analisis persekutuan

25
Tugas Kelompok Hukum Organisasi Perusahaan (B) Astari Fadhila Rahmani (1306380885) Rena Restriana (1306380903) Monica Maria Sumual (1306380922) Michelle (1306380960) M. Prastieto Ikhsan (1306380973)

Upload: renarestriana

Post on 12-Apr-2016

268 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

HUKUM ORGANISASI PERUSAHAAN

TRANSCRIPT

Page 1: ANALISIS PERSEKUTUAN

Tugas Kelompok

Hukum Organisasi Perusahaan (B)

Astari Fadhila Rahmani (1306380885)

Rena Restriana (1306380903)

Monica Maria Sumual (1306380922)

Michelle (1306380960)

M. Prastieto Ikhsan (1306380973)

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS INDONESIA

Page 2: ANALISIS PERSEKUTUAN

2015

1. Persekutuan Perdata harus dengan Akta Pendirian?

Pasal 1624 KUHPerdata menyatakan bahwa suatu persekutuan mulai berlaku

sejak saat tercapainya persetujuan (kesepakatan), jika dalam perjanjian tersebut tidak

diterapkan suatu saat lain. Hal ini memiliki arti bahwa pendirian persekutuan perdata

cukup secara konsensual, cukup dengan secara lisan, tidak harus secara tertulis. Namun,

perjanjian untuk mendirikan persekutuan perdata harus memenuhi syarat-syarat sahnya

perjanjian seperti yang terdapat dalam pasal 1320 sampai dengan pasal 1337

KUHPerdata1. Syarat sah suatu perjanjian yang pertama adalah sepakat mereka yang

mengikatkan dirinya. Sepakat dalam hal ini adalah pihak-pihak yang mendirikan

Persekutuan Perdata ini harus bersepakat dan setuju mengenai hal-hal pokok dari

perjanjian yang diadakan dan menghendaki sesuatu yang sama secara timbal balik. Suatu

perjanjian yang memperoleh sepakat dikarenakan adanya suatu kekhilafan atau terdapat

unsur paksaan atau unsur penipuan dinyatakan batal demi hukum. Kekhilafan yang

dimaksud adalah ketika terdapat salah pengertian ataupun ketidak sesuaian kontrak

dengan negosiasi mengenai hal-hal pokok dari apa yang diperjanjikan atau tentang sifat-

sifat dari objek perjanjian ataupun mengenai orang dengan siapa diadakannya perjanjian

tersebut2. Kekhilafan tersebut harus sedemikian rupa, hingga seandainya orang tersebut

tidak khilaf mengenai hal-hal tersebut, ia tidak akan memberikan persetujuannya.

Adapun kekhilafan tersebut harus diketahui oleh anggota-anggota dalam Persekutuan

Perdata sehingga anggota lain harus tahu bahwa mereka sedang menghadapi seseorang

yang sedang berada dalam kekhilafan karena jika para anggota Persekutuan Perdata yang

lain tidak tahu ataupun tidak dapat mengetahui bahwa mereka berhadapan dengan orang

yang khilaf, maka tidak adil untuk membatalkan perjanjian tersebut. Dalam hal

penipuan, yang dimaksud adalah apabila satu pihak dengan sengaja memberikan

keterangan-keterangan palsu atau tidak benar disertai dengan tipu muslihat untuk

membujuk pihak lawannya memberikan perizinannya3. Pihak yang menipu itu bertindak

secara aktif untuk menjerumuskan pihak-pihak lain dalam Persekutuan Perdata tersebut.

Dalam hal paksaan, dalam hal ini adalah paksaan secara mental misalnya adalah diancam

dibunuh, bukan dalam bentuk paksaan secara fisik. Kalau yang diancamkan itu adalah

1 Agus Sardjono, dkk, Pengantar Hukum Dagang, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), hlm. 33.2 Subekti, Hukum Perjanjian, (Jakarta : Intermasa, 2005), hlm 23.3 Ibid., hlm. 24.

Page 3: ANALISIS PERSEKUTUAN

suatu tindakan yang memang diizinkan oleh undang-undang, misalnya ancaman akan

digugat di muka pengadilan, maka tidak dapat diartikan sebagai suatu paksaan4. Syarat

sahnya perjanjian yang kedua adalah cakap untuk membuat suatu perjanjian. Dalam

pasal 1330 KUHPerdata disebutkan bahwa orang-orang yang dianggap tidak cakap

hukum adalah orang-orang yang belum dewasa, mereka yang berada di bawah

pengampuan, dan orang perempuan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh Undang-Undang,

dan semua orang kepada siapa Undang-Undang telah melarang membuat perjanjian-

perjanjian tersebut. Menurut pasal 108 KUHPerdata, seorang perempuan yang bersuami,

untuk mengadakan suatu perjanjian, memerlukan bantuan atau izin (kuasa tertulis) dari

suaminya. Namun ketentuan ini sudah tidak berlaku lagi dengan adanya surat edaran

Mahkamah Agung No. 3/1963 tanggal 4 Agustus 1963. Syarat ketiga dari sahnya suatu

perjanjian adalah mengenai suatu hal tertentu. Dalam hal ini apa yang diperjanjikan yaitu

mengenai hak-hak dan kewajiban-kewajiban dari para anggota Persekutuan Perdata jika

timbul suatu perselisihan. Syarat terakhir sahnya suatu perjanjian adalah suatu sebab

yang halal. Dalam hal ini lebih ditekankan pada isi perjanjian. Pada dasarnya sesuatu

yang menyebabkan seorang membuat perjanjian tidak diperdulikan oleh undang-

undang. Yang diperhatikan oleh hukum atau undang-undang hanyalah tindakan orang-

orang dalam masyarakat5. Sepakat mereka yang mengikatkan dirinya dan cakap untuk

membuat suatu perjanjian merupakan syarat subjektif dari sahnya suatu perjanjian dan

jika tidak dipenuhi akan menyebabkan batal demi hukum. Sedangkan mengenai suatu hal

Tertentu dan suatu sebab yang halal merupakan syarat objektif dari suatu perjanjian

sehingga jika tidak dipenuhi akan menyebabkan perjanjian tersebut dapat dituntut oleh

salah satu anggota Persekutuan Perdata untuk dibatalkan, jadi bukan batal demi hukum.

Meskipun dimungkinkan pendirian Persekutuan Perdata secara lisan, namun dalam

kaitannya dengan kebutuhan hukum lainnya, khususnya dalam kegiatan-kegiatan

Persekutuan Perdata tersebut selanjutnya, akan lebih baik jika disiapkan dokumen-

dokumen tertulis.

4 Ibid., hlm. 23.5 Ibid., hlm. 19.

Page 4: ANALISIS PERSEKUTUAN

2. Apakah persekutuan perdata adalah badan hukum?

Dalam hukum perusahaan, diatur bentuk-bentuk perusahaan yang mencakup

bentuk usaha persekutuan atau partnership, dan juga bentuk usaha berbadan hukum.

Terdapat suatu rumusan kriteria badan hukum yang memuat unsur-unsur yang harus

dipenuhi untuk suatu badan usaha dapat dikategorikan sebagai badan hukum, yaitu:

a. Harta kekayaan yang terpisah dari pendirinya

b. Mempunyai tujuan ideal tertentu yang tidak bertentangan dengan peraturan

perundang-undangan.

c. Mempunyai kepentingan sendiri dalam lalu lintas hukum.

d. Ada organisasi kepengurusannya yang bersifat teratur menurut peraturan

perundang-undangan yang berlaku dan peraturan internalnya.

Apabila dilihat dari unsur-unsur tersebut, maka dapat terlihat bahwa persekutuan perdata

tidak memenuhi kriteria badan usaha yang berbentuk badan hukum.

Dalam persekutuan perdata, harta pribadi para sekutu dapat dilibatkan dalam

memenuhi kewajiban-kewajiban persekutuan dengan pihak ketiga. Kreditur dapat

menagih utangnya pada sekutu yang berhubungan dengan mereka masing-masing secara

pribadi, atau secara tanggung renteng apabila diperjanjikan sebelumnya.6 Hal ini

bertentangan dengan salah satu unsur kriteria badan hukum, yaitu memiliki harta

kekayaan yang terpisah dari para pendirinya.

Selain itu, Pasal 1644 KUHPerdata menegaskan bahwa dalam suatu Persekutuan

Perdata, suatu perjanjian yang dibuat dengan pihak ketiga hanya mengikat sekutu yang

membuat perjanjian tersebut, bukan persekutuan atau sekutu lainnya yang tidak

berkaitan. Sementara dalam badan hukum, para pengurusnya berkuasa untuk bertindak

demi dan atas nama badan hukum itu dalam perikatan dengan pihak ketiga dan dan di

hadapan pengadilan baik sebagai penggugat maupun sebagai tergugat, sebagai subjek

hukum yang memiliki kedudukan tersendiri. Sehingga, Persekutuan Perdata tidak dapat

diklasifikasikan sebagai badan hukum karena pengemban hak dan kewajibannya adalah

sekutu yang melakukan perbuatan hukum dengan pihak ketiga. Setiap sekutu hanya

bertindak untuk mewakili dirinya sendiri, yang berarti bahwa seorang sekutu tidak

mempunyai hak untuk melakukan tindakan hukum atas nama persekutuan.7 6 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata (Burgerlijk Wetboek), Pasal 16437 Prof. Agus Sardjono, S.H., M.H., Pengantar Hukum Dagang. Jakarta: Raja Grafindo. 2008. Hlm. 41. Lihat Pasal 1642 KUHPerdata.

Page 5: ANALISIS PERSEKUTUAN

Dapat disimpulkan, Persekutuan Perdata memiliki bentuk usaha persekutuan

(partnership), bukanlah bentuk usaha badan hukum seperti halnya Perseroan Terbatas

(PT) dan Koperasi.

3. Cari dan Analisis Akta Persekutuan Perdata !

PERSEKUTUAN PERDATA OSMAN BING SATRIO & REKAN

PARA PIHAK

1. Tuan OSMAN SITORUS, Warga Negara Indonesia (Rekan Sekutu)

2. Tuan BING HARIANTO, Warga Negara Indonesia(Rekan Sekutu)

3. Tuan LIE SATRIO KARTIKAHADI, Warga Negara Indonesia(Rekan Sekutu)

4. Nyonya ENY INDRIA WIGIASWATI, Warga Negara Indonesia(Rekan Sekutu)

5. Nyonya ELLISA TANARA, Warga Negara Indonesia(Rekan Sekutu)

Rekan persekutuan adalah rekan sekutu dan atau rekan biasa.

Rekan Sekutu terdiri dari Rekan Biasa atau pihak lain yang atas dasar syarat dan

ketentuan yang telah disepakati bersama dan diputuskan dalam Rapat Rekan Sekutu yang

khusus diadakan untuk itu dengan persetujuan lebih dari 3/4 (tiga perempat) jumlah

suara yang dikeluarkan secara sah dalam Rapat Rekan Sekutu, selanjutnya diangkat

menjadi Rekan Sekutu dengan segala hak dan kewajiban yang melekat pada kedudukan

selaku Rekan Sekutu dalam Persekutuan.

Rekan Biasa terdiri dari tenaga ahli atau Principal atau pihak lain yang atas dasar

syarat dan ketentuan yang telah disepakati bersama diantara Rekan Sekutu dan

diputuskan dalam Rapat Rekan Sekutu yang khusus diadakan untuk itu dengan

persetujuan lebih dari 3/4 (tiga perempat) jumlah suara yang dikeluarkan secara sah

dalam Rapat Rekan Sekutu, selanjutnya diangkat menjadi Rekan Biasa dengan segala

hak dan kewajiban yang melekat pada kedudukan selaku Rekan Biasa dalam

Persekutuan.

PEMASUKAN (INBRENG)

Kewajiban adanya pemasukan atau inbreng dari semua sekutu adalah unsur

mutlak dari suatu perjanjian pendirian persekutuan perdata, hal ini diatur pada pasal 1619

KUHPer. Pasal 1625 KUHPer menjelaskan bahwa masing masing sekutu berutang pada

persekutuan segala apa yang telah disanggupi olehnya. Dalam hal ini, segala sesuatu

Page 6: ANALISIS PERSEKUTUAN

yang dimasukan oleh sekutu haruslah benar benar milik sekutu tersebut, dan tidak ada

gugatan dari pihak ketiga serta apabila yang diberikan berupa barang, maka haruslah

berfungsi dengan baik. Mengenai pemasukan juga diatur pada pasal 1626, 1627 dan

1631 KUHPer.

Secara tegas disepakati bersama oleh para Rekan Sekutu pada saat ini bahwa

modal Persekutuan adalah berasal dari pemasukan dari Rekan Sekutu dan proporsi

bagian dari masing - masing Rekan Sekutu terhadap seluruh jumlah total modal

Persekutuan yang akan diatur secara tersendiri oleh seluruh Rekan Sekutu.

Rekan Biasa belum berkewajiban untuk melakukan pemasukkan modal dalam

Persekutuan. Kecuali disetujui secara tertulis oleh seluruh Rekan Sekutu, maka setiap

Rekan Sekutu wajib memberikan penyetoran modal tambahan kepada Persekutuan sesuai

dengan persentase bagiannya masing-masing

Dikarenakan tujuan dari persekutuan perdata ini adalah kantor akuntasi publik,

maka diwajibkan bagi rekan persekutuan (rekan sekutu dan rekan biasa) untuk

memasukan tenaga atau keahliannya.

TUJUAN

Maksud dan tujuan Persekutuan Perdata ini adalah melakukan pekerjaan profesi

akuntan publik yang meliputi bidang Atestasi maupun non dengan mengindahkan

peraturan perundangan, dan hukum yang berlaku.

Selain itu para persekutuan perdata juga memiliki tujuan untun mendapatkan

keuntungan dan membagi keuntungan tersebut.

PENGURUSAN

Pada umumnya pengurus dari persekutuan adalah para sekutu dalam persekutuan

ini. Tetapi dalam anggaran dasar diatur lebih lanjut mengenai pengurus dari persekutuan

ini. Pengangkatan pengurus yang disepakati dalam anggaran dasar biasanya disebut

dengan sekutu statuter sedangkan sekutu yang diangkat diluar anggaran dasar disebut

sekutu mandater.

Perihal pengurusan, dalam KUHPer diatur pada pasal 1636, 1637, 1640, dan

1641 KUHPer. Pasal 1636 KUHPer menjelaskan bahwa apabila sekutu ditunjuk dalam

suatu perjanjian atau dalam anggaran dasar untuk diangkat menjadi pengurus, walaupun

ditentang oleh sekutu lain, tetaplah dapat melakukan segala perbuatanyang berhubungan

Page 7: ANALISIS PERSEKUTUAN

dengan pengurusannya asalkan dilakukan dengan itikad baik. Kewenangan sekutu

pengurus tidaklah dapat ditarik kembali tanpa alasan yang sah.

Sekutu statuter dalam anggaran dasar ini adalah Managing Partner/Pemimpin

Rekan Kantor Akuntan Publik yaitu Tuan Osman Sitorus dan Deputy Managing

Partner/Wakil Pemimpin Rekan Kantor Akuntan Publik yaitu Tuan Bing Harianto, Tuan

Lie Satrio Kartikahadi, Nyonya Eny Indria Wigiaswati.

Managing Partner/Pemimpin Rekan Kantor Akuntan Publik berhak mewakili dan

bertindak untuk dan atas nama Persekutuan di luar dan di hadapan instansi peradilan.

Dalam hal Managing Partner berhalangan karena sebab apapun juga, hal mana tidak

perlu dibuktikan kepada pihak lain, Persekutuan diwakili oleh salah seorang Deputy

Managing Partner/Wakil Pemimpin Rekan Kantor Akuntan Publik.

Managing partner dan Deputy Managing partner diangkat dan diberhentikan oleh

rapat rekan sekutu. Masa jabatannya berlaku sejak tanggal pengangkatannya dan untuk

jangka waktu 3 tahun, dengan tidak mengurangi hak rapat rekan sekutu untuk

memberhentikannya sewaktu – waktu, dan kemudian hanya dapat diangkat kembali

hanya untuk masa jabatan satu periode berikutnya.

Masa jabatan Managing Partner atau Deputy Managing Partner berakhir dengan

sendirinya bila terjadi salah satu peristiwa sebagai berikut, meninggal dunia,

mengundurkan diri atas permintaan sendiri, berhalangan tetap, dinyatakan pailit atau

ditaruh dibawah, pengampuan(curatele), diberhentikan atas dasar keputusan Rapat Rekan

Sekutu, telah berakhir masa jabatannya.

Tugas dan tanggung jawab Managing Partner atau masing-masing Deputy

Managing Partner tersebut diatas, akan diatur tersendiri dalam peraturan organisasi

Persekutuan yang disahkan dalam suatu Rapat Rekan Sekutu atau berdasarkan perjanjian

bersama diantara para Rekan Sekutu.

HUBUNGAN DENGAN PIHAK KE 3

Sebagai suatu persekutuan yang terdiri dari beberapa sekutu yang menjalankan

suatu kegiatan tertentu, tentu harus ada yang mengurus kegiatan tersebut. Kalau

persekutuan tersebut hanya terdiri dari dua tiga sekutu saja, kemungkinan ketiga sekutu

itu secara bersama mengurus kegiatan persekutuan, mungkin hanya orang tertentu yang

mengelola atau mengurus persekutuan. Misalnya persekutuan perdata diantara beberapa

Page 8: ANALISIS PERSEKUTUAN

konsultan hukum atau advokat dalam menjalankan profesinya, begitu juga persekutuan

perdata diantara beberapa akuntan dalam menjalankan profesinya.8

Pembebanan pengurusan persekutuan perdata dapat dilakukan dengan dua cara,

yaitu:9

1. Diatur sekaligus bersama-sama akta pendirian persekutuan perdata

2. Diatur dengan akta tersendiri atau khusus setelah persekutuan-persekutuan itu

berdiri

Terlepas dari apa yang dijelaskan di atas, terdapat lagi beberapa ketentuan yang

mengatur hal-hal pengurusan, sebagai berikut:10

Pertama, pengurusan berdasar Pasal 1637 KUHPerdata:

a. memungkinkan masing-masing sekutu mempunyai wewenang untuk melakukan

semua hal yang berhubungan dengan tugas pengurusan persekutuan;

b. kecuali ada perjanjian yang membatasi berupa klausul bahwa setiap tindakan

sepengetahuan sekutu atau pengurus yang lain.

Kedua, pengurusan atas bantuan pengurus lain sesuai Pasal 1638 KUHPerdata:

a. berdasar kesepakatan pengurusan dilakukan bersama-sama;

b. dengan demikian pengurus yang satu tidak dapat bertindak tanpa bantuan

pengurus lin.

Memang dalam pasal ini tidak ditentukan bagaimana cara melakukan

pengurusan.

Pengurus pada persekutuan perdata biasanya sekutu sendiri. Namun demikian,

para sekutu dapat pula menetapkan bahwa orang luar yang dianggap cakap diangkat

sebagai pengurus persekutuan perdata. Hal ini dapat ditetapkan dalam akta pendirian.

Maka dari itu, melihat isi dari pasal 6 ayat (3) Akta Pendirian Persekutuan

Perdata dinyatakan bahwa Managing Partner dan atau Deputy Managing Partner dapat

menunjuk pihak lain untuk dengan surat kuasa untuk melakukan tindakan-tindakan yang

mewakilkan kedudukannya. Berarti disini, Persekutuan Perdata yang dianalisa dalam

tulisan ini dapat menunjuk pihak lain dalam melakukan kepengurusannya.

8 Rudhi Prasteya, Matschap, Firma, dan Persekutuan Komanditer (Bandung: Citra Aditya, 2002), hlm 4 - 5.9 H.M.N. Purwosutjipto, Pengertian Pokok Hukum Dagang (Jakarta:Djambatan, 2000) Jilid 2, hlm 24.10 M. Yahya Harahap, Hukum Perseroan Terbatas (Jakarta: Sinar Grafika, 2009) hlm 3 - 4.

Page 9: ANALISIS PERSEKUTUAN

Ketentuannya dapat kita lihat pada Pasal 1641 KUHPerdata, yang berbunyi:

"Masing-masing sekutu diperbolehkan tanpa izin sekutu-sekutu lainnya,

menerima orang ketiga sebagai peserta dari bagiannya dalam persekutuan, tetapi

sekalipun ia ditugaskan melakukan pengurusan kepentingan-kepentingan persekutuan

tak dapatlah ia memasukkan orang ketiga tersebut, tanpa izin sekutu-sekutu lainnya,

sebagai anggota persekutuan."

Pasal diatas menyebutkan bahwa, terkait dengan pengurusan kepentingan-

kepentingan persekutuan, pihak lain tersebut tak dapat dimasukkan tanpa izin sekutu-

sekutu lainnya. Tentu saja hal tersebut menghambat kinerja pihak lain yang ditunjuk

tersebut.

Namun Pasal 7 Akta Pendirian Persekutuan Perdata ini menjawabnya dengan

mengacu pada ayat (3) butir (viii) pasal tersebut berupa pelaksanaan rapat rekan sekutu

luar biasa guna memberikan persetujuan kepada pihak pengurus ataupun pihak lain yang

ditunjuk untuk bertugas.

PEMBAGIAN LABA DAN RUGI

Persekutuan perdata menurut Pasal 1618 KUHPerdata ada perjanjian antara dua

orang atau lebih mengikat diri untuk memasukkan sesuatu (inbrengen) ke dalam

persekutuan dengan maksud membagi keuntungan yang diperoleh karenanya. Laba dan

rugi adalah konsekuensi logis dari kegiatan perusahaan. Menurut pasal 1633

KUHPerdata, cara membagi keuntungan dan kerugian itu sebaiknya diatur didalam

perjanjian pendirian persekutuan perdata, dengan syarat tidak boleh memberikan seluruh

keuntungan kepada seorang sekutu saja, sebab ini melanggar unsur ”membagi

kemanfaatan bersama”. Tetapi sebaliknya undang-undang justru memperbolehkan

pembebanan seluruh kerugian kepada seorang sekutu saja. Jika dalam perjanjian tidak

ada aturan tentang cara membagi keuntungan dan kerugian, maka berlakulah ketentuan

pasal 1633 ayat (1) KUHPerdata yang menetapkan bahwa pembagian itu harus dilakukan

menurut asas ”keseimbangan pemasukan”, yaitu dihitung secara proporsional

berdasarkan perimbangan kontribusi atau pemasukan masing-masing sekutu ke dalam

persekutuan, dengan pemasukan berupa tenaga kerja hanya dipersamakan dengan

Page 10: ANALISIS PERSEKUTUAN

pemasukan uang atau benda yang terkecil11. Didalam pasal 12 tentang PEMBAGIAN

LABA-RUGI didalam Anggaran dasar OSMAN BING SATRIO & REKAN berisi :

1. Pembagian laba rugi Persekutuan berdasarkan Laporan Keuangan Persekutuan yang

telah disahkan oleh Rapat Rekan Sekutu Tahunan setelah diperhitungkan dengan

Pajak Penghasilan Badan dan bagian Rekan Biasa, akan dibagikan kepada Rekan

Sekutu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam perjanjian yang dibuat

diantara Rekan Sekutu.

2. Besarnya bagian dan cara pembagian dari Rekan Biasa akan ditentukan dalam Rapat

Rekan Sekutu.

Dapat kita lihat di dalam anggaran dasar tersebut pembagian laba rugi yang akan

dibagikan kepada rekan sekutu sesuai dengan persyaratan yang ditentukan dalam

perjanjian yang dibuat diantara rekan sekutu. Sedangkan besar dan cara pembagian laba

dan rugi bagi rekan biasa akan ditentukan dalam rapat rekan sekutu. Jika tidak diatur

mengenai pembagian laba dan rugi bagi rekan biasa yang dalam hal ini merupakan

tenaga ahli maka berlaku pasal 1633 ayat 2 yang berbunyi terhadap si sekutu yang hanya

memasukan kerajinannya, bagian dari untung rugi ditetapkan sama dengan bagian si

sekutu yang memasukan uang atau barang paling sedikit.

BERAKHIRNYA PERSEKUTUAN

LAMPAUNYA WAKTU

Jika di dalam perjanjian persekutuan telah ditentukan jangka waktu

berlangsungnya persekutuan, maka bila jangka waktu itu telah terpenuhi, maka demi

hukum perjanjian persekutuan itu berakhir dengan kata lain persekutuan perdata bubar,

kecuali jka diperpanjang dengan perjanjian berikutnya12. Dalam Pasal 4 tentang

JANGKA WAKTU PERSEKUTUAN PERDATA yang berisi:

1. Persekutuan didirikan untuk suatu jangka waktu yang tidak terbatas, namun

tunduk pada syarat dan ketentuan dalam Anggaran Dasar ini dan atau

penambahan atau perubahannya yang dibuat sewaktu - waktu dikemudian hari

dan dengan memperhatikan sepenuhnya syarat dan atau ketentuan yang ada dan

berlaku terhadap dan mengikat para Rekan Persekutuan dalam Persekutuan dari

waktu ke waktu (apabila ada).

11 Agus Sardjono, dkk, Pengantar Hukum Dagang, (Jakarta : Rajawali Pers, 2014), Hal 4012 ibid, hal 43

Page 11: ANALISIS PERSEKUTUAN

Dalam anggaran dasar tesebut ditentukan pendirian persekutuan perdata tidak

terbatas. Dengan begitu tidak ada jangka waktu tertentu yang dapat menyebabkan

persekutuan perdata tersebut berakhir. Namun, jika sewaktu waktu diperjanjikan lain,

maka perjanjian tersebut dapat berlaku dan mengikat pada para rekan sekutu.

KEHENDAK PARA PIHAK

Jika para pihak dalam pejanjian tidak menghendaki lagi untuk melanjutkan

persekutuan maka persekutuan itu bubar dengan sendirinya. Perjanjian adalah

kesepakatan para pihak yang saling berjanji, maka mengakhiri perjanjian juga harus

dilakukan berdasarkan kesepakatan para pihak yang terikat dalam perjanjian yang

bersangkutan. Artinya persekutuan tidak dapat dibubarkan hanya oleh kehendak seorang

sekutu saja kecuali jika ada alasan yang sah menurut hukum. Alasan yang sah itu antara

lain: 1. Sekutu lainny tidak memenuhi kewajiban-kewajibannya, 2. Sekutu yang lain

sakit terus menerus sehingga tidak dapat melaksanakan tugas-tuagsnya, atau 3. Alasan

lain yang dibenarkan oleh hakim dalam persidangan untuk itu.Namun demikian, pasal

1649 dan 1650 membuka kemungkinan pembubaran persekutuan atas dasar kehendak

seorang atau beberapa sekutu, asalkan memenuhi syarat tertentu yaitu sekutu yang ingin

berhenti dari persekutuan memberitahukan terlebih dahulu niatnya itu dalam waktu yang

cukup dan dilakukan atas dasar itikad baik. Hal ini didasarkan pada prinsip kehendak

bebas yang menjadi asas utama dalam suatu perjanjian. Hanya saja kehendak bebas itu

tidak boleh dilaksanakan dengan niat merugikan orang lain13. Dalam Pasal 4 tentang

JANGKA WAKTU PERSEKUTUAN PERDATA buti 2 dan 3 yang berbunyi :

2. Masing-masing Rekan Sekutu tidak berhak untuk membubarkan Persekutuan,

tetapi ia boleh keluar dari Persekutuan pada akhir tahun buku dengan ketentuan

Rekan Sekutu tersebut wajib memberitahukan maksudnya untuk mengundurkan

diri secara tertulis kepada para Rekan Sekutu lainnya dan Managing Partner

selambatnya 1 (satu) tahun sebelum efektif berlakunya pengunduran dirinya,

kecuali telah disetujui dalam Rapat Rekan Sekutu. Rekan Sekutu yang

bersangkutan wajib terlebih dahulu menyelesaikan pekerjaannya dan

kewajibannya dalam jabatannya dan membuat laporan terutama mengenai usaha-

usaha Persekutuan yang merupakan bagian dan tanggung-jawab Rekan Sekutu-

yang keluar. Bagian dari laba/rugi dari Rekan Sekutu yang keluar menurut neraca

dan perhitungan laba akan dibayar dalam waktu selambat-lambatnya 3 (tiga)

13 ibid, hal 44

Page 12: ANALISIS PERSEKUTUAN

tahun setelah perhitungan laba rugi untuk tahun buku yang berakhir pada saat

efektif berlakunya pengunduran diri Rekan Sekutu yang keluar. disahkan oleh

Rapat Rekan Sekutu. Rekan Sekutu yang keluar berkewajiban menyelesaikan

kewajibannya kepada Persekutuan.

3. Masing-masing Rekan Biasa, baik sendiri-sendiri maupun bersama-sama tidak

berhak untuk membubarkan Persekutuan, tetapi sewaktu-waktu berhak

mengundurkan diri dari Persekutuan, dengan ketentuan Rekan Biasa tersebut

wajib memberitahukan maksudnya secara tertulis selambatnya 6 (enam) bulan

sebelum tanggal efektif berlakunya pengunduran dirinya kepada Persekutuan,

terkecuali bagi Rekan Biasa yang pada waktu diterima sebagai Rekan Biasa telah

memiliki perjanjian tersendiri dengan para Rekan Sekutu. Rekan Biasa yang

bermaksud untuk mengundurkan diri tersebut wajib terlebih dahulu

menyelesaikan pekerjaannya, kewajibannya dan membuat laporan terutama

mengenai usaha-usaha Persekutuan yang menjadi tanggung-jawabnya.

Dalam hal kehendak jika melihat isi dari butir 2 dan 3 maka baik rekan sekutu

maupun rekan biasa tidak berhak membubarkan persekutuan perdata tersebut, tetapi

berhak atau dapat mengundurkan diri. Melihat Pasal 1649 “Persekutun boleh dibubarkan

atas kehendak beberapa peserta atau hanya atas kehendak satu orang peserta, jika

perseroan itu didirikan untuk waktu yang tak tentu. Pembubaran demikian baru terjadi

jika pemberitahuan pembubaran disampaikan kepada semua peserta dengan itikad baik

dan tepat pada waktunya”. Dan pasal Pasal 1650 “Pemberitahuan pembubaran itu

dianggap telah dilakukan dengan itikad buruk bila seorang peserta membubarkan

perseroan itu dengan maksud untuk menikmati sendiri suatu keuntungan yang oleh

semua peserta diharapkan akan dinikmati bersama. Pemberitahuan pembubaran itu

dianggap telah dilakukan pada waktu yang tidak tepat, bila barang-barang kekayaan

perseroan berkurang sedang kepentingan perseroan menuntut pembubaran itu

ditangguhkan”. Jadi sebenarnya persekutuan perdata yang mempunyai jangka waktu

tidak terbatas dapat dibubarkan oleh salah seorang sekutu saja tetapi dengan persyaratan

itikad baik. Namun didalam anggaran dasar ini tidak diperkenankan untuk membubarkan

persekutuan tetapi dapat mengundurkan diri dan tetap diharuskan untuk memberitahu

alasan pengunduran diri tersebut kepada rekan sekutu yang lain secara tertulis. Untuk

rekan biasa baik sendiri maupun bersama sama tidak dapat membubarkan persekutuan.

Dalam anggaran ini tidak dijelaskan apabila karena itikad baik dapat dibubarkan, dalam

Page 13: ANALISIS PERSEKUTUAN

anggaran ini hanya dijelaskan rekan masing masing sekutu tidak dapat membubarkan

persekutuan dan untuk rekan biasa baik masing masing atau bersama sama tidak dapat

membubarkan persekutuan.

SEKUTU MENINGGAL DUNIA

Pasal 1646 butir (4) KUHPerdata, yang menentukan bahwa meninggalnya salah

seorang sekutu menyebabkan bubarnya persekutuan itu, adalah suatu ketentuan tersendiri

yang khusus diberlakukan terhadap perjanjian persekutuan. Sebagai ketentuan tersendiri,

pengecualiannya pun diatur secara tersendiri, yaitu sebagaimana ditegaskan dalam pasal

1651 KUHPerdata, yang berisi : ”jika telah diperjanjikan bahwa apabila salah seorang

sekutu meninggal, persekutuannya akan berlangsung terus dengan ahli warisnya, atau

berlangsung terus diantara sekutu-sekutu yang masih ada, maka janji tersebut harus

ditaati”. Ketentuan Pasal tersebut diatas mengecualikan pasal 1646 butir (4)

KUHPerdata. Artinya, jika salah seorang sekutu meninggal dunia, dan di dalam

perjanjian persekutuan terdapat ketentuan yang memungkinkan untuk meneruskan

persekutuan oleh ahli warisnya, maka dengan meninggalnya salah seorang sekutu tidak

berakibat bubarnya persekutuan itu. Begitu pula jika jumlah sekutu persekutuan itu tiga

orang atau lebih, maka dengan meninggalnya salah seorang sekutu dimungkinkan untuk

meneruskan persekutuan itu oleh dua orang yang masih hidup, asalkan hal itu

diperjanjikan sebelumnya di dalam perjanjian persekutuan14. Merujuk pada Pasal 4

tentang JANGKA WAKTU PERSEKUTUAN PERDATA yang pada butir 4 dan 5 berisi

:

4. Persekutuan ini tidak akan dibubarkan karena alasan kematian seorang Rekan

Persekutuan atau pengunduran diri atau pemberhentian seorang Rekan

Persekutuan.

5. Dalam hal terjadi kematian atau pengunduran diri atau pemberhentian seorang

Rekan Sekutu atau Rekan Biasa, dimana yang bersangkutan namanya digunakan

sebagai salah satu nama Rekan pada nama Persekutuan ini, maka Rekan Sekutu

atau Rekan Biasa yang bersangkutan atau para ahli warisnya dalam hal terjadinya

kematian, selambat-lambatnya dalam waktu 3 (tiga) bulan setelah diterimanya

surat permohonan pengunduran diri oleh Persekutuan atau dikeluarkannya surat

pemberhentiannya atau tanggal kematiannya, wajib memberikan pemberitahuan

14 ibid, hal 44

Page 14: ANALISIS PERSEKUTUAN

tertulis kepada Persekutuan, yang isinya memberikan atau tidak memberikan

persetujuan untuk tetap mempergunakan namanya atau nama

almarhum/almarhumah sebagai salah satu nama Rekan pada nama Persekutuan.

Apabila diberikan persetujuan penggunaan nama tersebut, maka Persekutuan

akan membuat suatu kesepakatan bersama yang mengatur perihal syarat dan

ketentuan perihal penggunaan nama tersebut, antara para Rekan Sekutu dengan

Rekan Sekutu atau Rekan Biasa yang mengundurkan diri atau diberhentikan atau

para ahli warisnya.Apabila dalam waktu 3 (tiga) bulan dimaksud di atas, suatu

pemberitahuan tertulis atau pemberian persetujuan tertulis perihal penggunaan

nama tidak diberikan, atau pemberitahuan dimaksud berisikan penolakan atau

tidak memberikan izin untuk menggunakan nama dimaksud, maka Persekutuan

wajib untuk merubah nama Persekutuan dan melakukan segala tindakan yang

diperlukan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait

dengan perubahan nama Persekutuan selaku Kantor Akuntan Publik. Selama ijin

perubahan nama Persekutuan selaku Kantor Akuntan Publik belum disetujui oleh

Menteri Keuangan atau instansi yang berwenang lainnya, maka Persekutuan tetap

dapat menggunakan nama Persekutuan yang lama.Persekutuan berhak

menentukan keputusan mengenai perubahan nama Persekutuan, meskipun Rekan

Sekutu atau Rekan Biasa yang mengundurkan diri atau diberhentikan atau para

ahli waris dari Rekan Sekutu atau Rekan Biasa yang meninggal dunia

menghendaki atau memberikan persetujuan menggunakan namanya atau nama

almarhum almarhumah.

Dapat dilihat dalam pasal 4 tersebut, bahwa persekutuan perdata OSMAN BING

SATRIO & REKAN tidak akan bubar karena kematian. Dan jika nama rekan pada

persekutuan terebut tercantum dalam nama persekutuan maka dapat dimintakan kepada

ahli warisnya untuk diperbolehkan atau tidak menggunakan nama tersebut.

Dan dapat dilihat pula dalam Pasal 18 didalam Anggaran dasar OSMAN BING

SATRIO & REKAN tentang REKAN SEKUTU DAN REKAN BIASA MENINGGAL,

PAILIT ATAU DITARUH DI BAWAH PENGAMPUAN (CURATELE) berisikan :

- Dengan tidak mengurangi ketentuan yang diatur dalam Pasal 4 ayat 5, jika

seorang Rekan Sekutu atau Rekan Biasa meninggal dunia atau jatuh pailit atau

ditaruh dibawah pengampuan, maka ia dianggap telah keluar dari Persekutuan

sehari sebelum ia meninggal dunia atau jatuh pailit atau ditaruh dibawah

Page 15: ANALISIS PERSEKUTUAN

pengampuan, sedangkan Persekutuan tetap berlangsung diantara Rekan Sekutu

lainnya.

- Bagian penyertaan modal Rekan Sekutu yang keluar tersebut dalam pasal ini

akan dibayar kepada ahli warisnya/wakilnya menurut neraca dan perhitungan

laba rugi yang terakhir disahkan oleh Rapat Rekan Sekutu dalam waktu selambat-

lambatnya 3 (tiga) tahun setelah pengesahan tersebut.

- Penentuan jadwal pembayaran bagian penyertaan modal Rekan Sekutu tersebut

ditentukan antara lain dengan mempertimbangkan arus kas (cash flow)

Persekutuan.

- Selama pembayaran bagian penyertaan modal Rekan Sekutu tersebut belum

lunas, setiap bulan akan dibayar kepada ahli warisnya/wakilnya sebesar jumlah

drawing bulanan terakhir yang diterima Rekan Sekutu sebelum ia meninggal

dunia, pailit atau dibawah pengampuan.

- Pembayaran bulanan tersebut akan diperhitungkan sebagai bagian dari jumlah

yang harus dibayarkan oleh Persekutuan kepada Rekan Sekutu tersebut.

Dalam hal sekutu meninggal dunia kedua pasal tersebut menjelaskan bahwa persekutuan

perdata tersebut tidak dapat dibubarkan. Sekutu yang meninggal dunia dianggap telah

keluar dari persekutuan sehari sebelum ia meninggal dunia dan persekutuan akan tetap

jalan diantara sekutu lainnya. Dalam hal pasal Pasal 1651 yang berisi “Jika telah

diperjanjikan bahwa bila salah seorang peserta meninggal dunia, perseroan akan

diteruskan dengan ahli warisnya atau perseroan akan diteruskan di antara para peserta

yang masih hidup saja, maka perjanjian demikian wajib ditaati. Dalam hal perjanjian

kedua ini, ahli waris peserta yang telah meninggal dunia ini tidak mempunyai hak selain

untuk menuntut pembagian perseroan menurut keadaan pada waktu meninggalnya

peserta tersebut, ia harus mendapat bagian dari keuntungan tetapi harus pula memikul

kerugian perseroan yang sudah terjadi sebelum meninggalnya peserta yang

meninggalkan ahli waris itu”. Dalam anggaran dasar ini tidak diperjanjikan bahwa jika

terdapat sekutu yang meninggal dunia maka akan diwarisi kepada ahli warisnya.

Didalam anggaran ini hanya menjelaskan pembayaran bagian penyertaan modal kepada

ahli warisnya dan persetujuan penggunanaan nama apabila sekutu yang meningggal

dunia tersebut namanya tercantum sebagai nama persekutuan perdata tersebut.

Page 16: ANALISIS PERSEKUTUAN