analisis persepsi konsumen muslim terhadap label … · bab ii tinjauan pustaka a. persepsi ......
TRANSCRIPT
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN MUSLIM TERHADAP LABEL HALAL
PADA PRODUK KOSMETIK WARDAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.H) Pada Program
Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar
Oleh
Ikmawati
Nim: 105251100916
PROGARAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
ANALISIS PERSEPSI KONSUMEN MUSLIM TERHADAP LABEL HALAL
PADA PRODUK KOSMETIK WARDAH
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S.H) Pada Program
Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar
Oleh
Ikmawati
Nim: 105251100916
PROGARAM STUDI HUKUM EKONOMI SYARIAH
FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
1441 H/2020 M
i
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan dibawah ini:
Nama : Ikmawati
NIM : 105251100916
Jurusan : Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas : Agama Islam
Kelas : A
Dengan ini menyatakan hal sebagai berikut:
1. Mulai dari penyusunan proposal sampai selesai penyusunan skripsi, saya
menyusun sendiri skripsi saya (tidak dibuatkan oleh siapapun)
2. Saya tidak melakukan penjiplakan (plagiat) dalam menyusun skripsi ini.
3. Apabila saya melanggar perjanjian seperti pada butir 1, 2 dan 3 maka bersedia
untuk menerima sanksi sesuai dengan aturan yang berlaku.
Demikian perjanjian ini saya buat dengan penuh kesadaran.
Makassar,1 Dzulqa’dah1441 H
27 Juni2020 M
Yang Membuat Pernyataan
Ikmawati
NIM: 105251100916
v
ABSTRAK
Ikmawati. 105 251 1009 16. Analisis Persepsi Konsumen Muslim Terhadap Label
Halal Produk Kosmetik Wardah. Dibimbing oleh Saidin Mansyur dan Siti Walida
Mustamin.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui persepsi konsumen Muslim
terhadap label halal pada produk kosmetik Wardah survey pada mahasiswi jurusan
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.
Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kuantitatif dengan pendekatan
survey. Tempat penelitian di universitas Muhammadiyah makassar Fakultas Agama
Islam. Populasi penelitian adalah mahasiswi HES. Sampel penelitian adalah
konsumen yang memakai produk Wardah sebanyak 62 konsumen. Teknik
pengumpulan data menggunakan angket, dan dokumentasi. Uji validitas
menggunakan rumus r tabel dan r hitung, sedangkan uji reliabilitas menggunakan
rumus cronbach dengan nilai koefisien reliabilitas sebesar 0,787.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi konsumen Muslim terhadap
label halal sangat baik dan responden memiliki perhatian dan kepedulian terhadap
produk kosmetik halal dilihat dari mean atau skor nilai rata-rata jawaban pada tabel
frekuensi sebesar 52,90.
Kata kunci: Persepsi Konsumen, Label Halal, Kosmetik Wardah
vi
1
ABSTRACT
Ikmawati. 105 251 1009 16. Analysis of Muslim consumer perceptions of halal
labels on Wardah. Supervised by Saidin Mansyur and Siti Walida Mustamin.
The study aims to determine the perceptions of Muslim Consumer of halal
labels on cosmetics products Wardah. Survey on Islamic Economics Law Students of
Islamic University of Makassar.
This type of research is quantitative descriptive research with a survey
approach. A place of research at the Muhammadiyah University of Makassar, the
Faculty of Islamic Religion the study population was Islamic Economics Law
Students. The research sample is 62 consumers who use Wardah products. Collection
techniques using questionnaires and documentation. The validity test uses r tabels and
r arithmetic, while the reliability test uses the Cronbach alpha formula with a
reliability coefficient of 0,787.
The results of the study showed that Muslim consumers’ perceptions of halal
labels were very good and respondents had concern and concern for halal cosmetics
products seen from the mean or average score of answer in the frequency table of
52,90
Keywords : Consumer Perception, Halal Label, Cosmetics Wardah
vii
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil Alamin, segala puji bagi Allah Swt, Tuhan semesta
alam atas izin dan limpahan rahmat-Nya berupa kesehatan, keimanan, dan
kesempatan berpikir kepada manusia, sehingga mampu melangsungkan hidup di atas
muka bumi dan mampu berpikir rasional, kritis, kreatif dan ulet dalam bertindak.
Shalawat dan salam atas kehadiran Rasulullah Saw, atas akhlak dan contoh tauladan
yang dimiliki menjadikannya sebagai panutan bagi umat manusia, sebagai Rahmatan
Lilalamin.
Tiada jalan tanpa rintangan, tiada puncak tanpa tanjakan, tiada kesuksesan
tanpa perjuangan. Dengan kesungguhan dan keyakinan untuk terus melangkah,
akhirnya sampai dititik akhit penyelesaian skripsi. Namun, tak lepas dari uluran
tangan berbagai pihak lewat dukungan, arahan, bimbingan, serta bantuan moril dan
materil.
Ucapan terima kasih yang tak terhingga, penulis haturkan kepada almarhum
bapak bernama Ramli dan ibu Rahmatia selaku orang tua yang paling berjasa dalam
hidup penulis. Ucapan terima kasih juga saya haturkan kepada:
1. Prof. Dr. H Abd Rahman Rahim, MM, selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar.
2. Drs. H. Mawardi Pewangi, M.Pd.I selaku dekan Fakultas Agama Islam
3. Dr. Ir. H. Muchlis Mappangaja, MP. Selaku ketua prodi Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar.
viii
3
4. Saidin Mansyur, SS.,M.Hum dan Siti Walidah Mustamin, S.Pd.,M.Si selaku
pembimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Adik dan kakak penulis yang paling mengerti, kak Yasir yang selalu memberikan
dukungan dan motivasi, sahabat dekat kak Mia dan Rahma yang selalu
mendoakan juga terima kasih tak terhingga kepada Ismha yang sudah sangat
berjasa memberikan bantuan bagi penulis untuk menyelesaikan skripsi ini hingga
akhir.
6. Teman-teman seangkatan HES A 2016, teman-teman dari Yuhu Young juga tak
lupa pada sahabat Penulis mala, winni, ulya, nia, kiki dan dillah dan seluruh
elemen yang memberikan sumbangsi pemikiran, tenaga dan materi hingga
selesainya skripsi ini, yang selalu tiada henti memberikan dukungan saling
menguatkan dan selalu solid.
Penulis senantiasa mengharapkan kritikan dan saran dari berbagai pihak yang
sifatnya membangun karena penulis yakin bahwa suatu persoalan tidak akan
berarti sama sekali tanpa adanya kritikan. Mudah-mudahan skripsi ini dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca, terutama bagi diri pribadi penulis.
Aamiin.
Makassar, 1 Dzulqa’dah 1441 H
23 Juni 2020 M
Penulis
Ikmawati
ix
4
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ...................................................................................
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING................................................................. ii
PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................................. iii
BERITA ACARA MUNAQASYAH ............................................................ iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI ........................................ v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL........................................................................................... xii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................ 6
C. Tujuan ................................................................................................. 7
D. Manfaat penelitian ................................................................................ 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi ................................................................................................ 8
1. Pengertian Persepsi ........................................................................ 8
2. Syarat Terjadinya Persepsi ............................................................. 9
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Persepsi .................................. 10
B. Konsumen ............................................................................................ 12
1. Pengertian Konsumen ..................................................................... 12
2. Batasan Konsumen .......................................................................... 12
C. Label Halal…………………………………………………………... 16
x
5
1. Pengertian Label …………………………………………….......... 16
2. Pengertian Halal…………………………………………………. .. 17
3. Pengertian Label Halal ..................................................................... 18
4. Landasan Syariah………………………………………………... .. 21
D. Kerangka Pikir………………………………………………………. 24
BAB III METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 25
B. Lokasi dan Objek Penelitian ................................................................ 25
C. Variabel Penelitian ............................................................................... 26
D. Definisi Operasional Variabel .............................................................. 26
E. Populasi dan Sampel ............................................................................ 27
F. Sumber Data ......................................................................................... 28
G. Instrumen Penelitian............................................................................. 29
H. Teknik Pengumpulan Data ................................................................... 30
I. Teknik Analisis Data ............................................................................ 31
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil penelitian..................................................................................... 33
B. Pembahasan Penelitian ......................................................................... 51
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................................... 54
B. Saran .................................................................................................... 54
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 55
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... 58
LAMPIRAN .................................................................................................... 59
xi
6
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Skala Likert ...................................................................................... 29
Tabel 4.1 Responden Berdasarkan Semester ................................................... 35
Tabel 4.2 Responden Berdasarkan Usia........................................................... 36
Tabel 4.3 Data Jawaban X1 ............................................................................. 38
Tabel 4.4 Data Jawaban X2 ............................................................................. 38
Tabel 4.5 Data Jawaban X3 ............................................................................. 39
Tabel 4.6 Data Jawaban X4 ............................................................................. 40
Tabel 4.7 Data Jawaban X5 ............................................................................. 41
Tabel 4.8 Data Jawaban X6 ............................................................................. 41
Tabel 4.9 Data Jawaban X7 ............................................................................. 42
Tabel 4.10 Data Jawaban X8 ........................................................................... 43
Tabel 4.11 Data Jawaban X9 ........................................................................... 44
Tabel 4.12 Data Jawaban X10 ......................................................................... 44
Tabel 4.13 Data Jawaban X11 ......................................................................... 45
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas .......................................................................... 47
Tabel 4.15 Hasil Uji Reliabilitas ...................................................................... 48
xii
7
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Logo Halal Resmi MUI ................................................................ 18
Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian............................................................. 34
Gambar 4.1 Histogram ..................................................................................... 46
xii
8
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Kuesioner Penelitian ..................................................................... 59
Lampiran 2 Data Tabulasi ................................................................................ 61
Lampiran 3 Dokumentasi ................................................................................. 63
xiii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Islam adalah agama yang bertujuan untuk kemaslahatan umat. Semua
hal tentang kehidupan sudah di atur didalamnya. Ada lima hukum Islam yang
disebut khakam al-khamsah yaitu wajib, sunnah, mubah, makruh, dan haram.
Wajib adalah suatu perbuatan yang dituntut Allah untuk dilakukan, yang
diberi ganjaran dengan pahala bagi orang yang melakukannya dan diancam
dosa bagi orang yang meninggalkannya karena bertentangan dengan kehendak
yang menuntut.1
Sunnah adalah sesuatu yang dituntut untuk memperbuatnya secara
hukum syar‟i tanpa adanya celaan atau dosa terhadap orang yang
meninggalkan secara mutlak. Sedang dalam arti dalil hukum mempunyai arti
yang sama dengan ini, yaitu sesuatu yang berasal dari Nabi baik dalam bentuk
ucapan, perbuatan atau pengakuan. 2Salah suatu perbuatan apabila dilakukan
akan mendapat siksa atau dosa dan sebaliknya apabila ditinggalkannya maka
akan mendapat ganjaran atau pahala. Prinsipnya, dalam penetapan hukum
haram bagi yang dilarang adalah karena adanya sifat memberi mudharat
(merusak) dalam perbuatan yang dilarang itu. 3Secara bahasa adalah sesuatu
1Amir Syarifuddin, Ushul Fiqh Jilid 1, Jakarta: Kencana, 2009, h. 341-342.
2Ibid, h. 361-362.
3Ibid., h. 366.
1
2
yang tidak disenangi atau sesuatu yang dijauhi sedang dalam istilah adalah
sesuatu yang diberi pahala orang yang akan meninggalkannya dan tidak diberi
dosa orang yang melakukannya. Dalam istilah hukum, mubah adalah sesuatu
yang diberi kemungkinan oleh pembuat hukum untuk memilih antara
memperbuat dan meninggalkan termasuk mengenai apa yang boleh dan tidak
boleh dilakukan, apa yang boleh dimakan dan tidak boleh dimakan.
Halal dan haram tidak hanya berhubungan dengan kegiatan konsumsi
namun terkait juga dengan kegiatan berdagang/berbisnis yang harus bersih
dari unsur riba dan perbuatan curang. Bisnis dapat diartikan sebagai suatu
kegiatan untuk memperoleh penghasilan atau rezeki dalam rangka memenuhi
keinginan dan kebutuhan hidupnya dengan cara mengelola sumber daya
ekonomi secara efektif dan efisien.4
Allah Swt telah mengatur segala sesuatu yang diperbolehkan, dilarang,
dihindari maupun dijauhi, termasuk perintah untuk menjauhi mengkonsumsi
maupun menggunakan produk yang haram. Pemahaman dan kepedulian
sesorang tentang makanan maupun kosmetik yang boleh dikonsumsi menurut
hukum Islam secara pasti tentang produk halal adalah berbeda. Jaminan
kehalalan pada suatu produk kosmetik penting dalam Islam di jaman sekarang
ini, karena telah banyak diberitakan adanya bahan-bahan berbahaya yang
tidak layak digunakan pada bahan kosmetik. Tetapi konsumen terkadang tidak
4Muslich, Etika Bisnis Islami Landasan Filosofis, Normatif Dan Subtansi Implementatif
(Yogyakarta: Ekosia, 2004), h.46.
3
mengindahkan hal tersebut. Padahal sebagai umat Islam yang taat, seharusnya
konsumen Muslim mampu mengimplementasikan syariat atau hukum dari
Allah yang memerintahkan untuk memperhatikan sesuatu yang akan di
konsumsi atau digunakan.
Sebagai konsumen yang cerdas dalam memilih produk perlu
memperhatikan labelisasi halal dan kualitas produk yang menjamin suatu
produk yang akan dikonsumsi dikatakan halal. Khusus untuk produk pangan,
obat-obatan dan kosmetik, perusahaan harus mencantumkan keterangan-
keterangan yang berhubungan dengan produk. Label halal merupakan sebuah
jaminan keamanan bagi umat Muslim untuk dapat mengkonsumsi suatu
produk. pencantuman logo halal pada kemasan produk sebelumnya telah
dikaji oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat dan Kosmetik Majelis Ulama
Indonesia (LP POM MUI)5 yang bekerjasama dengan Departemen Kesehatan
(DepKes) dan Departemen Agama (Depag) merupakan pembuktian bahwa
produk telah tersertifikasi halal.
Dalam lingkungan masyarakat luas dan hidup dengan berbagai latar
belakang. Maka persepsi mereka terhadap sesuatu akan menjadi berbeda pula
tentang produk kosmetik. Beberapa penelitian memperlihatkan adanya
hubungan positif antara tingkat religiositas seseorang dengan perilaku
konsumsi. Sesorang yang memliki religiolitas tinggi, perilaku konsumsinya
5 LPPOM MUI, Tentang Pengkajian LPPOM MUI, From Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-
obatan dan Kosmetika, Yogyakarta:Andi Yogyakarta, 2016, h. 36.
4
akan cenderung sesuai dengan aturan agama. Jika kasusnya adalah konsumen
Muslim maka dia tidak akan mengkonsumsi produk yang mengandung zat
haram seperti daging babi, darah, alkohol, hewan buas, hewan yang
menjijikkan, hewan yang disembelih tidak sesuai dengan syariah Islam, dan
produk-produk syubhat. Tingkat kesadaran halal dan kehati-hatian mereka
pun akan cenderung lebih tinggi.6
Kesadaran konsumen untuk memeriksa apakah ada jaminan halal
(berupa logo halal dari LPPOM MUI) yang tercantum pada kemasan masih
rendah. Konsumen menganggap jaminan halal tersebut bukan suatu hal yang
krusial dan selama pedagang yang menjual produk tersebut beragama Islam
maka produk tersebut sudah dianggap halal. Hal ini juga berdampak pada
pemilihan produk kosmetik halal.
Pada umumnya kosmetik dianggap sebagai alat pemuas kebutuhan
yang berhubungan dengan kecantikan yang umum digunakan oleh kaum
wanita. Dalam perkembangannya persepsi masyarakat luas menjadi sangat
penting untuk diketahui untuk melihat seberapa jauh pemahaman mereka
mengenai hal ini. Agar produsen tidak serta merta bebas dalam
mengeksploitasi konsumen di balik ketidaktahuannya. Persepsi mereka juga
bisa menjadi acuan bagi perusahaan kosmetik untuk lebih mengembangkan
kualitas barang produksinya. Perkembangan industri kosmetik di Indonesia
6 Borzooei, M., dan Maryam Asgari, 2013. The Halal Brand Personality and Its Effect on
Purchase Intention. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in Business. 5(3):481-491.
5
tak terelakkan lagi. Meningkatnya pengguna kosmetik utamanya usia muda
atau generasi milenial menjadikan kosmetik sebagai tren di masyarakat
sehingga potensi pasar menjadi semakin meningkat
Kosmetik merupakan suatu produk yang ditawarkan untuk memenuhi
kebutuhan sekunder dan keinginan konsumen, khususnya perempuan agar
tampil cantik dan menarik. Konsumen harus selektif dalam memilih merek
kosmetik yang sesuai dengan keinginan dan kebutuhannya dan sesuai dengan
standar syariat agama. Alasan dipilihnya produk kosmetik Wardah dalam
penelitian ini karena kosmetik Wardah memiliki keunggulan tersendiri.
Wardah termasuk sebagai kosmetik yang segmennya perempuan dan sudah
berlabel halal. Indonesia dengan penduduk mayoritas Muslim tentu akan
mengedepankan produk halal dan juga dalam memenuhi kebutuhan hidupnya
baik dalam hal memilih makanan maupun kosmetik..
Oleh karena itu penulis tertarik untuk mengangkat judul “Analisis
Persepsi Konsumen Muslim Terhadap label halal Pada Kosmetik
Wardah (Survey pada Mahasiswi Jurusan Hukum Ekonomi Syariah
Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar)”
6
B. Rumusan Masalah
Dari penjelasan latar belakang permasalahan diatas maka rumusan
masalahnya adalah bagaimana persepsi konsumen muslim terhadap label halal
pada produk kosmetik wardah ?
C. Tujuan Penelitian
Dengan mengacu pada permasalahan diatas maka hasil penelitian bertujuan
Untuk mengetahui persepsi konsumen muslim terhadap label halal pada produk
kosmetik wardah
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Akademisi
Penelitian ini penulis mengharapkan dapat berguna untuk mengangkat
kepermukaan tentang pentingnya label halal pada jaman global ini. Hasil dari
penelitian ini diharapkan dapat pula bermanfaat bagi seluruh akademisi
khususnya sebagai bahan informasi dan bahan penelitian tentang persepsi,
kometik halal, dan label halal.
2. Bagi Peneliti
1) Dapat menambah wawasan untuk berpikir secara kritis dan sistematis
dalam menghadapi permasalahan
2) Dapat mengetahui tentang persepsi konsumen Muslim terhadap label
halal pada produk wardah.
7
3. Bagi Manajerial
Hasil penelitan ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan masukan
dan evaluasi bagi perusahaan kosmetik di Indonesia untuk dapat
meningkatkan dan memperbaiki kualitas produknya terkait dengan labelisasi
halal yang dimiliki untuk keperluan pemasaran juga keamanan kepada
konsumen .
4. Bagi Masyarakat
Memberi pengetahuan dan pemahaman tentang pentingnya kehalalan
dan kualitas suatu produk khususnya kosmetik bagi para konsumen muslim
sekaligus sebagai masukan, saran, serta perbandingan bagi para praktisi dan
akademisi dalam penelitian selanjutnya.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Persepsi
1. Pengertian Persepsi
Persepsi menurut Bilson Simamora adalah “Bagaimana kita melihat
dunia sekitar kita.7Jalaludin Rahmat menjelaskan bahwa persepsi adalah
pengalaman tentang obyek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan.8Sementara
menurut Philip Kotler dan Muhammad Muflih persepsi adalah proses yang
digunakan seorang individu untuk memilih, mengelola, dan menafsirkan suatu
input informasi untuk menciptakan suatu gambaran yang memiliki arti.9
Adapun persepsi tersebut sangat mungkin untuk dipengaruhi oleh
berbagai harapan dan keinginan, berbagai macam kebutuhan, ide-ide yang
tersembunyi atau tanpa disadari dan juga oleh nilai-nilai yang berlawanan.
Setiap orang berkecenderungan untuk memahami perintah berdasarkan
pengalaman mereka. Berdasarkan pengertian diatas dapat diambil kesimpulan
bahwa persepsi adalah proses yang dialami oleh individu bagaimana proses
yang dirasakan kemudian mempengaruhi dalam memberi makna terhadap apa
7Bilson Simamora, Panduan Riset Perilaku Konsumen, Jakarta: PT.Gramedia Pustaka
Utama, 2002, h.102. 8Jalaluddin Rahmat, Psikologi Komunikasi, Bandung: PT Rosdakarya, 1998, h.5
9Muhammad Muflih, Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada, 2006, h. 75.
8
9
yang telah diketahui, lewat panca indera yang memberikan kesan bagi mereka
untuk memberi penafsiran bagi lingkungannya.
Sedangkan dalam terminologi buku ilmu jiwa lama, persepsi disebut
sebagai tanggapan, yaitu kenangan kepada pengamatan yang sifatnya tidak
terikat kepada waktu tanpa rangsangan bersifat perseorangan dan berlangsung
selama seseorang perhatiannya tertuju kepada suatu benda.10
Tanggapan
menurut kamus besar bahasa Indonesia adalah penerimaan, sambutan,
reaksi.11
Sedangkan menurut etimologi adalah gambaran pengamatan yang ada
dan tinggal dalam kesadaran kita sesudah mengamati.12
2. Syarat Terjadinya Persepsi
Adapun beberapa syarat terjadinya persepsi antara lain sebagai
berikut:13
a. Adanya objek yang dipersepsi
Objek atau sasaran yang diamati akan menimbulkan stimulus atau
rangsangan yang mengenai alat indera. Objek dalam hal ini adalah
persepsi masyarakat tentang pendidikan.
b. Adanya indra atau resepsi
Alat indera yang dimaksud adalah alat indera untuk menerima
stimulus yang kemudian diterima dan diteruskan oleh syaraf sensoris yang
10
Ahmad Gazali, Ilmu Jiwa, Bandung: Ganaco NV, 1981, h.36. 11
Badudu Zain, Kamus Besar Bahasa Indonesia, Jakarta: Pustaka Sinar Harapan, 1996, h.
1427 12
Agus Sujanto, Psikologi Umum, Jakarta: Bumi Aksara, 1991, h. 38. 13
Walgito, Psikologi Sosial (SuatuPengantar),Yogyakarta: Andi Yogyakarta, 1999, h.73.
10
selanjutnya akan disampaikan kesusunan syaraf pusat sebagai pusat
kesadaran. Oleh karena itu, masyarakat diharapkan memiliki panca indera
yang cukup baik sehingga stimulus yang akan diterima akan diteruskan
kepada susunan syaraf otak dan berujung pada persepsi yang berkualitas
pada objek.
c. Adanya perhatian
Perhatian adalah langkah awal atau kita sebut sebagai persiapan untuk
mengadakan persepsi. Perhatian merupakan penyeleksian terhadap
stimulus, oleh karena itu apa yang diperhatikan akan betul-betul disadari
oleh individu dan dimengerti oleh individu yang bersangkutan. Persepsi
dan kesadaran mempunyai hubungan yang positif, karena makin
diperhatikan objek oleh individu maka objek tersebut akan makin jelas
dimengerti oleh individu itu sendiri.
3. Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Persepsi
Benda sama yang ditunjukkan pada beberapa individu mungkin bisa
berbeda setiap individu dalam mempersepsikannya karena faktor yang bekerja
berbeda ketika menerima maupun menafsirkannya. Adapun faktor-faktor yang
mempengaruhi persepsi seseorang14
adalah sebagai berikut:
14 Sarwono, Pengantar Umum Psikologi, Jakarta: Bulan Bintang, 1996, h. 43-44.
11
a. Perhatian, biasanya kita tidak menangkap seluruh rangsang yang ada
disekitar kita sekaligus, tetapi kita memfokuskan perhatian kita pada
satu dua obyek saja.
b. Set adalah harapan seseorang akan rangsangan yang akan timbul.
c. Kebutuhan, yakni kebutuhan-kebutuhan sesaat maupun yang menetap
pada diri seseorang akan mempengaruhi persepsi orang tersebut.
Dengan demikian, kebutuhan-kebutuhan yang berbeda akan
menyebabkan pula perbedaan persepsi.
d. Sistem nilai, sistem nilai yang berlaku dalam suatu masyarakat
berpengaruh pula terhadap persepsi.
e. Ciri kepribadian, ciri kepribadian akan mempengaruhi pula persepsi
f. Gangguan kejiwaan, gangguan kejiwaan dapat menimbulkan
kesalahan persepsi yang disebut halusinasi. Berbeda dari ilusi,
halusinasi bersifat individual jadi hanya dialami oleh penderita yang
bersangkutan saja.
B. Konsumen
1. Pengertian Konsumen
Istilah konsumen berasal dari kata consumer (Inggris-Amerika), atau
consument atau konsument (Belanda).15
Amerika serikat mengemukakan
pengertian ”konsumen” yang berasal dari consumer berarti ”pemakai”, namun
15
Celina Tri Siwi Kristiyanti, Hukum Perlindungan Konsumen, Jakarta: Sinar Grafika
2009, h. 22.
12
dapat juga diartikan lebih luas lagi sebagai ”korban pemakaian produk yang
cacat”, baik korban tersebut pembeli, bukan pembeli tetapi pemakai, bahkan
korban yang bukan pemakai, karena perlindungan hukum dapat dinikmati
pula oleh korban yang bukan pemakai.16
2. Batasan Konsumen
Ada beberapa batasan tentang konsumen yang akan dijelaskan sebagai
berikut:17
a. Konsumen adalah setiap orang yang mendapatkan barang atau jasa
yang digunakan untuk tujuan tertentu
b. Konsumen perantara adalah setiap orang yang mendapatkan barang
dan atau jasa untuk digunakan dengan tujuan membuat barang dan
atau jasa lain untuk diperdagangkan (tujuan komersil) bagi konsumen
antara, barang atau jasa itu adalah barang atau jasa kapital yang
berupa bahan baku, bahan penolong atau komponen dari produk lain
yang akan diproduksinya. Konsumen antara ini mendapatkan barang
atau jasa di pasar industri atau pasar produsen.
c. Konsumen akhir adalah setiap orang yang mendapat dan
menggunakan barang dan atau jasa untuk tujuan memenuhi kebutuhan
hidupnya pribadi, keluarga, rumah tangga, dan tidak untuk di
perdagangkan kembali (non komersial). Istilah konsumen juga dapat
16
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (kajian teoritis dan
perkembangan pemikiran), Bandung: Nusa Media, 2008, h. 7. 17
Opcit.,h.25.
13
kita temukan dalam peraturan perundang-undangan Indonesia. Secara
yuridis formal pengertian konsumen dimuat dalam Pasal 1 angka 2
UU No.8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen,
”konsumen adalah setiap orang pemakai barang dan atau jasa
yangtersedia dalam masyarakat, baik bagi kepentingan diri sendiri,
keluarga,orang lain, maupun makhluk hidup lain dan tidak untuk
diperdagangkan”18
Dari pengertian konsumen diatas, maka dapat kita kemukakan
unsur-unsur definisi konsumen.19
a. Setiap Orang
Subjek yang disebut sebagai konsumen berarti setiap orang
yang berstatus pemakai barang atau jasa. Istilah ”orang” disini tidak
dibedakan apakah orang individual yang lazim disebut natuur like
persoon atau termasuk juga badan hukum (rechtspersoon). Oleh
karena itu, yang paling tepat adalah tidak membatasi pengertian
konsumen sebatas pada orang perseorangan, tetapi konsumen harus
mencakup badan usaha dengan makna lebih luas dari badan hukum.
b. Pemakai
Kata ”pemakai” dalam bunyi Penjelasan Pasal 1 angka (2)
UUPerlindungan Konsumen diartikan sebagai konsumen akhir
(ultimate consumer).
18
Ibid., h 27. 19
Ibid., h 27-2
14
c. Barang Atau Jasa
UU Perlindungan Konsumen mengartikan barang sebagai
benda, baik berwujud maupun tidak berwujud, bergerak maupun tidak
bergerak bergerak, benda yang dapat dihabiskan maupun yang tidak
dapat dihabiskan, yang dapat diperdagangkan, dipakai, dipergunakan,
atau dimanfaatkan oleh konsumen. Sementara itu, jasa diartikan
sebagai setiap layanan yang berbentuk pekerjaan atau prestasi yang
disediakan bagi masyarakat untuk dimanfaatkan oleh konsumen.
d. Yang Tersedia Bagi Masyarakat.
Barang jasa yang ditawarkan kepada masyarakat sudah harus
tersedia dipasaran. Namun, di era perdagangan sekarang ini, syarat
mutlak itu tidak lagi dituntut oleh masyarakat konsumen. Misalnya,
perusahaan pengembang (developer) perumahan telah biasa
mengadakan transaksi konsumen tertentu seperti futures trading
dimana keberadaan barang yang diperjual belikan bukan sesuatu yang
diutamakan.
e. Bagi kepentingan diri sendiri, keluarga, orang lain, makhluk hidup.
Transaksi konsumen ditujukan untuk dirinya sendiri, keluarga,
orang lain, dan makhluk hidup lain seperti hewan dan tumbuhan.
f. Barang dan atau jasa itu tidak untuk diperdagangkan.
Pengertian konsumen dalam UUPK ini dipertegas, yakni hanya
konsumen akhir yang menggunakan barang atau jasa untuk memenuhi
15
kebutuhannya, keluarganya, atau pada umumnya untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangganya (keperluan non-komersial).
Berdasarkan definisi diatas, maka sesuai dengan pengertian bahwa
konsumen adalah pengguna terakhir, tanpa melihat apakah si konsumen
adalah pembeli dari barang dan atau jasa tersebut.20
Hal ini juga sejalan
dengan pendapat dari pakar masalah konsumen di Belanda. Hondius yang
menyimpulkan, para ahli hukum pada umumnya sepakat mengartikan
konsumen sebagai pemakai produksi terakhir dari benda dan jasa. (pengertian
konsumen dalam arti sempit).21
C. Label Halal
1. Pengertian Label
Label berkaitan erat dengan pemasaran suatu produk. Dalam kamus
Besar Bahasa Indonesia (KBBI), label merupakan sepotong kertas (kain,
logam, kayu, dan sebagainya) yang ditempelkan pada barang dan menjelaskan
tentang nama barang, nama pemilik, tujuan, alamat, dan sebagainya. Etiket,
merek dagang. Petunjuk singkat tentang zat yang terkandung dalam obat dan
sebagainya. Petunjuk kelas kata, sumber kata, dan sebagainya dalam kamus.
Catatan analisis pengujian mutu fisik, fisiologis, dan genetik dari benih dan
sebagainya. Komp karakter atau himpunan karakter yang digunakan untuk
20
Abdul Halim Barkatulah, Hukum Perlindungan Konsumen (kajian teoritis & perkembangan
pemikiran), Bandung: Nusa Media, 2008,h. 8. 21
Shidarta, Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia edisi Revisi 2006, Jakarta:
GramediaWidiasarana Indonesia, 2006, h. 3.
16
mengidentifikasi suatu variabel atau bagian dari data atau berkas.22
Menurut
utami dalam skripsinya, label adalah bagian dari kemasan yang menempel
pada suatu produk kemudian memberikan informasi mengenai produk dan
atau produsen produk itu sendiri.23
Apriyanto dan Nurbowo dalam Widodo
menjelaskan bahwa pada umumnya, label setidaknya harus berisi nama atau
merek produk, bahan baku, bahan tambahan komposisi, informasi gizi,
tanggal kedaluarsa, isi produk dan keterangan legalitas.24
2. Pengertian Halal
Halal berasal dari bahasa arab yang berarti tidak terikat. Secara
etimologi halal berarti hal-hal yang boleh dilakukan secara bebas atau tidak
terikat oleh hal-hal yang melarangnya. Dalam ajaran agama Islam, hukum
halal sangat berkaitan dengan hukum haram, sebagaimana peristiwa yang
terjadi pada manusia pertama, Adam dan Hawa. Dengan kehendak Allah,
Adam dan Hawa diturunkan ke bumi untuk melanjutkan kehidupannya
diantara makhluk-makhluk ciptaan Allah yang lainnya. Disertai dengan
ketentuan yang dicerminkan dalam aturan ilahi, yaitu “kerjakan” dan “jangan
mengerjakan”, yakni yang kita ketahui sebagai “halal” dan “haram”.25
22
Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahas Kemendikbud, “KBBI Daring”, Diakses Pada
20 Oktober 2017, pukul 21:36 dari https:/kbbi.kemendikbud.go.id/entri/label. 23
Wahyu Budi Utami,“Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Membeli (Survei Pada
Pembelian Produk Lipstik Wardah Di Outlet Wardah Griya Muslim An-Nisa Yugyakarta)”, Skripsi S1 24
Tri Widodo, “Pengaruh Labelisasi Halal Dan Harga Terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen Pada Produk Indomie”, skripsi S, 2015, h. 8, dipublikasikan 25
M. Mutawalli Sya’rawi, Halal Dan Haram, (Jakarta: Pustaka Al-Kautsar, 1991), H. 12.
17
Sebenarnya apa yang diharamkan Allah SWT untuk dikonsumsi
manusia dalam memenuhi kebutuhan hidup jumlahnya sangat sedikit.
Selebihnya, apa yang ada di muka bumi ini pada dasarnya adalah halal,
kecuali yang dilarang secara tegas dalam Al-Qur’an dan Hadist. Dalam hal
kosmetik , tidak sedikit para pengguna kosmetika kurang mengetahui apa
saja bahan pembuat dalam produk kosmetiknya. Secara umum kosmetik
terdiri dari zat aktif dan aditif (bahan tambahan) dan banyak pula kosmetik
yang terdiri dari bahan yang berasal dari tumbuhan, hewan, sintetik,
kimiawi,26
dalam hal ini konsumen muslim harus memiliki pengetahuan yang
cukupkarena bahan-bahan kosmetika saat ini telah menjadi hal yang sangat
kompleks. Tidak jarang pula produk kosmetika yang didalamnya terdapat
bahan yang berasal dari tumbuh-tumbuhan maka pada dasarnya adalah halal,
dan tidak menjadi masalah. Sedangkan apabila berasal dari hewan maka
perlu dikaji terlebih dahulu oleh lembaga resmi, untuk meneliti apakah
berasal dari hewan yang halal, haram, atau najis.27
3. Pengertian Label Halal
Indonesia sendiri memiliki lembaga khusus dalam hal memberikan
label halal pada makanan, obat-obatan, dan kosmetik, melalui proses
sertifikasi yang dilakukan oleh LPPOM MUI (Lembaga Pengkajian Pangan
Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia). LPPOM MUI
26
Mashudi, Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi Produk
Halal,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 112. 27 Ibid, h.114
18
memiliki visi menjadi lembaga sertifikasi halal terpercaya di Indonesia dan
dunia untuk memberikan ketenteraman bagi umat Islam serta menjadi pusat
halal dunia yang memberikan informasi, solusi dan standar halal yang diakui
secara nasional dan internasional.
Melalui lama resmi LPPOM MUI, menjelaskan bahwa sertifikat halal
MUI merupakan fatwa tertulis Majelis Ulama Indonesia yang menyatakan
kehalalan suatu produk sesuai dengan syariat Islam. Sertifikat halal MUI ini
meruapakan syarat untuk mendapatkan ijin pencantuman label halal pada
kemasan produk pangan, obat-obatan, kosmetika, dan produk lainnya
bertujuan untuk memberikan kepastian resmi status kehalalan, sehingga
dapat menentramkan batin konsumen dalam mengkonsumsinya.
Kesinambungan proses produksi halal dijamin oleh produsen dengan cara
menerapkan sistem jaminan halal.28
Adapun di bawah gambar logo halal resmi dari MUI yang terdapat
pada kemasan produk Wardah adalah sebagai berikut:
Gambar 2.1 logo Halal resmi MUI
Sumber : www.halalmui.org
28
LPPOM MUI, “Sertifikat Halal MUI”, artikel diakses pada 06 Januari 2017 pukul 21:50 WIB dari http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/55/1360/page/1
19
Setiap orang yang memproduksi atau memasukkan pangan yang
dikemas dalam wilayah Indonesia untuk diperdagangkan wajib
mencantumkan label pada, di dalam, dan atau di kemasan pangan. Label
dimaksud tidak mudah lepas dari kemasannya, tidak mudah luntur atau
rusak, serta, terletak pada bagian kemasan pangan yang mudah dilihat dan
dibaca. Sertifikat Halal merupakan surat keterangan yang dikeluarkan oleh
MUI Pusat atau Provinsi tentang halalnya suatu produk makanan, minuman,
obat-obatan dan kosmetika yang diproduksi oleh perusahaan setelah diteliti
dan dinyatakan halal oleh LPPOM MUI. Pemegang otoritas menerbitkan
sertifikasi halal adalah Majelis Ulama Indonesia (MUI) yang secara teknis
ditangani oleh Lembaga Pengkajian Pangan, Obat-obatan, dan Kosmetika
(LPPOM).29
Apabila suatu produk sudah memiliki sertifikasi halal resmi dari
LPPOM MUI dengan nomor registrasi yang diberikan oleh LPPOM MUI
maka produk tersebut dinyatakan sebagai produk halal. Begitu pula dengan
BPOM yang juga melakukan pengkajian terhadap keamanan bagi produk
dan mengeluarkan Surat Izin. Sehingga secara sederhana Surat Izin dari
BPOM ini dapat menyatakan bahwa produk kita aman untuk di konsumsi
(Thoyiban), sedangkan sertifikat LPPOM MUI ini menyatakan jaminan
kehalalan Produk (Halalan). Jadi jika suatu Produk sudah lolos dari BPOM
29
Mashudi, Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi Produk
Halal,(Yogyakarta: Pustaka Pelajar), h. 112.
20
dan LPPOM, berarti produk tersebut sudah Halalan Thoyiban.30
Bagi konsumen, sertifikat halal memiliki beberapa fungsi, yang
uraikan sebagai berikut :31
a) Terlindungnya konsumen muslim dari mengonsumsi pangan, obat-
obatan, kosmetika yang tidak halal
b) Secara kejiwaan perasaan hati dan batin konsumen akan tenang
c) Mempertahankan jiwa dan raga dari keterpurukan akibat produk haram
d) Sertifikasi halal memberikan kepastian perlindungan hukum pada
konsumen.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa label halal adalah
pencantuman suatu cap, identitas, atau etiket yang memberikan informasi
sekaligus memberikan perlindungan secara hukum kepada konsumen atas
kehalalan suatu produk secara resmi oleh badan yang berwewenang dalam
memberikan fatwa halal atas suatu produk.
D. Landasan Syariah
Prinsip pertama yang ditetapkan Islam adalah bahwa pada asalnya
segala sesuatu yang diciptakan Allah itu halal dan mubah, tidak ada yang
haram, kecuali jika ada nash (dalil) yang shahih (tidak cacat periwayatannya)
dan sharih (jelas maknanya) yang mengharamkan. Para ulama, dalam
30
Seputar Halal, “Apakah Berbeda antara LPPOM dan BPOM”, diakses pada 16 Juli 2017,18 WIB dari http://www.seputarhalal.com/apakah-berbeda-antara-lppom-dan-bpom/.
31Mashudi, op.cit, h. 115.
21
menetapkan segala sesuatu asalnya boleh, merujuk kepada al-Qur’an surat al-
Baqarah ayat 29 sebagai berikut:
ع سبأ اء فس إ ل س ت عا ثى ٱسأ ض ج زأ افٱلأ ٱنر خهقهكى ي
ءعهى أ بكم ش ت سى
Terjemahan :
“Dialah Allah, yang menjadikan segala yang ada di bumi untuk kamu dan
Dia berkehendak (menciptakan) langit, lalu dijadikan-Nya tujuh langit. Dan
dia maha mengetahui segala sesuatu”.(Q.S Al-Baqarah:29).32
Pada dasarnya semua produk yang berasal dari tumbuh-tumbuhan,
sayur-sayuran, buah-buahan, dan hewan adalah halal, kecuali yang beracun
dan membahayakan nyawa manusia. Para ulama sepakat bahwa semua jenis
produk yang ditetapkan al-Qur’an keharamannya adalah haram hukum
memakannya, baik banyak maupun sedikit. Dasar hukumnya lainnya yaitu:
ي يؤأ أتى ب ٱنر ٱتقاٱلل لطبا حه ٱلل ازشقك كهاي ٨٨
Terjemahan :
“Dan makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang Allah telah
rezekikan kepadamu dan bertakwalah kepada Allah yang kamu beriman
kepada-Nya.”(Al -Maidah: 88).
32
Al-Qur’anul Karim, Ar Rasyid Abdurrahman, Halal Haram menurut Al-Qur‟an dan Hadist,
Jakarta: Prestasi Pustaka, Cet. I, 2006
22
ا فكها زشقكى ي ل ٱلل كسا طبا حه ٱشأ ت عأ إا كتىأ إ ٱلل
بد ١١١تعأ
Terjemahan :
“Makanlah di antara rezki yang baik-baik yang Kami berikan kepadamu dan
bersyukurlah kepada Allah, jika benar-benar kepada-Nya kamu menyembah”.
(An-Nahl: 114)
Dari ayat Al-Qur’an tersebut diatas, maka dalam memilih makanan
yang akan dikonsumsi pertama-tama yang perlu diperhatikan adalah
hukumnya, yaitu harus halal. Halal sumber dan cara memperolehnya serta
unsur materi dari makanan itu sendiri. Dan adanya keterkandungan nilai gizi,
serta baik untuk kesehatan bila dikonsumsi atau tidak mengakibatkan efek
samping yang merugikan. Adapun dalil hadist sebagai berikut:
اللهصه ل اسز عت سملاقاـ اللهعاض ز يرببش عاـناالله اعبد بيأ ع
إ ينـ بلللحا ل: إقـ سهى اللهعه ا ـ ـ ب ينـ باوسلحا ا ـ
ند أ سـ ستباقد ـ فت اـ نشباق ـتاف س،نااسي ـ عهكثـ لات يشتباز يأ
عسض نشبا فيقع ي ، اـ شك ـ لحل اسعحـ عاكانساو،سلحا فيقعت
إلا ، أ ستعفـ أ إلا أ حمنكميهك إلاأ ي ز امحاللها حم إذا سديضغة لجافي
إذا سدكه لجاصهحتصهح نقهبا لا أ سدكه لجافسد ت فسد
23
Artinya :
“Dari Abu Abdullah Nu‟man bin Basyir r.a,”Saya mendengar Rasulullah
SAW bersabda,„Sesungguhnya yang halal itu jelas dan yang haram itu jelas.
Di antara keduanya terdapat perkara-perkara yang syubhat (samar-samar)
yang tidak diketahui oleh orang banyak. Maka barang siapa yang takut
terhadap syubhat, berarti dia telah menyelamatkan agama dan
kehormatannya. Dan barang siapa yang terjerumus dalam perkara syubhat,
maka akan terjerumus dalam perkara yang diharamkan. Sebagaimana
penggembala yang menggembalakan hewan gembalaannya di sekitar
(ladang) yang dilarang untuk memasukinya, maka lambat laun dia akan
memasukinya. Ketahuilah bahwa setiap raja memiliki larangan danlarangan
Allah adalah apa yang Dia haramkan. Ketahuilah bahwa dalam diri ini
terdapat segumpal daging, jika dia baik maka baiklah seluruh tubuh ini dan
jika dia buruk, maka buruklah seluruh tubuh. Ketahuilah bahwa dia adalah
hati ”(HR. Bukhari dan Muslim).33
Dari hadis diatas sekilas memang banyak orang yang memahami
hadits ini dengan pandangan bahwa yang halal itu jelas dan yang haram itu
jelas, lalu di tengah keduanya adalah hal yang syubhat. Siapa yang jatuh ke
dalam syubhat, maka dia akan jatuh ke dalam yang haram.
E. Kerangka Pikir
Persepsi konsumen Muslim dapat didefinisikan sebagai proses yang
dialami oleh seorang pemakai produksi terakhir dari benda atau jasa yang
beragama Islam dalam memberi makna terhadap apa yang telah diketahui,
lewat panca indera yang memberikan kesan bagi mereka untuk memberi
makna bagi lingkungannya atau yang diteliti dalam hal ini adalah Label halal
pada produk kosmetik wardah.
33
Shahih al-Bukhari, kitab al Iman, Bab Man Istabra‟a li Dinihi, hadist no.52. juga terdapat
dalam al Buyu’, hadist no. 2051
24
Gambar 2.2
Kerangka pemikiran Penelitian
G x
26
Kebutuhan Perempuan untuk tampil
cantik
(konsumen Muslim)
Kosmetik
Wardah
Persepsi konsumen Label Halal
25
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan jenis pendekatan penelitian
deskriptif kuantitatif yang bertujuan untuk menggambarkan secara sistematik
dan akurat fakta serta karakteristik suatu populasi atau bidang tertentu.34
Jenis
penelitian ini merupakan penelitian survei. Peneliti mendeskripsikan secara
kuantitatif (angka-angka) kecenderungan-kecenderungan, perilaku-perilaku,
atau opini-opini dari suatu populasi tersebut.35
Penelitian ini mencoba untuk
menganalisis serta medeskripsikan tentang persepsi konsumen muslim
terhadap label halal pada produk kosmetik Wardah.
B. Lokasi Dan Objek penelitian
Penulis akan melakukan penelitian di Universitas Muhammadiyah
Makassar, dan yang akan menjadi objek penelitian adalah mahasiswi Jurusan
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam. Adapun target waktu
penelitian yaitu selama dua bulan.
34 Azwar, Penyusunan Skala Psikologi, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2012), h.7 35
Creswell, Research Design Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan Mixed, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2010), h.216
26
C. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah objek penelitian atau apa yang menjadi titik
perhatian suatu penelitian.36
Variabel tunggal adalah variabel yang hanya
mengungkapkan satu variabel untuk dideskripsikan unsur-unsur atau fator-
faktor di dalam setiap gejala yang termasuk variabel tersebut.37
Variabel
dalam penelitian ini adalah variabel tunggal, yaitu persepsi konsumen muslim
terhadap label halal pada kosmetik Wardah.
D. Definisi Operasional Variabel
Adapun pengertian tentang defenisi operasional variabel sebagai
berikut:
a. Persepsi adalah proses yang dialami oleh individu tentang bagaimana
proses yang dirasakan kemudian mempengaruhi dalam memberi
makna terhadap apa yang telah diketahui, lewat panca indera yang
memberikan kesan bagi mereka untuk memberi penafsiran.
b. Label halal adalah pencantuman suatu cap, identitas, atau etiket yang
memberikan informasi sekaligus memberikan perlindungan secara
hukum kepada konsumen atas kehalalan suatu produk secara resmi
oleh badan yang berwewenang dalam memberikan fatwa halal atas
suatu produk.
36 Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta, Penerbit Bineka Cipta, 2010), h.161 37
Nawawi Hadari, Instrumen Penelitian Bidang Sosial, (Yogyakarta: Gadjah Mada University
Perss), h.45
27
E. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah jumlah keseluruhan dari objek atau subjek
yang berada pada suatu wilayah dan memenuhi syarat-syarat tertentu
berkaitan dengan masalah penelitian atau keseluruhan unit dari
individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti.38
Populasi dalam
penelitian ini adalah seluruh mahasiswi aktif jurusan Hukum Ekonomi
Syari’ah dan yang menjadi sampel penelitian adalah konsumen produk
Wardah berjumlah 62 sampel.39
2. Sampel
Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimiliki oleh populasi tersebut. Dengan kata lain sampel adalah bagian
dari populasi.40
Bila populasi besar, dan peneliti tidak mungkin
mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Teknik pengambilan sampel dalam
penelitian ini menggunakan purposive sampling. Yang dimaksud
38
Nanang Martono, Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Dan Analisis Data Sekunder,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2012), H. 74. 39
Sumber: Otlet Wardah Kosmetik 2019 40
Daulay Murni. Metode Penelitian Ekonomi (Medan: USU Press:2010), h. 76.
28
dengan purposive sampling adalah teknik pengambilan sampel dengan
pertimbangan tertentu.41
F. Sumber Data
a. Data primer
Data primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti dari
sumber pertama baik dari individu maupun perorangan dari hasil
pengisian kuesioner.42
Data primer dalam penelitian ini diperoleh dari
lapangan atau lokasi penelitian yaitu di kampus Unismuh Makassar.
Responden diminta untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan atau
pernyataan-pernyataan dengan lima alternatif jawaban yang telah
disediakan oleh peneliti. Responden diminta untuk memilih salah satu
jawaban dengan cara memberi tanda atau simbol ( ).
b. Data sekunder
Data sekunder merupakan data yang diperoleh atau di
kumpulkan dari sumber yang telah ada. Data itu biasanya diperoleh
dari perpustakaan, jurnal ilmiah, buku, dokumen atau dari laporan-
laporan peneliti yang terdahulu.
41
Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif dan R&D (Bandung: Alfabeta,
2013, H. 122 42
Wiratna Sujarweni, Metodologi Penelitian & Bisnis Ekonomi (Yogyakarta: Pustaka Baru
Press, 2015), H. 83.
29
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang dipergunakan oleh
peneliti dalam mendapatkan hasil riset yang berkualitas. Instrumen dalam
penelitian ini adalah wawancara dan penyebaran angket (kuisioner). Skala
pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert, Skala
Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau kelompok orang tentang fenomena sosial..
Dengan skala pengukuran ini, maka nilai variabel yang diukur
tersebut dengan instrument tertentu dapat dinyatakan dalam bentuk angka,
sehingga lebih akurat, efisien, dan komunikatif. Kemudian indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen
yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan.
Instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel penelitian ini
adalah dengan menggunakan skala likert lima skala jawaban. Jawaban
responden berupa piihan dari lima alternative yang ada, yaitu:
Gambar 3.1 Skala Likert
1 STS : Sangat Tidak Setuju
2 TS : Tidak Setuju
3 KS : Kurang Setuju
4 S : Setuju
5 SS : Sangat Setuju
30
H. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang di pergunakan dalam proses pengumpulan data dalam
penelitian ini adalah sebagai berikut :
1. Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data jika
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga ingin mengetahui hal-hal
dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil.
2. Observasi
Observasi adalah pengamatan langsung suatu kegiatan yang
sedang dilakukan. Pada waktu melakukan observasi, analisis sistem
dapat ikut juga berpartisipasi atau hanya mengamati saja orang-orang
yang sedang melakukan suatu kegiatan tertentu yang diobservasi.
3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah sebuah cara yang dilakukan untuk
menyediakan dokumen-dokumen dengan menggunakan bukti yang
akurat dari pencatatan sumber-sumber informasi khusus dari karangan
atau tulisan, wasiat, buku, undang-undang, jurnal, majalah dan
sebagainya yang enjadi bahan referensi pendukung bagi peneliti.
4. Kuesioner (angket)
31
Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang
dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau
pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya. Kuesioner
merupakan teknik pengumpulan data yang efesien bila peneliti tahu
dengan pasti variabel yang akan diukur dan tahu apa yang bisa
diharapkan dari responden. Kuesioner dapat berupa pertanyaan atau
pernyataan terbuka atau tertutup, dapat diberikan kepada responden
secara lansung atau dikirim melalaui pos atau internet.
I. Teknik Analisis Data
Dalam upaya memberi jawaban atas tujuan penelitian maka data atau
bahan yang penulis peroleh, kemudian diolah metode statistik mengikuti
langkah-langkah sebagai berikut:
4. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur ketepatan, kecermatan
suatu instrumen penelitian. Untuk menentukan apakah layak atau tidak
suatu item yang digunakan maka dilakukan uji signifikan, artinya di
anggap valid apabila berkolerasi signifikan terhadap total atau jika
penilaian langsung jika batas minimal korelasi (r) 0,30.
5. Uji Reliabilitas
Uji Reliabilitas digunakan untuk menunjukkan sebera jauhsuatu
instrumen memberikan hasil pengukuran yang konsisten, apabila
pengukuran dilakukan berulang-ulang. Pengujian Conbach Alpha
32
digunakan untuk menguji tingkat keandalan (reliability) dari masing-
masing variabel. Apabila nilai Conbach Alpha semakin mendekati 1
mengidentifikasikan bahwa semakin tinggi pula konsistensi reliabilitasnya.
Menurut Ghozali bahwa reliable (handal) jika nilai Conbach Alpha lebih
besar dari 0,60. Jadi dapat dikatakan bahwa seluruh pernyataan dalam
kuisioner adalah reliable (dapat diandalkan), sehingga layak untuk
dilakukan pengujian selanjutnya.
6. Uji Frekuensi
Uji frekuensi merupakan suatu uraian atau ringkasan yang dapat
dibuat dalam bentuk tabel suatu kelompok data yang menunjukkkan
sebaran data observasi dalam beberapa kelas sehingga dapat membentuk
suatu tabel frekuensi yang berisikan kategori-kategori tersebut.
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Sejarah Singkat PT. Paragon Technology And Inovation
PT. Paragon Technology And Inovation berdiri sejak 1985 dan telah
mendapatkan sertifikat GMP (Good Manufacturing Practic).Dengan
pengalaman lebih dari 32 tahun, paragon telah diakui sebagai salah satu
perusahaan manufaktur kosmetik terbesar di Indonesia dan telah
diperhitungkan dalam taraf internasional dalam menciptakan brand-brand
unggulan seperti Wardah, Make Over, Emina, IX, dan Putri.
Sebagai perusahaan kosmetik asli indonesia dengan tingkat
pertumbuhan lebih tinggi dari rata-rata pertumbuhan industri pertahun,
kini paragon telah memiliki lebih dari 7500 karyawan terbaik di
bidangnya di seluruh Indonesia yang dipercayakan untuk memproduksi
lebih dari 95 juta produk personal care dan make up setiap tahunnya.43
2. Visi dan Misi PT. Paragon Technology And Innovation
b. Visi
Menjadi perusahaan yang berkomitmen untuk memiliki pengelolaan
terbaik dan berkembang terus menerus dengan bersama-sama
43
Paragon Technology And Innovation, “Home”, diakses pada 27 november 2017, pukul
22:24 dari https://www.paragon-innovation.com/
33
34
menjadikan hari ini lebih baik dari hari kemarin melalui produk
berkualitas yang memberikan manfaat bagi paragonian, mitra,
masyarakat, dan lingkungannya.
c. Misi
1) Mengembangkan Paragonian
2) Menciptakan kebaikan untuk pelanggan
3) Perbaikan berkesinambungan
4) Tumbuh bersama-sama
5) Memelihara bumi
6) Mendukung pendidikan dan kesehatan bangsa
7) Mengembangkan bisnis
3. Profil Brand Wardah
Wardah adalah sebuah brand kecantikan yang peduli dan mengerti
keinginan setiap perempuan untuk selalu memiliki perasaan tenang dan
nyaman dengan penampilannya. Wardah sebagai pelopor dalam
menciptakan produk kecantikan bersertifikat halal, membagikan
pemahaman baru bahwa cara hidup halal dan produk kecantikan mampu
berpadu secara elegan. Wardah memiliki tanggung jawab sosial dalam
menginspirasi setiap perempuan untuk mencintai diri mereka.44
44
Paragon Technology And Innovation, “Brands”, diakses pda 27 november 2017, pukul
22:47 dari https://www.paragon-innovation.com/brands
35
B. Deskripsi Data Hasil Penelitian
1. Sebaran Responden
Sebaran responden dalam penelitian ini di dasarkan pada semester, dan
usia responden. Sedangkan responden penelitian ini adalah mahasiswi Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar dengan jumlah sampel penelitian sebanyak 62 sampel yang di ambil
dari total keseluruhan mahasiswi yang memakai produk wardah. Berikut
adalah karakteristik responden berdasarkan semester dan usia responden yang
didapatkan peneliti di lapangan.
a. Responden Berdasarkan Semester
Tabel 4.1
Karakteristik responden berdasarkan semester
Semester Responden
Frequency Percent
Valid 2 12 19.4
4 22 35.5
6 11 17.7
8 17 27.4
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa jumlah responden yang
berasal dari semester 2 sebanyak 12 orang atau (19.4%), jumlah responden
yang berasal dari semester 4 sebanyak 22 orang atau (35,5%), jumlah
responden yang berasal dari semester 6 sebanyak 11 orang atau (17,7%), dan
36
jumlah responden dari semester 8 sebanyak 17 orang atau (27,4%). Jadi dapat
disimpulkan bahwa jumlah responden terbanyak berasal dari semester 4
sebanyak 22 orang atau (35,5%).
b. Responden Berdasarkan Usia
Tabel. 4.2
Karakteristik responden berdasarkan usia
Usia Respondem
Frequency Percent
V
a
l
i
d
18-20 37 59.7
21-25 25 40.3
Total
62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa responden yang
berusia dari 18-20 tahun sebanyak 37 orang atau (59,7%), dan responden yang
berusia 21-25 sebanyak 25 orang atau (40,3%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
mayoritas responden yang memakai produk wardah berasal dari responden
yang berusia 18-20 tahun.
C. Deskripsi Hasil Angket Penelitian
Data hasil penelitian terdiri dari satu variabel tunggal yaitu analisis
persepsi konsumen muslim terhadap label halal pada kosmetik wardah.
Persepsi adalah sebuah proses yang dialami oleh individu tentang proses yang
dirasakan kemudian mempengaruhi dalam memberi makna terhadap apa yang
37
diketahui, lewat panca indra yang memberikan kesan bagi mereka untuk
memberi penafsiran bagi lingkungannya. Syarat terjadinya persepsi adalah
ketika ada objek yang akan dipersepsikan kemudian adanya indra atau resepsi
yang dimaksudkan untuk menerima stimulus yang kemudian diterima dan
diteruskan oleh syaraf sensoris kemudian di sampaikan ke syaraf pusat
sebagai pusat kesadaran, dan kemudian adanya perhatian yang menjadi
langkah awal yang kita sebut sebagai persiapan untuk mengadakan persepsi.
Selanjutnya peneliti akan menganalisis data primer yang di dapat dari
hasil kuesioner/angket yang dibagikan kepada responden yaitu mahasiswi
Hukum Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Unismuh Makassar.
Kuesioner ini berjumlah 12 pertanyaan, kuesioner ini bersifat terbatas artinya
responden diminta menjawab dengan memilih jawaban yang telah tersedia
saja. Setelah hasil data kuesioner terkumpul maka diadakan pengolahan data
dengan menggunakan aplikasi SPSS Versi 22. Maka langkah selanjutnya
penulis akan menginterpretasikan hasil jawaban responden sesuai dengan
item-item pertanyaan yang telah diajukan kepada para responden serta diambil
kesimpulan hasil kuesioner tersebut.
Untuk lebih jelas mengenai data jawaban responden maka akan
dijelaskan satu sebagai berikut :
38
No Pernyataan SS+S KS+TS
F % F %
1 Saya tahu maksud dari gambar di samping
62 100%
0 0 %
2 Saya selalu memperhatikan ada tidaknya
gambar tersebut pada kemasan sebelum
melakukan pembelian produk kosmetik
wardah
52 82,3%
11 17,7%
3 Tulisan “Halal” pada gambar di samping
terbaca denga jelas
45 72,6%
17 27,5%
4 Adanya tulisan “Halal” yang terdapat pada
gambar tersebut membantu saya
mengidentifikasi produk sebelum saya
melakukan pembelian kosmetik Wardah
55 88,7%
7 11,3%
5 Saya mengetahui gabungan gambar dan
tulisan di samping adalah “Label Halal”
resmi dari MUI
59 95,2%
3 4,8%
6 Adanya “Label Halal” menjadi
pertimbangan saya memilih produk
kosmetik Wardah sebelum saya melalukan
pembelian
56 90,3%
6 9,7%
7 Saya mengetahui dengan jelas “ Label
Halal” di samping pada kemasan produk
kosmetik Wardah
57 92%
5 8,1%
8 Karena terdapat kemasan, “Label Halal”
mempermudah saya dalam memberi
informasi dan keyakinan akan mutu produk
59 95,1%
3 4,8%
9 “Label Halal sangat penting bagi konsumen
Muslim sebelum memilih produk kosmetik
Wardah
61 98,4%
1 1,6%
10 “Label Halal” produk Wardah menjamin
kehalalan produk
62 100%
0 0%
11 Informasi “Label Halal” LPPOM MUI pada
kemasan memperkuat bahwa Wardah tidak
berbahaya
61 98,3%
1 1,6%
39
1. Saya Tahu Maksud Dari Gambar “Label Halal” Di Samping
Tabel 4.3 Data Jawaban X1
X1
Frequency Percent
Valid 4 25 40.3
5 37 59.7
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Berdasarkan tabel 4 diketahui bahwa sebanyak 25 orang atau (40,3%)
menjawab setuju dan sebanyak 37 orang atau (59,7%) menjawab sangat
setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa seluruh responden mengetahui maksud
dari gambar label halal.
2. Saya Selalu Memperhatikan Ada Tidaknya Gambar “Label Halal”
Pada Kemasan Sebelum Melakukan Pembelian Produk Kosmetik
Wardah
Tabel 4.4 Data Jawaban X2
X2
Frequency Percent
Valid 2 3 4.8
3 8 12.9
4 28 45.2
5 23 37.1
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
40
Dari tabel. 5 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 3 orang atau
(4,8%) menjawab tidak setuju, 8 orang atau (12,9%) menjawab kurang setuju,
28 orang atau (45,2%) menjawab setuju, dan 23 orang atau (37,1%) menjawab
sangat setuju. Jadi dapat di simpulkan bahwa responden memperhatikan ada
tidaknya label halal sebelum melakukan pembelian
3. Tulisan Halal Pada Produk Wardah Terbaca Dengan Jelas
Tabel 4.5 Data Jawaban X3
X3
Frequency Percent
Valid 2 4 6.5
3 13 21.0
4 24 38.7
5 21 33.9
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel 6 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 4 orang atau
(6,5%) menjawab tidak setuju, sebanyak 13 orang atau (21,0%) menjawab
kurang setuju, sebanyak 24 orang atau (38,7%) menjawab setuju, dan
sebanyak 21 orang atau (33,9%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat
disimpulkan bahwa sebagian besar responden melihat dengan jelas label halal
yang tertera pada produk dan ada beberapa responden merasa bahwa label
halal tidak jelas atau kurang jelas terlihat pada produk dengan kata lain
41
responden berpersepsi sesuai dengan kemampuan rangsangan indra mereka
terhadap objek yang diperhatikan.
4. Adanya Tulisan “Halal” Yang Terdapat Pada Produk Wardah
Membantu Saya Mengidentifikasi Produk Sebelum Saya Melakukan
Pembelian Kosmetik Wardah.
Tabel 4.6 Data Jawaban X4
X4
Frequency Percent
Valid 2 2 3.2
3 5 8.1
4 26 41.9
5 29 46.8
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel 7 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 2 orang atau
(3,2%) menjawab tidak setuju, sebanyak 5 orang atau (8,1%) menjawab
kurang setuju, sebanyak 26 orang atau (41,9%) menjawab setuju, dan
sebanyak 29 orang atau (46,8%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat
disimpulkan bahwa tulisan halal sangat membantu responden dalam
mengidentifikasi produk sebelum melakukan pembelian.
42
5. Saya Mengetahui Gabungan Gambar Dan Tulisan Pada “Label
Halal” Adalah Resmi Dari MUI
Tabel 4.7 Data Jawaban X5
X5
Frequency Percent
Valid 2 1 1.6
3 2 3.2
4 38 61.3
5 21 33.9
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel 8 di atas dapat diketahui sebanyak 1 orang atau (1,6%)
menjawab tidak setuju, sebanyak 2 orang atau (3,2%) menjawab kurang
setuju, sebanyak 38 orang atau (61,3%) menjawab setuju, dan sebanyak 21
orang (33,9%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa
responden sudah mengetahui gabungan gambar dan tulisan halal yang ada
pada produk wardah sudah resmi dari MUI.
6. Adanya “Label Halal” Menjadi Pertimbangan Saya Memilih Produk
Kosmetik Wardah Sebelum Saya Melakukan Pembelian
Tabel 4.8 Data Jawaban X6
X6
Frequency Percent
Valid 2 2 3.2
3 4 6.5
4 24 38.7
43
5 32 51.6
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel 9 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 2 orang
atau (3,2%) menjawab tidak setuju, sebanyak 4 orang atau (6,5%) menjawab
kurang setuju, sebanyak 24 orang atau (38,7%) menjawab setuju, dan
sebanyak 32 orang atau (51,6%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat
disimpulkan bahwa label halal menjadi pertimbangan responden memilih
produk wardah dibandingkan produk lain.
7. Saya Mengetahui Dengan Jelas “Label Halal” Pada Kemasan Produk
Kosmetik Wardah
Tabel 4.9 Data Jawaban X7
X7
Frequency Percent
Valid 2 1 1.6
3 4 6.5
4 29 46.8
5 28 45.2
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel. 10 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 orang atau
(1,6%) menjawab tidak setuju, sebanyak 4 orang atau (6,5%) menjawab
kurang setuju, sebanyak 29 orang atau (46,8%) menjawab setuju, dan
sebanyak 28 orang atau 945,2%) menjawab sangat setuju. Jadi dapat
44
disimpulkan bahwa responden mengetahui dengan jelas label halal pada
kemasan produk wardah.
8. Karena “Label Halal” Terdapat Pada Kemasan Produk
Mempermudah Saya Dalam Memberi Informasi Dan Keyakinan
Akan Mutu Produk
Tabel 4.10 Data Jawaban X8
X8
Frequency Percent
Valid 2 1 1.6
3 2 3.2
4 27 43.5
5 32 51.6
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel. 11 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 orang atau
(1,6%) menjawab tidak setuju, sebanyak 2 orang atau (3,2%) menjawab
kurang setuju, sebanyak 27 orang atau (43,5%) menjawab setuju, dan
sebanyak 32 orang atau (51,6%) menjawab sangat setuju. Jadi Dapat
disimpulkan bahwa label halal mempermudah responden dalam memberikan
informasi dan keyakinan terhadap mutu produk dari kosmetik wardah.
45
9. Label Halal Sangat Penting Bagi Saya Sebelum Memilih Produk
Kosmetik Wardah
Tabel 4.11 Data Jawaban X10
X9
Frequency Percent
Valid 3 1 1.6
4 15 24.2
5 46 74.2
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel. 13 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 orang atau
(1,6%) menjawab kurang setuju, sebanyak 15 orang atau (24,2%) menjawab
setuju, dan sebanyak 46 orang atau (74,2%) menjawab sangat setuju. Jadi
dapat disimpulkan bahwa label halal sangat penting bagi konsumen sebelum
memilih produk kosmetik wardah.
10. “Label Halal” Produk Wardah Menjamin Kehalalan Produk
Tabel 4.12 Data Jawaban X11
X10
Frequency Percent
Valid 4 22 35.5
5 40 64.5
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel. 14 di atas dapat diketahu bahwa sebanyak 22 orang atau
(35,5%) menjawab setuju, dan sebanyak 40 orang atau (64,5%) menjawab
46
sangat setuju. Jadi dapat disimpulkan bahwa responden sangat setuju bahwa
label halal produk wardah sudah menjamin kehalalan produk.
11. Informasi “Label Halal” LPPOM MUI Pada Kemasan Memperkuat
Bahwa Wardah Tidak Berbahaya
Tabel 4.13 Data Jawaban X12
X11
Frequency Percent
Valid 3 1 1.6
4 27 43.5
5 34 54.8
Total 62 100.0
Sumber : Data primer diolah pada tanggal 13 juni 2020
Dari tabel. 15 di atas dapat diketahui bahwa sebanyak 1 orang atau
(1,6%) menjawab kurang setuju, sebanyak 27 orang atau (43,5%) menjawab
setuju, dan sebanyak 34 orang atau (54,8%) menjawab sangat setuju. Jadi
dapat disimpulkan bahwa menurut responden label halal LPPOM MUI sudah
memperkuat bahwa produk wardah tidak berbahaya.
Adapun gambar histogram yang menunjukkan presentasi rata-rata
jawaban responden untuk 11 item pertanyaan adalah sebagai berikut:
47
Gambar 4.1 Histogram
Dari gambar di atas dapat di simpulkan bahwa rata-rata skor jawaban
untuk 11 item pertanyaan adalah 52,90 dengan standar devisisi 4.148 dengan
jumlah sampel sebanyak 62.
48
1. Uji Validitas dan Reabilitas
a. Uji Validitas
Adapun hasil uji validitas di tunjukkan pada tabel. 16 sebagai berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Validitas
Variabel Item R hitung R tabel Keterangan
Persepsi
Konsumen
(X)
X1 0,340 0,211 Valid
X2 0,783 0,211 Valid
X3 0,637 0,211 Valid
X4 0,517 0,211 Valid
X5 0,559 0,211 Valid
X6 0,583 0,211 Valid
X7 0,570 0,211 Valid
X8 0,642 0,211 Valid
X9 0,557 0,211 Valid
X10 0,548 0,211 Valid
X11 0,401 0,211 Valid
Berdasarkan output di atas diketahui untuk r hitung X1 adalah sebesar
0,340, X2 sebesar 0,783, X3 sebesar 0,637, X4 sebesar 0,517, X5 sebesar 0,559,
X6 Sebesar 0,583, X7 sebesar 0,570, X8 sebesar 0,642, X9 sebesar 0,557, X10
sebesar 0,548, dan X11 Sebesar 0,401. Hasil tersebut menunjukkan bahwa
pernyataan no 1 sampai dengan no 11 adalah valid karena nilai r hitung lebih
49
besar dari nilai r tabel yaitu 0,211. Jadi dapat disimpulkan bahwa item pernyataan
yang berjumlah 11 dinyatakan signifikan.
b. Uji Reliabilitas
Hasil Uji reliabilitas ditunjukkan pada tabel 17 sebagai berikut :
Tabel 4.15 hasil uji reliabilitas
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.787 11
Dari tabel di atas untuk reliabilitas dapat dilihat bahwa nilai
cronbach’s alfa masing-masing item di atas 0,787, atau secara keseluruhan
instrument dinyatakan reliable karena nilai alfa yang sudah mendekati indeks
1 (satu) semakin mendekati indeks 1, maka tingkat reliable semakin baik. Jadi
sebagai kesimpulan maka 11 item pernyataan yang digunakan telah memenuhi
syarat uji validitas dan reliabilitas.
D. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil penelitian tentang persepsi konsumen Muslim
terhadap label halal yang ada pada produk kosmetik wardah maka dapat di
tunjukkan pada tabel. 4 bahwa 100% responden mengetahui maksud dari
gambar label halal. Pada tabel. 5 responden memperhatikan ada tidaknya label
halal sebelum melakukan pembelian dengan jumlah sebanyak 82,3% dan
jumlah yang tidak memperhatikan sebanyak 4,8%. Pada tabel. 6 tentang
50
tulisan halal pada produk wardah terbaca dengan jelas jawaban responden
sebanyak 72,6% dan jumlah yang menjawab tidak terbaca dengan jelas
sebanyak 27,5,%. Pada tabel.7 sebanyak 88,7% responden menjawab bahwa
tulisan halal sangat membantu responden dalam mengidentifikasi produk
sebelum melakukan pembelian dan sebanyak 11,3% menjawab tulisan halal
tidak membantu responden dalam mengidentifikasi produk sebelum
melakukan pembelian.
Pada tabel.8 sebanyak 95,2% responden telah mengetahui maksud dari
gabungan gambal label halal dan sebanyak 4.8% belum mengetahui. Pada
tabel. 9 sebanyak 90,3% responden menjadikan label halal sebagai
pertimbangan sebelum memilih dan melakukan pembelian produk kosmetik
wardah dan sebanyak 9,7% tidak menjadikan label halal sebagai
pertimbangan memilih dan melakukan pembelian produk kosmetik Wardah.
Pada tabel. 10 sebanyak 92% responden mengetahui dengan jelas label halal
pada kemasan produk kosmetik Wardah dan sebanyak 8,1% belum
mengetahui.
Pada tabel. 11 sebanyak 95,1% responden menjawab bahwa label
halal yang terdapat pada kemasan mempermudah mereka dalam memberi
informasi dan keyakinan akan mutu produk sementara 4,8% menjawab tidak..
Selanjutnya pada tabel.12 sebanyak 98,4% menjawab bahwa label halal
sangat penting sebelum konsumen memilih produk Wardah dan 1,6%
menjawab tidak penting. Selanjutnya pada tabel.13 sebanyak 100% responden
51
menjawab bahwa label halal produk Wardah sudah menjamin kehalalan
produk dan pada tabel.14 sebanyak 98,3% menjawab bahwa informasi label
halal LPPOM MUI pada kemasan memperkuat bahwa Wardah tidak
berbahaya dan 1.6% masih menjawab kurang setuju.
Dengan demikian persepsi konsumen Muslim terhadap label halal
pada produk kosmetik Wardah sangat baik, konsumen memiliki kepedulian
terhadap produk kosmetik berlabel halal, dan dapat dipastikan pengetahuan
tentang label halal pada mahasiswi Hukum Ekonomi Syariah juga sudah baik.
Sebagai kampus Islam tentu ini menjadi sebuah nilai positif dan selaras
dengan pengetahuan keislaman dan tingkat religiolitas yang dimiliki
responden. Dari uraian wawancara di atas dapat dikatakan bahwa yang paling
melekat dari ingatan mereka tentang kosmetik Wardah adalah label halalnya.
52
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil akhir dan pembahasan dalam penelitian ini dapat di ambil
kesimpulan sebagai berikut :
1. Persepsi konsumen Muslim terhadap label halal pada kosmetik wardah sangat
baik, konsumen sudah mengetahui label halal dan memperhatikan adanya
label halal sebelum memilih produk kosmetik. responden memiliki kepedulian
terhadap produk kosmetik berlabel halal dengan melihat skor nilai rata-rata
jawaban pada setiap item pernyataan sebesar 52,90 dan ini menunjukkan nilai
yang positif.
B. Saran
Berdasarkan kesimpulan yang diperoleh dalam penelitian ini maka diajukan
saran-saran sebagai pelengkap terhadap hasil penelitian, yaitu
1. Untuk konsumen Muslim mahasiswa Hukum Ekonomi Syariah sebagai
seorang mahasiswi dari kampus Islam, kita harus lebih meningkatkan
kesadaran dan pengetahuan kita tentang pentingnya memilih produk halal
terkhusus untuk produk kosmetik yang juga harus sesuai dengan syariat Islam.
52
53
DAFTAR PUSTAKA
Al-Qur’anul Karim, Departemen Agama RI, 2005. Al-Qur‟an dan Terjemahnya.
Bandung: Diponegoro
Abdurrahman, Ar Rasyid, 2006. Halal Haram menurut Al-Qur‟an dan Hadist.
Jakarta: PrestasiPustaka.
Barkatulah, Abdul Halim, 2008. Hukum Perlindungan Konsumen (kajian teoritis &
perkembangan pemikiran). Bandung: Nusa Media.
Borzooei, M dan Asgari Maryam, 2013. The Halal Brand Personality and Its Effect
on Purchase Intention. Interdisciplinary Journal of Contemporary Research in
Business.
Gazali, Ahmad, 1981. Ilmu Jiwa.Bandung: Ganaco NV.
Hasan, Iqbal, 2002. Pokok-Pokok Materi Statistik 1. Jakarta: PT Bumi Aksara.
Iranita, 2011. Pengaruh Labelisasi Halal Produk Kemasan Terhadap Keputusan
Pembelian Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Maritim Raja Ali Haji. Naskah
Publikasi
Kristiyanti, Siwi Tri Celina, 2013.HukumPerlindungan Konsumen. Sinar Grafika,
Jakarta: Erlangga.
LPPOM MUI, 2016. Tentang Pengkajian LPPOM MUI, From Lembaga Pengkajian
Pangan, Obat-obatan dan Kosmetika, Yogyakarta:Andi Yogyakarta.
Martono, Nanang, 2012. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi Dan Analisis Data
Sekunder, Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Mashudi,1991. Konstruksi Hukum & Respons Masyarakat terhadap Sertifikasi
Produk Halal. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Mehta, 1994. pengertian minat beli dan faktor-faktor yang mempengaruhi menurut
para Ahli. Bandung: Alfabeta.
Muflih, Muhammad, 2006.Perilaku Konsumen dalam Perspektif Ilmu Ekonomi Islam
Jakarta: PT.Raja GrafindoPersada
Murni, Daulay, 2010. Metode Penelitian Ekonomi. Medan: USU Press
53
54
Muslich, 2004. Etika Bisnis Islami (Landasan Filosofis, Normatif, Dan Subtansi
Implementatif. Yogyakarta: Ekosia.
Rahmat, jalaluddin, 1998. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Rosdakarya.
Sarwono, 2009. PengantarUmumPsikologi. Jakarta:BulanBintang.
Shahih al-Bukhari, kitab al Iman, Bab Man Istabra‟a li Dinihi, hadist. juga terdapat
dalam al Buyu’, hadist
Shidarta, 2006. Hukum Perlindungan Konsumen Indonesia edisi Revisi. Jakarta:
Gramedia Widiasarana Indonesia.
Simamora, Bilson, 2002. Panduan Riset Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia
PustakaUtama.
Sya’rawi, M. Mutawali, 1991. Halal Dan Haram. Jakarta: Pustaka Al-Kautsar.
Syarifuddin, Amir, 2009.Ushul Fiqh Jilid 1. Jakarta:Kencana.
Sugiyono, 2009. Metode Penelitian Bisnis Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R&D. Bandung: Alfabeta.
Sujanto, Agus, 1991. Psikologi Umum.Jakarta: Bumi Aksara.
Sujarweni, Wiaratna, 2015. Metodologi Penelitian & Bisnis Ekonomi. Yogyakarta:
Pustaka Baru Press.
Tjiptono, Fandy, 2009. Manajemen Jasa. Andi: Yogyakarta.
Umar, Husain, 2003. Study Kelayakan Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Walgito, 1999. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andin Yogyakarta.
Wahyu Budi Utami, “Pengaruh Label Halal Terhadap Keputusan Membeli (Survei
Pada Pembelian Produk Lipstik Wardah Di Outlet Wardah Griya Muslim An-
Nisa Yugyakarta)”, Skripsi S1
Wibowo, Manajemen Kinerja.2010. Jakarta: Rajawali Pers.
Zain, Badudu, 1996. Kamus Besar Bahasa Indonesia.Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.
54
55
Badan Pengembangan Dan Pembinaan Bahas Kemendikbud, “KBBI Daring”,
DiaksesPada20Oktober2017,pukul21.36darihttps:/kbbi.kemendikbud.go.id/en
tri/label.
“Sertifikat Halal MUI”, artikel diakses pada 06 Januari 2017 puku l21:50 WIB dari
http://www.halalmui.org/mui14/index.php/main/go_to_section/55/1360/page/1
Paragon Technology And Innovation, “Home”, diakses pada 27 november 2017,
pukul 22:24 dari https://www.paragon-innovation.com/
Paragon Technology And Innovation, “Brands”, diakses pda 27 november 2017,
pukul 22:47 dari https://www.paragon-innovation.com/brands
55
56
RIWAYAT HIDUP
Ikmawati, Mangempang, 10 April 1995, Putri pertama dari pasangan Ramli dan
Rahmatia, Riwayat pendidikan (SD. Inpres Hombes Armed tahun 2001 S/d 2007,
SMP. Negeri 2 Mandai tahun 2007-2010, SMA Negeri
19 Makassar 2010-2013), dan kuliah di program studi
Hukum Ekonomi Syariah Universitas Muhammadiyah
Makassar mulai-tahun 2016, saya pernah bekerja di
beberapa perusahaan swasta sebelum masuk
universitas, saya pernah masuk dalam lingkup
organisasi di HMJ. HES di bidang Organisasi, hobi saya menulis puisi, cerpen dan
menyukai karya sastra.
56
57
L
A
M
P
I
R
A
N
58
KUESIONER PENELITIAN
Umur Responden :
Semester responden :
Responden yang terhormat,
Saya Ikmawati, mahasiswi Program Studi Hukum Ekonomi Syariah Fakultas
Agama Islam Universitas Muhammadiyah Makassar. Sedang Melakukan
Penelitian Tentang Analisis Persepsi Konsumen Muslim Terhadap Label
Halal Pada Kosmetik Wardah (Survey Pada Mahasiswi Jurusan Hukum
Ekonomi Syariah Fakultas Agama Islam Universitas Muhammadiyah
Makassar) maka dimohon kesediaan saudara untuk mengisi kuesioner
pendahuluan ini secara lengkap dan benar.
………………………………………………………………………………….
Berilah tanda chek ( pada instrumen pernyataan yang sesuai dengan diri
ibu/saudara, disesuaikan dengan kenyataan pada kehidupan saudara sehari-
hari. Berilah satu jawaban saja pada setiap pertanyaan, dengan perincian
1 STS : Sangat Tidak Setuju
2 TS : Tidak Setuju
3 KS : Kurang Setuju
4 S : Setuju
5 SS : Sangat Setuju
59
Gambar No Pernyataan SS S KS TS STS
1 Saya tahu maksud dari gambar di
samping
2 Saya selalu memperhatikan ada
tidaknya gambar tersebut pada
kemasan sebelum melakukan
pembelian produk kosmetik wardah
3 Tulisan “Halal” pada gambar di
samping terbaca denga jelas
4 Adanya tulisan “Halal” yang terdapat
pada gambar tersebut membantu saya
mengidentifikasi produk sebelum
saya melakukan pembelian kosmetik
Wardah
5 Saya mengetahui gabungan gambar
dan tulisan di samping adalah “Label
Halal” resmi dari MUI
6 Adanya “Label Halal” menjadi
pertimbangan saya memilih produk
kosmetik Wardah sebelum saya
melalukan pembelian
7 Saya mengetahui dengan jelas “
Label Halal” di samping pada
kemasan produk kosmetik Wardah
8 Karena terdapat kemasan, “Label
Halal” mempermudah saya dalam
memberi informasi dan keyakinan
akan mutu produk
9 “Label Halal sangat penting bagi
konsumen Muslim sebelum memilih
produk kosmetik Wardah
10 “Label Halal” produk Wardah
menjamin kehalalan produk
11 Informasi “Label Halal” LPPOM
MUI pada kemasan memperkuat
bahwa Wardah tidak berbahaya
60
DATA TABULASI
NO X1 X2 X3 X4 X5 X6 X7 X8 X9 X10 X11 JUMLAH
1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
2 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 50
3 5 4 4 5 5 4 4 5 5 5 5 51
4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
5 4 3 3 3 2 3 2 2 4 4 4 34
6 5 2 3 4 3 2 3 3 3 4 4 36
7 4 3 2 4 4 5 4 4 5 5 4 44
8 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 52
9 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 51
10 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 48
11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
13 4 4 4 4 4 5 4 5 5 4 5 48
14 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 49
15 5 4 4 4 5 5 4 5 5 5 5 51
16 5 5 4 5 4 5 4 4 5 4 5 50
17 5 3 5 3 5 4 4 5 5 5 3 47
18 5 4 5 5 5 5 5 4 5 5 5 53
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 55
20 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 51
21 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 53
22 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 51
23 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 53
24 5 4 5 4 4 4 5 4 5 5 4 49
25 5 4 4 4 5 3 4 4 5 4 4 46
26 4 4 5 5 4 4 3 4 5 5 5 48
27 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 48
28 5 4 4 5 5 4 4 4 4 5 5 49
29 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 5 46
30 4 4 3 4 5 5 4 4 5 4 4 46
31 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 5 46
32 5 2 3 4 4 2 3 3 4 4 4 38
33 4 3 2 4 4 5 4 4 5 5 5 45
34 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 52
35 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 51
36 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 51
61
37 4 4 4 4 5 4 4 5 5 4 5 48
38 5 5 3 4 4 5 5 4 5 4 4 48
39 4 4 5 2 4 5 5 4 5 4 4 46
40 4 4 4 4 4 5 5 4 5 5 4 48
41 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 46
42 4 5 3 5 4 5 4 4 5 5 5 49
43 5 4 4 4 5 5 4 5 4 5 4 49
44 5 5 4 5 4 4 4 4 5 4 5 49
45 5 3 3 4 4 4 5 5 4 4 5 46
46 5 4 5 4 4 4 4 5 4 4 5 48
47 4 4 3 3 4 4 5 5 4 5 4 45
48 4 4 4 4 5 5 5 4 5 5 4 49
49 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 50
50 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 51
51 4 4 3 2 5 5 5 4 5 5 5 47
52 5 5 2 4 4 5 5 4 5 5 5 49
53 5 4 5 4 4 4 5 5 5 4 4 49
54 5 4 4 5 5 3 4 5 4 5 5 49
55 5 4 4 5 5 3 3 4 4 5 4 46
56 5 4 4 5 4 4 5 5 5 5 4 50
57 5 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 50
58 4 3 3 3 4 4 4 5 4 4 4 42
59 5 2 2 3 4 4 5 5 4 4 5 43
60 4 3 3 4 4 4 4 4 5 4 4 43
61 5 5 5 5 4 4 4 5 4 5 4 50
62 4 5 4 5 4 5 5 5 5 5 4 51
JML 285 257 248 268 265 272 270 276 293 288 281 3003
% 285% 257% 248% 268% 265% 272% 270% 276% 293% 288% 281% 100,00%
62
DOKUMENTASI
63
64
65