analisis petrogenesa batuan beku

Upload: putra-fajar-febrianto

Post on 02-Jun-2018

219 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    1/10

    PAPER PRAKTIKUM

    PETROLOGI

    ANALISIS PETROLOGI BATUAN BEKU

    LABORATORIUM MINERALOGI, PETROLOGI DAN

    PETROGRAFI

    PROGRAM STUDI TEKNIK GEOLOGI

    FAKULTAS TEKNIK

    UNIVERSITAS DIPONEGORO

    SEMARANG

    OKTOBER 2012

    Disusun Oleh :

    Putra Fajar Febrianto

    21100111140085

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    2/10

    ANALISIS PETROGENESA

    BATUAN BEKU

    Magma adalah material silikat alami yang berada di dalam bumi

    khususnya di mantel bagian atas atau litosfer bagian bawah yang bersifat cair pijar

    dengan suhu berkisar 900o1100oC. Sebagian besar komponen penyusun bumi di

    bawah kerak bumi adalah material pijar yang bersifat cair dan panas dengan

    komposisi utama adalah silikat. Semakin dalam, suhu dan tekanan semakin tinggi.

    Seperti halnya air yang sedang di rebus, magma di dalam bumi selalu bergejolak,bagian yang paling panas mengalir ke bagian yang lebih rendah suhunya.

    Fenomena inilah yang disebut sebagai arus konveksi. Arus konveksi pada mantel

    bumi inilah yang menyebabkan pergerakan lempeng dan kerak bumi. Logika ini

    menjadi salah satu pijakan teori tektonik lempeng.

    Kerak bumi menumpang di atas mantel. Pada kerak terdapat retakan-

    retakan dan zona-zona lemah yang memungkinkan sebagian kecil dari mantel atas

    menerobos keluar ke permukaan bumi. Lubang tempat keluarnya magma ke

    permukaan bumi disebut gunung api (volcano). Gunung api tidak harus berupa

    gunuk batu yang menjulang tinggi. Lubang kecil ditengah lapangan bola-pun jika

    menjadi tempat keluarnya lava maka lubang itu disebut gunung api. Bentukan

    gunung api yang umumnya mengerucut dan menjulang tinggi disebabkan oleh

    akumulasi atau tertumpuknya material hasil erupsi dalam waktu yang lama di

    sekeliling pusat erupsi.

    Material silikat cair pijar yang masih di dalam bumi disebut magma.

    Adapun magma yang sudah keluar di permukaan bumi disebut lava.

    Sedangkan lahar adalah material gunung api, baik debu, pasir, maupun bongkah

    batu yang terbawa oleh air. Magma dan lava bersifat sangat panas karena

    merupakan yang membara. Sedangkan lahar tidak selalu panas bahkan bisa jadi

    dingin. Magma menerobos kerak bumi, membeku sebagian di dalam perut bumi

    menjadi batuan beku intrusi, dan di sebagian tempat lain keluar sebagai lava,

    meleleh di puncak gunung api, atau muncrat dan membeku di udara menjadi

    batuan vulkanik yang beraneka ragam ukuranya; bongkah, kerikil, pasir hingga

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    3/10

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    4/10

    sempurna. Apabila pembekuan magma terjadi sangat cepat maka kristl tidak

    akan terbentuk karena tidak ada energi yang cukup untuk pengintian dan

    pertumbuhan kristal sehingga akan dihasilkan gelas.

    Tingkat kristalisasi batuan beku dapat dibagi menjadi :

    1. Holokristalin, jika mineral dalam batuan semua berbentuk kristal.

    2. Hipokristalin, jika sebagian berbentuk kristal sedangkan yang lain

    berbentuk mineral gelas.

    3. Holohyalin, hampir seluruh mineral terdiri dari gelas. Pengertian gelas

    disini adalah mineral yang tidak mengkristal atau amorf.

    Ukuran Kristal

    Ukuran kristal merupakan sifat tekstural yang mudah dikenali.

    Ukuran kristal dapat menunjukkan tingkat kristalisasi pada batuan.

    Tabel 1.1 Kisaran harga ukuran kristal dari berbagai sumber

    Cox, Price, Harte W.T.G Heinric

    Halus 30 mm

    Granularitas

    Dalam Batuan beku, granularitas menyangkut derajat kesamaan ukuranbutir dari kristal penyusun batuan. Pada batuan beku non-fragmental,

    granularitasdapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu :

    1. Equigranular

    Disebut equigranular apabila memiliki ukuran butir yang seragam. Tekstur

    equigranular dibagi lagi menjadi:

    1.

    Fanerik granular. Bila mineral kristal mineral dapat dibedakan dengan

    mata telanjang dan berukuran seragam. Contoh : granit, gabbro.

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    5/10

    2.

    Afanitik. Apabila kristal mineral sangat halus sehingga tidak dapat

    dibedakkan dengan mata telanjang. Contoh : basalt.

    2. Inequigranular

    Disebut inequigranular bila ukuran krisral pembentuknya tidak seragam.

    Tekstur ini dibagi menjadi:

    1. Faneroporfiritik. Bila kristal mineral yang besar (fenokris) dikelilingi

    kristal mineral yang lebih kecil (massa dasar) dan dapat dikenali

    dengan mata telanjang. Contoh : diorit porfir.

    2. Porfiroafanitik. Bila fenokris dikelilingi oleh masa dasar yang afanitik.

    Contoh : andesit porfir.

    3. Gelasan (glassy)

    Batuan beku dikatakan memiliki tekstur gelasan apabila semuanya

    tersusun atas gelas.

    Antara fenokris dan massa dasar terdapat perbedaan ukuran butir

    yang menyolok.

    Fenokris : Mineral yang ukuran butirnya jauh lebih besar dari

    mineral lainnya.Biasanya merupakan mineral sulung, dengan

    bentuk subhedral hingga euhedral.

    Massa dasar : Mineral-mineral kecil yang berada di sekitar

    fenokris.

    Bentuk Kristal

    Untuk kristal yang mempunyai ukuran cukup besar dapat dilihat

    kesempurnaan bentuk kristalnya. Hal ini dapat memberi gambaran

    mengenai proses kristalisasi mineral pembentuk batuan. Bentuk kristal

    dibedakan menjadi:

    a) Euhedral : Apabila bentuk kristal sempurna dan dibatasi oeh

    bidang yang jelas.

    b) Subhedral : Apabila bentuk kristal tidak sempurna dan hanya

    sebagian saja yang dibatasi bidan kristal.

    c) Anhedral : Apabila bidang batas tidak jelas.

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    6/10

    Komposisi Mineral

    Berdasarkan mineral penyusunnya batuan beku dapat dibedakan

    menjadi empat, yaitu :

    Kelompok GranitRhyolit

    Berasal dari magma yang bersifat asam, tersusun oleh mineral

    kuarsa, ortoklas, plagioklas Na, terkadang terdapat hornblende,

    biotit, muskovit dalam jumlah kecil.

    Kelompok DioritAndesit

    Berasal dari magma yang bersifat intermediet, terusun oleh

    mineral plagiokklas, hornblende, piroksen, dan kuarsa biotit,

    ortoklas dalam jumlah kecil.

    Kelompok GabbroBasalt

    Tersusun dari magma basa dan terdiri dari mineral-mineral

    olivin, plagioklas Ca, piroksen dan hornblende.

    Kelompok UltraBasa

    Terutama tersusun oleh olivin, dan piroksen. Minera lain yang

    mungkin adalah plagioklas Ca dalam jumlah sangat kecil.

    Klasifikasi batuan beku secara genetika didasarkan pada tempat

    terbentuknya. Batuan beku berdasarkan genesa dapat dibedakan menjadi:

    1.Batuan Beku Intrusif (membeku dibawah permukaan).

    Proses batuan beku intrusif sangat berbeda dengan dengan kegiatan batuan

    vulkanik, karena perbedaan dari tempat terbentuknya dari kedua jenis ini.

    Menurut Graha (1987) tiga prinsip dari tipe bentuk intrusi batuan beku, bentuk

    dasar dari geometri adalah:

    a. Bentuk Tidak Beraturan

    Pada umumnya berbentuk diskordan (memotong dari lapisan massa

    batuan) dan biasanya memiliki bentuk yang jelas dipermukaan bumi. Penampang

    melintang dari tubuh pluton (intrusi dengan bentuk tidak beraturan)

    memperlihatkan bentuknya yang besar dan kedalamnaya tidak diketahui batasnya.

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    7/10

    Contoh batuan yang berbentuk seperti ini adalah batolit, singkapan

    dipermukaan memiliki luas sampai 100 km persegi. Sedangkan contoh lainya

    adalah stok, hampir sama sifatnya tetapi berbeda ukurannya

    b. Bentuk Tabular

    Intrusi berbentuk tabular mempunyai dua bentuk yang berbeda,

    yaitu dike (retas) mempunyai bentuk diskordan (tubuh intrusi memotong dari

    lapisan masa batuan) dan Sill mempunyai bentuk konkordan (tubuh intrusi sejajar

    dengan lapisan batuan). Dike adalah intrusi yang memotong batuan induk, kadang

    kontak hampir sejajar. Kenampakan di lapangan dike dapat berukuran sangat kecil

    dan dapat pula berukuran sangat besar. Sedangkan sill adalah batuan beku yang

    diintrusikan diantara dan sepanjang lapisan batuan sedimen, dengan ketebalan dari

    beberapa mm sampai beberapa km. Contoh lainya adalah lakolit dan lapolit.

    c. Bentuk Pipa

    Tipe ketiga dari tubuh intrusi, relative memilki tubuh yang kecil, hanya

    pluton-pluton diskordan. Bentuk yang khas dari grup ini adalah intrusi-intrusi

    silinder atau pipa. Sebagian besar merupakan sisa dari korok suatu gunungapi tua,

    biasa disebut vulkanik nek (teras gunungapi). Kenampakanya dilapangan

    berbentuk silinder, berukuran besar tetapi kedalamannya tidak diketahui.

    2.Batuan Beku Ekstrusif (membeku di permukaaan).

    Batuan ekstrusif terdiri atas semua material yang dikeluarkan ke

    permukaan bumi baik di daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini

    mendingin dengan cepat,ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang

    kental dan panas, cairan ini biasa disebut dengan lava. Lava merupakan magma

    yang telah keluar dari kerak bumi. Ada 2 tipe magma yaitu magma asam dan

    magma basa. Magma basa mengandung silika yang rendah dan viskositas relatif

    rendah. Magma basa yang telah keluar ke permukaan bumi sebagai lava basaltis.

    Sedangkan magma asam memilki kandungan silika yang tinggi

    dan viskositas relatif tinggi.

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    8/10

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    9/10

    bervariasi. Beda tempat, beda benua, beda gunung, rasio unsur-unsur penyusun

    magmapun berbeda-bedatergantung pada karakter komposisi magma.

    Magma tersusun oleh unsur yang beraneka ragam sehingga magma

    membeku membentuk kristal yang beraneka macam warna dan bentuk.

    Pembekuan magma membentuk kristal-kristal mellui reaksi kimia yang memiliki

    pola tertentu terkait dengan sifat kimiawi masing-masing unsur penyusunnya.

    Tiap-tiap unsur memiliki kecenderungan membeku pada suhu dan tekanan

    tertentu dan bereaksi mengikat unsur tertentu. Kecenderungan-kecenderungan

    tersebut telah dipelajari dan dirangkum menjadi sebuah pola sederhana yang

    dikenal dengan Deret Reaksi Bown Bown Reaction Series. Lihat gambar di

    bawah ini :

    Pada skema di atas terdapat dua seri pembentukan mineral. Olivin,

    Piroksen, Hornblenda dan Biotit terdapat pada seri discontinue. Ini adalah seri

    mineral kaya Fe dan Mg (Feromagnesian). Pada seri ini unsur Fe dan Mg bersama

    unsur-unsur yang lain dalam magma pada suhu tinggi akan cenderung membentuk

    Olivin, selanjutnya seiring dengan penurunan suhu akan terbentuk mineral-

  • 8/11/2019 Analisis Petrogenesa Batuan Beku

    10/10

    mineral Feromagnesian yang lain. Adapun pada sisi kanan Deret Reaksi Bowen

    terdapat rangkaian pembentukan mineral plagioklas yang disebut dengan

    seri continue. Seri Continue artinya magma dari suhu tertinggi hingga suhu

    terendah akan terus menerus membentuk mineral plagioklas, dan sepanjang

    pembentukkanya akan terus terjadi substitusi antara unsur Ca dan Na. Pada suhu

    yang tinggi cenderung dominan terbentuk Ca Plagioklas, sebaliknya pada suhu

    yang semakin lebih redah akan semakin dominan Na Plagioklas. Adapun SiO2

    pada suhu tinggi masih belum banyak berpartisipasi membentuk mineral,

    sehingga semakin rendah suhunya larutan magma akan semakin di dominasi oleh

    SiO2. Magma setelah membentuk mineral-mineral olivin, piroksen akan semakin

    didominasi SiO2 dan semakin bersifat asam.

    Magma asli bersifat basa. Maka semakin dekat dengan sumbernya (mantel

    atas) magma semakin bersifat basa. Semakin menjauh ke permukaan magma

    menjadiintermediet atau bahkan asam. Batuan beku yang terbentuk pun mengikuti

    posisi di mana terjadinya pembekuan magmanya. Batuan yang kaya akan mineral

    olivin dan piroksen adalah batuan beku basa, sebaliknya semakin kaya SiO2

    batuan masuk kategori intermediet dan asam. Klasifikasi didasarkan pada

    kandungan SiO2 pada batuan (C.J. Hughes, 1962) :

    - Batuan beku asam kandungan SiO2 > 66%

    - Batuan beku intermedier kandungan SiO2 52%66%

    - Batuan beku basa kandungan SiO2 45%52%

    - Batuan beku ultrabasa kandungan SiO2 < 45%

    Penampakan fisik dan komposisi mineral batuan beku sangat bervariasi.

    Dari hal tersebut, maka penggolongan (klasifikasi) batuan beku ini

    dapat didasarkan atas faktor-faktor tersebut di at as .K on di si

    l in g k u n g an p ad a saa t k r i s t a l i sas i d ap a t d ip e rk i rak an d a r i s i f a t

    d an su su n an d a r i b u t i r an min era l y an g b iasa d i seb u t seb ag a i

    t ek s tu r . Jad i k las i f ik as i b a tu an b ek u se r in g d id asa rk an p ad a

    tek s tu r d an k o mp o s i s i k imian y a .

    .