analisis sari roti
DESCRIPTION
Manajemen Strategi analisis pada Sari Roti,TRANSCRIPT
-
Analisis
PT. Nippon Indosari Coperindo (Sari Roti)
Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Stratejik dengan dosen
pengampu Bapak Nurkholis, SE., M.Bus., Ak.
Oleh :
Indah Karisnawati 115020300111006
Gita Sarastya Widayanti 115020300111047
Anissa Putri Ayuningtyas 115020302111004
Ulin Nuha Hidayah 115020305111001
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
Desember 2013
-
BAB 1
GAMBARAN UMUM PT. NIPPON INDOSARI CORPERINDO (Sari Roti)
1. Pendahuluan
Pada masa perekonomian global saat ini pergerakan penjualan barang maupun
jasa dapat bergerak dengan bebas dan persaingan antar perusahaan pada sektor barang
maupun jasa dituntut untuk mengembangkan usahanya pada tingkat yang lebih baik
pada masa yang akan datang. Terutama pada bisnis makanan yang memiliki persaingan
yang cukup besar, banyak pesaing yang keluar masuk dengan mudah. Untuk bertahan
dalam persaingan industri makanan dan dapat semakin berkembang ke tingkat yang
lebih tinggi sebuah perusahaan harus memiliki rencana strategi yang tepat dan harus
melaksanakan semua aktivitas yang ada pada bidang operasional, pemasaran, keuangan,
produksi dan bidang-bidang lain yang ada pada perusahaan secara baik dan seksama.
Perusahaan yang memiliki kinerja yang efektif dan efisien akan dapat meningkatkan
pertumbuhan perusahaan, dan memenangkan persaingan, sedangkan perusahaan yang
memiliki kinerja kurang baik akan semakin tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan
perusahaan lain.
Industri makanan merupakan suatu bentuk usaha yang cukup prospektif di
Indonesia, hal tersebut dikarenakan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok
yang harus terpenuhi. PT. Nippon Indosari Coperindo merupakan salah satu perusahaan
yang bergerak dalam bidang usaha industri roti, kue dan jenis roti lainnya yang telah
berdiri sejak tahun 1995. Perusahaan Sari roti memiliki rencana strategi dan
pengimplementasian yang baik terbukti dari jumlah penjualan yang selalu meningkat
setiap tahunnya dan pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo telah memiliki 8
pabrik yang tersebar di Jawa, Sumatra dan Sulawesi dengan 14 lini mesin. Setiap hari
PT. Nippon indosari Coperindo mampu memproduksi 1,82 juta produk untuk
memenuhi permintaan konsumen. Sari Roti tersedia dalam berbagai varian rasa yang
setiap tahun terus bertambah, ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia menerima
dengan baik kehadiran Sari Roti di tengah persaingan produk roti dan kue.
-
2. Sejarah Singkat Perusahaan
Perseroan berdiri sejak tahun 1995 sebagai penanaman Modal Asing dan saat
ini berkantor di Jababeka Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi,
Jawa Barat. Peseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha
industri roti, kue dan jenis roti lainnya. Dalam menjalankan kegiatannya, perseroan
melakukan aktivitas usahanya dengan mendirikan pabrik roti, memproduksi,
memasarkan dan menjual roti tawar dan segala jenis roti lainnya. Pada awal
berdirinya, perseroan mempunyai 2 lini mesin 1 lini mesin untuk pembuatan jenis
roti tawar dan 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti manis.
Masyarakat Indonesia menyambut baik roti-roti produk Indosari. Penjualan
dari bulan demi bulan terus bertumbuh, sehingga untuk memenuhi permintaan
pelanggan, pada 2001 Perseroan meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali
lipat dengan menambah dua lini mesin. Mulai 2001 perseroan menjalankan 4 lini
mesin, 2 lini membuat roti tawar dan 2 lini untuk membuat roti manis.
Pada bulan November 2005, Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan,
Jawa Timur dengan memasang 2 lini mesin. Hasil produksi dari pabrik ini
digunakan untuk memasarkan produk Perseroan ke seluruh daerah Jawa Timur,
Jawa Tengah dan Bali.
Pada Desemer 2008, Perseroan membuka pabril ketiga dengan 2 lini mesin
di Jababeka Blok U, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu
lini digunakan untuk jenis roti tawar dan satu lini untuk jenis roti manis. Selain itu,
ditempat yang sama Perseroan membangun auditorium untuk menerima kunjungan
konsumen. Di sini konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi segala jenis
rpti yang dilakukan oleh Perseroan secara higienis dan halal.
Tahun 2009, Perseroan mengembangkan produk kue dengan memasang 1
lini mesin kue di pabrik pertama Jababeka Blok W. Selain itu Perseroan menambah
1 lini mesin untuk membuat 1 jenis roti manis di Pasuruan.
Pada 2010 di tempat produksi ketiga, Perseroan menambah kapasitas
produksi dengan memasang 2 lini mesin lagi. Satu untuk membuat roti tawar dan
satu untuk membuat roti manis. Dengan demikian sampai awal 2011 Perseroan
mengoperasikan 11 lini mesin, yaitu 5 lini mesin untuk roti tawar dan 6 lini mesin
-
untuk roti manis. Pada 28 Juni 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum
Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.
Tahun 2011 Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah),
Medan (Sumatra Utara) dan Cibitung (Jawa Barat). Pada tahun 2012 Perseroan
membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatra Selatan) dan Makassar
(Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing-masing satu lini mesin pada tiga
pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan. Sampai tahun 2012,
Perseroan telah memiliki 8 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra.
3. Visi, Misi dan Jaminan Mutu
Visi
Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan dan
mendistribusikan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi
rakyat indonesia
Misi
Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi
dan mendistribusikan makanan yang bermutu tunggi, sehat, halal dan aman bagi
pelanggan
Jaminan Mutu
Dalam menjalankan visi dan misi, Perseroan telah menentukan Jaminan Mutu
sebagai berikut:
1. Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan
aman untuk dikonsumsi melalui penerapan GMP (Good Manufacturing
Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating Produce), HACCP
(Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan
Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-
produk perseroan.
-
2. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam rangka
memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kerja secara
berkelanjutan.
4. Produk dan Penghargaan
a. Produk Sari Roti
PT. Nippon Indosari Coperindo menawarkan produk Sari Roti dengan berbagai
varian rasa, produk tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu
White Breda, Sweet Bread dan Cake. Dari setiap kelompok tersebut, masing-
masing memiliki beberapa varian rasa, yaitu:
1. White Bread
a. Roti Tawar spesial 6 slices
b. Roti Tawar Keju
c. Sandwich isi coklat
d. Sandwich isi krim peanut
e. Roti plain rolls
f. Roti burger bun
g. Roti tawar
h. Roti tawar kupas
i. Roti tawar coklat chip
j. Roti tawar pandan
2. Sweet Bread
a. Roti isi mix fruit
b. Roti isi krim coklat vanilla
c. Roti isi krim moka
d. Roti isi krim keju
e. Roti isi krim coklat
f. Roti kasur keju
g. Roti sobek isi nanas
h. Roti isi sobek coklat bluberry
i. Roti sobek isi coklat sarikaya
-
j. Roti sobek isi coklat strawberry
k. Roti sobek isi coklat keju
l. Roti sobek isi coklat
m. Roti isi chicken teriyaki
n. Roti isi coklat
o. Roti isi keju
p. Roti isi kelapa
q. Roti isi soklat keju
r. Roti isi sarikaya
s. Roti isi steaberry
t. Roti isi beef barbeque
3. Cake
a. Chiffon cup cake strawberry
b. Chiffon cup cake pandan
c. Chiffon cup cake coklat
b. Penghargaan
2013
1. Best of the Best 2013 dari Forbes Indonesia
2. Top Brand 2013
3. Peduli Gizi 2031
4. Top Brand for Kids 2013
5. Silver Champion 2013 dari Care Leaders The Special Needs of Muslim
Community
2012
1. Top Brand 2012
2. Top Brand for Kids 2012
3. Forbes Asia
4. Investor Award (Best Listed Company) 2012
5. Forbes Indonesia (The top 50 company for 2012)
6. ICSA 2012 (The Besr in Achieving Total Customer Satisfaction)
-
2011
1. Top Brand 2011
2. Top Brand for Kids 2011
3. Rebi (Rekor Bisnis)
2010
1. Top Brand 2010
2. Top Brand for Kids 2010
3. Indonesia Original Brand 2010
4. Marketing Award 2010
2009
1. Top Brand 2009
2. Top Brand for Kids 2009
5. Kinerja Perusahaan
Tabel 5.1 Informasi kinerja dari segi keuangan tahun 2010-2012
Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012
Dilihat dari kinerja perseroan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang terus
mengalami peningkatan dalam berbagai aspek, menunjukkan bahwa PT. Nippon
-
Indosari Coperindo memiliki manajemen strategi yang tepat dan berjalan dengan baik.
Persero menitikberatkan konsumen pada kelas menengah keatas (penghasilan > Rp1,5
juta per bulan) serta pada ibu rumah tangga dan anak-anak. Ini dikarenakan oleh pola
konsumsi masyarakat menengah keatas yang banyak menggantikan nasi dengan roti
dengan alasan lebih praktis dan cepat. Selain itu, ibu rumah tangga berperan penting
dalam pengambilan keputusan dalam berbelanja. Meskipun target konsumen utamanya
adalah konsumen dengan penghasilan menengah keatas, harga yang ditawarkan oleh
persero masih dapat dijangkau oleh konsumen menengah kebawah. PT. Nippon Indosari
Coperindo juga lebih memilih untuk melakukan produksi masal daripada membuka
butik roti di toko atau mall, dengan alasan akan lebih mudah untuk menjangkau
masyarakat menengah ke bawah. Strategi pemasaran yang dipilih oleh persero adalah
menyasar pasar-pasar seperti toko, pasar moder, penjual keliling, dan toko kelontong
yang lebih dekat dengan konsumen. Mengingat produk dengan masa kadaluwarsa yang
singkat, maka pendistribusian harus cepat dan tepat yang berakibat pada tingginya biaya
dalam pendistribusian, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi dalam masa
pendistribusian. Kapasitas perdistribusian produk mencapai 24ribu outlite yang tersebar
di Jawa, Bali dan Sumatra. Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh persero adalah
memiliki supply chine yang luas sehingga membuat produk dapat langsung sampai ke
tangan konsumen.
Pada tahun 2012 PT. Nippon Indosari Coperindo semakin agresif dalam
pengembangan bisnisnya, terdapat dua strategi bisnis yang dipilih yaitu memilih brand
ambassador dan mendesain ulang kemasan produk. Dengan memilih brand ambassador
diharapkan brand yang telah tertanam dikonsumen akan semakin menguat dan
disesuaikan dengan brand personality yaitu produk yang dekat dengan keluarga,
modern, sehat dan praktis. Pendesainan ulang produk menjadi lebih sederhana tetapi
elegan bertujuan untuk penyesuaian dengan brand personality dan menarik perhatian
konsumen.
Dalam menjaga kualitas produk, PT Nippon Indosari Coperindo menggunakan
sistem GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating
Produce), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem
Jaminan Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-produk
-
perseroan. Selain itu persero juga sering melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para
pekerja dengan tujuan menjaga dan meningkatkan mutu kinerja karyawan.
Tabel 5.2 Informasi harga dan volume saham tahun 2012
Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012
Tabel 5.3 Pergerakan harga dan volume saham tahun 2012
Sumber: Annual Report PT Nippon Indosari Coperindo tahun 2012
-
Pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Mencatatkan kenaikan
penjualan neto sebesar 46,61% dari periode ang sama tahun sebelumnya, yaitu dari Rp
813 miliar menjadi Rp 1,2 trilliun. Sementara itu, laba bersih Perseroan meingkat
sebesar 28,65% dari Rp 116 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 149 miliar. Peningkatan
total aset Perseroan sebesar 58,73% dari Rp 759 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 1,2
trilliun.
Pergerakan harga dan volume saham perseroan mengalami peningkatan setiap
triwulan dari tahun 2011 samapai tahun 2012. Tercatat bahwa pada kuartal pertama
tahun 2011 volume saham yang beredar sebesar 40.084.500 dengan harga penutupan Rp
2.825 per lembar saham, volume dan harga saham terus mengalami peningkatan hingga
kuartal keempat tahun 2012 tercatat volume saham yang beredar sebesar 245.351.000
dengan harga saham penutupan Rp 6.900 per lembar saham.
-
BAB 2
ANALISIS
1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal
a) Strength (Kekuatan)
Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa, Sumatra dan
Sulawesi
Memiliki tiga kelompok produk utama yang memiliki berbagai varian
rasa
Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk Top Brand dan Top
Brand for Kids selama 4 tahun berturu-turut (2009-2013)
Brand Sari Roti yang sudah dikenal masyarakat luas
Memiliki supply chain yang luas sehingga produk dapat samapi ke
tangan konsumen dengan cepat dan efisien
Sistem pendistribusian yang cepat
Membangun jaringan dengan sistem keagenan
Harga produk yang terjangkau
Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia
b) Weakness (Kelemahan)
Resiko terkontaminasinya bahan baku ataupun produk saat
pendistribusian
Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat
Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia, saat ini produk sari roti
masih menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi
Roti tidak hangat jika dibandingkan dengan produk roti rumahan
Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian,sehingga meningkatkan
biaya dalam distribusi
Masih menggunakan bahan baku impor
c) Opportunity (peluang)
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi
-
Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di kota-kota besar
yang mulai berubah, mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi
Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti berskala besar
yang memiliki fasilitas produksi berkualitas tinggi pada proses
produksinya.
Lokasi pemasaran dalam jangkauan wilayah pabrik
d) Treath (Ancaman)
Industri roti adalah industri dengan persaingan sempurna, yang
terdapat banyak kompetitor keluar masuk dengan mudah.
Banyak kompetitor dari industri rumahan atau kompetitor yang
memiliki gerai menyediakan produk yang masih hangat
Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia tergantung pada budaya
setempat, dan Indonesia memiliki beragam budaya
Isu penggunaan bahan- bahan pengawet dan kualitas bahan baku
Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena perseroan
menggunakan bahan baku impor
Kebijakan pemerintah mengenai UMR
2. Matrix IFE-EFE
Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan
kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk
mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Penilaian intuitif
digunakan dalam pengembangan Matrix Evaluasi Faktor Internal sehingga tampilan
ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa tehnik ini benar-benar tanpa
celah. Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberkan bobot antara
0,00 hingga 0,15 dimana jka aspek-aspek pada masing-masing faktor
(internal/eksternal) dijumlahkan akan menghasilkan bobot 1. Setelah melakukan
pembobotan, diberikan peringkat dimana peringkat ini menunjukkan tingkat
kepentingan masing-masing aspek. Peringkat yang diberikan yaitu berdasarkan kriteria
yang telah dibuat dimana masing-masing aspek memiliki 4 kriteria sebagai berikut
1. Kriteria pertama memiliki peringkat =4
-
2. Kriteria kedua memiliki peringkat = 3
3. Kriteria ketiga memiliki peringkat = 2
4. Kriteria keempat memiliki peringkat 1
Sedangkan didalam pembobotan teradapat 5 rentang yaitu
1. 0-0,03 = tidak penting
2. > 0,03 0,06 = kurang penting
3. > 0,06 0,09 = cukup penting
4. > 0,09 0,12 = penting
5. > 0,12 0,15 = sangat penting
3. Analisis Faktor Internal
Tabel 2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE)
Faktor faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot
Kekuatan
1
Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa,
Sumatra dan Sulawesi 0,07 3 0,21
2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 3 0,24
3 berhasil meraih penghargaan 0,02 1 0,02
4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,40
5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 3 0,39
6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 4 0,40
7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 3 0,18
8 Harga produk yang terjangkau 0,08 4 0,32
9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02
Sub Total Kekuatan 0,65 2,18
Faktor faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot
Kelemahan
1 Resiko terkontaminasi produk saat pendistribusian 0,07 3 0,21
2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat 0,1 4 0,40
3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 0,04 3 0,12
4 Roti disajikan tidak dengan hangat 0,02 2 0,04
5 Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian 0,10 4 0,40
-
6 Menggunakan bahan baku impor 0,02 2 0,04
Sub Total Kelemahan 0,35 1,21
Total Sub Kekuatan 0,65 2,18
Total Sub Kelemahan 0,35 1,21
Total Keseluruhan Faktor Internal 1 3,39
3.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal khususnya kekuatan yang
dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi
Faktor ini memiliki bobot 0,07 yang berarti faktor yang cukup penting dan
menduduki peringkat 3 yaitu kuat. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa
dengan memiliki 8 pabrik yang tersebar di tiga pulau besar di Indonesia,
yaitu Jawa, Sumatra, dan Sulawesi dapat mempermudah pendistribusian ke
konsumen lebih cepat, mengingat produk yang ditawarkan adalah produk
yang memiliki masa kadaluawarsa yang singkat.
2. Produk dengan berbagai varian rasa
Faktor ini memiliki bobot 0,08 yang berarti faktor yang cukup penting dan
berada dalam peringkat 3 yaitu kuat. Varian rasa yang ditawarkan akan
mempengaruhi minat para konsumen untuk memilih produk Sari Roti, dari
berbagai varian rasa tersebut konsumen dapat memilih sesuai dengan selera
konsumen. Dari berbagai varian tersebut terbukti banyak yang diterima oleh
masyarakat, ini menunjukkan perseroan mengerti bagaimana selera
masyarakat Indonesia.
3. Berhasil meraih berbagai penghargaan
Faktor ini berada dalam bobot 0,02 (tidak penting) dan peringkat 1 (sangat
lemah). Berbagai penghargaan yang diperoleh oleh perseroan merupakan
bukti bahwa Sari Roti telah diakui kekuatannya dalam industri makanan di
Indonesia, terutama penghargaan yang diterima oleh PT Nippon Indosari
Coperindo adalah top brand, yang mengartikan bahwa produk Sari Roti
merupakan brand yang telah dekat dengan masyarakat
4. Brand yang telah dikenal oleh masyarakat
-
Faktor ini memiliki skor bobot yang paling tinggi jika dibandingkan dengan
faktor-faktor kekuatan yang lain. Faktor ini berada dalam bobot 0,10 yaitu
penting dan berada dalam peringkat 4 yaitu sangat kuat. Semakin brand
dikenal oleh masyarakat membuktikan bahwa kepercayaan konsumen
terhadap peoduk tersebut tinggi, yang akan berpengaruh dalam volume
penjualan produk. Dalam pasar industri roti, brand Sari Roti sudah tidak
asing lagi bagi konsumen, bahkan telah menguasai pasar.
5. Memiliki supplay chain yang luas
Faktor ini memiliki skor 0,13 yaitu sangat penting dan bobot 4 yaitu sangat
berpengaruh. Suplai chain yang luas merupakan salah satu kekuatan yang
dimiliki oleh perseroan dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan
usaha sampai saat ini, hal ini dikarenakan dengan memiliki suplay chain
yang luas, lapisan konsumen yang dijangkau semkain luas. Tidak hanya
pada kota-kota besar, tetapi kota-kota kecil dapat terjangkau. Dengan
demikian semakin luas pasar yang dijangkau oleh perusahaan.
6. Sistem pendistribusian yang cepat
Faktor kekuatan ini berada dalam bobot 0,10 yaitu penting dan berada
dalam peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. Sistem pendistribusian persero
adalah 24 jam, setiap hari pabrik memproduksi dan langsung
didistrubisakan ke outlite-outlite, mengingat produk memiliki masa
kadaluwarsa yang singkat, pendistribusian produk yang cepat dan efisien
sangat berpengaruh pada penyampaian produk ke tangan masyarakat.
Semakin cepat dan efisien pendistribusian, produk akan samapai ditangan
konsumen dengan lebih fresh.
7. Membangun jaringan dengan sistem keagenan
Faktor ini memiliki bobot 0,06 yaitu kurang penting dengan peringkat 3
yaitu kuat. Saat ini persero telah memiliki 300 agen yang tersebar diseluruh
Indonesia. Perseroan lebih memilih sistem keagenan dengan salah satu
pertimbangan agar lebih dekat dengan konsumen. Melalui agen yang telah
tersebar di Pulau Jawa,Bali, Sumatra dan Sulawesi Sari Roti memiliki
konsumen yang cukup luas. Hal ini juga merupakan salah satu strategi
-
persero dalam pemasaran produk. Dengan adanya agen konsumen dapat
lebih mudah memperoleh produk Sari Roti dimanapun dia berada.
8. Harga produk yang terjangkau
Faktor ini memiliki bobot 0,08 yaitu cukup penting dan berada dalam
peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. Konsumen yang disasar adalah
konsumen menengah keatas yang memiliki penghasilan diatas Rp 1,5 juta,
dengan pertimbangan pola konsumsi masyarakat modern. Meskipun begitu
harga yang ditawarkan oleh perseroan masih dapat dijangkau oleh konsumen
menengah kebawah. Pola konsumen menengah kebawah hal yang menjadi
pertimbangan pertama dalam memilih suatu produk adalah dari segi harga.
Dengan harga yang ditawarkan oleh sari roti yang terjangakau, dapat
menarik konsumen menengah kebawah lebih besar. Sehingga semua lapisan
konsumen dapat dijangkau.
9. Memperoleh sertifikat halal dari MUI
Faktor ini memiliki bobot 0,01 yaitu tidak penting, dengan peringkat 2 yaitu
lemah. Mayoritas penduduk Indonesia adalah bergama islam. Bagi
masyarakat islam mengkonsumsi makanan yang halal merupakan hal yang
cukup penting. Dengan diperolehnya sertifikat halal yang diperoleh dari
MUI, dapat menjawab keraguan konsumen muslim tentang kehalalan produk
Sari Roti dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk
Sari Roti.
3.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal khususnya kelemahan yang
dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Resiko terkontaminasi produk saat pendistribusian
Faktor ini memiliki bobot 0,07 yaitu cukup penting dan berada dalam peringkat
3 yang berarti berpengaruh. Tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi
produk dalam proses pendistribusian produk, mengingat produk Sari Roti adalah
produk makanan basah yang memiliki masa kadaluwarsa yang singkat. Suhu,
kelembapan udara dapat mempengaruhi tekstur dan rasa dari roti itu sendiri.
2. Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat
-
Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti penting dan berada dalam
peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk Sari Roti merupakan
produk dengan masa kadaluwarsa yang singkat, mengetahui akan hal ini prabrik
menggunakan sistem pendistribusian dalam waktu 24 jam. Setelah roti selesai
diproduksi dari pabrik, roti langsung didistribusikan ke agen-agen untuk segera
dipasarkan. Dengan umur kadaluwarsa yang singkat produk dapat segera sampai
di tangan konsumen dengan cepat dan dapat segera dinikmati oleh konsumen
sebelum mendekati tanggal kadaluwarsa.
3. Belum menjangkau seluruh pulau di Indonesia
Faktor ini memiliki skor bobot 0,04 yang berarti kurang penting dan berada
dalam peringkat 3 yang berarti berpengaruh. Saat ini pabrik persero memiliki 8
pabrik yang tersebar di Sumatra, Jawa, Sulawesi. Dari pabrik-pabrik tersebut
persero belum menjangakau pulau Kalimatan, gugusan pulau Nusa Tenggara.
4. Roti disajikan tidak dengan hangat
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam
peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Persero lebih memilih untuk
memproduksi secara masal dibandingkan dengan membuka butik butik roti di
pusat perbelanjaan atau toko toko modern, ini menyebabkan produk yang
ditawarkan tidak dalam keadaan hangat atau langsung dari oven. Namun hal ini
dapat ditutupi dengan berbagai varian rasa yang ditawarkan dan tekstur dari
produk itu sendiri.
5. Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian
Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti tdak penting dan memiliki
peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk memiliki masa
kadaluwarsa yang singkat, sehingga apabila produk tidak terjual habis diagen
maka produk akan di retur. Selain itu setiap hari pabrik melakukan produksi dan
produk harus segera didistribusikan untuk menjaga kesegaran produk, hal ini lah
yang mengakibatkan intensitas pendistribusian yang tinggi
6. Menggunakan bahan baku impor
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam
peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Dalam memproduksi roti
-
perseroan menggunakan bahan baku impor, padahal bahan baku pembuatan roti
tersedia di Indonesia.
Hasil dari Matriks IFE diatas menunjukkan total bobot faktor kekuatan sebesar 0,65
lebih besar daripada total bobot faktor kelemahan 0,35 sedangkan total skor faktor
kekuatan sebesar 2,18 lebih besar dari total skor faktor kelemahan sebesar 1,21. Total
keseluruhan dari Matriks IFE adalah 3,39. Hal ini menunjukkan kemampuan internal
PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong sangat baik.
4. Analisis Faktor Eksternal
Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE)
Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat
Skor
bobot
Peluang
1
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia
yang tinggi 0,09 4 0,36
2
Perubahan pola konsumsi masyarakat modern di kota
besar 0,15 3 0,45
3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 3 0,36
4 Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik 0,15 4 0,60
Sub Total Peluang 0,51 1,17
Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat
Skor
bobot
Ancaman
1 Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna
dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk 0,09 3 0,27
2
Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan
produk hangat 0,12 3 0,36
3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,13 4 0,52
4 Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas bahan baku 0,08 3 0,24
5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 0,05 2 0,1
6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR 0,02 2 0,04
Sub Total Ancaman 0,49 1,53
-
Total Sub Peluang 0,51 1,17
Total Sub Ancaman 0,49 1,53
Total Keseluruhan Faktor Eksternal 1 2,7
4.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang
dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi
Faktor ini memiliki bobot 0,09 yaitu (cukup penting) dan berada dalam
peringkat 4 yang berarti (penting). Sudah tidak diragukan lagi industri makanan
memiliki peluang bisnis yang tinggi. Faktor ini merupakan salah satu peluang
yang sangat menentukan, mengingat masih belum ada perusahaan yang
memproduksi roti secara masal dengan menggunakan teknologi yang canggih
seperti Sari Roti. Dengan ditunjang stabilitas ekonomi yang relative baik, dan
pertumbuhan ekonomi yang kuat di hampir seluruh wilayah Indonesia
kesempatan untuk memasarkan produk semakin luas karena diimbangi dengan
kemampuan konsumen dalam bidang ekonomi.
2. Perubahan pola konsumsi masyarakat modern kota besar
Faktor ini memiliki bobot 0,15 yang berarti (penting) dan berada dalam
peringkat 3 yang berarti (kuat). Perubahan pola konsumsi di kota-kota besar
yang cenderung tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan makanan pagi
sehingga membutuhkan barang subtitusi pengganti nasi yang lebih praktis. Hal
ini dapat dipandang sebagai peluang bagi persero, artinya adanya trend
perubahan gaya, pola hidup masyrakat modern di kota-kota besar dan kebutuhan
konsumen yang mulai mengkonsumsi roti sebgai pengganti nasi, dapat
menjadikan produk Sari Roti sebagai pilihan konsumen kota besar
3. Belum terlalu banyak kompetitor besar
Faktor ini memiliki bobot0,12 yaitu (sangatpenting) dan peringkat 3 yang
berarti (kuat). Saat ini belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti
berskala besar yang menggunakan fasilitas produksi berkualitas tinggi pada
-
proses produksinya. Hal ini akan mempermudah bagi persero untuk terus
memperluas pasar
4. Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik
Faktor ini memiliki bobot 0,15 yaitu (sangat penting) dengan peringkat 4 yang
berarti (sangat kuat). Lokasi pemasaran yang dekat dengan pabrik akan
mempermudah persero dalam pendistribusian ke agen-agen, karena produk yang
dihasilkan merupakan produk yang tidak tahan lama, maka faktor ini sangat kuat
pengaruhnya dalam mempertahankan produk agar tetap fresh sampai ditangan
konsumen.
4.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang
dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna dimana kompetitor
mudah untuk keluar masuk
Faktor ini memliki skor bobot 0,09 yaitu (cukuppenting) dan peringkat 3 yang
berarti (kuat). Industry roti berada dalam pasar persaingan sempurna yang
terdiri dari industry produksi masal, industry rumahan, dan industry toko-toko
roti bermerk yang dapat dimasuki oleh pengusaha skala kecil sampai skala besar.
Dengan mudahnya kompetitor keluar masuk pasar, akan mempengaruhi minat
konsumen terhadap Sari Roti. Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup kuat,
apabila persero tidak berhati-hati maka eksistensinya akan terancam.
2. Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan produk hangat
Faktor ini memiliki skor bobot 0,12 yang berarti (penting) dengan peringkat 3
yang berarti (kuat). Sebuah ancaman penting bagi PT Nippon Indosari
Coperindo tbk karena banyaknya pesaing industry rumahan yang menawarkan
produknya masih hangat dan lebih fresh atau baru, mengingat Sari Roti tidak
ditawarkan melalui butikpbutok roti tetapi melalui produksi massal.
3. Selera masyarakat Indonesia yang beragam
Faktor ini memiliki skorbobot 0,13 yaitu (sangat penting) dan memiliki
peringkat 4 yang berarti (sangat kuat). Dari segi letak geografis, dan
beragamnya budaya di Indonesia akan mempengaruhi selera konsumsi
-
masyarakatnya. Setiap daerah memiliki selera yang berbeda, tergantung pada
budaya setempat, oleh karena itu factor ini sangat penting dalam menjalankan
strategi maupun dapat membantu pengambilan keputusan manajer dalam
menambah varian rasa. Dan kebanyakan masyrakat Indonesia memiliki selera
pada roti yang memiliki tekstur lembut.
4. Isu penggunaan pengawet dan kualitas bahan baku
Faktor ini mempunyai skor bobot 0,08 yang berarti (cukup penting) dan
peringkat 3 yang berarti (kuat). Isu-isu seperti ini dapat mempengaruhi
keputusan konsumen dalam mengkonsusi Sari Roti yang akan berdampak pada
penjualan produk. Maka faktor ini perlu diperhatikan oleh pihak manajemen
sebagai adanya ancaman dari pihak luar maupun dari pihak pesaing. Dan penting
bagi perusahaan untuk tetap menjaga kepercayaan dari masyarakat.
5. Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah
Faktor ini memiliki skor bobot 0,05 yang berarti (kurang penting) dan
peringkat 2 yang berarti (lemah) . Persero melakuakan impor dalam bahan
baku, sehingga fluktuasi mata uang yang berubah-ubah dapat mempengaruhi
harga bahan baku yang akan berakibat pada penentuan harga pokok produksi
sehingga akan menimbulkan ketidakstabilan dalam menentukan harga.
6. Kebijakan pemerintahan mengenai UMR
Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti (tidak penting) dan peringkat 2
yang berarti (lemah). Kebijakan pemerintah dalam penentuan UMR merupakan
salah satu ancaman bagi persero karena apabila UMR naik maka biaya produksi
akan meningkat. Tetapi faktor ini tidak memiliki pengaruh yang besar namun
harus tetap diperhatikan.
Hasil dari Matriks EFE diatas menunjukkan total bobot faktor peluang sebesar
0,51 lebih besar daripada total bobot faktor ancaman 0,49 sedangkan total skor faktor
peluang sebesar1,17 lebih besar dari total skor faktor ancaman sebesar 1,53. Total
keseluruhan dari Matriks EFE adalah 2,7. Hal ini menunjukkan kemampuan eksternal
PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong baik.
-
5. Analisis SWOT
Analisis SWOT bertujuan untuk mengembangkan strategi alternatif organisasi
yang mendukung strategi pertumbuhan yang sesuai dengan posisi organisasi. Analisis
ini didasarkan pada suatu strategi yang efektif akan memekasimalkan kekuatan dan
peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.
-
Tabel 2.3 Matriks Analisis Keterkaitan SWOT
Internal
Eksternal
Strength:
Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa,
Sumatra dan Sulawesi
Memiliki tiga kelompok produk utama yang
memiliki berbagai varian rasa
Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk
Top Brand dan Top Brand for Kids selama 4 tahun
berturu-turut (2009-2013)
Memiliki supply chain yang luas sehingga produk
dapat samapi ke tangan konsumen dengan cepat
dan efisien
Sistem pendistribusian yang cepat
Membangun jaringan dengan sistem keagenan
Harga produk yang terjangkau
Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama
Indonesia
Weakness:
Resiko terkontaminasinya bahan baku
ataupun produk saat pendistribusian
Produk memiliki masa kadaluwarsa yang
singkat
Belum menjangkau seluruh Pulau di
Indonesia, saat ini produk sari roti masih
menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra,
Sulawesi
Roti tidak hangat jika dibandingkan dengan
produk roti rumahan
Intensitas yang tinggi dalam
pendistribusian,sehingga meningkatkan biaya
dalam distribusi
Masih menggunakan bahan baku impor
Opportunities:
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di
Indonesia yang tinggi
Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di
kota-kota besar yang mulai berubah,
Strategi SO:
Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor
untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan
membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga
Strategi WO
Memanfaatkan sedikitnya kompetitor
untuk memperluas pemasaran terutama di
Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan
membuka pabrik baru, memperbanyak
-
mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi
Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti
berskala besar yang memiliki fasilitas produksi
berkualitas tinggi pada proses produksinya.
Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah
pabrik
dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya
Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem
keagenan dan supply chine yang luas untuk lebih
memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan
konsumen.
Memanfaatkan perubahan pola konsumsi
masyarakat modern dengan menawarkan berbagai
varian rasa dengan harga yang terjangkau.
agen dan memperluas supply chine.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan
mengelompokkan lokasi-lokasi yang
berada dalam jangkauan pabrik.
Treath:
Industri roti adalah industri dengan persaingan
sempurna, yang terdapat banyak kompetitor keluar
masuk dengan mudah.
Banyak kompetitor dari industri rumahan atau
kompetitor yang memiliki gerai menyediakan
produk yang masih hangat
Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia
tergantung pada budaya setempat, dan Indonesia
memiliki beragam budaya
Isu penggunaan bahan- bahan pengawet dan
kualitas bahan baku
Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena
perseroan menggunakan bahan baku impor
Kebijakan pemerintah mengenai UMR
Strategi ST:
Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam
dimasyarakat untuk terus mengembangkan usaha
didalam persaingan yang semakin ketat dan
mudahnya kompetitor yang terus keluar masuk
dengan mudah.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan
memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa
mungkin produk sampai di tangan konsumen
dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam
kondisi hangat.
Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa
mungkin tetap menawarkan harga yang
terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata uang
dan dan perubahan kebijakan UMR
Strategi WT:
Melakuakan sistem jaminan mutu agar
bahan baku yang digunakan tetap terjaga
kualitasnya dan tidak samapai menggunakan
bahan pengawet yang berlebihan untuk
menjaga kepercayaan masyarakat terhadap
produk
Mempelajari pola budaya masyarakat untuk
mengetahui cita rasa yang diingkan oleh
konsumen mengingat budaya ikut
mempengaruhi
-
6. Analisis Matriks Internal Eksternal
Tabel 2.4 Matriks Internal Eksternal
Berdasarkan hasil analisis matriks internal- eksternal diatas dapat
disimpulkan bahwa organisasi terdapat pada posisi sel IV. Dimana terlihat bahwa
organisasi berada pada posisi tumbuh dan membangun (build and growth). Strategi
yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau
integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa
menjadi yang paling tepat dalam menyusun strategi perusahaan. Dari pilihan-pilihan
strategi dari analisis SWOT dapat dikelompokkan dalam ketiga alternatif strategi,
sebagai berikut:
a. Penetrasi pasar
Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam dimasyarakat untuk
terus mengembangkan usaha didalam persaingan yang semakin ketat
dan mudahnya kompetitor yang terus keluar masuk dengan mudah
Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa mungkin tetap
menawarkan harga yang terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata
uang dan dan perubahan kebijakan UMR
Mempelajari pola budaya masyarakat untuk mengetahui cita rasa yang
diingkan oleh konsumen mengingat budaya ikut mempengaruhi
-
b. Pengembangan pasar
Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau
pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis
sehingga dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya
Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply
chine yang luas untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat
dengan konsumen.
Memanfaatkan sedikitnya kompetitor untuk memperluas pemasaran
terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik
baru, memperbanyak agen dan memperluas supply chine.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan mengelompokkan lokasi-
lokasi yang berada dalam jangkauan pabrik.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan memanfaatkan supply chine
yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di tangan konsumen
dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat.
c. Pengembangan produk
Memanfaatkan perubahan pola konsumsi masyarakat modern dengan
menawarkan berbagai varian rasa dengan harga yang terjangkau
Melakuakan sistem jaminan mutu agar bahan baku yang digunakan
tetap terjaga kualitasnya dan tidak samapai menggunakan bahan
pengawet yang berlebihan untuk menjaga kepercayaan masyarakat
terhadap produk
7. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Tehnik ini secara obyektif menunjukkan strategis mana yang terbaik,
merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai
strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting
internal dan eksternal yang diidentifikasikan sebelumnya.
-
Table 2.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)
Faktor Kunci
Bobot
Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk
AS TAS AS TAS AS TAS
Kekuatan
1
Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau
Jawa, Sumatra dan Sulawesi 0,07 - - 3 0,21 - -
2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 - - - - 4 0,32
3 berhasil meraih penghargaan 0,02 2 0,04 - - - -
4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,4 - - - -
5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 - - 4 0,52 - -
6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 - - 4 0,4 - -
7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 - - 3 0,18 - -
8 Harga produk yang terjangkau 0,08 3 0,24 - - - -
9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02 - - - -
Kelemahan
1
Resiko terkontaminasi produk saat
pendistribusian 0,07 - - - - 3 0,21
2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang 0,1 - - - - 4 0,4
-
singkat
3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 0,04 - - 3 0,12 - -
4 Roti disajikan tidak dengan hangat 0,02 - - - - 3 0,06
5 Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian 0,10 - - 4 0,4 - -
6 Menggunakan bahan baku impor 0,02 - - - - 2 0,04
Peluang
1
Peluang bisnis dalam pasar industri makanan
di Indonesia yang tinggi 0,09 - - 4 0,36 - -
2
Perubahan pola konsumsi masyarakat modern
di kota besar 0,15 3 0,45 - - - -
3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 - - 3 0,36 - -
4
Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan
wilayah pabrik 0,15 - - 4 0,6 - -
Ancaman
1
Industri roti berada dalam pasar persaingan
sempurna dimana kompetitor mudah untuk
keluar masuk
0,09
- - 4 0,36 - -
2
Banyak kompetitor industri rumahan yang
menyediakan produk hangat 0,12 - - 3 0,36 - -
3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,13 3 0,39 - - - -
-
4
Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas
bahan baku 0,08 - - - - 3 0,24
5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 0,05 3 0,15 - - - -
6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR 0,02 2 0,04 - - - -
Total 2 1,73 3,87 1,27
-
Hasil dari Matriks QSPM diatas menunjukkan TAS penetrasi pasar sebesar 1,73 ;
TAS Pengembangan pasar 3,87 ; TAS pengembangan produk 1,27. Dari ketiga
alternatif strategi tersebut yang memiliki angka tertinggi adalah pengembangan
pasar, yang mengartikan bahwa strategi yang paling menarik untuk diambil adalah
strategi dalam pengembangan pasar. Dengan potensi internal dan lingkungan
eksternal yang ada, persero dapat memperluas pasar yang telah dijangkau sekarang
dengan memperbanyak jaringan dan memperluas wilayah.
8. Pembahasan
PT. Nippon Indosari Coperindo menempati Matriks Internal-Eksternal sel IV
yang merupakan kelompok tumbuh dan berkembang (grow and build). Alternatif-
alternatif strategi yang cocok dengan kelompok ini adalah strategi yang intensif,
berkaitan dengan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Hasil
analisis QSPM menunjukkan dari ketiga alternatif strategi tersebut yang paling
menarik adalah pengembangan pasar. Penggunaan dasar stategi pengembangan pasar
adalah memperluas jaringan pasar. Dari analisis SWOT telah didapatkan bebrapa
alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan oleh persero, yaitu:
Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau
pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis
sehingga dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya
Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply
chine yang luas untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat
dengan konsumen.
Memanfaatkan sedikitnya kompetitor untuk memperluas pemasaran
terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik
baru, memperbanyak agen dan memperluas supply chine.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan mengelompokkan lokasi-
lokasi yang berada dalam jangkauan pabrik.
Mengoptimalkan pendistribusian dengan memanfaatkan supply chine
yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di tangan konsumen
dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat
-
Segmentasi pasar yang dipilih oleh PT. Nippon Indosari Coperindo yaitu
kalangan menengah keatas, tetapi dengan harga produk yang ditawarkan sangat
dimungkinkan konsumen yang dituju melipti kalangan menengah kebawah. Selain
itu perusahaan harus mampu memperluas wilayah baru maupun pelosok sehingga
dapat mencapi visi menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia.
9. Kesimpulan
Di dalam analisis SWOT, PT Nippon Indosari Coperindo tbk. terletak pada
sel IV dan alternatif strategi yang menarik untuk dipilih adalah berkaitan dengan
pengembangan strategi. Terbukti saat ini persero telah memiliki 8 pabrik produksi
yang telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Pada tahun 2012 pabrik
baru di bangun di Pulau Sumatra dan Sulawesi, saat ini di Pulau Sulawesi hanya
terdapat 1 pabrik, dan pulau Sumatra memiliki 2 pabrik. Mengingat produk yang
dihasilkan adalah produk yang memiliki masa kadaluwarsa yang singkat, jarak antara
lokasi pabrik dengan kota-kota pemasaran ikut menentukan pendistribusian. Dengan
jarak yang dekat maka akan mempercepat pendistribusian produk ke agen-agen atau
ke konsumen. Jumlah agen dan supply chain yang luas merupakan salah satu elemen
penting dalam pengembangan pasar, saat ini sari rpti telah memiliki 300 agen yang
tersebar di Jawa, Bali, Sumatra dan Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa stategi
yang dipilih oleh persero berkaitan dengan pengembangan pasar. Salah satu upaya
yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkuat brand di masyarakat, yaitu
melalui pemilihan brand ambassador pada tahun 2012.
-
BAB 3
BALANCED SCORE CARD DAN PEMETAAN RENCANA
Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan
keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia,
dibanding dahulu kala, perekonomian di Indonesia saat ini sudah sangat berubah,
meskipun sudah banyak ahli yang dapat memprediksikan keadaan perekonomian di
masa depan, namun hal tersebut hanyalah sebuah prediksi yang tidak dapat
dipastikan kebenarannya. Khususnya pada industri roti sendiri, setiap produsen roti
dituntut untuk dapat memperhitungkan segalanya dengan sangat tepat serta teliti.
Dikarenakan sifat produk roti itu sendiri yang merupakan suatu jenis makanan yang
tidak tahan lama, sehingga apabila ada kesalahan perhitungan produksi, keadaan
pasar serta distribusi, maka akan menyisakan produk roti yang sudah basi dan tidak
dapat dijual kembali, sehingga tentunya akan menyebabkan kerugian bagi produsen
roti tersebut.
Untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat diprediksi tersebut, maka setiap
perusahaan hendaknya harus menyusun strategi yang terperinci serta terencana
dengan matang sehingga ketika sebuah perusahaan menghadapi hambatan atau
permasalahan yang berasal dari internal maupun eksternal, maka perusahaan dapat
melakukan strategi yang baik untuk menghadapi serta bertahan melewati hambatan
tersebut.
Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat PT Nippon Indosari Coperindo
tbk. mengalami peningkatan laba pada tahun 2011 apabila dibandingkan dengan
tahun 2010, namun peningkatan laba yang dialami oleh PT Nippon Indosari
Coperindo tbk. tersebut belum sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan.
Selain itu data yang didapat hanyalah perbandingan pencapaian dari satu tahun
dengan tahun sebelumnya untuk aspek keuangan. Sehingga berdasarkan data
tersebut hanya dapat dipergunakan untuk merumuskan strategi jangka pendek.
Sedangkan dalam perumusan strategi jangka panjang perusahaan, haruslah
berdasarkan pengukuran kinerja dari berbagai perspektif lainnya yang ada dalam
-
perusahaan tersebut seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,
dan juga perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.
Seperti pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Nippon Indosari
Coperindo tbk. memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar merupakan
pekerja-pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan
perusahaan dalam memberikan tanggung jawab serta kewajiban. Berdasarkan data
yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia yang bekerja di PT Nippon Indosari
Coperindo tbk. didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan terakhir
SMP disusul SMA dan yang paling sedikit, adalah dengan tingkat pendidikan SD.
Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat
menyulitkan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. dalam merancang peta strategi,
dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya hanyalah berdasarkan pengukuran
kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta strategi diperlukan
suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat
dalam PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Perancangan Peta Strategi yang Sesuai Dengan Kondisi PT Nippon Indosari
Coperindo tbk.
Perancangan peta strategi memiliki keterkaitan antara visi, misi, dan analisis
SWOT perusahaan dengan pengukuran empat perspektif dalam balanced scorecard,
sesuai dengan visi perusahaan maka perancangan peta strategi diawali dari
mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:
1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada karyawan dari PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari
perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebagai berikut:
-
Tabel 3.1 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT Nippon Indosari
Coperindo tbk.
Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata
Kinerja
Perusahaan
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan
Komitmen
Karyawan
4
Daya Dukung
Teknologi
4
Kompetensi
Karyawan
3,4
Rata-Rata 3,8
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa komitmen karyawan
berada pada angka 4, daya dukung teknologi juga berada pada angka 4, tetapi
kompetensi karyawan berada pada angka 3,4 dengan rata-rata keseluruhan 3,8.
Oleh karena itu dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dikarenakan
indikator kompetensi karyawan terlihat masih rendah maka dalam peta strategi yg
akan dirancang perusahaan harus meningkatkan keahlian karyawan.
2. Perspektif Proses Bisnis Internal
Untuk melakukan pengukuran terhadap proses bisnis internal, maka disebarkan
kuisioner untuk mengetahui pendapat dari pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo
tbk, dengan hasilnya sebagai berikut:
-
Tabel 3.2 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata
Kinerja
Perusahaan
Perspektif
Proses Bisnis
Internal
Inovasi
Produk
4
Proses
Produksi
3.8
Rata-rata 3,9
Dari hasil pengolahan diatas, diketahui inovasi dari produk berada pada posisi
4 yang menunjukan bahwa pelanggan menyetujui variasi rasa dari produk telah
memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan untuk proses produksi berada pada
angka 3,8, Oleh karena itu dalam perspektif proses bisnis internal dalam peta strategi
yg akan dirancang perusahaan adalah roti yang berkualitas.
3. Perspektif Pelanggan
Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada pelanggan setia dari PT Nippon
Indosari Coperindo tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari
perspektif pelanggan sebagai berikut:
Tabel 3.3 Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata
Kinerja
Perusahaan
Perspektif
Pelanggan
Kepuasan
Pelanggan
3,8
-
Retensi
Pelanggan
yang Setia
3,9
Rata-Rata 3,85
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa kepuasan pelanggan
berada pada angka 3,8 dan retensi pelanggan setia berada pada angka 3,9 dengan
rata-rata keseluruhan 3,85. Maka pada perspektif pelanggan dalam peta strategi yg
akan dirancang, tujuan strategisnya adalah kepuasan pelanggan dan pelanggan yang
setia.
4. Perspektif Keuangan
Tabel 3.4 Pengukuran Perspektif Keuangan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
Ukuran
Tahun
Perubahan Rata-Rata
Kinerja
Perusahaan 2010 2011
ROA 8,14 % 12,84 % 4,7% 10,49%
NPM 12,54 % 24,89 % 12,54% 18,72%
Current Ratio 24.06 % 26.79 % 2,73% 25,43 %
Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa ROA mengalami
peningkatan sebesar 4,7% sehingga hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih
efektif dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Untuk Nett
Profit Margin pun telah diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami
peningkatan sebesar 12,54% hal tersebut menunjukan semakin baiknya kinerja
keuangan perusahaan. Untuk current ratio pun mengalami angka kenaikan sebesar
2,73% .
Setelah melakukan penghitungan ROA, NPM, dan current ratio maka dapat
disimpulkan pada perspektif keuangan dalam peta strategi yg akan dirancang, tujuan
strategisnya adalah profit yang meningkat.
Perancangan Peta Strategi PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
-
Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner karyawan dalam perspektif
pembelajaran dan pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus
meningkatkan keahlian karyawan sehingga dapat melaksanakan kewajiban dan
tanggung jawab yang diberikan dengan baik.
Setelah meningkatkan keahlian karyawan, perusahaan mengharapkan setiap
sumber daya manusia yang ada dapat bekerja secara maksimal sehingga akan
mendorong karyawan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan
keinginan pelanggannya.
Dengan terjaganya kualitas produk, tentunya hal ini akan berpengaruh pada
perspektif pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Pada perspektif pelanggan
ini sasaran strategi yang diinginkan oleh perusahaan adalah meningkatnya kepuasan
pelanggan dan jumlah pelanggan setianya.
Meningkatnya jumlah pelanggan setia dari PT Nippon Indosari Coperindo tbk.,
secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya profit perusahaan pada
perspektif keuangan. Sehingga dapat dirancang peta strategi seperti berikut:
-
Analisis Perkiraan Kinerja PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Berdasarkan
Hasil Pengukuran Balanced Scorecard Sesuai dengan Peta Strategi yang Sudah
Dirancang
Setelah dirancangnya peta strategi yang berlandaskan empat perspektif pada
metode balanced scorecard, berdasarkan analisis data dan interview yang dilakukan
dengan perusahaan, maka didapatkan hasil perkiraan kinerja perusahaan sebagai
berikut:
-
Tabel 3.5 Hasil Perkiraan Kinerja Nippon Indosari Coperindo tbk.
Perspektif Ukuran Target Bobot
Evaluasi Akhir
Hasil Skala Skor
(1-5)
Skor x
Bobot
Perspektif
Pembelajaran
dan
Pertumbuhan:
Komitmen
karyawan
Daya dukung
teknologi
Kompetensi
karyawan
Tingkat
kemampuan
karyawan
4
4
4
10%
10%
10%
4
4
3,4
4 5
3 - 3,9 4
2 - 2,9 3
1 - 1,9 2
0 - 0,9 1
5
5
4
0,5
0,5
0,4
Perspektif
Proses Bisnis
Internal:
Inovasi
Produk
Proses
Produksi
Tingkat
pencapaian
4
4
10%
10%
4
3,8
4 5
3 - 3,9 4
2 - 2,9 3
1 - 1,9 2
0 - 0,9 1
5
4
0,5
0,4
Perspektif
Pelanggan:
Kepuasan
pelanggan
Retensi
pelanggan
setia
Tingkat
kepuasan
dan tingkat
retensi
4
4
10%
10%
3,8
3,9
4 5
3 - 3,9 4
2 - 2,9 3
1 - 1,9 2
0 - 0,9 1
4
4
0,4
0,4
-
Perspektif
Keuangan:
ROA
NPM
Current Ratio
Tingkat
pencapaian
15%
15%
15%
10%
10%
10%
10,49%
18,72%
25,43%
15% 5
12% - 14,9% 4
9% - 11,9% 3
6% - 8,9% 2
3% - 5,9% 1
3
5
5
0,3
0,5
0,5
Total 100% 4,4
SIMPULAN DAN SARAN
Berdasarkan hasil analisa perancangan peta strategi dengan mengukur kinerja
perusahaan menggunakan metode balanced scorecard untuk PT Nippon Indosari
Coperindo tbk, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja PT Nippon Indosari
Coperindo tbk. berada dalam posisi baik tetapi ada beberapa indikator yang belum
mencapai target; seperti kompetensi karyawan, proses produksi, kepuasan pelanggan,
retensi pelanggan yang setia, dan juga return on asset.
Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dijadikan sebagai
masukan untuk PT Nippon Indosari Coperindo tbk. adalah perusahaan hendaknya
menjalankan peta strategi yang telah dirancang sehingga dapat mencapai sasaran-
sasaran strategis yang telah ditetapkan dan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.
hendaknya memperhatikan kompetensi karyawan, proses produksi, kepuasan
pelanggan, reterensi pelanggan setia, dan ROA dikarenakan angkanya yang belum
memenuhi target.
-
BAB 4
FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN (Key Success Factors)
Terdapat tiga kunci sukses dari Sari Roti yaitu pemilihan bahan baku, proses
pembuatan dan distribusi. Pemilihan bahan baku dilakukan secara ketat sesuai
standar. Proses pembuatan roti terdiri dari beberapa tahap yang akan dijelaskan
secara rinci dibawah ini. Sedangkan untuk pendistribusian produk, dilangsungkan
dalam 24 jam sehari. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga kunci
sukses Sari Roti.
1. Pemilihan Bahan Baku
Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang
sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas
akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik. Dalam proses
pembuatan Sari Roti, bahan baku dipilih melalui proses seleksi yang ketat
sesuai standar yang telah ditetapkan di internal perusahaan. Bahan baku yang
terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil berupa roti yang
berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa. Selain
itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat
menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.
Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu
melalui proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah
terpilih dapat menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima.
Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai
dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan.
Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang
sesuai dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang
bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang
digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi
kualitas roti yang dihasilkan.
-
2. Proses Pembuatan Roti
Dalam proses pembuatan roti, terdapat beberapa metode yang
digunakan. Metode pertama dengan satu kali pencampuran dan metode kedua
dengan dua kali pencampuran. Metode satu kali pencampuran terdapat pada
straight dough mixing dan no time dough mixing. Sedangkan metode dua kali
pencampuran terdapat pada sponge and dough mixing.
Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam
proses pembuatan roti, Sari Roti menggunakan metode sponge and dough
mixing. Metode ini memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan
memerlukan waktu yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat
memberikan roti dengan kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan,
aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan.
Pada kemasan Sari Roti selalu tercantum kode produksi dan
dilengkapi dengan tanggal kadaluarsa, yang menyatakan roti baik untuk
dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan. Khusus untuk roti
tawar Sari Roti, tanggal baik sebelum tertera pada kwiklok atau penjepit
kemasan roti.
Roti yang telah dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu
pada metal detector. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada
konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen.
Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi
sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses
pembuatan SARI ROTI. Roti yang telah lolos dari metal detector selanjutnya
akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods
dan siap untuk didistribusikan.
3. Distribusi
Proses pendistribusian produk Sari Roti berlangsung selama 24 jam.
Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah
-
produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah selesai
diproduksi, akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur
traditional market maupun modern market. Dengan 8 pabrik yang ada saat ini
yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur),
Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera
Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini Sari Roti akan mudah
didapatkan. Untuk mempertahankan posisinya Sari Roti akan selalu
mengutamakan kepuasaan konsumen di semua channel dan menjamin
ketersedian produk di semua channel. Juga, menyediakan produk terbaiknya
untuk konsumen.
-
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Dariyanto, Yudha. Analisa Perumusan Strategi Bersaing Pada PT. Buanakarya Adi
Mandiri Pengembang Perumahan Permata Jingga Kota Malang. Jurnal.
David, R. Fred. Manajemen Strategi. 2009. Jakarta: Salemba Empat.
Chairunnas, Dicky. 2011. Analisis Strategi Perusahaan Dengan Pendekatan SWOT
Pada PT. Petrokimia Gresik. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Brawijaya Malang.
Fardela, Agnis. Analisis Strategi Agresif Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Kantor Cabang Probolinggo. Jurnal.
Marnelly, T. Romi. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan
Teori dan Praktek di Indonesia. Jurnal.
Sandy, Ranisa Nadilla. Manajemen Strategi pada Freakinshop. Jurnal.