analisis perubahan puskesmas kecamatan menjadi …

20
ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI RUMAH SAKIT UMUM KELAS D DAN IMPLIKASINYA PADA PELAPORAN KEUANGAN DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA Mega Apridita dan Sonya Oktaviana Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia Email : [email protected] [email protected] ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D yang selanjutnya disebut RSUK, penerapan PPK BLUD pada RSUK dan implikasinya pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelayanan antara Puskesmas Kecamatan dengan RSUK pada beberapa jenis pelayanan medis. RSUK telah cukup memadai untuk beroperasi sebagai RSU Kelas D dan telah ditetapkan sebagai PPK BLUD. Namun masih ada permasalahan yang dihadapi, seperti penerapan PPK BLUD pada RSUK yang berimplikasi pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam pengakuan pendapatan dan penyajian nilai aset tetap Puskesmas Kecamatan yang digunakan RSUK. Analysis Changes of Puskesmas Kecamatan becomes General Hospital Class D and Its Implication to Financial Reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government ABSTRACT This reserach discusses changes of Puskesmas Kecamatan becomes RSU Class D hereinafter referred to RSUK, practice of PPK BLUD in RSUK and its implication to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government. This research is a qualitative research by descriptive design. The results of the research shows that the differences between Puskesmas Kecamatan with RSUK in some types of medical services. RSUK be sufficient to operate as RSU Class D and has been designated as PPK BLUD. However, there are still problems to face, such as the implementation of PPK BLUD on RSUK which have implications to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government that has revenue recognition and presentation of fixed assets value of Puskesmas Kecamatan which used by RSUK. Key words: Hospital, Financial Reporting, Local Public Service Agencies 1. Pendahuluan Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah instansi pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Di Provinsi DKI Jakarta Puskesmas didirikan di lingkungan Kecamatan. Puskesmas yang dibentuk di Provinsi DKI Jakarta terdiri dari Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan merupakan Unit Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Upload: others

Post on 24-Oct-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI RUMAH SAKIT UMUM KELAS D DAN IMPLIKASINYA PADA

PELAPORAN KEUANGAN DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA

Mega Apridita dan Sonya Oktaviana

Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia

Email : [email protected] [email protected]

ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D yang selanjutnya disebut RSUK, penerapan PPK BLUD pada RSUK dan implikasinya pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelayanan antara Puskesmas Kecamatan dengan RSUK pada beberapa jenis pelayanan medis. RSUK telah cukup memadai untuk beroperasi sebagai RSU Kelas D dan telah ditetapkan sebagai PPK BLUD. Namun masih ada permasalahan yang dihadapi, seperti penerapan PPK BLUD pada RSUK yang berimplikasi pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam pengakuan pendapatan dan penyajian nilai aset tetap Puskesmas Kecamatan yang digunakan RSUK.

Analysis Changes of Puskesmas Kecamatan becomes General Hospital Class D and Its Implication to Financial Reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government

ABSTRACT

This reserach discusses changes of Puskesmas Kecamatan becomes RSU Class D hereinafter referred to RSUK, practice of PPK BLUD in RSUK and its implication to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government. This research is a qualitative research by descriptive design. The results of the research shows that the differences between Puskesmas Kecamatan with RSUK in some types of medical services. RSUK be sufficient to operate as RSU Class D and has been designated as PPK BLUD. However, there are still problems to face, such as the implementation of PPK BLUD on RSUK which have implications to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government that has revenue recognition and presentation of fixed assets value of Puskesmas Kecamatan which used by RSUK. Key words: Hospital, Financial Reporting, Local Public Service Agencies 1. Pendahuluan

Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah instansi

pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Di Provinsi DKI Jakarta

Puskesmas didirikan di lingkungan Kecamatan. Puskesmas yang dibentuk di Provinsi DKI

Jakarta terdiri dari Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan merupakan Unit

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 2: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan di bawah Suku Dinas (Sudin) Kesehatan dan

membawahi Puskesmas Kelurahan yang merupakan Satuan Pelaksana dari Puskesmas

Kecamatan di Wilayah Kelurahan. Puskesmas Kecamatan termasuk Puskesmas Kelurahan

merupakan unit kerja Dinas Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

Satuan Kerja Pemerintah yang menerapkan PPK-BLUD diberikan fleksibilitas dalam

pengelolaan keuangan. Fleksibilitas dimaksud berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-

praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka

memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian

dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.

Dalam penetapan penerapan PPK-BLUD suatu SKPD atau Unit Kerja, harus

memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Persetujuan penetapan penerapan

PPK-BLUD dapat berupa pemberian status BLUD penuh atau status BLUD bertahap. Status

BLUD penuh diberikan apabila seluruh persyaratan substantif, teknis dan administratif telah

dipenuhi dan dinilai memuaskan. Dalam hal persyaratan substantif dan teknis terpenuhi,

namun persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, diberikan status

BLUD bertahap. Persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, jika

dokumen persyaratan administratif belum sesuai dengan yang dipersyaratkan.

Tahun 2014 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan peningkatan pelayanan

Puskesmas Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D yang selanjutnya disebut

RSU Kecamatan (RSUK) pada 18 Puskesmas Kecamatan di 5 Wilayah Kota Provinsi DKI

Jakarta. Klasifikasi RSU Kelas D adalah salah 1 jenis klasifikasi RSU dari 4 jenis RSU yang

telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang

Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Pengklasfikasian 4 jenis RSU ini didasarkan pada

pelayanan, sumber daya, peralatan dan bangunan dan prasarana. Berdasarkan peraturan ini

Rumah Sakit yang didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah merupakan unit pelaksana

teknis dari instansi Pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan. Unit

pelaksana harus diselenggarakan berdasarkan PPK-BLU sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian bagaimana

perbedaan pelayanan Puskesmas Kecamatan dengan RSUK dan bagaimana implikasi

penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 3: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Provinsi DKI Jakarta. Rumusan masalah lain dalam penelitian ini adalah bagaimana proses

perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK serta penerapan PPK BLUD pada RSUK. 2. Landasan Teori

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat

Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan

kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan

perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,

untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.

Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan Upaya

Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama di

wilayah kerjanya.

UKM tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya

kesehatan masyarakat pengembangan yang terdiri dari :

Tabel 1.UKM Esensial dan UKM Pengembangan

UKM Esensial UKM Pengembangan 1. Pelayanan promosi kesehatan. 2. Pelayanan kesehatan lingkungan. 3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga

berencana. 4. Pelayanan gizi. 5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian

penyakit.

1. Pelayanan kesehatan jiwa. 2. Upaya kesehatan gigi masyarakat 3. Pengobatan tradisional, komplementer dan alternative. 4. UKS. 5. Kesehatan indera. 6. Kesehatan lansia. 7. Kesehatan kerja dan olahraga.

Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014

UKP tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat,

pelayanan satu hari (one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan

kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk melaksanakan UKM dan UKP Puskesmas harus

menyelenggarakan manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan

kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium.

Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah

Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat

darurat. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk

Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 4: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan

Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Pada Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah

Sakit bahwa berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam

Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK). Rumah Sakit Umum

diklasifikasikan menjadi RSU Kelas A, RSU Kelas B, RSU Kelas C, dan RSU Kelas D yang

diklasifikasikan menjadi RSU Kelas D dan RSU Kelas D pratama. Rumah Sakit Khusus

diklasifikasikan menjadi RSK Kelas A, RSK Kelas B, dan RSK Kelas C.

Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia,

peralatan, dan bangunan dan prasarana. Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus

memenuhi persyaratan tata bangunan dan lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan

dan prasarana Rumah Sakit. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D

paling sedikit meliputi :

a. Pelayanan medik, terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan

medik spesialis dasar paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar

yang meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan/atau obstetri dan

ginekologi, dan pelayanan medik spesialis penunjang meliputi pelayanan radiologi dan

laboratorium; serta

b. Pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang

klinik dan nonklinik, pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur

perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dan tempat tidur perawatan

intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur.

Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 menyatakan bahwa suatu satuan

kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLUD apabila

memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.

1) Persyaratan Substantif

Persyaratan substantif suatu SKPD atau Unit Kerja dapat diizinkan mengelola

keuangan dengan PPK-BLUD terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau Unit Kerja

bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan semi

barang/jasa public (quasipublic goods). Pelayanan umum yang menghasilkan semi

barang/jasa public (quasipublic goods) adalah pelayanan yang berhubungan dengan :

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 5: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum, diutamakan untuk pelayanan

kesehatan.

b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian

masyarakat atau layanan umum, antara lain kawasan pengembangan ekonomi terpadu;

dan/atau

c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan

kepada masyarakat, seperti dana bergulir untuk usaha mikro, kecil dan menengah

(UMKM) dan dana perumahan.

2) Persyaratan Teknis

Persyaratan teknis terpenuhi apabila suatu SKPD atau Unit Kerja yang akan ditetapkan

sebagai PPK-BLU apabila :

a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan

ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi sekretaris daerah untuk

SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja; dan

b. Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat, ditunjukkan oleh tingkat

kemampuan pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien dalam

membiayai pengeluaran. 3) Persyaratan Administratif

Persyaratan administratif terpenuhi apabila SKPD atau Unit Kerja yang akan

ditetapkan sebagai PPK-BLU dapat menyajikan seluruh dokumen administratif yang

terdiri dari pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,

dan manfaat bagi masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, laporan keuangan

pokok, standar pelayanan minimum, dan laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia

untuk diaudit secara independen.

2.1 Pengelolaan Keuangan BLUD

Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang pedoman

teknis pengelolaan keungan BLUD dinyatakan hal-hal sebagai berikut :

1) Perencanaan dan Penganggaran

BLUD menyusun Renstra Bisnis BLUD mencakup pernyataan visi misi, program

strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 6: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

keuangan lima tahunan BLUD. Renstra bisnis BLUD dipergunakan sebagai dasar

penyusunan RBA dan evaluasi kinerja.

2) DPA BLUD

DPA-BLUD mencakup antara lain pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas dan

jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan. Pendapatan merupakan

pendapatan yang diterima oleh BLUD selama 1 (satu) tahun anggaran. Biaya terdiri dari

belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan belanja modal. Pada Pemerintah Provinsi DKI

Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomo 165 Tahun 2012

belanja barang/jasa yang bersumber dari dana BLUD dialokasikan pada APBD secara

block fund berupa operasional layanan umum. Block fund adalah anggaran yang diberikan

kepada BLUD-SKPD/BLUD-UKPD dimana peruntukannya tidak dirinci dan

pencairannya secara periodik.

3) Pendapatan dan Biaya

a. Pendapatan BLUD

Pendapatan BLUD dapat bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerja sama

dengan pihak lain, APBD, APBN, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Seluruh

pendapatan BLUD berupa hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, hasil

pemanfaatan kekayaan, jasa giro dan komisi, potongan atau bentuk lain sebagai dari

penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD dilaksanakan melalui

rekening kas BLUD dan dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan asli

daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan

BLUD.

b. Biaya BLUD

Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya

operasional, mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka

menjalankan tugas dan fungsi. Biaya non operasional, mencakup seluruh biaya yang,

menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. Biaya

BLUD, dialokasikan untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan

pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan. Pembiayaan program dan kegiatan,

dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 7: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

4) Pengelolaan Kas

Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber sebagaimana

jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD

yang sah, dilaksanakan melalui rekening kas BLUD. Penarikan dana yang bersumber dari

APBD dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) Giro sesuai

dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Perintah Membayar (SPM) Giro

diterbitkan setelah SPD ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk. 5) Pengelolaan Barang

Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 barang

inventaris milik BLUD dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada pihak lain atas dasar

pertimbangan ekonomis dengan cara dijual, ditukar dan/atau dihibahkan. Barang

inventaris yang dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada pihak lain, merupakan barang

pakai habis, barang untuk diolah atau dijual, barang lainnya yang tidak memenuhi

persyaratan sebagai aset tetap. Hasil penjualan barang inventaris sebagai akibat dari

pengalihan ini, merupakan pendapatan BLUD dituangkan secara memadai dalam laporan

keuangan BLUD. Sesuai dengan PP Nomor 74 Tahun 2014 penerimaan hasil penjualan

aset tetap yang pendanaannya berasal dari pendapatan BLU selain dari APBN/APBD

merupakan pendapatan BLU dan dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.

Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya

berasal dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke

rekening Kas Umum Negara/Daerah.

BLUD tidak boleh mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas

persetujuan pejabat yang berwenang. Aset tetap yang boleh dialihkan dan/atau dihapus

kecuali atas persetujuan pejabat berwenang, merupakan aset berwujud yang mempunyai

masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan BLUD atau

dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Kewenangan pengalihan dan/atau penghapusan aset

tetap ini, diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai dengan

ketentuan peraturan perundang-undangan dan hasil pengalihan aset tetap, merupakan

pendapatan BLUD dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan BLUD dan

dilaporkan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah/kepala SKPD.

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 8: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas dan

fungsi BLUD harus mendapat persetujuan kepala daerah melalui sekretaris daerah. Tanah

dan bangunan BLUD disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan.

Tanah dan bangunan yang tidak digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan

fungsi BLUD, dapat dialihgunakan oleh pemimpin BLUD dengan persetujuan kepala

daerah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 status

penggunaan barang milik daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah diatur

dengan tata cara sebagai berikut:

a. Pengguna melaporkan barang milik daerah yang diterima kepada pengelola disertai

dengan usul penggunaannya; dan

b. Pengelola meneliti usul penggunaan untuk ditetapkan status penggunaannya.

6) Akuntansi

BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan

kebutuhan praktek bisnis yang sehat. Setiap transaksi keuangan BLUD dicatat dalam

dokumen pendukung yang dikelola secara tertib. BLUD menyelenggarakan akuntansi dan

laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi

profesi akuntansi Indonesia untuk manajemen bisnis yang sehat. Penyelenggaraan

akuntansi dan Iaporan keuangan menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan

pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana. 7) Pelaporan dan Pertanggungjawaban

Laporan keuangan BLUD terdiri dari neraca, laporan operasional, laporan arus kas

dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja

yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD. Laporan keuangan diaudit

oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

2.2 Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

1) Penatausahaan Penerimaan

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013

tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa semua pendapatan daerah

dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah. Setiap pendapatan harus didukung oleh

bukti yang lengkap dan sah. Bendahara penerimaan dan bendahara penerimaan pembantu

wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 9: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

dalam waktu 1 (satu) hari kerja dilakukan dengan uang tunai dan/atau cek/giro yang ditarik

sendiri oleh penerima/penyetor yang bersangkutan. 2) Penatausahaan Pengeluaran

Penatausahaan Pengeluaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dan Bendahara

Pengeluaran Pembantu SKPD/UKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, membayarkan,

menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam

rangka pelaksanaan APBD pada SKPD/UKPD yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap

pengeluaran belanja atas beban APBD harus di dukung dengan bukti yang lengkap dan sah

yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material

yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. 2.3 Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Pada Peraturan Gubernur Nomor 156 Tahun 2013 tentang Kebijakan Akuntansi bahwa

Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintah daerah yang ditunjuk/diwajibkan

menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Entitas akuntansi mengacu

pada ketentuan peraturan daerah yang mengatur tentang tugas pokok dan fungsi setiap

unit/satuan kerja pada pemerintah daerah.

Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 160 Tahun 2014

tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, SKPD/UKPD

merupakan entitas akuntansi dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan

menyusun laporan keuangan untuk digabungkan/dikonsolidasikan pada entitas pelaporan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Laporan keuangan pada SKPD/UKPD selaku entitas

akuntansi terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA) SKPD, laporan operasional (LO)

SKPD, laporan perubahan ekuitas (LPE) SKPD, neraca SKPD, dan catatan atas laporan

keuangan (CaLK) SKPD.

3. Metodologi penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Metode

pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

a. Survei Literatur

Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya

publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang khusus bagi peneliti.

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 10: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Perpustakaan merupakan pusat penyimpanan yang kaya bagi data sekunder. Buku, jurnal,

surat kabar, majalah, laporan konferensi, disertasi doctoral, tesis master, publikasi

pemerintah, laporan keuangan, pemasaran dan lainnya dapat digunakan peneliti untuk

mendapatkan informasi terkait topik penelitian.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap pihak berkompeten dan berwenang dalam memberikan

data terkait topik penelitian di. Wawancara dilakukan melalui tatap muka, telepon,

bantuan komputer dan media elektronik. 4. Pembahasan

4.1 Perbedaan Pelayanan Puskesmas Kecamatan dan RSUK

Puskesmas Kecamatan merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada

dilingkungan Kecamatan. RSUK adalah RSU Kelas D yang merupakan pengembangan

Puskesmas Kecamatan yang ditingkatkan pelayanannya. Berikut perbedaan pelayanan RSUK

dan Puskesmas Kecamatan :

Tabel 2.Perbedaan Pelayanan RSUK dan Puskesmas Kecamatan

No Pelayanan RSUK

(Berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014)

Puskesmas Kecamatan (Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014)

1 Pelayanan Medik • Pelayanan Gawat Darurat √ √ • Pelayanan Medik Umum - Medik Dasar √ √ - Medik Gigi dan Mulut √ √ - Kesehatan Ibu dan Anak dan

Keluarga Berencana √ √

• Pelayanan Medik Spesialis Dasar √ X • Pelayanan Medik Spesialis Penunjang - Radiologi √ X - Laboratorium √ √ 2 Pelayanan Kefarmasian √ √ 3 Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan √ √ 4 Pelayanan Penunjang Klinik • Pelayanan darah √ X • Perawatan high care unit untuk semua

golongan umur dan jenis penyakit √ √

• Gizi √ √ • Sterilisasi instrumen √ √ • Rekam medik √ √ 5 Pelayanan Penunjang Non Klinik √ √ 6 Pelayanan Rawat Inap √ √

Sumber : Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 dan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 11: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Secara keseluruhan pelayanan yang ada di RSUK hampir seluruhnya tersedia pada

Puskesmas Kecamatan. Hanya saja pelayanan yang disediakan Puskesmas Kecamatan lebih

terbatas dibanding layanan pada RSUK, Puskesmas Kecamatan memberikan pelayanan

kesehatan tingkat pertama berupa pencegahan dan pertolongan pertama.

Pelayanan yang tersedia pada RSUK namun tidak tersedia pada Puskesmas Kecamatan

adalah pelayanan medik spesialis dasar, hal ini dikarenakan Puskesmas Kecamatan

merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan

masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan

upaya promotif dan preventif. Pada Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan pada

semua bidang dan jenis penyakit tergantung pada kelas dari rumah sakit. RSUK menyediakan

paling sedikit 2 pelayanan kesehatan spesialis dasar dari 4 spesialis dasar yang harus

disediakan, diantaranya pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, dan/atau obstetri dan

ginekologi.

4.2 Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D

Jumlah Puskesmas di 5 Wilayah Kota Administrasi Jakarta berjumlah 44 Puskesmas

Kecamatan dan 296 Puskesmas Kelurahan. Pada Tahun 2014 sesuai dengan Keputusan

Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1024 tahun 2014 tentang Penetapan Pusat Kesehatan

Masyarakat Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D, bahwa telah ditetapkan 18

(delapan belas) Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D.

Tabel 3.Proses Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK dan PPK BLUD

JUNI 2014 JUNI 2014 – APRIL 2015

APRIL 2015 APRIL – MEI 2015

MEI 2015

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta 1024 Tahun 2014

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Peizinan Rumah Sakit

15 Puskesmas Kecamatan telah Beroperasi sebagai RSU Kelas D

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 405 Tahun 2012

Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 897 sampai dengan 911 Tahun 2015

1. PKM Kec. Cempaka Putih

2. PKM Kec. Sawah Besar

3. PKM Kec. Johar Baru 4. PKM Kec. Kemayoran 5. PKM Kec. Menteng 6. PKM Kec. Koja 7. PKM Kec. Cilincing

Penilaian kelayakan persiapan pengoperasian dan Perizinan RSUK

1. RSU Kec. Cempaka Putih

2. RSU Kec. Sawah Besar

3. RSU Kec. Johar Baru 4. RSU Kec. Kemayoran 5. RSU Kec. Koja 6. RSU Kec. Cilincing 7. RSU Kec.

Penilaian persyaratan PPK BLUD oleh Tim Penilai Penerapan PPK BLUD

15 RSU Kelas D Kecamatan ditetapkan sebagai PPK-BLUD secara Bertahap

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 12: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

JUNI 2014 JUNI 2014 – APRIL 2015

APRIL 2015 APRIL – MEI 2015

MEI 2015

8. PKM Kec. Pademangan

9. PKM Kec. Kembangan

10. PKM Kec. Kali Deres 11. PKM Kec. Jagakarsa 12. PKM Kec. Tebet 13. PKM Kec. Mampang

Prapatan 14. PKM Kec.

Pesanggrahan 15. PKM Kec. Kebayoran

Lama 16. PKM Kec. Kramat Jati 17. PKM Kec. Pasar Rebo 18. PKM Kec. Ciracas

Pademangan 8. RSU Kec. Kembangan 9. RSU Kec. Kali Deres 10. RSU Kec. Jagakarsa 11. RSU Kec. Tebet 12. RSU Kec. Mampang

Prapatan 13. RSU Kec.

Pesanggrahan 14. RSU Kec. Kramat Jati 15. RSU Kec. Ciracas

Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D merupakan penetapan Rumah

Sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan bahwa Rumah Sakit dikategorikan dalam

Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Penetapan klasifikasi Rumah Sakit ini

didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana.

4.2.1 Pemenuhan Persyaratan RSUK sebagai RSU Kelas D

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 233 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Kesehatan Pasal 50 ayat 2 bahwa Puskesmas dapat mengembangkan

layanannya menjadi Puskesmas rawat inap atau Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan

peraturan perundang-undangan. Persyaratan ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan

Nomor 56 Tahun 2014 tentang Kalsifikasi Rumah Sakit dan Perizinan, dalam aturan ini

disebutkan persyaratan untuk ditetapkan sebagai RSU Kelas D maka harus memenuhi

persyaratan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana sebagai

berikut :

Tabel 4.Pemenuhan Persyaratan RSUK sebagai RSU Kelas D

Persyaratan RSUK Sesuai/Tidak Sesuai

Pemenuhan Persyaratan sesuai dengan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014

Pelayanan Sesuai Telah memberikan pelayanan medik, yang terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, dan pelayanan medik spesialis dasar.

Sumber Daya Manusia

Sesuai Setiap RSUK telah memiliki dokter umum lebih dari 4 orang, dokter gigi dan dokter spesisialis masing-masing satu orang untuk setiap pelayanannya.

Bangunan Sarana dan Prasarana

Sesuai Bangunan RSUK berlokasi di lingkungan Kecamatan yang memang sudah diperuntukan sebagai Puskesmas dan Bangunan RSUK terdiri

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 13: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Persyaratan RSUK Sesuai/Tidak Sesuai

Pemenuhan Persyaratan sesuai dengan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014

dari 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) yang telah dilengkapi tanda arah (signage), koridor, tangga, lift, toilet, IPAL dan sarana evakuasi yang aman bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia.

Peralatan Medis Sesuai RSUK telah memiliki peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi yang telah dilengkapi dengan EKG, Neubulizer, Rontgen, Inkubator.

4.3 Penerapan PPK BLUD pada RSUK

Sesuai Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 897 sampai dengan 911

Tahun 2015, RSUK ditetapkan sebagai UPT yang menerapkan PPK BLUD secara bertahap.

Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 penetapan status BLUD secara bertahap

dikarenakan telah memenuhi persyaratan substantif dan teknis namun persyaratan administrasi

dinilai belum cukup memuaskan.

Tabel 5.Pemenuhan Persyaratan PPK BLUD RSUK

Persyaratan Penetapan PPK BLUD

Memadai/ Tidak

memadai

Pemenuhan Persyaratan sesuai Permendagri 61 Tahun 2007

Persyaratan Substantif Memadai RSUK merupakan unit kerja yang memberikan pelayanan ke masyarakat khususnya pada bidang Kesehatan

Persyaratan Teknis Memadai RSUK memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum kepada masyarakat dan kinerja keuangan yang dalam membiayai pengeluaran Unit Kerja dari pendapatan atas layanan pada masyarakat.

Persyaratan Administrastif Tidak memadai

RSUK belum mempunyai laporan keuangan pokok

Kesimpulan RSUK ditetapkan sebagai PPK BLUD bertahap. Pada tahun 2014, entitas akuntansi diwajibkan menyelenggarakan akuntansi dan

menyusun laporan keuangan ditetapkan sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI

Jakarta Nomor 1046 tahun 2014 tentang Entitas Akuntansi dan Entitas Penggabungan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Keputusan ini kelimabelas RSUK tidak

termasuk dalam entitas akuntansi yang telah ditetapkan. Penetapan entitas akuntansi terkait

dengan kemandirian anggaran yang dikelolanya. RSUK baru memiliki anggaran pendapatan

dan belanja sendiri semenjak tahun 2016, sehingga RSUK diharuskan membuat laporan

keuangan pada tahun anggaran 2016. Sebagai Unit Kerja yang sudah ditetapkan sebagai PPK-

BLUD berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2005 RSUK harus membuat laporan keuangan

berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 14: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Indonesia dan untuk kebutuhan konsolidasi Laporan Keuangan Daerah RSUK juga membuat

Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah. 4.3.1 Pengelolaan Keuangan RSUK

Pada tahun 2015, terjadi masa transisi struktur organisasi serta pengelolaan keuangan

Puskesmas menjadi RSU Kelas D. Pada sisi pengelolaan keuangan terjadi perubahan status

pola pengelolaan keuangan, Puskesmas Kecamatan yang semula sudah ditetapkan sebagai

PPK BLUD Penuh setelah ditetapkan sebagai RSU status pengelolaan keuangannya menjadi

PPK BLUD secara bertahap dan selanjutnya Puskesmas Kelurahan yang ditunjuk sebagai

Puskesmas Kecamatan menerapkan PPK BLUD Penuh. 4.3.2 Perencanaan dan Penganggaran

Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 173 Tahun 2015

tentang Masa Transisi Pusat Kesehatan Masyarakat menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D

pasal 4 ayat 1 bahwa dalam rangka mendukung operasional layanan, pendapatan Puskesmas

yang ditetapkan menjadi RSU Kelas D dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan

Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan

dan/atau pendapatan jasa layanan dan pendapatan jasa lainnya setelah menerapkan Pola

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.

4.3.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran

Tahun 2015, Anggaran Pendapatan dan Belanja RSUK masih melekat pada DPA

Dinas Kesehatan. Berdasarkan DPA Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2015 terdapat

pengalokasian anggaran pendapatan atas pendapatan jasa layanan kesehatan RSU Kepulauan

1000 kelima belas RSU Kecamatan dialokasikan pada kode rekening retribusi pelayanan

kesehatan. Sebagai PPK BLUD Penuh atas pendapatan jasa layanan kesehatan yang diperoleh

sesuai dengan Permendagri 61 Tahun 2007 seharusnya dialokasikan pada kode rekening

kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan

obyek pendapatan BLUD. Sedangkan terkait dengan penetapan Puskesmas Kecamatan

menjadi RSU Kelas D alokasi anggaran pendapatan terdapat pada DPA Perubahan Dinas

Kesehatan Tahun Anggaran 2015 sebagai retribusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu pada

saat ditetapkan sebagai PPK BLUD secara bertahap seharusnya alokasi anggaran

pendapatannya diklasifikasikan pada kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada

jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 15: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Untuk penganggaran belanja kelima belas RSUK yang bersumber dari dana BLUD

ditetapkan pada DPA Perubahan Dinas Kesehatan. Penganggaran belanja yang bersumber dari

dana blud dilakukan secara block fund dimana peruntukannya tidak dirinci dan pencairannya

secara periodik. Seluruh pengeluaran BLUD yang bersumber dari pendapatan BLUD sesuai

RBA dengan menerbitkan SPM Pengesahan.

4.3.4 Pengelolaan Pendapatan dan Pengeluaran RSUK

4.3.4.1 Pengelolaan Pendapatan RSUK

Kelimabelas RSUK beroperasi semenjak april 2015, dan ditetapkan sebagai unit kerja

yang menerapkan PPK BLUD pada Mei 2015. Seperti telah dianggarkan pada DPA Dinas

Kesehatan, pendapatan atas jasa layanan diklasifikasikan sebagai Pendapatan Retribusi

Pelayanan Kesehatan. Pada periode april sampai dengan juni seluruh pendapatan retribusi

pelayanan kesehatan dikelola seperti pendapatan retribusi pada SKPD lain. Seluruh

pendapatan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu pada RSUK langsung

disetorkan ke Kas Daerah, dan dilaporkan ke Bendahara Penerimaan Dinas. Sedangkan untuk

periode juli sampai dengan desember atas pendapatan retribusi pelayanan kesehatan yang

diterima bendahara penerimaan pembantu disetor ke rekening BLUD yang kemudian menjadi

kas BLUD dan dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pelaporan penerimaan

pendapatan RSUK di 15 Kecamatan ini dilaporkan melalui bendahara penerimaan Dinas

Kesehatan Provinsi.

Pengelolaan pendapatan atas jasa layanan sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD

seluruh pendapatan yang diperoleh RSUK dikelola sebagai pendapatan retribusi telah sesuai

dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013. Sedangkan

pengelolaan pendapatan setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD belum sesuai dengan

Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 bahwa seluruh pendapatan BLUD dicatat dalam kode

rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang

sah dengan obyek pendapatan BLUD. Sesuai peraturan ini seharusnya setelah ditetapkan

sebagai PPK BLUD pendapatan atas retribusi pelayanan kesehatan direklasifikasi sebagai

PAD pada lain-lain PAD yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.

4.3.4.2 Pengelolaan Pengeluaran RSUK

Pengeluaran RSUK dapat bersumber dari pendapatan BLUD dan APBD Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Pengeluaran ini dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 16: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Bendahara Pengeluaran Pembantu RSUK.

Bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu bertugas untuk menerima,

menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk

keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD. Bendahara pengeluaran/

bendahara pengeluaran pembantu bertanggung jawab atas pengelolaan belanja APBD dan

belanja BLUD khususnya bagi bendahara pengeluaran pembantu RSUK.

Bendahara pengeluaran pembantu RSUK dalam melaksanakan belanja mengajukan

permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS, yang kemudian di proses oleh

Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Bendahara pengeluaran pembantu menerima dan

menyimpan Uang Persediaan (UP) yang berasal dari Tambahan Uang (TU) dan/atau

pelimpahan Uang Persediaan (UP) dari bendahara pengeluaran dan melaksanakan

pembayaran dari Uang Persediaan (UP) yang dikelolanya. Untuk pengelolaan pendapatan

BLUD, bendahara pengeluaran pembantu mempunyai wewenang untuk mengelola dana

tersebut sesuai dengan RBA yang telah ditetapkan. Dan melaporkan pertanggungjawabannya

melalui bendahara pengeluaran Dinas Kesehatan. Wewenang bendahara pengeluaran Dinas

Kesehatan hanyalah melaporkan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pembantu atas

pengelolaan dana BLUD.

Berdasarkan pengelolaan pengeluaran keuangan yang dilakukan terkait penetapan

Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK telah sesuai dengan peraturan pengelolaan keuangan

yang berlaku pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD

pada periode Januari sampai dengan Juni, pengelolaan pengeluaran keuangan dilakukan

berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013. Sedangkan

untuk pengelolaan pengeluaran keuangan setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD pada periode

Juli sampai dengan Desember, pengelolaan pengeluaran keuangan dilakukan berdasarkan

Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 165 Tahun 2007. 4.3.5 Pengelolaan Kas

Sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD, seluruh transaksi penerimaan kas yang

dananya bersumber dari pendapatan retribusi pelayanan kesehatan, disetorkan langsung ke

Rekening Kas Daerah oleh Bendahara Penerimaan Pembantu dan dilaporkan kepada BPKAD

selaku BUD melaui Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan. Setelah ditetapkan sebagai PPK

BLUD, seluruh penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan melalui Rekening Kas BLUD.

Seluruh pendapatan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu disetor ke Rekening

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 17: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

Kas BLUD, yang kemudian dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan dilaporkan

ke BPKAD selaku BUD melalui Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan.

4.3.6 Pengelolaan Barang

Terkait dengan penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D, terjadi

pembagian penggunaan barang milik daerah Puskesmas Kecamatan oleh RSUK. Status

penggunaan barang milik daerah ini belum ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Terkait penggunaan barang Puskesmas Kecamatan oleh RSUK belum sesuai dengan

Pengelolaan Barang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan

Peraturan Menteri Dalam Negeri 17 Tahun 2007. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam

Negeri Nomor 17 Tahun 2007 pasal 22 bahwa status penggunaan barang milik daerah

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Status penetapan ini berdasarkan usulan

pengguna kepada pengelola untuk ditetapkan status penggunaannya.

4.4 Implikasi perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada Pelaporan

Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta

Pada Tahun 2014 pelaporan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta disusun

berdasarkan basis kas menuju akrual. Nilai yang disajikan pada Laporan Keuangan Dinas

Kesehatan Tahun Anggaran 2014 merupakan pertangungjawaban penggunaan anggaran

pendapatan dan belanja oleh Dinas Kesehatan.

Pada tahun 2015 anggaran pendapatan dan belanja 15 RSUK masih melekat pada

Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, sehingga RSUK

belum membuat Laporan Keuangan. Pelaporan pertanggungjawaban keuangan dilaporkan

RSU Kelas D melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Laporan Keuangan Dinas

Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015, disusun berdasarkan sistem akuntansi berbasis

akrual yang terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA), laporan operasional (LO), laporan

perubahan ekuitas (LPE), neraca SKPD, dan catatan atas laporan keuangan (CaLK).

Sebagai unit kerja yang memberikan pelayanan kesehatan, RSUK memiliki

pendapatan dari jasa layanannya. Disebabkan anggaran pendapatan dan belanja RSUK masih

melekat pada Dinas Kesehatan, maka pengakuan pendapatannya dikonsolidasikan pada

laporan realisasi anggaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per 30 Juni 2015. Seluruh

anggaran dan realisasi pendapatan yang diakui per 30 Juni 2015 merupakan pendapatan

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 18: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

RSUK di 15 Kecamatan dan RSU Kabupaten Kepulauan Seribu yang telah disetorkan ke

Rekening Kas Daerah dan diakui sebagai pendapatan retribusi pelayanan kesehatan.

Untuk Laporan Keuangan per 31 Desember 2015 sebagai Unit Kerja yang menerapkan

PPK BLUD, Laporan Keuangan RSUK berupa Laporan Realisasi Anggaran/Laporan

Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Oleh karenanya

untuk Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tak terpisah

dari pertanggungjawaban BLUD hendaknya dilengkapi dengan Laporan Arus Kas dari kelima

belas RSUK yang menerapkan PPK BLUD. Selain itu terkait pengakuan pendapatan, setelah

ditetapkan sebagai PPK BLUD maka retribusi pelayanan kesehatan seharusnya dicatat dalam

kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.

Neraca per 30 Juni 2015 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta belum termasuk nilai

aset yang dipergunakan oleh RSUK. Nilai aset yang digunakan masih tercatat pada Puskesmas

Kecamatan, hal ini disebabkan belum adanya Keputusan Gubernur terkait penggunaan Aset

sebagai dasar pencatatan nilai aset.

Pada tahun 2016 sesuai dengan RAPBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kelimabelas

RSUK telah ditetapkan anggaran pendapatan dan belanja secara mandiri. Pada Tahun 2016

RSUK sebagai PPK BLUD diwajibkan menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar

Akuntansi Keuangan dan untuk kepentingan konsolidasi laporan keuangan Pemerintah

Provinsi DKI Jakarta, RSUK juga membuat laporan keuangan berdasarkan SAP. Hal ini

sesuai dengan PP 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 5. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perubahan Puskesmas Kecamatan

menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka dapat

disimpulkan hal-hal sebagai berikut :

1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri

Nomor 75 Tahun 2014, perbedaan pelayanan antara Puskesmas Kecamatan dengan RSUK

adalah pada pelayanan medis spesialis dasar, pelayanan radiologi, pelayanan penunjang

klinik dan nonklinik dan pelayanan rawat inap.

2. RSUK telah cukup memadai untuk beroperasi sebagai RSU Kelas D sesuai dengan

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 dan sebagai Rumah Sakit yang

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 19: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

didirikan oleh instansi pemerintah RSUK telah ditetapkan sebagai UPT yang menerapkan

PPK BLUD secara bertahap, hal ini telah sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009.

3. Anggaran pendapatan dan belanja RSUK melekat pada DPA Dinas Kesehatan Tahun

Anggaran 2015, sehingga pertanggungjawaban keuangan masih melalui Dinas Kesehatan

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anggaran pendapatan atas jasa layanan dilaporkan

sebagai retribusi pelayanan kesehatan. Dengan penetapan RSUK sebagai PPK BLUD

maka seharusnya anggaran pendapatan dilaporkan sebagai pendapatan BLUD. Atas

penganggaran belanja yang bersumber dari pendapatan BLUD non APBD, RSUK telah

menganggarkannya pada belanja operasional layanan secara block fund.

4. Perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada pelaporan keuangan dinas

kesehatan memiliki implikasi sebagai berikut :

- Pengakuan pendapatan RSUK dikonsolidasikan pada LRA Dinas Kesehatan Provinsi

DKI Jakarta per 30 Juni 2015. Sebelumnya pada LRA per 31 Desember 2014 hanya

terdapat pendapatan retribusi RSU Kepulauan Seribu. Seluruh anggaran dan realisasi

pendapatan yang diakui per 30 Juni 2015 merupakan pendapatan RSUK di 15

Kecamatan dan RSU Kabupaten Kepulauan Seribu yang telah disetorkan ke Rekening

Kas Daerah dan diakui sebagai pendapatan retribusi pelayanan kesehatan.

- Penggunaan tanah dan bangunan Puskesmas Kecamatan sebagai RSUK belum

ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan

Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 bahwa penggunaan tanah dan bangunan

harus ditetapkan keputusan kepala daerah berdasarkan usulan pengguna barang dan

menyebabkan kurang catat atas nilai aset tetap Puskesmas Kecamatan yang digunakan

RSUK pada Neraca.

6. Saran

Berdasarkan analisis yang dilakukan, disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi

DKI Jakarta dan instansi terkait untuk melakukan hal sebagai berikut :

1. Retribusi pelayanan kesehatan RSUK setelah menjadi PPK BLUD dicatat dalam kode

rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah

yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.

2. Proses penggunaan barang antara Puskesmas Kecamatan dan RSUK ditetapkan dengan

Keputusan Kepala Daerah, sehingga tertib administrasi.

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016

Page 20: ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI …

3. Diberikan pembinaan kepada RSUK dalam penyusunan laporan keuangan khususnya

penyusunan laporan arus kas.

4. Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilengkapi dengan

Laporan Arus Kas dari kelima belas RSUK yang menerapkan PPK BLUD. 7. Daftar Referensi Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1024 Tahun 2014 tentang Penetapan Pusat

Kesehatan Masyarakat Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D

Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah

Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah

Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik

Daerah

Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

Layanan Umum Daerah

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pembentukan

Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit

Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 165 Tahun 2012 tentang Pola Pengelolaan

Keuangan Badan Layanan Umum Daerah

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem dan

Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 156 Tahun 2013 tentang Kebijakan

Akuntansi

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 160 Tahun 2014 tentang Sistem dan

Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 233 Tahun 2014 tentang Organisasi dan

Tata Kerja Dinas Kesehatan

Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 173 Tahun 2015 tentang Masa Transisi

Pusat Kesehatan Masyarakat menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit

Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016