analisis rasio tingkat kesehatan bank umum syariah...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN
BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
SHIFFA FAUZIAH
NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
ii
iii
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN
BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
SKRIPSI
Diajukan untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh
SHIFFA FAUZIAH
NIM 21311017
JURUSAN S1 PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2015
iv
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Setelah diadakan pengarahan, bimbingan, koreksi dan perbaikan seperlunya,
maka skripsi Saudara:
Nama : Shiffa Fauziah
NIM : 21311017
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah (S1)
Judul : ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK
UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014
Demikian diajukan dalam sidang Munaqosah.
Demikian untuk menjadikan periksa.
Salatiga, 29 November 2015
Pembimbing
Fetria Eka Yudiana, M.Si
NIP. 19740228 200901 2 005
v
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PENGESAHAN
ANALISIS RASIO TINGKAT KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH
PERIODE 2010-2014
DISUSUN OLEH
SHIFFA FAUZIAH
NIM : 2131101
Telah dipertahankan di depan Panitia Dewan Penguji Skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga, pada tanggal 05
Januari 2016 dan telah dinyatakan memenuhi syarat guna memperoleh gelar
sarjana S1 Ekononi Syari’ah.
Susunan Panitia Penguji
Ketua Penguji : Dr. Agus Waluyo, M.Ag.
Sekretaris Penguji : Fetria Eka Yudiana, M.Si
Penguji I : Mochlasin, M.Ag.
Penguji II : H. Ahmad Mifdhol M., Lc., M.Si.
Salatiga, 12 Januari 2016
Dekan
Dr. Anton Bawono, M.Si
NIP. 19740320 200312 1 001
vi
KEMENTERIAN AGAMA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA Jl. Tentara Pelajar 02 Telp. 323706 Fax. 323433 Kode Pos. 50721 Salatiga
http//www.salatiga.ac.id e-mail:[email protected]
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Shiffa Fauziah
NIM : 21311017
Jurusan : S1 Perbankan Syariah
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Menyatakan bahwa skripsi berjudul “ANALISIS RASIO TINGKAT
KESEHATAN BANK UMUM SYARIAH PERIODE 2010-2014”, yang saya
tulis ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya
tulis orang lain. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah.
Salatiga, 29 November 2015
Yang menyatakan,
Shiffa Fauziah
NIM. 21311017
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
“Intelligence is not the measurement, but intelligence support all”
Untuk mendapatkan kesuksesan, keberanianmu harus lebih besar daripada
ketakutanmu.
PERSEMBAHAN
Skipsi ini saya persembahkan kepada:
1. Almarhumah ibuku
2. Bapakku
3. Adikku tersayang
4. Dosen pembimbingku yang senantiasa sabar dalam mengarahkanku
5. Para dosen yang telah mengajarkanku banyak hal
6. Sahabat-sahabatku serta teman-temanku yang selalu mendukungku
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.
Puji syukur atas segala limpahan rahmat, karunia serta hidayah yang telah
diberikan oleh Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik. Shalawat dan taslim juga tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW, yang telah membawa umat manusia dari alam yang gelap gulita menuju
alam yang terang benderang seperti sekarang ini.
Terima kasih yang tak terhingga kepada ibuku, ibuku, ibuku serta bapakku
dan adikku tersayang yang senantiasa memberikan kasih sayang dan dukungan
dalam berbagai bentuk, serta restu dan doa yang selama ini diberikan kepada
penulis, sehingga dapat menyelesaikan skripsi ini dengan lancar, Alhamdulillah.
Skripsi ini dibuat sebagai salah satu persyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Ekonomi Syariah. Dalam penulisan skripsi ini, penulis mendapat bantuan
dari berbagai pihak yang senantiasa memberikan arahan, bimbingan, serta doa.
Rasa terima kasih yang sebesar - besarnya disampaikan kepada :
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd, selaku Rektor IAIN Salatiga
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana M.Si selaku Kepala Jurusan Perbankan Syariah S1
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga sekaligus dosen pembimbing
yang selalu sabar membimbing dan memberikan saran-saran agar skripsi
ini terselesaikan dengan baik.
ix
4. Ibu Hikmah Endraswati SE, M.Si yang telah memberikan motivasi dan
semangat untuk mengerjakan skripsi agar terselesaikan dengan baik.
5. Bapak dan Ibu Dosen serta seluruh staf karyawan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam yang telah memberikan ilmu, ajaran, dan bantuan kepada
penulis.
6. Almarhumah ibu Siti Muflihatun, tanpa beliau aku tidak akan bisa ada di
dunia ini dan semoga ibu turut bangga atas pencapaianku.
7. Bapak Supriyanto yang tanpa henti memberikan banyak dukungan berupa
do’a, saran-saran serta dukungan finansial.
8. Adikku tersayang Fahrizal Rizqi Annas yang tanpa henti memberiku
banyak pelajaran berharga atas usaha-usahanya untuk menyemangatiku
agar terselesaikannya skripsi ini.
9. Pakdhe Yaoni dan Budhe Titin yang selalu memberikan dukungan,
nasehat serta semangat dalam segala hal.
10. Pakdhe Di dan Budhe Warni yang selalu mendukungku dalam banyak hal.
11. Budhe Kopshoh sekeluarga yang mendukungku untuk bisa terus kuliah.
12. Keluarga besar di Kudus yang telah memberiku banyak pelajaran dalam
hidupku khususnya untuk Bulek Zul yang selalu ada saat aku hilang
semangat dalam masa-masa kuliahku.
13. Mbak Fajar, Mbak Nina, Mbak Dewi dan Mas Fendi yang menjadi
motivasiku untuk terus mengejar cita-citaku agar aku bisa sukses seperti
kalian.
x
14. Sahabat-sahabatku Septiandika, Wiwit Ayu Nofitasari, Fadhilatu
Dhakiroh, Atina Rahmi Arba’ati, Indah Choirul Erni, dan Zuhrotul Koniah
atas segala hal yang telah kita lalui selama lebih dari 4 tahun ini semoga
kita tetap menjadi sahabat sampai kita tua nanti.
15. Devi Nur Halimah (Dephy) dan Siti Aliyah (Mbak Alya) yang telah
mendukungku dan memotivasiku selama ini saat aku senang maupun saat
tidak bersemangat dalam mengerjakan skripsi supaya skripsiku cepat
selesai.
16. Teman - teman angkatan 2011 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam yang
telah memberikan banyak cerita, pengalaman serta pelajaran sebagai
mahasiswa kepada penulis.
17. Anak didikku, Jawi, Farid, Yong, Khofif, Afifah dan Najwa semoga kalian
menjadi anak-anak yang membanggakan orang tua.
18. Seluruh pihak yang tak dapat disebutkan satu per satu, terima kasih atas
segala bantuan dan dukungannya.
Akhir kata , penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat untuk semua
pihak yang berkepentingan. Terima kasih.
Salatiga, 29 November 2015
Penulis
xi
ABSTRAK
Fauziah, Shiffa. 2015. Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah
Periode 2010-2014. Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Jurusan
Perbankan Syariah (S1). Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing : Fetria Eka Yudiana, M. Si
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh variabel risiko kredit
(NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas
(BOPO) dan permodalan (CAR) terhadap Kinerja Bank yang diproksikan dengan
ROA. Data yang digunakan adalah publikasi laporan tahunan bank-bank yang
terdaftar dalam Bank Umum Syariah yang diperoleh melalui website bank-bak
tersebut sejak tahun 2010 sampai dengan 2014. Sampel dalam penelitian ini
berjumlah 55 sampel diambil dari 11 bank yang termasuk dalam BUS dengan
rentang waktu 5 tahun. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive
sampling dan dianalisis menggunakan regresi berganda. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa variabel risiko kredit (NPL/NPF), risiko pasar (NIM), risiko
likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja bank (ROA) dengan nilai
signifikan yang lebih kecil dari 0,05. Untuk variabel risiko kredit (NPL/NPF),
risiko likuiditas (LDR/FDR), dan permodalan (CAR) tidak berpengaruh terhadap
kinerja bank pada tingkat signifikansi 5%. Sedangkan variabel risiko pasar (NIM)
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja bank pada signifikansi 10%.
Variabel rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif signifikan terhadap kinerja
bank. Koefisien determinasi menunjukkan bahwa dalam model regresi sebesar
18,9% perubahan variabel kinerja bank disebabkan oleh kelima variabel yang
diteliti, sedangkan sisanya 81,1% dipengaruhi oleh faktor lain yang tidak
dimasukkan ke dalam model penelitian.
Kata kunci: NPL/NPF, NIM, LDR/FDR, BOPO, CAR dan Kinerja Bank.
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL........................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING....................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN.......................................................... iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN........................................... iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN....................................................... v
KATA PENGANTAR......................................................................... vi
ABSTRAK........................................................................................... ix
DAFTAR ISI....................................................................................... x
DAFTAR TABEL............................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR........................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN....................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN....................................................................
A. Latar Belakang.........................................................................
B. Rumusan Masalah....................................................................
C. Tujuan......................................................................................
D. Manfaat....................................................................................
E. Sistematika Penulisan..............................................................
1
1
5
6
6
7
BAB II LANDASAN TEORI...............................................................
A. Telaah Pustaka...........................................................................
B. Kerangka Teori.............................................................................
1. Teori Keagenan.................................................................
9
9
15
15
xiii
2. Bank Syariah.....................................................................
a. Pengertian Bank Syariah..............................................
b. Kegiatan Bank Syariah.................................................
c. Sumber Dana Bank Syariah..........................................
d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah...............................
e. Tujuan Bank Syariah.....................................................
3. Kesehatan Bank...................................................................
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank...........
a. Profil Risiko (Risk Profile)............................................
1) Risiko Kredit (Credit Risk)......................................
2) Risiko Pasar (Market Risk).......................................
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk).............................
b. Rentabilitas (Earning).....................................................
c. Permodalan (Capital).......................................................
5. Kinerja Bank..........................................................................
C. Kerangka Penelitian......................................................................
D. Hipotesis.......................................................................................
17
17
18
21
23
26
27
34
35
36
37
38
38
39
40
42
42
BAB III METODOLOGI PENELITIAN.................................................
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian...................................................
B. Lokasi dan Waktu Penelitian........................................................
C. Populasi dan Sampel......................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data............................................................
E. Jenis dan Sumber Data..................................................................
50
50
50
50
52
53
xiv
1) Jenis Data................................................................................
2) Sumber Data...........................................................................
F. Definisi Operasional.....................................................................
1. Komponen Kesehatan Bank...................................................
a. Profil Risiko (Risk Profile)...............................................
1) Risiko Kredit (Credit Risk)........................................
2) Risiko Pasar (Market Risk)........................................
3) Risiko Likuiditas (Liquidity Risk)...............................
b. Rentabilitas (Earning).......................................................
c. Permodalan (Capital)........................................................
2. Kinerja Keuangan....................................................................
G. Instrumen Penelitian......................................................................
H. Analisis Data dan Hipotesis............................................................
1) Analisis Data.............................................................................
a) Uji Deskriptif Statistik........................................................
b) Asumsi Klasik.....................................................................
(1) Normalitas.....................................................................
(2) Heterokedastisitas.........................................................
(3) Autokorelasi..................................................................
(4) Multikolinearitas..........................................................
c) Analisis Regresi Linier Berganda.......................................
2) Hipotesis...................................................................................
a) Analisis Koefisien Determinasi (R2)...................................
53
53
53
54
54
54
55
56
56
57
57
60
61
61
61
61
61
62
62
63
64
66
66
xv
b) Uji F (Uji Serempak)..........................................................
c) Uji T (Uji Parsial)...............................................................
66
67
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN............................
A. Gambaran Umum Objek Penelitian................................................
B. Hasil Penelitian...............................................................................
1. Statistik Deskriptif....................................................................
2. Pengujian Asumsi Klasik..........................................................
a. Uji Normalitas....................................................................
b. Uji Heterokedastisits...........................................................
c. Uji Autokorelasi..................................................................
d. Uji multikolinearitas...........................................................
3. Analisis Statistik.......................................................................
4. Pengujian Hipotesis..................................................................
a. Uji R2..................................................................................
b. Uji Ftest................................................................................
c. Uji Ttest................................................................................
68
68
69
69
71
71
72
74
75
76
79
79
80
82
BAB V PENUTUP.....................................................................................
A. Kesimpulan....................................................................................
B. Saran...............................................................................................
91
91
92
DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 93
LAMPIRAN-LAMPIRAN......................................................................... 98
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
2.1 Research gap................................................................. 14
2.2 Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan
Bank...............................................................................
32
3.1 Daftar Nama Bank Sampel............................................. 51
3.2 Definisi Operasional..................................................... 58
4.1 Daftar Nama Bank Umum Syariah................................. 69
4.2 Deskriptif Statistik........................................................ 70
4.3 Uji Normalitas.............................................................. 72
4.4 Uji Heterokedastisitas...................................................... 73
4.5 Uji Autokorelasi............................................................ 74
4.6 Perbaikan Uji Autokorelasi............................................... 75
4.7 Uji Multikolineritas....................................................... 76
4.8 Hasil Uji Regresi.......................................................... 77
4.9 Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi......................... 80
4.10 Uji Signifikansi Simultan................................................. 81
4.11 Uji Signifikansi Parsial.................................................. 82
xvii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Kerangka Penelitian......................................................... 42
xviii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
I Daftar Riwayat Hidup...................................... 99
II Tabel Variabel X dan Y................................... 100
III Hasil Pengolahan SPSS.................................... 102
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bank Umum salah satu dari industri yang tertua. Bank pertama
didirikan pada tahun 1782 sebelum pensahan undang-undang dasar federal
dan banyak bank yang dibentuk pada tahun 1800-an dan masih ada pada saat
ini. Bank umum adalah lembaga keuangan yang paling penting dalam suatu
negara dilihat dalam jumlah asetnya (Reed and Gill, 1995:1).
Bank sendiri terbagi dalam beberapa jenis salah satunya adalah
berdasarkan kegiatan operasionalnya bank dibedakan menjadi bank
konvensional dan bank syariah. Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah
adalah bank yang melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah,
yaitu aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan syariah. Sedangkan bank umum
syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang perbankan syariah
mendefinisikan bahwa bank umum syariah adalah bank syariah yang dalam
kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas pembayaran. Dalam
kegiatannya bank umum syariah melakukan kegiatan penghimpunan dana,
penyaluran dana dan kegiatan jasa lain. Dalam meningkatkan kegiatan
operasionalnya bank umum syariah juga harus dapat menjaga kepercayaan
nasabahnya dan meningkatkan kinerja perbankan.
2
Perkembangan bank syariah cukup pesat terbukti adanya peningkatan
dari tahun 1992 sampai bulan Juni 2015 yaitu dari yang awalnya hanya ada
satu Bank Umum Syariah dan 9 BPRS pada tahun 1992 dan pada tahun 2014
telah menjadi menjadi 11 BUS, 24 UUS dan 160 BPRS (Statistik Perbankan
Syariah, 2014). Pada tahun 2010 juga dilakukan upaya Grand Strategy
Pengembangan Pasar Syariah salah satunya bertujuan membentuk citra baru
perbankan syariah nasional yang bersifat insklusif dan universal di tengah
pemerintah masih memulihkan perekonomiannya akibat krisis global. Hal ini
mendorong persaingan bank-bank syariah tersebut dalam meningkatkan
kepercayaan masyarakat yang pada akhirnya berorientasi terhadap laba.
Pentingnya menjaga kepercayaan masyarakat terhadap bank karena
kegiatan utama bank adalah menghimpun dana dari masyarakat kemudian
menyalurkannya dengan tujuan memperoleh pendapatan. Oleh karena itu
Bank Indonesia menerapkan pembinaan dan pengawasan bank melalui aturan
tentang kesehatan bank.
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29
menyebutkan bahwa bank dikatakan sehat apabila bank tersebut memenuhi
dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen, rentabilitas,
likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank.
Berdasarkan ketentuan dalam undang-undang tentang perbankan, Bank
Indonesia telah mengeluarkan Surat Edaran No. 26/ 5/ BPPP tanggal 29 Mei
1993 yang mengatur tentang Tata Cara Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
dan digantikan dengan tata cara penilaian berdasarkan Surat Keputusan
3
Direksi Bank Indonesia No. 30/11 KEP/DIR tanggal 30 April 1997. Tata cara
penilaian ini dikenal dengan metode CAMEL (Capital, Asset, Management,
Earnings, Liquidity) (Dendawijaya, 2009:141).
Akibat dari krisis ekonomi dan moneter pada tahun 1997, beberapa
peristiwa terjadi khususnya di perbankan nasional sejak November 1997
sampai April 1998 yaitu usaha yang dilakukan pemerintah RI dan
International Monetary Funds (IMF) dalam menyehatkan bank dan
membenahi kinerja bank yang berakibat pada pencabutan ijin usaha
(likuidasi) 16 bank swasta pada tanggal 24 November 1997 oleh menteri
keuangan dan pada tanggal 21 Juni 1998 yang dilakukan oleh Badan
Penyehatan Perbankan Nasional membekukan 8 bank dan mengambil alih 7
bank (Dendawijaya, 2009:160). Selain peristiwa pada tahun 1997-1998 masih
ada peristiwa lain yang menimpa perbankan nasional hingga tahun 2004 yaitu
kasus Bank Bali, kasus Texmaco hingga kasus dibekukannya Bank Global
pada tahun 2004 (Dendawijaya, 2009:261). Berlatar belakang peristiwa yang
telah terjadi di perbankan nasional tersebut maka pengawasan bank lebih
diperketat dengan dikeluarkannya tingkat penilaian kesehatan yang baru pada
tahun 2004. Standar penilaian tingkat kesehatan bank dalam hal ini
dinamakan CAMELS (Capital, Asset, Management, Earnings, Liquidity, and
sensitivity to risk market). Analisis CAMELS diatur dalam Peraturan BI No.
6/10/PBI/2004 perihal sistem penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum dan
Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian
Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah (Kasmir,
4
2013:40). Kemudian dikeluarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 dan SE BI No.
13/24/DPNP yang berlaku per Januari 2012 menganggantikan CAMELS
dengan RGEC (Risk Profile, Good Corporate Governance, Earning, dan
Capital). Dengan regulasi tentang penilaian kesehatan maka dapat
meningkatkan kinerja bank dan menumbuhkan tingkat kepercayaan
masyarakat (www.kompas.com). Menurut Kuncoro (2002:572) langkah
strategis peningkatan kinerja bank melalui peningkatan kesehatan bank
memiliki pengaruh terhadap meningkatnya laba perusahaan. Dengan
meningkatnya kesehatan bank, maka perolehan atas laba akan meningkat, ini
dikarenakan masyarakat khususnya investor dan kreditor mempercayakan
dananya untuk diinvestasikan pada bank yang “Sehat”.
Kinerja bank merupakan ukuran keberhasilan bagi direksi bank
tersebut, sehingga apabila kinerja buruk bukan tidak mungkin para direksi ini
akan diganti. Kinerja juga merupakan pedoman hal-hal apa saja yang perlu
diperbaiki dan bagaimana cara memperbaikinya (Kasmir, 2009:259).
Penilaian terhadap kinerja memang dibutuhkan oleh setiap pelaku ekonomi
dalam menjalankan setiap kegiatan karena salah satu tujuan penilaian adalah
untuk mengetahui laba yang dihasilkan dan berusaha untuk meningkatkan
profit atau laba.
Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang
paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Kemampuan bank dalam
menghasilkan profit akan bergantung pada kemampuan manajemen bank
yang bersangkutan dalam mengelola aset dan likuiditas yang ada. Menurut
5
Sudiyatno (2013) ukuran profitabilitas pada industri perbankan yang
digunakan pada umumnya adalah Return On Equity (ROE) dan Return On
Asset (ROA). Return On Asset (ROA) memfokuskan kemampuan perusahaan
untuk memperoleh earning dalam operasinya, sedangkan Return On Equity
(ROE) mengukur return yang diperoleh dari investasi pemilik perusahaan
dalam bisnis tersebut. Dalam perbankan, Bank Indonesia lebih mementingkan
penilaian besarnya ROA dan tidak memasukkan unsur ROE. Hal ini
dikarenakan Bank Indonesia sebagai pembina dan pengawas bank lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset yang
dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat
(Dendawijaya, 2009:119).
Berdasarkan latar belakang di atas maka dilakukan penelitian terhadap
“Analisis Rasio Tingkat Kesehatan Bank Umum Syariah Periode 2010-
2014”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang dikemukakan di atas, maka
permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM),
rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara
bersama-sama terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah?
2. Bagaimana pengaruh variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM),
rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) secara
parsial terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah?
6
3. Variabel manakah yang paling dominan terhadap kinerja bank (ROA) di
Bank Syariah?
C. Tujuan
Sesuai dengan permasalahan yang ada, maka penelitian ini mempunyai
tujuan yang diharapkan yaitu:
1. Menganalisis pengaruh secara bersama-sama variabel permodalan (CAR),
risiko pasar (NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko
kredit (NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
2. Menganalisis pengaruh secara parsial permodalan (CAR), risiko pasar
(NIM), rentabilitas (BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit
(NPL) terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
3. Menganalisis variabel permodalan (CAR), risiko pasar (NIM), rentabilitas
(BOPO), risiko likuiditas (LDR) dan risiko kredit (NPL) yang paling
dominan berpengaruh terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah.
D. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat kepada pihak-pihak
yang berkepentingan sebagai berikut:
1. Bagi pihak Bank Syariah
Bagi perbankan, dapat dijadikan bahan pertimbangan dan bahan
kepustakaan guna menambah pengetahuan di dunia perbankan. Penelitian
ini dapat menambah khasanah keilmuwan dan wawasan mengenai tingkat
kesehatan di dunia perbankan syariah.
7
2. Bagi Akademisi
Hasil dari penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk
melakukan penelitian selanjutnya sebagai salah satu sumber informasi.
Dan dapat menambah wawasan yang luas untuk masyarakat pada
umumnya.
3. Bagi Penulis
Penelitian ini dapat menambah pengetahuan penulis tentang bagaimana
mengetahui tingkat kesehatan bank dapat berpengaruh terhadap kinerja
perbankan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk kejelasan dan ketetapan arah pembahasan dalam skripsi ini
penulis menyusun sistematika sebagai berikut:
Bab I PENDAHULUAN, berisi tentang latar belakang masalah,
perumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian dan tujuan
sistematika penelitian.
Bab II KAJIAN PUSTAKA menguraikan tentang telaah pustaka yang
berisi ringkasan penelitian terdahulu, kerangka teori yang berkaitan dengan
topik penelitian, kerangka yang berisi telaah kritis untuk menghasilkan
hipotesis dan model penelitian yang di uji, serta hipotesis penelitian yang
menjadi pedoman dalam analisis data.
Bab III METODE PENELITIAN bab ini berisi jenis penelitian, lokasi
penelitian, populasi dan sampel, devinisi variabel, metode pengumpulan data,
instrumen penelitian, dan teknik analisis data.
8
Bab IV ANALISA PENELITIAN menguraikan tentang deskripsi objek
penelitian serta analisa data.
Bab V PENUTUP mencakup uraian yang berisi kesimpulan yang
diperoleh dari hasil penelitian dan saran-saran untuk kemajuan obyek
penelitian.
9
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Telaah pustaka merupakan kumpulan hasil penelitian-penelitian
terdahulu dan mempunyai kaitan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Dalam penelitian ini rasio yang digunakan sebagai rasio dependen adalah
ROA (Return On Asset) dan rasio independen adalah rasio-rasio yang
digunakan dalam pengukuran kesehatan di perbankan yaitu permodalan
dihitung dengan CAR (Capital Adequacy Ratio), risiko pasar dihitung dengan
NIM (Net Interset Margin), rentabilitas dihitung dengan BOPO (Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional), risiko likuiditas dihitung dengan
LDR/FDR (Loan/Financing to Deposite Ratio) dan risiko kredit dihitung
dengan NPL/NPF (Non Performing Loan/Finance).
Wibowo dan Syaichu (2013) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh suku bunga, inflasi, CAR, BOPO, dan NPF terhadap profitabilitas
bank syariah. Populasi yang digunakan sebagai sampel dalam penelitian ini
adalah bank umum syariah yang laporannya telah dipublikasikan ke Bank
Indonesia periode 2008-2011. Pengambilan sampel menggunakan metode
purposive sampling diperoleh 3 bank umum syariah. Data penelitian ini
menggunakan data sekunder yang berasal dari website masing-masing bank
dan Bank Indonesia. Metode analisis menggunakan regresi linier berganda.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa suku bunga, inflasi, CAR, NPF
10
tidak berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA). Sedangkan BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap profitabilitas (ROA).
Anggraeni dan Suwardika (2014) penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal di ukur dengan
Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko kredit di ukur dengan Non Performing
Loan (NPL), suku bunga kredit terhadap profitabilitas pada bank BUMN di
Indonesia. Penelitian ini menggunakan sampel jenuh, yaitu dengan
mengambil semua anggota populasi sabagai sampel. Data yang diperoleh
adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank pemerintah
selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012. Teknik analisis data yang
dipergunakan adalah teknik analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian
menunjukkan variabel DPK dan CAR berpengaruh positif, sedangkan NPL
dan Suku Bunga Kredit berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA).
Dewi, Sinarwati, Darmawan (2014) penelitian ini bertujuan untuk
menguji pengaruh capital adequacy ratio (CAR), loan to deposit ratio
(LDR), dan perbandingan biaya operasional dengan pendapatan operasional
(BOPO) terhadap return on assets (ROA) pada bank umum yang terdaftar di
Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 secara parsial dan simultan.
Sampel yang digunakan adalah 20 Bank Umum yang terdaftar di BEI.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu analisis regresi linier
berganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa CAR tidak mempunyai
pengaruh yang signifikan terhadap ROA, LDR tidak mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap ROA, BOPO mempunyai pengaruh yang signifikan
11
terhadap ROA, dan CAR, LDR, dan BOPO secara bersama-sama
berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015) Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR terhadap Tingkat
Profitabilitas. Metode penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu 35
bank go public periode 2008-2012 yang bersumber dari direktori perbankan
Indonesia dengan teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling.
Skala pengukuran menggunakan skala ukur rasio. Pada analisis digunakan uji
regresi linier dan uji signifikansi menggunakan bantuan SPSS 15.0.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa, CAR memiliki
pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas. NIM memiliki pengaruh
yang signifikan terhadap profitabilitas. BOPO memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap profitabilitas. LDR tidak memiliki pengaruh yang
signfikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, CAR, NIM, BOPO, dan
LDR memiliki pengaruh yang signifikan terhadap profitabilitas sebesar 95,6
%. NIM memiliki pengaruh paling besar dengan standardized coefficient beta
sebesar 0,350. Peneliti menyarankan agar manajemen mempertimbangkan
juga faktor-faktor lain selain faktor CAR, NIM, BOPO, dan LDR sebagai
bahan pertimbangan dalam melihat tingkat profitabilitas bank.
Ariani dan Ardiana (2015) penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh kecukupan modal, tingkat efisiensi, risiko kredit dan likuiditas
terhadap profitabilitas. Penelitian ini dilakukan di LPD Kabupaten Badung
Bali dari tahun 2011-2013 dengan metode proportional random sampling
12
sehingga diperoleh jumlah sampel sebanyak 94 unit LPD. Teknik analisis
data yang digunakan adalah analisis regresi berganda. Berdasarkan hasil
pengujian dapat disimpulkan bahwa kecukupan modal (CAR) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas (ROA), tingkat efisiensi (BOPO) dan
risiko kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap profitabilitas (ROA), serta
likuiditas (LDR) berpengaruh positif terhadap profitabilitas (ROA).
Dayu (2015) penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh Tingkat
Kecukupan Modal, Likuiditas, Risiko Pasar, dan Risiko Kredit terhadap
Kinerja Keuangan. Teknik sampling yang digunakan adalah purposive
sampling. Diperoleh jumlah sampel sebanyak 30 Bank Konvensional. Teknik
analisis data yang digunakan adalah analisis regresi berganda dengan
persamaan kuadrat terkecil dan uji hipotesis menggunakan t-statistik untuk
menguji koefisien regresi parsial serta F-statistik untuk menguji keberartian
pengaruh secara bersama-sama dengan tingkat signifikansi 5%. Selain itu
juga dilakukan uji asumsi klasik yang tidak ditemukan variabel yang
menyimpang dari asumsi klasik. Hal ini menunjukkan data yang tersedia
telah memenuhi syarat menggunakan model persamaan regresi linear
berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa variabel Tingkat
Kecukupan Modal, Likuiditas, dan Risiko Kredit tidak menunjukkan
pengaruh signifikan terhadap Kinerja Keuangan. Variabel Risiko Pasar
berpengaruh signifikan positif terhadap Kinerja Keuangan. Kemampuan
prediksi dari keempat variabel tersebut terhadap Kinerja Keuangan dalam
13
penelitian ini sebesar 45.3%, sedangkan sisanya 54.7% ditentukan oleh faktor
lain yang tidak dimasukkan dalam model penelitian.
Djazuli (2015) Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan dan
menganalisis pengaruh tingkat kesehatan bank berdasarkan metode Risk
Based Bank Rating terhadap kinerja keuangan bank umum syariah di
Indonesia yang diproksi dengan Return on Asset (ROA). Sedangkan rasio
yang digunaka dalam pengukuran Risk Based Bank Rating mencangkup
risiko kedit (Non Performing Financing/NPF), risiko likuiditas (Financing to
Deposit Ratio/FDR), nilai komposit Good Corporate Governance, Biaya
Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), Net Operating
Margin (NOM), dan Capital Adequacy Ratio (CAR). Penelitian ini
merupakan penelitian kausalitas dengan data sekunder yang berasal dari
laporan keuangan tahunan bank syariah di Indonesia periode 2010-2013
dengan sampel sebanyak 8 bank. Hasilnya menunjukkan bahwa melalui uji F
NPF, FDR, GCG, BOPO, NOM dan CAR berpengaruh terhadap kinerja
keuangan (ROA) sebesar 60,8%. Sedangkan melalui uji t hanya variabel FDR
dan NOM yang berpengaruh positif signifikan terhadap kinerja keuangan
(ROA). Dari kedua variabel tersebut FDR adalah variabel yang paling
dominan mempengaruhi ROA.
Berdasarkan hasil penelitian-penelitian sebelumnya maka dapat
disimpulkan terdapat beberapa research gap, seperti yang tertuang dalam
tabel 2.1 sebagai berikut:
14
Tabel 2.1
Research Gap
No Rasio Peneliti Hasil Penelitian
1.
CAR
Anggraeni dan
Suwardika
(2014)
CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
Aldi, Nugraha
dan Saryadi
(2015)
CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
Dewi, Sinarwati
dan Darmawan
(2014)
CAR berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
2.
NIM
Dewi, Herawati
dan Sulindawati
(2015)
berpengaruh signifikan terhadap ROA
Dayu (2015) NIM positif dan signifikan berpengaruh
terhadap ROA
Djazuli (2015) NIM tidak berpengaruh signifikan
terhadap ROA
3.
BOPO
Wibowo dan
Syaichu (2013)
BOPO berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA
Sudiyatno
(2013)
BOPO berpengaruh negatif signifikan
terhadap ROA
Ardi, Nugaraha
dan Saryadi
(2015)
BOPO berpengaruh signifikan terhadap
ROA
Djazuli (2015) BOPO berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
4.
LDR
Dayu (2015) LDR berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
Ardi, Nugaraha
dan Saryadi
(2015)
LDR berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
Djazuli (2015) LDR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
5.
NPL
Djazuli (2015) NPL berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
Wibowo dan
Syaichu (2013)
NPL berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
Dayu (2015) NPL berpengaruh tidak signifikan
terhadap ROA
Ariani dan
Ardiana (2015)
NPL berpengaruh signifikan terhadap
ROA Sumber: Anggraeni dan Suwardika (2014); Aldi, Nugraha dan Saryadi (2015); Dewi,
15
Sinarwati dan Darmawan (2014); Dayu (2015); Djazuli (2015); Wibowo dan
Syaichu (2013); Ariani dan Ardiana (2015)
Seperti yang telah dipaparkan di atas bahwa terdapat beberapa
penelitian yang dilakukan untuk menguji faktor-faktor dari kesehatan bank
yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. Perbedaan penelitian ini dengan
penelitian sebelumnya adalah sampel penelitian ini yaitu 11 bank yang
termasuk dalam Bank Umum Syariah. Selain dilihat dari sampelnya dapat
dilihat pula dari tahun penelitian yang berbeda serta jumlah sampel yang
berbeda dengan penelitian-penelitian sebelumnya. Beberapa penelitian di atas
kebanyakan meneliti bank yang termasuk dalam bank umum yang bersifat
konvensional dan syariah yang termasuk dalam BUMN maupun dalam daftar
BEI tetapi penelitian ini hanya menitikberatkan pada bank yang termasuk
dalam Bank Umum Syariah.
B. Kerangka Teori
1. Teori Keagenan (Agency Theory)
Teori keagenan (Agency Theory) memiliki hubungan dengan
kinerja bank, karena kinerja dari suatu perusahaan perbankan tidak dapat
dipisahkan dengan manajemen bank. Jensen dan Meckling (1976) dalam
Ujiyanto (2007) menyatakan bahwa hubungan keagenan adalah sebuah
kontrak antara manajer (agent) dengan investor (principal). Dengan
adanya hubungan antara kedua belah pihak maka manajer (agent)
mempunyai tanggung jawab untuk melaporkan hasil kerjanya kepada para
pemegang saham atau pemilik. Hal tersebut dapat menimbulkan masalah
keagenan (agency problem) karena kemungkinan manajer (agent) tidak
16
selalu berbuat sesuai dengan kepentingan principal, sehingga memicu
biaya keagenan (agency cost) (Najmudin, 25:2011).
Manajer sebagai pengelola perusahaan lebih banyak mengetahui
informasi internal dan prospek perusahaan di masa yang akan datang
dibandingkan pemilik (pemegang saham) hal tersebut menimbulkan
asimetri informasi (http://anggyansyah.blogspot). Sehingga para
pemegang saham khawatir manajer hanya bekerja untuk memaksimalkan
kepentingan sendiri daripada bekerja untuk memaksimalkan kekayaan
para pemegang saham. Untuk mengurangi adanya hal tersebut maka
dilakukan perencanaan kompensasi yang baik yang memotivasi manajer
agar bekerja bukan hanya untuk kepentingan diri sendiri namun juga para
pemegang saham (Najmudin, 26:2011).
Eisenhardt (1989) menyatakan bahwa teori agensi menggunakan
tiga asumsi sifat manusia yaitu: (1) manusia pada umumya mementingkan
diri sendiri (self interest), (2) manusia memiliki daya pikir terbatas
mengenai persepsi masa mendatang (bounded rationality), dan (3)
manusia selalu menghindari resiko (risk averse). Berdasarkan asumsi sifat
dasar manusia tersebut manajer sebagai manusia akan bertindak
opportunistic, yaitu mengutamakan kepentingan pribadinya (Haris, 2004)
dalam Ujiyantho (2007). Berdasarkan asumsi-asumsi tersebut, maka
diketahui bahwa manajer maupun pemegang saham mempunyai
kepentingan yang berbeda dimana masing-masing pihak berusaha untuk
mencapai atau mempertahankan tingkat keuntungan yang dikehendaki.
17
2. Bank Syariah
a. Pengertian Bank Syariah
Bank syariah adalah bank umum sebagaimana dimaksud dalam
UU No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan yang saat ini telah diubah
dengan UU No.10 Tahun 1998 yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
Menurut Veitzhal (2007:733) bank syariah adalah bank yang
melakukan kegiatan usaha berdasarkan prinsip syariah, yaitu aturan
perjanjian berdasarkan hukum Islam antara bank dan pihak lain untuk
penyimpanan dana atau pembiayaan kegiatan usaha, atau kegiatan
lainnya yang dinyatakan sesuai dengan Syariah. Dijelaskan lebih
lanjut oleh Veitzhal (2007:759) bank syariah adalah lembaga
intermediasi dan penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan
etika dan sistem nilai Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba),
bebas dari kegiatan spekulatif yang nonproduktif seperti perjudian
(maysir), bebas dari hal-hal yang tidak jelas dan meragukan (gharar),
berprinsip keadilan, dan hanya membiayai kegiatan usaha yang halal.
Bank syariah sering dipersamakan dengan bank tanpa bunga. Bank
tanpa bunga merupakan konsep yang lebih sempit dari bank syariah,
ketika sejumlah instrumen atau operasi syariah selain menghindari
bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai sasaran
dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesejahteraan
sosial.
18
Menurut ensiklopedia Islam, bank syariah adalah lembaga
keuangan yang usaha pokoknya memberikan kredit dan jasa-jasa
dalam lalu lintas pembayaran serta peredaran operasionalnya
disesuaikan dengan prinsip-prinsip syariat Islam.
Dari berbagai pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa bank
syariah adalah lembaga yang menghimpun dan menyalurkan dana
serta jasa-jasa lain sesuai prinsip-prinsip syariah.
b. Kegiatan Bank Syariah
Berdasarkan booklet Perbankan Indonesia (2014), kegiatan usaha
bank umum syariah adalah:
1) Menghimpun dana dalam bentuk simpanan berupa giro, tabungan,
atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu berdasarkan
akad wadi’ah atau akad lain yang tidak bertentangan dengan
prinsip syariah.
2) Menghimpun dana dalam bentuk investasi berupa deposito,
tabungan, atau bentuk lainnya yang dipersamakan dengan itu
berdasarkan akad mudharabah atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
3) Menyalurkan pembiayaan bagi hasil berdasarkan akad
mudharabah, akad musyarakah, atau akad lain yang tidak
bertentangan dengan prinsip syariah.
19
4) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad murabahah, akad
salam, akad istishna’, atau akad lain yang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah.
5) Menyalurkan pembiayaan berdasarkan akad qardh atau akad lain
yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
6) Menyalurkan pembiayaan penyewaan barang bergerak atau tidak
bergerak kepada nasabah berdasarkan akad ijarah dan/atau sewa
beli dalam bentuk ijarah muntahiya bittamlik atau akad lain yang
tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
7) Melakukan pengambilalihan utang berdasarkan akad hawalah
atau akad lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
8) Melakukan usaha kartu debit dan/atau kartu pembiayaan
berdasarkan prinsip syariah.
9) Membeli, menjual, atau menjamin atas risiko sendiri surat
berharga pihak ketiga yang diterbitkan atas dasar transaksi nyata
berdasarkan prinsip syariah, antara lain, seperti akad ijarah,
musyarakah, mudharabah, murabahah, kafalah, atau hawalah.
10) Membeli surat berharga berdasarkan prinsip syariah yang
diterbitkan oleh pemerintah dan/atau BI.
11) Menerima pembayaran dari tagihan atas surat berharga dan
melakukan perhitungan dengan pihak ketiga atau antar pihak
ketiga berdasarkan prinsip syariah.
20
12) Melakukan penitipan untuk kepentingan pihak lain berdasarkan
suatu akad yang berdasarkan pinsip syariah.
13) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang dan surat berharga
berdasarkan prinsip syariah.
14) Memindahkan uang, baik untuk kepentingan sendiri maupun
untuk kepentingan nasabah berdasarkan prinsip syariah.
15) Melakukan fungsi sebagai wali amanat berdasarkan akad
wakalah.
16) Memberikan fasilitas letter of credit atau bank garansi
berdasarkan prinsip syariah.
17) Melakukan kegiatan lain yang lazim dilakukan di bidang
perbankan dan di bidang sosial sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah dan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
18) Melakukan kegiatan valuta asing berdasarkan prinsip syariah.
19) Melakukan kegiatan penyertaan modal pada Bank Umum Syariah
atau lembaga keuangan yang melakukan kegiatan usaha
berdasarkan prinsip syariah.
20) Melakukan kegiatan penyertaan modal sementara untuk
mengatasi akibat kegagalan pembiayaan berdasarkan prinsip
syariah, dengan syarat harus menarik kembali penyertaannya.
21
c. Sumber Dana Bank Syariah
Sumber dana bank ( Kasmir, 2014:50) adalah usaha bank
dalam menghimpun dana dari masyarakat. Perolehan dana tergantung
dari bank itu sendiri, apakah dari simpanan masyarakat atau dari
lembaga lain.
Dana-dana yang digunakan bank untuk melaksanakan
operasionalnya berasal dari dana-dana sebagai berikut (Sinangun,
1993):
1) Dana pihak pertama, yaitu dana milik sendiri yang berasal dari
para pemilik saham.
2) Dana pihak kedua, yaitu dana yang berasal dari pinjaman
kepada pihak luar.
3) Dana pihak ketiga, yaitu dana yang berasal dari simpanan
masyarakat. Bank syariah dapat menarik dana pihak ketiga
tersebut dalam berbagai bentuk simpanan yaitu:
a) Titipan (wadiah), yaitu simpanan yang dijamin keamanan
dan pengembaliannya tetapi tanpa memperoleh imbalan
atau keuntungan.
b) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko untuk
investasi umum dimana bank akan membayar keuntungan
secara proporsional dengan portofolio yang didanai dengan
modal tersebut.
22
c) Investasi khusus dimana bank bertindak sebagai manajer
investasi untuk memperoleh fee, jadi bank tidak ikut
berinvestasi sedangkan investor sepenuhnya mengambil
risiko atas investasi.
Dengan demikian dana yang dimilki oleh bank syariah berasal
dari (Muhammad, 2002:232):
1) Modal inti (Core Capital), adalah modal sendiri yang berasal
dari pemegang saham. Pada umumnya dana modal terdiri dari:
a) Modal yang disetor para pemegang saham.
b) Cadangan.
c) Laba yang ditahan.
2) Kuasi Ekuitas (Mudharabah Account)
Bank menghimpun dana berasal dari bagi hasil atas dasar
prinsip mudharabah, yaitu akad kerjasama atas pemilik dana
dengan pengusaha untuk melakukan usaha bersama, dan
pemilik dana tidak boleh mencampuri pengelolaan bisnis
sehari-hari. Berdasarkan prinsip ini, dalam kedudukannya
sebagai pemilik dana, bank menyediakan berbagai jasa bagi
para investor berupa:
a) Rekening investasi umum.
b) Rekening investasi khusus.
c) Rekening tabungan mudharabah.
3) Titipan (wadiah) atau simpanan tanpa imbalan
23
Dana titipan adalah dana pihak ketiga yang dititipkan pada
bank yang biasanya berupa giro atau tabungan.
d. Prinsip Operasi Perbankan Syariah
Prinsip syariah dalam kegiatan usaha bank syariah adalah
aturan perjanjian berdasarkan hukum Islam antar bank dan pihak lain
untuk penyimpanan dan/atau pembiayaan kegiatan usaha, atau
kegiatan lainnya yang dinyatakan sesuai syariah. Prinsip operasi bank
syariah menurut Simorangkir, (2004 : 40) adalah sebagai berikut :
1) Wadi’ah
Perjanjian antara pemilik barang (termasuk uang) dengan
penyimpan (termasuk bank) dimana pihak penyimpan bersedia
untuk menyimpan dan menjaga keselamatan barang yang dititipkan
padanya. Dalam hal ini terdapat dua jenis wadi’ah yaitu wadi’ah
amanah dan wadi’ah dhamanah.
2) Mudharabah
Perjanjian antara pemilik modal (uang atau barang) dengan
pengusaha (entrepreneur). Mudharabah merupakan hubungan
berserikat antara pemilik dana atau harta dan pihak yang memiliki
keahlian atau pengalaman. Dalam perjanjian ini pemilik modal
bersedia membiayai sepenuhnya suatu proyek atau usaha dan
pengusaha setuju untuk mengelola usaha atau proyek tersebut
dengan pembagian hasil sesuai dengan perjanjian.
24
3) Musyarakah
Perjanjian kerjasama antara dua pihak atau lebih pemilik modal
(uang atau barang) untuk membiayai suatu usaha. Keuntungan dari
usaha tersebut dibagi sesuai dengan persetujuan pihak-pihak
tersebut.
4) Murabahah
Persetujuan jual beli suatu barang dengan harga sebesar harga
pokok ditambah keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan
tersebut juga meliputi cara pembayaran sekaligus.
5) Bai’ Bithaman Ajil
Persetujuan jual beli barang dengan harga pokok ditambah dengan
keuntungan yang disepakati bersama. Persetujuan ini termasuk pula
jangka waktu pembayaran dan jumlah angsuran.
6) Ijarah
Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
dengan membayar sewa sesuai dengan persetujuan kedua belah
pihak. Setelah masa sewa berakhir maka barang akan dikembalikan
pada pemilik.
7) Ta’jiri
Perjanjian antara pemilik barang dengan penyewa yang
membolehkan penyewa untuk memanfaatkan barang tersebut
dengan membayar sewa sesuai persetujuan kedua belah pihak.
25
Setelah masa sewa berakhir, pemilik barang menjual barang
tersebut kepada penyewa dengan harga yang disetujui kedua belah
pihak.
8) Sharf
Kegiatan jual beli mata uang dengan mata uang lainnya. Apabila
yang diperjual belikan adalah mata uang yang sama, nilai mata
uang tersebut haruslah sama, dan penyerahannya juga pada waktu
yang sama.
9) Al Qard Ul Hasan
Perjanjian pinjam meminjam uang atau barang dengan tujuan untuk
membantu penerima pinjaman. Penerima pinjaman wajib
mengembalikan utangnya dalam jumlah yang sama. Apabila
peminjam tidak mampu mengembalikannya pada waktunya maka
peminjam tidak boleh dikenakan sanksi. Atas kerelaannya,
peminjam diperbolehkan memberikan uang atau barang kepada
pemilik.
10) Al Bai’al Dayan
Perjanjian jual beli secara diskonto atas piutang tagihan yang
berasal dari jual beli barang dan jasa.
11) Kafalah
Jaminan yang diberikan dari suatu pihak kepada suatu pihak lain,
dimana pihak pemberi jaminan bertanggung jawab atas
26
pembayaran kembali suatu utang atau pelaksanaan prestasi tertentu
yang menjadi hak penerima jaminan.
12) Rahn
Menjadikan barang-barang berharga sebagai agunan untuk
menjamin dipenuhinya suatu kewajiban.
13) Hiwalah
Pengalihan kewajiban dari suatu pihak yang mempunyai kewajiban
kepada pihak lain.
14) Wakalah
Perjanjian pemberian kuasa kepada pihak lain yang ditunjuk untuk
mewakilinya dalam melaksanakan suatu tugas/kerja atas nama
pemberi kuasa.
e. Tujuan Bank Syariah
Bank syariah mempunyai beberapa tujuan diantaranya sebagai
berikut (Melasari, 2013) :
1) Menggairahkan kegiatan ekonomi umat untuk ber-muamalat secara
Islam, khususnya muamalat yang berhubungan dengan perbankan
agar terhindar dari praktik-praktik riba atau jenis-jenis
usaha/perdagangan lain yang mengandung unsur gharar (tipuan),
dimana jenis-jenis usaha tersebut selain dilarang dalam Islam, juga
telah menimbulkan dampak negatif terhadap kehidupan ekonomi
rakyat.
27
2) Untuk menciptakan suatu keadilan dibidang ekonomi dengan jalan
meratakan pendapatan melalui kegiatan investasi, agar tidak terjadi
kesenjangan yang amat besar antara pemilik modal dengan pihak
yang membutuhkan dana.
3) Untuk meningkatkan kualitas hidup umat dengan jalan membuka
peluang berusaha yang lebih besar terutama kelompok miskin,
yang diarahkan kepada kegiatan usaha yang produktif, menuju
terciptanya kemandirian usaha.
4) Untuk menanggulangi masalah kemiskinan, yang pada umumnya
merupakan program utama dari negara-negara yang sedang
berkembang. Upaya bank syariah dalam mengentaskan kemiskinan
ini berupa pembinaan nasabah yang lebih menonjol sifat
kebersamaan dari siklus usaha yang lengkap seperti program
pembinaan produsen, pembinaan pedagang perantara, program
pembinaan konsumen, program pengembangan modal kerja, dan
program pengembangan usaha bersama.
5) Untuk menjaga stabilitas ekonomi dan moneter. Dengan aktivitas
bank syariah akan mampu menghindari pemanasan ekonomi
diakibatkan adanya inflasi, menghindari persaingan yang tidak
sehat antara lembaga keuangan.
3. Kesehatan Bank
Berdasarkan UU RI No. 7 Tahun 1992 tentang perbankan pasal 29
menyebutkan bahwa bank dikatakan sehat apabila bank tersebut
28
memenuhi dalam aspek permodalan, kualitas aset, kualitas manajemen,
rentabilitas, likuiditas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan
dengan usaha bank.
Budisantoso dan Triandaru (2006:51) dalam Anshari (2013)
mengartikan bahwa kesehatan bank merupakan kemampuan suatu bank
untuk melakukan kegiatan operasional perbankan secara normal seperti
kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain, dan
dari modal sendiri, kemampuan mengelola dana, kemampuan untuk
menyalurkan dana ke masyarakat, karyawan, pemilik modal, dan pihak
lain, pemenuhan peraturan perbankkan yang berlaku dan mampu
memenuhi semua kewajiban dengan baik dengan cara-cara yang sesuai
dengan peraturan perbankan yang berlaku.
Dari pengertian pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa
kesehatan bank adalah kemampuan bank untuk melakukan kegiatan
operasionalnya sesuai dengan aturan yang berlaku.
Kesehatan bank mencakup seluruh kegiatan yang dilakukan oleh
bank, kegiatan ini meliputi (Susilo,dkk : 2000):
a. Kemampuan menghimpun dana dari masyarakat, dari lembaga lain,
dan dari modal sendiri.
Bank menghimpun dana dari masyarakat biasanya dilakukan dengan
menawarkan berbagai jenis produk simpanan. Jenis-jenis simpanan
yang biasanya digunakan adalah simpanan giro, tabungan dan
deposito. Sedangkan pengimpunan dana dari lembaga lain dilakukan
29
saat bank mengalami kesulitan keuangan. Dana tersebut diperoleh dari
Bantuan Likuiditas Bank Indonesia (BLBI), pinjaman antar bank (call
money), pinjaman dari bank-bank luar negeri dan Surat Berharga
Pasar Uang (SBPU). Kemudian dana bank yang berasal dari modal
sendiri adalah dana yang diperoleh dari setoran para pemegang saham.
b. Kemampuan mengelola dana.
Bank hendaknya mampu mengelola dananya dengan baik, mulai dari
mencari sumber-sumber dana bank, mengatur regulasi dana bank agar
tidak terjadi kredit macet dan bank kekurangan dana, serta mengatur
agar dapat selalu memecahkan masalah keuangan yang dihadapi.
c. Kemampuan memenuhi kewajiban kepada masyarakat, karyawan,
pemilik modal dan pihak lain.
Kewajiban bank kepada masyarkat adalah kewajiban bank
menyediakan dana masyarkat yang telah dititipkan apabila sewaktu-
waktu akan diambil. Kemudian kewajiban bank kepada karyawan
adalah kewajiban memberikan upah sesuai dengan yang diperjanjikan
serta tepat waktu. Kewajiban bank terhadap pemilik modal adalah
kewajiban untuk memberikan pendapatan atau keuntungan sesuai
dengan dana yang telah diinvestasikan. Sedangkan kewajiban bank
terhadap pihak lain adalah apabila bank meminjam dana, maka bank
harus mengembalikan dana tersebut sesuai dengan waktu yang telah
disepakati.
30
d. Pemenuhan peraturan perbankan yang berlaku.
Dalam melaksanakan kegiatan-kegiatannya, bank mempunyai aturan
yang berasal dari Bank Indonesia maupun pihak lain yang berwenang
membuat peraturan. Kewajiban bank adalah mematuhi peraturan
tersebut agar kegiatan bank terlaksana dengan baik.
Berdasarkan PBI No. 13/1/PBI/2011 Tentang Penilaian Tingkat
Kesehatan Bank Umum, Bank Indonesia telah menetapkan sistem
penilaian tingkat kesehatan bank berbasis risiko menggantikan penilaian
CAMELS yang dulunya diatur dalam PBI No.6/10/PBI/2004. Penilaian
tingkat kesehatan bank dengan menggunakan pendekatan berdasarkan
risiko (Risk-based Bank Rating) merupakan penilaian yang komprehensif
dan terstruktur terhadap hasil integrasi profil risiko dan kinerja yang
meliputi penerapan tata kelola yang baik, rentabilitas, dan permodalan.
Pendekatan tersebut memungkinkan Bank Indonesia sebagai pengawas
melakukan tindakan pengawasan yang sesuai dan tepat waktu karena
penilaian dilakukan secara komprehensif terhadap semua faktor penilaian
dan difokuskan pada risiko yang signifikan serta dapat segera
dikomunikasikan kepada bank dalam rangka menetapkan tindak lanjut
pengawasan (Wirawan:2013).
Dalam PBI No. 13/1/PBI/2011 penilaian Risk Based Bank Rating
(RBBR) penilaiannya meliputi:
31
a. Profil risiko (risk profile)
Penilaian terhadap faktor profil risiko merupakan penilaian terhadap
risiko inheren dan kualitas penerapan manajemen risiko dalam
operasional bank yang dilakukan terhadap 8 (delapan) risiko yaitu:
risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko
hukum, risiko stratejik, risiko kepatuhan dan risiko reputasi.
Berdasarkan hasil pengawasan, jenis risiko yang menonjol dalam
industri perbankan nasional adalah risiko kredit dan operasional.
b. Good Corporate Governance (GCG)
Penilaian terhadap faktor GCG merupakan penilaian terhadap
manajemen bank atas pelaksanaan prinsip-prinsip GCG sebagaimana
diatur dalam PBI GCG yang didasarkan pada 3 (tiga) aspek utama
yaitu Governance Structure, Governance Process dan Governance
Outcomes. Governance Structure mencakup pelaksanaan tugas dan
tanggung jawab Komisaris dan Direksi serta kelengkapan dan
pelaksanaan tugas komite. Governance Process mencakup penerapan
fungsi kepatuhan bank, penanganan benturan kepentingan, penerapan
fungsi audit intern dan ekstern, penerapan manajemen risiko
termasuk sistem pengendalian intern, penyediaan dana kepada pihak
terkait dan dana besar, serta rencana strategis bank. Governance
Outcomes mencakup transparansi kondisi keuangan dan non
keuangan, laporan pelaksanaan GCG dan pelaporan internal.
Penerapan GCG yang memadai sangat diperlukan dalam pengelolaan
32
perbankan mengingat SDM yang menjalankan bisnis perbankan
merupakan faktor kunci yang harus memiliki integritas dan
kompetensi yang baik.
c. Rentabilitas (earnings)
Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian
terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings, dan
sustainability earnings bank. Tindakan pengawasan yang dilakukan
antara lain meminta bank agar meningkatkan kemampuan
menghasilkan laba seperti melalui peningkatan efisiensi dan volume
usaha dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.
d. Permodalan (capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Bagi bank yang dinilai masih perlu meningkatkan modal untuk
mendukung kegiatan usaha, Bank Indonesia antara lain meminta agar
pemegang saham bank menambah modal, mencari investor baru
dan/atau mengurangi proporsi pembagian dividen kepada pemegang
saham.
Sedangkan untuk penilaiannya untuk tingkat kesehatan bank juga
berbeda yaitu menggunakan komposit dalam penilaiannya.
Tabel 2.2
Kategori Peringkat Komposit untuk Tingkat Kesehatan Bank
PK Keterangan
PK-1 Mencerminkan kondisi bank secara umum sangat sehat
sehingga dinilai sangat mampu menghadapi pengaruh
33
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-
faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,
rentabilitas, dan permodalan yang secara umum sangat
baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum
kelemahan tersebut tidak signifikan.
PK-2 Mencerminkan kondisi Bank secara umum sehat
sehingga dinilai mampu menghadapi pengaruh negatif
yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan faktor
eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-faktor
penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,
rentabilitas, dan permodalan yang secara umum baik.
Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum
kelemahan tersebut kurang signifikan.
PK-3 Mencerminkan kondisi Bank secara umum cukup sehat
sehingga dinilai cukup mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-
faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,
rentabilitas, dan permodalan yang secara umum cukup
baik. Apabila terdapat kelemahan, maka secara umum
kelemahan tersebut cukup signifikan dan apabila tidak
berhasil diatasi dengan baik oleh manajemen dapat
mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK-4 Mencerminkan kondisi Bank secara umum kurang sehat
sehingga dinilai kurang mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-
faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,
rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang
baik. Terdapat kelemahan yang secara umum signifikan
dan tidak dapat diatasi dengan baik oleh manajemen serta
mengganggu kelangsungan usaha Bank.
PK-5 Mencerminkan kondisi Bank secara umum tidak sehat
sehingga dinilai tidak mampu menghadapi pengaruh
negatif yang signifikan dari perubahan kondisi bisnis dan
faktor eksternal lainnya tercermin dari peringkat faktor-
faktor penilaian, antara lain profil risiko, penerapan GCG,
rentabilitas, dan permodalan yang secara umum kurang
baik. Terdapat kelemahan yang secara umum sangat
signifikan sehingga untuk mengatasinya dibutuhkan dana
dari pemegang saham atau sumber dana dari pihak lain
untuk memperkuat kondisi keuangan Bank. Sumber : Bank Indonesia (2011)
34
4. Rasio Keuangan Penilaian Tingkat Kesehatan Bank
Rasio keuangan adalah angka yang diperoleh dari hasil
perbandingan dari satu pos lainnya yang mempunyai hubungan yang
relevan dan signifikan. Misalnya antara Utang dan Modal, antara Kas dan
Total Aset, antara Harga Pokok Produksi dengan Total Penjualan, dan
sebagainya (Harahap, 2013:297). Teknik ini sangat lazim digunakan para
analisis keuangan. Rasio keuangan sangat penting dalam melakukan
analisis terhadap kondisi keuangan perusahaan.
Keunggulan analisis rasio keuangan dibandingkan analisis dengan
teknik lain adalah (Harahap, 2013:298):
a. Rasio merupakan angka-angka atau ikhstisar statistik yang lebih
mudah dibaca dan ditafsirkan.
b. Merupakan pengganti yang lebih sederhana dari informasi yang
disajikan laporan keuangan yang sangat rinci dan rumit.
c. Mengetahui posisi perusahaan di tengah industri lain
Kelemahan analisis rasio keuangan dibanding analisis dengan
teknik lain adalah (Harahap, 2013:298):
a. Kesulitan dalam memilih rasio yang tepat.
b. Sulit jika data tidak sinkron.
c. Jika data untuk menghitung rasio tidak tersedia, akan menimbulkan
kesulitan menghitung rasio.
Mengenai penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode Risk
Based Bank Rating (RBBR) (berupa faktor kuantitatif dan kualitatif yang
35
terdiri dari: Profil risiko, Good Corporate Governance (GCG),
Rentabilitas dan Permodalan). Namun biasanya faktor yang mudah diukur
adalah faktor kuantitatif karena berupa rasio – rasio keuangan dan datanya
mudah diperoleh. Dalam penilaian tingkat kesehatan bank dengan metode
Risk Based Bank Rating (RBBR) faktor kuantitatif adalah profil risiko:
risiko keuangan (kuantitatif), rentabilitas dan permodalan.
a. Profil Risiko (Risk Profil)
Bank Indonesia mendefinisikan risiko sebagai potensi terjadinya
suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian (loss). Hal
ini berarti pula bahwa risiko selalu melekat pada setiap aktivitas usaha
bank dan risiko akan dapat menjadi berbahaya apabila tidak
dimengerti, tidak terukur dan tidak dikelola atau dikendalikan
(Wirawan, 2013).
Manajemen risiko dalam pengawasan bank akan memfokuskan
pada dual hal pokok, yaitu proses manajemen risiko itu sendiri dan
pendekatan kuantitatif atas risiko tersebut. Proses manajemen risiko
perlu untuk mengetahui apakah kegiatan pengendalian atas setiap
risiko sudah dilakukan dalam kegiatan operasional bank, sedangkan
pendekatan kuantitatif diperlukan untuk mengatur sampai seberapa
jauh risiko yang dihadapi dan seberapa besar kerugian yang akan
dialami (Eva, 2010).
36
1) Risiko Kredit (Credit risk)
Risiko kredit (credit risk) didefinisikan sebagai kemungkinan
kegagalan debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank.
Bank Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam
tiga kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet.
Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan
atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing
Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total
kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84). Rasio NPL
menunjukkan kemampuan manajemen bank dalam mengelola kredit
bermasalah yang diberikan oleh bank. Semakin tinggi rasio NPL
maka semakin buruk kualitas kredit yang menyebabkan jumlah kredit
bermasalah semakin besar sehingga dapat menyebabkan kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin besar
(Herdiningtyas,2005). Maka dalam hal ini semakin tinggi rasio NPL
maka semakin rendah profitabilitas suatu bank.
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NPL dihitung dari perbandingan antara kredit
bermasalah terhadap total kredit. Dalam bank syariah kredit
digantikan dengan nama pembiayaan.
NPL/NPF = ( )
( ) (2.1)
37
2) Risiko Pasar (Market Risk)
Risiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas
yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi
pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas)
instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen
ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar
neraca terkait. Selain itu, risiko pasar juga berasal dari risiko valuta
asing umum dan risiko komoditas seluruh bank ( di bidang
perdagangan dan pembukuan perbankan) (Greuning dan
Bratanovic, 2011:197). Risiko pasar dihitung dengan Net Interset
Margin yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen
bank dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat
kinerja bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan
operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang
disalurkan. Semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan
pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank,
sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah
semakin kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik (Griha,
Zulbahridar, dan Andri ,2014).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NIM dihitung dari perbandingan antara
pendapatan bunga terhadap aktiva produktif.
NIM =
(2.2)
38
3) Risiko Likuiditas (Liquidity risk)
Risiko likuiditas (liquidity risk) menunjukkan risiko yang
dihadapi oleh bank karena mengalami kegagalan untuk memenuhi
kewajiban terhadap deposannya, dengan alat-alat likuid yang
tersedia karena harus digunakan oleh bank yang bersangkutan
untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap,
2013:301). Dalam penelitian ini menggunakan Loan/Finance to
Deposite Ratio untuk menghitung likuiditas dimana semakin tinggi
rasio likuiditas maka kemungkinan bank mengalami kerugian
semakin rendah karena dapat menyalurkan kredit dengan efektif
secara otomatis laba akan semakin meningkat (Dewi, Sinarwati
dan Darmawan, 2014).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, LDR dihitung dari perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Dalam
bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan.
LDR/FDR = ( )
(2.3)
b. Rentabilitas (Earning)
Rentabilitas (earnings) (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk
memastikan efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan
akurat yang dicapai oleh bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap
faktor rentabilitas (earnings) meliputi penilaian terhadap kinerja
earnings, sumber-sumber earnings, dan sustainability earnings Bank.
39
Rasio keuangan penilaian rentabilitas dalam penelitian ini
menggunakan rasio BOPO.
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya,
2009:130). Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya
operasional yang dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga
kemungkinan laba bank akan semakin meningkat (Griha, Zulbahridar,
dan Andri ,2014). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus
(Dendawijaya, 2009:129):
BOPO =
x 100% (2.4)
c. Permodalan (Capital)
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi
penilaian terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan
permodalan. Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital
Adequacy Ratio (CAR).
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung risiko (kredit, penyertaan, surat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan
kata lain, capital adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk
mengukur kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang
40
aktiva yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan (Dendawijaya, 2009: 121). Rasio ini dapat dirumuskan
sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:121):
CAR =
x 100 % (2.5)
CAR merupakan indikator terhadap kemampuan bank untuk
menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari kerugian-kerugian
bank yang disebabkan oleh aktiva yang berisiko (Dendawijaya,
2009:121). Seluruh bank yang ada di Indonesia diwajibkan untuk
menyediakan modal minimum sebesar 8% dari ATMR. Semakin besar
Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank juga semakin
besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka semakin
besar keuntungan yang diperoleh bank (Griha, Zulbahridar, dan Andri
,2014)
5. Kinerja Bank
Kinerja Bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik yang
menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran
dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Jumingan, 2006:239).
Berdasarkan apa yang dinyatakan di atas, kinerja keuangan bank
merupakan gambaran kondisi keuangan bank pada suatu periode tertentu
baik menyangkut aspek penghimpunan dana maupun penyaluran dana
41
yang biasa diukur dengan indikator solvabilitas, likuiditas dan
profitabilitas (Harahap, 2013:300).
Rasio solvabilitas menggambarkan kemampuan perusahaan dalam
membayar kewajiban jangka panjangnya atau kewajiban-kewajibannya
apabila perusahaan dilikuidasi (Harahap, 2013:303). Rasio likuiditas
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan kewajiban
jangka pendeknya (Harahap, 2013:301). Rasio profitabilitas
menggambarkan kemampuan perusahaan mendapat laba melalui semua
kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan penjualan, kas, modal,
jumlah karyawan , jumlah cabang, dan sebagainya (Harahap, 2013:301).
Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang
paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas atau
disebut dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu (Hasibuan, 2006:100).
Profitabilitas suatu bank digunakan untuk mengukur dan melihat
keberhasilan, kemampuan serta kinerja suatu bank didalam menggunakan
aktivanya secara produktif (Rachmawati,2013).
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan, salah satunya dengan menggunakan rasio Return On Asset..
ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank
menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total
asetnya (Harahap, 2013:305). Besarnya ROA dapat dihitung dengan
rumus (Harmono, 2009 : 119):
42
ROA =
x 100% (2.6)
Semakin besar ROA suatu bank, semakin besar pula keuntungan
yang dicapai bank tersebut dan semakin baik pula posisi bank tersebut
dari segi penggunaan aset (Dendawijaya, 2009:118).
C. Kerangka Penelitian
Berdasarkan uraian landasan teori dan penelitian terdahulu di atas,
maka kerangka penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Penelitian
D. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban permasalahan sementara yang
bersifat dugaan dari suatu penelitian. Dugaan ini harus dibuktikan
kebenarannya melalui data empiris (fakta lapangan). Hipotesis dapat benar
Kinerja Bank (Y)
Resiko Kredit
(NPL/NPF) (X1)
Resiko Pasar (NIM)
(X2)
Resiko likuiditas
(LDR/FDR)(X3)
Rentabilitas
(BOPO)(X4)
Permodalan (CAR)
(X5)
H1 (-)
H2 (+)
H3 (+)
H4 (-)
H5 (+)
43
atau terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta dari hasil
penelitian lapangan (Supardi, 2005:69).
Berdasarkan rumusan masalah, tujuan, teori, penelitian terdahulu, dan
kerangka pemikiran maka hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Risiko Kredit Terhadap Kinerja Bank
Credit risk didefinisikan sebagai kemungkinan kegagalan debitur
mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank. Bank Indonesia
mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam 3 kategori yaitu kredit
kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko kredit ditunjukkan dengan
besaran Non performing loan atau dalam bank syariah dikenal dengan
nama Non Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi
dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84).
Herdiningtyas (2005) dan Rachmawati (2013) menyatakan bahwa
Semakin besar Non Performing Loan (NPL) berarti risiko kredit semakin
tinggi. Bank dapat mengkompensasikan pemberian kredit yang
mempunyai risiko tinggi diimbangi dengan pendapatan yang lebih tinggi
melalui penetapan suku bunga di atas normal. Oleh karena itu, perlu
adanya kebijakan pemberian kredit yang tepat dan efektif yang diterapkan
perbankan agar tingkat kredit bermasalah dapat berkurang. Semakin
rendah rasio ini maka kemungkinan bank mengalami kerugian sangat
rendah yang secara otomatis laba akan semakin meningkat.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Djazuli
(2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 menyatakan bahwa
44
NPL berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA dan penelitian Wibowo
dan Saichu (2013) di bank syariah tahun 2008-2011 juga mendapatkan
hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut juga didukung oleh penelitian
yang dilakukan Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-
2013 juga mendapatkan hasil bahwa NPL tidak signifikan terhadap ROA.
Ariani dan Ardian (2015) di LPD kab. Bandung pada tahun yang sama
membuktikan bahwa NPL berpengaruh negatif signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H1 : Risiko Kredit (NPL/NPF) berpengaruh negatif terhadap
Kinerja Bank (ROA)
2. Pengaruh Risiko Pasar Terhadap Kinerja Bank
Resiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas yang
mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi pergerakan
harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas) instrumen-instrumen
pendapatan tetap, instrumen-instrumen ekuitas, komoditas, kurs mata
uang, dan kontrak-kontrak di luar neraca terkait. Selain itu, risiko pasar
juga berasal dari risiko valuta asing umum dan risiko komoditas seluruh
bank (di bidang perdagangan dan pembukuan perbankan) (Greuning dan
Bratanovic, 2011:197). Risiko pasar dihitung dengan Net Interset Margin
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank dalam
menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam
menyalurkan kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat
tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan.
45
Menurut Rachmawati (2013) dan Griha, Zulbahridar, dan Andri
(2014) semakin besar rasio ini maka akan meningkatkan pendapatan
bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga kemungkinan
suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil dan kinerja bank
tersebut akan semakin baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Dewi,
Herawati dan Sulindawati (2015) di Bank Umum Swasta Nasional yang
terdaftar di BEI periode 2009-2013 mendapatkan hasil bahwa NIM
berpengaruh signifikan terhadap ROA. Penelitian yang dilakukan Dayu
(2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga
mendapatkan hasil bahwa NIM positif dan signifikan berpengaruh
terhadap ROA.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H2 : Risiko Pasar (NIM) berpengaruh positif terhadap
Kinerja Bank (ROA)
3. Pengaruh Risiko Likuiditas Terhadap Kinerja Bank
Liquidity risk menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank karena
mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban terhadap deposannya,
dengan alat-alat likuid yang tersedia karena harus digunakan oleh bank
yang bersangkutan untuk membayar kewajiban yang harus segera dilunasi
(Harahap, 2013:301). Dalam beberapa penelitian sebelumnya
menyimpulkan bahwa dimana semakin tinggi rasio likuiditas maka
kemungkinan bank mengalami kerugian semakin rendah secara otomatis
46
laba akan semakin meningkat. LDR merupakan rasio untuk mengukur
komposisi jumlah kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah
dana masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir, 2011:290).
Semakin tinggi rasio LDR maka semakin baik kemampuan bank
dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan deposan dengan
mengandalkan kredit yang diberikan sebagai sumber likuiditasnya.
Semakin tinggi rasio tersebut memberikan indikasi semakin tinggi
kemampuan bank yang bersangkutan dalam menyalurkan kredit yang
potensial bagi peningkatan laba (Dendawijaya, 2009:116).
Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Djazuli
(2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 bahwa LDR
berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H3 : Resiko Likuiditas (LDR/FDR) berpengaruh positif
terhadap Kinerja Bank (ROA)
4. Pengaruh Rentabilitas Terhadap Kinerja Bank
Earnings (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk memastikan efisiensi
dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat yang dicapai oleh
bank yang bersangkutan. Penilaian terhadap faktor rentabilitas (earnings)
meliputi penilaian terhadap kinerja earnings, sumber-sumber earnings,
dan sustainability earnings Bank. Rasio keuangan penilaian rentabilitas
dalam penelitian ini menggunakan rasio BOPO.
47
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya, 2009:130).
Semakin kecil rasio ini berarti semakin efisien biaya operasional yang
dikeluarkan bank yang bersangkutan sehingga kemungkinan laba bank
akan semakin meningkat (Dewi, Sinarwati dan Darmawan, 2014).
Hal ini didukung oleh penelitian-penelitian sebelumnya yang
dilakukan oleh Wibowo dan Saichu (2013) di Bank Syariah pada tahun
2008-2011 menunjukkan hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA hal ini juga didukung Sudiyatno (2013) dengan
penelitian yang dilakukan di 96 perusahaan perbankan selama 2007-2010.
Penelitian oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan penelitian di
35 bank umum yang telah go public pada tahun 2008-2012 juga
menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh terhadap ROA.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H4 : Rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Kinerja
Bank (ROA)
5. Pengaruh Permodalan Terhadap Kinerja Bank
Penilaian terhadap faktor permodalan (capital) meliputi penilaian
terhadap tingkat kecukupan permodalan dan pengelolaan permodalan.
Rasio untuk menilai permodalan ini adalah Capital Adequacy Ratio
(CAR).
48
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh aktiva
bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, serat berharga, tagihan
pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri bank di samping
memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana
masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital
adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur kecukupan
modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva yang mengandung atau
menghasilkan risiko, misalnya kredit yang diberikan (Dendawijaya,
2009:121).
Tingkat CAR yang ideal akan meningkatkan kepercayaan
masyarakat sebagai pemilik dana terhadap bank sehingga masyarakat
akan memiliki keinginan yang lebih untuk menyimpan dananya di bank,
yang pada akhirnya bank akan memiliki kecukupan dana untuk
menjalankan kegiatan operasionalnya seperti pemberian kredit kepada
masyarakat yang memungkinkan bank untuk dapat memperoleh laba lebih
dari kenaikan pendapatan bunga kredit yang dikucurkannya (Dewi,
Sinarwati dan Darmawan, 2014).
Semakin besar Capital Adequacy Ratio (CAR) maka keuntungan bank
juga semakin besar. Dengan kata lain, semakin kecil risiko suatu bank maka
semakin besar keuntungan yang diperoleh bank (Griha, Zulbahridar, dan
Andri ,2014).
Hal tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Anggraeni dan Suwardika (2014) di BUMN dengan data yang diperoleh
49
adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi bank-bank
pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012 mendapatkan hasil
bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap ROA dan hasil
penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Aldi, Nugraha
dan Saryadi (2015) di 35 Bank Umum periode 2008-2012.
Berdasarkan uraian di atas, maka dapat dirumuskan hipotesis:
H5 : Permodalan (CAR) berpengaruh positif terhadap Kinerja
Bank (ROA)
50
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Dalam penelitian ini jenis penelitian kuantitatif dengan data yang
digunakan adalah data sekunder untuk semua variabel yaitu kinerja bank dan
data rasio-rasio keuangan yang terdapat pada laporan keuangan Bank Syariah
selama tahun 2010 sampai dengan tahun 2014.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada Perbankan Syariah di Indonesia pada
periode 2010-2014, melalui akses internet ke website bank-bank yang
termasuk dalam sampel maupun akses ke www.bi.go.id
C. Populasi dan Sampel
Populasi menurut Supardi (2005:101) adalah suatu kesatuan individu
atau subyek pada wilayah dan waktu serta dengan kualitas tertentu yang akan
diamati. Populasi dalam penelitian ini adalah Bank Syariah di Indonesia.
Sampel menurut Supardi (2005:103) adalah bagian dari populasi yang
dijadikan subyek penelitian sebagai wakil dari para anggota populasi.teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini adalah nonprobability sampling
(penarikan sampel secara tidak acak). Menurut Sugiyono (2010:66),
nonprobability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberikan peluang atau kesempatan yang sama bagi setiap unsur atau
anggota yang dipilih menjadi sampel. Bagian dari nonprobability sampling
51
yang digunakan adalah purposive sampling. Menurut Sugiyono (2010:68)
yang dimaksud purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
cara pertimbangan tertentu. Kriteria-kriteria pemilihan sampel tersebut
diantaranya, perusahaan perbankan yang terdaftar sebagai perusahaan
perbankan yang go public antara lain:
1) Bank yang menerbitkan annual report selama 5 tahun berturut-turut yaitu
tahun 2010-2014.
2) Laporan keuangan dalam annual report harus mempunyai tahun buku
yang berakhir 31 desember.
3) Bank Syariah yang termasuk dalam Bank Umum Syariah.
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah bank yang termasuk
dalam Bank Umum Syariah berjumlah 11 bank yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Daftar nama bank sampel
No. Nama Bank
1 BNI Syariah
2 Bank Mega Syariah
3 Bank Muamalat
4 Bank Mandiri Syariah
5 BRI Syariah
6 Bank Syariah Bukopin
7 Bank Jabar Banten Syariah
8 BCA Syariah
9 Panin Bank Syariah
10 Bank Victoria Syariah
11 Maybank Syariah
Sumber : www.bi.go.id
Alasan menggunakan Bank Umum Syariah adalah:
1. Jumlah modal yang disetor minimal 1 Triliyun dapat berupa rupiah
atau valuta asing. Hal ini menggambarkan bahwa modal yang dimiliki
52
dapat menjamin bank tersebut baik dari segi permodalan dan dapat
berdampak pada perluasan bank dan berorientasi profit. Karena bank
yang terlalu kecil modalnya dapat mengakibatkan ketidakpercayaan
calon nasabah karena takut uang miliknya tidak dapat diambil lagi
ketika bank mengalami resiko kerugian usaha (Latumaerissa,
1999:84).
2. Sumber dana modal disetor untuk pendirian bank umum baru tidak
boleh berasal dari dana pinjaman atau fasilitas pembiayaan dalam
bentuk apapun dari bank atau pihak lain di Indonesia. Hal ini
mengantisipasi adanya risiko likuiditas karena disetorkan untuk modal
pendirian bank. Saat modal disetor tersebut berasal dari pinjaman
maka pemilik modal tidak memiliki tidak mempunyai jaminan apapun
ketika terkena likuiditas sehingga tidak dapat mengcover kerugian
jangka panjang yang disebabkan oleh penurunan aktivanya
(Dendawijaya, 2009:120).
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah metode pengumpulan
data dari basis data sebab penulis mengambil data sekunder. Metode ini
dilakukan melalui pengumpulan dan pencatatan data laporan tahunan pada
masing-masing bank syariah yang menjadi sampel penelitian selama periode
tahun 2010-2014. Data dalam penelitian ini diperoleh dari internet dengan
cara mendownload laporan tahunan dari masing-masing bank tersebut yang
dipublikasikan melalui website Bank Indonesia.
53
E. Jenis dan Sumber Data
1) Jenis Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh secara tidak langsung
atau penelitian arsip yang memuat peristiwa masa lalu (Bawono, 2006:
30). Data sekunder dalam penelitian ini terdiri dari data rasio-rasio
kesehatan bank yaitu permodalan dihitung dengan Capital Adequacy
Ratio (CAR), risiko pasar dihitung dengan Net Interest Margin (NIM),
risiko kredit dihitung dengan Non Performing Loan / Finance
(NPL/NPF), risiko likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio/
Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR), rentabilitas dihitung dengan
Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dan kinerja bank
dihitung dengan Return on Asset (ROA) tahun 2010-2014.
2) Sumber Data
Sumber data diperoleh dari website Bank Indonesia, yaitu
www.bi.go.id dan dari website bank yang dijadikan obyek dalam
penelitian
F. Definisi Operasional
Penelitian ini menganalisis tentang pengaruh kesehatan bank
terhadap kinerja di bank syariah. Komponen dari kesehatan bank yaitu
diukur menggunakan metode Risk Based Bank Rating (RBBR). Tiap-tiap
komponen dihitung dengan menggunakan rumus masing-masing variabel.
54
1. Komponen Kesehatan Bank
d. Profil Risiko (Risk Profil)
Bank Indonesia mendefinisikan risiko sebagai potensi terjadinya
suatu peristiwa (events) yang dapat menimbulkan kerugian (loss). Hal
ini berarti pula bahwa risiko selalu melekat pada setiap aktivitas usaha
bank dan risiko akan dapat menjadi berbahaya apabila tidak
dimengerti, tidak terukur dan tidak dikelola atau dikendalikan
(Wirawan,2013).
4) Resiko Kredit (Credit risk)
Credit risk didefinisikan sebagai kemungkinan kegagalan
debitur mengembalikan kredit yang diberikan oleh bank. Bank
Indonesia mengklasifikasikan kredit non produktif kedalam 3
kategori yaitu kredit kurang lancar, diragukan, dan macet. Risiko
kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing loan atau
dalam bank syariah dikenal dengan nama Non Performing Finance
yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi dengan total kredit yang
diberikan bank (Latumaerissa, 1999:84).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NPL dihitung dari perbandingan antara kredit
bermasalah terhadap total kredit. Dalam bank syariah kredit
digantikan dengan nama pembiayaan.
NPL/NPF = ( )
( ) (3.1)
55
Perhitungan NPL/NPF yang digunakan adalah NPL/NPF dari
bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum
Syariah.
5) Resiko Pasar (Market Risk)
Resiko pasar (Market Risk) adalah risiko dari suatu entitas
yang mungkin mengalami kerugian sebagai akibat dari fluktuasi
pergerakan harga pasar, karena perubahan harga (volatilitas)
instrumen-instrumen pendapatan tetap, instrumen-instrumen
ekuitas, komoditas, kurs mata uang, dan kontrak-kontrak di luar
neraca terkait. Selain itu, resiko pasar juga berasal dari resiko
valuta asing umum dan resiko komoditas seluruh bank (di bidang
perdagangan dan pembukuan perbankan) (Greuning dan
Bratanovic, 2011:197). Dalam penelitian ini resko pasar dihitung
dengan rasio Net Interest Margin (NIM).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, NIM dihitung dari perbandingan antara
pendapatan bunga terhadap aktiva produktif. Net Interest Margin
yang digunakan untuk mengukur kemampuan manajemen bank
dalam menghasilkan pendapatan dari bunga dengan melihat kinerja
bank dalam menyalurkan kredit, mengingat pendapatan
operasional bank sangat tergantung dari selisih bunga kredit yang
disalurkan.
NIM =
(3.2)
56
Perhitungan NIM yang digunakan adalah NIM dari bank
sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah.
6) Resiko Likuiditas (Liquidity risk)
Liquidity risk menunjukkan risiko yang dihadapi oleh bank
karena mengalami kegagalan untuk memenuhi kewajiban terhadap
deposannya, dengan alat-alat likuid yang tersedia karena harus
digunakan oleh bank yang bersangkutan untuk membayar
kewajiban yang harus segera dilunasi (Harahap, 2013:301).
Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14
Desember 2001, LDR dihitung dari perbandingan antara jumlah
kredit yang diberikan terhadap jumlah dana pihak ketiga. Dalam
bank syariah kredit digantikan dengan nama pembiayaan.
LDR/FDR = ( )
(3.3)
Perhitungan LDR/FDR yang digunakan adalah LDR/FDR
dari bank sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum
Syariah.
e. Rentabilitas (Earning)
Earnings (Veitzhal, 2007:720) adalah untuk memastikan
efisiensi dan kualitas pendapatan bank secara benar dan akurat yang
dicapai oleh bank yang bersangkutan. Rasio keuangan penilaian
rentabilitas dalam penelitian ini menggunakan rasio BOPO.
Rasio ini yang sering disebut rasio efisiensi ini digunakan untuk
mengukur kemampuan manajemen bank dalam mengendalikan biaya
57
operasional terhadap pendapatan operasional (Dendawijaya,
2009:130). Besarnya nilai BOPO dapat dihitung dengan rumus
(Dendawijaya, 2009:129):
BOPO =
x 100% (3.4)
Perhitungan BOPO yang digunakan adalah BOPO dari bank
sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah.
f. Permodalan (Capital)
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh seluruh
aktiva bank yang mengandung resiko (kredit, penyertaan, serat
berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai dari dana modal sendiri
bank di samping memperoleh dana-dana dari sumber-sumber di luar
bank, seperti dana masyarakat, pinjaman (utang), dan lain-lain. Rasio
ini dapat dirumuskan sebagai berikut (Dendawijaya, 2009:121):
CAR =
x 100 % (3.5)
Perhitungan CAR yang digunakan adalah CAR dari bank sampel
yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah.
2. Kinerja Bank
Kinerja Bank merupakan bagian dari kinerja bank secara
keseluruhan. Kinerja (performance) bank secara keseluruhan merupakan
gambaran prestasi yang dicapai bank dalam operasionalnya, baik yang
menyangkut aspek keuangan, pemasaran, penghimpunan dan penyaluran
dana, teknologi maupun sumber daya manusia (Jumingan, 2006:239).
58
Menurut Rachmawati (2013) profitabilitas merupakan indikator yang
paling tepat untuk mengukur kinerja suatu bank. Profitabilitas atau disebut
dengan rentabilitas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
menghasilkan laba selama periode tertentu (Hasibuan, 2006:100).
Terdapat beberapa cara untuk mengukur tingkat profitabilitas suatu
perusahaan, salah satunya dengan menggunakan rasio Return On Asset..
ROA adalah rasio yang digunakan mengukur kemampuan bank
menghasilkan keuntungan secara relatif dibandingkan dengan total asetnya
(Harahap, 2013:305). Besarnya ROA dapat dihitung dengan rumus
(Harmono, 2009 : 119):
ROA =
x 100% (3.6)
Perhitungan NPL/NPF yang digunakan adalah NPL/NPF dari bank
sampel yaitu 11 bank yang termasuk dalam Bank Umum Syariah.
Secara garis besar definisi operasional digambarkan pada tabel 3.2
sebagai berikut :
Tabel 3.2
Definisi Operasional
No Variabel Definisi Pengukuran Skala
Pengu-
kuran
1 CAR rasio kinerja
bank untuk
mengukur
kecukupan
modal yang
dimiliki bank
untuk
menunjang
aktiva yang
CAR =
( )
x 100 %
Rasio
59
mengundang
atau
menghasilkan
resiko
2 BOPO Rasio ini yang
sering disebut
rasio efisiensi
ini digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
bank dalam
mengendalikan
biaya
operasional
terhadap
pendapatan
operasional
BOPO =
x
100%
Rasio
3 NIM Net Interset
Margin yang
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
bank dalam
menghasilkan
pendapatan
dari bunga
dengan melihat
kinerja bank
dalam
menyalurkan
kredit,
mengingat
pendapatan
operasional
bank sangat
tergantung dari
selisih bunga
kredit yang
disalurkan.
NIM =
Rasio
4 NPL/NPF Menghitung
resiko kredit
yang muncul
NPL/NPF
=
60
dalam laporan
keuangan
perbankan
( )
( )
5 LDR/FDR mengukur
komposisi
jumlah kredit
yang diberikan
dibandingkan
dengan jumlah
dana
masyarakat
dan modal
sendiri yang
digunakan.
LDR =
x
100%
Rasio
6 ROA ROA
digunakan
untuk
mengukur
kemampuan
manajemen
bank dalam
memperoleh
keuntungan.
ROA =
x 100%
Rasio
Sumber : Menurut Surat Edaran BI No. 3/30DPNP tanggal 14 Desember
2001; Dendawijaya (2009); Harmono (2009)
G. Instrumen Penelitian
Instrumen dalam penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari
website masing-masing bank yang dijadikan sampel serta pada link
www.bi.go.id. Data yang diambil yaitu data-data tentang rasio-rasio
kesehatan bank terhadap kinerja bank yaitu Capital Adequacy Ratio (CAR),
Net Interest Margin (NIM), Non Performing Loan / Finance (NPL/NPF),
Loan to Deposit Ratio/ Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR), Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) dan Return on Asset (ROA)
selama tahun 2010-2014.
61
H. Analisis Data dan Hipotesis
1) Analisis Data
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian agar dapat
diinterpretasikan dan mudah dipahami adalah:
a) Uji Deskriptif Statistik
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu
data yang dilihat dari nilai rata-rata (mean), standar deviasi, varian,
maksimum, minimum, sum, range, kurtosis dan skewness
(kemencengan distribusi) (Ghozali, 2013:19).
b) Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik terdiri dari heterokesdatisitas, autokorelasi,
multikolinieritas, normalitas, yaitu sebagai berikut (Bawono, 2006:
115-186) :
(1) Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data
variabel dependen dan independen yang kita pakai apakah
berdistribusi normal atau tidak. Model regresi yang baik adalah
yang memiliki nilai residual yang berdistribusi normal.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan uji kolmogorov-
smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena dengan uji
ini menghasilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig. (2-
tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka
data tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari
62
Asymp. Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5%
atau 0,05 maka data tersebut tidak berdistribusi normal.
(2) Heterokesdatisitas
Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah
dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual
satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan
satu ke pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas
dan jika berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada
tidaknya heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa
metode.
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan metode White
Test. Dimana X2 hitung < X
2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa
tidak ada gejala heterokedastisitas tetapi sebaliknya jika X2 hitung >
X2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa ada gejala
heterokedastisitas.
(3) Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi
antara suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara
sederhana adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh
antara variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh
ada korelasi antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji
autokorelasi hanya dilakukan pada data time series. Untuk
mendeteksi ada atau tidaknya autokorelasi maka dilakukan
63
pengujian Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan sebagai
berikut:
(a) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif
(b) 4-dl < d < 4 : ada autokorelasi negatif
(c) Du < d < 4-du : tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif
(d) dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan
(e) du ≤ d ≤ 4-dl : tidak ada autokorelasi negatif
(4) Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti
multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya
hubungan linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau
semua variabel independen dari model regresi.
Alat statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan variance inflation factor (VIF). Dalam metode variance
inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan VIF-nya.
Jika nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance
kurang dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika
nilai VIF-nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka
dikatakan tidak terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya
64
menunjukkan nilai yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi
multikolinearitas (Ghozali, 2013:105).
c) Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan.
Maka untuk menggunakannya, Anda harus dapat membagi variabel
menjadi variabel dependen dan independen. Analisis regresi juga
merupakan alat statistik yang digunakan bila variabel dependen dan
independen berbentuk metrik. Akan tetapi, dalam keadaan tertentu
variabel independen yang berupa data nonmetrik (variabel dummy,
data berbentuk ordinal atau nominal) dapat juga digunakan (Sulaiman,
2004 : 77).
Analisis statistik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
analisis regresi berganda dengan mempergunakan program SPSS 19.
Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X)
terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda
dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
permodalan dihitung dengan Capital Adequacy Ratio (CAR), risiko
pasar dihitung dengan Net Interest Margin (NIM),risiko kredit
dihitung dengan Non Performing Loan/Finance (NPL/NPF),risiko
likuiditas dihitung dengan Loan to Deposit Ratio/Finance to Deposite
Ratio (LDR/FDR),rentabilitas dihitung dengan Biaya
Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap Return on
65
Asset (ROA) sebagai rasio kinerja di Bank Syariah periode tahun
2010-2014. Formulasi persamaan regresi berganda sendiri adalah
sebagai berikut:
Y = α - β1X1 + β2X2 + β3X3 - β4X4 + β5X5 + ε
Di mana:
Y = ROA (Return on Asset)
α = bilangan konstanta
β1-β5 = koefisien regresi dari masing-masing variabel independen
X1 = NPL/NPF (Non Performing Loan / Finance)
X2 = NIM (Net Interest Margin)
X3 = LDR/FDR (Loan to Deposit Ratio/ Finance to Deposite Ratio)
X4 = BOPO (Biaya Operasional/Pendapatan Operasional)
X5 = CAR (Capital Adequacy Ratio)
ε = variabel residual atau predictor error
Analisa regresi berganda sering disebut juga analisa multivariate,
karena variabel yang mempengaruhi naik turunnya dependen (Y) lebih
dari satu variabel independen (X). Kondisi variabel independen (X)
dalam mempengaruhi variabel dependen (Y) bervariasi bisa positif dan
bisa negatif atau beraneka kondisi yang mempengaruhi (Bawono,
2006:85).
66
2) Hipotesis
a) Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) menunjukkan sejauh mana tingkat
hubungan antara variabel dependen dan independen. Nilai R2
mempunyai interval antara 0 sampai 1 (0 ≤ R2 ≥ 1). Semakin besar R
2
(mendekati 1) , semakin baik hasil untuk model regresi tersebut dan
semakin mendekati 0, maka tidak ada hubungan antara variabel
independen dan variabel independen (Bawono, 2006 : 94). Jika (R2)
yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat
model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap
variabel terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati nol maka
semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap variabel
terikat.
Koefisien determinasi untuk mengetahui kemampuan variabel
independen dalam menjelaskan variabel dependen. Semakin tinggi
nilai koefisien determinasi semakin baik.
b) Uji F ( Uji Serempak)
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel independen (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi
variabel dependen (Y). Pengujian dilakukan dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel (Bawono, 2006 : 91).
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel bebas
terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak.
67
Sebaliknya apabila Fhitung<Ftabel, maka H0 diterima atau ada pengaruh
signifikan antara variabel dependen dan variabel independen. Untuk
mengetahui signifikan atau tidak pengaruh secara bersama-sama
variabel bebas terhadap variabel terikat maka digunakan probability
sebesar 5% (α= 0,05).
(a) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima.
(b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak.
c) Uji T (Uji Parsial)
Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan
memperbandingkan t hitung dengan t tabel (Bawono, 2006 : 89).
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
(X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y) .
Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk populasi
(dapat digeneralisasikan). Penelitian ini menggunakan signifikansi 0,1
(10%). Jika sig > ά (0,1), maka H0 diterima dan jika sig < ά (0,1),
maka H0 ditolak.
68
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
Menurut UU No. 10 Tahun 1998 tentang Perubahan Atas UU No. 7
Tahun 1992 tentang Perbankan pasal 1 ayat 3 menetapkan bahwa salah satu
bentuk usaha bank adalah menyediakan pembiayaan dan atau melakukan
usaha lain berdasarkan prinsip syariah sesuai dengan ketentuan yang
ditetapkan oleh Bank Indonesia.
Veitzhal (2007:759) bank syariah adalah lembaga intermediasi dan
penyedia jasa keuangan yang bekerja berdasarkan etika dan sistem nilai
Islam, khususnya yang bebas dari bunga (riba), bebas dari kegiatan spekulatif
yang nonproduktif seperti perjudian (maysir), bebas dari hal-hal yang tidak
jelas dan meragukan (gharar), berprinsip keadilan, dan hanya membiayai
kegiatan usaha yang halal. Bank syariah sering dipersamakan dengan bank
tanpa bunga. Bank tanpa bunga merupakan konsep yang lebih sempit dari
bank syariah, ketika sejumlah instrumen atau operasi syariah selain
menghindari bunga, juga secara aktif turut berpartisipasi dalam mencapai
sasaran dan tujuan dari ekonomi Islam yang berorientasi pada kesehjahteraan
sosial.
Sedangkan bank umum syariah menurut UU No. 21 tahun 2008 tentang
perbankan syariah mendefinisikan bahwa bank umum syariah adalah bank
69
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalulintas
pembayaran.
Tabel 4.1
Daftar Nama Bank Umum Syariah
No. Nama Bank
1 BNI Syariah
2 Bank Mega Syariah
3 Bank Muamalat
4 Bank Mandiri Syariah
5 BRI Syariah
6 Bank Syariah Bukopin
7 Bank Jabar Banten Syariah
8 BCA Syariah
9 Panin Bank Syariah
10 Bank Victoria Syariah
11 Maybank Syariah
Sumber: www.bi.go.id
B. Hasil Penelitian
Sebelum melakukan pengujian hipotesis, penelitian ini terlebih dahulu
melakukan pengujian terhadap kualitas data yang digunakan. Pengujian ini
menjamin terpenuhinya asumsi yang diperlukan untuk melakukan pengujian
terhadap regresi berganda.
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran umum tentang objek
penelitian yang dijadikan sampel penelitian. Dengan memberikan
penjelasan tentang statistik deskriptif diharapkan dapat memberikan
gambaran awal tentang masalah yang diteliti.
70
Tabel 4.2
Deskriptif statistik
Statistics
NPL/NPF NIM LDR/FDR BOPO CAR ROA
N Valid 55 55 55 55 55 55
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean ,0192 ,0585 ,9690 ,7887 ,2942 ,0161
Std. Deviation ,01504 ,03607 ,38657 ,29194 ,31385 ,01545
Minimum ,00 ,00 ,17 ,08 ,11 -,03
Maximum ,05 ,15 2,89 1,82 1,95 ,07
Sumber: data sekunder yang diolah
Berdasarkan tabel 4.2 yang merupakan hasil tes deskriptif statistik,
dapat dilihat bahwa data yang digunakan dalam penelitian ini sangat
bervariasi. Jumlah data yang diteliti adalah 55 sampel.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai ROA terendah adalah
-0,03 dan nilai tertinggi adalah 0,15 sedangkan mean dan standar deviasi
sebesar 0,0161 dan 0,01545 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik
karena standar deviasi ROA lebih kecil dibanding rata-ratanya.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai NIM terendah adalah
0 dan nilai tertinggi adalah 0,07 sedangkan mean dan standar deviasi
sebesar 0,0585 dan 0,03607 dapat disimpulkan bahwa data ini relatif baik
karena standar deviasi NIM lebih kecil dibanding rata-ratanya.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai NPL/NPF terendah
adalah 0 dan nilai tertinggi adalah 0,05 sedangkan mean dan standar
deviasi sebesar 0,0192 dan 0,01504 dapat disimpulkan bahwa data ini
relatif baik karena standar deviasi NPL/NPF lebih kecil dibanding rata-
ratanya.
71
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai LDR/FDR terendah
adalah 0,17 dan nilai tertinggi adalah 2,89 sedangkan mean dan standar
deviasi sebesar 0,9690 dan 0,38657 dapat disimpulkan bahwa data ini
relatif baik karena standar deviasi LDR/FDR lebih kecil dibanding rata-
ratanya.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai BOPO terendah
adalah 0,08 dan nilai tertinggi adalah 1,82 sedangkan mean dan standar
deviasi sebesar 0,7887 dan 0,29194 dapat disimpulkan bahwa data ini
relatif baik karena standar deviasi BOPO lebih kecil dibanding rata-
ratanya.
Berdasarkan tabel 4.2 dapat dilihat bahwa nilai CAR terendah adalah
0,11 dan nilai tertinggi adalah 1,95 sedangkan mean dan standar deviasi
sebesar 0,2942 dan 0,31385.
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji ini untuk menguji apakah dalam model regresi, data variabel
dependen dan independen yang kita pakai apakah berdistribusi normal
atau tidak. Model regresi yang baik adalah yang memiliki nilai residual
yang berdistribusi normal. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan
uji kolmogorov-smirnov untuk menguji kenormalan suatu data karena
dengan uji ini menghsilkan nilai yang pasti. Jika nilai dari Asymp. Sig.
(2-tailed)-nya menunjukkan angka lebih dari 5% atau 0,05 maka data
tersebut berdistribusi normal tetapi sebaliknya jika nilai dari Asymp.
72
Sig. (2-tailed)-nya menunjukkan angka kurang dari 5% atau 0,05 maka
data tersebut tidak berdistribusi normal. Hasil pengujian normalitas
pada pengujian terhadap 55 data terlihat dalam tabel 4.2 sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Normalitas Bank Sampel
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test (Data Asli)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,01325720
Most Extreme Differences Absolute ,149
Positive ,149
Negative -,102
Kolmogorov-Smirnov Z 1,101
Asymp. Sig. (2-tailed) ,177
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber : data yang telah diolah
Berdasarkan hasil pada tabel 4.3 di atas, data terdistribusi
normal. Hal ini ditunjukkan dengan nilai Kolmogorov – Smirnov
sebesar 1,101 dan signifikan pada 0,177 yang lebih besar dari dari
0,05. Hal ini berarti data residualnya terdistribusi secara normal,
karena nilai signifikansinya lebih dari 0,05.
b. Uji Heterokedastisitas
Uji heterokesdatisitas ditujukan untuk menguji apakah dalam
model regresi terjadi ketidaksamaan variance dan residual satu
73
pengamatan ke pengamatan lain. Jika varian dari pengamatan satu ke
pengamatan lain tetap maka disebut homoskedastisitas dan jika
berbeda maka heterokedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
heterokedastisitas dapat dilakukan dengan beberapa metode. Dalam
penelitian ini peneliti menggunakan metode White Test. Dimana X2
hitung < X2 tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
heterokedastisitas tetapi sebaliknya jika X2 hitung > X
2 tabel maka dapat
disimpulkan bahwa ada gejala heterokedastisitas.
Tabel 4.4
Heterokedastisitas bank sampel
Uji White Test
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,857a ,735 ,578 ,00034161
a. Predictors: (Constant), X5.X5, X2.X3, X1.X5, X4.X4, X3.X3, X1.X1, X1.X2,
X3.X4, X3.X5, X2.X2, X4.X5, BOPO, X2.X5, X1.X4, X1.X3, X2.X4, NIM,
NPL/NPF, LDR/FDR, CAR
Sumber : data yang diolah
Hasil dari R2 menunjukkan angka 0,735 atau 73,5 %. Maka
untuk mencari X2hitung kita harus menghitungnya dengan mengalikan
n*R2 yaitu 0,735*55= 40,37 = X
2 hitung . sedangkan X
2 tabel = n-k-1 = 49
Dengan tingkat kepercayaan 5% = 66,3386 Karena X2 hitung < X
2
tabel maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada gejala
heterokedastisitas.
74
c. Uji Autokorelasi
Uji autokorelasi adalah untuk melihat apakah terjadi korelasi
antara suatu periode saat ini dengan periode sebelumnya. Secara
sederhana adalah bahwa analisis regresi untuk melihat pengaruh antara
variabel bebas terhadap variabel terikat, jadi tidak boleh ada korelasi
antara data saat ini dengan data sebelumnya. Uji autokorelasi hanya
dilakukan pada data time series. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya
autokorelasi maka dilakukan Durbin-Watson (DW) dengan ketentuan
sebagai berikut:
(f) 0 < d < dl : ada autokorelasi positif
(g) 4-dl < d < 4 : ada autokorelasi negatif
(h) Du < d < 4-du : tidak ada autokorelasi positif
maupun negatif
(i) dl ≤ d ≤ du : tidak dapat disimpulkan
(j) du ≤ d ≤ 4-dl : tidak ada autokorelasi negatif
Tabel 4.5
Autokorelasi bank sampel
Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,514a ,264 ,189 ,01392 1,524
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
b. Dependent Variable: ROA
Sumber: data yang telah diolah
75
Dalam menguji autokorelasi dapat dilihat dari sehingga model
dapat dikatakan ada gejala penyakit autokorelasi. Karena dl= 1.3743
sedangkan du 1.7681 dan 4-du = 4- 1,7681 = 2,2319.
Maka, du >DW test < 4-du ada gejala autokorelasi. Tetapi
setelah adanya perbaikan menjadi
Tabel 4.6
Perbaikan Autokorelasi bank sampel
Uji Durbin-Watson
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 ,473a ,223 ,142 ,01422 1,817
a. Predictors: (Constant), lagX1, NIM, CAR, LDR/FDR, BOPO
b. Dependent Variable: lagY
Sumber : data yang diolah
Setelah diperbaiki maka dalam pengujian autokorelasi dapat
dilihat dari sehingga model dapat dikatakan tidak ada gejala penyakit
autokorelasi. Karena dl= 1.3743 sedangkan du 1.7681 dan 4-du = 4-
1,7681 = 2,2319. Maka, du < DW test < 4-du tidak ada gejala
autokorelasi.
d. Uji Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah situasi di mana terdapat kolerasi
variabel-variabel bebas di antara satu dengan lainnya. berarti
multikolinearitas berguna untuk mendeteksi ada tidaknya hubungan
linier yang sempurna (pasti) di antara beberapa atau semua variabel
independen dari model regresi. Alat statistik yang digunakan dalam
76
penelitian ini adalah dengan variance inflation factor (VIF). Dalam
metode variance inflation factor (VIF) dilihat dari hasil tolerance dan
VIF-nya. Jika nilai dari tolerance lebih dari 0,1 maka dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas tetapi sebaliknya, jika nilai tolerance kurang
dari 0,1 maka dikatakan terjadi multikolinearitas. Dan jika nilai VIF-
nya menunjukkan nilai yang kurang dari 10,00 maka dikatakan tidak
terjadi multikolinearitas tetapi, jika nilai VIF-nya menunjukkan nilai
yang lebih dari 10,00 maka dikatakan terjadi multikolinearitas.
Tabel 4.7
Uji Multikolinearitas Bank Sampel
Uji Variance Inflation Factor (VIF) Test
Collinearity Statistics KETERANGAN
Tolerance VIF
,663 1,508 TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,992 1,008 TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,932 1,072 TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,743 1,345 TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
,798 1,252 TIDAK ADA MULTIKOLINEARITAS
Sumber : data yang telah diolah
Dilihat dari hasil yang ditunjukkan pada tolerance dan VIF nya
dapat disimpilkan bahwa tidak ada gejala multikolinieritas karena
tolerance menunjukkan hasil lebih dari 0,1 dan VIF nya menunjukkan
angka lebih kecil dari 10,00. Dapat disimpulkan bahwa tidak terjadi
multikolinearitas.
3. Analisis Statistik
Analisis regresi berganda adalah suatu teknik ketergantungan. Maka
untuk menggunakannya, Anda harus dapat membagi variabel menjadi
77
variabel dependen dan independen. Analisis regresi juga merupakan alat
statistik yang digunakan bila variabel dependen dan independen berbentuk
metrik.
Analisis regresi berganda dipakai untuk menghitung besarnya
pengaruh secara kuantitatif dari suatu perubahan kejadian (variabel X)
terhadap kejadian lainnya (variabel Y). Analisis regresi berganda dalam
penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh permodalan dihitung
dengan Capital Adequacy Ratio (CAR),risiko pasar dihitung dengan Net
Interest Margin (NIM), risiko lkredit dihitung dengan Non Performing
Loan/Finance (NPL/NPF), risiko likuiditas dihitung dengan Loan to
Deposit Ratio/Finance to Deposite Ratio (LDR/FDR),rentabilitas dihitung
dengan Biaya Operasional/Pendapatan Operasional (BOPO) terhadap
Return on Asset (ROA) sebagai rasio kinerja di Bank Syariah periode
tahun 2010-2014.
Tabel 4.8
Hasil Uji Regresi
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,017 ,009 1,870 ,067
NPL/NPF -,102 ,155 -,099 -,657 ,514
NIM ,106 ,053 ,246 2,004 ,051*
LDR/FDR ,008 ,005 ,197 1,553 ,127
BOPO -,016 ,008 -,311 -2,189 ,033**
CAR ,001 ,007 ,025 ,183 ,856
a. Dependent Variable: ROA
78
* : signifikan pada 10%
** : signifikan pada 5%
*** : signifikan pada 1%
Sumber: data yang telah diolah
ROA = 0,017 - 0,102 NPL//NPF + 0,106 NIM + 0,008LDR/FDR –
0,016 BOPO + 0,001 CAR + ε
Dari persamaan fungsi di atas dapat diartikan bahwa:
a. Konstan : 0,017
Bahwa ketika NIM, NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan
atau tidak ada, maka ROA mengalami kenaikan sebesar 0,017 dengan
asumsi cateris paribus.
b. NPL/NPF : -0,102
Bahwa ketika NPL/NPF mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
NIM, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA
mengalami penurunan sebesar 0,102 dengan asumsi cateris paribus.
c. NIM : 0,106
Bahwa ketika NIM mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka
ROA mengalami kenaikan sebesar 0,106 dengan asumsi cateris
paribus.
d. LDR/FDR : 0,008
Bahwa ketika LDR/FDR mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
NIM, NPL/NPL, BOPO dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA
mengalami kenaikan sebesar 0,008 dengan asumsi cateris paribus.
79
e. BOPO : -0,016
Bahwa ketika BOPO mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan
NIM, NPL/NPL, dan CAR konstan atau tidak ada, maka ROA
mengalami penurunan sebesar 0,016 dengan asumsi cateris paribus.
f. CAR : 0,001
Bahwa ketika CAR mengalami peningkatan 1 satuan sedangkan NIM,
NPL/NPL, dan BOPO konstan atau tidak ada, maka ROA mengalami
kenaikan sebesar 0,001 dengan asumsi cateris paribus.
4. Pengujian Hipotesis
a. Uji R2
Menurut Bawono (2006: 92) koefisien determinasi (R2)
menunjukkan sejauh mana tingkat hubungan antara variabel dependen
(Y) dengan variabel independen (X1,2,3,...), atau sejauh mana kontribusi
variabel independen (X1,2,3,...) mempengaruhi variabel independen (Y).
Jika (R2) yang diperoleh mendekati 1 (satu) maka dapat dikatakan
semakin kuat model tersebut menerangkan hubungan variabel bebas
terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika R2 makin mendekati nol
maka semakin lemah pengaruh variabel-variabel bebas terhadap
variabel terikat.
80
Tabel 4.9
Hasil Perhitungan Koefisien Determinasi (R2) Bank Sampel
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,514a ,264 ,189 ,01392
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
Sumber : data yang diolah
Nilai R menerangkan tingkat hubungan antar variabel-variabel
independen (X) dengan variabel dependen (Y). Pada tabel di atas
dapat dilihat bahwa nilai R sebesar 0,514 atau 51,4%. Itu artinya
hubungan antara variabel independen yaitu NIM, NPL/NPL,
LDR/FDR, BOPO dan CAR terhadap variabel dependen yaitu ROA
adalah 51,4%. Angka sebesar 51,4% mengindikasikan bahwa NIM,
NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR memiliki hubungan dengan
ROA.
Nilai Adjusted R Square (R2) pada tabel 4.8 sebesar 0,189 atau
18,9%, artinya variabel independen yaitu NIM, NPL/NPL, LDR/FDR,
BOPO dan CAR dapat menerangkan variabel dependen yaitu ROA
sebesar 18,9% atau 18,9% rata-rata variasi variabel terikat dijelaskan
oleh rata-rata variabel bebas. Sedangkan sisanya sebesar 81,1%
diterangkan oleh variabel lain yang tidak di masukkan dalam model
regresi pada penelitian ini.
b. Uji Ftest
Uji F dapat digunakan untuk mengetahui seberapa jauh semua
variabel independen (X) secara bersama-sama dapat mempengaruhi
81
variabel dependen (Y). Pengujian dilakukan dengan membandingkan
nilai Fhitung dengan Ftabel (Bawono, 2006 : 91). Uji ini digunakan untuk
mengetahui pengaruh variabel bebas terhadap varibel terikat. Dimana
Fhitung>Ftabel, maka H0 ditolak. Sebaliknya apabila Fhitung<Ftabel, maka
H0 diterima atau ada pengaruh signifikan antara variabel dependen dan
variabel independen. Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh
secara bersama-sama variabel bebas terhadap variabel terikat maka
digunakan probability sebesar 5% (α= 0,05).
(a) Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima.
(b) Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak.
Tabel 4.10
Uji Signifikansi Simultan (Uji F) Bank Sampel
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression ,003 5 ,001 3,518 ,009a
Residual ,009 49 ,000
Total ,013 54
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
b. Dependent Variable: ROA
Sumber : data yang diolah
Dari hasil analisis regresi dapat diketahui bahwa secara
bersama-sama variabel independen memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap variabel dependen. Hal ini dapat dibuktikan dari nilai Ftest
sebesar 3,518 dengan probabilitas 0,009 dengan besar Ftabel 2,286.
Ftabel dapat dilihat dalam tabel F pada alfa 0,05 dengan derajat bebas
/ degree of freedom (df) untuk pembilang sebesar 6 (df untuk
82
pembilang = k + 1 berarti 5 + 1 = 6), dan derajat penyebut 50 (df
untuk penyebut = n – k berarti 55 - 5 = 50) sehingga dapat diketahui
bahwa nilai F tabel adalah sebesar 2,286. Dapat disimpulkan bahwa
variabel independen secara bersama-sama mempengaruhi variabel
dependen karena Ftest > Ftabel.
Karena probabilitas jauh lebih kecil dari 0,05 atau 5% , maka
model regresi dapat digunakan untuk memprediksi kinerja bank
(ROA) atau dapat dikatakan bahwa secara bersama-sama NIM,
NPL/NPL, LDR/FDR, BOPO dan CAR berpengaruh signifikan
terhadap ROA.
c. Uji Ttest
Uji T dipakai untuk melihat signifikansi dari pengaruh variabel
independen secara individu terhadap variabel dependen dengan
menganggap variabel lain bersifat konstan. Uji ini dilakukan dengan
memperbandingkan T hitung dengan T tabel (Bawono, 2006 : 89). Uji
ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen (X)
berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen (Y).
Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi (dapat digeneralisasikan). Penelitian ini menggunakan
signifikansi 0,1 (10%). Jika sig > ά (0,1), maka H0 diterima dan jika
sig < ά (0,1), maka H0 ditolak.
83
Tabel 4.11
Uji signifikansi Parsial (Uji T)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,017 ,009 1,870 ,067
NPL/NPF -,102 ,155 -,099 -,657 ,514
NIM ,106 ,053 ,246 2,004 ,051*
LDR/FDR ,008 ,005 ,197 1,553 ,127
BOPO -,016 ,008 -,311 -2,189 ,033**
CAR ,001 ,007 ,025 ,183 ,856
a. Dependent Variable: ROA
* : signifikan pada 10%
** : signifikan pada 5%
*** : signifikan pada 1%
Sumber: data yang telah diolah
Dari data tabel 4.11 dapat ditulis rumus regresi linier sebagai
berikut:
ROA = 0,017 - 0,102 NPL//NPF + 0,106 NIM + 0,008LDR/FDR
– 0,016 BOPO + 0,001 CAR + ε
Dari data tabel 4.9 dapat disimpulkan bahwa :
1. Pengaruh Risiko Kredit (Non Performing Loan/Finance
(NPL/NPF)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)).
Risiko kredit ditunjukkan dengan besaran Non performing
loan atau dalam bank syariah dikenal dengan nama Non
Performing Finance yaitu jumlah aktiva non produktif dibagi
dengan total kredit yang diberikan bank (Latumaerissa,
1999:84).
84
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel NPL
berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap variabel ROA
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi yang lebih
besar dari 0,05 yaitu sebesar 0,514 dengan nilai t test
menunjukkan angka -0,057. Hasil tersebut tidak sesuai dengan
penelitaian Ariani dan Ardian (2015) di LPD kab. Bandung pada
tahun yang sama membuktikan bahwa NPL berpengaruh negatif
signifikan terhadap ROA. Maka H1 ditolak karena nilai
NPL/NPF pada bank sampel relatif rendah memungkinkan
angka kredit macet di bank sampel juga rendah sehingga
NPL/NPF tidak mempengaruhi profitabilitas.
Hal tersebut didukung oleh penelitian Djazuli (2015) di 8
Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 menyatakan bahwa NPL
berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA dan penelitian
Wibowo dan Saichu (2013) di bank syariah tahun 2008-2011
juga mendapatkan hasil yang tidak signifikan. Hal tersebut juga
didukung oleh penelitian yang dilakukan Dayu (2015) di 30
Bank Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan
hasil bahwa NPL tidak signifikan terhadap ROA.
2. Pengaruh Risiko Pasar (Net Interest Margin (NIM)) terhadap
Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)).
Net Interset Margin yang digunakan untuk mengukur
kemampuan manajemen bank dalam menghasilkan pendapatan
85
dari bunga dengan melihat kinerja bank dalam menyalurkan
kredit, mengingat pendapatan operasional bank sangat
tergantung dari selisih bunga kredit yang disalurkan.
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel NIM
berpengaruh positif signifikan terhadap variabel ROA yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,051
dengan nilai t test menunjukkan angka 2,004. Hasil tersebut
tidak sesuai dengan penelitaian Djazuli (2015) di 8 Bank Umum
Syariah tahun 2010-2013 yang penelitiannya mendapatkan hasil
bahwa NIM tidak berpengaruh signifikan terhadap ROA. Maka
H2 diterima karena NIM dapat meningkatkan pendapatan
bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank, sehingga
kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin
kecil dan kinerja bank tersebut akan semakin baik.
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Dewi, Herawati dan Sulindawati (2015) di Bank Umum Swasta
Nasional yang terdaftar di BEI periode 2009-2013 mendapatkan
hasil bahwa NIM berpengaruh signifikan terhadap ROA.
Penelitian yang dilakukan Dayu (2015) di 30 Bank
Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil
bahwa NIM positif dan signifikan berpengaruh terhadap ROA.
86
3. Pengaruh Risiko Likuiditas (Loan/Financing to Deposite Ratio
(LDR/FDR)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)).
LDR merupakan rasio untuk mengukur komposisi jumlah
kredit yang diberikan dibandingkan dengan jumlah dana
masyarakat dan modal sendiri yang digunakan (Kasmir,
2011:290).
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel LDR/FDR
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel ROA
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar
0,127 lebih besar dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan
angka 1,553. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian
Dayu (2015) di 30 Bank Konvensional pada tahun 2010-2013
juga mendapatkan hasil bahwa LDR berpengaruh tidak
signifikan terhadap ROA hal ini didukung oleh penelitian yang
dilakukan oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan
penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun
2008-2012. Maka H3 ditolak karena semakin tinggi rasio ini
maka memungkinkan memperoleh laba tetapi juga memiliki
resiko yang besar karena kemampuan bank yang kurang bisa
efektif dalam membayar kembali penarikan dana yang dilakukan
deposan yang mengandalkan kredit yang diberikan sebagai
sumber likuiditasnya sehingga dapat menimbulkan kerugian
pada turunnya profitabilitas.
87
Hal ini sejalan dengan penelitian Dayu (2015) di 30 Bank
Konvensional pada tahun 2010-2013 juga mendapatkan hasil
bahwa LDR berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA hal ini
didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Ardi, Nugaraha
dan Saryadi (2015) dengan penelitian di 35 bank umum yang
telah go public pada tahun 2008-2012.
4. Pengaruh Rentabilitas (Biaya Operasional/ Pendapatan
Operasional (BOPO)) terhadap Kinerja Bank (Return On Asset
(ROA)).
Dalam mengukur efisiensi operasional, rasio BOPO
merupakan rasio yang salah satunya mempengaruhi ROA. Rasio
BOPO digunakan untuk mengukur tingkat efisiensi dan
kemampuan bank dalam melakukan kegiatan operasinya.
Semakin besar rasio BOPO, maka semakin tidak efisien suatu
bank. Mengingat kegiatan utama bank pada prinsipnya adalah
bertindak sebagai perantara, yaitu menghimpun dan
menyalurkan dana, maka biaya dan pendapatan operasional
bank didominasi oleh biaya bunga dan pendapatan bunga. Setiap
peningkatan biaya operasional akan berakibat pada
berkurangnya laba sebelum pajak yang pada akhirnya akan
menurunkan laba atau profitabilitas (ROA) bank yang
bersangkutan (Dendawijaya, 2009).
88
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel BOPO
berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel ROA yang
ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar 0,033
lebih kecil dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan angka
2,189. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian Djazuli
(2015) di 8 Bank Umum Syariah tahun 2010-2013 bahwa BOPO
berpengaruh tidak signifikan terhadap ROA. Maka H3
diterima karena meningkatnya rasio BOPO akan menurunkan
profitabilitas.
Hal ini sejalan dengan penelitian Wibowo dan Saichu
(2013) di Bank Syariah pada tahun 2008-2011 menunjukkan
hasil bahwa BOPO berpengaruh negatif signifikan terhadap
ROA hal ini juga didukung Sudiyatno (2013) dengan penelitian
yang dilakukan di 96 perusahaan perbankan selama 2007-2010.
Penelitian oleh Ardi, Nugaraha dan Saryadi (2015) dengan
penelitian di 35 bank umum yang telah go public pada tahun
2008-2012 juga menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh
terhadap ROA.
5. Pengaruh Permodalan (Capital Adecuacy Ratio (CAR)) terhadap
Kinerja Bank (Return On Asset (ROA)).
CAR adalah rasio yang memperlihatkan seberapa jauh
seluruh aktiva bank yang mengandung resiko (kredit,
penyertaan, serat berharga, tagihan pada bank lain) ikut dibiayai
89
dari dana modal sendiri bank di samping memperoleh dana-dana
dari sumber-sumber di luar bank, seperti dana masyarakat,
pinjaman (utang), dan lain-lain. Dengan kata lain, capital
adequacy ratio adalah rasio kinerja bank untuk mengukur
kecukupan modal yang dimiliki bank untuk menunjang aktiva
yang mengandung atau menghasilkan risiko, misalnya kredit
yang diberikan (Dendawijaya, 2009:121).
Dari hasil perhitungan secara parsial variabel CAR
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap variabel ROA
yang ditunjukkan dengan besarnya nilai signifikansi sebesar
0,856 lebih besar dari 0,05 dengan nilai t test menunjukkan
angka 0,185. Hasil tersebut tidak sesuai dengan penelitaian
Anggraeni dan Suwardika (2014) di BUMN dengan data yang
diperoleh adalah data bulanan dari laporan keuangan publikasi
bank-bank pemerintah selama tiga tahun, yaitu tahun 2010-2012
mendapatkan hasil bahwa CAR berpengaruh positif dan
signifikan terhadap ROA dan hasil penelitian ini didukung oleh
penelitian yang dilakukan oleh Aldi, Nugraha dan Saryadi
(2015) di 35 Bank Umum periode 2008-2012. Maka H3 ditolak
karena CAR tidak berpengaruh signifikan karena bank tidak
mampu untuk menutupi penurunan aktivanya sebagai akibat dari
kerugian-kerugian bank yang disebabkan oleh aktiva berisiko
90
(kredit, penyertaan, surat berharga, tagihan pada bank lain)
sehingga profitabilitas bank yang didapatkan kecil.
Hasil ini didukung oleh penelitian Dewi, Sinarwati dan
Darmawan (2014) di 20 bank umum yang terdaftar di Bursa
Efek Indonesia (BEI) tahun 2008-2012 menunjukkan hasil
bahwa Capital Adequacy Ratio tidak berpengaruh signifikan
terhadap Return On Asset.
91
BAB V
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari data sebelumnya dapat ditarik beberapa kesimpulan yaitu sebagai
berikut:
1 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel secara bersama – sama
risiko pasar (NIM), risiko kredit (NPL/NPL), risiko likuiditas
(LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) berpengaruh
signifikan terhadap kinerja bank (ROA). Artinya, setiap perubahan yang
terjadi pada variabel independen yaitu risiko pasar (NIM), risiko kredit
(NPL/NPL), risiko likuiditas (LDR/FDR), rentabilitas (BOPO) dan
permodalan (CAR) berpengaruh signifikan secara simultan terhadap
kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah di Indonesia.
2 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa, secara parsial variabel risiko
pasar (NIM), risiko kredit (NPL/NPL), risiko likuiditas (LDR/FDR),
rentabilitas (BOPO) dan permodalan (CAR) ada yang berpengaruh
signifikan tetapi ada pula yang tidak berpengaruh signifikan terhadap
kinerja bank (ROA). Penjelasan secara terperinci sebagai berikut:
a. Variabel risiko pasar (NIM) berpengaruh positif signifikan terhadap
kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 – 2014.
b. Variabel risiko kredit (NPL/NPF) berpengaruh negatif tidak
signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada
tahun 2010 – 2014.
92
c. Variabel risiko likuiditas (LDR/FDR) berpengaruh positif tidak
signifikan terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada
tahun 2010 – 2014.
d. Variabel rentabilitas (BOPO) berpengaruh negatif signifikan
terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 –
2014.
e. Variabel permodalan (CAR) berpengaruh positif tidak signifikan
terhadap kinerja bank (ROA) pada Bank Syariah pada tahun 2010 –
2014.
3 Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel rentabilitas (BOPO)
yang paling berpengaruh terhadap kinerja bank (ROA) di Bank Syariah
dilihat dari hasil uji parsial.
B. SARAN
Dari penelitian di atas adapun saran-saran yang disampaikan:
1. Bagi pihak manajemen perbankan harus lebih meningkatkan nilai dari
rasio kuantitatif RGEC agar pertumbuhan Bank menjadi lebih baik.
Karena secara bersama-sama rasiokuantitatif RGEC mempengaruhi
pertumbuhan Bank.
2. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan tidak hanya meneliti Bank yang
menjadi bank sampel dalam penelitian ini tetapi diharapkan dapat
dikembangkan.
93
DAFTAR PUSTAKA
Almilia, Luciana Spica dan Winny Herdiningtyas. 2005. Analisis Rasio CAMEL
Terhadap Prediksi Kondisi Bermasalah Pada Lembaga Keuangan Perbankan
Periode 2000-2002. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Universitas
Diponegoro Semarang (Online) Vol. 7, No. 2
(http://eprints.undip.ac.id/28664/1/article.pdf, diakses tanggal 21 Oktober
2015)
Anggraini, Made Ria dan Suwardika, I Made Madha. 2014. Pengaruh Dana Pihak
Ketiga, Kecukupan Modal, Resiko Kredit dan Suku Bunga Kredit Pada
Proffitabilitas. Jurnal Akuntansi. Universitas Udayana, (Online), Vol. 9, No.
1 (http://id.portalgaruda.org/?ref=browse&mod=viewarticle=195924,
diakses tanggal 21 Oktober 2015)
Anshari, Arief. 2013. Analisis Rasio CAMEL dan Model Z-Score Untuk Menilai
Kesehatan Bank (Studi pada Bank Central Asia Tbk, Bank Internasional
Indonesia Tbk, dan Bank Artha Graha Internasional Tbk). Skripsi.
Universitas Hasanuddin Makasar (Online) (http://respiratory.unhas.ac.id,
diakses tanggal 11 Agustus 2015).
Ardiana, Putu Agus dan Ariani, Made Windi. 2015. Pengaruh Kecukupan Modal,
Tingkat Efisiensi, Risiko Kredit dan Likuiditas Pada Profitabilitas LPD
Kabupaten Badung. Jurnal Akuntansi (Online) Vol. 13 No.1
(http://ojs.unud.ac.id/index.php/Akuntansi/article/view/12640, diakses 26
Juli 2015).
Arief, Anggiyansyah.2013.Teori Keagenan.
http://anggyansyah.blogspot.in/2013/01/teori-kagenan-agency-theory.html,
diakses tanggal 25 Oktober 2015.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis Dengan SPSS. Salatiga : STAIN
Salatiga Press.
Bratanovic, Sonja Brajovic dan Hennie van Greuning. 2009. Analisis Risiko
Perbankan : Kerangka Kerja untuk Menaksir Tata Kelola Perusahaan dan
Manajemen Risiko. Jakarta : Salemba Empat.
Darmawan, Nyoman Ari Surya, dkk. 2014. Pengaruh Capital Adeuacy Ratio
(CAR), Loan to Deposite Ratio (LDR), Perbandingan Biaya Operasional
dengan Pendapatan Operasional (BOPO) Terhadap Return On Asset (ROA)
pada Bank Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2008-
94
2012. Jurnal Ilmiah Mahasiswa S1 (JIMAT), (Online), Vol. 2, No. 1
(http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php/S1ak/article/view/3389, diakses
tanggal 22 September 2015).
Dayu, Putri Qoniah. 2015. Pengaruh Tingkat Kecukupan Modal, Likuiditas,
Risiko Pasar, dan Risiko Kredit Terhadap Kinerja Keuangan Pada Bank
Konvensional (Studi Empiris Pada Bank Konvemsional Terdaftar di BEI).
Jurnal Akuntansi. Universitas Negeri Padang (Online) Vol. 3, No.1
(http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/view/1649/1272,
diakses tanggal 20 September 2015).
Dendawijaya, Lukman. 2009. Manajemen Perbankan. Bogor : Ghalia Indonesia.
Djazuli, Atim. 2015. Pengaruh Tingkat Kesehatan Bank Menurut Risk Based
Bank Rating Terhadap Kinerja Keuangan (Studi pada Bank Umum Syariah
di Indonesia). Jurnal. Universitas Brawijaya Malang (Online),
(http://jimfeb.ub.ac.id/index.php/jimfeb/article/view/1473, diakses tanggal
22 September 2015).
Ervani, Eva. 2010. Pengaruh Capital Adecuacy Ratio, Loan to Deposite Ratio dan
Biaya Operasional Terhadap Profitabilitas Bak Go Public di Indonesia
Periode 2000-2007. JEJAK. Universitas Negeri Semarang (Online) Vol. 3,
No. 2, (http://ep.unnes.ac.id/wp-content/upload, diakses tanggal 25
September 2015).
Ghozali, Imam. 2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS.
Semarang : Universitas Diponegoro.
Harahap, Sofyan Syafri. 2013. Analisis Kritis Atas Laporan Keuangan. Jakarta :
PT Raja Grafindo Persada.
Harmono. 2009. Manajemen Keuangan : Berbasis Balance Scorecard. Jakarta :
PT Bumi Aksara
Hasibuan, Malayu S.P. 2006. Dasar-Dasar Perbankan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
http://www.ojk.go.id/booklet-perbankan-indonesia-2014
Jumingan. 2006. Analisis Laporan Keuangan. Jakarta : PT Bumi Aksara.
Kasmir. 2009. Pemasaran Bank. Jakarta : Kencana.
. 2014. Bank dan Lembaga Keuangan Lainnya (Edisi Revisi 2014). Jakarta
: PT Raja Grafindo Persada.
95
Latumaerissa, Julius R. 1999. Mengenal Aspek-Aspek Operasi Bank Umum.
Jakarta: Sinar Grafika Offset.
Melasari. 2013. Analisis Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Pada PT Bank BRI
Syariah Periode 2009-2011. Skripsi. Universitas Negeri Yogyakarta
(Online) (http://eprints.uny.ac.id/16521/1/skripsi%20full%20text.pdf,
diakses 22 Juli 2015).
Muhammad. 2002. Manajemen Bank Syari’ah. Yogyakarta :UPP AMP YKPN.
Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Islam : Pendekayan
Kuantitatif (Dilengkapi dengan Contoh-Contoh Aplikasi Proposal
Penelitian dan Laporannya). Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
Najmudin. 2011. Manajemen Keuangan dan Aktualisasi Syar’iyyah Modern.
Yogyakarta : Andi.
Nuzula, Nila Firdausi, dkk. 2014. Analisis Tingkat Kesehatan Bank dengan
Menggunakan Pendekatan RGEC (Risk Profile, Good Corporate
Governance, Earning, Capital) (Studi Pada PT Bank Rakyat Indonesia, Tbk
Periode 2011-2013). Jurnal Administrasi. Universitas Brawijaya (Online)
Vol. 13, No. 2 (http://administrasibisnis.studentjournal.ub.ac.id, diakses 22
September 2015).
Peraturan Bank Indonesia Nomor 13/ 1/ PBI/ 2011 Tentang Kesehatan Bank
Umum dan Unit Usaha Syariah.
Rachmawati, Mega Fitrah. 2013. Analisis Pengaruh Pertumbuhan Dana Pihak
Ketiga, Loan to Deposit Ratio, Non-Performing Loan, Biaya Operasional
dan Net Interest Margin Terhadap Profitabilitas Bank (Studi Pada Bank
Umum yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012). Jurnal.
Universitas Brawijaya (Online) (http://jimfeb.ub.ac.id, diakses 11 Oktober
2015).
Reed, Edward W. Dan Edward K. Gill. 1995. Bank Umum. Jakarta : PT Bumi
Aksara.
Rivai, Veithzal dkk. 2007. Bank and Financial Institution Management
Conventional and Sharia System. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.
S., R. Andri,dkk. 2014. Analisis Faktor Rasio Camel Terhadap Profitabilitas Bank
Perkreditan Rakyat di Pekanbaru Tahun 2008-2012. Jurnal Ekonomi
FEKON. Universitas Riau (Online) Vol.1, No.2 (http://jom.unri.ac.id,
diakses tanggal 22 Juli 2015)
96
Saryadi, dkk. 2015. Pengaruh CAR, NIM, BOPO, dan LDR Terhadap Tingkat
Profitabilitas (Pada Bank Umum Go Public Periode 2008-2012). Journal Of
Social and Political Of Science Universitas Diponegoro (Online) Vol.4, No.
3 (http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/jiab/article/view/8874, diakses
tanggal 20 Oktober 2015).
Simorangkir, O.P. 2004. Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan NonBank.
Ghalia Indonesia: Bogor.
Sinangun, Muchdarsyah. 1993. Manajemen Dana Bank, Edisi Kedua. Jakarta : PT
Bumi Aksara.
Sudiyatno, Bambang dan Asih Fatmawati. 2013. Pengaruh Risiko Kredit dan
Efisiensi Operasional Terhadap Kinerja Bank (Studi Empiris pada Bank
yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia). Jurnal Organisasi dan
Manajemen. Universitas Terbuka (Online), Vol. 9, No. 1
(http://jurnal.ut.ac.id, diakses tanggal 21 Oktober 2015).
Sugiyono. 2010. Statistika untuk Penelitian. Bandung : Alfabeta.
Sulindawati, dkk. 2015. Analisis Pengaruh NIM, BOPO, LDR dan NPL Terhadap
Profitabilitas (Studi Kasus Pada Bank Umum Swasta Nasional yang
Terdaftar Pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2013). Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Akuntansi. Universitas Pendidikan Ghanesa (Online), Vol. 3 No.
1 (http://ejournal.undiksha.ac.id/index.php.S1ak/article/view/4752, diakses
tanggal 26 Juli 2015).
Supardi. 2005. Metodologi Penelitian Ekonomi dan Bisnis. Yogyakarta : UII
Press.
Susilo, Y. Sri. 2000. Bank dan Lembaga Keuangan Lain. Jakarta : Salemba
Empat.
Syaichu, Muhammad dan Wibowo, Edhi Satriyo. 2013. Analisis Suku Bunga,
Inflasi, CAR, BOPO, NPF Terhadap Profitabilitas Bank Syariah. Journal Of
Management. Universitas Diponegoro (Online) Vol. 2, No. 2
(http://ejournal-s1.undip.ac.id/index.php/djom, diakses tanggal 22
September 2015).
Ujiyantho, Muh. Arief dan Pramuka, Bambang Agus. 2007. Mekanisme
Corporate Governance, Manajemen Laba dan Kinerja Keuangan (Studi
Pada Peusahaan Go Publik Sektor Manufaktur). Simposium Akuntansi
Nasional X. Universitas Esa Unggul Jakarta (Online)
97
(http://digilib.esaunggul.ac.id/public/UEU-Undergraduate-6119.pdf, diakses
tanggal 25 Oktober 2015).
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008 Tentang Perbankan Syariah
Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992 Pasal 29 Tentang Perbankan
Wirawan, Rizki Yudha. 2013. Analisis Tingkat Kesehatan Keuangan Terhadap
Pertumbuhan Laba Pada Perusahaan BUMN Sektor Perbankan di Indonesia.
Skipsi. Universitas Hasanuddin Makasar (Online)
(http://respiratory.unhas.ac.id/handle/123456789/4994, diakses tanggal 10
Juni 2015).
www.bcasyariah.co.id
www.bi.go.id
www.bjbsyariah.co.id
www.bmi.co.id
www.bnisyariah.co.id
www.brisyariah.co.id
www.bukopinsyariah.co.id
www.kompas.com
www.maybanksyariah.co.id
www.megasyariah.co.id
www.paninbanksyariah.co.id
www.syariahmandiri.co.id
www.victoriasyariah.co.id
98
LAMPIRAN - LAMPIRAN
99
LAMPIRAN I
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:
Nama : SHIFFA FAUZIAH
Tempat Tanggal Lahir: KUDUS, 21 SEPTEMBER 1992
Jenis Kelamin : PEREMPUAN
Agama : ISLAM
Kewarganegaraan : INDONESIA
Alamat : DUSUN KRAJAN BRINGIN RT 01/ RW 01 DESA
BRINGIN
KECAMATAN BRINGIN KAB. SEMARANG
Jenjang Pendidikan :
1. SD NEGERI 02 BRINGIN
2. SMP NEGERI 02 BRINGIN
3. SMA NEGERI 1 BRINGIN
4. FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
JURUSAN PERBANKAN SYARIAH (S1)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN)
SALATIGA
Demikian riwayat hidup penulis dibuat dengan sebenar-benarnya, kemudian bagi
yang berkepentingan harap maklum adanya.
100
Salatiga, 28 November 2015
Penulis
Shiffa Fauziah
NIM : 21311017
LAMPIRAN II
TABEL VARIABEL X DAN Y
NO NAMA BANK
TAHUN RASIO KEUANGAN
NPL (X1) NIM (X2)
LDR (X3) BOPO (X4)
CAR (X5)
ROA (Y)
1
BNI SYARIAH
2010 0,0197 0,0507 0,6892 0,8805 0,2768 0,0061
2011 0,0242 0,0807 0,786 0,8786 0,2075 0,0129
2012 0,0142 0,0731 0,8499 0,8539 0,1422 0,0148
2013 0,0113 0,0951 0,9786 0,8394 0,1654 0,0145
2014 0,01 0,09 0,9258 0,8503 0,1876 0,0127 2
BANK MEGA
SYARIAH
2010 0,0352 0,1549 0,7817 0,8886 0,1314 0,019
2011 0,0303 0,1533 0,8308 0,908 0,1203 0,0158
2012 0,0267 0,1394 0,8888 0,7728 0,1351 0,0381
2013 0,0298 0,1066 0,9337 0,8609 0,1299 0,0233
2014 0,0389 0,0833 0,9361 0,9761 0,1926 0,0029 3
BANK MUAMALAT
2010 0,0351 0,0524 0,9152 0,8738 0,1326 0,0136
2011 0,0178 0,0501 0,8518 0,8525 0,1201 0,0152
2012 0,0181 0,0464 0,9415 0,8447 0,1157 0,0154
2013 0,0156 0,0464 0,9999 0,8512 0,1727 0,0137
2014 0,0485 0,0336 0,8414 0,9733 0,1415 0,0017 4
BANK MANDIRI SYARIAH
2010 0,0129 0,0657 0,8254 0,6393 0,1336 0,0355
2011 0,0095 0,0748 0,8603 0,6722 0,1534 0,0337
2012 0,0114 0,0725 0,944 0,6643 0,1548 0,035
2013 0,0229 0,0725 0,8937 0,84 0,141 0,0153
2014 0,0429 0,0619 0,8213 0,9849 0,1476 0,0017 5
BCA SYARIAH
2010 0,012 0,0948 0,7789 0,119 0,7639 0,0113
2011 0,002 0,113 0,788 0,2494 0,459 0,009
2012 0,001 0,008 0,799 0,082 0,315 0,008
2013 0,001 0,001 0,835 0,1044 0,224 0,001
101
2014 0,001 0,008 0,912 0,1173 0,296 0,008 6
BRI SYARIAH
2010 0,0214 0,075 0,9582 0,9877 0,2062 0,0035
2011 0,0212 0,0699 0,9055 0,9925 0,1444 0,002
2012 0,0184 0,0715 1,0096 0,8663 0,1135 0,0119
2013 0,0326 0,0627 1,027 0,9042 0,1449 0,0115
2014 0,0365 0,0604 0,939 0,9947 0,1289 0,0008 7
BJB SYARIAH
2010 0,0029 0,0732 0,7154 0,766 0,2285 0,0315
2011 0,0041 0,0689 0,7295 0,8002 0,1836 0,0265
2012 0,005 0,0644 0,7409 0,7931 0,1811 0,0246
2013 0,0064 0,0796 0,9647 0,7941 0,1651 0,0261
2014 0,03 0,08 0,92 0,91 0,15 0,03
LANJUTAN LAMPIRAN II
TABEL VARIABEL X DAN Y
NO NAMA BANK
TAHUN RASIO KEUANGAN
NPL (X1) NIM (X2)
LDR (X3) BOPO (X4)
CAR (X5)
ROA (Y)
8
PANIN BANK
SYARIAH
2010 0 0,0532 0,6976 1,8231 0,5481 -0,0253
2011 0,0082 0,007 1,6297 0,743 0,6198 0,0175
2012 0,0019 0,04 1,0566 0,476 0,322 0,0348
2013 0,0077 0,04 0,904 0,8131 0,2083 0,0103
2014 0,0029 0,05 0,9404 0,6847 0,2569 0,0199 9
BUKOPIN SYARIAH
2010 0,0381 0,003 0,9915 0,9357 0,1151 0,0074
2011 0,0174 0,003 0,8354 0,9386 0,1529 0,0052
2012 0,0459 0,003 0,9198 0,9159 0,1278 0,0055
2013 0,0427 0,003 1,0029 0,9229 0,111 0,0069
2014 0,0407 0,003 0,9289 0,9673 0,1585 0,0027 10
VICTORIA SYARIAH
2010 0 0,0682 0,1693 0,8375 1,9514 0,0109
2011 0,0194 0,0212 0,4608 0,864 0,452 0,0693
2012 0,0241 0,0236 0,7378 0,879 0,2808 0,0143
2013 0,0331 0,0296 0,8465 0,9195 0,184 0,005
2014 0,0475 0,0334 0,9591 1,4331 0,1527 -0,0187 11
MAYBANK SYARIAH
2010 0 0,0643 1,7226 0,3773 1,2443 0,0448
2011 0 0,0592 2,892 0,5518 0,7344 0,0357
2012 0,0125 0,0578 1,977 0,5377 0,6389 0,0288
2013 0 0,0561 1,5287 0,6779 0,5941 0,0287
2014 0,0429 0,0665 1,5777 0,696 0,5213 0,0361
102
LAMPIRAN III
HASIL PENGOLAHAN SPSS
DESKRIPTIF STATISTIK
Statistics
NPL/NPF NIM LDR/FDR BOPO CAR ROA
N Valid 55 55 55 55 55 55
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean ,0192 ,0585 ,9690 ,7887 ,2942 ,0161
Std. Error of Mean ,00203 ,00486 ,05213 ,03936 ,04232 ,00208
Median ,0178 ,0619 ,9120 ,8512 ,1727 ,0137
Mode ,00 ,00 ,17a ,08
a ,11
a ,00
a
Std. Deviation ,01504 ,03607 ,38657 ,29194 ,31385 ,01545
Variance ,000 ,001 ,149 ,085 ,099 ,000
Range ,05 ,15 2,72 1,74 1,84 ,09
Minimum ,00 ,00 ,17 ,08 ,11 -,03
Maximum ,05 ,15 2,89 1,82 1,95 ,07
Sum 1,06 3,22 53,30 43,38 16,18 ,89
Percentiles 10 ,0006 ,0030 ,7239 ,3261 ,1202 ,0017
15 ,0014 ,0080 ,7561 ,5433 ,1293 ,0028
20 ,0029 ,0248 ,7864 ,6659 ,1328 ,0050
25 ,0050 ,0336 ,8213 ,6847 ,1410 ,0061
30 ,0081 ,0451 ,8342 ,7614 ,1440 ,0079
40 ,0122 ,0527 ,8552 ,8229 ,1531 ,0114
45 ,0145 ,0581 ,8958 ,8409 ,1598 ,0127
50 ,0178 ,0619 ,9120 ,8512 ,1727 ,0137
60 ,0213 ,0675 ,9318 ,8708 ,2008 ,0154
70 ,0298 ,0726 ,9468 ,9050 ,2609 ,0236
75 ,0326 ,0748 ,9647 ,9159 ,2960 ,0265
80 ,0352 ,0799 ,9982 ,9331 ,4260 ,0298
90 ,0428 ,0997 1,5483 ,9860 ,6274 ,0356
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
103
UJI ASUMSI KLASIK
A. UJI NORMALITAS (KOLMOGROV-SMIRNOV)
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 55
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation ,01325720
Most Extreme Differences Absolute ,149
Positive ,149
Negative -,102
Kolmogorov-Smirnov Z 1,101
Asymp. Sig. (2-tailed) ,177
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
B. UJI MULTIKOLINEARITAS (UJI VIF)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) ,017 ,009 1,870 ,067
NPL/NPF -,102 ,155 -,099 -,657 ,514 ,663 1,508
NIM ,106 ,053 ,246 2,004 ,051 ,992 1,008
LDR/FDR ,008 ,005 ,197 1,553 ,127 ,932 1,072
BOPO -,016 ,008 -,311 -2,189 ,033 ,743 1,345
CAR ,001 ,007 ,025 ,183 ,856 ,798 1,252
a. Dependent Variable: ROA
104
Coefficient Correlationsa
Model CAR NIM LDR/FDR BOPO NPL/NPF
1 Correlations CAR 1,000 ,005 -,146 ,015 ,369
NIM ,005 1,000 ,050 -,052 ,056
LDR/FDR -,146 ,050 1,000 ,171 -,036
BOPO ,015 -,052 ,171 1,000 -,432
NPL/NPF ,369 ,056 -,036 -,432 1,000
Covariances CAR 4,560E-5 1,616E-6 -4,995E-6 7,508E-7 ,000
NIM 1,616E-6 ,003 1,347E-5 -2,075E-5 ,000
LDR/FDR -4,995E-6 1,347E-5 2,574E-5 6,545E-6 -2,816E-5
BOPO 7,508E-7 -2,075E-5 6,545E-6 5,661E-5 -,001
NPL/NPF ,000 ,000 -2,816E-5 -,001 ,024
a. Dependent Variable: ROA
C. UJI HETEROKEDASTISITAS (UJI WHITE TEST)
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,857a ,735 ,578 ,00034161
a. Predictors: (Constant), X5.X5, X2.X3, X1.X5, X4.X4, X3.X3, X1.X1,
X1.X2, X3.X4, X3.X5, X2.X2, X4.X5, BOPO, X2.X5, X1.X4, X1.X3,
X2.X4, NIM, NPL/NPF, LDR/FDR, CAR
D. UJI AUTOKORELASI (UJI DURBIN WATSON)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,473a ,223 ,142 ,01422 1,817
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, lagX1, LDR/FDR, BOPO
b. Dependent Variable: lagY
105
REGRESI BERGANDA
A. R2
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate Durbin-Watson
1 ,514a ,264 ,189 ,01392 1,524
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
b. Dependent Variable: ROA
B. UJI F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression ,003 5 ,001 3,518 ,009a
Residual ,009 49 ,000
Total ,013 54
a. Predictors: (Constant), CAR, NIM, LDR/FDR, BOPO, NPL/NPF
b. Dependent Variable: ROA
C. UJI T
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,017 ,009 1,870 ,067
NPL/NPF -,102 ,155 -,099 -,657 ,514
NIM ,106 ,053 ,246 2,004 ,051
LDR/FDR ,008 ,005 ,197 1,553 ,127
BOPO -,016 ,008 -,311 -2,189 ,033
CAR ,001 ,007 ,025 ,183 ,856
a. Dependent Variable: ROA