analisis sanitasi lingkungan di daerah nyomplong desa binaan energi ftui

3
Analisis Sanitasi Lingkungan di Daerah Nyomplong, Bogor, Jawa Barat Sanitasi lingkungan memiliki peranan yang amat penting bagi masyarakat suatu pedesaan. Di Desa Nyomplong, sanitasi lingkungan masih belum tertata rapi. Sanitasi yang memadai merupakan daras dari pembangunan. Namun, fasilitas sanitasi jauh diatas kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya, muncul berbagai jenis penyakit yang salah satu diantaranya adalah penyakit Diare. Di dunia, penyakit tersebut telah menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan menghabiskan banyak dana untuk mengatasinya (UNICEF, 1997). Minimnya sanitasi lingkungan seperti penanganan sampah, air limbah, tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat, telah menyebabkan terus meningginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan penting dalam mengundang munculnya berbagai vektor penyakit. Penanganan sanitasi lingkungan oleh pemerintah sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala. Jumlah fasilitas yang ada tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Ini terjadi di Desa Nyomplong, dimana fasilitas sanitasi disana sangat tidak memadai. Selain itu, masyarakat di banyak wilayah masih mempraktekkan perilaku hidup yang tidak sehat seperti buang air besar sembarangan, mencuci di sungai yang kotor, membuang sampah sembarangan dan lain-lain. Ini lebih disebabkan oleh tidak tersedianya kakus, tempat pembuangan sampah yang terakumulasi, dan air bersih yang memadai di beberapa titik. Syarat suatu rumah memiliki sanitasi lingkungan yang baik adalah ventilasi ruangan yang dibuat sedemikian rupa sehingga

Upload: ibnumaulanah

Post on 31-Dec-2015

19 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

makalah

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Sanitasi Lingkungan Di Daerah Nyomplong Desa Binaan Energi FTUI

Analisis Sanitasi Lingkungan di Daerah Nyomplong, Bogor, Jawa Barat

Sanitasi lingkungan memiliki peranan yang amat penting bagi masyarakat suatu

pedesaan. Di Desa Nyomplong, sanitasi lingkungan masih belum tertata rapi. Sanitasi yang

memadai merupakan daras dari pembangunan. Namun, fasilitas sanitasi jauh diatas

kebutuhan penduduk yang terus meningkat jumlahnya. Akibatnya, muncul berbagai jenis

penyakit yang salah satu diantaranya adalah penyakit Diare. Di dunia, penyakit tersebut telah

menimbulkan kematian sekitar 2,2 juta anak per tahun dan menghabiskan banyak dana untuk

mengatasinya (UNICEF, 1997). Minimnya sanitasi lingkungan seperti penanganan sampah,

air limbah, tinja, saluran pembuangan, dan kesehatan masyarakat, telah menyebabkan terus

meningginya kematian bayi dan anak oleh penyakit diare dan berperan penting dalam

mengundang munculnya berbagai vektor penyakit. Penanganan sanitasi lingkungan oleh

pemerintah sampai saat ini masih menghadapi banyak kendala. Jumlah fasilitas yang ada

tidak sebanding dengan pertumbuhan penduduk. Ini terjadi di Desa Nyomplong, dimana

fasilitas sanitasi disana sangat tidak memadai. Selain itu, masyarakat di banyak wilayah

masih mempraktekkan perilaku hidup yang tidak sehat seperti buang air besar sembarangan,

mencuci di sungai yang kotor, membuang sampah sembarangan dan lain-lain. Ini lebih

disebabkan oleh tidak tersedianya kakus, tempat pembuangan sampah yang terakumulasi, dan

air bersih yang memadai di beberapa titik.

Syarat suatu rumah memiliki sanitasi lingkungan yang baik adalah ventilasi ruangan

yang dibuat sedemikian rupa sehingga sesuai standar yang diperlukan, langit-langit rumah

dibuat lebih tinggi. lantai sebaiknya dari ubin, keramik, atau semen agar tidak lembap dan

tidak menimbulkan genangan serta debu yang tidak diinginkan. Dinding rumah sebaiknya

dibuat dari tembok dengan ventilasi disesuaikan. Menggunakan atap yang telah disesuaikan.

Pencahayaan diatur sedemikian rupa agar cahaya yang masuk dalam jumlah cukup, cahaya

dapat bersumber dari cahaya matahari dan cahaya lampu. Penyediaan air bersih yang cukup.

Pembuangan tinja yang bersih, pembuangan limbah yang telah disortir. Pembuangan sampah

yang telah dibedakan dari sampah organik dan anorganik.

Kesehatan masyarakat sangat dipengaruhi lingkungan, pelayanan kesehatan, perilaku,

dan keturunan. Lingkungan yang tak sehat dan sanitasinya tidak terjaga dapat menimbulkan

masalah kesehatan. Pengaruh buruk dari lingkungan sebenarnya dapat dicegah dengan

mengembangkan kebiasaan hidup sehat dan menciptakan sanitasi lingkungan yang baik.

Kebiasaan hidup sehat dilakukan dalam berbagai cara yaitu mencuci tangan sebelum dan

Page 2: Analisis Sanitasi Lingkungan Di Daerah Nyomplong Desa Binaan Energi FTUI

sesudah makan, membuang sampah pada tempatnya, membersihkan rumah halaman secara

rutin, membersihkan kamar mandi rutin dan lain-lain.

Seringkali, anak-anak selalu bermain dengan benda apa saya yang menurutnya

menarik, rasa serba ingin tahu dan aktif membuat anak-anak terus melakukan kegiatannya

tanpa memikirkan dampak kesehatan terhadap dirinya sendiri, kebiasaan baik yang sederhana

yaitu mencuci tangan dengan prosedur yang benar kadang disepelekan oleh anak-anak.

Padahal, dengan melakukan teknik cuci tangan yang benar akan mengefektifkan

penghilangan bibit penyakit yang ada ditangan. Langkah-langkahnya adalah membasahi

tangan setinggi pertengahan lengan bawah dengan air mengalir, meggunakan sabun di telapak

tangan yang basah. Digosok ke telapak tangan sehingga menimbulkan busa selama 15-20

detik, membilasnya dengan air bersih, menutup kran dengan tisu, mengeringkan tangan

dengan tisu dan menghindari menyentuh benda disekitarnya setelah mencuci tangan.

Teknik menyikat gigi pada anak tak kalah penting untuk kesehatan mereka, menurut

Prof. Dr. drg. Melanie Sadono Jamil dari Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti anak-

anak harus diajarkan menyikat gigi setelah makan dan sebelum tidur malam. Untuk siang hari

setelah makan, anak dibiasakan berkumur air putih. Berkumur akan menghilangkan sisa

makanan di sela gigi, juga untuk menetralkan tingkat keasaman mulut. Anak juga diajarkan

teknik menyikat gigi yang benar yaitu menyikat gigi setelah makan 1 jam, jika kurang dari 1

jam dikhawatirkan terjadi abrasi pada gigi. Teknik sikat gigi utama adalah seperti mencungkil

arah gusi ke gigi memutar. Pada satu kali sikat gigi terdapat 30 sampai 40 kali gerakan

memutar untuk seluruh bagian rongga mulut. Bagian ini mencakup luar dan dalam untuk

kanan, kiri, depan, dan belakang gigi. Sedangkang untuk gerakan mencungkil diulang dua

sampai tiga kali pada setiap bagian. Dengan asumsi satu gerakan satu detik maka dibutuhkan

dua sampai tiga menit untuk sikat gigi. Memang teknik ini terlihat rumit, tetapi dengan

pendampingan total dari kedua orang tua seperti selalu mengingatkan anaknya untuk selalu

menjaga kebersihan gigi dan mengajarkannya dengan sabar.