan

sumbangan sebesar 20,09 persen pada tahun 2011 dan sebesar 18,92

persen pada tahun 2016. Sedangkan sektor ekonomi yang memberikan

kontribusi terkecil dalam pembentukan total PDRB Kota Bogor adalah

sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan, yakni hanya sebesar 1,04

persen pada tahun 2011 dan hanya sebesar 0,85 persen pada tahun 2016.

Secara lebih rinci dapat dilihat dalam tabel 4. 3.

Laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor secara keseluruhan pada

tahun 2016 adalah sebesar 6,73 persen. Angka tersebut lebih tinggi dari

yang dicapai pada tahun sebelumnya yaitu sebesar 6,14 persen. Hampir

seluruh sektor ekonomi mengalami pertumbuhan dalam kurun waktu 2011

sampai dengan 2016 kecuali sektor pengadaan listrik dan gas, terjadi

Page 85: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

69

penurunan pada sektor tersebut antara tahun 2014-2015 sebesar 4,54

persen pada tahun 2014 menjadi -12,37 persen pada tahun 2015.

Tabel 4. 4

Laju Pertumbuhan Ekonomi Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha Atas

Dasar Harga Konstan 2010 Tahun 2011-2016 (Persentase)

SEKTOR EKONOMI Tahun

2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.52 2.13 2.02 2.02 2.22

Industri Pengolahan 3.11 4.69 5.53 6.12 5.48

Pengadaan Listrik dan Gas 5.63 5.44 4.54 -12.37 0.55

Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.78 7.41 8.44 5.48 4.23

Konstruksi 7.62 5.45 5.49 5.65 5.70

Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 6.36 5.99 4.94 5.27 5.71

Transportasi dan Pergudangan 10.18 5.05 5.64 9.69 8.29

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum 5.83 6.00 5.64 5.70 8.05

Informasi dan Komunikasi 10.48 9.41 18.69 18.58 12.36

Jasa Keuangan dan Asuransi 6.06 10.97 3.71 4.34 10.17

Real Estate 7.13 7.19 7.15 5.70 8.10

Jasa Perusahaan 6.08 9.47 4.50 8.27 8.39

Administrasi Pemerintah, Pertahanan

dan Jaminan Sosial Wajib 2.98 1.36 2.61 2.72 2.30

Jasa Pendidikan 13.88 12.06 11.82 9.45 7.48

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 4.05 7.88 13.30 11.91 8.98

Jasa Lainnya 4.23 3.52 5.20 8.41 8.25

PDRB 6.31 6.04 6.01 6.14 6.73

Sumber: BPS Kota Bogor (diolah)

Pertumbuhan sektor ekonomi paling tinggi pada tahun 2016 adalah

pada sektor informasi dan komunikasi. Laju pertumbuhan ekonomi yang

ditunjukkan dalam laju pertumbuhan ekonomi Kota Bogor menurut

lapangan usaha atas dasar harga konstan 2010 tahun 2011-2016 dapat

dilihat secara lebih rinci dalam Tabel 4.4.

Page 86: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

70

B. Analisis dan Pembahasan

Kota Bogor mempunyai potensi perekonomian yang memiliki

keunggulan baik dari segi kontribusi maupun dari segi pertumbuhan. Untuk

mengidentifikasi sektor ekonomi yang berpotensi atau unggul di Kota Bogor,

digunakan metode analisis Location Quotient (LQ) atau analisis Basis, analisis

LQ Dinamis (DLQ), analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP), dan analisis

Overlay. Dan hasil analisis adalah sebagai berikut:

1. Analisis Location Quotient (LQ)

Aanalisis LQ digunakan untuk mengidentifikasikan sektor-sektor

ekonomi manakah yang termasuk ke dalam unggulan perekonomian

daerah yang mengacu pada formulasi Bendavid-Val (1991: 74) dalam

Mudrajad Kuncoro (2002). Kriteria pengukuran LQ menurut Bendavid-

Val yaitu: LQ>1 maka dikatagorikan ke dalam sektor basis, artinya tingkat

spesialisasi sektor tertentu di tingkat Kota Bogor lebih tinggi dari tingkat

Provinsi jawa Barat. LQ=1 maka dikatagorikan ke dalam sektor basis,

namun tingkat spesialisasi sektor tertentu di tingkat Kota Bogor sama

dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi jawa Barat. LQ<1 maka

dikatagorikan ke dalam sektor non basis, artinya tingkat spesialisasi sektor

tertentu di tingkat Kota Bogor lebih rendah dari tingkat Provinsi jawa

Barat.

Dalam penelitian ini LQ dihitung atas dasar nilai sektoral dalam

PDRB Kota Bogor sebagai wilayah studi dan nilai PDRB Provinsi Jawa

Barat sebagai wilayah referensi dari tahun 2011 sampai dengan 2016.

Page 87: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

71

Seperti yang dipaparkan oleh Muhammad (2011, 51), bahwa sektor basis

atau spesialisasi mengacu pada sektor ekonomi di suatu wilayah, di mana

suatu wilayah dikatakan memiliki spesialisasi jika wilayah tersebut

mengembangkan suatu sektor ekonomi sehingga andil sektor tersebut lebih

besar jika dibanding sektor yang sama pada daerah lain. Spesialisasi juga

tercipta akibat potensi sumber daya alam yang besar maupun peranan

permintaan pasar yang besar terhadap output-output lokal.

Hasil perhitungan dengan metode LQ menunjukkan bahwa dari tahun

2011 sampai dengan 2016, dari 16 sektor yang diteliti di Kota Bogor ada

14 sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ rata-rata lebih dari satu (LQ>1)

dan 2 sektor ekonomi yang memiliki nilai LQ rata-rata kurang dari satu

(LQ<1). Artinya, hampir seluruh kegiatan atau sektor ekonomi di Kota

Bogor merupakan sektor basis. Atau dapat dikatakan bahwa sektor-sektor

ekonomi tersebut memiliki tingkat spesialisasi lebih tinggi di Kota Bogor

daripada di tingkat Provinsi Jawa Barat.

Besarnya nilai LQ rata-rata untuk setiap sektor basis atau unggulan di

Kota Bogor, masing-masing adalah: sektor pengadaan listrik dan gas

(7,51); sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

(1,33); sektor konstruksi (1,39); sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor (1,38); sektor transportasi dan

pergudangan (2,42); sektor penyediaan akomodasi dan makan minum

(1,79); sektor informasi dan komunikasi (1,65); sektor jasa keuangan dan

asuransi (2,74); sektor real estate (1,86); sektor jasa perusahaan (4,96),

Page 88: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

72

sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib

(1,24); sektor jasa pendidikan (1,05); sektor jasa kesehatan dan kegiatan

sosial (1,70); sektor jasa lainnya (1,71). Artinya keempat belas sektor

tersebut adalah sektor unggulan di Kota Bogor dan potensial untuk

dikembangkan sebagai pengggerak perekonomian Kota Bogor.

Sedangkan sektor yang bukan merupakan sektor unggulan di Kota

Bogor adalah sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan dan sektor

industri pengolahan, dengan nilai LQ rata-rata sebesar 0,11 untuk sektor

pertanian, kehutanan, dan perikanan dan sebesar 0,43 untuk sektor industri

pengolahan. Artinya, kedua sektor tersebut tingkat spesialisasinya di Kota

Bogor lebih rendah dibandingkan sektor yang sama di tingkat Provinsi

Jawa Barat. Dan dikatagorikan ke dalam sektor non basis.

Selama periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun

2016, baik sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan maupun sektor

industri pengolahan tidak pernah memiliki nilai LQ lebih dari 1 (LQ<1),

sebaliknya keempat belas sektor lainnya selama periode pengamatan selalu

memiliki nilai LQ lebih dari satu (LQ>1), meski ada empat sektor

ekonomi dengan nilai LQ yang terus menurun tiap tahunnya, yakni sektor

pengadaan listrik dan gas, sektor konstruksi, sektor jasa keuangan dan

asuransi, dan sektor jasa lainnya. Dengan demikian, artinya keempat

sektor tersebut memiliki kecenderungan yang semakin melemah tingkat

spesialisasinya di Kota Bogor. Sedangkan sektor basis lainnya memiliki

nilai LQ dengan trend yang berfluktuatif.

Page 89: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

73

a. Sektor-sektor yang memiliki LQ kurang dari satu:

1) Sektor Pertanian, Kehutanan, dan Perikanan

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan bukan sektor basis atau

unggulan di Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih rendah dari

Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan terus menurunnya lahan

pertanian di Kota Bogor sampai dengan tahun 2016 yang dialih

fungsikan ke kegiatan ekonomi lain. Dan menurut data Kota Bogor

Dalam Angka 2016, jumlah tenaga kerja sektor tersebut juga sangat

sedikit, yakni dari total tenaga kerja di Kota Bogor yang mencapai

400.983 tenaga kerja sektor tersebut hanya menyerap sebesar 4.981

tenaga kerja atau 1,24 % sampai dengan tahun 2015. Sektor tersebut

kontribusinya juga sangat kecil jika dibandingkan dengan kontribusi

sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan di tingkat Provinsi Jawa

Barat.

2) Sektor Pertambangan dan Penggalian

Berdasarkan hasil wawancara, memang di Kota Bogor tidak

memiliki kegiatan pertambangan. Dapat dikatakan Kota Bogor tidak

memiliki potensi dalam kegiatan ekonomi tersebut. Menurut BPS Kota

Bogor, 2016, Kota Bogor tidak memiliki potensi kegiatan

perekonomian pada sektor pertambangan dan penggalian.

Diketemukan kegiatan penggalian pasir di beberapa titik namun

sifatnya hanya musiman dengan nilai yang sangat kecil. Sehingga tidak

dapat dilakukan analisis lebih dalam.

Page 90: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

74

3) Sektor Industri Pengolahan

Sektor industri pengolahan bukan sektor basis atau unggulan di

Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih rendah dari tingkat

Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan jika dibandingkan

dengan tingkat provinsi kontribusi sektor tersebut terhadap total PDRB

lebih kecil daripada kontribusi sektor industri pengolahan terhadap total

PDRB di Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil wawancara, Kota Bogor memang tidak memiliki

kawasan industri khusus, di Kota Bogor hanya terdapat industri rumah

tangga atau industri kecil dan menengah dan tidak terdapat industri

besar. Dalam Pembangunan Wilayah Provinsi Jawa Barat 2015, Lokasi

kawasan industri di Jawa Barat berada di Kabupaten Karawang,

Purwakarta, Majalengka, dan Bekasi, sehingga Kota Bogor tidak

memiliki spesialisasi terhadap sektor ekonomi tersebut.

Jumlah tenaga kerja di sektor tersebut juga relatif sedikit. Dan

menurut data Kota Bogor Dalam Angka 2016, dari total tenaga kerja di

Kota Bogor yang mencapai 400.983 tenaga kerja, sektor tersebut hanya

menyumbang sebesar 58.416 tenaga kerja atau sebesar 14,57% sampai

dengan tahun 2015.

b. Sektor-sektor yang memiliki LQ lebih dari satu:

1) Seluruh Sektor Jasa

Seluruh sektor jasa menjadi sektor basis atau unggulan di Kota

Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi

Page 91: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

75

Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara, Kota Bogor tidak memiliki

potensi di kegiatan ekonomi pertanian, dan pertambangan sehingga

pemerintah Kota Bogor memfokuskan pembangunan ekonomi kepada

sektor jasa. Hal tersebut didukung dalam visi Kota Bogor yang

tercantum dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah

(RPJPD) tahun 2005-2025, yang berbunyi “kota jasa yang nyaman

dengan masyarakat madani dan pemerintahan amanah”. Dalam RPJPD

Kota Bogor tahun 2005-2025, tercantum misi pertama yaitu

mengembangkan perekonomian masyarakat dengan titik berat pada jasa

dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber daya yang ada.

Dan ditegaskan kembali dalam Rencana Pembangunan Jangka

Menengah Daerah (RPJMD) Kota Bogor tahun 2015-2019 halaman 25-

26, arah pembangunan nomer satu yang berbunyi perekonomian

dikembangkan dengan memperkuat perekonomian lokal agar berdaya

saing tinggi untuk menghadapi tantangan global, yaitu dengan

mengembangkan sektor tersier atau jasa sebagai sektor unggulan.

Kemudian dalam arah pembangunan nomer sembilan, baik sektor jasa

perusahan maupun sektor jasa keuangan dan asuransi masuk ke dalam

sektor yang diprioritaskan dalam mendorong pertumbuhan

perekonomian di Kota Bogor.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kota Bogor Dalam Angka

2016, dari total tenaga kerja yang ada di Kota Bogor sebanyak 400.983

jiwa, sektor jasa menyerap sebanyak 119.126 jiwa pada tahun 2015, Hal

Page 92: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

76

ini menunjukkan bahwa sektor ini memberikan peranan yang cukup

tinggi bagi pertumbuhan ekonomi Kota Bogor.

2) Sektor Pengadaan Listrik dan Gas

Sektor pengadaan listrik dan gas merupakan sektor basis atau

unggulan di Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari

tingkat Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan terjadinya

peningkatan permintaan pasar yang besar akan sumber energi listrik dan

gas di Kota Bogor. Data energi listrik dan gas dari tahun ke tahun

menunjukkan peningkatan baik jumlah pelanggan, maupun daya

tersambung. Hal ini sebagai respon dari kebutuhan energi listrik dan gas

yang semakin meningkat, baik dari permintaan rumah tanga, industri,

maupun usaha lainnya.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Kota Bogor Dalam Angka

tahun 2015-2016, banyaknya pelanggan energi listrik dan pelanggan

gas pada tahun 2011 masing-masing didistribusikan kepada sebanyak

201.850 dan 16.719 pelanggan dan meningkat menjadi sebanyak

1.003.162 dan 19.720 pelanggan hingga tahun 2015, dengan daya listrik

yang tersambung sebesar 1.873.735.639 kubik dan volume gas yang

terjual sebesar 370.888.779 kubik.

3) Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang

Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

merupakan sektor basis atau unggulan di Kota Bogor atau tingkat

Page 93: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

77

spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Barat.

Berdasarkan hasil wawancara, sektor tersebut maju dikarenakan

semakin meningkatnya jumlah penduduk sehingga kebutuhan air juga

meningkat. Dan di Kota Bogor memang terdapat perusahaan dagang air

minum daerah yang dikelola oleh BUMD Kota Bogor yaitu PDAMD

Tirta Pakuan, di mana sumber air berasal dari beberapa sungai besar

seperti sungai Cisadane dan sungai Ciliwung. Selain itu, Kota Bogor

juga memiliki kegiatan pengelolaan sampah dengan sistem 3R, dan

sedang menggalakan bank-bank sampah di kawasan pemukiman

penduduk. Penduduk diminta memilah-milah sampah organik dan

sampah non organik.

Menurut data yang bersumber dari Kota Bogor dalam angka 2016,

jumlah pelanggan Perusahaan PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus

mengalami peningkatan hingga tahun 2015. Tercatat pada tahun 2011

total pelanggan sebanyak 103.827 menjadi 139.412 pelanggan di tahun

2015 atau meningkat sebesar 34,27%, dengan air minum yang

disalurkan mencapai 37.278.542 kubik, dan nilai air yang terjual sekitar

sebesar 173,86 milyar rupiah.

Tingginya tingkat spesialisasi sektor tersebut tidak lepas dari

dukungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD)

Kota Bogor tahun 2010-2014, pada Misi 2 yang bertujuan menjadikan

lingkungan bersih dan berkelanjutan, dengan sasaran terwujudnya

pengelolaan persampahan yang terpadu. Prioritas penanganan

Page 94: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

78

kebersihan ditekankan pada peningkatan kapasitas pelayanan

persampahan, pengoptimalan TPA Galuga dan persiapan dukungan

pada TPA Nambo, serta peningkatan sistem pengelolaan dengan konsep

3R.

4) Sektor Konstruksi

Sektor konstruksi merupakan sektor basis atau unggulan di Kota

Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi

Jawa Barat. Kemajuan sektor ini tidak lepas dari perkembangan

infrastruktur yang terus dilakukan di Kota Bogor. Dapat dikatakan

kemajuan sektor kontstruksi merupakan dampak positif dari kemajuan

beberapa sektor ekonomi lain. Seperti, pembangunan atau perbaikan

jalan, pembangunan jembatan, penambahan penyaluran tenaga listrik

dan gas, pembangunan dan perbaikan gedung tempat tinggal dan

gedung bukan tempat tinggal, dan lain sebagainya.

Dari tahun 2010 sampai dengan tahun 2013, tercatat bahwa

peningkatan jalan mencapai 48,857 km, pembangunan jembatan

sebanyak 4 unit, dan pembangunan drainase jalan mencapai 9,16 km,

pembangunan trotoar sebanyak 3.450.

5) Sektor Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor merupakan sektor basis atau unggulan di Kota Bogor atau tingkat

spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Barat.

Page 95: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

79

Berdasarkan hasil wawancara, terdapat outlet-outlet besar yang terletak

di sepanjang Padjajaran. Kota Bogor memang menyediakan kawasan

untuk mendukung pertumbuhan perdagangan.

Menurut data yang bersumber dari Kota Bogor dalam angka 2016,

hingga tahun 2015, pada umumnya penduduk yang bekerja di Kota

Bogor terserap sebagian besar pada lapangan pekerjaan perdagangan,

dengan rincian sebanyak 120.802 orang dari total tenaga kerja sebanyak

400.983 orang. Jumlah perusahaan perdagangan di Kota Bogor juga

terus meningkat, pada tahun 2011 sebanyak 401 perusahan menjadi

sebanyak 748 perusahaan pada tahun 2015. Sementara itu, guna

pelaksanaan transaksi jual beli di pasar, di Kota Bogor terdapat

sebanyak 7 pasar yang mengelola dengan jumlah kios dan los yang

terus bertambah sebanyak 6.144 kios dan los pada tahun 2015 yang

semula hanya 5.938 kios dan los pada tahun 2011.

6) Sektor Transportasi dan Pergudangan

Sektor transportasi dan pergudangan merupakan sektor basis atau

unggulan di Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari

tingkat Provinsi Jawa Barat. Tingginya tingkat spesialisasi sektor

tersebut didukung oleh RPJMD Kota Bogor tahun 2010-2014, yang

tertuang dalam Misi 2 bertujuan untuk mewujudkan sarana dan

prasarana transportasi yang layak dan berkualitas dan terwujudnya

sistem transportasi kota yang terpadu.

Page 96: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

80

Menurut data yang bersumber dari Kota Bogor dalam angka 2016,

hampir semua jalan di wilayah Kota Bogor sudah diaspal. Hingga tahun

2015, panjang jalan sudah diaspal mencapai 90,69 persen. Jalan yang

memiliki kondisi baik mencapai 47,40 persen, kondisi sedang mencapai

40,79 persen dan sisanya 11,81 persen dalam kondisi rusak ringan

hingga berat.

Jumlah kendaraan bermotor yang diuji di Kota Bogor terus

meningkat dari tahun ke tahun, sampai dengan tahun 2014 terdapat

sebanyak 1.170 kendaraan, dengan rincian mobil box sebanyak 178

unit, truk sebanyak 209 unit, mobil pick up sebanyak 699 unit, angkot

sebanyak 43 unit, bus sebanyak 22 unit, dan lainnya sebanyak 19 unit.

Hingga tahun 2015 jumlah penumpang kereta api melalui stasiun

Bogor juga terus mengalami peningkatan, tercatat sebanyak 16.541.315

penumpang dengan rata-rata penumpang per hari mencapai 45.284

penumpang.

Selanjutnya, jumlah surat yang dikirim lewat pos pada kantor pos

pada tahun 2013 secara umum mengalami kenaikan dibanding tahun

2012 terutama jenis surat biasa yang mengalami kenaikan cukup tinggi

dari 342.646 pada tahun 2012 menjadi 472.420 pada tahun 2013.

7) Sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

Sektor penyediaan akomodasi dan makan minum merupakan sektor

basis atau unggulan di Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih

tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Barat. Hal tersebut dikarenakan,

Page 97: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

81

menurut data yang bersumber dari Kota Bogor dalam angka 2016,

perkembangan akomodasi di Kota Bogor terus meningkat. Tercatat

bahwa pada tahun 2012, banyaknya akomodasi baik hotel berbintang

maupun akomodasi lainnya adalah sebanyak 45 usaha dengan jumlah

tamu mancanegara sebanyak 4.344 orang dan tamu nusantara sebanyak

244.897 orang. Dan hingga tahun 2015 meningkat menjadi 53 usaha

dengan jumlah tamu mancanegara mencapai sebanyak 165.612 orang

dan tamu nusantara mencapai sebanyak 1.168.263 orang.

Spesialisasi sektor ini akan terus meningkat seiring bertambahnya

tujuan wisata kuliner di Kota Bogor. Hingga saat ini terdapat 69 wisata

kuliner di Kota Bogor yang terdaftar di website resmi kota bogor.

8) Sektor Informasi dan Komunikasi

Sektor informasi dan komunikasi merupakan sektor basis atau

unggulan di Kota Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari

tingkat Provinsi Jawa Barat. Berdasarkan hasil wawancara memang

diadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk peningkatan SDM di sektor

informasi dan komunikasi, sehingga itu lah yang menyebabkan sektor

tersebut maju.

Menurut data yang bersumber dari RKPD tahun 2016, kebijakan

pemerintah daerah (pemda) Kota Bogor dalam RPJMD 2010-2014 misi

keempat yakni urusan komunikasi dan informatika indikator kedua

mengenai jumlah SDM terlatih di bidang komunikasi dan informasi

realisasi pencapaiannya pada tahun 2014 sebesar 85% dari target

Page 98: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

82

sebesar 85%. Artinya, pemda Kota Bogor sudah mencapai target dalam

bidang urusan tersebut. Hal tersebut yang menyebabkan sektor

informasi dan komunikasi memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi di

Kota Bogor.

9) Sektor Real Estate

Sektor real estate merupakan sektor basis atau unggulan di Kota

Bogor atau tingkat spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi

Jawa Barat. Real estat adalah properti berupa tanah dan bangunan.

Kegiatan ekonomi ini meliputi kegiatan persewaan, agen dan atau

perantara dalam penjualan atau pembelian real estat serta penyediaan

jasa real estate lainnya bisa dilakukan atas milik sendiri atau milik

orang lain yang dilakukan atas dasar balas jasa kontrak. Kegiatan

ekonomi ini juga mencakup kegiatan pembangunan gedung,

pemeliharaan atau penyewaan bangunan.

Berdasarkan hasil wawancara sektor real estate berkembang pesat

dikarenakan semangkin meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor

dan juga dikarenakan lokasi yang dekat dengan ibu kota yang

mengakibatkan warga ibu kota yang tidak memiliki atau tidak mampu

membeli tempat tinggal di Kota Jakarta membeli atau sekedar menyewa

di Kota Bogor.

Page 99: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

83

Tabel 4. 5

Location Quotient (LQ) Kota Bogor tahun 2011-2016

SEKTOR EKONOMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Rata-

rata

LQ

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

Industri Pengolahan 0.44 0.44 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43

Pengadaan Listrik dan Gas 8.06 7.88 7.72 7.57 7.05 6.80 7.51

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

1.32 1.32 1.34 1.36 1.34 1.31 1.33

Konstruksi 1.47 1.41 1.38 1.37 1.35 1.34 1.39

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

1.41 1.35 1.37 1.38 1.38 1.39 1.38

Transportasi dan

Pergudangan 2.43 2.45 2.47 2.41 2.40 2.37 2.42

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 1.81 1.80 1.83 1.81 1.75 1.72 1.79

Informasi dan Komunikasi 1.64 1.64 1.66 1.66 1.68 1.64 1.65

Jasa Keuangan dan

Asuransi 2.87 2.81 2.79 2.75 2.65 2.59 2.74

Real Estate 1.83 1.81 1.85 1.89 1.87 1.89 1.86

Jasa Perusahaan 5.02 4.98 5.08 4.93 4.89 4.85 4.96

Administrasi Pemerintah,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.23

1.22 1.26 1.28 1.23 1.21 1.24

Jasa Pendidikan 1.05 1.05 1.08 1.05 1.03 1.02 1.05

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 1.78 1.71 1.74 1.69 1.64 1.62 1.70

Jasa Lainnya 1.84 1.79 1.72 1.65 1.63 1.61 1.71

Sumber: BPS Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat (diolah)

10) Sektor Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

Sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial

wajib merupakan sektor basis atau unggulan di Kota Bogor atau tingkat

spesialisasinya lebih tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Barat.

Page 100: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

84

Berdasarkan hasil wawancara terdapat pelatihan-pelatihan khusus untuk

SDM di sektor ini terkait reformasi birokrasi atau refolusi mental yang

merupakan program unggulan walikota guna mengubah paradigma

pegawai pemerintahan.

Melihat banyaknya sektor unggulan di Kota Bogor berdasarkan

perhitungan LQ, maka kota tersebut dapat dikatakan sebagai kawasan

andalan di Provinsi Jawa Barat. Peran pemerintah untuk memberdayakan

keempat belas sektor unggulan tersebut sebagai penggerak perekonomian

di Kota Bogor sangat diperlukan guna memperkuat spesialisasi sektor-

sektor tersebut sehingga peran sektor-sektor tersebut semakin meningkat

dalam pertumbuhan perekonomian di Kota Bogor.

Secara lebih detail hasil analisis LQ untuk masing-masing sektor

ekonomi yang ada di Kota Bogor periode 2011 sampai dengan 2016 dapat

dilihat pada tabel 4.5.

2. Analisis LQ Dinamis (DLQ)

Aanalisis DLQ digunakan untuk mengidentifikasikan sektor-sektor

ekonomi manakah di Kota Bogor yang potensi perkembangannya lebih

maju dan/atau kurang maju dibandingkan dengan sektor yang sama di

Provinsi Jawa Barat. Dalam penelitian ini DLQ dihitung atas dasar nilai

sektoral dalam PDRB Kota Bogor sebagai wilayah studi dan nilai PDRB

Provinsi Jawa Barat sebagai wilayah referensi dari tahun 2011 sampai

dengan 2016.

Page 101: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

85

Hasil perhitungan dengan metode DLQ menunjukkan bahwa, ada 3

sektor ekonomi yang memiliki nilai DLQ lebih dari satu (DLQ>1) yaitu

adalah sektor pertanian, kehutanan dan perikanan (3,04); sektor pengadaan

air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang (1,45); dan sektor

administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib (5,62).

Tabel 4. 6

Dinamis Location Quotient (DLQ) Kota Bogor tahun 2011-2016

SEKTOR EKONOMI

Rata-rata Laju

Pertumbuhan

Tahun DLQ Kota

Bogor

Prov.

Jawa

Barat

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.28 1.66 6 3.04

Industri Pengolahan 4.96 5.28 6 0.63

Pengadaan Listrik dan Gas 0.28 2.54 6 0.00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 6.87 6.22 6 1.45

Konstruksi 5.87 8.66 6 0.11

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 5.94 6.11 6 0.75

Transportasi dan Pergudangan 7.56 8.58 6 0.44

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.48 7.02 6 0.57

Informasi dan Komunikasi 14.35 14.99 6 0.68

Jasa Keuangan dan Asuransi 6.93 8.54 6 0.29

Real Estate 7.10 6.96 6 0.96

Jasa Perusahaan 8.20 8.82 6 0.59

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 2.40 1.49 6 5.62

Jasa Pendidikan 9.95 11.74 6 0.35

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.56 10.60 6 0.27

Jasa Lainnya 6.26 9.69 6 0.09

Sumber: BPS Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat (diolah)

Artinya, sektor pertanian, kehutanan dan perikanan; sektor pengadaan

air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; dan sektor administrasi

pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib di Kota Bogor potensi

Page 102: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

86

perkembangannya lebih maju dibandingkan dengan sektor-sektor yang

sama di Provinsi Jawa Barat. Dan sektor ekonomi lainnya memiliki nilai

DLQ kurang dari satu (DLQ<1).

Tabel 4. 7

Klasifikasi Sektor Berdasarkan Gabungan LQ dan DLQ

KRITERIA LQ > 1 LQ < 1

DLQ > 1

Sektor Unggulan:

a. Pengadaan Air, Pengelolaan

Sampah, Limbah dan Daur Ulang

b.Administrasi Pemerintah,

Pertahanan dan Jaminan Sosial

Wajib

Sektor Andalan:

a. Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan

DLQ < 1

Sektor Prospektif:

a. Pengadaan Listrik dan Gas

b. Konstruksi

c. Perdagangan Besar dan Eceran,

Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

d.Transportasi dan Pergudangan

e. Penyediaan Akomodasi dan

Makan Minum

f. Informasi dan Komunikasi

g.Jasa Keuangan dan Asuransi

h.Real Estate

i. Jasa Perusahaan

j. Jasa Pendidikan

k.Jasa Kesehatan dan Kegiatan

Sosial

l. Jasa Lainnya

Sektor Tertinggal:

a. Industri Pengolahan

Sumber: BPS Kota Bogordan Provinsi Jawa Barat (diolah)

Page 103: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

87

Untuk mengklasifikasikan atau menentukan apakah suatu sektor

ekonomi termasuk ke dalam kriteria sektor unggulan, sektor prospektif,

sektor andalan, maupun sektor tertinggal, maka digunakan matriks diatas.

Dari tabel 4.7 dapat dilihat bahwa ada 2 sektor ekonomi yang masuk

ke dalam sektor unggulan, yaitu adalah sektor pengadaan air, pengelolaan

sampah, limbah dan daur ulang; dan sektor administrasi pemerintah,

pertahanan dan jaminan sosial wajib. Di mana sektor-sektor tersebut

memiliki nilai LQ dan DLQ lebih dari satu, yang artinya bahwa kedua

sektor tersebut merupakan sektor maju dan tumbuh dengan pesat karena

termasuk ke dalam sektor basis atau tingkat spesialisasinya di tingkat Kota

Bogor lebih tinggi dari tingkat Provinsi Jawa Barat dan potensi

perkembangan kedua sektor tersebut juga lebih maju jika dibandingkan

dengan sektor yang sama di tingkat Provinsi Jawa Barat.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam sektor prospektif di mana

memiliki nilai LQ lebih dari satu, sedangkan nilai DLQ kurang dari satu

adalah sektor pengadaan listrik dan gas; sektor konstruksi; sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor; sektor

transportasi dan pergudangan; sektor penyediaan akomodasi dan makan

minum; sektor informasi dan komunikasi; sektor jasa keuangan dan

asuransi; sektor real estate; sektor jasa perusahaan; sektor jasa pendidikan;

sektor jasa kesehatan dan kegiatan sosial; dan sektor jasa lainnya. Dengan

demikian ada dua belas sektor ekonomi di Kota Bogor yang merupakan

sektor basis atau tingkat spesialisasinya di tingkat Kota Bogor lebih tinggi

Page 104: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

88

dari tingkat Provinsi Jawa Barat, namun potensi perkembangan sektor

tersebut kurang maju jika dibandingkan dengan sektor yang sama di

tingkat Provinsi Jawa Barat. Dapat dikatakan bahwa sektor-sektor

ekonomi tersebut merupakan sektor yang maju tapi tertekan.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam sektor andalan adalah sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan, di mana memiliki nilai LQ kurang

dari satu namun memiliki nilai DLQ lebih dari satu. Artinya, sektor

tersebut merupakan sektor yang masih dapat berkembang karena meskipun

tergolong ke dalam sektor non basis di Kota Bogor namun potensi

perkembangan sektor tersebut lebih maju jika dibandingkan dengan sektor

yang sama di tingkat Provinsi Jawa Barat, hal tersebut dikarenakan meski

kontribusi sektor tersebut terhadap total PDRB diKota Bogor tergolong

sedikit jika dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama di Provinsi

Jawa Barat, namun laju pertumbuhan PDRB sektor tersebut lebih tinggi

jika dibandingkan dengan laju perumbuhan sektor yang sama di Provinsi

Jawa Barat.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam sektor tertinggal adalah sektor

industri pengolahan, di mana memiliki nilai LQ dan DLQ kurang dari satu.

Artinya, sektor tersebut merupakan sektor tertinggal karena masuk ke

dalam golongan sektor non basis di Kota Bogor atau kontribusinya lebih

kecil jika dibandingkan dengan Provinsi Jawa Barat dan potensi

perkembangannya juga kurang maju jika dibandingkan dengan potensi

perkembangan sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat.

Page 105: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

89

3. Analisis Model Rasio Pertumbuhan (MRP)

Analisis MRP digunakan untuk mengidentifikasikan sektor-sektor

ekonomi manakah di Kota Bogor yang potensial dengan melihat

perbandingan pertumbuhannya, yaitu perbandingan antara pertumbuhan

PDRB suatu sektor ekonomi di Kota Bogor dengan pertumbuhan PDRB

sektor ekonomi tersebut di Provinsi Jawa Barat atau disebut Rasio

Pertumbuhan Wilayah Studi (RPs). Analisis MRP juga melihat

pernbandingan antara pertumbuhan PDRB suatu sektor ekonomi di

wilayah referensi atau Jawa Barat dengan pertumbuhan total PDRB di

wilayah referensi tersebut atau disebut Rasio Pertumbuhan Wilayah

Referensi (RPr). Dalam penelitian ini MRP dihitung atas dasar nilai

sektoral dalam PDRB Kota Bogor sebagai wilayah studi dan nilai PDRB

Provinsi Jawa Barat sebagai wilayah referensi dari tahun 2011 sampai

dengan 2016.

Untuk melihat sektor ekonomi yang potensial di Kota Bogor, maka

hasil perhitungan MRP dapat diklasifikasikan sebagai berikut: klasifikasi

1, di mana nilai RPs dan RPr lebih dari satu yang berarti bahwa kegiatan

suatu sektor ekonomi baik pada tingkat kota maupun tingkat provinsi

mempunyai pertumbuhan yang unggul; klasifikasi 2, di mana nilai RPs

lebih dari satu namun nilai RPr kurang dari satu yang berarti bahwa

kegiatan suatu sektor ekonomi pada tingkat kota mempunyai pertumbuhan

yang unggul sementara pada tingkat provinsi tidak unggul.

Page 106: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

90

Hasil perhitungan dengan metode MRP menunjukkan bahwa, selama

periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, terdapat

tiga sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi satu dan tiga sektor

ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi dua.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi satu adalah sektor

pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang dengan nilai

RPs 1,02 dan RPr 1,08; sektor informasi dan komunikasi dengan nilai RPs

1,03 dan RPr 2,66; dan sektor real estate dengan nilai RPs 1,19 dan RPr

1,02. Artinya, pertumbuhan ketiga sektor tersebut pada tingkat wilayah

studi (kota Bogor) lebih tinggi dibanding dengan pertumbuhan sektor yang

sama pada wilyah referensi (Provinsi Jawa Barat), dan pertumbuhan ketiga

sektor tersebut dalam wilayah referensi (Provinsi Jawa Barat) lebih tinggi

dari pertumbuhan PDRB total Provinsi Jawa Barat.

Maka dapat dikatakan bahwa sektor pengadaan air, pengelolaan

sampah, limbah dan daur ulang; sektor informasi dan komunikasi; dan

sektor real estate mempunyai pertumbuhan yang unggul baik di tingkat

kota maupun di tingkat provinsi.

Dan sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi 2 adalah sektor

pertanian, kehutanan dan perikanan dengan nilai RPs sebesar 1,03; sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dengan

nilai RPs sebesar 1,00; dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan

jaminan sosial wajib dengan nilai RPs sebesar 1,03. Artinya pertumbuhan

ketiga sektor tersebut di Kota Bogor lebih tinggi dibandingkan dengan

Page 107: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

91

pertumbuhan sektor yang sama di Provinsi Jawa Barat, namun

pertumbuhan ketiga sektor tersebut di Provinsi Jawa Barat lebih rendah

dari pertumbuhan PDRB total Provinsi Jawa Barat.

Maka dapat dikatakan bahwa sektor pertanian, kehutanan dan

perikanan; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor; dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan

sosial wajib mempunyai pertumbuhan yang unggul hanya di tingkat kota.

Secara lebih rinci hasil analisis MRP untuk sektor ekonomi yang ada

di Kota Bogor periode 2011 sampai dengan 2016 dapat dilihat pada tabel

berikut:

Tabel 4.8

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Bogor tahun 2011-2016

SEKTOR EKONOMI MPR

RPs RPr

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.03 0.33

Industri Pengolahan 0.95 0.87

Pengadaan Listrik dan Gas 0.13 0.59

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.02 1.08

Konstruksi 0.76 1.33

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 1.00 0.95

Transportasi dan Pergudangan 0.97 1.40

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.88 1.21

Informasi dan Komunikasi 1.03 2.66

Jasa Keuangan dan Asuransi 0.76 1.60

Real Estate 1.19 1.02

Jasa Perusahaan 0.94 1.35

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.03 0.37

Jasa Pendidikan 0.98 2.08

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.81 2.04

Jasa Lainnya 0.66 1.51

Sumber: BPS Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat (diolah)

Page 108: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

92

4. Analisis Overlay

Analisis overlay digunakan untuk mengidentifikasikan sektor

ekonomi potensial baik dari segi pertumbuhannya maupun dari segi

kontribusinya. Analisis ini dilihat dari gabungan nilai RPr, RPs, dan LQ

selama periode penelitian yaitu dari tahun 2011 sampai dengan 2016.

Setiap komponen kemudian disamakan satuannya dengan diberi notasi

positif (+) atau notasi negatif (-). Jika koefisien komponen bernilai lebih

dari satu diberi notasi positif (+) dan jika koefisien komponen bernilai

kurang dari satu diberi notasi negatif (-).

Dalam penelitian ini akan diidentifikasi hasil overlay dengan

menggunakan tiga klasifikasi. Klasifikasi tersebut yaitu :

g. Klasifikasi 1 (+++), ketiga komponen bernotasi positif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi

di tingkat Jawa Barat maupun di tingkat Kota Bogor dan kontribusi

sektoral Kota Bogor lebih tinggi dari Jawa Barat. Artinya sektor

tersebut mempunyai potensi daya saing yang tinggi karena unggul baik

di tingkat kota maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor

tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

h. Klasifikasi II (-++), notasi negatif untuk RPr yang berarti kegiatan

sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di

tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan notasi positif untuk RPs dan LQ yang

berarti kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

tinggi di tingkat Kota Bogor dan kontribusi sektoral Kota Bogor lebih

Page 109: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

93

tinggi dari Jawa Barat. Dengan kata lain sektor tersebut merupakan

spesialisasi kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

i. Klasifikasi III (---), ketiga komponen bernotasi negatif yang berarti

kegiatan sektor tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang

rendah di tingkat Jawa Barat maupun di Kota Bogor dan kontribusi

sektoral di Kota Bogor lebih rendah dari Jawa Barat. Hal ini

menandakan sektor ekonomi tersebut memiliki daya saing yang rendah

karena tidak unggul baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi.

Dan dapat dikatakan bahwa sektor tersebut tidak memiliki keunggulan

kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi kegiatan ekonomi di

Kota Bogor.

Hasil analisis overlay menunjukkan bahwa selama periode penelitian

atau dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, ada 3 sektor ekonomi

yang masuk ke dalam klasifikasi pertama yaitu adalah sektor pengadaan

air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor informasi dan

komunikasi; dan sektor real estate. Dapat dikatakan kegiatan ketiga sektor

ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat

Jawa Barat maupun di tingkat Kota Bogor dan kontribusi sektoral Kota

Bogor lebih tinggi dari Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa sektor

ekonomi tersebut memiliki potensi daya saing yang tinggi karena unggul

baik di tingkat kota maupun di tingkat provinsi dan dapat dikatakan sektor

tersebut memiliki keunggulan kompetitif.

Page 110: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

94

Menurut Sjafrizal (2008) Keunggulan kompetitif bersifat dinamis

karena bergantung kepada keunggulan daerah yang selaras dengan

perkembangan daerah lain. Jika daerah itu lebih tinggi laju pertumbuhan

jumlah produksinya dibandingkan daerah lain tersebut maka

keunggulannya semakin besar. Maka jelas bahwa ketiga sektor tersebut

memiliki keunggulan kompetitif berdasarkan nilai RPr dan RPs yang

positif.

Faktor yang bisa membuat suatu daerah memiliki keunggulan

kompetitif bukan hanya berupa kondisi alam yang dimiliki atau yang

sudah given, tetapi juga bisa karena usaha-usaha manusia dalam

berinovasi, seperti meningkatkan teknologi, meningkatkan sumber daya

manusia, dan kebijakkan pemerintah.

Ketiga sektor ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan yang tinggi

jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan sektor ekonomi atau

PDRB di tingkat Provinsi Jawa Barat, artinya kegiatan sektor ekonomi

tersebut memiliki prospek yang bagus. Dan pertumbuhan sektor ekonomi

tersebut lebih tinggi di Kota Bogor dibandingkan dengan sektor ekonomi

yang sama di Provinsi Jawa Barat dan kontribusi sektor ekonomi tersebut

di Kota Bogor juga lebih tinggi dari Provinsi Jawa Barat.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi kedua adalah sektor

perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor

administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Dapat

Page 111: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

95

dikatakan kedua sektor ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan

sektoral yang rendah di tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan kedua sektor

ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan sektoral yang tinggi di tingkat

Kota Bogor dan kontribusi sektoral Kota Bogor lebih tinggi dari Jawa

Barat. Dengan kata lain sektor tersebut merupakan spesialisasi kegiatan

ekonomi di Kota Bogor.

Kedua sektor ekonomi tersebut mempunyai pertumbuhan yang rendah

jika dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi atau PDRB

di tingkat Provinsi Jawa Barat. Dan kedua sektor ekonomi tersebut di Kota

Bogor pertumbuhannya lebih tinggi dibandingkan dengan sektor ekonomi

yang sama di Provinsi Jawa Barat, dan kontribusi kedua sektor ekonomi

tersebut di Kota Bogor juga lebih tinggi dari pada kontribusi sektor yang

sama di Jawa Barat.

Sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi ketiga adalah sektor

industri pengolahan. Dapat dikatakan kegiatan sektor industri pengolahan

mempunyai pertumbuhan sektoral yang rendah di tingkat Jawa Barat

maupun di Kota Bogor dan kontribusi sektoral di Kota Bogor lebih rendah

dari Jawa Barat. Hal ini menunjukkan bahwa sektor ekonomi tersebut

memiliki daya saing yang rendah karena tidak unggul baik di tingkat kota

maupun di tingkat provinsi. Dan dapat dikatakan bahwa sektor tersebut

tidak memiliki keunggulan kompetitif dan bukan merupakan spesialisasi

kegiatan ekonomi di Kota Bogor.

Page 112: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

96

Sektor industri pengolahan mempunyai pertumbuhan yang rendah

dibandingkan dengan pertumbuhan total kegiatan ekonomi atau PDRB di

tingkat Provinsi Jawa Barat, artinya kegiatan ekonomi tersebut tidak

memiliki prospek yang bagus. Dan pertumbuhan sektor tersebut lebih

rendah di Kota Bogor dibandingkan dengan di Provinsi dan kontribusi

sektor tersebut di Kota Bogor juga lebih rendah dari Provinsi Jawa Barat.

Tabel 4.9

Overlay Kota Bogor tahun 2011-2016

LAPANGAN USAHA RPr RPs LQ Overlay

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.33 1.03 0.11 - + -

Industri Pengolahan 0.87 0.95 0.43 - - -

Pengadaan Listrik dan Gas 0.59 0.13 7.51 - - +

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang 1.08 1.02 1.33 + + +

Konstruksi 1.33 0.76 1.39 + - +

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor 0.95 1.00 1.38 - + +

Transportasi dan Pergudangan 1.40 0.97 2.42 + - +

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.21 0.88 1.79 + - +

Informasi dan Komunikasi 2.66 1.03 1.65 + + +

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.60 0.76 2.74 + - +

Real Estate 1.02 1.19 1.86 + + +

Jasa Perusahaan 1.35 0.94 4.96 + - +

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib 0.37 1.03 1.24 - + +

Jasa Pendidikan 2.08 0.98 1.05 + - +

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.04 0.81 1.70 + - +

Jasa Lainnya 1.51 0.66 1.71 + -+

Sumber: BPS Kota Bogor dan Provinsi Jawa Barat (diolah)

Berdasarkan hasil overlay tersebut, maka dapat diidentifikasikan

sektor-sektor ekonomi yang benar-benar memiliki potensi paling menonjol

untuk dikembangkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Kota

Bogor, yakni (klasifikasi 1) adalah sektor pengadaan air, pengelolaan

Page 113: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

97

sampah, limbah dan daur ulang; sektor informasi dan komunikasi; dan

sektor real estate. Dan (klasifikasi 2) adalah sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor administrasi

pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib. Maka sektor-sektor

ekonomi tersebut harus menjadi prioritas pembangunan di Kota Bogor.

Prioritas pembangunan ekonomi daerah harus difokuskan kepada sektor-

sektor yang masuk ke dalam klasifikasi 1 dan 2. Sehingga, akan

berdampak pada peningkatan laju pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.

Secara lebih rinci hasil analisis overlay untuk melihat sektor ekonomi

unggul di Kota Bogor baik dari segi pertumbuhannya maupun dari segi

kontribusinya selama periode penelitian yaitu 2011 sampai dengan 2016

dapat dilihat pada tabel 4.9.

5. Analisis Ekonomi

Sektor basis merupakan sektor yang memiliki tingkat spesialisasi

tinggi di suatu daerah, karena kontribusi sektor tersebut dalam

pembentukan PDRB total memberikan kontribusi yang lebih besar jika

dibandingkan dengan kontribusi sektor yang sama di daerah lain yang

tingkatannya lebih tinggi atau disebut daerah referensinya. Emilia (2006)

dalam Norma Rita S (2013: 18) mengemukakan bahwa aktifitas basis

memiliki peranan penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan

suatu wilayah, untuk menganalisis basis ekonomi suatu wilayah digunakan

analisis Location Quotient (LQ). LQ digunakan untuk mengetahui

seberapa besar tingkat spesialisasi sektor basis atau unggulan dengan cara

Page 114: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

98

membandingkan peranannya dalam perekonomian daerah tersebut dengan

peranan kegiatan atau industri sejenis dalam perekonomian regional.

Dalam penelitian terdahulu, Muhammad mengemukakan basis atau

spesialisasi mengacu pada, di mana suatu wilayah dikatakan memiliki

spesialisasi jika wilayah tersebut mengembangkan suatu sektor ekonomi

sehingga andil sektor tersebut lebih besar jika dibandingkan dengan sektor

yang sama di daerah lain.

Untuk memberikan prioritas pembangunan pada suatu sektor ekonomi

tertentu, selain dengan malihat dari segi kontribusinya yaitu tingkat

spesialisasi sektor tersebut juga dapat dilihat dari segi pertumbuhannya

dengan melihat sektor-sektor yang memiliki keunggulan kompetitif.

Keunggulan kompetitif bersifat dinamis karena bergantung kepada

keunggulan daerah yang selaras dengan perkembangan daerah lain. Jika

daerah itu lebih tinggi laju pertumbuhan jumlah produksinya dibandingkan

daerah lain tersebut maka keunggulannya semakin besar, Sjafrizal (2008:

202). Menurut Tarigan (2004), faktor yang bisa membuat suatu daerah

memiliki keunggulan kompetitif, dapat berupa kondisi alam yang sudah

given dan juga bisa karena usaha-usaha manusia, seperti peningkatan

sumber daya manusia, peningkatan teknologi, kebijakan pemerintah, dan

lain sebagainya.

Berdasarkan hasil penelitian terdapat lima sektor ekonomi di Kota

Bogor yang memiliki keunggulan baik dari segi kontribusi maupun dari

segi pertumbuhannya, yaitu: sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,

Page 115: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

99

limbah dan daur ulang, sektor informasi dan komunikasi, sektor real

estate, sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor, dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial

wajib. Artinya pembangunan ekonomi harus lah di fokuskan kepada

sektor-sektor ekonomi tersebut.

Sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang

harus menjadi prioritas pembangunan karena merupakan sektor yang

memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi atau merupakan sektor basis dan

memiliki keunggulan dari segi pertumbuhannya. Hal tersebut tidak lepas

dari dukungan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah

(RPJMD) Kota Bogor tahun 2010-2014, pada Misi 2 yang bertujuan

menjadikan lingkungan bersih dan berkelanjutan, dengan sasaran

terwujudnya pengelolaan persampahan yang terpadu. Prioritas penanganan

kebersihan. Dan di Kota Bogor memang terdapat perusahaan dagang air

minum daerah yang dikelola oleh BUMD Kota Bogor yaitu PDAMD Tirta

Pakuan, di mana sumber air berasal dari beberapa sungai besar seperti

sungai Cisadane dan sungai Ciliwung. Jumlah pelanggan Perusahaan

PDAM Tirta Pakuan Kota Bogor terus mengalami peningkatan hingga

tahun 2015. Tercatat pada tahun 2015 air minum yang disalurkan

mencapai 37.278.542 kubik, dan nilai air yang terjual sekitar sebesar

173,86 milyar rupiah. Selain itu, Kota Bogor juga memiliki kegiatan

pengelolaan sampah dengan sistem 3R, dan sedang menggalakan bank-

Page 116: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

100

bank sampah di kawasan pemukiman penduduk. Penduduk diminta

memilah-milah sampah organik dan sampah non organik.

Sektor informasi dan komunikasi harus menjadi prioritas

pembangunan karena merupakan sektor yang memiliki tingkat spesialisasi

yang tinggi atau merupakan sektor basis dan memiliki keunggulan dari

segi pertumbuhannya. Menurut data yang bersumber dari RKPD tahun

2016, kebijakan pemerintah daerah (pemda) Kota Bogor dalam RPJMD

2010-2014 misi keempat yakni urusan komunikasi dan informatika

indikator kedua mengenai jumlah SDM terlatih di bidang komunikasi dan

informasi realisasi pencapaiannya pada tahun 2014 sebesar 85% dari target

sebesar 85%. Artinya, pemda Kota Bogor sudah mencapai target dalam

bidang urusan tersebut. Hal itu yang menyebabkan sumbangan sektor

informasi dan komunikasi di Kota Bogor lebih tinggi dari tingkat provinsi.

Sektor real estate harus menjadi prioritas pembangunan karena

merupakan sektor yang memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi atau

merupakan sektor basis dan memiliki keunggulan dari segi

pertumbuhannya. Letak wilayah Kota Bogor yang dekat dengan ibu kota

menyebabkan sektor ini tumbuh dengan pesat di Kota Bogor, karena

warga ibu kota yang tidak memiliki atau tidak mampu membeli tempat

tinggal di Kota Jakarta trntu membeli atau sekedar menyewa di Kota

Bogor.

Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor harus menjadi prioritas pembangunan karena merupakan sektor

Page 117: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

101

yang memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi atau merupakan sektor basis

dan memiliki keunggulan dari segi pertumbuhannya. Hal tersebut

menyebabkan kontribusi sektor ini di Kota Bogor lebih besar

dibandingkan dengan tingkat provinsi. Dan bukan hanya itu, pada

umumnya penduduk yang bekerja di Kota Bogor terserap sebagian besar

pada lapangan pekerjaan perdagangan, dengan rincian sebanyak 120.802

orang dari total tenaga kerja sebanyak 400.983 orang. Jumlah perusahaan

perdagangan di Kota Bogor juga terus meningkat, pada tahun 2011

sebanyak 401 perusahan menjadi sebanyak 748 perusahaan pada tahun

2015. Sementara itu, guna pelaksanaan transaksi jual beli di pasar, di Kota

Bogor terdapat sebanyak 7 pasar yang mengelola dengan jumlah kios dan

los yang terus bertambah sebanyak 6.144 kios dan los pada tahun 2015

yang semula hanya 5.938 kios dan los pada tahun 2011. Hal ini

menunjukkan bahwa sektor ini memberikan peranan yang sangat tinggi

bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.

Sektor administrasi pemerintah, pertahanan, dan jaminan sosial wajib

harus menjadi prioritas pembangunan karena merupakan sektor yang

memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi atau merupakan sektor basis dan

memiliki keunggulan dari segi pertumbuhannya. Berdasarkan hasil

wawancara terdapat pelatihan-pelatihan khusus untuk SDM di sektor ini

terkait reformasi birokrasi atau refolusi mental yang merupakan program

unggulan walikota guna mengubah paradigma pegawai pemerintahan. Hal

tersebut mempengaruhi peningkatan kinerja dari sektor ini sehingga

Page 118: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

102

menyebabkan kontribusi sektor ini di Kota Bogor lebih besar dari

kontribusi sektor yang sama tingkat provinsi.

Selain itu Kota Bogor memfokuskan atau memberikan prioritas

pembangunan ekonomi kepada seluruh sektor jasa, sehingga sektor-sektor

tersebut menjadi sektor basis atau memiliki tingkat spesialisasi yang tinggi

di Kota Bogor. Didukung dalam visi Kota Bogor yang tercantum dalam

Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJPD) tahun 2005-

2025, yang berbunyi “kota jasa yang nyaman dengan masyarakat madani

dan pemerintahan amanah”. Dalam RPJPD Kota Bogor tahun 2005-2025,

tercantum misi pertama yaitu mengembangkan perekonomian masyarakat

dengan titik berat pada jasa dengan mengoptimalkan pemanfaatan sumber

daya yang ada. Hal tersebut yang menyebabkan seluruh sektor jasa

menjadi sektor basis di Kota Bogor sehingga seluruh sektor jasa yang ada

di Kota Bogor memberikan kontribusi lebih besar dalam pembentukan

PDRB Kota Bogor jika dibandingkan dengan kontribusi seluruh sektor

jasa dalam pembentukan PDRB di tingkat Provinsi Jawa Barat.

Spesialisasi sektor-sektor tersebut selain menyebabkan nilai tambah dari

sektor-sektor tersebut yang tergolong besar juga menyebabkan jumlah

tenaga kerja yang bekerja di lapangan usaha sektor-sektor tersebut sangat

banyak, yaitu dengan total 119.126 tenaga kerja untuk sektor jasa. Hal ini

menunjukkan bahwa sektor-sektor tersebut memberikan peranan yang

sangat tinggi bagi pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor.

Page 119: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

103

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat ditarik

kesimpulan sebagi berikut:

1. Hasil analisis LQ menunjukkan bahwa dari tahun 2011 sampai dengan

2016, dari 16 sektor yang diteliti di Kota Bogor ada 14 sektor ekonomi

yang memiliki nilai LQ rata-rata lebih dari satu (LQ>1) dan 2 sektor

ekonomi yang memiliki nilai LQ rata-rata kurang dari satu (LQ<1).

Artinya, hampir seluruh kegiatan atau sektor ekonomi di Kota Bogor

merupakan sektor basis atau unggulan. Atau dapat dikatakan bahwa

sektor-sektor ekonomi tersebut memiliki tingkat spesialisasi lebih tinggi di

Kota Bogor daripada di tingkat Provinsi Jawa Barat.

2. Hasil analisis DLQ menunjukkan bahwa, ada 3 sektor ekonomi yang

memiliki nilai DLQ lebih dari satu (DLQ>1) yaitu adalah sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan (3,04); sektor pengadaan air, pengelolaan

sampah, limbah dan daur ulang (1,45); dan sektor administrasi pemerintah,

pertahanan dan jaminan sosial wajib (5,62). Artinya, sektor pertanian,

kehutanan dan perikanan; sektor pengadaan air, pengelolaan sampah,

limbah dan daur ulang; dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan

dan jaminan sosial wajib di Kota Bogor potensi perkembangannya lebih

maju dibandingkan dengan sektor-sektor yang sama di Provinsi Jawa

Barat. Dan sektor ekonomi lainnya memiliki nilai DLQ kurang dari satu

Page 120: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

104

(DLQ<1). Dan jika dilihat dari klasifikasi berdasarkan gabungan LQ dan

DLQ, terdapat 2 sektor ekonomi yang masuk ke dalam sektor unggulan,

yaitu adalah sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur

ulang; dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial

wajib. Di mana sektor-sektor tersebut memiliki nilai LQ dan DLQ lebih

dari satu.

3. Hasil perhitungan dengan metode MRP menunjukkan bahwa, selama

periode pengamatan dari tahun 2011 sampai dengan tahun 2016, terdapat

tiga sektor ekonomi yang masuk ke dalam klasifikasi satu, yaitu adalah

sektor pengadaan air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor

informasi dan komunikasi; dan sektor real estate. Maka dapat dikatakan

bahwa ketiga sektor tersebut mempunyai pertumbuhan yang unggul baik

di tingkat kota maupun di tingkat provinsi. Dan tiga sektor ekonomi yang

masuk ke dalam klasifikasi dua, yaitu adalah sektor pertanian, kehutanan

dan perikanan; sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan

sepeda motor; dan sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan

sosial wajib. Maka dapat dikatakan bahwa ketiga sektor tersebut

mempunyai pertumbuhan yang unggul hanya di tingkat kota.

4. Berdasarkan hasil overlay, maka dapat diidentifikasikan sektor-sektor

ekonomi yang benar-benar memiliki potensi paling menonjol untuk

dikembangkan sebagai penggerak pertumbuhan ekonomi di Kota Bogor,

karena memiliki potensial baik dari sisi pertumbuhannya maupun dari sisi

kontribusinya. Klasifikasi satu adalah sektor pengadaan air, pengelolaan

Page 121: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

105

sampah, limbah dan daur ulang; sektor informasi dan komunikasi; dan

sektor real estate. Dan klasifikasi dua adalah sektor perdagangan besar dan

eceran, reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor administrasi

pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial wajib.

B. Saran

1. Kota Bogor harus memberikan prioritas utama terhadap sektor pengadaan

air, pengelolaan sampah, limbah dan daur ulang; sektor informasi dan

komunikasi; sektor real estate; sektor perdagangan besar dan eceran,

reparasi mobil dan sepeda motor dan sektor administrasi pemerintah,

pertahanan dan jaminan sosial wajib yang memiliki potensial baik dari sisi

kontribusi maupun dari sisi pertumbuhannya untuk dikembangkan sebagai

penggerak pertumbuhan ekonomi Kota Bogor. Selain itu Kota Bogor juga

harus memprioritaskan seluruh sektor jasa yang pada dasarnya memiliki

tingkat spesialisasi yang tinggi di Kota Bogor dan agar Kota Bogor tetap

konsisten dengan visi nya yang berbunyi “kota jasa yang nyaman dengan

masyarakat madani dan pemerintahan amanah”.

2. Namun dalam rangka meningkatkan pertumbuhan ekonomi Kota Bogor

melalui sektor-sektor ekonomi yang memiliki potensial baik dari sisi

kontribusi maupun sisi pertumbuhan, hendaknya Kota Bogor tidak

mengabaikan sektor-sektor ekonomi lain yaitu sektor-sektor ekonomi yang

tidak memiliki keunggulan di Kota Bogor.

Page 122: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

106

DAFTAR PUSTAKA

Aditya Nugraha. “Analisis Potensi Ekonomi Kabupaten dan Kota di Provinsi

Daerah Istimewa Yogyakarta”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2013.

Annisa Nurfatimah. “Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota Di

Provinsi Bali”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan

Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2013.

Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bapenas). “Seri Analisis

Pembangunan Wilayah”, Provinsi Jawa Barat 2015.

Bappeda Kota Bogor. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Bogor Tahun 2010-2014”. 2010

Bappeda Kota Bogor. “Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota

Bogor Tahun 2015-2019”. 2015

Bappeda Kota Bogor. “Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bogor Tahun

2015”. 2015

Bappeda Kota Bogor. “Rencana Kerja Pemerintah Daerah Kota Bogor Tahun

2016”. 2016

Benny Oksatriandhi dan Eko Budi. “Identifikasi Komoditas Unggulan di Kawasan

Agropolitan Kabupaten Pasaman”, Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota,

Fakultas Perencanaan Wilayah dan Kota, Institut Teknologi Sepuluh

Nopember (ITS) Surabaya, 2014.

BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat Menurut Lapangan Usaha

2011 – 2016”, BPS Provinsi Jawa Barat, 2016.

BPS. “Provinsi Jawa Barat dalam Angka Tahun 2016”, BPS Provinsi Jawa Barat,

2016.

BPS. “Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Jawa Barat Menurut

Lapangan Usaha 2011 – 2016”, BPS Provinsi Jawa Barat, 2016.

BPS. “Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut Lapangan Usaha

2011 – 2016”, BPS Kota Bogor, 2016.

BPS. “Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kota Bogor Menurut

Lapangan Usaha 2011 – 2016”, BPS Kota Bogor, 2016.

BPS. “Kota Bogor dalam Angka Tahun 2016”, BPS Kota Bogor, 2016.

Page 123: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

107

Dinas Pertanian Kota Bogor. “Luas Lahan Pertanian Di Kota Bogor Tahun 2011-

2016”.2016.

Dwi Puspita dan Eko Budi. “Identifikasi Potensi Komoditas Unggulan Pada

Koridor Jalan Lintas Selatan Jatim di Kabupaten Tulungagung-Trenggalek”,

Jurnal Perencanaan Wilayah dan Kota, Fakultas Teknik Sipil dan

Perencanaan, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya, 2013.

Emilia dan Imelia. “Modul Ekonomi Regional” Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas

Ekonomi Universitas Jambi. 2006

Kati Pane. “Analisis Potensi Sektor Ekonomi Di Kota Banda Aceh Periode 2005-

2009”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi Pembangunan Fakultas

Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,

2011.

Kuncoro, Mudrajad. 2009. Survey of Recent Developments. Bulletin of

Indonesian Economic Studies.

Muhammad Averos. “Analisis Potensi Pertumbuhan Ekonomi di Provinsi

Lampung Periode 2004-2009”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi dan Studi

Pembangunan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2010.

Ni Komang dan I Nyoman. “Analisis Pola Pertumbuhan Ekonomi Dan Sektor

Potensial Kabupaten Klungkung”, Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas

Udayana (Unud) Bali, 2012.

Rezki Kurniawan. “Analisis Komoditas Unggulan Regional Sektor Pertanian Di

Sulawesi Selatan Tahun 2000-2009”, Skripsi S-1 Jurusan Ilmu Ekonomi Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin Makasar, 2012.

Sabana, Choliq. “Analisis Pengembangan Kota Pekalongan sebagai Salah Satu

Kawasan Andalan di Jawa Timur” Tesis S-2 Jurusan Magister Ilmu Ekonomi

dan Studi Pembangunan Program Pascasarjana Universitas Diponegoro

Semarang. 2007.

Sjafrijal. “Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”, Praninta Offset, Padang, 2008.

Sjafrizal. “Perencanaan Pembangunan Daerah dalam Era Otonomi”, edisi

pertama cetakan ketiga, Rajawali Pers, Jakarta, 2016.

Tarigan, Robinson. “Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi”, edisi revisi cetakan

pertama, PT Bumi Aksara, Jakarta, 2005.

Todaro, Michael. “Pembangunan Ekonomi di Dunia Ketiga”, edisi keenam,

Erlangga, Jakarta, 1998.

Page 124: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

108

Lampiran I

PDRB Provinsi Jawa Barat Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2016 (Juta

Rupiah) LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 88,386,512.39 88,409,460.01 92,390,134.87 92,653,584.24 92,802,798.97 98,181,660.71

Industri Pengolahan 426,184,947.51 445,675,276.56 477,714,072.28 502,433,623.07 524,466,677.04 549,471,383.78

Pengadaan Listrik dan Gas 5,126,004.86 5,571,250.12 6,025,231.98 6,373,286.03 5,939,653.36 6,139,545.25

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

741,338.75 794,326.67 845,969.55 896,263.79 948,977.84 1,009,018.45

Konstruksi 71,723,223.35 81,197,699.57 87,818,637.11 92,603,491.63 98,555,254.72 103,507,069.45

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi

Mobil dan Sepeda Motor

151,107,155.34 168,938,936.01 177,747,518.19 183,634,922.83 190,440,113.16 198,887,074.01

Transportasi dan Pergudangan 41,660,006.83 45,721,399.30 47,965,848.58 51,579,514.10 56,171,095.98 61,135,337.70

Penyediaan Akomodasi dan Makan

Minum

23,196,039.41 24,806,717.80 25,985,297.74 27,545,028.81 29,776,546.22 32,549,519.57

Informasi dan Komunikasi 25,378,259.25 28,094,004.54 30,651,836.81 36,005,412.36 41,878,751.58 47,856,799.53

Jasa Keuangan dan Asuransi 21,567,179.46 23,437,318.77 26,347,771.86 27,497,251.44 29,521,633.81 33,030,521.52

Real Estate 10,992,679.28 11,916,840.59 12,561,546.45 13,121,319.37 13,837,689.48 14,738,072.12

Jasa Perusahaan 3,676,296.18 3,957,451.77 4,265,893.31 4,561,081.01 4,932,613.38 5,334,980.44

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan

Jaminan Sosial Wajib

22,939,998.87 23,901,327.94 23,568,018.37 23,676,877.00 24,987,382.17 25,731,416.57

Jasa Pendidikan 20,596,756.11 23,608,192.70 25,715,274.28 29,424,905.69 32,418,865.50 34,885,810.90

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 5,790,041.06 6,303,721.09 6,720,170.33 7,780,534.33 8,880,758.33 9,723,042.98

Jasa Lainnya 17,450,136.64 18,862,233.78 20,347,856.97 22,137,539.99 24,120,774.04 26,226,539.58

PDRB 936,516,575.30 1,001,196,157.20 1,066,671,078.67 1,121,924,635.69 1,179,679,585.58 1,248,407,792.55

Sumber: Badan Pusat Statistik Provinsi Jawa Barat

Page 125: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

109

Lampiran II

PDRB Kota Bogor Atas Dasar Harga Konstan 2010 Menurut Lapangan Usaha Tahun 2011-2016 (Juta Rupiah)

LAPANGAN USAHA 2011 2012 2013 2014 2015 2016

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 206,607.39 211,810.94 216,320.33 220,689.88 225,137.69 230,145.03

Industri Pengolahan 4,007,231.84 4,131,797.48 4,325,575.49 4,564,569.82 4,843,786.77 5,109,363.13

Pengadaan Listrik dan Gas 880,394.76 929,961.59 980,512.23 1,025,049.18 898,231.83 903,130.58

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang 20,856.18 22,270.23 23,920.45 25,940.03 27,361.22 28,518.60

Konstruksi 2,252,195.29 2,423,813.84 2,555,955.98 2,696,289.52 2,848,754.78 3,011,149.21

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor 4,536,826.42 4,825,488.12 5,114,427.17 5,367,108.86 5,650,090.63 5,972,855.53

Transportasi dan Pergudangan 2,157,242.99 2,376,810.85 2,496,952.36 2,637,721.22 2,893,357.49 3,133,215.64

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 893,954.15 946,037.32 1,002,846.67 1,059,403.07 1,119,753.25 1,209,844.24

Informasi dan Komunikasi 885,581.73 978,427.51 1,070,494.44 1,270,614.21 1,506,674.81 1,692,958.81

Jasa Keuangan dan Asuransi 1,316,258.96 1,396,047.71 1,549,250.42 1,606,764.74 1,676,548.86 1,847,070.71

Real Estate 427,473.20 457,952.52 490,879.30 525,977.17 555,976.80 601,018.99

Jasa Perusahaan 393,352.20 417,284.07 456,796.50 477,357.37 516,834.82 560,209.59

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib 600,564.95 618,461.78 626,872.86 643,234.24 660,730.22 675,927.01

Jasa Pendidikan 460,270.91 524,150.97 587,388.87 656,814.29 718,858.00 772,597.46

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 220,015.38 228,926.00 246,968.00 279,823.32 313,143.35 341,269.24

Jasa Lainnya 685,341.54 714,328.71 739,506.47 777,953.83 843,363.78 912,977.72

PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO 19,944,167.88 21,203,569.63 22,484,667.54 23,835,310.77 25,298,604.31 27,002,251.51

Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Bogor

Page 126: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

110

Lampiran III

Perhitungan Location Quotient (LQ)

Kota Bogor

Tahun 2011

PDRB 17 Sektor Kota

Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

206,607.39 19,944,167.88 88,386,512.39 936,516,575.30 0.11

4,007,231.84 19,944,167.88 426,184,947.51 936,516,575.30 0.44

880,394.76 19,944,167.88 5,126,004.86 936,516,575.30 8.06

20,856.18 19,944,167.88 741,338.75 936,516,575.30 1.32

2,252,195.29 19,944,167.88 71,723,223.35 936,516,575.30 1.47

4,536,826.42 19,944,167.88 151,107,155.34 936,516,575.30 1.41

2,157,242.99 19,944,167.88 41,660,006.83 936,516,575.30 2.43

893,954.15 19,944,167.88 23,196,039.41 936,516,575.30 1.81

885,581.73 19,944,167.88 25,378,259.25 936,516,575.30 1.64

1,316,258.96 19,944,167.88 21,567,179.46 936,516,575.30 2.87

427,473.20 19,944,167.88 10,992,679.28 936,516,575.30 1.83

393,352.20 19,944,167.88 3,676,296.18 936,516,575.30 5.02

600,564.95 19,944,167.88 22,939,998.87 936,516,575.30 1.23

460,270.91 19,944,167.88 20,596,756.11 936,516,575.30 1.05

220,015.38 19,944,167.88 5,790,041.06 936,516,575.30 1.78

685,341.54 19,944,167.88 17,450,136.64 936,516,575.30 1.84

Page 127: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

111

Tahun 2012

PDRB 17 Sektor

Kota Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

211,810.94 21,203,569.63 88,409,460.01 1,001,196,157.20 0.11

4,131,797.48 21,203,569.63 445,675,276.56 1,001,196,157.20 0.44

929,961.59 21,203,569.63 5,571,250.12 1,001,196,157.20 7.88

22,270.23 21,203,569.63 794,326.67 1,001,196,157.20 1.32

2,423,813.84 21,203,569.63 81,197,699.57 1,001,196,157.20 1.41

4,825,488.12 21,203,569.63 168,938,936.01 1,001,196,157.20 1.35

2,376,810.85 21,203,569.63 45,721,399.30 1,001,196,157.20 2.45

946,037.32 21,203,569.63 24,806,717.80 1,001,196,157.20 1.80

978,427.51 21,203,569.63 28,094,004.54 1,001,196,157.20 1.64

1,396,047.71 21,203,569.63 23,437,318.77 1,001,196,157.20 2.81

457,952.52 21,203,569.63 11,916,840.59 1,001,196,157.20 1.81

417,284.07 21,203,569.63 3,957,451.77 1,001,196,157.20 4.98

618,461.78 21,203,569.63 23,901,327.94 1,001,196,157.20 1.22

524,150.97 21,203,569.63 23,608,192.70 1,001,196,157.20 1.05

228,926.00 21,203,569.63 6,303,721.09 1,001,196,157.20 1.71

714,328.71 21,203,569.63 18,862,233.78 1,001,196,157.20 1.79

Page 128: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

112

Tahun 2013

PDRB 17 Sektor

Kota Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

216,320.33 22,484,667.54 92,390,134.87 1,066,671,078.67 0.11

4,325,575.49 22,484,667.54 477,714,072.28 1,066,671,078.67 0.43

980,512.23 22,484,667.54 6,025,231.98 1,066,671,078.67 7.72

23,920.45 22,484,667.54 845,969.55 1,066,671,078.67 1.34

2,555,955.98 22,484,667.54 87,818,637.11 1,066,671,078.67 1.38

5,114,427.17 22,484,667.54 177,747,518.19 1,066,671,078.67 1.37

2,496,952.36 22,484,667.54 47,965,848.58 1,066,671,078.67 2.47

1,002,846.67 22,484,667.54 25,985,297.74 1,066,671,078.67 1.83

1,070,494.44 22,484,667.54 30,651,836.81 1,066,671,078.67 1.66

1,549,250.42 22,484,667.54 26,347,771.86 1,066,671,078.67 2.79

490,879.30 22,484,667.54 12,561,546.45 1,066,671,078.67 1.85

456,796.50 22,484,667.54 4,265,893.31 1,066,671,078.67 5.08

626,872.86 22,484,667.54 23,568,018.37 1,066,671,078.67 1.26

587,388.87 22,484,667.54 25,715,274.28 1,066,671,078.67 1.08

246,968.00 22,484,667.54 6,720,170.33 1,066,671,078.67 1.74

739,506.47 22,484,667.54 20,347,856.97 1,066,671,078.67 1.72

Page 129: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

113

Tahun 2014

PDRB 17 Sektor

Kota Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

220,689.88 23,835,310.77 92,653,584.24 1,121,924,635.69 0.11

4,564,569.82 23,835,310.77 502,433,623.07 1,121,924,635.69 0.43

1,025,049.18 23,835,310.77 6,373,286.03 1,121,924,635.69 7.57

25,940.03 23,835,310.77 896,263.79 1,121,924,635.69 1.36

2,696,289.52 23,835,310.77 92,603,491.63 1,121,924,635.69 1.37

5,367,108.86 23,835,310.77 183,634,922.83 1,121,924,635.69 1.38

2,637,721.22 23,835,310.77 51,579,514.10 1,121,924,635.69 2.41

1,059,403.07 23,835,310.77 27,545,028.81 1,121,924,635.69 1.81

1,270,614.21 23,835,310.77 36,005,412.36 1,121,924,635.69 1.66

1,606,764.74 23,835,310.77 27,497,251.44 1,121,924,635.69 2.75

525,977.17 23,835,310.77 13,121,319.37 1,121,924,635.69 1.89

477,357.37 23,835,310.77 4,561,081.01 1,121,924,635.69 4.93

643,234.24 23,835,310.77 23,676,877.00 1,121,924,635.69 1.28

656,814.29 23,835,310.77 29,424,905.69 1,121,924,635.69 1.05

279,823.32 23,835,310.77 7,780,534.33 1,121,924,635.69 1.69

777,953.83 23,835,310.77 22,137,539.99 1,121,924,635.69 1.65

Page 130: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

114

Tahun 2015

PDRB 17 Sektor

Kota Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

225,137.69 25,298,604.31 92,802,798.97 1,179,679,585.58 0.11

4,843,786.77 25,298,604.31 524,466,677.04 1,179,679,585.58 0.43

898,231.83 25,298,604.31 5,939,653.36 1,179,679,585.58 7.05

27,361.22 25,298,604.31 948,977.84 1,179,679,585.58 1.34

2,848,754.78 25,298,604.31 98,555,254.72 1,179,679,585.58 1.35

5,650,090.63 25,298,604.31 190,440,113.16 1,179,679,585.58 1.38

2,893,357.49 25,298,604.31 56,171,095.98 1,179,679,585.58 2.40

1,119,753.25 25,298,604.31 29,776,546.22 1,179,679,585.58 1.75

1,506,674.81 25,298,604.31 41,878,751.58 1,179,679,585.58 1.68

1,676,548.86 25,298,604.31 29,521,633.81 1,179,679,585.58 2.65

555,976.80 25,298,604.31 13,837,689.48 1,179,679,585.58 1.87

516,834.82 25,298,604.31 4,932,613.38 1,179,679,585.58 4.89

660,730.22 25,298,604.31 24,987,382.17 1,179,679,585.58 1.23

718,858.00 25,298,604.31 32,418,865.50 1,179,679,585.58 1.03

313,143.35 25,298,604.31 8,880,758.33 1,179,679,585.58 1.64

843,363.78 25,298,604.31 24,120,774.04 1,179,679,585.58 1.63

Page 131: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

115

Tahun 2016

PDRB 17 Sektor

Kota Bogor

Total PDRB Kota

Bogor

PDRB 17 Sektor Jawa

Barat Total PDRB Jawa Barat LQ

230,145.03 27,002,251.51 98,181,660.71 1,248,407,792.55 0.11

5,109,363.13 27,002,251.51 549,471,383.78 1,248,407,792.55 0.43

903,130.58 27,002,251.51 6,139,545.25 1,248,407,792.55 6.80

28,518.60 27,002,251.51 1,009,018.45 1,248,407,792.55 1.31

3,011,149.21 27,002,251.51 103,507,069.45 1,248,407,792.55 1.34

5,972,855.53 27,002,251.51 198,887,074.01 1,248,407,792.55 1.39

3,133,215.64 27,002,251.51 61,135,337.70 1,248,407,792.55 2.37

1,209,844.24 27,002,251.51 32,549,519.57 1,248,407,792.55 1.72

1,692,958.81 27,002,251.51 47,856,799.53 1,248,407,792.55 1.64

1,847,070.71 27,002,251.51 33,030,521.52 1,248,407,792.55 2.59

601,018.99 27,002,251.51 14,738,072.12 1,248,407,792.55 1.89

560,209.59 27,002,251.51 5,334,980.44 1,248,407,792.55 4.85

675,927.01 27,002,251.51 25,731,416.57 1,248,407,792.55 1.21

772,597.46 27,002,251.51 34,885,810.90 1,248,407,792.55 1.02

341,269.24 27,002,251.51 9,723,042.98 1,248,407,792.55 1.62

912,977.72 27,002,251.51 26,226,539.58 1,248,407,792.55 1.61

Page 132: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

116

Location Quotient (LQ) Rata-Rata Kota Bogor

SEKTOR EKONOMI 2011 2012 2013 2014 2015 2016 Rata-rata

LQ

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11 0.11

Industri Pengolahan 0.44 0.44 0.43 0.43 0.43 0.43 0.43

Pengadaan Listrik dan Gas 8.06 7.88 7.72 7.57 7.05 6.80 7.51

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan

Daur Ulang

1.32 1.32 1.34 1.36 1.34 1.31 1.33

Konstruksi 1.47 1.41 1.38 1.37 1.35 1.34 1.39

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan

Sepeda Motor

1.41 1.35 1.37 1.38 1.38 1.39 1.38

Transportasi dan Pergudangan 2.43 2.45 2.47 2.41 2.40 2.37 2.42

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.81 1.80 1.83 1.81 1.75 1.72 1.79

Informasi dan Komunikasi 1.64 1.64 1.66 1.66 1.68 1.64 1.65

Jasa Keuangan dan Asuransi 2.87 2.81 2.79 2.75 2.65 2.59 2.74

Real Estate 1.83 1.81 1.85 1.89 1.87 1.89 1.86

Jasa Perusahaan 5.02 4.98 5.08 4.93 4.89 4.85 4.96

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

1.23 1.22 1.26 1.28 1.23 1.21 1.24

Jasa Pendidikan 1.05 1.05 1.08 1.05 1.03 1.02 1.05

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 1.78 1.71 1.74 1.69 1.64 1.62 1.70

Jasa Lainnya 1.84 1.79 1.72 1.65 1.63 1.61 1.71

Page 133: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

117

Lampiran IV

Dinamis Location Quotient (DLQ) Kota Bogor tahun 2011-2016

LAPANGAN USAHA

Rata-rata Laju

Pertumbuhan Tahun (1+vi)/(1+vt) (1+Vi)/(1+Vt) DLQ

Kota Bogor Prov. Jawa

Barat

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 2.28 1.66 6 0.45 0.38 3.04

Industri Pengolahan 4.96 5.28 6 0.82 0.89 0.63

Pengadaan Listrik dan Gas 0.28 2.54 6 0.18 0.50 0.00

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 6.87 6.22 6 1.09 1.02 1.45

Konstruksi 5.87 8.66 6 0.95 1.37 0.11

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor

5.94 6.11 6 0.96 1.00 0.75

Transportasi dan Pergudangan 7.56 8.58 6 1.18 1.36 0.44

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 6.48 7.02 6 1.03 1.13 0.57

Informasi dan Komunikasi 14.35 14.99 6 2.12 2.26 0.68

Jasa Keuangan dan Asuransi 6.93 8.54 6 1.09 1.35 0.29

Real Estate 7.10 6.96 6 1.12 1.13 0.96

Jasa Perusahaan 8.20 8.82 6 1.27 1.39 0.59

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 2.40 1.49 6 0.47 0.35 5.62

Jasa Pendidikan 9.95 11.74 6 1.51 1.80 0.35

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 8.56 10.60 6 1.32 1.64 0.27

Jasa Lainnya 6.26 9.69 6 1.00 1.51 0.09

Total PDRB 6.24 6.07

Page 134: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

118

Lampiran V

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Studi (RPs) Kota Bogor 2011-2016

LAPANGAN USAHA Eijt Eij ∆Eij ∆Eij/Eij Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein RPs

Pertanian, Kehutanan dan

Perikanan 230,145.03 206,607.39 23,537.65 0.11 98,181,660.71 88,386,512.39 9,795,148.31 0.11 1.03

Industri Pengolahan 5,109,363.13 4,007,231.84 1,102,131.29 0.28 549,471,383.78 426,184,947.51 123,286,436.27 0.29 0.95

Pengadaan Listrik dan

Gas 903,130.58 880,394.76 22,735.82 0.03 6,139,545.25 5,126,004.86 1,013,540.39 0.20 0.13

Pengadaan Air,

Pengelolaan Sampah,

Limbah dan Daur Ulang

28,518.60 20,856.18 7,662.42 0.37 1,009,018.45 741,338.75 267,679.70 0.36 1.02

Konstruksi 3,011,149.21 2,252,195.29 758,953.92 0.34 103,507,069.45 71,723,223.35 31,783,846.10 0.44 0.76

Perdagangan Besar dan

Eceran, Reparasi Mobil

dan Sepeda Motor

5,972,855.53 4,536,826.42 1,436,029.11 0.3165 198,887,074.01 151,107,155.34 47,779,918.68 0.3162 1.00

Transportasi dan

Pergudangan 3,133,215.64 2,157,242.99 975,972.65 0.45 61,135,337.70 41,660,006.83 19,475,330.87 0.47 0.97

Penyediaan Akomodasi

dan Makan Minum 1,209,844.24 893,954.15 315,890.09 0.35 32,549,519.57 23,196,039.41 9,353,480.16 0.40 0.88

Informasi dan

Komunikasi 1,692,958.81 885,581.73 807,377.08 0.91 47,856,799.53 25,378,259.25 22,478,540.27 0.89 1.03

Jasa Keuangan dan

Asuransi 1,847,070.71 1,316,258.96 530,811.75 0.40 33,030,521.52 21,567,179.46 11,463,342.06 0.53 0.76

Real Estate 601,018.99 427,473.20 173,545.79 0.41 14,738,072.12 10,992,679.28 3,745,392.84 0.34 1.19

Jasa Perusahaan 560,209.59 393,352.20 166,857.39 0.42 5,334,980.44 3,676,296.18 1,658,684.25 0.45 0.94

Page 135: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

119

Administrasi Pemerintah,

Pertahanan dan Jaminan

Sosial Wajib

675,927.01 600,564.95 75,362.06 0.13 25,731,416.57 22,939,998.87 2,791,417.70 0.12 1.03

Jasa Pendidikan 772,597.46 460,270.91 312,326.55 0.68 34,885,810.90 20,596,756.11 14,289,054.80 0.69 0.98

Jasa Kesehatan dan

Kegiatan Sosial 341,269.24 220,015.38 121,253.86 0.55 9,723,042.98 5,790,041.06 3,933,001.92 0.68 0.81

Jasa Lainnya 912,977.72 685,341.54 227,636.18 0.33 26,226,539.58 17,450,136.64 8,776,402.94 0.50 0.66

Page 136: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

120

Lampiran VI

Perhitungan Rasio Pertumbuhan Referensi (RPr) Provinsi Jawa Barat 2011-2016

Lapangan

Usaha Eint Ein ∆Ein ∆Ein/Ein Ent En ∆En ∆En/En RPr

Pertanian,

Kehutanan dan

Perikanan

98,181,660.71 88,386,512.39 9,795,148.31 0.11 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 0.33

Industri

Pengolahan 549,471,383.78 426,184,947.51 123,286,436.27 0.29 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 0.87

Pengadaan

Listrik dan Gas 6,139,545.25 5,126,004.86 1,013,540.39 0.20 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 0.59

Pengadaan Air,

Pengelolaan

Sampah,

Limbah dan

Daur Ulang

1,009,018.45 741,338.75 267,679.70 0.36 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.08

Konstruksi 103,507,069.45 71,723,223.35 31,783,846.10 0.44 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.33

Perdagangan

Besar dan

Eceran,

Reparasi Mobil

dan Sepeda

Motor

198,887,074.01 151,107,155.34 47,779,918.68 0.32 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 0.95

Transportasi

dan

Pergudangan

61,135,337.70 41,660,006.83 19,475,330.87 0.47 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.40

Page 137: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

121

Penyediaan

Akomodasi dan

Makan Minum

32,549,519.57 23,196,039.41 9,353,480.16 0.40 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.21

Informasi dan

Komunikasi 47,856,799.53 25,378,259.25 22,478,540.27 0.89 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 2.66

Jasa Keuangan

dan Asuransi 33,030,521.52 21,567,179.46 11,463,342.06 0.53 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.60

Real Estate 14,738,072.12 10,992,679.28 3,745,392.84 0.34 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.02

Jasa Perusahaan 5,334,980.44 3,676,296.18 1,658,684.25 0.45 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.35

Administrasi

Pemerintah,

Pertahanan dan

Jaminan Sosial

Wajib

25,731,416.57 22,939,998.87 2,791,417.70 0.12 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 0.37

Jasa Pendidikan 34,885,810.90 20,596,756.11 14,289,054.80 0.69 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 2.08

Jasa Kesehatan

dan Kegiatan

Sosial

9,723,042.98 5,790,041.06 3,933,001.92 0.68 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 2.04

Jasa Lainnya 26,226,539.58 17,450,136.64 8,776,402.94 0.50 1,248,407,792.55 936,516,575.30 311,891,217.25 0.33 1.51

Page 138: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

122

Lampiran VII

Model Rasio Pertumbuhan (MRP) Kota Bogor tahun 2011-2016

SEKTOR EKONOMI MPR

RPs RPr

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 1.03 0.33

Industri Pengolahan 0.95 0.87

Pengadaan Listrik dan Gas 0.13 0.59

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.02 1.08

Konstruksi 0.76 1.33

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda Motor 1.00 0.95

Transportasi dan Pergudangan 0.97 1.40

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 0.88 1.21

Informasi dan Komunikasi 1.03 2.66

Jasa Keuangan dan Asuransi 0.76 1.60

Real Estate 1.19 1.02

Jasa Perusahaan 0.94 1.35

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 1.03 0.37

Jasa Pendidikan 0.98 2.08

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 0.81 2.04

Jasa Lainnya 0.66 1.51

Page 139: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

123

Lampiran VIII

Overlay Kota Bogor tahun 2011-2016

LAPANGAN USAHA RPr RPs LQ Overlay

Pertanian, Kehutanan dan Perikanan 0.33 1.03 0.11 - + -

Industri Pengolahan 0.87 0.95 0.43 - - -

Pengadaan Listrik dan Gas 0.59 0.13 7.51 - - +

Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang 1.08 1.02 1.33 + + +

Konstruksi 1.33 0.76 1.39 + - +

Perdagangan Besar dan Eceran, Reparasi Mobil dan Sepeda

Motor 0.95 1.00 1.38 - + +

Transportasi dan Pergudangan 1.40 0.97 2.42 + - +

Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum 1.21 0.88 1.79 + - +

Informasi dan Komunikasi 2.66 1.03 1.65 + + +

Jasa Keuangan dan Asuransi 1.60 0.76 2.74 + - +

Real Estate 1.02 1.19 1.86 + + +

Jasa Perusahaan 1.35 0.94 4.96 + - +

Administrasi Pemerintah, Pertahanan dan Jaminan Sosial Wajib 0.37 1.03 1.24 - + +

Jasa Pendidikan 2.08 0.98 1.05 + - +

Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial 2.04 0.81 1.70 + - +

Jasa Lainnya 1.51 0.66 1.71 + -+

Page 140: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

124

Lampiran IX

Hasil Wawancara Kepada Badan Perencanaan Pembangunan Daerah

(BAPPEDA) Kota Bogor

Fungsional Umum Bidang Perencanaan Ekonomi (Ibu Faradina, S. Si)

1. Pertanyaan: Mengapa di PDRB Kota Bogor tidak ada distribusi Sektor

Penggalian? Apakah di Bogor memang tidak ada kegiatan ekonomi tersebut?

Jawaban: Memang di Kota Bogor tidak memiliki kegiatan pertambangan.

Sehingga dapat dikatakan Kota Bogor tidak memiliki potensi dalam kegiatan

ekonomi tersebut.

2. Pertanyaan: Dari hasil penelitian LQ menunjukkan bahwa semua sektor jasa di

Kota Bogor merupakan sektor ekonomi basis. Apakah Kota Bogor memang

memprioritaskan sektor-sektor ekonomi jasa?

Jawaban: Kota Bogor tidak memiliki potensi di kegiatan ekonomi pertanian,

dan pertambangan sehingga pemerintah Kota Bogor memfokuskan

pembangunan ekonomi kepada sektor jasa.

3. Pertanyaan: Menurut hasil penelitian, terlihat bahwa sektor industri termasuk

ke dalam sektor yang tidak potensial? Mengapa sektor indusrti di Kota Bogor

kurang potensial padahal kontribusinya sangat besar dalam pembentukan

PDRB Kota Bogor?

Jawaban: Kota Bogor memang tidak memiliki kawasan industri khusus, di

Kota Bogor hanya terdapat industri rumah tangga atau industri kecil dan

Page 141: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

125

menengah dan tidak terdapat industri besar. Itu yang menyebabkan Kota Bogo

rtidak memprioritaskan sektor industri pengolahan.

4. Pertanyaan: Sektor real estate salah satu sektor basis dan merupakan sektor

yang laju pertumbuhannya lebih maju jika dibandingkan dengan tingkat

provinsi. Apa yang menyebabkan sektor ini memiliki spesialisasi di Kota

Bogor?

Jawaban: Sektor real estate berkembang pesat dikarenakan semangkin

meningkatnya jumlah penduduk di Kota Bogor dan juga dikarenakan lokasi

yang dekat dengan ibu kota yang mengakibatkan warga ibu kota yang tidak

memiliki atau tidak mampu membeli tempat tinggal di Kota Jakarta membeli

atau sekedar menyewa di Kota Bogor.

5. Pertanyaan: Sektor Pengadaan Air, Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur

Ulang merupakan sektor yang paling unggul baik dari segi kontribusi maupun

dari segi pertumbuhannya. Apa penyebabnya?

Jawaban: Sektor tersebut maju dikarenakan semakin meningkatnya jumlah

penduduk sehingga kebutuhan air juga meningkat. Dan di Kota Bogor

memang terdapat perusahaan dagang air minum daerah yang dikelola oleh

BUMD Kota Bogor yaitu PDAMD Tirta Pakuan, di mana sumber air berasal

dari beberapa sungai besar seperti sungai Cisadane dan sungai Ciliwung.

Selain itu, Kota Bogor juga memiliki kegiatan pengelolaan sampah dengan

sistem 3R, dan sedang menggalakan bank-bank sampah di kawasan

pemukiman penduduk. Penduduk diminta memilah-milah sampah organic dan

sampah non organik.

Page 142: ANALISIS SEKTOR EKONOMI POTENSIAL DI KOTA BOGOR …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/36405/2/MAHARIDA... · Penelitian ini dimaksudkan untuk mengidentifikasi sektor

126

6. Pertanyaan: Sektor informasi dan komunikasi juga merupakan sektor yang

unggul baik dari segi kontribusi maupun pertumbuhannya. Apa penyebabnya?

Jawaban: memang diadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk peningkatan

SDM di sektor informasi dan komunikasi, sehingga itu lah yang menyebabkan

sektor tersebut maju.

7. Pertanyaan: Sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda

motor juga merupakan sektor yang unggul baik dari segi kontribusi maupun

pertumbuhannya. Apa penyebabnya?

Jawaban: Selain memprioritaskan sektor jasa Kota Bogor memang

memprioritaskaan sektor perdagangan, terdapat outlet-outlet besar yang

terletak di sepanjang Padjajaran. Kota Bogor memang menyediakan kawasan

untuk mendukung pertumbuhan perdagangan.

8. Pertanyaan: Sektor administrasi pemerintah, pertahanan dan jaminan sosial

wajib juga merupakan sektor yang unggul baik dari segi kontribusi maupun

pertumbuhannya. Apa penyebabnya?

Jawaban: Memang diadakan pelatihan-pelatihan khusus untuk SDM di sektor

ini terkait reformasi birokrasi atau refolusi mental yang merupakan program

unggulan wali kota guna mengubah paradigma pegawai pemerintahan. Hal

tersebut yang menyebabkan sektor ini maju.