analisis sambungan baud pada roda traktor.pdf

Upload: rizky

Post on 05-Mar-2016

329 views

Category:

Documents


61 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS SAMBUNGAN BAUT PADA RODA

    TRAKTOR

    TUGAS ELEMEN MESIN I

    Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Matakuliah Elemen Mesin I di

    Jurusan Teknik Mesin

    Oleh :

    Hasnan Sarip

    NRP: 12-2013-082

    JURUSAN TEKNIK MESIN

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI NASIONAL

    2015

  • `

    ii

    LEMBAR PENGESAHAN

    Tugas Elemen Mesin 1 dengan Judul :

    ANALISIS SAMBUNGAN BAUT PADA RODA TRAKTOR

    Oleh :

    Hasnan Sarip

    NRP: 12-2013-082

    Disusun Sebagai Syarat Untuk Menyelesaikan Matakuliah Elemen Mesin I di

    Jurusan Teknik Mesin

    Bandung, Mei 2015

    Disetujui dan di sahkan oleh:

    Pembimbing

    Liman Hartawan, ST.,MT

  • `

    iii

    KATA PENGANTAR

    Segala puji dan syukur dipanjatkan pada Allah SWT atas rahmat-Nya sehingga

    laporan tugas Elemen mesin 1 ini dengan judul Analisa Sambungan Pada Roda

    Traktor ini dapat terselesaikan.

    Atas terselesaikannya laporan ini, penulis menyampaikan terima kasih kepada

    beberapa pihak yang ikut terlibat dalam penulisan proposal ini, di antaranya

    adalah:

    1. Bapak Liman Hartawan selaku dosen pembimbing dalam kegiatan Tugas

    matakuliah Elmes mesin 1 ini.

    2. Rekan rekan Himpunan Mahasiswa Mesin Institut Teknologi Nasional

    yang selalu memfasilitasi dalam bidang akademik dan perlombaan karya

    tulis ilmiah.

    3. Segenap keluarga dan kerabat yang telah member waktu dalam pengerjaan

    proposal ini.

    4. Semua pihak yang tidak dapat disebitkan satu per satu yang telah

    membantu.

    Diharapkan laporan Elemen mesin 1 ini dapat memberikan manfaat bagi

    pembaca. Segala kritikan dan masukan yang bersifat membangun akan selalu

    penulis terima, baik dalam bentuk lisan atau pun tulisan

  • `

    iv

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ................................................................................ ..i

    Lembar Pengesahan.. .............................................................................................. ii

    Kata Pengantar.. ..................................................................................................... iii

    Daftar Isi................................................................................................................. iv

    Daftar Tabel ........................................................................................................... vi

    Daftar Gambar ....................................................................................................... vii

    Abstrak ................................................................................................................ viii

    Daftar pustaka ........................................................................................................ ix

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang ................................................................................................... 1

    1.2 Rumusan masalah .............................................................................................. 2

    1.2 Tujuan ............................................................................................................... 3

    BAB II INJAUAN PUSTAKA

    2.1 Istilah Penting Pada ulir ..................................................................................... 4

    2.2 Jenis jenis Ulir ................................................................................................ 5

    2.3 Jenis sambungan ulir ...................................................................................... 8

    2.4 Dimensi standar ulir .......................................................................................... 9

    BAB III METODE PENELITIAN

    3.1 Prhitungan baut pada roda traktor .................................................................... 11

    3.1.1 Data yang diperoleh ................................................................................... 11

    3.1.2 Diagram Alir ............................................................................................... 13

    3.1.2 Perhitungan ................................................................................................. 14

    BAB IV ANALISA

    Analisa.................................................................................................................... 17

  • `

    v

    BAB V KESIMPULAN

    Kesimpulan ............................................................................................................ 18

    Saran ....................................................................................................................... 12

  • `

    vi

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 : Dimensi standar ISO untuk Ulir 4

    Tabel .3 spesifikasi traktor . 11

    Table spesifikasi baut 21

    Table Rekomendasi torsi 22

  • `

    vii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar .1 bagan klasifikasi manufaktur 1

    Gambar 2.1 Istilah berikut digunakan pada ulir . 4

    Gambar 2.2 British standard whitworth (B.S.W) thread ....... 5

    Gambar 2.3 British association (B.A) . 6

    Gambar 2.4 American national standard thread ... 6

    Gambar 2.5 Square thread ... 7

    Gambar 2.6 Acme thread ... 7

    Gambar 2.7 Knukle thread. 7

    Gambar 2.8 Buttress thread 8

    Gambar 2.9 Jenis Sambungan ulir ... 8

    Gambar 2.10 Cap screws 9

    Gambar komponen . 11

    Gambar Gear Transmission ... 23

    Gambar Cage Wheel (Roda Traktor) ..... 24

    Gambar Penutup Baut 25

    Gambar Teknik Komponen .. 26

    .

  • `

    viii

    ABASTRAK

    Dalam proses assembly sambungan tidak dapat dihindari baik dengan lasan atau

    dengan baut, sambungan dengan menggunakan baut lebih sering digunakan kaena

    dalam penggunaan nya dapat dilepas dan di pasang kembali tanpa merusak.

    pada roda traktorpun penyambungan antara poros dengan rodanya menggunakan

    baut dengan dimensi M12x1.75. yang meneruskan daya sebesar 40,27 Watt dan

    putaran 14 Rpm dari poros ke roda yang mengakibatkan adanya tegangan

    dan

    Maka untuk menahan di perlukn material yang memiliki

    lebih tinggi, maka dipilih baut dengan class 4.6 yang memiliki

    138,48 Mpa dan = 109,64 MPa. Akan tetapi kondisi dilapangan

    menggunakan baut dengan class 8.8 dengan tegangan izin yang lebih besar lagi.

    Seharusnya dengan baut class 4.6 sudah mencukupi untuk menahan tegangan

    yang terjadi, tetapi faktor lingkungan yang korosif juga harus diperhatikan karena

    dapat menimbulkan abrasif pada baut sehingga perlu adanya penghalang agar baut

    dan lingkungan tidak ada kontak langsung dengan cara menutup rapat2 baut

    dengan menggunakan karet.

  • `

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Dalam dunia industri dan manufaktur sudah dapat dipastikan dalam

    pembuatan sebuah alat maupun komponen sebagian besar tidak akan lepas

    dengan proses assembly, yang bertujuan untuk menggabungkan 2 buah

    komponen atau lebih menjadi satu. Dalam proses assembly ada beberapa

    metode yang ada di gambar. 1

    Gambar.1

    Dari semua metode assembly, yang lebih sering dan umum di gunakan

    dalam bidang kontruksi adalah metode lasan, baut (ulir) dan juga keling.

  • `

    2

    karena memiliki kekuatan sambungan yang relative lebih baik

    dibandingkan dengan metode assembly lain nya, hampir di setiap komponen

    dan bagian tidak akan lepas dari ketiga metode sambungan tersebut.

    Sebuah ulir (screwed) dibuat dengan melakukan pemotongan secara

    kontinyu alur melingkar pada permukaan silinder. Sambungan ulir sebagian

    besar terdiri dari dua elemen yaitu baut (bolt) dan mur (nut). Sambungan ulir

    banyak digunakan dimana bagian mesin dibutuhkan dengan mudah

    disambung dan dilepas kembali tanpa merusak mesin. Ini dilakukan dengan

    maksud untuk menyesuaikan/menyetel pada saat perakitan (assembly) atau

    perbaikan, atau perawatan.

    Untuk menyambungkan poros roda dan roda traktor menggunakan

    sambungan baut (ulir), dengan fungsi agar suatu saat jika roda akan diganti

    sesuai dengan kebutuhan menjadi mudah dalam pemasangan dan pelepasan

    rodanya. Namun penyambungan dengan metode baut (ulir) terdapat beberapa

    kekurangan yang perlu di analisis agar menjadi lebih baik. Dianatanya sering

    terjadinya slek atau terkikis nya ulir yang mengakibatkan baut tidak bisa di

    kencangkan atau di lepas, sesekali terjadi patah pada baut, baut terkena

    korosi.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian diatas, penulis merumuskan permasalahannya yaitu

    apakah dengan baut M12 yang berjumlah 4 pada setiap roda sudah cukup

    untuk menahan gaya yang terjadi, dan dengan class baut berapa yang sesuai.

  • `

    3

    1.3 Tujuan

    Tujuan pada analis ini untuk mengetahui class baut berapa yang sesuai

    atau dapat menahan gaya yang terjadi .

  • `

    4

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Istilah Penting Pada Ulir

    Istilah berikut digunakan pada ulir seperti pada Gambar 2.1 adalah penting untuk

    diperhatikan.

    Keterangan Gambar 2.1:

    1. Major diameter adalah diameter terbesar pada ulir eksternal atau

    internal. Dinamakan juga outside atau nominal diameter.

    2. Minor diameter adalah diameter terkecil pada ulir eksternal atau

    internal. Dinamakan juga core atau root diameter.

    3. Pitch diameter adalah diameter rata-rata silinder. Dianamakan juga

    effective diameter.

    Gambar 2.1

  • `

    5

    4. Pitch adalah jarak antara puncak ulir. Secara matematika dapat

    dihitung: Jumlah puncak ulir per unit panjang ulir

    Pitch =

    5. Crest adalah permukaan atas pada ulir.

    6. Root adalah permukaan bawah yang dibentuk oleh dua sisi berdekatan

    dari ulir.

    7. Depth of thread adalah jarak tegak lurus antara crest dan root.

    8. Flank adalah permukaan antara crest dan root.

    9. Angle of thread adalah sudut antara flank ulir.

    10. Slope adalah setengah pitch ulir.

    2.2. jenis Ulir

    Jenis ulir adalah sebagai berikut:

    1. British standard whitworth (B.S.W) thread. Ulir jenis ini banyak

    digunakan dimana kekuatan yang tinggi pada root yang dibutuhkan, seperti

    pada Gambar 2.2

    Gambar 2.2 : B.S.W. thread

  • `

    6

    2. British association (B.A) thread. Merupakan ulir jenis B.S.W. dengan pitch yang

    baik dan banyak digunakan untuk instrumentasi (alat ukur) dan pekerjaan lain

    yang presisi, seperti pada Gambar 2.3.

    3. American national standard thread. Ulir ini digunakan untuk tujuan umum

    seperti baut, mur, lubang ulir dan tap, seperti pada Gambar 2.4.

    4. Square thread. Ulir ini banyak digunakan untuk transmisi daya, biasanya

    dijumpai pada mekanisme mesin perkakas, katup, spindle, uli jack dan

    lain-lain seperti pada Gambar 2.5.

    Gambar 2.3 : B.A. thread

    Gambar 2.4 : American national standard thread

  • `

    7

    5. Acme thread. Ulir ini banyak digunakan pada ulir mesin bubut, katup

    kuningan, ulir kerja bangku, seperti pada Gambar 2.6.

    6. Knukle thread. Ulir ini banyak digunakan untuk pekerjaan kasar seperti

    railway kopling, hydrant dan lain-lain seperti pada Gambar 2.7.

    Gambar 2.5 : Square thread

    Gambar 2.6 : Acme thread

    Gambar 2.7 : Knukle thread

  • `

    8

    7. Buttress thread. Ulir banyak digunakan untuk transmisi daya satu arah,

    seperti pada Gambar 2.8.

    2.1 Jenis Sambungan ulir

    1. Through bolts. Seperti pada Gambar 2.9 (a) terlihat bahwa baut dan mur

    mengikat dua bagian/plat secara bersamaan. Jenis baut ini banyak

    digunakan pada baut mesin, baut pembawa, baut automobil dan lain-lain.

    2. Tap bolts. Seperti pada Gambar 2.9 (b), ulir dimasukkan ke lubang tap

    pada salah satu bagiannya dikencangkan tanpa mur.

    Gambar 2.8 : Buttress thread

    Gambar 2.9

  • `

    9

    3. Stud. Seperti pada Gambar 6.9 (c), ulir ini pada kedua ujungnya berulir.

    Salah satu ujung ulir dimasukkan ke lubang tap kemudian dikencangkan

    sementara ujung yang lain ditutup dengan mur.

    4. Cap screws. Ulir ini sama jenisnya dengan tap bolts tetapi berukuran kecil

    dan variasi bentuk kepala seperti pada Gambar 2.10.

    2.4 Dimensi Sandar Uir

    Dimensi desain ISO untuk ulir, baut dan mur dapat dilihat pada Tabel 2.1 berikut:

    Tabel 2.1 : Dimensi standar ISO untuk Ulir

    Gambar 2.10 Cap screws

  • `

    10

  • `

    11

    2.5 Persamaan persamaan

    Menghitung gaya di setiap baut

    Fbaut =

    (1)

    Dimana :

    F= Gaya yang terjadi pada baut

    T= Torsi

    r= Jarak dari titik pusat gaya ke baut

    n= jumlah baut

    Vgaya normal =

    (2)

    Dimana :

    W= berat dari teraktor

    g = grafitasi

    n = Jumlah baut

    Tegangan geser

    (3)

    Dimana :

    F = gaya yang terjadi

    A= luas penampang

  • `

    12

    Tegangan tarik

    =

    (4)

    Dimana :

    F = gaya yang terjadi

    A= luas penampang

  • `

    13

    BAB III

    PEMBAHASAN

    3.1 Perhitungan baut pada roda traktor

    Melakukan perhitungan untuk mendapatkan class pada baut roda traktor

    yang bisa menahan beban yang terjadi.

    3.1.1 Data yang diperloleh

    Berdasarkan spesifikasi traktor: Tabel .3

    TRAKTOR TANGAN

    Merk/Model QUICK / G 1000

    Kecepatan 1 Kecepatan Maju

    Sistem Transmisi Kombinasi (Gear-Chain)

    Gear Case Casting Dual Part System

    Sistem Penggerak (Kopling Utama) V-Belt (2 buah) dengan Tension

    Sistem Pembelok (Kopling Kemudi) Dog Clutch (Gigi Cakar)

    Isi Minyak Pelumas (liter) 5

    Dimensi Traktor dengan Roda Besi / Roda

    Karet

    Panjang (mm) 2730 / 2730

    Lebar (mm) 1130 / 860

    Tinggi (mm) 1370 / 1250

    Berat tanpa motor (kg) 198 / 163

    Berat dengan diesel (kg) ditambah dengan berat diesel

    Kapasitas Kerja (diesel 8.5HP, bajak

    singkal tunggal)

    Lahan Sawah 10.24 Jam/Ha

    Lahan Kering 10.58 Jam/Ha

    Diameter Roda 75 cm

    MOTOR PENGGERAK

    Merk KUBOTA

    Tipe RD 85 DI-2S RD 85 DI-1S

    RD 110 DI-2T

    Jenis Motor Diesel 1 Silinder Horisontal (4 langkah)

    Tenaga Rata-Rata (HP/RPM) 7.5 / 2200 10 / 2400

    Tenaga Maksimum (HP/RPM) 8.5 / 2200 11 / 2400

    Alat Penyeimbang 2 Penyeimbang

    Aksial - 2 Penyeimbang Aksial

    Bahan Bakar Solar Dengan Kualitas Baik

    Sistem Starting Engkol

    Sistem Pembakaran Pembakaran Langsung (Direct Injection)

    Sistem Pendingin Air dengan Radiator

    Isi Bahan Bakar (liter) 9.5 11

    Isi Minyak Pelumas (liter) 2.4 2.8

  • `

    14

    Berat (Kg) 89 86 106

    Sistem Pengaturan Lampu 12 - 32 / 32 (IC Regulator)

  • `

    15

    3.1.2 Diagram alir analisis baut roda traktor

    Start

    Putaran diroda (Rpm)

    Kecepatan (m.s)

    Torsi Diroda (kg.mm)

    Gaya Pada setiap Baud (N)

    = pada setiap baud

    = Pada setiap baud

    Pemilihan Kelas baut

    <

    <

    Beban traktor (Kg)

    Torsi Maksimum traktor (Hp)

    Putaran mesin (Rpm)

    Kapasitas kerja (Jam/Ha)

    Dimensi baud

    Jumlah Baut (n)

    Class Baud

    Sf1

    Stop

  • `

    16

    3.1.3 Perhitungan

    1. Beban Total = Beban rangka + Beban mesin = 119+89 = 300Kg

    Tenaga maksimum = 8.5 HP

    Putaran mesin = 2200Rpm)

    Kapasitas kerja untuk di sawah = 10.24 Jam/Ha

    Baut M.12 P = 1.75

    Jumlah baut 8 (n)

    2. Jarak Tempuh Teraktor dengan asumsi tidak berhenti, dan bergerak konstan

    dalam 1 Ha = 20.200 m / 10.24 jam

    Maka di dapat kecepatan =

    = 0.55 m/s = 33 m/mnt

    Keliling roda (P) = = .75 = 2,355 m

    Putaran roda =

    =

    = 14 Rpm

    Daya =

    =

    Daya Roda =

    =

    = 0,054 Hp = 40,27 Watt

    3.

    = 9,74 . 10

    5

    = 2801,64 Kg.mm = T = 1401 Kg.mm

    Fbaut =

    = 19,81 Kg . 9,81 m/s

    2 = 194,37 N

    Vgaya normal =

    =

    = 367,87 N

    Fresultan di A = = 523,67 N

    Fresultan di B = = 245,51 N

    =

    = 2,672 MPa

    Diambil F terbesar

  • `

    17

    Gaya aksial pada baut

    Jika dengan asumsi bahwa semua baut sudah terpasang dengan kencang maka

    Gaya pada setiap baut

    = 735,75 N

    =

    6,505 MPa

    4. Dari perhitungan di atas maka dapat di pilih kelas baut

    Dengan baut kelas 4.6 ( class baut terendah)

    Memiliki kekuatan tarik minimum 240 MPa

    Dan Bolt Tension Corresponding to 65% of Proof Load 12.4 KN

    Maka dan

    240 MPa . 0,577 = 138,48 Mpa

    =

    =

    = 109,64 MPa

    5. <

    6,505 MPa < 109,64 MPa

    <

    2,672 MPa < 138,48 Mpa

    Maka dengan menggunakan baut class terendah yaitu 4.6 sudah sangat layak

    di gunakan

    6.

  • `

    18

    Karena Sf2 sudah menjadi salah satu ketetapan yaitu 1,0 sampai 3,0 . maka

    diambil 3,0

    = 0.81

  • `

    19

    BAB IV

    ANALISA

    Dari hasil perhitungan dengan beberapa asumsi diantaranya:

    - Traktor melaju dengan kosntan tanpa berhenti dengan kecepatan 33

    - Semua baut pada roda terpasang dengan jumlah baut 8

    Telah diketahui bahwa baut dengan dimensi M12 pich 1,75 mm dengan luas

    penampang 112,1 mm2

    Maka didapat dan

    Maka untuk menahan di perlukn material yang memiliki

    lebih tinggi, maka dipilih baut dengan class 4.6 yang memiliki 138,48

    Mpa dan = 109,64 MPa

    Sedangkan pada kondisi dilapangan penggunaan baut menggunakan class 8.8

    sering terjadi slek atau ulir yang terkikis.

    Di duga hal tersebut di akibatkan

    - lingkungan yang sangat korosif mengakibatkan abrasif permukaan ulir.

    - Pada saat kondisi berjalan baut dalam keadaan longgar mengakibatkan ulir

    baut ter bentur, baik dengan piringan roda atau dengan piringan yang ada di

    poros.

  • `

    20

    BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    KESIMPULAN

    Dari hasil perhitungan maka class baut yang sesuai adalah baut dengan class

    4.6 yang memiliki 138,48 Mpa dan = 109,64 MPa karena baut

    klas 4.6 dan lebih besar dari dan

    SARAN

    Sebaiknya sebelum traktor beroprasi cek kondisi baut, jika longgar segera

    kencangkan, sesuai dengan torsi yang dianjurkan dimana untuk baut class 4.6

    adalah 30 Nm.

    Agar tidak mudah longgar gunakan ring pegas.

    Tutup baut dengan menggunakan karet yang bertujuan untuk menghindari

    kontak langsung dengan lingkungan yang korosif.

  • `

    21

    LAMPIRAN

    Berikut adalah data tegngan izin dari baut berdasarkan class nya

  • `

    22

    Data rekomendasi torsi yang di berikan pada saat penyambungan

  • `

    23

    Gambar . Gear Transmission

  • `

    24

    Gambar. Cage Wheel (Roda Traktor)

  • `

    25

    Gambar. Penutup Baut

  • `

    ix

    DAFTAR PUSTAKA

    [1] Zainuri, Achmad. 2010. Diktat Elemen Mesin I. Mataram.

    [2] Petunjuk Pemasangan & Penggunaan Traktor Quick. Magelang

    [3] Recommended Assembly Torques .BoltMasters

    [4] Shigleys. Mechanical Engineering Desine Tenth Edition