analisis perubahan penggunaan lahan terhadap rtrw …eprints.ums.ac.id/82014/16/riski naskah...

17
ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RTRW KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012-2018 Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Geografi Fakultas Geografi Oleh: MUHAMMAD RIZKI PRADANA PUTRA E 100 160 032 PROGRAM STUDI GEOGRAFI FAKULTAS GEOGRAFI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2020

Upload: others

Post on 20-Feb-2021

6 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

    TERHADAP RTRW KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

    2012-2018

    Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada

    Jurusan Geografi Fakultas Geografi

    Oleh:

    MUHAMMAD RIZKI PRADANA PUTRA

    E 100 160 032

    PROGRAM STUDI GEOGRAFI

    FAKULTAS GEOGRAFI

    UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

    2020

  • i

    HALAMAN PERSETUJUAN

    ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN

    TERHADAP RTRW KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN

    2012-2018

    PUBLIKASI ILMIAH

    oleh:

    MUHAMMAD RIZKI PRADANA PUTRA

    E 100 160 032

    Telah diperiksa dan disetujui untuk diuji oleh:

    Dosen Pembimbing

    Ir. Taryono M.Si.

    NIK. 0604016001

  • ii

    HALAMAN PENGESAHAN

    ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RTRW

    KABUPATEN TEMANGGUNG TAHUN 2012-2018

    OLEH

    MUHAMMAD RIZKI PRADANA PUTRA

    E100160032

    Telah dipertahankan di depan dewan penguji

    Fakultas Geografi

    Universitas Muhammadiyah Surakarta Pada hari Kamis,13 Februari 2020

    dan dinyatakan telah memenuhi syarat

    Dewan Penguji

    Ir. Taryono M.Si (……………………….)

    (Ketua Dewan Penguji)

    Jumadi, S.Si. M.Sc. PhD (………………….…..)

    (Anggota I Dewan Penguji)

    Vidya N. F., S.Si. M.Sc (…………………......)

    (Anggota II Dewan Penguji)

    Dekan

    Drs. Yuli Priyana, M.Si

  • iii

    PERNYATAAN

    Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam publikasi ilmiah ini tidak

    terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di

    suatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya

    atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali secara

    tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar pustaka.

    Apabila kelak terbukti ada ketidakbenaran dalam pernyataan saya di atas,

    maka akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya.

    Surakarta, 13 Februari 2020

    Penulis

    MUHAMMAD RIZKI PRADANA PUTRA

    E100160032

  • 1

    ANALISIS PERUBAHAN PENGGUNAAN LAHAN TERHADAP RTRW KABUPATEN

    TEMANGGUNG TAHUN 2012-2018

    Abstrak

    Perubahan penggunaan lahan terjadi karena faktor pertumbuhan penduduk dan pertambahan

    penduduk yang dimana memerlukan tambahan tempat untuk permungkiman maupun fasilitas

    pendukung secara langsung membawa dampak terhadap peningkatan jumlah penduduk.. Dalam

    perkembangan perubahan lahan akan terdistribusi pada tempat-tempat tertentu yang mempunyai

    potensi. Kabupaten Temanggung juga telah terjadi perubahan penggunaan lahan yang pesat dalam

    kurun waktu 5 tahun yaitu dari tahun 2012 hingga 2018. Penelitian ini memiliki tujuan (1)

    menganalisis pola perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung, (2) mengetahui

    faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung, dan

    (3) mengetahui kesesuaian perubahan penggunaan lahan dengan RTRW Kabupaten Temanggung.

    Metode yang digunakan yaitu metode analisis data sekunder dan wawancara terhadap responden

    yang mengalami perubahan penggunaan lahan. Metode analisis peta menggunakan hasil dari

    overlay pada peta tahun 2012 dan 2018. Hasil penelitian ini menunjukan Perubahan penggunaan

    lahan Kabupaten Temanggung secara fisik dari tahun 2012 sampai 2018, yaitu seluas 13.193 ha.

    Penggunaan lahan yang mengalami perubahan dari tahun 2012 sampai 2018 ada 4 jenis, yaitu

    Kebun sebesar 12.521 ha, Permukiman sebesar 10.634 ha, Hutan sebesar 6.657 ha, dan Tegalan

    sebesar 25.136 ha. Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan yaitu kepadatan

    penduduk dan pertambahan penduduk di Kabupaten Temanggung. Perubahan penggunaan lahan di

    Kabupaten Temanggung sudah sesuai dengan RTRW Kabupaten Temanggung.

    Kata Kunci: Lahan, Penggunaan lahan, Perubahan Penggunaan Lahan, RTRW.

    Abstract

    Changes in land use occur due to population growth factors and population growth which

    requires additional space for settlements and supporting facilities directly have an impact on

    increasing population. In the development of land changes will be distributed to certain places that

    have potential. Temanggung Regency has also been a rapid change in land use within 5 years,

    from 2012 to 2018. This study aims (1) to analyze the patterns of land use change in Temanggung

    Regency, (2) find out the factors that influence changes in land use in Temanggung Regency, and

    (3) knowing the suitability of land use change with the Temanggung Regency RTRW. The method

    used is a secondary data analysis method and interviews with respondents who have experienced

    land use changes. The map analysis method uses the results of overlays on maps in 2012 and 2018.

    The results of this study show the physical land use change of Temanggung Regency from 2012 to

    2018, which is 13,193 ha. There are 4 types of land uses that have changed from 2012 to 2018,

    namely Gardens of 12,521 ha, Settlements of 10,634 ha, Forests of 6,657 ha, and Tegalan of

    25,136 ha. Factors affecting changes in land use are population density and population growth in

    Temanggung Regency. Changes in land use in Temanggung Regency are in accordance with the Temanggung Regency RTRW.

    Keywords: Land, Land Use, Land Use Change, RTRW

  • 2

    1. PENDAHULUAN

    Lahan merupakan sumber daya yang memiliki banyak fungsi selain digunakan untuk daerah tampat

    tinggal,lahan juga dimanfaatkan untuk sarana meningkatkan perekonomian masyarakat. Perubahan

    lahan yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor seperti pertumbuhan penduduk, pemekaran wilayah

    serta kebijakan pembangunan pusat daerah. Perubahan lahan seringkali tidak diimbangi dengan

    adanya pertumbuhan penduduknya sehingga mengakibatkan adanya ketebatasan lahan yang berakibat

    adanya perebutan lahan untuk tempat tinggal maupun pemenuhan kebutuhan ekonomi

    masyarakatnya. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat tersebut dapat diakibatkan karena fasilitas-

    fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mudah untuk ditemui seperti sekolahan, pasar, pertokoan,

    perkantoran dan industri.

    Peningkatan jumlah penduduk ini berdampak pada munculnya perubahan lahan yang

    berarti memerlukan adanya penambahan area untuk tempat tinggal ( area permukiman) serta

    penambahan fasilitas-fasilitas penunjang lainya. Perubahan penggunaan lahan memilki dampak

    positif maupun negatif bagi lingkungan dan masyarakat sekitar. Dampak positif dapat dilihat dari

    segi meningkatnya fasilitas sosial seperti kesehatan, pendidikan, pariwisata, peribadatan dan lain

    sebagainya. Sedangkan, dampak negatifnya akan menimbulkan berkurangnya lahan pertanian

    menjadi non pertanian. Perubahan lahan akan berkembang pada daerah-daerah yang memiliki potensi

    baik untuk dikembangkan salah satunya di Kabupaten Temanggung khususnya di area perkotaan,

    dalam kurun waktu 7 tahun ini mengalami peningkatan perubahan lahan yang cukup pesat.

    Perubahan penggunaan lahan berkembang pesat pada sektor sarana dan prasarana fisik

    yang berfokus pada peningkatan perekonomian. Perubahan lahan di Kabupaten Temanggung

    tergolong cepat, hal ini dapat dilihat dari kurun waktu selama 7 tahun yaitu dari tahun 2012 sampai

    2018 terjadi peningkatan alih fungsi lahan yang cukup tinggi hal ini disusul dengan adanya jumlah

    penduduk yang semakin meningkat.

    Kabupaten Temanggung memiliki luas wilayah 87.065 ha yang terdiri dari 20

    Kecamatan. Letak geografis sebelah utara Kabupaten Kendal dan Kabupaten Semarang, sebelah

    selatan berbatasan dengan Kabupaten Magelang sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten

    Semarang dan Kabupaten Magelang dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Wonosobo.

    Daerah ini merupakan daerah yang kepadatan penduduknya tinggi sehingga menyebabkan

    pembangunan permukiman, industri selalu meningkat setiap tahunnya, dalam penelitian ini akan

    membahas tentang bagaimana perubahan penggunaan lahan serta faktor dominan apa yang

    mempengaruhi perubahan penggunaan lahan di Kabupaten Temanggung. Adapun jumlah penduduk

    Kabupaten Temanggung pada tahun 2012 adalah 733,418 jiwa dengan luas wilayah 87.065 ha

    dengan tingkat kepadatan penduduk sebesar 19,252 jiwa / km2. Pada tahun 2018 jumlah penduduk

  • 3

    Kabupaten Temanggung adalah jiwa 759,120 dengan luas wilayah 87.065 Ha dengan tingkat

    kepadatan penduduk sebesar 19,859 jiwa / km2 . Hal ini menunjukkan bahwa selama 7 tahun

    mengalami penurunan jumlah penduduk dan menurunnya jumlah kepadatan penduduk, untuk

    memperjelas keterangan pertumbuhan penduduk Kabupaten Temanggung dapat dilihat pada Tabel 1.

    Tabel 1. Jumlah Penduduk Dan Kepadatan Penduduk Kabupaten Temanggung Diperinci Per Kecamatan Tahun 2012 Dan 2018

    Sumber : BPS Kabupaten Temanggung dalam Angka Tahun 2012-2108

    Meningkatnya jumlah penduduk dari tahun 2012 sampai 2018 sekitar 25,702 jiwa, yang paling

    signifikan yaitu Kecamatan Temanggung pada tahun 2012 memiliki jumlah penduduk 78,938

    Meningkat pada tahun 2018 memiliki jumlah penduduk 82,278 itu berarti dalam kurun waktu tujuh

    tahun terakhir mengalami peningkatan jumlah penduduk sekitar 927 jiwa. Penggunaan lahan di

    Kabupaten Temanggung dari tahun 2012 samapi 2018 mengalami perubahan yang pesat. Hal ini

    dapat dilihat dari berkurangnya hutan, kebun, tegalan di Kabupaten Temanggung yang diakibatkan

    oleh pertumbuhan penduduk yang tinggi. Dapat dilihat pada tabel 2. berikut:

    Kecamatan Luas

    Jumlah Penduduk

    (Jiwa)

    KepadatanPendud

    uk

    (Jiwa/km²) (km²)

    Tahun - 2012 2018 2012 2018

    Parakan 2,55 50,698 52,384 2,281 2,355

    Kledung 3,70 24,770 24,755 769 769

    Bansari 2,59 22,129 22,382 982 933

    Bulu 4,94 45,829 47,969 1,065 1,115

    Temanggung 3,84 78,938 82,278 2,364 2,464

    Tlogomulyo 2,85 22,072 23,167 889 933

    Tembarak 3,08 28,778 29,858 1,072 1,112

    Selopampan 1,99 18,258 18,657 1,056 1,088

    Kranggan 6,62 44,842 47,982 778 825

    Pringsurat 6,58 48,087 50,424 840 880

    Kaloran 7,34 40,717 41,096 637 643

    Kandangan 9,00 47,670 49,473 608 631

    Kedu 4,02 55,368 58,224 1.584 1,665

    Ngadirejo 6,12 51,774 53,190 971 998

    Jumo 3,37 28,144 29,076 960 992

    Gemawang 7,71 31,570 32,743 470 488

    Candiroto 6,88 30,327 30,737 506 513

    Bejen 7,91 19,462 20,047 283 291

    Tretep 3,86 19,632 20,093 583 597

    Wonoboyo 5,05 24,353 24,928 554 567

    Jumlah 100,00 733,418 759,120 19,252 19,859

  • 5

    Tabel 2. Luas Penggunaan Lahan Diperinci Per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2012 (m2)

    Kecamatan

    Luas Penggunaan Lahan Tahun 2012

    Sawa

    h Kebun

    Permuki

    man

    Huta

    n

    Tegal

    an Pabrik Embung

    Lain-

    Lain Luas Wilayah

    Parakan 1.223 16 313 135 473 2 - 61 2.223

    Kledung 247 - 138 680 2.124 - - 32 3.221

    Bansari 619 27 134 647 826 - - 1 2.254

    Bulu 1.364 - 372 411 2.095 - - 62 4.304

    Temanggung 1.890 9 847 14 315 - - 215 3.339

    Tlogomulyo 385 - 239 190 1.615 - - 55 2.484

    Tembarak 752 62 290 640 906 - - 34 2.684

    Selopampan 790 29 214 115 561 - - 20 1.729

    Kranggan 1.425 697 797 - 2.350 1 80 301 5.761

    Pringsurat 639 1.375 1.177 590 1.770 21 - 145 5.727

    Kaloran 1.436 1.590 689 22 2.560 - - 95 6.392

    Kandangan 1.516 2.629 994 727 1.528 - 46 360 7.836

    Kedu 2.190 230 492 50 446 - - 88 3.496

    Ngadirejo 1.505 14 313 2.174 1.270 - - 55 5.331

    Jumo 1.278 325 365 791 125 - - 48 2.932

    Gemawang 643 1.544 451 2.190 1.560 - 56 120 6.711

    Candiroto 1.195 2.308 447 - 1.944 - - 100 5.994

    Bejen 678 3.547 509 439 1.653 - - 58 6.884

    Tretep 57 887 188 - 2.204 - - 29 3.365

    Wonoboyo 802 1.111 305 718 1.425 - - 37 4.398

    Jumlah 20.64

    3 16.117 9.274

    10.81

    6 28.093 24 182 1.916 87.065

    Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2012

  • 6

    Tabel 3. Luas Penggunaan Lahan Diperinci Per Kecamatan di Kabupaten Temanggung Tahun 2018 (m2)

    Kecamatan Luas Penggunaan Lahan Tahun 2018

    Luas Wilayah Sawah Kebun Permukiman Hutan Tegalan Pabrik Embung Lain-lain

    Parakan 1.117 86 391 114 474 12 - 29 2.223

    Kledung 266 - 233 233 1.432 - - 1.056 3.221

    Bansari 664 - 250 247 826 - - 267 2.254

    Bulu 1.271 34 516 314 2.009 32 - 128 4.304

    Temanggung 793 267 1.156 - 315 140 - 619 3.339

    Tlogomulyo 291 34 245 560 991 - 363 2.484

    Tembarak 111 237 311 250 729 - - 1.046 2.684

    Selopampan 320 167 236 502 154 - - 350 1.729

    Kranggan 1.318 597 798 - 1.747 263 80 958 5.761

    Pringsurat 508 513 1.218 152 1.655 374 - 1.307 5.727

    Kaloran 1.364 923 801 79 2.527 - - 698 6.392

    Kandangan 1.640 923 1.024 579 2.629 40 46 955 7.836

    Kedu 1.560 390 495 - 585 52 - 390 3.496

    Ngadirejo 1.635 99 458 394 1.275 - - 1.470 5.331

    Jumo 750 650 375 750 125 - - 290 2.932

    Gemawang 649 2.150 461 1.181 1.340 - 56 850 6.711

    Candiroto 1.062 2.098 481 - 424 - - 1.929 5.994

    Bejen 867 1.283 515 278 1.653 - - 2.288 6.884

    Tretep 54 273 203 - 2.304 - - 513 3.365

    Wonoboyo 678 219 367 500 725 - - 1.909 4.398

    Jumlah 16.918 10.943 10.534 6.133 25.136 913 182 10.611 87.065

    Sumber : BPS Kabupaten Temanggung Dalam Angka Tahun 2018

  • 8

    Berdasarkan Tabel 2 dan Tabel 3 dapat diketahui bahwa penggunaan lahan pada

    Kabupaten Temanggung dari tahun 2012 sampai 2018 mengalami perubahan pesat. Hal ini

    dapat dilihat dari berkurangnya hutan, kebun, tegalan di Kabupaten Temanggung. Pengambilan

    data informasi penggunaan lahan dan faktor-faktor yang mempengaruhi dapat dilakukan secara

    terestrial. Pengambilan data secara terestrial untuk daerah yang relatif cepat mengalami

    perubahan kurang menguntungkan karena membutuhkan waktu, tenaga, dan biaya yang besar.

    Alternatif untuk mengatasi masalah pengumpulan data di atas (terutama untuk daerah yang

    mempunyai data penginderaan jauh) adalah dengan menggunakan data penginderaan jauh.

    Alasannya adalah data penginderaan jauh dapat menyajikan data penggunaan lahan dengan

    waktu yang singkat serta tenaga yang lebih sedikit. Hasil penelitian ini bertujuan untuk

    mengetahui pola perubahan penggunaan lahan, faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan

    penggunaan lahan dan kesesuaian perubahan penggunaan lahan dengan RTRW di Kabupaten

    Temanggung.

    2. METODE

    Metode penelitian ini adalah survey dan Analisis Peta. Survey tersebut berupa survey terhadap

    pemilik lahan yang ditinjau dari perubahan lahan yang diketahui hasil overlay. Analisis SIG

    berupa peta yang telah dioverlay pada tahun 2012 sampai tahun 2018. Survey dilakukan pada

    lahan yang berubah/ pemilik lahan yang bertempatan pada Kabupaten Temanggung, survey

    dilakukan pada pertengahan bulan Oktober sampai November. Pengambilan sampel

    menggunakan metode Cluster Sampling yang mengalami perubahan penggunaan lahan yang

    tidak sesuai dengan RTRW di Kabupaten Temanggung. Cluster didasarkan atas kelompok

    penggunaan lahan yang mengalami perubahan lahan di setiap Kecamatan sepanjang jalan alteri.

    Sampling didasarkan atas responden dari instansi dan masyaraka yang mengalami perubahan

    lahan. Jumlah sampel didapatkan dari populasi penelitian sebanyak 501 perubahan. Sample

    didapatkan dari Rumus Slovin. Hasil hitung didapatkan sampel sebanyak 42 responden umum

    dan ditambah dengan responden dari instansi sebanyak 25 responden, maka didapatkan sampel

    sebanyak 67 responden.

    Data yang dikumpulkan adalah data primer dan data sekunder. Data primer yang

    digunakan yaitu wawancara. Wawancara dilakukan terhadap responden umum dan dari instansi

    tertentu yaitu BPN (Badan Pertanahan Nasional), BAPPEDA (Badan Perencanaan Pembangunan

    Daerah), Pertanian dan PU (Pekerjaan Umum) serta responden umum adalah masyarakat yang

    mengalami perubahan penggunaan lahan. Sedangkan data sekunder yang digunakan adalah citra

    SPOT-7 tahun 2012 dan 2018.

    Hasil pengumpulan data untuk wawancara kemudian diolah menggunakan koding,

  • 9

    tabulasi silang, dan tabel frekuensi. Data analisis SIG diolah menggunakan Overlay citra

    Kabupaten Temanggung Tahun 2012 dan 2018. Hasil pengolahan data kemudian dianalisis

    secara kualitatif dicocokkan dengan kebijakan RTRW (Rencana Tata Ruang Wilayah) yang

    berlaku di Kabupaten Temanggung.

    3. HASIL DAN PEMBAHASAN

    3.1 Analisis Pola Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Temanggung Tahun 2012 dan 2018

    Perkembangan Kabupaten Temanggung tidak lepas dari karateristik masyarakat Temanggung dalam

    memenuhi kebutuhan hidup yang berupa kebutuhan primer maupun sekunder. Perubahan

    penggunaan lahan Kabupaten Temanggung secara fisik dari tahun 2012 sampai 2018, yaitu seluas

    27.393 ha. Penggunaan lahan yang mengalami perubahan dari tahun 2012 sampai 2018 ada 4 jenis,

    yaitu Kebun sebesar 10.918 ha , Permukiman sebesar 10.534 ha , Hutan sebesar 6.133 ha , dan

    Tegalan sebesar 25.136 ha.

    Tabel 4 Luas penggunaan lahan tahun 2012, 2018, dan perubahannya

    Penggunaan

    Lahan

    2012 2018 Perubahan

    Ha Ha Ha %

    Sawah 20.643 16.918 - 3.725 14%

    Kebun 16.117 10.918 - 5.174 19%

    Permukiman 9.274 10.534 1.260 5%

    Hutan 10.816 6.133 - 4.683 17%

    Tegalan 28.093 25.136 - 2.957 11%

    Pabrik 24 913 899 3%

    Embung 182 182 0 0%

    Lain-Lain 1.916 10.611 8.695 32%

    Total 27.393 100%

    Tabel 4 menunjukan perubahan lahan yang dominan terjadi secara umum, perubahan lahan

    terjadi pada penggunaan lahan ; sawah, kebun, hutan , dan tegalan. Dapat dikatakan perubahan

    terjadi pada lahan alami. Perubahan tersebut umumnya menjadi lahan non-alami, seperti :

    permukiman, pabrik dan lain-lain. Perubahan lahan lain-lain seperti ; fasilitas social, pendidikan, dan

    sarana publik, sehingga penggunaan lahan lain-lain, merupakan gabungan seluruh fasilitas publik

    yang menghasilkan angka perubahan yang tinggi. Embung tidak mengalami perubahan, karena

    embung sudah dibangun sejak lama dengan perhitungan tepat saat pembangunan sehingga tidak

    perlu perluasan.

    Pertambahan penduduk dan investasi daerah membuat adanya perluasan lahan. Perluasan lahan

    mengikuti pola jalan utama, meski bagitu terdapat lokasi perubahan diluar jalan utama dan provinsi.

    Lokasi tersebut adalah Kecamatan Bejen, Kecamatan Pringsurat dengan luasan paling besar. Kondisi

    perubahan secara visual ditunjukan pada gambar 1

  • 10

    Perubahan penggunaan lahan Kabupaten Temanggung secara fisik juga diimbangi oleh

    pengurangan Lahan Hutan yang ada. Hutan tersebut sebagian besar berubah menjadi Permukiman

    dan Pabrik. Beberapa pemanfaatan ruang wilayah mengalami pengurangan luasan, diantaranya

    adalah Lahan Kebun dan Tegalan, sedangkan yang mengalami peningkatan luasan lahan, diantaranya

    Lahan Permukiman dan Industri yang terjadi dari tahun 2012-2018, dimana hal itu terjadi karena

    faktor pertumbuhan penduduk, kepadatan penduduk dan faktor sosial ekonomi di daerah Kabupaten

    Temanggung. Peta Penggunaan Lahan Kabupaten Temanggung Tahun 2012-2018, Penggunaan

    lahan Kabupaten Temanggung secara spasial disajikan pada Gambar 5.1. Pola ini terbentuk

    dipengaruhi oleh aksesibilitas terhadap pusat kegiatan dan jaringan jalan yang memadai. Sementara

    itu, bagian Kecamatan Tretep pada tahun 2018 masih didominasi oleh penggunaan lahan tidak

    terbangun..

    3.2 Distribusi Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten Temanggung

    Distribusi perubahan lahan digambarkan dalam grafik perubahan luasan yang di kategorikan ke

    dalam 2 perubahan luas yaitu berkurang dan bertambah. Secara umum perubahan lahan terjadi dari

    penggunaan lahan hayati menjadi non-hayati. Contoh perubahan lahan hayati adalah kebun, tegalan,

    dan sawah, sedangkan contoh perubahan lahan non-hayati adalah permukiman & industri. Grafik

    luas perubahan lahan digambarkan dalam 2 grafik yaitu pada Gambar 2 & Gambar 3. Dua grafik

    tersebut menggambarkan topik yang sama, namun terpisah dari administrasinya. Diketahui terdapat

    20 Kecamatan di Kabupaten Temanggung. Guna mendapatkan gambaran grafik yang jelas, maka

    dipisah ke dalam 2 grafik yang terdiri dari 10 Kecamatan tiap grafik.

    Gambar 1 Luas Perubahan Lahan di Kecamatan Temanggung-Pringsurat

    Jenis penggunaan lahan yang mengalami pengurangan luas adalah dari lahan hayati menjadi non-

    hayati, sedangkan pertambahan luas adalah dari lahan hayati tetap hayati. Gambar 5.2 menyebutkan

    sebagian besar lahan mengalami degradasi sebagai akibat dari adanya pembangunan untuk lahan

    - 200 400 600 800

    1.000 1.200 1.400 1.600

    Luas

    (H

    a)

    Kecamatan

    Luas Perubahan Lahan di Kecamatan Temanggung-Pringsurat

    Luas Berkurang

    Luas Bertambah

  • 11

    non-hayati. Pertambahan luas (hayati) terjadi hanya sedikit Kecamatan. Pertambahan luas paling

    didominasi oleh perluasan sawah dan kebuh di Kecamatan Selopampang. Daerah yang tidak

    mengalami pertambahan luas penggunaan lahan hayati adalah Kecamatan Pringsurat, Kranggan, dan

    Bulu. Daerah tersebut dilewati oleh jalan nasional, kawasan padat penduduk, dan industri. Akibat

    adanya jalan nasional, maka jalan tersebut banyak dilalui oleh kendaraan-kendaraan untuk menuju ke

    suatu tempat, sehingga dapat berpotensi untuk meningkatkan perekonomian masyarakat.

    Gambar 2 Luas Perubahan Lahan di Kecamatan Temanggung-Pringsurat

    Gambar 2 menunjukkan banyak Kecamatan yang mengalami degradasi lahan selama 5 tahun.

    Daerah-daerah perubahan tertinggi terdapat di Kecamatan Bejen, Kandangan, Ngadirejo, dan

    Wonoboyo. Kondisi ini disebabkan oleh adanya pemanfaatan lahan untuk kawasan pariwisata.

    Diketahui bahwa beberapa Kecamatan seperti yang telah disebutkan sebelumnya merupakan prioritas

    kawasan wisata.

    3.3 Analisis Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perubahan Penggunaan Lahan di Kabupaten

    Temanggung

    Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah faktor kependudukan. Faktor

    tersebut meliputi pertambahan penduduk dan kepadatan penduduk. Petambahan penduduk adalah

    perubahan populasi sewaktu-waktu, yang dapat dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu

    dalam populasi menggunakan ‘’per waktu unit’’ untuk pengukuran. Kepadatan penduduk adalah

    jumlah penduduk per luas wilayah, dalam satuan jiwa/km2. Kepadatan penduduk menunjukkan

    seberapa padatnya suatu wilayah yang ditinggali oleh penduduk , dalam setiap km2 nya.

    3.3.1 Pertambahan Penduduk

    Pertambahan penduduk dipengaruhi oleh 3 hal yaitu kelahiran, kematian, dan imigrasi. Jika

    pertambahan penduduk meningkat maka, akan meningkat pula kebutuhan lahan yang akan

    digunakan untuk tempat tinggal dan sarana prasarana untuk memenuhi masyarakat di Kabupaten

    -

    500

    1.000

    1.500

    2.000

    2.500

    3.000

    Luas

    (H

    a)

    Kecamatan

    Luas Perubahan Lahan di Kecamatan Kaloran-Wonoboyo

    Luas Berkurang

    Luas Bertambah

  • 12

    Temanggung. Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

    Kabupaten Temanggung dari tahun 2012-2018 mengalami kenaikan jumlah penduduk sebanyak

    25,702 jiwa. Untuk setiap kecamatan ada 19 Kecamatan yang mengalami kenaikkan jumlah

    penduduk dan 1 Kecamatan mengalami penurunan jumlah penduduk. Jumlah penduduk yang

    mengalami kenaikan dan termasuk kategori paling tinggi yaitu Kecamatan Kranggan sebanyak 3,140

    jiwa. Sedangkan jumlah penduduk yang mengalami penurunan terdapat di Kecamatan Kledung

    sebanyak 15 jiwa.

    3.3.2 Pertambahan Penduduk

    Perubahan penggunaan lahan diakibatkan oleh faktor kepadatan penduduk dimana kepadatan

    penduduk yang tinggi akan sangat mempengaruhi keberadaan penggunaan lahan sebelumnya.

    Kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung menyebabkan penggunaan lahan yang sebelumnya

    seperti sawah, kebun, dan hutan terancam berubah atau bergeser menjadi lahan permukiman dan

    tempat kegiatan. Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah dilakukan dapat disimpulkan bahwa

    kepadatan penduduk di Kabupaten Temanggung tahun 2018 adalah 19,859 jiwa/km2. Kepadatan

    penduduk yang termasuk kategori paling rendah berada di Kecamatan Bejen yaitu 291 jiwa/km2.

    3.4 Analisis Kesesuaian Perubahan Penggunaan Lahan Dengan RTRW Kabupaten Temanggung

    Kawasan strategis merupakan kawasan secara fungsional memiliki nilai potensi pengembangan yang

    dapat menjadi potensi wilayah di Kabupaten Temanggung. Penetapan kawasan ini didasarkan atas

    fungsi keutamaan kawasan tersebut sebagai kawasan strategis wilayah kabupaten. Penetapan

    kawasan strategis harus didukung oleh kepentingan tertentu dengan pertimbangan dari aspek

    strategis masing-masing kabupaten. Kawasan strategis yang ada di kabupaten memiliki peluang

    sebagai kawasan strategis nasional, provinsi, maupun kabupaten. Untuk kawasan strategis kabupaten

    selain didasarkan atas analisis kebutuhan pengembangan, penetapan kawasan strategis kabupaten

    juga didasarkan kesepakatan dan kebijakan yang ditetapkan.

    Kawasan strategis yang telah ditetapkan secara nasional harus dijabarkan penetapannya pada

    tingkat kedetailan Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten pada arahan kawasan strategis

    kabupaten. Kawasan strategis yang ada di Kabupaten Temanggung meliputi :

    1) Kawasan Strategis Pertumbuhan Ekonomi di Kabupaten Temanggung

    Kawasan strategis pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung didasarkan pada hasil

    wawancara dan RTRW dapat dilihat pada Tabel 5 berikut.

    Tabel 5 Kawasan Ekonomi di Kabupaten Temanggung

    Kawasan Ekonomi Kabupaten Temanggung

    Kecamatan

    RTRW Hasil Wawancara

    Temanggung, Parakan, Sepanjang jalan Temanggung, Parakan,

  • 13

    Kedu dan Bulu dan Ngadirejo

    Berdasarkan Tabel 5 dapat dilihat bahwa ada sedikit perbedaan pemahaman dari masyarakat

    dengan RTRW terkait kawasan pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Temanggung.

    Kawasan peruntukan indutri di Kabupaten Temanggung terdapat pada Kecamatan Kranggan dan

    Pringsurat yang dimana telah sesuai dengan RTRW Kabupaten Temanggung. Namun pembuangan

    limbah masih dilakukan oleh pihak indsutri dan masih banyak mentoring dari pemerintah.

    3) Pusat Pelayanan Kawasan (PPK)

    Pusat pelayanan kawasan di Kabupaten Temanggung masih terus berkembang yang dimana

    pusat pelayanan kawasan semula 16 lokasi sekarang menjadi 18 lokasi serta terus berkembang

    sampai saat ini. Program pusat pelayanan kawasan sudah sesuai denga RTRW yang disusun

    berdasarkan potensi kawasan.

    4) Kawasan Permukiman

    Kawasan yang diperuntukan untuk masyarakat meliputi perdesaan dan perkotaan. Permukiman

    perkotaan merupakan kawasan permukiman yang tumbuh dan berkembang pada daerah pusat-pusat

    kota, baik pusat kota kabupaten maupun pusat kota Kecamatan. Permukiman di perdesaan pada

    dasarnya adalah tempat tinggal yang berada pada tempat usaha. Oleh karenanya, pengembangan

    permukiman atau rumah tempat tinggal di desa yang bersangkutan, diperkenankan di daerah yang

    berdekatan dengan desa yang terkait.

    Berdasarkan hasil analisis peta perubahan penggunaan lahan dengan RTRW Kabupaten

    Temanggung sudah sesuai dimana perubahan tersebut sesuai dengan dilapangan. Luas perubahan

    permukiman sebanyak 8.428 Ha.

    5) Peninjauan RTRW

    Dalam peninjauan RTRW Kabupaten Temanggung dapat ditinjau dalam 5 tahun sekali serta

    disesuaikan dengan pemerintah pusat maupun daerah. Peninjauan tersebut dapat berubah lebih cepat

    karena perubahan suatu potensi wilayah dan terkena masalah pada wilayah tersebut misalnya

    bencana alam. Peninjauan tersebut menunjukkan hasil memperbaiki kualitas tata ruang wilayah dan

    pola ruang wilayah yang tidak sesuaian antara potensi maupun daya dukung suatu wilayah tersebut.

    4. PENUTUP

    4.1 Simpulan

    Kesimpulan yang dapat ditarik dalam penelitian ini dengan tema perubahan penggunaan lahan

    terhadap RTRW adalah :

    2) Kawasan Peruntukan Industri

  • 14

    1) Pola perubahan Kabupaten Temanggung dari Tahun 2012-2018 yaitu meluas pada tiap titik

    yang berdekatan dengan jalan utama daerah. Perluasan berfokus pada daerah pusat seperti

    Kecamatan Temanggung, Parakan, Ngadirejo, Kedu, dan Bulu; kemudian daerah perindustrian

    seperti Kecamatan Pringsurat dan Kecamatan Kranggan. Perubahan lahan yang mengalami

    peningkatan cukup signifikan adalah kawasan kebun-persawahan menjadi permukiman dan

    industri.

    2) Faktor yang mempengaruhi perubahan penggunaan lahan adalah faktor penduduk & daerah.

    Faktor penduduk meliputi pertambahan, kepadatan, dan sosial ekonomi penduduk. Faktor

    daerah dapat diasumsikan yaitu pertambahan investasi yang dapat meningkatkan pendapatan

    daerah. Tingginya investasi daerah dapat dilihat dari banyaknya jumlah industri.

    3) Perubahan penggunaan lahan Kabupaten Temanggung sudah sesuai dengan aturan Rencana

    Tata Ruang Wilayah (RTRW). Kesesuaian pembangunan untuk perekonomian masyarakat di

    Kabupaten Temanggung terpusat pada tiga Kecamatan yaitu Kecamatan Temanggung,

    Kecamatan Parakan dan Kecamatan Ngadirejo. Kesesuaian pembangunan untuk industri

    meliputi Kecamatan Kranggan dan Kecamatan Pringsurat.

    4.2 Saran

    Adapun saran yang diajukan berdasarkan kesimpulan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

    1) Guna mengetahui pola perubahan yang akurat tentu harus dilakukan secara kuantitatif.

    Penelitian ini masih menggunakan metode visual dalam menentukan pola. Maka penelitian ini

    memerlukan kelanjutan terkait pola kuantitatif sebaran penggunaan lahan.

    2) Perlu adanya consulting, monitoring, evaluating, dan legal ascertainment terkait pembangunan

    industri & permukiman agar sesuai dengan RTRW yang ada

    PERSANTUNAN

    Terima kasih kepada pembimbing, penguji, dan kolega yang telah membantu penyelesaian

    skripsi ini.

    DAFTAR PUSTAKA

    As-Syakur, A.R Suarna I.W, Adnyana I. S, Rusna, I.W, Laksamiwan, I.A, & Diara, I.W. 2010.

    Studi Perubahan Penggunaan Lahan di DAS Bandung. Jurnal Bumi Lestari. 10.2, 200-2017

    Budianto, Eko. 2010. Sistem Informasi Geografis dengan Arc View GIS. Yogyakarta:Andi

    Offset.

    Emawati, Nani. 2008. Analisis Perubahan Penggunaan Lahan di Kecamatan Kebak Kramat

    Kabupaten Grobogan Tahun 1996 dan 2005. Skripsi. Fakultas Geografi Universitas

    Muhammadiyah Surakarta.

    Manuwoto. 1991. Peranan Pertanian Lahan Kering di Dalam Pembangunan Daerah.

  • 15

    Penerbit Erlangga : Jakarta

    Nur Ikhsani, Siva. 2014. Citra Satelit Quickbird. Malang : Universitas Brawijaya

    Santun Sitorus. 1985. Evaluasi Sumber Daya Lahan. Bandung : Tarsito

    Sitanala Arsyad. 1989. Konservasi Tanah dan Air. Bandung : Institut Pertanian Bogor Press.

    Sugeng Utaya. 2008. Pengaruh Perubahan Penggunaan Lahan Terhadap Sifat Biofisik Tanah

    dan Kapasitas Ilfiltrasi di Kota Malang. Forum Geografi. Vol.22 No.2.Hal 99-113