analisis perubahan puskesmas kecamatan menjadi …
TRANSCRIPT
ANALISIS PERUBAHAN PUSKESMAS KECAMATAN MENJADI RUMAH SAKIT UMUM KELAS D DAN IMPLIKASINYA PADA
PELAPORAN KEUANGAN DINAS KESEHATAN DKI JAKARTA
Mega Apridita dan Sonya Oktaviana
Departemen Akuntansi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Indonesia
Email : [email protected] [email protected]
ABSTRAK Penelitian ini membahas mengenai perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D yang selanjutnya disebut RSUK, penerapan PPK BLUD pada RSUK dan implikasinya pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan DKI Jakarta. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan pelayanan antara Puskesmas Kecamatan dengan RSUK pada beberapa jenis pelayanan medis. RSUK telah cukup memadai untuk beroperasi sebagai RSU Kelas D dan telah ditetapkan sebagai PPK BLUD. Namun masih ada permasalahan yang dihadapi, seperti penerapan PPK BLUD pada RSUK yang berimplikasi pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dalam pengakuan pendapatan dan penyajian nilai aset tetap Puskesmas Kecamatan yang digunakan RSUK.
Analysis Changes of Puskesmas Kecamatan becomes General Hospital Class D and Its Implication to Financial Reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government
ABSTRACT
This reserach discusses changes of Puskesmas Kecamatan becomes RSU Class D hereinafter referred to RSUK, practice of PPK BLUD in RSUK and its implication to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government. This research is a qualitative research by descriptive design. The results of the research shows that the differences between Puskesmas Kecamatan with RSUK in some types of medical services. RSUK be sufficient to operate as RSU Class D and has been designated as PPK BLUD. However, there are still problems to face, such as the implementation of PPK BLUD on RSUK which have implications to financial reporting of Dinas Kesehatan Jakarta Local Government that has revenue recognition and presentation of fixed assets value of Puskesmas Kecamatan which used by RSUK. Key words: Hospital, Financial Reporting, Local Public Service Agencies 1. Pendahuluan
Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah instansi
pemerintah yang memberikan pelayanan kesehatan tingkat pertama. Di Provinsi DKI Jakarta
Puskesmas didirikan di lingkungan Kecamatan. Puskesmas yang dibentuk di Provinsi DKI
Jakarta terdiri dari Puskesmas Kecamatan dan Puskesmas Kelurahan merupakan Unit
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Pelaksana Teknis Dinas (UPTD) Kesehatan di bawah Suku Dinas (Sudin) Kesehatan dan
membawahi Puskesmas Kelurahan yang merupakan Satuan Pelaksana dari Puskesmas
Kecamatan di Wilayah Kelurahan. Puskesmas Kecamatan termasuk Puskesmas Kelurahan
merupakan unit kerja Dinas Kesehatan yang menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).
Satuan Kerja Pemerintah yang menerapkan PPK-BLUD diberikan fleksibilitas dalam
pengelolaan keuangan. Fleksibilitas dimaksud berupa keleluasaan untuk menerapkan praktik-
praktik bisnis yang sehat untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dalam rangka
memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagai pengecualian
dari ketentuan pengelolaan keuangan daerah pada umumnya.
Dalam penetapan penerapan PPK-BLUD suatu SKPD atau Unit Kerja, harus
memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif. Persetujuan penetapan penerapan
PPK-BLUD dapat berupa pemberian status BLUD penuh atau status BLUD bertahap. Status
BLUD penuh diberikan apabila seluruh persyaratan substantif, teknis dan administratif telah
dipenuhi dan dinilai memuaskan. Dalam hal persyaratan substantif dan teknis terpenuhi,
namun persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, diberikan status
BLUD bertahap. Persyaratan administratif dinilai belum terpenuhi secara memuaskan, jika
dokumen persyaratan administratif belum sesuai dengan yang dipersyaratkan.
Tahun 2014 Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan peningkatan pelayanan
Puskesmas Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum (RSU) Kelas D yang selanjutnya disebut
RSU Kecamatan (RSUK) pada 18 Puskesmas Kecamatan di 5 Wilayah Kota Provinsi DKI
Jakarta. Klasifikasi RSU Kelas D adalah salah 1 jenis klasifikasi RSU dari 4 jenis RSU yang
telah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan dalam Permenkes Nomor 56 tahun 2014 tentang
Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit. Pengklasfikasian 4 jenis RSU ini didasarkan pada
pelayanan, sumber daya, peralatan dan bangunan dan prasarana. Berdasarkan peraturan ini
Rumah Sakit yang didirikan dan diselenggarakan oleh Pemerintah merupakan unit pelaksana
teknis dari instansi Pemerintah yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan. Unit
pelaksana harus diselenggarakan berdasarkan PPK-BLU sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Berdasarkan uraian diatas, dapat dirumuskan permasalahan dari penelitian bagaimana
perbedaan pelayanan Puskesmas Kecamatan dengan RSUK dan bagaimana implikasi
penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada pelaporan keuangan Dinas Kesehatan
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Provinsi DKI Jakarta. Rumusan masalah lain dalam penelitian ini adalah bagaimana proses
perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK serta penerapan PPK BLUD pada RSUK. 2. Landasan Teori
Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat
Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas adalah fasilitas pelayanan
kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya di wilayah kerjanya.
Dalam melaksanakan tugasnya, Puskesmas menyelenggarakan fungsi penyelenggaraan Upaya
Kesehatan Masyarakat tingkat pertama dan Upaya Kesehatan Perorangan tingkat pertama di
wilayah kerjanya.
UKM tingkat pertama meliputi upaya kesehatan masyarakat esensial dan upaya
kesehatan masyarakat pengembangan yang terdiri dari :
Tabel 1.UKM Esensial dan UKM Pengembangan
UKM Esensial UKM Pengembangan 1. Pelayanan promosi kesehatan. 2. Pelayanan kesehatan lingkungan. 3. Pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga
berencana. 4. Pelayanan gizi. 5. Pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit.
1. Pelayanan kesehatan jiwa. 2. Upaya kesehatan gigi masyarakat 3. Pengobatan tradisional, komplementer dan alternative. 4. UKS. 5. Kesehatan indera. 6. Kesehatan lansia. 7. Kesehatan kerja dan olahraga.
Sumber : Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014
UKP tingkat pertama dilaksanakan dalam bentuk rawat jalan, pelayanan gawat darurat,
pelayanan satu hari (one day care), home care, dan/atau rawat inap berdasarkan pertimbangan
kebutuhan pelayanan kesehatan. Untuk melaksanakan UKM dan UKP Puskesmas harus
menyelenggarakan manajemen Puskesmas, pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan
kesehatan masyarakat, dan pelayanan laboratorium.
Berdasarkan UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit, pengertian Rumah
Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat. Rumah Sakit yang didirikan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah harus berbentuk
Unit Pelaksana Teknis dari Instansi yang bertugas di bidang kesehatan, Instansi tertentu, atau
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Lembaga Teknis Daerah dengan pengelolaan Badan Layanan Umum atau Badan Layanan
Umum Daerah sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Pada Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah
Sakit bahwa berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan, Rumah Sakit dikategorikan dalam
Rumah Sakit Umum (RSU) dan Rumah Sakit Khusus (RSK). Rumah Sakit Umum
diklasifikasikan menjadi RSU Kelas A, RSU Kelas B, RSU Kelas C, dan RSU Kelas D yang
diklasifikasikan menjadi RSU Kelas D dan RSU Kelas D pratama. Rumah Sakit Khusus
diklasifikasikan menjadi RSK Kelas A, RSK Kelas B, dan RSK Kelas C.
Penetapan klasifikasi Rumah Sakit didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia,
peralatan, dan bangunan dan prasarana. Bangunan dan prasarana Rumah Sakit harus
memenuhi persyaratan tata bangunan dan lingkungan serta persyaratan keandalan bangunan
dan prasarana Rumah Sakit. Pelayanan yang diberikan oleh Rumah Sakit Umum Kelas D
paling sedikit meliputi :
a. Pelayanan medik, terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, pelayanan
medik spesialis dasar paling sedikit 2 (dua) dari 4 (empat) pelayanan medik spesialis dasar
yang meliputi pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, bedah, dan/atau obstetri dan
ginekologi, dan pelayanan medik spesialis penunjang meliputi pelayanan radiologi dan
laboratorium; serta
b. Pelayanan kefarmasian, pelayanan keperawatan dan kebidanan, pelayanan penunjang
klinik dan nonklinik, pelayanan rawat inap harus dilengkapi dengan fasilitas tempat tidur
perawatan kelas III paling sedikit 30% (tiga puluh persen) dan tempat tidur perawatan
intensif sebanyak 5% (lima persen) dari seluruh tempat tidur.
Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 menyatakan bahwa suatu satuan
kerja instansi pemerintah dapat diizinkan mengelola keuangan dengan PPK-BLUD apabila
memenuhi persyaratan substantif, teknis, dan administratif.
1) Persyaratan Substantif
Persyaratan substantif suatu SKPD atau Unit Kerja dapat diizinkan mengelola
keuangan dengan PPK-BLUD terpenuhi apabila tugas dan fungsi SKPD atau Unit Kerja
bersifat operasional dalam menyelenggarakan pelayanan umum yang menghasilkan semi
barang/jasa public (quasipublic goods). Pelayanan umum yang menghasilkan semi
barang/jasa public (quasipublic goods) adalah pelayanan yang berhubungan dengan :
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
a. Penyediaan barang dan/atau jasa layanan umum, diutamakan untuk pelayanan
kesehatan.
b. Pengelolaan wilayah/kawasan tertentu untuk tujuan meningkatkan perekonomian
masyarakat atau layanan umum, antara lain kawasan pengembangan ekonomi terpadu;
dan/atau
c. Pengelolaan dana khusus dalam rangka meningkatkan ekonomi dan/atau pelayanan
kepada masyarakat, seperti dana bergulir untuk usaha mikro, kecil dan menengah
(UMKM) dan dana perumahan.
2) Persyaratan Teknis
Persyaratan teknis terpenuhi apabila suatu SKPD atau Unit Kerja yang akan ditetapkan
sebagai PPK-BLU apabila :
a. Kinerja pelayanan di bidang tugas pokok dan fungsinya layak dikelola dan
ditingkatkan pencapaiannya melalui BLUD atas rekomendasi sekretaris daerah untuk
SKPD atau kepala SKPD untuk Unit Kerja; dan
b. Kinerja keuangan SKPD atau Unit Kerja yang sehat, ditunjukkan oleh tingkat
kemampuan pendapatan dari layanan yang cenderung meningkat dan efisien dalam
membiayai pengeluaran. 3) Persyaratan Administratif
Persyaratan administratif terpenuhi apabila SKPD atau Unit Kerja yang akan
ditetapkan sebagai PPK-BLU dapat menyajikan seluruh dokumen administratif yang
terdiri dari pernyataan kesanggupan untuk meningkatkan kinerja pelayanan, keuangan,
dan manfaat bagi masyarakat, pola tata kelola, rencana strategis bisnis, laporan keuangan
pokok, standar pelayanan minimum, dan laporan audit terakhir atau pernyataan bersedia
untuk diaudit secara independen.
2.1 Pengelolaan Keuangan BLUD
Berdasarkan peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang pedoman
teknis pengelolaan keungan BLUD dinyatakan hal-hal sebagai berikut :
1) Perencanaan dan Penganggaran
BLUD menyusun Renstra Bisnis BLUD mencakup pernyataan visi misi, program
strategis, pengukuran pencapaian kinerja, rencana pencapaian lima tahunan dan proyeksi
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
keuangan lima tahunan BLUD. Renstra bisnis BLUD dipergunakan sebagai dasar
penyusunan RBA dan evaluasi kinerja.
2) DPA BLUD
DPA-BLUD mencakup antara lain pendapatan dan biaya, proyeksi arus kas dan
jumlah dan kualitas barang dan/atau jasa yang akan dihasilkan. Pendapatan merupakan
pendapatan yang diterima oleh BLUD selama 1 (satu) tahun anggaran. Biaya terdiri dari
belanja pegawai, belanja barang/jasa, dan belanja modal. Pada Pemerintah Provinsi DKI
Jakarta berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomo 165 Tahun 2012
belanja barang/jasa yang bersumber dari dana BLUD dialokasikan pada APBD secara
block fund berupa operasional layanan umum. Block fund adalah anggaran yang diberikan
kepada BLUD-SKPD/BLUD-UKPD dimana peruntukannya tidak dirinci dan
pencairannya secara periodik.
3) Pendapatan dan Biaya
a. Pendapatan BLUD
Pendapatan BLUD dapat bersumber dari jasa layanan, hibah, hasil kerja sama
dengan pihak lain, APBD, APBN, dan lain-lain pendapatan BLUD yang sah. Seluruh
pendapatan BLUD berupa hasil penjualan kekayaan yang tidak dipisahkan, hasil
pemanfaatan kekayaan, jasa giro dan komisi, potongan atau bentuk lain sebagai dari
penjualan dan/atau pengadaan barang dan/atau jasa oleh BLUD dilaksanakan melalui
rekening kas BLUD dan dicatat dalam kode rekening kelompok pendapatan asli
daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan
BLUD.
b. Biaya BLUD
Biaya BLUD merupakan biaya operasional dan biaya non operasional. Biaya
operasional, mencakup seluruh biaya yang menjadi beban BLUD dalam rangka
menjalankan tugas dan fungsi. Biaya non operasional, mencakup seluruh biaya yang,
menjadi beban BLUD dalam rangka menunjang pelaksanaan tugas dan fungsi. Biaya
BLUD, dialokasikan untuk membiayai program peningkatan pelayanan, kegiatan
pelayanan dan kegiatan pendukung pelayanan. Pembiayaan program dan kegiatan,
dialokasikan sesuai dengan kelompok, jenis, program dan kegiatan.
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
4) Pengelolaan Kas
Transaksi penerimaan dan pengeluaran kas yang dananya bersumber sebagaimana
jasa layanan, hibah, hasil kerjasama dengan pihak lain dan lain-lain pendapatan BLUD
yang sah, dilaksanakan melalui rekening kas BLUD. Penarikan dana yang bersumber dari
APBD dilakukan dengan menerbitkan Surat Perintah Membayar (SPM) Giro sesuai
dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Surat Perintah Membayar (SPM) Giro
diterbitkan setelah SPD ditandatangani oleh pejabat yang ditunjuk. 5) Pengelolaan Barang
Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 barang
inventaris milik BLUD dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada pihak lain atas dasar
pertimbangan ekonomis dengan cara dijual, ditukar dan/atau dihibahkan. Barang
inventaris yang dapat dihapus dan/atau dialihkan kepada pihak lain, merupakan barang
pakai habis, barang untuk diolah atau dijual, barang lainnya yang tidak memenuhi
persyaratan sebagai aset tetap. Hasil penjualan barang inventaris sebagai akibat dari
pengalihan ini, merupakan pendapatan BLUD dituangkan secara memadai dalam laporan
keuangan BLUD. Sesuai dengan PP Nomor 74 Tahun 2014 penerimaan hasil penjualan
aset tetap yang pendanaannya berasal dari pendapatan BLU selain dari APBN/APBD
merupakan pendapatan BLU dan dapat dikelola langsung untuk membiayai belanja BLU.
Penerimaan hasil penjualan aset tetap yang pendanaannya sebagian atau seluruhnya
berasal dari APBN/APBD bukan merupakan pendapatan BLU dan wajib disetor ke
rekening Kas Umum Negara/Daerah.
BLUD tidak boleh mengalihkan dan/atau menghapus aset tetap, kecuali atas
persetujuan pejabat yang berwenang. Aset tetap yang boleh dialihkan dan/atau dihapus
kecuali atas persetujuan pejabat berwenang, merupakan aset berwujud yang mempunyai
masa manfaat lebih dari 12 (dua belas) bulan untuk digunakan dalam kegiatan BLUD atau
dimanfaatkan oleh masyarakat umum. Kewenangan pengalihan dan/atau penghapusan aset
tetap ini, diselenggarakan berdasarkan jenjang nilai dan jenis barang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan dan hasil pengalihan aset tetap, merupakan
pendapatan BLUD dan diungkapkan secara memadai dalam laporan keuangan BLUD dan
dilaporkan kepada kepala daerah melalui sekretaris daerah/kepala SKPD.
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Penggunaan aset tetap untuk kegiatan yang tidak terkait langsung dengan tugas dan
fungsi BLUD harus mendapat persetujuan kepala daerah melalui sekretaris daerah. Tanah
dan bangunan BLUD disertifikatkan atas nama pemerintah daerah yang bersangkutan.
Tanah dan bangunan yang tidak digunakan dalam rangka penyelenggaraan tugas dan
fungsi BLUD, dapat dialihgunakan oleh pemimpin BLUD dengan persetujuan kepala
daerah. Sesuai dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 status
penggunaan barang milik daerah ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah diatur
dengan tata cara sebagai berikut:
a. Pengguna melaporkan barang milik daerah yang diterima kepada pengelola disertai
dengan usul penggunaannya; dan
b. Pengelola meneliti usul penggunaan untuk ditetapkan status penggunaannya.
6) Akuntansi
BLUD menerapkan sistem informasi manajemen keuangan sesuai dengan
kebutuhan praktek bisnis yang sehat. Setiap transaksi keuangan BLUD dicatat dalam
dokumen pendukung yang dikelola secara tertib. BLUD menyelenggarakan akuntansi dan
laporan keuangan sesuai dengan standar akuntansi keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi
profesi akuntansi Indonesia untuk manajemen bisnis yang sehat. Penyelenggaraan
akuntansi dan Iaporan keuangan menggunakan basis akrual baik dalam pengakuan
pendapatan, biaya, aset, kewajiban dan ekuitas dana. 7) Pelaporan dan Pertanggungjawaban
Laporan keuangan BLUD terdiri dari neraca, laporan operasional, laporan arus kas
dan catatan atas laporan keuangan. Laporan keuangan disertai dengan laporan kinerja
yang berisikan informasi pencapaian hasil/keluaran BLUD. Laporan keuangan diaudit
oleh pemeriksa eksternal sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
2.2 Penatausahaan Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
1) Penatausahaan Penerimaan
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013
tentang Sistem dan Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah, bahwa semua pendapatan daerah
dilaksanakan melalui rekening kas umum daerah. Setiap pendapatan harus didukung oleh
bukti yang lengkap dan sah. Bendahara penerimaan dan bendahara penerimaan pembantu
wajib menyetor seluruh penerimaannya ke rekening kas umum daerah selambat-lambatnya
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
dalam waktu 1 (satu) hari kerja dilakukan dengan uang tunai dan/atau cek/giro yang ditarik
sendiri oleh penerima/penyetor yang bersangkutan. 2) Penatausahaan Pengeluaran
Penatausahaan Pengeluaran dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran dan Bendahara
Pengeluaran Pembantu SKPD/UKPD bertugas untuk menerima, menyimpan, membayarkan,
menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk keperluan belanja daerah dalam
rangka pelaksanaan APBD pada SKPD/UKPD yang menjadi tanggung jawabnya. Setiap
pengeluaran belanja atas beban APBD harus di dukung dengan bukti yang lengkap dan sah
yang disahkan oleh pejabat yang berwenang dan bertanggung jawab atas kebenaran material
yang timbul dari penggunaan bukti dimaksud. 2.3 Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Pada Peraturan Gubernur Nomor 156 Tahun 2013 tentang Kebijakan Akuntansi bahwa
Entitas Akuntansi adalah unit pada pemerintah daerah yang ditunjuk/diwajibkan
menyelenggarakan akuntansi dan menyusun laporan keuangan. Entitas akuntansi mengacu
pada ketentuan peraturan daerah yang mengatur tentang tugas pokok dan fungsi setiap
unit/satuan kerja pada pemerintah daerah.
Berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 160 Tahun 2014
tentang Sistem dan Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, SKPD/UKPD
merupakan entitas akuntansi dan oleh karenanya wajib menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan untuk digabungkan/dikonsolidasikan pada entitas pelaporan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Laporan keuangan pada SKPD/UKPD selaku entitas
akuntansi terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA) SKPD, laporan operasional (LO)
SKPD, laporan perubahan ekuitas (LPE) SKPD, neraca SKPD, dan catatan atas laporan
keuangan (CaLK) SKPD.
3. Metodologi penelitian Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Metode
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :
a. Survei Literatur
Survei literatur merupakan dokumentasi dari tinjauan menyeluruh terhadap karya
publikasi dan nonpublikasi dari sumber sekunder dalam bidang khusus bagi peneliti.
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Perpustakaan merupakan pusat penyimpanan yang kaya bagi data sekunder. Buku, jurnal,
surat kabar, majalah, laporan konferensi, disertasi doctoral, tesis master, publikasi
pemerintah, laporan keuangan, pemasaran dan lainnya dapat digunakan peneliti untuk
mendapatkan informasi terkait topik penelitian.
b. Wawancara
Wawancara dilakukan terhadap pihak berkompeten dan berwenang dalam memberikan
data terkait topik penelitian di. Wawancara dilakukan melalui tatap muka, telepon,
bantuan komputer dan media elektronik. 4. Pembahasan
4.1 Perbedaan Pelayanan Puskesmas Kecamatan dan RSUK
Puskesmas Kecamatan merupakan pelayanan kesehatan tingkat pertama yang ada
dilingkungan Kecamatan. RSUK adalah RSU Kelas D yang merupakan pengembangan
Puskesmas Kecamatan yang ditingkatkan pelayanannya. Berikut perbedaan pelayanan RSUK
dan Puskesmas Kecamatan :
Tabel 2.Perbedaan Pelayanan RSUK dan Puskesmas Kecamatan
No Pelayanan RSUK
(Berdasarkan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014)
Puskesmas Kecamatan (Berdasarkan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014)
1 Pelayanan Medik • Pelayanan Gawat Darurat √ √ • Pelayanan Medik Umum - Medik Dasar √ √ - Medik Gigi dan Mulut √ √ - Kesehatan Ibu dan Anak dan
Keluarga Berencana √ √
• Pelayanan Medik Spesialis Dasar √ X • Pelayanan Medik Spesialis Penunjang - Radiologi √ X - Laboratorium √ √ 2 Pelayanan Kefarmasian √ √ 3 Pelayanan Keperawatan dan Kebidanan √ √ 4 Pelayanan Penunjang Klinik • Pelayanan darah √ X • Perawatan high care unit untuk semua
golongan umur dan jenis penyakit √ √
• Gizi √ √ • Sterilisasi instrumen √ √ • Rekam medik √ √ 5 Pelayanan Penunjang Non Klinik √ √ 6 Pelayanan Rawat Inap √ √
Sumber : Permenkes Nomor 56 Tahun 2014 dan Permenkes Nomor 75 Tahun 2014
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Secara keseluruhan pelayanan yang ada di RSUK hampir seluruhnya tersedia pada
Puskesmas Kecamatan. Hanya saja pelayanan yang disediakan Puskesmas Kecamatan lebih
terbatas dibanding layanan pada RSUK, Puskesmas Kecamatan memberikan pelayanan
kesehatan tingkat pertama berupa pencegahan dan pertolongan pertama.
Pelayanan yang tersedia pada RSUK namun tidak tersedia pada Puskesmas Kecamatan
adalah pelayanan medik spesialis dasar, hal ini dikarenakan Puskesmas Kecamatan
merupakan fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya kesehatan
masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan
upaya promotif dan preventif. Pada Rumah Sakit memberikan pelayanan kesehatan pada
semua bidang dan jenis penyakit tergantung pada kelas dari rumah sakit. RSUK menyediakan
paling sedikit 2 pelayanan kesehatan spesialis dasar dari 4 spesialis dasar yang harus
disediakan, diantaranya pelayanan penyakit dalam, kesehatan anak, dan/atau obstetri dan
ginekologi.
4.2 Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D
Jumlah Puskesmas di 5 Wilayah Kota Administrasi Jakarta berjumlah 44 Puskesmas
Kecamatan dan 296 Puskesmas Kelurahan. Pada Tahun 2014 sesuai dengan Keputusan
Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 1024 tahun 2014 tentang Penetapan Pusat Kesehatan
Masyarakat Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D, bahwa telah ditetapkan 18
(delapan belas) Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D.
Tabel 3.Proses Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK dan PPK BLUD
JUNI 2014 JUNI 2014 – APRIL 2015
APRIL 2015 APRIL – MEI 2015
MEI 2015
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta 1024 Tahun 2014
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Peizinan Rumah Sakit
15 Puskesmas Kecamatan telah Beroperasi sebagai RSU Kelas D
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 405 Tahun 2012
Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 897 sampai dengan 911 Tahun 2015
1. PKM Kec. Cempaka Putih
2. PKM Kec. Sawah Besar
3. PKM Kec. Johar Baru 4. PKM Kec. Kemayoran 5. PKM Kec. Menteng 6. PKM Kec. Koja 7. PKM Kec. Cilincing
Penilaian kelayakan persiapan pengoperasian dan Perizinan RSUK
1. RSU Kec. Cempaka Putih
2. RSU Kec. Sawah Besar
3. RSU Kec. Johar Baru 4. RSU Kec. Kemayoran 5. RSU Kec. Koja 6. RSU Kec. Cilincing 7. RSU Kec.
Penilaian persyaratan PPK BLUD oleh Tim Penilai Penerapan PPK BLUD
15 RSU Kelas D Kecamatan ditetapkan sebagai PPK-BLUD secara Bertahap
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
JUNI 2014 JUNI 2014 – APRIL 2015
APRIL 2015 APRIL – MEI 2015
MEI 2015
8. PKM Kec. Pademangan
9. PKM Kec. Kembangan
10. PKM Kec. Kali Deres 11. PKM Kec. Jagakarsa 12. PKM Kec. Tebet 13. PKM Kec. Mampang
Prapatan 14. PKM Kec.
Pesanggrahan 15. PKM Kec. Kebayoran
Lama 16. PKM Kec. Kramat Jati 17. PKM Kec. Pasar Rebo 18. PKM Kec. Ciracas
Pademangan 8. RSU Kec. Kembangan 9. RSU Kec. Kali Deres 10. RSU Kec. Jagakarsa 11. RSU Kec. Tebet 12. RSU Kec. Mampang
Prapatan 13. RSU Kec.
Pesanggrahan 14. RSU Kec. Kramat Jati 15. RSU Kec. Ciracas
Penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D merupakan penetapan Rumah
Sakit berdasarkan jenis pelayanan yang diberikan bahwa Rumah Sakit dikategorikan dalam
Rumah Sakit Umum dan Rumah Sakit Khusus. Penetapan klasifikasi Rumah Sakit ini
didasarkan pada pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana.
4.2.1 Pemenuhan Persyaratan RSUK sebagai RSU Kelas D
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Nomor 233 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Kesehatan Pasal 50 ayat 2 bahwa Puskesmas dapat mengembangkan
layanannya menjadi Puskesmas rawat inap atau Rumah Sakit sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan. Persyaratan ini diatur dalam Peraturan Menteri Kesehatan
Nomor 56 Tahun 2014 tentang Kalsifikasi Rumah Sakit dan Perizinan, dalam aturan ini
disebutkan persyaratan untuk ditetapkan sebagai RSU Kelas D maka harus memenuhi
persyaratan pelayanan, sumber daya manusia, peralatan, dan bangunan dan prasarana sebagai
berikut :
Tabel 4.Pemenuhan Persyaratan RSUK sebagai RSU Kelas D
Persyaratan RSUK Sesuai/Tidak Sesuai
Pemenuhan Persyaratan sesuai dengan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014
Pelayanan Sesuai Telah memberikan pelayanan medik, yang terdiri dari pelayanan gawat darurat, pelayanan medik umum, dan pelayanan medik spesialis dasar.
Sumber Daya Manusia
Sesuai Setiap RSUK telah memiliki dokter umum lebih dari 4 orang, dokter gigi dan dokter spesisialis masing-masing satu orang untuk setiap pelayanannya.
Bangunan Sarana dan Prasarana
Sesuai Bangunan RSUK berlokasi di lingkungan Kecamatan yang memang sudah diperuntukan sebagai Puskesmas dan Bangunan RSUK terdiri
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Persyaratan RSUK Sesuai/Tidak Sesuai
Pemenuhan Persyaratan sesuai dengan Permenkes Nomor 56 Tahun 2014
dari 3 (tiga) sampai dengan 5 (lima) yang telah dilengkapi tanda arah (signage), koridor, tangga, lift, toilet, IPAL dan sarana evakuasi yang aman bagi semua orang termasuk penyandang cacat dan lansia.
Peralatan Medis Sesuai RSUK telah memiliki peralatan medis untuk instalasi gawat darurat, rawat jalan, rawat inap, persalinan, radiologi, laboratorium klinik, pelayanan darah, rehabilitasi medik, farmasi, instalasi gizi yang telah dilengkapi dengan EKG, Neubulizer, Rontgen, Inkubator.
4.3 Penerapan PPK BLUD pada RSUK
Sesuai Keputusan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 897 sampai dengan 911
Tahun 2015, RSUK ditetapkan sebagai UPT yang menerapkan PPK BLUD secara bertahap.
Berdasarkan Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 penetapan status BLUD secara bertahap
dikarenakan telah memenuhi persyaratan substantif dan teknis namun persyaratan administrasi
dinilai belum cukup memuaskan.
Tabel 5.Pemenuhan Persyaratan PPK BLUD RSUK
Persyaratan Penetapan PPK BLUD
Memadai/ Tidak
memadai
Pemenuhan Persyaratan sesuai Permendagri 61 Tahun 2007
Persyaratan Substantif Memadai RSUK merupakan unit kerja yang memberikan pelayanan ke masyarakat khususnya pada bidang Kesehatan
Persyaratan Teknis Memadai RSUK memiliki spesifikasi teknis yang terkait langsung dengan layanan umum kepada masyarakat dan kinerja keuangan yang dalam membiayai pengeluaran Unit Kerja dari pendapatan atas layanan pada masyarakat.
Persyaratan Administrastif Tidak memadai
RSUK belum mempunyai laporan keuangan pokok
Kesimpulan RSUK ditetapkan sebagai PPK BLUD bertahap. Pada tahun 2014, entitas akuntansi diwajibkan menyelenggarakan akuntansi dan
menyusun laporan keuangan ditetapkan sesuai dengan Keputusan Gubernur Provinsi DKI
Jakarta Nomor 1046 tahun 2014 tentang Entitas Akuntansi dan Entitas Penggabungan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Berdasarkan Keputusan ini kelimabelas RSUK tidak
termasuk dalam entitas akuntansi yang telah ditetapkan. Penetapan entitas akuntansi terkait
dengan kemandirian anggaran yang dikelolanya. RSUK baru memiliki anggaran pendapatan
dan belanja sendiri semenjak tahun 2016, sehingga RSUK diharuskan membuat laporan
keuangan pada tahun anggaran 2016. Sebagai Unit Kerja yang sudah ditetapkan sebagai PPK-
BLUD berdasarkan PP Nomor 23 Tahun 2005 RSUK harus membuat laporan keuangan
berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan yang diterbitkan oleh asosiasi profesi akuntansi
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Indonesia dan untuk kebutuhan konsolidasi Laporan Keuangan Daerah RSUK juga membuat
Laporan Keuangan berdasarkan Standar Akuntansi Pemerintah. 4.3.1 Pengelolaan Keuangan RSUK
Pada tahun 2015, terjadi masa transisi struktur organisasi serta pengelolaan keuangan
Puskesmas menjadi RSU Kelas D. Pada sisi pengelolaan keuangan terjadi perubahan status
pola pengelolaan keuangan, Puskesmas Kecamatan yang semula sudah ditetapkan sebagai
PPK BLUD Penuh setelah ditetapkan sebagai RSU status pengelolaan keuangannya menjadi
PPK BLUD secara bertahap dan selanjutnya Puskesmas Kelurahan yang ditunjuk sebagai
Puskesmas Kecamatan menerapkan PPK BLUD Penuh. 4.3.2 Perencanaan dan Penganggaran
Sesuai dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 173 Tahun 2015
tentang Masa Transisi Pusat Kesehatan Masyarakat menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D
pasal 4 ayat 1 bahwa dalam rangka mendukung operasional layanan, pendapatan Puskesmas
yang ditetapkan menjadi RSU Kelas D dapat bersumber dari Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD) melalui Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA) Dinas Kesehatan
dan/atau pendapatan jasa layanan dan pendapatan jasa lainnya setelah menerapkan Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
4.3.3 Dokumen Pelaksanaan Anggaran
Tahun 2015, Anggaran Pendapatan dan Belanja RSUK masih melekat pada DPA
Dinas Kesehatan. Berdasarkan DPA Dinas Kesehatan Tahun Anggaran 2015 terdapat
pengalokasian anggaran pendapatan atas pendapatan jasa layanan kesehatan RSU Kepulauan
1000 kelima belas RSU Kecamatan dialokasikan pada kode rekening retribusi pelayanan
kesehatan. Sebagai PPK BLUD Penuh atas pendapatan jasa layanan kesehatan yang diperoleh
sesuai dengan Permendagri 61 Tahun 2007 seharusnya dialokasikan pada kode rekening
kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan
obyek pendapatan BLUD. Sedangkan terkait dengan penetapan Puskesmas Kecamatan
menjadi RSU Kelas D alokasi anggaran pendapatan terdapat pada DPA Perubahan Dinas
Kesehatan Tahun Anggaran 2015 sebagai retribusi pelayanan kesehatan, oleh karena itu pada
saat ditetapkan sebagai PPK BLUD secara bertahap seharusnya alokasi anggaran
pendapatannya diklasifikasikan pada kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada
jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Untuk penganggaran belanja kelima belas RSUK yang bersumber dari dana BLUD
ditetapkan pada DPA Perubahan Dinas Kesehatan. Penganggaran belanja yang bersumber dari
dana blud dilakukan secara block fund dimana peruntukannya tidak dirinci dan pencairannya
secara periodik. Seluruh pengeluaran BLUD yang bersumber dari pendapatan BLUD sesuai
RBA dengan menerbitkan SPM Pengesahan.
4.3.4 Pengelolaan Pendapatan dan Pengeluaran RSUK
4.3.4.1 Pengelolaan Pendapatan RSUK
Kelimabelas RSUK beroperasi semenjak april 2015, dan ditetapkan sebagai unit kerja
yang menerapkan PPK BLUD pada Mei 2015. Seperti telah dianggarkan pada DPA Dinas
Kesehatan, pendapatan atas jasa layanan diklasifikasikan sebagai Pendapatan Retribusi
Pelayanan Kesehatan. Pada periode april sampai dengan juni seluruh pendapatan retribusi
pelayanan kesehatan dikelola seperti pendapatan retribusi pada SKPD lain. Seluruh
pendapatan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu pada RSUK langsung
disetorkan ke Kas Daerah, dan dilaporkan ke Bendahara Penerimaan Dinas. Sedangkan untuk
periode juli sampai dengan desember atas pendapatan retribusi pelayanan kesehatan yang
diterima bendahara penerimaan pembantu disetor ke rekening BLUD yang kemudian menjadi
kas BLUD dan dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu. Pelaporan penerimaan
pendapatan RSUK di 15 Kecamatan ini dilaporkan melalui bendahara penerimaan Dinas
Kesehatan Provinsi.
Pengelolaan pendapatan atas jasa layanan sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD
seluruh pendapatan yang diperoleh RSUK dikelola sebagai pendapatan retribusi telah sesuai
dengan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013. Sedangkan
pengelolaan pendapatan setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD belum sesuai dengan
Permendagri Nomor 61 Tahun 2007 bahwa seluruh pendapatan BLUD dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah yang
sah dengan obyek pendapatan BLUD. Sesuai peraturan ini seharusnya setelah ditetapkan
sebagai PPK BLUD pendapatan atas retribusi pelayanan kesehatan direklasifikasi sebagai
PAD pada lain-lain PAD yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.
4.3.4.2 Pengelolaan Pengeluaran RSUK
Pengeluaran RSUK dapat bersumber dari pendapatan BLUD dan APBD Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Pengeluaran ini dilakukan oleh Bendahara Pengeluaran
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta dan Bendahara Pengeluaran Pembantu RSUK.
Bendahara pengeluaran/bendahara pengeluaran pembantu bertugas untuk menerima,
menyimpan, membayarkan, menatausahakan dan mempertanggungjawabkan uang untuk
keperluan belanja daerah dalam rangka pelaksanaan APBD. Bendahara pengeluaran/
bendahara pengeluaran pembantu bertanggung jawab atas pengelolaan belanja APBD dan
belanja BLUD khususnya bagi bendahara pengeluaran pembantu RSUK.
Bendahara pengeluaran pembantu RSUK dalam melaksanakan belanja mengajukan
permintaan pembayaran menggunakan SPP-TU dan SPP-LS, yang kemudian di proses oleh
Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan. Bendahara pengeluaran pembantu menerima dan
menyimpan Uang Persediaan (UP) yang berasal dari Tambahan Uang (TU) dan/atau
pelimpahan Uang Persediaan (UP) dari bendahara pengeluaran dan melaksanakan
pembayaran dari Uang Persediaan (UP) yang dikelolanya. Untuk pengelolaan pendapatan
BLUD, bendahara pengeluaran pembantu mempunyai wewenang untuk mengelola dana
tersebut sesuai dengan RBA yang telah ditetapkan. Dan melaporkan pertanggungjawabannya
melalui bendahara pengeluaran Dinas Kesehatan. Wewenang bendahara pengeluaran Dinas
Kesehatan hanyalah melaporkan pertanggungjawaban bendahara pengeluaran pembantu atas
pengelolaan dana BLUD.
Berdasarkan pengelolaan pengeluaran keuangan yang dilakukan terkait penetapan
Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK telah sesuai dengan peraturan pengelolaan keuangan
yang berlaku pada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD
pada periode Januari sampai dengan Juni, pengelolaan pengeluaran keuangan dilakukan
berdasarkan Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 142 Tahun 2013. Sedangkan
untuk pengelolaan pengeluaran keuangan setelah ditetapkan sebagai PPK BLUD pada periode
Juli sampai dengan Desember, pengelolaan pengeluaran keuangan dilakukan berdasarkan
Peraturan Gubernur Provinsi DKI Jakarta Nomor 165 Tahun 2007. 4.3.5 Pengelolaan Kas
Sebelum ditetapkan sebagai PPK BLUD, seluruh transaksi penerimaan kas yang
dananya bersumber dari pendapatan retribusi pelayanan kesehatan, disetorkan langsung ke
Rekening Kas Daerah oleh Bendahara Penerimaan Pembantu dan dilaporkan kepada BPKAD
selaku BUD melaui Bendahara Penerimaan Dinas Kesehatan. Setelah ditetapkan sebagai PPK
BLUD, seluruh penerimaan dan pengeluaran kas dilakukan melalui Rekening Kas BLUD.
Seluruh pendapatan yang diterima oleh bendahara penerimaan pembantu disetor ke Rekening
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
Kas BLUD, yang kemudian dikelola oleh Bendahara Pengeluaran Pembantu dan dilaporkan
ke BPKAD selaku BUD melalui Bendahara Pengeluaran Dinas Kesehatan.
4.3.6 Pengelolaan Barang
Terkait dengan penetapan Puskesmas Kecamatan menjadi RSU Kelas D, terjadi
pembagian penggunaan barang milik daerah Puskesmas Kecamatan oleh RSUK. Status
penggunaan barang milik daerah ini belum ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.
Terkait penggunaan barang Puskesmas Kecamatan oleh RSUK belum sesuai dengan
Pengelolaan Barang pada Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 dan
Peraturan Menteri Dalam Negeri 17 Tahun 2007. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 17 Tahun 2007 pasal 22 bahwa status penggunaan barang milik daerah
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Status penetapan ini berdasarkan usulan
pengguna kepada pengelola untuk ditetapkan status penggunaannya.
4.4 Implikasi perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada Pelaporan
Keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta
Pada Tahun 2014 pelaporan keuangan Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta disusun
berdasarkan basis kas menuju akrual. Nilai yang disajikan pada Laporan Keuangan Dinas
Kesehatan Tahun Anggaran 2014 merupakan pertangungjawaban penggunaan anggaran
pendapatan dan belanja oleh Dinas Kesehatan.
Pada tahun 2015 anggaran pendapatan dan belanja 15 RSUK masih melekat pada
Dokumen Pelaksanaan Anggaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, sehingga RSUK
belum membuat Laporan Keuangan. Pelaporan pertanggungjawaban keuangan dilaporkan
RSU Kelas D melalui Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta. Laporan Keuangan Dinas
Kesehatan Provinsi DKI Jakarta Tahun 2015, disusun berdasarkan sistem akuntansi berbasis
akrual yang terdiri dari laporan realisasi anggaran (LRA), laporan operasional (LO), laporan
perubahan ekuitas (LPE), neraca SKPD, dan catatan atas laporan keuangan (CaLK).
Sebagai unit kerja yang memberikan pelayanan kesehatan, RSUK memiliki
pendapatan dari jasa layanannya. Disebabkan anggaran pendapatan dan belanja RSUK masih
melekat pada Dinas Kesehatan, maka pengakuan pendapatannya dikonsolidasikan pada
laporan realisasi anggaran Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta per 30 Juni 2015. Seluruh
anggaran dan realisasi pendapatan yang diakui per 30 Juni 2015 merupakan pendapatan
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
RSUK di 15 Kecamatan dan RSU Kabupaten Kepulauan Seribu yang telah disetorkan ke
Rekening Kas Daerah dan diakui sebagai pendapatan retribusi pelayanan kesehatan.
Untuk Laporan Keuangan per 31 Desember 2015 sebagai Unit Kerja yang menerapkan
PPK BLUD, Laporan Keuangan RSUK berupa Laporan Realisasi Anggaran/Laporan
Operasional, Neraca, Laporan Arus Kas, dan Catatan atas Laporan Keuangan. Oleh karenanya
untuk Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta yang tak terpisah
dari pertanggungjawaban BLUD hendaknya dilengkapi dengan Laporan Arus Kas dari kelima
belas RSUK yang menerapkan PPK BLUD. Selain itu terkait pengakuan pendapatan, setelah
ditetapkan sebagai PPK BLUD maka retribusi pelayanan kesehatan seharusnya dicatat dalam
kode rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.
Neraca per 30 Juni 2015 Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta belum termasuk nilai
aset yang dipergunakan oleh RSUK. Nilai aset yang digunakan masih tercatat pada Puskesmas
Kecamatan, hal ini disebabkan belum adanya Keputusan Gubernur terkait penggunaan Aset
sebagai dasar pencatatan nilai aset.
Pada tahun 2016 sesuai dengan RAPBD Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, kelimabelas
RSUK telah ditetapkan anggaran pendapatan dan belanja secara mandiri. Pada Tahun 2016
RSUK sebagai PPK BLUD diwajibkan menyusun laporan keuangan berdasarkan Standar
Akuntansi Keuangan dan untuk kepentingan konsolidasi laporan keuangan Pemerintah
Provinsi DKI Jakarta, RSUK juga membuat laporan keuangan berdasarkan SAP. Hal ini
sesuai dengan PP 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum. 5. Kesimpulan
Berdasarkan penelitian yang dilakukan terhadap perubahan Puskesmas Kecamatan
menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D Pemerintah Provinsi DKI Jakarta, maka dapat
disimpulkan hal-hal sebagai berikut :
1. Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 dan Peraturan Menteri
Nomor 75 Tahun 2014, perbedaan pelayanan antara Puskesmas Kecamatan dengan RSUK
adalah pada pelayanan medis spesialis dasar, pelayanan radiologi, pelayanan penunjang
klinik dan nonklinik dan pelayanan rawat inap.
2. RSUK telah cukup memadai untuk beroperasi sebagai RSU Kelas D sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 dan sebagai Rumah Sakit yang
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
didirikan oleh instansi pemerintah RSUK telah ditetapkan sebagai UPT yang menerapkan
PPK BLUD secara bertahap, hal ini telah sesuai dengan UU Nomor 44 Tahun 2009.
3. Anggaran pendapatan dan belanja RSUK melekat pada DPA Dinas Kesehatan Tahun
Anggaran 2015, sehingga pertanggungjawaban keuangan masih melalui Dinas Kesehatan
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Anggaran pendapatan atas jasa layanan dilaporkan
sebagai retribusi pelayanan kesehatan. Dengan penetapan RSUK sebagai PPK BLUD
maka seharusnya anggaran pendapatan dilaporkan sebagai pendapatan BLUD. Atas
penganggaran belanja yang bersumber dari pendapatan BLUD non APBD, RSUK telah
menganggarkannya pada belanja operasional layanan secara block fund.
4. Perubahan Puskesmas Kecamatan menjadi RSUK pada pelaporan keuangan dinas
kesehatan memiliki implikasi sebagai berikut :
- Pengakuan pendapatan RSUK dikonsolidasikan pada LRA Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta per 30 Juni 2015. Sebelumnya pada LRA per 31 Desember 2014 hanya
terdapat pendapatan retribusi RSU Kepulauan Seribu. Seluruh anggaran dan realisasi
pendapatan yang diakui per 30 Juni 2015 merupakan pendapatan RSUK di 15
Kecamatan dan RSU Kabupaten Kepulauan Seribu yang telah disetorkan ke Rekening
Kas Daerah dan diakui sebagai pendapatan retribusi pelayanan kesehatan.
- Penggunaan tanah dan bangunan Puskesmas Kecamatan sebagai RSUK belum
ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah. Hal ini tidak sesuai dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 bahwa penggunaan tanah dan bangunan
harus ditetapkan keputusan kepala daerah berdasarkan usulan pengguna barang dan
menyebabkan kurang catat atas nilai aset tetap Puskesmas Kecamatan yang digunakan
RSUK pada Neraca.
6. Saran
Berdasarkan analisis yang dilakukan, disarankan kepada Dinas Kesehatan Provinsi
DKI Jakarta dan instansi terkait untuk melakukan hal sebagai berikut :
1. Retribusi pelayanan kesehatan RSUK setelah menjadi PPK BLUD dicatat dalam kode
rekening kelompok pendapatan asli daerah pada jenis lain-lain pendapatan asli daerah
yang sah dengan obyek pendapatan BLUD.
2. Proses penggunaan barang antara Puskesmas Kecamatan dan RSUK ditetapkan dengan
Keputusan Kepala Daerah, sehingga tertib administrasi.
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016
3. Diberikan pembinaan kepada RSUK dalam penyusunan laporan keuangan khususnya
penyusunan laporan arus kas.
4. Laporan Keuangan Dinas Kesehatan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dilengkapi dengan
Laporan Arus Kas dari kelima belas RSUK yang menerapkan PPK BLUD. 7. Daftar Referensi Keputusan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 1024 Tahun 2014 tentang Penetapan Pusat
Kesehatan Masyarakat Kecamatan menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D
Peraturan Pemerintah Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 71 Tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintah
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2012 tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 23 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Barang Milik
Daerah
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61 Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan
Layanan Umum Daerah
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 4 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Organisasi dan Tata Kerja Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 56 Tahun 2014 tentang Klasifikasi dan Perizinan Rumah Sakit
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 75 Tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 165 Tahun 2012 tentang Pola Pengelolaan
Keuangan Badan Layanan Umum Daerah
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 142 Tahun 2013 tentang Sistem dan
Prosedur Pengelolaan Keuangan Daerah
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 156 Tahun 2013 tentang Kebijakan
Akuntansi
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 160 Tahun 2014 tentang Sistem dan
Prosedur Akuntansi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 233 Tahun 2014 tentang Organisasi dan
Tata Kerja Dinas Kesehatan
Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta Nomor 173 Tahun 2015 tentang Masa Transisi
Pusat Kesehatan Masyarakat menjadi Rumah Sakit Umum Kelas D
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Analisis Perubahan ..., Mega Apridita, FEB UI, 2016