analisis sari roti

Upload: gita-fs-widayanti

Post on 18-Oct-2015

4.722 views

Category:

Documents


300 download

DESCRIPTION

Manajemen Strategi analisis pada Sari Roti,

TRANSCRIPT

  • Analisis

    PT. Nippon Indosari Coperindo (Sari Roti)

    Disusun untuk memenuhi tugas kelompok Mata Kuliah Manajemen Stratejik dengan dosen

    pengampu Bapak Nurkholis, SE., M.Bus., Ak.

    Oleh :

    Indah Karisnawati 115020300111006

    Gita Sarastya Widayanti 115020300111047

    Anissa Putri Ayuningtyas 115020302111004

    Ulin Nuha Hidayah 115020305111001

    JURUSAN AKUNTANSI

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS BRAWIJAYA

    MALANG

    Desember 2013

  • BAB 1

    GAMBARAN UMUM PT. NIPPON INDOSARI CORPERINDO (Sari Roti)

    1. Pendahuluan

    Pada masa perekonomian global saat ini pergerakan penjualan barang maupun

    jasa dapat bergerak dengan bebas dan persaingan antar perusahaan pada sektor barang

    maupun jasa dituntut untuk mengembangkan usahanya pada tingkat yang lebih baik

    pada masa yang akan datang. Terutama pada bisnis makanan yang memiliki persaingan

    yang cukup besar, banyak pesaing yang keluar masuk dengan mudah. Untuk bertahan

    dalam persaingan industri makanan dan dapat semakin berkembang ke tingkat yang

    lebih tinggi sebuah perusahaan harus memiliki rencana strategi yang tepat dan harus

    melaksanakan semua aktivitas yang ada pada bidang operasional, pemasaran, keuangan,

    produksi dan bidang-bidang lain yang ada pada perusahaan secara baik dan seksama.

    Perusahaan yang memiliki kinerja yang efektif dan efisien akan dapat meningkatkan

    pertumbuhan perusahaan, dan memenangkan persaingan, sedangkan perusahaan yang

    memiliki kinerja kurang baik akan semakin tertinggal dan tidak dapat bersaing dengan

    perusahaan lain.

    Industri makanan merupakan suatu bentuk usaha yang cukup prospektif di

    Indonesia, hal tersebut dikarenakan makanan merupakan salah satu kebutuhan pokok

    yang harus terpenuhi. PT. Nippon Indosari Coperindo merupakan salah satu perusahaan

    yang bergerak dalam bidang usaha industri roti, kue dan jenis roti lainnya yang telah

    berdiri sejak tahun 1995. Perusahaan Sari roti memiliki rencana strategi dan

    pengimplementasian yang baik terbukti dari jumlah penjualan yang selalu meningkat

    setiap tahunnya dan pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo telah memiliki 8

    pabrik yang tersebar di Jawa, Sumatra dan Sulawesi dengan 14 lini mesin. Setiap hari

    PT. Nippon indosari Coperindo mampu memproduksi 1,82 juta produk untuk

    memenuhi permintaan konsumen. Sari Roti tersedia dalam berbagai varian rasa yang

    setiap tahun terus bertambah, ini membuktikan bahwa masyarakat Indonesia menerima

    dengan baik kehadiran Sari Roti di tengah persaingan produk roti dan kue.

  • 2. Sejarah Singkat Perusahaan

    Perseroan berdiri sejak tahun 1995 sebagai penanaman Modal Asing dan saat

    ini berkantor di Jababeka Blok W, Kawasan Industri Jababeka, Cikarang, Bekasi,

    Jawa Barat. Peseroan merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang usaha

    industri roti, kue dan jenis roti lainnya. Dalam menjalankan kegiatannya, perseroan

    melakukan aktivitas usahanya dengan mendirikan pabrik roti, memproduksi,

    memasarkan dan menjual roti tawar dan segala jenis roti lainnya. Pada awal

    berdirinya, perseroan mempunyai 2 lini mesin 1 lini mesin untuk pembuatan jenis

    roti tawar dan 1 lini mesin untuk pembuatan jenis roti manis.

    Masyarakat Indonesia menyambut baik roti-roti produk Indosari. Penjualan

    dari bulan demi bulan terus bertumbuh, sehingga untuk memenuhi permintaan

    pelanggan, pada 2001 Perseroan meningkatkan kapasitas produksi menjadi dua kali

    lipat dengan menambah dua lini mesin. Mulai 2001 perseroan menjalankan 4 lini

    mesin, 2 lini membuat roti tawar dan 2 lini untuk membuat roti manis.

    Pada bulan November 2005, Perseroan membuka pabrik kedua di Pasuruan,

    Jawa Timur dengan memasang 2 lini mesin. Hasil produksi dari pabrik ini

    digunakan untuk memasarkan produk Perseroan ke seluruh daerah Jawa Timur,

    Jawa Tengah dan Bali.

    Pada Desemer 2008, Perseroan membuka pabril ketiga dengan 2 lini mesin

    di Jababeka Blok U, Kawasan Industri Jababeka Cikarang, Bekasi, Jawa Barat. Satu

    lini digunakan untuk jenis roti tawar dan satu lini untuk jenis roti manis. Selain itu,

    ditempat yang sama Perseroan membangun auditorium untuk menerima kunjungan

    konsumen. Di sini konsumen dapat melihat dari dekat proses produksi segala jenis

    rpti yang dilakukan oleh Perseroan secara higienis dan halal.

    Tahun 2009, Perseroan mengembangkan produk kue dengan memasang 1

    lini mesin kue di pabrik pertama Jababeka Blok W. Selain itu Perseroan menambah

    1 lini mesin untuk membuat 1 jenis roti manis di Pasuruan.

    Pada 2010 di tempat produksi ketiga, Perseroan menambah kapasitas

    produksi dengan memasang 2 lini mesin lagi. Satu untuk membuat roti tawar dan

    satu untuk membuat roti manis. Dengan demikian sampai awal 2011 Perseroan

    mengoperasikan 11 lini mesin, yaitu 5 lini mesin untuk roti tawar dan 6 lini mesin

  • untuk roti manis. Pada 28 Juni 2010, Perseroan melakukan Penawaran Umum

    Saham Perdana di Bursa Efek Indonesia dengan kode emiten ROTI.

    Tahun 2011 Perseroan membangun tiga pabrik di Semarang (Jawa Tengah),

    Medan (Sumatra Utara) dan Cibitung (Jawa Barat). Pada tahun 2012 Perseroan

    membangun dua pabrik baru di Palembang (Sumatra Selatan) dan Makassar

    (Sulawesi Selatan), serta menambahkan masing-masing satu lini mesin pada tiga

    pabrik yang telah ada di Pasuruan, Semarang dan Medan. Sampai tahun 2012,

    Perseroan telah memiliki 8 pabrik yang tersebar di Jawa dan Sumatra.

    3. Visi, Misi dan Jaminan Mutu

    Visi

    Menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia dengan menghasilkan dan

    mendistribusikan produk-produk berkualitas tinggi dengan harga terjangkau bagi

    rakyat indonesia

    Misi

    Membantu meningkatkan kualitas hidup bangsa Indonesia dengan memproduksi

    dan mendistribusikan makanan yang bermutu tunggi, sehat, halal dan aman bagi

    pelanggan

    Jaminan Mutu

    Dalam menjalankan visi dan misi, Perseroan telah menentukan Jaminan Mutu

    sebagai berikut:

    1. Senantiasa menghasilkan produk yang bermutu tinggi, sehat, halal, dan

    aman untuk dikonsumsi melalui penerapan GMP (Good Manufacturing

    Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating Produce), HACCP

    (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem Jaminan

    Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-

    produk perseroan.

  • 2. Menggalang partisipasi aktif dan positif seluruh karyawan dalam rangka

    memelihara, mengembangkan, dan meningkatkan mutu kerja secara

    berkelanjutan.

    4. Produk dan Penghargaan

    a. Produk Sari Roti

    PT. Nippon Indosari Coperindo menawarkan produk Sari Roti dengan berbagai

    varian rasa, produk tersebut dikelompokkan menjadi 3 kelompok utama, yaitu

    White Breda, Sweet Bread dan Cake. Dari setiap kelompok tersebut, masing-

    masing memiliki beberapa varian rasa, yaitu:

    1. White Bread

    a. Roti Tawar spesial 6 slices

    b. Roti Tawar Keju

    c. Sandwich isi coklat

    d. Sandwich isi krim peanut

    e. Roti plain rolls

    f. Roti burger bun

    g. Roti tawar

    h. Roti tawar kupas

    i. Roti tawar coklat chip

    j. Roti tawar pandan

    2. Sweet Bread

    a. Roti isi mix fruit

    b. Roti isi krim coklat vanilla

    c. Roti isi krim moka

    d. Roti isi krim keju

    e. Roti isi krim coklat

    f. Roti kasur keju

    g. Roti sobek isi nanas

    h. Roti isi sobek coklat bluberry

    i. Roti sobek isi coklat sarikaya

  • j. Roti sobek isi coklat strawberry

    k. Roti sobek isi coklat keju

    l. Roti sobek isi coklat

    m. Roti isi chicken teriyaki

    n. Roti isi coklat

    o. Roti isi keju

    p. Roti isi kelapa

    q. Roti isi soklat keju

    r. Roti isi sarikaya

    s. Roti isi steaberry

    t. Roti isi beef barbeque

    3. Cake

    a. Chiffon cup cake strawberry

    b. Chiffon cup cake pandan

    c. Chiffon cup cake coklat

    b. Penghargaan

    2013

    1. Best of the Best 2013 dari Forbes Indonesia

    2. Top Brand 2013

    3. Peduli Gizi 2031

    4. Top Brand for Kids 2013

    5. Silver Champion 2013 dari Care Leaders The Special Needs of Muslim

    Community

    2012

    1. Top Brand 2012

    2. Top Brand for Kids 2012

    3. Forbes Asia

    4. Investor Award (Best Listed Company) 2012

    5. Forbes Indonesia (The top 50 company for 2012)

    6. ICSA 2012 (The Besr in Achieving Total Customer Satisfaction)

  • 2011

    1. Top Brand 2011

    2. Top Brand for Kids 2011

    3. Rebi (Rekor Bisnis)

    2010

    1. Top Brand 2010

    2. Top Brand for Kids 2010

    3. Indonesia Original Brand 2010

    4. Marketing Award 2010

    2009

    1. Top Brand 2009

    2. Top Brand for Kids 2009

    5. Kinerja Perusahaan

    Tabel 5.1 Informasi kinerja dari segi keuangan tahun 2010-2012

    Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012

    Dilihat dari kinerja perseroan dari tahun 2010 sampai tahun 2012 yang terus

    mengalami peningkatan dalam berbagai aspek, menunjukkan bahwa PT. Nippon

  • Indosari Coperindo memiliki manajemen strategi yang tepat dan berjalan dengan baik.

    Persero menitikberatkan konsumen pada kelas menengah keatas (penghasilan > Rp1,5

    juta per bulan) serta pada ibu rumah tangga dan anak-anak. Ini dikarenakan oleh pola

    konsumsi masyarakat menengah keatas yang banyak menggantikan nasi dengan roti

    dengan alasan lebih praktis dan cepat. Selain itu, ibu rumah tangga berperan penting

    dalam pengambilan keputusan dalam berbelanja. Meskipun target konsumen utamanya

    adalah konsumen dengan penghasilan menengah keatas, harga yang ditawarkan oleh

    persero masih dapat dijangkau oleh konsumen menengah kebawah. PT. Nippon Indosari

    Coperindo juga lebih memilih untuk melakukan produksi masal daripada membuka

    butik roti di toko atau mall, dengan alasan akan lebih mudah untuk menjangkau

    masyarakat menengah ke bawah. Strategi pemasaran yang dipilih oleh persero adalah

    menyasar pasar-pasar seperti toko, pasar moder, penjual keliling, dan toko kelontong

    yang lebih dekat dengan konsumen. Mengingat produk dengan masa kadaluwarsa yang

    singkat, maka pendistribusian harus cepat dan tepat yang berakibat pada tingginya biaya

    dalam pendistribusian, dan tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi dalam masa

    pendistribusian. Kapasitas perdistribusian produk mencapai 24ribu outlite yang tersebar

    di Jawa, Bali dan Sumatra. Salah satu kekuatan yang dimiliki oleh persero adalah

    memiliki supply chine yang luas sehingga membuat produk dapat langsung sampai ke

    tangan konsumen.

    Pada tahun 2012 PT. Nippon Indosari Coperindo semakin agresif dalam

    pengembangan bisnisnya, terdapat dua strategi bisnis yang dipilih yaitu memilih brand

    ambassador dan mendesain ulang kemasan produk. Dengan memilih brand ambassador

    diharapkan brand yang telah tertanam dikonsumen akan semakin menguat dan

    disesuaikan dengan brand personality yaitu produk yang dekat dengan keluarga,

    modern, sehat dan praktis. Pendesainan ulang produk menjadi lebih sederhana tetapi

    elegan bertujuan untuk penyesuaian dengan brand personality dan menarik perhatian

    konsumen.

    Dalam menjaga kualitas produk, PT Nippon Indosari Coperindo menggunakan

    sistem GMP (Good Manufacturing Practice), SSOP (Sanitation Standart Operating

    Produce), HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) dan SJH (Sistem

    Jaminan Halal), sehingga dapat memberikan kepuasan pelanggan atas produk-produk

  • perseroan. Selain itu persero juga sering melakukan pelatihan-pelatihan terhadap para

    pekerja dengan tujuan menjaga dan meningkatkan mutu kinerja karyawan.

    Tabel 5.2 Informasi harga dan volume saham tahun 2012

    Sumber: Annual Report PT. Nippon Indosari Coperindo tahun 2012

    Tabel 5.3 Pergerakan harga dan volume saham tahun 2012

    Sumber: Annual Report PT Nippon Indosari Coperindo tahun 2012

  • Pada tahun 2012 PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Mencatatkan kenaikan

    penjualan neto sebesar 46,61% dari periode ang sama tahun sebelumnya, yaitu dari Rp

    813 miliar menjadi Rp 1,2 trilliun. Sementara itu, laba bersih Perseroan meingkat

    sebesar 28,65% dari Rp 116 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 149 miliar. Peningkatan

    total aset Perseroan sebesar 58,73% dari Rp 759 miliar di tahun 2011 menjadi Rp 1,2

    trilliun.

    Pergerakan harga dan volume saham perseroan mengalami peningkatan setiap

    triwulan dari tahun 2011 samapai tahun 2012. Tercatat bahwa pada kuartal pertama

    tahun 2011 volume saham yang beredar sebesar 40.084.500 dengan harga penutupan Rp

    2.825 per lembar saham, volume dan harga saham terus mengalami peningkatan hingga

    kuartal keempat tahun 2012 tercatat volume saham yang beredar sebesar 245.351.000

    dengan harga saham penutupan Rp 6.900 per lembar saham.

  • BAB 2

    ANALISIS

    1. Analisis Lingkungan Eksternal dan Internal

    a) Strength (Kekuatan)

    Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa, Sumatra dan

    Sulawesi

    Memiliki tiga kelompok produk utama yang memiliki berbagai varian

    rasa

    Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk Top Brand dan Top

    Brand for Kids selama 4 tahun berturu-turut (2009-2013)

    Brand Sari Roti yang sudah dikenal masyarakat luas

    Memiliki supply chain yang luas sehingga produk dapat samapi ke

    tangan konsumen dengan cepat dan efisien

    Sistem pendistribusian yang cepat

    Membangun jaringan dengan sistem keagenan

    Harga produk yang terjangkau

    Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama Indonesia

    b) Weakness (Kelemahan)

    Resiko terkontaminasinya bahan baku ataupun produk saat

    pendistribusian

    Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat

    Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia, saat ini produk sari roti

    masih menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra, Sulawesi

    Roti tidak hangat jika dibandingkan dengan produk roti rumahan

    Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian,sehingga meningkatkan

    biaya dalam distribusi

    Masih menggunakan bahan baku impor

    c) Opportunity (peluang)

    Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi

  • Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di kota-kota besar

    yang mulai berubah, mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi

    Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti berskala besar

    yang memiliki fasilitas produksi berkualitas tinggi pada proses

    produksinya.

    Lokasi pemasaran dalam jangkauan wilayah pabrik

    d) Treath (Ancaman)

    Industri roti adalah industri dengan persaingan sempurna, yang

    terdapat banyak kompetitor keluar masuk dengan mudah.

    Banyak kompetitor dari industri rumahan atau kompetitor yang

    memiliki gerai menyediakan produk yang masih hangat

    Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia tergantung pada budaya

    setempat, dan Indonesia memiliki beragam budaya

    Isu penggunaan bahan- bahan pengawet dan kualitas bahan baku

    Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena perseroan

    menggunakan bahan baku impor

    Kebijakan pemerintah mengenai UMR

    2. Matrix IFE-EFE

    Alat perumusan strategi ini meringkas dan mengevaluasi kekuatan dan

    kelemahan utama dalam area-area fungsional bisnis, dan juga menjadi landasan untuk

    mengidentifikasi serta mengevaluasi hubungan di antara area tersebut. Penilaian intuitif

    digunakan dalam pengembangan Matrix Evaluasi Faktor Internal sehingga tampilan

    ilmiahnya tidak boleh ditafsirkan sebagai bukti bahwa tehnik ini benar-benar tanpa

    celah. Penilaian dilakukan pada setiap aspek SWOT dengan memberkan bobot antara

    0,00 hingga 0,15 dimana jka aspek-aspek pada masing-masing faktor

    (internal/eksternal) dijumlahkan akan menghasilkan bobot 1. Setelah melakukan

    pembobotan, diberikan peringkat dimana peringkat ini menunjukkan tingkat

    kepentingan masing-masing aspek. Peringkat yang diberikan yaitu berdasarkan kriteria

    yang telah dibuat dimana masing-masing aspek memiliki 4 kriteria sebagai berikut

    1. Kriteria pertama memiliki peringkat =4

  • 2. Kriteria kedua memiliki peringkat = 3

    3. Kriteria ketiga memiliki peringkat = 2

    4. Kriteria keempat memiliki peringkat 1

    Sedangkan didalam pembobotan teradapat 5 rentang yaitu

    1. 0-0,03 = tidak penting

    2. > 0,03 0,06 = kurang penting

    3. > 0,06 0,09 = cukup penting

    4. > 0,09 0,12 = penting

    5. > 0,12 0,15 = sangat penting

    3. Analisis Faktor Internal

    Tabel 2.1 Matriks Evaluasi Faktor Internal (Internal Factor Evaluation-IFE)

    Faktor faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot

    Kekuatan

    1

    Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa,

    Sumatra dan Sulawesi 0,07 3 0,21

    2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 3 0,24

    3 berhasil meraih penghargaan 0,02 1 0,02

    4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,40

    5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 3 0,39

    6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 4 0,40

    7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 3 0,18

    8 Harga produk yang terjangkau 0,08 4 0,32

    9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02

    Sub Total Kekuatan 0,65 2,18

    Faktor faktor Internal Utama Bobot Peringkat Skor bobot

    Kelemahan

    1 Resiko terkontaminasi produk saat pendistribusian 0,07 3 0,21

    2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat 0,1 4 0,40

    3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 0,04 3 0,12

    4 Roti disajikan tidak dengan hangat 0,02 2 0,04

    5 Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian 0,10 4 0,40

  • 6 Menggunakan bahan baku impor 0,02 2 0,04

    Sub Total Kelemahan 0,35 1,21

    Total Sub Kekuatan 0,65 2,18

    Total Sub Kelemahan 0,35 1,21

    Total Keseluruhan Faktor Internal 1 3,39

    3.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal khususnya kekuatan yang

    dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    1. Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi

    Faktor ini memiliki bobot 0,07 yang berarti faktor yang cukup penting dan

    menduduki peringkat 3 yaitu kuat. Hal tersebut dapat dijelaskan bahwa

    dengan memiliki 8 pabrik yang tersebar di tiga pulau besar di Indonesia,

    yaitu Jawa, Sumatra, dan Sulawesi dapat mempermudah pendistribusian ke

    konsumen lebih cepat, mengingat produk yang ditawarkan adalah produk

    yang memiliki masa kadaluawarsa yang singkat.

    2. Produk dengan berbagai varian rasa

    Faktor ini memiliki bobot 0,08 yang berarti faktor yang cukup penting dan

    berada dalam peringkat 3 yaitu kuat. Varian rasa yang ditawarkan akan

    mempengaruhi minat para konsumen untuk memilih produk Sari Roti, dari

    berbagai varian rasa tersebut konsumen dapat memilih sesuai dengan selera

    konsumen. Dari berbagai varian tersebut terbukti banyak yang diterima oleh

    masyarakat, ini menunjukkan perseroan mengerti bagaimana selera

    masyarakat Indonesia.

    3. Berhasil meraih berbagai penghargaan

    Faktor ini berada dalam bobot 0,02 (tidak penting) dan peringkat 1 (sangat

    lemah). Berbagai penghargaan yang diperoleh oleh perseroan merupakan

    bukti bahwa Sari Roti telah diakui kekuatannya dalam industri makanan di

    Indonesia, terutama penghargaan yang diterima oleh PT Nippon Indosari

    Coperindo adalah top brand, yang mengartikan bahwa produk Sari Roti

    merupakan brand yang telah dekat dengan masyarakat

    4. Brand yang telah dikenal oleh masyarakat

  • Faktor ini memiliki skor bobot yang paling tinggi jika dibandingkan dengan

    faktor-faktor kekuatan yang lain. Faktor ini berada dalam bobot 0,10 yaitu

    penting dan berada dalam peringkat 4 yaitu sangat kuat. Semakin brand

    dikenal oleh masyarakat membuktikan bahwa kepercayaan konsumen

    terhadap peoduk tersebut tinggi, yang akan berpengaruh dalam volume

    penjualan produk. Dalam pasar industri roti, brand Sari Roti sudah tidak

    asing lagi bagi konsumen, bahkan telah menguasai pasar.

    5. Memiliki supplay chain yang luas

    Faktor ini memiliki skor 0,13 yaitu sangat penting dan bobot 4 yaitu sangat

    berpengaruh. Suplai chain yang luas merupakan salah satu kekuatan yang

    dimiliki oleh perseroan dan sangat berpengaruh terhadap kelangsungan

    usaha sampai saat ini, hal ini dikarenakan dengan memiliki suplay chain

    yang luas, lapisan konsumen yang dijangkau semkain luas. Tidak hanya

    pada kota-kota besar, tetapi kota-kota kecil dapat terjangkau. Dengan

    demikian semakin luas pasar yang dijangkau oleh perusahaan.

    6. Sistem pendistribusian yang cepat

    Faktor kekuatan ini berada dalam bobot 0,10 yaitu penting dan berada

    dalam peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. Sistem pendistribusian persero

    adalah 24 jam, setiap hari pabrik memproduksi dan langsung

    didistrubisakan ke outlite-outlite, mengingat produk memiliki masa

    kadaluwarsa yang singkat, pendistribusian produk yang cepat dan efisien

    sangat berpengaruh pada penyampaian produk ke tangan masyarakat.

    Semakin cepat dan efisien pendistribusian, produk akan samapai ditangan

    konsumen dengan lebih fresh.

    7. Membangun jaringan dengan sistem keagenan

    Faktor ini memiliki bobot 0,06 yaitu kurang penting dengan peringkat 3

    yaitu kuat. Saat ini persero telah memiliki 300 agen yang tersebar diseluruh

    Indonesia. Perseroan lebih memilih sistem keagenan dengan salah satu

    pertimbangan agar lebih dekat dengan konsumen. Melalui agen yang telah

    tersebar di Pulau Jawa,Bali, Sumatra dan Sulawesi Sari Roti memiliki

    konsumen yang cukup luas. Hal ini juga merupakan salah satu strategi

  • persero dalam pemasaran produk. Dengan adanya agen konsumen dapat

    lebih mudah memperoleh produk Sari Roti dimanapun dia berada.

    8. Harga produk yang terjangkau

    Faktor ini memiliki bobot 0,08 yaitu cukup penting dan berada dalam

    peringkat 4 yaitu sangat berpengaruh. Konsumen yang disasar adalah

    konsumen menengah keatas yang memiliki penghasilan diatas Rp 1,5 juta,

    dengan pertimbangan pola konsumsi masyarakat modern. Meskipun begitu

    harga yang ditawarkan oleh perseroan masih dapat dijangkau oleh konsumen

    menengah kebawah. Pola konsumen menengah kebawah hal yang menjadi

    pertimbangan pertama dalam memilih suatu produk adalah dari segi harga.

    Dengan harga yang ditawarkan oleh sari roti yang terjangakau, dapat

    menarik konsumen menengah kebawah lebih besar. Sehingga semua lapisan

    konsumen dapat dijangkau.

    9. Memperoleh sertifikat halal dari MUI

    Faktor ini memiliki bobot 0,01 yaitu tidak penting, dengan peringkat 2 yaitu

    lemah. Mayoritas penduduk Indonesia adalah bergama islam. Bagi

    masyarakat islam mengkonsumsi makanan yang halal merupakan hal yang

    cukup penting. Dengan diperolehnya sertifikat halal yang diperoleh dari

    MUI, dapat menjawab keraguan konsumen muslim tentang kehalalan produk

    Sari Roti dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap produk

    Sari Roti.

    3.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Internal khususnya kelemahan yang

    dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    1. Resiko terkontaminasi produk saat pendistribusian

    Faktor ini memiliki bobot 0,07 yaitu cukup penting dan berada dalam peringkat

    3 yang berarti berpengaruh. Tidak menutup kemungkinan terjadi kontaminasi

    produk dalam proses pendistribusian produk, mengingat produk Sari Roti adalah

    produk makanan basah yang memiliki masa kadaluwarsa yang singkat. Suhu,

    kelembapan udara dapat mempengaruhi tekstur dan rasa dari roti itu sendiri.

    2. Produk memiliki masa kadaluwarsa yang singkat

  • Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti penting dan berada dalam

    peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk Sari Roti merupakan

    produk dengan masa kadaluwarsa yang singkat, mengetahui akan hal ini prabrik

    menggunakan sistem pendistribusian dalam waktu 24 jam. Setelah roti selesai

    diproduksi dari pabrik, roti langsung didistribusikan ke agen-agen untuk segera

    dipasarkan. Dengan umur kadaluwarsa yang singkat produk dapat segera sampai

    di tangan konsumen dengan cepat dan dapat segera dinikmati oleh konsumen

    sebelum mendekati tanggal kadaluwarsa.

    3. Belum menjangkau seluruh pulau di Indonesia

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,04 yang berarti kurang penting dan berada

    dalam peringkat 3 yang berarti berpengaruh. Saat ini pabrik persero memiliki 8

    pabrik yang tersebar di Sumatra, Jawa, Sulawesi. Dari pabrik-pabrik tersebut

    persero belum menjangakau pulau Kalimatan, gugusan pulau Nusa Tenggara.

    4. Roti disajikan tidak dengan hangat

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam

    peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Persero lebih memilih untuk

    memproduksi secara masal dibandingkan dengan membuka butik butik roti di

    pusat perbelanjaan atau toko toko modern, ini menyebabkan produk yang

    ditawarkan tidak dalam keadaan hangat atau langsung dari oven. Namun hal ini

    dapat ditutupi dengan berbagai varian rasa yang ditawarkan dan tekstur dari

    produk itu sendiri.

    5. Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,10 yang berarti tdak penting dan memiliki

    peringkat 4 yang berarti sangat berpengaruh. Produk memiliki masa

    kadaluwarsa yang singkat, sehingga apabila produk tidak terjual habis diagen

    maka produk akan di retur. Selain itu setiap hari pabrik melakukan produksi dan

    produk harus segera didistribusikan untuk menjaga kesegaran produk, hal ini lah

    yang mengakibatkan intensitas pendistribusian yang tinggi

    6. Menggunakan bahan baku impor

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti tidak penting dan berada dalam

    peringkat 2 yang berarti cukup berpengaruh. Dalam memproduksi roti

  • perseroan menggunakan bahan baku impor, padahal bahan baku pembuatan roti

    tersedia di Indonesia.

    Hasil dari Matriks IFE diatas menunjukkan total bobot faktor kekuatan sebesar 0,65

    lebih besar daripada total bobot faktor kelemahan 0,35 sedangkan total skor faktor

    kekuatan sebesar 2,18 lebih besar dari total skor faktor kelemahan sebesar 1,21. Total

    keseluruhan dari Matriks IFE adalah 3,39. Hal ini menunjukkan kemampuan internal

    PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong sangat baik.

    4. Analisis Faktor Eksternal

    Tabel 2.2 Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (Eksternal Factor Evaluation-EFE)

    Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat

    Skor

    bobot

    Peluang

    1

    Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia

    yang tinggi 0,09 4 0,36

    2

    Perubahan pola konsumsi masyarakat modern di kota

    besar 0,15 3 0,45

    3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 3 0,36

    4 Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik 0,15 4 0,60

    Sub Total Peluang 0,51 1,17

    Faktor faktor Eksternal Utama Bobot Peringkat

    Skor

    bobot

    Ancaman

    1 Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna

    dimana kompetitor mudah untuk keluar masuk 0,09 3 0,27

    2

    Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan

    produk hangat 0,12 3 0,36

    3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,13 4 0,52

    4 Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas bahan baku 0,08 3 0,24

    5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 0,05 2 0,1

    6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR 0,02 2 0,04

    Sub Total Ancaman 0,49 1,53

  • Total Sub Peluang 0,51 1,17

    Total Sub Ancaman 0,49 1,53

    Total Keseluruhan Faktor Eksternal 1 2,7

    4.1 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang

    dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    1. Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di Indonesia yang tinggi

    Faktor ini memiliki bobot 0,09 yaitu (cukup penting) dan berada dalam

    peringkat 4 yang berarti (penting). Sudah tidak diragukan lagi industri makanan

    memiliki peluang bisnis yang tinggi. Faktor ini merupakan salah satu peluang

    yang sangat menentukan, mengingat masih belum ada perusahaan yang

    memproduksi roti secara masal dengan menggunakan teknologi yang canggih

    seperti Sari Roti. Dengan ditunjang stabilitas ekonomi yang relative baik, dan

    pertumbuhan ekonomi yang kuat di hampir seluruh wilayah Indonesia

    kesempatan untuk memasarkan produk semakin luas karena diimbangi dengan

    kemampuan konsumen dalam bidang ekonomi.

    2. Perubahan pola konsumsi masyarakat modern kota besar

    Faktor ini memiliki bobot 0,15 yang berarti (penting) dan berada dalam

    peringkat 3 yang berarti (kuat). Perubahan pola konsumsi di kota-kota besar

    yang cenderung tidak memiliki banyak waktu untuk menyiapkan makanan pagi

    sehingga membutuhkan barang subtitusi pengganti nasi yang lebih praktis. Hal

    ini dapat dipandang sebagai peluang bagi persero, artinya adanya trend

    perubahan gaya, pola hidup masyrakat modern di kota-kota besar dan kebutuhan

    konsumen yang mulai mengkonsumsi roti sebgai pengganti nasi, dapat

    menjadikan produk Sari Roti sebagai pilihan konsumen kota besar

    3. Belum terlalu banyak kompetitor besar

    Faktor ini memiliki bobot0,12 yaitu (sangatpenting) dan peringkat 3 yang

    berarti (kuat). Saat ini belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti

    berskala besar yang menggunakan fasilitas produksi berkualitas tinggi pada

  • proses produksinya. Hal ini akan mempermudah bagi persero untuk terus

    memperluas pasar

    4. Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah pabrik

    Faktor ini memiliki bobot 0,15 yaitu (sangat penting) dengan peringkat 4 yang

    berarti (sangat kuat). Lokasi pemasaran yang dekat dengan pabrik akan

    mempermudah persero dalam pendistribusian ke agen-agen, karena produk yang

    dihasilkan merupakan produk yang tidak tahan lama, maka faktor ini sangat kuat

    pengaruhnya dalam mempertahankan produk agar tetap fresh sampai ditangan

    konsumen.

    4.2 Analisis Matriks Evaluasi Faktor Eksternal khususnya peluang yang

    dimiliki oleh PT. Nippon Indosari Coperindo dapat dijabarkan sebagai

    berikut:

    1. Industri roti berada dalam pasar persaingan sempurna dimana kompetitor

    mudah untuk keluar masuk

    Faktor ini memliki skor bobot 0,09 yaitu (cukuppenting) dan peringkat 3 yang

    berarti (kuat). Industry roti berada dalam pasar persaingan sempurna yang

    terdiri dari industry produksi masal, industry rumahan, dan industry toko-toko

    roti bermerk yang dapat dimasuki oleh pengusaha skala kecil sampai skala besar.

    Dengan mudahnya kompetitor keluar masuk pasar, akan mempengaruhi minat

    konsumen terhadap Sari Roti. Faktor ini memiliki pengaruh yang cukup kuat,

    apabila persero tidak berhati-hati maka eksistensinya akan terancam.

    2. Banyak kompetitor industri rumahan yang menyediakan produk hangat

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,12 yang berarti (penting) dengan peringkat 3

    yang berarti (kuat). Sebuah ancaman penting bagi PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk karena banyaknya pesaing industry rumahan yang menawarkan

    produknya masih hangat dan lebih fresh atau baru, mengingat Sari Roti tidak

    ditawarkan melalui butikpbutok roti tetapi melalui produksi massal.

    3. Selera masyarakat Indonesia yang beragam

    Faktor ini memiliki skorbobot 0,13 yaitu (sangat penting) dan memiliki

    peringkat 4 yang berarti (sangat kuat). Dari segi letak geografis, dan

    beragamnya budaya di Indonesia akan mempengaruhi selera konsumsi

  • masyarakatnya. Setiap daerah memiliki selera yang berbeda, tergantung pada

    budaya setempat, oleh karena itu factor ini sangat penting dalam menjalankan

    strategi maupun dapat membantu pengambilan keputusan manajer dalam

    menambah varian rasa. Dan kebanyakan masyrakat Indonesia memiliki selera

    pada roti yang memiliki tekstur lembut.

    4. Isu penggunaan pengawet dan kualitas bahan baku

    Faktor ini mempunyai skor bobot 0,08 yang berarti (cukup penting) dan

    peringkat 3 yang berarti (kuat). Isu-isu seperti ini dapat mempengaruhi

    keputusan konsumen dalam mengkonsusi Sari Roti yang akan berdampak pada

    penjualan produk. Maka faktor ini perlu diperhatikan oleh pihak manajemen

    sebagai adanya ancaman dari pihak luar maupun dari pihak pesaing. Dan penting

    bagi perusahaan untuk tetap menjaga kepercayaan dari masyarakat.

    5. Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,05 yang berarti (kurang penting) dan

    peringkat 2 yang berarti (lemah) . Persero melakuakan impor dalam bahan

    baku, sehingga fluktuasi mata uang yang berubah-ubah dapat mempengaruhi

    harga bahan baku yang akan berakibat pada penentuan harga pokok produksi

    sehingga akan menimbulkan ketidakstabilan dalam menentukan harga.

    6. Kebijakan pemerintahan mengenai UMR

    Faktor ini memiliki skor bobot 0,02 yang berarti (tidak penting) dan peringkat 2

    yang berarti (lemah). Kebijakan pemerintah dalam penentuan UMR merupakan

    salah satu ancaman bagi persero karena apabila UMR naik maka biaya produksi

    akan meningkat. Tetapi faktor ini tidak memiliki pengaruh yang besar namun

    harus tetap diperhatikan.

    Hasil dari Matriks EFE diatas menunjukkan total bobot faktor peluang sebesar

    0,51 lebih besar daripada total bobot faktor ancaman 0,49 sedangkan total skor faktor

    peluang sebesar1,17 lebih besar dari total skor faktor ancaman sebesar 1,53. Total

    keseluruhan dari Matriks EFE adalah 2,7. Hal ini menunjukkan kemampuan eksternal

    PT. Nippon Indisari Coperindo tergolong baik.

  • 5. Analisis SWOT

    Analisis SWOT bertujuan untuk mengembangkan strategi alternatif organisasi

    yang mendukung strategi pertumbuhan yang sesuai dengan posisi organisasi. Analisis

    ini didasarkan pada suatu strategi yang efektif akan memekasimalkan kekuatan dan

    peluang serta meminimalkan kelemahan dan ancaman.

  • Tabel 2.3 Matriks Analisis Keterkaitan SWOT

    Internal

    Eksternal

    Strength:

    Memiliki 8 pabrik produksi yang tersebar di Jawa,

    Sumatra dan Sulawesi

    Memiliki tiga kelompok produk utama yang

    memiliki berbagai varian rasa

    Berhasil meraih berbagai pengahrgaan termasuk

    Top Brand dan Top Brand for Kids selama 4 tahun

    berturu-turut (2009-2013)

    Memiliki supply chain yang luas sehingga produk

    dapat samapi ke tangan konsumen dengan cepat

    dan efisien

    Sistem pendistribusian yang cepat

    Membangun jaringan dengan sistem keagenan

    Harga produk yang terjangkau

    Memperoleh sertifikat Halal dari Majelis Ulama

    Indonesia

    Weakness:

    Resiko terkontaminasinya bahan baku

    ataupun produk saat pendistribusian

    Produk memiliki masa kadaluwarsa yang

    singkat

    Belum menjangkau seluruh Pulau di

    Indonesia, saat ini produk sari roti masih

    menjangkau pulau Jawa, Bali, Sumatra,

    Sulawesi

    Roti tidak hangat jika dibandingkan dengan

    produk roti rumahan

    Intensitas yang tinggi dalam

    pendistribusian,sehingga meningkatkan biaya

    dalam distribusi

    Masih menggunakan bahan baku impor

    Opportunities:

    Peluang bisnis dalam pasar industri makanan di

    Indonesia yang tinggi

    Perubahan pola konsumsi masyarakat Indonesia di

    kota-kota besar yang mulai berubah,

    Strategi SO:

    Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor

    untuk menjangkau pasar seluas-luasnya dengan

    membuka pabrik di kota-kota strategis sehingga

    Strategi WO

    Memanfaatkan sedikitnya kompetitor

    untuk memperluas pemasaran terutama di

    Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan

    membuka pabrik baru, memperbanyak

  • mengkonsumsi roti sebagai pengganti nasi

    Belum terlalu banyak kompetitor untuk industri roti

    berskala besar yang memiliki fasilitas produksi

    berkualitas tinggi pada proses produksinya.

    Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan wilayah

    pabrik

    dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya

    Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem

    keagenan dan supply chine yang luas untuk lebih

    memperbanyak konsumen dan lebih dekat dengan

    konsumen.

    Memanfaatkan perubahan pola konsumsi

    masyarakat modern dengan menawarkan berbagai

    varian rasa dengan harga yang terjangkau.

    agen dan memperluas supply chine.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan

    mengelompokkan lokasi-lokasi yang

    berada dalam jangkauan pabrik.

    Treath:

    Industri roti adalah industri dengan persaingan

    sempurna, yang terdapat banyak kompetitor keluar

    masuk dengan mudah.

    Banyak kompetitor dari industri rumahan atau

    kompetitor yang memiliki gerai menyediakan

    produk yang masih hangat

    Selera dan cita rasa masyarakat Indonesia

    tergantung pada budaya setempat, dan Indonesia

    memiliki beragam budaya

    Isu penggunaan bahan- bahan pengawet dan

    kualitas bahan baku

    Fuktuasi mata uang yang sering berubah karena

    perseroan menggunakan bahan baku impor

    Kebijakan pemerintah mengenai UMR

    Strategi ST:

    Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam

    dimasyarakat untuk terus mengembangkan usaha

    didalam persaingan yang semakin ketat dan

    mudahnya kompetitor yang terus keluar masuk

    dengan mudah.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan

    memanfaatkan supply chine yang luas agar sebisa

    mungkin produk sampai di tangan konsumen

    dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam

    kondisi hangat.

    Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa

    mungkin tetap menawarkan harga yang

    terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata uang

    dan dan perubahan kebijakan UMR

    Strategi WT:

    Melakuakan sistem jaminan mutu agar

    bahan baku yang digunakan tetap terjaga

    kualitasnya dan tidak samapai menggunakan

    bahan pengawet yang berlebihan untuk

    menjaga kepercayaan masyarakat terhadap

    produk

    Mempelajari pola budaya masyarakat untuk

    mengetahui cita rasa yang diingkan oleh

    konsumen mengingat budaya ikut

    mempengaruhi

  • 6. Analisis Matriks Internal Eksternal

    Tabel 2.4 Matriks Internal Eksternal

    Berdasarkan hasil analisis matriks internal- eksternal diatas dapat

    disimpulkan bahwa organisasi terdapat pada posisi sel IV. Dimana terlihat bahwa

    organisasi berada pada posisi tumbuh dan membangun (build and growth). Strategi

    yang intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk) atau

    integratif (integrasi ke belakang, integrasi ke depan dan integrasi horizontal) bisa

    menjadi yang paling tepat dalam menyusun strategi perusahaan. Dari pilihan-pilihan

    strategi dari analisis SWOT dapat dikelompokkan dalam ketiga alternatif strategi,

    sebagai berikut:

    a. Penetrasi pasar

    Memanfaatkan kepercayaan yang telah tertanam dimasyarakat untuk

    terus mengembangkan usaha didalam persaingan yang semakin ketat

    dan mudahnya kompetitor yang terus keluar masuk dengan mudah

    Melakukan penghitungan yang tepat agar sebisa mungkin tetap

    menawarkan harga yang terjangkau meskipun terjadi fluktuasi mata

    uang dan dan perubahan kebijakan UMR

    Mempelajari pola budaya masyarakat untuk mengetahui cita rasa yang

    diingkan oleh konsumen mengingat budaya ikut mempengaruhi

  • b. Pengembangan pasar

    Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau

    pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis

    sehingga dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya

    Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply

    chine yang luas untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat

    dengan konsumen.

    Memanfaatkan sedikitnya kompetitor untuk memperluas pemasaran

    terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik

    baru, memperbanyak agen dan memperluas supply chine.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan mengelompokkan lokasi-

    lokasi yang berada dalam jangkauan pabrik.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan memanfaatkan supply chine

    yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di tangan konsumen

    dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat.

    c. Pengembangan produk

    Memanfaatkan perubahan pola konsumsi masyarakat modern dengan

    menawarkan berbagai varian rasa dengan harga yang terjangkau

    Melakuakan sistem jaminan mutu agar bahan baku yang digunakan

    tetap terjaga kualitasnya dan tidak samapai menggunakan bahan

    pengawet yang berlebihan untuk menjaga kepercayaan masyarakat

    terhadap produk

    7. Analisis QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

    Tehnik ini secara obyektif menunjukkan strategis mana yang terbaik,

    merupakan alat yang memungkinkan para penyusun strategi mengevaluasi berbagai

    strategi alternatif secara obyektif, berdasarkan faktor-faktor keberhasilan penting

    internal dan eksternal yang diidentifikasikan sebelumnya.

  • Table 2.5 Matriks QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

    Faktor Kunci

    Bobot

    Penetrasi Pasar Pengembangan Pasar Pengembangan Produk

    AS TAS AS TAS AS TAS

    Kekuatan

    1

    Memiliki 8 pabrik yang tersebar di Pulau

    Jawa, Sumatra dan Sulawesi 0,07 - - 3 0,21 - -

    2 Produk dengan berbagai varian rasa 0,08 - - - - 4 0,32

    3 berhasil meraih penghargaan 0,02 2 0,04 - - - -

    4 Brand yang sudah di kenal oleh masyarakat 0,10 4 0,4 - - - -

    5 Memiliki supply chain yang luas 0,13 - - 4 0,52 - -

    6 Sistem pendistribusian yang cepat 0,10 - - 4 0,4 - -

    7 Membangun jaringan dengan sistem keagenan 0,06 - - 3 0,18 - -

    8 Harga produk yang terjangkau 0,08 3 0,24 - - - -

    9 Memperoleh Sertifikat halal dari MUI 0,01 2 0,02 - - - -

    Kelemahan

    1

    Resiko terkontaminasi produk saat

    pendistribusian 0,07 - - - - 3 0,21

    2 Produk memiliki masa kadaluwarsa yang 0,1 - - - - 4 0,4

  • singkat

    3 Belum menjangkau seluruh Pulau di Indonesia 0,04 - - 3 0,12 - -

    4 Roti disajikan tidak dengan hangat 0,02 - - - - 3 0,06

    5 Intensitas yang tinggi dalam pendistribusian 0,10 - - 4 0,4 - -

    6 Menggunakan bahan baku impor 0,02 - - - - 2 0,04

    Peluang

    1

    Peluang bisnis dalam pasar industri makanan

    di Indonesia yang tinggi 0,09 - - 4 0,36 - -

    2

    Perubahan pola konsumsi masyarakat modern

    di kota besar 0,15 3 0,45 - - - -

    3 Belum terlalu banyak kompetitor besar 0,12 - - 3 0,36 - -

    4

    Lokasi pemasaran berada dalam jangkauan

    wilayah pabrik 0,15 - - 4 0,6 - -

    Ancaman

    1

    Industri roti berada dalam pasar persaingan

    sempurna dimana kompetitor mudah untuk

    keluar masuk

    0,09

    - - 4 0,36 - -

    2

    Banyak kompetitor industri rumahan yang

    menyediakan produk hangat 0,12 - - 3 0,36 - -

    3 Selera masyarakat Indonesia yang beragam 0,13 3 0,39 - - - -

  • 4

    Isu penggunaan bahan pengawet dan kualitas

    bahan baku 0,08 - - - - 3 0,24

    5 Fluktuasi mata uang yang berubah-ubah 0,05 3 0,15 - - - -

    6 Kebijakan pemerintah mengenai UMR 0,02 2 0,04 - - - -

    Total 2 1,73 3,87 1,27

  • Hasil dari Matriks QSPM diatas menunjukkan TAS penetrasi pasar sebesar 1,73 ;

    TAS Pengembangan pasar 3,87 ; TAS pengembangan produk 1,27. Dari ketiga

    alternatif strategi tersebut yang memiliki angka tertinggi adalah pengembangan

    pasar, yang mengartikan bahwa strategi yang paling menarik untuk diambil adalah

    strategi dalam pengembangan pasar. Dengan potensi internal dan lingkungan

    eksternal yang ada, persero dapat memperluas pasar yang telah dijangkau sekarang

    dengan memperbanyak jaringan dan memperluas wilayah.

    8. Pembahasan

    PT. Nippon Indosari Coperindo menempati Matriks Internal-Eksternal sel IV

    yang merupakan kelompok tumbuh dan berkembang (grow and build). Alternatif-

    alternatif strategi yang cocok dengan kelompok ini adalah strategi yang intensif,

    berkaitan dengan penetrasi pasar, pengembangan pasar, pengembangan produk. Hasil

    analisis QSPM menunjukkan dari ketiga alternatif strategi tersebut yang paling

    menarik adalah pengembangan pasar. Penggunaan dasar stategi pengembangan pasar

    adalah memperluas jaringan pasar. Dari analisis SWOT telah didapatkan bebrapa

    alternatif-alternatif strategi yang dapat digunakan oleh persero, yaitu:

    Memanfaatkan peluang sedikitnya kompetitor untuk menjangkau

    pasar seluas-luasnya dengan membuka pabrik di kota-kota strategis

    sehingga dapat menjangkau kota kota kecil disekitarnya

    Memanfaatkan semaksimal mungkin sistem keagenan dan supply

    chine yang luas untuk lebih memperbanyak konsumen dan lebih dekat

    dengan konsumen.

    Memanfaatkan sedikitnya kompetitor untuk memperluas pemasaran

    terutama di Pulau Sumatra dan Sulawesi dengan membuka pabrik

    baru, memperbanyak agen dan memperluas supply chine.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan mengelompokkan lokasi-

    lokasi yang berada dalam jangkauan pabrik.

    Mengoptimalkan pendistribusian dengan memanfaatkan supply chine

    yang luas agar sebisa mungkin produk sampai di tangan konsumen

    dalam kondisi yang fresh meskipun tidak dalam kondisi hangat

  • Segmentasi pasar yang dipilih oleh PT. Nippon Indosari Coperindo yaitu

    kalangan menengah keatas, tetapi dengan harga produk yang ditawarkan sangat

    dimungkinkan konsumen yang dituju melipti kalangan menengah kebawah. Selain

    itu perusahaan harus mampu memperluas wilayah baru maupun pelosok sehingga

    dapat mencapi visi menjadi perusahaan roti terbesar di Indonesia.

    9. Kesimpulan

    Di dalam analisis SWOT, PT Nippon Indosari Coperindo tbk. terletak pada

    sel IV dan alternatif strategi yang menarik untuk dipilih adalah berkaitan dengan

    pengembangan strategi. Terbukti saat ini persero telah memiliki 8 pabrik produksi

    yang telah tersebar di Pulau Jawa, Sumatra dan Sulawesi. Pada tahun 2012 pabrik

    baru di bangun di Pulau Sumatra dan Sulawesi, saat ini di Pulau Sulawesi hanya

    terdapat 1 pabrik, dan pulau Sumatra memiliki 2 pabrik. Mengingat produk yang

    dihasilkan adalah produk yang memiliki masa kadaluwarsa yang singkat, jarak antara

    lokasi pabrik dengan kota-kota pemasaran ikut menentukan pendistribusian. Dengan

    jarak yang dekat maka akan mempercepat pendistribusian produk ke agen-agen atau

    ke konsumen. Jumlah agen dan supply chain yang luas merupakan salah satu elemen

    penting dalam pengembangan pasar, saat ini sari rpti telah memiliki 300 agen yang

    tersebar di Jawa, Bali, Sumatra dan Sulawesi. Hal ini menunjukkan bahwa stategi

    yang dipilih oleh persero berkaitan dengan pengembangan pasar. Salah satu upaya

    yang dilakukan oleh perusahaan untuk memperkuat brand di masyarakat, yaitu

    melalui pemilihan brand ambassador pada tahun 2012.

  • BAB 3

    BALANCED SCORE CARD DAN PEMETAAN RENCANA

    Masa depan merupakan suatu hal yang tidak pasti, begitu juga dengan

    keadaan perekonomian semua negara. Hal tersebut juga berlaku di Indonesia,

    dibanding dahulu kala, perekonomian di Indonesia saat ini sudah sangat berubah,

    meskipun sudah banyak ahli yang dapat memprediksikan keadaan perekonomian di

    masa depan, namun hal tersebut hanyalah sebuah prediksi yang tidak dapat

    dipastikan kebenarannya. Khususnya pada industri roti sendiri, setiap produsen roti

    dituntut untuk dapat memperhitungkan segalanya dengan sangat tepat serta teliti.

    Dikarenakan sifat produk roti itu sendiri yang merupakan suatu jenis makanan yang

    tidak tahan lama, sehingga apabila ada kesalahan perhitungan produksi, keadaan

    pasar serta distribusi, maka akan menyisakan produk roti yang sudah basi dan tidak

    dapat dijual kembali, sehingga tentunya akan menyebabkan kerugian bagi produsen

    roti tersebut.

    Untuk menghadapi keadaan yang tidak dapat diprediksi tersebut, maka setiap

    perusahaan hendaknya harus menyusun strategi yang terperinci serta terencana

    dengan matang sehingga ketika sebuah perusahaan menghadapi hambatan atau

    permasalahan yang berasal dari internal maupun eksternal, maka perusahaan dapat

    melakukan strategi yang baik untuk menghadapi serta bertahan melewati hambatan

    tersebut.

    Berdasarkan data yang diperoleh, dapat dilihat PT Nippon Indosari Coperindo

    tbk. mengalami peningkatan laba pada tahun 2011 apabila dibandingkan dengan

    tahun 2010, namun peningkatan laba yang dialami oleh PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk. tersebut belum sesuai dengan target yang diharapkan perusahaan.

    Selain itu data yang didapat hanyalah perbandingan pencapaian dari satu tahun

    dengan tahun sebelumnya untuk aspek keuangan. Sehingga berdasarkan data

    tersebut hanya dapat dipergunakan untuk merumuskan strategi jangka pendek.

    Sedangkan dalam perumusan strategi jangka panjang perusahaan, haruslah

    berdasarkan pengukuran kinerja dari berbagai perspektif lainnya yang ada dalam

  • perusahaan tersebut seperti perspektif pelanggan, perspektif proses bisnis internal,

    dan juga perspektif pembelajaran dan pertumbuhan.

    Seperti pada perspektif pembelajaran dan pertumbuhan, PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk. memiliki sumber daya manusia yang sebagian besar merupakan

    pekerja-pekerja yang memiliki tingkat pendidikan yang rendah sehingga menyulitkan

    perusahaan dalam memberikan tanggung jawab serta kewajiban. Berdasarkan data

    yang dimiliki perusahaan, sumber daya manusia yang bekerja di PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk. didominasi oleh pegawai yang memiliki tingkat pendidikan terakhir

    SMP disusul SMA dan yang paling sedikit, adalah dengan tingkat pendidikan SD.

    Perspektif non finansial tersebut juga harus menjadi pertimbangan karena dapat

    menyulitkan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. dalam merancang peta strategi,

    dikarenakan strategi yang disusun sebelumnya hanyalah berdasarkan pengukuran

    kinerja dari aspek finansial. Sehingga dalam perancangan peta strategi diperlukan

    suatu metode yang menggambarkan keadaan dari keseluruhan aspek yang terdapat

    dalam PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

    Perancangan Peta Strategi yang Sesuai Dengan Kondisi PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk.

    Perancangan peta strategi memiliki keterkaitan antara visi, misi, dan analisis

    SWOT perusahaan dengan pengukuran empat perspektif dalam balanced scorecard,

    sesuai dengan visi perusahaan maka perancangan peta strategi diawali dari

    mengukur perspektif pembelajaran dan pertumbuhan:

    1. Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan

    Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada karyawan dari PT Nippon

    Indosari Coperindo tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari

    perspektif pembelajaran dan pertumbuhan sebagai berikut:

  • Tabel 3.1 Pengukuran Perspektif Pembelajaran dan Pertumbuhan PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk.

    Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata

    Kinerja

    Perusahaan

    Perspektif

    Pembelajaran

    dan

    Pertumbuhan

    Komitmen

    Karyawan

    4

    Daya Dukung

    Teknologi

    4

    Kompetensi

    Karyawan

    3,4

    Rata-Rata 3,8

    Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa komitmen karyawan

    berada pada angka 4, daya dukung teknologi juga berada pada angka 4, tetapi

    kompetensi karyawan berada pada angka 3,4 dengan rata-rata keseluruhan 3,8.

    Oleh karena itu dalam perspektif pembelajaran dan pertumbuhan dikarenakan

    indikator kompetensi karyawan terlihat masih rendah maka dalam peta strategi yg

    akan dirancang perusahaan harus meningkatkan keahlian karyawan.

    2. Perspektif Proses Bisnis Internal

    Untuk melakukan pengukuran terhadap proses bisnis internal, maka disebarkan

    kuisioner untuk mengetahui pendapat dari pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo

    tbk, dengan hasilnya sebagai berikut:

  • Tabel 3.2 Pengukuran Perspektif Proses Bisnis Internal PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

    Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata

    Kinerja

    Perusahaan

    Perspektif

    Proses Bisnis

    Internal

    Inovasi

    Produk

    4

    Proses

    Produksi

    3.8

    Rata-rata 3,9

    Dari hasil pengolahan diatas, diketahui inovasi dari produk berada pada posisi

    4 yang menunjukan bahwa pelanggan menyetujui variasi rasa dari produk telah

    memenuhi keinginan pelanggan. Sedangkan untuk proses produksi berada pada

    angka 3,8, Oleh karena itu dalam perspektif proses bisnis internal dalam peta strategi

    yg akan dirancang perusahaan adalah roti yang berkualitas.

    3. Perspektif Pelanggan

    Berdasarkan kuesioner yang telah disebar kepada pelanggan setia dari PT Nippon

    Indosari Coperindo tbk. dapat diketahui hasil pengukuran yang telah diolah dari

    perspektif pelanggan sebagai berikut:

    Tabel 3.3 Pengukuran Perspektif Pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

    Perspektif Tolak Ukur Rata-Rata

    Kinerja

    Perusahaan

    Perspektif

    Pelanggan

    Kepuasan

    Pelanggan

    3,8

  • Retensi

    Pelanggan

    yang Setia

    3,9

    Rata-Rata 3,85

    Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa kepuasan pelanggan

    berada pada angka 3,8 dan retensi pelanggan setia berada pada angka 3,9 dengan

    rata-rata keseluruhan 3,85. Maka pada perspektif pelanggan dalam peta strategi yg

    akan dirancang, tujuan strategisnya adalah kepuasan pelanggan dan pelanggan yang

    setia.

    4. Perspektif Keuangan

    Tabel 3.4 Pengukuran Perspektif Keuangan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

    Ukuran

    Tahun

    Perubahan Rata-Rata

    Kinerja

    Perusahaan 2010 2011

    ROA 8,14 % 12,84 % 4,7% 10,49%

    NPM 12,54 % 24,89 % 12,54% 18,72%

    Current Ratio 24.06 % 26.79 % 2,73% 25,43 %

    Dari hasil pengolahan data diatas, telah diketahui bahwa ROA mengalami

    peningkatan sebesar 4,7% sehingga hal tersebut menunjukan bahwa perusahaan lebih

    efektif dalam memanfaatkan seluruh sumber daya yang dimilikinya. Untuk Nett

    Profit Margin pun telah diketahui bahwa dari tahun 2010 sampai 2011 mengalami

    peningkatan sebesar 12,54% hal tersebut menunjukan semakin baiknya kinerja

    keuangan perusahaan. Untuk current ratio pun mengalami angka kenaikan sebesar

    2,73% .

    Setelah melakukan penghitungan ROA, NPM, dan current ratio maka dapat

    disimpulkan pada perspektif keuangan dalam peta strategi yg akan dirancang, tujuan

    strategisnya adalah profit yang meningkat.

    Perancangan Peta Strategi PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

  • Berdasarkan hasil pengolahan data kuesioner karyawan dalam perspektif

    pembelajaran dan pertumbuhan dapat disimpulkan bahwa perusahaan harus

    meningkatkan keahlian karyawan sehingga dapat melaksanakan kewajiban dan

    tanggung jawab yang diberikan dengan baik.

    Setelah meningkatkan keahlian karyawan, perusahaan mengharapkan setiap

    sumber daya manusia yang ada dapat bekerja secara maksimal sehingga akan

    mendorong karyawan untuk menghasilkan produk yang berkualitas sesuai dengan

    keinginan pelanggannya.

    Dengan terjaganya kualitas produk, tentunya hal ini akan berpengaruh pada

    perspektif pelanggan PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Pada perspektif pelanggan

    ini sasaran strategi yang diinginkan oleh perusahaan adalah meningkatnya kepuasan

    pelanggan dan jumlah pelanggan setianya.

    Meningkatnya jumlah pelanggan setia dari PT Nippon Indosari Coperindo tbk.,

    secara tidak langsung akan berpengaruh pada meningkatnya profit perusahaan pada

    perspektif keuangan. Sehingga dapat dirancang peta strategi seperti berikut:

  • Analisis Perkiraan Kinerja PT Nippon Indosari Coperindo tbk. Berdasarkan

    Hasil Pengukuran Balanced Scorecard Sesuai dengan Peta Strategi yang Sudah

    Dirancang

    Setelah dirancangnya peta strategi yang berlandaskan empat perspektif pada

    metode balanced scorecard, berdasarkan analisis data dan interview yang dilakukan

    dengan perusahaan, maka didapatkan hasil perkiraan kinerja perusahaan sebagai

    berikut:

  • Tabel 3.5 Hasil Perkiraan Kinerja Nippon Indosari Coperindo tbk.

    Perspektif Ukuran Target Bobot

    Evaluasi Akhir

    Hasil Skala Skor

    (1-5)

    Skor x

    Bobot

    Perspektif

    Pembelajaran

    dan

    Pertumbuhan:

    Komitmen

    karyawan

    Daya dukung

    teknologi

    Kompetensi

    karyawan

    Tingkat

    kemampuan

    karyawan

    4

    4

    4

    10%

    10%

    10%

    4

    4

    3,4

    4 5

    3 - 3,9 4

    2 - 2,9 3

    1 - 1,9 2

    0 - 0,9 1

    5

    5

    4

    0,5

    0,5

    0,4

    Perspektif

    Proses Bisnis

    Internal:

    Inovasi

    Produk

    Proses

    Produksi

    Tingkat

    pencapaian

    4

    4

    10%

    10%

    4

    3,8

    4 5

    3 - 3,9 4

    2 - 2,9 3

    1 - 1,9 2

    0 - 0,9 1

    5

    4

    0,5

    0,4

    Perspektif

    Pelanggan:

    Kepuasan

    pelanggan

    Retensi

    pelanggan

    setia

    Tingkat

    kepuasan

    dan tingkat

    retensi

    4

    4

    10%

    10%

    3,8

    3,9

    4 5

    3 - 3,9 4

    2 - 2,9 3

    1 - 1,9 2

    0 - 0,9 1

    4

    4

    0,4

    0,4

  • Perspektif

    Keuangan:

    ROA

    NPM

    Current Ratio

    Tingkat

    pencapaian

    15%

    15%

    15%

    10%

    10%

    10%

    10,49%

    18,72%

    25,43%

    15% 5

    12% - 14,9% 4

    9% - 11,9% 3

    6% - 8,9% 2

    3% - 5,9% 1

    3

    5

    5

    0,3

    0,5

    0,5

    Total 100% 4,4

    SIMPULAN DAN SARAN

    Berdasarkan hasil analisa perancangan peta strategi dengan mengukur kinerja

    perusahaan menggunakan metode balanced scorecard untuk PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk, dapat ditarik kesimpulan bahwa kinerja PT Nippon Indosari

    Coperindo tbk. berada dalam posisi baik tetapi ada beberapa indikator yang belum

    mencapai target; seperti kompetensi karyawan, proses produksi, kepuasan pelanggan,

    retensi pelanggan yang setia, dan juga return on asset.

    Berdasarkan kesimpulan di atas, maka saran-saran yang dapat dijadikan sebagai

    masukan untuk PT Nippon Indosari Coperindo tbk. adalah perusahaan hendaknya

    menjalankan peta strategi yang telah dirancang sehingga dapat mencapai sasaran-

    sasaran strategis yang telah ditetapkan dan PT Nippon Indosari Coperindo tbk.

    hendaknya memperhatikan kompetensi karyawan, proses produksi, kepuasan

    pelanggan, reterensi pelanggan setia, dan ROA dikarenakan angkanya yang belum

    memenuhi target.

  • BAB 4

    FAKTOR PENENTU KEBERHASILAN (Key Success Factors)

    Terdapat tiga kunci sukses dari Sari Roti yaitu pemilihan bahan baku, proses

    pembuatan dan distribusi. Pemilihan bahan baku dilakukan secara ketat sesuai

    standar. Proses pembuatan roti terdiri dari beberapa tahap yang akan dijelaskan

    secara rinci dibawah ini. Sedangkan untuk pendistribusian produk, dilangsungkan

    dalam 24 jam sehari. Berikut adalah penjelasan lebih lanjut mengenai tiga kunci

    sukses Sari Roti.

    1. Pemilihan Bahan Baku

    Untuk menghasilkan produk yang berkualitas, salah satu faktor yang

    sangat berperan adalah pemilihan bahan baku. Bahan baku yang berkualitas

    akan memberikan hasil dengan kualitas yang cukup baik. Dalam proses

    pembuatan Sari Roti, bahan baku dipilih melalui proses seleksi yang ketat

    sesuai standar yang telah ditetapkan di internal perusahaan. Bahan baku yang

    terpilih harus memenuhi syarat dapat memberikan hasil berupa roti yang

    berkualitas, baik dari segi penampakan, tekstur, aroma, hingga rasa. Selain

    itu, bahan baku yang digunakan harus memenuhi persyaratan halal agar dapat

    menjamin status kehalalan roti yang dihasilkan.

    Bahan baku yang dikirim oleh Pemasok diperiksa terlebih dahulu

    melalui proses yang cukup ketat, dengan tujuan agar Pemasok yang telah

    terpilih dapat menjaga konsistensi kualitas dari bahan baku yang diterima.

    Bahan baku yang diterima selanjutnya disimpan di gudang bahan baku sesuai

    dengan persyaratan standar penyimpanan masing-masing bahan.

    Pada saat proses pembuatan roti akan dimulai, bahan baku ditimbang

    sesuai dengan standar formulasi yang telah ditetapkan. Operator yang

    bertugas harus memastikan bahwa masing-masing bahan baku yang

    digunakan telah ditimbang dengan benar agar dapat menjaga konsistensi

    kualitas roti yang dihasilkan.

  • 2. Proses Pembuatan Roti

    Dalam proses pembuatan roti, terdapat beberapa metode yang

    digunakan. Metode pertama dengan satu kali pencampuran dan metode kedua

    dengan dua kali pencampuran. Metode satu kali pencampuran terdapat pada

    straight dough mixing dan no time dough mixing. Sedangkan metode dua kali

    pencampuran terdapat pada sponge and dough mixing.

    Masing-masing metode memiliki kelebihan dan kekurangan. Dalam

    proses pembuatan roti, Sari Roti menggunakan metode sponge and dough

    mixing. Metode ini memiliki kekurangan berupa proses yang diperlukan

    memerlukan waktu yang lebih lama, namun kelebihannya adalah dapat

    memberikan roti dengan kualitas terbaik, baik dari segi tekstur, kelembutan,

    aroma, dan rasa dari roti yang dihasilkan.

    Pada kemasan Sari Roti selalu tercantum kode produksi dan

    dilengkapi dengan tanggal kadaluarsa, yang menyatakan roti baik untuk

    dikonsumsi sebelum tanggal yang tertera pada kemasan. Khusus untuk roti

    tawar Sari Roti, tanggal baik sebelum tertera pada kwiklok atau penjepit

    kemasan roti.

    Roti yang telah dikemas selanjutnya akan dilewatkan terlebih dahulu

    pada metal detector. Hal ini bertujuan agar roti yang akan dijual kepada

    konsumen bebas dari kontaminasi fisik dan tidak membahayakan konsumen.

    Proses metal detecting ini juga merupakan salah satu bagian implementasi

    sistem HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Point) pada proses

    pembuatan SARI ROTI. Roti yang telah lolos dari metal detector selanjutnya

    akan disusun pada krat khusus, diserahkan kepada gudang Finished Goods

    dan siap untuk didistribusikan.

    3. Distribusi

    Proses pendistribusian produk Sari Roti berlangsung selama 24 jam.

    Dan untuk menjamin bahwa produk yang sampai kepada konsumen adalah

  • produk yang fresh, Sari Roti dibuat setiap hari, sehingga setelah selesai

    diproduksi, akan segera dikirimkan kepada konsumen, baik melalui jalur

    traditional market maupun modern market. Dengan 8 pabrik yang ada saat ini

    yang tersebar di daerah Bekasi (Jawa Barat), Pasuruan (Jawa Timur),

    Semarang (Jawa Tengah), Medan (Sumatera Utara), Palembang (Sumatera

    Selatan), Makassar (Sulawesi Selatan) hingga saat ini Sari Roti akan mudah

    didapatkan. Untuk mempertahankan posisinya Sari Roti akan selalu

    mengutamakan kepuasaan konsumen di semua channel dan menjamin

    ketersedian produk di semua channel. Juga, menyediakan produk terbaiknya

    untuk konsumen.

  • BAB 5

    DAFTAR PUSTAKA

    Dariyanto, Yudha. Analisa Perumusan Strategi Bersaing Pada PT. Buanakarya Adi

    Mandiri Pengembang Perumahan Permata Jingga Kota Malang. Jurnal.

    David, R. Fred. Manajemen Strategi. 2009. Jakarta: Salemba Empat.

    Chairunnas, Dicky. 2011. Analisis Strategi Perusahaan Dengan Pendekatan SWOT

    Pada PT. Petrokimia Gresik. Skripsi Fakultas Ekonomi Dan Bisnis

    Universitas Brawijaya Malang.

    Fardela, Agnis. Analisis Strategi Agresif Pada PT. Bank Rakyat Indonesia (Persero)

    Kantor Cabang Probolinggo. Jurnal.

    Marnelly, T. Romi. CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR): Tinjauan

    Teori dan Praktek di Indonesia. Jurnal.

    Sandy, Ranisa Nadilla. Manajemen Strategi pada Freakinshop. Jurnal.