analisis program bank indonesia dan lembaga zakat …repository.radenintan.ac.id/3955/1/skripsi...
TRANSCRIPT
i
ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA DAN LEMBAGA ZAKAT
DALAM MEMBENTUK UMKM FEASIBLE DAN BANKABLE (Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakat Lampung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mengajukan Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh
Ovaliani Anna Sasmita
NPM 1451020267
Program Studi : Perbankan Syariah
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/ 2018
ii
ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA DAN LEMBAGA ZAKAT
DALAM MEMBENTUK UMKM FEASIBLE DAN BANKABLE (Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakat Lampung)
SKRIPSI
Diajukan Untuk Mengajukan Tugas-Tugas dan Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Mendapat Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
dalam Ilmu Ekonomi dan Bisnis Islam
Oleh
Ovaliani Anna Sasmita
NPM 1451020267
Program Studi : Perbankan Syariah
Pembimbing I: Dr. Asriani, S.H.,M.H
Pembimbing II: Okta Supriyaningsih. M.E.Sy
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
1439 H/ 2018
ii
ABSTRAK
Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu kekuatan
pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi. Tingkat pengangguran dan
penyerapan lapangan pekerjaan yang rendah menyebabkan tingkat kemiskinan
masih tinggi. Salah satu cara untuk meningkatkan lapangan pekerjaan adalah
mengembangkan usaha mikro dan kecil, menyediakan lebih banyak pekerjaan
sesuai dengan besarnya modal yang diinvestasikan di usaha-usaha mikro dan
kecil. Hambatan terbesar yang dihadapi UMKM adalah lemahnya distribusi
produk-produk yang dihasilkan, lemahnya manajemen usaha, serta akses pada
sumber-sumber pembiayaan formal khususnya perbankan.
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana program
Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM yang feasible dan
bankable dan Bagaimana tahapan-tahapan pencapaian agar dapat mewujudkan
program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM yang
feasible dan bankable. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui Untuk mengetahui
bagaimana program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk
UMKM yang feasible dan bankable Untuk mengetahui tahapan-tahapan
pencapaian agar dapat mewujudkan program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
dalam membentuk UMKM yang feasible dan bankable.
Penelitian ini digolongkan kedalam penelitian lapangan (field reseacrh), Data
primer dan sekunder diperoleh dari hasil observasi, wawancara dan dokumentasi.
Responden yang dijadikan sampel dalam penelitian adalah Kepala Manager,
Manager, Kepala Bagian Program dan Penerima Manfaat Lembaga Zakat dan
Bank Indonesia.
Hasil penelitian ini yaitu Program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
(Rumah Zakat, Daarut Tauhiid, Inisiatif Zakat Indonesia Provinsi Lampung)
dalam membentuk UMKM feasible dan bankable dengan tujuan agar UMKM
memiliki kecukupan modal melalui pembiayaan instansi keuangan dengan
memperkuat UMKM menjadi bankable dilihat dari beberapa kriteria yaitu
charakter (karakter), capacity (kemampuan manajemen), capital (modal),
collateral (jaminan), condition (keadaan bisnis), dan membentuk UMKM menjadi
feasible dengan beberapa aspek yaitu aspek teknis dan teknologi, aspek
marketing, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi keuangan, aspek
lingkungan dan aspek legal formal. Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
mempersiapkan, membentuk program-program untuk UMKM dan Lembaga
Zakat memonitoring setiap kegiatan UMKM agar dapat terwujud UMKM yang
mandiri.
Kata Kunci: Program Bank Indonesia dan lembaga Zakat, UMKM, Feasible
dan Bankable.
iii
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Bandar Lampung 35131
PERSETUJUAN
Judul Skripsi : ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA DAN
LEMBAGA ZAKAT DALAM MEMBENTUK UMKM
FEASIBLE DAN BANKABLE (Studi pada: Bank
Indonesia dan Lembaga Zakat Lampung)
Nama : Ovaliani Anna Sasmita
NPM : 1451020267
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis Islam
Jurusan : Perbankan Syariah
MENYETUJUI
Untuk dimunaqosyahkan dan dipertahankan dalam Sidang Munaqosah
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. Asriani S.H.,M.H. Okta Supriyaningsih, M.E.Sy
NIP. 196605061992032001
Mengetahui,
Ketua Jurusan Perbankan Syariah
Ahmad Habibi, S.E.,M.E.
NIP.197905142003121003
iv
KEMENTRIAN AGAMA
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI RADEN INTAN LAMPUNG
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
Sekretariat : Jl. Letkol H. Endro Suratmin, Bandar Lampung 35131
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul, ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA
DAN LEMBAGA ZAKAT DALAM MEMBENTUK UMKM FEASIBLE
DAN BANKABLE (Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
Lampung), disusun oleh Ovaliani Anna Sasmita, NPM 1451020267, Jurusan
Perbankan Syari’ah, diujikan dalam sidang munaqosah Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung pada Hari/tanggal Kamis 7 Juni 2018,
Waktu 08.00-09.00, Ruangan Dekanat Lantai 3C
TIM MUNAQOSYAH
Ketua Sidang : H. Supaijo, S.H., M.H (................................)
Penguji 1 : Budimansyah, M. Kom. I (................................)
Penguji 2 : Okta Supriyaningsih, M.E.Sy (................................)
Sekretaris : Ulul Azmi, M.S.I (................................)
Mengetahui,
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Dr. Moh Bahrudin,M.Ag.
NIP: 19580824 1989031003
v
MOTTO
ابرين الة إن للا مع الص بر والص يا أيها الذين آمنىا استعينىا بالص
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,”
(Al-Qur’an dan Terjemahnya Surat Al-Baqarah Ayat 153)
v
MOTTO
ابرين الة إن للا مع الص بر والص يا أيها الذين آمنىا استعينىا بالص
“Wahai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan shalat sebagai
penolongmu, sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar,” 1
(Q.S Al-Baqarah (2): 153)
1 Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 23
vi
PERSEMBAHAN
Dengan rasa bangga dan syukur yang amat dalam kupersembahkan karya ini
kepada :
1. Ayahanda Hairuman dan Ibunda Rosdah, yang selalu berdo’a berjuang
untuk keberhasilanku memberi cinta dan kasih sayang serta
mendidikku hingga tahu artinya hidup bagaimana harus bersikap.
2. Untuk adiku Nadya Anna Safitri dan M. Agung Nugroho, terima kasih
atas sayang dan semangat.
3. Almamaterku UIN Raden Intan Lampung, terima kasih telah menjadi
kebanggaanku.
vii
RIWAYAT HIDUP
Penulis bernama Ovaliani Anna Sasmita, lahir di Mulang Maya, pada
tanggal 25 Oktober 1995, anak pertama dari tiga bersaudara Pasangan Bapak
Hairuman dengan Ibu Rosdah. Riwayat Pendidikan SDN 1 Tanjung Agung
berijazah pada tahun 2007. Menempuh pendikan Sekolah Menengah Pertama di
SMPN 18 Bandar Lampung berijazah pada tahun 2010. Menyelesaikan
pendidikan Sekolah Menengah Atas di SMA Al-Azhar 3 Bandar Lampung dan
berijazah pda tahun 2013. Masuk perguruan tinggi diterima di Universitas Islam
Negeri (UIN) Raden Intan Lampung tahun 2014 hingga sekarang pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Islam dan telah menerima prestasi berupa Beasiswa Bank
Indonesia pada tahun 2016, dan menerima Beasiswa PPA (Peningkatan Prestasi
Akademik) pada tahun 2017 di Universitas Islam Negeri (UIN) Raden Intan
Lampung.
Demikian riwayat hidup penulis yang dapat dibagikan dari aspek pendidikan.
Bandar Lampung, 10 April 2018
viii
KATA PENGANTAR
Bismillahirohmanirrohim
Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat serta karunia-Nya sehingga sampai saat ini penulis diberikan
hidayah, rahmat serta karunia-Nya dalam menyelesaikan Skripsi yang berjudul
“ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA DAN LEMBAGA ZAKAT
DALAM MEMBENTUK UMKM FEASIBLE DAN BANKABLE (Studi pada:
Bank Indonesia dan Lembaga Zakat Bandar Lampung)” , Dalam penyelesaian
skripsi ini penulis menyadari bahwa ini masih jauh dari kesempurnaan dan masih
banyak kekurangan, maka dari itu kritik dan saran yang dari semua pihak sangat
penulis harapkan. Dalam kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima
kasih kepada :
1. Prof Dr. H. Moh. Mukri, M.Ag, selaku Rektor UIN Raden Intan Lampung.
Yang selalu memotivasi mahasiswa untuk menjadi pribadi yang
berkualitas dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
2. Bapak Dr. Moh Baharudin, M.A selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam (FEBI) UIN Raden Intan Lampung.
3. Ibu Dr. Asriani, S.H.,M.H selaku pembimbing satu yang telah
memberikan arahan dalam membimbing sehingga skripsi ini selesai.
4. Ibu Okta Supriyaningsih. M.E.Sy selaku pembimbing dua yang membantu
meluangkan waktu dan memberikan arahan sehingga skripsi ini selesai.
5. Bapak Ibu Dosen dan Karyawan Perpustakaan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam UIN Raden Intan Lampung yang telah memberikan motivasi.
ix
6. Bapak Indrayana Judana selaku Kepala Tim Pengembangan Ekonomi dan
Bapak Eko Listiyono selaku Manager Tim Pengembangan Ekonomi Bank
Indonesia yang telah banyak membimbing dan memberikan kesempatan
serta bantuan kerjasama hingga terselesainya skripsi ini.
7. Bapak Yan Yan Budiman selaku Branch Manager Rumah Zakat, Tomy
Youngki selaku Kepala Bidang Pendayagunaan Inisiatif Zakat Indonesia,
Suprapto selaku Kepala Bagian Program Daarut Tauhiid terima kasih atas
bantuan kerjasama hingga terselesainya skripsi ini.
8. M. Habibie Suherman terima kasih telah membantu dan menyemangati.
9. Teman-teman seperjuangan “Tia Nurhawa, Ahmad Hid Pratama, Siti Rexa
Riyananda, Sarah edma Putri, dan angkatan tahun 2014 Universitas Islam
Negaeri Raden Intan Lampung khususnya kelas Perbankan Syariah G
terima kasih telah memotivasi.
10. Dan semua pihak yang telah membantu yang tidak bisa disebutkan satu
persatu, semoga kita selalu terikat dalam ukhwah islamiyah.
Akhir kata jika penulis ada kesalahan dan kelalaian dalam penulisan
skripsi ini penulis mohon maaf dan kepada Allah mohon ampun dan
perlindungan-Nya. Semoga karya penulis dapat bermanfaat bagi kita semua.
Bandar Lampung, 10 April 2017
Ovaliani Anna Sasmita
NPM.1451020267
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...........................................................................................i
ABSTRAK ..........................................................................................................ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................................................iii
PENGESAHAN ..................................................................................................iv
MOTTO...............................................................................................................v
PERSEMBAHAN ...............................................................................................vi
RIWAYAT HIDUP .............................................................................................vii
KATA PENGANTAR ........................................................................................xi
DAFTAR ISI .......................................................................................................xii
DAFTAR TABEL ...............................................................................................xv
DAFTAR GAMBAR ..........................................................................................xvi
DAFTAR LAMPIRAN .......................................................................................xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul ............................................................................. 1
B. Alasan Memilh Judul ..................................................................... 3
C. Latar Belakang ............................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .......................................................................... 7
E. Batasan Masalah ............................................................................ 7
F. Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
G. Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
H. Metodologi Penelitian .................................................................... 9
BAB II LANDASAN TEORI
A. Bank Indonesia ..............................................................................15
1. Peranan Bank Indonesia ............................................................15
2. Tujuan Bank Indonesia .............................................................15
3. Tugas Pokok Bank Indonesia ....................................................16
4. Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis Bank Indonesia..................17
xiii
B. Zakat, Infaq, Sedekah ....................................................................18
1. Pengertian Zakat, Infaq, Sedekah..............................................18
2. Pengertian Amil Zakat ..............................................................21
C. UMKM ...........................................................................................23
1. Pengertian UMKM ....................................................................23
2. Prinsip Pemberdayaan UMKM .................................................25
3. Tujuan UMKM..........................................................................26
4. Ciri-Ciri UMKM .......................................................................26
5. Tantangan Utama UMKM ........................................................27
6. Hambatan-Hambatan Utama UMKM .......................................28
D. Penelitian Terdahulu ......................................................................30
E. Kerangka Berpikir ..........................................................................34
BAB III PENYAJIAN DATA PENELITIAN
A. Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Prov Lampung ........36
1. Visi dan Misi BI ........................................................................38
2. Tugas Pokok dan Output Satuan Kerja .....................................39
3. Struktur Organisasi....................................................................40
B. Rumah Zakat ..................................................................................40
1. Visi dan Misi Rumah Zakat ......................................................41
2. Pendirian Rumah Zakat .............................................................41
3. Struktur Organisasi Rumah Zakat .............................................45
C. IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) ........................................................46
1. Visi dan Misi IZI .......................................................................46
2. Program-program IZI ................................................................47
3. Grand Design (Kerangka Program KUMM).............................49
4. Stuktur Organisasi IZI ...............................................................59
D. Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhiid ................................59
1. Visi dan Misi Daarut Tauhiid ....................................................59
2. Program-program Daarut Tauhiid .............................................60
3. Struktur Organisasi Daarut Tauhiid ..........................................65
xiv
BAB IV ANALISIS DATA
A. Program Bank Indonesia dalam Membentuk UMKM feasible
dan bankable ..................................................................................66
1. Kontribusi Bank Indonesia Penguatan UMKM Binaan
Rumah Zakat .............................................................................66
2. Kontribusi Bank Indonesia Penguatan UMKM Binaan IZI
(Inisatif Zakat Indonesia) ..........................................................67
3. Kontribusi Bank Indonesia Penguatan UMKM Binaan
Daarut Tauhiid ..........................................................................69
B. Program Lembaga Zakat dalam Membentuk UMKM feasible
dan bankable ..................................................................................70
1. Program Penguatan Rumah Zakat .............................................70
2. Program Penguatan IZI .............................................................76
3. Program Penguatan Daarut .......................................................81
C. Analisis Program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam
membentuk UMKM yang Feasible dan Bankable ........................84
1. Analisis Program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam
membentuk UMKM yang Feasible ..........................................84
2. Analisis Program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam
membentuk UMKM yang Bankable .........................................87
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan ....................................................................................90
B. Saran ..............................................................................................91
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xv
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 3.1 : Jumlah Tenaga Kerja Rumah Zakat ................................................. 41
Tabel 3.2 : Penerima Manfaat Rumah Zakat ..................................................... 42
Tabel 3.3 : Priode Pertama Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM ........ 49
Tabel 3.4 : Priode Kedua Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM ........... 51
Tabel 3.5 : Priode Ketiga Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM........... 54
Tabel 3.7 : Program Desa Ternak Mandiri......................................................... 59
Tabel 4.1 : Anggaran Biaya Rumah Zakat ......................................................... 66
Tabel 4.2 : Rencana Anggaran Biaya IZI........................................................... 68
Tabel 4.3 : Rencana Anggaran Biaya Daarut Tauhiid ....................................... 69
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 : Indikator Untuk Mengukur UMKM yang Bermutu ..................... 28
Gambar 2.2 : Kerangka Berfikir......................................................................... 34
Gambar 3.1 : Sruktur Organisasi Bank Indonesia ............................................... 39
Gambar 3.2 : Struktur Organisasi Rumah Zakat Provinsi Lampung ................. 44
Gambar 3.3 : Grand Design (Kerangka Program KUMM)................................ 48
Gambar 3.4 : Struktur Organisasi IZI “Inisiatif Zakat Indonesia” .................... 58
Gambar 3.5 : Tahapan Pembentukan Majelis .................................................... 62
Gambar 3.6 : Struktur Majelis-Majelis .............................................................. 62
Gambar 3.3 : Struktur Organisasi Daarut Tauhiid Provinsi Lampung............... 64
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
1. Struktur Organisasi Bank Indonesia
2. Surat Kesediaan Memberikan Izin Penelitian/Survey.
3. Alat pengumpulan data/wawancara.
4. Photo-poto bukti wawancara dan survey lapangan.
5. Surat Konsultasi.
6. Surat Pernyataan Tidak Plagiat
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Penegasan Judul
Untuk mendapatkan gambaran yang jelas dan terhindar dari kekeliruan
dalam memahami judul yang dimaksud oleh penulis, maka perlu kiranya
judul skripsi ini dijelaskan secara lugas.
Judul skripsi ini adalah “ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA
DAN LEMBAGA ZAKAT DALAM MEMBENTUK UMKM FEASIBLE
DAN BANKABLE (Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
Lampung)”. Untuk menghindari kesalahpahaman dan memahami maksud
judul skripsi, terlebih dahulu diperlukan penegasan terhadap kata-kata judul
yang dianggap perlu sebagai berukut :
1. Analisis
Analisis adalah mengolah data, mengorganisasi data, memecahkannya
dalam unit-unit yang lebih kecil, mencari pola dan tema-tema sama.
2. Bank Indonesia
Bank Indonesia Merupakan Bank Sentral republik Indonesia. Bank
Indonesia mempunyai satu tujuan tunggal yakni mencapai dan menjaga
kestabilan nilai rupiah. Hal ini mengandung dua aspek yakni kestabilan
nilai mata uang rupiah terhadap barang dan jasa yang tercermin pada laju
2
inflasi; serta kestabilan nilai mata uang rupiah terhadap mata uang negara
lain yang tercermin pada perkembangan nilai tukar.1
3. Lembaga Zakat
Lembaga Zakat adalah lembaga yang mengelola dan menampung dari
harta yang sudah sampai nisab kepada orang kafir dan lainnya tanpa ada
halangan syrak untuk melakukan .
4. UMKM adalah singkatan dari usaha mikro, kecil dan menengah.UMKM
diatur berdasarkan Undang-Undang Nomor 20 tahun 2008 tentang usaha
mikro kecil dan menengah.2
5. Usaha mikro
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/ atau
badan usaha perorsangan yang memenuhi kriteria usaha mikro
sebagaimana diatur dalam Undang-Undang ini.3 Usaha mikro adalah usaha
produktif milik perorangan dan/atau badan usaha perorangan yang
memiliki kekayaan bersih (tidak termasuk tanah dan bangunan) paling
banyak Rp. 50.000.000,- (Lima puluh juta rupiah) dan hasil penjualan
tahunan (omzet/tahun) paling banyak Rp. 300.000.000,- (Tiga ratus juta
rupiah).
6. Usaha Kecil
Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
1BI.go.id
2 Undang-undang RI Nomor 20 tahun 2008 tentang Usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) pasal 1 3 Ibid
3
anak perusahaan atau bukan cabang yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi
bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha menengah atau
usaha besar yang memenuhi kriteria usaha kecil sebagaimana dimaksud
dalam Undang-Undang ini.4
7. Usaha Menengah
Usaha menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan
anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai,
atau menjadi bagian, baik langsung maupun tidak langsung, dari usaha
mikro, usaha kecil, atau usaha besar yang memenuhi kriteria usaha
menengah sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang ini5.
8. Forum Zakat
Forum Zakat adalah Lembaga Zakat yang terdiri dari Rumah Zakat,
Daarut Tauhiid, Izi (Inisiatif Zakat Indonesia).
Berdasarkan uraian diatas dapat diperjelas bahwa yang dimaksud dengan
judul skripsi ini adalah suatu penelitian untuk menganalisis Program Bank
Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM feasible dan bankable
(Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakar Lampung).
4Ibid.
5Ibid.
4
B. Alasan Memilih Judul
1. Alasan Objektif
a. Karena UMKM adalah kelompok usaha yang dapat menyerap tenaga
kerja lebih banyak dibandingkan dengan usaha besar dan
keberadaannya terbukti mampu bertahan menjadi penggerak
perekonomian, terutama pasca krisis moneter.
b. Permasalahan yang dihadapi oleh UMKM saat ini adalah keterbatasan
pada aspek permodalan. UMKM mengalami kesulitan untuk
mendapatkan pinjaman modal.
2. Alasan Subjektif
a. Permasalahan dalam judul penelitian ini sangat sesuai dengan bidang
keilmuan yang penulis tekuni di Fakustas Ekonomi dan Bisnis Islam
b. Kemudahan dalam memperoleh data dan referensi untuk
mempermudah penulis menyelesaikan penelitian ini.
C. Latar Belakang
Usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) merupakan salah satu
kekuatan pendorong terdepan dalam pembangunan ekonomi, berdasarkan
data dari kantor kementrian koperasi dan pada tahun 2011, kontribusi UMKM
terhadap PDB adalah sekitar 57,94 persen sementara pada tahun 2009,
kontribusi UMKM terhadap PDB sekitar 56,53 persen.6 Berdasarkan
informasi kemendag pada tahun 2013 hampir 50 % UMKM yang merupakan
6Badan pengkajian dan pengembangan kebijakan perdagangan, “Analisi Peran Lembaga
Pembiayaan dalam pengembangan UMKM, Pusat Kebijakan Dalam Negeri”. Jurnal Ekonomi,
(Januari 2013), h.16.
5
UMKM sektor pertanian, sedangkan sektor perdagangan 29 persen. Kendati
jumlah UMKM sektor pertanian lebih banyak tapi dalam hal penciptaan PDB
ternyata UMKM sektor perdagangan lebih banyak dari pada sektor
pertanian.7
Tingkat pengangguran dan penyerapan lapangan pekerjaan yang rendah
menyebabkan tingkat kemiskinan masih tinggi. Salah satu cara untuk
meningkatkan lapangan pekerjaan adalah mengembangkan usaha mikro dan
kecil, yang mana merupakan kegiatan padat karya (labor intensive) dan
menyediakan lebih banyak pekerjaan sesuai dengan besarnya modal yang
diinvestasikan di usaha-usaha mikro dan kecil tersebut. Pendirian usaha-
usaha mikro dan kecil juga akan meningkatkan pendapatan rakyat dan
urbanisasi. Kemampuan usaha-usaha mikro dan kecil menciptakan peluang-
peluang bekerja dengan biaya rendah sangat cocok dengan karakteristik
negara-negara berkembang yang selalu bermasalah dengan tingginya
pertumbuhan penduduk pertahun.
Hambatan terbesar yang dihadapi UMKM adalah distribusi produk-
produk yang dihasilkan, lemahnya manajemen usaha, serta akses pada
sumber-sumber pembiayaan formal khususnya perbankan. Dengan berbagai
hambatan yang dihadapi oleh UMKM tersebut, maka pemerintah dan pihak-
pihak terkait, semestinya dengan cepat berperan aktif dalam mendorong
7 Deks Bank Indonesia-Prodi Ekonomi Islam FEB UNPAD, “Usaha Mikro Islami”,
(Jakarta, Penerbit: Departemen Ekonomi Keuangan Syariah-Bank Indonesia, 2016), h. 5.
6
sektor ini berkembang dengan lebih baik. Salah satu pihak yang diharapkan
mempunyai peranan besar terhadap hal tersebut adalah perbankan syariah.8
UMKM saat ini bersifat feasible hanya saja belum bankable oleh karena
itu UMKM meminjam modal bukan pada perbankan melainkan pada lembaga
lain. Lembaga keuangan makro seperti bank memiliki kendala untuk
melayani kelompok masyarakat yang umumnya pelaku usaha sektor informal.
Usaha yang tidak memiliki standar pencatatan dan laporan keuangannya.
Selain dinilai tidak bankable, bentuk usahanya juga tidak memenuhi kriteria
umum 5c yaitu secara character (karakter) UMKM memiliki kelemahan
dalam profil praktisinya; Secara capacity (kapasitas) segmen masyarakat
usaha ini memiliki latar belakang pendidikan yang relatif rendah; Secara
capital (modal), UMK memiliki modal terlampau rendah dan seringkali tidak
ada pemisahan antara dana usaha dan dana rumah tangga; Secara condition
(kondisi), sustainabillitas usaha dari kelompok UMK sangat sensitif dengan
perubahan ekonomi dan lingkungan usaha; Secara collateral (jaminan),
kelompok UMK umumnya kesulitan menyediakan koleteral dalam
memperoleh akses keuangan.9 3R yaitu Return (hasil yang akan diperoleh),
Repayment (kemampuan membayar) dan Risk (resiko). Kelemahan UMKM
pada pembukuan dan administrasi juga menyebabkan UMKM sulit
mendapatkan akses kredit dari perbankan, keterbatasan ini perlu adanya
8Nova Yanti Maleha, “Pengambangan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Berbasis
Keuangan Mikro Syariah”. Jurnal Perbankan Syariah, (Januari2016), h. 2. 9Darsono, Ali Dkk, “Memberdayakan Keuangan Mikro Syariah Indoneisa”. (Jakarta,
Penerbit : Tazkia Publishing kerjasama Bank Indonesia, 2017). h.7
7
pendampingan agar UMKM dapat membuat laporan keuangan yang
sederhana.
Langkah-langkah strategis yang harus dilakukan adalah untuk
memberikan modal investasi dan modal kerja, memberikan pelatihan dan
keterampilan perbaikan, konsultasi bisnis, meningkatkan kualitas produk,
pasar, jaringan bisnis, dan teknologi agar UMKM dapat menjadi kekuatan
dalam pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan kekuatan
dalam meningkatkan pendapatan keluarga.10
Bank Indonesia sebagai
akseletator dan berkontribusi dalam program penguatan UMKM kepada
mustahik (UMKM) binaan Lembaga Zakat yaitu, Rumah Zakat, Daarut
Tahuiid, IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) dan memberikan bantuan sosial salah
satunya melalui PSBI (Program Sosial Bank Indonesia, agar dapat
mewujudkan UMKM yang memiliki aspek Legal formal dan Prizinan
UMKM untuk mendapatkan sertifikat halal.
D. Rumusan Masalah
1. Bagaimana program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam
membentuk UMKM yang feasible dan bankable ?
2. Bagaimana tahapan-tahapan pencapaian agar dapat mewujudkan program
Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM yang
feasible dan bankable ?
10
Sri Budi Cahyani, “Optimalisasi Peran wakaf dan Pemberdayaan Usaha Mikro Kecil dan
Menengah (UMKM)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis, Vol 6 No 1, (Januari 2014), h. 1.
8
E. Batasan Masalah
Penulis memberikan batasan bahwa dalam melakukan analisis penguatan
UMKM hanya dibatasi di Bank Indonesia Prov Lampung dan UMKM binaan
Lembaga Zakat di Lampung yaitu UMKM kerupuk kemplang binaan Rumah
Zakat, UMKM Ternak Mandiri binaan Daarut Tauhid, UMKM Pengrajin
Tahu danTempe binaan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia).
F. Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui bagaimana program Bank Indonesia dan Lembaga
Zakat dalam membentuk UMKM yang feasible dan bankable.
2. Untuk mengetahui tahapan-tahapan pencapaian agar dapat mewujudkan
program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM
yang feasible dan bankable.
G. Manfaat Penelitian
Penelitian di harapkan dapat berguna bagi:
1. Bank Indonesia
Meningkatkan kepedulian atau empati sosial Bank Indonesia untuk
berkontribusi dalam membantu memecahkan masalah sosial ekonomi yang
dihadapi masyarakat. Memberikan pemahaman kepada masyarakat bahwa
Bank Indonesia memberikan kontribusi kepada UMKM sebagai bentuk
pengendalian ekonomi yang stabil, salah satunya melalui Program Sosial
Bank Indonesia (PSBI) juga berupaya meningkatkan kesadaran dan
9
pemahaman masyarakat terhadap pelaksanaan tugas dan pencapaian tujuan
Bank Indonesia.
2. Lembaga Zakat
Untuk meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap lembaga
zakat. memberikan pengetahuan kepada masyarakat bahwa Lembaga
Zakat memberikan kontribusi yang nyata sehingga kedepannya tingkat
kepercayaan Zakat, Infaq, Shadaqoh (ZIS) masyarakat dapat meningkat.
3. UMKM
Mendapatkan modal dan pendampingan usaha agar UMKM menjadi
lebih feasible dan bankable serta dapat meningkatkan taraf hidup dan p
H. Metode Penelitian
1. Jenis dan Pendekatan Penelitian
Jenis penelitian ini di analisis dengan menggunakan metode penilitian
kualitatif yang menghasilkan data deskriftif dan tertulis dengan informasi
dengan lembaga yang terlibat dan objek penelitian. Pendekatan ini
merupakan pendekatan ilmiah atau penelitian yang menghasilkan beberapa
temuan yang tidak bisa menggunakan prosedur-prosedur sistematic atau
cara-cara lain dari kuantitatif.
2. Sifat Penelitian
Menurut sifatnya, penelitian ini menggunakan jenis penelitian
deskriptif. Penelitian deskriftif berupaya untuk memperoleh deskripsi yang
10
lengkap dan akurat dari situasi11
Penelitian deskriptif yang peneliti
maksudkan adalah penelitian yang menggambarkan mekanisme dalam
membahas dan menganalisis program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
dalam membentuk UMKM feasble dan bankable.
3. Populasi dan Sample
a. Populasi adalah wilayah generasi yang terdiri dari subjek dan objek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan
oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulan. Maka yang
menjadi populasi dari penelitian ini adalah Bank Indonesia, Lembaga
Zakat dan UMKM binaan Lembaga Zakat Rumah Zakat, IZI, Daarut
Tauhiid Prov Lampung.
b. Sampel dalam penelitian ini adalah Direktur SDM, Wakil atau
Managernya, dalam penelitian ini menggunakan salah satu teknik
Quota Sampling dan purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik pengambilan sampel sumber data dengan pertimbangan atau
tujuan tertentu berdasarkan ciri-ciri khusus yang dimiliki oleh sampel
itu.12
Ciri-ciri khusus yang dimaksud dalam penelitian ini bahwa yang
berhak menjadi sampel adalah Manager Bank Indonesia, Branch
Manager Rumah Zakat, Kepala Bidang Pendayagunaan IZI, Kepala
Bidang Daarut Tauhiid, UMKM binaan Lembaga Zakat Rumah Zakat,
IZI, Daarut Tauhid Prov Lampung.
11
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D Edisi revisi, (Bandung: Alfabeta
2014), h. 29. 12
Ibid, h.88.
11
4. Data dan Sumber Data
a. Data Primer yaitu data yang diperoleh dalam penelitian ini merupakan
data langsung dari sumbernya. Data primer dalam penelitian ini
diperoleh dari lapangan atau lokasi penelitian yaitu Bank Indonesia,
Lembaga Zakat dan UMKM binaan Lembaga zakat Rumah Zakat,
IZI, Daarut Tauhiid Prov Lampung melalui interview.
b. Data Sekunder yaitu data yang didapat dari catatan, buku, dan majalah
berupa laporan, artikel, buku-buku, majalah dari Bank Indonesia dan
Lembaga Zakat Prov Lampung sebagai teori.13
5. Teknik Pengumpulan Data
a. Observasi
Observasi atau pengamatan adalah cara pengambilan data dengan
menggunakan mata tanpa ada pertolongan alat standar lain untuk
keperluan tersebut. Teknik observasi dengan cara penelitian
melibatkan diri pada kegiatan yang dilakukan oleh subjek. Dalam
penelitian ini menulis melakukan observasi secara langsung ke Bank
Indonesia, Lembaga Zakat dan UMKM binaan Lembaga Zakat Prov
Lampung tentang analisis program Bank Indonesia dan Lembaga
Zakat dalam membentuk UMKM feasible dan bankable.
b. Wawancara (Interview)
Wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan
data yang banyak digunakan dalam penelitian deskriptif kualitatif dan
13
Ibid, hlm.89
12
kuantitatif. Dalam penelitian ini dilakukan langsung baik secara
struktur mapun tidak berstruktur dengan mewawancara Manager Bank
Indonesia, Branch Manager Rumah Zakat, Kepala Bidang
Pendayagunaan IZI, Kepala Bidang Daarut Tauhiid, UMKM binaan
Lembaga Zakat Rumah Zakat, IZI, Daarut Tauhid Prov Lampung .
Memberi pernyataan peneliti dari segala dan masalah yang ada dan
menganalisa dan merumuskan hal-hal yang dianggap perlu dan
memenuhi data penelitian.
c. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan metode pengumpulan data kualitatif
sejumlah besar fakta dan data tersimpan dalam bahan yang berbentuk
dokumentasi. Studi dokumentasi merupakan pelengkap dari
penggunaan metode observasi dan wawancara dalam penelitian
kualitatif. Pengumpulan data yang dilakukan dengan teknik
dokumentasi yaitu teknik pengumpulan data yang didukung dari data
sekunder yang berkaitan dengan analisis program Bank Indonesia dan
Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM feasible dan bankable.
4. Pengolahan data
Setelah data dikumpulkan melalui tahap diatas, peneliti dalam
mengelola datanya menggunakan beberapa metode sebagai berikut:14
14
Cholid Narbuko, Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2013),
h. 154.
13
a. Editing (pemeriksaan data) yaitu mengoreksi apakah data yang
terkumpul sudah cukup lengkap, sudah benar, dan sudah sesuai atau
relevan dengan masalah.
b. Klarifikasi adalah pengelompokan data sesuai dengan jenis dan
penggolongannya setelah diadakan pengecekan.
c. Interprestasi adalah memberikan penafsiran terhadap hasil akhir
presentase yang diperoleh melalui observasi sehingga memudahkan
peneliti untuk menganalisa dan menarik kesimpulan.
5. Analisis Data
Analisis adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data
yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi
dengan cara mengorganisasikan data kedalam katagori, menjabarkan
kedalam unit-unit, melakukan sintesa menyusun kedalam pola, memilih
mana yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan
sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain.
Analisis data adalah proses mengorganisasikan dan mengurutkan data
kedalam pola, kategori, dan satuan uraian dasar sehingga dapat ditemukan
tema dan dapat dirumuskan hipotesis kerja seperti yang disarankan oleh
data.15
a. Reduksi Data
Data yang diperoleh ditulis dalam bentuk laporan atau data yang
terperinci. Laporan yang disusun berdasarkan data yang diperoleh
15
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitan Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), h. 280.
14
direduksi, dirangkum, dipilih hal-hal yang pokok, dan difokuskan pada
hal-hal yang penting.16
b. Penyajian Data
Data yang diperoleh dikategorisasikan menurut pokok
permasalahan dan dibuat dalam bentuk matriks sehingga memudahkan
peneliti untuk melihat pola-pola hubungan satu data dengan data
lainnya.
c. Penyimpulan dan Verifikasi
Kegiatan penyimpulan merupakan langkah lebih lanjut dari
kegiatan reduksi dan penyajian data. Data yang sudah direduksi dan
disajikan secara sistematis akan disimpulkan sementara. Kesimpulan
yang diperoleh pada tahap awal biasanya kurang jelas, tetapi pada
tahap-tahap selanjutnya akan semakin tegas dan memiliki dasar yang
kuat. Kesimpulan pertama perlu diverifikasi.17
d. Kesimpulan Akhir
Kesimpulan akhir diperoleh berdasarkan kesimpulan sementara
yang telah diverifikasi. Kesimpulan final ini diharapkan dapat
diperoleh setelah pengumpulan data selesai.
6. Teknik penulisan serta penyususnan skripsi ini semua berpedoman pada
”Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Mahasiswa 2016” yang diterbitkan
UIN Raden Intan Lampung.
16
Sugiyono, Op.Cit, h.247. 17
Ibid.
15
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Bank Indonesia
1. Peranan Bank Indonesia
Di Indonesia, fungsi Bank Sentral, BI diberikan mandat untuk
mewujudkan dan memelihara stabilitas harga yang salah satu tercermin
dari inflasi yang rendah dan stabil (UU Nomor: 23/1999 Tentang BI yang
kemudian diamandemen menjadi UU Nomor 3/2004 tentang BI ). Artinya,
UU ini mengamanahkan kepada BI untuk mewujudkan tujuan akhir
kebijakan moneter yaitu tingkat inflasi yang rendah dan stabil atau pada
tingkat yang optimal bagi perekonomian. Untuk mencapai tujuan tersebut,
BI bebas menentukan penggunan instrumen-instrumen dalam operasi
kebijakan moneternyaa, kebebasan inilah yang dinamakan independensi
instrumen.
2. Tujuan Bank Indonesia
Undang-Undang No. 23 Tahun 1999 Tentang BI yang kemudian
diamandemen menjadi Undang-Undang No. 3 Tahun 2004 Tentang BI
menjelaskan bahwa BI mempunyai satu tujuan tunggal yaitu mencapai dan
memelihara kestabilan nilai rupiah (Pasal 7 ayat (1) UU No. 3 Tahun
2004). Kestabilan bilai rupiah ini terlihat dari dua aspek, yaitu (1)
kestabilan nilai mata uang (rupiah) terhadap barang dan jasa, (2) kestabilan
nilai mata uang Rupiah terhadap mata uang negara lain, misalnya terhadap
dolar AS. Aspek pertama tercermin pada perkembangan inflasi, sementara
16
aspek yang kedua tercermin padaperkembangan nilai tukar rupiah terhadap
mata uang negara lain.1
2. Tugas Pokok Bank Indonesia
BI sebagai Bank Sentral di Indonesia memiliki 3 (tiga) tugas utama
anatara lain:
a. Memperkuat fungsi utama
1.) Kebijakan moneter yang kredibel dan konsisten
2.) Kebijakan makroprudensial yang kredibel, produktif dan
surveilance yang kuat dan teruji
3.) Kebijakan, pengawasan, serta penyelenggaraan sistem pembayaran
dan pengelolaan uang yang kredibel dan produktif
b. Proaktif dalam memelopori kerjasama dan kolaborasi
Pendalaman keuangan: KPwDN, Akses Keuangan.
c. Memperkuan Strategic Enablers
Mandat yang jelas, sumber daya manusia, sistem informasi, board
govermance, manajemen risiko dan pengendalian intern, perencanaan
strategi, anggaran dan manajemen kinerja.
1 M. Natsir, “Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan”, (Jakarta, Penerbit : Mitra Wacana
Media, 2014), h. 94
17
3. Visi, Misi dan Nilai-nilai Strategis Bank Indonesia
a. Visi Bank Indonesia
Menjadi lembaga bank sentral yang kredibel dan terbaik di
regional melalui penguatan nilai-nilai strateis yang dimiliki serta
pencapaian inflasi yang rendah dan nilai tukar yan stabil.
b. Misi Bank Indonesia
1.) Menjadi stabilitas nilai rupiah dan menjaga efektivitas transmisi
kebijakan moneter untuk mendorong pertumbuhan ekonomi yang
berkualitas
2.) Mendorong sistem keuangan nasional bekerja secara efektif dan
efesien serta mampu bertahan terhadap gejolak internal dan
eksternal untuk mendukung alokasi sumber pendanaan/pembiayaan
dapat berkontribusi pada pertumbuhan dan stabilitas perekonomian
nasional
3.) Mewujudkan sistem pembayaran yang aman, efesien, dan lancar
yang berkontribusi terhadap perekonomian, stabilitas moneter dan
stabilitas sistem keuangan dengan memperhatikan aspek perluasan
akses dan kepentingan nasional
4.) Meningkatkan dan memelihara organisasi dan SDM Bank
Indonesia yang menjunjung tinggi nilai-nilai strategis dan berbasis
kinetrja, serta melaksanakan tugas diamanatkan UU
18
b. Nilai-Nilai Stategis
Nilai-nilai yang menjadi dasar Bank Indonesia, manajemen dan
pegawai untuk bertindak dan atau berprilaku terdiri atas: Trust and
Intregrity - Professionalism-Excellence - Public Interest-Coordination
and Teamwork2
B. Zakat, Infaq, Sedekah
1. Pengertian Zakat, Infaq, Sedekah
a. Pengertian Zakat
Istilah zakat merupakan istilah khusus yang ada dalam agama
islam yang diambil dari bahasa arab yaitu “zakaa” yang berarti
bertambah atau berkembang. Secara istilah syariah, zakat merupakan
kewajiban yang diperintahkan oleh Allah SWT untuk mengeluarkan
harta tertentu kepada pihak tertentu. Jika zakat ditunjukan kepada
seseorang, itu berarti untuk meningkatkan, untuk menjadi lebih baik.
Maka orang berzakat dimaknai orang tersebut diberkahi, tumbuh,
bersih dan baik.
Madhzab Syafi‟i mendefinisikan zakat adalah ungkapan untuk
keluarnya harta atau tumbuh sesuai dengan cara khusus. Sedangkan
menurut Madhzab Hambali mendefinisikan zakat ialah hak yang wajib
(dikeluarkan) dari harta khusus untuk kelompok yang khusus pula.
Surat At-Taubah (9): 103 tentang zakat yaitu:
2 Ibid, h. 99
19
م إن صلتك سكه نم صم عهي م ثب ي تشك م صذقخ تطزم ان خذ مه أم
سميع عهيم للا
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu
kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan mendoalah untuk
mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa
bagi mereka. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.3
Maksud ayat tersebut bahwa zakat itu membesihkan mereka dari
kekikiran dan cinta yang berlebih-lebihan kepada harta benda, serta
zakat mampu menyuburkan sifat-sifat kebaikan dalam hati mereka dan
memperkembangkan harta mereka. 4
b. Pengertian Infaq
Infaq berasal dari kata Nafaqa (Nun, Fa‟, dan Qaf), yang
mempunyai arti keluar. Kata infaq (yang bahasa Indonesia dituliskan
“infak”) artinya mengeluarkan sesuatu (harta) untuk sesuatu
kepentingan yang baik, maupun kepentingan yang buruk. Sebagai
misal, belanja orang-orang kafir untuk menghalang-halangi jalan
Allah (kebenaran), dalam Al-Quran disebutkan pula istilah infak Al-
Baqarah (1): 3:
م يىفقن ٱ ب رسقى مم ح ه يقيمن ٱنص نذيه يؤمىن ثٲنغيت
3 Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 203 4 Sjaichul Hadi Permono, Sumber-Sumber Penggalian Zakat (Jakarta: Pusta Firdaus, 1992)
hal. 89-95
20
Artinya: (yaitu) mereka yang beriman kepada yang ghaib, yang
mendirikan shalat, dan menafkahkan sebahagian rezeki yang Kami
anugerahkan kepada mereka.5
Sebagaimana ayat diatas bahwa mereka yang bertaqwa Dan
mereka infaqkan sebagian rizqi yang dikaruniakan kepada mereka.
Itu adalah beberapa sifat-sifat orang-orang bertaqwa yang Allah
Subhanahu wa ta‟ala jelaskan. Allah Subhanahu wa ta‟ala mensifati
mereka dengan aqidah, amalan-amalan bathin dan amalan-amalan
dzahir dan allah akan menganugrahkan kepada mereka rezeki.
c. Pengertian Shadaqah (Sedekah)
Shadaqah (sedekah) berasal dari kata shidq yang berarti benar
dalam arti sejalannya antara perbuatan, ucapan dan keyakinan. Kata
shadaqah berasal dari tiga huruf yaitu sha-dal-qaf, yang bermakna
membantu terwujudnya sesuatu. Kata shadaqah dalam bicara berarti
“benar” dan kata ashdaqa yan ditujukan untuk perempuan berarti
“membayar mahar” Menurut Yusuf Qardawi maka shadaqoh dalam
Al-Quran dikaitkan dengan kata-kata memberi, ketakwaan,
membenarkan, kikir dan dusta. Dalam Al-Qur‟an Surat Al-Lail (92):
5-10 Allah berfirman:
اتق )فأم صذق ثبنحسى )٥ب مه أعط زي نهيسز )٦( ب مه ثخم ٧( فسىيس أم )
استغى ) كذة ثبنحسى )٨ زي نهعسز )٩( ٠١(فسىيس
5 Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 2
21
Artinya: Siapa yang “memberi” dan “bertakwa”, dan membenarkan
adanya pahala yang terbaik, maka Kami sungguh memudahkan
baginya jalan menuju bahagia. Tetapi siapa yang “bakhil” dan lupa
daratan serta mendustakan adanya pahala terbaik, maka kami
mudahkan baginya jalan kemalangan.6
Sebagaimana ayat ditas bahwa orang yang suka berderma,
bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan
Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada
kebahagiaan di akhirat, tetapi orang yang dimudahkan Allah
SWT.Baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang membawa kepada
kesengsaraan di akhirat , harta benda tidak akan memberi manfaat
kepadanya.
Dengan demikian, shadaqah bisa diartikan bukti atas “kebenaran”
iman dan “membenarkan” adanya hari pembalasan.
2. Pengertian Amil Zakat
Secara umum, amil zakat sering dipahami sebagian orang atau yang
bertugas membagi-bagi zakat. permasalahan amil sangat penting sebagai
salah satu yang berhak menerima zakat. Secara umum, dari berbagai
pendapat ulama dapat disimpulkan bahwa amil adalah orang yang
ditugaskan pemimpin negara untuk mengambil zakat kemudian disalurkan
kepada yang berhak, sebagaimana yang diperintahkan Allah SWT.
6 Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 595
22
Kelompok yang khusus yang diisyaratkan oleh Allah SWT menerima
Zakat dalam Al-Quran surat At-Taubah (9): 60:
قبة في انز انمؤنفخ قهثم انعبمهيه عهيب انمسبكيه ذقبد نهفقزاء إومب انص
عهيم حكيم للا جيم فزيضخ مه للا اثه انس في سجيم للا انغبرميه
Artinya: Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir,
orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk
hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang,
untuk jalan Allah dan mereka yang sedang dalam perjalanan, sebagai
suatu ketetapan yang diwajibkan Allah, dan Allah Maha mengetahui lagi
Maha Bijaksana.7
Sebagaimana ayat diatas, zakat tersebut adalah berhukum wajib dan
berarti sebuah penunaian hak yang wajib dan terhadap harta yang dimiliki
oleh seseorang. Dan yang berhak menerima zakat adalah orang-orang
fakir, orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu‟allaf yang
dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang
berhutang, untuk jalan Allah dan mereka yang sedang dalam perjalanan.
Berikut beberapa variasi pendapat ulama dalam mengartikan amil
zakat. Menurut Hafidhuddin, amil zakat adalah mereka yang
melaksanakan segala kegiatan yang berkaitan dengan urusan zakat, mulai
dari proses penghimpunan, penjagaan, pemeliharaan, sampai proses
penditribusiannya, serta tugas pencatatan masuk dan keluarnya dana zakat
tersebut. Sedangkan menurut Abu Bakar al-Hushaini, amil zakat adalah
7 Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 196
23
orang yang mendapat tugas dari negara, organisasi, lembaga atau yayasan
untuk mengurusi zakat. atas kerjanya tersebut, seorang amil zakat berhak
mendapat jatah dari uang zakat. Menurut Sayyid Sabiq, amil zakat adalah
orang-orang diangkat oleh penguasa atau wakil penguasa untuk bekerja
mengumpulkan zakat dari orang-orang kaya. Termasuk amil zakat adalah
orang yang bertugas menjaga harta zakat, pengembala hewan ternak zakat
dan juru tulis yang bekerja di kantor amil zakat.
Berdasarkan paparan diatas, jelaslah bahwa syarat agar bisa disebut
sebagai amil zakat adalah: ia harus (1) diangkat dan (2) diberi otoritas oleh
penguasa muslim untuk mengambil zakat dan mendistribusikannya. Maka
panitia-panitia zakat yang ada di berbagai masjid atau sekolah serta orang-
orang yang mengangkan dirinya sebagai amil bukanlah amil secara syar‟i.
Hal ini sesuai dengan istilah amil, karena yang disebut amil adalah pekerja
yan dipekerjakan oleh pihak tertentu serta memiliki kewajiban untuk
mengambil zakat secara paksa dari orang-orang yang menolak untuk
membayar zakat.8
C. UMKM
1. Pengertian UMKM
UMKM adalah unit usaha produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha di semua sektor
ekonomi.9 Dalam Bab I Pasal 1, Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2008
8 Ibid, h.107-109
9Tambunan, Tulus, Usaha Mikro Kecil dan Menengan di Indonesia (Jakarta: Penerbit
LP3ES anggota Ikapi 2012), h. 11
24
tentang UMKM, Usaha Mikro didefinisikan sebagai: usaha produktif yang
memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-undang
tersebut. Usaha Kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri,
yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan
merupakan anak perusahaan atau bukan cabang perusahaan yang dimiliki,
dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari
Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memenuhi kriteria Usaha Kecil
sebagaimana dimaksud dalam undang-undang tersebut.
Pasal 6 UU No 20 Tahun 2008 tentang UMKM dijelaskan bahwa
Usaha Mikro adalah unit usaha yang memiliki nilai aset paling banyak
Rp50 juta, atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta,
atau dengan hasil penjualan tahunan paling besar Rp300 juta; Usaha Kecil
dengan nilai aset lebih dari Rp50 juta sampai dengan paling banyak Rp500
juta atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300 juta hingga
maksimum Rp2,5 miliar. Selain itu, menurut BPS, Usaha Mikro adalah
unit usaha dengan jumlah pekerja tetap hingga 4 orang dan usaha kecil 5-
19 orang.10
Ekonomi Islam UMKM merupakan salah satu kegiatan dari usaha
manusia untuk mempertahankan hidupnya dan beribadah, menuju
kesejahteraan sosial. Dalam Al-Qur‟an dijelaskan dalam surah At-Taubah
(9), ayat 105.
10
Deks Bank Indonesia-Prodi Ekonomi Islam FEB UNPAD, Op.Cit h.38.
25
عبن ن إن ستزد انمؤمىن رسن عمهكم قم اعمها فسيز للا انشبدح م انغيت
فيىجئكم ثمب كىتم تعمهن
Artinya : dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, maka Allah dan Rasul-Nya
serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan
dikembalikan kepada (Allah) Yang Mengetahui akan yang ghaib dan yang
nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah kamu
kerjakan”.11
M. Quraish Shihab dalam tafsirnya menerangkan bahwa, kata اعمها قم
diartikan katakanlah bekerjalah kamu karena Allah semata dengan aneka
amal shaleh dan bermanfaat, baik untuk diri kamu maupun untuk orang
lain atau masyarakat umum. للا يز فس , yang artinya maka Allah akan
melihat, yakni menilai dan memberi ganjaran amal perbuatan kamu. Dan
Rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat dan menilainya juga,
kemudian menyesuaikan perlakuan mereka dengan amal-amal kamu itu
dan selanjutnyakamu akan dikembalikan kepada Allah melalui kematian
ن ستزد ال عبنم ان artinya, yang Maha Mengetahui yang ghaib , شبدح انغيج
dan yang nyata, lalu diberitahukan kepada kamu sanksi dan ganjaran atas
apa yang telah kamu kerjakan, baik yang nampak ke permukaan maupun
yang kamu sembunyikan dalam hati.12
11
Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit PT. Indah
Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017), h. 203 12
.Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an, (Jakarta:
Lentera Hati, 2006),jil V, h.711.
26
2. Prinsip Pemberdayaan UMKM
a. Penumbuhan kemandirian, kebersamaan, kewirausahaan Usaha
Mikro, Kecil, dan Menengah untuk berkarya dengan prakarsa sendiri;
b. Perwujudan kebijakan publik yang transparan, akuntabel, dan
berkeadilan;
c. Perkembangan usaha berbasis potensi daerah dan berorientasi pasar
sesuai dengan kompetensi Usaha Mikro, Kecil, Menengah;
d. Peningkatan daya saing Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah; dan
e. Penyelenggaraan, perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian secara
terpadu.13
3. Tujuan Pemberdayaan UMKM
c. Mewujudkan struktur perekonomian nasional yang seimbang
berkembang, dan berkeadilan;
d. Menumbuhkan dan mengembangkan kemampuan Usaha, Mikro,
Kecil, dan Menengah menjadi usaha yang tangguh dan mandiri; dan
b. Meningkatkan peran Usaha Mikro, Kecil dan Menengah dalam
pembangunan daerah, penciptakan lapangan kerja, pemerataan
pendapatan, pertumbuhan ekonomi, dan pengentasan rakyat dari
kemiskinan.14
4. Ciri-Ciri UMKM
a. Manajemen tergantung pemilik
b. Modal disediakan oleh pemilik sendiri
13
Undang Undang No 20 Tahun 2008 tentang UMKM, BAB III, Pasal (4). 14
Ibid, Pasal (5).
27
c. Skala usaha dan jumlah modal relatif kecil
d. Daerah operasi usaha bersifat lokal
e. Sumber daya manusia yang terlibat terbatas
f. Biasanya berhubungan dengan kebutuhan kehidupan sehari-hari
g. Karyawan ada hubungan kekerabatan emosional, dan
h. Mayoritas karyawan berasal dari kalangan yang tidak mampu secara
ekonomis.
5. Tantangan Utama UMKM
Sebuah UMKM dianggap „bermutu‟ apabila UMKM tersebut tidak
hanya menghasilkan keuntungan bisnis yang tinggi atau meningkat setiap
tahun, tetapi juga memberikan kontribusi positif terhadap
sosial/masyarakat sekitarnya, termasuk tidak merusak lingkungan alam
sekitarnya yang berdampak langsung terhadap kesehatan dan sumber
kehidupan masyarakat sekitarnya, terutama dalam jangka panjang.
Pencemaran air sungai/laut yang merusak kesehatan masyarakat
sekitarnya. Sedangkan yang dimaksud dengan mutu adalah suatu tingkatan
tertentu yang ditetapkan sesuai dengan karakteristiknya untuk memenuhi
persyaratan atau kebutuhan atau harapan tertentu.
Sebuah perusahaan dianggap bermutu apabila perusahaan tersebut
menghasilkan tiga jenis keuntungan, yakni keuntungan bisnis/profit
ditentukan oleh kombinasi yang kompleks dari variabel-variabel berikut:
(a) produktif; (b) efesiensi (yang selanjutnya menentukan harga yang
bersaing; (c) kualitas, mutu, kegunaan, ketahanan lama produk, dan
28
kemasan; (d) promosi dan reklame; dan (e) pelayanan konsumen (yang
memuaskan atau meningkatkan besarnya keuntungan perusahaan.15
Agar
variabel-variabel tersebut menghasilkan kinerja yanng optimal (misalnya
produktivitas yang tinggi, kualitas produk yang baik, dan pelayanan
konsumen yang memuaskan, diperlukan suatu menejemen dan organisasi
yang solid sebagai berikut;
UMKM YANG
„BERMUTU‟
KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN KEUNTUNGAN
BISNIS/PROFIT NEGARA SOSIAL/MASYARAKAT
KESEJAHTERAAN TIDAK MERUSAK
MASYARAKAT LINGKUNGAN ALAM
KESEJAHTERAAN KESEJAHTERAAN
PEKERJA MASYARAKAT SEKITARNYA
SOCIAL KETERKAITAN
RESPONSIBILITY DENGAN
EKONOMI LOKAL
Gambar 2.1: Indikator Untuk Mengukur UMKM yang Bermutu16
6. Hambatan-Hambatan Utama UMKM
a. Keterbatasan modal kerja maupun investasi
b. Kesulitan-kesulitan dalam pemasaran
15
Darsono, Ali Dkk, op cit, h.7 16 Tambunan, Tulus, Op cit, h. 52.
29
c. Distribusi dan pengadaan bahan baku dan input lainnya
d. Keterbatasan pekerja dengan keahlian tinggi (kualitas SDM rendah)
e. Keterbatasan komunikasi
f. Biaya tinggi akibat prosedur administrasi dan birokrasi yang komplek
khususnya dalam pengurusan izin usaha.
g. Ketidakpastian akibat peraturan dan kebijakansanaan ekonomi yang
tidak jelas dan tidak menentu arahnya.17
h. Lemahnya distribusi produk-produk yang dihasilkan
i. Lemahnya manajemen usaha serta akses pada sumber-sumber
pembiayaan formal khususnya perbankan.
Pelaku UMKM masih berkutat dengan masalah klasik, yakni kerap
dinilai tidak mampu memenuhi syarat perbankan (bankable). Padahal,
secara prospek, banyak UKMM memiliki usaha yang layak untuk
diberikan akses perbankan (feasible)18
. Untuk menyusun suatu kelayakan
bisnis suatu usaha harus meliputi:
a. Aspek Teknis dan Teknologi
b. Aspek Pemasaran
c. Aspek Aspek Organisasi dan Manajemen
d. Aspek ekonomi dan keuangan
e. Aspek lingkungan19
17
Tambunan, Tulus, Op cit, h. 51. 18
Ekonomi.kompas.com/read/2017/02/14/210000726/masalah.klasik.umkm.feasible.tetapi.t
idak.bankable. 19
Dedi Purwana, Nurdin Hidayat “Studi kelayakan Bisnis”. (Depok, Penerbit: Raja
Grafindo Persada, 2017). h. 6
30
f. Aspek legal formal.20
Selain dinilai tidak bankable, bentuk usahanya juga tidak memenuhi
kriteria umum 5c yaitu: secara character, UMKM memiliki kelemahan
dalam profil praktisinya; Secara capacity segmen masyarakat usaha ini
memiliki latar belakang pendidikan yang relatif rendah; Secara capital,
UMK memiliki modal terlampau rendah dan seringkali tidak ada
pemisahan antara dana usaha dan dana rumah tangga; Secara condition,
sustainabillitas usaha dari kelompok UMK sangat sensitif dengan
perubahan ekonomi dan lingkungan usaha; Secara collateral, kelompok
UMK umumnya kesulitan menyediakan koleteral dalam memperoleh
akses keuangan.
D. Penelitian Terdahulu
Sri Budi Cantika Yuli21
yang berjudul Optimalisasi Peran Wakaf dalam
Pemberdayaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dengan hasil
penelitian Peran Lembaga Keuangan Publik Islam yang mengelola zakat,
Infaq Shodaqoh dan (ZIS) dan Wakaf di kesejahteraan masyarakat Indonesia
tidak optimal, sedangkan potensi ZIS dan Wakaf mungkin eksekusi. Usaha
Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dapat menjadi kekuatan di dalam
pengentasan kemiskinan, penciptaan lapangan kerja dan menjadi kekuatan di
dalam meningkatkan pendapatan keluarga. Dana wakaf uang dapat
diinvestasikan dan disalurkan untuk memberdayakan masyarakat kecil
20
Abdullah, M. Ma‟ruf, “Studi Kelayakan Bisnis”. (Yogyakarta, Penerbit: Aswaja
Pressindo, 2017). h. 21 21
Sri Budi Cahyani,Op cit, h. 1-14.
31
melalui micro finance dan pendampingan usaha. Bantuan keuangan mikro ini
didampingi oleh tenaga pendamping yang akan memberikan konsultasi
kepada penerima kredit mikro agar dapat pengetahuan cara berusaha dan
berbisnis dengan baik. Dengan pemberian modal dan bantuan manajemen
perlahan-lahan masyarakat miskin dapat terangkat derajatnya melalui usaha
mikro yang pada akhirnya mampu hidup layak dan sejahtera.
Ririn Wijayanti22
yang berjudul Analisis Implementasi Pemberdayaan
Mikro (Studi pada Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqoh Muhammadiah
(LAZIZNU) Kabupaten Malang dengan hasil UMKM merupakan salah satu
pelaku kunci proses pembangunan nasional yang telah terbukti mampu hidup
dan berkembang di masa krisis melanda Indonesia. Masalah umum yang
dihadapi UMKM adalah adanya keterbatasan sumber permodalan financial
serta sumber daya manusia (SDM). Hal ini dikarenakan UMKM di Indonesia
sebagian besar tumbuh secara tradisional dan merupakan usaha yang turun
menurun. Keterbatasan tersebut juga mencangkup pendidikan formal
maupun pengetahuan dan keterampilan, sehingga manajemen pengelolaan
UMKM sangat praktis dan sederhana yang pada akhirnya akan sulit untuk
berkembang dengan optimal. Sudah sewajarnya lembaga syariah melakukan
reorientasi ke sektor riil dengan memfokuskan pemberdayaan kepada
pengusaha UMKM yang salah satunya yaitu melalui lembaga Zakat Infaq dan
Shadaqah (LAZIS).
22
Ririn Wijayanti, “Analisis Implementasi Pemberdayaan Usaha Mikro “Studi pada
Lembaga Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiah (LAZIZNU) Kabupaten Malang”. Jurnal
Ekonomi Islam, (Feruari 2015), h.1-14.
32
Haryadi23
yang berjudul Profil dan Permasalahan UMKM di Provinsi
Jambi dengan hasil bahwa Ada beberapa faktor penghambat berkembangnya
UMKM (Usaha Mikro, Kecil dan Menengah) antara lain kurangnya modal
dan kemampuan manajerial yang rendah. Meskipun permintaan atas usaha
mereka meningkat karena terkendala dana maka sering kali tidak bisa untuk
memenuhi permintaan. Hal ini disebabkan karena keterbatasan kemampuan
untuk mendapatkan informasi tentang tata cara mendapatkan dana dan
keterbasan kemampuan dalam membuat usulan untuk mendapatkan dana.
Kebanyakan usaha skala kecil dalam menjalankan usaha tanpa adanya
perencanaan, pengendalian maupun juga evalusi kegiatan usaha.
Sudaryanto, Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti,24
yang berjudul
Strategi Pemberdayaan UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean dengan
hasil keberadaan UMKM tidak dapat diragukan karena terbukti mampu
bertahan dan menjadi penggerak ekonomi, terutama setelah krisis ekonomi.
Di sisi lain, UKM juga menghadapi banyak masalah, yaitu keterbatasan
modal kerja, sumber daya manusia yang rendah, dan kurang cakapnya
penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi Kendala lain yang dihadapi oleh
UKM adalah hubungan dengan prospek bisnis yang kurang jelas dan visi
perencanaan dan misi yang belum stabil. Pemberian informasi dan jaringan
pasar, kemudahan akses pendanaan dan pendampingan serta peningkatan
kapasitas teknologi informasi merupakan beberapa strategi peningkatan daya
23
Haryadi, “Profil dan Permasalahan UMKM di Provinsi Jambi”. Jurnal Ekonomi dan
Bisnis, h.1-62. 24
Sudaryanto, Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti, “Strategi pemberdayaan UMKM
Menghadapi Pasar Bebas Asean”. Jurnal UMKM, h.1-32.
33
saing UMKM Indonesia.. Strategi untuk mengembangkan Usaha Mikro,
Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia tidak terlepas dari dukungan
perbankan dalam penyaluran kredit. Saat ini skim kredit yang sangat familiar
di masyarakat adalah Kredit Usaha Rakyat (KUR), yang khusus
diperuntukkan bagi UMKM dengan kategori usaha layak, tanpa agunan.
Selain itu penguatan lembaga pendamping UMKM dapat dilakukan melalui
kemudahan akses serta peningkatan capacity building dalam bentuk pelatihan
dan kegiatan penelitian yang menunjang pemberian kredit kepada UMKM
Pusat Pengembangan UMKM berbasis IT dianggap mampu mendorong
pertumbuhan dan perkembangan usaha mikro, kecil, dan menengah di era
teknologi informasi saat ini.
Nova Yanti Maleha25
yang berjudul Pengembangan Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) Berbasis Keuangan Mikro Syariah dengan hasil Upaya
pengentasan kemiskinan dapat dilakukan antara lain dengan memutus mata
rantai kemiskinan itu sendiri, diantaranya adalah dengan pemberian akses
yang luas terhadap sumbersumber pembiayaan bagi Usaha Mikro Kecil
Menengah (UMKM) yang dilakukan oleh lembagalembaga keuangan
perbankan maupun lembaga keuangan mikro.
Penelitian saya yang berjudul “ANALISIS PROGRAM BANK INDONESIA
DAN LEMBAGA ZAKAT DALAM MEMBENTUK UMKM FISIABLE DAN
BANKABLE (Studi pada: Bank Indonesia dan Lembaga Zakat Lampung)”
dengan hasil penelitian yaitu rencana program Bank Indonesia dan Lembaga
25
Nova Yanti Maleha, Op.Cit. h.1-10.
34
Zakat Rumah Zakat, Daarut Tauhiid, Inisiatif Zakat Indonesia berkontribusi
memperkuat UMKM menjadi feasible dan bankable dengan tujuan utama
yaitu menciptakan UMKM yang mandiri. Memperkuat UMKM menjadi
feasible dengan beberapa aspek yaitu aspek teknis dan teknologi, aspek
marketing, aspek organisasi dan manajemen, aspek ekonomi keuangan, aspek
lingkungan, aspek legal formal dan memperkuat UMKM menjadi bankable
dilihat dari beberapa kriteria yaitu charakter (karakter), capacity (kemampuan
manajemen), capital (modal), collateral (jaminan), condition (keadaan
bisnis). Apabila feasible dan bankable terpenuhi maka UMKM berhasil
dilihat dari kemampuan usaha dan kesiapan dalam menjalankan usaha
menjadi mandiri.
E. Kerangka Berpikir
Rumah Zakat IZI Daarut Tauhiid
(Inisiatif Zakat Indonesia)
Mandiri UMKM Feasible & Bankable
Bank Indonesia
Gambar 2.2 Kerangka Berfikir
Dari kerangka fikir diatas menunjukan bahwa Rumah Zakat, IZI (Inisiatif
Zakat indonesia), Daarut Tauhiid memiliki tujuan yang sama dalam
35
membentuk UMKM yaitu agar UMKM mandiri. Bank Indonesia sebagai
akselerator dimana berkontribusi membentuk UMKM melalui Lembaga
Zakat untuk memperkuat UMKM menjadi feasible dan bankable. Rumah
Zakat memiliki binaan usaha penerima manfaat yang dikategorikan mustahik
yaitu kerupuk kemplang di Sukaraja, IZI memiliki binaan penerima manfaat
yaitu pengrajin tempe/tahu di Gunung Sulah, dan Daarut Tauhid memilki
binaan usaha penerima manfaat yaitu Desa Ternak Mandiri di Natar.
Lembaga Zakat dalam membina para penerima zakat dengan 2 tahun lamanya
dan memilki program yang telah dilaksanakan yaitu pelatihan dan
pendampingan. Bank Indonesia memiliki rencana program yaitu memperkuat
modal serta memberikan arahan agar UMKM feasible dan bankable.
36
BAB III
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Lampung
Untuk menjalankan fungsi Bank Indonesia baik berdasarkan status dan
kedudukan, visi, misi dan sasaran strategis, tujuan dan tugas serta
akuntabilitasnya Bank Indonesia membangun jaringan kantor di dalam negeri
yang disebut dengan Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia (KPw BI)
sebanyak 31 kantor di tingkat provinsi, salah satunya di Provinsi Lampung
yaitu KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung.
Gedung utama Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi
Lampung yang dahulu disebut Bank Indonesia Cabang Teluk Betung,
pertama kali dibangun pada bulan Juli tahun 1959 dan selesai bulan Juli 1961
diatas sebidang lahan bekas Kantor Pendidikan Agama, Pengadilan Agama
dan Kantor Agraria. Pemilihan Teluk Betung sebagai letak gedung Bank
Indonesia diperkirakan karena kota Teluk Betung merupakan daerah pusat
pemerintahan Provinsi Lampung yang saat itu masih berupa Karedidenan
dibawah Provinsi Sumatera Selatan.
Operasional dan gedung Bank Indonesia Bandar Lampung secara
bersamaan diresmikan pada tanggal 2 Desember 1961 oleh I Nyoman Moena
sekaligus menjabat sebagai pimpinan cabang yang pertama sebutan Bank
Indonesia pada saat itu disebut kantor cabang Teluk Betung yang merupakan
kantor cabang ke IV.
37
Pada saat pertama kali beroperasi kantor cabang Bank Indonesia Teluk
Betung memiliki satu orang pemimpin Cabang Bank Indonesia dan delapan
pegawai dengan tugas di bidang sistem pembayaran, antara lain melayani
transaksi keuangan pemerintah. Pada tahun 1964 ketika Provinsi Lampung
diresmikan, Bank Indonesia juga turut berperan dalam melayani transaksi
aliran dana untuk pembangunan di Provinsi Lampung. Status kantor cabang
telah beberapa kali mengalami perubahan yaitu pada tanggal 2 Desember
1961 merupakan kantor cabang kelas IV kemudian pada tanggal 1964
menjadi kantor cabang kelas III dan pada tahun 1990 berubah menjadi KBI
kelas II. Pada tahun 1996, kantor Bank Indonesia Bandar Lampung berada di
bawah koordinator kantor Bank Indonesia Bandung sebagai koordinator
hingga tahun 2007, dan pada tahun 2007 hingga saat ini berada di bawah
koordinasi Kantor Bank Indonesia Palembang (KBI kelas I).
Sejalan dengan meningkatnya aktivitas KBI Bandar Lampung dan daya
tampung gedung kantor yang kurang memadai maka sejak tahun 2010
dimulailah pembangunan gedung baru Kantor Bank Indonesia Bandar
Lampung yang menggunakan lahan kosong di lingkungan gedung lama
dengan luas lahan total 13.819 meter persegi. Pembangunan gedung berlantai
4 seluas 11.700 meter persegi ini ditandai dengan peresmian pelaksanaan
gedung pada tanggal 19 Februari 2010 oleh Gubernur Lampung, Sjahroedin
ZP dan Deputi Gubernur Bank Indonesia, Ardhayadi Mitroatmodjo.
Diharapkan pembangunan gedung baru tersebut selesai pada tahun 2012.
38
1. Visi dan Misi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi
Lampung.
Sebagai salah satu kantor perwakilan dari 31 kantor perwakilan yang
ada di tingkat Provinsi, KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung sebagai
jaringan kantor Bank Indonesia memiliki Visi dan Misi tersendiri.
a. Visi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Lampung.
Visi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi
Lampung adalah menjadi Kantor Perwakilan Bank Indonesia yang
dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran dalam
menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.
b. Misi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi Lampung.
Misi Kantor Perwakilan Wilayah Bank Indonesia Provinsi
Lampung yaitu mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di
bidang moneter, perbankan dan sistem pembayaran secara efisien dan
optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga terkait
lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi
daerah.
2. Tugas Pokok dan Output Satuan Kerja
Tugas pokok dan output satuan kerja Kantor Perwakilan WilayahBank
Indonesia Provinsi Lampung adalah sebagai berikut :
a. Memberikan masukan kepada kantor pusat tentang kondisi ekonomi
dan keuangan daerah di wilayah kerjanya. Output berupa data profil
usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), kajian ekonomi regional
39
wilayah dan zona, database perekonomian daerah termasuk Statistik
Ekonomi dan Keuangan Daerah (SEKDA), hasil survey.
b. Melaksanakan kegiatan operasional sistem pembayaran tunai dan/atau
non tunai sesuai kebutuhan ekonomi daerah di wilayah kerjanya.
Output berupa layanan perkasan, rencana distribusi uang, modal kerja,
laporan hasil survey sistem pembayaran, perhitungan hasil kliring.
c. Melaksanakan pengawasan terhadap perbankan di wilayah kerjanya.
Output berupa profil bank umum dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR),
pelaksanaan sosialisasi, lampiran hasil penelitian laporan bulanan
bank umum (LBU).
d. Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakan
ekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasi
berdasarkan hasil kajian yang akurat. Output berupa data profil usaha
mikro, kecil, dan menengah (UMKM) , kajian ekonomi regional,
hasil survey, hasil kajian/penelitian/laporan lainnya, kajian yang
sesuai dengan isu terkini di daerah.
e. Mengelola sumber daya internal yang dibutuhkan sebagai faktor
pendukung terlaksananya fungsi-fungsi utama. Output berupa sumber
daya manusia yang kompeten, pelaksanaan kegiatan protokoler.
40
3. Struktur Organisasi
Gambar 3.1 Struktur Organisasi KPw Bank Indonesia Provinsi Lampung1
B. Rumah Zakat
Rumah Zakat adalah Lembaga Amil Zakat Nasional yang bertempat di Jl.
Jend. Sudirman, No. 59 Bandar Lampung-Indonesia, Telp. 0721-255813 telah
memiliki legitimasi melalui aspek legal formal sebagai berikut:
Akta Notaris : Irma Rachmawati, SH No. 17 Tanggal 25 Oktober 2005
LAZNAS : 42 tahun 2007, 421 tahun 2015
Izin Domisili : 19/DM/VIII/2001
NPWP : 02.083.957.7-424.000
Keputusan Menkumham RI No. C-1490.HT.01.02.TH 2006
1 SE, 18/82/INTERN, tentang Organisasi Bank Indonesia, September 2016.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia
Tim
Advisory
Ekonomi
dan
Keuangan
Tim
Pengembangan
Ekonomi
Kepala Divisi SP, PUR,
Layanan dan Administrasi
Tim Operasional
PUR dan
Operasional SP
ICO PM
Satuan
Layanan dan
Administrasi
Unit PUR Unit
Operasional
SP
1. Fungsi Data dan
Statistika
Ekonomi dan
Keuangan
2. Fungsi Asessmen
Ekonomi dan
Surveillence
1. Fungsi
Koordinasi dan
Komunikasi
Kebijakan
2. Fungsi
Pelaksanaan
Pengembangan
UMKM
1. Fungsi Perizinan
dan Pengawasan
SP dan PUR
2. Fungsi Analisis SP
dan PUR serta KI
dan Perlindungan
Konsumen Fungsi SDM ,
Logistik,
Anggaran,
Sekretariat
Protokol dan
Pengamanan
41
LKS Nasional : Keputusan Menteri Sosial RI No. 107/HUK/2014 tentang
pengakuan Yayasan Rumah Zakat Indonesia sebagai Lembaga Kesejahteraan
Sosial Nasional.
1. Visi dan Misi Rumah Zakat
a. VISI
Lembaga filantropi internasional berbasis pemberdayaan yang
profesional
b. MISI
1.) Berperan aktif dalam membangun jaringan filantropi internasional
2.) Memfasilitasi kemandirian masyarakat
3.) Mengoptimalkan seluruh aspek sumber daya melalui keunggulan
insani..
2. Pendirian Rumah Zakat Kantor Perwakilan Provinsi Lampung
a. Sejarah berdirinya Rumah Zakat Lampung
Rumah Zakat Kantor Perwakilan Provinsi Lampung dibuka pada
tahun 2008
b. Data Kantor PerwakilanProvinsi Rumah Zakat Lampung
1.) Nama Kantor PerwakilanProvinsi : Rumah Zakat Lampung
2.) Nama KepalaKantor : Yan Yan Budiman
3.) Alamat Jalan : Jendral Sudirman No. 59 Kel Rawa
Laut, Kec Enggal, Bandar Lampung.
4.) Status Bangunan : Menyewa
Luas Tanah : 50 m2
42
Luas Bangunan : 40 m2
Fasilitas : Ruang FO, Ruang MBO, Ruang
Meeting, Gudang, Dapur, Kamar Mandi, Garasi Mobil.
c. Jumlah Tenaga Kerja
No Jabatan Jumlah
1 Kepala Kantor Perwakilan Provinsi 1
2 Frontliner 2
3 Funding 3
4 Fasilitator Pemberdayaan 4
5 Driver 1
Total 11
Tabel 3.1 Jumlah Tenaga Kerja Rumah Zakat
d. Program Pemberdayaan Kantor Perwakilan Provinsi
1.) Beasiswa Ceria
2.) Majelis Hikmah
3.) Mobil Ambulans
4.) Kebun Gizi
5.) Pendampingan Posyandu
6.) Bank Sampah
7.) Koperasi
43
3. Penerima Manfaat Produksi Kerupuk Kemplang, Pendamping Program:
Wawan Prayogi
No
Nama
Jenis
Usaha
Usia
Status
Asnaf
Alamat
Ket
1
Anna Dj
Krupuk
Kemplang
33
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
2
Ernawati
Krupuk
Kemplang
42
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
3
Esti
Yuliana
Krupuk
Kemplang
31
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
4
Harti
Krupuk
Kemplang
41
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
5
Hengki
Krupuk
Kemplang
42
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
6
Iin
Yuniarti
Krupuk
Kemplang
35
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
7
Irun
Krupuk
Kemplang
56
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
8
Lemi
Krupuk
Kemplang
31
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
44
9
Maymuna
Krupuk
Kemplang
35
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
10 Melda
Krupuk
Kemplang
31
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
11
Meni
Krupuk
Kemplang
36
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
12
Noviyana
Krupuk
Kemplang
39
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
13
Ricky
Krupuk
Kemplang
22
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
14
Siti Maria
Krupuk
Kemplang
37
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
15
Sulis
Krupuk
Kemplang
37
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
16
Supriadi
Krupuk
Kemplang
36
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
17
Tio
Kurniawa
n
Krupuk
Kemplang
29
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
18
Ummiyah
Krupuk
Kemplang
31
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
45
19
Wati
Krupuk
Kemplang
34
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
20
Zulfikar
Krupuk
Kemplang
48
Miskin
Jl. Yos Sudarso Gg.
Ikan Julung Desa
Skip Rahayu
Aktif
Tabel 3.3 Penerima Manfaat Produksi Kerupuk Kemplang
4. Struktur Organisasi Rumah Zakat Kantor Perwakilan Provinsi Lampung
Branch Manager
Yan Yan Budiman
PROGRAM
Finance Service Officer ZIS Consultant Pic Senyum Juara
Suyani Saragih Sri Gustiani Scholarship Management
Officer
Ezza Tania Superinfaq Consultant
Tri Waluyo Pic Senyum Mandiri
Facilitator
Wawan Prayogi
FUNDING MARKETING Pic Senyum Sehat
Healthcare Officer
Rahman Hakim
Finance Of Program Driver Ambulans
Ratih Dyan Misgarto Edi
Project Officer
M. Syajeansyah
Relawan dan Mentor Anak Asuh Rumah Zakat Lampung
Gambar 3.2 Struktur Organisasi Rumah Zakat Provinsi Lampung
46
C. IZI (Inisiatif Zakat Indonesia)
Yayasan Inisiatif Zakat Indonesia dilahirkan oleh sebuah lembaga sosial
yang sebelumnya telah dikenal cukup luas dan memiliki reputasi yang baik
selama lebih dari 16 tahun dalam memelopori era baru gerakan filantrofi
islam modern di Indonesia yaitu Yayasan Pos Keadilan Peduli Ummat
(PKPU).2
1. Visi dan Misi IZI
a. Visi
Menjadikan Lembaga zakat yang profesional terpercaya yang
meginspirasi gerakan kebijakan dan pemberdayaan.
b. Misi
1.) Menjalankan fungsi edukasi, informasi, konsultasi dan
penhimpunan dana zakat.
2.) Memdayagunakan dana zakat bagi mustahik dengan prinsip-prinsip
kemandirian
3.) Menjalin kemitraan dengan masyarakat, dunia usah, pemerintahan,
media, dunia akademis (academia), dan lembaga lainnya atas dasar
keselarasan nilai-nilai yang dianut.
4.) Mengelola seluruh proses organisasi agar berjalan sesuai dengan
regulasi yang berlaku, tata kelola yang baik (good governance) dan
kaidah syariah.
2 Laporan Tahunan 2017 Inisiatif Zakat Indonesia, h. 11
47
5.) Berperan aktif dan mendorong terbentuknya berbagai forum,
kerjasama, program-program penting lainnya yang relevan bagi
peningkatan efektifitas peran lembaga pengelola zakat di level
lokal, nasional, regional, dan global.
2. Program-Program IZI Lampung
a. LAMUS (Layanan Mustahik)
Layanan mustahik merupakan program penyaluran zakat, infaq,
sodaqoh berupa bantuan mendesak, bantuan bencana dan bantuan
biaya usaha kecil.
b. LAPORS (Layanan Pendampingan Orang Sakit)
Layanan pendampingan orang sakit merupakan program
pendampingan orang sakit untuk masyarakat miskin dan dhuafa
berupa pemberian bantuan biaya pengobatan dan layanan
pendampingan pasien.
c. LA TAHZAN
Merupakan program layanan berupa jasa pengantaran jenasah
secara gratis yang ditujukan kepada masyarakat miskin dan dhuafa di
Lampung.
d. IZI TO FIT
Merupakan suatu program 1000 kaki palsu, Program 1000 kaki
palsu adalah program pemberian bantuan kaki palsu bagi kaum dhuafa
yang bertujuan untuk membantu penyandang cacat agar bisa
beraktivitas kembali.
48
e. IZI TO SUCCES KUMM
“Kelompok Usaha Mandiri Mayarakat” adalah program
pemberdayaan ekonomi masyarakat melalui pemberian bantuan usaha
dengan penerima manfaat sebanyak 105 orang pemilik usaha kecil.
f. LAPAK BERKAH
Program lapak berkah adalah proram pemberdayaan ekonomi
masyarakat melalui atau renovasi tempat usaha.
g. IZI TO SUCCES
Program Kampung Wisata Edukasi, memiliki tujuan untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat berbasis ekonomi lokal yang
bekerjasama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Lampung.
h. IZI TO SUCCES
Program renovasi sarana usaha adalah program pemberdayaan
ekonomi masyarakat melalui pemberian bantuan renovasi sarana
usaha bekerjasama dengan pihak BANK INDONESIA.
i. IZI TO IMAM
Merupakan program penyaluran zakat infaq, sadaqoh dibidan
dakwah meliputi Da’i corporate, kajian rutin perusahaan (Safari
Dakwah).
49
j. PROGRAM RAMDHAN
Adalah program penyaluran zakat fitrah dan fidyah yang
ditunjukan kepada masyarakat membutuhkan berupa kebutuhan pokok
atau berupa santunan kepada guru ngaji dan anak yatim.3
3. Grand Design (Kerangka Program KUMM)
Lingkungan yang Mendukun Peningkatan Kapasitas Pertumbuhan
Pengembangan Bisnis Manajemen Bisnis Profit
Berkelanjutan
1. Analisis Kecocokan 1. Pembentukan kelompok 1. Pelatihan
Wilayah dengan model 2. Launching program manajemen
Fasilitas bisnis 3. Pengkapasitasan bisnis &
2. Base line Study kelompok pelatihan
3. History Program 4. Intervensi modal usaha keuangan
4. urvey calon penerima 5. Pertemuan triwulan 2.Penguatan
Manfaat 6.Pengembalian modal 3.Konsultasi
5. Penyiapan SDM usaha bisnis &
pelaksanaProgram pendampingan
Gambar 3.3 Kerangka Program KUMM
3 Kataloq Program-Program Inisatif Zakat indonesia Lampung.
INISIASI
KELOMPOK
SWADAYA
MASYARAKAT
COACHING &
PELATIHAN
BISNIS
MONITORING
PENUTUPAN & EVALUASI
Exit Strategy
Evaluasi Akhir
Menyusun Case Study
50
4. Program Pemberdayaan IZI TO SUCCES KUMM, Kelurahan Gunung
Sulah, Kecamatan Wayhalim Bandar Lampung
a. Prieode Pertama
No
Nama
Jenis Usaha
Status
Asnaf
Alamat
Ket
1
Agus
Susanto
Pengrajin
tahu
Miskin
JL. Sosonoloyo Lk
3 Rt 06
Aktif
2
Slamet
Riyadi
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo
Gang Umbul Rt 09
Aktif
3
Pertiwi
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo No
17 Lk 3 Rt 07
Aktif
4
Erni
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 09
Aktif
5
Sri
Wahyuni
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 08
Aktif
6
Wal Ngadi
Pembuat
lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 07
Aktif
7
Hartono
Pembuat
lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo No
17 Lk 3 Rt 07
Aktif
8
Margono
Pembuat
tempe
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 07
Aktif
9
Sumiyati
Pembuat
tauge
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 07
Aktif
10
Suparti
Pembuat
tauge
Miskin
Jl. Pejajaran
Sosonoloyo Lk3
Rt07
Aktif
51
11
Sumini
Pedagang
tahu dll
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 06
Aktif
12
Naryati
Pedagang
tahu dll
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 06
Aktif
13
Dadi
Pedagang
tahu dll
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 06
Aktif
14
Eko
Wahyudi
Warung
Klontongan
Miskin
Jl. Sosonoloyo II
Lk 3 Rt 07
Aktif
15
Edi Irawan
Warung
Miskin
Jl. Sosonoloyo
Gang Pengging
Aktif
16
Ngadino
Warung
Miskin
Jl. Pejajaran Gg
Umbul Pengging
Aktif
17
Zainuddin
Penjual
petis
Miskin
Jl. Sosonoloyo Gg
Pengging Lk 3
Aktif
18
Ramelan
Warung
sayuran
Miskin
Jl. Danau Toba Gg
Guntur Lk 3
Aktif
19
Tukiyati
Warung
makan
Miskin
Jl. Umbul
Pengging Lk 3 Rt
09
Aktif
20
Sri Rezeki
Warung
makan
Miskin
Jl. Pajajaran Lk 3
Rt 02
Aktif
21
Sumiyati
Warung
sembako
Miskin
Jl. Danau Toba Gg
Amarta Lk 3
Aktif
22
Nurhayati
Warung
Kelontong
Miskin
Jl. Pajajaran Gg
Sososnoloyo No 17
Aktif
52
23
Purwa
Widhi
Santana
Penjahit
pakaian
Miskin
Jl. Danau Toba Gg
Sosonoloyo Lk 3
Aktif
24
Suroso
Bengkel las
Miskin
Jl. Sosonoloyo No
29 Lk 3
Aktif
25
Eli Letari
Pedangang
Miskin
Jl. AMD
Temenggung Gg
Turunan 1
Aktif
Tabel 3.3 Priode Pertama Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM
b. Priode Kedua
No
Nama
Jenis Usaha
Status
Asnaf
Alamat
Ket
1
Muhamma
d Sholihin
Pedagang
Sayur dan
Sembako
Miskin
JL. Sosonoloyo Lk
3 Rt 12
Aktif
2
Subekti
Pembuat
Kerupuk
Miskin
Jl. Danau Toba
RT.006 No.III
Aktif
3
Waljinem
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 07
Aktif
4
Sri Lestar
Warung
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 12
Aktif
5
Surahmi
Pembuat
Lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
6
Sujiyem
Pedagang
tahu dll
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 008
Aktif
7
Suparti
Pembuat
lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 09
Aktif
53
8
Mulyanti
Warung
Sembako
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 08
Aktif
9
Ristoni
Pengrajin
Mie Kuning
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3
Aktif
10
Mujiono
Pembuat
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 10
Aktif
11
Santoso
Pedagang
Alat-Alat
Sekolah
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 007
Aktif
12
Rusmiyati
Pengrajin
tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 007
Aktif
13
Sutini
Pedagang
Sayur
(Warung
Makan)
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
14
Rubimin
Pengrajiin
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
15
Sumiyati
Warung
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 008
Aktif
16
Marwan
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo II
Lk 3 Rt 008
Aktif
17
Anik
Sulistiani
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo II
Lk 3 Rt 010
Aktif
18
Muriyanto
Pengrajiin
Lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo LK
III RT.008
Aktif
19
Sugiyanto
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 007
Aktif
54
20
Giryani
Pedagang
tahu dll
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 007
Aktif
21
Tuminah
Pedagang
Pasar
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 008
Aktif
22
Tari
Pedagang
Gorengan+
Nasi Uduk
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
23
Raras
Kusuma
Wardani
Pedagang
Gorengan
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 006
Aktif
24
Yuli Yanti
Pedagang
Sayuran
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 008
Aktif
25
Sumarni
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 007
Aktif
26
Slamet
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 Rt 008
Aktif
27
Martini
Pedagang
Miskin
Jl. Danau Toba LK
3 Rt 003
Aktif
28
Robias
Wiraswasta
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
29
Rubinah
Pedagang
Miskin
Jl. Pajajaran GG.
Saridele
Aktif
10
Minten
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 Rt 007
Aktif
Tabel 3.4 Priode Kedua Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM
55
c. Priode Ketiga
No
Nama
Jenis
Usaha
Status
Asnaf
Alamat
Ket
1
Yudi
Handoko
Tahu
Miskin
Jl. Danau Toba LK
3
Aktif
2
Pembri
Pambudi
Warung
Kecil
Miskin
Jl. Danau Toba
RT.006 No.III
Aktif
3
Sarjini
Oncom
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3
Aktif
4
Sumarni
Oncom
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 08
Aktif
5
Marhamah
Penjual
Barang
Bekas
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
6
Siti Aisah
Pedagang
Sembako
Miskin
Jl. Pajajaran GG.
Saridele
Aktif
7
Triyem
Pedagang
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 10
Aktif
8
Merida
Gorengan
dan Kue
Miskin
Jl, Danau Toba Gg.
Saridele
Aktif
9
Sutami
Tahu
Miskin
Jl. Sosonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
10
Susilawati
Warung
Sayur
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
11
Suranti
Mie
Kuning
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
56
12
Margo
Asmoro
Nasi Uduk
Miskin
Jl. Pajajaran GG.
Saridele
Aktif
13
Annisa Dwi
K
Pedagang
Miskin
Jl. Sosonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
14
Evi Cahya
Ningsih
Oncom
Miskin
Jl. Sosonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
15
Andy
Ardiansyah
S
Susu
Kedelai
Miskin
Jl. Pajajaran GG.
Saridele
Aktif
16
Sri Ningsih
Pedagang
( Sapu dll.)
Miskin
Jl. Danau Toba
No.15 LK 3
Aktif
17
Sarjono
Maulana
Pedagang
Miskin
Jl. Sosonoloyo II
Lk 3
Aktif
18
Atik
Noviyana
Sari
Lontong
Miskin
Jl. Sosonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
19
Sundari
Oncom
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 001
Aktif
20
Budiyanto
Pedagang
Miskin
Jl. Sosonoloyo Lk
3 Rt 009
Aktif
21
Sri Yati
Ningsih
Lontong
Miskin
Jl. Danau Toba No.
38
Aktif
22
Muginem
Pedagang
Miskin
Jl. Danau Toba Gg.
Amarta
Aktif
23
Budi
Santoso
Pedagang
Miskin
Jl. Danau Toba LK
3 Rt 003
Aktif
57
24
Andi
Istanto
Susu
Kedelai
Miskin
Jl. Danau Toba
No.79
Aktif
25
Kamini
Nasi Uduk
Miskin
Jl. Pajajaran GG.
Saridele
Aktif
26
Slamet
Tahu
Miskin
Jl. Sasonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
27
Rina
Nasi Uduk
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3
Aktif
28
Raden
Jumani
Gorengan
Miskin
Jl. Danau Toba Gg.
Masjid
Aktif
29
Okek Liya
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonloyo Gg.
Pengging
Aktif
30
Hartono
Lontong
Miskin
Jl. Sasonoloy Gg.
Pengging
Aktif
31
Sutini /
Sutikno
Kue-kue
Miskin
Jl. Danau Toba
Aktif
32
Novi
Pakaian
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
32
Beti Satari
Lontong
Miskin
Jl. Sasonoloyo Gg.
Masjid
Aktif
34
Aris
Sariyanto
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo Gg.
Wiraswasta
Aktif
35
Weni
Bertalia
Warung
Kelontong
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
58
36
Dwi
Paryani/
Redi N
Warung
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
37
Ida Ningsih
Pakaian
Miskin
Jl. Danau Toba
GG. Saridele
Aktif
38
Warni /
Suyoto
Warung
Sayuran,
dll
Miskin
Jl. Danau Toba Gg.
Masjid
Aktif
39
Nurhayati
Tahu
Miskin
Jl. Danau Toba
No.3 RT 003
Aktif
40
Saiman
Tahu
Miskin
Jl. Sasonoloyo
No.15 RT 010
Aktif
41
Sarmanto
Tahu
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 RT 10
Aktif
42
Lili
Maryana
Lontong
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 RT 07
Aktif
43
Suparti
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 RT 006
Aktif
44
Riyanto
Pengrajin
Tahu
Miskin
Jl. Sasonoloyo gg.
Umbul Peging
Aktif
45
Nurhayati
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 RT 07
Aktif
46
Tukiyati
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
3 007
Aktif
47
Sri Rejeki
Pedagang
Sayur
Miskin
Jl. Umbul Peging
RT 09
Aktif
59
48
Putri
Lestari
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK
009
Aktif
49
Ririn
Satriani
Pedagang
Miskin
Jl. AMD
Temenggung RT
04
Aktif
50
Rohimah
Pedagang
Miskin
Jl. Sasonoloyo LK3
RT008
Aktif
Tabel 3.5 Priode Ketiga Penerima Manfaat IZI TO SUCCES KUMM
5. Struktur Organisasi
Kepala
Perwakilan
Lampung
Bidang Bidang Bidang
Kemitraan Keuangan Pendayagunaan
Staf Staf Staf Staf
Gambar 3.4 Struktur Organisasi IZI “Inisiatif Zakat Indonesia”
B. Dompet Peduli Umat (DPU) Daarut Tauhiid
Merupakan Sebuah Lembaga Amil Zakat Nasional dan merupakan
lembaga nirlaba yang bergerak di bidang penghimpunan zakat, infaq, sedekah
dan waqaf. Hasil penghimpunan dana ZISWAF tersebut selanjutnya diulirkan
kepada penerima manfaat dalam bentuk program pelayanan dan
pemberdayaan dalam bidang ekonomi, kesehatan, pendidikan dan sosial
kemanusiaan. Prioritas utama saat ini adalah meningkatkan kekuatan
60
ekonomi bagi masyarakat sehingga dapat mewujudkan kemandirian bersama-
sama. Program dikemas secara aktif berkarakter (Baik dan Kuat), mandiri dan
berkesinambungan. Didirikan oleh KH Abdullah Gymnastiar pada tanggal 16
juni 1999 sebagai bagian dari Yayasan Daarut Tauhiid dan bertekad untuk
menjadi lembaga yang amanah, profesional dan jujur. Daarut Tauhid cabang
Lampung ini berada di Jl.Terusan Way Semangka no.42 Pahoman, Bandar
Lampung.
1. Visi dan Misi Daarut Tauhiid
a. Visi
Menjadi model Lembaga Amil Zakat Nasional (LAZNAS) yang amanah,
profesional, akuntabel dan terkemuka dengan daerah operasi yang merata.
b. Misi
a.) Mengoptimalkan potensi ummat melalui Zakat, Infak dan Sedekah
(ZIS).
b.) Memberdayakan masyarakat dalam bidang ekonomi, pendidikan,
dakwah dan sosial menuju masyarakat mandiri.
2. Program-Program Daarut Tauhiid
a. Gerobak Sehat dan Bersih
Gerobak sehat merupakan program pemberdayaan ekonomi
dengan memberikan dana stimulasi dan modal usaha kepada
kelompok atau komunitas pedagang di lingkungan sekolah. Tujuannya
untuk menjaga agar produk/barang dagangan tetap higienis dan
61
terjamin kualitasnya. Mitra program : CIMB Niaga Syariah, PT
Adhimix.
b. Usaha Ternak Mandiri
Usaha ternak mandiri adalah proses pemberdayaan ekonomi
produktif peternak kecil di pedesaan yang berbasis kelompok.
Program dilakukan dengan cara penitipan dan pemberian ternak serta
pendampingan secara sistematis dan berkesinambungan. Mitra
program : PT. Pos Indonesia, BJB Syariah, Lazis PLN, Bank
Indonesia.
c. Micro Finance Syariah
Micro Finance Syariah ini merupakan program pemberian modal
kepada pelaku usaha mikro yang berbasis masyarakat dengan
melakukan pendampingan dan pelatihan keterampilan secara intensif.
Mitra Program : CIMB Niaga Syariah, FIF Syariah, FIF Group, PT.
Pelindo
d. Beasiswa Tauhidpreneur
Beasiswa Tahuiidpreneur adalah program pemberian beasiswa bai
para mahasiswa yang sedang berwirausaha ataupun memiliki
keinginan kuat untuk berwirausaha disertai pembinan yang
terintergritasi dalam empat hal yaitu : Moral, Pengembangan Diri,
Manajemen Wirausaha dan Permodalan Usaha.
62
e. Rumah Kreatif
Program ini adalah salah satu pemberdayaan ekonomi yang
diawali dengan pelatihan skill para peserta program. Pelatihan yang
diberikan adalah pelatihan service handphone, tata busana dan
pelatihan handycraft. Mitra program : Bamuis BNI, Bank Mandiri,
PT. Wika.
f. Peduli Sahabat Difabel
Salah satu program kepedulian terhadap sahabat difabel atau yang
memiliki keterbatasann anggota dengan memberikan dukungan dari
sisi kebutuhan khusus, pemberdayaan ekonomi dan pelatihan
keterampilan yang disesuaikan dengan kondisi mereka. Mitra program
: Wardah, Angkasa Pura 2, ETC.
g. Kampung Tauhid
Program Kampung Tauhiid adalah role model pemberdayaan satu
kawasan dimana didalamnya dilengkapi dari sarana pendidikan,
ibadah hingga pemberdayaan ekonomi yang memaksimalkan potensi
lokal sehingga membentuk satu wilayah percontohan kecil bagai satu
desa/ kampung yang menekankan pada perubahan menjadi lebih baik
bagi para penghuninya. Mitra Program : Bank BNI, Toserba Selamet,
Bank Mandiri.4
4 Katatalog Program-Program Daarut Tauhiid
63
3. Tahapan Pembentukan Majelis
Mapping Wilayah Assesment & Cart CP Sosialisasi
UK (Uji Kelayakan) Lwm (Latihan Wajib Majelis) Pendamingan
Gambar 3.5 Tahapan Pembentukan Majelis
4. Struktur Majelis-Majelis
1.) Program pemberdayaan Ekonomi Produktif 1. Misykat
2.) Terdiri dari 2-4 Kelompok 2. Majelis
3.) Terdiri dari 5 anggota 3. Kelompok
5. Anggota
Gambar 3.6 Struktur Majelis-Majelis
6. Program Desa Ternak Mandiri (DTM), Pendamping Program : Suprapto
No
Nama
Usaha
Usi
a
Status
Asnaf
Alamat
Ket
1
Supriyadi
Desa Teknak
Mandiri
28
Miskin
Dusun Patmosari
Desa Haduyung
Kec. Natar Kab.
Lampung Selatan
Aktif
64
2
Harsono
Desa Teknak
Mandiri
33
Miskin
Dusun Patmosari
Desa Haduyang
Kec. Natar Kab.
Lampung Selatan
Aktif
3
Madi
Desa Teknak
Mandiri
27
Miskin
Desa Pejambon Kec.
Negeri Katon
Kab. Pesawaran
Aktif
4
Muhari
Desa Teknak
Mandiri
30
Miskin
Desa Pejambon Kec.
Negeri Katon
Kab. Pesawaran
Aktif
5
Muin
Desa Teknak
Mandiri
34
Miskin
Desa Gedung
Gumanti
Kec.Tegineneg
Kab. Pesawaran
Aktif
Tabel 3.7 Program Desa Ternak Mandiri
65
7. Struktur Organisasi Daarut Tauhiid
Mislam Hakim, S.E
Kepala Cabang
Mamay Marlia Imtihanah
SLO
Muhammad Faizol. A.Md Suprapto
Kagag Penghimpunan Kabag Pendayagunaan
Marni Ari Setiani
F.O Staff
Sudirman Anggun
Staff Relawan
Redi
Staff
Fabian
Media
Gambar 3.3 Struktur Organisasi Daarut Tauhiid Provinsi Lampung
66
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Program Bank Indonesia dalam Membentuk UMKM Feasible dan
Bankable
1. Kontribusi Bank Indonesia penguatan UMKM binaan Rumah Zakat
Rumah Zakat Indonesia (RZI), melalui Pemberdayaan UKM yang
ditujukan untuk meningkatkan kapasitas dan kompetensi penerima
manfaat dalam melakukan aktivitas ekonomi usahanya. RZI Lampung saat
ini memiliki 20 penerima manfaat/binaan aktif di daerah Sukaraja untuk
industri rumah tangga pembuatan kerupuk kemplang. Bank Indonesia
mengusulkan untuk membuat Kelompok Usaha Bersama (KUBE) sentra
industri rumah tangga pembuatan kerupuk kemplang di wilayah tersebut.
Bantuan diarahkan untuk melakukan renovasi rumah produksi untuk
mendukung standardisasi kelayakan tempat produksi dan memperbaiki
kulaitas produk dengan memberikan bantuan mesin giling ikan dan atau
mesin pengemas (sealer).
Rumah produksi dan mesin giling ikan untuk pengolahan kerupuk
kemplang ini akan digunakan secara kelompok/bersama-sama dalam
KUBE. Standardisasi produk kemplang akan mengikuti standard
kelayakan untuk mendukung prasyarat penerbitan sertifikasi izin P-IRT
(Pangan – Industri Rumah Tangga) oleh BPOM (Badan Pengolah Obat
dan Makanan). Harapannya, hal ini juga akan mendukung cita-cita ke
depan daerah Sukaraja sebagai salah satu sentra industri pembuatan
67
kerupuk kemplang di Lampung. Dalam hal ini, usulan anggaran yang akan
disalurkan adalah maksimal sebesar Rp 28.800.000,00 (Dua Puluh
Delapan Juta Delapan Ratus Ribu Rupiah) dengan usulan biaya sebagai
berikut:
Kebutuhan Banyaknya Harga Jumlah
Biaya Perbaikan Rumah
Produksi 1 unit Rp10.000.000 Rp10.000.000
Mesin Penggiling
daging/ikan 2 unit Rp6.000.000 Rp12.000.000
Mesin Sealer 1 unit Rp6.800.000 Rp6.800.000
Total Rp28.800.000
Tabel 4.1 Rencana Anggaran Biaya Rumah Zakat
2. Kontribusi Bank Indonesia penguatan UMKM binaan IZI (Inisiatif Zakat
Indonesia)
Inisiatif Zakat Indonesia (IZI), melalui program IZI To Success
“Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat (KUMM)” yang berlangsung
selama 1 (satu) tahun sebagai program pemberdayaan ekonomi keluarga
yang disusun untuk membantu para penerima manfaat membuka atau
meningkatkan usaha industri pangan rumah tangga yang berkelanjutan
sehingga mampu memenuhi kebutuhan diri dan anak-anak mereka dengan
baik. KUMM memiliki 3 komponen utama, 1) pembentukan KUMM
dengan target jumlah manfaat sebanyak 6 (enam) keluarga miskin 2)
peningkatan kapasitas usaha melalui coaching dan pelatihan manajemen
bisnis, konsultasi bisnis, monitoring dan perkembangan bisnis, perluasan
68
akses pasar, dan fasilitasi akses produk lembaga keuangan 3) fasilitasi
modal stimulan sebagai modal awal atau modal tambahan. Program
KUMM di Lampung saat ini memiliki anggota binaan sebanyak 105 orang
penerima manfaat di daerah Jalan Sasonoloyo, Gunung Sulah untuk sentra
industri rumah tangga pembuatan tahu dan tempe. Berdasarkan hasil
konfirmasi dan diskusi yang Bank Indonesia laksanakan pada tanggal 19
Desember 2017 dengan pihak IZI, permasalahan yang dihadapi
masyarakat pengolah tahu dan tempe di wilayah tersebut terutama terkait
dengan proses sertifikasiizin P-IRT, proses mekanisasi dan pengolahan
bahanbaku, serta strategi pemasaran. Dengan adanya wacana untuk
menjadikan komunitas pengolah tahu tempe tersebut menjadi wisata
edukasi masyarakat
Bank Indonesia mengusulkan untuk memberikan bantuan 2 (dua)
paket bantuan dalam upaya pemenuhan standar sertifikasi izin P-IRT
(Pangan – Industri Rumah Tangga) oleh Dinas Kesehatan setempat
meliputi perbaikan tempat produksi hingga proses produksinya termasuk
pengemasan. Harapannya, setelah mendapatkan sertifikasi P-IRT, 2 lokasi
penerima bantuan dapat lebih berkembang usahanya termasuk meluaskan
area pemasarannya hingga ke pasar modern. Kedepannya, mereka dapat
menjadi salah satu suri tauladan/percontohan bagi industri rumah tangga
pembuatan tahu tempe lain di daerah Gunung Sulah. Selain itu, hal ini
akan selaras dengan MoU antara IZI Lampung dengan Universitas
Lampung untuk mengembangkan kampung wisata edukasi sentra
69
pembuatan tahu tempe di Gunung Sulah selama 5 tahun ke depan. Rumah
produksi ini nantinya sekaligus dapat dijadikan salah satu tujuan wisata
edukasi sehingga ikut mendukung program yang telah direncanakan
tersebut. Dalam hal ini, usulan anggaran yang akan disalurkan adalah
maksimal sebesar Rp 30.000.000,00 (Tiga Puluh Juta Rupiah) dengan
RAB sebagai berikut:
Kebutuhan Banyaknya Harga Jumlah
Biaya Perbaikan Rumah
Produksi 2 Unit Rp10.000.000 Rp20.000.000
Mesin Penggiling Kedelai 2 Unit Rp5.000.000 Rp10.000.000
Total Rp30.000.000
Tabel 4.2 Rencana Anggaran Biaya IZI
3. Kontribusi Bank Indonesia penguatan UMKM binaan Daarut Tauhiid
Dompet Peduli Ummat Daarut Tauhiid (DPU-DT), melalui
Pemberdayaan Ekonomi Produktif Ummat Berbasis Masyarakat melalui
Desa Ternak Mandiri (DTM). Daarut Tauhiid berperan sebagai salah satu
lembaga pemberdayaan ekonomi produktif dari Kelompok Peternak yang
melakukan usaha pengelolaan hewan ternak. DPU-DT melakukan
pembinaan, pendampingan, serta penyaluran atas hasil pemberdayaan yang
dilaksanakan tersebut. DTM bertujuan untuk membantu warga yang
kurang mampu dari sisi ekonomi, untuk mandiri dan sejahtera dengan
memberikan modal hewan ternak, kandang ternak, dan pembinaan rutin
sampai ke pembekalan pemasarannya utamanya untuk penjualan di bulan
Qurban nantinya. Saat ini, DPU-DT Lampung memiliki 5 (empat) binaan
baru untuk program Desa Ternak Mandiri di daerah Pejambon, Kabupaten
Pesawaran. Kebutuhan terdekat bagi binaan baru ini adalah kebutuhan
pengadaan hewan ternak (kambing), mesin pencacah rumput, dan
70
perbaikan kandang untuk mendukung standardisasi kandang dan pakan.
Sesuai dengan komunikasi dengan DPU-DT, maka Bank Indonesia
mengusulkan untuk memberikan bantuan mesin pencacah rumput dengan
usulan biaya sebagai berikut:
Kebutuhan Banyaknya Harga Jumlah
Besi U 46 unit Rp8.000 Rp368.000
Plat 3mm 20 unit Rp6.000 Rp120.000
Plat Per 25 unit Rp8.000 Rp320.000
Besi Pipa 40 unit Rp8.000 Rp320.000
Klaher As Top Set
Rp450.000 Rp450.000
Ban 2 + As Tengah
Rp250.000 Rp250.000
Mesin Penggerak, Cat +
Jasa Bengkel Rp3.620.000
Total 1 mesin Rp5.448.000
Total 4 mesin Rp21.792.000
Tabel 4.3 Rencana Anggara Biaya Daarut Tauhiid
B. Program Lembaga Zakat dalam Membentuk UMKM Feasible dan
Bankable
1. Program Penguatan Rumah Zakat terhadap Penerima Manfaat Usaha
Kripik Kemplang di Sukaraja
a. Uraian Program
Program pemberdayaan ekonomi berbasis usaha kecil dan mikro
binaan Rumah Zakat, dalam bentuk pemberian sarana usaha dan
pendampingan.
71
b. Tujuan Program
1.) Meningkatkan kapasitas dan kompetisi penerima manfaat dalam
melakukan aktivitas ekonomi usahanya
2.) Meningkatkan omset produksi mengedukasi dan mengajak
masyarakat aktif melakukan pemilahan sampah
3.) Terbentuknya komunitas Bank sampah
4.) Mengedukasi dan melibatkan masyarakat dalam mengelola sampah
organik dan non organik menjadi produk bernilai jual
c. Lokasi Program
Rumah Zakat dalam memilih suatu wilayah tidak melihat hanya
pada sudut pandang ekonomi saja tetapi juga dapat menuntaskan
masalah lainnya seperti karakter, kesehatan, kebersihan untuk
membina masyarakat maka Rumah Zakat memilih wilayah binaan
Rumah Zakat di Sukaraja.
d. Indikator Program
1.) Indikator input
Penerima manfaat merupakan masyarakat yang sudah memiliki
usaha mikro dan berpotensi untuk dikembangkan yang telah
memenuhi kriteria penerima manfaat program bantuan wirahusaha
Rumah Zakat
2.) Indikator Proses
a.) Pendampingan dilakukan secara berkala dan
berkesinambungan
72
b.) Penerima manfaat mendapat kemudahan untuk menjalankan
usahanya
3.) Indikator Output
a.) Peningkatan keterampilan dan mental
b.) Peningkatan jumlah atau kualitas sarana usaha yang digunakan
untuk menjalankan usaha
4.) Indikator Outcome
Terbentuknya individu yang mampu meningkatkan kualitas
ekonomi kehidupannya, melalui usaha yang produktif dan
berkelanjutan.
e. Proses Penguatan UMKM Binaan Rumah Zakat Wilayah Binaan
Sukaraja
1.) Assesment Calon Penerima Manfaat Binaan Rumah Zakat
Rumah Zakat memiliki PIC Senyum Mandiri yaitu Pak Wawan
Prayogi sebagai PIC Senyum Mandiri, PIC mencari potensi
masalah di tengah-tengah masyarakat tidak hanya dari segi
ekonomi suatu usaha keluarga tapi melihat masalah lain yang lebih
kompleks seperti satu keluarga membutuhkan bantuan ekonomi
suatu usaha, pendidikan, dan kesehatan, misalnya satu keluarga
kekurangan bantuan pendidikan maka keluarga tersebut akan diberi
beasiswa pendidikan dan di bidang kesehatan akan diberikan
penyuluhan PHBS, apabila keluarga belum memiliki usaha maka
Rumah Zakat memberi pendampingan UMKM..
73
2.) Proses Pengrekrutan Calon Penerima Manfaat Binaan Rumah
Zakat
Proses pengrekrutan ini dimulai pada pengisian form biodata
setiap calon dibinaan penerima manfaat dan diserahkan ke PIC
Rumah Zakat, jika diterima Rumah Zakat akan berkoordinasi
dengan kelurahan untuk mengetahui mana-mana saja yang
dibutuhkan dan memilih tempat yang ibu-ibu inginkan untuk
mengelola usaha. setiap keluarga yang akan dibina diberikan
bantuan tidak sama, dilihat dari kebutuhan keluarga tersebut.
Rumah Zakat juga berkoordinasi dengan lurah di lingkungan
Sukaraja untuk melihat apa yang dibutuhkan oleh masyarakat
penerima manfaat setempat. Penerima manfaat harus memiliki
kriteria sebagai berikut:
a.) Penerima manfaat jika telah memiliki usaha maka usaha
tersebut telah berjalan minimal 3 bulan lamanya, memiliki
keinginan untuk dibina dan mempunyai motivasi untuk
mandiri.
b.) Assesment survey tentang penghasilan calon penerima
manfaat, calon penerima manfaat akan ditanya oleh PIC
Senyum Mandiri “apakah mereka bisa mengaji atau tidak ?”
dan “jika ada kegiatan mengaji apakah ingin mengikuti atau
tidak ?”, pertanyaan ini menjadi bahan pertimbangan bagi PIC
Rumah Zakat untuk menilai calon penerima manfaat.
74
c.) Melihat keadaan rumah calon penerima manfaat dan jika calon
penerima manfaat sudah memiliki usaha sebelumnya maka
PIC Rumah Zakat melihat keadaan usaha calon penerima
manfaat. PIC Senyum Mandiri mengirim profil calon penerima
manfaat ke Lembaga Pusat Rumah Zakat dan menunggu
apakah calon penerima manfaat diterima atau tidak
berdasarkan rekomendasi dari Rumah Zakat Provinsi
Lampung. Jika setuju maka proses pendampingan dilakukan.
3.) Edukasi Kewirahusahaan
Untuk memulai suatu usaha maka penerima manfaat harus
memahami apa yang harus dilakukan dalam berwirahusaha, maka
Rumah Zakat memberikan pengajaran atau kiat-kiat sebelum
memulai suatu usaha agar usaha yang dilakukan dapat berjalan
dengan baik, mereka memberikan pengetahuan kepada penerima
manfaat agar mengerti apa yang dilakukan untuk menjalankan
usaha dengan baik.
4.) Proses Pendampingan Hingga Penerima Manfaat Mandiri
Pendampingan penerima manfaat berupa pencatatan usaha dan
motivasi kepada penerima manfaat sebagai bentuk penguatan
produk maka Rumah Zakat memberikan pembinaan dan pelatihan
selama sebulan sekali. Rumah Zakat juga membantu dalam
pemasaran suatu produk selain itu juga mengawasi adanya
kenaikan ataupun penurunan usaha sebagai langkah pertama yang
75
dilakukan Rumah Zakat adalah mengkaji mengapa adanya
kenaikan ataupun penurunan, serta menerima keluhan dari
penerima manfaat untuk mengetahui apa yang mereka butuhkan.
Kegiatan ini akan terus dilakukan hingga penerima manfaat benar-
benar mandiri.
Diadakan pengajian sebulan sekali di mussola atau masjid
terdekat di wilayah binaan Sukaraja ini adalah bentuk bimbingan
pendidikan dari Rumah Zakat yang berdasarkan komitmen ibu-ibu
penerima manfaat kepada Rumah Zakat. Anggota bimbingan
pendidikan bukan hanya ibu-ibu penerima manfaat saja tetapi juga
masyarakat sekitar di Sukaraja. Harapannya bukan hanya ekonomi
yang terangkat tetapi ibadah kepada Allah juga dapat dilaksanakan
dengan baik. Penerima manfaat yang telah mandiri maka tidak
mendapatkan dana ataupun pelatihan kembali. Akan tetapi tetap
mengikuti pengajian rutin yang diadakan oleh Rumah Zakat,
penerima manfaat yang telah mandiri sudah wajib membayar
zakat.1
f. Bentuk Penyaluran Modal Rumah Zakat kepada Penerima Manfaat
Setiap dana yang dikeluarkan Rumah Zakat dibagi sesuai bidang
yaitu dibidang kesehatan, lingkungan, ekonomi, pendidikan yang
membagi berapa persennya adalah Lembaga Pusat Rumah Zakat
sesuai rekomendasi dari Rumah Zakat Prov Lampung. Jika dana
1 Yan Yan Budiman, Branch Manager Rumah Zakat Provinsi Lampung, Wawancara,
Pada Tanggal 14 Februari 2018.
76
reguler (dana dalam bentuk uang tunai) tidak tersalurkan secara penuh
akan dikembalikan dan disalurkan untuk kegiatan selanjutnya. Tapi
jika dana bentuk projek (bentuk sarana dan prasana) harus diberikan
secara penuh karena harus ada laporan pertanggung jawaban.
Lembaga Pusat Rumah Zakat lebih menganjurkan memberikan
dana dibidang ekonomi usaha. Setiap penerima manfaat mendapatkan
bantuan dana secara bergiliran, dalam satu bulan satu keluarga
penerima manfaat yang diberikan dana dan nominal setiap penerima
manfaat berbeda-beda tergantung kebutuhan. Ada dua penyaluran
usaha yaitu dalam bentuk modal usaha dan prasarana. Penyaluran
modal usaha biasanya Rp.750.000 sampai Rp.1000.000 Sesuai
kebutuhan, tetapi jika dalam bentuk prasarana maka akan lebih
terkontrol dikarenakan adanya bukti pembelian dalam bentuk barang
dan adanya laporan pertanggung jawaban.
g. Bentuk Kemitraan Rumah Zakat kepada Pihak Ketiga
Bentuk kemitraan Rumah Zakat adalah bekerjasama sesuai
dengan keinginan pihak ketiga yang ingin dana nya diberikan dalam
bentuk bidang kesehatan, lingkungan, ekonomi, ataupun pendidikan.
2. Program Penguatan IZI (Inisatif Zakat Indonesia) terhadap Penerima
Manfaat Usaha di Gunung Sulah.
a. Uraian Program
IZI to SUCCESS “Kelompok Usaha Mandiri Masyarakat
(KUMM)” adalah program pemberdayaan ekonomi keluarga yang
77
disusun untuk membantu para orang tua membuka atau pun
meningkatkan usaha industri pangan rumah tangga yang
berkelanjutan. Melalui usaha yang tumbuh dan berkelanjutan
diharapkan para orang tua mampu memenuhi kebutuhan diri dan
anak-anak mereka secara baik. Program Kelompok Usaha Mandiri
Masyarakat (KUMM) telah dilaksanakan 3 priode dan saat ini sudah
berjalan hampir 2 tahun priode, priode pertama 25 penerima manfaat,
priode kedua 30 penerima manfaat, priode ketiga 50 penerima manfaat
jika ditotalkan ada 105 penerima manfaat mustahik yang
dikategorikan miskin.
b. Tujuan Program
Program ini bertujuan untuk mensejahterakan keluarga terutama
agar para orang tua mampu memenuhi kebutuhan diri dan anak-anak
mereka secara baik. Meningkatkan usaha ditengan masyarakat.
c. Lokasi Program
Program ini akan menyasar keluarga miskin yang memiliki usaha
di Kelurahan Gunung Sulah Kecamatan Way Halin dan Kelurahan
Surabaya Kecamatan Kedaton, Kota Bandar Lampung. Lampung.
d. Sasaran
Program ini menargetkan jumlah penerima manfaat sebesar 8
keluarga miskin (baik yang sudah memilki usaha maupun baru akan
membuka usaha) selama 1 tahun masa program di satu wilayah
sasaran program.
78
e. Proses Penguatan UMKM Binaan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) di
Gunung Sulah
Proses penguatan UMKM adalah pendampingan dan pelatihan.
Pendampingan di Gunung Sulah ini bersifat kekeluargaan yaitu
mendampingi agar tidak ada kendala dan selalu bertanya “bagaimana
proses produksi usaha di Gunung Sulah” dan “apa kendala dalam
menjalankan usaha”. Bentuk pendamingan ini juga berupa
mengajarkan kepada mustahik UMKM disiplinan untuk keuangan,
tabungan, dan kehidupan sehari-hari serta modal usaha yang
ditekankan penerima manfaat harus menyisihkan setiap hari, dari
keuntungan dibagi berapa persen yang disisihkan untuk tabungan agar
apabila ada keperluan mendesak dalam suatu usaha bisa memakai
tabungan tersebut. Pendampingan ini dilaksanakan dua minggu sekali
pendampingan ke rumah-rumah2
Proses penguatan UMKM dengan pelatihan yaitu bersama dosen
Fakultas Ekonomi Bisnis Universitas Lampung melakukan pelatihan
bisnis sederhana dan pencatatan keuangan. Salah satu bentuk
pelatihan yang diberikan IZI yaitu taklim yang di laksanakan satu
minggu sekali dengan mengundang ustad untuk mengisi taklim..
Kunci keberhasilan KUMM yang pertama adalah pendampingan dan
kedua adalah fasilitator yaitu salah satu mustahik di lingkangan
2 Noviana, Warga Gunung Sulah binaan Rumah Zakat, Wawancara pada tanggal 13
Februari 2018
79
terbebut, salah satu alasan IZI memilih fasilitator adalah mustahik
setempat karena akan lebih mengerti masyarakat di daerah Gunung
Sulah.
Kendala program ini adalah bagaimana membuat produk menjadi
berkualitas itu adalah tantangannya bagi IZI dan mustahik serta
bagaimana membuat UMKM memiliki P-IRT (Pangan Industri
Rumah Tangga). IZI merasa belum memberikan manfaat yang luas
untuk masyarakat di Gunung Sulah karena IZI hanya membantu usaha
usaha kecil, mereka belum memberikan bantuan kepada pengangguran
dan bantuan pendidikan untuk anak-anak putus sekolah. Gunung sulah
termasuk kawasan kumuh kota untuk wilayah Bandar lampung. Izi
telah bekerjasama dengan mitranya yaitu dosen Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Lampung untuk mengentaskan pengangguran dan
membuat “Kampung Wisata Edukasi”, diharapkan masyarakat umum
bisa melihat langsung pembuatan tahu tempe di gunung sulah sebagai
bentuk wisata edukasi bagi masyarakat. Tempat wisata edukasi
pembuatan tahu tempe dengan tujuan tingkat pengangguran akan
berkurang, masyarakat bisa memanfaatkan membuat souvenir, bisa
juga menjadi tukang parkir sebagai lapangan pekerjaan agar usaha di
Gunung Sulah bisa berkembang. Hari Senin, bulan Desember tahun
2017 telah dilaksanakan MOU dengan Dinas Pariwisata di Bandar
Lampung membentuk kelompok studi wisata di Gunung Sulah
80
tantangannya adalah bagaimana masayarakat Gunung Sulah dapat
hidup bersih.
Program KUMM masyarakat dikatakan mandiri tidak hanya
dilihat dari keuanganya saja tetapi juga di sisi keimananya, pelatihan
dan pendampingan yang IZI lakukan berdampak pada ke shalehannya
dilihat dari ketaatan dalam shalatnya. Dikatakan mandiri apabila
dilihat dari kedipsilinanya mengembalikan dana dilihat dari setahun
adanya peningkatan kedipsilinannya.3
f. Bentuk Penyaluran Modal IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) kepada
Penerima Manfaat
Bentuk penyaluran modal IZI kepada mustahik adalah sebagai
pinjaman modal dengan adanya pendampingan dan pelatihan, modal
yang diberikan setiap penerima manfaat dengan nominal sama yaitu
Rp. 1000.000. Bentuk pinjaman modal ini dikembalikan tanpa bunga
dan margin dengan waktu 5 bulan, program Kelompok Usaha Mandiri
Masyarakat (KUMM) walaupun pinjaman usaha tanpa margin atau
bunga yang mengembalikan mereka selam 5 bulan setelah pinjaman
dikembalikan ke IZI maka tidak diberikan ke orang yang sama akan
tetapi diberikan ke mustahik lain. 105 mustahik yang telah dibina
dengan tingkat keberhasilan 70 %.
3 Tomy Youngki, Kepala Bidang Pendayagunaan, Wawancara, Pada Tanggal 14 Februari
2018
81
g. Bentuk Kemitraan IZI (Inisiatif Zakat Indonesia) kepada pihak ketiga
Sebagai salah satu contoh bentuk kemitraan IZI kepada pihak
ketiga adalah dilatar belakangi oleh usaha di gunung sulah atas
permintaan salah satu donatur untuk membuat usaha dalam satu
lingkungan, salah satu donaturnya adalah RS Urip Sumoharjo yang
memberikan masukan untuk diberikan pemberdayaan di daerah
setempat yaitu di daerah Gulung Sulah, Wayhalim, Bandar Lampung.
3. Program Penguatan Daarut Tauhiid Terhadap Kampung Ternak Mandiri
a. Uraian Program
Pemberdayaan ekonomi produktif ummat berbasis masyarakat
Daarut Tauhiid Kampung Ternak Mandiri.
b. Tujuan Program
1.) Terbentuknya organisasi misykat di masyarakat
2.) Memberdayakan pengusaha mikro sehingga terbentuk individu
mandiri mandiri yang tidak bergantung pada pihak mana pun
3.) Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan pengusaha mikro
4.) Membentuk karakter BAKU yaitu baik dan kuat
5.) Meningkatkan kemampuan pengusaha mikro dalam hal
pengorganisasian sehingga tumbuh sikap saling membantu dan
kemandirian secara menyeluruh, melalui suatu lembaga keuangan
mikro misykat
c. Indikator Keberhasilan
1.) Terselenggara kegiatan layanan keuangan mikro bagi masyarakat
82
2.) Terlaksana pendampingan rutin yang berkesinambungan
3.) Adanya kesinambungan program dan dinamika kelompok
4.) Adanya peningkatan produktivitas ekonomi anggota
5.) Anggota mampu mengelola keuangan ekonomi rumah tangga
6.) Meminimalisir masyarakat ketergantungan terhadap rentenir atau
lintah darat
7.) Adanya perubahan pola pikir, perilaku, sikap dan gaya hidup
8.) Adanya peningkatan pendapatan usaha anggota minimal 25 %
d. Bentuk Kegiatan
1.) Pendampingan berupa pemberian materi muamalah, ekonomi
rumah tangga robbaniah, leadership, entrepreunership, pengelola
keuangan keorganisasian dan diniyah, yang dilaksanakan sepekan
sekali secara intensif, sistematis dan berkesinambungan.
2.) Pelatihan dalam bentuk hard skill mauun softskill
3.) Terbangunya kesadaran kolektif dalam membangun kebersamaan
dan tolong menolong antar anggota
4.) Pengembangan jaringan usaha sebagai upaya dalam pemasaran
produk anggota
5.) Pertemuan blok merupakan kegiatan pertemuan antar majelis setiap
bloknya
6.) Layanan dana bergulir kepada anggota
e. Sasaran Program
1) Ibu-ibu dari kelompok mustahik
83
2) Memiliki kegiatan usaha atau mereka yang belum memiliki usaha
tetapi memiliki keinginan kuat usaha
3) Masih produktif, maksimal usia 60 tahun
4) Berdekatan dengan anggota yang lain
5) Warga setempat
f. Waktu dan Lokasi
Kerjasama akan dilakukan selama satu tahun dan dapat
diperpanjang kembali setelah kedua belah pihak melakukan evaluasi
bersama. Lokasi kegiatan yang direkondisikan ini adalah di desa
Pejambon, Natar Lampung Tengah atau daerah miskin lainnya di
wilayah Provinsi Lampung
g. Proses Penguatan UMKM Binaan Daarut Tauhiid Kampung Ternak
Mandiri
Proses membentuk UMKM pertama mencari ring di daerah
terdekat dan yang kedua survey kepada masyarakat yang siap dibina,
tahap selanjutnya pematangan skill survey tempat orangnya seperti
apa dan diberikan pembekalan bagaimana cara memproduksi apabila
sudah berhasil maka bagaimana cara pemasarannya. Apabila berhasil
bagaimana memproduksi baik dan pemasarnnya bagus maka mustahik
dapat dikatakan mandiri. UMKM Kampung Ternak Mandiri targetnya
adalah penggemukan memberikan pelatihan bagaimana ternak secara
baik. Apabila sudah masuk ke hari panen yaitu hari besar hari raya
kambing mendapat keuntungan 100% maka 50% untuk para mustahik
84
50% dikembalikan kepada Daarut Tauhiid, 50% yang diberikan
kepada Daarut Tauhiid ini tidak serta merta untuk Lembaga Zakat
tersebut melainkan untuk tabungan mereka. 4
h. Bentuk Penyaluran Daarut Tauhiid kepada Penerima Manfaat
Kampung Ternak Mandiri
Bentuk Penyaluran dana yang diberikan kepada mustahik
memiliki tanggung jawab untuk dikembalikan kembali ke Lembaga
Zakat dan akan diberikan kembali ke mustahik yang lainnya.
i. Bentuk Kemitraan Daarut Tauhid kepada Pihak Ketiga
Kemitraan Daarut Tauhiid adalah pihak ketika diberikan
wewenang untuk menentukan dimana dana akan diberikan baik
kategori lokasi ataupun mustahik.
C. Analisis Program Bank Indonedsia dan Lembaga Zakat dalam
membentuk UMKM yang Feasible dan Bankable
1. Analisis Program Bank Indonedsia dan Lembaga Zakat dalam membentuk
UMKM yang Feasible
a. Aspek teknis dan teknologis
Lokasi usaha/proses produksi, rencana produksi, kebutuhan bahan
baku, rencana pengadaan bahan, kebutuhan tenaga kerja dan jadwal
waktu pembangunan, serta pemilihan berbagai jenis dan jumlah
teknologi yang digunakan dalam usaha para mustahik telah dipenuhi
baik dari Lembaga Zakat dan Bank Indonesia yaitu Lembaga Zakat
4 Suprapto, Kepala Bagian Program, Wawancara, Pada Tanggal 14 Februari 2018
85
menguatkan UMKM menargetkan lokasi usaha, rencana produksi,
kebutuhan bahan baku dengan memberikan kecukupan modal dan
pelatihan dari Lembaga Zakat serta Bank Indonesia memberikan
kontribusi modal sarana dan prasarana yang diberikan kepada
penerima manfaat seperti pengadaan teknologi yang digunakan para
penerima manfaat.
b. Aspek Marketing (Pemasaran)
Daya serap pasar dari produk yang dihasilkan merupakan faktor
yang perlu diperhitungkan secara cermat, karena daya serap pasar
adalah dasar dalam penilaian terhadap kegiatan selanjutnya. Penerima
Manfaat saat ini masih belum bisa untuk memasarkan suatu
produknya dan saat ini Lembaga Zakat membantu proses pemasaran
produk mustahik. Bank Indonesia memiliki rencana untuk
mempertemukan UMKM yang telah mandiri dengan para pengusaha
besar yang telah berhasil dengan harapan para mustahik ini memiliki
tempat untuk dapat memasarkan produknya.
c. Aspek organisasi dan Manajemen
Mustahik diajarkan melalui pendampingan dan pelatihan oleh
Lembaga Zakat bahwa menjalankan usaha para mustahik ini memiliki
struktur manajemen yang baik sebagai contoh adalah kelayakan dalam
pasilitator atau PIC yang mengkordinasi jalannya suatu usaha para
mustahik. Dengan adanya pasilitator maka usaha dapat dikontrol dan
didampingi setiap minggunya satu atau dua kali.
86
d. Aspek Ekonomi Keuangan
Lembaga Zakat memberikan pendampingan dan pelatihan, baik
pendampingan untuk melihat keberhasilan suatu usaha, memisahkan
antara keuangan untuk tabungan, modal usaha, dan juga kehidupan
sehari-hari. Pelatihan yang dilakukan Lembaga Zakat yaitu pelatihan
pencatatan keuangan serta Bank Indonesia memperkuat UMKM
dengan memberikan aspek sarana dan prasarana sebagai bentuk
penguatan ekonomi keuangan mustahik. Tujuan utama Lembaga
Zakat dan Bank Indonesia adalah secara bersama mampu membuat
para mustahik/penerima manfaat menjadi mandiri dengan memberikan
pelatihan dan pendampingan agar dapat mengelola modal usahanya.
e. Aspek Lingkungan
Dengan adanya rencana program dari Lembaga Zakat diharapkan
mampu mandiri dan terangkat ekonomi tidak hanya binaan Lembaga
Zakat tetapi masyarakat sekitas dapat terangkat ekonominya dan
tercipta lapangan usaha baru bagi masyarakat lingkungan sekitar
binaan Lembaga Zakat.
f. Aspek Legal Formal
Bank Indonesia memberi rencana program kepada penerima
manfaat yang dikategorikan mustahik binaan Lembaga Zakat agar
kedepannya memiliki perizinan P-IRT (Pangan-Industri Rumah
Tangga) dan juga sertifikad BPOM (Badan Pengawasan Obat dan
Makanan) dalam menjalankan usaha. Dimulai dari satu industri rumah
87
tangga penerima manfaat disetiap binaan Lembaga Zakat diharapkan
memiliki perizinan P-IRT dan BPOM, jika rencana program ini
berhasil maka akan disusul dengan perizinan bagi penerima manfaat
lainnya.
2. Analisis Program Bank Indonedsia dan Lembaga Zakat dalam membentuk
UMKM yang Bankable
a. Charakter (karakter)
Prinsip dilihat dari latar belakang, kebiasaan hidup, dan pola
hidup dengan adanya pendampingan dari masing-masing Lembaga
Zakat membentuk karakter yang baik kepada para mustahik mereka
tidak hanya diberikan kemampuan dalam keuangan tetapi juga
pendidikan agama dimana Lembaga Zakat memberikan
pendampingan ke-imanan mustahik, seberapa besar ketaatan penerima
manfaat mengerjakan shalat 5 waktu, shalat jumat serta mengikuti
pengajian rutin setiap minggunya yang diadakan oleh Lembaga Zakat.
b. Capacity (Kemampuan Manajemen)
Prinsip ini dilihat pada saat penerima manfaat menjalakan usaha
yang dimiliki. Para penerima manfaat mengalami permasalahan
keuangan sebelumnya atau tidak agar penerima manfaat memiliki
kemampuan membayar pinjaman. Lembaga Zakat telah memberikan
pelatihan kepada para mustahik untuk menjalankan usaha yaitu
pelatihan pencatatan laporan keuangan dan pemisahan antara dana
pribadi sehari-hari, tabungan serta modal usaha dan Bank Indonesia
88
memiliki rencana untuk mengembangkan potensi penerima manfaart
dengan memberikan pelatihan keuangan berbasis pengembangan
ekonomi UMKM bagi para penerima manfaat. Adanya program
Lembaga Zakat dan Bank Indonesia sebagai akselator Lembaga Zakat
dalam mengembangkan potensi UMKM binaannya diharapkan
mampu membentuk UMKM yang bankable.
c. Capital (Modal)
Pada prinsipnya kemampuan modal para mustahik ini memang
belum besar. Sebelum adanya Lembaga Zakat mereka memang
kesulitan dalam menjalankan usaha, dan adanya kontribusi Bank
Indonesia melalui Lembaga Zakat memberikan bantuan dalam bentuk
sarana dan prasara sangat membantu bagi para mustahik untuk
mengembangkan usaha5. Lembaga Zakat memberikan modal usaha
dan Bank Indonesia memperkuan modal melalui Program Sosial Bank
Indonesia (PSBI) yaitu memberikan sarana dan prasana sebagai aset
produksi bagi penerima manfaat.
d. Collateral (Anggunan)
Lembaga Zakat memberikan pelatihan dan pendampingan, Bank
Indonesia sebagai akselator Lembaga Zakat dalam membina para
mustahik/penerima zakat. Anggunan sebagai salah satu syarat UMKM
bankable menjadi tantangan bagi penerima manfaat itu sendiri, saat ini
penerima manfaat mendapatkan modal usaha tanpa adanya jaminan.
5 Nurhayati, Warga Gunung Sulah binaan IZI,Wawancara, Pada Tanggal 13 Februari
2018
89
Harapan Bank Indonesia dan Lembaga Zakat adalah kedepannya
dengan adanya pendampingam yang tidak dilepaskan oleh para
pendamping dari Lembaga Zakat dan Bank Indonesia sebagai
akselerator Lembaga Zakat untuk mengembangkan UMKM binaan
Lembaga Zakat, para Institusi atau Lembaga Keuangan lainnya dapat
memberikan modal usaha tanpa jaminan dengan potensi bahwa usaha
para mustahik ini akan berkembang.
e. Condition (Kondisi Bisnis)
Dengan adanya Bank Indonesia sebagai akselerator maka kondisi
prekonomian suatu daerah Lampung akan diupayakan tidak
mempengaruhi ekonomi UMKM. Diperlukan kerjasama komunikasi
yang baik antara para mustahik dan Lembaga Zakat serta Bank
Indonesia. Lembaga Zakat membangun komunikasi secara
kekeluargaan dan Lembaga Zakat juga memperkuat UMKM agar
mandiri menghadapi Ekonomi saat ini.
90
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan uraian dari beberapa bab tentang “Analisis Program Bank
Indonesia dan Lembaga Zakat dalam Membentuk UMKM Feasible dan
Bankable” dapat dikemukakan beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM
feasible dan bankable adalah Bank Indonesia sebagai akselerator bagi
Lembaga Zakat membantu UMKM dengan program memberikan
pelatihan-pelatihan pengembangan ekonomi keungan berbasis UMKM,
membantu agar produk UMKM memiliki prizinan seperti P-IRT (Pangan-
Industri Rumah Tangga) dan BPOM (Badan Pengawas Obat dan
Makanan). Setiap Lembaga Zakat memiliki visi dan misi yang sama yaitu
dengan tujuan agar penerima manfaat mandiri.
2. Tahapan untuk mewujudkan program Bank Indonesia dan Lembaga Zakat
agar membentuk UMKM menjadi feasible adalah aspek teknis dan
teknologi, Aspek Pemasaran, Aspek Aspek Organisasi dan Manajemen,
Aspek Ekonomi dan keuangan, Aspek Lingkungan, Aspek legal formal.
Bankable disimpulkan bahwa BI dan Lembaga Zakat membantu pada
pembentukan karakter (character), Manajemen (capacity), Memperkuat
modal (capital) memperkuat kondisi (conditions), jaminan (collateral)
yang saat ini belum dapat dipenuhi.
91
B. Saran
1. Lembaga Zakat mampu untuk membuat standarisasi agar UMKM yang
dibina memiliki target yang mandiri. Kelemahan UMKM adalah pada
aspek pemasaran yaitu belum adanya pemasaran yang memanfaaatkan
media sosial sebagai salah satu cara dalam memasarkan produk yang
dimiliki penerima manfaat. Bank Indonesia sebagai akselerator dengan
menyamakan persepsi baik Lembaga Zakat satu dengan yang lain untuk
mengembangkan UMKM ekonomi masyarakat Lampung dengan tujuan
agar penerima manfaat bisa mandiri.
2. Tahapan disetiap Lembaga Zakat dalam membentuk UMKM berbeda-
beda diharapkan Bank Indonesia ikut mendampingi penerima manfaat
agar UMKM dapat lebih berkembang secara financial dan pengetahuan.
Serta memberikan arahan agar UMKM dapat mandiri memiliki legalitas,
dan kualitas dalam produk untuk meningkatkan usaha. Memberikan
kesiapan bagi UMKM mampu memperoleh lebih banyak kecukupan
modal yang dapat diberikan oleh Lembaga Keuangan tanpa syarat adanya
anggunan (colleteral).
DAFTAR PUSTAKA
A. BUKU
Abdullah, M. Maruf, “Studi Kelayakan Bisnis”. (Yogyakarta, Penerbit :
Aswaja Pressindo, 2017).
Cholid Narbuko, Abu Ahmadi, Metodologi Penelitian, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2013)
Darsono, Ali Dkk, “Memberdayakan Keuangan Mikro Syariah Indoneisa”.
(Jakarta, Penerbit : Tazkia Publishing kerjasama Bank Indonesia, 2017).
Dedi Purwana, Nurdin Hidayat “Studi kelayakan Bisnis”. (Depok, Penerbit:
Raja Grafindo Persada, 2017).
Deks Bank Indonesia-Prodi Ekonomi Islam FEB UNPAD, “Usaha Mikro
Islami, Jakarta, Penerbit: Departemen Ekonomi Keuangan Syariah-
Bank Indonesia, 2016.
Kementrian Agama RI , Al-Quran dan Terjemahnya, (Tanggerang: Penerbit
PT. Indah Kiat Pulp & Paper Tbk, 2017)
Lexy J. Moleong, Metodelogi Penelitan Kualitatif Edisi Revisi, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2012), h. 280.
M. Natsir, “Ekonomi Moneter dan Kebanksentralan”, (Jakarta, Penerbit :
Mitra Wacana Media, 2014)
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif dan R&D Edisi revisi, (Bandung:
Alfabeta 2014), h. 29.
Sjaichul Hadi Permono, Sumber-Sumber Penggalian Zakat (Jakarta: Pusta
Firdaus, 1992)
Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan dan Keserasian Al-Qur’an,
(Jakarta:Lentera Hati, 2006),jil V
B. Karya Ilmiah
Badan pengkajian dan pengembangan kebijakan perdagangan, “Analisi Peran
Lembaga Pembiayaan dalam pengembangan UMKM, Pusat Kebijakan
Dalam Negeri”. Jurnal Ekonomi, Januari 2013.
Bank Indonesia, “Pemetaan dan Strategi Daya Saing UMKM dalam
Menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015 dan Pasca
MEA 2025”. Jurnal Bank Indonesia, MEI 2016.
Haryadi, “Profil dan Permasalahan UMKM di Provinsi Jambi”. Jurnal
Ekonomi dan Bisnis.
Nova Yanti Maleha, “Pengambangan Usaha Mikro Kecil Menengah
(UMKM) Berbasis Keuangan Mikro Syariah”. Jurnal Perbankan
Syariah, Januari 2016.
Tambunan, Tulus, "Usaha Mikro Kecil dan Menengan di Indonesia" (Jakarta:
Penerbit LP3ES anggota Ikapi 2012)
Sudaryanto, Ragimun dan Rahma Rina Wijayanti, “Strategi pemberdayaan
UMKM Menghadapi Pasar Bebas Asean”. Jurnal UMKM.
Sri Budi Cahyani, “Optimalisasi Peran wakaf dan Pemberdayaan Usaha
Mikro Kecil dan Menengah (UMKM)”. Jurnal Ekonomi dan Bisnis,
Vol 6 No 1, Januari 2014.
Ririn Wijayanti, “Analisis Implementasi Pemberdayaan Usaha Mikro “Studi
pada Lembaga Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiah (LAZIZNU)
Kabupaten Malang”. Jurnal Ekonomi Islam, Feruari 2015.
C. SUMBER LAIN
BI.go.id.
Ekonomi.kompas.com/read/2017/02/14/210000726/masalah.klasik.umkm.fea
sible.tetapi.tidak.bankable.
Katatalog Program-Program Daarut Tauhiid
Kataloq Program-Program Inisatif Zakat indonesia Lampung
Laporan Tahunan 2017 Inisiatif Zakat Indonesia.
Noviana, Warga Sukaraja binaan Rumah Zakat, Wawancara pada tanggal 13
Februari 2018
Nurhayati, Warga Gunung Sulah binaan IZI,Wawancara, Pada tanggal 13
Februari 2018
Suprapto, Kepala Bagian Program, Wawancara, Pada Tanggal 14 Februari
2018
SE, 18/82/INTERN, tentang Organisasi Bank Indonesia, September 2016.
Tomy Youngki, Kepala Bidang Pendayagunaan, Wawancara, Pada Tanggal
14 Februari 2018
Yan Yan Budiman, Branch Manager Rumah Zakat Provinsi Lampung,
Wawancara, Pada Tanggal 14 Februari 2018