analisis putusan

19
Analisis Putusan Nomor 1379 K/Pid/2002 Kelompok 4: Andi Nadya Cesaria 1306381004 Trizki Suci Pialoka 1306381036 Sondan! "rene 13063811#$ %ill A& S& 1306381181 'e(a )l *akim 1306381+06 Karina Audrey 1306381+#6 Anasasia ,essica -aureen 130638136+ "rena .ucy 13063813$1 /ddy *& & 1306381383 Karissa )liza Puri 13063813 6

Upload: kasilalahi

Post on 05-Oct-2015

19 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

Analisis Putusan Nomor 1379 K/Pid/2002

Analisis PutusanNomor 1379 K/Pid/2002Kelompok 4:Andi Nadya Cesaria 1306381004 Trizki Suci Pitaloka 1306381036Sondang Irene 1306381175Bill A. S. 1306381181Reja El Hakim 1306381206Karina Audrey 1306381276Anastasia Jessica Maureen 1306381362Irena Lucy 1306381351Oddy H. W. 1306381383Karissa Eliza Putri 1306381396

1. Ajaran kesalahan pada putusanUnsur-unsur KesalahanAdanya hubungan batin pelaku dengan tindakan dan/atau akibat yang terjadi, yang dapat dinilai dan disadari ketercelaan dari tindakan tersebut dan dapat bertanggung jawab.Hubungan batin antara si pelaku dengan perbuatannya, yang berupa kesengajaan (dolus) atau kealpaan (culpa)

3.Tidak adanya alasan yang menghapus kesalahan atau tidak ada alasan pemaaf dan alasan pembenar

Pasal 338 KUHPBarang siapa Merupakan unsur yang menunjuk kepada subjek hukum yaitu orang yang tidak memiliki dasar pemaaf maupun dasar pembenar, sehingga ia dapat mempertanggung jawabkan perbuatnnya. Namun pada kasus di atas, terdakwa, Malla bin Katok memiliki dasar pembenar yang berupa bela paksa atau noodweer.Dengan SengajaMenurut MvT kesengajaan memiliki unsur willens dan weten yang menggambarkan bahwa si pelaku menyadari dan menghendaki segala akibat dari tindakan yang dilakukannya. Kesengajaan ini terbagi menjadi beberapa teori yaitu kesengajaan dengan maksud/tujuan, kesengajaan dengan keinsyafan kepastian, dan kesengajaan dengan keinsyafan kemungkinan.Menghilangkan Nyawa Orang LainDi mana akibat dari perbuatan ini adalah hilangnya nyawa Madi.

Pasal 351 KUHP ayat (3) KUHPMengenai penganiayaan yang menyebabkan kematian adalah menimbulkan rasa sakit, luka, atau merusak kesehatan. mengenai penganiayaan yang menyebabkan kematian adalah menimbulkan rasa sakit, luka, atau merusak kesehatan.

Rasa sakit Merupakan sesuatu yang menimbulkan rasa tidak enak atau sakit.Luka Adanya perubahan pada tubuh manusiaMerusak kesehatanMerupakan sesuatu yang menganggu fungsi organ tubuhMenyebabkan kematianAdanya nyawa seseorang yang menghilang

Putusan menyatakan bahwa yang terbukti secara sah dan meyakinkan adalah dakwaan subsider yaitu penganiayaan yang menyebabkan kematian. Hal ini adalah tepat bila ditinjau dari unsur kesalahan. Pada pasal 338 KUHP sangat ditekankan adanya kehendak dan keinsyafan dari pelaku bahwa tindakannya tersebut akan menyebabkan hilang nyanyawa seseorang. Berbeda dengan pasal 351 ayat 3 dimana sebenarnya niat dari orang tersebut adalah untuk menimbulkan rasa sakit, luka, atau merusak kesehatan. Akibat hilangnya nyawa seseorang merupakan ekses dari tindakannya tersebut. Dimana si pelaku tidak menginsyafi hilangnya nyawa seseorang tersebut sebagai akibat dari perbuatannya.

Dalam kasus ini, sesuai Pasal 49 ayat 1 KUHP terdakwa Malla bin Katok melakukan bela paksa (noodweer). Terdakwa Malla bin Katok melakukan pembelaan yang seketika itu juga saat nyawanya terancam. Oleh sebab itu, serangan yang dilakukan terdakwa,Malla Bin Katok, untuk membela diri tidak bersifat bersifat melawan hukum.Terlihat dari fakta-fakta yang telah dijabarkan bahwa terdakwa sebenarnya tidak ada maksud atau niat untuk menghilangkan nyawa korban. Ia hanya berkehendak untuk menghentikan serangan dari si korban dengan jalan menyebabkan luka, sakit, merusak kesehatan. Sehingga tidaklah tepat apabila terdakwa dijatuhi pasal 338 KUHP. Terbukti bahwa terdakwa hanya melakukan penganiayaan namun dengan ekses adanya kematian.Dalam kasus di atas, diperlukan terpenuhi nya unsur melawan hukum agar dapat menjatuhi hukuman bagi terdakwa. Menurut KUHP, melawan hukum adalah tindakan yang dilakukan seseorang yang tidak memiliki hak, bertentangan dengan kewajibannya, merugikan atau bertentangan dengan hak orang lain.Oleh karena unsur melawan hukum tidak terpenuhi maka terdakwa dapat dibebaskan.

2. APAKAH PERNYATAAN JAKSA YANG MENYATAKAN BAHWA PERBUATAN TERDAKWA TIDAK DAPAT DIKATEGORIKAN SEBAGAI PEMBELAAN TERPAKSA?Keberatan jaksa tidak tepat. Hal ini dikarenakan dalam kasus secara jelas memiliki dasar pembenar dalam hal ini pembelaan terpaksa (Noodweer). Dalam keberatan jaksa mencantumkan syarat pembelaan. Berdasarkan ketentuan Pasal 49 (1) KUHP, terdapat beberapa syarat akan ancaman yang datang yaitu:Melawan hukum. Dalam hal ini korban Ahmadi bermaksud untuk memarang terdakwa. Dan adanya serangan melalui pitingan oleh Abas dan Raupe kepada Rullahb. Seketika/langsung. Ahmadi akan memarang seketika itu juga sementara pitingan Abas dan Raupe juga terjadi secara seketika

c. Ditujukan pada diri sendiri atau orang lain.Dalam kasus, serangan itu ditujukan kepada diri terdakwa yaitu Malla dan saudara terdakwa yaitu Rullahd. Terhadap badan, tubuh, nyawa, kehormatan, harta. Dalam hal ini serangan Ahmadi mengancam nyawa terdakwa Malla dan serangan dari Abas dan Raupe ditujukan terhadap badan, tubuh, nyawa RullahAdapun syarat-syarat pembelaan itu sudah terpenuhi antara lain :Subsidiaritas. Tidak ada jalan lain, terpaksa, darurat. Dalam kasus ini Malla harus membela dirinya yang akan diparang oleh Ahmadi. Dan membela saudaranya yaitu Rullah yang terancam oleh pitingan Abas dan Raupeb. Proporsionalitas. Harus ada keseimbangan antara serangan dan pembelaan. Dalam hal ini, serangan Ahmadi adalah menyerang dengan menggunakan parang sehinggan terdakwa Malla membela diri dengan menggunakan parang juga agar nyawanya tidak terancam. Pitingan yang dilakukan oleh Abas dan Raupe juga mengancam nyawa Rullah sehingga Malla membela Rullah.

c. Seketika / langsung. Malla membela dirinya dengan memarang Ahmadi seketika itu juga setelah Ahmadi mencoba memarang Malla. Sedangkan Malla juga membela Rullah seketika itu juga setelah melihat Rullah diserang oleh Abas dan Raupe.

Setelah melihat dari uraian syarat, maka perbuatan yang dilakukan oleh Malla bin Katok bisa digolongkan dengan pembelaan terpaksa sehingga keberatan yang diajukan jaksa TIDAK TEPAT karena kasus ini memiliki dasar pembenar dan sudah seharusnya terdakwa Malla bin Katok dibebaskan3. Gabungan tindak pidanaGabungan tindak pidana ialah terjadinya dua atau lebih tindak pidana oleh satu orang dimana tindak pidana yang dilakukan pertama kali belum dijatuhi pidana, atau antara tindak pidana yang awal dengan tindak pidana berikutnya belum dibatasi oleh suatu keputusan hakim.Pada kasus tersebut, masalah gabungan tindak pidana hanya akan terjadi apabila Malla bin Katok tidak terbukti secara sah melakukan pembelaan terpaksa, dikarenakan faktor bela paksa inilah saudara Malla bin Katok terbebas dari stelsel gabungan tindak pidana. Apabila saudara malla bin katok tidak terbukti melakukan bela paksa, maka saudara katok dapat dikenakan pasal 351 ayat (3) dan 351 ayat (2) KUHP yang masing-masing hukuman adalah 7 dan 5 tahun dan berdasarkan ajaran system absorbs dipertajam maka saudara Malla bin Katok terkena hukuman 7+(1/3*7)= 7 tahun+ 28 bulan = 9 tahun 4 bulan akan tetapi dikarenakan saudara Malla bin katok terbukti melakukan bela pakasa maka hukuman tersebut ditiadakan dengan dasar bela paksa dengan alasan pembenar