bab 1 persekutuan

25
BAB I PERSEKUTUAN Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu : 1. Menjelaskan pengertian persekutuan secara umum maupun secara khusus yang disebutkan didalam KUH Perdata pasal 1618 yang berlaku di Indonesia. 2. Memahami karakteristik dan jenis perusahaan persekutuan 3. Menjelaskan pembentukan persekutuan, mengaplikasikan pencatatan penyetoran modal sekutu baik dalam bentuk aktiva cash, aktiva non-cash, dan neraca suatu perusahaan perseorangan. 4. Menjelaskan pembagian laba rugi dan perubahan kepemilikan persekutuan A. PENDAHULUAN Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer, mudah dalam pendiriannya karena tidak memerlukan legalitas dari departemen dalam negeri dan memungkinkan beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka adalam suatu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perseorangan dan memungkinkan penyebaran resiko dalam pertumbuhan usaha yang sangat cepat. Di Indonesia, jenis perusahaan persekutuan ini yang paling banyak dipilih dalam mendirikan suatu perusahaan karena alasan tersebut diatas demikian pula di

Upload: adhe-surya-hidayat

Post on 19-Jan-2016

108 views

Category:

Documents


10 download

TRANSCRIPT

Page 1: BAB 1 Persekutuan

BAB I

PERSEKUTUAN

Setelah mempelajari bab ini, mahasiswa diharapkan mampu :

1. Menjelaskan pengertian persekutuan secara umum maupun secara khusus yang

disebutkan didalam KUH Perdata pasal 1618 yang berlaku di Indonesia.

2. Memahami karakteristik dan jenis perusahaan persekutuan

3. Menjelaskan pembentukan persekutuan, mengaplikasikan pencatatan penyetoran modal

sekutu baik dalam bentuk aktiva cash, aktiva non-cash, dan neraca suatu perusahaan

perseorangan.

4. Menjelaskan pembagian laba rugi dan perubahan kepemilikan persekutuan

A. PENDAHULUAN

Persekutuan merupakan bentuk usaha yang populer, mudah dalam pendiriannya

karena tidak memerlukan legalitas dari departemen dalam negeri dan memungkinkan

beberapa individu untuk menggabungkan bakat dan kemampuan mereka adalam

suatu usaha tertentu. Selain itu, persekutuan menyediakan sarana yang lebih fleksibel

untuk memperoleh tambahan modal dibandingkan dengan perusahaan perseorangan

dan memungkinkan penyebaran resiko dalam pertumbuhan usaha yang sangat cepat.

Di Indonesia, jenis perusahaan persekutuan ini yang paling banyak dipilih

dalam mendirikan suatu perusahaan karena alasan tersebut diatas demikian pula di

Page 2: BAB 1 Persekutuan

negara lain seperti Amerika Serikat (AS) jumlah perusahaan persekutuan merupakan

jenis perusahaan terbanyak kedua setelah perusahaan perseorangan. Hal ini berarti

jumlah perusahaan persekutuan lebih banyak dibandingkan dengan bentuk usaha

perseroan terbatas.

B. DEFINISI PERSEKUTUAN

Definisi persekutuan secara umum adalah merupakan bentuk perusahaan yang

didirikan oleh dua orang atau lebih, untuk menjalankan usaha sebagai pemilik atas

kegiatan untuk mendapatkan keuntungan. Definisi persekutuan ini dijelaskan secara

khusus dalam Kitab Undang-undang Hukum Perdata pasal 1618 yaitu:

“Suatu perjanjian dengan mana dua orang atau lebih, mengikatkan diri untuk

memasukkan sesuatu ke dalam persekutuan dengan maksud untuk membagi

keuntungan atau manfaat yang diperoleh karenanya“

Berdasarkan kedua definisi tersebut di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa

persekutuan dapat dibentuk oleh dua orang atau lebih, istilah „orang“ biasanya adalah

individu dapat berupa perorangan atau perusahaan. baik yang baru akan mendirikan

usaha atau merupakan perluasan dari perusahaan perseorangan.

Persekutuan yang biasa juga disebut Firma sangat umum dalam usaha sektor jasa

seperti hukum, kedokteran, akuntan publik atau jasa lainnya dan sektor usaha

perdagangan. perusahaan penerbitan atau percetakan, usaha grosir (wholesale),

Page 3: BAB 1 Persekutuan

industri (manufacturing), Persekutuan bertujuan untuk menghasilkan keuntungan,

sehingga organisasi nirlaba seperti yayasan bukanlah sebuah persekutuan.

C. KARAKTERISTIK PERSEKUTUAN

Firma mempunyai beberapa karakteristik yang berbeda dengan bentuk

organisasi/perusahaan lain.

Adapun beberapa karakteristik firma adalah sebagai berikut:

1. Limited Life (umur terbatas), artinya secara hukum umur persekutuan atau

jangka waktu persekutuan berakhir bila salah seorang sekutu keluar atau

meninggal, penambahan anggota baru, penarikan modal atau ada perubahan lain

yang menyangkut perjanjian persekutuan. Berakhirnya persekutuan secara hukum

tidak selalu mengakhiri persekutuan sebagai entitas usaha dan akuntansi yang

terpisah, seringkali kegiatan usaha persekutuan tetap berjalan lancar bila ada

sekutu yang masuk atau mengundurkan diri. Jika firma dinyatakan bubar secara

hukum, maka diperlukan perubahan surat perjanjian.

2. Unlimited Liability (tanggung jawab terhadap kewajiban firma tidak terbatas),

artinya tanggung jawab sekutu tidak terbatas pada investasinya (modal yang

disetorkan) tetapi sampai harta pribadinya untuk memenuhi hutang atau

kewajiban dari persekutuan. Namun tanggung jawab sekutu dapat terbatas sampai

sebatas modal yang disetorkan, bila disebutkan dalam perjanjian. Sekutu dengan

kewajiban terbatas ini biasa disebut sekutu diam atau sekutu komanditer.

Page 4: BAB 1 Persekutuan

3. Mutual Agency (saling mewakili), artinya setiap anggota dalam menjalankan

usaha persekutuan adalah merupakan wakil dari anggota-anggota firma yang lain.

Setiap sekutu dapat mewakili persekutuan ketika bertindak dalam cakupan

kegiatan persekutuan.

4. Participating in Partnership Profit (Kepentingan sekutu dalam laba), artinya

laba atau rugi hasil operasi firma akan dibagikan kepada setiap anggota

persekutuan berdasarkan partisipasi atau aktivitas masing-masing anggota di

dalam persekutuan. Jika ada salah seorang anggota yang aktif menjalankan usaha

persekutuan, maka anggota tersebut berhak atas bagian laba yang lebih besar

daripada anggota yang tidak aktif meskipun modal yang ditanamkannya lebih

kecil, atau dapat ditentukan lain atas persetujuan anggota-anggota firma.

Selain karakteristik yang disebutkan di atas, ada beberapa karakteristik yang

membedakan antara bentuk persekutuan dengan perseroan.

Tabel 1 Perbedaan penting antara persekutuan dan perseroan

Persekutuan Perseroan

1. Kesinambungan

usaha

Umur terbatas dan secara hukum

dinyatakan bubar jika ada

perubahan dalam komposisi

sekutu, tetapi secara ekonomis

Umur dianggap tidak terbatas.

Perubahan komposisi pemilikan

perusahaan tidak mengakibatkan

berakhirnya umur perseroan.

Page 5: BAB 1 Persekutuan

dapat terus beroperasi untuk

melanjutkan usahanya, tidak perlu

dilikuidasi

2. Perijinan

pendirian

Diperlukan sedikit prosedur

untuk memperoleh formalitas

usahanya

Didirikan berdasarkan ijin negara dan

harus taat pada aturan-aturan yang

telah ditetapkan. Prosedur untuk

memperoleh ijin usaha biasanya relatif

lama dan sulit.

3. Tanggung jawab

pemilik terhadap

hutang/kewajiban

Tanggung jawab setiap anggota

pemilik tidak terbatas.

Kewajiban pemegang saham hanya

terbatas sebesar modal yang

ditanamkan/diinvestasikan.

4. Keterlibatan

dalam

pengelolaan

perusahaan

Masing-masing anggota terlibat

aktif dalam pengelolaan firma

secara langsung

Pemegang saham bisa tidak aktif

dalam pengelolaan perseroan. Mereka

memilih dewan Direksi untuk

melaksanakan pengelolaan langsung

terhadap perseroan.

Berdasarkan karakteristik yang telah disebutkan diatas jelaslah bahwa

persekutuan (Firma) memiliki kekhasan tersendiri. Meskipun tidak dapat dipisahkan

antara pemilik dan manajemen dalam firma, namun pengelolaan akuntansi pada

persekutuan harus tetap berpedoman pada prinsip-prinsip akuntansi yang lazim.

Page 6: BAB 1 Persekutuan

Akuntansi untuk persekutuan mensyaratkan pengakuan atas beberapa faktor

penting. Pertama, dari sudut pandang akuntansi, persekutuan adalah entitas usaha

yang terpisah dengan pemilikya, dari sudut pandang hukum, sebuah persekutuan

seperti halnya perusahaan perseorangan, tidaklah terpisah dari pemiliknya. Kedua,

walaupun banyak persekutuan mencatat operasi mereka menggunakan basis akrual,

beberapa perusahaan menggunakan akuntansi yang berbasis kas atau berbasis kas

yang dimodifikasi. Pilihan tersebut diperkenankan karena pencatatan dalam

persekutuan dilakukan untuk para sekutu dan harus mencerminkan informasi yang

mereka butuhkan. Laporan keuangan persekutuan biasanya disusun bagi para sekutu,

dan hanya terkadang bagi para kreditur. Tidak seperti perusahaan publik, kebayakan

persekutuan tidak disyaratkan untuk diaudit atas laporan keuangan tahunannya.

Walaupun akuntansi untuk persekutuan berbeda dengan akuntansi utuk bentuk

usaha lainnya, umumnya akuntansi untuk aktiva, kewajiban dan laba ruginya

mengikuti prinsip akuntansi yang umum diterima dan dapat diperbandingkan dengan

badan usaha lain. Analisis dan pencatatan transaksi yang mempengaruhi kepemilikan

pada dasarnya sama untuk persekutuan, perseroan dan perseorangan.

D. AKUNTANSI UNTUK PEMBENTUKAN PERSEKUTUAN

Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat informal atau

bersifat formal seperti perikatan antara dua pihak diatas kertas yang disebut Akta

pendirian persekutuan (articles of copartnership).

Page 7: BAB 1 Persekutuan

Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian pendirian dan untuk menghindari

permasalahan manajemen di masa yang akan datang serta melaksanakan good

corporate governance maka sebaiknya perjanjian tertulis secara formal perlu dibuat.

Akta pendirian persekutuan umumya mencakup hal-hal berikut :

1. Nama persekutuan dan nama sekutu.

2. Jenis usaha dan jangka waktu perjanjian persekutuan.

3. Besarnya investasi masing-masing sekutu.

4. Pembagian laba rugi

5. Ketentuan penarikan aktiva

6. Prosedur dalam perubahan sekutu seperti penambahan dan berhentinya

seorang sekutu.

Persekutuan dapat dibentuk dengan menggabungkan perusahaan perseorangan

yang sudah berjalan dengan anggota sekutu yang baru dengan cara menyetorkan

modalnya, atau dapat juga dengan pendirian peusahaan yang sama sekali baru yang

sebelumnya tidak ada (belum berdiri).

1. Investasi Awal Pada Persekutuan

Penyerahan modal para sekutu dalam pendirian persekutuan dilakukan dengan

tiga cara yaitu dengan uang kas, aktiva non kas dan menyerahkan neraca perusahaan

perseorangan.

a. Uang Kas

Page 8: BAB 1 Persekutuan

Penyerahan modal dalam bentuk uang kas dicatat secara langsung sebagai

investasi awal kedalam rekening modal masing-masing anggota dan tidak

membutuhkan penilaian kembali dari aktiva yang disetorkan.

Contoh 1 :

Zain dan Indra sepakat untuk mendirikan persekutuan dengan investasi awal

berupa uang tunai, Zain sebesar Rp 50.000.000 dan Indra sebesar Rp 40.000.000.

Jurnal yang dibuat :

Kas Rp 90.000.000

Modal Zain Rp 50.000.000

Modal Indra Rp 40.000.000

b. Aktiva Non Kas

Jika dalam pendirian persekutuan baru terdapat sekutu yang berinvestasi dalam

bentuk aktiva non-kas, maka perlu dilakukan penilaian kembali atas aktiva non-

kas tersebut, dan pada umumnya dicatat pada nilai wajarnya pada saat investasi

dilakukan. Nilai wajar dalam akuntansi dinilai oleh pihak independen, atau

bedasarkan kesepakatan masing-masing anggota/sekutu.

Contoh 2 :

Rizka dan Naura mendirikan persekutuan, masing-masing menyerahkan modal

aktiva non-kas. Rizka menginvestasikan kendaraan seharga Rp 200.000.000,00

dan Naura menyerahkan tanah dan bangunan dengan harga perolehan masing-

Page 9: BAB 1 Persekutuan

masing untuk tanah seharga Rp 40.000.000 dan bangunan seharga Rp 60.000.000.

Para sekutu setuju untuk melakukan penilaian kembali, nilai wajar berdasarkan

penilaian tim appraisal yaitu kendaraan dinilai wajar sebesar Rp157.000.000,

tanah Rp 55.000.000 dan bangunan Rp 90.000.000

Jurnal yang dibuat:

Kendaraan Rp157.000.000,00

Tanah Rp 55.000.000,00

Bangunan Rp 90.000.000,00

Modal Rizka Rp157.000.000,00

Modal Naura Rp145.000.000,00

c. Menyerahkan neraca perusahaan perseorangan.

Sekutu yang menyerahkan modalnya dalam bentuk neraca perusahaan

perseorangan, pada umumnya dilakukan penilaian kembali dengan nilai wajar dan

disetujui oleh para sekutu. Pencatatan atas penyerahan neraca perusahaan ada 2

(dua) metode:

a. Persekutuan menggunakan pembukuan baru

b. Persekutuan menggunakan buku lama yaitu melanjutkan buku neraca

perusahaan perseorangan.

Kedua metode di atas akan menghasilkan laporan keuangan yang sama pada

persekutuan baru.

Page 10: BAB 1 Persekutuan

Contoh 3 :

Naura, Ahmad, dan Zaky bersepakat untuk mendirikan sebuah persekutuan

dengan nama Firma „NAZ“. Tn. Zaky telah memiliki perusahaan perseorangan

yang telah berjalan, sedangkan Sdri. Naura menyerahkan uang tunai sebesar Rp

50.000.000. Tn. Ahmad menyerahkan bangunan seharga Rp 50.000.000, penilaian

kembali telah dilakukan dan disetujui dengan nilai wajar sebesar Rp 65.000.000.

Berikut adalah neraca perusahaan Tn. Zaky :

U.D. Zaky Neraca

Per 31 Desember 2009

Aktiva Lancar (Rp)

Kas 32.000.000 Piutang usaha 45.000.000 (-) Penyisihan piutang Tak tertagih ( 3.000.000) Persediaan B.Dagang 42.000.000 116.000.000 Aktiva Tetap Kendaraan 40.000.000 (-) Akm. Penyusutan ( 14.000.000) 26.000.000 Total Aktiva 142.000.000

Kewajiban Lancar (Rp)

Utang usaha 52.000.000 Modal Zaky 90.000.000 Total Kewjiban & Modal 142.000.000

Perjanjian yang disepakati oleh masing-masing sekutu sehubungan dengan

penilaian kembali asset Tn. Zaky adalah sebagai berikut :

Page 11: BAB 1 Persekutuan

1. Piutang usaha sebesar Rp 2.500.000 dihapuskan dan disisihkan piutang tak

tertagih sebesar 5% dari saldo piutang yang baru.

2. Persediaan barang dagang ditetapkan dengan harga pasar Rp 40.000.000.

3. Kendaraan dinilai seharga Rp 35.000.000 dan perkiraan akumulasi penyusutan

dihilangkan.

Berdasarkan data diatas, maka pencatatan akuntansi dengan menggunakan

kedua metode tersebut adalah :

1. Persekutuan menggunakan buku baru

Jurnal yang harus dibuat :

( Mencatat investasi sekutu Naura ) :

Kas Rp 50.000.000 Modal Naura Rp 50.000.000

( Mencatat investasi sekutu Ahmad ) :

Bangunan Rp 65.000.000 Modal Ahmad Rp 65.000.000

(Mencatat investasi sekutu Zaky ) :

Kas Rp 32.000.000 Piutang dagang Rp 42.500.000 Persediaan BD Rp 40.000.000 Kendaraan Rp 35.000.000 Hutang usaha Rp 52.000.000 Penyisihan piutang tak tertagih Rp 2.125.000 Modal Tn. Zaky Rp 95.375.000

2. Persekutuan menggunakan buku lama yaitu melanjutkan buku neraca

perusahaan perseorangan.

Jurnal yang harus dibuat :

Page 12: BAB 1 Persekutuan

( Mencatat investasi sekutu Naura ) :

Kas Rp 50.000.000 Modal Naura Rp 50.000.000

( Mencatat investasi sekutu Ahmad ) :

Bangunan Rp 65.000.000 Modal Ahmad Rp 65.000.000

(Mencatat investasi sekutu Zaky ) :

Penyisihan piutang tak tertagih Rp 875.000 Akum. penyusutan kendaraan Rp 14.000.000 Modal Tn. Zaky Rp 4.625.000 Piutang usaha Rp 2.500.000 Persediaan BD Rp 2.000.000 Kendaraan Rp 35.000.000 Setelah dibuat jurnal seperti diatas, kedua metode tersebut akan menghasilkan

Neraca awal Persekutuan yang sama sebagai berikut :

Firma NAZ Neraca

Per 2 Januari 2010

Aktiva Lancar (Rp) Kas 82.000.000 Piutang usaha 42.500.000 (-) Penyisihan piutang Tak tertagih ( 2,125.000) Persediaan BD 40.000.000 162.375.000 Aktiva Tetap Bangunan 65.000.000 Kendaraan 35.000.000 100.000.000 Total Aktiva 262.375.000

Kewajiban Lancar (Rp) Utang usaha 52.000.000 Modal Modal Naura 50.000.000 Modal Ahmad 65.000.000 Modal Zaky 95.375.000 210.375.000 Total Kewajiban & Modal 262.375.000

Page 13: BAB 1 Persekutuan

E. Bonus atau goodwill pada Investasi Awal

Penyertaan investasi awal yang berbeda diantara para sekutu dapat menimbulkan

pihak-pihak yang dirugikan dan diuntungkan. Ketika pembagian laba rugi yang

disepakati oleh para sekutu diberlakukan maka saldo modal para sekutu tersebut

harus disesuaikan. Ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk menyelesaikan

masalah tersebut yaitu Metode Bonus dan Metode Goodwill.

Contoh 4.

Pada kasus diatas sekutu Naura, Ahmad dan Zaky sepakat untuk membagi laba rugi

dengan perbandingan yang sama.

Perhitungan :

Modal Naura : 50.000.000, Modal Ahmad : 65.000.000, Modal Zaky : 95.375.000

Total Modal ke-3 sekutu : Rp 210.375.000

Dengan perbandingan yang sama :

Rata-rata Modal sekutu = Rp 205.375.000/3 = Rp 70.125.000

Kekurangan Modal Naura : Rp 20.125.000

Kekurangan Modal Ahmad : Rp 5.125.000

Kelebihan Modal Zaky : Rp 25.250.000

1. Metode Bonus

Pencatatan akuntansi dengan pendekatan Bonus :

Modal Zaky Rp 25.250.000

Modal Naura Rp 20.125.000

Page 14: BAB 1 Persekutuan

Modal Ahmad Rp 5.125.000

2. Metode Goodwill

Pencatatan akuntansi untuk pendekatan Goodwill :

Goodwill Rp 25.125.000

Modal Naura Rp 25.125.000

Contoh 5.

Pada contoh 3 di atas, komposisi modal Naura Rp 50.000.000, modal Ahmad Rp

65.000.000 dan modal Zaky Rp 95.375.000. Sekutu Zaky menginginkan kepentingan

pada persekutuan sebesar 48%, sekutu Zaky hanya menambah kekurangan uang tunai

sebesar Rp 8.500.000. Para sekutu setuju atas kesepakatan tersebut termasuk

pembagian laba-rugi untuk sekutu Naura dan Ahmad berdasarkan perbandingan

modal masing-masing.

1. Metode Bonus :

Perhitungan :

Modal Naura : 50.000.000, Modal Ahmad : 65.000.000, Modal Zaky : 95.375.000

Tambahan modal Zaky : Rp 8.500.000

Total Modal ke-3 sekutu : Rp 210.375.000

Kepentingan Zaky = 48% x Rp 210.375.000,00 = Rp105.060.000

Modal Zaky yang disetor = Rp 95.375.000 + Rp 8.500.000 = Rp103.875.000

Bonus untuk sekutu Zaky = Rp 1.185.000

Page 15: BAB 1 Persekutuan

Modal Naura dan Ahmad berkurang sebesar:

Naura = 50/115 x Rp1.185.000 = Rp 515.217

Ahmad = 65/115 x Rp1.185.000 = Rp 669.783

Jurnal untuk tambahan setoran modal Zaky

Kas Rp 8.500.000

Modal Zaky Rp 8.500.000

Pencatatan akuntansi dengan pendekatan bonus :

Modal Naura Rp 515.217

Modal Ahmad Rp 669.783

Modal Zaky Rp 1.185.000

Perbandingan modal setelah jurnal di atas adalah

Naura : Ahmad : Zaky = Rp 49.484.783 : Rp 64.330.217 : Rp 105.060.000 =

22,61 : 29,31 : 48

2. Metode Goodwill :

Perhitungan :

Total modal Naura dan Ahmad = Rp50.000.000,00 + Rp 65.000.000

= Rp 115.000.000,00

Kepentingan Naura dan Ahmad = 1 – 48% = 52%

Total modal tiga sekutu = Rp 115.000.000,00 : 52% = Rp 221.153.846

Page 16: BAB 1 Persekutuan

Total modal tiga sekutu yang disetorkan = Rp 218.875.000

Goodwill untuk sekutu Zaky = Rp 2.278.846

Jurnal untuk tambahan setoran modal Zaky

Kas Rp 8.500.000

Modal Zaky Rp 8.500.000

Jurnal persekutuan dengan metode goodwill:

Goodwill Rp2.278.846

Modal Zaky Rp2.278.846

Perbandingan modal setelah jurnal di atas adalah Naura : Ahmad : Zaky =

Rp50.000.000,00 : Rp65.000.000,00 : Rp 106.153.846 = 22,61 : 29,39 : 48

Metode bonus dan goodwill akan menghasilkan kepentingan yang sama dalam

pembagian laba-rugi. Goodwill akan diamortisasi dalam jangka waktu maksimum

40 tahun.

Kedua pendekatan ini dapat digunakan dengan memperhatikan pertimbangan-

pertimbangan mana yang lebih rasional dan sesuai dengan asumsi akuntan akan etika

kejujuran, rasionalisme dalam bisnis dan juga tentunya didasarkan atas kesepakatan

semua sekutu pendekatan apa yang akan digunakan.

F. PEMBAGIAN LABA RUGI DAN PERUBAHAN KEPEMILIKAN

Pembagian laba rugi persekutuan dapat menggunakan berbagai macam cara. Cara

yang digunakan tentunya berdasarkan hasil kesepakatan para sekutu pada saat

Page 17: BAB 1 Persekutuan

pendirian dan dicantumkan pada perjanjian persekutuan. Apabila tidak diatur secara

spesifik maka pembagiannya dilakukan dengan perbandingan yang sama.

Walaupun perjanjian untuk membagi laba rugi sama besar atau dalam rasio

tertentu, bersifat umum, namun pada kenyataannya juga terdapat perjanjian yang

lebih kompleks. Waktu yang didedikasikan sekutu untuk kegiatan bisnis persekutuan

dan modal yang diinvestasikan dalam bisnis seringkali menjadi bahan pertimbangan

dalam menentukan perjanjian bagi hasil. Apabila seorang sekutu mengelola

persekutuan maka sekutu dapat memperoleh gaji, demikian pula halnya bila seorang

sekutu melakukan investasi yang lebih besar dibandingkan sekutu lainnya maka

sekutu tersebut dapat diberikan tunjangan bunga atas modal investasi sebelum laba

yang tersisa dibagikan.

Dasar pembagian laba rugi persekutuan secara umum adalah

1. Dibagi sama.

2. Berdasarkan perbandingan atau rasio tertentu sesuai dengan perjanjian.

3. Dibagi berdasarkan rasio modal.

4. Berdasarkan bunga modal saldo dibagikan dengan perbandingan tertentu.

5. Mula-mula diperhitungkan gaji atau bonus kepada sekutu aktif dan sisanya

dibagikan sesuai rasio tertentu.

6. Mula-mula diperhitungkan bunga modal, gaji kepada sekutu aktif atau bonus

untuk anggota tertentu sisanya dibagi sesuai rasio tertentu.

Page 18: BAB 1 Persekutuan

Contoh 6 :

Tn. Rama dan Nn. Shinta sepakat mendirikan persekutuan yang diberi nama CV.

Ramadanshinta. Setoran modal masing-masing sekutu sekutu dalam satu periode

akuntansi adalah sebagai berikut :

Keterangan Tanggal Rama Shinta

Modal 2 Jan 2008 10.000.000 15.000.000

Modal 1 April 2008 5.000.000 -

Modal 30 Juli 2008 10.000.000 15.000.000

Prive 1 Oktober 2008 ( 5.000.000 ) -

Jumlah Rp 20.000.000 Rp 30.000.000

Selama tahun 2008 persekutuan memperoleh keuntungan bersih sebesar Rp

10.000.000 yang akan dibagi dengan ketentuan sebagai berikut :

1. Laba dibagi sama.

Apabila laba rugi dibagi sama, perhitungan pembagian untuk masing-masing

sekutu adalah ½ x Rp 10.000.000 = Rp 5.000.000

Sehingga pembagian keuntungan masing-masing sekutu adalah sebesar Rp

5.000.000 yang akan dikreditkan sebagai penambah modalnya.

Page 19: BAB 1 Persekutuan

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 5.000.000

Modal Shinta Rp 5.000.000

2. Laba rugi dibagi berdasarkan perbandingan 2 : 3 atau (40% : 60%)

Perhitungan :

Tn. Rama : 2/5 x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000

Nn. Shinta : 3/5 x Rp 10.000.000 = Rp 6.000.000

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 4.000.000

Modal Shinta Rp 6.000.000

3. Laba rugi dibagi berdasarkan perbandingan modal.

a. Berdasarkan perbandingan modal awal

Perhitungan :

Tn. Rama : 10/25 x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000

Nn. Shinta : 15/25 x Rp 10.000.000 = Rp 6.000.000

Page 20: BAB 1 Persekutuan

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 4.000.000

Modal Shinta Rp 6.000.000

b. Berdasarkan perbandingan modal akhir

Perhitungan :

Tn. Rama : 20/50 x Rp 10.000.000 = Rp 4.000.000

Nn. Shinta : 30/50 x Rp 10.000.000 = Rp 6.000.000

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 4.000.000

Modal Shinta Rp 6.000.000

4. Laba rugi didasarkan atas bunga modal sebesar 12%, saldo dibagi dengan

perbandingan 2 : 3

Perhitungan :

Cara perhitungan dengan mengalikan jumlah setoran modal. Modal Rama :

20.000.000 dan Shinta 20.000.000. Laba bersih Rp 10.000.000

Page 21: BAB 1 Persekutuan

Keterangan Rama Shinta Total

Laba bersih 10.000.000

Bunga atas modal 2.400.000 3.600.000 ( 6.000.000)

Sisa Laba 4.000.000

Perbandingan 2 : 3 1.600.000 2.400.000 ( 4.000.000 )

TOTAL alokasi 4.000.000 6.000.000 -0-

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 4.000.000

Modal Shinta Rp 6.000.000

5. Mula-mula diperhitungkan gaji atau bonus kepada sekutu aktif dan sisanya

dibagikan sesuai rasio tertentu.

Gaji dibayarkan kepada sekutu seringkali termasuk didalam rencana distribusi

laba untuk mengakui dan memberikan kompensasi atas perbedaan jasa yang diberikan

kepada masing-masing sekutu. Misalnya pada contoh 6 diatas, persekutuan

memberikan gaji kepada Rama sebesar Rp 2.000.000, sisanya dibagikan dengan

perbandingan 40 : 60.

Perhitungan :

Keterangan Rama Shinta Total

Laba bersih 10.000.000

Gaji 2.000.000 (2.000.000)

Page 22: BAB 1 Persekutuan

Sisa Laba 8.000.000

Perbandingan 40 : 60 3.200.000 4.800.000 ( 8.000.000 )

TOTAL 5.200.000 4.800.000 -0-

Jurnal :

Iktisar laba rugi Rp 10.000.000

Modal Rama Rp 5.200.000

Modal Shinta Rp 4.800.000

G. KESIMPULAN

Salah satu keuntungan utama bentuk persekutuan adalah mudah dalam

pendiriannya. Kesepakatan untuk mendirikan sebuah persekutuan bisa bersifat

informal atau bersifat formal seperti adanya ikatan antara dua pihak diatas kertas yang

disebut akta pendirian persekutuan. Setiap sekutu harus setuju atas perjanjian

pendirian dan sangat disarankan para sekutu untuk membuat perjanjian tertulis secara

formal untuk menghindari potensi konflik.

Pada saat pendirian persekutuan, sangat penting untuk melakukan penilaian

yang tepat terhadap aktiva selain kas dan kewajiban yang disetorkan oleh masing-

masing sekutu. Aktiva yang disetorkan harus dinilai sebesar nilai wajarnya.

Kewajiban harus dinilai sebesar nilai sekarang dari sisa arus kas yang akan

dibayarkan. Penyerahan modal para sekutu dalam pendirian persekutuan dilakukan

Page 23: BAB 1 Persekutuan

dengan tiga cara yaitu dengan uang kas, aktiva non kas dan menyerahkan neraca

perusahaan perseorangan.

Sebagian besar persekutuan menggunakan akuntansi akrual dan prinsip

akuntansi yang berlaku umum dalam pembukuannya karena prinsip akuntansi yang

berlaku umum menghasilkan pengukuran laba yang lebih baik dibandingkan metode

akuntansi alternatif, seperti basis kas atau basis kas yang dimodifikasi. Laba rugi

dialokasikan kepada para sekutu pada tiap akhir periode sesuai dengan perjanjian

dalam persekutuan. Jika tidak terdapat dalam perjanjian maka harus dapat dipastikan

bahwa semua sekutu setuju atas distribusi laba, biasanya laba atau rugi dibagi sama

rata diantara sekutu.

H. PERTANYAAN DAN LATIHAN KASUS

1. Jelaskan perbedaan bentuk perusahaan persekutuan dengan bentuk organisasi

perusahaan lain misalnya perseorangan dan perseroan terbatas ?

2. Bagaimana perlakuan akuntansi dalam mencatat penyetoran modal para sekutu

dalam bentuk uang tunai, aktiva non kas dan neraca perusahaan perseorangan ?

3. Bagaimana menghitung dan mencatat goodwill atau bonus pada investasi awal ?

4. Pada tanggal 2 Januari 2009, Mira dan Mirna sepakat mendirikan persekutuan

dengan nama CV. M & M. Sebelumnya Mira dan Mirna telah memiliki

perusahaan perseorangan. Data keuangan kedua perusahaan perseorangan tersebut

sebagai berikut :

Page 24: BAB 1 Persekutuan

CV. M & M

NERACA

Per 2 Januari 2009

Mira Mirna

Kas Rp 5.000.000 Rp 3.000.000

Piutang dagang Rp 8.000.000 Rp 4.000.000

Persediaan Rp 17.000.000 Rp 13.000.000

Aktiva tetap lainnya Rp 50.000.000 Rp 20.000.000

Total Aktiva Rp 80.000.000 Rp 40.000.000

Hutang dagang Rp 20.000.000 Rp 10.000.000

Modal Rp 60.000.000 Rp 30.000.000

Total Passiva Rp 80.000.000 Rp 40.000.000

Sebelum penggabungan usaha, keduanya bersepakat untuk menilai kembali

asset-asset yang dimiliki. Hasil kesepakatan tersebut adalah :

1. Persediaan Mira dinilai kembali sebesar Rp 15.000.000

2. Kedua saldo piutang dagang perlu dibentuk cadangan kerugian piutang

sebesar 5% dari saldo piutang.

3. Karena kebutuhan pribadi Mirna, maka ia menarik uang tunai sebesar Rp

2.000.000

Page 25: BAB 1 Persekutuan

4. Mirna diberikan goodwill sebesar Rp 5.000.000

Berdasarkan data-data diatas, diminta untuk :

1. Membuat jurnal penyetoran modal masing-masing sekutu dengan asumsi :

a. Menggunakan buku baru.

b. Melanjutkan pembukuan perusahaan Mira

2. Membuat neraca awal persekutuan ( CV. M & M )