analisis perilaku konsumen dalam pembelian produk...
TRANSCRIPT
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Analisis Perilaku Konsumen Dalam Pembelian Produk Olahan Ayam Bersertifikat
Halal di Provinsi D.I Yogyakarta
Tian Nur Ma’rifat1, Dyah Ismoyowati
2, Jumeri Mangun Wikarta
3
1Mahasiswa Pasca Sarjana Prodi Teknolog i Industri Pertanian FTP UGM
2Staf Pengajar Prodi Teknologi Industri Pertanian FTP UGM
3Staf Pengajar Prodi Teknologi Industri Pertanian FTP UGM
Email: [email protected]
ABSTRAK Makanan yang halal menjadi syarat utama terhadap makanan yang dikonsumsi oleh konsumen yang
beragama islam. Peluang pasar untuk pangan halal dan baik sangat terbuka luas dan menjanjikan. Untuk
memberikan informasi mengenai respon konsumen terhadap makanan halal khususnya makanan olahan
ayam, peneliti melakukan penelitian terhadap faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
masyarakat terhadap produk olahan ayam yang tersedia di ritel modern di D.I Yogyakarta. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah Structural Equation Modelling (SEM) dan Analisis Cluster. Metode
pengambilan sampel yang digunakan adalah Purposive Sampling dengan jumlah responden 201 responden.
Hasil penelitian menujukkan bahwa faktor yang signifikan mempengaruhi perilaku konsumen dalam
membeli makanan olahan ayam bersertifikat halal adalah intensi. Intensi juga dipengaruhi oleh sikap
konsumen. Sikap konsumen dipengaruhi oleh dua faktor, lokasi swalayan dan kesadaran konsumen terhadap
logo halal yang juga dipengaruhi oleh evaluasi konsumen terhadap lembaga sertifikasi halal. Selanjutnya
dilakukan analisis Cluster yang menunjukkan bahwa terdapat dua kelompok konsumen, kelompok pertama
yang kritis dan kelompok kedua yang tidak kritis terhadap status halal dari makanan olahan ayam yang
dibeli. Oleh karena itu, upaya peningkatan pangsa pasar dari makanan olahan ayam bersertifikat halal di DIY
dapat dilakukan dengan strategi yang berfokus pada faktor-faktor yang signifikan membentuk intensi positif
konsumen dan ditujukan untuk kelompok konsumen yeng kritis terhadap kehalalan pangan.
Kata Kunci: Perilaku; Konsumen; Halal; Swalayan; SEM
PENDAHULUAN
Pangan (makanan dan minuman) yang halal dan baik merupakan syarat penting untuk
kemajuan produk-produk pangan lokal di Indonesia khususnya agar dapat bersaing dengan produk
lain baik di dalam maupun di luar negeri. Indonesia merupakan Negara dengan mayoritas
penduduknya adalah muslim. Makanan yang halal menjadi syarat utama terhadap makanan yang
dikonsumsi oleh konsumen yang beragama islam. Dengan demikian peluang pasar untuk pangan
halal dan baik sangat terbuka luas dan menjanjikan.
Tingkat urbanisasi yang tinggi menyebabkan tingginya aktifitas masyarakat dan tingkat
konsumsi yang lebih besar di perkotaan dibandingkan di pedesaan. Pengeluaran untuk makanan
olahan juga meningkat pesat seiring dengan meningkatnya pendapatan masyarakat.
Untuk wilayah propinsi D.I Yogyakarta sendiri Disperindagkop dan UKM DIY (2010)
dalam Disperindagkop Sleman (2013) menyebutkan bahwa tingginya konsumsi per kapita
penduduk diikuti dengan pertumbuhan ritel modern yang berkembang pesat mencapai 52% pada
tahun 2007-2009. Konsumen menentukan jalur distribusi dari produk yang dikonsumsi sesuai
dengan preferensi yang dimiliki, daya beli serta jenis produk yang diinginkan. Berdasarkan data
dari USDA FAS (2013) pada tahun 2011, mayoritas konsumen Indonesia melakukan pembelian
terhadap produk yang dikonsumsi melalui pasar tradisional, yaitu sebesar 55,8 %, tetapi dari tahun
2002 hingga 2011 tren pembelian produk melalui retail modern mulai meningkat dan mengurangi
jumlah konsumen yang berbelanja di pasar tradisional. Oleh karena itu, penelitian ini berfokus pada
salah satu jalur distribusi produk yaitu jalur retail modern.
Pemilihan olahan daging ayam sebagai produk yang akan diteliti dikarenakan sumber protein
hewani jenis ini merupakan makanan yang paling digemari oleh masyarakat. Tingkat konsumsi
masyarakat Indonesia akan daging ayam menempati urutan pertama terbesar diatas tingkat
konsumsi daging sapi.
B-42
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Penelitian ini mempelajari faktor- faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
masyarakat terhadap produk olahan ayam yang tersedia di ritel modern di D.I Yogyakarta. Dari
penelitian ini dapat diperoleh gambaran menganai potensi pasar dari produk makanan bersertifikat
halal sehingga mendorong industri untuk mengembangkan produk yang didasarkan pada jaminan
kehalalan produk yang dihasilkan. Tujuan Penelitian ini untuk mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk makanan olahan ayam
bersertifikat halal di Propinsi D.I. Yogyakarta dan menyusun masukan terhadap strategi pemasaran
makanan olahan ayam yang telah bersertifikat halal sebagai rekomendasi kepada ritel moderen dan
lembaga terkait. Spesifikasi produk olahan ayam yang dimaksud dalam penelitian antara lain: 1)
Bahan utama berasal dari daging ayam, 2) dapat berupa produk siap santap (ready-to-eat) atau
produk siap masak (ready-to-cook), 3) dijual dalam bentuk kemasan atau curah, 4) produk yang
termasuk ke dalam produk olahan ayam diantaranya nuget ayam, bakso ayam, ayam goreng tepung,
ayam goreng bumbu, sosis ayam, chicken karage, chicken tempura, chicken tofu, chicken corcon
bleu, chicken schnitzel, kroket ayam, abon ayam, dan produk lain, serta 5) dijual di swalayan atau
ritel modern.
METODE
Penyebaran kuesioner dilakukan dengan dua tahap, yaitu kuisioner pendahuluan sebanyak 40
kuisioner dan kuisioner utama sebanyak 201 kuisioner. Penyebaran kuisioner pendahuluan
digunakan untuk mengetahui faktor- faktor yang mempengaruhi konsumen dalam membeli
makanan olahan ayam secara umum sehingga kuisioner utama dapat memuat pernyataan secara
tepat sasaran. Penyebaran kuisioner dilakukan dengan menggunakan Purposive Sampling. Pada
pengambilan sampel dengan cara ini,sampel diambil dengan maksud atau tujuan tertentu.
Masyarakat yang menjadi responden dalam penelitian ini adalah konsumen yang telah membeli
produk olahan ayam di swalayan minimal sebanyak 1 kali selama sebulan.
Tempat penyebaran kuisioner berada di Kab upaten Sleman dan Kota Yogyakarta. Dari dua
wilayah tersebut diambil kecamatan yang memiliki jumlah swalayan terbanyak yaitu kecamatan
Depok, Ngaglik, dan Mlati di kabupaten Sleman. Kecamatan di Kota Yogyakarta yang terdapat
ritel modern terbanyak adalah Gondokusuman.
Dalam mencari informasi mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi konsumen dalam
membeli makanan olahan ayam bersertifikat halal di swalayan adalah SEM-PLS (Structural
Equation Model-Partial Least Square). Selanjutnya untuk menentukan target konsumen yang
spesifik dalam menentukan masukan yang tepat terhadap strategi pemasaran makanan olahan ayam
bersertifikat halal, maka peneliti menggunakan metode analisis kluster yaitu dengan K-Means
Cluster. Model teoretis digunakan sebagai hipotesis penelitian yang didasarkan pada teori yang
telah dibuktikan secara ilmiah dan penelitian-penelitian terdahulu yang dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Berikut adalah gambar model teoretis yang digunakan
Gambar 1. Diagram Jalur Model Penelitian
B-43
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
HASIL DAN PEMBAHASAN
Item pernyataan yang disusun berdasarkan variabel-variabel pada model diuji validitas dan
reliabilitasnya. Hasil dari uji validitas dan reliabilitas menghasilkan 26 item pernyataan.
Selanjutnya hasil kuisioner utama dianalisis dengan menggunakan metode SEM-PLS dengan
software SMART-PLS edisi 2.1 untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat mempengaruhi
perilaku konsumen dalam membeli makanan olahan ayam bersertifikat halal. Dalam analisis SEM-
PLS, model penelitian diestimasi dengan melakukan evaluasi model pengukuran (outer model) dan
evaluasi model struktural (inner model).
Evaluasi Model Pengukuran (Outer Model) Ulangan I
Evaluasi terhadap model awal dilakukan untuk memastikan model yang didasarkan pada
TPB dan faktor-faktor lain yang terlibat didalamnya dapat diaplikasikan pada penelitian ini.
Berdasarkan hipotesis yang telah disusun, diperoleh diagram path model perilaku yang diuji
dengan SEM yaitu sebagai berikut.
Gambar 2. Model Perilaku Konsumen Ulangan I
Keterangan Gambar : S = Sikap, N = Norma Subjektif, K = Kontrol Perilaku Dipersepsi, I = Intensi, P = Kepraktisan
Produk, B = Brand Loyalty, H = Halal Certificate Awareness, D = Daya Tarik Sensoris, Ha = Harga, Ls = Lembaga
Sertifikasi Halal, L = Lokasi Swalayan
Evaluasi mode pengukuran menilai validitas konvergen menggunakan parameter nilai loading
factor dari variabel konstruk dan nilai AVE dari variabel laten. Penilaian reliabilitas model dengan
menggunakan composite reliability lebih dari nilai 0,6 (Ghozali et.al, 2015). Berikut adalah hasil
penilaian validitas konvergen yang tercantum pada Tabel 1.
B-44
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Tabel 1. Hasil Penilaian Validitas Konvergen dan Composite Reliability
B-45
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Dari hasil penilaian validitas konvergen, variabel yang tidak valid adalah I1, S3, N3, K1, B1, B2,
D1, D2, D3, Ha1, Ha2, Ha3,L2, dan Ls1. Nilai Composite Reliability variabel laten yang tidak
memenuhi syarat adalah D, Ha, I, dan Demografi sedangkan variabel yang lain memiliki nilai lebih
dari 0,6 sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel yang memenuhi syarat telah reliabel.
Evaluasi Model Struktural (Inner Model) Ulangan I
Evaluasi model struktural dilakukan dengan melihat R-squares dan melihat signifikansi
hubungan antar variabel laten. Nilai R-squares 0,67; 0,33 dan 0,19 menunjukkan bahwa model
kuat, moderat atau lemah (Chin 1998 dalam Ghozali et.al 2015). Tabel 3.2 adalah nilai R-squares
dari masing-masing variabel laten.
Tabel 2. Nilai R-squares Variabel Laten
Variabel Laten Nilai R-squares Kekuatan Model
Perilaku 0,1274 Lemah
I 0,4139 Moderat
S 0,1982 Lemah
Langkah selanjutnya adalah melihat nilai keofisien dan signifikansi variabel laten. Besarnya
koefisien parameter menunjukkan besarnya pengaruh hubungan variabel. Signifikansi dapat dilihat
jika nilai T-statistik yang dihasilkan >1,96 (t tabel signifikansi 5% = 1,96).
Tabel 3. Pengujian Hipotesis Model
Hubungan Nilai T-Statistics Hubungan Nilai T-Statistics
B -> I 0,773331 (tidak signifikan) K -> PERILAKU 1,522140 (tidak signifikan)
D -> I 0,641938 (tidak signifikan) L -> I 0,470337 (tidak signifikan)
H -> S 3,778907 Ls ->S
0,7511 (tidak signifikan)
Ha -> I 0,635827 (tidak signifikan) N -> I 0,239192 (tidak signifikan)
I ->
PERILAK 2,133206 P -> I 0,589340 (tidak signifikan)
U
K -> I 0,180541 (tidak signifikan) S -> I 4,845811
Demografi -> I 0,6521 (tidak signifikan)
Dari hasil Bootstraping yang dilakukan, diperoleh nilai signifikansi hubungan antar variabel.
Dalam memperbaiki model perilaku konsumen, variabel laten yang tidak signifikan dihilangkan
dari model dan selanjutnya diuji ulang.
Evaluasi Model Pengukuran Ulangan II
Berdasarkan evaluasi model struktural dan pengukuran pada model perilaku ulangan I,
diperoleh hasil bahwa dari 12 variabel laten yang membentuk perilaku konsumen, terdapat 9
variabel yang memiliki hubungan tidak signifikan. Oleh karena itu, peneliti memodifikasi model
perilaku yang sudah ditetapkan sebelumnya. Modifikasi model dilakukan dengan cara parameter
kelayakan model yang tidak terpenuhi akan dibuang. Variabel yang memenuhi parameter tetap
dipertahankan dan untuk mencari hubungan baru antar variabel laten yang membentuk perilaku
B-46
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
konsumen dilakukan perubahan susunan model yang didasarkan pada referensi, penelitian
terdahulu atau teori. Variabel B, D, Ha, P, K, dan N dihapus. Variabel L dan Ls diubah
hubungannya sehingga hipotesis model yang digunakan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hipotesis Model Perilaku Konsumen Ulangan II
HIPOTESIS DASAR
Ha.1 L S Yoo et.al (1998), Anic (2010)
Ha.2 H S Mohammed et.al (2008)
Ha.3 Ls H Khalek (2014)
Ha.4 S I Ajzen(2006)
Ha.5 I PERILAKU Ajzen(2006)
Pada Gambar 2 diketahui bahwa nilai pH kompos antara 7,35 hingga 8,00. pH yang
didapatkan termasuk ke dalam pH ideal yaitu 6,5-8,0 (Rynk, 1992). Apabila dibandingkan dengan
penelitian yang sama yaitu tentang proses pengomposan limbah penyulingan minyak nilam yang
dilakukan Salim dan Sriharti (2008), pH akhir kompos yang dihasilkan adalah 7,4 dimana pH
tersebut sudah memenuhi SNI (6,8-7,49) (BSN, 2004). Pada pH tersebut, unsur mikro pada kompos
seperti Fe, Zn, Cu, B, Mn dan Mo akan terlarut (Sriharti dan Takiyah, 2007), sehingga kompos
tidak berbahaya bagi tanah dan tanaman. Hasil analisa pH dari proses pembalikan awal hingga
akhir apabila dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh Salim dan Sriharti memang
cenderung lebih tinggi. Akan tetapi pada hasil akhir kompos pada periode pembalikan 2 hari dan 4
hari dapat mendekati hasil akhir pH kompos pada penelitian Salim dan Sriharti (2008).
Gambar 3 menunjukkan model perilaku konsumen yang sudah dimodifikasi
Gambar 3. Model Perilaku Modifikasi
Keterangan Gambar : S = Sikap, I = Intensi, H =Halal Certificate Awareness, Ls = Lembaga
Sertifikasi Halal, L = Lokasi Swalayan
Selanjutnya dilakukan evaluasi mode pengukuran ulangan II dengan menilai validitas dan
reliabilitas model. Berikut adalah hasil penilaian validitas konvergen yang tercantum pada Tabel
5.
B-47
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Tabel 5. Nilai Validitas Konvergen
Variabel Validitas Convergent Composite Reliability
Loading AVE
Factor
Intensi (I) 1,00 1,000000
I2 1,00
Sikap (S) 0,56 0,788752
S1 0,88
S2 0,72
S3 0,60
Lembaga Sertifikasi 0,60
0,818274
(Ls)
Ls1 0,753
Ls2 0,779
Ls3 0,792
Halal Certificate 0,85 0,921925
Awareness (H)
H1 0,929
H2 0,920
Lokasi Swalayan (L) 0,69 0,817489
L1 0,761
L2 0,888
PERILAKU 1,00 1,000000
Frekuensi Membeli 1,00
Dari hasil penilaian validitas konvergen, seluruh variabel konstruk dan variabel laten dinyatakan
valid. Selanjutnya dilakukan penilaian reliabilitas model dengan menggunakan composite
reliability dari variabel laten. Nilai Composite Reliability seluruh variabel laten lebih dari 0,6
sehingga dapat dinyatakan bahwa semua variabel telah reliabel.
Evaluasi Model Struktural Ulangan II
Evaluasi model struktural ulangan II menghasilkan nilai R-squares berikut.
Tabel 6. Nilai R-Squares Variabel
Variabel Laten Nilai R-squares Kekuatan Model
H 0,1272 Lemah
I 0,3983 Moderat
Perilaku 0,0892 Lemah
S 0,2292 Lemah
Langkah selanjutnya adalah melihat nilai koefisien parameter dan signifikansi. Signifikansi dapat
dilihat jika nilai T-statistik yang dihasilkan >1,96 (t tabel signifikansi 5% = 1,96). Berikut adalah
B-48
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
nilai koefisien dan nilai t statistik dari variabel laten ke variabel laten lain yang tercantum pada
Tabel 7.
Tabel 7 Pengujian Hipotesis Variabel Ulangan II
Hubungan T-Statistics Hubungan T-Statistics
Ls -> H 4,0081
I ->
2,6827
PERILAKU
H -> S 3,9452 L -> S 2,0686
S -> I 8,2333
Hasil evaluasi model struktural menunjukkan bahwa variabel laten Ls signifikan mempengaruhi H.
Variabel H signifikan mempengaruhi variabel laten S. Variabel laten L juga sidnifikan
mempengaruhi variabel S. Variabel I signifikan dipengaruhi oleh variabel S dan signifikan
mempengaruhi perilaku.
Hasil akhir model setelah dievaluasi adalah sebagai berikut.
Gambar 4. Model Perilaku Hasil Evaluasi
Berdasarkan nilai t-statistik maka hasil uji masing- masing hipotesis sebagai berikut :
a. Lembaga Sertifikasi Halal Berpengaruh secara Positif terhadap Halal Certificate
Awareness.
Hipotesis pertama menguji mengenai pengaruh lembaga sertifikasi halal terhadap Halal Certificate
Awarenessatau kepedulian konsumen terhadap sertifikat halal. Lembaga sertifikasi halal
berpengaruh positif terhadap kepedulian konsumen terhadap sertifikat halal. Hal ini mencerminkan
bahwa semakin tinggi kepahaman dan kepercayaan konsumen terhadap fungsi dan kinerja LPPOM
MUI maka semakin tinggi pula kepedulian konsumen terhadap sertifikat halal yang ada pada
produk yang mereka konsumsi. Dengan meningkatnya kepahaman dan kepercayaan konsumen
dengan LPPOM MUI, mereka semakin sadar tentang pentingnya sertifikat halal pada produk yang
dikonsumsi. Kondisi ini dapat tercipta karena LPPOM MUI menjalankan fungsinya dalam
B-49
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
mensosialisasikan program kerja kepada masyarakat. Hal ini sejalan dengan yang diteliti oleh
Khalek (2012) dalam penelitiannya mengenai sertifikasi halal yang dikeluarkan oleh JAKIM
(Lembaga Sertifikasi di Malaysia).
b. Halal certificate awareness berpengaruh positif terhadap Sikap Konsumen dalam Berpe
rilaku
Hipotesis kedua menguji mengenai pengaruh Halal Certificate Awarenessatau kepedulian
konsumen terhadap sertifikat halal dengan sikap konsumen dalam berperilaku. Kepedulian
konsumen terhadap sertifikat halal berpengaruh positif terhadap sikap konsumen. Hal ini
mencerminkan bahwa semakin tinggi kesadaran konsumen terhadap sertifikat halal dari produk
yang mereka beli, semakin besar keyakinan konsumen bahwa kehalalan produk merupakan faktor
yang penting, memberikan pengaruh yang baik dalam diri konsumen. Hubungan yang sama
ditunjukkan oleh Mohammed (2008) bahwa kesadaran konsumen untuk selalu mengecek logo halal
pada produk secara signifikan mempengaruhi kepercayaan konsumen terhadap sikap konsumen
dalam pembelian makanan halal di Malaysia.
c. Lokasi Swalayan berpengaruh positif terhadap Sikap Konsumen dalam Berperilaku.
Hipotesis ketiga menguji mengenai pengaruh lokasi swalayan terhadap sikap konsumen dalam
berperilaku. Lokasi swalayan signifikan berpengaruh terhadap sikap konsumen dalam berperilaku.
Hal ini sesuai dengan yang dijelaskan oleh Yoo et.al (1998), bahwa lokasi swalayan sebagai salah
satu karakteristik ritel secara signifikan langsung mempengaruhi sikap konsumen dalam
berperilaku.
d. Sikap Konsumen berpengaruh secara positif terhadap Intensi Konsumen dalam
Berperilaku
Hipotesis keempat menguji mengenai pengaruh sikap konsumen terhadap Intensi konsumen dalam
berperilaku. Sikap konsumen signifikan berpengaruh terhadap intensi konsumen dalam membeli
olahan ayam yang bersertifikat halal. Sesuai dengan teori TPB oleh Ajzen (2006) sikap konsumen
merupakan salah satu faktor pembentuk intensi berperilaku. Namun pada penelitian ini, faktor lain
seperti norma subyektif tidak signifikan mempengaruhi intensi. Hal ini dapat terjadi karena
karakteristik konsumen yang sebagian besar adalah mahasiswa pendatang yang lebih mandiri
sehingga tidak terpengaruh oleh lingkungan sosialnya. Kontrol perilaku yang dipersepsi juga tidak
berpengaruh secara signifikan dalam membentuk intensi, hal ini dapat terjadi karena di D.I
Yogyakarta sendiri konsumen dengan mudah mendapatkan makanan olahan ayam yang
bersertifikat halal.
e. Intensi Konsumen berpengaruh secara positif terhadap Perilaku Konsumen.
Hipotesis kelima menguji mengenai pengaruh intensi konsumen terhadap Perilaku konsumen
dalam membeli olahan ayam bersertifikat halal di swalayan. Pengaruh yang diberikan intensi
terhadap perilaku konsumen merupakan pengaruh negatif, yang artinya bahwa semakin tinggi
intensi konsumen dalam membeli olahan ayam, maka semakin kecil frekuensi membeli yang
dilakukan. Hal ini dapat terjadi jika konsumen membeli olahan ayam dalam jumlah besar selama
sebulan sehingga frekuensi pembelian yang terhitung kecil, namun volume pembelian besar. Akan
tetapi, dalam penelitian ini tidak diteliti mengenai seberapa besar volume pembelian pada saat
konsumen membeli makanan olahan ayam.
Penentuan Karakteristik pada Setiap Cluster yang Terbentuk
Berikut adalah karakteristik masing- masing Cluster berdasarkan demografi dan faktor
pembentuk perilaku konsumen.
B-50
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Tabel 8. Karakteristik Cluster I dan II
Cluster I Cluster II
Segmentasi Karakter Karakter
Demografi
Jumlah Anggota 157 Orang 44 Orang
Jenis Kelamin Mayoritas Perumpuan Mayoritas Perempuan
Usia Mayoritas Usia Remaja 17-25 tahun Mayoritas Usia remaja 17-25 tahun
Jenis Kelamin Mayoritas Perempuan Mayoritas Perempuan
Pendidikan terakhir Mayoritas lulusan Diploma ke atas Mayoritas lulusan SMA
Pekerjaan Mayoritas mahasiswa dan ibu rumah
tangga
Mayoritas mahasiswa dan ibu
rumah tangga
Penghasilan Mayoritas berpenghasilan <1,2 juta Mayoritas berpenghasilan <1,2 juta
Pengeluaran untuk
makan
jumlah pengeluaran untuk makan
600-1,2 juta
Jumlah pengeluaran untuk makan
300-600 ribu
Jumlah tanggungan Diri sendiri Diri sendiri
frekuensi Membeli Mayoritas pembelian 1x Mayoritas pembelian 1x
Nama Swalayan yang
sering dikunjungi
Indomaret Indomaret
Jenis Produk Olahan
Favorit
Nuget Nuget
Faktor Pembentuk
Perilaku
Intensi Berkemauan untuk selalu memilih
makanan olahan ayam yang memiliki
sertifikasi halal dari LPPOM MUI
Netral
Sikap Konsumen Faktor Kehalalan produk menjadi : Faktor kehalalan produk menjadi :
- faktor yang sangat penting - Faktor yang tidak penting
- Berpengaruh - berpengaruh
- memberikan rasa nyaman dalam
hidup mereka
Halal Certificate
Awareness
- Memiliki kesadaran penuh
terhadap logo halal pada produk
- Tidak memiliki kesadaran tinggi
terhadap label halal pada produk.
- Memastikan logo halal yang
tercantum pada produk yang dibeli
merupakan logo halal yang
dikeluarkan oleh LPPOM MUI.
- Tidak pernah memastikan logo
halal yang tercantum pada
produk yang dibeli merupakan
logo halal yang dikeluarkan oleh
LPPOM MUI.
Lembaga Sertifikasi
Halal
- paham peran dan tugas LPPOM
MUI
- Tidak paham dengan peran dan
tugas LPPOM MUI
- percaya bahwa LPPOM MUI dapat
menjamin kehalalan produk yang
disertifikasi
- percaya bahwa LPPOM MUI
melakukan pengawasan berkala
Dari tabel diatas dapat disimpulkan bahwa Cluster I merupakan kelompok konsumen yang sangat
terdidik dan kritis terhadap status kehalalan makanan olahan ayam di swalayan dan Cluster II
merupakan kelompok konsumen yang cukup terdidik dan tidak kritis terhadap status kehalalan
makanan olahan ayam. Dalam peningkatan pangsa pasar makanan olahan ayam bersertifikat halal,
fokus dari strategi yang akan disusun adalah kelompok konsumen yang kritis terhadap status
kehalalan pangan dari apa yang dikonsumsi.
B-51
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
Penyusunan Strategi Pemasaran Makanan Olahan Ayam Bersertifikat Halal di D.I
Yogyakarta
Tujuan dari penelitian ini yang pertama adalah mengetahui faktor- faktor yang
mempengaruhi perilaku konsumen dalam mengkonsumsi produk makanan olahan ayam
bersertifikat halal di Propinsi D.I. Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa intensi
konsumen dalam membeli olahan ayam bersertifikat halal dipengaruhi oleh sikap positif konsumen.
Intensi konsumen dibentuk oleh faktor sikap konsumen sebesar 39,8 % (R2). Oleh karena itu, upaya
peningkatan pangsa pasar dari makanan olahan ayam bersertifikasi halal di DI.Yogyakarta dapat
dilakukan dengan strategi yang berfokus pada faktor-faktor yang signifikan membentuk intensi
positif konsumen.
Faktor yang Dominan
Mempengaruhi Perilaku
Konsumen
Alat Ukur Strategi
Intensi Konsumen
berpengaruh negatif terhadap
frekuensi pembelian
Pola Konsumsi yang diterapkan
oleh konsumen adalah pola belanja
bulanan
Untuk meningkatkan sumber daya beli
konsumen, swalayan dapat menerapkan
promo potongan harga di awal bulan
Sikap Konsumen
berpengaruh positif terhadap
intensi konsumen
- Pentingnya faktor halal dalam
pembelian makanan olahan ayam
Untuk membentuk sikap positif
konsumen, swalayan bekerjasama
dengan lembaga sertifikasi halal
menghimbau kepada konsumen tentang
pentingnya makanan halal melalui
banner, promo hadiah dan flyer.
Produsen mencantumkan logo halal
dari LPPOM MUI pada bagian
kemasan yang mudah terlihat oleh
pembeli.
- Pengaruh faktor halal dalam diri
konsumen
- Dampak yang dirasakan
konsumen dalam mengkonsumsi
makanan olahan ayam yang
bersertifikat halal.
Halal Awarenes Kesadaran konsumen untuk selalum
mengecek logo halal pada makanan
olahan ayam.
Swalayan megharuskan produsen yang
memasok produknya ke swalayan
untuk mencantumkan logo halal dari
LPPOM MUI pada makanan olahan
ayam.
Kesadaran konsumen terhadap
sertifikasi halal dari LPPOM MUI
Swalayan mencantumkan sertifikasi
halal dari LPPOM MUI pada produk
makanan olahan ayam yang dijual
termasuk produk dalam bentuk curah.
Lembaga Serifikasi Halal Pemahaman konsumen mengenai
pran dan tugas LPPOM MUI
Swalayan dan LPPOM MUI bekerja
sama dengan menyediakan booth
informasi dan flyer mengenai daftar
produk tersertifikasi LPPOM MUI dan
peran, fungsi serta kegiatan dari
LPPOM MUI.
Saya percaya bahwa sertifikasi
halal yang diberikan oleh LPPOM
MUI dapat menjamin kehalalan
produk tersebut.
Saya Percaya bahwa LPPOM MUI
melakukan pengawasan secara
berkala terhadap proses produksi
makanan tersebut.
Lokasi Swalayan Kedekatan lokasi swalayan dengan
tempat tinggal konsumen.
Untuk lebih mendekatkan konsumen
dengan swalayan dan produk yang
ditawarkan, swalayan menyediakan
layanan antar kepada konsumen
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Faktor yang dominan mempengaruhi intensi konsumen dalam membeli makanan olahan ayam
bersertifikat halal di ritel moderen adalah sikap konsumen yang dibentuk oleh faktor halal
awareness sebagai faktor yang paling berpengaruh (R2= 0,445) dan yang kedua adalah lokasi
swalayan (R2= 0,1917). Halal awareness juga dipengaruhi oleh penilaian konsumen terhadap
B-52
Prosiding Seminar Agroindustri dan Lokakarya Nasional FKPT-TPI Program Studi TIP-UTM, 2-3 September 2015
ISBN: 978-602-7998-92-6
lembaga sertifikasi halal (R2=0,357).
2. Strategi pemasaran yang tepat untuk meningkatkan potensi pasar terhadap olahan ayam yang
telah bersertifikat halal naik antara lain :
- promo potongan harga di awal bulan
- swalayan bekerjasama dengan lembaga sertifikasi halal menghimbau kepada konsumen
tentang pentingnya makanan halal melalui banner, promo hadiah dan flyer
- produsen mencantumkan logo halal dari LPPOM MUI pada bagian kemasan yang mudah
terlihat oleh pembeli,
- Swalayan mengharuskan produsen mencantumkan logo halal dari LPPOM MUI
- Swalayan mencantumkan sertifikat halal dari LPPOM MUI pada produk makanan curah
- Swalayan dan LPPOM MUI bekerja sama untuk menyediakan booth informasi mengenai
dafar produk tersertifikasi LPPOM MUI dan peran, fungsi serta kegiatan dari LPPOM MUI
- Jasa layanan antar produk swalayan kepada konsumen
Saran
1. Bagi indutri pangan khususnya produsen makanan olahan ayam, diharapkan untuk
konsisten melaksanakan sistem jaminan halal selama proses produksi di perusahaan hengga
ke tangan konsumen dan selalu memperbarui sertifikasi halal pada produk yang dijual
sehingga kegiatan bisnisnya akan terus berkembang.
2. Bagi pemerintah sebagai pelaksana undang-undang Jaminan Produk Halal, diharapkan
melakukan langkah-langkah implementasi bertahap berupa sosialisasi, mempersiapkan
sistem pengawasan dan sanksi kepada produsen terkait sertifiksi halal sehingga di tahun
2019 nanti pelaksanaan jaminan produk halal benar-benar dapat dilaksanakan.
3. Bagi LPPOM MUI sebagai lembaga sertifikasi halal terbesar di Indonesia, diharapkan
mampu memberikan edukasi yang meluas kepada produsen makanan dan konsumen terkait
keamanan dan kehalalan pangan, serta mempermudah mekanisme pengurusan sertifikasi
halal bagi produsen tanpa mengurangi kinerja pengolahan lembaga.
DAFTAR PUSTAKA
Ajzen, I. (2006). Theory of Planned Behavior. http://people.umass.edu/~aizen. [28 Januari 2014]
Disperindagkop Sleman (2013). Pendataan toko Modern Kabupaten Sleman Tahun 2013. Bidang
Perdagangan, Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi, Kabupaten Sleman
Ghazali, I. & Fuad (2012). Teori, Konsep, dan Aplikasi dengan Program LISREL 8.80, Edisi
Ketiga. Badan Penerbit Universitas Diponegoro, Semarang.
Lee, Hyun-Joo & Zee-Sun Yun. (2015). Consumers’ Perceptions of Organic Food Attributes and
Cognitive and Affective Attitudes as Determinants of Their Purchase Intentions Toward
Organic Food. Food Quality and Preference 39 : 259-267
Liao, C-S, W-H, Chih etc (2012). A Cross-Curtural Exaintension of Store Environment Cues and
Purchase Intention in Taiwan and the United States, Journal of Applied Business and
Economics 13(1) : 2012
Mohamed, Z, Golnaz R, Mad N.S., Eddie C.F. (2008). Halal logo and Consumer Confidence :
What are the important factors?. Economic and Technology Management Review 3 : 37-45
USDA FAS (2013). Indonesia Retail Report Update 2013.
http://gain.fas.usda.gov/Recent%20GAIN%%20Publications/Reatail%20Foods_Jakarta_In
donesia_12-13-2013.pdf. [29 November 2013]
Yee, W-F, & Sidek Y. (2008). Influence of Brand Loyalty on Consumer Sportswear. International
Journal of Economics and Management 2(2) : 221-236
B-53