analisis risiko kesehatan di sektor pertanian

6
Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan di Pertanian Oleh : Shinta Widyaningrum ( TK. III Kesling ) Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi seperti budidaya tanaman atau bercocok tanam. Selain itu, sektor pertanian adalah salah satu sektor yang dalam melakukan proses kerjanya terdapat dampak positif dan negatif. Dampak negatif dikarenakan tenaga kerja selalu berinteraksi dengan pekerjaannya dan lingkungan kerja yang banyak mengandung hazard. Sebagian besar di sektor pertanian masih banyak yang belum memperhatikan pengendalian risiko, risiko yang ada diabaikan dan tidak dikendalikan secara optimal. Pengendalian risiko yang tidak dilakukan di sektor pertanian akan mengakibatkan tingkat kecelakaan kerja semakin meningkat. Akibat lainnya adalah penyakit yang ditimbulkan akibat bekerja juga semakin meningkat sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja. Dalam melakukan pekerjaannya banyak petani yang masih kurang dalam pengendalian risiko bahaya, seperti mencangkul dan membuat parit dengan posisi terus membungkuk dalam waktu yang lama, menggunakan peralatan yang tajam dan tidak memakai alas kaki. Selain itu, getaran pada tangan dan suara bising yang dihasilkan dari mesin pembajak traktor, menggunakan pupuk kimia secara berlebihan serta penggunaan pestisida yang kontak langsung dengan zat kimia. Petani juga dalam melakukan aktivitasnya menerima panas dan terpapar sinar UV terus menerus. Dari aktivitas pertanian tersebut dapat dianalisis risiko gangguan terhadap kesehatan, salah satunya adalah penyakit akibat kerja (PAK). Ketika petani melakukan aktivitas mencangkul dengan posisi yang terus membungkuk akan meningkatkan risiko nyeri pada punggung atau long back pain (LBP) yang disebabkan oleh desain pegangan cangkul yang tidak sesuai

Upload: shin-vectra

Post on 17-Sep-2015

126 views

Category:

Documents


24 download

DESCRIPTION

Analisis Dampak Kesehatan Lingkungan

TRANSCRIPT

Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan di PertanianOleh : Shinta Widyaningrum ( TK. III Kesling )Pertanian adalah salah satu sektor dimana didalamnya terdapat penggunaan sumberdaya hayati untuk memproduksi suatu bahan pangan,bahan baku industri dan sumber energi seperti budidaya tanaman atau bercocok tanam. Selain itu, sektor pertanian adalah salah satu sektor yang dalam melakukan proses kerjanya terdapat dampak positif dan negatif. Dampak negatif dikarenakan tenaga kerja selalu berinteraksi dengan pekerjaannya dan lingkungan kerja yang banyak mengandung hazard. Sebagian besar di sektor pertanian masih banyak yang belum memperhatikan pengendalian risiko, risiko yang ada diabaikan dan tidak dikendalikan secara optimal. Pengendalian risiko yang tidak dilakukan di sektor pertanian akan mengakibatkan tingkat kecelakaan kerja semakin meningkat. Akibat lainnya adalah penyakit yang ditimbulkan akibat bekerja juga semakin meningkat sehingga dapat menimbulkan kerugian bagi pekerja.

Dalam melakukan pekerjaannya banyak petani yang masih kurang dalam pengendalian risiko bahaya, seperti mencangkul dan membuat parit dengan posisi terus membungkuk dalam waktu yang lama, menggunakan peralatan yang tajam dan tidak memakai alas kaki. Selain itu, getaran pada tangan dan suara bising yang dihasilkan dari mesin pembajak traktor, menggunakan pupuk kimia secara berlebihan serta penggunaan pestisida yang kontak langsung dengan zat kimia. Petani juga dalam melakukan aktivitasnya menerima panas dan terpapar sinar UV terus menerus. Dari aktivitas pertanian tersebut dapat dianalisis risiko gangguan terhadap kesehatan, salah satunya adalah penyakit akibat kerja (PAK). Ketika petani melakukan aktivitas mencangkul dengan posisi yang terus membungkuk akan meningkatkan risiko nyeri pada punggung atau long back pain (LBP) yang disebabkan oleh desain pegangan cangkul yang tidak sesuai atau ergonomis. Karena jika desain peralatan kerja yang tidak sesuai akan mengakibatkan gangguan musculoskeletal dan merupakan bahaya ergonomi. Risiko lainnya adalah ketika menggunakan peralatan yang tajam menyebabkan kaki akan terluka atau tertusuk dan tangan mudah tergores.Penyakit akibat kerja yang di sebabkan faktor biologi banyak yan bersumber dari. pekerjaanpertanian, dimana pada sektor pertanian ini para petani kontak langsung dengan vektor atau penyebab penyakit yaitu tanah yang didalamnya terdapat sumber penyakit yaitu parasit atau bahkan vektor yang lain. Lingkungan pertanian yang cenderung berupa tanah membuat pekerja dapat terinfeksi oleh mikroorganisme seperti : Tetanus, Leptospirosis, cacing tambang, Asma bronkhiale atau keracunan Mycotoxins yang merupakan hasil metabolisme jamur. Binatang sawah seperti nyamuk atau tomcat juga merupakan vektor yang dapat membawa bibit penyakit seperti DBD, malaria, cikungunya dan melepuh pada bagian kulit. Selain itu juga, air parit kotor yang mengandung kuman atau bakteri meningkatkan risiko terkena kutu air, gatal, dan iritasi kulit pada petani. Sebagian besar bahaya faktor kimia adalah bersumber pada zat kimia yang ada dalam pestisida yang digunakan dan penggunaan pupuk kimia. Penggunaan pupuk kimia berdampak pada lingkungan, penggunaan yang terlalu banyak akan mengakibatkan eutrofikasi. Pupuk mengandung zat seperti nitrat dan fosfat. Zat ini menjadi racun untuk kehidupan akuatik. Dengan demikian meningkatkan pertumbuhan yang berlebihan dari ganggang di air dan menurunkan kadar oksigen. Hal ini menyebabkan lingkungan yang beracun dan menyebabkan kematian fauna di perairan. Pupuk kimia juga terdiri dari zat dan bahan kimia seperti metana, karbon dioksida, amonia, dan nitrogen. Hal ini pada saatnya akan menyebabkan pemanasan global dan perubahan cuaca. Bahkan, nitrous oxide, yang merupakan produk sampingan dari nitrogen, adalah gas rumah kaca ketiga yang paling signifikan, setelah karbon dioksida dan metana.Penggunaan pestisida juga sangat berdampak terhadap kesehatan manusia dan lingkungan. Setiap hari ribuan petani dan para pekerja di pertanian diracuni oleh pestisida dan setiap tahun diperkirakan jutaan orang yang terlibat dipertanian menderita keracunan akibat penggunaan pestisida. Dalam beberapa kasus keracunan pestisida langsung, petani dan para pekerja di pertanian lainnya terpapar (kontaminasi) pestisida pada proses mencampur dan menyemprotkan pestisida. Pestisida dalam bentuk gas merupakan pestisida yang paling berbahaya bagi pernafasan, sedangkan yang berbentuk cairan sangat berbahaya bagi kulit, karena dapat masuk ke dalam jaringan tubuh melalui ruang pori kulit. Di samping itu masyarakat sekitar lokasi pertanian sangat beresiko terpapar pestisida melalui udara, tanah dan air yang ikut tercemar, bahkan konsumen melalui produk pertanian yang menggunakan pertisida juga beresiko terkontaminasi pestisida.

Pestisida adalah substansi kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan untuk mengendalikan berbagai hama. Yang dimaksud hama di sini adalah sangat luas, yaitu serangga, tungau, tumbuhan pengganggu, penyakit tanaman yang disebabkan oleh fungi (jamur), bakteria dan virus, kemudian nematoda (bentuknya seperti cacing dengan ukuran mikroskopis), siput, tikus, burung dan hewan lain yang dianggap merugikan. Pestisida tidak hanya berperan dalam mengendalikan jasad-jasad pengganggu dalam bidang pertanian saja, namun juga diperlukan dalam bidang kehutanan terutama untuk pengawetan kayu dan hasil hutan yang lainnya, dalam bidang kesehatan dan rumah tangga untuk mengendalikan vektor (penular) penyakit manusia dan binatang pengganggu kenyamanan lingkungan, dalam bidang perumahan terutama untuk pengendalian rayap atau gangguan serangga yang lain. Kecelakaan akibat pestisida pada manusia sering terjadi, terutama dialami oleh orang yang langsung melaksanakan penyemprotan. Mereka dapat mengalami pusing-pusing ketika sedang menyemprot maupun sesudahnya, atau muntah-muntah, mulas, mata berair, kulit terasa gatal-gatal dan menjadi luka, kejang-kejang, pingsan, dan tidak sedikit kasus berakhir dengan kematian. Secara tidak sengaja, pestisida dapat meracuni manusia atau hewan ternak melalui mulut, kulit, dan pernafasan. Sering tanpa disadari bahan kimia beracun tersebut masuk ke dalam tubuh seseorang tanpa menimbulkan rasa sakit yang mendadak dan mengakibatkan keracunan kronis. Seseorang yang menderita keracunan kronis, ketahuan setelah selang waktu yang lama, setelah berbulan atau bertahun-tahun. Keracunan kronis akibat pestisida saat ini paling ditakuti, karena efek racun dapat bersifat karsiogenik(pembentukan jaringan kanker pada tubuh),mutagenik(kerusakan genetik untuk generasi yang akan datang), dan teratogenic(kelahiran anak cacat dari ibu yang keracunan). Peran perempuan di pertanian yang begitu besar membuat perempuan juga dominan dan paling beresiko terhadap dampak pestisida terhadap sistem reproduksi. Pada umumnya adalah gangguan terhadap sistem reproduksi perempuan, seperti kanker rahim dan kanker payudara. Ditemukan juga fakta anak-anak yang dilahirkan mengalami cacat fisik, keterlambatan mental, serta kekebalan tubuh rendah. Selain gangguan terhadap kesehatan, tidak kurang kerusakan yang terjadi pada lingkungan yang berhasil dicatat adalah ditemukan ikan, lebah madu, kodok, dan ternak unggas ayam yang mati.Selain itu juga, terdapat bahaya fisik seperti getaran, arah angin, panas, radiasi dan sisa pestisida serta terdapat bahaya ergonomi juga yaitu beban tangki gendong yang berlebihan. Getaran dapat mengakibatkan kelainan saraf dan pembuluh darah pada tangan yang dihasilkan dari mesin pembajak traktor serta suara bising yang dihasilkan akan menganggu komunikasi. Penyemprotan pestisida yang berlawanan dengan arah angina akan memudahkan pestisida masuk ke dalam tubuh. Panas juga menyebakan petani mudah dehidrasi dan cepat lelah. Petani yang sehari-hari bekerja di lahan persawahan pasti akan secara langsung terkena dengan sinar matahari terus menerus dan berisiko terkena radiasi UV. Radiasi UV, baik dari cahaya matahari atau sumber buatan yang lain dapat membahayakan mata, mempengaruhi jaringan permukaan serta struktur dalam mata seperti lensa mata dan juga kornea. Pemaparan dalam jangka waktu lama terhadap radiasi UV memicu katarak, kanker kulit sekitar bulu mata dan kelainan mata yang lain.Dari analisis risiko kesehatan lingkungan tersebut penting perlu adanya manajemen resiko dan komunikasi resiko, antara lain:

1. Lebih memperhatikan keselamatan kerja dengan menggunakan APD yang sesuai.2. Sanitasi dan hygiene perorangan lebih ditingkatkan.

3. Mengurangi pemakaian pupuk kimia dan beralih ke pupuk organik.

4. Dalam pembelian pestisida hendaknya selalu dalam kemasan yang asli, masih utuh dan ada label petunjuknya. Perlakuan sisa kemasan, Bekas kemasan sebaiknya dikubur atau dibakar yang jauh dari sumber mata air untuk mengindai pencemaran ke badan air dan juga jangan sekali-kali bekas kemasan pestisida untuk tempat makanan dan minuman.

5. Setelah menggunakan pestisida apabila berlebih hendaknya di simpan yang aman seperti jauh dari jangkauan anak-anak, tidak bercampur dengan bahan makanan dan sediakan tempat khusus yang terkunci dan terhindar dari sinar matahari langsung.

6. Pada pelaksanaan penyemprotan ini banyak menyebabkan keracunan dan penyakit lainnya oleh sebab itu petani di wajibkan memakai alat pelindung diri yang lengkap setiap melakukan penyemprotan, tidak melawan arah angin atau tidak melakukan penyemprotan sewaktu angin kencang, hindari kebiasaan makan-minum serta merokok di waktu sedang menyemprot, setiap selesai menyemprot dianjurkan untuk mandi pakai sabun dan berganti pakaian serta pemakain alat semprot yang baik akan menghindari terjadinya penyakit.7. Menggunakan topi pelindung yang memiliki pinggiran, sebagai tambahan terhadap radiasi ultraviolet sebaiknya menggunakan kacamata pelindung dari cahaya matahari. 8. Menggunakan sarung tangan ketika menjalankan mesin traktor.

9. Menyediakan air minum agar tidak mudah dehidrasi saat panas.Untuk komunikasi resiko, yang perlu dilakukan adalah memberi tahu atau menyampaikan hasil manajemen resiko kepada petani agar dapat mengurangi pajanananya yang masuk ke dalam tubuh. DAFTAR PUSTAKAAnonim.2012. Akibat Pupuk dan Pestisida Kimia. [http://carabudidaya.com]

Anonim.2013.Mengenal Beragam Pestisida dan Bahan Aktifnya. [http://pupukpestisida.com.]Roy. 2013. Bahaya Pestisida Kimia Bagi Manusia dan Lingkungan. [http://www.caramenanam.com.]

http://journal.unair.ac.id/filerPDF/k34d391eea72full.pdf. [ Diakses pada tanggal 13 April 2015]