analisis proses bisnis bpk ri perwakilan provinsi diy · pdf filedeskripsi jenis lhp yang...

13
Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY Oleh: Nurochman 23511070 MAGISTER INFORMATIKA CHIEF INFORMATION OFFICER SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG 2011

Upload: hathuan

Post on 15-Feb-2018

213 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

Analisis Proses Bisnis BPK RI

Perwakilan Provinsi DIY

Oleh:

Nurochman

23511070

MAGISTER INFORMATIKA

CHIEF INFORMATION OFFICER

SEKOLAH TEKNIK ELEKTRO DAN INFORMATIKA

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2011

Page 2: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

1

1. PENDAHULUAN

Proses Bisnis merupakan nyawa/roh dari suatu organisasi, karena ialah perangkat

bisnis yang mempunyai peranan penting dalam menggerakkan, mengarahkan, serta

mempercepat laju roda suatu organisasi. Kinerja suatu organisasi akan sangat bergantung

pada efektivitas dan efisiensi proses bisnisnya. Proses bisnis dinilai bagus jika berhasil

mencapai tujuan dengan efektif dengan men-sinergikan seluruh sumber daya yang dimiliki

secara efisien. Peranan yang sangat vital tersebut mendorong kesadaran setiap organisasi

bisnis untuk melakukan manajemen proses bisnis.

Manajemen proses bisnis merupakan suatu metode untuk mengelola proses bisnis.

Pengelolaan tersebut digambarkan dalam sebuah siklus manajemen bisnis yang dimulai

dengan penetapan strategi dan visi bisnis oleh manajemen puncak. Kemudian dilanjutkan

dengan mengidentifikasi proses bisnis existing yang hasilnya diwujudkan dalam bentuk

permodelan bisnis yang tepat menggambarkan aktivitas bisnisnya. Model bisnis tersebut

selanjutnya dievaluasi dan disesuaikan dengan visi dan misi yang telah ditetapkan, untuk

selanjutnya diimplementasikan dalam operasional perusahaan. Proses selanjutnya adalah

dilakukan monitoring dan controlling secara berkelanjutan yang akan menghasilkan suatu

evaluasi menyeluruh dan digunakan sebagai dasar untuk dilakukannya business process

improvement/peningkatan proses bisnis. Output dari penerapan manajemen proses bisnis

ini berupa peningkatan efesiensi perusahaan dalam aspek biaya dan waktu serta

peningkatan kualitas produk dan jasa yang dihasilkan.

Tahap awal dari pembuatan proses bisnis adalah dengan mengetahui visi dan misi

yang ditetapkan. Visi dan misi sangat menentukan arah tujuan yang akan dicapai sebuah

organisasi. Visi dan misi organisasi ini kemudian dijabarkan dalam berbagai sasaran

strategis yang akan menjadi kiblat setiap elemen dalam melakukan aktivitas kerjanya

sesuai dengan struktur organisasi. Struktur organisasi tersebut akan menjelaskan fungsi

dari masing-masing anggota organisasi dalam lingkup kegiatan organisasi. Masing-masing

pihak yang terdapat dalam struktur organisasi tersebut kemudian akan melaksanakan

proses bisnis organisasi sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya (tupoksi) masing-

masing.

Paper ini akan diawali dengan penjabaran visi, misi, sasaran strategis organisasi,

serta praktek yang dilaksanakan di BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Visi dan misi

organisasi tersebut akan diturunkan untuk menentukan proses bisnis organisasi dengan

memetakan fungsi job description sesuai tupoksi yang ada dalam struktur organisasi

khususnya yang ada di BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Proses bisnis tersebut berupa

rantai nilai yang terdiri dari primary activities (kegiatan utama) dan secondary/supporting

activities (kegiatan pendukung). Rantai nilai tersebut dimaksudkan untuk membuat sebuah

produk BPK RI Perwakilan Provinsi DIY yang berupa Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Page 3: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

2

2. PROSES BISNIS BPK RI PERWAKILAN PROVINSI DIY

Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK-RI) merupakan lembaga negara yang mempunyai tugas untuk memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara yang dilakukan oleh Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, Lembaga Negara lainnya, Bank Indonesia, Badan Usaha Milik Negara, Badan Layanan Umum, Badan Usaha Milik Daerah, dan lembaga atau badan lain yang mengelola keuangan negara.

Sesuai Undang-Undang Dasar (UUD) tahun 1945 Pasal 23 ayat (5) dan Undang-undang Nomor 15 tahun 2006 serta untuk mencapai visi-nya menjadi lembaga keuangan negara yang bebas, mandiri dan profesional serta berperan aktif dalam mewujudkan tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan, maka BPK RI berkedudukan di Ibukota negara dan memiliki perwakilan di setiap provinsi.

Sampai dengan tahun 2010, BPK RI telah memiliki Kantor Perwakilan di seluruh provinsi di wilayah Indonesia, salah satunya adalah Perwakilan Provinsi DIY. Menurut Keputusan BPK RI Nomor 39/K/I-VIII.3/7/2007 tentang Organisasi dan Tata Kerja Pelaksana BPK-RI, Perwakilan Provinsi DIY mempunyai tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Kulon Progo, Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Bantul, dan Kota Yogyakarta, serta BUMD dan lembaga terkait di lingkungan entitas tersebut, termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh Auditorat Keuangan Negara.

2.1. Nilai Dasar

BPK RI menetapkan tiga nilai dasar yang harus dipegang teguh oleh seluruh elemen

di BPK RI ataupun setiap pihak yang bertindak dengan dan atas nama BPK RI. Tiga nilai

dasar tersebut adalah sebagai berikut:

2.1.1. Independensi

Harus bebas dalam sikap mental dan penampilan dari gangguan pribadi, ekstern,

dan/atau organisasi.

2.1.2. Integritas

Harus selalu bersikap jujur, obyektif, dan tegas dalam menerapkan prinsip, nilai,

dan keputusan.

2.1.3. Profesionalisme

Selalu menerapkan prinsip kehati-hatian, ketelitian, kecermatan, serta berpedoman

pada standar yang berlaku.

2.2. Visi dan Misi

Visi merupakan suatu gambaran tentang keadaan di masa depan yang diinginkan

oleh suatu organisasi. Visi BPK RI adalah menjadi lembaga pemeriksa keuangan negara

yang kredibel dengan menjunjung tinggi nilai-nilai dasar untuk berperan aktif dalam

mendorong terwujudnya tata kelola keuangan negara yang akuntabel dan transparan.

Sedangkan BPK RI menetapkan tiga misi utama, yaitu: memeriksa pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan Negara, memberikan pendapat untuk meningkatkan mutu

pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara, serta berperan aktif dalam menemukan

dan mencegah segala bentuk penyalahgunaan dan penyelewengan keuangan negara.

Visi dan misi tersebut disusun dalam rangka menjalankan proses bisnis BPK RI

untuk melaksanakan pemeriksaan, pengelolaan, dan tanggung jawab keuangan negara

seperti yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang

Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara.

Page 4: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

3

2.3. Tujuan Strategis

BPK RI menetapkan tiga tujuan strategis untuk menjamin tercapainya visi dan

misinya. Tiga tujuan strategis tersebut adalah:

2.3.1. Mendorong terwujudnya pengelolaan keuangan negara yang tertib, taat pada

peraturan perundang-undangan, ekonomis, efisien, efektif, transparan, dan

bertanggungjawab dengan memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan.

2.3.2. Mewujudkan pemeriksaan yang bermutu untuk menghasilkan laporan hasil

pemeriksaan yang bermanfaat dan sesuai dengan kebutuhan pemangku

kepentingan.

2.3.3. Mewujudkan birokrasi yang modern di BPK.

2.4. Sasaran Strategis

Tiga tujuan strategis tersebut di atas selanjutnya dijabarkan menjadi sepuluh sasaran

strategis BPK RI Periode 2011-2015, yaitu:

2.4.1. Meningkatkan efektifitas tindak lanjut hasil pemeriksaan dan memenuhi

harapan pemangku kepentingan.

BPK berupaya untuk membangun komunikasi dua arah secara efektif kepada

semua pemangku kepentingan demi terwujudnya pengelolaan keuangan negara

yang baik. Melalui sasaran strategis ini, BPK mengharapkan adanya kontribusi dan

partisipasi seluruh pemangku kepentingan dalam rangka meningkatkan efektifitas

tindak lanjut hasil pemeriksaan.

2.4.2. Meningkatkan fungsi manajemen pemeriksaan

Manajemen pemeriksaan mencakup kegiatan perencanaan strategis pemeriksaan,

perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil

pemeriksaan. Selain itu juga meliputi upaya peningkatan cakupan pemeriksaan

keuangan , pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu. Melalui

sasaran strategis ini, BPK melakukan upaya pengendalian mutu pemeriksaan yang

sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara dan kode etik.

2.4.3. Meningkatkan mutu pemberian pendapat dan pertimbangan

BPK dapat memberikan pendapat kepada para pemangku kepentingan yang diperlukan karena sifat pekerjaannya.pendapat yang diberikan dapat berupa perbaikan kebijakan dan tata kelola di bidang pendapatan, pengeluaran, pinjaman, privatisasi, likuidasi, merger, akuisisi, penyertaan modal pemerintah, penjaminan pemerintah, dan bidang lain yang berkaitan dengan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan negara. Selain itu, BPK juga dapat memberikan pertimbanagn atas penyelesaian kerugian negara/daerah yang ditetapkan oleh pemerintah.

2.4.4. Percepatan penetapan tuntutan perbendaharaan dan pemantauan penyelesaian ganti kerugian negara

BPK menilai dan/atau menetapkan jumlah kerugian negara yang diakibatkan oleh perbuatan melawan hukum baik secara sengaja maupun lalai yang dilakukan oleh para pihak yang menyelenggarakan pengelolaan keuangan negara. BPK melakukan pemantauan atas penyelesaian ganti kerugian negara di seluruh instansi pemerintah. BPK ingin memastikan proses penetapan kerugian negara dilakukan secara lebih cepat dengan memperhatikan peraturan yang berlaku. BPK juga akan berupaya

Page 5: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

4

untuk menyajikan database status penyelesaian ganti kerugian negara yang lengkap, akurat dan tepat waktu.

2.4.5. Meningkatkan efektifitas penerapan Sistem Pemerolehan Keyakinan Mutu (SPKM)

Sebagai lembaga profesi, BPK dituntut untuk terus meningkatkan kapasitas kelembagaan, kompetensi pelaksana, dan hasil pemeriksaan yang bebas dari kesalahan, yang sejalan dengan kebutuhan pemangku kepentingan. Melalui sasaran strategis ini, BPK berupaya untuk melaksanakan SPKM secara konsisten dan berkesinambungan.

2.4.6. Pemenuhan dan harmonisasi peraturan di bidang pemeriksaan keuangan negara

Kewenangan BPK sebagaimana tertuang dalam peraturan perundang-undangan antara lain mencakup kewenangan mengakses semua data dan informasi yang terkait dengan pengelolan keuangan negara serta mengatur perangkat yang diperlukan dalam melaksanakan pemeriksaan. Melalui sasaran strategis ini BPK bertekad untuk menyelesaikan aturan pelaksanaan yang dibutuhkan dan terlibat secara aktif dalam proses harmonisasi peraturan perundang-undangan yang terkait dengan pengelolaan dan pemeriksaan keuangan negara.

2.4.7. Meningkatkan mutu kelembagaan dan ketatalaksanaan

Semua tugas dan wewenang BPK harus terakomodasi dalam suatu struktur organisasi efektif yang dilengkapi dengan perangkat organisasi sebagaimana diperlukan. Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk memiliki organisasi yang fleksibel dengan komposisi hemat struktur dan kaya fungsi serta dilengkapi dengan pedoman kerja yang jelas untuk memastikanstandar kualitas kerja.

2.4.8. Meningkatkan kompetensi SDM dan dukungan manajemen

SDM merupakan aset terpenting BPK. Penambahan jumlah pemeriksa dan pengambangan kemampuan serta kompetensi pegawai menjadi prioritas utama. BPK juga perlu mencipatakan lingkungan kerja yang kondusif untuk menarik orang-orang terbaik di bidangnya termasuk melalui peningkatan kesejahteraan pegawai. Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk menyusun dan mengimplementasikan manajemen sumber daya manusia yang komprehensif dan terintegrasi.

2.4.9. Meningkatkan pemenuhan standar dan mutu sarana prasarana

Kinerja BPK yang tinggi perlu didukung dengan fasilitas kerja yang memadai sesuai dengan standar sarana dan prasarana kerja. Melalui sasaran startegis ini BPK secar khusus berupaya untuk mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi melalui penyediaan infrastruktur dan jaringan yang mendukung pelaksanaan seluruh kegiatan BPK. Selain itu, BPK akan terus berupaya meningkatkan sarana dan prasarana kerja lainnya untuk seluruh unit organisasi BPK.

2.4.10. Meningkatkan pemanfaatan anggaran

Melalui sasaran startegis ini BPK berupaya untuk meningkatkan kualitas, ketertiban, dan kepatuhan proses perencanaan, penggunaan dan pertanggungjawaban anggaran BPK sesuai peraturan yang berlaku. Di samping pertanggungjawaban anggaran, sasaran strategis ini difokuskan pada pemanfaatan anggran secara optimal dalam rangka peningkatan kinerja BPK dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya.

Page 6: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

5

Dalam rangka melakukan percepatan pencapaian sasaran strategis tersebut, BPK RI mencanangkan program bertajuk BPK SINERGI. Terminologi dari program tersebut adalah dengan me-link and match-kan e-BPK dan e-Auditee. Dengan program tersebut BPK dapat melakukan e-Audit yang secara stimulan akan mempercepat proses pengambilan data dari entitas yang diperiksa. Selain itu, diharapkan pelaksanaan pemeriksaan akan lebih efektif dan efisien.

2.5. Produk BPK RI Perwakilan Provinsi DIY

Proses bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY dilakukan untuk menghasilkan

produk yaitu Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP). LHP ini berbeda-beda untuk setiap jenis

pemeriksaan. Deskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut:

No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP

1. Pemeriksaan Laporan Keuangan 1. Laporan Keuangan yang memuat Opini

kewajaran LK

2. Laporan Sistem Pengendalian Intern

3. Laporan Kepatuhan Terhadap

Perundang-undangan

2. Pemeriksaan Kinerja 1. Laporan Kelemahan Pengendalian Intern 2. Laporan Kepatuhan Terhadap Perundang-

undangan

3. Pemeriksaan dengan Tujuan Tertentu 1. Laporan Kelemahan Pengendalian Intern 2. Laporan Kepatuhan Terhadap Perundang-

undangan

3. Laporan Ketidakpatutan yang Material

Tabel 2.5.1 Jenis Laporan Hasil Pemeriksaan

Sesuai dengan Standar Pemeriksaan Keuangan Negara, LHP BPK diserahkan kepada

lembaga perwakilan (DPR/DPRD), entitas yang diperiksa, pihak yang mempunyai

kewenangan untuk mengatur entitas yang diperiksa, pihak yang bertanggung jawab untuk

melakukan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan kepada pihak lain yang diberi wewenang

untuk menerima laporan hasil pemeriksaan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-

undangan yang berlaku.

2.6. Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY

Sesuai dengan visi dan misi BPK RI, BPK RI Perwakilan Provinsi DIY mempunyai

tugas memeriksa pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah pada Pemerintah

Provinsi DIY, Kabupaten/Kota di Provinsi DIY, serta BUMD dan lembaga terkait di

lingkungan tersebut. Untuk melaksanakan tugas tersebut, BPK RI Perwakilan Provinsi

DIY menyelenggarakan fungsi penyusunan program, pelaksanaan dan pengendalian

kegiatan pemeriksaan pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah yang

dilaksanakan oleh BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Pemeriksaan tersebut meliputi

pemeriksaan keuangan, pemeriksaan kinerja, dan pemeriksaan dengan tujuan tertentu.

Dalam melaksanakan proses bisnis tersebut, struktur organisasi yang ada di BPK RI

Perwakilan Provinsi DIY dapat dilihat pada Gambar 2.6.1. sebagai berikut:

Page 7: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

6

BPK RI

PERWAKILAN

PROVINSI DIY

SUB AUDITORAT

DIY

SEKRETARIAT

PERWAKILAN

SUB BAGIAN SDM,

HUKUM, DAN

HUMAS

SUB BAGIAN

KEUANGAN

SUB BAGIAN

UMUM

SUB BAGIAN

SEKRETARIAT

PERWAKILAN

Gambar 2.3.1.

Struktur Organisasi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY

Berdasarkan struktur organisasi tersebut, tugas masing-masing secara ringkas dapat

dijelaskan dalam uraian sebagai berikut.

2.6.1. Sub Auditorat DIY

Berkaitan dengan struktur organisasi tersebut, Sub Auditorat DIY mempunyai tugas

untuk melakukan pemeriksaan atas pengelolaan dan tanggung jawab keuangan daerah,

pada Pemerintah Provinsi DIY, Kota Yogyakarta, Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul,

Kabupaten Gunungkidul, Kabupaten Kulonprogo, serta BUMD dan lembaga terkait di

lingkungan entitas tersebut termasuk melaksanakan pemeriksaan yang dilimpahkan oleh

Auditorat Keuangan Negara (AKN) BPK RI.

2.6.2. Sekretariat Perwakilan

Sekretariat Perwakilan mempunyai tugas menyelenggarakan dan mengkoordinasikan

dukungan administrasi, hukum dan hubungan masyarakat, protokoler, serta sumber daya

untuk kelancaran tugas dan fungsi BPK RI Perwakilan Provinsi DIY.

2.6.3. Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas

Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas mempunyai tugas melaksanakan pengurusan

sumber daya manusia, pemberian layanan di bidang hukum yang meliputi legislasi,

konsultasi, bantuan dan informasi hukum, serta bidang kehumasan di lingkungan BPK RI

Perwakilan Provinsi DIY, dan melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala

Sekretariat Perwakilan.

2.6.4. Sub Bagian Keuangan

Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas melaksanakan kebijakan anggaran,

perbendaharaan, penatausahaan, dan pertanggungjawaban keuangan, serta menyiapkan

bahan pendukung dalam rangka penyusunan Laporan Keuangan BPK di lingkungan BPK

RI Perwakilan Provinsi DIY, serta melaporkan hasil kegiatannya secara berkala kepada

Kepala Sekretariat Perwakilan.

2.6.5. Sub Bagian Umum

Sub Bagian Umum mempunyai tugas melaksanakan pemberian layanan administrasi

umum, teknologi informasi, dan keprotokolan, serta melaksanakan pengurusan sarana dan

prasarana di lingkungan BPK RI Perwakilan Provinsi DIY, dan melaporkan hasil

kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan.

Page 8: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

7

2.6.6. Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan

Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan mempunyai tugas menyelenggarakan

kesekretariatan dan menyiapkan informasi yang dibutuhkan oleh Kepala Perwakilan,

melaksanakan kegiatan lain sesuai dengan perintah Kepala Perwakilan, dan melaporkan

hasil kegiatannya secara berkala kepada Kepala Sekretariat Perwakilan.

2.7. Standard Operating Procedure (SOP) dalam Pelaksanaan Tugas BPK RI

Standard Operating Procedure (SOP) merupakan seperangkat panduan teknis

standar aktivitas dan proses yang berlangsung dalam suatu organisasi. Tujuan

diperlukannya SOP dalam suatu organisasi adalah untuk memberikan persamaan persepsi

semua elemen yang terlibat dan memberi pemahaman atas setiap langkah detail kegiatan

yang harus dilaksanakan.

SOP di BPK dibedakan menjadi dua, yaitu yang terkait dengan fungsi utama untuk

melaksanakan tugas pemeriksaan dan fungsi supporting penunjang/pendukung. Sebagai

SOP bidang pemeriksaan, BPK RI telah menetapkan Standar Pemeriksaan Keuangan

Negara (SPKN) dalam Peraturan BPK Nomor 1 Tahun 2007. SPKN tersebut kemudian

dijabarkan lebih terinci ke dalam sebuah panduan yang disebut Panduan Manajemen

Pemeriksaan (PMP). PMP berisi prosedur dan tata cara pengelolaan pemeriksaan disertai

dengan formulir, catatan, bentuk laporan yang dihasilkan. PMP ini dimaksudkan untuk

digunakan seluruh pelaksana BPK dalam mengelola pemeriksaan pengelolaan dan

tanggung jawab keuangan negara yang meliputi tahap penyusunan Rencana Kerja

Pemeriksaan (RKP), perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, pelaporan

pemeriksaan, pemantauan tindak lanjut hasil pemeriksaan, dan evaluasi pemeriksaan.

2.8. Aktivitas dan Value Chain BPK RI

Rangkaian proses bisnis BPK pada akhirnya adalah menghasilkan output berupa

Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP) dan outcome perbaikan akuntabilitas dan transparansi

pengeloalaan dan tanggung jawab keuangan negara. LHP disusun setelah proses

pemeriksaan selesai dilaksanakan. Aktivitas utama yang dilaksanakan dalam menghasilkan

LHP terdiri dari kegiatan perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan

pelaporan hasil pemeriksaan.

Kegiatan utama (primary activities) yang dilakukan BPK RI Perwakilan DIY adalah

kegiatan pemeriksaan yang terdiri dari perencanaaan pemeriksaan, pelaksanaan

pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan. Kegiatan utama tersebut dilaksanakan oleh

Sub Auditorat DIY. Pelaksanaan kegiatan utama di-support oleh kegiatan pendukung

(supporting activities) berupa: Pembinaan dan Pelatihan SDM, Keuangan, Telaah dan

Konsultasi Hukum, Hubungan Lembaga dan Masyarakat, Administrasi, serta Teknologi

Informasi. Aktivitas pendukung tersebut dilaksanakan oleh Sekretariat Perwakilan BPK RI

dhi. Sub Bagian SDM, Hukum, dan Humas, Sub Bagian Keuangan, Sub Bagian Umum,

dan Sub Bagian Sekretariat Kepala Perwakilan. Muara dari value chain tersebut adalah

untuk menghasilkan laporan hasil pemeriksaan yang tepat waktu, lengkap, akurat,

obyektif, meyakinkan, jelas, serta seringkas mungkin. LHP yang memenuhi standar

tersebut diharapkan tidak menimbulkan multi tafsir ketika diserahkan kepada para

pemangku kepentingan.

Page 9: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

8

Aktivitas dan value chain BPK dapat dideskripsikan dalam gambar 2.8.1 berikut:

Gambar 2.8.1

Value Chain BPK RI Perwakilan Provinsi DIY

Ilustrasi dari proses bisnis utama BPK RI Perwakilan DIY dapat digambarkan

sebagai berikut:

Penyusunan RKP

Pelaporan Hasil

Pemeriksaan

Pelaksanaan

Pemeriksaan

Perencanaan

Pemeriksaan

User dan Para

Pemangku

Kepentingan

Pelatihan

SDM

Proses

Pencairan

Biaya

Pemeriksaan

Supporting ProcessSupporting Process

Supporting ProcessSupporting Process

Proses

Peminjaman

Perangkat TI

Proses

Administratif

Telaah dan

Konsultasi

Hukum

Hubungan

Lembaga/

Masyarakat

Gambar 2.8.2

Primary dan Secondary/Support Process Kegiatan Pemeriksaan

Support

ing

Act

ivit

ies Pembinaan dan Pelatihan SDM

Keuangan

Telaah dan Konsultasi Hukum

Hubungan Lembaga dan Masyarakat

Administrasi

Teknologi Informasi

Laya

nan u

ntu

k

Pem

ilik

Kep

entin

gan

P

rim

ary

Act

ivit

ies

Pelaksanaan

Pemeriksaan

Perencanaan

Pemeriksaan

Pelaporan

Hasil

Pemeriksaan

Page 10: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

9

2.9. Rincian Kegiatan Pemeriksaan

Kegiatan pemeriksaan yang terdiri dari perencanaaan pemeriksaan, pelaksanaan

pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan, dapat dijabarkan sebagai berikut:

2.5.1. Perencanaan Pemeriksaan

Perencanaan pemeriksaan meliputi kegiatan yang bersifat teknis dan administratif,

yang mencakup:

2.5.1.1. Pembentukan tim persiapan

2.5.1.2. Penyusunan Paket Program Pemeriksaan, meliputi:

2.5.1.2.1. Pemahaman penugasan

2.5.1.2.2. Pemahaman entitas

2.5.1.2.3. Penyusunan Konsep Program Pemeriksaan (P2)

2.5.1.2.4. Persetujuan Program Pemeriksaan (P2)

2.5.1.2.5. Penentuan Tim Pemeriksa

2.5.1.2.6. Persetujuan penugasan

2.5.1.3. Penyusunan Program Kerja Perorangan (PKP), meliputi:

2.5.1.3.1. Pembagian tugas oleh Ketua Tim

2.5.1.3.2. Pembuatan Konsep Program Kerja Perorangan (PKP) oleh anggota tim

auditor

2.5.1.3.3. Persetujuan PKP oleh Ketua Tim dengan pertimbangan Pengendali

Teknis

2.5.1.4. Pemberitahuan Pemeriksaan, meliputi:

2.5.1.4.1. Penyusunan jadwal pemeriksaan lapangan

2.5.1.4.2. Pembuatan Surat Permintaan Data Awal

2.5.1.4.3. Penyampaian Surat Tugas dan Surat Permintaan Data Awal

2.5.1.5. Pengurusan Administrasi Pemeriksaan, meliputi:

2.5.1.5.1. Pelatihan SDM Pemeriksa

2.5.1.5.2. Penerbitan Surat Tugas Pemeriksaan (ST)

2.5.1.5.3. Penerbitan Surat Perintah Perjalanan Dinas (SPPD)

2.5.1.5.4. Pencairan biaya pemeriksaan

2.5.1.5.5. Persiapan sarana IT

2.5.1.5.6. Pengurusan akomodasi dan transportasi.

2.5.2. Pelaksanaan Pemeriksaan

Pelaksanaan pemeriksaan atas kegiatan pekerjaan pemeriksaan dan pengakhiran

pemeriksaan meliputi enam tahap:

2.5.2.1. Komunikasi awal, meliputi:

2.5.2.1.1. Pertemuan dengan pimpinan entitas

2.5.2.1.2. Penyampaian tujuan, lingkup, waktu pemeriksaan, permintaan data

awal, serta komposisi tim pemeriksa

2.5.2.1.3. Pembuatan notulen pertemuan awal yang ditandatangai ketua tim

pemeriksa

2.5.2.2. Pelaksanaan P2, meliputi:

2.5.2.2.1. Pelaksanaan langkah-langkah pemeriksaan

2.5.2.2.2. Pengumpulan data dan bukti yang kompeten

Page 11: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

10

2.5.2.2.3. Pembuatan Usulan Perubahan P2 jika terdapat prosedur yang tidak

dapat dilaksanakan

2.5.2.2.4. Persetujuan Perubahan P2

2.5.2.2.5. Pembuatan Berita Acara (BA) Penolakan Pemeriksaan atau Penolakan

Pemberian Keterangan/Dokumen Pemeriksaan yang ditandatangani pimpinan

entitas 2.5.2.2.6. Koordinasi dengan Tim Hukum atas terjadinya Penolakan Pemeriksaan atau

Penolakan Pemberian Keterangan/Dokumen Pemeriksaan

2.5.2.2.7. Pengajuan Permintaan Perpanjangan waktu dan/atau penambahan jumlah pemeriksa jika diperlukan

2.5.2.2.8. Persetujuan/Penolakan Permintaan Perpanjangan waktu dan/atau penambahan

jumlah pemeriksa 2.5.2.3. Penyusunan Kertas Kerja Pemeriksaan (KKP), meliputi:

2.5.2.3.1. Penyusunan KKP oleh anggota tim pemeriksa

2.5.2.3.2. Review KKP oleh Ketua tim pemeriksa

2.5.2.3.3. Reviw KKP oleh Pengendali Teknis

2.5.2.3.4. Pembuatan Indeks KKP

2.5.2.4. Penyusunan Temuan Pemeriksaan (TP), meliputi:

2.5.2.4.1. Penyusunan konsep Temuan Pemeriksaan oleh anggota tim dan/atau

ketua tim

2.5.2.4.2. Review konsep TP yang disusun anggota tim oleh Ketua Tim

2.5.2.4.3. Penyampaian konsep TP kepada pimpinan entitas atau yang dikuasakan

2.5.2.4.4. Diskusi pembahasan konsep TP oleh manajemen dan tim pemeriksa

2.5.2.4.5. Konsep TP yang dianggap batal dimasukkan dalam KKP

2.5.2.4.6. TP Final yang sudah mendapat tanggapan dari pimpinan entitas

dimasukkan dalam Himpunan TP

2.5.2.5. Komunikasi Akhir (Penyampaian TP), meliputi:

2.5.2.5.1. Pembahasan dengan manajemen jika masih terdapat ketidakjelasan

masalah

2.5.2.5.2. Penyusunan notulen exit meeting

2.5.2.5.3. Penyampaian TP kepada pimpinan entitas

2.5.2.5.4. Pelaporan unsur Tindak Pidana Korupsi yang ditemukan dalam tugas

pemeriksaan

2.5.2.6. Pengakhiran pemeriksaan, meliputi:

2.5.2.6.1. Penyampaian laporan pekerjaan lapangan kepada penanggung jawab

pemeriksaan

2.5.2.6.2. Pembuatan lembar penilaian kinerja anggota tim

2.5.2.6.3. Pertanggunjawaban biaya pemeriksaan

2.5.3. Pelaporan Hasil Pemeriksaan

Pelaporan hasil pemeriksan meliputi enam tahap:

2.5.3.1. Penyusunan konsep LHP, meliputi:

2.5.3.1.1. Pembahasan kelayakan indikasi temuan dalam TP

2.5.3.1.2. Pembuatan risalah hasil diskusi

2.5.3.1.3. Perbaikan TP dan penyusunan rekomendasi

2.5.3.1.4. Penyusunan konsep LHP

2.5.3.2. Penganalisisan dan pereviuan konsep LHP oleh pengendali teknis, meliputi:

2.5.3.2.1. Penyampaian konsep LHP oleh Ketua Tim

2.5.3.2.2. Analisa dan review konsep LHP oleh Pengendali Teknis

Page 12: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

11

2.5.3.2.3. Penyampaian konsep LHP yang telah direview kepada

Penanggungjawab

2.5.3.3. Penganalisisan dan pereviuan konsep LHP oleh penanggung jawab, meliputi:

2.5.3.3.1. Analisa dan review konsep LHP oleh Penanggungjawab

2.5.3.3.2. Identifikasi informasi rahasia dan Tindak Pidana Korupsi (TPK)

2.5.3.3.3. Penyampaian informasi rahasia dan Tindak Pidana Korupsi (TPK)

2.5.3.4. Perolehan tanggapan atas konsep LHP dari pimpinan entitas yang diperiksa,

meliputi:

2.5.3.4.1. Penyampaian konsep LHP kepada pimpinan entitas disertai dengan

formulir tindak lanjut dan rencana aksi

2.5.3.4.2. Penyampaian tanggapan berisi kesanggupan menidaklanjuti

rekomendasi oleh pimpinan entitas secara tertulis

2.5.3.5. Pembahasan konsep LHP dengan pemberi tugas meliputi:

2.5.3.5.1. Pembahasan terkait dengan opini, rencana aksi, informasi rahasia, serta

indikasi TPK

2.5.3.5.2. Revisi konsep LHP oleh penanggungjawab

2.5.3.5.3. Penandantanganan LHP oleh penanggungjawab

2.5.3.6. Penerbitan dan penyampaian LHP, meliputi:

2.5.3.6.1. Pemberikan nomor dan tanggal LHP oleh Sub Bagian Sekretariat Kepala

Perwakilan

2.5.3.6.2. b) Menyusun surat keluar LHP kepada para pihak yang akan menerima LHP

secara resmi dari BPK

2.5.3.6.3. c) Menyampaikan LHP disertai surat keluar kepada Lembaga Perwakilan dan pimpinan entitas

2.5.3.6.4. d) Mencatat nomor dan tanggal LHP, nomor dan tanggal surat keluar, dan bukti tanda terima LHP ke dalam buku monitoring LHP dan tindak lanjut;

2.5.3.6.5. e) LHP yang telah disampaikan kepada Lembaga Perwakilan, dapat

dipublikasikan antara lain melalui website BPK.

2.5.3.6.6. f) Unsur LHP yang memuat indikasi TPK disampaikan kepada pihak yang

berwenang dhi. Kepolisian, Kejaksaan, KPK dan pihak berwenang lainnya

setelah mendapat masukan dari

2.5.3.6.7. Ditama Binbangkum/Sub Bagian Hukum dan Humas.

Page 13: Analisis Proses Bisnis BPK RI Perwakilan Provinsi DIY · PDF fileDeskripsi jenis LHP yang dihasilkan BPK dapat dilihat di tabel 2.5.1. berikut: No Jenis Pemeriksaan Jenis LHP 1. Pemeriksaan

12

3. PENUTUP

Pemaparan pada bab kedua di atas menunjukkan bahwa proses bisnis di lingkungan

BPK RI Perwakilan Provinsi DIY menghasilkan produk berupa laporan hasil pemeriksaan

(LHP). Prosedur-prosedur yang dilakukan sebelum dihasilkannya produk tersebut terdiri dari

tahap perencanaan pemeriksaan, pelaksanaan pemeriksaan, dan pelaporan hasil pemeriksaan.

Kegiatan dibagai menajdi aktivitas utama (primary activities) dan aktivitas pendukung

(supporting activities) yang menjadi rantai nilai BPK RI Perwakilan Provinsi DIY. Prosedur-

prosedur tersebut merupakan satu kesatuan rangkaian tahapan pemeriksaan untuk

menghasilkan produk BPK RI berupa LHP. LHP tersebut nantinya akan diserahkan kepada

pimpinan entitas dan pemangku kepentingan lainnya sebagai dasar dalam pengambilan

keputusan dan kebijakan lainnya.