analisis positioning institut pertanian bogor · dan data lain yang berhubungan dengan topik...

83
ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR Oleh TUBAGUS M EIDRI H24104125 DEPARTEMEN MANAJEMEN FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN INSTITUT PERTANIAN BOGOR 2009

Upload: vuthuy

Post on 12-Mar-2019

220 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMU DI BOGOR

Oleh

TUBAGUS M EIDRI

H24104125

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 2: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMA DI BOGOR

Oleh

TUBAGUS M EIDRI

H24104125

SKRIPSI

Sebagai salah satu syarat penyelesaian tugas akhir

untuk memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

DEPARTEMEN MANAJEMEN

FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

2009

Page 3: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

INSTITUT PERTANIAN BOGOR FAKULTAS EKONOMI DAN MANAJEMEN

DEPARTEMEN MANAJEMEN

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BERDASARKAN PERSEPSI SISWA - SISWI SMA DI BOGOR

Sebagai salah satu syarat memperoleh gelar

SARJANA EKONOMI

Pada Departemen Manajemen

Fakultas Ekonomi dan Manajemen

Institut Pertanian Bogor

Oleh

TUBAGUS M EIDRI

H24104125

Menyetujui,

Bogor, April 2009

Dr. Ir. Ma’mun Sarma, MS, M.Ec

Dosen Pembimbing

Mengetahui,

Dr. Ir. Jono M. Munandar, MSc

Ketua Departemen

Page 4: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

ABSTRAK

Tubagus Mohammad Eidri. H24104125. Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor Berdasarkan Persepsi Siswa-Siswi SMU di Bogor. Di bawah bimbingan Ma’mun Sarma.

Dewasa ini pendidikan merupakan hal yang sangat penting dalam kehidupan. Berdasarkan penelitian Biro Pusat Statistik 2004, kebanyakan dari masyarakat Indonesia telah menyadari pentingnya pendidikan dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi. Banyaknya perguruan tinggi di Indonesia membuat siswa sekolah menengah ats lebih mudah dalam memilih jurusan dan program yang cocok dengan keinginan mereka.

Tingginya tingkat persaingan antar perguruan tinggi sangatlah penting untuk menerapkan strategi yang tepat untuk mendapatkan positioning yang tepat atau yang diharapkan. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui posisi Perguruan Tinggi yang tertanam di benak siswa-siswi SMA di Bogor, menganalisis pesaing-pesaing terdekat IPB, dan menganalisis positioning IPB berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA di Bogor. Data dan informasi yang dikumpulkan pada penelitian ini merupakan data primer dan sekunder yang didapat sejak mei sampai juni 2008. Data primer didapatkan dari penyebaran kuesioner yang diisi oleh responden dan observasi langsung di lima SMA terbaik di Bogor. Data sekunder merupakan studi literatur dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi. Metode analisis yang digunakan adalah analisis deskriptif dan multi dimensional scaling teknik, dengan bantuan Microsoft Excel dan Statistical Product and Service Solution 13.0 versi Windows Berdasarkan pada hasil penelitian, IPB merupakan universitas yang paling diingat oleh responden dengan persentase 22%, masih dibawah UI dengan persentase 35% selain itu IPB diposisikan sebagai perguruan tinggi yang mempunyai lingkungan yang nyaman, porgram beasiswa, biaya kuliah yang terjangkau dan mempunyai lokasi kampus yang strategis.

Page 5: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Bogor pada tanggal 21 Maret 1986 dari ayah H.

Mohammad Baidowi dan ibu Ir. Lusi Fausia M.Ec. Penulis merupakan putra

pertama dari dua bersaudara.

Pendidikan formal yang telah dilalui oleh penulis adalah Sekolah Dasar

Amaliah Ciawi, yang kemudian dilanjutkan pada Sekolah Menengah Pertama

Negeri 1 Bogor, dan Sekolah Menengah Atas Regina Pacis Bogor. Pada tahun

2004 penulis lulus dari SMA Regina Pacis Bogor dan pada tahun yang sama

penulis lulus dari seleksi masuk IPB melalui jalur SPMB. Penulis memilih

Program Studi Manajemen, Departemen Manajemen, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen.

Selama mengikuti perkuliahan, penulis aktif pada badan organisasi Center

Of Management atau yang lebih dikenal dengan COM@ sebagai staf Teknologi

dan Informasi.

Page 6: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat,kasih sayang dan

hidayahnya skripsi yang berjudul “Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor

Berdasarkan Persepsi Siswa-siswi SMU di Bogor” dapat selesai dengan baik.

Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan

tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Departemen

Manajemen, Fakultas Ekonomi dan Manajemen Institut Pertanian Bogor.

Dalam penyelesaian skripsi ini, penulis dibantu oleh banyak pihak. Oleh

karena itu penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Dr.Ir.Ma’mun Sarma, MS, MEc selaku dosen pembimbing yang telah

meluangkan waktunya serta memberikan petunjuk dan pengarahan

kepada penulis.

2. Dr. Ir. Jono Munandar, M.Sc dan Wita Juwita E, S.TP, MM atas

kesediaannya meluangkan waktu sebagai dosen penguji.

3. Ibu dan Ayahku yang sudah bersusah payah membesarkanku dari kecil,

Ir. Lusi Fausia, M.Ec dan H.Mohammad Baidowi serta adikku

Mohammad Eldo atas dukungan, doa dan semangatnya.

4. Seluruh Dosen, Staf Pengajar dan staf Tata Usaha Departemen

Manajemen atas segala pelayanan serta kemudahan dalam birokrasi.

5. Sastikanya Prabundari Puntodewo, S.P yang selalu selalu

menyemangatiku baik disaat susah maupun senang.

6. Teman-teman Manajemen 41 yang telah banyak mengajarkan arti

sebuah persahabatan, semoga kita dapat menjaga tali persaudaraan

dengan baik.

7. Teman-teman alumni SMA Regina Pacis Bogor.

8. Semua pihak yang turut berkontribusi dalam penyusunan proposal ini.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih belum sempurna. Untuk itu,

kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan untuk dapat membantu

perbaikan dalam skrips ini. Semoga hasil dari skripsi ini dapat bermanfaat

bagi penulis maupun pihak yang membutuhkan.

Bogor, Juni 2008

Penulis

Page 7: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

DAFTAR ISI

Halaman ABSTRAK RIWAYAT HIDUP ............................................................................................ iii KATA PENGANTAR ........................................................................................ iv DAFTAR ISI ....................................................................................................... v DAFTAR TABEL .............................................................................................. vii DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... ix I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang .................................................................................... 1 1.2. Perumusan Masalah ............................................................................ 3 1.3. Tujuan Penelitian ................................................................................ 4 1.4. Manfaat Penelitian .............................................................................. 4 1.5. Batasan Penelitian ............................................................................... 4 II. TUJUAN PUSTAKA 2.1. Kesadaran Merek ................................................................................ 5

2.2. STP (Segmentation,Targeting,Positioning) ........................................ 7 2.2.1. Segmentation............................................................................... 8 2.2.2 Targeting..................................................................................... 10 2.2.3 Positioning................................................................................... 11 2.3. Persepsi Konsumen............................................................................. 18 2.4. Hasil Penelitian Terdahulu ................................................................. 21 III. METODOLOGI PENELITIAN 3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual ........................................................ 23 3.2. Struktur Pendidikan Tinggi ................................................................ 25 3.2.1. Bentuk Perguruan Tinggi......................................................... 25 3.2.2. Jalur Pendidikan....................................................................... 25 3.3. Waktu dan Tempat Penelitian............................................................. 26 3.4. Metode Penelitian ............................................................................... 26 3.4.1. Metode Pengumpulan Data .................................................... 26 3.4.2. Metode Pengambilan Sampel................................................. 27 3.4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data .................................. 28 1. Uji Validitas ....................................................................... 28 2. Uji Reliabilitas ................................................................... 29 3.4.4. Analisis Deskriptif ................................................................. 30

Page 8: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3.4.5. Multidimensional Scalling..................................................... 30 3.4.6. Analisis Faktor ....................................................................... 32 IV. HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Gambaran Umum Organisasi ............................................................. 33 4.1.1. Sejarah Institut Pertanian Bogor ............................................. 33 4.1.2. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor.................................... 37 4.1.3. Moto Institut Pertanian Bogor................................................. 38 4.1.4 Tujuan Institut Pertanian Bogor......................................... ...... 38 4.2. Uji Validitas dan Reliabilitas.............................................................. 38 4.3. Karakteristik Responden..................................................................... 39 4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal Sekolah.............. 39 4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin.. .......... 40 4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Sekolah... ...... 40 4.4. Analisis Kesadaran Merek.................................................................. 41 4.5. Analisis Faktor-Faktor Komponen Utama Positioning ...................... 44 4.5.1. Faktor Pertama ........................................................................ 47 4.5.2. Faktor Kedua........................................................................... 48 4.5.3. Faktor Ketiga........................................................................... 48 4.5.4. Faktor Keempat....................................................................... 48 4.5.5. Faktor Kelima.......................................................................... 48 4.5.6. Faktor Keenam........................................................................ 49

4.6. Analisis Pesaing Institut Pertanian Bogor dalam Perguruan Tinggi ........................................................................................................... 49

4.7. Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor .................................... 50 4.7.1. Analisis Deskriptif Persepsi Responden ................................. 50 4.7.2. Analisis Positioning ................................................................ 56 4.8. Implikasi Manajerial ........................................................................... 57 KESIMPULAN DAN SARAN 1. Kesimpulan............................................................................................ 58 2. Saran ...................................................................................................... 59 DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 60 LAMPIRAN ....................................................................................................... 62

Page 9: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

DAFTAR TABEL

No. Halaman

1. Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia ....................................................... 2 2. Jumlah responden per SMA.......................................................................... 27 3. Teknik pengambilan contoh......................................................................... 28 4. Standar Kruskall untuk Stress....................................................................... 32 5. Jumlah Responden di Setiap SMA............................................................... 40 6. Perguruan Tinggi yang Paling Diingat Responden...................................... 42 7. Perguruan Tinggi yang Dikenal Responden ................................................ 42 8. Perguruan Tinggi yang Perlu Diingatkan Kembali...................................... 43 9. Perguruan Tinggi yang Tidak Dikenal Responden...................................... 43 10. Nilai communalities berdasarkan urutan...................................................... 45 11. Hasil analisis faktor...................................................................................... 47 12. Perhitungan Jarak Euclidean dan Rangking Pesaing Terdekat.................... 49 13. Data mahasiswa Universitas Indonesia........................................................ 54

Page 10: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

DAFTAR GAMBAR

No. Halaman

1. Piramida kesadaran merek (David A. Aaker, 1997).................................... 5 2. Kerangka pemikiran konseptual................................................................... 24 3. Persentase Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ..................................... 40 4. Persentase Responden Berdasarkan Jurusan Sekolah Asal.......................... 41 5. Euclidean Distance Model........................................................................... 50 6. Analisis Deskriptif Karakteristik Responden............................................... 51

Page 11: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

DAFTAR LAMPIRAN No. Halaman

1. Kuisioner...................................................................................................... 61 2. Uji Validitas dan Reliabilitas ....................................................................... 68 3. Analisis faktor .............................................................................................. 69 4. Total variance explained .............................................................................. 70 5. Rotated component matrix ........................................................................... 71

Page 12: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pendidikan merupakan bagian yang sangat penting dalam kehidupan

masyarakat. Hal ini dapat dibuktikan dari penelitian yang dilakukan oleh

Biro Pusat Satistik pada tahun 2004 terhadap 180.939.623 responden di

Indonesia, menyebutkan bahwa setidaknya 117.084.132 diantaranya

minimal sudah menamatkan pendidikan di Sekolah Dasar, dengan perincian

61.917.997 orang yang hanya menamatkan pendidikan hingga bangku

Sekolah Dasar (SD), 24.545.352 orang yang menamatkan pendidikan hingga

Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama (SLTP), 25.302.149 orang yang

menamatkan pendidikan hingga Sekolah Lanjutan Tingkat Atas (SLTA),

975.483 orang yang menamatkan pendidikan hingga Diploma I/II, 1.405.235

orang yang menamatkan pendidikan hingga Diploma III, dan kemudian

2.901.157 orang yang menamatkan pendidikan hingga Perguruan Tinggi

(BPS, 2004). Hal ini menunjukkan sebagian besar masyarakat Indonesia

sudah sadar akan pentingnya pendidikan. Namun pendidikan dasar saja tidak

cukup. Oleh karena itu, tidak sedikit diantara siswa-siswi tersebut yang

kemudian memutuskan melanjutkan jenjang pendidikan mereka hingga

mencapai taraf perguruan tinggi.

Memperoleh pendidikan lanjutan yang tepat dan terbaik tentu

merupakan harapan sebagian besar siswa-siswi di Indonesia. Dengan

semakin banyaknya jumlah universitas di Indonesia, tentu para siswa-siswi

SMA semakin dipermudah dengan tersedianya beragam pilihan kelanjutan

studi yang ditawarkan agar siswa-siswi tersebut dapat memilih jurusan dan

program yang sesuai dengan minat dan bakatnya. Oleh karena itu, kriteria

pendidikan yang terbaik bagi siswa-siswi tertentu belum tentu sama dengan

siswa-siswi lainnya.

Sementara itu, berdasarkan survei yang dilakukan Pusat Data dan

Analisis Tempo (PDAT) sepanjang Desember 2006 - Januari 2007 tentang

peringkat terbaik Perguruan Tinggi di Indonesia yang didasarkan persepsi

kalangan dunia kerja dapat dilihat pada Tabel 1.

Page 13: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Tabel 1. Perguruan Tinggi Terbaik di Indonesia

Peringkat Perguruan Tinggi

1 Universitas Indonesia

2 Institut Teknologi Bandung

3 Universitas Gadjah Mada

4 Institut Pertanian Bogor

5 Institut Teknologi Sepuluh November

6 Universitas Airlangga

7 Universitas Trisakti

8 Universitas Padjajaran

9 Universitas Atmajaya

10 Universitas Diponegoro Sumber : (www.koranthecampus.com)

Dari survei yang telah dilakukan oleh PDAT, kualitas mahasiswa tidak

lagi hanya ditentukan oleh Indeks Prestasi (IP) saja. Banyak perusahaan

menginginkan kecakapan lain bagi calon pekerja antara lain berupa aktif

berorganisasi, kemampuan bahasa Inggris, tekun belajar, mengikuti

perkembangan informasi, memiliki pergaulan luas, dan mempelajari aplikasi

komputer. Selain itu, dunia kerja butuh pekerja yang memiliki kinerja yang

baik, seperti : mau bekerja keras, kepercayaan diri tinggi, mempunyai visi ke

depan, bisa bekerja dalam tim, memiliki perencanaan yang matang, mampu

berpikir analitis, mudah beradaptasi, mampu bekerja dalam tekanan, cakap

berbahasa Inggris, dan .mampu mengorganisasi pekerjaan.1

Institut Pertanian Bogor (IPB) merupakan salah satu perguruan tinggi

negeri terkemuka di Indonesia. Menurut Basalmah (2008), IPB menempati

peringkat keempat universitas yang paling diingat (dengan responden

mahasiswa tingkat 1 di 3 universitas di Indonesia) serta diposisikan sebagai

perguruan tinggi yang unggul dalam bidang penelitian dan biaya kuliah yang

terjangkau. Sementara beberapa perguruan tinggi lainnya diposisikan secara

berbeda, Universitas Indonesia (UI) diposisikan sebagai perguruan tinggi

yang memiliki nama besar, fasilitas fisik yang terbaik, status yang baik,

lingkungan kampus yang asri, memiliki program beasiswa yang baik, dan

1“ 10 Universitas Terbaik Menurut Dunia Kerja”, www.koranthecampus.com , [3 Mei 2008]

Page 14: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

memiliki reputasi yang sangat baik dibandingkan para pesaingnya, Institut

Teknologi Bandung diposisikan sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki

kualitas lulusan, metode belajar dan kedisiplinan yang baik, serta memiliki

standar akademik yang tinggi. Universitas Gadjah Mada di posisikan sebagai

perguruan tinggi yang memiliki tingkat pengabdian ke masyarakat yang

baik.

Siswa SMA sebagai calon mahasiswa merupakan suatu penentu yang

tidak dapat terpisahkan dari usaha pemosisian (positioning) yang dilakukan

oleh perguruan tinggi. Dengan semakin ketatnya persaingan antara

perguruan tinggi, baik Perguruan Tinggi Negri maupun Perguruan Tinggi

Swasta mengharuskan perguruan tinggi menerapkan strategi yang tepat

sesuai dengan positioning yang diharapkan. Terkait dengan positioning

tersebut, adalah penting bagi IPB, untuk mengetahui posisi IPB berdasarkan

pada persepsi siswa, agar IPB dapat melakukan perbaikan-perbaikan dan

membuat rencana strategi dalam usaha mendapatkan siswa-siswa SMA

terbaik dari seluruh Indonesia untuk melanjutkan pendidikannya di Institut

Pertanian Bogor.

1.2. Perumusan Masalah

Salah satu faktor penting yang harus diperhatikan dalam menyusun

strategi dari suatu lembaga atau institusi (termasuk Perguruan Tinggi) adalah

dengan mendefinisikan kebutuhan konsumen, dengan menonjolkan

keistimewaan dari jasa yang ditawarkan. Tingkat persaingan yang sangat

ketat mengharuskan setiap perguruan tinggi berusaha meningkatkan kualitas

pendidikannya sehingga dapat menjaring siswa-siswi terbaik dan dapat

menghasilkan lulusan yang berhasil dalam dunia kerja. Dalam rangka

mendapatkan/memenangkan persaingan tersebut, maka sebuah perguruan

tinggi harus mengetahui secara lebih pasti pendapat calon siswa terhadap

perguruan tinggi yang bersangkutan. Dengan mempertimbangkan kondisi

tersebut maka permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah

mengenai:

1. Awareness (kesadaran) siswa-siswi SMA di Bogor terhadap posisi

beberapa perguruan tinggi di Indonesia Perguruan Tinggi.

Page 15: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

2. Pesaing-pesaing terdekat IPB.

3. Positioning IPB berdasarkan pemetaan persepsi siswa-siswi SMA di

Bogor.

1.3. Tujuan Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini

adalah:

1. Mengidentifikasi posisi Perguruan Tinggi yang tertanam di benak siswa-

siswi SMA di Bogor.

2. Menganalisis pesaing-pesaing terdekat IPB.

3. Menganalisis positioning IPB berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA di

Bogor.

1.4. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan atau informasi

kepada pihak IPB tentang posisi IPB di benak siswa-siswi SMA di Bogor

yang akan melanjutkan pendidikannya ke Perguruan Tinggi. Penelitian ini

juga diharapkan dapat memberikan sumbangan informasi kepada pihak-

pihak yang membutuhkan sebagai literatur untuk penelitian selanjutnya.

Penelitian ini juga diharapkan dapat berguna bagi penulis untuk

mengaplikasikan teori-teori yang telah diterima selama perkuliahan.

1.5. Batasan Penelitian

Penelitian ini difokuskan pada persepsi siswa-siswi dari lima SMA

terbaik di Bogor (SMA Negeri 1, SMA Negeri 3, SMA Negeri 5, SMA

Regina Pacis dan SMA Budi Mulya) terhadap positioning lima perguruan

tinggi negeri terbaik di Indonesia (Universitas Indonesia, Institut Teknologi

Bandung, Institut Pertanian Bogor, Universitas Gajah Mada, dan Institut

Teknologi Sepuluh November). Berdasarkan persepsi yang diperoleh dari

siswa-siswi SMA terhadap positioning lima perguruan tinggi tersebut maka

dapat diketahui positioning Institut Pertanian Bogor dihadapan para siswa

siswi SMA di Bogor.

Page 16: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

II. TINJAUAN PUSTAKA

1.6. Kesadaran Merek

Kesadaran merek merupakan kesanggupan seseorang calon pembeli

untuk mengenali atau mengingat kembali bahwa suatu merek merupakan

bagian dari katagori produk tertentu. Kesadaran merek membutuhkan

jangkauan kontinum (continuum ranging) dari persamaan yang tidak pasti

bahwa merek tertentu dikenal, menjadi keyakinan bahwa produk tersebut

merupakan satu-satunya dalam kelas produk selanjutnya.

Peran kesadaran merek dalam keseluruan ekuitas merek tergantung dari

sejauh mana tingkatan kesadaran yang dicapai oleh suatu merek. Tingkatan

kesadaran merek seara berurutan dapat digambarkan sebagai suatu piramida

(Gambar 1) seperti dibawah ini :

Gambar 1. Piramida kesadaran merek (David A. Aaker, 1997)

a. Unaware of brand (tidak menyadari merek)

Merupakan tingkat yang paling rendah dalam piramida kesadaran

merek, dimana konsumen tidak menyadari akan adanya suatu merek.

b. Brand recognition (pengenalan merek)

Tingkat minimal dari kesadaran merek. Hal ini penting pada saat

seseorang pembeli memilih suatu merek saat melakukan pembelian.

Top of Mind

Brand Recall

Brand Recognition

Unaware of Brand

Page 17: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

c. Brand recall (pengingatan kembali terhadap merek)

Pengingatan kembali terhadap merek didasarkan pada permintaan

seseorang untuk menyebutkan merek tertentu dalam kelas produk. Hal

ini diistilahkan dengan pengingatan kembali tanpa bantuan, karena

berbeda dari tugas pengenalan, responden tidak perlu dibantu untuk

memunculkan merek tersebut.

d. Top of mind (puncak pikiran)

Apabila seseorang ditanya secara langsung tanpa diberi bantuan

pengingatan dan ia dapat menyebutkan satu nama merek, maka merek

yang paling banyak disebutkan pertama sekali merupakan puncak

pikiran. Dengan kata lain, merek tersebut merupakan merek utama dari

berbagai merek yang ada di dalam benak konsumen.

Peran kesadaran merek terhadap ekuitas merek dapat dipahami dengan

membahas bagaimana kesadaran merek menciptakan suatu nilai. Menurut

Durianto (2004),penciptaan nilai dapat dilakukan paling sedikit ada 4 cara

yaitu:

a. Anchor to which other association can be attached, artinya suatu merek

dapat digambarkan seperti suatu jangkar dengan beberapa rantai. Rantai

menggambarkan asosiasi merek tersebut.

b. Familiary-Lingking, artinya dengan mengenal merek akan

menimbulkan rasa terbiasa terutama produk-produk yang bersifat low

involvement (kebiasaan terendah). Suatu kebiasaan dapat menimbulkan

keterkaitan kesukaan yang kadang-kadang dapat menjadi suatu

pendorong dalam membuat keputusan.

c. Substance/commitment, Kesadaran akan nama dapat menandakan

keberadaan, komitmen, dan inti yang sangat penting bagi suatu

perusahaan. Secara logika, suatu nama dikenal karena beberapa alasan

mungkin karena program iklan perusahaan yang ekstensif, jaringan

distribusi yang luas, ekstensi yang sudah lama dalam industri, dll. Jika

kualitas dua merek sama, kesadaran merek akan menjadi faktor yang

menentukan dalam keputusan pembeliaan konsumen.

Page 18: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

d. Brand to consider. Langkah pertama proses pembelian adalah

menyeleksi dari suatu kelompok merek-merek yang dikenal untuk

dipertimbangkan merek nama yang akan diputuskan dibeli. Merek yang

memiliki Top of Mind yang tinggi mempunyai nilai yang tinggi. Jika

suatu merek tidak tersimpan dalam ingatan, merek tersebut tidak

dipertimbangkan di benak konsumen. Biasanya merek-merek yang

disimpan dalam ingatan konsumen adalah merek yang disukai atau

dibenci.

Pengenalan maupun pengingatan merek akan melibatkan upaya

mendapatkan identitas nama dan menghubungkannya ke katagori produk.

Menurut Durianto (2004),agar kesadaran merek dapat dicapai dan diperbaiki

dapat ditempuh beberapa cara sebagai berikut:

a. Pesan yang dilakukan harus mudah diingat dan tampil beda

dibandingkan dengan lainnya serta harus ada hubungannya antara

merek dengan katagori produknya.

b. Memakai slogan atau lagu yang menarik sehingga membantu konsumen

untuk mengingat merek.

c. Jika produk memiliki simbol, hendaknya simbol yang dipakai dapat

dihubungkanya dengan mereknya

d. Perluasan nama merek dapat dipakai agar merek semakin banyak

diingat pelanggan.

e. Kesadaran merek dapat diperkuat dengan memakai suatu isyarat yang

sesuai katagori produk, merek, atau keduannya.

f. Melakukan pegulangan untuk meningkatkan pengingatan karena

membentuk ingatan lebih sulit dibandingkan membentuk pengenalan.

1.7. Segmentation, Targeting, Positioning (STP)

Menurut Kotler (1997) dalam Kasali (1998) menggabungkan proses

penciptaan dan penyampaian nilai kepada konsumen dalam bentuk yang

disebut STP, yaitu kependekan dari Segmentation, Targeting, dan

Positioning

Page 19: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

.

2.2.1. Segmentation

Menurut Kasali (1998), segmentasi pada dasarnya adalah suatu

strategi untuk memahami struktur pasar, sedangkan targeting adalah

persoalan bagaimana memilih, menyeleksi dan menjangkau pasar.

Bagaimana menyeleksi pasar tergantung atau sangat ditentukan oleh

bagaimana pemasar melihat pasar itu sendiri. Dengan demikian pasar

yang dilihat oleh dua orang berbeda, yang didekati oleh metode

segmentasi yang berbeda akan menghasilkan peta yang berbeda pula.

Segmentasi adalah proses mengkotak-kotakan pasar yang heterogen

ke dalam kelompok-kelompok “potential customer” yang memiliki

respon yang sama dalam membelanjakan uangnya.

Menurut Peter dan Olsan dalam Basalmah (2008), segmentasi

pasar didefinisikan sebagai proses membagi suatu pasar ke dalam

kelompok konsumen dan sama menyeleksi kelompok-kelompok

yang paling tepat untuk dilayani oleh perusahaan. Menurut Kasali

(1998), setidaknya ada lima keuntungan yang dapat diperoleh dengan

melakukan segmentasi pasar yaitu:

(1) Mendisain produk-produk yang lebih responsif terhadap kebutuhan

pasar. Dengan memahami segmen-segmen yang responsif terhadap

suatu stimuli, maka pemasar dapat mendisain produk yang sesuai

dengan kebutuhan/keinginan segmen-segmen ini. Jadi, perusahaan

menempatkan konsumen di tempat yang utama dan menyesuaikan

produknya untuk memuaskan konsumen.

(2) Menganalisis pasar

Segmentasi pasar membantu eksekutif mendeteksi siapa saja yang

akan menggerogoti pasar produknya.

(3) Menemukan peluang

Setelah menguasai pasar, mereka yang menguasai konsep

segmentasi dengan baik akan sampai pada ide untuk menentukan

peluang. Peluang ini tidak selalu sesuatu yang besar, tetapi pada

masanya akan menjadi besar.

Page 20: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

(4) Menguasai posisi yang superior dan kompetitif

Mereka yang meguasai segmen dengan baik umumnya adalah

mereka yang paham betul konsumennya. Mereka mempelajari

pergeseran-pergeseran yang terjadi di dalam segmennya.

(5) Menentukan strategi komunikasi yang efektif dan efisien

Setelah tahu persis siapa segmennya, maka pemasar akan tahu

bagaimana berkomunikasi yang baik dengan mereka. Segmentasi

pasar adalah suatu landasan pengembangan strategi pemasaran

yang logis dan merupakan salah satu jembatan besar antara

leteratur tentang prilaku konsumen yang berhubungan dengan

strategi pemasaran.

Menurut Kotler (2007) segmentasi dibagi kedalam empat

bagian yaitu segmentasi geografis, demografis, psikografis, dan

prilaku.

1. Segmentasi geografis mengharuskan pembagian pasar menjadi

unit-unit geografis yang berbeda, seperti negara, negara bagian,

wilayah, propinsi, kota, atau lingkungan rumah tangga.

2. Dalam segmentasi demografis, pasar dibagi menjadi kelompok-

kelompok berdasarkan variabel seperti usia, ukuran keluarga,

siklus hidup keluarga, jenis kelamin, penghasilan, pekerjaan,

pendidikan, agama, ras, generasi, kewarganegaraan, dan kelas

sosial.

3. Dalam segmentasi psikografis, para pembeli dibagi menjadi

kelompok yang berbeda berdasarkan gaya hidup atau

kepribadian atau nilai.

4. Dalam segmentasi prilaku, pembeli dibagi menjadi kelompok-

kelompok berdasarkan pengetahuan, sikap, pemakaian, atau

tanggapan mereka terhadap produk tertentu.

Page 21: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

2.2.2. Targeting

Setelah perusahaan mengidentifikasi peluang-peluang segmen

pasarnya, perusahaan harus mengevaluasi beragam segmen dan

memutuskan berapa banyak dan segmen mana yang akan dibidik.

Menurut Kasali (1998) Produk dari targeting adalah target market

(pasar sasaran), yaitu satu atau beberapa segmen pasar yang akan

menjadi fokus kegiatan-kegiatan pemasaran.

Menurut Kasali (1998) Pemasar harus dapat membedakan

pasarnya antara pasar jangka pendek-pasar masa depan dan pasar

primer-pasar skunder dalam membidik konsumennya. Pasar sasaran

jangka pendek adalah pasar yang ditekuni hari ini yang direncanakan

akan dijangkau dalam waktu dekat. Pasar inilah yang menghasilkan

penjualan dalam waktu dekat. Pasar masa depan adalah pangsa pasar

tiga atau lima tahun dari sekarang. Pasar sasaran primer adalah

sasaran utama produk pemasar. Mereka terdiri dari konsumen-

konsumen yang sangat penting bagi kelangsungan hidip perusahaan.

Umumnya target primer adalah pemakai fanatik (heavy user).

Adakalanya target primer adalah para penyalur (distributor-

distributor utama) yang menguasai sebagian besar peredaran produk.

Pasar skunder adalah pasar yang terdiri dari konsumen-konsumen

yang sering tidak dianggap penting tapi jumlahnya cukup besar.

Menurut Proctor (1996) dalam Kasali (1998) setelah mengetahui

pasar sasaran jangka pendek-pasar sasaran masa depan dan pasar

sasaran primer-pasar sasaran skunder, marketer harus menimbang-

nimbang berbagai faktor yang mempengaruhi pemilihan strategi

pasar sasaran. Faktor-faktor itu bisa berasal dari dalam, bisa dari luar

perusahaan. Faktor-faktor yang harus diperhatikan yaitu tahap dalam

product life cycle, keinginan konsumen dalam keseluruhan pasar,

potensi dalam pasar, struktur dan intensitas kompetisi dan sumber

daya.

Page 22: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

2.2.3. Positioning

Setelah pasar sasaran dipilih, maka proses selanjutnya adalah

melakukan positioning. Positioning pada dasarnya adalah suatu

strategi untuk memasuki jendela otak konsumen. Positioning

biasanya tidak menjadi masalah dan tidak dianggap penting selama

barang-barang yang tersedia dalam suatu masyarakat tidak begitu

banyak, dan persaingan belum menjadi suatu yang penting.

Positioning baru akan menjadi penting apabila persaingan sudah

sangat sengit.

Positioning adalah bentuk dari strategi komunikasi untuk

memasuki jendela otak konsumen agar produk dan merek yang

ditawarkan mengandung arti tertentu yang dalam berbagai segi

mencerminkan keunggulan terhadap produk atau merek dalam

hubungan asosiatif, dengan demikian positioning berkaitan dengan

bagaimana produsen memposisikan produk atau mereknya diantara

pesaing dan memposisikan produknya dengan merek dibenak

konsumen atau pelanggan (Kasali, 1998)

Dalam pemasaran, positioning adalah teknik yang coba dibuat

oleh pemasar untuk menciptakan gambaran, citra atau identitas

dalam benak atau pikiran konsumen target terhadap produk, merek

atau perusahaan. Positioning adalah perbandingan relatif kompetitif

dari produk yang diluncurkan di pasar dan dipersepsikan oleh

konsumen target. Posisi produk adalah bagaimana pembeli potensial

melihat dan menilai produk tersebut.

Menurut Kotler (2007), penentuan posisi (Positioning) adalah

tindakan merancang tawaran dan citra perusahaan sehingga

menempati posisi yang khas (dibandingkan dengan para pesaing) di

dalam benak pelanggan sasarannya. Tujuannya adalah menempatkan

merek dalam pikiran konsumen untuk memaksimalkan potensi

manfaat perusahaan Positioning tidak boleh dilakukan secara

semena-mena. Produk harus didesain berdasarkan positioning yang

Page 23: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

diharapkan di dalam pikiran; positioning harus diputuskan sebelum

produk tersebut didesain.

Positioning adalah pemetaan persepsi dan merupakan saat

produk atau jasa sesuai dengan pangsa pasar. Positioning yang

efektif menempatkan produk atau jasa dalam baris pertama ingatan

pembeli potensial. Positioning adalah alat yang sanggat kuat untuk

menciptakan citra. citra adalah hasil reprentasi dari keinginan

menjadi apa yang diinginkan, melakukan apa yang ingin dilakukan

dan mendapatkan apa yang ingin didapatkan.

Menurut Kasali (1998), sebelum menentukan positioning ada

beberapa hal yang perlu diperhatikan:

1. Positioning adalah strategi komunikasi

Komunikasi dilakukan untuk menjembatani produk/merek/nama

perusahaan dengan calon konsumen. Meski positioning bukanlah

sesuatu yang dilakukan terhadap produk, komunikasi berhubungan

dengan atribut-atribut yang secara fisik maupun non fisik melekat

pada produk perusahaan. Warna, disain, tulisan yang tertera di

label, kemasan, nama merek adalah diantaranya. Selain itu perlu

diingat bahwa komunikasi menyangkut aspek yang luas. Ia bukan

semata-mata berhubungan dengan iklan meski iklan menyita porsi

anggaran komunikasi yang sangat besar. Komunikasi menyangkut

soal citra yang disalurkan memalui model iklan, media yang dipilih,

outlet yang menyalurkan produk perusahaan, sikap para manajer

dan tenaga penjual, berbagai bentuk sponsorship, produk-produk

terkait, bentuk fisik bangunan, manajer/CEO/komisaris yang

diangkat dan sebagainya.

2. Positioning yang bersifat dinamis

Perlu diingat bahwa persepsi konsumen terhadap suatu

produk/merek/nama bersifat relatif terhadap struktur persaingan.

Begitu keadaan pasar berubah, begitu sebuah pemimpin pasar jatuh,

atau begitu pendatang baru berhasil menguasai tempat tertentu

maka positioning produk perusahaan pun berubah. Oleh karena itu,

Page 24: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

patut dipahami bahwa positioning adalah strategi yang harus terus

menerus dievaluasi, dikembangkan, dipelihara dan dibesarkan.

3. Positioning berhubungan dengan event marketing

Karena positioning berhubungan dengan citra di benak konsumen,

pemasar harus mengembangkan strategi Marketing Public Relation

(MPR) melalui event marketing yang dipilih yang sesuai dengan

karakter produk perusahaan.

4. Positioning berhubungan dengan atribut-atribut produk

Konsumen pada dasarnya tidak membeli produk, tetapi

mengkombinasikan atribut. Ekonom Kelvin Lancaster dalam

Kasali (1998) menyatakan bahwa suatu barang tidak dengan

sendirinya memberikan utility. “Barang itu memiliki karakteristik

dan karakteristik-karakteristik itulah yang membangkitkan utility”.

Karakteristik itulah yang didalam positioning disebut atribut.

Atribut-atribut itulah yang ditonjolkan produsen dalam positioning.

5. Positioning memberi arti dan arti itu harus penting bagi konsumen

Pertama-tama pemasar harus mencari tahu atribut-atribut apa yang

dianggap penting oleh konsumen (sasaran pasarnya) dan atribut-

atribut yang dikombinasikan itu mengandung arti.

6. Atribut-atribut yang dipilih harus unik

Selain unik atribut-atribut yang hendak ditonjolkan harus dapat

dibedakan dengan yang sudah diakui milik pesaing. Beberapa jenis

produk yang pesaingnya sedikit, umumnya konsumen tidak

memiliki kesulitan untuk membedakan, tetapi untuk produk-produk

lain yang pasarnya yang demikian banyak mungkin konsumen

akan mengalami kesulitan.

7. Positioning harus diungkapkan dalam bentuk suatu pernyataan

(positioning statement)

Pernyataan ini selain memuat atribut-atribut yang penting bagi

konsumen, harus dinyatakan dengan mudah, enak didengar dan

harus dapat dipercaya. Secara umum, semakin beralasan klaim

yang diajukan, semakin objektif, maka semakin dipercaya.

Page 25: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Ries dan trout dalam Kotler (2004) berpendapat bahwa

penentuan posisi dimulai dengan produk. Tetapi positioning

bukanlah apa yang dilakukan perusahaan terhadap suatu produk,

melainkan apa yang perusahaan lakukan terhadap akal pikiran

calon-calon pelanggannya. Jadi, perusahaan memposisikan produk

itu di dalam pikiran calon pelanggan. Selain itu produk terkenal

pada umumnya memiliki suatu posisi tersendiri di banak konsumen.

Merek-merek yang sudah memiliki posisinya masing-masing di

benak konsumen akan sulit bagi pesaing untuk mencurinya.

Pesaing hanya memiliki tiga pilihan strategi.

1. Strategi pertama adalah memperkuat posisinya sendiri saat ini di

benak konsumen

2. Strategi kedua adalah mencari dan merebut posisi baru yang belum

ditempati kemudian menggeser (deposition) atau mengubah

(reposition) posisi persaingan. Pemasar harus mengidentifikasi

atribut atau manfaat penting yang dapat dimiliki suatu merek

secara meyakinkan.

3. Strategi ketiga adalah strategi kelompok-eksekutif. Positioning

mengharuskan perusahaan mengerjakan tiap aspek terwujud dari

produk, harga, tempat, dan promosi guna mendukung strategi

positioning yang dipilih. Setelah perusahaan mengembangkan

strategi positioning yang jelas, perusahaan harus

mengkomunikasikan positioning itu secara efektif.

Merek-merek yang tidak berada pada urutan pertama dalam

pasar mereka (diukur dari besarnya perusahaan atau atribut-atribut

lainnya) tidak perlu merasa cemas, yang mereka perlukan hanyalah

memilih atribut lain dan menjadi nomor satu dalam atribut yang

dipilih tersebut. Setiap pesaing akan menarik pelanggan-pelanggan

yang cocok dengan atribut-atribut utama setiap perusahaan tersebut.

Treacy dan Wiersema dalam Kotler (2004) membedakan tiga

positioning utama (yang disebut sebagai “disiplin nilai”) sebagai

berikut: Product leadership (kepemimpinan produk), operational

Page 26: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

excellence (keunggulan oprasional), dan customer intimacy

(keakraban dengan pelanggan). Beberapa pelanggan paling

menghargai prusahaan-perusahaan yang dapat menawarkan

produk-produk yang terbaik dalam katagorinya; beberapa

menghargai perusahaan karena dapat berorientasi dengan efisien;

dan beberapa yang lainnya lagi menghargai perusahaan karena

mereka dapat memberi respon yang terbaik atas keinginan-

keinginan mereka. Sedangkan Crawford dan Matthews dalam

Kotler (2004) mengusulkan lima kemungkinan Positioning:

Product (produk), price (harga), ease of acces (kemudahan dalam

mengakses), value-added service (jasa-jasa yang memberi nilai

tambah), dan customer experience (pengalaman pelanggan).

Menuruk Kasali (1998), selain menggunakan atribut sebagai

alat untuk mengembangkan pernyataan positioning, praktisi

pemasaran juga dapat menggunakan cara lain:

1. Positioning berdasarkan perbedaan produk. Pemasar dapat

menunjukan kepada pasarnya dimana letak perbedaan produknya

terhadap pesaing (unique product feature). Produsen yang

menghasilkan produk prioritas dapat melakukan cara ini.

Kelemahan cara ini adalah perbedaan yang ditonjolkan mudah

ditiru oleh pesaing.

2. Positioning berdasarkan manfaat produk. Manfaat produk dapat

pula ditonjolkan sebagai positioning sepanjang dianggap penting

oleh konsumen. Ada banyak bentuk manfaat yang ditonjolkan

seperti waktu, kemudahan, kejelasan, kejujuran, kenikmatan,

murah, jaminan, dan sebagainya. Manfaat yang bersifat ekonomis

(murah, wajar, sesuai denan kualitasnya), fisik (tahan lama, bagus,

enak dilihat) atau emosional (berhubungan dengan self image).

3. Positioning berdasarkan pemakaian. Disini distribusi yang

ditonjolkan adalah pemakaian produk itu.

Page 27: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4. Positioning berdasarkan kategori produk. Positioning ini biasanya

dilakukan oleh produk-produk baru yang muncul dalam suatu

kategori produk.

5. Positioning kepada pesaing. Di Indonesia pemasar dilarang

mengiklankan produknya dengan membandingkan dirinya kepada

para pesaingnya. Positioning berdasarkan pesaing di dalam

periklanan moderen adalah hal yang sudah menjadi hal biasa

dimana-mana. Di Amerika iklan perbandingan diperkenankan

karena terbukti mampu mengangkat perusahaan-perusahaan kecil

yang membandingkan dirnya dengan perusahaan-perusahaan besar.

Di Indonesia, karena perbandingan langsung dilarang, pemasar

biasa menggunakan cara tidak langsung.

6. Positioning melalui imajinasi. Positioning memang merupakan

hubungan asosiatif. Pemasar dapat mengembangkan positioning

produknya dengan menggunakan imajinasi-imajinasi seperti tempat,

orang, benda-benda, situasi dan lain sebagainya.

7. Positioning berdasarkan masalah. Terutama untuk produk-

produk/jasa-jasa baru yang belum begitu dikenal. Produk (barang

atau jasa) baru biasanya diciptakan untuk memberi solusi kepada

konsumennya. Masalah yang dirasakan dalam masyarakat atau

dialami konsumen diangkat ke permukaan, dan produk yang

ditawarkan diposisikan untuk memecahkan persoalan tersebut.

Persoalan itu biasanya berhubungan dengan sesuatu yang aktual,

dapat berupa persoalan jangka pendek yang waktunya singkat

sekali untuk diatasi (atau masyarakat segera beralih kepada

persoalan lain yang dinilai lebih penting) atau suatu persoalan yang

dinamis dan jangka panjang.

Dalam menentukan positioning perusahaan harus menghindari

empat kesalahan utama dalam positioning, menurut Kotler dalam

Kasali (1998) antara lain:

1. Positioning yang kurang (underpositioning). Produk mengalami

underpositioning apabila keunggulan produknya tidak dirasakan

Page 28: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

konsumen. produk tidak memiliki posisi yang jelas sehingga

dianggap sama saja dengan kumpulan produk lainnya di pasar.

Masalahnya konsumen tidak bisa membedakan mereka dengan

merek-merek lainnya.

2. Positioning yang berlebihan (overpositioning). Adakalanya

pemasar terlalu sempit memposisikan produknya sehingga

mengurangi minat konsumen yang masuk dalam segmen pasarnya.

3. Positioning yang membingungkan (confused positioning).

Konsumen bisa mengalami keragu-raguan karena pemasar

menekankan terlalu banyak atribut.

4. Positioning yang meragukan (doubtful positioning). Positioning ini

diragukan kabenarannya karena tidak didukung bukti yang

memadai. Konsumen tidak percaya, karena selain tidak didukung

bukti yang kuat, mereka mungkin memiliki pengalaman tertentu

terhadap merek tersebut, atau marketing mix yang diterapkan tidak

konsisten dengan keberadaan produk.

Tidak ada satu bentuk positioning yang akan bertahan

selamanya. Sejalan dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada

konsumen, para pesaing, teknologi dan ekonomi, perusahaan harus

melakukan evaluasi kembali positioning dari merek-merek utama

mereka. Bagi beberapa merek yang telah kehilanggan pangsa pasar

kemungkinan perlu di-positioning ulang. Hal ini harus dilakukan

dengan hati-hati. Mengganti merek memang akan dapat

mendatangkan konsumen-konsumen baru, tetapi mungkin juga

akan kehilangan beberapa konsumen lama yang lebih suka pada

merek yang lama (Kotler, 2004). Positioning adalah “single-

statement” yang mengupayakan persepsi terhadap suatu produk

jadi “unik di benak konsumen” (Kertajaya, 2004)

1.8. Persepsi Konsumen

Page 29: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Dewasa ini menjelang penerimaan mahasiswa baru di berbagai sudut

kota ramai terbentang spanduk dari berbagai perguruan tinggi. Media cetak

dan elektronik pun tidak luput dari ramainya promosi perguruan tinggi.

Beragam kemudahan ditawarkan oleh perguruan tinggi kepada calon

mahasiswa termasuk di dalamnya fasilitas yang serba berlebih, ketika

masyarakat semakin cerdas dalam menentukan pilihannya maka

keberhasilan dalam merekrut mahasiswa baru terletak pada bagaimana

kualitas pelayanan perguruan tinggi tersebut. Membangun kualitas

pelayanan tidak semudah membalikkan telapak tangan. Pelayanan

membutuhkan proses panjang, komitmen dan kesungguhan dari pengelola

perguruan tinggi yang bersangkutan.

Citra kualitas pelayanan suatu penyedia jasa ditentukan oleh konsumen

bukan penyedia jasa. Persepsi konsumen terhadap kualitas pelayanan

merupakan penilaian menyeluruh atas suatu produk jasa yang dihasilkannya.

Ada dua faktor yang mempengaruhi kualitas pelayanan, yaitu pelayanan

yang diharapkan dan pelayanan yang dirasakan (Parasuraman, Berry dan

Zeithami, Suara Merdeka, 1 Juni 2007).

Menurut Kotler (1997) dalam Kasali (1998), jika pelayanan yang

diterima sesuai harapan, maka kualitas pelayanan dipersepsikan baik dan

memuaskan. Namun sebaliknya apabila yang diterima lebih rendah dari

yang diharapkan maka kualitas pelayanan dipersepsikan buruk.

Produk dan program studi berkualitas yang dibuat melalui suatu proses

yang berkualitas akan memiliki sejumlah keistimewaan yang mampu

meningkatkan kepuasan pelanggan (mahasiswa) atas penggunaan produk

jasa itu. Hal ini akan meningkatkan daya saing dan penjualan produk-produk

tersebut. Dan ini berarti akan meningkatkan pula performance dan juga

pangsa pasar sehingga kelangsungan hidup perguruan tinggi akan lebih

terjaga. Kotler (1997) dalam Kasali (1998) menandaskan kualitas jasa harus

dimulai dari kebutuhan konsumen dan berakhir pada persepsi konsumen.

Manajemen kualitas jasa adalah suatu metode bagaimana bagian pemasaran

menggunakan teknologi dan orang-orang sehingga mampu merencanakan,

menciptakan dan mewujudkan suatu paket jasa yang bermanfaat bagi

Page 30: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

konsumen. Ada dua faktor yang mempengaruhi minat beli konsumen pada

organisasi jasa. Pertama, sikap atau pendirian orang lain. Artinya kekuatan

pendirian orang lain dapat mempengaruhi pelanggan untuk memutuskan

alternatif yang disukai. Kedua, faktor situasi yang tidak diantisipasi.

Konsumen membentuk minat beli atas dasar faktor-faktor seperti pendapatan

keluarga, harga dan manfaat yang diharapkan. Bila konsumen akan

bertindak tetapi faktor situasi yang tidak diantisipasi terjadi, maka akan

mengubah perilaku pembeliannya.

Kualitas jasa secara umum dapat dilihat dan diukur melalui dimensi

tangible, reliability, responsiveness, assurance dan emphaty-nya terhadap

konsumen. Sebagaimana dikemukakan di atas bahwa perguruan tinggi yang

bergerak di bidang jasa sangat tergantung pada kualitas jasa yang diberikan.

Jasa terdiri dari lima dimensi meliputi bukti fisik (tangible). Pertama

kemampuan suatu perguruan tinggi dalam menunjukkan eksistensinya

kepada pihak eksternal. Penampilan dan kemampuan sarana prasarana fisik

dan keadaan lingkungan sekitarnya adalah bukti nyata dari pelayanan yang

diberikan oleh pemberi jasa. Bukti ini meliputi fasilitas fisik gedung,

perlengkapan dan peralatan yang dipergunakan (teknologi) serta penampilan

pegawainya termasuk dosen.

Kedua keandalan (reliability) merupakan kemampuan dari penyedia jasa

untuk memberikan pelayanan yang telah dijanjikan secara akurat, dapat

dipercaya dan diandalkan. Kinerja harus sesuai dengan harapan konsumen

yang berarti ketepatan waktu, pelayanan yang sama untuk semua konsumen,

tanpa kesalahan, sikap yang simpatik dan akurasi yang tinggi.

Ketiga responsif (responsiveness) merupakan kesediaan penyedia jasa

terutama stafnya untuk membantu serta memberikan pelayanan yang tepat

sesuai kebutuhan konsumen. Dimensi ini menekankan pada sikap dari

penyedia jasa yang penuh perhatian, tepat dan cepat dalam pelayanan. Yakni

menghadapi permintaan, pertanyaan, keluhan dan masalah konsumen

dengan penyampaian informasi yang jelas. Membiarkan konsumen

menunggu tanpa adanya suatu alasan yang jelas menyebabkan persepsi yang

negatif dalam kualitas pelayanan.

Page 31: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Keempat keyakinan (assurance). Dimensi ini menekankan kemampuan

penyedia jasa untuk membangkitkan rasa percaya dan keyakinan diri

konsumen bahwa pihak penyedia jasa terutama pegawainya mampu

memenuhi kebutuhan konsumennya.

Kelima empati (empathy). Yaitu memberikan perhatian yang tulus dan

bersifat individual yang diberikan kepada konsumen dengan berupaya

memahami keinginanya. Dimensi ini merupakan kemampuan penyedia jasa

dalam memperlakukan konsumen sebagai individu-individu yang spesial.

Dari keseluruhan kegiatan yang dilakukan oleh sebuah perguruan tinggi,

pada akhirnya akan bermuara pada nilai yang akan diberikan oleh konsumen

mengenai kepuasan yang dirasakannya. Banyak kegiatan dan biaya yang

dibutuhkan untuk merekrut konsumen baru mulai dari periklanan, promosi

dan pameran produk. Fenomena ini selalu terjadi pada semua industri

barang/jasa dan hal ini terkait dengan tingkat persaingan yang sangat ketat

dalam pasar sasaran.

Konsep persepsi berhubungan erat dengan bagaimana konsumen

memproses informasi. Proses berfikir melibatkan sesuatu yang disebut

persepsi. Persepsi inilah yang menjadi pusat perhatian para ahli positioning.

Dapat dikatakan juga bahwa prsepsi mengatur indra-indra kita menafsirkan

berbagai informasi dalam bentuk yang lebih berarti.

Mowen dalam Basalmah (2008) mendefinisikan persepsi sebagai suatu

proses dimana individu terekspos oleh informasi, menyediakan kapasitor

prosesor yang lebih luas dan mengintrepretasikan informasi tersebut.

Persepsi memegang peranan penting dalam konsep Positioning karena

manusia menafsirkan suatu produk atau merek melalui persepsi yaitu

hubungan asosiatif yang disimpan melalui proses sensasi (Kasali 1998).

Menurt Kotler (2007) persepsi adalah proses yang digunakan oleh

individu untuk memilih, mengorganisasi, dan menginterpretasikan masukan

informasi guna menciptakan gambaran dunia yang memiliki arti. Persepsi

tidak hanya bergantung pada rangsangan fisik tetapi juga pada rangsangan

yang berhubungan dengan lingkungan sekitar dan keadaan individu itu

sendiri. Persepsi dapat sangat beragam antara individu yang satu dengan

Page 32: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

yang lain yang mengalami realitas yang sama. Persepsi seseorang dapat

dibedakan atas dua faktor, yaitu faktor internal dan eksternal. Faktor internal

meliputi pengalaman, kebutuhan saat itu, nilai-nilai yang dianutnya dan

ekspektasi. Sedangkan faktor eksternal meliputi produk, sifat-sifat stimulus

dan situasi lingkungan. Dalam pemasaran, persepsi itu lebih penting

daripada realitas, karena persepsi yang akan mempengaruhi perilaku aktual

konsumen. Persepsi yang berbeda terhadap suatu objek yang sama dapat saja

terjadi karena terdapat tiga proses persepsi, yaitu: perhatian selektif, distorsi

selektif, dan ingatan selektif.

2.4. Hasil Penelitian Terdahulu

Penelitian mengenai analisis positioning IPB oleh Basalmah (2008)

yaitu analisis positioning Institut Pertanian Bogor sebagai perguruan tinggi

badan hukum milik negara (PT - BHMN). Berdasarkan penelitian tersebut,

IPB menempati peringkat keempat universitas yang paling diingat (dengan

responden mahasiswa tingkat satu di empat universitas di Indonesia) dan

diposisikan sebagai perguruan tinggi yang unggul dalam bidang penelitian

dan biaya kuliah yang terjangkau serta memiliki mahasiswa yang tingkat

loyalitasnya sangat loyal.

Penelitian mengenai analisis positioning juga telah dilakukan oleh

Apriantoro (2006) yaitu analisis positioning popeys chicken and seafood

dalam pasar restoran fast food di kota Bogor. Berdasarkan penelitian

tersebut, restoran popeys chicken and sea food memiliki pesaing utama yaitu

McDonald dan Kantucky Fried Chicken. Serta diposisikan oleh responden

sebagai restoran yang memiliki bumbu yang khas.

Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Pradita (2006) mengenai

positioning XL bebas dan jempol pada PT. Excelcomindo Pratama.

Berdasarkan penelitian tersebut menunjukan bahwa xl bebas diposisikan

oleh konsumen sebagai produk dengan kualitas suara yang jernih, promosi

yang menarik serta kemudahan dalam membeli dan mengisi ulang.

Sedangkan xl jempol diposisikan oleh konsumen sebagai produk dengan

tarif yang murah.

Page 33: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Sumiati (2006) meneliti positioning minuman serbuk instan marimas.

Dimana kesimpulan yang dihasilkan adalah, bahwah marimas diposisikan

sebagai merek minuman serbuk instant dengan variasi rasa yang banyak dan

tingkat kemanisan yang tinggi. Hal tersebut menjadi keunggulan/kelebihan

yang dimiliki oleh marimas, namun untuk atribut tingkat kemanisan

sebaiknya diperhatikan oleh perusahaan karena sebagian besar konsumen

menyatakan rasa yang terlalu manis dalam mengkonsmsi marimas.

Pada penelitian ini digunakan objek Institut Pertanian Bogor sebagai

perguruan tinggi negeri yang menempati peringkat empat besar perguruan

tinggi terbaik di Indonesia, sementara itu untuk responden, penelitian ini

memilih siswa-siswi Sekolah Menengah Atas yang akan melanjutkan

studinya ke perguruan tinggi. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi

posisi Perguruan Tinggi yang tertanam di benak siswa-siswi SMA di Bogor,

menganalisis pesaing-pesaing terdekat IPB, dan menganalisis positioning

IPB berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA di Bogor.

Penelitian ini mempergunakan berbagai macam metode untuk

mempermudah dalam perhitungan dalam menentukan hasil akhir yaitu

menentukan Positioning IPB berdasarkan persepsi siswa-siswi SMA terbaik

di Bogor. Adapun metode yang peneliti gunakan seperti Uji Validitas dan

Reliabilitas, yaitu alat analisis yang digunakan untuk mengetahui apakah

pertanyaan dalam kuesioner saling berhubungan, apabila tidak saling

berhubungan akan dihilangkan atau diganti dengan pertanyaan yang lain

serta kuesioner yang akan disebarkan dapat diterima hasilnya.

Analisis deskriptif dipergunakan dalam penelitian ini untuk

mengetahui profil responden dan posisi perguruan tinggi berdasarkan

persepsi responden. Sementara untuk mengetahui pesaing terdekat IPB

berdasarkan persepsi responden digunakan Multidimensionel Scalling

(MDS) dan Analisis faktor atau yang disebut Analisis Komponen Utama

(AKU) yang digunakan untuk mengetahui bagaimanakan Positioning IPB

berdasarkan persepsi responden.

Page 34: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

III. METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Kerangka Pemikiran Konseptual

Dengan semakin banyaknya jumlah Perguruan Tinggi di Indonesia, tentu

para siswa-siswi SMA semakin dipermudah dengan tersedianya beragam

pilihan kelanjutan studi yang ditawarkan agar siswa-siswi tersebut dapat

memilih jurusan dan program yang sesuai dengan minat dan bakatnya.

Beberapa Perguruan Tinggi memberikan banyak pilihan. Oleh karena itu

setiap Perguruan Tinggi berlomba-lomba menempatkan diri dalam ingatan

konsumen. Dalam pemasaran, positioning adalah teknik yang coba dibuat

untuk menciptakan gambaran, citra atau identitas dalam benak atau pikiran

konsumen terhadap produk, merek atau perusahaan. Dengan kata lain

Positioning adalah sesuatu yang dipersepsikan dalam benak target

konsumen.

Faktor penting yang harus diperhatikan dalam menentukan Positioning

adalah dengan mengidentifikasi pesaing dan memperkuat posisi dibenak

konsumen. Tidak ada suatu bentuk positioning yang akan bertahan

selamanya. Sejalan dengan banyaknya perubahan yang terjadi pada

konsumen, para pesaing, teknologi dan ekonomi, perguruan tinggi harus

melakukan peningkatan kembali Positioning. Bagi perguruan tinggi yang

telah kehilangan pangsa pasar kemungkinan perlu melakukan positioning

ulang sejalan dengan visi dan misi perguruan tinggi tersebut. Berdasarkan

hal tersebut diatas maka kerangka pemikiran dapat disimpulkan seperti

Gambar 2.

Page 35: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Konseptual

Pendidikan Tinggi

Positioning IPB Berdasarkan

Persepsi Responden

Posisi Perguruan Tinggi

Pesaing Terdekat IPB

Perguruan Tinggi

Universitas Indonesia

Institut Teknologi Bandung

Universitas Gadjah Mada

Institut Teknologi Sepuluh

November

Institut Pertanian

Bogor

Positioning IPB

Positioning ITS

Positioning UGM

Positioning ITB

Positioning UI

Analisis Deskriptif Analisis Faktor Multi Dimensional Scaling

Page 36: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3.2. Struktur Pendidikan Tinggi

3.2.1. Bentuk Pendidikan Tinggi

Perguruan Tinggi adalah satuan pendidikan yang menyelenggarakan

pendidikan tinggi dan dapat berbentuk akademi, politeknik, sekolah tinggi,

institut, atau universitas. Akademi menyelenggarakan program pendidikan

profesional dalam satu cabang atau sebagian cabang ilmu pengetahuan,

teknologi, atau kesenian tertentu. Politeknik menyelenggarakan program

pendidikan profesional dalam sejumlah bidang pengetahuan khusus. Sekolah

Tinggi menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional

dalam lingkup satu disiplin ilmu tertentu. Institut menyelenggarakan program

pendidikan akademik dan/atau profesional dalam sekelompok disiplin ilmu

pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian yang sejenis. Universitas

menyelenggarakan program pendidikan akademik dan/atau profesional dalam

sejumlah disiplin ilmu pengetahuan, teknologi, dan/atau kesenian tertentu.

3.2.2. Jalur Pendidikan

Struktur pendidikan tinggi di Indonesia terdiri dari dua jalur

pendidikan, yaitu pendidikan akademik dan pendidikan profesional.

Pendidikan akademik adalah pendidikan tinggi yang diarahkan terutama pada

penguasaan ilmu pengetahuan dan pengembangannya, dan lebih

mengutamakan peningkatan mutu serta memperluas wawasan ilmu

pengetahuan. Pendidikan akademik diselenggarakan oleh sekolah tinggi,

institut, dan universitas. Pendidikan profesional adalah pendidikan tinggi yang

diarahkan terutama pada kesiapan penerapan keahlian tertentu, serta

mengutamakan peningkatan kemampuan/ketrampilan kerja atau menekankan

pada aplikasi ilmu dan teknologi. Pendidikan profesional ini diselenggarakan

oleh akademi, politeknik, sekolah tinggi, institut, dan universitas. Pendidikan

akademik menghasilkan lulusan yang memperoleh gelar akademik dan

diselenggarakan melalui program Sarjana (S1-Strata1) atau program Pasca

Sarjana. Program pasca sarjana ini meliputi program Magister dan program

Doktor (S2 dan S3). Pendidikan jalur profesional menghasilkan lulusan yang

Page 37: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

memperoleh sebutan profesional yang diselenggarakan melalui program

diploma (D1, D2, D3, D4) atau Spesialis (Sp1, Sp2).

Program pendidikan sarjana dan diploma merupakan program yang

dipersiapkan bagi peserta didik untuk menjadi lulusan yang berbekal

seperangkat kemampuan yang diperlukan untuk mengawali fungsi pada

lingkungan kerja, tanpa harus melalui masa penyesuaian terlalu lama. Program

pendidikan pasca sarjana S2 (Magister), S3 (Doktor), dan Spesialis (Sp1, Sp2)

merupakan program khusus yang dipersiapkan untuk kegiatan yang bersifat

mandiri.

Pendidikan S2 dan S3 lebih menekankan pada penelitian yang

mengacu pada kegiatan inovasi, penelitian dan pengembangan, Sedangkan

pendidikan spesialis ditujukan untuk meningkatkan pelayanan bagi pemakai

jasa dalam bidang yang bersifat spesifik.

3.3. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di tiga Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri

terbaik di Bogor dan dua Sekolah Menengah Atas (SMA) Swasta terbaik di

Bogor berdasarkan Dinas Pendidikan Nasional Kota Bogor Tahun 2007,

yaitu di SMA 1, SMA 3 dan SMA 5 yang mewakili SMA Negeri, SMA

Regina Pacis dan SMA Budi Mulia yang mewakili SMA Swasta. Penelitian

ini dilakukan dari bulan Mei - Juni 2008.

3.4. Metode Penelitian

3.4.1. Metode Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian terdiri dari data primer

dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui kuesioner.

Kuesioner yang dibagikan untuk mengetahui persepsi konsumen yang

nantinya dibutuhkan dalam membentuk perceptual map baik itu

pesaing terdekat maupun positioning IPB.

Data sekunder diperoleh dari data yang diperoleh dari informasi-

informasi yang bersifat umum seperti surat kabar, laporan penelitian,

dan informasi-informasi dari instasi terkait.

Page 38: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3.4.2. Metode Pengambilan Sampel

Pemilihan responden di lokasi penelitian dipilih berdasarkan

quota sampling yakni merupakan salah satu jenis non probability

sampling. Ukuran responden tersebut didasarkan pada pendapat

Slovin:

21 Ne

Nn

+= .................................................................................(1)

dimana : n = Jumlah sampel

N = Jumlah populasi

e = kesalahan yang ditolerir 10 %

Menurut data yang diperoleh dari SMA 1, SMA 3, SMA 5, SMA

Regina Pacis dan SMA Budi Mulya, jumlah siswa SMA kelas 3 di

lima SMA terbaik di Bogor yang masih aktif pada lima SMA tersebut

adalah 1699 siswa, dari ketentuan tersebut diperoleh jumlah sampel

untuk responden adalah:

N = 1 6 6 3 = 94,32 = 100 Responden 1+ 16.63

Sample Fraction diperoleh sebagai hasil pembagian dari jumlah

siswa SMA kelas 3 masing-masing SMA dengan populasi siswa SMA

kelas tiga terbaik di Bogor. Jumlah responden yang diperoleh dari

masing-masing SMA adalah hasil kali Sample Fraction dengan total

jumlah reponden yang diambil pada penelitian sebesar 100 responden

(Tabel. 2).

Tabel 2. Jumlah responden per SMA

No SMA Jumlah

Populasi Sample

Fraction Responden

1 SMA 1 408 0.24533975 24

2 SMA 3 320 0.19242333 19

3 SMA 5 378 0.22730006 23

4 SMA Regina Pacis 260 0.15634396 16

Page 39: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

5 SMA Budi Mulya 297 0.17859290 18

JUMLAH 1663 1 100

Penentuan responden di tiap-tiap SMA dilakukan secara Quota.

Teknik pengambilan contoh dilakukan dengan metode accidental pada

tiap-tiap sekolah yang secara garis besar dapat dilihat pada Tabel 3.

Tabel 3. Teknik pengambilan contoh

Data Teknik Pengambilan Contoh Responden Quota

SMA Sample Fraction

3.4.3. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dalam penelitian menggunakan Microsoft Excel

dan software SPSS version 13. Metode analisis yang digunakan dalam

penelitian ini yaitu:

1. Uji Validitas

Setelah kuisioner terbentuk, langkah awal yang dilakukan

adalah menguji validitas kuesioner. Uji validitas dilakukan dengan

menggunakan teknik korelasi product moment, uji validitas ini

digunakan untuk menghitung nilai korelasi (r) antara data pada

masing-masing pertanyaan dengan skor total. Validitas

menunjukkan sejauh mana alat ukur dapat mengukur apa yang

ingin diukur (Umar, 2003). Kuesioner yang dikatakan memiliki

butir-butir pertanyaan kuesioner yang saling berhubungan dengan

konsep-konsep yang diinginkan. Apabila ada pertanyaan yang tidak

berhubungan, maka pertanyaan tersebut tidak valid, dan akan

dihilangkan atau diganti dengan konsep pertanyaan lain (Umar,

2003).

Rumus yang digunakan :

∑ ∑ ∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

))(()(( 2222 YYnXXn

YXXYnr …......................( 2 )

Dimana :

Page 40: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

rxy = korelasi antara x dan y

x = skor pernyataan

y = skor total pernyataan

n = jumlah responden

Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat

signifikansi (α) 0.05 maka pernyataan pada kuesioner mempunyai

validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam

pernyataan tersebut dan layak digunakan.

2. Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi

suatu alat ukur dalam mengukur gejala yang sama (Umar, 2003).

Uji reliabilitas akan dilakukan dengan menggunakan rumus alpha.

Uji ini dilakukan untuk mengetahui keandalan kuisioner. Nilai r

hitung dibandingkan dengan r tabel, jika r hitung lebih besar dari

nilai r tabel maka dapat dinyatakan bahwa kuesioner tersebut

reliabel.

Rumus yang digunakan adalah :

−= ∑

2

2

11 11 t

b

k

kr

σσ

.........................................................(3)

Keterangan :

11r = reliabilitas instrumen

k = banyaknya butir pernyataan

2tσ = varians total

∑ 2bσ = jumlah varians butir/pernyataan

Dengan rumus varian yang digunakan adalah :

( )

nn

XX∑ ∑−

=

2

2

2σ ...........................................................(4)

Dimana :

n = jumlah responden

Page 41: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir

pertanyaan/pernyataan).

Setelah didapat korelasi hitung, lalu dibandingkan dengan

korelasi pada Tabel r product moment dengan taraf signifikansi 5

persen. Jika r yang dihitung lebih besar dari r pada tabel, maka

kuesioner tersebut tidak reliabel.

3.4.4. Analisis Deskriptif

Statistika deskriptif berusaha menjelaskan atau menggambarkan

berbagai karakteristik data seperti rata-rata, median maupun variasi

data. Kegiatan statistika deskriptif antara lain menyajikan data dalam

bentuk tabel dan grafik. Sebuah tabel berguna untuk mengetahui

hubungan antara beberapa variabel.

Analisis deskriptif dapat digunakan untuk mengetahui

karakteristik variabel-variabel yang berkaitan, mengestimasi berapa

besar jumlah kelompok, mengetahui persepsi konsumen terhadap

suatu produk tertentu, mengetahui berapa besar variabel dan

mengetahui prediksi spesifik (Rangkuti, 2003).

3.4.5. Multidimensional Scalling

Multidimensional Scalling adalah teknik eksplorasi yang

digunakan untuk menggambarkan perhitungan dalam dimensi kecil.

Interpretasi dari dimensi ini akan membimbing pada pemahaman dari

proses perhitungan. Selanjutnya dapat digunakan dalam

menginterpretasikan pendapat seseorang ataupun grup yang berbeda-

beda sehingga didapatkan suatu solusi. Multidimensional Scalling

(MDS) memiliki hubungan yang erat dengan psikologi. Pada

umumnya Multidimensional Scalling memetakan variabel-variabel

dalam dua atau tiga dimensi (Deun, et.al. dalam Apriantoro, 2006).

Untuk penelitian kali ini akan dibahas mengenai siapa pesaing

terdekat Institut Pertanian Bogor. Metode Multidimensional yang

dilakukan adalah Anchor Clustering Method. Dengan Anchor

Clustering Method, kita menggunakan satu merek sebagai acuan,

Page 42: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

dalam hal ini Institut Pertanian Bogor sebagai subjek penelitian. Lalu

responden menilai kemiripan sejumlah Perguruan Tinggi-Badan

Hukum Milik Negara dan memilih Perguruan Tinggi yang paling

mirip dengan Institut Pertanian Bogor. Matriks yang diperoleh akan

berbentuk conditional sebab tidak dapat membandingkan baris dengan

baris (tidak simetris). Untuk menghitung jarak euclidean, perlu

diketahui koordinat setiap objek (dalam kasus ini objek adalah

perguruan tinggi badan hukum milik negara). Dengan koordinat serta

perhitungan jarak euclidean dapat dihitung dengan rumus:

( ) ( )22

pyipi yxxed −+−= ...............................................................( 5 )

dimana:

ed = jarak Euclidean (euclidean space)

xi = absis perguruan tinggi badan hukum milik negara ke-i pada

dimensi 1 (i=1,2,...,n)

yi = ordinat perguruan tinggi badan hukum milik negara ke-i pada

dimensi 2 (i=1,2,...,n)

xp = absis Institut Pertanian Bogor pada dimensi 1

yp = Ordit Institut Pertanian Bogor pada dimensi 2

Untuk mengukur seberapa baik Multidimensional Scalling

digunakan stress. Menurut Maholtra dalam Simamora (2005) semakin

rendah stress, berarti semakin baik MDS yang kita gunakan. Cara

menghitung stress bermacam-macam, namun yang paling banyak

digunakan adalah stress Kruskal, sebagaimana dirumuskan:

( )( )2

dd

ddStress

ij

ijij

−= ..................................................................( 6 )

dimana:

Rata-rata jarak dalam peta

=ijd̂ jarak turunan (derived distance) atau kemiripan (similarity data)

yang dihasilkan komputer.

=ijd data jarak yang diberikan responden.

=d

Page 43: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Tabel 4. Standar Kruskall untuk Stress

Stress Goodness of Fit

20 Poor

10 Fair

5 Good

2,5 Excellent

0 Perfect

Sumber: Kruskal dalam Simamora (2005)

3.4.6. Analisis Faktor

Analisis faktor digunakan untuk mengidentifikasi dimensi-

dimensi mendasar dan mereduksi sejumlah variabel dengan

menghilangkan veriabel-variabel yang tidak diperlukan. Ada dua

metode dasar analisis faktor, yaitu principal component analysis

(PCA) dan common factor analysis yang sering disebut principal

axing factoring. Principal component analysis menggunakan total

varians dalam analisisnya. Metode ini menghasilkan faktor yang

memiliki specific variance dan error variance yang paling kecil. PCA

bertujuan untuk mengetahui jumlah faktor minimal yang dapat

diekstrak. Common factor analysis mengekstrak faktor hanya

berdasarkan common variance. Metode ini dapat dipakai apabila

tujuan utama peneliti adalah untuk mengetahui dimensi-dimensi laten

atau konstruk yang mendasari variabel-variabel asli (Simamora,

2005). Dalam penelitian ini analisis faktor digunakan untuk

menghasilkan overlay untuk pemetaan persepsi.

Pengujian korelasi antar variabel diukur dengan menggunakan Uji

Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA),

apabila nilai KMO yang didapat lebih besar dari 0,5 maka

menunjukkan adanya kedekatan antar variabel sehingga variabel dan

sample yang ada dapat dianalisis lebih lanjut. KMO berfungsi untuk

mempertanyakan kelayakan analisis faktor.

Page 44: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.4 Gambaran Umum Organisasi

4.4.2. Sejarah Institut Pertanian Bogor

Pada tanggal 1 September 2007 Institut Pertanian Bogor (IPB)

genap berusia 44 tahun. Sejarah perkembangan IPB dimulai dari

tahap embrional (1941 – 1963), Tahap embrional perkembangan IPB

diawali dengan adanya lembaga-lembaga pendidikan menengah dan

tinggi pertanian, serta kedokteran hewan yang dimulai pada awal

abad ke-20 di Bogor.

Pada tahun 1940, pemerintah Hindia Belanda mendirikan

Lembaga Pendidikan Tinggi pertanian di Bogor dengan nama

Landbouw Hogeschool yang kemudian pada tanggal 31 Oktober

1941 dinamakan Landbowkundige Faculteit. Namun ditutup pada

masa pendudukan jepang (1942-1945), sedangkan Nederlandsch

Indische Veeartsenschool (sekolah kedokteran hewan) tetap bejalan.

Hanya saja namanya diubah menjadi menjadi Bogor Zui Gakko

(Sekolah Dokter Hewan Bogor). Sejalan dengan masa kemerdekaan

tahun 1946, Kementrian Kemakmuran Republik Indonesia

Meningkatkan Sekolah Dokter Hewan di Bogor menjadi Perguruan

Tinggi Kedokteran Hewan (PTKH).

Pada tahun 1947 Lembaga Pendidikan Tinggi Pertanian,

Landbowkundige Faculteit dibuka kembali dengan nama Faculteit

Voor Landbouw-Wetenschappen yang mempunyai jurusan Pertanian

dan Kehutanan. Sedangkan PTKH pada tahun 1948 dijadikan

Faculteit voor Dierge neeskunde di bawah Universiteit van

Indonesie yang kemudian berubah nama menjadi Universitas

Indonesia.

Pada tahun 1950 Faculteit voor Landbouw-wetenschappen

berubah nama menjadi Fakultas Pertanian Universitas Indonesia

dengan tiga jurusan yaitu Sosial Ekonomi, Pengetahuan Alam dan

Page 45: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Kehutanan serta pada tahun 1957 dibentuk jurusan Perikanan Darat.

Adapun Faculteit voor Dieergeneeskunde berubah menjadi Fakultas

Kedokteran Hewan. Universitas Indonesia yang pada tahun 1960

berubah nama menjadi Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan.

Selanjutnya pada tahun 1962 menjadi Fakultas Kedokteran Hewan,

Peternakan Universitas Indonesia.

Tahap Pelahiran dan Pertumbuhan (1963-1975), Tahap

pelahiran dan pertumbuhan ditandai dengan berdirinya IPB pada

tanggal 1 September 1963 berdasarkan keputusan Menteri Perguruan

Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) No. 92/1963 yang kemudian

disyahkan oleh Presiden RI Pertama dengan Keputusan No.

279/1965. Pada saat itu, dua fakultas di Bogor yang berada dalam

naungan UI berkembang menjadi 5 fakultas, yaitu Fakultas Pertanian,

Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Perikanan, Fakultas

Peternakan dan Fakultas Kehutanan. Pada tahun 1964, lahir Fakultas

Teknologi dan Mekanisasi Pertanian.

Memasuki pergantian kepemimpinan Rektor IPB dari Prof. Dr.

Ir. Toyib Hadiwidjaja ke Prof. Dr. Ir. A. M. Satari, IPB bersama

MUCIA sedang meneruskan pengembangan Pusat Penelitian Biologi

Tropika (BIOTROP) SEAMEO yang dirintis pada tahun 1967 untuk

waktu 10 tahun (1969-1979). Kerjasama ini membentuk konsorsium

pendidikan di Indonesia yang menghasilkan (1) tenaga pengajar dan

lahirnya fakultas pascasarjana IPB yang pertama di Indonesia, 31

Maret 1975, (2) berkembangnya sistem kurikulum ilmu dan

teknologi, serta program pendidikan 4 tahun untuk S-1, disusul

dengan program S-2 Magister Sain dan Program S-3 Doktor yang

kemudian menjadi pola nasional, (3) tersusunnya rencana induk

pengembangan IPB tahap I (1971-1979). (4) berkembangnya sistem

Penerimaan Mahasiswa Baru S-1 melalui penelusuran kemampuan

akademik yang disebut Proyek Perintis II dan kini menjadi program

nasional yang dikenal dengan Penelusuran Minat Dan Keahlian

Page 46: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

(PMDK) dan sekarang disebut dengan Undangan Seleksi Masuk IPB

(USMI).

Tahap Pendewasaan (1975-2000), Awal kurun waktu tahap

pendewasaan ini ditandai dengan dosen IPB yang kembali dari tugas

belajar di luar negeri, masa bakti ke dua Prof. Dr. Ir. A. M. Satari

selaku Rektor IPB, serta reboisasi lahan gundul yang kini menjadi

Hutan Pendidikan Gunung Walat, Sukabumi.

Memasuki pergantian kepemimpinan Rektor IPB dari Prof. Dr.

Ir. A. M. Satari ke Prof. Dr. Ir. H. Andi Hakim Nasution. Pada tahun

1978, IPB mengembangkan kerjasama tahap pertama (1979-1983)

dengan University of Wisconcin di bidang peningkatan kemampuan

tanaga pengajar, khususnya di bidang ilmu-ilmu lingkungan dan

ilmu gizi, sehingga pada tahun 1981 lahir Fakultas Politeknik

Pertanian.

Sejalan dengan perluasan kesempatan belajar pada pendidikan

tingkat tinggi dan menghadapi ledakan populasi pemuda usia 18

tahun ke atas, IPB menyesuaikan rencana induk pengembangan

tahun 1971-1979 dengan menyusun rencana pengembangan

akademik dan rencana pengembangan fisik kampus Darmaga

berdasarkan proyeksi permasalahan yang akan dihadapi tahun 2000,

seperti: (1) masalah penyediaan pangan dan pemeliharan gizi

masyarakat, (2) masalah pengelolaan sistem penunjang kehidupan

manusia di dalam lingkungan, (3) masalah pengadaan energi dari

berbagai sumber energi dan konvensional, dan (4) masalah

pengumpulan pengelolaan dan penyebaran informasi di dalam

populasi besar dengan tujuan meningkatkan ketahanan nasional.

Pemahaman terhadap masalah ini, telah menempa IPB untuk

memperkuat kompetensinya di bidang pertanian dalam arti yang

seluas-luasnya dan menjadi lembaga pendidikan tinggi pertanian

terkemuka di Indonesia.

Pada periode Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Sitanala Arsyad selama 2

periode masa bakti 1987-1991 dan 1992-1996, IPB telah

Page 47: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

membangun kampus Darmaga berdasarkan master plan 1982.

Pembangunan fisik ini juga telah diimbangi dengan perkembangan

program pendidikan S0, S1, S2 dan S3, metode instruksional dan

pembinaan kemahasiswaan, perkembangan pusat penelitian dan

pusat pengembangan serta kepercayaan dari dalam dan luar negeri.

Hal ini antara lain terlihat dengan adanya pembangunan 3 Pusat

Antar Universitas (PAU) dalam bidang Ilmu Hayati, Bioteknologi,

Pangan dan Gizi.

Sampai dengan tahun 1992 di kampus Darmaga telah dibangun

gedung Fakultas Teknologi Pertanian, gedung Pusat Penelitian

Lingkungan Hidup (PPLH), Lembaga Sumberdaya Informasi,

Laboratorium Analisa dan Produksi Benih, Jurusan Gizi Masyarakat

dan Sumberdaya Keluarga (GMSK) Faperta IPB, dan Gedung Pusat

antar Universitas PAU yang terdiri dari PAU Hayati, PAU

Bioteknologi dan PAU Pangan dan Gizi. Sampai pada tahun 1996

telah dibangun gedung Rektorat IPB dan bangunan Fakultas

Peternakan serta Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan. Sampai

dengan tahun 2000 telah dibangun Fakultas Pertanian, Fakultas

Kedokteran Hewan dan Rumah Sakit Hewan Pendidikan.

Pada periode Rektor IPB Prof. Dr. Ir. H. Soleh Salahuddin,M.Sc

yaitu tahun 1996-1998, IPB telah memiliki 144 Program Studi (PS),

yang terdiri dari 30 PS untuk Program Diploma, 39 PS untuk

Program Sarjana, 51 PS untuk Program Magister dan 25 PS Program

Doktor yang tersebar di 8 Fakultas dan Program Pascasarjana.

Keberadaan program studi ini juga didukung dengan adanya 25 pusat

studi dan pusat pengembangan , sehingga tercipta budaya meneliti di

kalangan civitas akademika IPB . Melanjutkan implementasi rencana

induk pengembangan IPB tahun 2000 yang akan berakhir,

disusunlah rencana strategis IPB menjadi Universitas Tahun 2020.

Menyadari peranan perguruan tinggi tidak terlepas dari konteks

pembanguan nasional, maka IPB mengajak segenap komponen

bangsa untuk menjadikan pertanian sebagai common platform

Page 48: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

pembangunan nasional. Hal ini terbukti ketika Indonesia

menghadapi resesi ekonomi dan moneter tahun 1997, sektor

agroindustri dan agribisnis menjadi pilar penyelamat ekonomi

nasional.

Pada masa kepemimpinan Rektor IPB Prof. Dr. Ir. Aman

Wirakartakusumah yaitu tahun 1998-2002, IPB secara proaktif

terlibat langsung dalam reformasi pendidikan sebagai bagian tidak

terpisahkan dari gerakan reformasi nasional yang bergulir sejak 1997.

Melalui Peraturan Pemerintah 154 tahun 2000, IPB menjadi salah

satu dari empat perguruan tinggi nasional berbasis Badan Hukum

Milik Negara. Penyusunan Renstra IPB menjadi Universitas 2020

kemudian diakomodasikan dalam implementasi Otonomi IPB

dengan masa transisi kelembagaan selama 5 tahun (sampai 2005)

dan masa transisi kepegawaian selama 10 tahun (2010), hingga

mampu menghasilkan lulusan dengan budaya-mutu yang siap

menghadapi globalisasi. Dalam perjalanan tersebut, berdiri beberapa

unit kerja, seperti jurusan Ilmu Komputer, Kantor Haki dan Alih

Teknologi, Program Internasioanal, Fakultas Ekonomi dan

Manajemen (2001), serta asrama mahasiswa TPB dengan

menekankan pada pembinaan akademik dan multi-budaya.

Tahap Otonomi, Pada tahap ini Prof. Dr. Ir. Ahmad Ansori

Mattjik, M.Sc merupakan Rektor IPB yang pertama dipilih dalam

mekanisme IPB sebagai BHMN masa bakti 2002-2007 dengan

program kerja utama untuk mewujudkan academic excellent dan

generating income excellent, sehingga diharapkan mampu

menghantarkan IPB sebagai universitas riset yang secara embrional

terwujud pada tahun 2007.

4.4.3. Visi dan Misi Institut Pertanian Bogor

Visi Institut Pertanian Bogor adalah menjadi universitas riset

terkemuka di Asia dengan kompetensi utama pertanian tropika,

berkarakter kewirausahaan, dan bersendikan keharmonisan.Adapun

penjabaran misi Institut Pertanian Bogor sebagai berikut :

Page 49: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3. Menyelengarakan pendidikan tinggi bermutu tinggi dan

pembinaan kemahasiswaan yang komprehensif dalam rangka

meningkatkan daya saing bangsa.

4. Mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai

kebutuhan masyarakat pada masa sekarang dan kecenderungan

pada masa yang akan datang.

5. Membangun sistem manajemen perguruan tinggi yang

berkarakter kewirausahaan, efektif, efisien, transparan, dan

akuntabel.

6. Mendorong terbentuknya masyarakat madani berdasarkan

kebenaran dan hak asasi manusia.

4.4.4. Moto Institut Pertanian Bogor

Dalam menjalankan seluruh kegiatannya Institut Pertanian

Bogor memiliki moto "Mencari dan Memberi Yang Terbaik"

4.4.5. Tujuan Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor memiliki tujuan sebagai PT-BHMN

yaitu :

2 Menguatkan sistem pendidikan dan kemahasiswaan dengan

fokus menghasilkan lulusan yang kompeten, cerdas dan

kompetitif.

3 Meningkatkan jumlah dan mutu penelitian terintegrasi sehingga

menghasilkan temuan ilmu pengetahuan, paket teknologi yang

bermutu dan bermanfaat bagi masyarakat (swasta, pemerintah

dan lainnya).

4 Meningkatkan kesejahteraan dosen, tenaga penunjang, dan

bantuan/subsidi bagi pendidikan mahasiswa.

5 Meningkatkan kapasitas sumberdaya untuk membangun

ketangguhan institut.

6 Menguatkan sistem manajemen untuk menyempurnakan sistem

manajemen institut dalam rangka mencapai kesehatan organisasi.

Page 50: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3.5 Uji Validitas dan Reliabilitas

Pengujian terhadap kuesioner dilakukan melalui uji validitas dan uji

reliabilitas. Pengujian dilakukan terhadap 15 orang responden siswa-siswi

SMA Negeri 5 Bogor dan 15 orang responden siswa-siswi SMU Regina

Pacis . Uji validitas dilakukan sebesar 30% dari responden. Uji validitas

dilakukan dengan menghitung nilai korelasi antara skor masing-masing

pernyataan dengan skor total, memakai rumus teknik korelasi Product

Moment Pearson yang diolah dengan software SPSS versi 13.00 for windows.

Hasil pengujian validitas untuk masing-masing hasil pengukuran

tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan terhadap seluruh pernyataan lebih

besar dari r tabel pada selang kepercayaan 95 persen yaitu sebesar 0,361. Hal

ini menunjukkan bahwa seluruh pernyataan adalah signifikan dan dapat

dinyatakan valid. Dalam hal ini berarti responden dapat mengerti maksud

dari setiap pernyataan yang diajukan penulis dalam kuesioner. Adapun hasil

pengujian validitas selengkapnya dapat dilihat pada Lampiran 2.

Uji reliabilitas dilakukan dengan teknik α cronbach. Dalam teknik ini,

instrumen diujicobakan pada 30 responden dan hasilnya dicatat. Pengolahan

teknik α cronbach menggunakan bantuan software SPSS versi 13.00 for

windows. Berdasarkan hasil pengolahan dihasilkan nilai α cronbach untuk

tingkat kepentingan yaitu sebesar α = 0,713 dan nilai α cronbach untuk

tingkat kepuasan yaitu sebesar α = 0,747.

Berdasarkan hasil uji reliabilitas, diperoleh nilai α cronbach yang

lebih besar dari 0,6. Hal ini dapat disimpulkan kemungkinan terjadinya

kesalahan pengukuran dalam kuesioner cukup rendah sehingga

penggunaannya dapat diandalkan dan mampu memberikan hasil pengukuran

yang konsisten apabila penulis menyebarkan kuesioner secara berulang kali

dalam waktu yang berlainan.

4.3. Karakteristik Responden

Page 51: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4.3.1. Karakteristik Responden Berdasarkan Asal SMA

Berdasarkan data yang diperoleh jumlah siswa kelas 3 SMA 1, 3,

5, Regina Pacis dan Budi Mulya sebesar 1663 siswa. Penentuan

responden di tiap-tiap SMA dilakukan berdasakan Quota. Berdasarkan

keterangan tersebut jumlah Sample franction diperoleh sebagai hasil

pembagian dari jumlah siswa kelas 3 masing-masing SMA. Jumlah

responden SMA 1 sebanyak 24 orang atau 24%, jumlah responden

SMA 3 sebanyak 19 orang atau 19%, jumlah responden SMA 5

sebanyak 23 orang atau 23%, sedangkan jumlah responden SMA

Regina Pacis sebanyak 16 orang atau 16%, jumlah responden SMA

Budi Mulya sebanyak 18 orang atau 18%, Jumlah responden dapat

dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Jumlah responden di setiap SMA

No Perguruan Tinggi Jumlah

Populasi

Sample

Fraction

Jumlah

Contoh

1 SMA 1 408 0.24533975 24

2 SMA 3 320 0.19242333 19

3 SMA 5 378 0.22730006 23

4 SMA Regina Pacis 260 0.15634396 16

5 SMA Budi Mulya 297 0.17859290 18

Total 1663 1 100

4.3.2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin

Dari 100 orang responden, jumlah responden laki-laki sebesar 52

orang atau 52%, sedangkan jumlah responden perempuan adalah 48

orang atau 48% yang mencakup lima SMA negeri dan swasta di

Bogor ditunjukan pada Gambar 3.

Page 52: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Laki-laki, 52%

Perempuan, 48%

Gambar 3. Persentase responden berdasarkan jenis kelamin

4.3.3. Karakteristik Responden Berdasarkan Jurusan Sekolah

Jumlah responden yang berasal dari jurusan IPA merupakan yang

terbanyak yaitu sebesar 87 orang atau 87%, sedangkan yang berasal

dari jurusan IPS sebesar 13 orang atau 13% (Gambar 4).

IPA, 87%

IPS, 13%

Gambar 4. Persentase responden berdasarkan jurusan sekolah asal

4.4. Analisis Kesadaran Merek

Ekuitas merek diantaranya bergantung pada seberapa dikenalnya merek

tersebut. Dalam terminologi pemberian merek (branding), hal ini disebut

kesadaran merek. Ada dua keadaan yang akan dihadapi sebuah merek, yaitu

apakah akan menjadi merek dikenal (aware brand) atau merek tidak dikenal

(unaware brand). Merek yang dikenal kemungkinan dikenal dengan cara

dibantu mengingat (recognized brand) dan tanpa dibantu mengingat

(recalled brand). Diantara merek-merek yang termasuk golongan recalled

brand, ada satu merek yang menempati posisi tertinggi yaitu disebut pikiran

puncak (top of mind).

Page 53: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Dari hasil analisis kesadaran merek, peringkat perguruan tinggi yang

paling diingat sampai dengan yang tidak dikenal dapat dilihat pada Tabel 6,

7,8, dan 9.

Dari kelima perguruan tinggi yang dianalisis, Universitas Indonesia

adalah perguruan tinggi yang secara otomatis diingat oleh siswa-siswi SMA

di Bogor (top of mind). Hal ini dapat dimengerti mengingat Universitas

Indonesia adalah perguruan tinggi yang sangat dikenal pada tingkat

Nasional maupun tingkat Inernasional, terutama jika dikaitkan dengan

ketersediaan kelengkapan fakultas di Universitasnya.

Tabel 6. Perguruan Tinggi yang paling diingat responden

Frekuensi Ingat Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi

Jumlah Persentase

UI 35 35%

IPB 22 22%

ITB 16 16%

UGM 13 13%

ITS 0 0%

Lain-Lain 14 14%

Total 100 100%

Tabel 7. Perguruan tinggi yang dikenal responden

Frekuensi kenal Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Jumlah Persentase

IPB 73 21%

ITB 62 18%

UGM 62 18%

UI 53 15%

ITS 2 1%

Lain-lain 98 27%

Total 350 100%

Dari 100 responden, 35% responden menyebutkan Universita Indonesia

sebagai Perguruan Tinggi yang diingat, 16% responden menyebutkan

Institut Teknologi Bandung sebagai Perguruan Tinggi yang diingat, 22%

responden menyebutkan Institut Pertanian Bogor sebagai Perguruan Tinggi

Page 54: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

yang diingat, 13% menyebutkan Universitas Gadjah Mada sebagai

Perguruan Tinggi yang diingat, dan 0% menyebutkan Institut Teknologi

Sepuluh November sebagai Perguruan Tinggi yang diingat.

Tabel 8. Perguruan Tinggi yang perlu diingatkan kembali terhadap

responden

Frekuensi kenal Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Jumlah Persentase

ITS 34 37%

ITB 22 24%

UGM 20 22%

UI 12 13%

IPB 4 4%

Total 92 100%

Tabel 9. Perguruan Tinggi yang tidak dikenal oleh responden

Frekuensi kenal Perguruan Tinggi Perguruan Tinggi Jumlah Persentase

ITS 64 92%

UGM 5 7%

IPB 1 1%

UI 0 0%

ITB 0 0%

Total 70 100%

Kenal merek (brand recognition) merupakan pengukuran kesadaran

merek, dimana kesadaran responden diukur dengan responden yang tidak

mengisi pertanyaan “sebutkan satu saja Perguruan Tinggi yang paling Anda

ingat?”.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah responden yang

harus diingatkan tentang keberadaan Institut Pertanian Bogor sebesar 21%,

Institut Teknologi Bandung sebesar 18%, Universitas Gadjah Mada sebesar

18%, Universitas Indonesia sebesar 15%, dan Institut Teknologi Sepuluh

November sebesar 1%. Walaupun keberadaan Institut Pertanian Bogor

menempati peringkat paling atas sebagai perguruan tinggi yang paling

Page 55: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

diingat, ternyata masih terdapat 4% yang perlu diingatkan tentang

keberadaan Institut Pertanian Bogor.

Responden paling tidak mengenal Perguruan Tinggi Institut Teknologi

Sepuluh November (92%), kedua Perguruan Tinggi Universitas Gajah Mada

(7%), dan ketiga Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor (1%).

4.5. Analisis Faktor-faktor Komponen Utama Positioning

Faktor-faktor yang mempengaruhi positioning dianalisis dengan

menggunakan analisis faktor. Metode ini digunakan untuk mengidentifikasi

variabel-variabel atau faktor-faktor yang menerangkan pola hubungan

dalam seperangkat variabel. Teknik ini digunakan untuk mengurangi jumlah

data dalam rangka untuk mengidentifikasi sebagian kecil factor yang dapat

menerangkan varian yang sedang diteliti secara lebih jelas dalam suatu

kelompok variabel yang jumlahnya lebih besar (Sarwono, 2006). Variabel-

variabel yang dianalisis berjumlah 15 variabel.

Pengujian korelasi antar variabel diukur dengan menggunakan Uji

Keiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy (K-M-O MSA). Hasil

pengujian dengan menggunakan analisis faktor diketahui nilai KMO sebesar

0,648 yang lebih besar dari 0,5. Hal ini menunjukkan adanya kedekatan

antar variabel. (Lampiran 3). Maka variabel dan sample yang ada dapat

dianalisis lebih lanjut. KMO yang memiliki nilai faktor atara 0 sampai 1,

berfungsi untuk mempertanyakan kelayakan analisis faktor. Apabila nilai

KMO berkisar antara 0,5 hingga 1,0, analisis faktor layak dilakukan lebih

lanjut. Sebaliknya jika nilai KMO dibawah 0,5, analisis faktor tidak layak

dilakukan lebih lanjut.

Tahap selanjutnya adalah melakukan ekstraksi sekumpulan variabel

yang ada sehingga terbentuk satu atau lebih faktor. Metode yang digunakan

dalam proses ini adalah analisis komponen utama. Setelah proses ekstraksi

dilakukan, diperoleh nilai communalities. Communalities adalah jumlah

varians setiap variabel yang dapat dijelaskan oleh faktor. Semakin besar

nilai communalities sebuah variabel, berarti semakin erat hubungan dengan

faktor yang terbentuk (Tabel 10).

Page 56: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Tabel 10. Nilai communalities berdasarkan urutan

No Variabel Communality

1 Kualitas lulusan 0,800

2 Peranan ke masyarakat 0,783

3 Lingkungan kampus 0,749

4 Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa 0,748

5 Program beasiswa 0,747

6 Standar akademik 0,728

7 Lokasi kampus 0,713

8 Metode belajar 0,694

9 Pengajar/dosen 0,690

10 Fasilitas fisik 0,686

11 Kedisiplinan 0,655

12 Nama besar perguruan tinggi 0,630

13 Bidang penelitian 0,613

14 Reputasi 0,519

15 Biaya kuliah 0,515

Tabel Total Variance Explained menjelaskan dasar jumlah faktor yang

didapat dengan perhitungan angka. Persentase varians menjelaskan varians

masing-masing faktor. Bila keseluruhan persentase varians dijumlahkan,

maka faktor-faktor tersebut dapat menjelaskan 100 persen dari variabilitas

seluruh faktor. Nilai eigenvalues menunjukkan kepentingan relatif masing-

masing faktor dalam menghitung varians seluruh variabel yang dianalisis.

Susunan eigenvalues selalu diurutkan dari nilai terbesar hingga terkecil

dengan kriteria bahwa angka eigenvalues di bawah satu tidak digunakan

dalam menghitung faktor yang terbentuk. Nilai total variance

memperlihatkan hanya ada enam faktor yang terbentuk, karena keenam

faktor angka eigenvalues berada diatas satu (1.057). sedangkan bila

ditambah satu faktor lagi menjadi tujuh faktor maka angka eigenvalues

berada dibawah satu (0,900) (Lampiran 4).

Page 57: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Tabel Component Matrix berisikan nilai factor loading (yaitu nilai

korelasi) antar suatu variabel dengan enam faktor yang telah terbentuk.

Tebel Rotated Component Matrix menunjukkan distribusi 15 variabel

tersebut pada faktor yang telah terbentuk. Pengelompokkan suatu variabel

kedalam faktor tertentu dilihat dari nilai factor loading yang terbesar

mengimplikasikan bahwa korelasi terbesar variabel tersebut dengan faktor

yang telah terbentuk (Lampiran 5).

Memberi nama pada faktor yang telah dibentuk dalam analisis faktor

dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu: 1) memberikan nama faktor yang

dapat mewakili nama-nama variabel yang membentuk faktor tersebut, 2)

memberikan faktor berdasarkan variabel yang memiliki nilai factor loading

tertinggi. Cara kedua dilakukan apabila tidak memungkinkan untuk

memberikan nama faktor yang dapat mewakili semua variabel yang

membentuk faktor tersebut (Suliyanto, 2005).

Keenam faktor yang telah terbentuk masing-masing berisi variabel yang

saling berkaitan satu sama lain sehingga dapat dikelompokkan.

Pengelompokkan dilakukan berdasarkan factor loading yang terbesar. Factor

loading menunjukkan tingkat keeratan suatu variabel terhadap variabel yang

terbentuk.

Berdasarkan pengolahan menggunakan analisis faktor dengan metode

principle component analysis dihasilkan enam komponen utama (faktor).

Faktor pertama dibentuk oleh X12 (Seleksi masuk/penerimaan Mahasiswa),

X13 (Pengajar/Dosen), X14 (Biaya Kuliah), dan X15 (Lokasi Kampus),

faktor kedua dibentuk oleh X9 (Standar Akademik), X10 (Bidang

Penelitian), dan X11(Peranan Kemasyarakat), faktor ketiga dibentuk oleh

X2 (Nama besar Perguruan Tinggi), X3 (Fasilitas Fisik), dan X8 (Reputasi),

faktor keempat dibentuk oleh X1 (Kualitas Lulusan) dan X4 (Metode

Belajar), faktor kelima dibentuk oleh X5 (Kedisiplinan) dan X6

(Lingkungan Kampus), sedangkan dimensi keenam dibentuk oleh X7

(Program Beasiswa). Hal ini dapat dilihat pada Tabel 11

Page 58: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Tabel 11. Hasil analisis faktor

Faktor Variabel Factor Loading

Seleksi

masuk/penerimaan

mahasiswa

0,762

Pengajar / dosen 0,715

Biaya kuliah 0,689

Faktor Pertama:

Faktor Akademik dan

Administrasi

Lokasi kampus 0,681

Standar akademik 0,559

Bidang penelitian 0,676 Faktor Kedua:

Faktor Tridharma Peranan ke masyarakat 0,815

Nama besar perguruan

tinggi 0,672

Fasilitas fisik 0,725

Faktor Ketiga:

Faktor Citra

Reputasi 0,633

Kualitas lulusan 0,886 Faktor Keempat:

Faktor Proses Belajar Metode belajar 0,656

Kedisiplinan 0,687 Faktor Kelima:

Faktor Etika Lingkungan kampus 0,809

Faktor Keenam:

Faktor Beasiswa Program beasiswa 0,850

4.5.1 Faktor Pertama

Faktor pertama ini dinamakan faktor akademik dan administrasi. Faktor ini

memiliki nilai eigenvalues sebesar 3,529 dan merupakan faktor dengan nilai

eigenvalues terbesar dibandingkan dengan faktor lainnya. Faktor ini dapat

menerangkan keragaman data sebesar 23,528 persen. Berdasarkan Tabel 11,

terlihat keempat variabelnya memiliki factor loading yang positif. Artinya apabila

seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang baik, pengajar/dosen yang kompeten,

biaya kuliah yang terjangkau, serta lokasi kampus yang strategis, maka para calon

mahasiswa tersebut akan semakin terdorong untuk memilih Institut Pertanian

Bogor untuk melanjutkan studinya.

Page 59: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4.5.2. Faktor Kedua

Faktor kedua ini dinamakan faktor tridharma karena tersusun atas standar

akademik, bidang penelitian dan pernana ke masyarakat yang merupakan

tridharma perguruan tinggi. Faktor ini memiliki nilai eigenvalues sebesar 1,728

dan dapat menerangkan keragaman data sebesar 11,520 persen.Factor loading

ketiga variabel tersebut seluruhnya positif. Artinya standar akademik yang baik,

bidang penelitian yang baik, dan peranan ke masyarakat yang baik akan semakin

membuat siswa-siswi tersebut tertarik dengan Institut Pertanian Bogor.

4.5.3. Faktor Ketiga

Faktor ketiga ini dinamakan faktor citra. Faktor ini memiliki nilai

eigenvalues sebesar 1,532 dan dapat menerangkan keragaman data sebesar 10,214

persen. Factor loading variabel-variabel yang termasuk kedalam faktor ketiga ini

semuanya bernilai positif, artinya semakin memiliki nama besar perguruan tinggi

tersebut, semakin baiknya fasilitas fisik yang terdapat pada perguruan tinggi

tersebut, dan semakin baiknya reputasi perguruan tinggi tersebut, maka siswa-

siswi SMA akan semakin tertarik dengan Institut Pertanian Bogor.

4.5.4 Faktor Keempat

Pada faktor keempat ini dinamakan faktor proses belajar. Faktor ini

memiliki angka eigenvalues sebesar 1,294 dan dapat menerangkan keragaman

data sebesar 8,624 persen. Factor loading variabel-variabel yang termasuk

kedalam faktor keempat ini semuanya bernilai positif, artinya apa bila kualitas

lulusan ang dihasilkannya baik dan metode belajar yang diterapkan sesuai dengan

apa yang diharapkan para siswa, maka para calon mahasiswa tersebut akan

semakin tertarik untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor.

4.5.5 Faktor Kelima

Faktor kelima ini bernama faktor etika dan memiliki nilai eigenvalues

sebesar 1,130 dan dapat menerangkan keragaman data sebesar 7,536 persen.

Factor loading variabel-variabel yang termasuk kedalam faktor kelima ini

semuanya bernilai positif, artinya apabila universitas tersebut memiliki

kedisiplinan yang baik dan lingkungan kampus yang nyaman, maka para calon

mahasiswa akan semakin tertarik untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian

Bogor.

Page 60: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4.5.6 Faktor Keenam

Hanya terdapat satu variabel pada faktor keenam atau faktor beasiswa ini,

yaitu program beasiswa. Faltor keenam ini memiliki nilai eigenvalues sebesar

1,057 dan dapat menerangkan keragaman data sebesar 7,044%. Factor loading

variabel yang termasuk kedalam faktor keenam ini bernilai positif, artinya

semakin baiknya program beasiswa yang ditawarkan maka para calon mahasiswa

akan semakin tertarik untuk melanjutkan studi di Institut Pertanian Bogor.

4.6. Analisis Pesaing Institut Pertanian Bogor dalam Perguruan Tinggi

Analisis pesaing sangat penting dilakukan guna mendukung penentuan

strategi Positioning. Dengan analisis pesaing ini dapat dilihat siapa pesaing

terdekat dan nantinya mengidentifikasi kelemahan dan kekuatan Institut

Pertanian Bogor dibandingkan pesaingnya.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan, pesaing terdekat Institut

Pertanian Bogor adalah Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung

menjadi pesaing ke dua, di urutan ketiga universitas Gadjah Mada,

sedangkan Institut Teknologi Sepuluh November menjadi pesaing Institut

Pertanian Bogor yang keempat, yang kemudian dapat dilihat pada Tabel 12

dan Gambar 5 merupakan hasil perceptual map dari pesaing IPB dimana

terlihat pesaing terdekat Institut Pertanian Bogor adalah Universitas

Indonesia.

Tabel 12. Perhitungan Jarak Euclidean dan Rangking Pesaing Terdekat

Koordinat Perguruan Tinggi X Y

Xi-Xm Yi-Ym (Xi-Xm)2 (Yi-Ym)2 =√(Xi-Xm)2+(Yi-Ym)2 Peringkat

IPB 0.5612 -0.1455

UI 0.9496 -0.0709 0.3884 0.0746 0.150855 0.005565 0.3955 1

UGM -0.6532 -0.9195 -1.2144 -0.774 1.474767 0.599076 1.4401 3

ITB 1.3701 0.5777 0.8089 0.7232 0.654319 0.523018 1.0850 2

ITS -2.2277 0.5581 -2.7889 0.7036 7.777963 0.495053 2.8762 4

Page 61: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Gambar 5. Euclidean Distance Model

10-1-2

Dimension 1

0.5

0.0

-0.5

-1.0

Dim

ensi

on 2

ITS

IPB

UGM

ITB

UI

Euclidean distance model

Derived Stimulus Configuration

4.7. Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor

4.7.1. Analisis Deskriptif Persepsi Responden

Analisis deskriptif hasil persepsi konsumen merupakan analisis

yang meringkas informasi yang terkandung dalam data atribut

berdasarkan pilihan responden. Analisis ini digunakan untuk melihat

penilaian responden terhadap Institut Pertanian Bogor dan ketiga

pesaingnya yaitu Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung

Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November.

Dalam analisis ini digunakan nilai median atau nilai tengah yang

kemudian diringkas dalam bentuk somantic differensial agar lebih

mudah dan menarik untuk diinterepretansi.

Berdasarkan analisis deskriptif persepsi konsumen dapat

diketahui atribut-atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan baik

Institut Pertanian Bogor maupun pesaingnya yaitu Universitas

Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan

Institut Teknologi Sepuluh November (Gambar 6).

Page 62: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

3.2

3.4

3.6

3.8

4

4.2

4.4

4.6

4.8

Kualita

s Lulu

san

Nama b

esar

Per

guruan

Tin

ggi

Fasilit

as F

isik

Metode B

elajar

Kedisi

plinan

Lingku

ngan ka

mpus

Progra

m B

easis

wa

Reputa

si

Standar

akad

emik

Bidan

g pen

eliti

an

Peran

an ke

mas

yara

kat

Seleks

i mas

uk/pen

erim

aan m

ahas

iswa

Pengaja

r/Dose

n

Biaya k

uliah

Lokasi

kam

pus

ITB UGM IPB ITS

Gambar 6. Analisis Deskriptif Persepsi Responden

Hasil analisis deskriptif mengenai perguruan tinggi berdasarkan persepsi

responden dapat dijabarkan sebagai berikut:

1. Institut Pertanian Bogor

Institut Pertanian Bogor memiliki keunggulan sebagai

Perguruan Tinggi yang memiliki lokasi kampus yang strategis, dan

lingkungan kampus yang asri, karena sebagai kampus yang moderen

sekaligus melestarikan situs sejarah, IPB memiliki lima Kampus yang

tersebar di beberapa lokasi dengan peruntukan khusus:

Page 63: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

a. Kampus IPB Darmaga (267Ha) sebagai kantor rektorat dan pusat

kegiatan belajar-mengajar S1, S2 dan S3. Selain itu, disediakan

fasilitas sosial dan fasilitas umum.

b. Kampus IPB Baranangsiang Bogor (11,5 Ha), sebagai pusat

kegiatan penelitian dan pemberdayaan masyarakat serta

pendidikan pascasarjana eksekutif. Pada saat ini telah dibangun

IPB International Convention Center,

c. Kampus IPB Gunung Gede Bogor (14,5 Ha) sebagai pusat

kegiatan pendidikan manajemen dan bisnis yang akan dilengkapi

dengan techno-park,

d. Kampus IPB Cilibende Bogor (3,2 Ha) sebagai pusat kegiatan

pendidikan vokasional diploma dan

e. Kampus IPB Taman Kencana Bogor (3,4 Ha), direncanakan

untuk pendirian rumah sakit internasional.

Selain itu, untuk melayani informasi yang lengkap dan

mutakhir kepada mahasiswa, IPB memiliki perpustakaan yang

terkatagori lima besar di Indonesia yang dilengkapi dengan IPB

electronic library. Cyber Mahasiswa dengan 800 komputer, sistem

bersama dengan kapasitas 3000 orang. Untuk mahasiswa yang lain

jaringan serat optik dan hot-spot untuk mengakses internet di

beberapa lokasi kampus.

Untuk menunjang kesejahteraan mahasiswa di dalam

kampus disediakan student dormitory untuk mahasiswa tingkat

persiapan disediakan asrama dengan kapasitas mencapai 500 orang.

Di sekeliling kampus terdapat Bank dan ATM, Kantor Pos,

Poliklinik, sarana ibadah, bus keliling kampus dan track sepeda

kampus. Adapun untuk menunjang pengembangan bakat dan minat,

di dalam kampus IPB Darmaga disediakan Gymnasium, Pusat

Kegiatan Mahasiswa, Gedung Olah Raga, Plaza Academik serta

peralatan kesenian.

Page 64: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Keunggulan Institut Pertanian Bogor yang lain adalah biaya

kuliah yang terjangkau, dan program beasiswa yang sangat baik,

dimana Institut Pertanian Bogor bekerjasama dengan 103

Universitas dan lembaga di luar negeri dan 439 lembaga dalam

negeri.

Peranan ke masyarakat, Institut Pertanian Bogor lebih unggul

dibandingkan pesaingnya seperti Universitas Indonesia, Universitas

Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh Nopember, tetapi

Institut Pertanian Bogor memiliki peranan ke masyarakat yang

sama dengan Institut Teknologi Bandung.

Institut Pertanian Bogor dalam atribut pengajar/dosen, Bidang

penelitian, dan metode belajar cukup baik, tetapi masih menempati

peringkat ke dua dibandingkan para pesainnya.

Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa, standar akademik,

reputasi, kedisiplinan, fasilitas fisik, nama besar perguruan tinggi

dan kualitas lulusan di persepsikan responden masih kurang

dibandingkan para pesaingnya.

2. Universitas Indonesia

Berdasarkan analisis deskriptif persepsi konsumen

Universitas Indonesia memiliki keunggulan sebagai Perguruan

Tinggi yang memiliki reputasi yang sangat baik, hal ini dapat

dilihat pada Tabel 12 dimana jumlah peminat yang cenderung

menurun namun jumlah mahasiswa yang diterima mengalami

peningkatan. Hal ini memiliki arti bahwa mahasiswa yang

mendaftar hanyalah mahasiswa-mahasiswa yang memiliki tingkat

kompetensi baik.

Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang sangat ketat

dimana berdasarkan data pada tahun 2005 dari 50.643 peminat

yang mendaftar melalui jalur SPMB, hanya 3.779 mahasiswa yang

diterima atau dengan kata lain hanya 7.5% dari peminat yang

diterima oleh Universitas Indonesia. Keunggulan Universitas

Indonesia dibandingkan pesaing-pesaingnya yang terakhir adalah

Page 65: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

kualitas pengajar/dosen yang sangat baik dimana dapat ditunjukkan

oleh jumlah Guru Besar yang banyak (214 orang Guru Besar) dan

staf pegawai akademik yang mencukupi (1801 orang) dari

dibandingkan para pesaingnya.

Tabel 13. Data mahasiswa Universitas Indonesia

Tahun Peminat Mahasiswa Diterima Presentase Persaingan

2000 71927 2674 3.72

2001 65053 2761 4.19

2002 65128 3112 4.78

2003 62255 3104 4.99

2004 55742 3595 6.45

2005 50643 3779 7.45

Sumber: http://www.ui.ac.id/id/profile/page/statistik/uidalamangka.pdf2

Universitas Indonesia dalam atribut kualitas lulusan, nama

besar perguruan tinggi, fasilitas fisik, metode belajar, kedisiplinan,

lingkungan kampus, program beasiswa, standar akademik, bidang

penelitian, peranan ke masyarakat dan lokasi kampus cukup baik

tetapi masih menjadi keunggulan pesaingnya.

Universitas Indonesia dalam atribut biaya kuliah di

persepsikan responden sebagai universitas yang memiliki biaya

kuliah yang kurang terjangkau dibandingkan para pesaingnya.

3. Institut Teknologi Bandung

Berdasarkan analisis deskriptif persepsi konsumen Institut

Teknologi Bandung memiliki keunggulan sebagai Perguruan

Tinggi yang memiliki kualitas lulusan, nama besar perguruan

tinggi, fasilitas fisik, metode belajar, kedisiplinan, standar

akademik, bidang penelitian, peranan ke masyarakat dan seleksi

masuk/penerimaan mahasiswa yang sangat baik dibandingkan

dengan para pesaingnya.

2 “Data mahasiswa Universitas Indonesia”, Sumber: http://www.ui.ac.id/id/

profile/page/statistik/uidalamangka.pdf, [12 November 2008]

Page 66: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Institut Teknologi Bandung dalam atribut lingkungan kampus,

program beasiswa, reputasi, kualitas pengajar/dosen, biaya kuliah

dan lingkungan kampus cukup baik, tetapi masih menjadi

keunggulan dari para pesaingnya.

4. Universitas Gadjah Mada

Universitas Gadjah Mada dalam atribut kualitas lulusan, nama

berar perguruan tinggi, fasilitas fisik, metode belajar, kedisiplinan,

lingkungan kampus, program beasiswa, reputasi, standar akademik,

bidang penelitian, peranan masyarakat, seleksi masuk/penerimaan

mahasiswa, pengajar/dosen dan biaya kuliah yang cukup baik

tetapi masih menjadi keunggulan pesaingnya.

Universitas Gadjah Mada dalam atribut lokasi Kampus di

persepsikan responden sebagai universitas yang memiliki lokasi

kampus yang kurang strategis dibandingkan para pesaingnya.

5. Institut Teknologi Sepuluh Nopember

Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam atribut lokasi

kampus,dan biaya kuliah yang cukup baik tetapi masih menjadi

keunggulan pesaingnya.

Institut Teknologi Sepuluh Nopember dalam atribut kualitas

lulusan, nama berar perguruan tinggi, fasilitas fisik, metode belajar,

kedisiplinan, lingkungan kampus, program beasiswa, reputasi,

standar akademik, bidang penelitian, peranan masyarakat, seleksi

masuk/penerimaan mahasiswa dan pengajar/dosen yang kurang

baik dibandingkan para pesaingnya.

4.7.2. Analisis Positioning

Hasil analisis deskriptif persepsi responden (Gambar 8)

menghasilkan atribut-atribut yang menjadi keunggulan dan kelemahan

baik Institut Pertanian Bogor maupun pesaingnya yaitu Universitas

Indonesia, Institut Teknologi Bandung, Universitas Gadjah Mada dan

Universitas Sepuluh November yang merupakan persepsi responden

terhadap ke lima Perguruan Tinggi di benak responden. Berdasarkan

hasil tersebut, responden memposisiskan :

Page 67: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

1. Institut Pertanian Bogor sebagai Perguruan Tinggi yang unggul

dalam atribut lokasi kampus yang strategis, biaya kuliah yang

terjangkau, lingkungan kampus yang asri, dan program beasiswa

yang sangat baik.

2. Universitas Indonesia diposisikan sebagai Perguruan Tinggi yang

memiliki reputasi yang baik, seleksi masuk/penerimaan

mahasiswa yang ketat, dan kualitas pengajar/dosen yang sangat

baik.

3. Institut Teknologi Bandung diposisikan sebagai Perguruan Tinggi

yang memiliki kualitas lulusan yang baik, nama besar perguruan

tinggi, fasilitas fisik yang baik, metode belajar, kedisiplinan,

standar akademik, bidang penelitian, peranan ke masyarakat dan

seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat.

4. Universitas Gadjah Mada diposisikan sebagai Perguruan Tinggi

dalam atribut kualitas lulusan, nama besar perguruan tinggi,

fasilitas fisik, metode belajar, kedisiplinan, standar akademik,

bidang penelitian, peranan masyarakat, pengajar/dosen dan biaya

kuliah yang cukup baik dibandingkan atribut-atribut lainnya.

5. Institut Teknologi Sepuluh November diposisikan sebagai

perguruan tinggi dalam atribut lokasi kampus dan biaya kuliah

lebih baik dibandingkan atribut-atribut lainnya.

Page 68: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4.8. Implikasi Manajerial

Berdasarkan hasil analisis faktor dan analisis positioning, Institut Pertanian

Bogor memiliki keunggulan pada faktor pertama, kelima dan keenam, dimana

pada faktor pertama yang menjadi kelebihan Institut Pertanian Bogor terdapat

pada variabel biaya kuliah yang terjangkau dan lokasi kampus yang strategis, pada

faktor kelima adalah lingkungan kampus Institut Pertanian Bogor yang nyaman

dan asri dan faktor keenam yaitu program beasiswa dimana program beasiswa

yang ditawarkan oleh Institut Pertanian Bogor tersedia dalam jumlah yang lebih

dari cukup. Berdasarkan analisis pesaing, Institut Pertanian Bogor memiliki

pesaing terdekat yaitu Universitas Indonesia

Institut Pertanian Bogor diharapkan dapat lebih meningkatkan promosi

sebagai Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara dalam bidang penelitian,

sehingga dapat berkesan dibenak mayarakat dan dapat meningkatkan kesadaran

akan Institut Pertanian Bogor dibenak siswa-siswi SMA.

Institut Pertanian Bogor harus meningkatkan atribut langsung seperti

kualitas lulusan, metode belajar, kedisiplinan, program beasiswa, standar

akademik, peranan kepada masyarakat, memperketat seleksi masuk/penerimaan

mahasiswa, meningkatkan kualitas dosen/pengajar dan atribut tidak langsung

seperti nama besar Perguruan Tinggi dan kualitas lulusan dengan tujuan

meningkatkan positioning IPB dibenak siswa-siswi SMA di Bogor. Pada akhirnya

perlu dilakukan peningkatan layanan terutama pada atribut-atribut diatas guna

meningkatkan positioning IPB dibenak siswa-siswi SMA.

Page 69: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

KESIMPULAN DAN SARAN

1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan penulis,

maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Universitas Indonesia sebagai perguruan tinggi yang paling diingat

mahasiswa yaitu sebesar 35% responden, diikuti oleh Institut

Pertanian Bogor sebesar 22%, Institut Teknologi Bandung 16%,

Universitas Gadjah Mada sebesar 13%, dan Institut Sepuluh

November sebesar 0%.

2. Institut Pertanian Bogor memiliki pesaing terdekat yaitu Universitas

Indonesia, yang kemudian diikuti oleh Institut Teknologi Bandung,

Universitas Gadjah Mada dan Institut Teknologi Sepuluh November.

3. Institut Pertanian Bogor diposisikan mahasiswa sebagai Perguruan

Tinggi yang unggul dalam bidang lingkungan kampus yang asri,

Program beasiswa, biaya kuliah yang terjangkau dan lokasi kampus

yang strategis. Universitas Indonesia diposisikan sebagai Perguruan

Tinggi yang memiliki reputasi yang baik, seleksi masuk/penerimaan

mahasiswa yang ketat dan memiliki pengajar/dosen yang lebih baik

dibandingkan para pesaingnya. Institut Teknologi Bandung

diposisikan sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki kualitas lulusan

yang baik, nama besar perguruan tinggi, fasilitas fisik, metode belajar,

kedisiplinan, standar akademik, bidang penelitian dan

seleksi/penerimaan mahsiswa yang lebih baik dari para pesaingnya.

Universitas Gadjah Mada diposisikan sebagai Perguruan Tinggi yang

memiliki program beasiswa dan kedisiplinan yang cukup baik. Institut

Teknologi Sepuluh November diposisikan sebagai Perguruan Tinggi

yang memiliki biaya kuliah yang cukup terjangkau.

Page 70: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

2. Saran

Berdasarkan hasil penelitian secara keseluruhan, maka beberapa saran

yang dapat diajukan adalah :

1. Institut Pertanian Bogor diharapkan dapat meningkatkan promosi

sebagai Perguruan Tinggi-Badan Hukum Milik Negara yang unggul

dalam bidang penelitian sehingga dapat berkesan di benak masyarakat.

2. Institut Pertanian Bogor diharapkan meningkatkan atribut-atribut yang

dianggap menjadi kelemahan sebagai Perguruan Tinggi-Badan

Hukum Milik Negara dibandingkan para pesaingnya seperti

meningkatkan kualitas lulusan, metode belajar, kedisiplinan, program

beasiswa, standar akademik, peranan kepada masyarakat,

memperketat seleksi masuk/penerimaan mahasiswa, meningkatkan

kualitas dosen/pengajar, sehingga akan meningkatkan nama besar

Institut Pertanian Bogor sebagai Perguruan Tinggi-Badan Hukum

Milik Negara. Institut Pertanian Bogor diharapkan dapat memperkuat

ikatan alumni Institut Pertanian Bogor agar dapat meningkatkan

atribut-atribut secara tidak langsung seperti nama besar Perguruan

Tinggi dan kualitas lulusan.

Page 71: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

DAFTAR PUSTAKA

Apriantoro. 2006. Analisis Positioning Popeyes Chicken and Seafood dalam Pasar Restoran Fast Food di Kota Bogor. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Basalmah, R. 2008. Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor Sebagai

Perguruan Tinggi Badan Hukum Milik Negara, Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Durianto, D., Sugiarto dan T. Sitinjak. 2004. Strategi Menaklukan Pasar Melalui

Riset Ekuitas dan Perilaku Merek. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kartajaya, H. 2003. Hermawan Kartajaya on Marketing. PT. Gramedia Pustaka

Utama. Jakarta. Kartajaya, H. 2004. Hermawan Kartajaya on Positioning. PT. Mizan Pustaka,

Jakarta . Kartajaya, H. 2005. MarkPlus on Strategy. Jakarta. Gramedia Pustaka Utama,

Jakarta. Kasali, R. 1998. Membidik Pasar Indonesia: Strategi Targeting Pisitioning. PT.

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Kotler, P. 2000. Manajemen Pemasaran : Analisis, Perencanaan, Implementasi

dan Konrol (Terjemahan, Jilid I-II). PT. Prenhalindo, Jakarta. Kotler, P. 2004. Marketing Insights From A to Z (Terjemahan). Erlangga, Jakarta. Kotler, P. 2007. Manajemen Pemasaran Edisi 12 (Terjemahan, Jilid I). PT. Indeks,

Jakarta. Rangkuti, F. 2003. Riset Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta. Sulistyo, S. 2005. Buku Latihan SPSS: Statistik Multivariat. PT. Gramedia

Pustaka Utama, Jakarta. Simamora, B. 2005. Analisis Multivariat Pemasaran. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta. Sutisna. 2001. Prilaku Konsumen dan Komunikasih Pemasaran. PT. Gramedia

Pustaka Utama., Jakarta. Umar, H. 2003. Riset Pemasaran dan Perilaku Konsumen. PT. Gramedia Pustaka

Utama, Jakarta.

Page 72: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Wardhani, I. 2006. Analisis Ekuitas Merek Kartu GSM Prabayar pada Mahasiswa S1 IPB. Skripsi Fakultas Ekonomi dan Manajemen, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Zeithami. 1 Juni 2007. Persepsi Pelayanan Konsumen. Suara Merdeka, Jakarta.

Page 73: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Lampiran 1. Kuisioner

KUESIONER PENELITIAN

ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN

BOGOR BERDASARKAN SISWA-SISWI SMU DI

BOGOR

Tanggal Pengisian :

No Responden :

Assalamualaikum wr wb.

Selamat Pagi/Siang/Sore

Saya Tubagus M Eidri, mahasiswa di Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi

Manajemen Institut Pertanian Bogor. Untuk keperluan penyusunan skripsi

berjudul “Analisis Positioning Institut Pertanian Bogor Berdasarkan Persepsi

Siswa-Siswi SMA di Bogor”, saya memohon bantuan saudara untuk mengisi

kuesioner ini dengan jujur. Jawaban Saudara semata-mata hanya digunakan untuk

keperluan penelitian dan dijamin kerahasiaannya. Atas perhatian dan bantuan

Saudara, saya ucapkan terimakasih.

Salam

Tubagus M Eidri

(H24104125)

Petunjuk Pengisian :

• Berilah tanda “X” pada jawaban yang sesuai dengan pilihan Anda

• Pada pertanyaan yang sifatnya terbuka, tuliskan jawaban Anda pada

tempat yang telah disediakan

A. SCREENING

1. Apakah Anda akan melanjutkan ke Perguruan Tinggi?

a. Ya (terus) b. Tidak (stop) – Terima kasih.

B. PROFIL RESPONDEN

1. Jenis Kelamin?

a. Pria b. Wanita

2. Jurusan Sekolah?

Page 74: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

a. IPA

b. IPS

c. Kejuruan

d. Bahasa

C. ANALISIS

1. Sebutkan satu saja Perguruan Tinggi yang paling Anda ingat?

________________________________

2. Selain Perguruan Tinggi yang Anda sebutkan di atas, Perguruan Tinggi apa

lagi yang Anda Ingat

a. …………………

b. …………………

c. …………………

d. ……………………

3. Seberapa penting menurut Anda atribut ini dalam suatu Perguruan Tinggi?

Tidak

Penting

Kurang

Penting

Cukup

Penting Penting

Sangat

Penting Atribut

1 2 3 4 5

Kualitas Lulusan

Nama besar Perguruan Tinggi

Fasilitas Fisik

Metode Belajar

Kedisiplinan

Lingkungan kampus

Program beasiswa

Reputasi

Standar Akademik

Bidang Penelitian

Peranan Ke Masyarakat

Seleksi Masuk/Penerimaan

Mahasiswa

Pengajar/Dosen

Biaya Kuliah

Lokasi Kampus

Lanjutan Lampiran 1

Page 75: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

4. Apakah Anda mengenal Perguruan Tinggi Universitas Indonesia?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas.

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas.

c. Tidak, saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Tersebut .

5. Jika jawaban Anda Ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap

Universitas Indonesia ? Berikan penilaian Anda dengan melingkari

penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan nilai terendah dan angka 5

merupakan nilai tertinggi.

a. Kualitas lulusan baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

b. Nama Besar Perguruan Tinggi baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

c. Fasilitas fisik baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

d. Metode belajar baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

e. Kedisiplinan baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

f. Lingkungan kampus yang asri 1 - 2 - 3 - 4 - 5

g. Banyaknya Program beasiswa 1 - 2 - 3 - 4 – 5

h. Reputasi baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

i. Standar Akademik baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

j. Bidang Penelitian baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

k. Peranan Ke Masyarakat baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

l. Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat 1 - 2 - 3 - 4 - 5

m. Pengajar/Dosen berkualitas 1 - 2 - 3 - 4 - 5

n. Biaya Kuliah terjangkau 1 - 2 - 3 - 4 - 5

o. Lokasi Kampus strategis 1 - 2 - 3 - 4 – 5

6. Apakah Anda mengenal Perguruan Tinggi Institut Teknologi Bandung?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas.

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas.

c. Tidak, saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Tersebut

Lanjutan Lampiran 1

Page 76: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

7. Jika jawaban Anda Ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap

Institut Teknologi Bandung ? Berikan penilaian Anda dengan melingkari

penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan nilai terendah dan angka 5

merupakan nilai tertinggi.

a. Kualitas lulusan baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

b. Nama Besar Perguruan Tinggi baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

c. Fasilitas fisik baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

d. Metode belajar baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

e. Kedisiplinan baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

f. Lingkungan kampus yang asri 1 - 2 - 3 - 4 - 5

g. Banyaknya Program beasiswa 1 - 2 - 3 - 4 – 5

h. Reputasi baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

i. Standar Akademik baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

j. Bidang Penelitian baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

k. Peranan Ke Masyarakat baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

l. Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat 1 - 2 - 3 - 4 - 5

m. Pengajar/Dosen berkualitas 1 - 2 - 3 - 4 - 5

n. Biaya Kuliah terjangkau 1 - 2 - 3 - 4 - 5

o. Lokasi Kampus strategis 1 - 2 - 3 - 4 – 5

8. Apakah Anda mengenal Perguruan Tinggi Universitas Gadjah Mada?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas.

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas.

c. Tidak, saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Tersebut .

Lanjutan Lampiran 1

Page 77: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

9. Jika jawaban Anda Ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap

Universitas Gadjah Mada ? Berikan penilaian Anda dengan melingkari

penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan nilai terendah dan angka 5

merupakan nilai tertinggi.

a. Kualitas lulusan baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

b. Nama Besar Perguruan Tinggi baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

c. Fasilitas fisik baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

d. Metode belajar baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

e. Kedisiplinan baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

f. Lingkungan kampus yang asri 1 - 2 - 3 - 4 - 5

g. Banyaknya Program beasiswa 1 - 2 - 3 - 4 – 5

h. Reputasi baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

i. Standar Akademik baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

j. Bidang Penelitian baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

k. Peranan Ke Masyarakat baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

l. Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat 1 - 2 - 3 - 4 - 5

m. Pengajar/Dosen berkualitas 1 - 2 - 3 - 4 - 5

n. Biaya Kuliah terjangkau 1 - 2 - 3 - 4 - 5

o. Lokasi Kampus strategis 1 - 2 - 3 - 4 – 5

10. Apakah Anda mengenal Perguruan Tinggi Institut Pertanian Bogor?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas.

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas.

c. Tidak, saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Tersebut .

Lanjutan Lampiran 1

Page 78: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

11. Jika jawaban Anda Ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap

Institut Pertanian Bogor ? Berikan penilaian Anda dengan melingkari

penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan nilai terendah dan angka 5

merupakan nilai tertinggi.

a. Kualitas lulusan baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

b. Nama Besar Perguruan Tinggi baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

c. Fasilitas fisik baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

d. Metode belajar baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

e. Kedisiplinan baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

f. Lingkungan kampus yang asri 1 - 2 - 3 - 4 - 5

g. Banyaknya Program beasiswa 1 - 2 - 3 - 4 – 5

h. Reputasi baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

i. Standar Akademik baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

j. Bidang Penelitian baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

k. Peranan Ke Masyarakat baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

l. Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat 1 - 2 - 3 - 4 - 5

m. Pengajar/Dosen berkualitas 1 - 2 - 3 - 4 - 5

n. Biaya Kuliah terjangkau 1 - 2 - 3 - 4 - 5

o. Lokasi Kampus strategis 1 - 2 - 3 - 4 – 5

12. Apakah Anda mengenal Perguruan Tinggi Institut Teknologi Sepuluh

November?

a. Ya, saya mengenal dan telah menuliskannya dalam jawaban di atas.

b. Ya, saya tahu tetapi saya lupa mencantumkan dalam jawaban di atas.

c. Tidak, saya tidak mengenal Perguruan Tinggi Tersebut .

Lanjutan Lampiran 1

Page 79: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

13. Jika jawaban Anda Ya, apa yang terlintas dalam benak Anda terhadap

Institut Teknologi Sepuluh November ? Berikan penilaian Anda dengan

melingkari penilaian angka (1-5). Angka 1 merupakan nilai terendah dan

angka 5 merupakan nilai tertinggi.

a. Kualitas lulusan baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

b. Nama Besar Perguruan Tinggi baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

c. Fasilitas fisik baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

d. Metode belajar baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

e. Kedisiplinan baik 1 - 2 - 3 - 4 – 5

f. Lingkungan kampus yang asri 1 - 2 - 3 - 4 - 5

g. Banyaknya Program beasiswa 1 - 2 - 3 - 4 – 5

h. Reputasi baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

i. Standar Akademik baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

j. Bidang Penelitian baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

k. Peranan Ke Masyarakat baik 1 - 2 - 3 - 4 - 5

l. Seleksi masuk/penerimaan mahasiswa yang ketat 1 - 2 - 3 - 4 - 5

m. Pengajar/Dosen berkualitas 1 - 2 - 3 - 4 - 5

n. Biaya Kuliah terjangkau 1 - 2 - 3 - 4 - 5

o. Lokasi Kampus strategis 1 - 2 - 3 - 4 – 5

== Anda telah mencapai bagian akhir kuesioner ini. Terima kasih atas waktu dan

perhatian Anda==

Lanjutan Lampiran 1

Page 80: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Lampiran 2. Uji Validitas dan Reliabilitas Case Processing Summary

N % Valid 31 100.0 Excluded(a) 0 .0

Cases

Total 31 100.0

a Listwise deletion based on all variables in the procedure. Reliability Statistics

Cronbach's Alpha

Cronbach's Alpha Based

on Standardized

Items N of Items

.713 .747 15

Item-Total Statistics

Scale Mean if Item Deleted

Scale Variance if

Item Deleted

Corrected Item-Total Correlation

Squared Multiple

Correlation

Cronbach's Alpha if Item

Deleted x1 57.55 27.523 .016 . .742 x2 57.81 27.295 .238 . .707 x3 58.00 26.067 .284 . .702 x4 57.68 26.559 .277 . .703 x5 58.71 21.546 .550 . .663 x6 57.94 26.796 .216 . .709 x7 58.06 25.662 .402 . .692 x8 57.81 25.028 .452 . .685 x9 57.94 24.262 .452 . .682 x10 58.19 26.161 .220 . .710 x11 58.32 25.959 .365 . .695 x12 58.32 23.359 .634 . .662 x13 57.61 25.245 .637 . .678 x14 58.32 25.226 .158 . .733 x15 58.00 26.533 .245 . .706

Scale Statistics

Mean Variance Std. Deviation N of Items

62.16 28.740 5.361 15

Page 81: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Lampiran 3. Analisis faktor KMO and Bartlett's Test Kaiser-Meyer-Olkin Measure of Sampling Adequacy. .648

Approx. Chi-Square 355.816 df 105

Bartlett's Test of Sphericity

Sig. .000

Communalities

Initial Extraction x1 1.000 .800 x2 1.000 .630 x3 1.000 .686 x4 1.000 .694 x5 1.000 .655 x6 1.000 .749 x7 1.000 .747 x8 1.000 .519 x9 1.000 .728 x10 1.000 .613 x11 1.000 .783 x12 1.000 .748 x13 1.000 .690 x14 1.000 .515 x15 1.000 .713

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Page 82: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Lampiran 4. Total variance explained Total Variance Explained

Extraction Method: Principal Component Analysis.

Initial Eigenvalues Extraction Sums of Squared

Loadings Rotation Sums of Squared

Loadings Component Total

% of Variance

Cumulative % Total

% of Variance

Cumulative % Total

% of Variance

Cumulative %

1 3.529 23.528 23.528 3.529 23.528 23.528 2.332 15.547 15.547 2 1.728 11.520 35.049 1.728 11.520 35.049 1.789 11.925 27.472 3 1.532 10.214 45.263 1.532 10.214 45.263 1.689 11.262 38.734 4 1.294 8.624 53.887 1.294 8.624 53.887 1.628 10.851 49.585 5 1.130 7.536 61.423 1.130 7.536 61.423 1.532 10.211 59.796 6 1.057 7.044 68.467 1.057 7.044 68.467 1.301 8.671 68.467 7 .900 6.001 74.468 8 .705 4.703 79.171 9 .678 4.522 83.693 10 .589 3.926 87.619 11 .500 3.331 90.951 12 .464 3.095 94.045 13 .347 2.312 96.357 14 .285 1.902 98.260 15 .261 1.740 100.000

Page 83: ANALISIS POSITIONING INSTITUT PERTANIAN BOGOR · dan data lain yang berhubungan dengan topik penelitian, baik dari surat kabar, jurnal, internet dan data dari perguruan tinggi

Lampiran 5. Rotated component matrix Rotated Component Matrix(a)

Component

1 2 3 4 5 6 x1 -.007 -.061 -.004 .886 -.046 .101 x2 -.033 .226 .672 .250 -.179 -.178 x3 -.023 -.179 .725 -.226 .205 .186 x4 .255 .228 .050 .656 .375 -.049 x5 .230 .044 -.049 .189 .687 .301 x6 -.053 .054 .239 -.038 .809 -.175 x7 .081 .028 .106 .076 .024 .850 x8 .206 .178 .633 .046 .189 .081 x9 .209 .559 .293 .332 .210 -.363 x10 .295 .676 .118 .123 -.054 -.192 x11 .025 .815 -.005 -.114 .121 .299 x12 .762 .267 -.116 .241 -.051 .150 x13 .715 .137 .070 .058 .284 -.268 x14 .689 .165 .034 .070 -.005 .083 x15 .681 -.248 .344 -.222 .090 .112

Extraction Method: Principal Component Analysis. Rotation Method: Varimax with Kaiser Normalization. a Rotation converged in 9 iterations.