603 lhp bpk manajemen aset kab_sidoarjo_ta_2009_2010

53
BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS MANAJEMEN ASET/ PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2009 DAN 2010 DI SIDOARJO PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR Nomor : 120/R/LHP/XVIII.JATIM/12/2010 Tanggal : 27 Desember 2010

Upload: abahutik

Post on 03-Oct-2015

85 views

Category:

Documents


5 download

DESCRIPTION

LHP Manajemen Aset Kab SidoarjoTahun Anggaran 2009-2010

TRANSCRIPT

  • BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    LAPORAN HASIL PEMERIKSAAN ATAS

    MANAJEMEN ASET/ PENGELOLAAN BARANG MILIK DAERAH

    PEMERINTAH KABUPATEN SIDOARJO TAHUN ANGGARAN 2009 DAN 2010

    DI SIDOARJO

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Nomor : 120/R/LHP/XVIII.JATIM/12/2010 Tanggal : 27 Desember 2010

  • BPK RI PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR i

    DAFTAR ISI Daftar Isi i

    Resume.. 1 BAB I Gambaran Umum 1

    1. Dasar Hukum Pemeriksaan.. 3 2. Tujuan Pemeriksaan. 3 3. Sasaran Pemeriksaan 3 4. Standar Pemeriksaan 3 5. Metode Pemeriksaan 3 6. Jangka Waktu Pemeriksaan. 4 7. Obyek Pemeriksaan.. 5

    BAB II Hasil Pemeriksaan Atas Sistem Pengendalian Intern........................ 7 1. Lingkungan Pengendalian......................................................................... 7 2. Penaksiran Resiko..................................................................................... 8 3. Informasi dan Komunikasi........................................................................ 8 4. Aktivitas Pengendalian.............................................................................. 8 5. Pemantauan............................................................................................... 8

    BAB III Hasil Pemeriksaan Tindak Lanjut..................................................... 10 BAB IV Hasil Pemeriksaan ....................................................................... 12

    1 Penatausahaan Aset Kendaraan pada 6 (enam) Satuan Kerja Perangkat Daerah Belum Dilakukan Dengan Tertib.............................................. 12

    2 Pengamanan Bukti Kepemilikan atas 2 (dua) Kendaraan yang Dipinjampakaikan Tidak Tertib.............................................................. 18

    3. Aset yang Telah Diserahkan Kepada Pihak Ketiga Belum Didukung Dengan Surat Keputusan Bupati tentang Penghapusan dan Masih Terdapat yang Tercatat sebagai Aset Tetap............................................. 20

    4. Penatausahaan Aset Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan Belum Dilaksanakan Dengan Tertib.............................................................. 23

    5. Pelaksanaan Pengelolaan Aset Dengan Pihak Ketiga oleh PT SM, Tbk Tidak Sesuai Dengan Perjanjian Kerjasama......................................

    27

    6. Pelaksanaan Pengelolaan 3 (tiga) Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Tidak Dilakukan Dengan Tertib...................................................

    30

    7. Pengamanan atas Aset Tanah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Belum Dilakukan secara Optimal................................................................

    33

    8. Pencatatan Aset Tanah dan Bangunan Air Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada Kartu Inventaris Barang Belum Tertib

    36

    Lampiran

  • PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR 1

    BADAN PEMERIKSA KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

    RESUME HASIL PEMERIKSAAN

    Berdasarkan ketentuan Pasal 23E perubahan ketiga Undang-Undang Dasar Republik Indonesia Tahun 1945, Pasal 2 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara dan Pasal 6 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan. Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia (BPK RI) telah melakukan pemeriksaan atas Manajemen Aset/Pengelolaan Barang Milik Daerah Tahun Anggaran 2009 dan 2010.

    Pemeriksaan atas Manajemen Aset/Pengelolaan Barang Milik Daerah tersebut dilakukan dengan berpedoman pada Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Tahun 2007 yang ditetapkan dengan Peraturan BPK-RI Nomor 01 tahun 2007.

    Pemeriksaan atas manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah bertujuan untuk mengetahui, menilai dan menyimpulkan apakah sistem pengendalian intern atas manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah telah memadai, informasi keuangan terkait manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah telah disajikan secara wajar, dan manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah telah sesuai dengan ketentuan/peraturan yang berlaku. Sasaran pemeriksaan diarahkan pada perolehan, penggunaan, pemanfaatan, pengamanan dan pemeliharaan, penilaian, penghapusan, pemindahtanganan, dan penatausahaan termasuk Barang Milik Daerah (BMD) hasil pengadaan dan dana dekonsentrasi dan tugas pembantuan. Pemeriksaan dibatasi pada BMD yang merupakan aset tetap dan kegiatan pengadaan/perolehan BMD tidak termasuk prosedur/mekanismenya.

    Berdasarkan pemeriksaan tersebut, BPK RI menyimpulkan bahwa dalam pengelolaan barang milik daerah masih terdapat kelemahan yang dapat menganggu keamanan aktiva dan kewajaran penyajian nilai aset dalam Neraca Pemerintah Daerah.

    Penyimpangan tersebut diatas pada dasarnya terjadi karena ketaatan asas yang tidak sepenuhnya dilaksanakan, baik oleh pelaksana maupun pengelola aset daerah. Penyimpangan tersebut antara lain:

    1. Penatausahaan Aset Kendaraan pada 6 (enam) Satuan Kerja Perangkat Daerah Belum Dilakukan

    Dengan Tertib; 2. Pengamanan Bukti Kepemilikan atas 2 (dua) Kendaraan yang Dipinjampakaikan Tidak Tertib; 3. Aset yang Telah Diserahkan Kepada Pihak Ketiga Belum Didukung Dengan Surat Keputusan Bupati

    tentang Penghapusan dan Masih Terdapat yang Tercatat sebagai Aset Tetap; 4. Penatausahaan Aset Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan Belum Dilaksanakan Dengan Tertib;

  • PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    2

    5. Pelaksanaan Pengelolaan Aset Dengan Pihak Ketiga oleh PT SM, Tbk Tidak Sesuai Dengan Perjanjian Kerjasama;

    6. Pelaksanaan Pengelolaan 3 (tiga) Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Tidak Dilakukan Dengan Tertib;

    7. Pengamanan atas Aset Tanah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Belum Dilakukan secara Optimal; 8. Pencatatan Aset Tanah dan Bangunan Air Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada Kartu Inventaris Barang

    Belum Tertib;

    Hasil pemeriksaan selengkapnya dimuat pada laporan berikut.

  • 3

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    BAB I

    GAMBARAN UMUM

    1. Dasar Hukum Pemeriksaan a. Perubahan Ketiga Undang-undang Dasar Tahun 1945; b. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung

    Jawab Keuangan Negara; c. Undang-undang Nomor 15 Tahun 2006 tentang Badan Pemeriksa Keuangan;

    2. Tujuan Pemeriksaan

    Tujuan pemeriksaan adalah untuk mengetahui, menilai dan menyimpulkan apakah: a. Sistem Pengendalian Intern atas Manajemen Aset/Pengelolaan Barang Milik Daerah telah

    memadai; b. Informasi keuangan terkait Manajemen Aset/Pengelolaan Barang Milik Daerah telah disajikan

    secara wajar; c. Manajemen aset/pengelolaan Barang Milik Daerah telah sesuai dengan ketentuan/peraturan

    yang berlaku.

    3. Sasaran Pemeriksaan Sasaran pemeriksaan manajemen aset/pengelolaan BMD meliputi pengadaan/perolehan; penggunaan; pemanfaatan; pengamanan dan pemeliharaan: penilaian; penghapusan; pemindahtanganan; dan penatausahaan termasuk BMD hasil pengadaan dan dana Dekonsentrasi dan Tugas Pembantuan. Pemeriksaan dibatasi pada: a. BMD yang merupakan Aset Tetap b. Kegiatan pengadaan/perolehan BMD, tidak termasuk prosedur/ mekanismenya.

    4. Standar Pemeriksaan Standar Pemeriksaan yang digunakan adalah: a. Standar Pemeriksaan Keuangan Negara (SPKN) Badan Pemeriksa Keuangan Republik

    Indonesia Nomor 1 Tahun 2007 khususnya: 1) Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 01 tentang Standar Umum; 2) Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 06 tentang Standar Pelaksanaan Pemeriksaan

    Dengan TujuanTertentu; 3) Pernyataan Standar Pemeriksaan Nomor 07 tentang Standar Pelaporan Pelaksanaan

    Pemeriksaan Dengan Tujuan Tetentu; b. Panduan Manajemen Pemeriksaan Tahun 2008.

    5. Metode Pemeriksaan

    Pemeriksaan dilakukan secara uji petik atas dokumen pengelolaan dan pertanggungjawaban barang milik darah yang meliputi bukti-bukti pertanggungjawaban keuangan, wawancara serta konfirmasi dengan pejabat dan/atau petugas yang terkait dengan pengurusan barang milik negara dan dengan melakukan pengujian fisik. Pemeriksaan atas pelaksanaan pada satuan kerja

  • 4

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    akan memberikan penilaian terhadap pengelolaan asset dan SPI, serta akurasi penyajian informasi keuangan tentang aset daerah dengan pendekatan - pendekatan sebagai berikut: a. Pendekatan resiko

    Metodologi yang diterapkan dalam melakukan pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengelolaan aset daerah dilakukan dengan menggunakan pendekatan resiko, yang didasarkan pada pemahaman dan pengujian atas efektifitas SPI. Hasil pemahaman dan pengujian atas SPI tersebut akan menentukan tingkat keandalam SPI sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan asersi manajemen.

    b. Pengujian dalam pemeriksaan Pemeriksaan terhadap kegiatan pengelolaan aset daerah dilakukan dengan pemahaman atas SPI. Pengujian terhadap pelaksanaan pengendalian terbatas pada angka-angka yang disajikan dalam Kartu Inventaris Barang, Laporan Mutasi Barang Daerah, Daftar Inventaris dan Neraca Daerah untuk dapat mengumpulkan bukti-bukti yang mendukung kesimpulan pemeriksaan. Pemeriksaan ini melakukan pengujian substantif atas dokumen-dokumen secara terbatas dan dengan pengujian fisik barang.

    c. Uji petik pemeriksaan (Sampling Audit) Pemeriksaan ini dilakukan dengan cara melakukan pengujian secara uji petik atas unit-unit kerja dalam populasi yang akan diuji dengan menggunakan metode non statistical sampling atau metode sampling yang berdasarkan judgement, dengan memperhatikan tingkat risiko, untuk menentukan jumlah dan unit populasi. Judgement pemeriksa diarahkan untuk menjamin kecukupan jumlah sampel yang diuji dan keterwakilan sampel yang dipilih dari populasi. Kesimpulan pemeriksaan akan didapat berdasarkan hasil uji petik yang dijadikan dasar untuk menggambarkan kondisi populasinya. Materialitas pemeriksaan mencakup 3 (tiga) hal yaitu:

    1) BMD Senilai minimal Rp.100.000.000,00 dan/atau 2) BMD yang bernilai strategis terhadap pencapaian tugas pokok dan fungsi Satuan

    Kerja dan/atau; 3) BMD yang digunakan untuk pelayanan umum.

    d. Pelaporan Setiap permasalahan yang ditemukan dalam pemeriksaan pengelolaan aset daerah harus dikomunikasikan dengan entitas yang diperiksa untuk memperoleh tanggapan tertulis sebelum disajikan sebagai temuan pemeriksaan. Atas temuan yang dituangkan dalam hasil pemeriksaan tersebut selanjutnya diberikan saran tindak perbaikan yang disajikan dalam laporan yang sama.

    6. Jangka waktu Pemeriksaan Pemeriksaan dilaksanakan selama 30 hari kerja, berdasarkan Surat Tugas Kepala Badan Pemeriksa Keuangan Republik Indonesia Perwakilan Provinsi Jawa Timur Nomor 261/ST/XVIII.JATIM/08/2010 tanggal 19 Agustus 2010. Pelaksanaan pemeriksaan dimulai pada: a. Tanggal 23 Agustus 2010 s.d. 27 Agustus 2010; b. Tanggal 1 September 2010 s.d. 3 September 2010; c. Tanggal 20 September 2010 s.d. 19 Oktober 2010.

  • 5

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    7. Obyek Pemeriksaan a. Gambaran Umum Obyek Yang Diperiksa

    Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 Tanggal 18 November 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008. Sedangkan Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008. Pemeriksaan dilakukan atas Manajemen Aset Daerah/Pengelolaan Barang Milik Daerah pada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2009 dan 2010. Satuan Kerja yang diperiksa adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yang merupakan Pengelola Aset Daerah. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi: 1) Perumusan kebijakan teknis pengelolaan pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset. 2) Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang pendapatan,

    pengelolaan keuangan dan aset. 3) Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang pendapatan, pengelolaan keuangan dan aset. 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan bidang tugasnya. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari: 1) Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas; 2) Unsur Staf yaitu Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian; 3) Unsur Pelaksana yaitu Bidang, terdiri dari 7 (tujuh) bidang; 4) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 5) Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Aset merupakan salah satu unsur pelaksana, yang mempunyai tugas melaksanakan sebagian tugas Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset di bidang aset. Dalam melaksanakan tugasnya Bidang Aset mempunyai fungsi: 1) Penyusunan program dan petunjuk teknis di bidang analisis kebutuhan, inventarisasi dan

    penghapusan; 2) Pengkoordinasian dan pelaksanaan rencana program dan petunjuk teknis di bidang

    analisis kebutuhan, inventarisasi dan penghapusan; 3) Pelaporan pelaksanaan tugas di bidang analisis kebutuhan, inventarisasi dan

    penghapusan; 4) Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Kepala Dinas sesuai dengan bidang tugasnya. Bidang Aset terdiri dari dari 2 (dua) seksi, yaitu: 1. Seksi Analisa Kebutuhan 2. Seksi Pemanfaatan dan Penghapusan Seksi Analisa Kebutuhan mempunyai tugas: 1) Menyiapkan penyusunan program bidang analisa kebutuhan data; 2) Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang analisa kebutuhan; 3) Melaksanakan analisa kebutuhan barang milik daerah; 4) Melaksanakan pengadministrasian kebutuhan barang daerah; 5) Melaksanakan ketatausahaan bidang aset; 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

  • 6

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Seksi Pemanfaatan dan Penghapusan mempunyai tugas: 1) Menyiapkan penyusunan program bidang analisa kebutuhan data; 2) Menyiapkan bahan koordinasi dan pelaksanaan teknis bidang analisa kebutuhan; 3) Melaksanakan analisa kebutuhan barang milik daerah; 4) Melaksanakan pengadministrasian kebutuhan barang daerah; 5) Melaksanakan ketatausahaan bidang aset; 6) Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Bidang sesuai dengan bidang tugasnya.

    b. Perkembangan Nilai Aset Tetap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Perkembangan nilai aset tetap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo selama 3 (tiga) tahun adalah sebagai berikut:

    (Rp) Keterangan Tahun 2007

    (Audited) Tahun 2008

    (Audited) Tahun 2009

    (Audited) Aset Tetap 4.467.000.480.849,02 4.980.841.708.977,16 5.222.314.313.159,16 Tanah 1.946.118.938.506,00 1.914.181.988.496,00 1.917.419.570.496,00 Peralatan & Mesin 214.569.806.883,02 332.328.762.596,00 390.140.435.455,00 Gedung & Bangunan 1.474.262.149.821,00 1.532.882.314.213,79 1.636.823.323.853,07 Jalan, Irigasi & Jaringan 793.807.183.499,00 1.138.209.513.013,09 1.222.674.176.633,09 Aset Tetap Lainnya 5.377.547.640,00 53.534.168.452,00 54.003.426.722,00 Konstruksi Dalam Pengerjaan 32.864.854.500,00 9.704.962.206,28 1.253.380.000,00 Aset lainnya 351.252.686.600,00 353.592.710.663,00

  • 7

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    BAB II HASIL PEMERIKSAAN ATAS SISTEM PENGENDALIAN INTERN

    Penilaian terhadap Sistem Pengendalian Intern dilakukan untuk memberikan keyakinan

    bahwa tujuan manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah yang diharapkan untuk menunjang peningkatan kegiatan pembangunan daerah dapat tercapai. Hasil pemahaman dan penilaian Sistem Pengendalian Intern atas manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah Kabupaten Sidoarjo adalah sebagai berikut:

    1. Lingkungan Pengendalian

    a. Integritas dan Nilai-nilai Etika Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, khususnya Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset (DPPKA) berupaya untuk menekankan pentingnya integritas dan nilai-nilai etika diantara para staf di Lingkungan DPPKA. Pemkab Sidoarjo juga berusaha menciptakan suasana kerja yang sehat dan mengkomunikasikan kepada semua staf baik secara lisan dan tertulis bahwa semua staf memiliki tugas, fungsi dan tanggung jawab sesuai tupoksi masing-masing karyawan.

    b. Komitmen terhadap kompetensi Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah mengupayakan diklat-diklat dan kursus untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan pegawai. Diklat yang diadakan meliputi diklat formal maupun informal. Jumlah seluruh karyawan Bidang Aset sebanyak 12 orang dengan latar belakang pendidikan S2 Magister Manajemen Aset 1 orang, S1 Akuntansi 2 orang, S1 Sosial 2 orang, S1 Hukum 3 orang, STPDN 2 orang dan SMA 1 orang. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo setiap tahun telah melakukan upaya dalam meningkatkan pengelolaan barang milik daerah dengan melakukan pembinaan terhadap pengurus barang seluruh Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) yaitu Bintek Pengelolaan Barang Milik Daerah. Bintek Pengelolaan Barang Milik Daerah telah dilakukan sejak Tahun 2007.

    c. Falsafah manajemen dan gaya operasi Pimpinan berupaya keras untuk merealisasikan setiap rencana atau program yang telah ditetapkan, tetapi tidak terlibat dalam perancangan perubahan dalam struktur pengendalian. Pihak manajemen menginginkan pengelolaan barang milik daerah dilakukan secara tertib dan dengan pengendalian yang kuat. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo telah berupaya untuk melaksanakan pengelolaan barang milik daerah sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Daerah Kabupaten Sidoarjo Nomor 12 Tahun 2008 tanggal 18 Maret 2008 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah. Namun dalam pelaksanaannya terdapat kelemahan terutama dalam penatausahaan kendaraan, tanah dan bangunan. Hal ini berpengaruh terhadap pencatatan dalam Kartu Inventaris Barang Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Selain itu Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dalam melindungi aset dan pemanfaatan aset kerjasama masih lemah, dimana masih ditemukan adanya pemanfaatan aset kerjasama yang tidak didasari dengan dokumen pendukung yang sah dan lokasi tanah yang ditempati dan dimanfaatkan oleh pihak lain.

    d. Struktur Organisasi Struktur Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Daerah Nomor 21 Tahun 2008 Tanggal 18 November 2008 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Sidoarjo. Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Sekretariat Daerah Pemerintah Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 37 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008. Sedangkan Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja

  • 8

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo disusun berdasarkan Peraturan Bupati Nomor 53 Tahun 2008 tanggal 1 Desember 2008. Susunan Organisasi Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah terdiri dari: 1) Unsur Pimpinan yaitu Kepala Dinas; 2) Unsur Staf yaitu Sekretariat terdiri dari 3 (tiga) Sub Bagian; 3) Unsur Pelaksana yaitu Bidang, terdiri dari 7 (tujuh) bidang; 4) Unit Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) 5) Kelompok Jabatan Fungsional Bidang Aset terdiri dari dari 2 (dua) seksi, yaitu: 1) Seksi Analisa Kebutuhan 2) Seksi Pemanfaatan dan Penghapusan

    e. Pelimpahan wewenang dan tanggung jawab Job description masing-masing pegawai telah dituangkan dalam kebijakan dan prosedur yang ditetapkan oleh pimpinan. Untuk setiap tugas telah dinyatakan secara tertulis sehingga pelaksana tugas mengetahui wewenang dan tanggung jawabnya. Pegawai yang tidak dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya akan diberikan sanksi sesuai dengan kesalahan dan pelanggaran yang dilakukan.

    f. Kebijakan dan praktik di bidang sumber daya manusia Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Badan Kepegawaian Daerah (BKD) berusaha merekrut dan menerima pegawai sesuai dengan latar belakang pengetahuan, ketrampilan dan pendidikan dengan kualifikasi yang dibutuhkan. Proses rekruitmen dan kebijakan pelatihan pegawai diharapkan menghasilkan pegawai yang cukup memadai.

    2. Penaksiran Resiko Setiap SKPD diwajibkan membuat laporan triwulanan dan semesteran yang disampaikan kepada Bidang Aset. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalisir menumpuknya laporan pada akhir tahun dan jika terdapat kesalahan dapat segera diantisipasi secepat mungkin. Bidang Aset dalam melakukan pencatatan dan pelaporan barang daerah masih manual karena pencatatan barang daerah dengan mengaplikasikan Sistem Manajemen Barang Daerah (Simbada) yang berbasis komputer belum optimal.

    3. Informasi dan Komunikasi Pencatatan telah dilakukan oleh pegawai yang diberi wewenang. Penatausahaan barang milik daerah tidak tertib karena pemutakhiran data pada pencatatan dan pelaporan tidak tepat waktu. Masih ada SKPD yang belum menyampaikan laporan triwulanan dan laporan semesteran.

    4. Aktifitas Pengendalian Pengendalian terhadap pengolahan informasi secara keseluruhan telah dilaksanakan. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo sudah mendokumentasikan pengendalian dalam sistem dan prosedur. Ruang pengolahan data berada di ruangan tersendiri. Penyimpanan terhadap bukti kepemilikan aset telah dilaksanakan oleh orang yang berbeda. Bukti kepemilikan aset tanah disimpan dalam brankas dan kode brankas hanya diketahui oleh Kepala Seksi Pemanfaatan dan Inventaris. Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BKPB) disimpan dalam brankas dan kode brankas hanya diketahui oleh salah satu staf Bidang Aset. Namun salah satu brankas diletakkan di ruang staf yang terbuka sehingga tidak ada pengendalian terhadap pembatasan orang-orang yang masuk ke ruang penyimpanan dokumen.

    5. Pemantauan (Monitoring) Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset Pemerintah Kabupaten Sidoarjo khususnya Bidang Aset belum sepenuhnya dapat melakukan pemantauan terhadap pengelolaan barang milik daerah. Inspektorat Pemerintah Kabupaten Sidoarjo juga belum pernah melakukan

  • 9

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    pemeriksaan khusus untuk manajemen aset/pengelolaan barang milik daerah, namun Inspektorat telah melakukan pemeriksaan rutin setiap tahun yang tertuang dalam Program Kerja Pemeriksaan Tahunan (PKPT).

  • 10

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    BAB III HASIL PEMERIKSAAN TINDAK LANJUT

    Pemeriksaan Manajemen Aset belum pernah dilakukan sebelumnya pada Pemerintah

    Kabupaten Sidoarjo. Sampai dengan berakhirnya waktu pemeriksaan, BPK RI Perwakilan Provinsi Jawa Timur masih melakukan pemantauan terhadap 11(sebelas) hasil pemeriksaan yang telah dilakukan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Hasil pemeriksaan tersebut terdiri dari lima (5) Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah (LKPD) Pemerintah Kabupaten Sidoarjo mulai Tahun Anggaran 2004 sampai dengan Tahun Anggaran 2009, lima (5) Laporan hasil pemeriksaan atas Pemeriksaan Dengan Tujuan Tertentu (PDTT), dan satu (1) Laporan hasil pemeriksaan atas Kinerja RSUD. Penjelasan tentang tingkat penyelesaian atas tindak lanjut pemeriksaan terhadap Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dapat dilihat dalam tabel berikut.

    Tabel 3.1 Tingkat Penyelesaian Tindak Lanjut Pemeriksaan

    Jumlah Tingkat Penyelesaian No Nama Obyek Pemeriksaan Temuan Saran TS TB BT

    1 LKPD TA 2004 14 20 17 3 - 2 Pendapatan Daerah TA 2004 dan 2005 8 12 6 3 3 3 Bantuan Operasional DPRD 1 1 - 1 - 4 Pilkada TA 2005 9 9 8 - 1 5 LKPD TA 2006 15 21 16 5 - 6 Bantuan Partai Politik TA 2006 7 7 4 3 - 7 LKPD TA 2007 39 62 60 2 - 8 Kinerja Pelayanan Kesehatan RSUD TA 2007 dan 2008 13 20 20 - - 9 LKPD TA 2008 21 35 21 14 -

    10 Operasional BPR Sidoarjo TB 2008 dan 2009 10 17 10 7 - 11 LKPD TA 2009 23 55 26 29 -

    Keterangan : TS = Telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi; TB = Telah ditindaklanjuti tapi belum seluruhnya sesuai saran; BT = Belum ditindaklanjuti

    Pelaksanaan tindak lanjut atas rekomendasi BPK RI, dapat di uraikan sebagai berikut. 1. Pemeriksaan atas LKPD TA 2004

    Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2004 sebanyak 14 temuan pemeriksaan dengan 20 rekomendasi. Dari 20 rekomendasi tersebut, sebanyak 17 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 3 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    2. Pemeriksaan atas Pendapatan Daerah TA 2004 dan 2005 Hasil Pemeriksaan atas Pendapatan Daerah Tahun Anggaran 2004 dan 2005 sebanyak 8

    temuan pemeriksaan dengan 12 rekomendasi. Dari 12 rekomendasi tersebut, sebanyak 6 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 3 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK dan 3 rekomendasi belum ditindaklanjuti.

  • 11

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    3. Pemeriksaan atas Bantuan Operasional DPRD Hasil Pemeriksaan atas Bantuan Operasional DPRD sebanyak 1 temuan pemeriksaan

    dengan 1 rekomendasi. Dari 1 rekomendasi tersebut, sebanyak 1 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    4. Pemeriksaan atas Pilkada TA 2005 Hasil Pemeriksaan atas Pilkada Tahun Anggaran 2005 sebanyak 9 temuan pemeriksaan

    dengan 9 rekomendasi. Dari 9 rekomendasi tersebut, sebanyak 8 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 1 rekomendasi belum ditindaklanjuti.

    5. Pemeriksaan atas LKPD TA 2006 Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2006

    sebanyak 15 temuan pemeriksaan dengan 21 rekomendasi. Dari 21 rekomendasi tersebut, sebanyak 16 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 5 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    6. Pemeriksaan atas Bantuan Partai Politik TA 2006 Hasil Pemeriksaan atas Bantuan Partai Politik Tahun Anggaran 2006 sebanyak 7 temuan

    pemeriksaan dengan 7 rekomendasi. Dari 7 rekomendasi tersebut, sebanyak 4 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 3 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    7. Pemeriksaan atas LKPD TA 2007 Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2007

    sebanyak 39 temuan pemeriksaan dengan 62 rekomendasi. Dari 62 rekomendasi tersebut, sebanyak 60 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 2 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    8. Pemeriksaan atas Kinerja Pelayanan Kesehatan RSUD Tahun Anggaran 2007 dan 2008 Hasil Pemeriksaan atas Kinerja Pelayanan Kesehatan RSUD Tahun Anggaran 2007 dan

    2008 sebanyak 13 temuan pemeriksaan dengan 20 rekomendasi. Dari 20 rekomendasi tersebut, sebanyak 20 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi.

    9. Pemeriksaan atas LKPD TA 2008 Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2008

    sebanyak 21 temuan pemeriksaan dengan 35 rekomendasi. Dari 35 rekomendasi tersebut, sebanyak 21 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 14 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    10. Pemeriksaan atas Operasional BPR Sidoarjo Tahun Buku 2008 dan 2009 Hasil Pemeriksaan atas Operasional BPR Sidoarjo Tahun Buku 2008 dan 2009 sebanyak

    10 temuan pemeriksaan dengan 17 rekomendasi. Dari 17 rekomendasi tersebut, sebanyak 10 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 7 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

    11. Pemeriksaan atas LKPD 2009 Hasil Pemeriksaan atas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah Tahun Anggaran 2009

    sebanyak 23 temuan pemeriksaan dengan 55 rekomendasi. Dari 55 rekomendasi tersebut, sebanyak 26 rekomendasi telah ditindaklanjuti sesuai rekomendasi, 29 rekomendasi telah ditindaklanjuti, namun belum sesuai dengan rekomendasi yang diberikan oleh BPK.

  • 12

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    BAB IV HASIL PEMERIKSAAN

    1. Penatausahaan Aset Kendaraan pada 6 (enam) Satuan Kerja Perangkat Daerah Belum

    Dilakukan Dengan Tertib

    Penatausahaan adalah rangkaian kegiatan yang meliputi pembukuan, inventarisasi dan pelaporan barang milik daerah sesuai ketentuan yang berlaku. Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Pemkab Sidoarjo) mencatat total aset alat angkutan pada neraca Tahun Anggaran 2009 senilai Rp48.887.546.098,00. Berdasarkan pemeriksaan secara uji petik terhadap daftar mutasi barang inventaris milik pemerintah Kabupaten Sidoarjo setelah dilakukan penghapusan barang milik daerah Tahun Anggaran 2009 (selanjutnya disebut dengan data penghapusan) pada Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Sekretariat Daerah serta laporan kendaraan dinas Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dan Kartu Inventaris Barang B (KIB B, Kartu Inventaris Barang untuk mencatat aset peralatan dan mesin) Satpol PP, diketahui beberapa hal sebagai berikut:

    a. Terdapat aset kendaraan Dinas Pendidikan yang tercatat ganda pada KIB B Pemeriksaan atas data penghapusan pada Dinas Pendidikan sebanyak 58 kendaraan yang kemudian dicocokkan dengan KIB B yang merupakan hasil sensus barang tahun 2008, diketahui bahwa: 1) Satu kendaraan pada data penghapusan yaitu W 9784 G dalam KIB B tercatat dua kali

    dengan nomor mesin dan nomor rangka sama yaitu di Cabang Dinas Sukodono dan Cabang Dinas Buduran;

    2) Satu kendaraan dalam data penghapusan, yaitu W 9782 G nomor rangka dan mesinnya tidak ditemukan dalam KIB B. Selain itu dalam KIB terdapat tiga kendaraan yang nomor polisinya sama W 9782 G.

    (Rincian pada Lampiran 1)

    b. Terdapat beberapa kendaraan yang sudah dihapuskan pada tahun 2009 namun kendaraan tersebut belum tercatat dalam KIB B dan laporan mutasi barang, dan terdapat aset kendaraan yang sudah dihapus namun nilai kendaraan tersebut belum dihapus dari KIB B. Pemkab Sidoarjo pada Tahun Anggaran 2009 melakukan penghapusan aset kendaraan sebanyak 173 unit. Penghapusan 61 kendaraan berdasarkan SK Bupati Nomor 188/1122/404.1.3.2/2009 tanggal 10 Agustus 2009 dan penghapusan sebanyak 112 kendaraan berdasarkan SK Bupati Nomor 188/1246/404.1.3.2/2009 tanggal 2 Oktober 2009. Berdasarkan Catatan atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2009 dan data penghapusan, nilai penghapusan kendaraan tersebut sebesar Rp3.048.688.502,00. Pada saat mengajukan usulan penghapusan, SKPD memberikan data kendaraan yang akan dihapus tanpa mencantumkan nilai perolehan kendaraan. Setelah kendaraan yang dihapus ditetapkan oleh Tim Penghapusan, maka Bidang Aset mencantumkan nilai kendaraan yang akan dihapus. Pada data penghapusan terdapat 26 kendaraan yang nilai perolehan adalah nol atau kosong. Setelah dilakukan pengecekan pada KIB B diketahui bahwa: 1) Tujuh kendaraan pada data penghapusan tidak tercatat dalam KIB B.

    Hal ini terjadi pada Dinas Pendidikan, Dinas Kesehatan dan Sekretariat Daerah. Salah satu kendaraan yang belum tercatat dalam KIB B Pemkab Sidoarjo yaitu Toyota Kijang Station W 382 NP, namun pada tahun 2009 tercatat di KIB Sekretariat Daerah senilai Rp50.000.000,00;

  • 13

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    2) Satu kendaraan dari data penghapusan tersebut dalam KIB B diketahui nilainya yaitu W 9773 G dengan nilai Rp5.000.000,00. Nilai sebesar Rp5.000.000,00 tersebut belum dihapus dari KIB B;

    (Rincian pada lampiran 2)

    c. Kendaraan bantuan/ hibah dari pihak lain belum dicatat sebagai barang milik daerah Pemeriksaan secara uji petik atas laporan kendaraan dinas milik pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada RSUD Kabupaten Sidoarjo, diketahui terdapat tiga kendaraan roda empat yang merupakan bantuan dari pihak lain. Rinciannya adalah sebagai berikut:

    Tabel 1.1 Kendaraan RSUD yang berasal dari bantuan

    Nomor No. Jenis Barang Merk Rangka Mesin

    Tahun Pembuatan No Polisi Keterangan

    1 Mobil Roda Empat Isuzu STW MHCNH55EY3J009372 M009372 2003 W 8130 NP

    Bantuan ASTEK

    2 Mobil Roda Empat Isuzu STW MHCNH55EY7J20263 M020263 2007 W 8160 NP

    Bantuan Depkes

    3 Mobil Roda Empat KIA Pregio MJJSD21128K003396 JZ493518 2008 W 8177 NP

    Bantuan Askes

    Untuk kendaraan bantuan dari ASTEK belum ada berita acara serah terima kendaraan tersebut. Sedangkan untuk kendaraan bantuan dari Departemen Kesehatan sudah dilengkapi dengan berita acara serah terima kendaraan yaitu berita acara serah terima tanggal 8 Nopember 2007 sedangkan berita acara serah terima BPKB atas kendaraan tersebut tidak diperoleh oleh Tim Pemeriksa BPK RI, namun BPKB kendaraan tersebut sudah dibawa oleh RSUD Kabupaten Sidoarjo. Pada BPKB tersebut pada bagian perubahan identitas sudah beralih atas nama RSUD Sidoarjo. Untuk kendaraan bantuan ASKES sudah dilengkapi dengan berita acara serah terima yaitu berita acara serah terima kendaraan nomor 1814/13-01/1108 tanggal 7 November 2008 dan berita acara serah terima BPKB nomor 1326/BA/13-01/1109 tanggal 9 November 2009. Berdasar informasi dari pengurus barang, ketiga kendaraan bantuan tersebut belum dicatat sebagai aset Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Menurut penjelasan dari Kepala Bagian Umum RSUD Sidoarjo, kendaraan dari ASKES dan Depkes tersebut belum dicatat karena berita acara serah terima terlambat diterima. Bukti pendukung yang menunjukkan waktu tepatnya penerimaan berita acara serah terima tersebut tidak dapat ditunjukkan oleh Pengurus Barang RSUD. Selain itu, sampai dengan September 2010, Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset mendapatkan bantuan mobil operasional berupa kendaraan dinas dari PT Bank Tabungan Negara (PT BTN) sebanyak 9 unit. Rinciannya adalah sebagai berikut:

  • 14

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Tabel 1.2 Kendaraan Hibah dari PT BTN

    No. Nama Barang Merk Nomor Polisi Tanggal Berita

    Acara Serah Terima

    Kendaraan

    Tanggal Berita Acara Serah Terima BPKB

    1 Kendaraan Minibus Isuzu Elf NKR55/95 PS W 9292 NC - 24/4/2008 2 Kendaraan Minibus IsuzuElf NKR55 W 8678 NE 28/5/2008 13/4/2009

    3 Kendaraan angkutan massal Mitsubishi FE74-6 W 7215 NA 28/5/2008 13/4/2009

    4 Monik Station Wagon Daihatsu Grand Max 1.5 W 8175 NP 25/1/2010 6/9/2010 5 Monik Station Wagon Daihatsu Grand Max 1.6 W 8176 NP 25/1/2010 6/9/2010 6 Station Wagon Toyota Avanza W 637 NP 8/5/2009 9/3/2010 7 Station Wagon Kijang Innova W 636 NP 8/5/2009 9/3/2010 8 Station Wagon Ford Everest W 649 NP 30/4/2009 9/3/2010 9 Station Wagon Suzuki Futura W 8151 NP 18/8/2009 9/3/2010

    Catatan : (-) pemeriksa tidak mendapatkan dokumen berita acara tersebut

    Untuk kendaraan W 9292 NC, sampai dengan pemeriksaan berakhir, Tim Pemeriksa BPK RI belum memperoleh berita acara serah terima kendaraan tersebut. Namun, terdapat surat konfirmasi penyerahan kendaraan dinas operasional W 9292 NC bahwa BTN telah menyerahkan kendaraan tersebut untuk mobil penyuluhan dan penerimaan pajak pada tanggal 24 Agustus 2007. Sampai dengan pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, tujuh kendaraan belum dicatat sebagai aset Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Sedangkan untuk W 8175 NP dan W 8176 NP sudah dimutasi ke Badan Pemberdayaan Masyarakat Perempuan dan Keluarga Berencana (BPMPKB).

    d. Terdapat tiga kendaraan operasional pada Satpol PP yang tidak ada nilainya dalam KIB B Satpol PP dan belum tercatat dalam KIB B Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Pemeriksaan atas KIB B Kendaraan Satpol PP TA 2009, terdapat tiga buah kendaraan yang tidak ada nilainya. Rincian kendaraan tersebut adalah:

    Tabel 1.3

    Kendaraan pada KIB B Satpol PP yang tidak ada nilainya

    Jenis Kendaraan Merk Tahun Nomor Rangka Nomor Mesin Nomor Polisi Sepeda Motor Suzuki 2005 MH8TS125E5J131092 F103ID131083 W 2031 NP Sepeda Motor Suzuki 2005 MH8TS125E5J130893 F103ID130920 W 2032 NP Jeep Sidekick Suzuki 1997 MHDESB416VJ315618 G16BID315618 W 467 NP

    Pemeriksaan lebih lanjut menunjukkan bahwa untuk kedua sepeda motor tersebut merupakan pinjam pakai dari Bagian Umum Sekretariat Daerah kepada Kantor Satpol PP. Informasi dari Satpol PP, untuk jeep sidekick merupakan kendaraan dari Sekretariat Dewan, yang kemudian digunakan oleh Satpol PP. Pemeriksaan atas hasil sensus barang 2008, mutasi barang 2008 dan 2009 ternyata kendaraan tersebut tidak tercantum KIB Pemda.

    Permasalahan diatas tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah.

  • 15

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Pasal 3: 1) Ayat (1) menyatakan bahwa Barang milik Daerah meliputi:

    a) barang yang dibeli atau diperoleh atas beban APBD; dan b) barang yang berasal dari perolehan lainnya yang sah;

    2) Ayat (2) menyatakan bahwa Barang sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi: a) barang yang diperoleh dari hibah/sumbangan atau yang sejenis; b) barang yang diperoleh sebagai pelaksanaan dari perjanjian/kontrak; c) barang yang diperoleh berdasarkan ketentuan undang-undang; atau d) barang yang diperoleh berdasarkan putusan pengadilan yang telah memperoleh kekuatan

    hukum tetap. b. Pasal 4 ayat (1) menyatakan bahwa Pengelolaan barang milik daerah dilaksanakan

    berdasarkan asas fungsional, kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas, dan kepastian nilai;

    c. Pasal 6 1) ayat (4) pada huruf c yang menyebutkan bahwa Kepala Satuan Kerja Perangkat Daerah

    selaku pengguna barang milik daerah, berwenang dan bertanggung jawab melakukan pencatatan dan inventarisasi barang milik daerah yang berada dalam penguasaannya

    2) ayat (7) menyatakan bahwa Pengurus barang bertugas mengurus barang milik daerah dalam pemakaian pada masing-masing pengguna/kuasa pengguna;

    d. Pasal 19 1) ayat (2) Pemerintah Daerah dapat menerima barang dari Pihak Ketiga yang merupakan

    sumbangan, hibah, wakaf dan penyerahan dari masyarakat. 2) ayat (3) Penyerahan dari Pihak Ketiga sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2),

    dituangkan dalam Berita Acara Serah Terima (BAST) dan disertai dengan dokumen kepemilikan/penguasaan yang sah,

    3) ayat (5) Hasil penerimaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan ayat (2) dicatat dalam Daftar Barang Milik Daerah

    e. Lampiran I.1. f menyatakan bahwa azas kepastian nilai, yaitu pengelolaan barang milik daerah harus didukung oleh adanya ketepatan jumlah dan nilai barang dalam rangka optimalisasi pemanfaatan dan pemindahtanganan barang milik daerah serta penyusunan neraca Pemerintah Daerah

    f. Lampiran II.6.a menyatakan bahwa tugas pengurus barang mencatat seluruh barang milik daerah yang berada di masing-masing SKPD yang berasal dari APBD maupun perolehan lain yang sah kedalam Kartu Inventaris Barang (KIB), Kartu Inventaris Ruangan (KIR), Buku Inventaris (BI) dan Buku Induk Inventaris (BIl), sesuai kodefikasi dan penggolongan barang milik daerah.

    Hal tersebut mengakibatkan penatausahaan barang milik daerah yang digunakan sebagai salah satu acuan dalam penyusunan neraca datanya menjadi tidak informatif dan tidak akurat.

    Hal tersebut disebabkan a. Pengurus Barang Dinas Pendidikan, Pengurus Barang Dinas Kesehatan, Pengurus Barang

    Sekretariat Daerah kurang tertib dalam melakukan pencatatan aset kendaraan pada KIB B; b. Pengurus Barang Sekretriat Daerah, Pengurus Barang Sekretariat DPRD serta Pengurus

    Barang Satpol PP kurang berkoordinasi dalam menginventarisasi barang milik daerah; c. Direktur RSUD dan Kepala DPPKA kurang tertib dalam penatausahaan aset kendaraan yang

    berasal dari bantuan/hibah;

  • 16

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    d. Bidang Aset DPPKA kurang teliti dalam melakukan rekapitulasi aset kendaraan yang akan dihapus dan kurang tertib dalam penatausahaan aset kendaraan yang berasal dari bantuan/ hibah.

    Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Dinas Pendidikan atas nama Kepala Dinas

    Pendidikan menerima dan menjelaskan bahwa terjadi pencatatan ganda aset kendaraan dinas roda dua pada KIB dan terdapat aset kendaraan dinas roda dua yang tidak tercatat dalam KIB Dinas Pendidikan dikarenakan pengurus barang dan penyimpan tidak melakukan verifikasi/ pengecekan setelah diadakan sensus tahun 2008. Kendala yang dihadapi adalah keterlambatan pengurus barang dan penyimpan barang baik dari Dinas Pendidikan maupun UPTD Cabdin Pendidikan Kecamatan untuk memperoleh hasil akhir laporan Nilai Perolehan Kendaraan untuk dimasukkan ke neraca sehingga timbul ketidaksesuaian antara hasil sensus 2008 dan hasil penghapusan. Rencana ke depan akan memperbaiki penatausahaan aset barang milik daerah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo, mendata dan memantau setiap terjadi mutasi aset barang milik daerah pada Dinas Pendidikan Kabupaten Sidoarjo dan melakukan koordinasi antar pengurus barang dan penyimpan mulai dari atas (Dinas Pendidikan) sampai kebawah (UPTD Cabang Dinas Pendidikan, Lembaga Sekolah) mengenai data aset barang milik daerah pada setiap pembuatan laporan tribulan.

    Sekretaris Dinas Kesehatan atas nama Kepala Dinas Kesehatan, menerima dan menjelaskan kondisi pada waktu usulan penghapusan kendaraan baik dari Dinas Kesehatan maupun dari UPT Puskesmas bahwa saat itu tidak melihat apakah sudah ada nilainya apa belum. Hal tersebut karena faktor kurang teliti untuk usulan kendaraan tersebut. Untuk kendaraan yang belum dimasukkan dalam inventaris KIB B karena kurangnya pengetahuan tentang teknis pengelolaan Barang Milk Daerah. Dan untuk rencana kedepan mengatasi masalah tersbut, Dinas Kesehatan lebih hati-hati dalam hal penghapusan kendaraan maupun dengan aset lainnya.

    Kepala Bagian Umum Sekretariat Daerah menerima dan menjelaskan bahwa Kendaraan Toyota Kijang Tahun 1995 Nopol W 382 NP sudah dihapus dan tercatat di KIB B Sekretariat namun tidak dimasukkan laporan mutasi dan belum masuk di KIB B Kabupaten.

    Kepala DPPKA menyatakan bahwa atas permasalahan tersebut, DPPKA akan lebih meningkatkan tertib administrasi penatausahaan aset kendaraan bermotor di lingkungan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

    Atas permasalahan tersebut, Kepala DPPKA menjelaskan bahwa terhadap sembilan kendaraan yang merupakan hibah dari PT BTN, DPPKA telah melakukan koordinasi dengan BTN untuk memperoleh nilai aset kendaraan dimaksud. Selanjutnya, akan dicatat sebagai inventaris barang milik daerah Kabupaten Sidoarjo.

    Kepala Bagian Umum Setda menerima dan menjelaskan bahwa kendaraan roda dua Suzuki Tahun 2005 dengan nomor polisi W 2031 NP dan W 2032 NP merupakan pinjam pakai dari Sekretariat Kabupaten Sidoarjo kepada Kantor Satpol PP namun kendaraan tersebut tidak tercatat dalam KIB B di Sekretariat dan juga tidak tercatat di Satpol PP selanjutnya kendaraan tersebut akan dicatat di Sekretariat.

    Plh. Kepala Satuan Polisi Pamong Praja menjelaskan bahwa kendaraan dinas berupa 2 unit sepeda motor Suzuki TS Tahun 2005, W 2031 NP dan W 2032 NP pada waktu itu pengadaannya dilakukan oleh Bagian Umum Sekda Kabupaten Sidoarjo, kemudian diserahkan ke Satpol PP sebagai pinjam pakai. Sedangkan kendaraan dinas berupa satu unit Suzuki Sidekick Tahun 1997 W 467 NP pengadaan juga dilakukan oleh Bagian Umum Sekda Kabupaten Sidoarjo kemudian dipakai oleh Wakil Ketua DPRD. Karena masa jabatannya telah habis maka kendaraan tersebut ditarik kembali oleh Pemkab dan digunakan untuk operasional Satpol PP. Mulai tahun 2009 telah dicatat dalam aset Satpol PP tanpa menyertakan harga perolehan, rencana kedepan akan

  • 17

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    melakukan koordinasi dengan Bagian Umum dan DPPKA untuk mengalihkan status (mutasi) kendaraan tersebut ke Satpol PP disertai dengan harga perolehannya.

    Kasubag Rumah Tangga dan Protokol atas nama Sekretariat DPRD menerima dan menjelaskan bahwa mobil tersebut awalnya dari Bagian Umum diserahkan Wakil Ketua DPRD Tahun 2005, setelah itu diambil paksa oleh petugas Satpol PP tanpa ada pemberitahuan ke Sekretariat DPRD Sidoarjo dan selanjutnya kendaraan sampai sekarang dipakai operasional Satpol PP.

    Direktur RSUD Sidoarjo menjelaskan akan membenahi penatausahaan, khususnya aset-aset yang berasal dari hibah dan segera memasukkan mobil ambulance hibah dari PT ASKES ke dalam aset Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

    BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Sidoarjo agar a. Memerintahkan Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Dinas Kesehatan, Sekretaris Daerah, Kepala

    Kantor Satpol PP untuk lebih tertib dan memperbaiki pencatatan aset kendaraan pada KIB B; b. Memerintahkan Direktur RSUD untuk mencatat 3 (tiga) kendaraan yang berasal dari hibah

    sebagai barang milik daerah berdasarkan dokumen hibah yaitu kendaraan roda empat Isuzu STW nomor polisi W 8130 NP, Isuzu STW nomor polisi W8160 NP, KIA Pregio nomor polisi W 8177 NP;

    c. Memerintahkan Direktur RSUD agar berkoordinasi dengan ASTEK untuk mengurus Berita Acara Serah Terima (BAST) kendaraan dan BPKB mobil roda empat Isuzu STW nomor polisi W 8130 NP dan berkoordinasi dengan Departemen Kesehatan untuk mengurus Berita Acara Serah Terima (BAST) BPKB mobil roda empat Isusu STW nomor polisi W 8160 NP;

    d. Memerintahkan Kepala DPPKA untuk mencatat (7) tujuh kendaraan yang berasal dari hibah sebagai barang mlik daerah berdasarkan dokumen hibah yaitu kendaraan roda empat minibus Isuzu ElfNKR55/95 PS nomor polisi W 9292 NC, minibus Isuzu ElfNKR55 nomor polisi W 8678 NE, kendaraan angkutan massal Mitsubishi FE74-6 nomor polisi W 7215 NA, station wagon Toyota Avanza nomor polisi W 637 NP, station wagon Kijang Innova nomor polisi W 636 NP, station wagon Ford Everest nomor polisi W 649 NP, station wagon Suzuki Futura nomor polisi W 8151 NP;

    e. Memerintahkan Kepala DPPKA agar berkoordinasi dengan PT BTN untuk mengurus Berita Acara Serah Terima (BAST) kendaraan minibus Isuzu Elf NKR55/95 PS nomor polisi W 9292 NC yang dihibahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo melalui DPPKA;

    f. Memerintahkan Bidang Aset DPPKA agar lebih teliti dan memperbaiki pencatatan KIB B Kendaraan.

  • 18

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    2. Pengamanan Bukti Kepemilikan atas 2 (dua) Kendaraan yang Dipinjampakaikan Tidak Tertib

    Pengamanan adalah kegiatan tindakan pengendalian dalam pengurusan barang milik daerah dalam bentuk fisik, administratif dan tindakan upaya hukum. Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan penyimpanan dokumen kepemilikan. Sedangkan Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan. Untuk pengamanan secara hukum, barang milik daerah harus dilengkapi dengan bukti kepemilikan yang sah.

    Berdasarkan hasil konfirmasi dengan staf Bidang Aset diketahui bahwa Bukti Kepemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) atas kendaraan milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo disimpan di Bidang Aset DPPKA. Hasil pemeriksaan secara uji petik atas 34 bukti kepemilikan kendaraan bermotor (BPKB) yaitu 17 BPKB hasil pengadaan tahun 2007 pada Sekretariat DPRD, 13 BPKB hasil pengadaan tahun 2007 pada Dinas Cipta Karya dan 4 BPKB atas kendaraan yang dipinjampakaikan, menunjukkan bahwa terdapat dua BPKB yang tidak tersimpan di Bidang Aset. Dua BPKB tersebut adalah BPKB yang dipinjampakaikan kepada Polres dan Pengadilan Negeri Sidoarjo. Rincian kendaraan tersebut adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Kendaraan yang Dipinjampakaikan kepada Instansi Lain

    Nomor

    No Nama

    Barang/ Jenis

    Barang

    Merk/ Type

    Tahun Beli Rangka Mesin

    Harga Perolehan

    (Rp) Peminjam

    Nomor Berita Acara Serah

    Terima

    Tanggal

    1. Kendaraan Roda 4

    Nissan Terrano

    2003 WD21M65958 Z24954425Y 350.000.000 Polres 024/1286/404.1.3.2/2003

    27 Mei 2003

    2. Kendaraan Roda 4

    Nissan Terrano

    2003 WD21M66717 Z24958815Y 350.000.000 Pengadilan Negeri

    024/1286/404.1.3.2/2003

    27 Mei 2003

    Sampai dengan pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, Bidang Aset belum dapat menunjukkan keberadaan BPKB tersebut.

    Kondisi tersebut tidak sesuai dengan: a. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang

    Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik Daerah pada Pasal 45 ayat (2) menyatakan bahwa pengamanan barang milik daerah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi: 1) Pengamanan administrasi meliputi kegiatan pembukuan, inventarisasi, pelaporan dan

    penyimpanan dokumen kepemilikan; 2) Pengamanan hukum antara lain meliputi kegiatan melengkapi bukti status kepemilikan.

    b. Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 53 Tahun 2008 tentang Rincian Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pendapatn, Pengelolan Keuangan dan Aset Kabupaten Sidoarjo pada Pasal 32 angka 3 menyatakan bahwa Seksi inventarisasi dan penghapusan mempunyai tugas melaksanakan inventarisasi, pemanfaatan, penilaian, pengendalian, pengamanan dan pemeliharaan barang milik daerah yang berada di bawah penguasaan pengelola serta penyimpanan seluruh bukti kepemilikan.

  • 19

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Hal tersebut mengakibatkan pengamanan hukum atas kedua kendaraan yang dipinjampakaikan kepada Polres dan Pengadilan Negeri Sidoarjo tersebut lemah.

    Hal tersebut disebabkan Kepala Dinas Pendapatan Pengelolaan Keuangan dan Aset kurang memperhatikan pentingnya pengamanan barang milik daerah.

    Atas permasalahan tersebut, Kepala DPPKA menjelaskan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset melaksanakan koordinasi dengan instansi peminjam kendaraan dimaksud pada tanggal 10 Agustus 2010. Hasil rapat koordinasi dan pembahasanan tentang penyempurnaan administrasi pinjam pakai kendaraan oleh Polres dan Pengadilan Negeri ditindaklanjuti dengan membuat surat perjanjian pinjam pakai. Saat ini masih dalam proses penerbitan Surat Perjanjian Pinjam Pakai oleh Bagian Hukum Setda Kabupaten Sidoarjo.

    BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Sidoarjo agar memerintahkan Kepala DPPKA

    untuk segera menelusuri keberadaan bukti kepemilikan kendaraan yang dipinjampakaikan dan menyimpan bukti kepemilikan kendaraan tersebut pada pejabat yang ditunjuk.

  • 20

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    3. Aset yang Telah Diserahkan Kepada Pihak Ketiga Belum Didukung Dengan Surat Keputusan Bupati tentang Penghapusan dan Masih Terdapat yang Tercatat sebagai Aset Tetap

    Hibah adalah pengalihan kepemilikan barang dari pemerintah daerah kepada pemerintah pusat, antar pemerintah daerah, atau dari pemerintah daerah kepada pihak lain tanpa memperoleh penggantian. Hibah barang milik daerah dapat dilakukan dengan pertimbangan untuk kepentingan sosial, keagamaan, kemanusiaan, dan penyelenggaraan pemerintah. Barang yang sudah beralih kepemilikan, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain dihapus dari daftar barang milik daerah berdasarkan Surat Keputusan Kepala daerah. Berdasarkan hasil pemeriksaan atas dokumen laporan mutasi barang dan Berita Acara Serah Terima Hibah diketahui terdapat aset yang telah dibuatkan berita acara serah terima dan dihapuskan dari laporan mutasi barang tetapi penghapusannya belum ada SK Penghapusan namun ada juga yang masih tercatat sebagai aset Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Uraian atas masalah di atas adalah:

    a. Aset yang diserahterimakan kepada pihak ketiga dihapus dari daftar inventaris barang tanpa melalui SK Bupati tentang Penghapusan Berdasar data dari bidang aset, diketahui terdapat beberapa aset senilai Rp393.149.750,00 berupa peralatan dan mesin, alat kesenian dan buku yang diserahkan kepada pihak ketiga, rincian terdapat dalam lampiran 3. Hal tersebut terjadi di Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kantor Perpustakaan dan Arsip, dan Dinas Koperasi. Penyerahan aset kepada pihak ketiga tersebut telah dilengkapi dengan berita acara serah terima. Dalam laporan mutasi barang, aset yang telah dihibahkan dari Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Dinas Perikanan dan Kelautan, Kantor Perpustakaan dan Arsip, dan Dinas Koperasi telah dihapus/dikurangkan dari daftar aset. Akan tetapi penghapusan aset tersebut tidak didasari dengan Surat Keputusan Bupati (SK Bupati) tentang penghapusan aset.

    b. Aset yang telah diserahterimakan kepada pihak ketiga masih tercatat sebagai aset Pemkab Berdasar informasi dari pengurus barang Dinas Sosial dan Tenaga Kerja pada Dinas Sosial dan Tenaga Kerja terdapat aset yang juga telah diserahkan kepada pihak ketiga. Berdasar berita acara serah terima yang diperoleh Tim Pemeriksa BPK RI, aset yang telah diserahkan kepada pihak ketiga tersebut senilai Rp742.928.000,00, berupa peralatan dan mesin, hewan ternak dan becak, rincian terdapat dalam lampiran 4. Dalam laporan mutasi barang Tahun Anggaran 2009, aset yang telah diserahkan kepada pihak ketiga tersebut masih tercantum sebagai aset daerah.

    Permasalahan tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17

    Tahun 2007 tanggal 21 Maret 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah pada: a. Pasal 53 huruf b Penghapusan barang milik Daerah meliputi Penghapusan dari Daftar Barang

    Milik Daerah. b. Pasal 54

    1) ayat (2) Penghapusan barang milik daerah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 53 huruf b dilakukan dalam hal barang milik daerah dimaksud sudah beralih kepemilikannya, terjadi pemusnahan atau karena sebab-sebab lain.

    2) ayat (4) Penghapusan sebagaimana dimaksud pada ayat (2), dilaksanakan dengan Keputusan Kepala Daerah.

    Kondisi tersebut mengakibatkan penatausahaan aset yang dimiliki oleh Pemerintah

    Kabupaten Sidoarjo tidak menyajikan data yang sebenarnya.

  • 21

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Hal tersebut disebabkan pengguna barang belum sepenuhnya mentaati ketentuan tentang

    penghapusan aset.

    Atas permasalahan tersebut: a. Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip menerima dan menjelaskan bahwa program bantuan

    buku tersebut adalah salah satu program Kantor Perpustakaan dan Arsip Kabupaten Tahun 2009 untuk meningkatkan minat baca masyarakat Sidoarjo sehingga jaringan perpustakaan bisa di buka di wilayah desa, kecamatan maupun lembaga kemasyarakatan. Lembaga yang sudah diberi bantuan buku tahun 2009 adalah: a. Perpustakaan Ponpes Al Khoziny; b. Sudit Baca Kecamatan Waru; c. Sudut Baca Kecamatan Buduran; d. Perpustakaan Gudang Ilmu Desa Gemurung Kecamatan Gedangan; e. Yayasan Maslakhatul Ummah. Dari bantuan buku tersebut belum diajukan SK Bupati tentang penghapusan aset namun hanya dibuatkan berita acara penyerahan buku dari Kantor Perpustakaan dan Arsip kepada lembaga penerima. Untuk selanjutnya akan disesuaikan denga Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

    b. Sekretaris atas nama Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Perdagangan dan ESDM menjelaskan bahwa tahun 2009 memang belum ada SK Bupati tentang Penghapusan Barang Milik Daerah, untuk kedepannya akan dilaksanakan sesuai dengan Permendagri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Barang Milik Daerah.

    c. Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan menerima. Pada TA 2009, prosedur penghapusan barang yang dihibahkan belum disosialisasikan oleh Dinas Pendapatan Keuangan dan Aset. Sosialisai prosedur penghapusan barang baru dilaksanakan tahun 2010 pada acara Bintek barang. Untuk tahun 2010 akan diterapkan prosedur penghapusan barang sesuai aturan di Permendagri Nomor 17 Tahun 2007.

    d. Kepala Dinas Pemuda Olah raga Kebudayaan dan Pariwista menerima dan menjelaskan bahwa Dinas Pemuda Olah raga dan Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo mengakui terdapat barang hasil pengadaan belanja modal yang digunakan untuk hibah hanya dilengkapi dengan berita acara terima barang saja tanpa dilengkapi dengan SK Bupati. Hal ini disebabkan kurangnya pemahaman tentang prosedur hibah dan pemakaian rekening pada DPA, karena barang yang berupa peralatan kesenian telah dihibahkan tersebut memang sudah direncanakan untuk dibantukan kepada kelompok seni di 13 desa melalui Musrenbang Kecamatan dan Musrenbang Kabupaten yang akhirnya dituangkan dalam DPA Dinas Pemuda Olahraga Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Sidoarjo TA 2009 senilai Rp96.975.000,00 pada rekening belanja modal, sehingga tercatat sebagai aset Pemerintah Kabupaten. Sedangkan masyarakat merasa usulnya sudah diakomodir dan bahkan secara simbolis telah diterimakan saat upacara Haornas 2009 di alun-alun Sidoarjo sehingga masyarakat selalu menagih agar barang tersebut segera didistribusikan ke Desa/ Kelompok seni yang selanjutnya langsung diserahkan dengan bukti berita acara terima barang tanpa dilengkapi dengan SK Bupati tentang penghapusan aset. Hal ini yang mengakibatkan penyaian aset tidak menggambarkan kondisi sebenarnya. Untuk ke depan akan lebih diperhatikan tentang prosedur dan penempatan rekening belanja yang tepat sehingga hal ini tidak terulang kembali.

    e. Plh. Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja mengakui masih ada beberapa aset daerah yang telah dihibahkan tetapi belum dilakukan penghapusan aset daerahnya. Untuk melaksanakan proses

  • 22

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    administrasi sebagai tersebut diatas sebenarnya tidak ada kendala berarti, hanya membutuhkan koordinasi antara Dinas Sosial Tenaga Kerja dengan DPPKA. Selanjutnya akan ditindaklanjuti dengan pengajuan penghapusan aset daerah. Hal ini akan digunakan sebagai pedoman dan pelaksanaan program di masa mendatang.

    f. Kepala DPPKA menjelaskan keadaan tersebut disebabkan SKPD belum memahami prosedur menghibahkan barang yang dibeli dari rekening belanja modal. Walaupun pada awal perencanaan kebutuhan barang memang dianggarkan untuk dihibahkan. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset selama ini sudah melaksanakan sosialisasi dan pembinaan pengelolaan barang milik daerah secara terus menerus kepada seluruh SKPD. Selanjutnya, akan lebih menekankan kepada SKPD untuk dapat melaksanakan proses penghibahan barang sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

    BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Sidoarjo agar:

    a. Memperingatkan Kepala Dinas Pemuda Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata, Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan, Kepala Kantor Perpustakaan dan Arsip, dan Kepala Dinas Koperasi, UKM, Perindustrian Perdagangan dan ESDM agar dalam penghapusan aset dilaksanakan dengan Keputusan Kepala Daerah;

    b. Memerintahkan Kepala Dinas Sosial dan Tenaga Kerja agar memproses penghapusan aset yang telah diserahkan kepada pihak ketiga senilai Rp742.928.000,00.

  • 23

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    4. Penatausahaan Aset Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan Belum Dilaksanakan Dengan Tertib

    Ketentuan dalam Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tentang

    Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah yang mengubah Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah, mengharuskan pengembang menyerahkan prasarana, sarana, dan utilitas perumahan dan permukiman kepada pemerintah daerah. Tujuan penyerahan adalah untuk menjamin keberlanjutan pemeliharaan dan pengelolaan prasarana, sarana dan utilitas di Lingkungan perumahan dan permukiman. Pemeriksaan terhadap data-data aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan ditemukan beberapa permasalahan, yaitu: a. Terdapat 12 aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang telah diserahkan kepada

    Pemkab Sidoarjo belum tercatat dalam Daftar Barang Milik Daerah Sesuai dengan Permendagri Nomor 9 Tahun 2009 yang mensyaratkan dibentuknya tim verifikasi untuk memproses prasarana, sarana dan utilitas perumahan, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sidoarjo telah membentuk tim dengan Surat Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 188/956/404.1.3.2/2009 tanggal 27 Mei 2009 tentang Tim Penyerahan Fasilitas Umum Perumahan Tahun Anggaran 2009 dan diperbaharui dengan Surat Keputusan Bupati Sidoarjo Nomor 188/1209/404.1.3.2/2010 tanggal 31 Mei 2010 tentang Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan di Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2010. Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan ini telah mengumpulkan Berita Acara Serah Terima (BAST) aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan dari pengembang kepada Pemkab Sidoarjo serta telah mencatatnya ke dalam Daftar Perumahan Yang Telah Menyerahkan Fasilitas Umum. Berdasarkan data tersebut, telah dilakukan pemeriksaan terhadap Daftar Barang Milik Daerah pada Bidang Aset DPPKA, dan diketahui terdapat 12 aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang telah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo belum tercatat dan dinilai ke dalam Daftar Barang Milik Daerah. Selain itu, pemeriksaan lebih lanjut diketahui bahwa luas aset yang tercatat dalam BAST penyerahan fasum pada perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera (TAS) di Desa Kedungbendo Tahun 2003 seluas 325.938,00M berbeda dengan Daftar Perumahan Yang Telah Menyerahkan Fasilitas Umum seluas 329.895,90 M. Rincian aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang belum tercatat dalam Daftar Barang Milik Daerah dan perbedaan pencatatan luas dapat dilihat pada lampiran 5.

    b. Terdapat aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang telah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo kurang catat seluas 46.801 m dalam Daftar Barang Milik Daerah Berdasarkan data dari Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan berupa Daftar Perumahan Yang Telah Menyerahkan Fasilitas Umum dan BAST, telah dilakukan perbandingan pencatatan dengan Daftar Barang Milik Daerah pada Bidang Aset DPPKA. Dari hasil perbandingan data pada kedua pihak ini diketahui bahwa terdapat aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang telah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo kurang catat dalam Daftar Barang Milik Daerah seluas 46.801 m. Aset prasarana, sarana dan fasilitas umum perumahan yang kurang catat ini terdapat pada Desa Wage Kecamatan Taman dan Desa Pabean Sedati. Rincian aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan yang kurang catat dalam Daftar Barang Milik Daerah dapat dilihat pada lampiran 6.

  • 24

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    c. Terdapat aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan pada 4 (empat) kecamatan hasil inventarisasi belum diserahkan seluruhnya kepada Pemkab Sidoarjo dan terdapat 14 (empat belas) kecamatan belum dilakukan inventarisasi Salah satu tugas dari Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan adalah mengadakan inventarisasi dan penilaian terhadap prasarana lingkungan, utilitas umum dan fasilitas sosial yang akan diserahkan kepada Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Pemeriksaan terhadap data dari Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan diketahui bahwa dari 18 (delapan belas) kecamatan yang ada, Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan baru melakukan inventarisasi terhadap 4 (empat) kecamatan atas pemanfaatan lahan existing perumahan, sedangkan 14 (empat belas) kecamatan yang lain belum dilakukan inventarisasi. Berdasarkan data tersebut, dari 13.025.658,80 m luas lahan existing perumahan di 4 (empat) kecamatan, seluas 5.138.991,41 m diantaranya adalah aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan. Berdasarkan Daftar Perumahan Yang Telah Menyerahkan Fasilitas Umum, dari luas lahan tersebut baru seluas 828.261,84 m yang telah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo, sedangkan berdasarkan BAST, dari luas lahan tersebut baru seluas 824.303,94 m yang telah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo, dengan rincian sebagai berikut:

    Tabel 4.1 Luas Aset Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan yang belum diserahkan

    Aset Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan yang telah

    Diserahkan (m)

    No. Kecamatan Jumlah Perumahan

    Luas Lahan Eksisting

    Perumahan (m)

    Aset Prasarana, Sarana dan

    Utilitas Perumahan (m)

    (Sumber : Daftar Perumahan Yang Telah

    Menyerahkan Fasum)

    (Sumber BAST)

    Keterangan

    1 Sidoarjo 46 6.005.838,90 2.270.755,28 0,00 0,00 2 Buduran 30 2.630.850,78 1.094.851,02 19.744,13 19.744,13 3 Candi 37 3.441.886,40 1.396.644,53 55.115,00 55.115,00 4 Tulangan 6 947.082,72 376.740,58 105.711,89 105.711,89 5 Gedangan - - - 32.659,59 32.659,59 Belum diinventarisasi

    6 Sedati - - - 37.005,00 37.005,00 Belum diinventarisasi

    7 Waru - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    8 Taman - - - 58.236,45 58.236,45 Belum diinventarisasi

    9 Krian - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    10 Wonoayu - - - 145.037,52 145.037,52 Belum diinventarisasi

    11 Sukodono - - - 44.856,36 44.856,36 Belum diinventarisasi

    12 Balongbendo - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    13 Tarik - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    14 Prambon - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    15 Krembung - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    16 Tanggulangin - - - 329.895,90 325.938,00 Belum diinventarisasi

    17 Jabon - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    18 Porong - - - 0,00 0,00 Belum diinventarisasi

    Total 119 13.025.658,80 5.138.991,41 828.261,84 824.303,94

    Hasil konfirmasi terhadap Sekretaris Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas

    Umum Perumahan diketahui bahwa sampai pemeriksaan lapangan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan belum pernah mengirimkan surat permintaan penyerahan sarana, prasarana dan utilitas perumahan kepada pengembang.

  • 25

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Hal tersebut tidak sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 tahun 1987 tanggal 11 April 1987 tentang Penyerahan Prasarana Lingkungan, Utilitas Umum dan Fasilitas Sosial Perumahan kepada Pemerintah Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 9 Tahun 2009 tanggal 29 Januari 2009 tentang Pedoman Penyerahan Prasarana, Sarana dan Utilitas Perumahan dan Permukiman di Daerah pada:

    a. Pasal 11 pada: 1) Ayat (1) disebutkan bahwa Pemerintah Daerah meminta pengembang untuk

    menyerahkan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, pasal 9 dan pasal 10 yang dibangun oleh pengembang;

    2) Ayat (2) disebutkan bahwa penyerahan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan: a. paling lambat 1 (satu) tahun setelah masa pemeliharaan; dan b. sesuai dengan rencana tapak yang telah disetujui oleh pemerintah daerah

    b. Pasal 21 pada: 1) Ayat (1) disebutkan bahwa dalam hal prasarana, sarana dan utilitas ditelantarkan dan

    belum diserahkan, pemerintah daerah membuat berita acara perolehan prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan permukiman;

    2) Ayat (2) disebutkan bahwa Pemerintah Daerah membuat pernyataan aset atas tanah prasarana, sarana dan utilitas tersebut sebagai dasar permohonan pendaftaran hak atas tanah di Badan Pertanahan Nasional setempat;

    3) Ayat (3) disebutkan bahwa Bupati/Walikota, atau Gubernur untuk Provinsi DKI Jakarta menyerahkan prasarana, sarana dan utilitas kepada SKPD yang berwenang mengelola dan memelihara paling lambat 3 (tiga) bulan setelah kantor Badan Pertanahan Nasional menerbitkan hak atas tanah;

    4) Ayat (4) disebutkan bahwa pengelola barang milik daerah melakukan pencatatan asset atas prasarana, sarana dan utilitas ke dalam Daftar Barang Milik Daerah (DBMD);

    5) Ayat (5) disebutkan bahwa SKPD yang menerima aset prasarana, sarana dan utilitas melakukan pencatatan ke dalam Daftar Barang Milik Pengguna (DBMP).

    Hal tersebut mengakibatkan:

    a. Pelaporan Barang Milik Daerah sebagai bahan untuk menyusun neraca tidak menyajikan kondisi yang sewajarnya;

    b. Aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan Kabupaten Sidoarjo berpeluang dikuasai secara fisik oleh pihak ketiga tanpa ijin.

    Hal tersebut disebabkan:

    a. Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan Kabupaten Sidoarjo dan DPPKA tidak melakukan koordinasi dalam pencatatan dan penilaian aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan;

    b. Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan Kabupaten Sidoarjo tidak melakukan inventarisasi secara lengkap dan cermat atas pemanfaatan lahan existing perumahan dan tidak proaktif meminta pengembang untuk menyerahkan aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan.

  • 26

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    Atas permasalahan tersebut, Sekretaris Bappeda atas nama Kepala Bappeda Kabupaten Sidoarjo menyatakan menerima dan menjelaskan bahwa: a. Masih banyaknya pengembang yang belum menyerahkan prasarana sarana dan utilitas

    perumahan, b. Masih banyak masyarakat perumahan memanfaatkan fasum belum mengajukan ijin

    pemanfaatan fasum; c. Sampai bulan Oktober tahun 2010 fasum perumahan yang sudah terinventarisir sebanyak 4

    (empat) kecamatan dari 18 (delapan belas) kecamatan; d. Belum tersusunnya Peraturan Daerah tentang penyerahan fasum perumahan. e. Kendala yang dihadapi:

    1) Adanya pengembang perumahan yang sudah tidak mengembangkan perumahan di Kabupaten Sidoarjo;

    2) Pengembang menelantarkan fasum yang belum diserahkan ke Pemda Kabupaten Sidoarjo;

    3) Permendagri No 9 Tahun 2009 belum secara rinci mengatur penyerahan fasum; 4) Dengan belum tersusunnya Perda Kabupaten tentang penyerahan fasum perumahan

    sehingga mekanisme penyerahan fasum secara detail belum ditetapkan. f. Rencana ke depan:

    1) Akan melakukan inventarisasi fasum perumahan secara keseluruhan dimasing-masing kecamatan;

    2) Segera menindaklanjuti surat kepada pengembang perumahan untuk menyerahkan fasumnya kepada Pemda Sidoarjo yang selesai masa pemeliharaannya.

    BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Sidoarjo agar:

    a. Memerintahkan Sekretaris Daerah selaku Pengarah Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan Kabupaten Sidorajo dan Kepala DPPKA agar melakukan koordinasi dalam pencatatan dan penilaian aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan dan segera mencatat 12 aset yang sudah diserahkan serta kurang catat aset seluas 46.801 m dalam Daftar Barang Milik Daerah (BMD);

    b. Memerintahkan Sekretaris Daerah selaku Pengarah Tim Penyerahan dan Pemanfaatan Fasilitas Umum Perumahan Kabupaten Sidoarjo untuk melakukan inventarisasi secara lengkap dan cermat atas pemanfaatan lahan existing perumahan dan proaktif meminta pengembang menyerahkan aset prasarana, sarana dan utilitas perumahan.

  • 27

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    5. Pelaksanaan Pengelolaan Aset Dengan Pihak Ketiga oleh PT SM, Tbk Tidak Sesuai Dengan Perjanjian Kerjasama

    Pemerintah Kabupaten Sidoarjo pada Tahun 2004 telah memberikan hak kepada PT

    SM Tbk. untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games di lahan Monumen Ponti Jalan Pahlawan Sidoarjo. Pemberian hak ini tertuang dalam Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 18 Tahun 2004 tanggal 15 September 2004 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengelolaan Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games di Lahan Monumen Ponti. Lingkup pekerjaan dalam perjanjian adalah: 1) Pembangunan dan pengelolaan Putt-Putt Golf & Games berupa bermacam-macam

    rekreasi, olahraga, permainan dan aktivitas atraksi untuk keluarga serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya berupa cafe dan atau restoran untuk tempat berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan bagi keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    2) Pembangunan dan pengelolaan Ponti Sport Cantina sebagai sarana untuk berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    3) Pembangunan dan pengelolaan restoran Papa Rons Pizza sebagai sarana untuk berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan bagi keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    4) Pembangunan ruangan dan atau tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, dan c pasal ini adalah juga sebagai fasilitas pertemuan atlit dan keluarga.

    Pengamatan fisik yang dilakukan Tim Pemeriksa BPK RI pada tanggal 11 Oktober 2010 terhadap lokasi aset yang dikerjasamakan diketahui bahwa asset tersebut dimanfaatkan untuk putt-putt golf, kolam pemancingan, party room dan ponti restaurant, sedangkan restoran Papa Rons Pizza tidak ada. Hasil wawancara tertulis terhadap Sdr SHL pada tanggal 12 Oktober 2010 sebagai pengelola aset saat ini, diketahui bahwa PT SM, Tbk telah menyerahkan kerjasama pengelolaan asetnya kepada CV BE yang dipimpinnya. Penyerahan kerjasama pengelolaan aset ini tertuang dalam Surat perjanjian Kerjasama tentang Pelaksanaan Pengoperasian Universal Fun Center tanggal 2 Pebruari 2009. Dalam perjanjian ini, PT BE menerima pengelolaan aset dari PT SM, Tbk/PT EI, Tbk dengan kewajiban membayar royalty kepada PT SM, Tbk./PT EI, Tbk sekaligus melanjutkan pembayaran royalty setiap bulan sebesar 4% dari hasil bulanan kepada Pemkab Sidoarjo. Hasil wawancara tertulis dengan Kasubbag Kerjasama Lembaga Non Pemerintah Bagian Kerjasama pada tanggal 18 Oktober 2010, diperoleh penjelasan bahwa PT SM Tbk tidak pernah memberikan pemberitahuan kepada Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah terkait pengalihan pengelolaan aset kerjasamaPapa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt Putt Golf & Games di lahan Monumen Ponti kepada PT BE.

    Konfirmasi via surat yang dilakukan oleh Tim Pemeriksa BPK RI kepada PT SM, Tbk/PT EI, Tbk melalui Surat Tim Nomor 07/Tim Manset Sidoarjo/10/2010 tanggal 13 Oktober 2010 dan Surat jawaban konfirmasi dari PT EI, Tbk tanggal 14 Oktober 2010 diketahui bahwa PT SM, Tbk/PT EI, Tbk memang telah bekerjasama dengan CV BE, dimana CV BE yang melakukan pengelolaan atas aset tersebut. Ditambahkan pula bahwa dengan adanya kerjasama maka pembayaran royalti kepada Pemkab Sidoarjo dilakukan oleh CV BE. Alasan kerjasama dengan CV BE adalah menurunnya omzet penjualan sebagai akibat kurangnya pengawasan dan pengelolaan atas kegiatan operasional Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games.

    Selain itu, pembayaran royalty atas pengelolaan aset kerjasama Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games di Lahan Monumen Ponti juga mengalami

  • 28

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    tunggakan. Pada Tahun 2009 terjadi tunggakan sejak bulan September sampai Desember 2009, tungggakan ini telah dituangkan dalam Laporan Hasil Pemeriksaan BPK RI atas Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo Tahun Anggaran 2009 dengan perhitungan jumlah tunggakan dan denda yang belum dibayar minimal sebesar Rp11.638.410,00. Pada bulan Mei 2009 telah dilakukan pembayaran sebesar Rp5.000.000,00 untuk royalty Tahun 2009, sehingga masih kurang bayar sebesar Rp6.638.410,00(11.638.410,00-5.000.000,00). Sedangkan untuk bagian royalti Tahun 2010 sampai dengan pemeriksaan berakhir tanggal 19 Oktober 2010 belum dilakukan pembayaran ke Kas Daerah. Perhitungan bagian royalti yang harus dibayar dilakukan oleh PT BE secara self assesment sehingga pihak Pemerintah Kabupaten Sidoarjo tidak mengetahui besarnya tunggakan royalti tahun 2010.

    Sampai dengan pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, bukti kepemilikan atas aset tanah ini juga belum diterima. Berdasarkan hasil wawancara tertulis dengan Kasubbag Kerjasama Lembaga Non Pemerintah Bagian Kerjasama Setda Pemkab Sidoarjo yang dilakukan pada tanggal 18 Oktober 2010 diketahui bahwa PT SM, Tbk tidak pernah melakukan pemberitahuan kepada Bagian Kerjasama Setda terkait pengalihan pengelolaan aset kerjasama Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games di Lahan Monumen Ponti kepada PT BE.

    Hal tersebut tidak sesuai dengan Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 18 Tahun 2004

    tanggal 15 September 2004 tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengelolaan Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games di Lahan Monumen Ponti pada a. Pasal 2 yang menyebutkan bahwa pelaksanaan pekerjaan dimaksud meliputi:

    1) Pembangunan dan pengelolaan Putt-Putt Golf & Games berupa bermacam-macam rekreasi, Sport olahraga, Permainan dan aktivitas atraksi untuk keluarga serta fasilitas-fasilitas penunjang lainnya berupa cafe dan atau restoran untuk tempat berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan bagi keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    2) Pembangunan dan pengelolaan Ponti Sport Cantina sebagai sarana untuk berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    3) Pembangunan dan pengelolaan restoran Papa Rons Pizza sebagai sarana untuk berkumpul, makan, minum dan lain-lain keperluan bagi keluarga dan masyarakat umum lainnya;

    4) Pembangunan ruangan dan atau tempat sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, b, dan c pasal ini adalah juga sebagai fasilitas pertemuan atlit dan keluarga.

    b. Pasal 5 ayat (1) yang menyebutkan bahwa PIHAK KEDUA berkewajiban: 1) Menanggung semua biaya yang berkaitan dengan perubahan status Hak Pakai menjadi

    Hak Pengelolaan dan biaya-biaya lain yang timbul berkaitan dengan penerbitan Hak Guna Bangunan;

    2) Mengajukan permohonan ijin tertulis kepada PIHAK PERTAMA apabila ingin menambah bangunan maupun mengubah peruntukan di luar yang ditentukan dalam perjanjian kerjasama ini;

    3) selama masa perjanjian kerjasama berlangsung PIHAK KEDUA apabila mengalihkan hak dan wewenang pengelolaan seluruh atau sebagian Putt-Putt Golf & Games, Ponti Sport Cantina dan Papa Rons Pizza kepada pihak lain harus memberitahukan kepada PIHAK PERTAMA;

    4) Segala bentuk resiko kerugian atas pembangunan dan pengelolaan tempat hiburan, termasuk proyeksi dan realisasi keuangan baik pendapatan maupun biaya pengelolaan

  • 29

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    tidak mempengaruhi perjanjian ini, sehingga kerugian dan atau keuntungan yang akan timbul menjadi beban dan tanggung jawab PIHAK KEDUA; Hal tersebut mengakibatkan:

    a. Pemanfaatan aset tidak sesuai dengan peruntukan dan rawan untuk disalahgunakan pihak lain.

    b. Keamanan secara hukum atas aset tanah yang dikerjasamakan lemah.

    Hal tersebut disebabkan: a. Kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah sebagai leading sector kerjasama dengan

    pihak lain kurang optimal dalam memantau pengelolaan aset yang dikerjasamakan sesuai dengan perjanjian kerjasama;

    b. Direktur Utama PT SM, Tbk. lalai tidak memberikan pemberitahuan kepada Pemkab Sidoarjo terkait pengalihan pengelolaan aset yang dikerjasamakan kepada pihak lain dan tidak mengajukan permohonan ijin tertulis kepada Pemkab Sidoarjo terkait perubahan peruntukan atas aset yang dikerjasamakan di luar yang ditentukan dalam perjanjian.

    Atas permasalahan tersebut :

    a. Kepala DPPKA menjelaskan bahwa Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Kab Sidoarjo akan segera berkoordinasi dengan Bagian Kerjasama Setda Kabupaten Sidoarjo serta SKPD terkait untuk melaksanakan evaluasi terhadap pelaksanaan kerjasama oleh PT SM yang tidak mematuhi Surat Perjanjian Kerjasama tentang Pelaksanaan Pembangunan dan Pengelolaan Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games Nomor 18 Tahun 2004 tanggal 15 September 2004.

    b. Kasubbag Kerjasama Lembaga Pemerintah menerima dan menjelaskan bahwa sesuai dengan Peraturan Bupati Sidoarjo Nomor 37 Tahun 2008, tupoksi Bagian Kerjasama adalah melaksanakan fungsi Staffing, bukan fungsi lini. Atas kejadian pengalihan pengelolaan kerjasama pengelolaan aset antara Pemerintah Kabupaten Sidoarjo dengan PT SM untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan Papa Rons Pizza, Ponti Sport Cantina, Putt-Putt Golf & Games kepada CV BE adalah tanpa sepengetahuan Pemerintah Kabupaten Sidoarjo, serta tidak adanya usulan perubahan addendum dari dinas teknis lain sebagai pengelola aset. Atas temuan ini, akan lebih berkoordinasi dengan dinas teknis (DPPKA) sebagai pengelola aset serta akan dilakukan pemantauan, dan jika terjadi perubahan kondisi agar diusulkan untuk dilakukan perubahan (addendum) atas kerjasama yang dibuat.

    BPK RI merekomendasikan kepada Bupati Sidoarjo agar:

    a. Memperingatkan Kepala Bagian Kerjasama Sekretariat Daerah untuk lebih otimal dalam memantau pengelolaan aset yang dikerjasamakan sesuai dengan perjanjian kerjasama;

    b. Memberikan peringatan/sanksi yang keras kepada Manajemen PT SM yang lalai dan telah mengalihkan hak pengelolaan aset Pemda. Selanjutnya segera meninjau ulang perjanjian kerjasama dengan PT SM, Tbk atas pengelolaan aset yang dikerjasamakan untuk mendapatkan hasil yang menguntungkan bagi Pemkab Sidoarjo.

  • 30

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    6. Pelaksanaan Pengelolaan 3 (tiga) Aset Kemitraan Dengan Pihak Ketiga Tidak Dilakukan Dengan Tertib

    Pemerintah Kabupaten Sidoarjo (Pemkab Sidoarjo) sampai dengan Tahun 2010 telah

    melakukan kerjasama aset dengan pihak ketiga dalam bentuk Bangun Guna Serah/Bangun Serah Guna sebanyak 11 aset, dua diantaranya telah berakhir pada Tahun 2006 dan 2007. Pemeriksaan terhadap pelaksanaan pengelolaan 11 aset kemitraan oleh pihak ketiga terdapat 3 (tiga) aset kemitraan yang tidak dilaksanakan dengan tertib, yaitu: a. Pasar Krian oleh PT BPP

    Kerjasama pengelolaan aset oleh Pemkab Sidoarjo dengan PT BPP dituangkan pada Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 07 Tahun 2005 tanggal 23 September 2005 tentang Pemanfaatan Tanah Eks. TKD Kelurahan Krian Kecamatan Krian untuk Pembangunan Pasar Kelurahan Krian. Maksud dari perjanjian ini adalah untuk melaksanakan pembangunan dan pengelolaan tanah eks. Tanah Kas Desa (TKD) sebagai Pasar Kelurahan Krian. Salah satu klausul dalam perjanjian ini adalah bahwa PT BPP wajib membebaskan tanah milik warga untuk fasilitas umum serta akses jalan menuju Pasar Kelurahan Krian dan menjadikannya sebagai aset Pemkab Sidoarjo dengan status Hak Pakai. Pemeriksaan terhadap bukti-bukti kepemilikan atas tanah yang dibebaskan, diketahui bahwa atas tanah yang dibebaskan telah dilakukan pelepasan kepada Bupati Sidoarjo namun bukti-bukti kepemilikan masih dalam status Sertifikat Hak Milik (SHM) warga. Berdasarkan wawancara tertulis dengan pihak PT BPP diperoleh keterangan bahwa bukti sertifikat masih dalam proses balik nama Hak Pakai ke BPN. Sampai pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, bukti pendaftaran tanah ke BPN belum diterima oleh Tim Pemeriksa BPK RI dan aset tersebut belum dicatat dalam Daftar Barang Milik Daerah (BMD).

    b. Pasar Krian oleh Sdr HY Kerjasama dengan Sdr HY (dhi bertindak untuk dan atas nama para calon penghuni pertokoan yang terletak di Pasar Krian) dituangkan dalam Surat Perjanjian Nomor 16 Tahun 1987 tanggal 18 Pebruari 1987 tentang Pembangunan Pertokoan di Lingkungan Pasar Krian. Dalam perjanjian tersebut Sdr HY mengajukan permohonan membangun pertokoan diatas tanah milik Pemerintah Kabupaten Sidoarjo. Pembangunan yang dimaksud berupa 188 unit toko dengan ukuran 3,5 x 3,5 m dan semua biaya pembangunan pertokoan menjadi tanggung jawab sepenuhnya Sdr HY. Selain itu Sdr HY juga menyatakan sanngup untuk memberikan partisipasi kepada Pemkab Sidoarjo berupa: 1) Pembangunan los pasar seluas 2003 M 2) Pembangunan mushola di lingkungan pasar 3) Pembangunan kantor pasar 4) Pembuatan jalan aspal sepanjang 900x 6 m 5) Pembuatan patusan/ saluran air sepanjang 300 m 6) Pengembangan fasilitas olah raga di kawasan gelanngang olah raga Sidoarjo Atas usul Sdr HY Pemkab Sidoarjo menyetujui untuk menunjuk PT TGK yang berkedudukan di Surabaya sebagai pelaksana pembangunan pertokoan. PT TGK sanggup menyelesaikan pembangunan pertokoan serta bangunan partisipasinya selambat-lambatnya dalam jangka waktu 12 bulan terhitung sejak ditandatanganinya Surat Perjanjian tersebut. Pemkab Sidoarjo menunjuk Kepala Dinas Pekerjaan Umum Daerah, Kepala Bagian Pembangunan, Kepala Bagian Hukum dan Ortala dan Kepala Unit Pasar dan RPH sebagai Pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab. Pemkab Sidoarjo memberikan hak

  • 31

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    sepenuhnya kepada Sdr HY dengan status hak pakai untuk memempati seluruh ruangan bangunan pertokoan tersebut selama 20 tahun terhitung sejak dinyatakan selesainya pembangunan tersebut (fisik 100%) sehingga seharusnya sudah diserahkan kepada Pemkab Sidoarjo Setelah jangka waktu 20 tahun maka seluruh bangunan pertokoan yang ditempati menjadi hak milik sepenuhnya Pemkab Sidoarjo. Sdr HY dapat mengajukan permohonan kepada Pemkab Sidoarjo jika bermaksud untuk menyewa kembali pertokoan yang ditempatinya. Sampai saat pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, Berita Acara Serah Terima (BAST) dari Sdr HY kepada Pemkab Sidoarjo dan bukti kepemilikan atas tanah belum diterima oleh Tim Pemeriksa BPK RI.

    c. Pasar Krian oleh Sdr LH Kerjasama dengan Sdr LH (dhi bertindak untuk dan atas nama para calon penghuni komplek pertokoan yang terletak di Pasar Krian) dituangkan dalam Surat Perjanjian Nomor 57 Tahun 1985 tanggal 15 Mei 1985 tentang Pembangunan Komplek Pertokoan di Pasar Krian. Pihak kedua mengajukan permohonan kepada Pemkab Sidoarjo untuk membangun Komplek Pertokoan diatas tanah milik Pemkab Sidoarjo dan pemkab Sidoarjo memberikan ijin atas permohonan tersebut. Pemkab Sidoarjo menyetujui usul Sdr LH untuk menunjuk PT ON yang berkedudukan di Jl Panglima Sudirman 35-40 Surabaya sebagai pelaksana pembangunan komplek pertokoan. Semua biaya pembangunan seluruhnya menjadi tanggung jawab Sdr LH. Pembangunan pertokoan yang dimaksud adalah: 1) Toko bertingkat sebanyak 19 buah 2) Toko tidak bertingkat sebanyak 38 buah Atas kerjasama ini maka Sdr LH menyatakan kesanggupan untuk: 1) Membangun kios sebanyak 36 buah yang terletak di sebelah selatan Pasar Krian beserta

    6 buah los pasar Krian dengan biaya seluruhnya ditanggung oleh Sdr HY; 2) Pemkab Sidoarjo memberikan hak untuk menempati dan atau menikmati hasil

    pertokoan kepada Sdr LH selama jangka waktu 20 tahun. Setelah habis jangka waktu 20 tahun maka Sdr LH harus menyerahkan bangunan untuk menjadi hak milik kepada Pemkab Sidoarjo tanpa ganti rugi apapun. Sdr LH menyatakan kesanggupannya menyelesaikan pembangunan dalam waktu 12 bulan sejak ditandatangani Surat perjanjian tersebut. Untuk mengawasi pelaksanaan pembangunan maka Pemkab Sidoarjo menunjuk Tim Pengawas yang anggotanya terdiri dari beberapa instansi/Dinas di lingkungan Pemkab Sidoarjo.

    Sampai saat pemeriksaan berakhir pada tanggal 19 Oktober 2010, Berita Acara Serah Terima (BAST) dari Sdr LH kepada Pemkab Sidoarjo dan bukti kepemilikan atas tanah belum diterima oleh Tim Pemeriksa BPK RI.

    Hal tersebut tidak sesuai dengan

    a. Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 07 Tahun 2005 tanggal 23 September 2005 tentang Pemanfaatan Tanah Eks. TKD Kelurahan Krian Kecamatan Krian untuk Pembangunan Pasar Kelurahan Krian pada 1) Pasal 4 ayat (2) poin c yang menyatakan bahwa PIHAK KESATU berhak menerima

    penyerahan tanah yang dipergunakan sebagai fasilitas umum dan akses jalan menuju pasar Kelurahan Krian atau fasilitas lainnya seluas 3600 m bersamaan waktunya dengan ditandatanganinya Surat Perjanjian ini dan menjadi asset PIHAK KESATU;

  • 32

    PERWAKILAN PROVINSI JAWA TIMUR

    2) Pasal 5 ayat (1) pada poin

    a) PIHAK KEDUA berkewajiban membebaskan tanah hak milik warga untuk fasilitas umum serta akses jalan menuju Pasar Kelurahan Krian sejak berlakunya perjanjian ini dan selanjutnya menjadi aset PIHAK KESATU;

    b) PIHAK KEDUA berkewajiban mengajukan Hak Pakai atas nama Pemerintah Kabupaten Sidoarjo.

    b. Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 16 Tahun 1987 tanggal 18 Pebruari 1987 tentang Pembangunan Pertokoan di Lingkungan Pasar Krian pada 1) Pasal 10 ayat (1) yang menyatakan bahwa PIHAK KESATU memberikan hak

    sepenuhnya kepada PIHAK KEDUA dengan status Hak Pakai untuk menempati seluruh ruangan bangunan pertokoan tersebut selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun terhitung sejak dinyatakan selesainya pembangunan tersebut (fisik 100%);

    2) Pasal 10 ayat (2) yang menyatakan bahwa setelah jangka waktu 20 (dua puluh) tahun dimaksud dalam ayat (1) pasal ini berakhir, maka seluruh bangunan pertokoan dimaksud dalam pasal 1 Surat Perjanjian ini menjadi hak milik sepenuhnya PIHAK KESATU;

    c. Surat Perjanjian Kerjasama Nomor 57 Tahun 1985 tanggal 15 Mei 1985 tentang Pembangunan Komplek Pertokoan di Pasar Krian pada pasal 5 poin b yang menyatakan bahwa atas kerjasama ini, maka Pihak Pertama memberikan hak untuk menempati dan atau mendiami hasil pertokoan dimaksud kepada Pihak Kedua selama jangka waktu 20 (dua puluh) tahun. Setelah habis jangka waktu tersebut, maka Pihak Kedua harus menyerahkan bangunan dimaksud untuk menjadi milik Pihak Pertama tanpa ganti rugi apapun.

    Hal tersebut mengakibatkan keamanan atas aset tanah dan bangunan yang

    dikerjasamakan lemah dan berpotensi hilangnya aset daerah.

    Hal tersebut disebabkan Kepala Bagian Administrasi Kerjasama Sekretariat Daerah sebagai leading sector kerjasama dengan pihak lain belum maksimal dalam memantau pengelolaan aset yang dikerjasamakan sesuai dengan perjanjian kerjasama.

    Atas permasalahan tersebut, Kepala DPPKA menjelaskan bahwa terhadap pelaksanaan

    aset kemitraan dengan PT BPP, akan dilaksanakan koordinasi dengan Bagian Ke