bab ii landasan teori a. rasio keuangan bank syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/bab ii.pdf ·...

29
18 BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk melihat kinerja suatu perusahaan adalah dari laporan keuangan yang telah disusun pada periode tertentu. Dalam laporan keuangan akan terlihat aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan yang dituangkan dalam bentuk angka-angka. Angka-angka ini akan menjadi lebih berarti jika dapat dibandingkan antara satu komponen dengan komponen lainnya. Perbandingan inilah yang dikenal dengan nama analisis rasio keuangan. James C. van Horne menyatakan bahwa rasio keuangan merupakan indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang bersangkutan. 1 Berdasarkan tujuan analisanya, para ahli mengklasifikasikan rasio keuangan dalam bentuk-bentuk berikut: 1. Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai berikut: 1 Kasmir, Pengantar Manjemen Keuangan , (Jakarta: Kencana, 2010), 93.

Upload: others

Post on 21-Sep-2020

13 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

18

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Rasio Keuangan Bank Syariah

Salah satu cara terpenting untuk melihat kinerja suatu perusahaan

adalah dari laporan keuangan yang telah disusun pada periode tertentu. Dalam

laporan keuangan akan terlihat aktivitas yang sudah dilakukan perusahaan

yang dituangkan dalam bentuk angka-angka. Angka-angka ini akan menjadi

lebih berarti jika dapat dibandingkan antara satu komponen dengan

komponen lainnya. Perbandingan inilah yang dikenal dengan nama analisis

rasio keuangan.

James C. van Horne menyatakan bahwa rasio keuangan merupakan

indeks yang menghubungkan dua angka akuntansi dan diperoleh dengan

membagi satu angka dengan angka lainnya. Rasio keuangan digunakan untuk

mengevaluasi kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Dari hasil rasio

keuangan ini akan kelihatan kondisi kesehatan perusahaan yang

bersangkutan.1

Berdasarkan tujuan analisanya, para ahli mengklasifikasikan rasio

keuangan dalam bentuk-bentuk berikut:

1. Menurut J. Fred Weston, bentuk-bentuk rasio keuangan adalah sebagai

berikut:

1 Kasmir, Pengantar Manjemen Keuangan , (Jakarta: Kencana, 2010), 93.

Page 2: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

19

a. Rasio Likuiditas (Liquidity Ratio)

− Rasio Lancar (Current Ratio)

− Rasio Sangat Lancar (Quick Ratio atau Acid Test Ratio)

b. Rasio Solvabilitas (Leverage Ratio)

− Total utang dibandingkan dengan total aktiva atau rasio utang (Debt

Ratio)

− Jumlah kali perolehan bunga (Times Interest Earned)

− Lingkup Biaya Tetap (Fixed Charge Coverage)

− Lingkup Arus Kas (Cash Flow Coverage)

c. Rasio Aktivitas (Activity Ratio)

− Perputaran Sediaan (Inventory Turn Over)

− Rata-rata jangka waktu penagihan/perputaran piutang (Average

Collection Period)

− Perputaran Aktiva Tetap (Fixed Assets Turn Over)

− Perputaran Total Aktiva (Total Assets Turn Over)

d. Rasio Profitabilitas (Profitability Ratio)

− Margin Laba Penjualan (Profit Margin on Sales)

− Daya Laba Dasar (Basic Earning Power)

− Hasil pengembalian total aktiva (Return on Total Assets)

− Hasil pengembalian ekuitas (Return on Total Equity)

e. Rasio pertumbuhan (Growth Ratio) merupakan rasio yang

menggambarkan kemampuan perusahaan mempertahankan posisi

Page 3: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

20

ekonominya di tengah pertumbuhan perekonomian dan sektor

usahanya.

− Pertumbuhan penjualan

− Pertumbuhan laba bersih

− Pertumbuhan pendapatan per saham

− Pertumbuhan deviden persaham

f. Rasio penilaian (Valuation Ratio), yaitu rasio yang memberikan

ukuran kemampuan manajemen dalam menciptakan nilai pasar

usahanya di atas biaya investasi.

− Rasio harga saham terhadap pendapatan

− Rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku2

2. Sementara Leopald A. Bernstein dalam bukunya “Financial Statement

Analysis Theory, Application, and Interpretation” menyatakan bahwa

angka-angka rasio keuangan dapat dikategorikan menjadi:

a. Short-term Liquidity Ratios. Yaitu rasio-rasio untuk menilai likuiditas.

Misalnya: Current Ratio, Acid Test Ratio, Account Receivable

Turnover.

b. Capital Structure and Long-term Solvency Ratios. Rasio-rasio ini

digunakan untuk menilai struktur modal dan solvabilitas. Misalnya:

rasio antara modal sendiri dengan total hutang, rasio antara modal

sendiri dengan hutang jangka panjang, rasio antara modal sendiri

dengan aktiva tetap, dan lain-lain.

2 Kasmir, Analisis Laporan Keuangan , (Jakarta: PT Rajagrafindo Persada, 2008), 107.

Page 4: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

21

c. Return On Investment Ratios. Misalnya Return On Total Assets

(rentabilitas usaha) dan rentabilitas modal sendiri (return on equity

capital).

d. Operatig Performance Ratios. Adalah rasio-rasio untuk menilai hasil

operasi. Antara lain: Gross Margin Ratio, Net Profit Ratio, dan

sebagainya.

e. Assets Utilization Ratios. Yaitu rasio-rasio antara penjualan dengan

kas, persediaan, modal kerja, aktiva tetap atau aktiva-aktiva lainnya.

Rasio ini digunakan untuk menilai penggunaan aktiva.3

3. Drs. Bambang Riyanto dalam bukunya Dasar-dasar Pembelanjaan

Perusahaan, mengelompokkan rasio keuangan ke dalam:

a. Rasio Likuiditas. Antara lain: Current Ratio, Cash Ratio, Acid Test

Ratio, dan Working Capital To Tottal Assets Ratio.

b. Rasio Leverage. Antara lain: Total Debt To Equity Ratio, Total Debt

To Total Capital Assets, Long-term Debt To Equity Ratio, Tangible

Assets Debt Coverage, dan Time Interest Earned Ratio.

c. Rasio Aktivitas. Antara lain: Total Assets Turnover, Receivable

Turnover, Average Collection Period, Inventory Turnover, Average

Day‟s Inventory, serta Working Capital Turnover.

d. Rasio Keuntungan. Antara lain: Gross Profit Margin, Operating

Income Ratio, Operating Ratio, Net Profit Margin (Sales Margin),

3 Munawir, Analisa Laporan Keuangan , (Yogyakarta: Liberty, 2010), 70.

Page 5: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

22

Earning Power of Total Investment, Net Earning Power Ratio, serta

Rate of Return for The Owners.4

Di Indonesia, rasio keuangan yang digunakan oleh bank syariah

sebagaimana diatur Bank Indonesia dalam Surat Edaran Bank Indonesia No.

9/24/DPbS tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank Umum

Berdasarkan Prinsip Syariah meliputi:

1. Peniliaian Permodalan (Capital). Merupakan penilaian terhadap kecukupan

modal Bank dan Unit Usaha Syariah (UUS) untuk meng-cover eksposur

risiko saat ini dan mengantisipasi eksposur risiko di masa datang. Rasio

yang digunakan dalam aspek ini diantaranya Kewajiban Penyediaan Modal

Minimum (KPMM), Deviden Pay Out Ratio, dan lain-lain.

2. Peniliaian Kualitas Aset (Assets Quality). Merupakan penilaian terhadap

kondisi aset Bank atau UUS dan kecukupan manajemen risiko

pembiayaan. Rasio yang digunakan dalam aspek ini diantaranya rasio

Kualitas Aktiva Produktif bank (KAP), Konsentrasi risiko penyaluran dana

kepada debitur inti (KRDI), dan lain-lain.

3. Peniliaian Rentabilitas (Earnings). Merupakan penilaian terhadap kondisi

dan kemampuan Bank dan UUS untuk menghasilkan keuntungan dalam

rangka mendukung kegiatan operasional dan permodalan. Rasio yang

digunakan dalam aspek ini adalah Net Operating Margin (NOM), Rasio

Efisiensi Operasional (REO), Return On Assets (ROA), dan lain-lain.

4. Peniliaian Likuiditas (Liquidity). Merupakan penilaian terhadap

4 Ibid., 71.

Page 6: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

23

kemampuan bank untuk memelihara tingkat likuiditas yang memadai.

Rasio utama yang digunakan dalam aspek ini adalah rasio besarnya aset

jangka pendek dibandingkan dengan kewajiban jangka pendek, Short Term

Mismatch Plus (STMP), dan lain-lain.

5. Peniliaian sensitivitas atas risiko pasar (sensitivity to market risk).

Merupakan penilaian terhadap kemampuan modal Bank dan UUS untuk

meng-cover risiko yang ditimbulkan oleh perubahan nilai tukar. Penilaian

sensitivitas atas risiko pasar dilakukan dengan menilai besarnya kelebihan

modal yang digunakan untuk menutup risiko bank dibandingkan dengan

besarnya risiko kerugian yang timbul dari pengaruh perubahan risiko

pasar. Rasio yang digunakan adalah rasio kecukupan modal yang dibentuk

untuk meng-cover risiko pasar (fluktuasi nilai tukar).

B. Rentabilitas

Rasio keuangan yang sering kali digunakan untuk menilai kinerja bank

syariah adalah rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas bank adalah alat untuk

menganalisis atau mengukur tingkat efisiensi usaha dan profitabilitas yang

dicapai oleh bank yang bersangkutan. Dalam perhitungan rasio-rasio

rentabilitas biasanya dicari hubungan timbal balik antar pos yang terdapat

pada laporan laba rugi ataupun hubungan timbal balik antar pos yang terdapat

pada laporan laba rugi bank dengan pos-pos pada neraca bank guna

Page 7: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

24

memperoleh berbagai indikasi yang bermanfaat dalam mengukur tingkat

efisiensi dan profitabilitas bank yang bersangkutan.5

Secara teoritis, rasio rentabilitas memiliki hubungan dengan rasio

keuangan lainnya. Contohnya, rasio rentabilitas ekonomi (kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan seluruh aktiva

perusahaan) bersifat positif dengan rentabilitas modal sendiri (kemampuan

perusahaan menghasilkan laba dengan menggunakan modal sendiri). Semakin

besar rentabilitas ekonomi atau return on assets, akan semakin besar pula

rentabilitas modal sendiri atau return on equity. Hubungan lainnya adalah

antara rentabilitas modal sendiri dengan rasio utang yang bisa bersifat positif

atau negatif. Pengaruh positif memiliki arti semakin besar rasio utang,

semakin besar pula rasio modal sendiri, dengan catatan jika rentabilitas

ekonomi lebih besar dari tingkat bunga. Pengaruh negatifnya adalah jika

rentabilitas ekonomi lebih kecil dari tingkat bunga, rasio utang bertambah

besar dan rasio modal sendiri menjadi kecil.6

Rentabilitas juga sering dikelompokkan menjadi satu dengan

profitabilitas karena keduanya sama-sama menunjukkan kemampuan

perusahaan menghasilkan laba. Bedanya rentabilitas menjelaskan

kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan dengan

menggunakan modal yang ditanam didalamnya sedangkan profitabilitas

menjelaskan kemampuan perusahaan menghasilkan keuntungan dari

5 Lukman Dendawijaya, Manajemen Perbankan, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2001), 120.

6 Kasmir, Analisis Laporan…, 119.

Page 8: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

25

penjualan barang atau jasa yang diproduksinya.7 Kemampuan perusahaan

menghasilkan keuntungan juga dipengaruhi oleh kemampuan manajemen

perusahaan mengendalikan risiko-risiko perusahaan. Selain berusaha untuk

menghasilkan keuntungan setinggi-tingginya, secara simultan manajer harus

juga memperhatikan adanya kemungkinan risiko yang timbul. Risiko tersebut

dapat berupa: (1) Risiko yang sistematis (systematic risk), yaitu risiko yang

diakibatkan oleh adanya kondisi atau situasi tertentu yang bersifat makro,

seperti perubahan situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah,

perubahan situasi pasar, dan sebagainya; (2) Risiko yang tidak sistematis

(unsystemic risk), yaitu risiko yang unik, yang melekat pada suatu perusahaan

atau bisnis tertentu saja.8

Penilaian terhadap rentabilitas sangat penting dilakukan untuk

mengetahui kondisi suatu bank. Bank Indonesia, selaku lembaga pengawas

dan pembina bank syariah di Indonesia memasukkan faktor rentabilitas dalam

menilai tingkat kesehatan bank syariah sebagaimana disebutkan dalam

Peraturan Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah. Adapun

komponen-komponen untuk menilai faktor rentabilitas menurut Peraturan

Bank Indonesia Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat

Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah meliputi:

1. Kemampuan dalam menghasilkan laba, kemampuan laba mendukung

ekspansi dan menutup risiko, serta tingkat efisiensi.

7 Budi Rahardjo, Keuangan dan Akuntansi untuk Manajer Non Keuangan , (Jakarta: Graha

Ilmu, 2007), 120. 8 Muhammad, Manajemen Bank …, 310.

Page 9: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

26

2. Diversifikasi pendapatan termasuk kemampuan bank untuk mendapatkan

fee based income, dan diversifikasi penanaman dana, serta penerapan

prinsip akuntansi dalam pengakuan pendapatan dan biaya.

Beberapa tujuan dilakukannya penilaian komponen-komponen

rentabilitas bank syariah tersebut berdasarkan Peraturan Bank Indonesia

Nomor 9/1/PBI/2007 tentang Sistem Penilaian Tingkat Kesehatan Bank

Umum Berdasarkan Prinsip Syariah adalah:

1. Mengetahui kemampuan aktiva produktif dalam menghasilkan laba.

2. Mengukur keberhasilan manajemen dalam menghasilkan laba.

3. Mengukur efisiensi kegiatan operasional bank syariah.

4. Mengukur besarnya aktiva bank syariah yang dapat

menghasilkan/memberikan pendapatan.

5. Mengukur kemampuan bank syariah dalam menghasilkan pendapatan

dari jasa berbasis fee. Semakin tinggi pendapatan berbasis fee

mengindikasikan semakin berkurang ketergantungan bank terhadap

pendapatan dari penyaluran dana.

6. Mengukur besarnya pelaksanaan fungsi sosial bank syariah.

7. Mengetahui kemampuan bank dalam mengelola dana investasi untuk

menghasilkan pendapatan.

Sedangkan kriteria penetapan peringkat faktor rentabilitas berdasarkan

Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS tentang Sistem Penilaian

Tingkat Kesehatan Bank Umum Berdasarkan Prinsip Syariah yaitu:

Page 10: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

27

− Peringkat 1 : Kemampuan rentabilitas sangat tinggi untuk

mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.

− Peringkat 2 : Kemampuan rentabilitas tinggi untuk mengantisipasi

potensi kerugian dan meningkatkan modal.

− Peringkat 3 : Kemampuan rentabilitas cukup tinggi untuk

mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.

− Peringkat 4 : Kemampuan rentabilitas rendah untuk mengantisipasi

potensi kerugian dan meningkatkan modal.

− Peringkat 5 : Kemampuan rentabilitas sangat rendah untuk

mengantisipasi potensi kerugian dan meningkatkan modal.

C. Return On Assets (ROA)

Salah satu rasio yang digunakan untuk mengukur rentabilitas bank

syariah menurut Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS adalah Return

On Assets (ROA). Rasio ini mengukur keberhasilan manajemen dalam

menghasilkan laba. Untuk mengetahui besarnya ROA suatu bank digunakan

rumus berikut:

Dimana,

- Perhitungan laba sebelum pajak disetahunkan

Contoh: Untuk posisi Juni = (akumulasi laba per posisi Juni

dibagi 6) x 12.

- Perhitungan rata-rata total aset sebagai berikut :

Page 11: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

28

Contoh: Untuk posisi Juni = penjumlahan total asset posisi Januari

sampai dengan Juni dibagi 6.

- Rasio dihitung per posisi tanggal penilaian.

Rasio ROA disajikan dalam bentuk prosentase kemudian dinilai

berdasarkan pemeringkatan Surat Edaran Bank Indonesia No. 9/24/DPbS

berikut ini:

− Peringkat 1: ROA > 1,5%

− Peringkat 2: 1,25% < ROA ≤ 1,5%

− Peringkat 3: 0,5% < ROA ≤ 1,25%

− Peringkat 4: 0% < ROA ≤ 0,5%

− Peringkat 5: ROA ≤ 0%

Semakin kecil rasio ini mengindikasikan kurangnya kemampuan

manajemen bank dalam hal mengelola aktiva untuk meningkatkan

pendapatan dan atau menekan biaya serta semakin buruk pula tingkat

rentabilitasnya. Kemampuan bank untuk memperoleh pendapatan yang besar

sekaligus mampu menekan biaya akan menghasilkan keuntungan yang tinggi.

Bank yang selalu menjaga tingkat keuntungan yang tinggi dan mampu

membagikan deviden dengan baik, maka ada kemungkinan nilai saham dari

bank yang bersangkutan di pasar sekunder dan jumlah Dana Pihak Ketiga

(DPK) yang berhasil dikumpulkan akan naik. Kenaikan nilai saham dan

jumlah DPK ini merupakan indikator naiknya kepercayaan masyarakat

kepada bank yang bersangkutan. Kepercayan dan loyalitas dana terhadap

bank merupakan faktor yang sangat membantu dan mempermudah pihak

Page 12: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

29

manajemen bank untuk menyusun strategi bisnis yang baik. Begitu

pentingnya kepercayaan ini bahkan pemilik dana dapat menghancurkan

sebuah bank, apabila dana besar yang disimpan pada sebuah bank kemudian

pada suatu saat yang bersamaan ditarik seluruhnya secara serentak.9

Memperoleh keuntungan optimal merupakan tujuan fundamental

bisnis perbankan tak terkecuali bank syariah karena bank syariah merupakan

lembaga keuangan syariah yang berorientasi pada laba (profit). Motif profit

mendapat legitimasi karena termasuk dalam lima maqasidul syari‟ah, yakni

hifdzul maal atau menjaga harta. Secara harfiah maqasidul syariah dapat

diartikan sebagai tujuan syariah. Dalam hal ini Al Asyatibi berpendapat,

“Sesungguhnya syari‟ah bertujuan untuk mewujudkan kemaslahatan manusia

di dunia dan akhirat.” Kemaslahatan disini diartikan Asyatibi sebagai segala

sesuatu yang menyangkut rezeki manusia, pemenuhan penghidupan manusia,

dan perolehan apa-apa yang dituntut oleh kualitas-kualitas emosional dan

intelektualitas.10 Semua aktivitas yang memiliki maslahah bagi umat manusia

disebut needs atau kebutuhan. Dan semua kebutuhan ini harus dipenuhi.

Begitu pula dengan usaha pencapaian tujuan itu adalah salah satu kewajiban

dalam beragama.11 Mustafa Anas Zar juga menjelaskan bahwa tidak

terpenuhinya aspek dharuriyat (pemenuhan aspek agama, jiwa, akal, harta,

dan keturunan) dapat merusak kehidupan manusia dunia dan akhirat secara

9 Mudrajad Kuncoro, Suhardjono, Manajemen Perbankan: Teori dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BPFE Yogyakarta, 2002), 539. 10

Nur Chamid, Jejak Langkah Sejarah Pemikiran Ekonomi Islam, (Yogyakarta: Pustaka

Pelajar, 2010), 280. 11

Budi Setyanto, et al., Pengenalan Eksklusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana,2006), 63.

Page 13: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

30

keseluruhan.12 Allah SWT mengingatkan manusia unruk mencari

kesejahteraan akhirat tanpa melupakan urusan dunia dalam firman-Nya,

Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (kebahagiaan) negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan

bahagianmu dari (kenikmatan) duniawi dan berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik, kepadamu, dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi.

Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.13

Bahkan semasa hayatnya Rasulullah SAW sering menebarkan nasehat

ekonomi kepada kaum muslimin, seperti yang dikemukakan dalam hadits

riwayat Nasa‟i, “Berusahalah untuk mendapatkan perlindungan Tuhanmu dari

kekafiran, kekurangan, dan kehinaan.”.

Berdasarkan ungkapan dalil-dalil tersebut jelas menunjukkan bahwa

harta (kekayaan materi) merupakan bagian yang sangat penting dalam

kehidupan kaum muslimin. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa Islam

tidak menghendaki umatnya hidup dalam ketertinggalan dan keterbelakangan

ekonomi sejalan dengan ungkapan, “Sungguh kefakiran itu dekat kepada

kekafiran.”14

12

Nur Chamid, Jejak Langkah ...., 282. 13

Q.S. Al-Qashash: 77. 14

Suhrawardi K. Lubis, Hukum Ekonomi Islam, (Jakarta: Sinar Grafika, 2000), 2.

Page 14: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

31

D. Rasio Efisiensi Operasional (REO)

Rasio Efisiensi Operasional (REO) yaitu rasio yang digunakan untuk

mengukur tingkat efisiensi dan kemampuan bank dalam melakukan kegiatan

operasionalnya. Sebagaimana tersebut dalam Surat Edaran Bank Indonesia

No. 9/24/DPbS, rasio ini termasuk rasio penunjang untuk mengukur tingkat

rentabilitas bank syariah. REO membandingkan antara beban operasional

dengan pendapatan operasional. Oleh karena itu rasio ini juga sering disebut

dengan BOPO, yakni rasio Biaya Operasional terhadap Pendapatan

Operasional.

PO pada rumus di atas adalah pendapatan operasional setelah distribusi

bagi hasil sedangkan BO beban operasional termasuk kekurangan Penyisihan

Penghapusan Aktiva Produktif (PPAP). Sebagaimana rasio-rasio keuangan

lainnya, rasio ini juga disajikan dalam bentuk prosentase. Semakin tinggi

prosentase REO suatu bank menunjukkan semakin inefisien kegiatan operasi

bank tersebut yang artinya semakin buruk rentabilitasnya.

Berikut kriteria penilaian peringkat REO dalam rangka penilaian

tingkat kesehatan bank syariah sebagaimana disebutkan dalam Surat Edaran

Bank Indonesia No. 9/24/DPbS:

− Peringkat 1: REO ≤ 83%

− Peringkat 2: 83% < REO ≤ 85%

− Peringkat 3: 85% < REO ≤ 87%

− Peringkat 4: 87% < REO ≤ 89%

Page 15: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

32

− Peringkat 5: REO > 89%

Semakin kecil rasio ini semakin baik rentabilitas bank atau dapat pula

dikatakan semakin efisiennya kegiatan operasional suatu bank. Bank yang

dalam kegiatan usahanya tidak efisien akan mengakibatkan ketidakmampuan

bersaing dalam menghimpun dana masyarakat maupun dalam menyalurkan

dana tersebut kepada masyarakat yang membutuhkan sebagai modal usaha.

Dengan adanya efisiensi pada lembaga perbankan terutama efisiensi biaya

maka akan diperoleh tingkat keuntungan yang optimal, penambahan jumlah

dana yang disalurkan, biaya lebih kompetitif, peningkatan pelayanan kepada

nasabah, keamanan dan kesehatan perbankan yang meningkat.15

Islam memandang larangan inefisien atau berlebih-lebihan atau israf

merupakan salah satu nilai instrumental ekonomi Islam yang menjadi acuan

dalam praktek ekonomi Islam. Berlebih-lebihan dalam segala hal merupakan

perilaku yang dilarang dalam syariat Islam. Firman Allah SWT,

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, Makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-

lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.16

Dalam pandangan Islam, israf bukan saja dipandang negatif secara

spiritual, tetapi juga akan membawa dampak buruk dalam kehidupan di

15

Kuncoro, Manajemen Perbankan…., 569. 16

QS. Al-A‟raf: 31.

Page 16: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

33

dunia. Sebaliknya kesederhanaan dan kerendahan hati juga bukan saja terpuji

secara spiritual, tetapi juga akan membawa banyak manfaat bagi kehidupan

manusia itu sendiri. Ia akan mendorong manusia untuk memanfaatkan sumber

daya ekonomi secara lebih efisien, lebih optimal, dan lebih adil.17

E. Surat Edaran Bank Indonesia No. 14/7/DPbS

Surat Edaran Bank Indonesia adalah surat yang diedarkan oleh Bank

Indonesia (BI) sebagai bentuk implementasi tugas BI untuk mengatur dan

mengawasi Bank Umum dan Bank Perkreditan Rakyat sebagaimana

tercantum dalam UU BI No. 23 tahun 1999, pada Bab III pasal 7 tentang

Tujuan dan Tugas Bank Indonesia.

Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 14/7/DPbS dikeluarkan oleh

Bank Indonesia pada tanggal 29 Februari 2012 tentang Produk Qardh

Beragun Emas Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah, yang

isinya adalah sebagaimana terlampir.

F. Gadai Emas

Dalam Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Bab XX Pasal 1150

Gadai diartikan sebagai suatu hak yang diperoleh seseorang yang mempunyai

piutang atas suatu barang bergerak, yaitu barang bergerak tersebut diserahkan

17

Ahmad Syakur, Dasar-Dasar Pemikiran Ekonomi Islam, (Kediri: STAIN Kediri Press,

2011), 156.

Page 17: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

34

kepada orang yang berpiutang oleh orang yang mempunyai utang atau orang

lain atas nama orang yang mempunyai utang.18

Muhammad Syafi‟i Antonio mengartikan bahwa gadai syariah (rahn)

adalah menahan salah satu harta milik nasabah (rahin) sebagai barang

jaminan (marhun) atas utang/pinjaman (marhun bih) yang diterimanya.

Marhun tersebut memiliki nilai ekonomis. Dengan demikian, pihak yang

menahan atau penerima gadai (murtahin) memperoleh jaminan untuk dapat

mengambil kembali seluruh atau sebagian piutangnya.19

Diperbolehkannya menggadaikan barang sebagai jaminan merujuk dari

firman Allah SWT,

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu‟amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka

hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai

sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi)

menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang

18

Subekti, Tjitro Sudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, (Jakarta: PT. Pradnya,

2003), 297 19

Muhammad Syafi‟i Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik , (Jakarta: Gema Insani

Press, 2001), 128.

Page 18: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

35

berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”20

Sebenarnya menyimpan barang sebagai jaminan atau gadai tidak harus

dilakukan.21 Firman Allah farihaanun maqbuudhah pada ayat di atas adalah

irsyad (anjuran baik) saja bagi orang yang beriman, sebab lanjutan ayat

tersebut dinyatakan “akan tetapi jika sebagian kamu mempercayai sebagian

yang lain, hendaklah yang percaya itu menunaikan amatnya (utangnya)”.22

Tujuan dari akad gadai atau rahn sendiri hanya dimaksudkan untuk

mendapatkan kepastian dan menjamin utang bukan untuk menumbuhkan

harta atau mencari keuntungan. Karena karakteristik yang demikian, akad ini

digolongkan sebagai akad tabarru‟ (non profit oriented) yang berorientasi

pada ta‟awun (tolong-menolong). Menurut Ahmad Baraja, rahn adalah

jaminan, bukan produk dan semata-mata untuk kepentingan sosial, bukan

kepentingan bisnis, jual beli atau bermitra. Jadi, menurutnya, uang hasil gadai

syariah tidak boleh dipakai untuk berinvestasi.23

Walau menurut QS. Al-Baqarah ayat 283 di atas disyari‟atkannya

memberi barang tanggungan sebagai jaminan pinjaman dikaitkan dengan

perjalanan, tetapi bukan berarti bahwa gadai hanya dibenarkan dalam

perjalanan. Ummul Mu‟minin Aisyah r.a. berkata bahwa Rasulullah SAW.

pernah membeli gandum dari seorang Yahudi dan menggadaikan baju besi

20

Q.S. Al-Baqarah, 283. 21

M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah: pesan, kesan, dan keserasian Al-Qur‟an Volume 1,

(Jakarta: Lentera Hati: 2002), 610. 22

Abdul Rahman Ghazaly, et. al., Fiqh Muamalat, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group,

2010), 266. 23

Abdul Ghofur Anshori, Gadai Syariah di Indonesia: Konsep, Iplementasi, dan

Institusionalisasi, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2006), 137.

Page 19: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

36

beliau kepadanya. Perkataan Aisyah ini dijadikan dasar para ulama tentang

diperbolehkannya melakukan gadai meskipun tidak dalam perjalanan karena

Nabi SAW. pernah melakukannya ketika beliau tinggal di Madinah.24

Menurut Syafi‟i Antonio ada tiga manfaat yang dapat diperoleh dari

pelaksanaan akad rahn, yaitu:

1. Menjaga kemungkinan nasabah lalai atau bermain-main dengan

fasilitas pembiayaan yang diberikan bank.

2. Memberi keamanan bagi semua penabung dan pemegang deposito

bahwa dananya tidak akan hilang begitu saja jika nasabah peminjam

ingkar janji karena ada suatu asset/ barang (marhun) yang dipegang

oleh bank.

3. Membantu orang-orang yang kesulitan dana.25

Sedangkan gadai (rahn) emas adalah rahn dengan menjadikan emas

sebagai barang yang digadaikan. Syarat dan ketentuan rahn emas adalah sama

dengan syarat dan ketentuan rahn.26

Alasan diperbolehkannya emas dijadikan obyek gadai mengacu pada

pendapat para imam mazhab tentang syarat marhun atau obyek gadai. Para

ulama dari keempat mazhab sepakat bahwa marhun haruslah barang yang sah

untuk diperjualbelikan. Ulama mazhab Maliki, Syafi‟i, dan Hanbali

menambahkan bahwa marhun harus berbentuk barang yang berwujud, jadi

tidak sah menggadaikan suatu manfaat. Sedangkan ulama mazhab Hanafi

24

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah. Terj. Mujahidin Muhayan, (Jakarta: Pena Pundi Aksara,

2008), 94. 25

Antonio, Bank Syariah …, 50. 26

Ahmad Ifhan Sholihin, Buku Pintar Ekonomi Syariah , (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,

2010), 687.

Page 20: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

37

berpendapat bahwa marhun disyaratkan barang yang bisa diambil

manfaatnya, bukan termasuk benda najis, dan dikuasai oleh rahin

(penggadai).

Pelaksanaan Pembiayaan Gadai Emas di Indonesia diatur dalam: (1)

Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia. No. 25/DSN-

MUI/III/2002, tentang Rahn; (2) Fatwa Dewan Syariah Nasional Majelis

Ulama Indonesia. No. 26/DSN-MUI/III/2002, tentang Rahn Emas; (3) Fatwa

Dewan Syariah Nasional Majelis Ulama Indonesia, No. 09/DSN-

MUI/III/2000 tentang Pembiayaan Ijarah; (4) SE BI No. 14/7/DPbS, tentang

Produk Qardh Beragun Emas Bagi Bank Syariah dan Unit Usaha Syariah.

Dalam praktiknya, gadai emas mengkombinasikan tiga akad sekaligus,

yaitu rahn, qardh, dan ijarah.

a. Rahn

1) Pengertian

Dalam Bahasa Arab ar-rahn diartikan ats-tsubut wa ad-

dawam, yaitu tetap dan kekal.27 Secara terminologi Ulama

Malikiyah mengartikan rahn sebagai sesuatu yang bernilai harta

(mutamawwal) yang diambil dari pemiliknya untuk dijadikan

pengikat atas utang yang tetap (mengikat).28

27

Zainuddin Ali, Hukum Gadai Syariah, (Jakarta: Sinar Grafika, 2008), 1. 28

Ibid., 3.

Page 21: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

38

2) Dasar Hukum

a) QS. Al-Baqarah ayat 283

“Jika kamu dalam perjalanan (dan bermu‟amalah tidak secara tunai) sedang kamu tidak memperoleh seorang penulis, maka hendaklah ada barang tanggungan yang dipegang (oleh yang

berpiutang). Akan tetapi, jika sebagian kamu mempercayai sebagian yang lain, maka hendaklah yang dipercayai itu

menunaikan amanatnya (utangnya) dan hendaklah ia bertakwa kepada Allah Tuhannya; dan janganlah kamu (para saksi) menyembunyikan persaksian. Dan barangsiapa yang

menyembunyikannya, maka sesungguhnya ia adalah orang yang berdosa hatinya; dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu

kerjakan.”

b) Hadits dari Aisyah ra,

“Telah meriwayatkan kepada kami Ishaq bin Ibrahim Al-

Hanzhali dan Ali bin Khasyram berkata: keduanya mengabarkan kepada kami Isa bin Yunus bin „Amasy dari Ibrahim dari Aswad dari „Aisyah berkata, “Bahwasanya

Rasullah SAW membeli makanan dari seorang Yahudi dengan menggadaikan baju besinya.”” (HR. Muslim)

3) Syarat dan Rukun

a) Rukun Rahn

Rukun rahn antara lain29:

i. Orang yang menggadaikan (rahin)

29

Rahmat Syafei, Fiqih Muamalah, (Bandung: Pustaka Setia, 2006), 162.

Page 22: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

39

ii. Yang menerima gadai (murtahin)

iii. Barang yang digadaikan (marhun/rahn)

iv. Utang (marhun bih)

v. Ucapan sighah ijab dan qabul

b) Syarat Rahn

Syarat-syarat rahn adalah30:

i. Aqid (rahin dan murtahin)

Rahin dan murtahin haruslah memenuhi kriteria al-ahliyah

yaitu orang yang telah sah untuk jual beli, yakni berakal dan

mumayiz.

ii. Shighah

Ulama Hanafiyah berpendapat bahwa shighah tidak boleh

memakai syarat atau dikaitkan dengan sesuatu.

iii. Marhun bih

Marhun bih hendaklah berupa barang yang wajib diserahkan

dan memungkinkan pemanfaatannya, serta harus bisa

dikuantitatifkan atau dihitung jumlahnya.

iv. Marhun

Menurut ulama Syafi‟iyah marhun haruslah berupa barang,

bisa diperjualbelikan, dan kepemilikan penggadai atas barang

tersebut tidak terhalang.

30

Ibid.,

Page 23: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

40

4) Aplikasi pada Pembiayaan Gadai Emas

Akad rahn inilah yang menjadi ciri utama kegiatan gadai

syariah. Aplikasinya bisa dilihat dalam konsep umum gadai

syariah, yaitu memberikan pembiayaan dengan menahan barang

yang dijaminkan oleh nasabah. Oleh karena itu dalam lembaga

keuangan syariah produk gadai emas biasa disebut dengan rahn

emas.

b. Ijarah

1) Pengertian

Ijarah berasal dari kata al-Ajru yang berarti al-„Iwadh atau

penggantian.31 Adapun ijarah secara terminologis adalah transaksi

atas suatu manfaat yang mubah yang berupa barang tertentu atau

yang dijelaskan sifatnya dalam tanggungan dalam waktu tertentu,

atau transaksi atas suatu pekerjaan yang diketahui dengan upah

yang diketahui pula.32

2) Dasar Hukum

a) QS. At-Thalaq ayat 7

31

Abdul Rahman Ghazaly, et. al., Fiqh …, 277. 32

Abdullah bin Muhammad Ath-Thayyar, et. al., Ensiklopedi Fiqih Muamalah dalam

Pandangan 4 Madzhab, terj. Miftahul Khairi, (Yogyakarta: Maktabah Al-Hanif, 2009),

311.

Page 24: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

41

“Maka keduanya berjalan; hingga tatkala keduanya sampai

kepada penduduk suatu negeri, mereka minta dijamu kepada penduduk negeri itu, tetapi penduduk negeri itu tidak mau menjamu mereka, kemudian keduanya mendapatkan dalam

negeri itu dinding rumah yang hampir roboh, Maka Khidhr menegakkan dinding itu. Musa berkata: "Jikalau kamu mau,

niscaya kamu mengambil upah untuk itu".”

b) Hadits Rasulullah SAW,

“Berikanlah upah pekerja sebelum keringatnya kering.” (HR.

Ibnu Majah dari Ibnu Umar)

3) Syarat dan Rukun

a) Rukun Ijarah

Rukun Ijarah ada empat, yaitu33:

i. Muta‟aqidain (dua pihak yang melakukan transaksi)

ii. Shigah akad (Ijab dan Qabul)

iii. Ujrah (upah)

iv. Ma‟qud „alaih (manfaat)

b) Syarat-syarat Ijarah

Syarat-syarat ijarah antara lain34:

i. Syarat Al-inqad (terjadinya akad)

Menurut ulama Hanafiyah, orang yang melakukan akad

disyaratkan harus berakal dan mumayyiz (minimal 7 tahun).

ii. Syarat An-nafadz (pelaksanaan)

Agar ijarah terlaksana, barang harus dimiliki atau dalam

kekuasaan aqid, barang dapat dipegang atau dikuasai. Untuk

33

Ibid., 316. 34

Syafei, Fiqih …., 131

Page 25: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

42

ujrah atau upah sewa disyaratkan berupa harta tetap yang

dapat diketahui serta tidak boleh sejenis dengan barang

manfaat dari ijarah.

iii. Syarat Sah Ijarah

Syarat sah ijarah diantaranya adalah adanya keridhaan dari

kedua pihak yang berakad, ma‟qud „alaih bermanfaat dengan

jelas dan dibolehkan oleh syara‟.

iv. Syarat Kelaziman

Syarat kelaziman ijarah ada dua, yaitu, ma‟qud „alaih terhindar

dari cacat dan tidak ada uzur (sesuatu yang menyebabkan

kemudharatan bagi pihak yang berakad) yang dapat

membatalkan akad.

4) Aplikasi pada Pembiayaan Gadai Emas

Dalam pembiayaan gadai syariah, penerima gadai

(murtahin) dapat menyewakan tempat penyewaan barang (deposit

box) kepada nasabahnya. Dan atas jasa tersebut murtahin dapat

menetukan ujrah atau upah sewa atas barang yang dititipkan

(digadaikan) oleh rahin. Islam mensyaratkan bahwa ujrah atau

biaya sewa harus diketahui terlebih dahulu, sesuai sabda Nabi

SAW yang disampaikan Abu Sa‟id Al-Khudri r.a., “Rasulullah

SAW melarang penyewaan pekerja hingga upahnya dijelaskan

kepadanya.” (HR. Ahmad).

Page 26: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

43

c. Qardh

1) Pengertian

Qardh secara etimologi berarti al-qoth‟ (terputus). Harta

yang dihutangkan kepada pihak lain dinamakan qardh karena ia

terputus dari pemiliknya.35 Secara definitif para fuqaha

menjelaskan bahwa qardh merupakan akad yang bertujuan untuk

menyerahkan (mengutangkan) harta mitsliyat kepada pihak lain

untuk dikembalikan dengan yang sejenis dengannya.36 Dalam akad

qardh tidak diperkenankan mengambil keuntungan apapun

terhadap utang yang diberikan karena termasuk riba atau tambahan

(keuntungan) yang diharamkan oleh Islam.

2) Dasar Hukum

a) QS. Al-Hadid ayat 11

“Siapakah yang mau meminjamkan kepada Allah pinjaman

yang baik, Maka Allah akan melipat-gandakan (balasan) pinjaman itu untuknya, dan Dia akan memperoleh pahala yang banyak.”

b) Hadits Nabi Muhammad SAW,

“Dari Anas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Aku melihat pada waktu malam diisra‟kan pintu surga tertulis, „Shadaqah

dibalas 10 kali lipat dan qardh 18 kali.‟ Aku bertanya, „Wahai Jibril mengapa qardh lebih utama dari shadaqah?‟ Ia

menjawab, „Karena peminta-minta sesuatu dan ia punya, 35

Ghufron A. Mas‟adi. Fiqh Muamalah Konstektual. (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

2002), 170. 36

Ibid., 171.

Page 27: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

44

sedangkan yang meminjam tidak akan meminjam kecuali karena

keperluan‟”.” (HR Ibnu Majah dan Baihaqi).

3) Syarat dan Rukun

a) Rukun Qardh

Rukun Qardh adalah37:

i. Shighah (ijab qabul)

ii. „Aqidain (dua pihak yang bertransaksi)

iii. Harta yang diutangkan

b) Syarat-syarat qardh

Yang termasuk syarat-syarat qardh yaitu38:

i. Shighah

Menurut para fuqaha shighah bisa dilakukan dengan lafal

hutang atau semua lafaz yang menunjukkan maknanya.

ii. „Aqidain

Pemberi utang (muqridh) diwajibkan orang yang termasuk

ahli tabarru‟ (orang yang boleh memberikan derma), yakni

merdeka, baligh, berakal sehat dan rasyid (dapat

membedakan yang baik dan yang buruk). Sedangkan syarat

untuk muqtaridh atau penerima utang yaitu harus memiliki

ahliyah at-tasharrufat (kelayakan membelanjakan harta),

yakni merdeka, baligh, dan berakal sehat.

37

Abdullah, et. al., Ensiklopedi Fiqih …, 159. 38

Ibid.

Page 28: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

45

iii. Harta yang diutangkan

Harta yang diutangkan berupa harta yang ada padanannya,

berupa benda (tidak sah mengutangkan jasa), dan diketahui

kadar serta sifatnya.

4) Aplikasi pada Pembiayaan Gadai Emas

Penerapan akad qardh ini diterapkan pada utang yang

diberikan oleh lembaga gadai kepada nasabah mengingat

peruntukan dari produk gadai sendiri adalah untuk tujuan sosial.

Teknis penggunaan ketiga akad tersebut dapat diilustrasikan dalam

gambar sebagai berikut:

Gambar 2

Skema Gadai Emas Syariah39

G. Hubungan Surat Edaran Bank Indonesia dengan Rentabilitas Bank

Tingkat keuntungan bank juga dipengaruhi oleh risiko sistematis dan

risiko yang tidak sistematis. Risiko sistematis itu dapat berupa perubahan

39

Ali, Hukum Gadai …, 98.

Marhun Bih

Murtahin Rahin

Marhun

1. Akad Rahn

2. Akad Ijarah

4. Akad Qardh

3. Fee/ Ujrah

Page 29: BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariahetheses.iainkediri.ac.id/539/3/BAB II.pdf · BAB II LANDASAN TEORI A. Rasio Keuangan Bank Syariah Salah satu cara terpenting untuk

46

situasi politik, perubahan kebijakan ekonomi pemerintah, dan perubahan

situasi pasar.40 Surat Edaran Bank Indonesia merupakan salah satu contoh

kebijakan pemerintah yang bisa mempengaruhi tingkat keuntungan bank.

Fluktuasi yang terjadi pada keuntungan bank menunjukkan kemampuan bank

dalam menghasilkan laba atau rentabilitas bank. Kesimpulannya bahwa Surat

Edaran Bank Indonesia bisa mempengaruhi rentabilitas bank.

40

Muhammad, Manajemen Bank…, 310.