investasi sektor pertanian

30
INVESTASI (SEKTOR PERTANIAN) DISUSUN OLEH : KELOMPOK 4 SUDARMO A E SIANTURI (D1B011050) SHERLY EKA NOVITA (D1B012003) MELINA RAHMAWATI (D1B012016) M. HADI KURNIA (D1B012029) JOEL MABES (D1B012038) HARIYATI (D1B012047) REZI YUNESMI (D1B012104) PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

Upload: joel-mabes

Post on 14-Apr-2017

1.983 views

Category:

Education


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Investasi sektor pertanian

INVESTASI(SEKTOR PERTANIAN)

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 4

SUDARMO A E SIANTURI (D1B011050)

SHERLY EKA NOVITA (D1B012003)

MELINA RAHMAWATI (D1B012016)

M. HADI KURNIA (D1B012029)

JOEL MABES (D1B012038)

HARIYATI (D1B012047)

REZI YUNESMI (D1B012104)

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS JAMBI

NOVEMBER 2014

Page 2: Investasi sektor pertanian

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami haturkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena dengan rahmat dan

karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaiakan tugas Ekonomi Makro dengan judul

“Investasi dalam Sektor Pertanian” ini tepat pada waktunya.

Kami mengucapkan terimakasih kepada Ibu dr. Ernawati selaku dosen pembimbing mata

kuliah Ekonomi Makro yang telah membantu dan membimbing kami dalam mengerjakan

tugas ini. Kami juga mengucapkan terimakasih kepada teman-teman mahasiswa yang juga

sudah memberi kontribusi baik langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan tugas ini.

Kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun guna sempurnanya

tugas ini. Kami berharap semoga tugas ini bisa bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan

bermanfaat bagi kami khususnya.

Jambi, November 2014

Penulis

Page 3: Investasi sektor pertanian

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Indonesia adalah negara agraris dimana sebagian besar penduduknya hidup dari hasil

bercocok tanam atau bertani, sehingga pertanian merupakan sektor yang memegang peranan

penting dalam kesejahteraan kehidupan penduduk Indonesia. Jika dilihat dari nilai

absolutnya, maka kontribusi sektor pertanian terhadap PDB merupakan jumlah yang besar,

sehingga seharusnya dapat dianalogikan bahwa petani seharusnya menerima pendapatan yang

memadai untuk dapat hidup sejahtera. Namun pada kenyataannya, apabila dilihat melalui

peta kemiskinan di Indonesia, kiranya dapat dipastikan bahwa bagian terbesar penduduk yang

miskin adalah yang bekerja di sektor pertanian (Tambunan, 2003 : 23-24). Hal ini

menyebabkan bidang pertanian harus dapat memacu diri untuk dapat meningkatkan produk

pertaniannya.

Investasi mempunyai peranan sangat penting dalam pembangunan ekonomi nasional,

termasuk sektor pertanian. Dalam perspektif jangka panjang ekonomi makro, investasi akan

meningkatkan stok kapital, dimana penambahan stok kapital akan meningkatkan kapasitas

produksi masyarakat yang kemudian mempercepat laju pertumbuhan ekonomi nasional.

Namun melihat lemahnya daya saing sektor pertanian dalam menyerap investasi maka

peranan pemerintah dalam pengembangan sektor ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar laju

pertumbuhan sektor ini tidak tertinggal jauh dengan sektor lainnya. Pada prinsipnya, .suatu

kebijaksanaan investasi dalam pengembangan suatu sektor seperti pertanian perlu dilandasi

oleh pengetahuan tentang keterkaitan antar sektor dalam perekonomian secara keseluruhan.

Pemusatan investasi bagi pengembangan sektor pertanian tertentu seharusnya didasari pada

sektor-sektor yang kaitan intersektoralnya sangat kuat. Sektor yang dikembangkan harus

mampu mendorong pertumbuhan sektor lainnya melalui keterkaitan baik dari segi input

maupun outputnya.

Berbagai kebijakan investasi dikeluarkan oleh pemerintah dengan tujuan untuk

merangsang investasi baik oleh swasta nasional maupun swasta asing, namun sampai saat ini

investasi dalam sektor pertanian masih relatif kecil. Hal ini disebabkan faktor keuntungan

yang dapat diperoleh umumnya lebih kecil dibandingkan investasi disektor industri dan jasa

serta berisiko lebih besar dibandingkan dengan sektor industri dan jasa.

Page 4: Investasi sektor pertanian

1.2 RUMUSAN MASALAH

Rumusan masalah yang dapat dikaji berdasarkan latar belakang tersebut adalah :

1. Bagaimana potensi dan prospek investasi dalam sector pertanian ?

2. Bagaimana perkembangan investasi dalam sector pertanian ?

3. Bagaimana kebijakan investasi dalam sector pertanian ?

1.3 TUJUAN

Tujuan dari penulisan makalah ini yaitu :

1. Untuk memenuhi tugas mata kuliah Ekonomi Makro

2. Untuk mengetahui potensi, prospek, perkembangan, dan kebijakan investasi dalam

sector pertanian

3. Selain itu, makalah ini juga dapat digunakan sebagai panduan bagi mahasiswa dalam

menambah pengetahuan.

4. Sebagai bahan jika akan dilakukan penelitian selanjutnya tentang investasi terutama

dalam sektor pertanian.

Page 5: Investasi sektor pertanian

HASIL DAN PEMBAHASAN

2.1 Pengertian dan Cakupan Investasi

Investasi menurut Sadono Sukirno (2000) dalam Novita (2008:11) adalah

pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan peralatan-peralatan

produksi dan tujuan untuk mengganti dan terutama menambah barang-barang modal dalam

perekonomian yang akan digunakan untuk memproduksi barang dan jasa di masa yang akan

datang.

Sukirno (1996), menyebutkan investasi adalah pengeluaran atau pembelanjaan

penanam-penanam modal atau perusahaan untuk membeli barang-barang modal dan

perlengkapan-perlengkapan produksi untuk menambah kemampuan memproduksi barang-

barang dan jasa-jasa dalam perekonomian.

Investasi adalah permintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau menambah

kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang (Dornbusch,Fisher dan Startz,2004)

dalam Novita (2008:11). Dalam investasi tercakup dua tujuan utama yaitu untuk mengganti

bagian dari penyediaan modal yang rusak (depresiasi) dan tambahan penyediaan modal yang

ada (investasi netto).

Tujuan pengeluaran untuk investasi adalah pembelian barang-barang yang memberi

harapan menghasilkan keuntungan di masa yang akan datang. Artinya pertimbangan yang

diambil oleh pengusaha atau perusahaan dalam memutuskan membeli atau tidak membeli

barang dan jasa tersebut adalah harapan dari pengusaha atau perusahaan akan kemungkinan

keuntungan yang dapat diperoleh. Harapan keuntungan ini merupakan factor utama dalam

investasi.

Secara konseptual, investasi adalah pembentukan modal-tetap (fixed capital

formation). Yang dimaksudkan dengan peembentukan modal-tetap adalah pendiirian

bangunan/kontruksi, pembelian modal baru dari dalam negri dan pembelian barang modal

baru dan bekas dari luar negri (BPS,1997). Investasi yang dilakukan setiap tahun, baik oleh

perusahaan maupun pemerintah, membentuk akumulasi stock modal.

Dalam pengertian umum, stock modal di suatu negara terdiri dari barang-barang yang

mempunyai ciri-ciri sebagai berikut (van der eng, 2008): (1) masa pakai lebih dari satu tahun

(durable); (2) dapat dproduksi kembali (reproducible); (3) kasat mata (tangible); dan (4) tidak

Page 6: Investasi sektor pertanian

berubah (fixed). Stok modal mencakup bangunan, alat transfortasi, mesin-mesin dan

peralatan lainnya. Penggunaan asset - aset tersebut memberikan kontribusi dalam penciptaan

output dan pendapatan dalam perekonomian suatu negara. Sementara itu, yang tidak

termasuk dalam stok modal adalah: 1. Aset yang tidak dapat dproduksi kembali yaitu, hutan

alam, lahan dan deposit dalam tanah 2. Aset tidak kasat mata yaitu patent, perangkat lunak

dan hak cipta 3. Aset tidak tetap yaitu inventory berupa produk akhir dan produk antara dari

suatu kegiatan produksi dan 4. Perlengkapan militer.

Di bidang pertanian, stok modal mencakup ternak, bangunan dan alat/mesin pertanian

dan infrastruktur, termasuk nilai perbaikan (van der eng, 2008; BPS, 1997) yang

dimaksudkan dengan ternak yang di beli untuk pembibitan guna menghasilkan anak

(breeding), menghasilkan susu (milking), dan hewan tarik (daft animal) danbukan dipotong

untuk tujuan konsumsi (BPS, 1997). Perbaikan lahan (land improvement) juga termasuk

kedalam stok modal (BPS, 1997).

Investasi dibidang Pertanian

Pertanian merupakan sektor primer dalam perekonomian Indonesia. Artinya pertanian

merupakan sektor utama yang menyumbang hampir dari setengah perekonomian. Pertanian

juga memiliki peran nyata sebagai penghasil devisa negara melalui ekspor. Oleh karena itu

perlu diadakannya pembangunan di dalam sektor pertanian sehingga dapat bersaing di pasar

dalam negeri maupun di luar negeri.

Indonesia berupa lahan pertanian juga merupakan aset penting untuk agrowisata. Dengan

pengolahan yang baik hasil perkebunan ini dan pemeliharaan terhadap kebersihan dan

keindahannya, maka nilai agrowisatanya akan memberikan devisa yang cukup tinggi bagi

negara.

Terjadinya krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada pertengahan 1997 menunjukkan

bahwa sektor pertanian dapat bertahan dari sektor yang dibangga-banggakan pada tahun

tersebut yaitu sektor industri. Bahkan sektor pertanian mengalami pertumbuhan sebesar

0,22%. Padahal perekonomian Indonesia pada saat itu mengalami penurunan pertumbuhan

sekitar 13,68%.

Pertanian dapat dilihat sebagai suatu yang sangat potensial dalam empat bentuk kontribusinya

terhadap pertumbuhan dan pembangunan ekonomi nasional yaitu sebagai berikut:

Ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat tergantung pada pertumbuhan

output di bidang pertanian, baik dari sisi permintaan maupun penawaran

Page 7: Investasi sektor pertanian

sebagai sumber bahan baku bagi keperluan produksi di sektor-sektor lain seperti

industri manufaktur dan perdagangan.

Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi pertumbuhan permintaan domestik

bagi produk-produk dari sektor-sektor lainnya.

Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-sektor ekonomi lainnya, dan

Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan (sumber devisa).

Pangan menjadi persoalan krusial di tengah pertumbuhan kebutuhan dan alih fungsi

lahan. Salah satu yang bisa mendorong produktivitas pertanian adalah dengan memperkuat

investasi. Sayangnya, investasi di sektor pertanian masih belum sesuai harapan, padahal

potensi pertanian lebih besar dari sektor lain. Adapun potensi sektor pertanian yang dimaksud

adalah potensi penyediaan pangan berkelanjutan, potensi penyerapan tenaga kerja, serta

potensi sebagai penyedia bahan baku industri. Investasi dibidang pertanian secara langsung

contohnya dengan membeli mesin, dan investasi secara tidak langsung adalah dengan

melakukan penelitian dan pengembangan.

Investasi di sector pertanian tergantung pada :

1. Laju pertumbuhan output

2. Tingkat daya saing global komoditi pertanian

Faktor-faktor yang Mempengaruhi Investasi Pertanian

Faktor-faktor yang mempengaruhi investasi usaha pertanian dan faktor-faktor yang

dipengaruhi oleh sejumlah faktor lingkungan. Pertama, faktor pemerintah yang terdiri dari

kebijakan investasi, regulasi dan birokrasi, serta pemerintahan dan politik yang dapat

berpengaruh pada investasi. Kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang

usaha yang diperbolehkan, negara yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU

tanah, depresiasi, dan amortisasi. Regulasi dan birokrasi pemerintah menyangkut prosedur

dan biaya perizinan yang berbelit-belit, memerlukan waktu lama, dan biaya mahal akan

mengurangi minat investasi. Pemerintahan dan politik menentukan konsistensi kebijakan dan

stabilitas politik. Pemerintahan yang kebijakannya tidak konsistens dengan kebijakan

pemerintahan sebelumnya serta situasi politik yang tidak stabil akan menghambat investasi.

Sumberdaya alam berupa lahan yang cukup (jumlah dan mutu), pasokan air yang

cukup untuk pengairan pertanian dan kondisi iklim yang sesuai akan mendorong investasi.

Page 8: Investasi sektor pertanian

Demikian pula infrastruktur yang cukup (jumlah dan mutu) yaitu jaringan pengairan dan

jalan pertanian akan berdampak positif terhadap investasi.

Sumberdaya manusia yang cukup jumlahnya, mempunyai keterampilan tinggi,

upahnya tidak terlalu tinggi, dan organisasi SPI (Serikat Pekerja Indonesia) yang kondusif

dalam arti tidak sering melakukan demonstrasi dan protes akan merangsang investasi.

Demikian pula, kondisi keamanan umum yang baik dan tingkat kepercayaan masyarakat

yang tinggi akan mempunyai daya tarik untuk investasi.

Tersedianya investasi, kondisi ekonomi makro, harga input dan output pertanian,

permintaan output pertanian dan persaingan usaha merupakan faktor-faktor ekonomi penting

yang dapat berpengaruh terhadap investasi. Dana investasi yang cukup yang bersumber dari

tabungan perusahaan negara, pinjaman luar negeri untuk investasi swasta, dan modal asing

akan mendorong investasi. Kondisi makro ekonomi menyangkut pasar modal, sistem

perbankan, nilai tukar mata uang, dan suku bunga bank. Pasar modal (bursa efek) yang sudah

maju, sistem perbankan yang efisien dan aman, nilai tukar mata uang rupiah cukup stabil,

dan suku bunga bank yang cukup rendah, akan berdampak positif terhadap investasi. Harga

input yang cukup rendah dan harga output yang cukup tinggi dan stabil akan mendorong

investasi. Demikian pula permintaan akan hasil pertanian yang meningkat, baik di dalam

maupun luar negeri merupakan peluang yang makin baik bagi investasi. Persaingan usaha

yang sehat yang dikendalikan oleh KPPU (Komisi Pengawas Persaingan Usaha) akan

meningkatkan minat investasi.

Page 9: Investasi sektor pertanian

2.2 Potensi dan Peningkatan Investasi di Sektor Pertanian

Indonesia sebagai Negara agraris dan maritim, sektor pertanian merupakan salah satu

“penggerak utama” perekonomian Indonesia. BPS (2011) antara lain menyebutkan bahwa

pada tahun 2010 sektor ini menyumbang 15 persen terhadap Produk Domestik Bruto

Indonesia, menyerap 42 persen angkatan kerja. Sektor pertanian berperan sebagai penyedia

pangan dan bahan baku industri serta berperan dalam menjaga kelestarian lingkungan hidup.

Dengan demikian, sangat wajar apabila pemerintah menempatkan sektor ini menjadi salah

satu primadona dalam memacu pembangunan nasional. Masyarakat pertanian baik di dalam

maupun luar negeri diberi ruang dan kesempatan yang luas berperan serta aktif guna

mendorong laju pembangunan nasional.

Sesuai dengan KTT Ketahanan Pangan Dunia yang diselenggarakan pada Bulan

November 2009 menghasilkan komitmen untuk meningkatkan investasi di sektor pertanian

Page 10: Investasi sektor pertanian

dan mengeliminasi masalah kelaparan lebih cepat dari yang ditargetkan semula. Ada dua

komitmen yang berkaitan dengan investasi pertanian, yaitu: 1) mencegah kecenderungan

menurunnya pendanaan domestik dan asing untuk pertanian, ketahanan pangan dan

pembangunan pedesaan di negara berkembang dan meningkatkan bantuan publik secara

signifikan; dan 2) meningkat kan investasi baru untuk produksi dan produktivitas pertanian di

negara sedang berkembang untuk mengurangi kemiskinan dan ketahanan pangan untuk

masyarakat.

Tingginya angka kemiskinan pada negara-negara berkembang menurut Todaro (2006)

disebabkan karena penduduknya sebagian besar bekerja pada sektor pertanian dan

mempunyai produktivitas yang rendah. Faktor-faktor rendahnya produktivitas sektor

pertanian di negara berkembang, yaitu: a) kekurangan peralatan pertanian; b) cara bercocok

tanam yang masih tradisional; c) input modernisasi yang rendah; d) penguasaan Ilmu

pengetahuan dan pendidikan yang masih rendah; dan e) kurangnya modal. Dengan demikian,

adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi-inovasi

teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu memberikan

peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada masyarakat

pada umumnya.

Pada sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan mutu, produksi

dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna memantapkan

swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan komoditi-

komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf hidup

petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja

serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan potensi

pertanian.

Sesuai dengan Rencana Strategis Kementerian Pertanian tahun 2010-2014 kebutuhan

investasi di sektor pertanian adalah sebesar Rp 1.360,6 trilyun (PMDN 73 persen dan PMA

27 persen). Target kebutuhan investasi swasta pada tahun 2012 diharapkan dapat mencapai

Rp 56,28 trilyun dari investor asing (PMA) dan Rp 144,42 trilyun investor dalam negeri

(PMDN). Untuk mencapai sasaran tersebut di atas maka arah dan strategi kebijakan investasi

pertanian tahun 2010 - 2014 adalah menciptakan iklim investasi dan iklim usaha yang

kondusif serta melakukan promosi yang intensif dan tepat sasaran.

Selaras dengan kebijakan otonomi, dalam rangka pengembangan investasi sektor

pertanian, maka setiap daerah diharapkan mampu menarik sebanyak mungkin investor yang

bersedia menanam kan modalnya untuk pengembangan daerah masing-masing. Pelayanan

Page 11: Investasi sektor pertanian

pengembangan investasi pertanian antara lain dilakukan melalui penyediaan data/informasi

mengenai potensi dan peluang investasi sektor agribisnis/ agroindustri, berbagai kebijakan,

peraturan dan insentif-insentif yang diberikan oleh daerah kepada masyarakat luas, terutama

calon investor baik dari dalam negeri maupun luar negeri, serta fasilitasi perencanaan

investasi. Dengan demikian diharapkan dapat lebih mendorong calon investor untuk

menanamkan modalnya (berinvestasi) pada bidang usaha agribisnis/ agroindustri di

Indonesia. Peluang yang sangat besar investasi pada agribisnis/ agroindustri adalah pada

subsektor perkebunan, peternakan, perikanan, industri pangan, dan pengolahan hasil hutan.

Di tengah masih berlangsungnya krisis ekonomi di Eropa dan AS, realisasi investasi di

Indonesia menunjukkan perkembangan yang sangat baik. Sepanjang tahun 2011 realisasi

PMA mencapai Rp 175,3 triliun, naik 18,45 persen dibanding realisasi PMA 2010 sebesar Rp

148,0 triliun. Di sisi lain, PMDN mencapai Rp 76 triliun, tumbuh 25,61 persen dibanding

realisasi PMDN 2010 sebesar Rp 60,5 triliun. Secara keseluruhan total investasi sebesar Rp

251,3 triliun pada 2011 itu, melampaui target yang ditetapkan sebelum nya sebesar Rp 240

triliun. Pencapaian pertumbuhan realisasi investasi 2011 ini menjadi dasar perbaikan rating

Indonesia oleh lembaga pemeringkat internasional, Fitch Rating dan Moody`s yang

menempatkan Indonesia pada posisi "investment grade(www.reportaseindonesia.comdiunduh

tanggal 9 April 2012).

Berdasarkan sektor usaha, realisasi investasi PMDN paling banyak pada industri tanaman

pangan dan perkebunan senilai Rp 9,4 triliun, disusul industri kertas, barang dan kertas dan

percetakan (Rp 9,3 triliun), listrik dan air (Rp9,1 triliun), transportsi, gudang dan

telekomunikasi (Rp 8,1 triliun), dan industri makanan (Rp 8 triliun). PMA berdasarkan

sektor, terbesar adalah transportasi, gudang dan telekomunikasi (3,8 miliar dolar AS),

pertambangan (3,6 miliar dolar AS), listrik, gas dan air (1,9 miliar dolar), industri logam,

barang logam, mesin dan elektronik (1,8 miliar dolar AS), industri kimia dasar, barang kimia

dan farmasi (1,5 miliar dolar AS).

Laporan Kinerja Kementerian Pertanian tahun 2011 menyebutkan bahwa investasi sektor

pertanian cenderung meningkat dari tahun ke tahun, dimana penanaman Modal Dalam Negeri

(PMDN) dan Penanaman Modal Asing (PMA) pada tahun 2011 sampai dengan Triwulan III

masing-masing sebesar Rp 8,2 triliun dan US$ 1,03 miliar. Besaran investasi PMDN lebih

tinggi dibandingkan dengan investasi PMA, dimana pada kedua jenis investasi tersebut lebih

banyak di dominasi investasi di bidang pangan dan perkebunan (Kementerian Pertanian, RI,

2012).

Page 12: Investasi sektor pertanian

Faktor pendorong utama investasi di sektor pertanian menurut Pusat Sosial Ekonomi dan

Kebijakan Pertanian dalam seminar rutin pada tanggal 20 Juli 2011 yang berjudul "Dampak

Investasi Pertanian Terhadap PDB Pertanian, Kesempatan Kerja dan Pendapatan Petani"

adalah prospek pasar komoditas yang makin baik (harga cukup tinggi) dan tersedianya lahan

untuk kelapa sawit, karet dan kakao, baik oleh perusahaan besar maupun petani.

2.3 Perkembangan investasi dalam sector pertanian

Sektor pertanian adalah salah satu sektor penting dalam pergerakan perekonomian di

Indonesia, terutama pada perekonomian pedesaan. Permasalahan yang terjadi saat ini adalah

rendahnya perkembangan investasi dibidang pertanian, terutama spesifikasi pada investasi

bidang pertanian dalam arti sempit.

Rendahnya minat investor melirik sektor pertanian karena dua alasan. Pertama, return

of investment lambat. Kedua investasi di bidang pertanian, khususnya on farm, memiliki

risiko yang tinggi karena sektor ini amat bergantung pada kondisi musim. Padahal, prospek

berinvestasi di bidang pertanian sangat besar. Untuk produk minyak sawit mentah (CPO),

misalnya, Indonesia berada di urutan kedua setelah Malaysia. Produksi cokelat kita nomor

tiga setelah Pantai Gading dan Ghana, sedangkan karet alam terbesar kedua setelah Thailand.

Namun, sayangnya, perhatian pemerintah pada ketiga komoditas ini dan umumnya hampir

semua komoditas pertanian masih terfokus pada on farm, belum pada industri hilir off farm

yang memberikan nilai tambah.

Salah satu sektor penunjang yang dapat menjadi indikator investasi adalah sektor

perbankan. Berdasarkan data posisi pinjaman investasi yang diberikan oleh sektor perbankan

(baik bank pPersero, Bank Perkreditan Rakyat, Bank Pemerintah Daerah, Bank Swasta

Nasional, Bank Swasta Asing, dan Bank Campuran)kepada sektor pertanian, perikanan,

peternakan, dan kehutanan, tren pemberian modal investasi pada tahun 2005-januari 2011

cenderung stagnan. Pada Bank Persero, pemberian pinjaman investasi mengalami

peningkatan(dalam miliar rupiah) dari 7.579 pada 2005 atau 19.18% menjadi 28.307 pada

januari 2011 atau 31.5%. sektor pertanian, peternakan, perikanan dan kehutanan

mendapatkan jumlah dan proporsi terbesar dalam penyaluran kredit investasi. Namun,

peningkatan ini masih jauh lebih kecil dibandingkan dengan peningkatan pada sektor listrik,

gas, dan air bersih yang mendapatkan proporsi sebesar 0.2% pada 2005 dan meningkat

menjadi 9% pada 2011. Pada Bank Pemerintahan Daerah, pada januari 2011, alokasi

Page 13: Investasi sektor pertanian

pinjaman investasi terbesar diberikan kepada sektor jasa, yaitu 21.76%. sektor jasa

mengalami peningkatan yang sangat signifikan, karena pada tahun 2005 sektor ini hanya

mendapatkan alokasi sebesar 8.68%. sedangkan sekrot pertanian, perikanan, peternakan dan

kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 18.8% pada 2005 dan 15.74% pada januari 2011.

Hal ini menunjukan bahwa sektor pertanian mengalami penurunan proporsi

pemberian modal kreit pada bank pemerintahan daerah. Pada bank swasta nasional, sektor

pertanian, perikanan, peternakan dan kehutanan mendapatkan proporsi sebesar 9.02% pada

2005 dan menjadi 8.46% pada januari 2011. Proporsi tertinggi pemberian pinjaman investasi

pada 2005 oleh bank swasta nasional adalah pada sektor perdagangan, hotel, dan restoran

sebesar 20.15%, dan pada januari 2011, sebesar 20.27%. Pada bank swasta asing dan

campuran, sektor pertanian, perikanan, peternakan, dan kehutanan memperoleh proporsi

sebesar 1.9% pada 2005 dan 11.2% pada 2011. Sedangkan sektor yang mendapatkan

pinjaman terbesar adalah industri pengolahan sebesar 43.8% pada 2005 dan 28% pada 2011.

Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMA tahun 2006-2009, sektor

tanaman pangan dan perkebunan mendapatkan nilai realisasi investasi yang mengalami

penurunan. Pada sektor peternakan, nilai realisasi investasi mengalami peningkatan tajam

pada 2007 namun setelah itu mengalami penurunan drastis hingga 2009. Sektor kehutanan

sejak tahun 2007 tidak mendapatkan realisasi investasi, sedangkan sektor perikanan juga

mengalami penurunan. Akan tetapi, jika diperhatikan secara keselurhan, dapat disimpulkan

bahwa investasi luar negeri lebih banyak dialokasikan ke sektor sekunder dan tersier, dengan

proporsi lebih dari 50%. Berdasarkan data perkembangan realisasi investasi PMD tahun

2006-2009,sektor tanaman pangan mengalami peningkatan pada tahun 2007, menurun pada

tahun 2008, dan meningkat kembali tahun 2009. Sektor petrnakan juga mengalami fluktuasi,

sedangkan sektor perikanan mengalami peningkatan. Sma seperti PMA, PMD pada sektor

pertanian memiliki proporsi yang masih lebih kecil dibandingkan pada sektor lain.

Identifikasi Penyebab Investasi Pertanian Terhambat

Berdasarkan data-data diatas, terlihat bahwa perkembangan investasi untuk sektor pertanian

memiliki kecenderungan yang terus menurun. Terdapat beberapa hal yang dapat menjadi

penyebab ketidaktertarikan investor untuk menanamkan modalnya ke sektor petanian,

diantaranya:

Page 14: Investasi sektor pertanian

Pertama, sektor pertanian memiliki risiko dan ketidakpastian yang sangat tinggi dibanding

sektor lain. Terlebih lagi dengan adanya climate change yang menyebabkan kemungkinan

terjadinya fluktuasi produksi menyebabkan ketidakpastian dan risiko yang dihadapi semakin

tinggi.

Kedua, pada kasus pertanian di Indonesia, minimnya sarana pendukung yang tersedia

menjadi salah satu faktor yang membuat investasi pada pertanian semakin tidak menarik.

Seperti yang telah banyak diketahui, saat ini sarana pertanian seperti irigasi misalnya yang

ada di daerah adalah peninggalan masa orde baru dan sudah semakin tidak terawat. Selain itu,

karena umuya sentra produksi pertanian berada di daerah, dan infrastruktur sepeti jalan yang

ada pada beberpaa jalur misalkan pada jalur pantura kurang baik sehingga besarnya

kemungkinan terjadi kerusakan barang semakin tinggi.

Ketiga, masih sulitnya birokrasi yang ada apabila hemdak mendirikan usaha pertanian yang

memiliki skala ekonomi yang cukup besar sehingga menjadi kurang menarik.

Keempat, masih tidak stabilnya iklim investasi di Indonesia. Hal ini berlaku secara

keseluruhan, baik sektor pertanian maupun nonpertanian.

Kelima, masih tidak stabilnya iklim politik dan pada beberapa komoditi pertanian yang

menjadi komoditi politik.

Keenam, masih maraknya pungutan-pungutan liar di Indonesia sehingga semakin

meningkatkan biaya yang harus dikeluarkan. Masih terdapatnya tumpang tindih kebijakan

antar departemen atau kementrian yang ada dan kurangnya koordinasi antar instansi

pemeerintahan sehingga menimbulkan kebingungan pada investor

Ketujuh, adanya otanomi daerah yang terkadang kebijakannya tumpang tindih dengan

kebijakan pemerintah pusat.

Kedelapan, anggapan bahwa investasi sektor pertanian tidak menarik dibandingkan dengan

sektor lain.

Sektor pertanian adalah sektor yang memiliki peran penting dalam meningkatkan

perekonomian, terutama perekonomian pedesaan. Saat ini tren investasi pertanian memiliki

tren yang mengalami penurunan. Karena pentingnya peran investasi untuk mengembangkan

Page 15: Investasi sektor pertanian

sektor pertanian, diperlukan berbagai kebijakan untuk membangkitkan iklim investasi

dibidang pertanian. Hal yang paling utama untuk meningkatkan minat investasi bidang

pertanian adalah menyinergiskan kebijakan dalam pemerintahan, baik antara

departemen/kementrian di pemerintah pusat maupun dengan pemerintah daerah.

Peluang Investasi Pertanian di Indonesia ke Depan

Di Indonesia, peluang investasi di sektor pertanian masih cukup besar. Beberapa

indikatornya adalah sebagai berikut. Pertama, ketersediaan sumberdaya alam (lahan, air dan

iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang berbasis sumberdaya alam

mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua, permintaan domestik terhadap produk

pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya penduduk yang jumlahnya sudah besar

dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Permintaan dunia terhadap produksi pertanian

Indonesia juga akan terus meningkat karena nega ini merupakan produsen utama beberapa

komoditas pertanian yang dibutuhkan duunia, utamanya minyak sawit, karet, kakao, kopi,

lada, pala, panili, dan kayu manis. Ketiga, naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini

memberikan peluang lebih besar kepada pelaku usaha untuk memperoleh keuntungan yang

lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat, pemerintah Indonesia telah bertekad untuk

menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui berbagai kebijakan dan peraturan.

Dampak Investasi Pertanian

Meningkatnya investasi akan meningkatkan kegiatan produksi pertanian secara

langsung, yang selanjutnya akan mempunyai dampak ekonomi dan sosial. Dampak ekonomi

yang diharapkan adalah meningkatnya produksi berbagai komoditas pertanian dan makin

kokohnya ketahanan pangan nasional, serta makin tingginya pendapatan para pelaku usaha

termasuk petani, devisa negara, dan PDB sektor pertanian.

Sementara itu, dampak sosial yang diharapkan adalah makin tingginya penyerapan

tenaga kerja, baik pada perusahaan dan usaha perserongan yang melakukan investasi,

maupun di daerah perdesaan secara umum. Dampak sosial lainnya adalah menurunnya

jumlah masyarakat miskin di perdesaan. Dengan demikian, maka laju urbanisasi yang

menambah masalah di daerah perkotaan dapat dikurangi.

Page 16: Investasi sektor pertanian

Investasi memang bukan satu-satunya cara untuk meningkatkan produksi pertanian.

Cara-cara laiin yang dapat digunakan untuk tujuan tersebut adalah inovasi teknologi

pertanian dan peningkatan kompetensi SDM yang dapat meningkatkan produktivitas

pertanian. Dengan peningkatan produktivitas pertanian, maka kecepatan peningkatan

kebutuhan akan lahan pertanian dapat diperkecil, dan biaya produksi perunit output akan

makin kompetitif. Karena itu, untuk dapat menghasilkan dampak ganda terhadap produksi

pertanian, maka investasi perlu disertai dengan inovasi teknologi dan perbaikan muttu SDM

pertanian.

2.4 Kebijakan Investasi yang dilakukan Pemerintah

Kebijakan investasi yang dilakukan pemerintah selama ini, selain sudah diarahkan untuk

meningkatkan jumlah investasi, namun masih diperlukan upaya-upaya lebih kongkrit dalam

rangka memecahkan berbagai permasalahan. Jika tidak segera dilakukan, dikhawatirkan

investor baru akan lebih memilih menginvestasikan dan investor lama akan mengalihkan

investasi modalnya ke negara-negara lain yang lebih kondusif, serta dapat menjamin

keamanan atas usaha kegiatannya.

Kebijakan pemerintah untuk memecahkan permasalahan sekaligus mendorong minat

investor untuk berinvestasi di sektor pertanian, antara lain:

1. menciptakan stabilitas politik (mayoritas-minoritas), stabilitas sosial (kesenjangan

sosial dan sara), stabilitas ekonomi (harga-harga, tarif, nilai tukar mata uang, inflasi,

suku bunga bank).

2. membangun pemerintahan yang bersih dan bebas dari korupsi, adanya konsistensi,

kejelasan dan kepastian dalam kebijakan pemerintah dalam jangka panjang, serta

birokrasi yang lebih efisien terutama dari segi waktu dan biaya untuk pengurusan izin

investasi.

3. menciptakan fungsi sektor pembiayaan yang efektif (sistem perbankan dan pasar

modal) dan sistem ketenagakerjaan yang efektif (sistem upah buruh yang adil tetapi

tidak memberatkan para pelaku usaha, kontrak kerja yang jelas serta pelarangan

demonstrasi buruh). Khususnya bagi usaha pertanian rakyat, persyaratan perbankan

jangan sampai memberatkan untuk melakukan investasi yang sangat diperlukan,

seperti alat dan mesin pertanian, saluran irigasi kuarter, pembukaan lahan/kebun,

peternakan dan lain-lain.

4. menciptakan sistem perpajakan (PPN, PPH) dan prosedur perdagangan ekspor-impor

dan perdagangan domestik yang lebih mudah dan sederhana.

Page 17: Investasi sektor pertanian

5. mempermudah kepemilikan ataupun kontrak tanah perusahaan swasta, tetapi

mayoritas lahan pertanian jangan sampai dikuasai perusahaan asing.

6. membatalkan semua Peraturan Daerah (Perda) yang menghambat kegiatan investasi

dan bisnis.

7. meningkatkan investasi pemerintah yang sangat diperlukan sebagai komplemen bagi

investasi swasta dan rakyat di bidang pertanian, yaitu penelitian dan pengembangan

pertanian untuk inovasi teknologi, prasaranma jalan dan pelabuhan untuk

pengangkutan input dan output, jaringan irigasi untuk intensifikasi dan ekstensifikasi,

jaringan listrik untuk energi, dan jaringan komunikasi untuk transaksi, informasi dan

korespondensi dalam dunia bisnis.

8. melakukan pembinaan tenaga kerja agar lebih trampil, disiplin dan mempunyai etos

kerja yang tinggi disertai dengan sistem reward and punishment yang jelas untuk

mencapai produktivitas kerja yang semakin tinggi. Peran beberapa Kementerian yang

terkait dengan investasi di sektor pertanian perlu difokuskan pada penyedian barang

dan jasa publik, seperti pemeliharaan irigasi kuarter, penelitian dan pengembangan

untuk inovasi bioteknologi pertanian, budidaya pertanian, pemberian subsidi input

dan modal pertanian secara rasional, penyuluhan dan pendampingan kepada para

petani dan pelaku usaha, serta pemberian ijin investasi dengan prosedur mudah, cepat

dan murah.

9. mendorong berkembangnya investasi di berbagai sektor terutama pangan, energi dan

infrastruktur dalam rangka meningkatkan persebaran investasi;

10. mendorong berkembangnya investasi berbasis keunggulan daerah, antara lain sektor

primer, sekunder dan tersier dalam rangka penciptaan kesempatan kerja;

11. meningkatkan efektivitas pelaksanaan kebijakan investasi melalui harmonisasi dan

simplifikasi berbagai perangkat peraturan di tingkat pusat dengan peraturan daerah

12. mendorong percepatan ketersediaan infrastruktur dalam arti luas melalui peningkatan

efektivitas pelaksanaan kemitraan pemerintah dan dunia usaha dalam rangka

meningkatkan daya tarik investasi; serta

13. mendorong pengembangan kawasan ekonomi untuk produk yang bernilai tambah

antara lain, industri kerajinan, jasa pariwisata, industri yang berbasis pertanian,

perkebunan, perhutanan, peternakan dan perikanan.

Page 18: Investasi sektor pertanian

Dengan adanya kesinergisan kebijakan, maka investor mendapatkan suatu kepastian

kebijakan investasi sehingga mereka dapat lebih mudah untuk mengambil keputusan

investasi. Pemerintah juga perlu melakukan upaya pendekatan kepada investor untuk

menanamkan modalnya dibidang pertanian. Hal ini dapat dilakukan dengan cara memberikan

kemudahan untuk investasi misalkan bantuan untuk merampingkan jalur birokrasi,

memberikan jaminan kestabilan politik dan keamanan investasi, serta perbaikan infrastruktur

sehingga dapat meminimalisasi risiko dan ketidakpastian yang dihadapi.

Page 19: Investasi sektor pertanian

KESIMPULAN

1. Investasi adalah pengeluaran-pengeluaran untuk membeli barang-barang modal dan

peralatan-peralatan produksi terhadappermintaan barang dan jasa untuk menciptakan atau

menambah kapasitas produksi/pendapatan di masa yang akan datang

2. Dengan adanya investasi dalam bidang pertanian akan dapat mendorong adanya inovasi-

inovasi teknologi untuk meningkatkan produktivitas sektor agribisnis sehingga mampu

memberikan peningkatan kesejahteraan kepada pelaku usaha pada khususnya, dan kepada

masyarakat pada umumnya. Sektor pertanian di Indonesia diarahkan pada upaya peningkatan

mutu, produksi dan pemasaran hasil pertanian serta mengembangkan usaha tani terpadu guna

memantapkan swasembada pangan, memenuhi kebutuhan gizi masyarakat, meningkatkan

komoditi-komoditi ekspor, komoditi bahan-bahan industri dalam negeri, meningkatkan taraf

hidup petani, mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan

kerja serta mendorong peran serta swasta menanam kan modalnya untuk mengembangkan

potensi pertanian.

3. Beberapa indicator yang ada peluang investasi pertanian pertama, ketersediaan sumberdaya

alam (lahan, air dan iklim) dan sumberdaya manusia yang masih besar. Investasi yang

berbasis sumberdaya alam mempunyai pijakan kaki yang bersifat footliise. Kedua,

permintaan domestik terhadap produk pertanian akan terus meningkat karena meningkatnya

penduduk yang jumlahnya sudah besar dan makin tingginya pendapatan masyarakat. Ketiga,

naiknya harga pangan dunia akhir-akhir ini memberikan peluang lebih besar kepada pelaku

usaha untuk memperoleh keuntungan yang lebih tinggi dan berkelanjutan. Keempat,

pemerintah Indonesia telah bertekad untuk menciptakan iklim investasi yang kondusif

melalui berbagai kebijakan dan peraturan.

4. Factor lingkungan dan pemerintahan mempengaruhi investasi pertanian yang mempunyai

kebijakan investasi antara lain menyangkut bidang-bidang usaha yang diperbolehkan, negara

yang diizinkan, insentif pajak bagi investor, jangka HGU tanah, depresiasi, dan amortisasi.

Page 20: Investasi sektor pertanian

DAFTAR PUSTAKA

http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2014/04/14/1418357/Suswono.Investasi.Pertanian.Masih.Jauh.dari.Harapan (Diakses pada tanggal 6 November 2014)

http://www.unisosdem.org/article_detail.php?aid=8121&coid=2&caid=30&gid=2 (Diakses pada tanggal 6 November 2014)

https://id-id.facebook.com/Perindo/posts/179918385500920 (Diakses pada tanggal 6 November 2014)

http://www.banglikab.go.id/?content=selayangs&modem=e8e63be44986a595a9bb63a239127fc8&mode=16&left=selayang (Diakses pada tanggal 6 November 2014)

http://ekonomi.kompasiana.com/agrobisnis/2012/05/16/melihat-investasi-dalam-pertanian-457620.html (Diakses pada tanggal 10 November 2014)